• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi Usia 3 Dan 6 Bulan Yang Mendapat Asi Eksklusif dan Yang Tidak Mendapat Asi di Posyandu Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi Usia 3 Dan 6 Bulan Yang Mendapat Asi Eksklusif dan Yang Tidak Mendapat Asi di Posyandu Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan Tahun 2014"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN 1

CURRICULUM VITAE

Nama : Samuel Assan Sirait Tempat/ Tanggal lahir : Jakarta, 13 Maret 1992 Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Dahlia No: 39K Kelurahan Sidorejo

Hilir, Medan

Riwayat Pendidikan : 1. TK Santa Maria Monica, Bekasi (1996 –1998) 2. SD Santa Maria Monica, Bekasi (1998 – 2004)

3. SMP Methodist-7, Medan (2004 – 2007) 4. SMA Methodist-7, Medan (2007 – 2010)

Riwayat Seminar : 1. Seminar ”Manajemen Mahasiswa Baru (MMB)” FK USU 2011

2. Seminar ”Get Together” Standing Committee of Research Exchange (SCORE) PEMA FK USU 2012

▸ Baca selengkapnya: kesan jika masyarakat tidak mendapat pendidikan yang sempurna

(2)

4. Simposium ”Penanggulangan Masalah Kesehatan sebagai Dampak Bencana Alam di Indonesia” Temilnas FK Unair 2014

Riwayat Kegiatan : 1. Pengabdian Masyarakat Mahasiswa Kristen

(PMMK) FK USU 2012

2. Pengabdian Masyarakat Mahasiswa Kristen

(PMMK) FK USU 2013

3. Pengabdian Masyarakat Mahasiswa Kristen

(PMMK) FK USU 2014

Riwayat Kepanitiaan : 1. Anggota Sie. Dana Medical Humanity Day

(3)

(SCORE) PEMA FK USU 2014

8. Anggota Sie. Konsumsi Penyambutan Mahasiswa Baru FK USU 2014

9. Anggota Sie. Konsumsi Scorish Officially Learning in Discussion (SOLID) Standing Committee of Research Exchange (SCORE)

PEMA FK USU 2014

10. Anggota Sie. Liaison Officer Scripta Research Festival (SRF) FK USU 2015

Riwayat Organisasi : 1. Anggota Divisi Jurnal Standing Committee of Research Exchange (SCORE) PEMA FK USU 2. Tim Editor dalam Tim Redaksi Jurnal

Mahasiswa Kedokteran Indonesia,

“SCRIPTA” Standing Committee of Research Exchange (SCORE) PEMA FK USU

2013-2014

3. Tim Hubungan Masyarakat (Humas) dalam Tim Redaksi Jurnal Mahasiswa Kedokteran

Indonesia, “SCRIPTA” Standing Committee of Research Exchange (SCORE) PEMA FK USU

2014-2015

Karya yang pernah dibuat : 1. “Aplikasi Daun Kepel (Stelechocarpus

burahol) Suatu Sumber Flavonoid untuk

(4)

2. “Aplikasi Tinktur Iodin sebagai Pendekatan Sederhana dalam Mendapatkan Air Bersih untuk Menurunkan Angka Morbiditas

Pascabanjir” diikutsertakan pada lomba Temilnas 2014, FK Unair kategori KTI-GT 3. “3E : Tiga Langkah Sederhana Untuk Tim Penyelamat” diikutsertakan pada lomba

Temilnas 2014, FK Unair kategori Poster Publik 4. “Peran Mikro-RNA24 Inhibitor Sebagai Terapi Gen dalam Penatalaksanaan Miokard Infark Akibat Penyakit Jantung Koroner” diikutsertakan pada lomba Scientific

Atmosphere 2015, FK Unud kategori KTI-GT 5. “Peran Mikro-RNA24 Inhibitor Sebagai Terapi Gen dalam Penatalaksanaan Miokard

Infark Akibat Penyakit Jantung Koroner” diikutsertakan pada lomba Scientific Atmosphere 2015, FK Unud kategori Poster Ilmiah

(5)

LAMPIRAN 2

LEMBAR PENJELASAN

Salam sejahtera,

Saya, Samuel Assan Sirait, mahasiswa semester VI Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, sedang mengerjakan penelitian sebagai kompetensi akhir di pembelajaran saya. Penelitian yang saya buat berjudul “Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi Usia 3 dan 6 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif dan Tidak Mendapat ASI”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 3 dan 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif dan tidak mendapat ASI.

Sehubungan dengan penjelasan ini, saya mengharapkan keikutsertaan dan kerjasama dari ibu untuk memberikan waktu dan kesediaannya dalam pelaksanaan penelitian ini.Ibu diharapkan bersedia mengisi kuesioner yang saya sertakan dan meluangkan waktu beberapa menit untuk menjawab pertanyaan pada kuesioner terlampir dengan sebenar-benarnya dan mempersilahkan saya untuk melakukan observasi pada anak ibu.

Partisipasi ibu bersifat bebas tanpa paksaan.Ibu berhak untuk menolak berpartisipasi tanpa tuntutan atau apapun.Jika dalam menjawab pertanyaan pada kuesioner ibu mendapati keluhan dalam menjawabnya, maka dapat ditanyakan secara langsung pada peneliti.

Demikian penjelasan ini saya sampaikan.Atas partisipasi ibu, saya mengucapkan terima kasih.

Medan, 2014

(6)

LAMPIRAN 3

LEMBAR PERNYATAAN KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

NAMA :

UMUR :

NAMA ANAK :

ALAMAT :

Setelah membaca dan mendapat penjelasan serta memahami sepenuhnya tentang penelitian,

Judul Penelitian : Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi Usia 3 dan 6 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif dan Tidak Mendapat ASI

Nama Peneliti : Samuel Assan Sirait

Instansi Penelitian : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Dengan ini menyatakan setuju dan bersedia untuk menjadi subjek penelitian dengan sukarela dan tanpa paksaan

Medan, 2014

(7)

LAMPIRAN 4

DATA RESPONDEN

Nama Ibu :

Nama Ayah :

Alamat :

Umur Ibu :

Umur Ayah :

Pekerjaan Ibu :

Pekerjaan Ayah :

Pendapatan Keluarga :

Pendidikan Ibu :

Pendidikan Ayah : Berat Badan Ibu : Berat Badan Ayah : Tinggi Badan Ibu : Tinggi Badan Ayah :

Riwayat Kelahiran Anak ; Lahir normal / Caesar Berat Badan Lahir : Tinggi Badan Lahir : Lingkar Kepala Lahir : Penyakit pada saat kehamilan :

Penyakit pada saat persalinan : Nutrisi yang diberikan untuk bayi : Makanan Ibu sehari-hari :

(8)

LAMPIRAN 5

Kurva Berat Badan Perempuan WHO

(9)

Kurva Berat Badan Laki-laki WHO

(10)

Kurva Lingkar Kepala Perempuan Nellhaus

(11)

LAMPIRAN 6

KPSP UNTUK BAYI UMUR 3 BULAN

1.Pada waktu bayi telentang.apakah masing-masing lengan dan tungkai bergerak dengan mudah? Jawab TIDAK salah satu atau kedua tungkai atau lengan bayi bergerak tak terarah/tak terkendali.

Gerak kasar Ya Tidak

2. Pada bayi telentang apakah ia melihat dan menatap wajah anda?

Sosialisasi &

kemandirian Ya Tidak 3. Apakah bayi dapat mengeluarkan sura-suara lain (ngoceh)

disamping menangis?

Bicara & bahasa

Ya Tidak 4. Pada waktu bayi telentang. Apakah ia mengikuti gerakan

anda dengan menggerakkan kepalanya dari kanan/kiri ke

tengah? Gerak halus Ya Tidak

5. Pada waktu bayi telentang. Apakah ia dapat mengikuti gerakan anda dengan menggerakkan kepalanya dari satu

sisi hampir sampai pada sisi yang lain? Gerak halus Ya Tidak

6. Pada waktu anda mengajak bayi berbicara dan tersenyum, apakah ia tersenyum kembali kepada anda.

Sosialisasi & kemandirian

Ya Tidak 7. Pada waktu bayi telungkup

di atas yang datar, apakah ia dapat mengangkat kepalanya seperti pada gambar ini?

Gerak kasar Ya Tidak

8. Pada waktu bayi telungkup di atas yang datar, apakah ia dapat mengangkat kepalanya sehingga membentuk sudut 450 seperti pada gambar?

Gerak kasar Ya Tidak

9. Pada waktu bayi telungkup diatas

Yang datar, Apakah ia dapat menggangkat kepalanya

dengan tegak seperti pada gambar? Gerak kasar Ya Tidak

10. Apakah bayi suka ketawa keras walau tidak digelitik atau di raba-raba?

Bicara & bahasa

(12)

KPSP UNTUK BAYI UMUR 6 BULAN

1. Pada waktu bayi telentang, apakah ia dapat mengikuti gerakan anda dengan menggerakan kepalanya dengan sepenuhnya dari

satu sisi ke sisi yang lain? Gerak halus Ya Tidak

2.Dapatkah bayi mempertahankan posisi kepala dalam keadaan tegak dan stabil? Jawab TIDAK bila kepala bayi cenderung jatuh ke kanan/kiri atau ke dadanya.

Gerak kasar Ya Tidak 3.Sentuhkan pensil di punggung tangan atau ujung jari bayi

(jangan meletakkan di atas tangan bayi). Apakah bayi dapat

menggenggam pensil itu selama beberapa detik? Gerak halus Ya Tidak

4.Ketika bayi telungkup di alas datar, apakah ia dapat mengangkat dada dengan kedua lengannya sebagai penyanggah seperti pada gambar?

Gerak kasar Ya Tidak 5. Pernahkah bayi mengeluarkan suara gembira bernada tinggi

atau memekik tetapi bukan menangis?

Bicara &

bahasa Ya Tidak 6.Pernahkah bayi berbalik paling sedikit dua kali, dari

telentang ke telungkup atau sebaliknya? Gerak kasar Ya Tidak 7. Pernahkah anda melihat bayi tersenyum ketika melihat

mainan yang lucu, gambar atau binatang peliharaan pada saat ia bermain sendiri?

Sosialisasi &

kemandirian Ya Tidak 8. Dapatkah bayi mengarahkan matanya pada benda kecil

sebesar kacang, kismis atau uang logam? Jawab TIDAK jika ia tidak dapat mengarahkan matanya.

Gerak halus Ya Tidak 9.Dapatkah bayi meraih mainan yang di letakkan agak jauh

namun masih berada dalam jangkauan tangannya? Gerak halus Ya Tidak 10. Pada posisi bayi telentang, pegang kedua tangannya lalu trik

perlahan-lahan ke posisi duduk. Dapatkah bayi mempertahankan lehernya secara kaku seperti gambar di sebelah kiri? Jawab TIDAK bila kepala bayi jatuh seperti gambar sebelah kanan.

(13)

LAMPIRAN 7

Data Induk

No Nama Jenis Kelamin Kelompok Umur Riwayat ASI Eksklusif PB (cm) BB (kg) LK (cm) Jumlah “Ya” pada KPSP

1 DP Laki - laki 3 bulan ASI Eksklusif 62 6.8 41 9

2 AF Laki - laki 3 bulan ASI Eksklusif 61 6.6 41 10

3 CM Laki - laki 3 bulan ASI Eksklusif 64 6.4 41 9

4 AK Laki - laki 3 bulan ASI Eksklusif 64.5 6.8 41 10

5 IR Laki - laki 3 bulan ASI Eksklusif 63 6.3 41.5 10

6 AS Laki - laki 3 bulan ASI Eksklusif 63 6.5 41 10

7 JRS Laki - laki 3 bulan ASI Eksklusif 63 6.4 42 10

8 YR Laki - laki 3 bulan ASI Eksklusif 62 6.6 42 9

9 FP Laki - laki 3 bulan Tidak ASI Eksklusif 56 5.2 38 7

10 MAAM Laki - laki 3 bulan Tidak ASI Eksklusif 58 5.5 39 7

11 RNB Laki - laki 3 bulan Tidak ASI Eksklusif 60 5.6 40 8

12 FS Laki - laki 3 bulan Tidak ASI Eksklusif 57 6.0 39.5 7

13 KR Laki - laki 3 bulan Tidak ASI Eksklusif 58 6.0 39.5 7

14 NP Laki - laki 3 bulan Tidak ASI Eksklusif 59 4.9 39 6

15 FR Laki - laki 3 bulan Tidak ASI Eksklusif 56 4.9 39.5 6

16 LH Laki - laki 3 bulan Tidak ASI Eksklusif 59 4.8 38 8

17 MR Laki - laki 6 bulan ASI Eksklusif 67 7.8 44 9

18 AR Laki - laki 6 bulan ASI Eksklusif 67 8.0 43 10

19 RG Laki - laki 6 bulan ASI Eksklusif 65 7.5 43 9

20 VHM Laki - laki 6 bulan ASI Eksklusif 69 8.1 45 9

(14)

22 DG Laki - laki 6 bulan ASI Eksklusif 66 8.4 44 10

23 MKR Laki - laki 6 bulan ASI Eksklusif 65 8.2 43 9

24 RO Laki - laki 6 bulan ASI Eksklusif 68 7.6 44 10

25 AP Laki - laki 6 bulan Tidak ASI Eksklusif 64 5.9 40 8

26 MZ Laki - laki 6 bulan Tidak ASI Eksklusif 66 6.8 42 8

27 JS Laki - laki 6 bulan Tidak ASI Eksklusif 64 6.4 41.5 6

28 MT Laki - laki 6 bulan Tidak ASI Eksklusif 61 6.6 43 7

29 BP Laki - laki 6 bulan Tidak ASI Eksklusif 65 6.7 44 6

30 DRS Laki - laki 6 bulan Tidak ASI Eksklusif 61.5 6.1 42 8

31 AA Laki - laki 6 bulan Tidak ASI Eksklusif 61 6.4 42 7

32 WH Laki - laki 6 bulan Tidak ASI Eksklusif 65 6.2 41.5 7

33 DM Perempuan 3 bulan ASI Eksklusif 58 6.1 40 10

34 IH Perempuan 3 bulan ASI Eksklusif 62 6.2 40 10

35 GH Perempuan 3 bulan ASI Eksklusif 62.5 6.0 41 10

36 AZ Perempuan 3 bulan ASI Eksklusif 60 6.0 39.5 9

37 QLBB Perempuan 3 bulan ASI Eksklusif 61 6.1 41 10

38 NA Perempuan 3 bulan ASI Eksklusif 59 5.8 39 9

39 RF Perempuan 3 bulan ASI Eksklusif 62 6.4 41 9

40 LG Perempuan 3 bulan ASI Eksklusif 61 6.2 40 10

41 QP Perempuan 3 bulan Tidak ASI Eksklusif 57 5.7 37 6

42 QF Perempuan 3 bulan Tidak ASI Eksklusif 58 5.0 38 7

43 MT Perempuan 3 bulan Tidak ASI Eksklusif 60 5.7 38 8

44 PS Perempuan 3 bulan Tidak ASI Eksklusif 54 4.2 37 8

45 HVS Perempuan 3 bulan Tidak ASI Eksklusif 54 4.3 36.5 7

(15)

47 ZI Perempuan 3 bulan Tidak ASI Eksklusif 54.5 4.3 39 7

48 DS Perempuan 3 bulan Tidak ASI Eksklusif 58 4.7 39 8

49 LCT Perempuan 6 bulan ASI Eksklusif 63 7.3 43 9

50 FR Perempuan 6 bulan ASI Eksklusif 65 6.9 42 10

51 IS Perempuan 6 bulan ASI Eksklusif 63 7.0 43 10

52 MDS Perempuan 6 bulan ASI Eksklusif 65 6.8 42 9

53 YH Perempuan 6 bulan ASI Eksklusif 68 7.6 44 9

54 AF Perempuan 6 bulan ASI Eksklusif 66 7.2 43 10

55 CS Perempuan 6 bulan ASI Eksklusif 67 7.9 44 9

56 HN Perempuan 6 bulan ASI Eksklusif 66 7.5 43 10

57 FB Perempuan 6 bulan Tidak ASI Eksklusif 63 5.8 41 8

58 PYP Perempuan 6 bulan Tidak ASI Eksklusif 62.5 6.0 41 7

59 PP Perempuan 6 bulan Tidak ASI Eksklusif 65 6.1 41 8

60 MS Perempuan 6 bulan Tidak ASI Eksklusif 60 5.6 41.5 7

61 ESS Perempuan 6 bulan Tidak ASI Eksklusif 62 6.4 39.5 8

62 AY Perempuan 6 bulan Tidak ASI Eksklusif 59 5.5 40 8

63 ML Perempuan 6 bulan Tidak ASI Eksklusif 59 6.4 40 7

(16)

“Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi Usia 3 Dan 6 Bulan Yang Mendapat Asi Eksklusif Dan Yang Tidak Mendapat Asi Di Posyandu Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan

(17)
(18)
(19)

34

DAFTAR PUSTAKA

Adawiyah, R., 2012. Gambaran Perbedaan Pertumbuhan Anak Batita yang

Diberikan ASI Eksklusif dengan Tidak Diberikan ASI Eksklusif di Gampong

Lambhuk, Kota Banda Aceh.STIKES Ubudiyah. Banda Aceh. Hal: 6

Artaria, M.D., 2009. Peran Faktor Sosial-Ekonomi dan Gizi pada Tumbuh

Kembang Anak. Universitas Airlangga, Surabaya. Hal: 2

Center for Disease Control. 2010. Growth Charts. Available from:

http://www.cdc.gov/growthcharts/

Deoni, S. et al., 2013.Breastfeeding Benefits Babies’ Brain.Brown University.

Rhode Island, USA. Available from

h

[Accessed 5th May 2014]

ttps://news.brown.edu/articles/2013/06/breastfeeding

Departemen Kesehatan RI. 2005. Manajemen Laktasi Buku Panduan bagi Bidan

dan Petugas Kesehatan di Puskesmas. Jakarta. Dalam: Amaniyah, R. et al,

2012. Pengaruh Pemberian MODISCO III dan Suplemen Vitamin, Mineral

Terhadap Perkembangan Anak Bawah Garis Merah (BGM) Umur 1-3 Tahun

di Wilayah Puskesmas Ngampel Kabupaten Kendal.Hal: 12

[Accessed 10th

December 2014]

Departemen Kesehatan RI. 2009. Pedoman Pelaksanan Stimulasi, Deteksi dan

Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan

Dasar. Dalam:Hidayat, R., 2014.Perbedaan Hasil Pengukuran

Perkembangan Balita Menggunakan Denver Developmental Screening

Test-II (DDST-Test-II) dan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) di RW 6

Desa Rempoah Kecamatan Baturraden. Universitas Jenderal Soedirman,

Purwokerto. Hal: 21

Departemen Kesehatan RI. 2012. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif. Hal: 2

Daly, A. et al., 2014. Benefits, Barriers, and Enablers of Breastfeeding: Factor

Analysis of Population Perceptions in Western Australia. Curtin University,

(20)

35

Eidelman, A.I., Schanler, R.J., 2012. Breastfeeding and the Use of Human Milk.In: American Academy of Pediatrics, 2012. Pediatrics; Official Journal

of the American Academy of Pediatrics. Page: 831

Fitri, D.I. et al., 2013. Hubungan Pemberian ASI dengan Tumbuh Kembang Bayi

Umur 6 Bulan di Puskesmas Nanggalo.Universitas Andalas.Padang. Hal: 138

Fitzsimons, E. Vera-Hernandez, M. 2013. Food for the Brain?Breastfeeding and

Child Development.Institute for Fiscal Studies. London. Page: 8

Hendarto, A, Pringgadini, K., 2013.Buku Bedah ASI. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta. Available from:

Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2014. Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia

Mengenai Air Susu Ibu dan Menyusui. Available from:

http://idai.or.id/public-articles/klinik/asi/nilai-nutrisi-air-susu-ibu.html [Accessed 10th December 2014]

6th May 2014]

Kliegman R.M. et al., 2011.Nelson; Textbook of Pediatrics. 19th ed. USA:

Elsevier Saunders. Page: 44-48

Kramer, S.M. et al., 2002. Breastfeeding and Infant Growth: Biology or Bias? Faculty of Medicine McGill University. Montreal, Canada. Page: 346. In: Ciampo, L.A.D., 2012. Breastfeeding and Infant Growth.University of Sao Paulo Faculty of Medicine. Sao Paulo, Brazil. Page: 82

Koletzko, B., et al. 2008. The Roles of Long-chain Polyunsaturated Fatty Acids in

Pregnancy, Lactation and Infancy: Review of Current Knowledge and

Consensus Recommendations.Journal of Perinatal Medicine 36, No. 1. USA.

Pages: 5–14.

Lawrence, R.A., Lawrence R.M., 2011.Breastfeeding; A Guide for the Medical

Profession. 7th ed. Elsevier Saunders. USA. Page: 740

Martos, I.E. et al., 2012.Bacteriological, Biochemical, and Immunological

Modifications in Human Colostrum After Holder Pasteurisation. Universidad

(21)

36

Munir, H.M., 2007. Pengaruh Pemberian ASI Eksklusif Terhadap Berat Badan

Bayi Umur 4 – 6 Bulan (Di Wilayah Kerja Puskesmas Plumpang Kabupaten

Tuban).STIKES Nu Tuban.Tuban. Hal: 4

Narendra, B.M., 2010. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. Dalam: Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI. 2010. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan

Anak. Edisi ke-sebelas. Jakarta: Infomedika. Hal: 390-393

Nellhaus G., 1968. Head circumference from birth to eighteen years: Practical

composite international and interracial graphs. Pediatrics. USA. Pages:

106-114

Rumiyati, E., 2011. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui dengan

Pemberian ASI Pertama (Kolostrum) di Rumah Bersalin An-Nissa Surakarta.

Kebidanan STIKES Kusuma Husada, Surakarta. Hal: 30

Ryan, K.O., 2010. Infant’s Physical Development. Learning Seed, USA. Page: 4 Sastroasmoro, S. dan Ismael, S. 2011. Dasar-dasar Metodologi Penelitian

Klinis.Edisi ke-empat. Sagung Seto. Jakarta. Hal: 111

Sinaga, M.R.E., 2011. Perbedaan Berat dan Panjang Badan Bayi Usia 0-6 Bulan

yang Diberi Asi Eksklusif dan Diberi MP-ASI Di Puskesmas Medan Deli,

Kecamatan Medan Deli. Universitas Sumatera Utara, Medan. Hal: 65

Soemardini et al, 2011. Perbedaan Pertumbuhan Bayi Usia 0-6 Bulan Yang

Mendapat Asi Eksklusif Dan Non Asi Eksklusif Di Kelurahan Lesanpuro

Kecamatan Kedung Kandang Kota Malang. Universitas Brawijaya, Malang.

Hal: 6

Shetty, P., 2014. Indonesia’s Breastfeeding Challenge is Echoed the World Over.

In: World Health Organizati

Page: 234

Stuebe, A., 2009. The Risks of Not Breastfeeding for Mothers and Infants. University of North Carolina, USA. Page: 222

United Nations Children’s Fund. 2010. Breastfeeding: Foundation for a Healthy

Future. New York, USA. Page: 1

(22)

37

Widodo, Yekti. (2003). Pertumbuhan Bayi Usia 0-4 Bulan yang Mendapat ASI

Eksklusif dan Makanan Pendamping ASI Di Kabupaten Wonosobo, Propinsi

Jawa Tengah.Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan, Badan

Litbangkes.Dalam:Sinaga, M.R.E., 2011. Perbedaan Berat dan Panjang

Badan Bayi Usia 0-6 Bulan yang Diberi Asi Eksklusif dan Diberi MP-ASI Di

Puskesmas Medan Deli, Kecamatan Medan Deli. Universitas Sumatera

Utara, Medan. Hal: 53

World Health Organization. 2006. WHO Child Growth Standards: Methods

and development. Pages: 105-106

World Health Organization, 2011.Planning Guide for National Implementation

of the Global Strategy for Infant and Young Child Feeding. Page: 1

(23)

16

Bayi usia 3 bulan

ASI eksklusif

Tidak mendapat ASI

Pertumbuhan

Perkembangan

Pertumbuhan

Perkembangan

Bayi usia6 bulan

ASI eksklusif

Tidak mendapat ASI

Pertumbuhan

Perkembangan

Pertumbuhan

Perkembangan

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

3.2 Definisi Operasional 3.2.1. Usia

Usia adalah umur pada saat dilakukan penelitian.

(24)

17

3.2.2. ASI eksklusif

ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa suplementasi makanan maupun minuman lain, baik berupa air putih, jus, ataupun susu selain ASI.

3.2.3. Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah bertambah besar dalam aspek fisik akibat multiplikasi sel dan bertambahnya jumlah zat intraseluler. Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti tiga variabel indikator pertumbuhan, diantaranya; Panjang Badan, Berat Badan, dan Lingkar Kepala.

a. Panjang Badan

Panjang Badan adalah panjang badan bayi yang diukur dari telapak kaki sampai kepala bayi.

- Alat ukur

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah length

board dan kurva tinggi badan WHO.

- Cara ukur

Cara mengukur panjang badan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan infantometer.Kepala bayi dipegang agar tetap menempel pada pembatas angka 0 (pembatas kepala), lutut bayi ditekan agar lurus dan menekan batas kaki ke telapak kaki. Kemudian angka di tepi luar pengukur dibaca. Setelah itu, angka yang didapat, diplotkan pada kurva tinggi badan WHO sesuai dengan jenis kelamin bayi.

- Skala pengukuran

Skala pengukuran dalam penelitian adalah ordinal. - Kategori

Sangat tinggi : Z >+3SD

Tinggi : +2SD ≤ Z ≤ +3SD

(25)

18

Pendek : -3SD ≤ Z ≤ -2SD Sangat pendek : Z <-3SD

b. Berat Badan

Berat Badan adalah berat badan bayi yang diukur dengan menggunakan timbangan yang sudah dikalibrasi.

- Alat ukur

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan dan kurva berat badan WHO.

- Cara ukur

Cara mengukur berat badan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan timbangan yang sudah dikalibrasi.Timbangan diletakkan pada meja yang datar dan tidak mudah goyang dan bayi yang sudah dibuka pakaiannya dibaringkan dengan hati-hati di atas timbangan.Kemudian, angka yang ditunjuk jarum timbangan dibaca. Setelah itu, angka yang didapat, diplotkan pada kurva tinggi badan WHO sesuai dengan jenis kelamin bayi.

- Skala pengukuran

Skala pengukuran dalam penelitian adalah ordinal. - Kategori

Lingkar Kepala adalah lingkar kepala bayi yang diukur dengan menggunakan meteran kain.

- Alat ukur

(26)

19

- Cara ukur

Cara mengukur lingkar kepala dalam penelitian ini adalah sebagai berikut; alat pengukur dilingkarkan pada kepala bayi melewati dahi, menutupi alis mata, di atas kedua telinga, dan bagian belakang kepala yang menonjol, kemudian pengukur ditarik agak kencang. Setelah itu, angka pertemuan dengan angka 0 dibaca

.

Setelah itu, angka yang didapat, diplotkan pada kurva lingkar kepala Nellhaus sesuai dengan jenis kelamin bayi.

- Skala pengukuran

Skala pengukuran dalam penelitian adalah ordinal. - Kategori

Makrosefali : Z >+2SD

Normal : -2SD ≤ Z ≤ +2SD Mikrosefali : Z <-2SD

3.2.3. Perkembangan

Perkembangan adalah suatu tingkat kemampuan fungsional dari matangnya sistem saraf dan reaksi psikologis yang ditentukan oleh kombinasi dari faktor genetik dan faktor lingkungan.

- Alat ukur

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)

- Cara ukur

Cara ukur dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi - Skala pengukuran

Skala pengukuran dalam penelitian ini adalah ordinal - Kategori

(27)

20

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan rancangan penelitian cross sectional.Penelitian dilakukan dengan menggunakan data primer dari beberapa posyandu yang berada didalam wilayah kerja Puskesmas Sentosa Baru, Kecamatan Medan Perjuangan.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di beberapa posyandu yang berada didalam wilayah kerja Puskesmas Sentosa Baru, Kecamatan Medan Perjuangan.

