ANALISIS PENGARUH CAR, BOPO, NPL, NIM DAN LDR TERHADAP ROA PT. BANK MANDIRI (PERSERO) TBK
PADA TAHUN 2012 ABSTRAK
Oleh : DESNATARI
0741011112
Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi perusahaan. Termasuk didalamanya adalah perusahaan – perusahaan pada sektor perbankan. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai Financial Intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Bank Manditi Tbk sebagai salah satu bank BUMN yang menjual sahamnya di pasar modal perlu dilihat kinerja keuangannya agar dapat dinilai oleh Investor.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah CAR, BOPO, NPM, NIM dan LDR berpengaruh terhadap kinerja keuangna Bank Mandiri tahun 2012. Sehingga hipotesis yang diajukan adalah CAR, BOPO, NPM, NIM dan LDR berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank mandiri tahun 2012.
Setelah dilakukan penelitian dengan membandingkan rasio-rasio CAR, BOPO, NPM, NIM, dan LDR Bank Mandiri dengan bangk swasta yang juga menjual
ANALISIS PENGARUH CAR, BOPO, NPL, NIM DAN LDR TERHADAP ROA PT. BANK MANDIRI ( PERSERO ) TBK
PADA TAHUN 2012
Oleh
DESNATARI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
RIWAYAT HIDUP
Penulis di lahirkan di Bandar Lampung tanggal 15 Desember 1985 anak kedua
dari tiga bersaudara Fajar Noviandi, SE. Dan Muhammad Riski Kurniawan, SE.
Anak Kandung dari Muhammad Kohar, SE dan Juwita Pastiana.
Jenjang pendidikan yang pernah di tempuh oleh penulis adalah Sekolah Dasar di
Sekolah Dasar Negeri 1 Tanjung Raya Bandar Lampung yang di selesaikan pada
tahun 1997, Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bandar Lampung yang
diselesaikan pada tahun 2000, Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bandar
Lampung yang di selesaikan pada tahun 2003. Penulis Melanjutkan kejenjang
perguruan tinggi pada program Diploma Tiga dijurusan Manajemen Program
Studi Diploma Tiga Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas
Lampung yang diselesaikan pada tahun 2006. Pada tahun 2010 penulis diterima
sebagai Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen ( Non
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan
Ayah dan Ibu Tercinta
Terima kasih Ayah atas perjuanganmu untukku dapat
melanjutkan pendidikan sampai jenjang ini. Dan terima kasih ibu yang tak
henti-hentinya memberikan semangat dan dukungan moril maupun materil serta
do’a kepada anakmu ini.
Kakak dan adikku tersayang, yang senantiasa memberikan doa dan semangat
untuk mencapai keberhasilanku.
MOTO
Sungguh bersama kesukaran dan keringanan, karena itu bila kau telah selesai (mengerjakan yang lain ). Dan kepada Tuhan, berharaplah.
(Q.S AL- Insyirah 6-8 )
SANWACANA
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya serta sholawat dan salam kepada nabi Muhammad SAW
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ‘‘Analisis Likuiditas
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk di Bursa Efek Indonesia ( BEI) Tahun 2012’’.
Banyak pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini baik secara moril maupun spiritual maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. DR. Satria Bangsawan,SE., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
2. .Bapak Moneyzar Usman,SE., M.Si. selaku pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Bapak Habibullah Dzimat, SE., M.Si selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Bapak Muhidin Sirat, SE., M.Si selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
5. Bapak M Syatibi, Ch, SE selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan perhatiannya dalam proses menyusun skripsi ini. 6. Bapak Renaldi Bursan, SE. M.M selaku Dosen Pembimbing, terima kasih
atas waktu dan bimbingannya.
7. Seluruh staff/TU Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang banyak memberikan bantuan .
8. Kedua orang tuaku tersayang, untuk ibuku Juwita pastiana terima kasih atas segala doa dan ridhonya, dan untuk ayahku M Khohar, SE. Terimakasin atas dukungan dan motinasinya.
10.Anak- anakku tercinta Aqila Khairunnisa Ruskandi dan Alliqa Khairanni Ruskandi karena telah menjadi penyemangat dalam hidup bunda.
11.Saudara- saudaraku Fajar Noviandi,SE dan M Riski Kurniawan,SE yang banyak memberikan dukungannya.
12.Ayah mertuaku Alm. Suwarto B,Sc atas tuntutannya, dan ibu mertuaku Rosdiana untuk segala doa dan dukungannya.
13.Saudara iparku Tri Joko Sasongko dan Kartika Dewi,SE atas dukungannya dalam proses penyelesaian studi ini .
14.Pimpinan sekolah Pelita Bangsa, kepada Bu Yanti Sutanto,M.Pd. ibu Sinta Damayanti,S.Sos atas segala dorongannya.
15.Andriana Susmayanti,M.Pd , Shinta Widia,M.Pd dan Lili Lidiasari yang selalu setia membantu.
16.Rekan- rekan mahasiswa / mahasiswi manajemen non reguler, teruntuk Dian Purnamasari sahabatku terimakasih atas kerja sama dan motivasinya, Reny Herawati, Abdul Maji, dan rekan – rekan yang tidak dapat disebut satu persatu terima kasih atas segala kerja keras dan kerja sama yang telah kita bangun selama ini. Keep up the work guys.
17.Terimakasih untuk diri sendiri selalu mampu menjaga kekuatan fikiran dan jasmani dalam proses penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang sifatnya membangun akan menyempurnakan penulisan skripsi ini serta bermanfaat bagi penulis, pembaca, dan bagi peneliti selanjutnya.
Bandar Lampung, September 2014 Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... i
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 6
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 8
1.3.1. Tujuan Penelitian ... 8
1.3.2. Kegunaan Penelitian ... 9
1.4. Kerangka Pemikiran ... 10
1.4.1. Capital Adequacy Ratio (CAR) dan pengaruhnya terhadap Return On Asset (ROA) ... 10
1.4.2. Efisiensi Operasi (BOPO) dan pengaruhnya terhadap Return On Asset (ROA) ... 12
1.4.3. Non Performing Loan (NPL) dan pengaruhnya terhadap Return On Asset (ROA)... 13
1.4.4. Net Interest Margin (NIM) terhadap kinerja perbankan yang diukur dengan Return on Asset (ROA)... 15
1.5. Hipotesis ... 19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Return On Asset... 20
2.1.1. Capital Adequacy Ratio (CAR) dan pengaruhnya terhadap Return On Asset (ROA) ... 23
2.1.2. Efisiensi Operasi (BOPO) dan pengaruhnya terhadap Return On Asset (ROA)... 25
2.1.3. Non Performing Loan (NPL) dan pengaruhnya terhadap Return On Asset (ROA)... 26
2.1.4. Net Interest Margin (NIM) dan pengaruhnya terhadap Return On Asset (ROA) ... 28
2.1.5. Loan to Deposit Ratio (LDR) dan pengaruhnya terhadap Return On Asset (ROA) ... 30
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data ... 32
3.1.1 Jenis Data ... 32
3.1.2 Sumber Data ... 32
3.2. Populasi dan Sampel ... 33
3.2.1 Populasi ... 33
3.2.2 Sampel ... 33
3.3 Metode Pengumpulan Data ... 33
3.4.1 Return On Asset (ROA)... 34
3.4.2 Capital Adequacy Ratio (CAR) ... 34
3.4.3 Beban Operasi terhadap Pendapatan Operasi (BOPO)... 35
3.4.4 Non Performing Loan (NPL) ... 35
3.4.5 Net Interest Margin (NIM) ... 36
35.6 Loan to Deposit Ratio (LDR) ... 36
3.5 Teknik Analisis Data ... 37
3.5.1 Analisis Kinerja Perbankan ... 37
3.5.2 Analisis Regresi Berganda ... 37
3.5.3 Pengujian Hipotesis ... 38
3.5.3.1 Uji t ... 38
3.5.3.2 Uji F ... 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Perbandingan Nilai CAR ...43
4.2 Analisis Perbandingan Non Performing Loan (NPL)...46
4.3 Analisis Likuiditas ...49
4.3.1 Analisis Perbandingan Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional...40
4.3.2 Analisis Perbandingan Return on Asset (ROA)...43
4.4 Analisis Perbandingan Loan to Deposit Ratio (LDR)...46
5.2 Saran ... 54
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1 Rata-Rata Nilai CAR Bank Mandiri dengan BCA ... 41
4.2 Hasil Uji CAR BankMandiri dengan Bank Swasta ... 42
4.3 Rata-Rata Nilai NPL BankMandiri dengan BCA ... 44
4.4 Hasil Uji NPL Bank Mandiri dengan BCA ... 45
4.5 Perbandingan Rasio BOPO... 46
4.6 Hasil Uji BOPO BankMandiri dengan BCA ... 47
4.7 Perbandingan Rasio ROA ... 48
4.8 Hasil Uji ROA BankMandiri dengan Bank Swasta ... 49
4.9 Data Loan to Deposit Ratio ... 50
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Lampiran Data Rasio Keuangan
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang
bagi perusahaan. Termasuk didalamnya adalah perusahaan-perusahaan pada
sektor perbankan. Industri Perbankan memegang peranan penting bagi
pembangunan ekonomi sebagai Financial Intermediary atau perantara pihak yang
kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Menurut Ali (2006), bank
didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang memiliki izin usaha untuk
beroperasi sebagai bank, yaitu menerima penempatan dana-dana yang
dipercayakan masyarakat kepada bank tersebut, memberikan pinjaman kepada
masyarakat dan dunia usaha pada umumnya, memberi akseptasi atas berbagai
bentuk surat utang yang disampaikan pada bank tersebut serta menerbitkan cek.
