• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS LUAS PRODUKSI AIR MINUM PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) WAYRILAU DI BANDARLAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS LUAS PRODUKSI AIR MINUM PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) WAYRILAU DI BANDARLAMPUNG"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS LUAS PRODUKSI AIR MINUM PADA

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM)

WAYRILAU DI BANDARLAMPUNG

Oleh

Arief Pambudi

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univeritas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

ANALISIS LUAS PRODUKSI AIR MINUM PADA PERUSAHAAN

DAERAH AIR MINUM (PDAM) WAYRILAU DI BANDARLAMPUNG

Oleh

Arief Pambudi

Air minum merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Kebutuhan akan air bersih sangat mutlak antara lain untuk masak, minum, mandi, mencuci, dan sebagainya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin besar jumlah manusia dan semakin besar jumlah air bersih yang tersedia maka akan semakin banyak jumlah pemakaian air bersih tersebut.

(3)

Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi permasalahan pokok dalam penulisan ini adalah:”Apakah produksi yang dicapai oleh Perusahaan Daerah Air

Minum (PDAM) Wayrilau Kota Bandarlampung telah mencapai luas produksi yang optimal?”.

Alat analisis yang digunakan adalah Analisis Cost Profit Volume Relationship dan Analisis Break Even Point (BEP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas produksi optimal yang harus dicapai pada kapasitas 2.234.979 meter kubik air minum setiap bulan, sehingga setiap tahun harus berproduksi pada kapasitas 26.819.748 meter kubik, untuk mendapatkan keuntungan yang optimal sebesar Rp 67.416.000 per tahun yang merupakan jumlah keuntungan yang seharusnya diperoleh.

(4)
(5)
(6)
(7)

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL iii

DAFTAR LAMPIRAN iv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 B. Masalah 8

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 8

D. Kerangka Pemikiran 9

E. Hipotesis 10

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Produksi 11

B. Pengertian Manajemen Produksi 13

C. Pengertian Luas Produksi dan Luas Perusahaan 16

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Luas Produksi Optimal 17

E. Hubungan Luas Produksi dengan Biaya Produksi 19

III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 22

1 Penelitian Pustaka 22

(8)

B. Alat Analisis 23

1 Analisis Kuantitatif 23

2 Analisis Kualitatif 24

IV. HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 25

1 Sejarah Singkat Perusahaan 25

2 Struktur Organisasi 25

3 Operasi Bagian Teknik 31

1) Peralatan Produksi 32

2) Proses Produksi 34

3) Pengoperasian Bagian Administrasi Keuangan 37

B. Hasil Perhitungan 40

C. Pembuktian Produksi Optimal 44

D. Pembahasan 45

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 48

B. Saran 49

DAFTAR PUSTAKA 50

(9)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kadar Jenis Bahan yang Dibenarkan di Dalam Setiap Liter Air 2 2. Sumber Air dan Kapasitas Produksi yang Terpasang pada

PDAM Wayrilau Kota Bandarlampung Tahun 2011 4 3. Kapasitas Produksi yang Terpasang dan Kapasitas Produksi

yang Terpakai pada PDAM Wayrilau Kota Bandarlampung di

13 Kecamatan Tahun 2011 4 4. Volume Produksi, Total Biaya Produksi dan Biaya Rata-rata

Produksi per m3 Air Bandarlampung Tahun 2011 6 5. Volume Produksi, Total Pendapatan, Total Biaya serta Laba

Produksi Air Minum per Bulan pada Perusahaan Daerah Air

Minum (PDAM) Wayrilau Kota Bandarlampung Tahun 2011 7 6. Daftar dari Pemakaian Air Bersih pada PDAM Wayrilau Kota

Bandarlampung 39

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Volume Produksi, Total Pendapatan, Total Biaya serta Laba Produksi Air Minum per Bulan pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Wayrilau Kota Bandarlampung Tahun 2011

2. Perhitungan untuk Mencari Persamaan Fungsi Penerimaan pada PDAM Wayrilau Kota Bandarlampung

3. Perhitungan untuk Mencari Persamaan Fungsi Biaya pada PDAM Wayrilau Kota Bandarlampung

(11)

I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan, manusia memerlukan air selama hidupnya. Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan sebagainya.