4.2.2. Waktu Penelitian

Pengambilan dan pengumpulan data dilakukan selama dua bulan, yaitu dari bulan Oktober hingga November 2014.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1.Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh bayi usia 3 bulan dan bayi usia 6 bulan.

4.3.2. Besar Sampel

Besar sampel untuk penelitian ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus yaitu:

(28)

21

Keterangan :

n : besar sampel minimal

Za : nilai distribusi normal baku (tabel Z)

p : prevalensi bayi 6 bulan pertama yang mendapat ASI di Indonesia d : kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir

Berdasarkan rumus tersebut, maka besar sampel minimal dapat dihitung sebagai berikut:

Za = 1,96 p = 0,09

q = 1 - p = 1 - 0,5 = 0,91 d = 0,1

n =(1,96)2 (0,42) (0,58) (0,1)2

= 0,9358 0,01 = 93,58 ~ 94

Besar sampel yang diperlukan untuk populasi bayi 6 bulan pertama yang mendapat ASI adalah 93,58 bayi yang dapat dibulatkan menjadi 94 bayi. Dalam penelitian, peneliti hanya meneliti bayi dengan usia 3 bulan dan 6 bulan yang berarti peneliti membutuhkan 1/3 bayi dari besar sampel yaitu 31,33 bayi yang dapat dibulatkan menjadi 32 bayi. Dengan demikian, besar sampel minimal yang diperlukan untuk populasi bayi usia 3 bulan dan 6 bulan yang mendapat ASI dan tidak mendapat ASI adalah 32 + 32 = 64 bayi.

4.3.3. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan tekniknon-probability

(29)

22

datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi. (Sastroasmoro, 2011)

4.3.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

a. Kriteria inklusi penelitian ini adalah : - Bayi usia 3 bulan( ±1 minggu ). - Bayi usia 6 bulan ( ±1 minggu ).

- Sehat dan tidak menderita kelainan kongenital.

b. Kriteria eksklusi penelitian ini adalah bayi yang tidak dapat dilakukan pemeriksaan antropometri dan atau KPSP terhadapnya.

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan pada penelitian ini berupa data primer yaitu data yang diambil langsung dari hasil pengukuran, hasil dari pengisian kuesioner, dan observasi langsung pada bayi umur 3 dan 6 bulan.

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Pengolahan data dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut: (1)

editing,dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data yang telah

dikumpulkan; (2) coding, data yang telah terkumpul dikoreksi, kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan komputer; (3) entry, data tersebut dimasukkan ke dalam program komputer; (4) cleaning data, pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam komputer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data; (5) saving, penyimpanan data untuk siap dianalisis; dan (6) analisis data (Wahyuni, 2007).

(30)

23

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di beberapa posyandu yang berada didalam wilayah kerja Puskesmas Sentosa Baru yang beralamat di Jalan Sentosa Baru No. 17, Kelurahan Sei Kera Hilir 2, Kecamatan Medan Perjuangan, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Puskesmas ini menaungi 8 kelurahan yang berada didalam Kecamatan Medan Perjuangan, diantaranya; Kelurahan Sei Kera Hilir 1, Kelurahan Sei Kera Hilir 2, Kelurahan Sei Kera Hulu, Kelurahan Pahlawan, Kelurahan Sidorame Barat 1, Kelurahan Sidorame Barat 2, Kelurahan Sidorame Timur, Kelurahan Pandu Hilir, dan Kelurahan Tegal Rejo. Terdapat 64 posyandu yang tersebar di masing-masing kelurahan yang berada didalam wilayah kerja Puskesmas ini.

5.1.2. Hasil Analisa Deskriptif a. Deskripsi Panjang Badan Bayi

Panjang badan bayi dalam penelitian ini adalah angka yang tertera di tepi luar infantometer pada saat pengukuran bayi yang kemudian diinterpretasikan setelah diplot pada kurva WHO.

Tabel 5.1.Distribusi Panjang Badan Bayi Kelompok

Usia

Kategori ASI

Interpretasi

Jumlah (n) Persentase (%)

Normal Pendek

(n) (%) (n) (%)

3 bulan ASI Eksklusif Tidak ASI 16 9 100 56.25 0 7 0 43.75 16 16 100 100

(31)

24

Berdasarkan tabel 5.1.didapati bahwa semua bayi usia 3 dan 6 bulan (100%) yang mendapat ASI eksklusif mempunyai panjang badan yang normal. Bayi usia 3 bulan yang tidak mendapat ASI, ada 9 orang (56.25%) yang mempunyai panjang badan yang normal dan 7 orang (43.75%) yang mempunyai panjang badannyapendek. Sedangkan bayi usia 6 bulan yang tidak mendapat ASI, terdapat 10 orang (62.5%) yang mempunyai panjang badan yang normal dan 6 orang (37.5%) yang mempunyai panjang badannya pendek.

Tabel 5.2 Panjang Badan Bayi

Kelompok usia Jenis Kelamin ASI eksklusif Tidak ASI

Panjang Badan, cm (Mean) Panjang Badan, cm (Mean)

3 bulan Laki-laki 61 – 64.5 (62.81) 56 – 60 (57.89)

Perempuan 58 – 62.5 (60.69) 54 – 60 (56.31)

6 bulan Laki-laki 65 – 70 (67.13) 61 – 66 (63.44)

Perempuan 63 – 68 (65.38) 59 – 65 (61.69)

Berdasarkan tabel 5.2. didapati bahwa rata-rata panjang badan bayi usia 3 bulan yang mendapat ASI eksklusif untuk bayi laki-laki adalah 62.81 cm dan bayi perempuan adalah 60.69 cm. Sedangkan rata-rata panjang badan pada bayi usia 3 bulan yang tidak mendapat ASI untuk bayi laki-laki adalah 57,89 cm dan bayi perempuan adalah 56.31 cm. Pada bayi usia 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif, rata-rata panjang badan untuk bayi laki-laki adalah 67.13 cm dan bayi perempuan adalah 65.38 cm. Sedangkan rata-rata panjang badan pada bayi usia 6 bulan yang tidak mendapat ASI untuk bayi laki-laki adalah 63.44 cm dan bayi perempuan adalah 61.69 cm.

b. Deskripsi Berat Badan Bayi

(32)

25

Tabel 5.3.Distribusi Berat Badan Bayi Kelompok

Usia

Kategori ASI

Interpretasi

Jumlah (n) Persentase (%)

Berdasarkan tabel 5.3.didapati bahwa semua bayi usia 3 dan 6 bulan (100%) yang mendapat ASI eksklusif mempunyai berat badan yang normal. Bayi usia 3 bulan yang tidak mendapat ASI, ada 10 orang (62.5%) yang mempunyai berat badan yang normal dan 6 orang (37.5%) yang mempunyai berat badannya kurus. Sedangkan bayi usia 6 bulan yang tidak mendapat ASI, terdapat 11 orang (68.75%) yang mempunyai berat badan yang normal dan 5 orang (31.25%) yang mempunyai berat badannya kurus.

Tabel 5.4. Berat Badan Bayi

Kelompok usia Jenis Kelamin ASI eksklusif Tidak ASI

Berat Badan, kg (Mean) Berat Badan, kg (Mean)

3 bulan Laki-laki 6.3 – 6.8 (6.55) 4.8 – 6.0 (5.36)

Perempuan 5.8 – 6.4 (6.1) 4.2 – 5.7 (4.85)

6 bulan Laki-laki 7.6 – 8.4 (7.94) 5.9 – 6.8 (6.39)

Perempuan 6.8 – 7.5 (7.28) 5.5 – 6.4 (6.0)

(33)

26

c. Deskripsi Lingkar Kepala Bayi

Lingkar Kepala bayi dalam penelitian ini adalah angka yang tertera pada meteran kain pada saat pengukuran bayi yang kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan kurva Nellhaus.

Tabel 5.5.Distribusi Lingkar Kepala Bayi Kelompok

Usia

Kategori ASI

Interpretasi

Jumlah (n) Persentase (%)

Berdasarkan tabel 5.5.didapati bahwa semua bayi usia 3 dan 6 bulan (100%) yang mendapat ASI eksklusif mempunyai lingkar kepala yang normal. Bayi usia 3 bulan yang tidak mendapat ASI, ada 15 orang (93.75%) yang mempunyai lingkar kepala yang normal dan 1 orang (37.5%) yang mempunyai lingkar kepalanya kecil. Sedangkan bayi usia 6 bulan yang tidak mendapat ASI, terdapat 14 orang (87.5%) yang mempunyai lingkar kepala yang normal dan 2 orang (12.5%) yang mempunyai lingkar kepalanya kecil.

Tabel 5.6. Lingkar Kepala Bayi

Berdasarkan tabel 5.6 didapati bahwa rata-rata lingkar kepala bayi usia 3 bulan yang mendapat ASI eksklusif untuk bayi laki-laki adalah 41.31 cm dan bayi perempuan adalah 40.19 cm. Sedangkan rata-rata lingkar kepala pada bayi usia 3 bulan yang tidak mendapat ASI untuk bayi laki-laki adalah 39.06 cm dan bayi perempuan adalah 37.89 cm. Pada bayi usia 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif, rata-rata lingkar kepala untuk bayi laki-laki adalah 43.63 cm dan bayi perempuan

Kelompok usia Jenis Kelamin ASI eksklusif Tidak ASI

Lingkar Kepala,cm (Mean) Lingkar Kepala, cm (Mean)

3 bulan Laki-laki 41 – 42 (41.31) 38 – 40 (39.06)

Perempuan 39 – 41 (40.19) 36.5 – 39 (37.89)

6 bulan Laki-laki 43 – 45 (43.63) 40 – 44 (42)

(34)

27

adalah 43 cm. Sedangkan rata-rata lingkar kepala pada bayi usia 6 bulan yang tidak mendapat ASI untuk bayi laki-laki adalah 42 cm dan bayi perempuan adalah 40.5 cm.

d. Deskripsi Perkembangan Bayi

Perkembangan bayi dalam penelitian diperiksa dari jumlah “Ya” dalam Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) yang didapat dari hasil wawancara orangtua bayi dan observasi langsung pada bayi, yang kemudian diinterpretasikan sesuai dengan kategori.

