PERANAN PENGASUH DALAM PEMBINAAN AKHLAK SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN AR-ROHMAH PUTRI MALANG
SKRIPSI
Oleh :
HAVISAH MANSYUR 09110054
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Agama Islam Strata satu (S1)
JURUSAN TARBIYAH FAKULTAS AGAMA ISLAM
iv
MOTTO
ارسي رسعلا عم نا : ىل اعت لوق
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (QS Al-Insyirah: 6)
Tanpa kesulitan, kita tidak akan mengenal kenikmatan, apalagi
menikmatinya. Kesulitan dalam hidup, hanyalah agar kita lebih
mengenali kenikmatan hidup. Setiap rintangan yang berhasil diatasi,
akan membuat kita menjadi lebih kuat. Setiap tantangan yang kita
lewati, menghasilkan kegembiraan yang lebih sempurna
( Frederick E. Crane)
“Bangsa itu hanya bisa bertahan selama mereka masih memiliki
akhlak, bila akhlak telah lenyap dari mereka, merekapun akanlenyap
pula”.
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku presembahkan buat:
Ayah-bunda tercinta dengan curahan kasih dan sayangnya serta segala
daya-upaya yang tiada ternilai jumlah dan harganya hingga selesainya tugas akhir
ini, tak dapat dan tak sanggup nanda beli semua itu dengan jumlah materi,
namun persembahan ini diharapkan dapat membalas sebagian kecil dari
pengorbannya.
Buat suami tercinta yang sudah bersusah payah dan berkorban buat saya
sampai terselesainya skripsi ini dengan begitu cepat. dan buat putriku tersayang,
kamu lah yang memmotivasi umy untuk menyelesaikan skripsi ini dengan begitu
vi
ABSTRAK
Peranan Pengasuh Dalam Pembinaan Akhlak Pada Santriwati Di Pondok Pesantren Ar-Rohmah Putri Malang ; Havisah Mansyur ; Nim 09110054; Jurusan Tarbiyah FAI UMM
Kata-kata Kunci: Peranan Pengasuh, Pembinaan Akhlak, Santriwati, Pondok Pesantren
Fenomena dekadasi moral dikalangan remaja semakin meningkat, misalnya, aborsi, hubungan sex yang bebas, tontonan VCD porno yang sudah merajalela. Sehingga mengakibatkan para orang tua mengalami kebingungan dalam mendidik anak-anaknya. Untuk mengantisipasi agar remaja tidak mudah larut dalam kebejatan akhlak, maka diperlukan suatu tempat untuk membimbing dan mengarahkan mereka agar segala tingkah laku dan tindaktanduknya sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam.
Penelitian ini dijabarkan ke dalam beberapa rumusan masalah sebagai berikut: (1) Bagaimana peranan pengasuh dalam pembinaan akhlak pada santriwati di pondok pesantren Ar-Rohmah Putri Malang?; (2) Apa metode yang dipergunakan pengasuhdalam pembinaan akhlak pada santriwati di pondok pesantren Ar-Rohmah Putri Malang?; (3) Apa faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan akhlak santriwati di pondok pesantren Ar-Rohmah Putri Malang?
vii
ABSTRACT
Caregivers Role in Development Morals In santriwati Boarding Schools In Ar-Rohmah Women Malang; Havisah Mansour; Nim 09110054; Department of Tarbiyah FAI UMM
Key Words: The Role of Caregivers, Moral Development, santriwati, The cottage Islamic Boarding School
Phenomenon of moral decline in among adolescents is increasing, for example, abortion, free sex, porn VCD spectacle that has been widespread. Thus resulting parents experiencing of confusion in educating their children. To anticipate that teens are not easily dissolve in moral depravity, it would require an place to guide and direct them to all behavior and his behavior in accordance with the the teachings of of Islam.
This study are translated into a formulation of the problem as follows: (1) How does the role of caregivers to coaching morality santriwati in boarding school in Ar-Rohmah Women Malang?; (2) What is the method which is used in the coaching moral caregivers in boarding school in santriwati Ar-Rohmah Women Malang?; (3) What are the factors supporting and inhibiting the the coaching morals santriwati boarding school in Ar-Rohmah Women Malang?
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmannirrohim
Untaian kata, kalimat, serta fikiran, tiada dapat terwujudkan anugrah dan ijin-Mu yaa Alah SWT, hanya dengan-Mu semata hamba dapat menggerakan pena ini sampai termaktup dalam skripsi ini, terimalah syukur hamba atas limpahan karunia-Muini, sehingga hamba-Mu yang faquir ini dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Peranan Pengasuh dalam Pembinaan AkhlakSantriwati di Pondok Pesantren Ar-Rohmah Putri Malang”, sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Serjana Pendidikan Tarbiyah di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang.