Usaha perbankan sendiri lahir karena pada kenyataannya tidak semua orang yang
menabung menggunakan tabungannya untuk keperluannya seharihari, sedangkan
banyak kegiatan usaha lain yang membutuhkan modal lebih banyak dari
kemampuan para pemilik usaha tersebut (Jaya, 1998).
Terjadinya krisis moneter di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 membawa
2
yang mengalami kredit macet. Hal tersebut mempengaruhi iklim investasi pasar
modal dibidang perbankan baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut
Pohan (2002), krisis moneter di Indonesia secara umum dapat dikatakan
merupakan imbas dari lemahnya kualitas system perbankan. Liberalisasi sektor
perbankan sejak tahun 1988 lebih banyakberimplikasi pada peningkatan kuantitas
daripada kualitas lembaga perbankan, sehingga efisiensi dan stabilitas perbankan
masih jauh dari yang diharapkan.
Rendahnya kualitas perbankan antara lain tercermin dari lemahnya kondisi
internal sektor perbankan, lemahnya manajemen bank, moral hazard yang timbul
akibat mekanisme exit yang belum tegas serta belum efektifnya pengawasan yang
dilakukan Bank Indonesia. Sedangkan menurut Ali, (2006), penyebab terjadinya
krisis ekonomi di Indonesia bukan lemahnya fundamental ekonomi, tetapi karena
merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika.
Kondisi perbankan ini mendorong pihak-pihak yang terlibat didalamnya untuk
melakukan penilaian atas kesehatan bank. Salah satu pihak yang perlu mengetahui
kinerja dari sebuah bank adalah investor sebab semakin baik kinerja bank tersebut
maka jaminan keamanan atas dana yang diinvestasikan juga semakin besar.
Dengan menggunakan rasio keuangan, investor dapat mengetahui kinerja suatu
bank. Hal ini sesuai dengan pernyataan Muljono (1999) bahwa perbandingan
dalam bentuk rasio menghasilkan angka yang lebih obyektif, karena pengukuran
kinerja tersebut lebih dapat dibandingkan dengan bank-bank yang lain ataupun
3
Kinerja perusahaan dapat dilihat melalui berbagai macam variable atau indikator.
Variabel atau indikator yang dijadikan dasar penilaian adalahlaporan keuangan
perusahaan yang bersangkutan. Apabila kinerja sebuahperusahaan publik
meningkat, nilai keusahaannya akan semakin tinggi.Menurut Ikatan Akuntansi
Indonesia (IAI, 1995), kinerja perusahaan dapatdiukur dengan menganalisa dan
mengevaluasi laporan keuangan. Informasiposisi dan kinerja keuangan dimasa
lalu seringkali digunakan sebagai dasaruntuk memprediksi posisi keuangan dan
kinerja dimasa depan dan hal-hal lainyang langsung menarik perhatian pemakai
seperti pembayaran deviden, upah,pergerakan harga sekuritas dan kemampuan
perusahaan untuk memenuhikomitmennya ketika jatuh tempo. Kinerja merupakan
hal penting yang harusdicapai oleh setiap perusahaan dimanapun, karena kinerja
merupakan cerminandari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan
mengalokasikan sumberdayanya.
Menurut Sofyan (2003), kinerja perbankan dapat diukur denganmenggunakan
rata-rata tingkat bunga pinjaman, rata-rata tingkat bungasimpanan, dan
profitabilitas perbankan. Lebih lanjut lagi dalam penelitiannyamenyatakan bahwa
tingkat bunga simpanan merupakan ukuran kinerja yanglemah dan menimbulkan
masalah, sehingga dalam penelitiannya diisimpulkanbahwa profitabilitas
merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukurkinerja suatu bank.
Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah rate of returnequity (ROE) untuk
perusahaan pada umumnya dan return on asset (ROA)pada industri perbankan.
Return on Asset (ROA) memfokuskan kemampuanperusahaan untuk memperoleh
4
mengukur return yang diperoleh dari investasipemilik perusahaan dalam bisnis
tersebut (Mawardi, 2005). Sehingga dalampenelitian ini ROA digunakan sebagai
ukuran kinerja perbankan.
Alasan dipilihnya Return on Asset (ROA) sebagai ukuran kinerja adalahkarena
ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalammenghasilkan
keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.ROA merupakan rasio
antara laba sebelum pajak terhadap total asset. Semakinbesar ROA menunjukkan
kinerja keuangan yang semakin baik, karena tingkatkembalian (return) semakin
besar. Apabila ROA meningkat, berartiprofitabilitas perusahaan meningkat,
sehingga dampak akhirnya adalahpeningkatan profitabilitas yang dinikmati oleh
pemegang saham (Husnan,1998).
Beberapa faktor yang bepengaruh terhadap kinerja bank adalah CAR,BOPO,
NPL, NIM, dan LDR. Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasiokeuangan yang
berkaitan dengan permodalan perbankan dimana besarnyamodal suatu bank akan
berpengaruh pada mampu atau tidaknya suatu banksecara efisien menjalankan
kegiatannya. Jika modal yang dimiliki oleh banktersebut mampu menyerap
kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan,maka bank dapat mengelola
seluruh kegiatannya secara efisien, sehinggakekayaan bank (kekayaan pemegang
saham) diharapkan akan semakinmeningkat demikian juga sebaliknya (Muljono,
1999). Dengan demikianCapital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai pengaruh
5
Menurut ketentuan Bank Indonesia, BOPO merupakan perbandingan antaratotal
biaya operasi dengan total pendapatan operasi. Efisiensi operasi dilakukanoleh
bank dalam rangka untuk mengetahui apakah bank dalam operasinya
yangberhubungan dengan usaha pokok bank, dilakukan dengan benar
(sesuaidengan harapan pihak manajemen dan pemegang saham) serta
digunakanuntuk menunjukkan apakah bank telah menggunakan semua factor
produksinya dengan tepat guna dan berhasil guna (Mawardi, 2005).
Dengandemikian efisiensi operasi suatu bank yang diproksikan dengan rasio
BOPOakan mempengaruhi kinerja bank tersebut.
Bank dalam menjalankan operasinya tentunya tak lepas dari berbagaimacam
risiko. Risiko usaha bank merupakan tingkat ketidak pastian mengenaisuatu hasil
yang diperkirakan atau diharapkan akan diterima (Permono, 2000).Non
Performing Loan (NPL) merupakan rasio keuangan yang bekaitan denganrisiko
kredit. Menurut Ali (2006), risiko kredit adalah risiko dari kemungkinanterjadinya
kerugian bank sebagai akibat dari tidak dilunasinya kembali kredityang diberikan
bank kepada debitur. Non Performing Loan adalahperbandingan antara total kredit
bermasalah dengan total kredit yang di berikankepada debitur. Bank dikatakan
mempunyai NPL yang tinggi jika banyaknyakredit yang bermasalah lebih besar
daripada jumlah kredit yang diberikankepada debitur. Apabila suatu bank
mempunyai NPL yang tinggi, maka akanmemperbesar biaya, baik biaya
pencadangan aktiva produktif maupun biayalainnya, dengan kata lain semakin
6
Kemudian Net Interest Margin (NIM)mencerminkan resiko pasar yang timbul
karena adanya pergerakan variabelpasar, dimana hal tersebut dapat merugikan
bank. Berdasarkan peraturan BankIndonesia salah satu proksi dari risiko pasar
adalah suku bunga, yang diukurdari selisih antar suku bunga pendanaan (funding)
dengan suku bunga pinjamanyang diberikan (lending) atau dalam bentuk absolut
adalah selisih antara totalbiaya bunga pendanaan dengan total biaya bunga
pinjaman dimana dalamistilah perbankan disebut Net Interest Margin (NIM)
(Mawardi, 2005). Dengandemikian besarnya NIM akan mempengaruhi laba-rugi
Bank yang padaakhirnya mempengaruhi kinerja bank tersebut. Sementara Loan to
DepositRatio (LDR) merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank
untukmemenihi kewajiban yang harus dipenuhi. Sehingga semakin tinggi LDR
makalaba bank semakin meningkat (dengan asumsi bank tersebut
mampumenyalurkan kreditnya dengan efektif), dengan meningkatnya laba bank,
makakinerja bank juga meningkat. Dengan demikian besar-kecilnya rasio LDR
suatubank akan mempengaruhi kinerja bank tersebut.
1.2 Perumusan Masalah
Atas dasar latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapatdisimpulkan
terjadinya suatu kesenjangan (gap) antara teori yang selama inidianggap benar dan
selalu diterapkan pada industri perbankan dengan kondisiempiris bisnis
perbankan.Hal tersebut diperkuat dengan adanya beberapa riset gap antarapeneliti
satu dengan peneliti yang lain, perbedaan pendapat antar penelitisecara garis besar
7
Menurut Mawardi (2005), dalam penelitiannya tentang analisis factor-faktoryang
mempengaruhi kinerja bank umum di Indonesia dimana CAR danNIM
berpengaruh positif terhadap ROA, sementara BOPO dan NPLberpengaruh
negatif terhadap ROA. Penelitian yang dilakukan olehWerdaningtyas (2002),
tentang faktor yang mempengaruhi profitabilitas BankTake Over pramerger di
Indonesia menunjukkan bahwa CAR berpengaruhpositif terhadap ROA, LDR
berpengaruh negatif terhadap ROA, dan PangsaPasar tidak memiliki pengaruh
terhadap ROA. Sementara Usman (2003),dalam penelitiannya menunjukkan
bahwa NIM berpengaruh positif terhadapROA dikarenakan ROA dipengaruhi
oleh laba, kemudian LDR berpengaruhsignifikan terhadap laba bank sehingga
diprediksikan LDR juga mempunyaipengaruh yang signifikan terhadap ROA,
serta NPL tidak berpengaruhsignifikan terhadap perubahan laba. Sarifudin (2005),
dalam penelitiannyamenyatakan bahwa diantara variable CAR, BOPO, NPM,
NIM, DER danLDR, hanya variable BOPO yang berpengaruh signifikan terhadap
Laba.Sample yang digunakan adalah perbankan yang tercatat di BEJ periode
2000-2002 sebanyak 19 bank. Sementara penelitian yang dilakukan oleh
Suyono(2005), diketahui bahwa faktor yang berpengaruh signifikan terhadap
ROAadalah CAR, BOPO, dan LDR. Untuk variable NIM, NPL, pertumbuhan
labadan pertumbuhan kredit tidak menunjukkan hasil yang signifikan
terhadapROA.
Paparan diatas memperkuat alasan perlunya diadakan penelitian ini,yaitu analisis
8
perbankan yang tercatat di BEJ. Sehubungan dengan haltersebut diatas, maka
permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian iniadalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh dari Capital Adequacy Ratio (CAR)terhadap
kinerja perbankan yang diukur dengan Return on Asset(ROA)?
2. Apakah terdapat pengaruh dari BOPO terhadap kinerja perbankanyang
diukur dengan Return on Asset (ROA)?
3. Apakah terdapat pengaruh dari Non Performing Loan (NPL)terhadap
kinerja perbankan yang diukur dengan Return on Asset(ROA)?
4. Apakah terdapat pengaruh dari Net Interest Margin (NIM) terhadapkinerja
perbankan yang diukur dengan Return on Asset (ROA)?
5. Apakah terdapat pengaruh dari Loan Deposit Ratio (LDR) terhadapkinerja
perbankan yang diukur dengan Return on Asset (ROA)?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadapkinerja
perbankan yang diukur dengan Return on Asset (ROA).
2. Menganalisis pengaruh (BOPO) terhadap kinerja perbankan yangdiukur
dengan Return on Asset (ROA).
3. Menganalisis pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadapkinerja
9
4. Menganalisis pengaruh Net Interest Margin (NIM) terhadap
kinerjaperbankan yang diukur dengan Return on Asset (ROA).
5. Menganalisis pengaruh Loan Deposit Ratio (LDR) terhadap
kinerjaperbankan yang diukur dengan Return on Asset (ROA).
1.3.2 Kegunaan Penelitian
Sejalan dengan tujuan dari penelitian ini, maka kegunaan yangdiperoleh dari
penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Bagi Emiten
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satudasar
pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam bidangkeuangan
terutama dalam rangka memaksimumkan kinerjaperusahaan dan
pemegang saham, sehingga saham perusahaannyadapat terus bertahan dan
mempunyai return yang besar.
1. Bagi Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumberinformasi
untuk bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusaninvestasi saham
perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan atau referensiuntuk
10
1.4 Kerangka Pemikiran
1.4.1 Capital Adequacy Ratio (CAR) dan pengaruhnya terhadap Return On Asset (ROA).
Peranan modal sangat penting karena selain digunakan untuk kepentingan
ekspansi, juga digunakan sebagai “buffer” untuk menyerap kerugian kegiatan
usaha. Dalam hal ini Bank wajib memenuhi ketentuan Kewajiban Penyediaan
Modal Minimum (KPMM) yang berlaku untuk peningkatan modal (SE. Intern BI,
2004). Secara teknis, analisis tentang permodalan disebut juga sebagai analisis
solvabilitas, atau juga disebut capital adequacy analysis, yang mempunyai tujuan
untuk mengetahui apakah permodalan bank yang ada telah mencukupi untuk
mendukung kegiatan bank yang dilakukan secara efisien, apakah permodalan
bank tersebut akan mampu untuk menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat
dihindarkan, dan apakah kekayaan bank (kekayaan pemegang saham) akan
semakin besar atau semakin kecil (Muljono, 1999).
Lebih lanjut lagi menurut Muljono, untuk mengukur kemampuan permodalan
tersebut digunakan : primary ratio, capital ratio dan Capital Adequacy Ratio
(CAR). Kemudian Hempel, (1986) menyatakan bahwa ada tiga bentuk dasar dari
modal bank, yaitu pinjaman subordinasi, saham preferen, dan common equity.
Yang termasuk pinjaman subordinasi adalah segala bentuk kewajiban yang
mengandung bunga, untuk dibayar dalam jumlah yang tetap diwaktu yang akan
datang. Saham preferen adalah saham yangdeviden dan asset klaimnya dapat di
subordinasikan kepada deposan dan seluruh kreditur bank umum. Sementara
11
Jumlah kebutuhan modal suatu bank meningkat dari waktu kewaktu tergantung
dari tiga pertimbangan, yaitu tingkat pertumbuhan asset dan simpanan,
persyaratan kecukupan modal dari pihak yang berwenang, dan ketersediaan serta
biaya modal bank (Hempel, 1986). Menurut Muljono (1999), Capital Adequacy
Ratio adalah suatu rasio yang menunjukkan sampai sejauh mana kemampuan
permodalan suatu bank untuk mampu menyerap risiko kegagalan kredit yang
mungkin terjadi sehingga semakin tinggi angka rasio ini, maka menunjukkan bank
tersebut semakin sehat begitu juga dengan sebaliknya.