Tabel 5.7.Distribusi Perkembangan Bayi Kelompok

Usia

Kategori ASI

Interpretasi

Jumlah (n) Persentase (%)

Berdasarkan tabel 5.7. didapati bahwa semua bayi usia 3 dan 6 bulan (100%) yang mendapat ASI eksklusif mempunyai perkembangan yang bagus dan semua bayi usia 3 dan 6 bulan (100%) yang tidak mendapat ASI mempunyai perkembangan yang kurang.

Tabel 5.8. Rata-rata Nilai Perkembangan Bayi

Kelompok usia ASI eksklusif Tidak ASI

Nilai Perkembangan (Mean) Nilai Perkembangan (Mean)

3 bulan 9 – 10 (9.63) 6 – 8 (7.19)

6 bulan 9 – 10 (9.44) 6 – 8 (7.25)

(35)

28

5.2. Pembahasan

5.2.1. Panjang Badan Bayi

Hasil penelitian terhadap panjang badan bayi berdasarkan tabel 5.1.didapati bahwa semua bayi usia 3 dan 6 bulan (100%) yang mendapat ASI eksklusif mempunyai panjang badan yang normal. Bayi usia 3 bulan yang tidak mendapat ASI yang punya panjang badan normal ada 9 orang (56.25%), sementara pada kelompok usia 6 bulan yang punya panjang badan normal ada 10 orang (62.5%). Penelitian Adawiyah (2012) juga mendapatkan hal yang sama, yaitu lebih banyak bayi yang mendapat ASI yang mendapat panjang badan normal

Berdasarkan tabel 5.2 didapati bahwa rata-rata panjang badan bayi yang diberi ASI eksklusif adalah berada diatas garis Z-scores 0 kurva panjang badan WHO. Sedangkan rata-rata panjang badan bayi yang tidak mendapat ASI walaupun masih dalam kategori normal, namun posisinya pada kurva panjang badan WHO berada dibawah garis Z-scores 0.

Hal ini sesuai dengan penelitian Widodo (2003) yang menunjukkan bahwa panjang badan bayi yang diberi ASI eksklusif lebih baik dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI. Menurut Hendarto (2013), kandungan protein ASI yang cukup tinggi dan mudah diserap oleh usus bayi yang membuat pertumbuhan panjang badan bayi yang mendapat ASI eksklusif menjadi bagus. Susu formula yang cenderung dikonsumsi bayi yang tidak mendapat ASI juga mengandung protein, akan tetapi protein yang dikandung adalah protein casein yang lebih sulit dicerna. Didalam ASI, mineral utama yang terkandung adalah kalsium yang mempunyai fungsi pertumbuhan jaringan otot dan rangka. Walaupun kadar kalsium ASI lebih rendah dari susu sapi, tapi tingkat penyerapannya lebih besar, karena ASI juga mengandung fosfor, magnesium, vitamin D, dan lemak yang membantu penyerapan.

5.2.2. Berat Badan Bayi

(36)

29

orang (62.5%), sementara pada kelompok usia 6 bulan yang punya berat badan normal ada 11 orang (68.75%). Hal ini sesuai dengan penelitian Fitri dkk (2013) yang menyatakan bahwa lebih banyak bayi yang mendapat ASI yang mendapat berat badan normal.

Berdasarkan tabel 5.4 didapati bahwa rata-rata berat badan bayi yang diberi ASI eksklusif adalah berada diatas garis Z-scores 0 kurva panjang badan WHO. Sedangkan rata-rata berat badan bayi yang tidak mendapat ASI walaupun masih dalam kategori normal, namun posisinya pada kurva berat badan WHO berada dibawah garis Z-scores 0.

Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian oleh Sinaga di Puskesmas Medan Deli tahun 2011 yang menunjukkan bahwa berat badan bayi yang diberi ASI eksklusif lebih baik dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI. Hal ini disebabkan oleh karena sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak.Lemak ASI mudah dicerna dan diserap oleh bayi karena ASI mengandung enzim lipase yang mencerna lemak trigliserida menjadi digliserida, sehingga sedikit sekali lemak yang tidak diserap oleh sistem pencernaan bayi. Sedangkan susu formula yang biasanya dikonsumsi oleh bayi yang tidak mendapat ASI tidak mengandung enzim, karena enzim akan rusak bila dipanaskan pada saat penyajian (Munir, 2007).

5.2.3. Lingkar Kepala Bayi

Dari hasil penelitian berdasarkan tabel 5.5.didapati bahwa semua bayi usia 3 dan 6 bulan (100%) yang mendapat ASI eksklusif mempunyai lingkar kepala yang normal. Bayi usia 3 bulan yang tidak mendapat ASI yang punya lingkar kepala normal ada 15 orang (93.75%), sementara pada kelompok usia 6 bulan yang punya panjang badan normal ada 14 orang (87.5%).Hal ini sesuai dengan penelitian Adawiyah (2012) yang menyatakan bahwa lebih banyak bayi yang mendapat ASI yang mendapat lingkar kepala normal.

(37)

30

masih dalam kategori normal, namun posisinya pada kurva Nellhaus berada dibawah garis Z-scores 0.

Hasil ini menunjukkan bahwa lingkar kepala bayi yang diberi ASI eksklusif lebih baik dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI.Lingkar kepala mencerminkan pertumbuhan otak. Penelitian yang dilakukan oleh Deoni dkk (2013) menggunakan Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk melihat pertumbuhan otak pada bayi, didapatkan bahwa terjadi pertumbuhan yang lebih optimal dari bagian-bagian penting pada otak bayi-bayi yang diberi ASI eksklusif dibandingkan dengan otak bayi-bayi yang tidak mendapat ASI.

5.2.4. Perkembangan Bayi

Hasil penelitian terhadap perkembangan bayi berdasarkan tabel 5.7. didapati bahwa semua bayi usia 3 dan 6 bulan (100%) yang mendapat ASI eksklusif mempunyai perkembangan yang baik dengan rata-rata nilai KPSP tertera untuk kelompok bayi 3 bulan adalah 9.63 dan kelompok bayi 6 bulan adalah 9.44 seperti tertera pada tabel 5.8. Sedangkan pada bayi usia 3 dan 6 bulan (100%) yang tidak mendapat ASI, semuanya mempunyai perkembangan yang kurang.

Bayi yang tidak mendapat ASI rata-rata mengalami perkembangan yang kurang pada gerak kasar. Pada penelitian ini, bayi usia 3 bulan yang tidak mendapat ASI, bayi tidak bisa mengangkat kepalanya pada saat telungkup dan pada bayi usia 6 bulan yang tidak mendapat ASI, bayi tidak bisa mempertahankan lehernya secara kaku pada saat bayi diangkat tangannya ke posisi duduk

Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan bayi yang diberi ASI eksklusif lebih baik dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI, dan hal ini didukung oleh American Academy of Pediatrics yang menyatakan bahwa pemberian ASI memberikan efek positif pada perkembangan bayi (Eidelman and Schanler, 2012).

(38)

31

dari komponen lain dalam susu seperti asam alfa-linolenat dan asam linoleat untuk tetap mencukupi kebutuhan otak untuk berkembang (Fitzsimons, 2013). Proses sintesis ini membutuhkan jumlah enzim yang cukup. Pada umumnya bayi pada usia-usia awal tidak mempunyai jumlah enzim yang cukup sehingga menyebabkan DHA dan AA dari susu formula lebih sedikit diabsorpsi oleh bayi (Koletzko et al., 2008).

5.3. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam pengambilan sampel yang disebabkan oleh karena jumlah sampel yang dibatasi oleh usia tertentu dan tidak banyaknya para ibu yang rutin membawa bayinya ke posyandu untuk imunisasi atau memantau pertumbuhannya sehingga penelitian ini berlangsung lebih lama dari yang direncanakan dan tidak semua posyandu yang berada didalam wilayah kerja Puskesmas Sentosa Baru, Kecamatan Medan Perjuangan dapat dikunjungi.

(39)

32

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan penelitian ini adalah:

1. Lebih banyak bayi yang mempunyai panjang badan yang normal pada kelompok yang mendapat ASI eksklusif daripada yang tidak mendapat ASI. 2. Lebih banyak bayi yang mempunyai berat badan yang normal pada kelompok yang mendapat ASI eksklusif daripada yang tidak mendapat ASI. 3. Lebih banyak bayi yang mempunyai lingkar kepala yang normal pada kelompok yang mendapat ASI eksklusif daripada yang tidak mendapat ASI. 4. Lebih banyak bayi yang mempunyai nilai perkembangan yang baik pada kelompok yang mendapat ASI eksklusif daripada yang tidak mendapat ASI.

6.2. Saran

Beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Disarankan bagi para praktisi kesehatan baik pada bagian pelayanan primer maupun pelayanan sekunder untuk mengedukasi para ibu yang sedang hamil pada trimester 3 dan para ibu yang baru melahirkan tentang manfaat ASI eksklusif dan memberikan motivasi kepada para ibu agar mau memberikan ASI eksklusif pada bayinya.