Keselamatan dan keselamatansemogasenantiasatercurah-limphankeharibaanbagindaRasulullahyaituNabi Muhammad SAW.Yang telahmengangkisumatmanusiadarimasyarakatjahiliyahmenujumasyarakatilmiyahIs lamiyah.
Penulis menyadari bahwa dengan selesainya skripsi ini tidak lain kontrubusi berbagai pihak, dari itulah melalu tulisan ini penulis menyampaikan banyak terimah kasih kepada pihak-pihak, antara lain :
1. Allah SWT yang telah melindungi dan memberikan, motivasi, rahmat- Nya serta keteguhan hati dan kesabaran kepada saya. 2. Dr. Muhadjir Efendy, M.Ap, selaku Rektor Universitas
ix
3. Drs. Sunarto, M.Ag, selaku Dekan FAI UMM, yang telah memberikan ijin penelitian
4. Bunda Dra. Romlah, M.Ag, selaku wali kelas yang selama ini banyak sekali membantu dan membimbing peneliti dari semester 1 hingga selsai.
5. Drs. H.N Taufik M.Ag, selaku Kepala Jurusan Tarbiyah.
6. Drs. Faturrohim M.Ag, selaku dosen pembimbing I yang selama ini telah banyak memberikan dorongan, motivasi, arahan, bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan begitu cepat.
7. Drs. H.N Taufik M.Ag, selaku dosen pembimbing II yang selama ini telah banyak memberikan dorongan, motivasi, arahan, bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dan segenap Bapak/Ibu Dosen Jurusan Tarbiyah atas dedikasinya yang telah diberikan selama ini
8. Pihak Pondok Pesantren Ar-Rohmah Putri Malang yang sudah mengizinkan untuk penelitian disana.
9. IbuIna Choiriyah S,Ag selaku kepalah pengasuh pondok pesantren Ar-Rohmah Putri Malang yang banyak sekali membantu peneliti dalam mendapatkan data-data.
x
11.Ayahanda dan ibunda tercinta terimah kasih atas segala doa dan jerih payahnya selama ini yang diberikan, sungguh luar biasa pengorbananmu.
12.Suami tercinta terimah kasih atasa usahanya selama ini yang diberikan, begitu besar pengorbananmu.
13.Paman Syukur dan Bibi Hajar serta mbk Lia, terimah kasih atas bantuan moral dan morilnya selama ini diberikan
14.Buat semua saudaraku, terkhusus buat adikku Wahyuni, terimah kasih atas bantannya selama ini.
15.Buat Mbak Uut dan Mas Yanto selaku orang tua kos penulis, yang selama ini juga banyak memberikan bantuan serta dukungan buat penulis, terimah kasih atas semuanya.
16.Buat keluarga besar MAULETAN, terimah kasih atas bantuannya selama ini.
Penulis menyadari bahwa masi banyak kekurangan dalam penulisan ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan penglaman penulis. Untuk itu segala kritik dan saran membangun, sangatlah penulis harapakan semoga skripsi in dapat memenuhi syarat, dan bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Malang, 29 Juli2013
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN...i
LEMBAR PERNYATAAN...ii
LEMBAR PENGESAHAN... iii
MOTO...iv
PERSEMBAHAN...v
ABSTRAK...vi
ABSTRACT...vii
KATAPENGANTAR...viii
DAFTARISI………... .xi
BAB I PENDAHULUAN...1
A. LatarBelakang...1
B. RumusanMasalah...12
C. TujuanPenelitian...12
D. Manfaat Penelitian...13
E. Penegasanistilah...14
F. SistematikaPembahasan...16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...18
A. Peranan Pengasuh ...18
1. PengertianPeranan...18
2. Pengaertian Pengasuh...18
3. PerananPengasuhDalamPembinaanAkhlakSantriwati...19
B.Pembinaan Akhlak Santriwati..………...…...22
xii
2. Pengertian Akhlak...………...24
3. Niali-Nilai Akhlak Yang Diberikan Pada Santriwati...25
4. Pentingnya Pembinaan Akhlak...37
5. Faktor-FaktorMemepengaruhiPembinaanAkhlak Santriwati...41
6. Tujuan Dan Fungsi Pembinaan Akhlak...47
7. Metode Pembinaan Akhlak...51
C. Santriwati...55
1. Pengertian Santriwati...56
D. Pondok Pesantren...59
1. Pengertian Pondok Pesantren...59
2. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren...59
3. Tujuan Pesantren...61
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...65
xiii
BABIVHASILPENELITIANDANPEMBAHASAN...76
A. Latar BelakangObyekPenelitian...76
1. Sejarah Bedirinya Pondok Pesantren Ar-Rohmah Putri Malang...76
2. Sarana Dan Prasarana...79
3. Visi Dan Misi Pondok Pesantren Ar-Rohmah Putri Malang...80
4. Tujuan Pondok Pesantren Ar-Rohmah Putri Malang...81
5. Struktur Organisasi...82
1. Struktur Organisasi Dinniyah Dan Pengkaderan...82
2. Nama Pengasuh Pondok Pesantren Ar-Rohmah Putri Malang.84 3. Job Discription atau Tugas Pengasuh Asrama...87
6. Program Unggulan...88
B. Penyajian Dan Analisis Data...89
BAB V PENUTUP...109
5.1 Kesimpulan...109
5.2 Saran...112
113
Daftar Pustaka
Al-Mighwar, Muhammad. (2006). Psikologi Remaja. Bandung: Pustaka Setia. Anuz Gasim, Fariq bin. (2002). Bengkel Akhlak. Jakarta: Darul Falah.
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penulisan Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineke Cipta.
________. (1998). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arifin, Imron. (1994). Penelitian Kualitatif Dalam Ilmu-Ilmu Bidang Sosialdan Keagamaan. Malang: Kalimasada Press
Arifin, M.H. (1984). Kapita Selekta Pendidikan Islam. Semarang: Toha Putra. _______. (1993). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bina Aksara.
Athiyah, M. (1990). Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bulan Bintang.
Bungin, Burhan. (2001). Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya Daradjat, Zakariya. (1970). Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang.
_______. (1994). Remaja Harapan Dan Tantangan. Bandung: PT Remaja Rosa Karya Offisct.
Deperetemen Agama RI. (2002). Pola Pengembangan Pondok Pesantren. Surabaya: Direktur Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam.
Depertemen Pendidikan Dan kebudayaan. (1991). Kamus Besar Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
114
Dhofier, Zamakhsyari. (1982). Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Kyai. Jakarta: LP3ES.
Hasbullah. (1995). Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia. Jakarta: Raja Giatindo Persada.
http:// www. Masbied. Com Pengertian Pembinaan Menurut Psikologi http:// id. Answer.yahoo.com/ question/index
http:// www. SMKN1 Yogyakarta.org/ nwes/ 2- Pentingnya Pendidikan.html http://id.shvoong.com/social-sciences/pranata pendidikan pada masyarakat modern. Ilyas, Yunhar. H. (2007). Kuliah Akhlak. Yogyakarta: LPPI.
Keraf, Gorys. (1984). Komposisi. Flores.
Khozin. (2006). Jejak-Jejak Pendidikan Islam di Indonesia. Malang: UMM Press Madjid, Nurcholis. (1997). Bilik-Bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan.
Jakarta: Paramadina.
Marima, D. Ahmad. (1980). Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: PT Al-Ma’arif.
Marzuki. (2000). Metodologi Riset. Yogyakarta: BPFE, UII.
Mastuhu. (1994). Dinamika System Pendidikan Pesantren. Jakarta: INS.
Miles MB, Huberman.AM. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UIO Press. Moleong, Lexy.J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
rosdakarya.
115
Muhaimin. (2006). Nuansa Baru Pendidikan Islam. Jakarta: PT Raja Grantindro Persada.
M.Sulton, M. Khsnuridlo. (2006). Manajemen Pesantren Dalam Prespektif Global. Yogyakarta: Laksbang Presindo.
Poerwodarwinto. (1997). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Qomar, Mujamil. (2009). Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju
Demokratis Institusi. Jakarta: Erlangga.
R, Darwan. M. (1985). Pergulatan Dunia pesantren. Jakarta: P3M. _________. (1974). Pesantren Dan Pembaharuan. Jakarta: LP3ES.
S, Djoko. M. (2007). Pembodohan Siswa Secara Sistematis. Jakarta: PT Rineke Cipta
Sahertian, A. Piet. (2000). Konsep Dasar dan Teknik Supervisi. Jakarta
Shaleh, Abdur Rahman. (1982). Pedomaan Pembinaan Pondok Pesantren. Jakarta: Proyek Pembinaan dan Bantuan Pondok Pesantre.
Sugiyono. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta.
________. (2008). Metode Penelitian Kuantittatif, Kualitatif dan R dan D. Bandung: Alfabeta.
________. (2009). Metode Peneliitian Bisnis. Bandung.
Suharto, Babun. (2011). Dari Pesantren Untuk Umat: Reiventing Eksistensi Pesantren di Era Globalisasi. Surabaya: Imitiyaz.
Suharaman, Winarno. (1985). Dasar Metode Teknik Penelitian. Bandung: Tarsito. Tatapangarsa, Humaidi. (1980). Akhlak Yang Mulia. Surabaya: Bina Ilmu.
116
Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Fokusmedia, Bandung 2003.
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dengan sengaja direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.1 Pendidikan menjadi suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan kita, ini berarti bahwa setiap manusia Indonesia berhak mendapatkannya dan diharapkan untuk selalu berkembang di dalamnya. Karena tanpa adanya pendidikan, seseorang tidak akan bisa menjalankan apa yang menjadi hak dan kewajibannya. Dengan diberikannya pendidikan, manusia akan menjadi makhluk yang memiliki moral, adab, etika yang semuanya itu berbeda dengan makhluk-makhluk yang lain.2
”Pendidikan merupakan alat yang menentukan sekali untuk mencapai kemajuan dalam segala bidang kehidupan, dalam memilih dan membina kehidupan yang baik,yang sesuai dengan martabat manusia” 3
Adagium di atas, dapat diketahui bahwa pendidikan merupakan hal yang penting dan tidak bisa lepas dari kehidupan. Pada masyarakat primitif pendidikan menjadi bagian dari kehidupan itu sendiri. Orang tua memandang bahwa anak-anak mereka perlu dipersiapkan untuk hidup dalam masyarakat atau lingkungan yang menjadi tempat mereka hidup.
1 Piet A Sahertian. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan (Jakarta: 2000), hal.1.
2Pentingnya Pendidikan, diakses dari
http://www.smkn1yogyakarta.org/news/2-pentingnya- pendidikan.html
2
3
seseorang sedangkan pengembangan pengetahuan dan keterampilannya, peranan pendidikan sekolahlah yang makin berperan. 4
Dalam kaitan ini S. Nasution (1983:11), menyatakan sebagai berikut : ”Kelompok atau masyarakat menjamin kelangsungan hidupnya melalui pendidikan. Agar masyarakat itu dapat melanjutkan eksistensinya, maka kepada anggota mudanya harus ditekankan nilai-nilai, pengetahuan, keterampilan dan bentuk kelakuan lainnya yang diharapkan akan dimiliki setiap anggota. Tiap masyarakat meneruskan kebudayaannya dengan beberapa perubahan kepada generasi muda melalui pendidikan, melalui interaksi sosial, dengan demikian pendidikan dapat diartikan sebagai sosialisasi”
Pernyataan di atas menunjukan bahwa pendidikan menjadi suatu keharusan secara sosial maupun budaya, baik disadari maupun tidak, pendidikan dilakukan oleh manusia sejak awal manusia menghuni bumi ini. Konsekwensi dari semua ini adalah perlunya suatu upaya untuk terus membangun pendidikan agar dapat lebih memungkinkan manusia berkembang dan mengembangkan potensinya dalam suatu sistem budaya yang mengitarinya.
Silih berganti sistem pendidikan di Indonesia terus dilakukan oleh pemerintah sejak dari awal kemerdekaan hingga saat ini, namun sayangnya hingga saat ini Indonesia masih terus mencari bentuk/sistem pendidikan yang sesuai. Tragisnya lagi, entah sampai kapan pemerintah akan menemukan bentuk baku sistem pendidikan yang dirasakan sesuai untuk Indonesia yang pluralistik ini. Akibat dari sistem pendidikan yang terus berubah dan
4
mengikuti pendidikan barat mengakibatkan sulitnya kita menanamkan nilai akhlak pada anak, karena banyak terpengaruh dengan pendidikan barat.
Terpuruknya bangsa dan negara Indonesia ini, tidak hanya disebabakan oleh krisis ekonomi melainkan juga krisis akhlak. Oleh karena itu, perekonomian bangsa menjadi ambruk, korupsi, kolusi, nepotisme dan perbuatan-perbuatan yang merugikan bangsa merajalela, misalnya perkelahian antar pelajar, kenakalan remaja dan sebagainya. Keadaan seperti itu, terutama krisisnya nilai akhlak terjadi karena kurangnya dunia pendidikan dalam menyiapkan generasi muda bangsanya serta kurangnya pembinaan orang tua terhadap anak–anaknya sehingga menyebabkan krisis moral dan akhlak pada anak- anak.