Sementara menurut Peraturan Bank Indonesia, CAR (Capital Adequancy Ratio)
adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank
yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank
lain) ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari
sumber-sumber diluar bank. Angka rasio CAR yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia adalah minimal 8%, jika rasio CAR sebuah bank berada dibawah 8%
berarti bank tersebut tidak mampu menyerap kerugian yang mungkin timbul dari
kegiatan usaha bank, kemudian jika rasio CAR diatas 8% menunjukkan bahwa
bank tersebut semakin solvable. Dengan semakin meningkatnya tingkat
solvabilitas bank, maka secara tidak langsung akan berpengaruh pada
meningkatnya kinerja bank, karena kerugian-kerugian yang ditanggung bank
12
1.4.2 Efisiensi Operasi (BOPO) dan pengaruhnya terhadap Return On Asset (ROA).
Peter Drucker, dalam Hanafi (1999), menyatakan bahwa efisiensi adalah
kemampuan menggunakan sumber daya yang tidak perlu. Efisiensi akan lebih
jelas jika dikaitkan dengan konsep perbandingan output-input. Output merupakan
hasil suatu organisasi, dan input merupakan sumber daya yang digunakan untuk
menghasilkan output tersebut. Dalam kasus perusahaan yang bergerak dibidang
perbankan, efisiensi operasi dilakukan untuk mengetahui apakah bank dalam
operasinya yang berhubungan usaha pokok bank, dilakukan dengan benar dalam
arti sesuai yang diharapkan manajemen dan pemegang saham. Efisiensi operasi
juga berpengaruh terhadap kinerja bank, yaitu untuk menunjukkan apakah bank
telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna (Mawardi,
2005).
Menurut Bank Indonesia, efisiensi operasi diukur dengan membandingkan total
biaya operasi dengan total pendapatan operasi atau yang sering disebut BOPO.
Rasio BOPO ini bertujuan untuk mengukur kemampuan pendapatan operasional
dalam menutup biaya operasional.
Rasio yang semakin meningkat mencerminkan kurangnya kemampuan bank
dalam menekan biaya operasional dan meningkatkan pendapatan operasionalnya
yang dapat menimbulkan kerugian karena bank kurang efisien dalam mengelola
13
rasio BOPO adalah dibawah 90%, karena jika rasio BOPO melebihi 90% hingga
mendekati angka 100% maka banktersebut dapat dikategorikan tidak efisien
dalam menjalankan operasinya. Pada penelitian ini variabel BOPO diambil
sebagai salah satu variabel atau faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan
bank, karena bagaimanapun juga jika kita berbicara mengenai kinerja suatu
perusahaan pastilah juga berhubungan dengan efisiensi operasi perusahaan
tersebut.
1.4.3 Non Performing Loan (NPL) dan pengaruhnya terhadap Return OnAsset (ROA)
Risiko, menurut Peraturan Bank Indonesia nomor 5 tahun 2003 adalah potensi
terjadinya suatu peristiwa (events) yang dapat menimbulkan kerugian bank. Risiko
akan selalu melekat pada dunia perbankan, hal ini disebabkan karena faktor situasi
lingkungan eksternal dan internal perkembangan kegiatan usaha perbankan yang
semakin pesat. Salah satu risiko usaha bank menurut Peraturan Bank Indonesia adalah
risiko kredit, yang didefinisikan : risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan
counterparty memenuhi kewajiban. Sementara menurut Susilo, et al. (1999), risiko
kredit merupakan risiko yang dihadapi bank karena menyalurkan dananya dalam
bentuk pinjaman kepada masyarakat. Karena berbagai hal, debitur mungkin saja
menjadi tidak memenuhi kewajibannya kepada bank seperti pembayaran pokok
pinjaman, pembayaran bunga dan lain-lain.
Tidak terpenuhinya kewajiban nasabah kepada bank menyebabkan bank menderita
14
Manajemen piutang merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan yang
operasinya memberikan kredit, karena makin besar piutang akan semakin besar
resikonya (Riyanto, 1997). Oleh karena itu perlu diantisipasi kemungkinan risiko
yang mungkin timbul dalam rangka menjalankan usaha. Sehingga manajemen perlu
meminimalisir risiko yang mungkin terjadi alam pengelolaan faktor produksi, sumber
dana dan sumber daya yang lain. Pengukuran risiko sangat berhubungan dengan
pengukuran return, hal ini disebabkan karena bank menghadapi risiko yang mungkin
timbul dalam rangka mendapatkan suatu return tertentu.
Pada penelitian ini rasio keuangan yang digunakan sebagai proksi terhadap nilai suatu
resiko kredit adalah rasio Non Performing Loan (NPL). Rasio ini menunjukan bahwa
kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan
oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin semakin buruk
kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar
maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar.
Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk
kredit kepada bank lain. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang
lancar, diragukan dan macet. Standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia adalah
kurang dari 5%, dengan rasio dibawah 5% maka Penyisihan Penghapusan Aktiva
Produktif (PPAP) yang harus disediakan bank guna menutup kerugian yang
ditimbulkan oleh aktiva produktif non lancar (dalam hal ini kredit bermasalah)
menjadi kecil.aktiva bank kebanyakan bersifat tidak liquid dengansumber dana
dengan jangka waktu lebih pendek. Indikator likuiditas antaralain dari besarnya
15
konsentrasi ketergantungan dari danabesar yang relatif kurang stabil, dan
penyebaran sumber dana pihak ketigayang sehat, baik dari segi biaya maupun dari
sisi kestabilan.
1.4.4 Net Interest Margin (NIM) dan pengaruhnya terhadap Return OnAsset (ROA).
Risiko pasar menurut Peraturan Bank Indonesia No.5 tahun 2003merupakan risiko
yang timbul karena adanya pergerakan variable pasardari portofolio yang dimiliki
oleh bank, dimana pergerakan tersebut bias mengakibatkan kerugian, dalam hal
ini adalah pergerakan suku bunga dannilai tukar. Secara umum kinerja bank
diukur dengan menggunakanvariable pertumbuhan pangsa pasar, variable
profitabilitas dan variablerate on return (Tainio, 2000). Kinerja bank menurun
atau meningkatditentukan oleh kombinasi faktor lingkungan, strategi dan struktur.
Menurut Tainio, (2000), Lenz mengidentifikasikan ada enam faktor
yangmenentukan kinerja organisasi, yaitu : 1). Properties of the environment(yang
meliputi struktur pasar, dan posisi persaingan dari unit bisnis); 2).Environment,
organization, structure; 3). Organization structure;4)Strategy; 5). Market
conditions; 6). Quality of management.
Berdasarkan ketentuan pada peraturan BI No.5/2003, salah satuproksi dari resiko
pasar adalah suku bunga, dengan demikian rasio pasardapat diukur dengan selisih
antara suku bunga pendanaan (funding)dengan suku bunga pinjaman diberikan
16
bunga pendanaandengan total biaya bunga pinjaman. Didalam dunia perbankan
dinamakanNet Interest Margin (NIM).
Rasio ini digunakan untuk mengukurkemampuan manajemen bank dalam
mengelola aktiva produktifnya untukmenghasilkan pendapatan bunga bersih.
Pendapatan bunga bersihdiperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga.
Rasio inimenunjukkan kemampuan bank dalam memperolah
pendapatanoperasionalnya dari dana yang ditempatkan dalam bentuk
pinjaman(kredit). Semakin tinggi NIM menunjukkan semakin efektif bank
dalampenempatan aktiva produktif dalam bentuk kredit.
Standar yang ditetapkanBank Indonesia untuk rasio NIM adalah 6% keatas.
Semakin besar rasioini maka meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva
produktif yangdikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam
kondisibermasalah semakin kecil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
semakinbesar net interest margin (NIM) suatu perusahaan, maka semakin
besarpula return on asset (ROA) perusahaan tersebut, yang berarti
kinerjakeuangan tersebut semakin membaik atau meningkat. Begitu juga
dengansebaliknya, jika net interest margin (NIM) semakin kecil, return on
assetjuga akan semakin kecil, dengan kata lain kinerja perusahaan tersebut
17
1.4.5Loan to Deposit Ratio (LDR) dan pengaruhnya terhadap Return OnAsset (ROA).
Ketersediaan dana dan sumber dana bank pada saat ini dan di masayang akan
datang, merupakan pemahaman konsep likuiditas dalamindikator ini. Menurut
Ali, (2006), pengaturan likuiditas terutamadimaksudkan agar bank setiap saat
dapat memenuhi kewajiban-kewajibannyayang harus segera dibayar. Likuiditas
dinilai denganmengingat bahwa aktiva bank kebanyakan bersifat tidak liquid
dengansumber dana dengan jangka waktu lebih pendek. Indikator likuiditas
antaralain dari besarnya cadangan sekunder (secondary reserve) untukkebutuhan
likuiditas harian, rasio konsentrasi ketergantungan dari danabesar yang relatif
kurang stabil, dan penyebaran sumber dana pihak ketigayang sehat, baik dari segi
biaya maupun dari sisi kestabilan.
