• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI HIPOTESIS DAN INTERVAL KEPERCAYAAN RATIO FUNGSI LINEAR PARAMETER RANCANGAN NESTED TIGA LEVEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UJI HIPOTESIS DAN INTERVAL KEPERCAYAAN RATIO FUNGSI LINEAR PARAMETER RANCANGAN NESTED TIGA LEVEL"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

TESTING HYPOTHESIS AND CONFIDENCE INTERVAL RATIO OF LINEAR FUNCTION OF PARAMETERS

NESTED DESIGN THREE LEVEL

Ibnu Malik

Three level of nested design is an experimental design which has more than one size of experimental unit, and consist of at three factors. In general linear model three level of nested design can be written as , and the model is non full colomn rank. This type of condition in some model create a problem of estimation, namely the etimation parameter is not unique. Model Reduction Methods (MRM) is used to the transform non full rank model with contraint into full rank model and uncontraint. The aim of this research is (1) to transform non full rank model with contraint into full rank model and uncontraint, (2) to estimation parameter, (3) to testing hypotheses, (4) to determine confidence interval ratio of linear function of parameters, and (5) to do simulation using R programe. Based on the results, it can be concluded that (1) MRM is suitable being used to tranform non full rank model into full rank model, (2) the result of the simulation shows characteristic parameter is unbiased and has minimum variance, (3) in the testing hypotheses, the power is good and (4) Filler’s theorem can be used to determine confidence interval ratio of linear function of parameters.

(2)

ABSTRAK

UJI HIPOTESIS DAN INTERVAL KEPERCAYAAN RATIO FUNGSI LINEAR PARAMETER RANCANGAN NESTED TIGA LEVEL

Oleh Ibnu Malik

Rancangan nested tiga level merupakan suatu rancangan percobaan yang mempunyai lebih dari satu ukuran unit percobaan dan terdiri dari tiga faktor. Pada model linear umum rancangan nested tiga level dapat ditulis , dan model tersebut mempunyai kolom tak berperingkat penuh. Kondisi ini pada beberapa model menimbulkan masalah dalam pendugaan, yaitu pendugaan parameter tidak unik. Model Reduction Methods (MRM) dapat digunakan untuk mentransformasi model tak berpeingkat penuh dengan kendala menjadi model penuh dan tak terkendala. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mentransformasi model tak berpeingkat penuh dengan kendala menjadi model penuh dan tak terkendala, (2) menduga parameter, (3) menguji hipotesis, (4) menentukan interval kepercayaan dari ratio fungsi linear parameter, dan (5) melakukan simulasi menggunakan program R. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa (1) MRM cocok digunakan untuk entransformasi model tak berpeingkat penuh dengan kendala menjadi model penuh dan tak terkendala (2) hasil simulasi menunjukan karakteristik penduga yang tak bias dan mempunyai varians minimum, (3) pada pengujian hipotesis, power yang dihasilkan baik dan (4) Teorema Fieller dapat digunakan untuk menentukan interval kepercayaan ratio dari fungsi linear parameter.

.

Kata Kunci : Model reduction methods, pendugaan parameter, pengujian hipotesis, ratio fungsi linear parameter

(3)

UJI HIPOTESIS DAN INTERV`AL KEPERCAYAAN RATIO FUNGSI LINEAR PARAMETER RANCANGAN NESTED TIGA LEVEL

Oleh : IBNU MALIK

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Magister Sains

Pada

Jurusan Matematika Program Studi Magister Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

MAGISTER MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

UJI HIPOTESIS DAN INTERVAL KEPERCAYAAN RATIO FUNGSI LINEAR PARAMETER RANCANGAN NESTED TIGA LEVEL

(Tesis)

Oleh : IBNU MALIK

MAGISTER MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Diagram rancangan Nested tiga level ... 7