Semakin bertambah jumlah penduduk, maka kebutuhan air semakin meningkat. Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat yang semakin meningkat diperlukan adanya peningkatan sektor industri yang dengan sendirinya akan meningkatkan lagi aktivitas penduduk serta penggunaan sumber daya air.

Menurut Soekidjo Notoadmodjo (2003:1), air yang sehat harus mempunyai persyaratan sebagai berikut :

1. Syarat fisik

Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tidak berwarna), tidak berasa, suhu dibawah udara di luarnya, sehingga dalam kehidupan sehari-hari cara mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik tidak sukar.

2. Syarat bakteriologis

(12)

terkontaminasi bakteri pathogen adalah dengan memeriksa sampel (contoh) air tersebut. Dan bila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari 4 bakteri e.coli maka air tersebut telah memenuhi syarat kesehatan.

3. Syarat kimia

Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat yang tertentu di dalam jumlah yang tertentu pula. Kelebihan atau kekurangan salah satu zat kimia di dalam air akan menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia. Bahan-bahan atau zat kimia yang terdapat dalam air yang ideal antara lain terlihat pada Tabel 1 berikut ini:

Tabel 1. Kadar Jenis Bahan yang Dibenarkan di Dalam Setiap Liter Air Jenis Bahan Kadar yang Dibenarkan (mg/liter)

Flour (F) 1 - 1,5

Karbon Dioksida (CO2) 0

Sumber : Notoadmodjo (1996 : 153)

Sumber-sumber air bersih antara lain (Departemen Kesehatan:1996) : 1. Air hujan

Air hujan dapat ditampung dan dijadikan air minum yang sehat apabila ditambahkan kalsium di dalamnya.

2. Air sungai atau danau

(13)

3 dan sering disebut dengan air tanah.

5. Air sumur dalam

Air ini bersumber dari tanah dengan kedalaman lebih dari lima belas meter.

(14)

Tabel 2. Sumber Air dan Kapasitas Produksi yang Terpasang pada PDAM Wayrilau Kota Bandarlampung Tahun 2011

No. Sumber Air Kecamatan Kapasitas (liter/detik)

1. Sungai Kahuripan T. Betung Selatan 680

2. Mata Air Batu Putih Kemiling 85

Sumber : PDAM Wayrilau Kota Bandarlampung, 2012.

Tabel 3. Kapasitas Produksi yang Terpasang dan Terpakai pada PDAM Wayrilau Kota Bandarlampung pada 13 Kecamatan Tahun 2011

No Kecamatan Kapasitas Terpasang

(liter / detik)

Sumber : (www.PDAM Kota Bandarlampung.go.id), 2012.

(15)

5

Kegiatan perusahaan dalam memproduksi barang dan jasa-jasa pada dasarnya adalah memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia baik bahan baku, bahan pembantu, tenaga kerja, modal dan mesin-mesin dengan tujuan mendapatkan keuntungan.

Kapasitas mesin yang dimiliki PDAM Wayrilau Kota Bandarlampung untuk Tahun 2011 adalah sebesar 990 liter per detik. Dengan produksi rata-rata 24 jam per hari maka kapasitas mesin dalam satu tahun adalah sebesar 31.220.640.000 liter atau 31.220.640 m3 air minum dengan asumsi 1 tahun adalah 365 hari. Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa jumlah produksi air minum untuk Tahun 2011 adalah 20.863.000 m3, jadi kapasitas mesin yang digunakan sebesar 66,82 % atau kapasitas mesin yang belum terpakai sebesar 33,18 %.

Menurut Reksohadiprodjo dan Gitosudarmo (1988:55)

Luas produksi adalah ukuran terhadap apa dan berapa banyak barang-barang yang diproduksi oleh suatu perusahaan tertentu.

