• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOTIVASI BERJILBAB FUNKY PADA MAHASISWI FAKULTAS AGAMA ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MOTIVASI BERJILBAB FUNKY PADA MAHASISWI FAKULTAS AGAMA ISLAM"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pada prinsipnya Islam tidak melarang umatnya untuk berpakaian sesuai dengan mode atau trend masa kini, asal semua itu tidak bertentangan dengan prinsip Islam. Akan tetapi, Islam membenci cara berbusana seperti orang-orang Jahiliyah yang menampakkan lekuk-lekuk tubuh yang mengundang syahwat kejahatan dan kemaksiatan. Konsep Islam adalah mengambil kemaslahatan dan menolak kemudhoratan.

Sebagai sebuah tanda keislaman, jilbab selalu menjadi fenomena yang menarik untuk dicermati. Jilbab merupakan pakaian yang menutupi tubuh seseorang,

yang dipakai oleh seorang muslimah sebagai identitas ke Islaman.

Di Indonesia, pemakaian jilbab yang semula dikenal dengan nama kerudung,

mulai populer tahun 80-an (Umar, 2002). Jilbab tidak lagi menjadi fenomena kelompok sosial tertentu tetapi sudah menjadi fenomena yang melanda segenap kaum perempuan (muslimah) tanpa mengenal batasan kelas sosial dan ekonomi. Pemakaian jilbab memiliki fenomena tersendiri sebab sering dikaitkan dengan masalah keimanan dalam Islam bahkan menjadi kewajiban bagi setiap muslimah untuk menutup auratnya.

Diantara penghormatan Allah, serta penghargaan dan penjagaan martabat kepada kaum perempuan adalah kewajiban untuk menggunakan pakaian tertutup (jilbab) dan menutupi rahasia dan kecantikannya dari mata manusia. Allah juga mengharamkan perempuan untuk membuka kerudung dan bersolek untuk menghindarkannya dari pandangan mata laki-laki, nafsu birahi, serta kecenderungan yang hina dan sesat sekaligus untuk menjaga martabatnya.

Islam tidak mengatur dengan terperinci jenis atau bentuk serta model pakaian bagi umat-NYA. Akan tetapi, Islam berpesan kepada kaum perempuan dalam hal etika berpakaian, salah satunya adalah ajaran agama Islam untuk sempurna dalam menutup aurat. Misalnya kepada kaum perempuan apabila dalam berpakaian (jilbab)

(2)

2

Artinya: ... dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya...(Q.S.

an-Nur: 31).

Pengertian tentang jilbab dalam ayat tersebut sudah sangat menjelaskan akan kewajiban untuk menutupi aurat. Jadi, jilbab bukanlah ikatan bagi kaum perempuan, bukan pula tradisi kuno atau bukti dari keterbelakangan. Kaum perempuan saat ini, harus menyadari akan kedudukannya dan membangun sisi kemanusiaan dalam dirinya, sebagai bukti dari penentangannya melawan pakaian yang seronok dan tabiat persolek yang telah menghancurkan kemanusiaan. Seandainya perempuan mengetahui dan menyadari bahwa jilbab memiliki hikmah yang sangat mendalam sehingga seandainya Allah tidak memerintahkannya, maka kaum perempuan akan tetap ramai-ramai memakai jilbab. Jilbab merupakan jaminan keamanan dan keselamatan hidup bagi kaum perempuan.

Hikmah dibalik pemakaian jilbab telah melekat dan memberikan hasil yang baik pada jiwa manusia dalam sebuah masyarakat muslim. Hal tersebut karena

masyarakat muslim telah beriman kepada Allah sebagai Tuhan mereka, Islam sebagai agama mereka, dan Nabi Muhammad sebagai Nabi sekaligus Rasul bagi mereka, sehingga ruh Islam, tujuan, dan nilai-nilainya telah merasuk ke dalam kehidupan mereka bahkan cara pandang mereka. Seharusnya, setiap perempuan menyadari bahwa kecantikan mereka tidak akan berlangsung lama. Kecantikan tersebut akan memudar seiring dengan berlalunya waktu.