Gambar 3.1 Digram metode penelitian ... 20

Gambar 4.1 Pendugaan parameter tau ... 46

Gambar 4.2 Pendugaan parameter tau .... 47

Gambar 4.3 Pendugaan parameter tau .... 47

Gambar 4.4 Pendugaan parameter beta ... 48

Gambar 4.5 Pendugaan parameter beta .. 48

Gambar 4.6 Pendugaan parameter beta .. 48

Gambar 4.7 Pendugaan parameter gamma 49

Gambar 4.8 Pendugaan parameter gamma 50

Gambar 4.9 Pendugaan parameter gamma 50

Gambar 4.10 Grafik nilai kuasa uji hipotesis 1 ... 54

Gambar 4.11 Grafik nilai kuasa uji hipotesis 2 ... 58

(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kesalahan dalam pengujian hipotesis ... 17

Tabel 4.1 Hasil simulasi pendugaan parameter ... 43

Tabel 4.2 Nilai kuasa uji hipotesis 1 ... 51

Tabel 4.3 Nilai kuasa uji hipotesis 2 ... 55

(7)
(8)
(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT dan Sholawat kepada nabi Muhammad SAW atas

selesainya penyusunan tesis ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Mustofa Usman, Ph.D, selaku Dosen Pembimbing I atas kesabaran

dalam membimbing dan memberikan ide serta saran

2. Bapak Suharsono, Ph.D, selaku Dosen Pembimbing II atas bimbingan dan

dukungan dalam menyelesaiakan Tesis ini

3. Bapak Warsono, Ph.D, selaku Dosen Pembahas atas saran dan kritik untuk

memperbaiki Tesis ini

4. Bapak Tiryono Ruby, Ph.D, Bapak Dr. Muslim Ansori, Ibu Wamiliana, Ph.D,

dan Ibu Dr. Asmiati selaku Dosen-dosen pengampu mata kuliah Magister

Matematika atas ilmu yang telah diberikan

5. Rekan-rekanku Mas Rahman, Mba Ana, Pak Anton, Nurman, Pak Kris, Pak

Waryoto, Rini, Bu Dwi, Bu Herli, Bu Ade, Ayu, Viviana, Pak Fauzan, Suli,

Pak Permata, Pak Edi, Agus, Cut, Wahid, Bu Guiyana, Bu Ike dan Recand

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini masih terdapat kekurangan

dan kesalahan, saran dan kritik dari pembaca selalu kami harapkan.

Bandar Lampung, 22 Desember 2015 Penulis

(10)

MOTO

-

٥:الانشراح) ٧ ا

ا ن

ا

٥

ا ن

Artinya:

“ Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama

kesulitan ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan),

(11)
(12)

PERSEMBAHAN

Dengan segenap rasa syukur, kupersembahkan karya ini untuk:

1. Orang tuaku (Samingun - Siti Nafisah) dan (HM. Sholehan - Hj. Rohmatun)

2. Istri ku tercinta (Rosidatul Munawaroh)

(13)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pringsewu pada tanggal 14 Juli 1985 yang merupakan

anak ke tiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Samingun dan Ibu

Siti Nafisah.

Pendidikan formal yang ditempuh penulis adalah menyelesaikan Sekolah

Dasar di SD Negeri 3 Candiretno tahun 1998, MTs Raudlatul Munawaroh

Pagelaran tahun 2001, SMA Negeri 1 Pringsewu tahun 2004 dan

menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1) di STKIP Muhammadiyah

Pringsewu tahun 2008. Tahun 2013 penulis melanjutkan pendidikan Starata

Dua (S2) pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program

studi Magister Matematika di Universitas Lampung.

Pada tahun 2006 sampai 2009 penulis memulai pengalaman sebagai pendidik

di SD Negeri 2 Babakan, tahun 2007 sampai 2009 sebagai pendidik d SMP

Negeri 2 Ambarawa dan di STKIP Muhammadiyah Pringsewu tahun 2009

sampai 2010. Pada saat ini penulis masih aktif sebagai pendidik di SMK

(14)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Batasan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rancangan Nested Tiga Level ... 4

2.2 Model dan Asumsi ... 6

2.3 Produk Kroneker ... 7

2.4 Model Linear Umum ... 8

2.5 Teori Distribusi ... 9

2.6 Distribusi Bentuk Kuadratik ... 11

(15)