2. Disarankan kepada kader-kader posyandu untuk lebih giat mengedukasi masyarakat agar rutin memantau pertumbuhan dan perkembangan bayinya setiap bulan di posyandu terdekat.

(40)

33

(41)

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. ASI eksklusif

3.1.1. Definisi ASI eksklusif

ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa suplementasi makanan maupun minuman lain, baik berupa air putih, jus, ataupun susu selain ASI selama 6 bulan pertama untuk mencapai tumbuh kembang optimal. Selanjutnya setelah 6 bulan, bayi tetap diberikan ASI ditambah makanan pendamping ASI kaya besi yang diberikan secara bertahap (IDAI, 2014)

3.1.2. Manfaat ASI eksklusif

Terdapat beberapa manfaat ASI eksklusif bagi bayi maupun ibu.Ada bukti yang menyakinkan bahwa ASI eksklusif menurunkan resiko obesitas atau kolesterol tinggi atau tekanan darah tinggi pada bayi.ASI eksklusif juga menurunkan mortalitas dan morbiditas bayi dari infeksi gastrointestinal dan asma.Ada juga beberapa bukti bahwa bayi yang mendapat ASI eksklusif, fungsi kognitifnya lebih tinggi dari yang tidak mendapat ASI. Pemberian ASI juga akan mempererat ikatan dengan ibunya. Manfaat bagi ibu diantaranya, menurunkan risiko terjadinya kanker ovarium, kanker payudara, diabetes, dan mempercepat penyembuhan setelah melahirkan (Daly et al, 2014).

3.1.3. Komposisi ASI

(42)

5

Kolostrum mempunyai peran penting dalam imunomodulasi dini dari jaringan limfoid untuk menghasilkan antibodi.Antibodi adalah suatu protein berbentuk Y yang dihasilkan oleh sel plasma yang digunakan oleh sistem imun untuk mengenali dan menetralkan zat asing seperti bakteri dan virus. Sitokin dan antibodi yang terdapat dalam kolostrum diantaranya adalah; Interferon-ɤ, TNF-α, IL-1β, IL-2, IL-4, IL-5, IL-6, IL-7, IL-8, IL-10, IL-12, IL-13, IL-17, IgG1, IgG2, IgG3, IgG4, IgM, IgA, dan IgE (Martos et al, 2012). Berikut adalah tabel komposisi ASI (Tabel 2.1) :

Tabel 2.1. Komposisi ASI.

Zat unsur (per 100 mL) Kolostrum 1-5 hari Air susu matur >30 hari

Energi (kkal) 58 70

Total zat padat (g) 12.8 12.0

Laktosa (g) 5.3 7.3

Total nitrogen (mg) 360 171

Protein nitrogen (mg) 313 129

Nonprotein nitrogen (mg) 47 42

(43)

6

Sumber: Lawrence, R.A., Lawrence R.M., 2011. Breastfeeding; A Guide for the Medical

(44)

7

2.2. Pertumbuhan dan Perkembangan 2.2.1. Pertumbuhan

2.2.1.1. Definisi Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah bertambah besar dalam aspek fisik akibat multiplikasi sel dan bertambahnya jumlah zat intraseluler.Oleh karena itu pertumbuhan dapat diukur dalam sentimeter atau inch dan dalam kilogram atau pound.Baik atau buruknya pertumbuhan ditentukan oleh 2 faktor utama, yakni;

a. Faktor heredokonstitusionil - Jenis kelamin

Pada umur tertentu, pria dan wanita sangat berbeda dalam ukuran besar, kecepatan tumbuh, dan proporsi jasmani dan lain-lainnya sehingga memerlukan ukuran-ukuran normal tersendiri.

- Ras atau bangsa

Beberapa ras mempunyai tendensi lebih pendek dibandingkan dengan ras lain. Sebagai contoh, ras kulit putih cenderung lebih tinggi daripada ras kulit kuning.

- Keluarga

Faktor genetik yang diturunkan dari keluarga menentukan apakah anak tinggi atau pendek. Jika anggota keluarga rata-rata tinggi maka anak akan cenderung untuk tinggi.

- Umur

Kecepatan tumbuh yang paling besar ditemukan pada masa fetus, masa bayi dan masa remaja (Narendra B.M., 2010)

b. Faktor Lingkungan - Gizi

(45)

8

- Penyakit

Kondisi kesehatan seorang anak tentu juga berpengaruh pada tumbuh kembang anak karena dengan seringnya seorang anak mengalami sakit dan infeksi, maka nafsumakannya juga menurundan pertumbuhannya tidak bisa maksimal

- Keadaan Sosial Ekonomi

Hal ini memegang peranan penting dalam pertumbuhan anak.Ini dapat terlihat pada ukuran bayi yang lahir dari golongan orang tua dengan keadaan sosial ekonomi yang kurang, lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang lahir dari golongan orang tua dengan keadaan sosial ekonomi yang cukup (Artaria, 2009).

2.2.1.2. Indikator Pertumbuhan

Terdapat beberapa indikator pertumbuhan yang biasa digunakan untuk mengukur baik atau buruknya pertumbuhan, diantaranya;

- Berat Badan

Ukuran ini merupakan indeks gizi dan pertumbuhan yang terbaik, terutama pada bayi. Berat badan bayi baru lahir yang normal adalah berkisar antara 2.5 – 3,8 kg. Pada hari-hari pertama masa neonatal, berat badan yang turun kurang dari 10% masih merupakan keadaan normal.Dalam 3 bulan pertama kenaikan berat badan kira-kira 1 kg/bulan. Pada umur 5 bulan berat badan bayi mencapai 2 kali berat badan lahrinya dan pada umur 6 bulan kenaikan berat badan ½ kg/bulan.

- Tinggi Badan

(46)

9

- Lingkar Kepala

Pengukuran lingkar kepala penting karena berhubungan dengan isi intrakranial dan dapat digunakan untuk menilai kecepatan tumbuhnya otak. Lingkar kepala bayi baru lahir yang normal adalah berkisar antara 31 – 37 cm. Dalam 4 bulan pertama bertambah 5 cm dan 8 bulan berikutnya bertambah 5 cm lagi, sehingga pada umur 1 tahun bertambah 10 cm menjadi 43.2 – 45.7 (Narendra B.M., 2010)

2.2.1.3. Alat-alat untuk mengukur pertumbuhan

Center of Disease Control (CDC) merekomendasikan para pelayan

kesehatan untuk menggunakan kurva standard pertumbuhan WHO untuk memantau pertumbuhan bayi berumur 0-2 tahun dan menggunakan kurva pertumbuhan CDC untuk anak yang berumur lebih dari 2 tahun (CDC, 2010).Kurva pertumbuhan sangat bermanfaat untuk memantau pertumbuhan setiap bulan.Kurva ini tidak digunakan sebagai alat diagnostik pasti tetapi berkontribusi untuk membantu memastikan diagnosa. Berikut adalah kurva standard pertumbuhan WHO untuk anak perempuan dan laki-laki

Gambar 2.1. Kurva Berat Badan Perempuan WHO.

Sumber:World Health Organization. 2006. WHO Child Growth Standards: Methods and

(47)

10

Gambar 2.2. Kurva Tinggi Badan Perempuan WHO.

Sumber: World Health Organization. 2006. WHO Child Growth Standards: Methods and

development.Pages: 105-106

Gambar 2.3. Kurva Berat Badan Laki-laki WHO.

Sumber: World Health Organization. 2006. WHO Child Growth Standards: Methods and

(48)

11

Gambar 2.4. Kurva Tinggi Badan Laki-laki WHO.

Sumber: World Health Organization. 2006. WHO Child Growth Standards: Methods and

development.Pages: 105-106

Ada 2 kurva pengukuran lingkar kepala yang biasa digunakan oleh praktisi kesehatan. Salah satu diantaranya adalah kurva Nellhaus. Kurva ini dapat digunakan dari lahir sampai umur 18 tahun dan terdapat 2 Standard Deviasi dari 2% sampai 98%, jika lingkar kepala dibawah -2 SD disebut mikrosefali dan diatas +2 SD disebut makrosefali.

Gambar 2.5. Kurva Lingkar Kepala Perempuan Nellhaus.

Sumber:Nellhaus G., 1968. Head circumference from birth to eighteen years: Practical

(49)

12

Gambar 2.6. Kurva Lingkar Kepala Laki-laki Nellhaus.

Sumber:Nellhaus G., 1968. Head circumference from birth to eighteen years: Practical

composite international and interracial graphs. USA: Pediatrics. Pages: 106-114

2.2.2. Perkembangan

2.2.2.1. Definisi Perkembangan

Perkembangan adalah suatu tingkat kemampuan fungsional dari matangnya sistem saraf dan reaksi psikologis yang ditentukan oleh kombinasi dari faktor genetik dan faktor lingkungan (Kliegman et al, 2011).Proses perkembangan terjadi secara simultan dengan pertumbuhan, sehingga setiappertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Perkembangan faseawal meliputi beberapa aspek kemampuan fungsional, yaitu kognitif, motorik, emosi, sosial,dan bahasa. Perkembangan pada fase awal ini akan menentukan perkembangan faseselanjutnya

2.2.2.2. Tahap perkembangan bayi

(50)

13

(Tabel 2.2)

Tabel 2.2. Perkembangan Balita Sesuai Tahap Usia.

Periode Neonatal (4 minggu pertama)

Posisi telungkup:

Terletak dalam sikap fleksi, membalikkan kepala dari sisi ke sisi, kepala turun pada posisi ventral.