Menurut Ahyari (1986:19)

Luas produksi adalah merupakan kapasitas yang dipergunakan (kapasitas yang terpakai) oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu.

Luas perusahaan merupakan kapasitas yang tersedia atau kapasitas yang dipasang (kapasitas terpasang) dalam suatu perusahaan tertentu.

Penentuan luas produksi sebagai aplikasi usaha mencapai tujuan tersebut harus dilakukan, karena luas produksi merupakan suatu ukuran berapa banyak atau volume produksi yang seharusnya diproduksi oleh perusahaan dalam satu periode.

(16)

yang terlalu besar mengakibatkan biaya yang dikeluarkan untuk investasi bahan baku, tenaga kerja, bahan pembantu, biaya gudang dan juga investasi untuk aktiva tetap terlalu besar. Luas produksi yang terlalu kecil mengakibatkan perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan pelanggan di pasar. Di samping itu dapat mengakibatkan tingginya harga pokok produksi karena biaya tetap yang ditanggung oleh volume produksi yang terlalu kecil.

Perusahaan perlu mengatur jumlah barang yang akan diproduksi dengan faktor-faktor produksi yang dimiliki perusahaan agar luas produksi optimal akan tercapai. Perusahaan tidak lagi akan merubah volume produksi dalam jangka pendek karena keuntungan maksimal telah tercapai pada saat luas produksi optimal. Produksi air minum yang dihasilkan PDAM Wayrilau Kota Bandarlampung dengan kapasitas yang terpasang dan biaya yang dikeluarkan selama Tahun 2011 dapat dilihat dalam Tabel 4.

Tabel 4. Volume Produksi, Total Biaya Produksi dan Biaya Rata-rata Produksi per m3 Air Bandarlampung Tahun 2011

No. Bulan Volume Produksi (m3)

Jumlah 20.863.000 22.218.240.000 12.792

(17)

7

Tabel diatas menunjukkan hubungan antara tingkat produksi yang dicapai dengan besar kecilnya biaya produksi yang ditanggung perusahaan yang akhirnya akan mempengaruhi besarnya harga per m3 air yang diproduksi.

Perubahan harga rata-rata produksi dan volume produksi di PDAM Wayrilau Kota Bandarlampung akan berpengaruh terhadap keuntungan yang diperoleh perusahaan. Keuntungan produksi yang dihasilkan dengan kapasitas terpasang dan biaya yang dikeluarkan pada PDAM Wayrilau Kota Bandarlampung dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini :

Tabel 5. Volume Produksi, Total Pendapatan, Total Biaya serta Laba Produksi Air Minum per Bulan pada Perusahaan Air Minum (PDAM) Wayrilau Kota Bandarlampung Tahun 2011

No. Bulan 1. Januari 1.850.000 1.995.450.000 1.958.000.000 37.450.000 2. Febuari 1.875.000 1.998.560.000 1.975.750.000 22.810.000 3. Maret 1.760.000 1.907.980.000 1.850.340.000 57.640.000 4. April 1.785.000 1.870.230.000 1.820.210.000 50.020.000 5. Mei 1.788.000 1.999.740.000 1.990.620.000 9.120.000 6. Juni 1.810.000 1.935.640.000 1.880.420.000 55.220.000 7. Juli 1.675.000 1.870.070.000 1.760.660.000 109.410.000 8. Agustus 1.780.000 1.906.078.000 1.867.950.000 38.128.000 9. September 1.650.000 1.860.760.000 1.720.606.000 140.154.000 10. Oktober 1.730.000 1.990.880.000 1.853.785.000 137.095.000 11. November 1.560.000 1.850.065.000 1.770.999.000 79.066.000 12. Desember 1.600.000 1.865.850.000 1.768.900.000 96.950.000 Jumlah 20.863.000 23.051.303.000 22.218.240.000 833.063.000 Sumber : PDAM Wayrilau Kota Bandarlampung, 2012.