Untuk mencapai tujuannya, pendidikan merupakan suatu usaha yang dapat dilakukan guna mencetak manusia yang berkualitas, berpengetahuan luas, serta berkemampuan tinggi. Tujuan pendidikan nasional telah dituangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Pada pasal 3 UU Sisdiknas, disebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Allah, berakhlaq mulia, sehat, berilmu,cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.5
5
Akhir – akhir ini banyak kejadian yang ada di media, baik cetak maupun elektronik semakin berkembangnya tindakan-tindakan yang tidak bermoral dan tidak beradab dari kalangan anak, remaja, orangtua, dan sampai kakek-kakek. Merebaknya VCD porno yang kemudian banyak menimbulkan perkosaan. Aborsi, hubungan sex, pembunuhan, perampokan, perkosaan, dan tindakan lainnya yang sudah tidak disadari oleh pertimbangan pemikiran yang jernih dan hati nurani. Mulai memudarnya rasa hormat anak (generasi muda) terhadap orang tua, kehilangan rasa kasih sayang terhadap teman sebaya, kehilangan sikap untuk saling menasehati, saling mengingatkan,dan sikap yang lain agar masing-masing kita menemukan jalan yang terbaik untuk membentuk sebuah sistem pergaulan yang penuh kesejukan, keakraban, persaudaraan, penuh nuansa maju, guna mencapai bentuk masyarakat yang ideal.
Diketahui bahwa fungsi pendidikan dalam perspektif Islam adalah upaya normatif (sesuai dengan ajaran dan niali-nilai yang terkandung dalam fenomena qauliyah dan fenomena kauniyah ) yang membantu proses perkembangan peserta didik (sebagai manusia) dan satuan sosial (sebagaimana kehidupan masyarakat) ke tingkat yang lebih baik. Proses pengembangan itu menyangkut dimensi-dimensi : pengetahuan (teoritis, praktis, dan fungsional), kreativitas, berbagai potensi dan fitrah, akhlak dan kepribadian, sumber daya yang produltif, peradaban yang berkualitas, serta nilai-nilai Ilahi dan nilai-nilai insani.6
6
Pendidikan pada hakikatnya tidak hanya mengarahkan anak didik pada aspek kognitif, akan tetapi aspek-aspek lain juga perlu ditumbuh kembangkan yang merupakan komponen penting dari kemampuan anak didik dalam hal akhlak. Seperti diketahui bahwa kedudukan akhlak sepanjang sejarah manusia menempati yang paling penting. Fakta sejarah telah menunjukan kepada kita, bahwa kekuatan kejayaan masyarakat atau bangsa berangkat dari akhlak. Apabila akhlak baik maka sejahteralah suatu masyarakat atau bangsa, namun sebaliknya kehancuran masyarakat dan bangsa diawali dengan kemerosotan dan kebejatan akhlak.
Akhlak merupakan jiwa pendidikan Islam. Islam telah memberikan kesimpulan bahwa pendidikan akhlak merupakan jiwa dari pendidikan Islam. Ini berarti pendidikan Islam menempatkan akhlak sebagai landasan sebelum anak didik diberikan pelajaran lain. Hal ini dimaksudkan penanaman akhlak nantinya dapat menjadi jiwa atau ruh dari ilmu pengetahuan yang diterima. Sehingga ilmu pengetahuan yang didapatkan anak didik direalisasikan dengan tujuan yang benar dan tidak disalahgunakan.
Para ahli pendidikan Islam sepakat bahwa maksud dari pendidikan dan pengajaran adalah bukanlah memenuhi otak anak didik dengan segala macam ilmu yang belum mereka ketahui. Tetapi maksudnya ialah mendidik akhlak dan jiwa mereka, menanamkan rasa fadhilah (keutamaan), membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya serta ikhlas, dan jujur.7 Akhlak
7
biasanya disamakan dengan perbutan atau nilai-nilai luhur yang memiliki sifat yang terpuji (Mahmudah).
Dunia pendidikan kita telah melupakan tujuan utama pendidikan yang mengembangkan pengetahuan, sikap, keterampilan secara stimultan dan seimbang. Dunia pendidikan kita telah memberikan porsi yang besar untuk pengetahuan, tetapi melupakan pengembangan sikap/nilai dan prilaku dalam pembelajarannya, akibatnya anak-anak banyak mengalami krisis nilai budi pekerti.
8
Dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat pada era global saat ini terasa sekali pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat, khusunya dalam bidang pendidikan, sosial dan budaya.8 Melihat fenomena yang ada sekarang, banyak kita dapati tingkah laku anak yang bertentangan dengan norma-norma ajaran agama Islam, seperti mabuk-mabukan, perkelahian, perkosaan, bahakan sudah ada yang menjurus kearah pembunuhan. Sehingga mengakibatkan para orang tua mengalami kebingungan dalam mendidik anak-anaknya. Supaya tidak terjerumus dalam hal-hal yang seperti itu, mereka menginginkan mendidik anak-anak dengan metode pendidikan Islam. Untuk mewujudkan tujuan dan cita-cita para orang tua dan anak supaya berkepribadian tinggi dan berakhlak yang mulia, diperlukan adanya pembinaan khusus yang dapat memberikan sentuhan yang membangkitkan semangat remaja dalam segalah bidang. Tanpa adanya pembinaan maka sulit cita-cita bangsa akan tercapai, khususnya manusia yang bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak yang mulia.
Maka sepatutnyalah kita ikut prihatin atas tragedi kekrisisan akhlak yang banyak melanda remaja dan anak-anak saat ini. Dan keprihatinan kita terhadap mereka adalah merupakan hal yang mulia dan mutlak, karena mereka adalah harapan bangsa dan agama, ditangan merekalah agama, bangsa dan negara diperjuangkan.
Upaya mengatasi masalah-masalah tersebut di atas tidaklah mungkin hanya dapat ditanami oleh orang tua mereka saja, tetapi antara orang tua,
9
masyarakat, dan lembaga pendidikan formal maupun non formal harus saling melengkapi dan bertanggung jawab atas usaha pembinaan akhlak dan pendidikan budi pekerti bagi anak-anak. Karena lembaga pendidikan merupakan salah satu wadah dalam masyarakat bisa dipakai sebagai pintu gerbang dalam menghadapi tuntutan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi terus mengalami perubahan.9
Setiap orang tua mengehendaki anak-anaknya mendapatkan pendidikan bermutu, nilai-nilai iman dan moral yang tertanam baik, dan suasana belajar anak yang menyenangkan. Kerap kali hal-hal tersebut tidak ditemukan para orang tua di sekolah umum. Oleh karena itu munculah ide orangtua untuk menyekolahkan anak- anaknya di pondok pesantren.
Untuk mengantisipasi agar anak tidak larut dalam kebejatan akhlak, maka diperluakan suatu tempat untuk membimbing dan mengarahkan mereka agar segalah tingkah laku dan tindakan sesuai dengan ajaran agama Islam yang salah satuya adalah di lembaga pendidikan yang berupa pondok pesantren. Dari sudut ini, nampaknya masyarakat kita tertarik pada pesantren terutama karena pondok pesantren merupakan lembaga yang mendukung nilai-niai agama yang dikalangan masyarakat terasa amat dibutuhkan untuk bisa mempertahankan tradisi kehidupan beragama khususnya pada masyarakat pedesaan, sedangakn kalangan masyarakat kota, kebutuhan agama nampaknya lebih banyak dilatarbelakngi oleh pandangan bahwa pegaulan hidup di kota-kota telah mengalami semacam “polusi” yang
10
membahayakan perkembangan pribadi anggota masyarakat dan pendidikan anak-anak mereka.10
Dalam membentuk dan membina pribadi anak didik dengan akhlak bukanlah hal yang mudah yang cukup dilakukan dengan sekedar pengajaran dan pemberian pemahaman-pemahaman tentang akhlak di sekolah, madrasah, atau pondok pesantren yang bebasis pendidikan keagamaan. Karena tidak sedikit out put (lulusan) dari lembaga-lembaga tersebut, diajarkan pendidikan akhlak. Namun terkadang masih menyimpang dari tujuan pendidikan Islam. Hal ini karena pelajaran akhlak yang diterima kurang menyentuh dan terbina diahti anak didik, sehingga sikap dan perilaku kesehariannya tidak sesuai dengan teori-teori akhlak yang diajarkan.
Berkenaan dengan pembinaan akhlak demi tercapainya pribadi yang baik, maka pondok pesantren merupakan salah satu lembaga yang paling relevan untuk membina akhlak anak didik (santri). Karena pondok pesantren merupakan lembaga keagamaan yang sudah mengakar pada masyarakat, yang tentunya memiliki peran yang sangat besar dalam mengupayakan pelayanan beragam dan sebagai benteng umat dalam bidang aqidah akhlak, sesuai dengan fungsi asli pondok pesantren. Dalam kaitan ini tentunya pembelajaran yang dikembangkan oleh pondok pesantren adalah dalam upaya menciptakan kader-kader bangsa yang memiliki integritas tinggi dalam bidang akhlak dan moral. Ketinggian akhlak dan moral yang baik merupakan hal yang pokok dalam kehidupan pribadi menunjukan citra yang baik bagi pondok
11
pesantren.11 Pesantren juga merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam Indonesia yang bersifat tradisonal untuk memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan akhlak Islam sebagai pedomaan hidup bermasyarakat.12
Pesantren merupakan salah satu jenis lembaga pendidikan Islam di Indonesia yang muncul bersamaan dengan datangnya Walisongo yaitu sejak sekitar 300-400 tahun lalu. Keberadannya berfungsi menjadi pusat belajar untuk mendalami ilmu agama sebagai pedomaan hidup dengan menekankan kepentingan moral dan akhlak dalam bermasyarakat. Dari sisi historis, pesantren tidak hanya identik dengan makna ke-Islamaan tetapi juga merupakan sistem pendidikan yang tumbuh, dan lahir berkembang dari kultur yang bersifat indigenous, oleh karena itu pesantren mempunyai keterkaitan erat yang tidak dapat dipisahkan dengan komunitas lingkungannya.
Eksistensi pesantren beserta perangkatnya yang ada adalah sebagai lembaga pendidikan da’wah serta lembaga kemasyarakatan yang telah banyak
memberikan warna di daerah pedesaan. Bertitik tolak dari kenyataan tersebut, pesantren dengan potensi yang dimilikinya dapat berbuat lebih banyak untuk memberikan arahan dalam kerja dan usaha-usaha perubahan dan pembaharuan pendidikan serta pelayanan yang telah-sedang-dan yang akan berlangsung.
11 Depertemen Agama RI, Pola Pengembangan Pondok Pesantren, (Surabaya:Direktur Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 2002) , hal. 87-88.
12
Dalam perjalanan yang panjang pondok pesantren telah melahirkan tradisi yang Islami yang dapat meningkatkan para santri dalam lingkungan orang-orang yang beriman, komunitas satu perguruan dan komunitas satu atau “tunggal guru” tanpa pamrih, nilai kemandirian dan ukhuwah telah
memungkinkan berjalannya proses didik diri dan bangun diri dalam masyarakat pondok pesantern dan lingkungannya, dengan suasana saling asih, saling silih, saling asah dan saling asuh.13
Adanya pondok pesantren dengan segala aspek kehidupan dan perjuangannya ternyata memiliki nilai yang strategis dalam membina insan yang berkualitas dalam ilmu, iman, dan amal, disamping sebagai tempat pengambangan agama Islam. Dilihat dari sisi kelembagaan pesantren menjadi sebuah institusi atau kampus yang memiliki berbagai kelengakapan fasilitas untuk membangun potensi-potensi santri, tidak hanya dari segi akhlak, nilai dan intelek, dan spiritualis, tapi juga atribut-atribut fisik dan material.14
Berhubungan dengan fenomena di atas, maka perana pengasuh di pondok pesantren sangatlah penting dalam pemembina akhlak para generasi yang akan datang, khususnya para santriwati dilingkungan pondok pesantren Ar-rohmah Putri Malang.
Pondok pesantren Ar-Rohmah Putri Malang merupakan salah satu pondok pesantren yang dibawah naungan organisasi masyrakat Hidayatullah. Dan di pondok pesantren Ar-Rohmah Putri Malang sangat ditegaskan sekali
13 Mulyono, Peranan Koperasi Dalam Membangun Watak Wirausaha di Lingkungan Pondok Pesantren (Studi Kasus : Koperasi Pondok Modern Gontor Ponorogo). Skripsi (Malang, Sekolah Tinggi Agama Islam Negri (STAIN) Malang, 1999) , hal. 6.
13
dalam sistem kepengasuhan terhadap segala perilaku dan tingkah laku seluruh santriwati yang ada di lingkungan pondok pesantren tersebut
Dengan latar belakang di atas, maka peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian dengan judul : “PERANAN PENGASUH DALAM PEMBINAAN AKHLAK SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN AR-ROHMAH PUTRI MALANG”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peranan pengasuh dalam pembinaan akhlak santriwati
di pondok pesantren Ar-Rohman putri Malang?
2. Apa metode yang digunakan untuk pembinaan akhlak santriwati
di pondok pesantren Ar-Rohmah putri Malang?
3. Apa faktor yang mendukung dan menghambat dalam pembinaan akhlak santriwati di pondok pesantren Ar-Rohmah putri Malang? C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui peranan pengasuh dalam pembinaan akhlak santriwati di pondok pesantren Ar-Rohmah putri Malang. 2. Untuk mengetahui metode yang digunakan untuk pembinaan
akhlak santriwati di pondok pesantren Ar-rohmah putri Malang. 3. Untuk mengetahui faktor yang mendukung dan menghambat
14 D. Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Sebagai sarana penulis untuk mengembangkan keterampilan dan wawasan berfikir kritis guna melatih kemampuan, memahami dan menganalisa masalah sosial secara kritis, sisitematis dan konstruktif.