Menurut BankIndonesia, penilaian aspek likuiditas mencerminkan kemampuan
bank untuk mengelola tingkat likuiditas yang memadai guna memenuhi
kewajibannya secara tepat waktu dan untuk memenuhi kebutuhan yanglain.
Disamping itu bank juga harus dapat menjamin kegiatan dikelolasecara efisien
dalam arti bahwa bank dapat menekan biaya pengelolaanlikuiditas yang tinggi
serta setiap saat bank dapat melikuidasi assetnyasecara cepat dengan kerugian
yang minimal (SE. Intern BI, 2004).
Standar yang digunakanBank Indonesia untuk rasio LDR adalah 80% hingga
18
(misalkan 60%), maka dapat disimpulkan bahwa bank tersebut hanya dapat
menyalurkansebesar 60% dari seluruh dana yang berhasil dihimpun. Karena
fungsiutama dari bank adalah sebagai intermediasi (perantara) antara pihak
yangkelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana, maka dengan rasioLDR
60% berarti 40% dari seluruh dana yang dihimpun tidak tersalurkankepada pihak
yang membutuhkan, sehingga dapat dikatakan bahwa banktersebut tidak
menjalankan fungsinya dengan baik. Kemudian jika rasioLDR bank mencapai
lebih dari 110%, berarti total kredit yang diberikanbank tersebut melebihi dana
yang dihimpun.
Semakin tinggi LDR menunjukkan semakinriskan kondisi likuiditas bank,
sebaliknya semakin rendah LDRmenunjukkan kurangnya efektifitas bank dalam
menyalurkan kredit. Jikarasio LDR bank berada pada standar yang ditetapkan
oleh Bank Indonesia,maka laba yang diperoleh oleh bank tersebut akan meningkat
(denganasumsi bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya dengan
efektif).Dengan meningkatnya laba, maka return on asset (ROA) juga
akanmeningkat, karena laba merupakan komponen yang membentuk return
19
Berdasarkan kerangka pemikiran maka model penelitian sebagai berikut:
1.5 Hipotesis
Berdasarkan pada latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuanpenelitian
serta telaah pustaka seperti yang telah diuraikan tersebut di atas,maka hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. H1 : CAR berpengaruh positif terhadap ROA.
2. H2 : BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA.
3. H3 : NPL berpengaruh negatif terhadap ROA.
4. H4 : NIM berpengaruh positif terhadap ROA.
5. H5 : LDR berpengaruh positif terhadap ROA. CAR
ROA BOPO
NIM NPL
20
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Return On Asset
Tujuan dasar dari manajemen suatu unit usaha bisnis adalah
untukmemaksimalkan nilai dari investasi yang ditanamkan oleh pemilik
modalterhadap unit usaha bisnis tersebut dalam hal ini adalah perusahaan
yangdibangun oleh pemilik modal. Kemudian saat perusahaan
tersebutberkembang semakin besar dan lebih jauh lagi perusahaan tersebut
sudah“go public” di pasar modal yang efisien, tujuan perusahaan tersebutberubah
menjadi bagaimana perusahaan tersebut memaksimalkan “earningper share”-nya.
Untuk mengukur keberhasilan suatu manajemen dalammeraih tujuan perusahaan,
return dan risk dapat digunakan sebagai ukurankeberhasilan suatu perusahaan,
yaitu dengan menganalisis laporankeuangan perusahaan tersebut. Hal diatas juga
berlaku untuk perusahaanyang bergerak dibidang perbankan (Mawardi, 2005).
Menurut Hempel (1986), return diukur dengan menggunakanprofitability
analysis, sedangkan risk diukur dengan menggunakanvariabilitas sales, cost, dan
difersifikasi portofolio. Pengukuran return danrisk tersebut dapat digunakan untuk
membandingkan perusahaan yangsejenis. Secara garis besar, dapat disimpulkan
21
pula. Sehinggadalam rangka memaksimalkan nilai investasi dari pemilik,
keseimbangantrade off antara return dan risk perlu selalu dijaga. Dengan
manajemenyang efektif dan efisien, kita bisa mengetahui risiko-risiko yang
dihadapisaat kita menginginkan tingkat return tertentu. Dalam perbankan,
besarkecilnya return dan risk yang melekat dalam perusahaan tersebut,tercermin
dalam laporan keuangannya. Dengan membaca laporankeuangan suatu
perusahaan kita dapat mengetahui bagaimana kinerjakeuangan perusahaan
tersebut (dalam hal ini perusahaan perbankan),sehingga keputusan-keputusan
manajemen yang diambil tidak akanmembawa perusahaan kepada kebangkrutan.
Untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja suatu perusahaan,analis
keuangan membutuhkan suatu ukuran. Ukuran yang seringdipergunakan dalam
hal ini adalah rasio atau index yang menghubungkanantara dua data keuangan.
Salah satu bentuk penggunaan rasio keuanganadalah analysis trend. Menurut
Horne (1995), analisis trend dari rasiokeuangan mempunyai dua tipe
perbandingan salah satunya adalah rasiokeuangan dituangkan dalam spreadsheet
untuk periode beberapa tahun,sehingga dapat mempelajari komposisi dan
faktor-faktor yangmenyebabkan perusahaan tersebut berkembang atau bahkan menurun.
Informasi tentang kinerja keuangan pada lembaga keuangan (dalamhal ini
perbankan) dalam periode tertentu, dapat diketahui denganmenganalisis
rasio-rasio keuangan. Menurut Seiford (1999), menyatakanbahwa profitabilitas
merupakan kemampuan bank untuk mendapatkanrevenue atau profit pada jangka
22
Muljono (1999) berpendapatbahwa profitabilitas atau rentabilitas dapat dukur
dengan gross profitmargin, net profit margin, return on equity capital, return on
asset, danreturn on specific asset. Profitabilitas juga dapat diukur
denganmenggunakan interest margin, net margin, asset utilization, return onasset
, leverage multiplier, dan return on capital (Hempel, 1986). Rasioprofitabilitas
dimaksudkan untuk mengukur profitabilitas pengguna aktivaperusahaan (Husnan,
1998).
Analisis profitabilitas dapat digunakan untuk mengukur kinerja suatuperusahaan
yang dalam hal ini pasti berorientasi pada profit motif ataukeuntungan yang diraih
oleh perusahaan tersebut. Menurut Shapiro (1992),Profitability analysis yang
diimplementasikan dengan profitability ratio,disebut juga operating ratio. Dalam
operating ratio tersebut, terdapat duatipe rasio yaitu margin on sale dan return on
asset. Profit margin,digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
mengendalikanpengeluaran yang berhubungan dengan penjualan, yaitu meliputi
grossprofit margin, operating profit margin, dan net profit margin.
Hubunganantara return on asset dan share holder equity ada dua ukuran,
yakniReturn On Asset (ROA) yang biasanya juga disebut Return On
Investment(ROI) dan Return On Equity (ROE). Return On Asset (ROA) dalam hal
inilebih memfokuskan kemampuan perusahaan dalam memperoleh earningdalam
operasi perusahaan, sementara Return On Equity (ROE) hanyamengukur return
yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalambisnis tersebut (Mawardi,
23
2.1.1Capital Adequacy Ratio (CAR) dan pengaruhnya terhadap Return OnAsset (ROA).
Peranan modal sangat penting karena selain digunakan untukkepentingan
ekspansi, juga digunakan sebagai “buffer” untuk menyerapkerugian kegiatan
usaha. Dalam hal ini Bank wajib memenuhi ketentuanKewajiban Penyediaan
Modal Minimum (KPMM) yang berlaku untukpeningkatan modal (SE. Intern BI,
2004). Secara teknis, analisis tentangpermodalan disebut juga sebagai analisis
solvabilitas, atau juga disebutcapital adequacy analysis, yang mempunyai tujuan
untuk mengetahuiapakah permodalan bank yang ada telah mencukupi untuk
mendukungkegiatan bank yang dilakukan secara efisien, apakah permodalan
banktersebut akan mampu untuk menyerap kerugian-kerugian yang tidak
dapatdihindarkan, dan apakah kekayaan bank (kekayaan pemegang saham)
akansemakin besar atau semakin kecil (Muljono, 1999).
Lebih lanjut lagimenurut Muljono, untuk mengukur kemampuan permodalan
tersebutdigunakan : primary ratio, capital ratio dan Capital Adequacy
Ratio(CAR). Kemudian Hempel, (1986) menyatakan bahwa ada tiga bentukdasar
dari modal bank, yaitu pinjaman subordinasi, saham preferen, dancommon equity.
Yang termasuk pinjaman subordinasi adalah segala bentukkewajiban yang
mengandung bunga, untuk dibayar dalam jumlah yangtetap diwaktu yang akan
datang. Saham preferen adalah saham yangdeviden dan asset klaimnya dapat di
subordinasikan kepada deposan danseluruh kreditur bank umum. Sementara
common equity adalah total dari
24
Jumlah kebutuhan modal suatu bank meningkat dari waktu kewaktutergantung
dari tiga pertimbangan, yaitu tingkat pertumbuhan asset dansimpanan, persyaratan
kecukupan modal dari pihak yang berwenang, danketersediaan serta biaya modal
bank (Hempel, 1986). Menurut Muljono(1999), Capital Adequacy Ratio adalah
suatu rasio yang menunjukkansampai sejauh mana kemampuan permodalan suatu
bank untuk mampumenyerap risiko kegagalan kredit yang mungkin terjadi
sehingga semakintinggi angka rasio ini, maka menunjukkan bank tersebut
semakin sehatbegitu juga dengan sebaliknya. Sementara menurut Peraturan
BankIndonesia, CAR (Capital Adequancy Ratio) adalah rasio
yangmemperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yangmengandung
resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada banklain) ikut dibiayai
dari modal sendiri disamping memperoleh dana-danadari sumber-sumber diluar
bank.
Angka rasio CAR yang ditetapkan olehBank Indonesia adalah minimal 8%, jika
rasio CAR sebuah bank beradadibawah 8% berarti bank tersebut tidak mampu
menyerap kerugian yangmungkin timbul dari kegiatan usaha bank, kemudian jika
rasio CAR diatas8% menunjukkan bahwa bank tersebut semakin solvable.
Dengan semakinmeningkatnya tingkat solvabilitas bank, maka secara tidak
langsung akanberpengaruh pada meningkatnya kinerja bank, karena
kerugian-kerugiann yang ditanggung bank dapat diserap oleh modal yang dimiliki
25
2.1.2 Efisiensi Operasi (BOPO) dan pengaruhnya terhadap Return On Asset (ROA).
Peter Drucker, dalam Hanafi (1999), menyatakan bahwa efisiensi adalah
kemampuan menggunakan sumber daya yang tidak perlu. Efisiensi akan lebih
jelas jika dikaitkan dengan konsep perbandingan output-input. Output merupakan
hasil suatu organisasi, dan input merupakan sumber daya yang digunakan untuk
menghasilkan output tersebut. Dalam kasus perusahaan yang bergerak dibidang
perbankan, efisiensi operasi dilakukan untuk mengetahui apakah bank dalam
operasinya yang berhubungan usaha pokok bank, dilakukan dengan benar dalam
arti sesuai yang diharapkan manajemen dan pemegang saham. Efisiensi operasi
juga berpengaruh terhadap kinerja bank, yaitu untuk menunjukkan apakah bank
telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna (Mawardi,
2005).
Menurut Bank Indonesia, efisiensi operasi diukur dengan membandingkan total
biaya operasi dengan total pendapatan operasi atau yang sering disebut BOPO.
Rasio BOPO ini bertujuan untuk mengukur kemampuan pendapatan operasional
dalam menutup biaya operasional.
Rasio yang semakin meningkat mencerminkan kurangnya kemampuan bank
dalam menekan biaya operasional dan meningkatkan pendapatan operasionalnya
yang dapat menimbulkan kerugian karena bank kurang efisien dalam mengelola
usahanya(SE. Intern BI, 2004). Bank Indonesia menetapkan angka terbaik untuk
26
mendekati angka 100% maka banktersebut dapat dikategorikan tidak efisien
dalam menjalankan operasinya. Pada penelitian ini variabel BOPO diambil
sebagai salah satu variabel atau faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan
bank, karena bagaimanapun juga jika kita berbicara mengenai kinerja suatu
perusahaan pastilah juga berhubungan dengan efisiensi operasi perusahaan
tersebut.
2.1.3 Non Performing Loan (NPL) dan pengaruhnya terhadap Return OnAsset (ROA)
Risiko, menurut Peraturan Bank Indonesia nomor 5 tahun 2003 adalah potensi
terjadinya suatu peristiwa (events) yang dapat menimbulkan kerugian bank. Risiko
akan selalu melekat pada dunia perbankan, hal ini disebabkan karena faktor situasi
lingkungan eksternal dan internal perkembangan kegiatan usaha perbankan yang
semakin pesat. Salah satu risiko usaha bank menurut Peraturan Bank Indonesia adalah
risiko kredit, yang didefinisikan : risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan
counterparty memenuhi kewajiban. Sementara menurut Susilo, et al. (1999), risiko
kredit merupakan risiko yang dihadapi bank karena menyalurkan dananya dalam
bentuk pinjaman kepada masyarakat. Karena berbagai hal, debitur mungkin saja
menjadi tidak memenuhi kewajibannya kepada bank seperti pembayaran pokok
pinjaman, pembayaran bunga dan lain-lain.
Tidak terpenuhinya kewajiban nasabah kepada bank menyebabkan bank menderita
27
Manajemen piutang merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan yang
operasinya
memberikan kredit, karena makin besar piutang akan semakin besar resikonya
(Riyanto, 1997). Oleh karena itu perlu diantisipasi kemungkinan risiko yang
mungkin timbul dalam rangka menjalankan usaha. Sehingga manajemen perlu
meminimalisir risiko yang mungkin terjadi alam pengelolaan faktor produksi, sumber
dana dan sumber daya yang lain. Pengukuran risiko sangat berhubungan dengan
pengukuran return, hal ini disebabkan karena bank menghadapi risiko yang mungkin
timbul dalam rangka mendapatkan suatu return tertentu.
Pada penelitian ini rasio keuangan yang digunakan sebagai proksi terhadap nilai suatu
resiko kredit adalah rasio Non Performing Loan (NPL). Rasio ini menunjukan bahwa
kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan
oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin semakin buruk
kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar
maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Kredit
dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit
kepada bank lain. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar,
diragukan dan macet. Standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia adalah kurang
dari 5%, dengan rasio dibawah 5% maka Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
(PPAP) yang harus disediakan bank guna menutup kerugian yang ditimbulkan oleh
aktiva produktif non
lancar (dalam hal ini kredit bermasalah) menjadi kecil.aktiva bank kebanyakan
bersifat tidak liquid dengansumber dana dengan jangka waktu lebih pendek.
28
reserve) untukkebutuhan likuiditas harian, rasio konsentrasi ketergantungan dari
danabesar yang relatif kurang stabil, dan penyebaran sumber dana pihak
ketigayang sehat, baik dari segi biaya maupun dari sisi kestabilan.
2.1.4 Net Interest Margin (NIM) dan pengaruhnya terhadap Return OnAsset
(ROA).
Risiko pasar menurut Peraturan Bank Indonesia No.5 tahun 2003merupakan risiko
yang timbul karena adanya pergerakan variable pasardari portofolio yang dimiliki
oleh bank, dimana pergerakan tersebut bias mengakibatkan kerugian, dalam hal
ini adalah pergerakan suku bunga dannilai tukar. Secara umum kinerja bank
diukur dengan menggunakanvariable pertumbuhan pangsa pasar, variable
profitabilitas dan variablerate on return (Tainio, 2000). Kinerja bank menurun
atau meningkatditentukan oleh kombinasi faktor lingkungan, strategi dan struktur.
Menurut Tainio, (2000), Lenz mengidentifikasikan ada enam faktor
yangmenentukan kinerja organisasi, yaitu : 1). Properties of the environment(yang
meliputi struktur pasar, dan posisi persaingan dari unit bisnis); 2).Environment,
organization, structure; 3). Organization structure;4)Strategy; 5). Market
conditions; 6). Quality of management.
Berdasarkan ketentuan pada peraturan BI No.5/2003, salah satuproksi dari resiko
pasar adalah suku bunga, dengan demikian rasio pasardapat diukur dengan selisih
antara suku bunga pendanaan (funding)dengan suku bunga pinjaman diberikan
29
bunga pendanaandengan total biaya bunga pinjaman. Didalam dunia perbankan
dinamakanNet Interest Margin (NIM).
Rasio ini digunakan untuk mengukurkemampuan manajemen bank dalam
mengelola aktiva produktifnya untukmenghasilkan pendapatan bunga bersih.