Posisi

telentang: Umumnya dalam sikap fleksi dan sedikit kaku.

Visual: Wajah terfiksasi pada cahaya di lapangan pandang, pergerakan mata mengikuti

pergerakan tubuh.

Refleks: Terdapat refleks Moro, refleks melangkah dan menempatkan, dan refleks

menggenggam.

Sosial: Pandangan cenderung ke wajah manusia.

Umur 1 bulan

Posisi telungkup

Kaki lebih diluruskan, mengangkat dagu, membalikkan kepala, kepala diangkat sebentar pada posisi ventral.

Posisi telentang:

Postur leher tonik mendominasi, lentur dan santai, kepala tertinggal ketika ditarik ke posisi duduk.

Visual: Melihat orang, mengikuti objek yang bergerak.

Sosial: Gerakan tubuh dalam irama dengan suara lain dalam kontak sosial, mulai

tersenyum.

Umur 2 bulan

Posisi

telungkup Mengangkat kepala sedikit lebih jauh; kepala bertahan dalam posisi ventral.

Posisi

telentang: Postur leher tonik mendominasi, kepala tertinggal ketika ditarik ke posisi duduk.

Visual: Mengikuti objek yang bergerak 180 derajat.

Sosial: Senyum pada kontak social, mendengar suara dan decitan.

Umur 3 bulan

Posisi telungkup

Mengangkat kepala dan dada dengan lengan diluruskan, kepala di atas bidang tubuh pada posisi ventral.

Posisi telentang:

Postur leher tonik mendominasi, menggapai benda dan kehilangan benda, melambai pada mainan.

Posisi duduk: Kepala tertinggal sebagian ketika ditarik ke posisi duduk; kontrol kepala dengan gerakan mengangguk; punggung melingkar.

Refleks: Refleks Moro menghilang, membuat gerakan defensif atau reaksi penarikan

selektif.

Sosial: Mempertahankan kontak sosial, mendengar music, berkata “aah, ngah”

Umur 4 bulan

Posisi telungkup

Mengangkat kepala dan dagu, dengan kepala kira-kira pada aksis vertical, kaki diluruskan.

Posisi telentang:

Postur simetris mendominasi, tangan-tanga di garis tengah, menggapai dan menggenggam objek dan memasukkannya ke mulut.

(51)

14

depan, menikmati duduk dengan sokongan pada punggung. Posisi berdiri: Ketika dibuat posisi tegak, mendorong dengan kaki.

Proses

adaptasi: Melihat kotoran tetapi tidak bergerak untuk meraihnya.

Sosial: Tertawa keras, menunjukkan ketidaksukaan jika kontak sosial putus, senang jika melihat makanan.

Umur 7 bulan

Posisi

telungkup Berguling, merangkak atau merayap-merangkak.

Posisi

telentang: Mengangkat kepala, berguling,menggeliat.

Posisi duduk: Duduk sebentar dengan dukungan dari panggul, bersandar ke depan dengan

tangan, punggung melingkar.

Posisi berdiri: Menyokong berat badan.

Proses adaptasi:

Menggapai dan menggenggam objek yang besar, memindahkan objek dari tangan ke tangan, menggenggam dengan menggunakan telapak tangan radial.

Kemampuan

berbicara: Berbicara dengan kata-kata yang banyak huruf vokal.

Sosial: Memilih ibu, mengoceh, menikmati cermin, merespon perubahan dalam isi

emosional pada kontak sosial

Umur 10 bulan

Posisi duduk: Duduk sendiri tanpa bantuan dengan punggung lurus.

Posisi berdiri: Ditarik untuk berdiri, berjalan sambil menyusuri perabot rumah tangga.

Kemampuan

motorik: Merayap atau merangkak

Proses adaptasi:

Menggenggam objek dengan ibu jari dan telunjuk, mencubit bendal dengan telunjuk,; menyingkapkan mainan yang disembunyikan, mencoba untuk mengambil objek yang jatuh; melepaskan objek yang dipegang oleh orang lain.

Kemampuan

berbicara: Mengulang suara konsonan seperti “mama”, “dada”

Sosial: Respon terhadap suara dari nama, bermain cilukba, melambai selamat tinggal

Umur 1 tahun

Kemampuan motorik:

Berdiri dengan satu tangan dipegang, berdiri sendiri, menciba berjalan beberapa langkah

Proses

adaptasi: Memberikan objek pada orang lain dengan permintaan atau sikap tubuh.

Kemampuan

berbicara: Berbicara beberapa kata selain “mama”, “dada”

Sosial: Bermain permainan bola yang sederhana, membuat penyesuaian postur untuk

memakai baju.

Sumber: Kliegman R.M. et al., 2011. Nelson; Textbook of Pediatrics.19th ed. USA. Elsevier

(52)

15

2.2.2.3. Alat-alat untuk mengukur perkembangan

Terdapat beberapa alat yang direkomendasikan untuk menilai perkembangan anak, diantaranya; Parent’s Evaluations of Developmental Status (PEDS), Ages and Stages Questionnaire-3 (ASQ-3) dan di Indonesia ada dua alat untuk menilai perkembangan anak. Alat yang sering dipakai yaitu Denver

Developmental Screening Test-II (DDST-II) dan Bayley Scales of Infant

Development-III (BISD-III).Kedua alat itu memerlukan keahlian khusus untuk

menggunakannya.Biasanya dipakai oleh para dokter anak, psikolog perkembangan anak.Sebelum anak diskrining dengan kedua alat tersebut, para orangtua, petugas kesehatan di tingkat pelayanan primer dapat memakai suatu alat yang lebih mudah dan murah untuk pra skrining.Alat itu adalah suatu kuesioner yang disebut Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) (Departemen Kesehatan RI, 2009).

KPSP merupakan daftar pertanyaan singkat yang ditunjukkan kepada orangtua sebagai alat untuk melakukan pra skrining perkembangan anak. Kuesioner ini diterjemahkan dan dimodifikasi dari Denver Developmental

Screening Test-II (DDST-II) oleh tim Depkes RI yang terdiri dari beberapa dokter

(53)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Air Susu Ibu (ASI) adalah sumber makanan dan nutrisi yang ideal bagi bayi untuk tetap sehat dan bertumbuh, tidak ada produk yang dapat menggantikannya.ASI mengandung ratusan antibodi dan enzim sehingga dapat menstimulasi imunitas, sehingga bayi yang mendapat ASI jarang menderita sakit. Jika setiap bayi diberi ASI eksklusif sejak lahir, diperkirakan 1,5 juta nyawa dapat diselamatkan setiap tahun (UNICEF, 2013).

Oleh karena pentingnya pemberian ASI secara eksklusif, WHO membuat

Planning Guideyang merekomendasikan pemberian ASI selama 6 bulan pertama

untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan yang optimal. Kemudian, setelah 6 bulan, bayi dapat diberi ASI dan makanan pendamping ASI sampai berumur 2 tahun atau lebih (WHO, 2011).Di Indonesia terdapat Peraturan Pemerintah (PP) nomor 33/2012 yang mengatur tentang pemberian ASI eksklusif yang mewajibkan ibu untuk memberikan bayinya ASI saja sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan (Departemen Kesehatan RI, 2012).

Berdasarkan data statistik WHO tahun 2014, prevalensi pemberian ASI eksklusif pada 6 bulan pertama secara global adalah 37% dengan prevalensi tertinggi sebanyak 89% di Korea dan prevalensi terendah di Djibouti (Afrika) 1%. Sedangkan prevalensi di Indonesia adalah 42%, prevalensi ini lebih tinggi daripada prevalensi secara global akan tetapi lebih rendah daripada prevalensi daerah Asia Tenggara, yakni 47% (WHO, 2014).

(54)

2

meningkatnya morbiditas infeksi seperti otitis media, gastroenteritis, dan pneumonia, juga meningkatnya resiko obesitas dan Diabetes Melitus. Ibu juga memiliki risiko jika tidak memberikan ASI eksklusif, diantaranya meningkatnya risiko kanker payudara, kanker ovarium, Diabetes Melitus, dan sindrom metabolik (Stuebe, 2009).

Penelitian sebelumnya yang dilakukan di Kelurahan Lesanpuro Kecamatan Kedung Kandang, Kota Malangpada 30 bayi usia 0-6 bulan menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif (Soemardini et al, 2011).Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti ingin mengetahui pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 3 dan 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif dan yang tidak mendapat ASI.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 3 dan 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif dan yang tidak mendapat ASI?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan umum

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 3 dan 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif dan yang tidak mendapat ASI.

1.3.2.Tujuan khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui gambaran panjang badan bayi usia 3 dan 6 bulan yang mendapatASI eksklusif dan yang tidak mendapat ASI.

2. Mengetahui gambaran berat badan bayi usia 3 dan 6 bulan yang mendapatASI eksklusif dan yang tidak mendapat ASI.

(55)

3

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk:

1. Untuk peneliti, dapat mempraktekkan cara memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi.

2. Untuk responden, dapat mengetahui pertumbuhan dan perkembangan bayinya apakah baik atau tidak.

(56)

ii

ABSTRAK

Air Susu Ibu (ASI) adalah sumber makanan dan nutrisi yang ideal bagi bayi untuk tetap sehat dan bertumbuh, tidak ada produk yang dapat menggantikannya. Prevalensi pemberian ASI eksklusif pada 6 bulan pertama di Indonesia adalah 42%, lebih rendah daripada prevalensi daerah Asia Tenggara, yakni 47%. Rendahnya prevalensi pemberian ASI eksklusif di Indonesia adalah karena rendahnya pengetahuan dan faktor sosial budaya, ekonomi, dan alasan pribadi dari ibu. Penelitian sebelumnya terdapat perbedaan yang signifikan antara pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pertumbuhan dan perkembangan bayi yang mendapat ASI eksklusif dan yang tidak mendapat ASI.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan penelitian

cross sectional yang dilakukan di Puskesmas Sentosa Baru, Kecamatan Medan

Perjuangan dari tanggal 6 Oktober – 29 November 2014 menggunakan data primer dengan jumlah sampel 64 orang. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan teknik non-probability samplingdengan jenis consecutive sampling.