(18)

dipengaruhi oleh luas produksinya, oleh karena itu dalam hubungannya dengan usaha pencapaian tujuan perusahaan penentuan luas produksi optimal sangat penting bagi perusahaan.

B. Permasalahan

Kapasitas mesin yang dimiliki PDAM Wayrilau Kota Bandarlampung untuk Tahun 2011 adalah sebesar 990 liter per detik. Dengan produksi rata-rata 24 jam per hari maka kapasitas mesin dalam satu tahun adalah sebesar 31.220.640.000 liter atau 31.220.640 m3 air minum dengan asumsi 1 tahun adalah 365 hari. Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa jumlah produksi air minum untuk Tahun 2011 adalah sebesar 20.863.000 m3, jadi kapasitas mesin yang digunakan sebesar 66,82 % atau kapasitas mesin yang belum terpakai sebesar 33,18 %.

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang timbul dari penulisan ini adalah “Apakah luas produksi air minum pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Wayrilau Bandarlampung sudah optimal?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penulisan

(19)

9

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah : 1. Manfaat Empiris (Fisik)

 Untuk menambah sumber informasi data sekunder bagi

peneliti-peneliti lain yang membutuhkan.

 Untuk sumbangan pemikiran bagi perusahaan dalam rangka penetapan

kebijaksanaan produksi baik untuk saat ini maupun di masa yang akan datang

2. Manfaat Teori

 Untuk membandingkan antara teori yang didapat dengan kenyataan

yang ada.

 Untuk membandingkan hasil penelitian sejenis yang telah dilakukan

sebelumnya.

D. Kerangka Pemikiran

Dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu memperoleh keuntungan yang maksimal sesuai dengan kondisi perusahaan luas produksi merupakan pertimbangan utama dalam menentukan kebijakan perusahaan. Luas produksi harus direncanakan dan diperhitungkan dengan cermat.

(20)

Produksi optimal merupakan kegiatan produksi yang memberikan keuntungan paling besar bagi perusahaan sehingga tidak ada lagi dorongan bagi perusahaan untuk merubah volume produksi dalam jangka pendek.

Gambar 1. Kerangka Pikir Luas Produksi Optimal

E. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, permasalahan dan kerangka pemikiran, maka hipotesis yang diajukan dalam penulisan ini adalah “Luas Produksi Perusahaan

Daerah Air Minum (PDAM) Wayrilau Kota Bandarlampung belum optimal”.

Permintaan Kapasitas Produksi

Bahan Baku Tenaga Kerja

Luas Produksi

Total Cost

Marginal Cost

Marginal Revenue Total Revenue

Penjualan

Luas Produksi Optimal

(21)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Produksi

Untuk memenuhi kebutuhan yang beraneka ragam, manusia memerlukan barang dan jasa. Suatu kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa disebut produksi. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang dan jasa.

Menurut Reksohadiprodjo dan Gitosudarmo (1993:1)

Produksi adalah penciptaan atau penambah faedah bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi.

Menurut Drs. Mohamad Hatta (1994:4)

Produksi adalah segala pekerjaan yang menimbulkan guna, memperbesar guna yang ada dan membagikan guna itu diantara orang banyak.

Menurut Drs. Eko Harsono (1994:4)

(22)

Menurut Assauri (1995)

Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan barang dan jasa.

Menurut Assauri (1999:11)

Produksi merupakan suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output).

Menurut Magfuri (1987:72)

Produksi adalah mengubah barang agar mempunyai kegunaan untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Produksi merupakan segala kegiatan untuk menciptakan atau menambah guna atas suatu benda yang ditunjukkan untuk memuaskan orang lain melalui pertukaran.

Menurut Hatta (2000:9)

Produksi adalah segala pekerjaan yang menimbulkan guna, memperbesar guna yang ada dan membagikan guna itu di antara orang banyak.

Menurut Harsono (2000:9)

(23)

13

Menurut Hadiprodjo dan Soedarmo (1999:1)

Produksi merupakan penciptaan atau penambah faedah bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi sehingga lebih bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan manusia.

Menurut Ahyari (2002)

Produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah kegunaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada.

Menurut Heizer dan Render (2005:4)

Produksi adalah proses penciptaan barang dan jasa.

Barang dan jasa yang di produksi adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kegiatan produksi membutuhkan faktor-faktor produksi seperti sumber alam, tanaga kerja, modal dan teknologi. Pada hakekatnya produksi merupakan pencipta atau penambahan faedah atau bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi sehingga lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia. Pengertian produksi secara luas luas adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan yang dapat menimbulkan kegunaan dari suatu barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan orang banyak.

B. Pengertian Manajemen Produksi

Menurut Prawirosentono (2009:1)

(24)

planning), mendesain produk (product designing), sistem produksi (production system) untuk mencapai tujuan organisasi.

Menurut Assauri (1999:12)

Manajemen produksi (operasi) merupakan proses pencapaian dan pengutilisasian sumber-sumber daya untuk memproduksi atau menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa yang berguna sebagai usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.

Menurut Ahyari (2008)

Manajemen produksi merupakan proses kegiatan untuk mengadakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dari produksi dan proses produksi.

Menurut Reksohadiprodjo (2008)

Manajemen produksi merupakan usaha mengelola dengan cara optimal terhadap faktor-faktor produksi atau sumber seperti manusia, tenaga kerja, mesin dan bahan baku yang ada.

Menurut Heizer dan Render (2005:4)

Manajemen produksi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output.

Menurut Herjanto (2003:2)

(25)

15

untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan.

Menurut Assauri (1999:12)

Manajemen produksi dan operasi merupakan proses pencapaian dan pengutilisasian sumber daya – sumber daya untuk memproduksi atau menghasilkan barang atau jasa yang berguna untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.

Menurut Reksohadiprodjo dan Soedarmo (1999:2)

Manajemen produksi adalah usaha pengelolaan secara optimal terhadap faktor-faktor produksi (resources) yang terbatas adanya untuk mendapatkan hasil tertentu dengan menggunakan prinsip-prinsip ekonomi yaitu dengan pengorbanan tertentu untuk mendapatkan hasil yang sebanyak-banyaknya atau dengan tingkat hasil tertentu diusahakan dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya.

Menurut Handoko (2000:3)

(26)

Manajemen Produksi merupakan alat untuk mengelola secara optimal faktor-faktor seperti bahan baku, tenaga kerja/manusia dan mesin/peralatan yang dimiliki perusahaan. Manajemen produksi merupakan proses pencapaian dan pengutilisasian sumber daya yang ada guna memproduksi atau menghasilkan barang atau jasa yang berguna untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan manajemen produksi adalah memproduksi atau mengatur produk dalam jumlah, kualitas harga, waktu dan tempat tertentu sesuai dengan kebutuhan konsumen.

C. Pengertian Luas Produksi dan Luas Perusahaan

Untuk mencapai keuntungan yang optimal bagi perusahaan maka luas produksi merupakan pertimbangan utama yang harus diprioritaskan oleh pimpinan perusahaan dalam merencanakan produksi.

Menurut Reksohadiprodjo dan Gitosudarmo (1987:53)

Luas produksi adalah merupakan jumlah atau volume hasil produksi yang seharusnya diproduksi oleh suatu perusahaan dalam satu periode.

Pengertian luas produksi merupakan ukuran terhadap apa dan berapa banyak barang-barang yang diproduksi oleh suatu perusahaan tertentu. Semakin banyak barang yang diproduksi, baik jumlah maupun jenisnya, semakin besar luas produksinya.

(27)

17

sehingga sering kali luas produksi dikatakan luas perusahaaan dan luas perusahaan dikatakan luas produksi.

Menurut Ahyari (1987:57)

Luas perusahaan adalah suatu kapasitas yang tersedia didalam suatu perusahaan.

Luas perusahaan adalah kemampuan maksimal suatu perusahaan untuk menghasilkan barang dengan fasilitas produksi yang ada.