Pendapatan bunga bersihdiperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga.
Rasio inimenunjukkan kemampuan bank dalam memperolah
pendapatanoperasionalnya dari dana yang ditempatkan dalam bentuk
pinjaman(kredit). Semakin tinggi NIM menunjukkan semakin efektif bank
dalampenempatan aktiva produktif dalam bentuk kredit.
Standar yang ditetapkanBank Indonesia untuk rasio NIM adalah 6% keatas.
Semakin besar rasioini maka meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva
produktif yangdikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam
kondisibermasalah semakin kecil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
semakinbesar net interest margin (NIM) suatu perusahaan, maka semakin
besarpula return on asset (ROA) perusahaan tersebut, yang berarti
kinerjakeuangan tersebut semakin membaik atau meningkat. Begitu juga
dengansebaliknya, jika net interest margin (NIM) semakin kecil, return on
assetjuga akan semakin kecil, dengan kata lain kinerja perusahaan tersebut
30
2.1.5Loan to Deposit Ratio (LDR) dan pengaruhnya terhadap Return OnAsset (ROA).
Ketersediaan dana dan sumber dana bank pada saat ini dan di masayang akan
datang, merupakan pemahaman konsep likuiditas dalamindikator ini. Menurut
Ali, (2006), pengaturan likuiditas terutamadimaksudkan agar bank setiap saat
dapat memenuhi kewajiban-kewajibannyayang harus segera dibayar. Likuiditas
dinilai denganmengingat bahwa aktiva bank kebanyakan bersifat tidak liquid
dengansumber dana dengan jangka waktu lebih pendek. Indikator likuiditas
antaralain dari besarnya cadangan sekunder (secondary reserve) untukkebutuhan
likuiditas harian, rasio konsentrasi ketergantungan dari danabesar yang relatif
kurang stabil, dan penyebaran sumber dana pihak ketigayang sehat, baik dari segi
biaya maupun dari sisi kestabilan.
Menurut BankIndonesia, penilaian aspek likuiditas mencerminkan kemampuan
bank untuk mengelola tingkat likuiditas yang memadai guna memenuhi
kewajibannya secara tepat waktu dan untuk memenuhi kebutuhan yanglain.
Disamping itu bank juga harus dapat menjamin kegiatan dikelolasecara efisien
dalam arti bahwa bank dapat menekan biaya pengelolaanlikuiditas yang tinggi
serta setiap saat bank dapat melikuidasi assetnyasecara cepat dengan kerugian
yang minimal (SE. Intern BI, 2004).
Standar yang digunakanBank Indonesia untuk rasio LDR adalah 80% hingga
110%. Jika angkarasio LDR suatu bank berada pada angka dibawah 80%
31
menyalurkansebesar 60% dari seluruh dana yang berhasil dihimpun. Karena
fungsiutama dari bank adalah sebagai intermediasi (perantara) antara pihak
yangkelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana, maka dengan rasioLDR
60% berarti 40% dari seluruh dana yang dihimpun tidak tersalurkankepada pihak
yang membutuhkan, sehingga dapat dikatakan bahwa banktersebut tidak
menjalankan fungsinya dengan baik. Kemudian jika rasioLDR bank mencapai
lebih dari 110%, berarti total kredit yang diberikanbank tersebut melebihi dana
yang dihimpun.
Semakin tinggi LDR menunjukkan semakinriskan kondisi likuiditas bank,
sebaliknya semakin rendah LDRmenunjukkan kurangnya efektifitas bank dalam
menyalurkan kredit. Jikarasio LDR bank berada pada standar yang ditetapkan
oleh Bank Indonesia,maka laba yang diperoleh oleh bank tersebut akan meningkat
(denganasumsi bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya dengan
efektif).Dengan meningkatnya laba, maka return on asset (ROA) juga
akanmeningkat, karena laba merupakan komponen yang membentuk return
32
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data
3.1.1 Jenis Data
Dalam melaksanakan penelitian ini, data yang dipergunakan adalahdata sekunder
yang berupa laporan historis rasio-rasio keuangan masingmasingperusahaan
perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)serta laporan keuangan
yang berupa laporan keuangan triwulananperusahaan perbankan yang telah
tercatat di BEI yang telah dipublikasikanpada periode penelitian.
3.1.2 Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini merupakan data sekunderhistoris,
dimana diperoleh dari Laporan Keuangan Publikasi yangditerbitkan oleh Bank
Indonesia dalam Direktori Perbankan Indonesia.Periodesasi data menggunakan
data Laporan Keuangan PublikasiTriwulanan periode Juni 2007 hingga Juni 2012.
Jangka waktu tersebutdipandang cukup untuk mengikuti perkembangan Kinerja
Bank karenadigunakan data time series serta mencakup periode terbaru
33
3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaanperbankan yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam kurun waktupenelitian. Jumlah
bank yang go public sampai dengan tahun 2013 sebanyak 25 bank.
3.2.2 Sampel
Sampel penelitian diambil secara purposive sampling, dimanasampel digunakan
apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Perusahaan perbankan yang telah go public di Bursa Efek Jakarta(BEJ) pada
kurun waktu penelitian 2007-2012.
b. Tersedia data laporan keuangan selama kurun waktu penelitian
c. Bank yang diteliti masih beroperasi pada periode waktu penelitian
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekundersehingga
metode pengumpulan data menggunakan cara non participantobservation.
Dengan demikian langkah yang dilakukan adalah denganmencatat seluruh data
yang diperlukan dalam penelitian ini sebagai mana yangtercantum di Laporan
Keuangan Publikasi Triwulanan dalam DirektoriPerbankan Indonesia dari Bank
34
3.4 Definisi Operasional Variabel 3.4.1 Return On Asset (ROA)
Dalam penelitian ini Return on Asset (ROA) digunakan sebagaiproksi dari kinerja
perbankan yang tercatat di BEJ. Return on Assetmerupakan salah satu rasio
profitabilitas yang digunakan untuk mengukurefektifitas perusahaan didalam
menghasilkan keuntungan denganmemanfaatkan total asset yang dimilikinya.
ROA merupakan rasio antaralaba sebelum pajak terhadap total asset bank
tersebut. Semakin besar nilaiROA, maka semakin besar pula kinerja perusahaan,
karena return yangdidapat perusahaan semakin besar.
Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (SE BI No 6/73/INTERNDPNP tgl 24
Desember 2004):
Laba sebelum Pajak
ROA = --- Total Aser
3.4.2 Capital Adequacy Ratio (CAR)
CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlahseluruh aktiva bank
yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, suratberharga, tagihan pada bank
lain) ikut dibiayai dari modal sendiridisamping memperoleh dana-dana dari
sumber-sumber diluar bank.Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (SE BI No
6/73/INTERNm DPNP tgl 24 Desember 2004):
Modal Bank
35
3.4.3 Beban Operasi terhadap Pendapatan Operasi (BOPO)
Rasio yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untukmengukur
kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biayaoperasional terhadap
pendapatan operasional. Semakin kecil rasio iniberarti semakin efisien biaya
operasional yang dikeluarkan bank yangbersangkutan sehingga kemungkinan
suatu bank dalam kondisibermasalah semakin kecil. Biaya operasional dihitung
berdasarkanpenjumlahan dari total beban bunga dan total beban operasional
lainnya.Pendapatan operasional adalah penjumlahan dari total pendapatan
bungadan total pendapatan operasional lainnya.
Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (SE BI No 6/73/INTERNDPNP tgl 24
Desember 2004):
Total Beban Operasional BOPO = ---
Total Pendapatan Operasional
3.4.4 Non Performing Loan (NPL)
Rasio Kredit diproksikan dengan Non Performing Loan (NPL), yangmerupakan
perbandingan antara total kredit bermasalah terhadap totalkredit yang diberikan.
Credit Risk adalah risiko yang dihadapi bank karenamenyalurkan dananya dalam
bentuk pinjaman kepada masyarakat(Masyud Ali, 2006). Karena berbagai sebab,
debitur mungkin saja menjaditidak memenuhi kewajibannya kepada bank seperti
pembayaran pokokpinjaman, pembayaran bunga dll.
Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (SE BI No 6/73/INTERNDPNP tgl 24
36
Total Kredit Bermasalah
NPL = --- Total Kredit
3.4.5 Net Interest Margin (NIM)
Net Interest Margin (NIM) digunakan sebagai proksi dari RasioPasar. Net Interest
Margin (NIM) merupakan perbandingan antarapendapatan bunga bersih terhadap
rata-rata aktiva produktifnya.
Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (SE BI No 6/73/INTERNDPNP tgl 24
Desember 2004):
Pendapatan Bunga Bersih
NIM = --- Rata-Rata Aktiva Produktif
3.4.6 Loan to Deposit Ratio (LDR)
Rasio likuiditas diproksikan dengan LDR, yang merupakan rasiokredit yang
diberikan terhadap dana pihak ketiga (Giro,Tabungan,Sertifikat Deposito, dan
Deposito). LDR ini dimaksudkan untukmengukur kemampuan bank dalam
memenuhi pembayaran kembalideposito yang telah jatuh tempo kepada
deposannya serta dapat memenuhipermohonan kredit yang diajukan tanpa terjadi
37
Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (SE BI No 3/30DPNP tgl 14Desember
2001):
Total Kredit
LDR = --- Total Dana Pihak Ketiga
3.5 Teknik Analisis Data
3.5.1 Analisis Kinerja Perbankan
Analisis kinerja perbankan dilakukan dengan menghitung rasio-rasiokeuangan,
yaitu CAR (Capital Adequacy Ratio), Biaya Operasionalterhadap Pendapatan
Operasional (BOPO), NPL (Non Performing Loan),NIM (Net Interest Margin),
dan LDR (Loan to Deposit Ratio), yangkemudian masing-masing rasio tersebut
diuji pengaruhnya terhadap rasioROA (Return on Asset).
3.5.2 Analisis Regresi Berganda
Metode analisis yang digunakan adalah model regresi linier bergandayang
persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+ b4X4 +b5X5 + e…...….... (8) dimana:
Y = Return on Asset (ROA) perbankan di BEJ
a = konstanta
X1 = Capital AdequacyRatio (CAR)
X2 = Biaya Operasi/Pendapatan Operasi (BOPO)
X3 = Non Performing Loan (NPL)
38
X5 = Loan to Deposit Ratio (LDR)
b1, …, bn = Koefisien regresi
e = error term
Nilai koefisien regresi disini sangat menentukan sebagai dasaranalisis, mengingat
penelitian ini bersifat fundamental method. Hal iniberarti jika koefisien b bernilai
positif (+) maka dapat dikatakan terjadipengaruh searah antara variabel
independen dengan variabel dependen,setiap kenaikan nilai variabel independen
akan mengakibatkan kenaikanvariabel dependen. Demikian pula sebaliknya, bila
koefisien nilai bbernilai negatif (-), hal ini menunjukkan adanya pengaruh negatif
dimanakenaikan nilai variabel independen akan mengakibatkan penurunan
nilaivariabel dependen.
3.5.3 Pengujian Hipotesis
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapatdiukur dari
goodness of fit nya. Secara statistik, setidaknya ini dapatdiukur dari nilai statistik
t, nilai statistik F, dan nilai koefisiendeterminansi (R2). Perhitungan statistik
disebut signifikan secara statistik,apabila uji nilai statistiknya berada dalam daerah
kritis (daerah dimana Hoditolak). Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila uji nilai
statistiknyaberada dalam daerah dimana Ho diterima.
3.5.3.1 Uji t
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh rasiokeuangan perbankan
39
digunakan untuk menguji hipotesis Ha1, Ha2,Ha3, Ha4, Ha5. Langkah–langkah
pengujian yang dilakukan adalahsebagai berikut (Gujarati, 1995):
a. Merumuskan hipotesis (Ha)
Ha diterima: berarti terdapat pengaruh yang signifikan
antaravariabel independen terhadap variabel dependen
(kinerjaperbankan) secara parsial.
b. Menentukan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05
c. Membandingkan thitung dengan ttabel,. Jika thitung lebih besar
dari t table maka Ha diterima.
3.5.3.2 Uji F
Uji F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh CAR(Capital Adequacy
Ratio), Biaya Operasi/Pendapatan Operasi(BOPO), NPL (Non Performing
Loan), NIM (Net Interest Margin),dan LDR (Loan to Deposit Ratio) terhadap
Return on Asset (ROA)secara simultan. Langkah–langkah yang dilakukan adalah
(Gujarati,1995):
a. Merumuskan Hipotesis (Ha)Ha diterima: berarti terdapat pengaruh yang
signifikan antaravariabel independen terhadap variabel dependen secara
simultan.
b. Menentukan tingkat signifikansi yaitu sebesar 0.05 (α=0,05)
53
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Perkembangan kinerja keuangan BankMandiri dan Bank Swasta selama periode
2010 – 2012 sebagai berikut:
a. Captal Adequacy Ratio
Rata-rata rasio CAR BankMandiri periode 2010 – 2012 yaitu
18.84% dan rata-rata CAR BCA yaitu 13,60%. Kinerja keuangan
BankMandiri dari segi CAR lebih baik jika dibandingkan dengan
BCA .
b. Non Performing Loan
Rata-rata rasio NPL BankMandiri periode 2010 – 2012 yaitu
4.99% dan rata-rata NPL BCA yaitu 3.22%. Kinerja keuangan
keuangan BCA dari segi NPL lebih baik jika dibandingkan dengan
BankMandiri .
c. BOPO
Rata-rata rasio BOPO BankMandiri periode 2010 – 2012 yaitu
65.28% dan rata-rata BOPO BCA yaitu 82.98%. Kinerja keuangan
keuangan BankMandiri dari segi BOPO lebih baik jika
54
d. Return on Assets
Rata-rata rasio ROA BankMandiri periode 2010 – 2012 yaitu
1.56% dan rata-rata ROA BCA yaitu 1.23%. Kinerja keuangan
keuangan BankMandiri dari segi ROA lebih baik jika
dibandingkan dengan BCA .
e. Loan to Deposit Ratio
Rata-rata rasio LDR BankMandiri periode 2010 – 2012 yaitu
91.72% dan rata-rata LDR BCA yaitu 97.63%. Kinerja keuangan
keuangan BankMandiri dari segi LDR lebih baik jika
dibandingkan dengan BCA .
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, disampaikan saran sebagai berikut :
1. Bagi BankMandiri dihaharapkan bank mampu mempertahankan
meningkatkan kinerja keuangannya agar dapat menambah nilai bank itu
sendiri. Bagi BankMandiri diharapkan mampu mempertahankan atau
meningkatkan profitabilitas bank agar dapat menarik minat investor untuk
menanamkan modalnya.
2. Bagi BCA harus mampu meningkatkan kinerjanya sebaik kinerja yang
telah dicapai oleh bankMandiri , sehingga bank swastapun dapat dijaldikan
pilihan investasi bagi para investor.
3. Bagi penelitian yang akan datang sebaiknya menambah periode penelitian,
atau mengganti periode penelitian dengan periode triwulan atau
55
periode per-tahun, sehingga bisa dijadikan perbandingan antara penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Adeyemi-Bello, Tope, ”The Performance Implications for retail banks ofmatching
Organization Strategies with Structure and Competition”,International
Journal of Management, 2000, vol.17, pp.443.
Achmad, Tarmizi & Willyanto K. Kusumo, 2003, “Analisis Rasio -RasioKeuangan sebaai Indikator dalam Memprediksi Potensi
KebangkrutanPerbankan di Indonesia”, Media Ekonomi dan Bisnis,
Vol.XV, No.1,Juni, pp.54-75.
Ali, Masyhud, 2004, Asset Liability Management : Menyiasati Risiko Pasardan Risiko Operasional, PT.Gramedia Jakarta.
___________, 2006, Manajemen Risiko : Strategi Perbankan dan Duniam Usaha Menghadapi Tantangan Globalisasi Bisnis, Rajawali Pers,Jakarta.
Bank Indonesia, 2012, Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan, www.bi.go.id
Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,Edisi 3, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Gujarati, Damodar N., 1995, Basic Econometrics, Edisi 3, Mc-Grawhill, NewYork.
Hanafi, Mamduh M., Manajemen, 1999, YKPN, Yogyakarta
Haryati, Sri, 2001, ”Analisis Kebangkrutan Bank”, Jurnal Ekonomi dan
BisnisIndonesia, Vol.16, No.4, pp.336-345.
__________, & Djoko Budi Santoso, 2001, ”Kinerja Keuangan Bank-Bank
BekuOperasi, Rekapitalisasi, dan Sehat Tahun 1992-1998”, Ventura, Vol.4,No.2, September, pp.97-107.
Hempel, George H., Alan B. Coleman, Donald G. Simonson, 1986, BankManagement Text And Cases, John Wilry and Sons.