2.8 Metode Model Reduksi ... 14

2.9 Pengujian Hipotesis ... 15

2.10 Interval Kepercayaan ... 17

BAB III METODE PENELITIAN ... 19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Transformasi Model ... 21

4.2 Pendugaan Parameter ... 30

4.3 Pengujian Hipotesis ... 33

4.4 Interval Kepercayaan ... 41

4.5 Hasil Simulasi ... 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 63

5.2 Saran ... 63

(16)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Model rancangan merupakan bentuk khusus dari model linear umum , akan tetapi matriks X tidak selalu dijumpai berperingkat penuh. Kondisi ini

menyebabkan pendugaan parameter tidaklah unik. Beberapa metode dapat

digunakan agar X berperingkat penuh antara lain mean model, reparameterisasi

dan model reduksi. Metode model reduksi (Model Reduction Methods ) yang

diberikan Hocking (1985) adalah mentranformasi model tidak penuh dengan

kendala menjadi model penuh dan tidak ada kendala.

Pada penelitian sebelumnya (Mustofa dkk, 2006) telah mendiskusikan

transformasi model terkendala menjadi tidak terkendala pada Two Way Treatment

Structure dengan interaksi menggunakan metode model reduksi Hocking(1985). Selanjutnya (Mustofa dkk, 2011) Mendiskusikan pendekatan untuk menganilisis

(17)

2

(2) melakukan pendugaan parameter, (3) melakukan pengujian hipotesis, (4)

menentukan interval kepercayaan dari ratio fungsi linear parameter, dan (5)

melakukan simulasi menggunakan program R versi 3.1.3.

1.2 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Pada penilitian ini dibatasi pada rancangan nested tiga level dengan efek tetap 2. Model Nested tiga level dengan efek tetap yang akan diteliti meliputi transformasi model tak penuh dengan kendala menjadi model penuh tanpa kendala, pendugaan parameter, pengujian hipotesis, dan menentukan interval kepercayaan dari ratio fungsi linear parameter

3. Simulasi yang digunakan menggunakan bahasa R versi 3.1.3 dengan a = 3,

b = 4, c = 3 sedangkan n = 2, n = 10 dan n = 30.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

1. Mentransformasi model tak penuh dengan kendala menjadi model penuh tanpa kendala pada model nested tiga level dengan efek tetap

2. Menduga parameter pada model nested tiga level dengan efek tetap

(18)

3

4. Menentukan interval kepercayaan ratio fungsi linear parameter pada model

nested tiga level dengan efek tetap

5. Melakukan simulasi menggunakan program R versi 3.1.3

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain :

1. Memberikan cara-cara mentranformasi model tidak penuh dengan kendala

menjadi model penuh tidak terkendala pada rancangan nested tiga level dengan efek tetap

2. Memberikan cara-cara melakukan pendugaan parameter, pengujian hipotesis

dan menentukan interval kepercayaan ratio fungsi liner parameter pada rancangan nested tiga level dengan efek tetap

3. Memberikan cara-cara melakukan simulasi menggunakan program R versi

(19)

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

Dalam penelitian ini akan didiskusikan tentang transformasi model tak penuh

dengan kendala menjadi model penuh tanpa kendala, pendugaan parameter,

pengujian hipotesis dan selang kepercayaan rasio fungsi linear parameter. Untuk

itu, penulis menggunakan beberapa definisi dan teorema-teorama yang berkaitan

dengan hasil yang ingin dicapai.

2.1 Rancangan Nested Tiga Level

Definisi 2.1

Rancangan percobaan (Experimental Design) merupakan hal yang berhubungan

dengan perencanaan penelitian untuk mendapatkan informasi maksimum dari

bahan-bahan yang tersedia.

(Miliken dan Johnson 1997 hal. 47)

(20)

5

arrangement treatment structure, dan Factorial arrangement with one or more controls. Sedangkan stuktur rancangan pada rancangan percobaan merupakan pengelompokan unit percobaan dalam kelompok-kelompok yang homogen. Struktur rancangan juga terdiri atas beberapa jenis yaitu Completely randomized design, Randomized complete block design, Latin square design, Incomplete block

designs dan Various combinations and generalizations.

