• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Bauran Pemasaran Dalam Meningkatkan Penjualan Kain Tenun Tradisional Karo Pada Trias Tambun Kabanjahe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Bauran Pemasaran Dalam Meningkatkan Penjualan Kain Tenun Tradisional Karo Pada Trias Tambun Kabanjahe"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Bauran Pemasaran Dalam Meningkatkan Penjualan Kain Tenun Tradisional Karo Pada Trias Tambun Kabanjahe

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Bisnis (S.ab) Dalam Program Studi S1 Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh : Leavanny Laurie S

110907075

Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara Medan

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh : Nama : Leavanny Laurie S

NIM : 110907075

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis

Judul : Analisis Bauran Pemasaran Dalam Meningkatkan Penjualan Kain Tenun Tradisional Karo Pada Trias Tambun Kabanjahe

Medan, Mei 2015

Pembimbing Ketua Program Studi

Dra. Beti Nasution, M.Si NIP : 196106251987112001

Prof. Dr . Marlon Sihombing , MA NIP : 195908161986011001

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

(3)

i ABSTRAK

Analisis Bauran Pemasaran Dalam Meningkatkan Penjualan Kain Tenun Tradisional Karo Pada Trias Tambun Kabanjahe

Nama : Leavanny Laurie S

NIM : 110907075

Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Dosen Pembimbing : Dra. Beti Nasution, M.Si

Suatu bisnis ditentukan oleh keberhasilan usaha pemasaran dari produk yang dihasilkannya. Penjualan kain tenun pada usaha penenunan Trias Tambun mengalami kenaikan rata-rata 1-1,5% per tahunnya dan di nilai belum optimal. Penerapan bauran pemasaran yang mengkombinasikan produk, harga, promosi, dan distribusi dapat digunakan untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan Trias Tambun .

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : (1) bagaimanakah strategi bauran pemasaran kain tenun tradisional Karo pada Trias Tambun Kabanjahe ? (2) bagaimanakah tingkat penjualan kain tenun tradisional Karo pada Trias Tambun Kabanjahe ? (3) bagaimanakah peranan bauran pemasaran dalam meningkatkan penjualan kain tenun tradisional Karo pada Trias Tambun Kabanjahe ?

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui strategi bauran pemasaran kain tenun tradisional Karo pada Trias Tambun Kabanjahe, (2) mengetahui tingkat penjualan kain tenun tradisional karo pada Trias Tambun Kabanjahe, dan (3) mengetahui peranan bauran pemasaran dalam meningkatkan penjualan kain tenun tradisional Karo pada Trias Tambun Kabanjahe.

Bentuk penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data penelitian diperoleh menggunakan teknik wawancara, observasi, serta studi kepustakaan. Analisis EFAS dan IFAS digunakan untuk menganalisis lingkungan eksternal dan internal Trias Tambun dan analisis SWOT digunakan untuk merumuskan strategi bauran pemasaran dalam meningkatkan penjualan kain tenun tradisional Karo pada Trias Tambun Kabanjahe.

Berdasarkan hasil penelitian, strategi bauran pemasaran Trias Tambun mencakup penggunaan ATBM dalam menghasilkan produk yang memiliki ciri khas dari pesaing, penetapan harga di atas harga pasar, penggunaan promosi mouth to mouth, serta penggunaan distribusi secara langsung. Penjualan kain tenun tradisional Karo memiliki kenaikan 1-1,5% per tahun dengan estimasi penjualan yang tidak optimal sebesar 2,75% untuk 2011- 2014. Peranan bauran pemasaran dalam meningkatkan penjualan kain tenun tradisional Karo pada Trias Tambun dapat diterapkan melalui strategi SO yakni : (1) peningkatan kemampuan SDM, (2) penggunaan media sosial sebagai sarana promosi, (3) inovasi produk berupa fashion, dan (4) membuka gerai penjualan di luar Kabanjahe.

(4)

ii ABSTRACT

Analysis of The Marketing Mix In Increasing Sales of Karo Traditional Woven Cloth in Trias Tambun Kabanjahe

Name : Leavanny Laurie S

NIM : 110907075

Faculty : Social Science and Political Science Program of Study : Business Administration

Advisor : Dra. Beti Nasution, M.Si

A business is determined by the success of the marketing efforts of the products it produces. Sales of woven fabric in the weaving business Trias Tambun experienced an average increase of 1-1.5% each year and the value is not optimal. Application of the marketing mix that combines product, price, promotion, and distribution can be used to increase sales and the profits of Trias Tambun .

The problems of this study are: (1) how the marketing mix of Karo traditional woven cloth in Trias Tambun Kabanjahe? (2) how the level of sales of Karo traditional woven cloth in Trias Tambun Kabanjahe? (3) How is the role of the marketing mix to boost sales of Karo traditional woven cloth in Trias Tambun Kabanjahe?

This study aims to: (1) determine the marketing mix of Karo traditional woven cloth in Trias Tambun Kabanjahe , (2) determine the level of sales of Karo traditional woven cloth in Trias Tambun Kabanjahe, and (3) determine the role of the marketing mix in increasing sales of Karo traditional woven cloth in Trias Tambun Kabanjahe.

This research forms using descriptive research with qualitative method. Data were obtained using the technique of interview, observation, and literature study. EFAS analysis and IFAS analysis are used to analyze the external and internal environment Trias Tambun and SWOT analysis is used to formulate the marketing mix strategy in increasing the sales of Karo traditional woven cloth in Trias Tambun Kabanjahe.

Based on this research, marketing mix strategy includes ATBM for providing products of Karo traditional woven cloth in Trias Tambun which unique feature than competitor,the pricing above the market price, the promotion using mouth to mouth technique, and using direct distribution. Sales of Karo traditional woven cloth has rise 1-1.5% each year with estimated not optimal sales has 2.75% for 2011- 2014. The role of the marketing mix in increasing sales of Karo traditional woven cloth in Trias Tambun can be applied through the SO strategies: (1) improve human resource capacity, (2) the use of social media as a means of promotion, (3) product innovation in the form of fashion, and (4) open sales outlets outside Kabanjahe.

(5)

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Bauran Pemasaran Dalam Meningkatkan Penjualan Kain Tenun Tradisional

Karo Pada Trias Tambun Kabanjahe” Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) pada jurusan Ilmu Administrasi Niaga/

Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari berkat dari Tuhan Yang Maha Esa, bantuan

serta motivasi dari banyak pihak ,baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang

sebesarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A, selaku Ketua Jurusan Program Studi

Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

3. Bapak M. Arifin Nasution, S.Sos, M.SP, selaku Sekretaris Jurusan Program

Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

4. Ibu Dra Beti Nasution, M.Si ,selaku dosen pembimbing yang dengan sabar dan

tulus meluangkan waktu untuk membimbing penulis hingga selesainya skripsi

(6)

iv

5. Ibu Siswati Saragih, S.Sos, M.SP selaku staf sekretaris Program Studi Ilmu

Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara dan Bapak M. Farid SH selaku staf administrasi Program Studi

Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

6. Bapak Ir Sahat Tambun, selaku pemilik usaha penenunan Trias Tambun

Kabanjahe yang telah memberikan waktu dan kesempatan bagi penulis untuk

melakukan penelitian.

7. Seluruh pegawai Trias Tambun yang telah meluangkan waktu serta membantu

penulis saat penelitian.

8. Terkhusus bagi kedua orang tua saya, Benny Christian Surbakti, SE dan Eva

Angela Sembiring Meliala, SS, MM yang telah memberikan semangat dan

motivasi bagi saya untuk menyelesaikan skripsi saya.

9. Untuk adik saya Greena Vebynia Surbakti, Ribu saya Diana br Perangin-angin,

bibi saya Lindayani br Surbakti, SE, Kila saya Ir Kamta Gia Sembiring Meliala,

sepupu saya Saralita Sembiring, serta keluarga besar Surbakti.

10.Administrasi Bisnis Kelas A angkatan 2011, terkhusus kepada Yohanna Nidya

Sari Damanik, Dhesi Elfriyanti Ginting, Liana Manangiuli Marbun, Fajar

Novandi Sianturi, Derick Azwindy, dan Denny Siputra Kristian Ginting.

11.Teman-teman yang telah membantu dalam penelitian , Aldo Randy Barus,

Christiani Elizabet Tarigan, Sherly Tobing, Duma Evelyn Simanjuntak, Besmelli

Perangin-angin, Anditya Sitepu, dan Ricki Bermana Purba.

12.Yang terakhir dan yang paling utama untuk Tuhan Yesus Kristus, terima kasih

(7)

v

Perlu disadari bahwa dengan segala keterbatasan, penelitian ini masih jauh

dari sempurna, sehingga masukan dan kritikan yang membangun sangat penulis

harapkan demi kesempurnaan penelitian ini. Akhir kata, penulis berharap semoga

skripsi ini bermanfaat bagi dunia pendidikan, terutama bagi pihak yang

berkepentingan.

Medan, 4 Mei 2015

Penulis

(8)

vi DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR SKEMA ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pemasaran Dan Strategi Pemasaran ... 11

2.1.1 Pemasaran ... 11

2.1.2 Strategi Pemasaran ... 11

2.2 Bauran Pemasaran ... 12

2.2.1 Pengertian Bauran Pemasaran ... 12

2.3 Aspek-Aspek Bauran Pemasaran ... 14

2.3.1 Strategi Produk ... 14

2.3.2 Strategi Harga ... 16

2.3.3 Strategi Distribusi ... 18

2.3.4 Strategi Promosi ... 20

2.4 Tingkat Penjualan Kain Tenun Tradisional Karo Pada Trias Tambun ... 23

2.5 Peranan Bauran Pemasaran Dalam Meningkatkan Penjualan Kain Tenun Tradisional Karo Pada Trias Tambun ... 24

2.6 Kain Tenun ... 26

(9)

vii BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian ... 33

3.2 Lokasi Penelitian ... 33

3.3 Informan Penelitian ... 33

3.4 Jenis Dan Sumber Data ... 34

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 35

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 36

3.6.1 Analisis SWOT ... 36

3.6.2 Tahap Pengumpulan Data ... 36

3.6.3 Tahap Analisis ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 44

4.1.1 Sejarah Singkat Trias Tambun ... 44

4.1.2 Visi dan Misi Trias Tambun ... 46

4.1.3 Struktur Organisasi Trias Tambun ... 46

4.1.4 Kegiatan Usaha Pada Trias Tambun ... 48

4.1.5 Produk Yang Dihasilkan Trias Tambun ... 48

4.2 Penyajian Data ... 49

4.2.1 Bauran Pemasaran Trias Tambun ... 49

4.2.2 Tingkat Penjualan Kain Tenun Tradisional Karo Pada Trias Tambun ... 53

4.2.3 Data Lingkungan Eksternal Dan Lingkungan Internal ... 54

4.3 Analisis Data ... 62

4.3.1 Strategi Bauran Pemasaran Kain Tenun Tradisional Karo Pada Trias Tambun Kabanjahe ... 62

4.3.2 Tingkat Penjualan Kain Tenun Tradisional Karo Pada Trias Tambun ... 67

4.3.3 Analisis Lingkungan Ekternal Dan Internal... 70

4.3.3.1 Analisis EFAS ... 70

(10)

viii

4.3.3.3 Matriks SWOT ... 79 4.3.4 Peranan Bauran Pemasaran Dalam Meningkatkan

Penjualan Kain Tenun Tradisional Karo

Pada Trias Tambun ... 87

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 91 5.2 Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 94

(11)

ix

DAFTAR SKEMA

(12)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tabel Penjualan Kain ... 4

Tabel 2.1 Jumlah Penjualan Per Tahun ... 23

Tabel 3.1 EFAS ... 39

Tabel 3.2 IFAS ... 41

Tabel 3.3 Matriks SWOT ... 42

Tabel 4.1 Jenis Kain Tenun Tradisional Karo Pada Trias Tambun ... 49

Tabel 4.2 Jumlah Penjualan Per Tahun ... 53

Tabel 4.3 Jumlah Pegawai Trias Tambun ... 59

Tabel 4.4 Jumlah Penjualan Per Tahun ... 67

Tabel 4.5 Estimasi Penjualan ... 68

Tabel 4.6 Estimasi Penjualan Yang Tidak Optimal ... 69

Tabel 4.7 Identifikasi Peluang dan Ancaman ... 70

Tabel 4.8 EFAS ... 72

Tabel 4.9 Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan ... 75

Tabel 4.10 IFAS ... 76

Tabel 4.11 Rumusan Kombinasi Strategi Matrik SWOT ... 79

(13)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara Dengan Informan Kunci Lampiran 2 Pedoman Wawancara Dengan Informan Utama Lampiran 3 Pedoman Wawancara Dengan Informan Tambahan Lampiran 4 Penilaian EFAS dan IFAS

Lampiran 5 Dokumentasi

Lampiran 6 Surat Permohonan Pengajuan Judul Sripsi Lampiran 7 Surat Penunjukkan Dosen Pembimbing Lampiran 8 Kartu Kendali Bimbingan Skripsi

Lampiran 9 Bukti Hadir Di Seminar Proposal (Skripsi)

Lampiran 10 Surat Undangan Seminar Proposal Untuk Dosen Pembimbing Lampiran 11 Surat Undangan Seminar Proposal Untuk Dosen Penguji Lampiran 12 Surat Jadwal Seminar Proposal

Lampiran 13 Berita Acara Seminar Proposal Rencana Usulan Penelitian Lampiran 14 Surat Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal

(14)

i ABSTRAK

Analisis Bauran Pemasaran Dalam Meningkatkan Penjualan Kain Tenun Tradisional Karo Pada Trias Tambun Kabanjahe

Nama : Leavanny Laurie S

NIM : 110907075

Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Dosen Pembimbing : Dra. Beti Nasution, M.Si

Suatu bisnis ditentukan oleh keberhasilan usaha pemasaran dari produk yang dihasilkannya. Penjualan kain tenun pada usaha penenunan Trias Tambun mengalami kenaikan rata-rata 1-1,5% per tahunnya dan di nilai belum optimal. Penerapan bauran pemasaran yang mengkombinasikan produk, harga, promosi, dan distribusi dapat digunakan untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan Trias Tambun .

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : (1) bagaimanakah strategi bauran pemasaran kain tenun tradisional Karo pada Trias Tambun Kabanjahe ? (2) bagaimanakah tingkat penjualan kain tenun tradisional Karo pada Trias Tambun Kabanjahe ? (3) bagaimanakah peranan bauran pemasaran dalam meningkatkan penjualan kain tenun tradisional Karo pada Trias Tambun Kabanjahe ?

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui strategi bauran pemasaran kain tenun tradisional Karo pada Trias Tambun Kabanjahe, (2) mengetahui tingkat penjualan kain tenun tradisional karo pada Trias Tambun Kabanjahe, dan (3) mengetahui peranan bauran pemasaran dalam meningkatkan penjualan kain tenun tradisional Karo pada Trias Tambun Kabanjahe.

Bentuk penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data penelitian diperoleh menggunakan teknik wawancara, observasi, serta studi kepustakaan. Analisis EFAS dan IFAS digunakan untuk menganalisis lingkungan eksternal dan internal Trias Tambun dan analisis SWOT digunakan untuk merumuskan strategi bauran pemasaran dalam meningkatkan penjualan kain tenun tradisional Karo pada Trias Tambun Kabanjahe.

Berdasarkan hasil penelitian, strategi bauran pemasaran Trias Tambun mencakup penggunaan ATBM dalam menghasilkan produk yang memiliki ciri khas dari pesaing, penetapan harga di atas harga pasar, penggunaan promosi mouth to mouth, serta penggunaan distribusi secara langsung. Penjualan kain tenun tradisional Karo memiliki kenaikan 1-1,5% per tahun dengan estimasi penjualan yang tidak optimal sebesar 2,75% untuk 2011- 2014. Peranan bauran pemasaran dalam meningkatkan penjualan kain tenun tradisional Karo pada Trias Tambun dapat diterapkan melalui strategi SO yakni : (1) peningkatan kemampuan SDM, (2) penggunaan media sosial sebagai sarana promosi, (3) inovasi produk berupa fashion, dan (4) membuka gerai penjualan di luar Kabanjahe.

(15)

ii ABSTRACT

Analysis of The Marketing Mix In Increasing Sales of Karo Traditional Woven Cloth in Trias Tambun Kabanjahe

Name : Leavanny Laurie S

NIM : 110907075

Faculty : Social Science and Political Science Program of Study : Business Administration

Advisor : Dra. Beti Nasution, M.Si

A business is determined by the success of the marketing efforts of the products it produces. Sales of woven fabric in the weaving business Trias Tambun experienced an average increase of 1-1.5% each year and the value is not optimal. Application of the marketing mix that combines product, price, promotion, and distribution can be used to increase sales and the profits of Trias Tambun .

The problems of this study are: (1) how the marketing mix of Karo traditional woven cloth in Trias Tambun Kabanjahe? (2) how the level of sales of Karo traditional woven cloth in Trias Tambun Kabanjahe? (3) How is the role of the marketing mix to boost sales of Karo traditional woven cloth in Trias Tambun Kabanjahe?

This study aims to: (1) determine the marketing mix of Karo traditional woven cloth in Trias Tambun Kabanjahe , (2) determine the level of sales of Karo traditional woven cloth in Trias Tambun Kabanjahe, and (3) determine the role of the marketing mix in increasing sales of Karo traditional woven cloth in Trias Tambun Kabanjahe.

This research forms using descriptive research with qualitative method. Data were obtained using the technique of interview, observation, and literature study. EFAS analysis and IFAS analysis are used to analyze the external and internal environment Trias Tambun and SWOT analysis is used to formulate the marketing mix strategy in increasing the sales of Karo traditional woven cloth in Trias Tambun Kabanjahe.

Based on this research, marketing mix strategy includes ATBM for providing products of Karo traditional woven cloth in Trias Tambun which unique feature than competitor,the pricing above the market price, the promotion using mouth to mouth technique, and using direct distribution. Sales of Karo traditional woven cloth has rise 1-1.5% each year with estimated not optimal sales has 2.75% for 2011- 2014. The role of the marketing mix in increasing sales of Karo traditional woven cloth in Trias Tambun can be applied through the SO strategies: (1) improve human resource capacity, (2) the use of social media as a means of promotion, (3) product innovation in the form of fashion, and (4) open sales outlets outside Kabanjahe.

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberhasilan suatu bisnis sangatlah ditentukan oleh keberhasilan usaha pemasaran dari produk yang dihasilkannya. Pemasaran merupakan usaha untuk menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu yang tepat (Assauri : 1987). Usaha-usaha pemasaran haruslah diarahkan pada konsumen yang ingin dituju sebagai sasaran pasarnya untuk mengetahui hal-hal yang menjadi keinginan dari konsumen tersebut. Salah satunya adalah dengan menggunakan strategi pemasaran yang efektif dan efisien.

Strategi pemasaran adalah himpunan asas yang secara tepat, konsisten, dan layak dilaksanakan oleh perusahaan guna mencapai sasaran pasar yang dituju dalam jangka panjang dan tujuan perusahaan jangka panjang, dalam situasi persaingan tertentu. Dalam strategi pemasaran ini terdapat strategi acuan/bauran pemasaran yang menetapkan komposisi terbaik dari keempat komponen atau variabel pemasaran untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju sekaligus mencapai tujuan dan sasaran usaha.

(17)

2

atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen dalam pasar sasarannya. Variabel atau kegiatan tersebut perlu dikombinasikan dan dikoordinasikan oleh usaha tersebut seefektif mungkin dalam melakukan tugas/kegiatan pemasarannya. Dengan demikian, usaha tidak hanya sekedar memiliki kombinasi kegiatan yang terbaik saja akan tetapi dapat mengkoordinasikan berbagai variabel marketing mix tersebut untuk melaksanakan program pemasaran secara efektif.

Kain adat tradisional Karo (uis adat Karo) merupakan pakaian adat yang digunakan dalam kegiatan budaya suku Karo maupun dalam kehidupan sehari-hari. Uis Karo memiliki warna dan motif yang berhubungan dengan penggunaannya atau dengan pelaksanaan kegiatan budaya. Pada umumnya Uis Adat Karo dibuat dari bahan kapas, dipintal dan ditenun secara manual dan menggunakan zat pewarna alami (tidak menggunakan bahan kimia pabrikan). Sulitnya memasarkan kain khas yang menjadi ciri khas dari suku Karo ini menyebabkan para pengusaha harus mempertimbangkan banyak faktor untuk dapat berhasil menjual produk tersebut. Salah satu usaha yang bergerak dalam bidang penenunan ini adalah Usaha Trias Tambun.

(18)

3

daerah Karo dengan menggunakan ATBM ini merupakan salah satu nilai lebih dari usaha ini jika dibandingkan kebanyakan usaha penenunan kain tenun yang biasanya menggunakan teknik tradisional ( menggunakan gedogan ). Produk yang dihasilkan oleh Trias Tambun memiliki kualitas yang baik karena dalam penenunan kain tenun menggunakan ATBM sehingga produk memiliki standar kualitas tertentu dibandingkan dengan produk kain tenun yang ditenun secara tradisional namun masih memiliki kekurangan di bidang pemasarannya.

Pemasaran merupakan kunci utama untuk memperkenalkan dan menjualkan produk yang memiliki keunggulan tersebut di masyarakat. Strategi pemasaran yang tepat dengan melihat aspek produk, harga, promosi, serta distribusi yang dimiliki oleh usaha ini diharapkan dapat meningkatkan penjualan kain tenun tradisional Karo yang mereka hasilkan untuk bersaing dengan usaha penenunan kain tenun tradisional Karo lainnya baik dari dalam maupun dari luar daerah Kabupaten Karo.

(19)

4 Tabel 1.1 Tabel Penjualan Kain

TAHUN JUMLAH PENJUALAN

( UNIT )

2011 1477

2012 1504

2013 2050

2014 2200

Sumber : Informasi dari Pemilik Trias Tambun (2015)

Potensi yang dimiliki usaha Trias Tambun ini sangat besar terutama untuk meningkatkan penjualan produk yang dihasilkannya. Produk kain tenun yang dihasilkan oleh Trias Tambun ini menggunakan bahan-bahan yang sifatnya alami dan di tenun secara langsung oleh pengrajin tanpa sistem pabrikan. Produk yang ditawarkan juga memiliki tingkat kualitas yang cukup baik. Pemasaran kain ini hanya berada di kawasan Kabanjahe saja. Padahal produk yang ditawarkan ini masih memiliki peluang besar lebih menambah penjualannya di luar wilayah Kabanjahe ini.

Penetapan harga yang tepat dapat berpengaruh terhadap penjualan kain tenun ini. Media promosi kurang diperhatikan untuk memperluas jangkauan pemasarannya. Perluasan wilayah distribusi pemasaran yang lebih luas juga dibutuhkan untuk dapat semakin menaikkan tingkat penjualan kain tenun ini.

(20)

5

penjualan tentu saja diharapkan dapat meminimalkan biaya yang harus dikeluarkan oleh Trias Tambun

Melalui analisis Bauran Pemasaran, identifikasi mengenai produk (product), harga (price), promosi (promotion) serta saluran distribusi yang akan dilalui merupakan hal yang perlu untuk diperhatikan lebih mendalam sehingga akan memudahkan suatu usaha dalam mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal dan mampu untuk memanfaatkan seluruh peluang dan kekuatan yang ada serta mampu untuk meminimalkan kelemahan dan ancaman yang ada dalam keseluruhan kegiatan penjualan pada Trias Tambun. Bila strategi pemasaran dengan menggunakan strategi bauran pemasaran ini dapat dilakukan dengan tepat, maka diharapkan usaha kain tenun ini dapat meningkatkan penjualannya lebih dari sebelumnya, sehingga keuntungan yang diperoleh akan meningkat pula.

Penelitian yang dilakukan oleh Khaerunnisa Tri D (2010) Prodi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dengan judul skripsi “Penerapan Bauran Pemasaran Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Produk Kripik Buah Pada Industri Rumah Tangga Rona Kota Batu-Malang, menunjukkan bahwa dalam penerapan bauran pemasaran ditemukan beberapa faktor yang membantu meningkatkan volume penjualan, yaitu aspek produk (produk yang berkualitas tinggi), aspek tinggi (tempat produksi yang mempunyai dua lokasi mempermudah akses bahan pokok ke rumah produksi), sedangkan untuk aspek harga dan promosi masih harus ada perbaikan dan peningkatan secara berkala.

(21)

6

judul skripsi Analisis Strategi Pemasaran Perhotelan di Makassar (Studi Kasus Di Grand Clarion Hotel & Convention ). Pada Matrik SWOT terdapat empat alternatif strategi yang dapat diterapkan Grand Clarion Hotel & Convention Makassar. Pada Strategi SO, dapat memanfaatkan seluruh kekuatan hotel yaitu memiliki fasilitas terlengkap di Makassar dan reputasi pelayanan terbaik melalui perkembangan teknologi yang semakin canggih dapat mempermudah kegiatan promosi sehingga banyak peluang untuk menjaring konsumen baru, pada Strategi WO dapat melakukan kerjasama dengan biro perjalanan bukan hanya dalam negeri tapi juga biro perjalanan luar negeri dan menyediakan paket-paket perjalanan untuk mengenalkan kota makassar kepada wisatawan, Strategi ST dapat mengatasi ancaman dari jenis produk hotel yang mudah ditiru maka Grand Clarion Hotel & Convention Makassar harus terus menerus melakukan inovasi terhadap produk dan pelayanannya yang berbeda dari para pesaing, dan pada Strategi WT dapat memanfaatkan situs web agar selalu update tentang segala informasi baik itu mengenai promo yang akan dikeluarkan atau event yang akan diselenggarakan.

(22)

7

luasnya bengkel, tarif service motor, garansi dan service gratis berkala, dan (3)Memperkuat image di masyarakat.

Penelitian yang dilakukan oleh Zulaika Syafani Syafril (2014) Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB dengan judul skripsi “Analisis Strategi Bauran Pemasaran Tabungan Mega Perdana Pada PT Bank Mega Cabang Djuanda Bogor”. Alternatif strategi pemasaran yang diperoleh: (1) Meningkatkan pelayanan bagi nasabah seperti layanan cold calling dan visit costumer, serta penanganan problem tabungan (2) Memaksimalkan penggunaan teknologi dalam meningkatkan sistem layanan meliputi layanan ATM Bersama, layanan nasabah yang datang langsung ke bank maupun layanan secara online (3) Memaksimalkan penggunaan teknologi untuk meningkatkan promosi yang lebih gencar dan menarik (4) Melakukan pelatihan karyawan agar SOP tertata baik serta perbaikan sistem pembukaan rekening dan memaksimalkan kerjasama yang baik dengan perusahaan di CT Corps melalui pemberian voucher dari perolehan point saldo tabungan (5) Memanfaatkan media informasi dalam melakukan pemasaran (6) Mempertahankan pelayanan yang cepat dan aman kepada nasabah (7) Meningkatkan kualitas pelayanan dan melakukan kegiatan promosi yang intensif dan agresif (8) Menurunkan nilai saldo minimal yang disesuaikan dengan minat dan kesadaran anak-anak untuk menabung.

(23)

8

memiliki suku bunga yang kompetitif sedangkan kelemahannya adalah pelayanan dari petugas bank yang kurang konsisten. Peluang utama bagi Bank BTN Cabang Bogor tingginya tingkat populasi yang ingin berinvestasi, sedangkan ancaman yang dihadapi adalah semakin gencarnya promosi dan inovasi dari pesaing.

Berdasarkan berbagai penelitian terdahulu, kombinasi antara kekuatan, kelemahan, ancaman, serta peluang yang dimiliki oleh suatu usaha dapat mempengaruhi penerapan strategi pemasaran. Hal ini diharapkan juga dapat diterapkan oleh Trias Tambun dalam mengkombinasikan bauran pemasaran yang sesuai untuk meningkatkan penjualan kain tenun tradisional Karo .

Analisis SWOT sebagai teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini dapat menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi oleh usaha ini dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya dalam meningkatkan penjualan kain tenun tradisional ini. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths), dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).

Dengan demikian, penerapan bauran pemasaran diharapkan dapat meningkatkan penjualan kain tenun tradisional Karo pada Trias Tambun dengan melihat berbagai faktor, terutama pada faktor produk, harga, distribusi serta promosi dan faktor-faktor eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi bauran pemasaran tersebut.

(24)

9

Pemasaran Dalam Meningkatkan Penjualan Kain Tenun Tradisional Karo Pada Trias Tambun Kabanjahe”.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimanakah strategi bauran pemasaran kain tenun tradisional Karo pada Trias Tambun Kabanjahe?

2. Bagaimanakah tingkat penjualan kain tenun tradisional Karo pada Trias Tambun Kabanjahe?

3. Bagaimanakah peranan bauran pemasaran dalam meningkatkan penjualan kain tenun tradisional Karo padaTrias Tambun Kabanjahe ?

1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui strategi bauran pemasaran kain tenun tradisional Karo pada Trias Tambun Kabanjahe

2. Mengetahui tingkat penjualan kain tenun tradisional Karo pada Trias Tambun Kabanjahe.

(25)

10 1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Manfaat Teoritis

1. Bagi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis USU yakni dapat menjadi tambahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

2. Bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan bahan tambahan kajian terutama analisis bauran pemasaran untuk meningkatkan penjualan yang akan digunakan untuk penelitian selanjutnya.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi Usaha Trias Tambun,penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi usahanya terutama didalam bidang pemasaran Kain Tenun Tradisional Karo. 2. Memberikan kesempatan kepada peneliti lain bahwa usaha Trias Tambun dapat

(26)

11 BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Pemasaran Dan Strategi Pemasaran 2.1.1 Pemasaran

Pasar atau Market menurut Kotler ( dalam Laksana 2008 : 4) adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Pemasaran merupakan segala kegiatan yang menawarkan suatu produk untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen (Laksana : 2008).

Pemasaran merupakan suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan manajerial. Akibat dari pengaruh berbagai faktor tersebut akan menyebabkan masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas yang diinginkan.

2.1.2 Strategi Pemasaran

(27)

12

diharapkan. Jadi dalam menetapkan strategi pemasaran yang akan dijalankan, perusahaan harus lebih dahulu melihat situasi dan kondisi pasar serta menilai pasar dari produknya serta posisi perusahaan dalam memasarkan produknya di pasar maka dapatlah ditentukan tujuan dan sasaran apa yang diharapkan akan dapat dicapai dalam bidang pemasaran dan bagaimana kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut.

Strategi pemasaran adalah himpunan asas yang secara tepat, konsisten, dan layak dilaksanakan oleh perusahaan guna mencapai sasaran pasar yang dituju dalam jangka panjang dan tujuan perusahaan jangka panjang, dalam situasi persaingan tertentu.

Menurut Kotler (1997) mengemukakan bahwa strategi pemasaran terdiri dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi manajemen untuk mencapai tujuan bisnis dan permasalahannya dalam sebuah pasar sasaran, bauran pemasaran dan alokasi pemasaran.

2.2 Bauran Pemasaran

2.2.1 Pengertian Bauran Pemasaran

(28)

13

Konsep marketing mix yang digunakan oleh Kotler ini berasal dari McCarthy, yaitu terdiri dari 4P (product, price, place dan promotion). Lamb, Hair, dan Mc Daniel (dalam Rangkuti 2009 : 21) menjelaskan bahwa : Bauran Pemasaran adalah strategi produk, promosi, dan penentuan harga yang bersifat unik serta dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pasar yang dituju.

Skema 2.1 Marketing Mix

Sumber : Kotler (di dalam Laksana 2008 :17)

Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasarannya (Rangkuti :2009). Keberhasilan perusahaan di bidang pemasaran di dukung oleh

(29)

14

keberhasilan perusahaan di dalam memilih produk yang tepat, harga yang layak, saluran distribusi yang baik, dan promosi yang efektif. Kegiatan ini perlu dikontribuskan secara efektif dan efisien sehingga perusahaan atau organisasi tidak hanya memilih kombinasi yang baik saja, tetapi juga harus mengkoordinasikan berbagai macam elemen dari bauran pemasaran tersebut untuk melaksanakan program pemasaran.yang digunakan untuk mencapai tujuan pemasaran yang meliputi item alat pemasaran yaitu product, price, promotion dan place.

2.3 Aspek-Aspek Bauran Pemasaran 2.3.1 Strategi Produk

Produk adalah sesuatu hal (baik yang disukai maupun tidak disukai) yang diterima orang pada suatu pertukaran, produk merupakan suatu hal yang kompleks, sifat-sifatnya berwujud ataupun tidak berwujud dan di dalamnya termasuk manfaat fungsional, sosial dan psikologikal.(Winardi : 1989).

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapat perhatian, dimiliki, digunakan atau di konsumsi yang meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadian, tempat, organisasi, dan gagasan atau buah pikiran (Assauri : 2007).

(30)

15

Di dalam kondisi persaingan sangat bahaya bagi suatu perusahaan bila hanya mengandalkan produk yang ada tanpa usaha tertentu untuk pengembangannya. Oleh karena itu, setiap perusahaan di dalam mempertahankan dan meningkatkan penjualan dan share pasarnya, perlu mengadakan usaha penyempurnaan dan perubahan produk yang dihasilkan ke arah yang lebih baik sehingga dapat memberikan daya guna dan daya pemuas serta daya tarik yang lebih besar.

Di dalam strategi marketing mix, strategi produk merupakan unsur yang paling penting karena dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya. Pemilihan jenis produk yang akan dihasilkan dan dipasarkan akan menentukan kegiatan promosi yang dibutuhkan serta penentuan harga dan cara menyalurkannya. Tujuan utama strategi produk adalah untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju dengan meningkatkan kemampuan bersaing atau mengatasi persaingan. Oleh karena itu, strategi produk sebenarnya merupakan strategi pemasaran, sehingga gagasan atau ide untuk melaksanakannya harus datang dari bagian atau bidang pemasaran.

Pada hakikatnya, seseorang membeli produk bukan hanya sekedar ia ingin membeli produk tersebut. Para pembeli membeli barang atau jasa karena barang tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan dan keinginannya. Dengan kata lain, seseorang membeli produk bukan karena fisik produk itu semata-mata tetapi dengan manfaat yang ditimbulkan dari produk yang dibelinya tersebut.

(31)

16

1. Produk inti (core product) yang merupakan inti atau dasar yang sesungguhnya dari produk yang ingin diperoleh atau didapatkan oleh seorang pembeli atau konsumen dari produk tersebut.

2. Produk formal (formal product) yang merupakan bentuk, model, kualitas/mutu, merek dan kemasan yang menyertai produk tersebut.

3. Produk tambahan (augemented product) adalah tambahan produk formal dengan berbagai jasa yang menyertainya seperti pemasangan (instalasi), pelayanan, pemeliharaan, dan pengangkutan cuma-cuma.

2.3.2 Strategi Harga

Harga merupakan satu-satunya unsur marketing mix yang menghasilkan penerimaan penjualan, sedangkan unsur lainnya hanya unsur biaya saja. Walaupun penetapan harga merupakan persoalan penting, masih banyak perusahaan yang kurang sempurna dalam menangani permasalahan penetapan harga tersebut. Karena menghasilkan penerimaan penjualan maka harga tersebut dipengaruhi tingkat penjualan, tingkat keuntungan serta share pasar yang dicapai oleh suatu usaha.

(32)

17

tercermin dalam share pasar suatu usaha disamping untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan usaha tersebut. Dengan kata lain, penetapan harga mempengaruhi kemampuan bersaing dan kemampuan suatu usaha mempengaruhi konsumen.

Tujuan penetapan strategi harga perlu ditentukan terlebih dahulu agar tujuan usaha tercapai. Hal ini penting karena tujuan perusahaan merupakan dasar atau pedoman bagi perusahaan dalam menjalankan kegiatan pemasaran, termasuk kebijakan penetapan harga. Ada beberapa tujuan penetapan harga yang diambil, yakni (Assauri : 2007) :

a. Memperoleh laba maksimum.

Dalam hal ini perusahaan menetapkan harga untuk memperoleh tingkat keuntungan (rate of return) yang maksimal paling memuaskan.

b. Mendapatkan share pasar tertentu

Strategi ini dilakukan perusahaan karena perusahaan percaya bahwa jika share pasar bertambah besar maka tingkat keuntungan akan meningkat pada masa depan.

c. Memerah pasar

Dalam hal ini perusahaan menetapkan harga tinggi karena hendak menarik manfaat dari sekelompok besar pembeli yang bersedia membayar harga tinggi yang disebabkan produk perusahaan tersebut mempunyai nilai sekarang (present value) yang tinggi bagi mereka.

(33)

18

Perusahaan menetapkan harga untuk memaksimumkan penerimaan penjualan pada masa itu. Tujuan hanya dapat dicapai apabila terdapat kombinasi harga dan kualitas produk yang dapat menghasilkan pendapatan yang paling besar. e. Mencapai keuntungan yang ditargetkan

Perusahaan menetapkan harga tertentu untuk dapat mencapai tingkat laba yang berupa rate of return yang memuaskan.

f. Mempromosikan produk

Perusahaan dapat menetapkan harga yang rendah pada suatu waktu untuk suatu macam produk dengan maksud agar langganan membeli juga produk lain yang dihasilkan perusahaan.

Harga yang akan ditetapkan harus didasarkan atas pertimbangan faktor yang di luar jangkauan pengendalian pimpinan perusahaan (uncontrolable factors) seperti kebijakan pemerintah, keadaan persaingan, perubahan selera atas keinginan dan kebutuhan konsumen, keadaan sosial, politik dan budaya masyarakat.

2.3.3 Strategi Distribusi

(34)

19

Suatu usaha dapat menentukan penyaluran produknya melalui pedagang besar atau distributor yang menyalurkannya ke pedagang menengah atau sub distributornya dan meneruskannya ke pengecer (retailer), yang menjual produk itu kepada pemakai atau konsumen. Walaupun demikian, usaha tersebut dapat langsung menjual produknya kepada pedagang menengah atau sub distributornya maupun pengecer serta konsumen besar dalam keadaan khusus tertentu.

Mata rantai penyaluran ini dikenal dengan saluran distribusi. Saluran distribusi adalah lembaga-lembaga yang memasarkan produk berupa barang atau jasa dari produsen sampai ke konsumen. Bentuk pola saluran distribusi dapat dibedakan atas :

1. Saluran Langsung : Produsen  Konsumen. 2. Saluran Tidak Langsung , yang dapat berupa :

a. Produsen  Pengecer  Konsumen.

b. Produsen  Pedagang Besar/Menengah  Pengecer  Konsumen

c. Produsen  Pedagang Besar  Pedagang Menengah  Pengecer  Konsumen.

Saluran distribusi dibutuhkan terutama karena adanya perbedaan yang menimbulkan celah-celah atau kesenjangan di antara produksi dan konsumsi. Penggunaan lembaga penyalur atau lembaga perantara meskipun berarti melepaskan sebagian penawaran atas bagaimana dan kepada siapa produk dijual, tetapi pada umumnya produsen bersedia menyerahkan sebagian besar dari tugas pemasaran kepada lembaga ini.

(35)

20

produk-produk dapat sampai kepada para konsumen dengan efektif. Setelah tujuan dan sasaran pasar ditentukan maka perusahaan kemudian menetapkan salutan distribusi yang digunakan. Ada beberapa faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan saluran distribusi tersebut yakni :

1. Jenis dan sifat produk

Meliputi apakah produk yang dihasilkan termasuk barang konsumsi atau barang industri, apakah produk itu produk tahan lama atau tidak dan apakah nilai satuan produk itu tinggi atau rendah.

2. Sifat konsumen potensial

Jika jumlah konsumen atau pembeli potensial besar dan terpencar atau tersebar dalam wilayah geografis yang luas maka harus digunakan jasa penyalur dengan distribusi yang intensif sehingga semua pembeli atau konsumen dapat dilayani kebutuhan dan keinginannya dan begitu pula dengan sebaliknya.

3. Sifat persaingan

Sistem pemasaran langsung digunakan apabila perusahaan tidak ingin produknya ditiru oleh pesaing.

4. Saluran (channels) itu sendiri

Penyalur yang dipilih seperi agen penjual umumnya memiliki kelebihan berupa biaya relatif rendah, kelemahannya adalah kurang intensif melakukan upaya penjualan ke konsumen.