Pandangan orang tentang jilbab sangat bervariasi. Jilbab menurut beberapa pendapat para ahli (dalam Bahtiar, 2009) oleh A. Hassan ahli tafsir mengatakan, bahwa jilbab adalah pakaian yang menutup segenap badan atau sebagian dari badan sebelah atas. Ibnu Mansur juga mengatakan, jilbab adalah selendang atau pakaian lebar yang dipakai perempuan untuk menutupi kepala, punggung, dan dada. Dari beberapa pendapat di atas mengenai jilbab dapat disimpulkan bahwa jilbab merupakan pakaian atau selendang longgar yang dipakai oleh perempuan muslim untuk menutupi kepala, punggung, dan dada.

Bagi seorang muslimah, berjilbab menjadi kultur sekaligus menjadi mode yang diasumsikan memiliki relevansi terhadap perkembangan zaman dewasa ini.

(3)

3

perempuan muslim seiring dengan model jilbab yang menjadi produk di era modern. Jilbab sendiri tidak lagi dikatakan sebagai pakaian yang ketinggalan zaman, malah saat ini mengikuti trend fashion sehingga sudah layak untuk disebut sebagai pakaian yang modern. Ironinya, perkembangan cara berjilbab dan trend fashion ini terkadang tidak diikuti dengan kesadaran teologis yang mendasarkan pada nilai agama dan syari’at Islam dalam berbusana.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya oleh Kurniawan (2008), yang berjudul “Persepsi Mahasiswi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Terhadap Perintah Berjilbab Dalam Surat An-Nuur Ayat 31” diketahui bahwa latar belakang mahasiswi dalam mengenakan jilbab adalah bukan karena dari dirinya sendiri, akan tetapi ada beberapa hal yang membuat mereka mengenakan jilbab, seperti perintah orang tua, perintah guru,

lingkungan yang berjilbab, dan pendidikan yang diajarkan oleh guru dan ada mahasiswi yang menyatakan konsisten dalam mengenakan jilbab di depan semua

non-muhrim, dan ada yang menyatakan belum sepenuhnya bisa konsisten.

Perempuan muslim lebih menyukai cara memakai jilbab dengan berbagai bentuk atau cara tanpa melihat nilai-nilai agama asalkan itu dapat mempercantik diri sendiri. Trend fashion lebih dikedepankan untuk sebuah pengakuan akan penampilan dan kecantikan yang lebih diutamakan. Pemakaian jilbab funky dapat kita temui di berbagai tempat dan semua kalangan baik anak muda sampai dewasa pun menggunakannya.

Dari aspek psikologi penting untuk diketahui motivasi perempuan muslim dalam memilih untuk memakai jilbab funky. Motivasi menurut Irwanto (1997) adalah penggerak perilaku (the energizer of behavior). Sedangkan menurut James L. Gibson motivasi merupakan sebuah konsep yang digunakan apabila kita menerangkan kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi seorang individu atau yang ada dalam diri individu tersebut yang menginisiasi dan mengarahkan perilaku (dalam Winardi, 2008).

(4)

4

Kemudian adapun pengertian jilbab funky atau jilbab gaul Machfud (dalam,Ghifari 2001), yaitu merupakan sejenis kerudung yang digunakan untuk menutupi bagian kepala yang dililitkan ke leher. Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa jilbab funky merupakan sejenis kerudung bagi perempuan yang berfungsi untuk menutupi bagian kepala yang hanya dililitkan pada bagian leher tanpa menutupi aurat lainnya seperi lekukan dada dan sebagainya.

Bergesernya pemakaian jilbab yang dikenakan tidak terlepas juga dengan keinginan untuk tampil lebih modern. Ragamnya motivasi dalam pemakaian jilbab funky menjadikan orang terlupakan dengan ketentuan syariat islam dalam pemakaian jilbab funky. Salah satu motivasi perempuan berjilbab funky yaitu kebutuhan untuk memenuhi keinginan yang belum terpenuhi sampai benar-benar terpuaskan oleh orang yang menggunakannya.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya oleh Machfud (2004) yang berjudul “Fenomena Jilbab Funky (Sebuah Kajian Terhadap Penggunaan Jilbab Funky di Kalangan Mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang)”, diketahui bahwa pertama, dikalangan mahasiswi FAI terdapat tiga jenis jilbab, yaitu jilbab besar, jilbab standart dan jilbab funky. Namun, jenis kedua adalah yang terbanyak diantara peminatnya di kalangan mahasiswi FAI. Kedua, faktor yang menyebabkan mahasiswi gemar menggunakan jilbab funky adalah pertama: ingin tampil modis, kedua: mencari kepraktisan dalam menggunakan jilbab, ketiga: mengikuti trend (perkembangan jenis busana modern) dari ketiga faktor tersebut, ternyata yang menjadi latarbelakang utama mahasiswi menggunakan jilbab funky adalah karena kurangnya wawasan keagamaan dan pengaruh keluarga, lingkungan, budaya serta media massa. Ketiga latarbelakang mahasiswi menggunakan jilbab funky tidak semua berlatarbelakang pendidikan umum, namun banyak dari mereka berlatarbelakang pendidikan keagamaan (pesantren), hal ini diketahui dari delapan orang mahasiswi yang menjadi informan. Kedelapan mahasiswi pengguna jilbab funky tersebut diketahui kelima mahasiswi berlatarbelakang pendidikan keagamaan (pesantren), dan ketiga mahasiswi lainnya adalah yang berlatar belakang pendidikan umum.

(5)

5

Islam yang merupakan sebuah fakultas pendidikan agama islam, namun pada kenyataannya didalam fakultas tersebut kurang menampakkan nilai-nilai yang mencerminkan berkebudayaan Islam.

Fenomena yang menarik bagi peneliti adalah munculnya fenomena jilbab yang kemudian dikenal dengan sebutan Jilbab Funky (Berjilbab namun tidak memenuhi tujuan berjilbab). Hal ini menjadi obyek yang menarik untuk dikaji, karena penggunaan jilbab funky hanya berfungsi untuk menutupi bagian kepala dan tidak menutupi bagian-bagian lekuk tubuh yang lainnya. Seperti lekuk leher, lekuk dada, dan sebagainya. Sehingga jilbab tersebut tidak seluruhnya memenuhi esensi berjilbab seperti di anjurkan oleh ajaran agama islam, karena seperti yang kita ketahui esensi berjilbab adalah selain untuk menutupi aurat juga bertujuan untuk mencegah timbulnya fitnah yang muncul ditengah-tengah masyarakat tertentu.

Memang benar Islam tidak mengatur dengan terperinci jenis atau bentuk serta model pakaian bagi umat-Nya. Akan tetapi, sekalipun demikian Islam berpesan kepada

kaum perempuan dalam hal etika berpakaian, dan salah satunya adalah ajaran agama Islam untuk sempurna dalam menutupi aurat.

Fenomena yang lebih menarik saat ini bagi peneliti adalah adanya perilaku berbusana mahasiswi Fakultas Agama Islam (FAI). Karena pada kenyataannya yang peneliti temukan adalah sebuah perilaku yang seharusnya tidak pantas dilakukan namun justru menjadi hal yang digemari dan ngetrend dilakukan oleh sebagian mahasiswi FAI. Jelasnya adalah adanya sebuah kebudayaan berbusana muslim, karena mahasiswi FAI adalah mahasiswi yang seharusnya menjadi contoh bagi fakultas lain, yang tentunya mereka lebih mengerti atau memahami akan tujuan agama mewajibkan kaum perempuan untuk mengulurkan jilbab. Namun yang terjadi adalah sebaliknya, bahkan saat ini muncul fenomena jilbab yang kemudian dikenal dengan Jilbab Funky (berjilbab namun tidak memenuhi tujuan berjilbab).

Berdasarkan wawancara awal yang telah dilakukan oleh peneliti mengenai pemakaian jilbab funky dalam prakteknya, ternyata ada sebagian mahasiswi Fakultas Agama Islam yang menggunakan jilbab funky karena mengikuti trend masa kini. Penggunaan jilbab funky banyak merebak dan digemari oleh sebagian mahasiswi

(6)

6

yakni jilbab. Penelitian tentang jilbab telah banyak dilakukan sebelumnya, akan tetapi penelitian tentang motivasi berjilbab funky belum pernah dilakukan sehingga penelitian ini penting untuk dilakukan. Fakultas Agama Islam sebagai domain penting dalam mengetahui motivasi berjilbab, apakah berdasarkan kesadaran ber-Islam ataukah mengikuti trend yang berkembang.

Berdasarkan latar belakang diatas maka, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berjudul “Motivasi Berjilbab Funky Pada Mahasiswi Fakultas Agama Islam”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang penelitian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa motivasi berjilbab funky pada mahasiswi Fakultas Agama

Islam?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi berjilbab funky pada mahasiswi Fakultas Agama Islam.

D.Manfaat

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna untuk perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang Psikologi, khususnya Psikologi Sosial.

2. Secara Praktis

(7)

MOTIVASI BERJILBAB FUNKY PADA MAHASISWI

FAKULTAS AGAMA ISLAM

SKRIPSI

Oleh :

Rukaya Saleh

08810048

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(8)
(9)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rakhmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Motivasi Berjilbab Funky Pada Mahasiswi Fakultas Agama Islam”.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT atas segala berkah dan nikmat-Nya, sehingga penulis mampu

menyelesaikan tulisan ini tepat pada waktu yang telah direncanakan.

2. Ibu Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah

3. Ibu Dra. Siti Suminarti F, M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan serta semangat yang besar selama proses penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Ni’matuzahroh, S.Psi, M.Si selaku pembimbing II yang penuh kesabaran memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi disela kesibukan dan terbatasnya waktu.

5. Ibu Dra. Djudiyah, M.Si selaku dosen wali yang selalu memberikan motivasi dalam mengerjakan skripsi dan sudah membimbing dari semester awal sampai sekarang.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Psikologi yang telah membekali penulis dengan teori-teori yang telah diterima selama di Bangku Kuliah.

7. Ayah Muhamad Saleh dan Ibu Rafi’ah tercinta atas segala kasih sayang tulus, kesabaran, ketulusan hati serta selalu membasahi bibir mereka dengan untaian doa demi keberhasilan penulis dalam meraih asa dan cita-cita, pengorbanan kalian

adalah semangat hidupku tuk jadikan diri ini lebih berarti. Semoga kebahagiaan dan

(10)

8. Kakak Lia dan Amru serta adik Umy, Hikmah & Daffa tercinta yang selalu menjadi motivator bagi saya dalam mengerjakan skripsi

9. Mas Nurkholis Bagus R., S.E tersayang yang selalu setia membantu dan

membimbing dalam proses mengerjakan skripsi.

10.Special Thanks for Bu Linda Sekeluarga yang selalu menjadi motivator dan berbagi

ilmu serta membimbing dalam penyelesaian skirpsi

11.Special Thanks for Lita, Gilang, Wildan, Huda, dan Viky atas dukungan dan menjadi tempat untuk saling berbagi informasi.

12.Seluruh keluargaku yang telah memberikan semangat dan arahan untuk kesuksesan dan cita-cita.

13.Seluruh teman-teman psikologi 2008, khususnya kelas A. Terima kasih atas persahabatan yang telah kita jalin.

14.Semua pihak yang terlibat, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas semua dedikasi dan perannya dalam penyelesaian skripsi ini.

Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untain terima kasih dengan tulus serta iringan do’a semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan sebaik-baiknya balasan (jazakumullah khairul jaza’)

Akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya serta menambah khazanah ilmu pengetahuan dan ilmu pendidikan. Amin

Malang, 29 Juni 2012

Penulis

(11)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

INTISARI ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi ... 7

B. Jilbab Funky ... 16

C. Motivasi Berjilbab Funky Pada Mahasiswi Fakultas Agama Islam ... 25

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 28

B. Batasan Istilah ... 28

C. Subjek Penelitian ... 29

D. Metode Penelitian ... 30

E. Prosedur Penelitian ... 30

F. Analisa Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 34

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 34

(12)

2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 34

B. Analisis Data ... 54

C. Pembahasan... 57

BAB V PENUTUP ... 61

A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 61

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Survey Awal

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. 2009. Psikologi kepribadian. Malang: UMM Press

Ahmadi, A. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Arikunto, S. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

As’ad, M. 2003. Seri Ilmu Sumber Daya Manusia: Psikologi Industri EdisiKeempat. Yogyakarta: Penerbit Liberty.

Bagdadi, A. 1997. Emansipasi, Adakah Dalam Islam. Jakarta: Gema Instansi Press.

Boeree, G. 2008. PERSONALITY THEORIES: Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikologi Dunia. Jogjakarta: PRISMASOPHIE.

Guindi, F. 2004. Jilbab: Antara Kesalehan, Kesopanan dan Penawanan”, Jakarta: Serambi.

Hermawan, R. 1992. Pengantar Metodologi Penelitian, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Irwanto, E. dkk.1997. Psikologi Umum. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Machfud, l. 2004. FENOMENA JILBAB FUNKY (Sebuah kajian terhadap Penggunaan Jilbab Funky di kalangan Mahasiswi Fakultas Agama Islam-Universitas Muhammadiyah Malang.

Maslow, A. 1984. Motivasi Kepribadian I, Teori Motivasi & pendekatan Kebutuhan. PT. Pustaka Binaman Presindo. Jakarta.

Maslow, A. 1993. Motivasi dan Kepribadian (teori motivasi dengan pendekatan hierarki kebutuhan manusia). Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Rustam, M. 1998. Sinopsis Obstetri Operatif dan Obstetri sosial. EGC. Jakarta.

Muhammad, A. 2010.Sempurnakan Jilbabmu! Agar Allah Makin Sayang Padamu (Bagaimana Memahami Hakikat Jilbab, Bukan Sekedar Pakaian atau Penampilan). Solo : Pustaka Iltizam.

Muthahhari, M. 1995. Gaya Hidup Wanita Islam. Bandung.

Munandar. 2001. Psikologi industri dan Organisasi. Jakarta: Penerbit UI (UI-Press).

(15)

Robbins, S. 1996. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi. NewJersey: Prentice Hall Inc.

Rusmi, W. 1999. Ilmu Perilaku M.A 104. Cetakan pertama CV Infomedika.

Siagian S. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Shihab, M. Quraish, Jilbab Pakaian Wanita Muslimah, Jakarta: Lentera Hati, Cet. I, 2004

Siswati. L. 1996. Pengaruh Minat Menonton Televisi Terhadap Motivasi Belajar Siswa SD di MIN Malang. Skripsi. Fakultas Psikologi UMM. Malang.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA, CV.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penggunaan tusuk gigi berpenampang bulat berpengaruh terhadap kehilangan perlekatan klinis

Klasifikasi tingkat kerusakan tersebut dijadikan dasar dalam menentukan kebijakan oleh manajemen sekolah atau pihak Dinas Pendidikan Daerah setempat, apakah

Untuk instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dan aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual, pendapatan maupun beban bunganya

➢ Meminta penjelasan terkait dengan makalah calon tidak menyentuh perspektif HAM, bahwa Komnas HAM dibentuk pemerintah karena terpaksa, musuh terbesar kita adalah

Terkait dengan fungsi dari Raspberry Pi yang digunakan sebagai server Asterisk maka pada pelaksanaan pelatihan IbM juga membahas segala hal yang terkait dengan

Perbedaan bentuk ini disebabkan sel oosit sekunder mengandung hampir semua sitoplasma dan kuning telur, sedangkan sel badan kutub pertama han!a terdiri dari.. sitoplasma

Hipotesis tindakan yang berbunyi “penerapan pendekatan pembelajaran SAVI dan media audio visual dapat meningkatkan keterampilan menyimak cerita anak dalam mata pelajaran

Stimulasi pendidikan sangat berpengaruh terhadap peningkatan perkembangan kecerdasan, sehingga penulis berharap agar para orang tua dan pihak-pihak lain dapat