Pengaruh tersarang (nested) dapat terjadi pada kedua struktur baik dalam struktur rancangan maupun struktur perlakuan. Kejadian menyarang pada struktur rancangan harus terdapat lebih dari satu ukuran unit percobaan di mana unit percobaan yang kecil tersarang dalam unit percobaan yang besar. Unit percobaan atau satuan percobaan adalah satuan bahan atau tempat dilaksanakannya setiap perlakuan yang akan dicobakan. Sedangkan kejadian menyarang pada struktur perlakuan harus terdapat dua faktor atau lebih. Faktor merupakan sesuatu yang akan dilihat pengaruhnya, faktor-faktor tersebut memungkinkan mempunyai efek tetap, acak maupun campuran. Menurut Miliken dan Johnson jika semua faktor pada struktur perlakuan mempunyai efek tetap maka disebut dengan model tetap atau model efek tetap (fixed effect).

Misalkan ada tiga faktor (faktor A, B dan C) di mana unit percobaan faktor C lebih kecil dari faktor B dan unit percobaan faktor B lebih kecil dari faktor A. Jika faktor A terdiri dari a buah, faktor B terdiri dari b buah, faktor C terdiri dari c

(21)

6

2.2 Model dan Asumsi

Model rancangan nested tiga level dapat diparameterkan sebagai berikut :

{

(2.1)

Di mana adalah nilai pengamatan dari faktor A ke-i, faktor B ke-j, faktor C

ke-k dan pengulangan ke-l, adalah nilai tengah keseluruhan, adalah efek

faktor A ke-i, adalah efek faktor B ke-j pada faktor A ke-i, adalah

efek faktor C ke-k pada faktor B ke-j dan pada faktor A ke- i, dan adalah

galat dari faktor A ke-i, faktor B ke-j, faktor C ke-k dan pengulangan ke-l.

Dalam penelitian ini dipilih model efek tetap sehingga asumsi yang harus

dipenuhi dalam model efek tetap adalah :

∑ ∑ ∑

∑ ∑

∑ (2.2)

(22)

7

Model (2.1) dapat dijelas dengan gambar berikut :

Gambar 2.1

2.3 Produk Kroneker

Matriks pada model rancangan mempunyai pola tertentu dan biasanya berukuran

besar sehingga kurang efektif dalam penulisan maupun perhitungannya. Produk

kroneker merupakan cara menuliskan matriks dalam bentuk yang lebih sederhana.

Definisi 2.2

Jika A adalah matriks berukuran r x s, dengan adalah unsur ke-ij dengan

i=1,2,....,r dan j=1,2,...,s; B adalah matriks t x v maka Produk kroneker

dilambangkan dengan AB adalah matriks berukuran rt x sv dengan mengalikan

(23)

8

Jika dan masing-masing merupakan matriks idenstitas berorde a dan b maka

2.4 Model Linear Umum

Definisi 2.3

Misal Y adalah vektor peubah acak n x 1 yang teramati; X adalah matriks n x p

dengan unsur-unsurnya adalah bilangan tertentu yang diketahui; adalah

vektor parameter p x 1 yang tidak diketahui nilainya; adalah vektor peubah acak

n x 1 yang tidak teramati, dengan dan . Misalkan hal ini kita hubungkan menjadi

(24)

9

Secara khusus persamaan (2.4) dinamakan model linear umum.

(Graybill 1976, hal. 171 )

Pada model (2.1) jika peringkat atau rank dari matriks X sama dengan jumlah kolomnya, maka modelnya dinamakan berperingkat penuh (full rank model) dan

jika peringkat matriksnya tidak penuh maka modelnya dinamakan model tidak

penuh.

2.5 Teori Distribusi

Definisi 2.4

Peubah acak tunggal X didefinisikan mempunyai distribusi normal univariat

dengan mean  dan varians , jika dan hanya jika fungsi kepekatan peluang atau

probability density function (pdf) dari X adalah

(2.5)

(Graybill 1976, hal. 95)

Definisi 2.5

Peubah acak univariat Z didefinisikan mempunyai distribusi normal standar univariat jika dan hanya jika fungsi kepekatan peluang dari Z adalah

(2.6)

(25)

10

Definisi 2.6

Jika dan berdistribusi N(0,1) maka vektor

dengan G adalah matriks nonsingular n x n dan  adalah vektor konstan n x 1.