Rata-rata panjang badan, berat badan, lingkar kepalabayi yang mendapat ASI eksklusif adalah normal dengan posisi plot berada diatas garis Z-scores 0. Sedangkan rata-rata panjang badan, berat badan, dan lingkar kepala bayi yang tidak mendapat ASI adalah normal dengan posisi plot pada kurva berat badan WHO berada diatas garis Z-scores -2. Rata-rata nilai perkembangan bayi yang mendapat ASI eksklusif adalah bagus dengan nilai untuk bayi 3 bulan adalah 9,63 dan bayi 6 bulan adalah 9,44. Sedangkan rata-rata nilai perkembangan bayi yang tidak mendapat ASI adalah kurang dengan nilai untuk bayi 3 bulan adalah 7,19 dan bayi 6 bulan adalah 7,25. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa bayi yang diberikan ASI eksklusif mempunyai pertumbuhan dan perkembangan yang lebih bagus daripada bayi yang tidak mendapat ASI.

(57)

iii

ABSTRACT

Breastmilk is the ideal source of food and nutrition for baby to stay healthy and growing, there is no product that can replace it. The prevalence of exclusive breastfeeding in the first 6 months in Indonesia is 42%, lower than the prevalence of Southeast Asia region, which is 47%. The low prevalence of exclusive breastfeeding in Indonesia is due tolack of knowledge, socio-culture and economic factors, and personal reasons of the mother. Previous study found significant difference between the growth of infants aged 0-6 monthsthat gets exclusive breastfeeding and doesn’t get breastfeeding. Therefore, this study aims to know the description of growth and development of baby that gets exclusive breastfeeding and doesn’t get breastfeeding.

This study is a descriptive study with cross sectional design and conducted at the Sentosa Baru Community Health Centre , using primary data, with 64 baby as the sample. Samples of this study was selected by using non-probability sampling with consecutive sampling type.

The mean of body length, body weight, and head circumference of the baby that gets exclusive breastfeeding is normal with the plot position located above the line of 0 Z-scores. Meanwhile, the mean of body length, body weight, and head circumference of the baby thatdoesn’t get breastfeeding is normal with the plot position located below the line of 0 Z-scores. The mean of development score of the baby that get exclusive breastfeeding is good with the score for 3-months old baby is 9,63 and 6-3-months old is 9,44. Meanwhile, The mean of development score of the baby that get exclusive breastfeeding is good with the score for 3-months old baby is 7,19 and 6-months old is 7,25. Therefore, we can conclude that baby that gets exclusive breastfeeding has better growth and development than the baby that doesn’t get breastfeeding.

(58)

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 3 DAN 6 BULAN YANG MENDAPAT ASI EKSKLUSIF DAN YANG TIDAK MENDAPAT ASIDI POSYANDU KECAMATAN MEDAN PERJUANGAN KOTAMEDAN

TAHUN 2014

Oleh :

SAMUEL ASSAN SIRAIT 110100256

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(59)

i

LEMBAR PENGESAHAN

Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi Usia 3 Dan 6 Bulan Yang Mendapat Asi Eksklusif dan Yang Tidak Mendapat Asi di Posyandu Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan Tahun 2014

Nama : Samuel Assan Sirait

NIM : 110100256

Pembimbing

dr. Sri Sofyani Sp.A(K) NIP. 19650828 199603 2 004

Penguji I

dr. Muhammad Syahputra M.Kes NIP. 19701007 198902 1 001

Penguji II

dr.Suhartono, Sp.PD NIP. 19700426 200502 1 002

Medan, 9 Januari 2014 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(60)

ii

ABSTRAK

Air Susu Ibu (ASI) adalah sumber makanan dan nutrisi yang ideal bagi bayi untuk tetap sehat dan bertumbuh, tidak ada produk yang dapat menggantikannya. Prevalensi pemberian ASI eksklusif pada 6 bulan pertama di Indonesia adalah 42%, lebih rendah daripada prevalensi daerah Asia Tenggara, yakni 47%. Rendahnya prevalensi pemberian ASI eksklusif di Indonesia adalah karena rendahnya pengetahuan dan faktor sosial budaya, ekonomi, dan alasan pribadi dari ibu. Penelitian sebelumnya terdapat perbedaan yang signifikan antara pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pertumbuhan dan perkembangan bayi yang mendapat ASI eksklusif dan yang tidak mendapat ASI.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan penelitian

cross sectional yang dilakukan di Puskesmas Sentosa Baru, Kecamatan Medan

Perjuangan dari tanggal 6 Oktober – 29 November 2014 menggunakan data primer dengan jumlah sampel 64 orang. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan teknik non-probability samplingdengan jenis consecutive sampling.

Rata-rata panjang badan, berat badan, lingkar kepalabayi yang mendapat ASI eksklusif adalah normal dengan posisi plot berada diatas garis Z-scores 0. Sedangkan rata-rata panjang badan, berat badan, dan lingkar kepala bayi yang tidak mendapat ASI adalah normal dengan posisi plot pada kurva berat badan WHO berada diatas garis Z-scores -2. Rata-rata nilai perkembangan bayi yang mendapat ASI eksklusif adalah bagus dengan nilai untuk bayi 3 bulan adalah 9,63 dan bayi 6 bulan adalah 9,44. Sedangkan rata-rata nilai perkembangan bayi yang tidak mendapat ASI adalah kurang dengan nilai untuk bayi 3 bulan adalah 7,19 dan bayi 6 bulan adalah 7,25. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa bayi yang diberikan ASI eksklusif mempunyai pertumbuhan dan perkembangan yang lebih bagus daripada bayi yang tidak mendapat ASI.

(61)

iii

ABSTRACT

Breastmilk is the ideal source of food and nutrition for baby to stay healthy and growing, there is no product that can replace it. The prevalence of exclusive breastfeeding in the first 6 months in Indonesia is 42%, lower than the prevalence of Southeast Asia region, which is 47%. The low prevalence of exclusive breastfeeding in Indonesia is due tolack of knowledge, socio-culture and economic factors, and personal reasons of the mother. Previous study found significant difference between the growth of infants aged 0-6 monthsthat gets exclusive breastfeeding and doesn’t get breastfeeding. Therefore, this study aims to know the description of growth and development of baby that gets exclusive breastfeeding and doesn’t get breastfeeding.

This study is a descriptive study with cross sectional design and conducted at the Sentosa Baru Community Health Centre , using primary data, with 64 baby as the sample. Samples of this study was selected by using non-probability sampling with consecutive sampling type.

The mean of body length, body weight, and head circumference of the baby that gets exclusive breastfeeding is normal with the plot position located above the line of 0 Z-scores. Meanwhile, the mean of body length, body weight, and head circumference of the baby thatdoesn’t get breastfeeding is normal with the plot position located below the line of 0 Z-scores. The mean of development score of the baby that get exclusive breastfeeding is good with the score for 3-months old baby is 9,63 and 6-3-months old is 9,44. Meanwhile, The mean of development score of the baby that get exclusive breastfeeding is good with the score for 3-months old baby is 7,19 and 6-months old is 7,25. Therefore, we can conclude that baby that gets exclusive breastfeeding has better growth and development than the baby that doesn’t get breastfeeding.

Gambar

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Tabel 5.1.Distribusi Panjang Badan Bayi Interpretasi
Tabel 5.2 Panjang Badan Bayi
Tabel 5.3.Distribusi Berat Badan Bayi Interpretasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

ada hubungan kadar hemoglobin ibu dengan perkembangan bayi 7-12 bulan yang. mendapat ASI Eksklusif di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas

Pada waktu bayi telungkup di atas yang datar, apakah ia dapat mengangkat kepalanya sehingga membentuk sudut 45 0 seperti pada gambar. Gerak kasar Ya

di Honduras mendapatkan bahwa bayi yang mendapat ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan mempunyai fungsi lokomotor lebih baik, terlihat bahwa lebih cepat merangkak dan

pada tahun 2002 – 2003 bayi dibawah usia 4 bulan yang diberikan ASI ekslusif. hanya 55 % sementara itu pemberian ASI ekslusif pada bayi usia 2

gizi bayi usia 4-6 bulan pada bayi yang diberikan ASI eksklusif lebih baik. dibandingkan bayi yang tidak diberikan ASI

1) Perkembangan motorik kasar, aspek perkembangan lokomosi (gerakan) dan postur (posisi tubuh). Pada usia 6 bulan, bila bayi didudukkan di lantai, bayi bisa duduk sendiri

Hubungan Pemberian ASI Eksklusif terhadap Pertumbuhan dan Kejadian Diare pada Bayi Usia 1-6 Bulan di Puskesmas Kotabatu Kelurahan RAHA III Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara

Status gizi bayi usia 0-6 bulan yang diberi ASI eksklusif di BPS Suratni Bantul Yogyakarta sebagian besar responden adalah gizi baik yaitu 12 orang (80%). Status gizi bayi usia