2. Bagi pengasuh pondok pesantren
Sebagai bahan referensi untuk mengetahui dan meningkatan pembinaa akhlak di pondok pesantren Ar-Rohmah putri Malang.
3. Bagi jurusan
Sebagai bahan referensi dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan khusunya tentang pembinaan akhlak santriwati di pondok pesantren Ar-Rohmah putri Malang.
4. Bagi universitas
Kegiatan penelitian ini merupakan pelaksanaan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi khususnya Dharma penelitian
E. Penegasan Istilah
15
Adapun batasan Istilah dalam skripsi yang berjudul: “PERANAN PENGASUH DALAM PEMBINAAN AKHLAK SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN AR-ROHMAH PUTRI MALANG” (Studi kasus di pondok pesantren Ar-Rohmah Putri Malang) adalah sebagai berikut:
1. Peranan dalam kamus besar bahasa Indonesia, peranan diartikan sebagai tindakan yang dilakuakn oleh seseorang dalam suatu peristiwa.15 Sedangkan menurut WJS. Poerdarwinto dalam kamus umum bahasa Indonesia, mengartikan peranan sebagai ”sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama dalam terjadinya sesuatu hal atau peristiwa”.16 Dalam skripsi ini
yang dimaksud adalah bagaimana seorang pengasuh dapat memberi pembinaan yang bau kepada santriwati di pondok dengan baik dan benar.
2. Pengasuh yaitu orang yang bertugas untuk mengkontrol dan memberikan pembinaan pada kehidupan santri di asrama. Pengasuh mempunyai tugas dan amanah yang besar terhadap santri sebagai peganti orang tua ketika di asrama. Tugas besar para pengasuh adalah memberikan arahan dan keteladan pada santri. Adapun ruang lingkup yang berhubungan dengan kegiatan pengasuhan meliputi : tuntunan, petunjuk, dan keteladanan yang dapat diterapkan atau ditiru santri dalam sikap dan perilaku sehari-hari (akhlaqul karimah). Tiga sifat tersebut harus ada pada diri
15 Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka,1991), hal. 751.
16
seorang pengasuh dalam sistem pengasuhan santri. Aspek pengasuhan santri yang paling menonjol adalah keteladanan dan peraturan yang berlaku dalam asrama
3. Pembinaan adalah tindakan atau kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang baik.17
4. Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga dia akan muncul secara spontan bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan lebih dahulu, serta tidak memiliki dorongan dari luar.18
5. Santriwati menurut kamus besar adalah siswa perempuan di pondok pesantren.19 Santriwati merupakan objek dakwah pengasuh dalam proses pembinaan diasrama. Para santri mempunyai hak untuk mendapatkan pembinaan dan pengajaran dalam proses kehidupan di asrama. Setiap santriwati berkewajiban mempunyai karakter positif yang dibentuk oleh pengasuh, melalui pembentukan karakter, para santriwati dapat mempunyai jiwa yang kuat dan kepribadian yang baik.
6. Pondok pesanteren adalah lembaga pendidikan agama Islam, yang timbul diakui oleh masyarakat sekitar dengan sistem asrama, dimana santriwati menerima pendidikan agama melalui sistem pengajian atau madrasah, yang sepenuhnya dibawa kedaulatan
17
leadership seseorang atau beberapa kyai dengan ciri khasnya yang bersifat kharismatik.20
F.Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika dalam pembahasan penulisan skripsi ini dibagi kedalam lima bab sebagai berikut:
BAB I : adalah bab pendahuluan yang didalamnya menguraikan gambaran dari pokok bahasan yang melatar belakangi penulisan penelitian
ini. Dalam pendahuluan ini berisi tentang ; latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan penegasan istilah, dan sistematika pembahasan.
BAB II : merupakan studi pustaka sebagai acuan dasar dalam penelitian ini, yaitu meliputi peranan pengasuh, pembinaan pendidikan akhlak santriwati ,dan pondok pesantren.
BAB III : Bab ini berisikan metode penelitian. Bab ini sebagai ”pisau” analisis terhadap penelitian ini, yang meliputi : pendekatan
penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisa data, dan uji keabsahan hasil penelitian.
BAB IV : Bab ini berisi penyajian data dan temuan penelitian. BAB V : Bab ini merupakan penutup yang meliputi kesimpulan dan saran-saran.