Luas perusahaan ini akan relatif tetap dalam jangka waktu tertentu, sampai ada pengurangan atau penambahan kapasitas yang tersedia dalam suatu perusahaan yang bersangkutan.

Dalam menentukan jenis barang dan jasa yang akan dihasilkan tergantung pada jenis faktor-faktor produksi yang tersedia dalam perusahaan. Untuk menetapkan berapa jumlah barang dan jasa yang akan dihasilkan memerlukan penelitian terlebih dahulu secara cermat berdasarkan pada berbagai macam faktor-faktor yang membatasinya antara lain bahan baku, tenaga kerja, kapasitas mesin dan pemintaan barang yang dihasilkan sehingga di peroleh jumlah yang optimal. Penentuan luas produksi yang tepat berarti perusahaan lebih efektif dalam memanfaatkan faktor-faktor produksi yang di milikinya.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Luas Produksi Optimal

(28)

1. Tersedianya bahan baku

Jumlah bahan baku yang tersedia sangat penting dalam penentuan luas produksi. Produksi tidak akan dapat dilaksanakan melebihi jumlah bahan baku yang tersedia.

2. Tersedianya kapasitas mesin yang dimiliki

Kapasitas mesin merupakan batasan dalam memproduksi suatu barang. Suatu perusahaan tidak akan memproduksi barang dengan jumlah melebihi kemampuan mesin yang dimiliki.

3. Tersedianya tenaga kerja

Tenaga kerja yang dimiliki oleh perusahaan berpengaruh terhadap kelancaran dari proses produksi yang pada akhirnya juga mempengaruhi proses yang dihasilkan.

4. Batasan permintaan

Permintaan merupakan salah satu batasan dalam memproduksi suatu barang. Karena peusahaan tidak akan memproduksi barang dengan jumlah melebihi batas permintaan yang ada meskipun bahan baku yang tersedia banyak. Apabila perusahaan memproduksi melebihi batas permintaan yang ada, maka kelebihan produksi itu akan disimpan dan hal ini akan memerlukan biaya simpan dan biaya pemeliharaan.

5. Faktor-faktor produksi yang lain

(29)

19

E. Hubungan Luas Produksi dengan Biaya Produksi

Hubungan antara pengertian dengan analisis luas produksi yang perlu diketahui adalah pembagian biaya produksi kedalam biaya tetap dan variable. Pembagian didasarkan pada hubungan antara besarnya biaya dengan banyaknya barang dihasilkan dalam jangka waktu yang pendek.

Menurut R.A Supriyono (1999:16)

Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau yang digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan dan akan dipakai sebagai pengurang penghasilan.

Menurut Mulyadi (2000:8)

Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.

Menurut Miller (2000:295)

Biaya adalah sebagai salah satu nilai suatu sumber dalam penggunaan.

Menurut Sumayang (2003:18)

(30)

Menurut Prawirosentono (2009:121)

Biaya adalah sesuatu pengorbanan sumber daya ekonomi yang tidak terhindarkan untuk mencapai tujuan tertentu.

Berdasarkan pada hubungan antar besarnya biaya dengan banyaknya barang yang dihasilkan dalam jangka waktu yang pendek, biaya dapat dikelompokan kedalam tiga jenis biaya yaitu :

1. Biaya tetap (fixed cost)

Dikatakan biaya tetap karena biaya tersebut tidak dipengaruhi oleh perubahan dan volume barang yang dihasilkan. Misalnya biaya penyusutan, gaji direksi, biaya administrasi, biaya distribusi, biaya bunga, biaya pemeliharaan gedung dan lain-lain. Pola biaya tetap dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Biaya tetap (fixed cost) cost

FC (Fixed cost)

Out put q1 q2 q3

Sumber : Reksohadiprodjo dan Gitosudarmo (1986:57) 2. Biaya variabel (variable cost)

(31)

21

3. Biaya semi tetap (semifixed cost)

(32)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif menurut Muhammad Ali (2007) adalah metode yang digunakan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi pada masa sekarang, yang dilakukan dengan langkah - langkah pengumpulan, klasifikasi. Dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang sesuatu keadaan secara obyektif dalam mendiskripsikan situasi.

1 Penelitian Pustaka

Penelitian dilakukan dengan cara mengadakan penelitian literature, brosur, tulisan karya ilmiah dan buku-buku yang berkaitan dengan penulisan ini.

2 Penelitian Lapangan

Penelitian lapangan dilakukan dengan cara:

1. Observasi, yaitu melakukan penelitian dan pengamatan langsung mengenai kegiatan dan keadaan perusahaan.

(33)

23

B. Alat Analisis

1 Analisis Kuantitatif

Menurut Duwi Prayitno (2010:7:8) data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka, penulis menggunakan data interval yaitu data bukan dari hasil kategorasi dan dapat dilakukan perhitungan artimatika. Alat analisis kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

a. Analisis Cost Profit Volume Relationship

Analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan Analisis Cost Profit

Volume Relationship. Untuk mengetahui berapa yang harus diproduksi

sehingga perusahaan mencapai luas yang produksi optimal. Karena

keuntungan adalah selisih antara Total Revenue (TR) dan Total Cost

(TC). Untuk menentukan fungsi Total Pendapatan/Total Revenue (TR)

dapat dibuat persamaan sebagai berikut:

Fungsi biaya dapat dicari dengan menggunakan pendekatan garis lengkung, dengan menggunakan model persamaan sebagai berikut:

TC : Y : a + bX + cX2

(34)

b dan c : Koefisien Regresi X : Kapasitas Produksi Air

Produksi optimal adalah suatu keadaan perusahaan yang memperoleh keuntungan maksimal, yang akan tercapai pada saat turunan pertama Total Revenue (TR1) dikurangi turunan pertama Total Cost (TC1) sama dengan nol atau TR1 - TC1 = 0, atau dengan kata lain Marginal Revenue (MR) = Marginal Cost (MC)

b. Analisis Break Event Point

Untuk mengetahui tingkat break event yang terjadi pada saat TR – TC = 0 atau TR = TC = 0 dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

TR = TC = 0 Keterangan:

TR = Total Penerimaan TC = Total Biaya

2 Analisis Kualitatif

(35)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil perhitungan dan analisis data serta kondisi yang ada di PDAM Wayrilau Kota Bandarlampung adalah:

1. Untuk mencapai luas produksi optimal dengan mempergunakan persamaan MR = MC, maka PDAM Wayrilau Kota Bandralampung setiap bulannya harus berproduksi sebesar 2.234.979 meter kubik air minum, yang akan memberikan keuntungan sebesar Rp. 5.618.000 per bulan atau Rp. 67.416.000 per tahun.

2. Berdasarkan analisis data pada PDAM Wayrilau Kota Bandarlampung Tahun 2011 dapat disimpulkan bahwa air minum pada Tahun 2011 belum mencapai luas produksi optimal, karena perusahaan berproduksi di bawah luas produksi optimal yaitu sebesar 20.863.000 meter kubik. Kapasitas mesin yang dimiliki PDAM Wayrilau Kota Bandarlampung untuk Tahun 2011 adalah sebesar 990 liter per detik. Dengan produksi rata-rata 24 jam per hari maka kapasitas mesin dalam satu tahun adalah sebesar 31.220.640.000 liter atau 31.220.640 m3 air minum dengan asumsi 1 tahun adalah 365 hari.

(36)

hanya menggunakan pengalaman tahun-tahun sebelumnya bukan berdasarkan teori atau metode tertentu sehingga luas produksinya belum optimal dan laba yang diperoleh belum optimal.

B. Saran

1. PDAM Wayrilau Kota Bandarlampung dalam menentukan jumlah produksi hendaknya berpedoman pada luas produksi optimal, yaitu sebesar 26.819.748 meter kubik air minum per tahun atau sebesar 2.234.979 meter kubik air minum per bulannya, karena jumlah produksi sebesar itu akan memberikan keuntungan yang maksimal.