Maka distribusi gabungan vektor acak n x 1 Y adalah

| | ( ) (2.7)

dengan . Fungsi adalah fungsi distribusi normal multipeubah dari

peubah acak Y n x 1 dengan nilai tengah  dan matriks varians-kovarians definit

positif . Selanjutnya dilambangkan dengan

Y berdistribusi

(Mustofa dan Warsono 2009, hal 95)

Definisi 2.7 mempunyai distribusi chi kuadrat dengan derajat bebas n.

(26)

11

Berdistribusi F dengan derajat bebas n1 dan n2

Bukti (lihat Graybill 1976, hal 128)

2.6 Distribusi Bentuk Kuadratik

Definisi 2.9

Misalkan A adalah matriks k x k dan [ ] adalah vektor kolom k x1 dari peubah real. Maka bentuk dinamakan bentuk kuadratik dalam Y dan A dinamakan matriks bentuk kuadratik (quadratik form).

(Myers dan Milton , hal. 44)

Teorema 2.7

Misal vektor acak Y n x 1 berdistribusi . Misal A matriks simetrik n x n

maka berdistribusi jika dan hanya jika A adalah matriks

idempoten berperingkat p.

(27)

12

Teorema 2.8

Misal vektor acak Y n x 1 berdistribusi . Misal A matriks simetrik n x n.

Maka berdistribusi jika dan hanya jika AV matriks

idempoten berperingkat p.

Bukti (lihat Myers dan Milton 1991, hal. 62)

Akibat 2.8.1

Misal vektor acak Y n x 1 berdistribusi . Maka berdistribusi

Bukti (lihat Graybill 1976, hal. 127)

Teorema 2.9

Jika vektor acak Y n x 1 berdistribusi dengan mempunyai peringkat n.

Jika A B=0 maka dua bentuk kuadratik dan independen.

Bukti (lihat Graybill 1976, hal 139)

2.7 Pendugaan Parameter

Salah satu bentuk inferensia statistika (pengambilan kesimpulan) terhadap

parameter populasi adalah estimasi (dugaan). Dalam estimasi yang dilakukan

adalah menduga/memperkirakan parameter dengan penduga yang sesuai

(28)

13

Definisi 2.10

Misal Y1, Y2, ..., Yn adalah sampel pengamatan dengan pdf .

Misalkan t(Y) adalah penduga untuk c(θ) maka t(Y) didefinisikan sebagai Penduga varians minimum takbias seragam atau Uniformly Minimum Variance Unbiased Estimator (UMVUE) untuk c(θ) jika dan hanya jika t(Y) memenuhi (1) dan (2)

dibawah ini untuk semua dalam

1. [ ] , yaitu t(Y) penduga takbias dari c(θ)

dengan metode kuadrat terkecil untuk dan adalah

̂

̂ [ ]

Bukti (lihat Graybill 1976, hal. 217)

Teorema 2.11 (Gauss Markov)

Misal dimana X adalah matriks n x (k+1) berperingkat penuh, adalah vektor parameter tidak diketahui (k+1) x 1, dan adalah vektor acak n x 1

dengan mean 0 dan varians Penduga kuadrat terkecil ̂ merupakan penduga

linear terbaik tak bias bagi .

(29)

14

2.8 Metode Model Reduksi

Dalam desain model, tidak selalu dijumpai bahwa matriks X berperingkat penuh.

Kondisi ini menyebabkan pendugaan parameter tidaklah unik. Oleh karena itu,

ada beberapa metode yang dapat digunakan agar X berperingkat penuh antara lain

model reduksi.

Misalkan ditetapkan model terkendala sebagai berikut :

(2.10)

Kendala G = g

dengan Y adalah n vektor pengamatan, X adalah desain matriks berukuran n x p dengan peringkat q dan q < p, adalah p vektor parameter yang tidak diketahui, adalah n vektor error yang berdistribusi normal dengan vektor mean 0 dan varians

, dan G adalah matriks p x q berperingkat q.