2.3.4 Strategi Promosi

(36)

21

oleh konsumen tersebut sehingga memberi keputusan besar bagi mereka dalam membeli suatu produk. Adanya loyalitas suatu konsumen sangat diperlukan untuk tetap menetapkan posisi sebuah usaha untuk dapat bersaing di pasar. Agar dapat bersaing, produsen barang-barang baru dan variasi produk yang dihasilkan haruslah disebarluaskan informasi produk tersebut sehubungan dengan apa yang akan mereka tawarkan.

Suatu produk walaupun berkualitas baik namun jika tidak dikenali oleh konsumen maka produk tersebut tidak diketahui manfaat dan kemungkinan tidak dibeli oleh konsumen. Oleh karena itu, perusahaan harus berusaha mempengaruhi konsumen untuk menciptakan permintaan atas produk itu kemudian dipelihara dan dikembangkan. Usaha tersebut dapat dilakukan dengan kegiatan promosi yang merupakan salah satu dari bauran pemasaran. Kegiatan promosi yang dilakukan sejalan dengan rencana pemasaran secara keseluruhan dan direncakan akan diarahkan dan dikendalikan dengan baik, diharapkan dapat berperan secara berarti dalam meningkatkan penjualan dan share pasar. Selain itu kegiatan promosi ini juga dapat diharapkan akan dapat mempertahankan ketenaran merek (brand) selama ini dan bahkan ditingkatkan bila menggunakan program promosi yang tepat. Dalam rangka menunjang keberhasilan kegiatan pemasaran yang dilakukan dan efektifnya rencana pemasaran yang disusun maka perusahaan haruslah menetapkan dan menjalankan strategi promosi yang tepat.

Kegiatan promosi yang dilakukan perusahaan terdiri dari :

(37)

22

non personal. Media yang sering digunakan dalam advertise ini adalah radio, televisi, majalah, surat kabar, dan billboard.

2. Personal selling, yang merupakan penyajian secara lisan dalam suatu pembicaraan dengan seseorang atau lebih calon pembeli dengan tujuan agar dapat direalisasinya penjualan.

3. Promosi penjualan (sales promotion), yang merupakan segala kegiatan pemasaran selain personal selling, advertise dan publisitas yang merangsang pembelian oleh konsumen dan keefektifan agen seperti pameran, pertunjukkan, demonstrasi dan segala upaya penjualan yang tidak dilakukan secara teratur atau kontinyu.

4. Publisitas (publicity), merupakan usaha untuk merangsang permintaan dari suatu produk secara non personal dengan membuat, baik yang berupa berita yang bersifat komersial tentang produk tersebut di dalam media cetak atau tidak, maupun hasil wawancara yang di siarkan dalam media tersebut

Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan promosi yang sesuai adalah sebagai berikut :

1. Besarnya jumlah dana yang disediakan untuk kegiatan promosi. 2. Luas dari pasar dan konsentrasi pasar yang ada.

3. Jenis dan sifat dari produk yang dipasarkan.

4. Tingkat atau tahap dari siklus usaha atau daur hidup promosi (product life cycle).

(38)

23

2.4 Tingkat Penjualan Kain Tenun Tradisional Pada Trias Tambun Produk yang ditawarkan dalam usaha penenunan ini juga bervariasi mulai dari sarung ikat pakan, bakal baju desain uis Karo, uis Mangiring, uis Julu, uis Beka Buluh, uis Ragi Barat, uis Ragi Lurik, uis Gara Tudung dan sebagainya.

Tingkat penjualan kain tenun pada Trias Tambun mengalami kenaikan setiap tahunnya. Hal ini dilihat dari tabel 2.1, dimana penjualan terjadi cukup signifikan pada tahun 2013.

Dengan kapasitas 12 kain per bulannya untuk setiap alat tenun, Trias Tambun dapat menghasilkan lebih dari seribu kain untuk setiap tahunnya. Dengan penambahan kapasitas alat tenun dari 11 alat menjadi 15 alat tenun ikut serta dalam kenaikan penjualan kain ini. Namun tren kenaikan ini hanya dilanjutkan dengan kenaikan sekitar 1% pada tahun 2014.

Tabel 2.1

Jumlah Penjualan Per Tahun

TAHUN JUMLAH PENJUALAN ( UNIT )

2011 1477

2012 1504

2013 2050

2014 2200

(39)

24

2.5 Peranan Bauran Pemasaran Dalam Meningkatkan Penjualan Kain Tenun Tradisional Pada Trias Tambun Kabanjahe

Penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba . Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena dari penjualan dapat diperoleh laba serta suatu usaha memikat konsumen yang diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka sehingga dapat mengetahui hasil produk yang dihasikan.

Suatu usaha dalam mengeluarkan produk sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Konsumen memiliki banyak alternatif pilihan produk sebelum mengambil keputusan untuk membeli suatu produk yang ditawarkan di lihat dari banyaknya persaingan antar produsen . Keunggulan-keunggulan dari produk yang dihasilkan haruslah diketahui oleh konsumen sehingga dapat membuat konsumen tertarik untuk memilih untuk membeli produk yang dihasilkan oleh satu produsen dibandingkan dengan produsen lainnya. Hal ini juga harus menjadi pertimbangkan oleh Trias Tambun untuk memperkenalkan kepada calon pembeli apa yang menjadi kelebihan dari produk mereka dibandingkan pesaing mereka, terutama mengenai kain tenun yang mereka hasilkan.

(40)

25

jangka pendek, tetapi disisi lain akan sulit di jangkau konsumen sedangkan harga yang rendah menjadi pemicu untuk meningkatkan kinerja pemasaran (Ferdinand : 2000). Suatu produk dengan kualitas tinggi akan berani dipatok dengan harga yang tinggi pula sehingga dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan pembelian suatu produk dan tentu saja dapat mempengaruhi penjualan produk tersebut. Variasi harga yang ditawarkan dapat menjadi pertimbangan bagi calon pembeli untuk menimbang akan membeli atau tidak kain tenun tersebut.

Promosi merupakan salah satu penentu faktor keberhasilan di dalam bauran pemasaran ini. Betapa pun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu tidak akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya (Tjiptono : 1997). Media promosi yang sering digunakan untuk menyampaikan informasi tentang produk adalah media periklanan. Periklanan merupakan salah satu media yang digunakan perusahaan, bisa diklasifikasikan menurut tujuannya yaitu, untuk memberikan informasi, membujuk dan mengingatkan (Tjiptono : 1997). Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan periklanan adalah untuk meningkatkan penjualan yang menguntungkan (Swasta : 2007). Melalui promosi, Trias Tambun dapat memperkenalkan kepada masyarakat produk ataupun inovasi apa yang telah mereka buat untuk produk kain yang mereka pasarkan.

(41)

26

konsumen,apakah barang tersebut menggunakan perantara atau tidak. Hal ini berkaitan dengan jangkauan pasar yang dapat diperluas oleh Trias Tambun terutama dalam pemasaran produk kain tenun yang mereka hasilkan.

Dengan menggunakan strategi bauran pemasaran, pemilik usaha dapat mempertimbangkan faktor produk, harga, promosi, serta distribusi yang dapat mempengaruhi penjualan produknya tersebut. Dengan melihat potensi yang ada di dalam usahanya tersebut, strategi bauran pemasaran jika digunakan dengan efektif dan efisien dapat meningkatkan penjualan dari produk yang mereka hasilkan.

2.6 Kain Tenun

Tekstil tradisional Indonesia merupakan gubahan seni yang mewakili daerah melalui tampilan ragam hiasnya. Dari motif-motif etnik yang ditampilkannya, terungkap latar belakang kebudayaan dan lingkungan tempat tekstil tersebut berasal serta fenomena tersebut merupakan kekayaan/kekhasan dari testil klasik (etnik) Sandang atau tekstil merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain pangan dan papan. Untuk memenuhi kebutuhan pakaian diperlukan produksi kain fungsional yang nyaman dipakai dan menampilkan nilai seni. Jenis kain yang ada yang menggunakan teknik mesin dan alat tenun bukan mesin (ATBM).

(42)

27

Seni tenun berkaitan erat dengan sistem pengetahuan, budaya, kepercayaan, lingkungan alam, dan sistem organisasi sosial dalam masyarakat. Karena kultur sosial dalam masyarakat beragam, maka seni tenun pada masing-masing daerah memiliki perbedaan. Oleh sebab itu, seni tenun dalam masyarakat selalu bersifat partikular atau memiliki ciri khas, dan merupakan bagian dari representasi budaya masyarakat tersebut. Kualitas tenunan biasanya dilihat dari mutu bahan, keindahan tata warna, motif, dan ragi hiasannya.

Kain adat tradisional Karo (Uis Adat Karo) merupakan pakaian adat yang digunakan dalam kegiatan budaya suku Karo maupun dalam kehidupan sehari-hari. Uis Karo memiliki warna dan motif yang berhubungan dengan penggunaannya atau dengan pelaksanaan kegiatan budaya. Pada umumnya Uis Adat Karo dibuat dari bahan kapas, dipintal dan ditenun secara manual dan menggunakan zat pewarna alami (tidak menggunakan bahan kimia pabrikan). Namun ada juga beberapa diantaranya menggunakan bahan kain pabrikan yang dicelup (diwarnai) dengan pewarna alami dan dijadikan kain adat Karo.

Uis dipergunakan untuk pakaian sehari-hari dan pakaian pada upacara-upacara adat. Seperti pada pesta perkawinan, pesta kesenian, upacara-upacara kematian dan lain-lain. Uis Karo memiliki berbagai jenis warna,corak dan kegunaan. Menurut Tarigan (2009) terdapat berbagai jenis Uis Karo, antara lain :

1. Uis Arinteneng

(43)

28 2. Uis Gatip

Warnanya hitam dan berbintik-bintik putih di tengah, tepian kain warnanya hitam pekat dan ujungnya terjalin dan berumbai. Kain ini dipergunakan sebagai untuk pakaian adat laki-laki, dan pada upacara-upacara perkawinan adat, memasuki rumah baru, guro-guro aron (pesta muda mudi) dan sebagainya.

3. Uis Jongkit

Warnanya dan bahannya sama dengan uis gatip, hanya saja uis jongkit ditengah-tengah kain memakai benang emas yang motif-motifnya melintang-melintang pada kain tersebut, hingga warna dan bentuknya lebih cerah. Pemakaian kain ini sama dengan uis gatip.

4. Uis Beka Buluh

Warna dasar kainnya merah cerah, bagian tengah bergaris kuning, ungu, putih dan pada tepian kain motif-motif Karo dengan emas, demikian juga pada ujung kain. Pemakaian kain ini dipakai sebagai Bulang (penutup kepala/topi) pada laki-laki dan juga dipakai juga cekok-cekok (penghias bahu) yang diletakkan sedemikian rupa pada bahu laki-laki. Kain ini juga biasa diletakkan di atas tudung wanita.

5. Uis kelam-kelam

Warnanya hitam pekat, bahan kainnya lebih tipis dan polos tanpa motif. Sepintas seperti kain hitam biasa, hanya kain ini lebih keras karena proses pembuatannya juga masih tradisional. Pemakaian kain ini dipakai oleh wanita sebagai tudung pada upacara-upacara adat.

(44)

29

Kain ini tebal seperti kain jongkit/gatip, warnanya hitam kebiru-biruan, tepian kain hitam dan ujungnya berumbai. Pemakaian kain ini dipakai oleh para wanita sebagai kain sarung pada waktu upacara adat.

7. Uis Gara

Warna dari kain ini merah tua, dan ada juga yang bergaris-garis kecil, warnanya putih di tengah. Tepian kain ini warnanya merah tua dan ujungnya berumbai, dan sebagian kain ini memakai benang emas, kain ini jenisnya agak tebal dan sekarang sudah banyak motif baru. Pemakaian kain ini adalah sebagai tudung oleh wanita.

8. Uis Teba

Warnanya kebiru-biruan dan bergaris putih, tepian kain hitam dan ujungnya berumbai, tebal kain hampir sama dengan uis Gara. Pemakaian kain ini biasa dipakai oleh wanita yang sudah tua dan juga dipakai sebagai tanda mata wanita yang sudah tua yang meninggal untuk orang dihormati pada garis ayah.

9. Uis Jujung jujungen

Warna dari kain ini merah dan bersulamkan benang emas dan kedua ujungnya berumbai benang emas, bentuknya hampir sama dengan selendang. Pemakaian kain ini dipakai oleh wanita dan biasanya letaknya di atas tudung dan rumbainya terletak di sebelah depan.

10. Uis Nipes

(45)

30 2.7 Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti : 2013). SWOT merupakan singkatan dari lingkungan Internal Strenghts dan Weaknesses serta lingkungan eksternal Opportunities dan Threats yang dihadapi dunia bisnis. Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan. Unsur-unsur yang terdapat dalam analisis ini adalah :

1. Kekuatan (Strenghts)

Kekuatan merupakan segala sesuatu yang bagus yang dapat diperbaharui oleh perusahaan atau segala sesuatu karakteristik yang memiliki kapabilitas penting. 2. Kelemahan (Weakness)

Kelemahan adalah segala sesuatu yang merupakan kekurangan perusahaan atau suatu kondisi yang tidak menguntungkan perusahaan.

3. Peluang (Opportunities)

Peluang adalah wilayah kebutuhan dan minat beli di antara lain perusahaan mempunyai protabilitas yang tinggi untuk memuaskan kebutuhan tersebut dengan menguntungkan

4. Ancaman (Threats)

Ancaman adalah tantangan ditempatkan oleh tren atau perkembangan yang tidak disukai yang akan menghasilkan penurunan penjualan.

(46)

31

(Laksana : 2008). Golongan peluang dan ancaman merupakan bagian dari lingkungan eksternal sedangkan golongan kekuatan dan kelemahan merupakan bagian dari lingkungan internal. Faktor-faktor yang ada dalam masing-masing lingkungan dijelaskan sebagai berikut :

1. Lingkungan eksternal (Peluang dan Ancaman)

Faktor-faktor peluang dan ancaman yang terdapat pada lingkungan eksternal meliputi :

a. Lingkungan Jauh 1. Ekonomi

2. Sosial 3. Politik 4. Teknologi 5. Ekologi

b. Lingkungan Industri 1. Hambatan masuk 2. Kekuatan pemasok 3. Kekuatan pembeli 4. Ketersedian subtitusi

5. Persaingan antar Perusahaan

c. Lingkungan Operasional Perusahaan 1. Pesaing

(47)

32

2. Lingkungan Internal (Kekuatan dan Kelemahan)

Faktor-faktor kekuatan dan kelemahan yang ada dalam lingkungan internal meliputi :

1. Pemasaran

2. Keuangan dan Akuntansi 3. Produksi, Operasi, dan Teknik 4. Personalia

5. Manajemen Mutu 6. Sistem Informasi

(48)

33 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian dengan tujuan untuk menjelaskan suatu variabel.

Pendekatan kualitatif adalah sebuah proses sebagai penyelidikan untuk memahami masalah sosial atau masalah manusia berdasarkan pada penciptaan gambaran holistik yang berupa kata-kata. Bogdan dan Taylor (dalam Prastowo 1992: 21-22) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Usaha Penenunan Kain Tradisional Trias Tambun,Jalan Sudirman No 65 Kabanjahe, Kabupaten Karo.

3.3 Informan Penelitian

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian (Moleong :2009).

(49)

34

1. Informan kunci merupakan pihak yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Pihak yang merupakan informan kunci dalam penelitian ini adalah pemilik Usaha Penenunan Trias Tambun.

2. Informan utama merupakan mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Adapun pihak yang dipilih menjadi informan utama dalam penelitian ini adalah pegawai Trias Tambun yang berjumlah 3 orang.

3. Informan tambahan merupakan mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Pihak yang menjadi informan tambahan dalam penelitian ini adalah pembeli Kain Tenun Tradisional pada Trias Tambun sejumlah 10 orang.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Data menurut sumber perolehannya dikelompokkan menjadi dua bagian yakni : 1. Data Primer

Data Primer merupakan data mentah yang diambil oleh peneliti sendiri (bukan dari orang lain) dari sumber utama guna kepentingan penelitian.

(50)

35 2. Data Sekunder

Data Sekunder merupakan data yang sudah tersedia yang dikutip oleh peneliti guna kepentingan penelitian. Data Sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari buku, jurnal ilmiah, dukumen-dokumen serta media internet.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, pengumpulan data bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi yang lebih lengkap. Dalam mengumpulkan data ini diperoleh melalui :

1. Wawancara

Wawancara merupakan cara utama untuk mengumpulkan data atau informasi dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini,peneliti menggunakan wawancara secara terstruktur dimana wawancara dilakukan berdasarkan pada suatu pedoman atau catatan yang pokok pemikiran mengenai hal yang ditanyakan pada waktu interaksi tatap muka langsung antara peneliti dan narasumber.

2. Pengamatan / Observasi

(51)

36 3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.6.1 Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah suatu cara untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis dalam rangka merumuskan strategi usaha. Analisis SWOT didahului dengan identifikasi posisi perusahan/usaha melalui evaluasi nilai faktor internal dan evaluasi nilai faktor eksternal.

3.6.2 Tahap Pengumpulan Data

Tahap ini pada dasarnya tidak hanya kegiatan pengumpulan data, tetapi juga merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra-analisis. Pada tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan data internal.

Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan di luar perusahaan seperti : 1. Keadaan pasar

Dalam keadaan pasar, peneliti mengumpulkan data dari sektor-sektor industri di Kabupaten Karo secara umum, permasalahan industri, potensi usaha kain tenun tradisional Karo, presepsi masyarakat terhadap kain tenun tradisional Karo, serta keadaan ekonomi masyarakat Karo.

2. Data kompetitor

Dalam data kompetitor ini, peneliti mengumpulkan data tentang bagaimana gambaran persaingan usaha penenunan untuk wilayah kabupaten Karo baik dari dalam maupun persaingan dari pihak luar yang memiliki usaha penenunan kain tradisional Karo.

3. Data komunitas

(52)

37

kain tenun tradisional Karo serta presepsi generasi muda terhadap kain tenun tradisional Karo.

4. Data pemasok

Dalam data pemasok, peneliti mengumpulkan data mengenai pihak yang dijadikan pemasok bahan baku utama pada Trias Tambun, dalam hal ini pemasok benang dan seberapa besar pengaruhnya dalam kegiatan operasional Trias Tambun.

5. Peranan pemerintah

Dalam pengaruh pemerintah, peneliti mengumpulkan data bagaimana peranan pemerintah Kabupaten Karo terhadap industri kecil menengah terutama usaha penenunan Trias Tambun serta bantuan yang pernah diberikan oleh pihak pemerintah kabupaten Karo untuk membantu pemasaran kain tenun tradisional Karo untuk usaha penenunan Trias Tambun.

Data internal dapat diperoleh dari perusahaan itu sendiri seperti : 1. Laporan keuangan (struktur pendanaan)

2. Laporan kegiatan sumber daya manusia (jumlah karyawan, keahlian, pengalaman)

3. Laporan kegiatan operasional. 4. Laporan kegiatan pemasaran.

Model yang dipakai pada tahap ini :

1. Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS)

(53)

38

Berikut adalah cara-cara penentuan Faktor Strategi Internal (EFAS) : 1. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman).

2. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberi dampak terhadap faktor strategis (Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihan skor total 1,00).

3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai penting untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4 tetapi jika peluangnya kecil diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya. Pemberian rating adalah sebagai berikut :

1 = Ancaman Utama 2 = Ancaman Kecil 3 = Peluang Kecil 4 = Peluang Utama

Pemberian rating diberikan berdasarkan data yang diperoleh di saat penelitian berdasarkan pertimbangan profesional (profesional judgement). Di mana rating ditentukan oleh besarnya pengaruh faktor eksternal terhadap kondisi usaha tersebut berdasarkan data yang diperoleh saat penelitian .

(54)

39

masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

5. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.

6. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4) untuk memperoleh skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana suatu usaha tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya.

Sebelum strategi diterapkan, perencana strategi harus menganalisis lingkungan eksternal untuk mengetahui berbagai kemungkinan peluang dan ancaman. Masalah strategis yang akan di monitor harus ditentukan karena masalah ini mungkin dapat mempengaruhi usaha di masa yang akan datang.

Tabel 3.1 EFAS Faktor-Faktor

Strategi Eksternal

BOBOT Rating Bobot X

Rating

Komentar

Peluang :

Ancaman :

TOTAL 1,00

(55)

40 2. Matrik Faktor Strategi Internal

Setelah faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan diidentifikasikan, suatu tabel IFAS (Internal Strategic Factor Analysis Summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis internal tersebut dalam kerangka Strength and Weakness perusahaan.Tahapannya adalah :

1. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam kolom 1.

2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis usaha (Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihan skor total 1,0).

3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing- masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (Sangat baik), sedangkan untuk kelemahan adalah kebalikannya. Pemberian rating adalah sebagai berikut :

1 = Kelemahan Utama 2 = Kelemahan Kecil 3 = Kekuatan Kecil 4 = Kekuatan Utama

(56)

41

ditentukan oleh besarnya pengaruh faktor internal terhadap kondisi usaha tersebut berdasarkan data yang diperoleh saat penelitian .

4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor dengan nilai bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

5. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.

6. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4) untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana suatu usaha tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk membandingkan usaha lainnya dalam kelompok industri yang sama.

Tabel 3.2 IFAS Faktor-Faktor

Strategi Internal

BOBOT Rating Bobot X

Rating

Komentar

Kekuatan

Kelemahan :

TOTAL 1,00

(57)

42 3.6.3 Tahap Analisis

Matriks SWOT

Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis usaha adalah matrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis.

Tabel 3.3

faktor kekuatan internal

Tentukan 5-10 kelemahan internal Opportunities (O)

Tentukan 5-10 faktor peluang internal

Strategi SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan

untuk memanfaatkan peluang

Strategi WO Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang. Threats (T)

Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal

Strategi ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

Strategi WT Ciptakan strategi yang

(58)

43 a. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

b. Strategi ST

Strategi ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.

c. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada

d. Strategi WT

(59)

44 BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Trias Tambun

Kain Tenun Tradisional Karo atau yang lebih sering dikenal oleh masyarakat Karo sebagai Uis Karo merupakan warisan budaya asli Karo yang pembuatannya masih bersifat tradisional. Teknik tradisional ( yang biasanya menggunakan gedogan ) memiliki waktu pengerjaan yang cukup lama dan membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi. Seiring dengan perkembangan jaman saat ini, semakin sedikit masyarakat asli Karo yang mau mempertahankan keaslian kain tenun tradisional Karo dengan menenun langsung kain tenun ini.

(60)

45

Usaha penenunan Trias Tambun didirikan pada tahun 1992 di Kabanjahe, Sumatera Utara. Pendiri dari usaha penenunan Trias Tambun ini adalah Bapak Ir Sahat Tambun seorang entrepreneur yang merupakan lulusan sarjana tekstil di ITT Bandung. Sebelum memulai usaha penenunan ini, Bapak Sahat pernah magang di Gresik (Jawa Timur) dan di Majalaya (Jawa Barat) dalam pembuatan sarung ikat dengan menggunakan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin).

Usaha penenunan Trias Tambun pada awalnya hanya memproduksi kain sarung ikat yang menampilkan corak ornamen daerah. Dalam perjalanan memproduksi kain sarung ikat ini, keuntungan yang dihasilkan oleh Trias Tambun relatif kecil karena adanya persaingan dengan produk dari Jawa. Masyarakat Karo umumnya sangat bergantung pada Uis (kain adat) yang selama ini diproduksi bukan dari kalangan masyarakat Karo itu sendiri namun dari masyarakat Samosir. Bapak Sahat Tambun kemudian melakukan penelitian apakah kain tenun tradisional Karo yang biasanya dibuat dengan gedogan ( secara tradisional ) dapat dialihkan dengan menggunakan ATBM ( Alat Tenun Bukan Mesin). Dari hasil penelitiannya, Bapak Sahat Tambun menemukan masalah yang akan dihadapi dalam pembuatan Uis Karo adalah masalah kerapatan benang yang harus tinggi dan cara ini belum pernah diterapkan oleh penenun/ pengrajin yang menggunakan gedogan.

Gambar

Tabel Penjualan Kain
Tabel 2.1
Tabel 3.1 EFAS
Tabel 3.2 IFAS
+7

Referensi

Dokumen terkait