2. PDAM Wayrilau Kota Bandarlampung dalam melaksanakan proses produksi harus memperhatikan penggunaan faktor-faktor produksi dan jumlah permintaan masyarakat agar perusahaan dapat bekerja atau berproduksi secara mangkus dan sangkil.

3. PDAM Wayrilau Kota Bandarlampung harus dapat menekan sekecil mungkin tingkat kebocoran pada saluran distribusi, agar jumlah air minum yang diproduksi dapat didistribusikan secara maksimal sehingga penjualan air minumnya dapat semaksimal mungkin.

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Ahyari, Agus. 1986. Manajemen Produksi, Pengendalian Produksi, Jilid 1. Edisi 4. Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta.

Ahyari, Agus. 1987. Manajemen Produksi, Pengendalian Produksi, Jilid 2. Edisi 4. Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta.

Assuari, Sofjan. 1999. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi, Penerbit BP-UI. Jakarta.

Choir, 18 April 2010 at 01:20

Duwi Prayitno. 2010. Paham Analisis Statistik Data dengan SPSS, PT. BUKU SERU, Jakarta.

Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. 2005. Edisi Revisi Ketiga. Penerbit Universitas Lampung.

Heizer, Jay dan Render, Barry. 2009. Manajemen Operasi. Jilid 1. Edisi 9. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Notoadmodjo, Soekidjo, 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

(38)

Reksohadiprodjo, Sukanto dan Gitosudarmo, Indriyo, 1986.Manajemen Produksi. Edisi 4. Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Sumayang, Lalu. 2003. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Jilid 1. Edisi 1. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Sutarto. 1993. Dasar-dasar Organisasi, Gajah Mada University Press Yogyakarta.

Supranto, J. 2001. Statistik Teori dan Aplikasi. Jilid II. Edisi 6. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Tika, Pabundu. 2004. Analisis multivariate dengan program IBM SPSS 18. Badan Penerbit Universitas Diponogoro, Semarang

Tika, Pabundu. 2005. Analisis multivariate dengan program IBM SPSS 19. Badan Penerbit Universitas Diponogoro, Semarang

http://id.shvoong.com/business-management/technology-operations-

management/2220857-pengertian-manajemen-produksi-dan-produksi/#ixzz23bQzf1aN

http://id.shvoong.com/business-management/technology-operations-

Gambar

Tabel 1. Kadar Jenis Bahan yang Dibenarkan di Dalam Setiap Liter Air
Tabel 2. Sumber Air dan Kapasitas Produksi yang Terpasang pada PDAM
Tabel 4. Volume Produksi, Total Biaya Produksi dan Biaya Rata-rata
Tabel 5.  Volume Produksi, Total Pendapatan, Total Biaya serta Laba
+3

Referensi

Dokumen terkait

ANALISIS RASIO SEBAGAI DASAR PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM.. (PDAM) DI

Tujuan dari penelitian ini untuk mengukur kinerja keuangan pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Surakarta ditinjau dari Aspek Keuangan berdasarkan surat

SEBAGAI DASAR PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) DI KABUPATEN KLATEN ”.

HUBUNGAN KUALITAS PRODUK DENGAN KEPUASAN PELANGGAN AIR MINUM DALAM KEMASAN HAZORA PADA PERUSAHAAN.. DAERAH AIR MINUM

HUBUNGAN KUALITAS PRODUK DENGAN KEPUASAN PELANGGAN AIR MINUM DALAM KEMASAN HAZORA PADA PERUSAHAAN.. DAERAH AIR MINUM

Analisis bakteri koliform pada air minum PDAM bermanfaat untuk. memberi masukan kepada masyarakat yang mengkonsumsi air minum

Sehubungan dengan penelitian yang berjudul ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA SARI DI KODYA BINJAI, dalam rangka memenuhi salah satu

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AIR MINUM PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA. NCIHO