Pertama, definisikan permutasi matriks T sedemikian rupa sehingga

(30)

15

Asumsikan bahwa θ1 dan G1 dapat dipartisi sehingga kendala dapat ditulis :

g

dengan adalah matriks berukuran q x q berperingkat q. Penyelesaian untuk

adalah

g

Selanjutnya partisikan matriks X1 , menjadi [ ] dan subtitusikan ke

dalam (2.11) sehingga diperoleh

(2.12)

Dengan g; [ ]; dan

Model (2.13) disebut dengan model tak terkendala berperingkat penuh

(Hocking, 1985)

2.9 Pengujian Hipotesis

Definisi 2.11

Pada model linear umum, bentuk umum hipotesis ditetapkan sebagai

dengan adalah himpunan persamaan yang konsisten, H adalah matriks q x p berperingkat q, vektor parameter p x1 dan vektor q x1.

(31)

16

Hipotesis yang akan diuji dilambangkan dengan H0 (hipotesis nol) dan disertai

dengan Ha (hipotesis alternatif). Hipotesis alternatif otomatis tidak ditolak jika

hipotesis nol ditolak.

Teorema 2.12

Dalam model linear umum dan berdistribusi ,  adalah

statistik uji Generalized Likelihood Ratio (GLR) untuk menguji hipotesis

dengan alternatif

Uji GLR dengan taraf signifikansi  sebagai berikut : tolak H0 jika dan hanya jika

 memenuhi  dengan adalah titik kritis dengan peluang 

dari distribusi F dengan derajat bebas q dan n-p.

(32)

17

Dalam membuat keputusan pada pengujian hipotesis kemungkinan terjadi suatu

kesalahan. Terdapat dua macam kesalahan yaitu kesalahan tipe I dan kesalahan

tipe II, untuk lebih jelas disajikan pada tabel berikut :

Tabel 2.1 Kesalahan dalam pengujian hipotesis

H0benar H0salah

Tidak menolak H0 Keputusan benar

keputusan tersebut disebut sebagai kuasa uji. Sehingga kuasa uji adalah peluang

menolak H0 dimana H0 salah.

2.10 Interval Kepercayaan

Interval kepercayaan merupakan kisaran nilai yang dibuat dari data sampel

dimana parameter populasi cenderung dalam kisaran tersebut dengan probabilitas

yang spesifik. Interval kepercayaan tersebut mencangkup batas dari nilai kisaran

yang terdiri dari batas atas maupun batas bawah. Penelitian Zerbe (1978)

menunjukan penggunaan teorema Fieller dalam model linear umum untuk

menghitung batas kepercayaan (batas bawah dan batas atas ) dari ratio fungsi

linear parameter. Syarat keberlakuan dari penelitian tersebut adalah model (2.4)

(33)

18

Misalkan akan di bangun batas kepercayaan untuk rasio

(2.16)

dengan K dan L merupakan vektor konstanta p x 1 yang diketahui.

̂ ̂

[ { } ] (2.17)

mempunyai distribusi t-student dengan derajat bebas n-p.

batas kepercayaan untuk dapat ditentukan dengan argumen

Untuk membuktikan (2.19) – (2.21) lihat (Mustofa 2006, hal.35)

(34)

19

III. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan adalah

1. Rancangan Nested tiga level dengan model fixed effect dibuat dalam bentuk

model linear umum

2. Jika model penuh dan tidak ada kendala maka memenuhi asumsi untuk

melakukan pendugaan parameter, pengujian hipotesis dan interval

kepercayaan dari ratio fungsi linear parameter

3. Jika model tidak penuh dan terkendala maka dilakukan reduksi dengan

menggunakan metode model reduksi Hocking (1985) sehingga menjadi

model penuh dan tidak ada kendala

4. Melakukan pendugaan parameter dengan teorema Gauss-Markov

5. Melakukan pemeriksaan karakteristik penduga parameter dengan UMVUE

6. Pengujian hipotesis dengan menggunkan uji Generalized Likelihood Ratio

7. Menentukan interval kepercayaan dari ratio fungsi linear parameter dengan

teorema Fieller

8. Melakukan simulasi dengan program R versi 3.1.3 pada model penuh untuk

pendugaan parameter, pengujian hipotesis dan menentukan interval

(35)

20

Metode penelitian dapat dijelaskan dengan gambar berikut :

(36)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

1. Metode Model Reduksi Hocking (1985) dapat digunakan untuk

mentransformasi model tak penuh dengan kendala menjadi model penuh

tidak terkendala pada rancangan Nested tiga level dengan model fixed effect

2. Pendugaan parameter pada Model penuh dari rancangan Nested tiga level dengan model fixed effect mempunyai karakteristik penduga tak bias dan varians minimum.

3. Pada pengujian hipotesis, kuasa uji (power test) yang dihasilkan baik..

4. Teorema Fieller dapat digunakan untuk menentukan interval kepercayaan dari

rasio fungsi linear parameter

5.2Saran

1. Melakuan analisis rancangan Nested tiga level dengan model fixed effect menggunakan mean model ataupun reparameterisasi

2. Meningkatkan level rancangan Nested

3. Mengubah efek tetap menjadi efek acak ataupun campuran

4. Menerapkan metode model reduksi Hocking (1985) pada model rancangan

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Clarke, B.R. 2008. LINEAR MODELS: The Theory and Application of Analysis of Varians. Perth : John Wiley & Sons

Graybill, F.A. 1976. Theory and Aplication of the Linear Model. California: Wadsworth & Books.

Hocking, R.R. 1985. The Analysis of Linear Model. California: Cole Publishing Company.

Miliken, G.A dan Johnson, D.E. 1992. Analysis of Messy Data, Volume I: Design Experiment. London: Chapman & Hall.

Mustofa, U., F.A.M. Elfaki, J.I. Daoud, Raihan, O., dan A. Sidik . 2006. Transformation of A Contrained Model into Unconstrained Model in Two Way Treatment Structure with Interaction. Quantitative Methods. 29-36

Mustofa, U., P. Njuho, F.A.M. Elfaki dan J.I. Daoud. 2011. The Combination of several RCBDs. Australian Journal of Basic and Applied Sciences, 5(4): 67-75

Mustofa, U., F.A.M. Elfaki dan J.I. Daoud. 2013. Ratio of Linear Function of Parameters and Testing Hypothesis of the Combination Two Split Plot Design. Middle-East Journal of Scientific Research 13 (Mathematical Applications in Engineering): 109-115

Myers, R.H dan Milton, J.S. 1991. A Firs Course in the Theory of Linear , Model. Boston: PSW-Kent Publishing Co.

Pearson, E.S., dan Please, N.W. (1975). Relation beetwen the shape of population distribution and the robustness of four simple test statistics. Biometrika, 62, p.223-241

Gambar

Gambar 2.1
Tabel 2.1  Kesalahan dalam pengujian hipotesis

Referensi

Dokumen terkait

Pada kasus perikanan pukat cincin di Laut Jawa, untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada nilai biomassa yang tersisa untuk menjamin keberlanjutan sediaan ikan yang dikelola

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen Two-group post-test-only design dengan tujuan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan apakah pembelajaran team teaching setting

Proses dan hasil belajar mengacu pada aktivitas pemecahan masalah kompetensi yang ada di Du-Di menggunakan

Pada gambar B di bawah ini merupakan suatu form monitoring output perancangan solar tracker dual axis dapat di lihat pada form di bawah ini sebagai berikut :.

Berdasarkan landasan teori di atas, dapat diambil suatu hipotesis dari penelitian ini bahwa ada pengaruh waktu aplikasi home bleaching terhadap kebocoran mikro pada

The main objective of this study is to find out the relationship between students’ satisfaction and various education facilities and services in the process of

Selain itu, tahap evaluasi ini juga dikembangkan untuk menilai apakah integrasi mata kuliah TPS dengan payung penelitian menggunakan metode kolaboratif berbasis praktek

haddaṡanā, akhbaranā ‘an dan anna. Hal ini berarti terdapat perbedaan metode.. periwayatan yang digunakan oleh periwayat sanad hadis tersebut.. melanjutkan: