• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEEFEKTIFAN KALIMAT PADA TEKS BACAAN BUKU PELAJARAN KREATIF BERBAHASA INDONESIA KELAS X SMK TERBITAN ERLANGGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEEFEKTIFAN KALIMAT PADA TEKS BACAAN BUKU PELAJARAN KREATIF BERBAHASA INDONESIA KELAS X SMK TERBITAN ERLANGGA"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

KEEFEKTIFAN KALIMAT PADA TEKS BACAAN BUKU PELAJARAN KREATIF BERBAHASA INDONESIA

KELAS X SMK TERBITAN ERLANGGA

Oleh

PATAR ALBERT MARPAUNG

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah keefektifan kalimat pada teks bacaan buku pelajaran Kreatif Berbahasa Indonesia kelas X SMK Terbitan Erlangga. Sehubungan dengan itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keefektifan kalimat yang meliputi kesepadanan dan kesatuan, kesejajaran, penekanan dalam kalimat, dan kehematan dalam mempengaruhi kata.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini ialah buku pelajaran Kreatif Berbahasa Indonesia, yang digunakan kelas X SMK Terbitan Erlangga berjumlah 14 teks bacaan.

(2)
(3)

KEEFEKTIFAN KALIMAT PADA TEKS BACAAN BUKU PELAJARAN KREATIF BERBAHASA INDONESIA

KELAS X SMK TERBITAN ERLANGGA

(Skripsi)

Oleh

Patar Albert Marpaung

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

RIWAYAT HIDUP ... iv

PERSEMBAHAN ... v

MOTO ... vi

SANWACANA ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 5

II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kalimat ... 6

2.2 Kalimat Efektif ... 7

2.3 Ciri-ciri Kalimat Efektif ... 9

2.3.1 Kesepadanan dan Kesatuan ... 9

2.3.1.1 Subjek dan Predikat ... 11

2.3.1.2 Kata Penghubung Intrakalimat dan Antarkalimat ... 12

2.3.1.3 Gagasan Pokok ... 14

2.3.1.4 Penggabungan dengan “yang”, “dan” ... 14

2.3.1.5 Penggabungan Menyatakan “sebab” dan”waktu” ... 15

2.3.1.6 Penggabungan kalimat yang menyatakan Hubungan Akibat dan Tujuan ... 16

2.3.2 Kesejajaran (Pararelisme) ... 17

2.3.3 Penekanan dalam Kalimat ... 18

2.3.3.1 Posisi Kata dalam Kalimat ... 18

2.3.3.2 Urutan yang Logis ... 19

2.3.3.3 Pengulangan Kata ... 20

(5)

2.3.4.1 Pengulangan Subjek Kalimat ... 21

2.3.4.2 Hiponimi ... 21

2.3.4.3 Pemakaian Kata Depan dari dan daripada ... 22

2.4 Buku Teks ... 23

2.4.1 Pengertian Buku Teks ... 23

2.4.2 Fungsi Buku Teks ... 24

III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 26

3.2 Sumber Data ... 26

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 27

3.4 Teknik Analisis Data ... 27

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 29

4.2 Bahasan Hasil Penelitian ... 30

4.2.1 Kesepadanan dan Kesatuan ... 30

4.2.1.1 Kejelasan Subjek ... 31

4.2.1.2 Kejelasan Predikat ... 33

4.2.1.3 Kata penghubung Intrakalimat dan Antarkalimat ... 34

4.2.1.4 Gagasan Pokok ... 37

4.2.1.5 Penggabungan dengan “yang”, “dan” ... 38

4.2.1.6 Penggabungan Menyatakan “sebab” dan “waktu” ... 40

4.2.1.7 Penggabungan Menyatakan Hubungan Akibat dan Tujuan ... 41

4.2.2 Kesejajaran ... 42

4.2.3 Penekanan dalam Kalimat ... 45

4.2.3.1 Posisi Kata dalam Kalimat ... 45

4.2.3.2 Urutan yang Logis ... 48

4.2.3.3 Pengulangan Kata ... 48

4.2.4 Kehematan dalam Menggunakan Kata ... 49

4.2.4.1 Pengulangan Subjek Kalimat ... 49

4.2.4.2 Pemakaian Kata Depan dari dan daripada ... 51

V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 53

5.2 Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Data Penelitian

(7)

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

Singkatan:

SMK : Sekolah Menengah Kejuruan Kspd : Kesepadanan

Ksjr : Kesejajaran Pnkn : Penekanan Khmt : Kehematan

Kal : Kalimat pada lampiran Lambang:

(8)

DAFTAR TABEL

(9)
(10)
(11)

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kepada Allah Swt., penulis persembahkan karya yang sederhana ini kepada:

1. Orang tua tercinta T. Marpaung (Papa) (alm) dan R. Pangaribuan (Mama), yang senantiasa berjuang tanpa lelah, memberi tanpa harap, berdoa tanpa henti dalam setiap hembusan nafasnya, mendidik dengan penuh cinta dan kasih, merawat dan membesarkan dengan tulus, menanti dengan penuh kesabaran, serta memberikan nafkah lahir batin dengan tetesan peluh dan linangan air mata. Semoga Tuhan membalas setiap butih peluh dan jejak langkah Papa Mama dengan berkat yang melimpah. Amin.

2. Kakak adikku tersayang Diana Tomurita Marpaung, S.si. dan Martha Uli E.M. yang selalu memberi keceriaan dan semangat untuk menjadi lebih baik.

3. Opung, Tulang, Nantulang, Bapatua, Matua, Bapauda, Inanguda, Namboru, Amangboru, Kakak, Abang dan Bere yang telah memberikan doa dan dorongan semangat untukku.

(12)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada hari Rabu, 12 Agustus 1992. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara buah cinta pasangan Bapak T. Marpaung (alm) dan Ibu R. Pangaribuan.

Pendidikan yang penulis tempuh yakni Taman Kanak-Kanak (TK) Sejahtera Tanjung Karang diselesaikan penulis pada tahun 1998. Penulis melanjutkan ke jenjang Sekolah Dasar Negeri (SD) yang diselesaikan di SD Xaverius Way Halim Bandar Lampung pada tahun 2004. Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP) Fransiskus Pasir Gintung pada tahun 2007. Kemudian penulis melanjutkan studi di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMA) Fransiskus Tanjung Karang dan diselesaikan pada tahun 2010. Pada 2010 penulis diterima di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unila.

(13)

MOTO

“Kegigihan adalah kekuatan yang tidak kelihatan,

yang bisa menyingkirkan rintangan- rintangan besar” (Husein Tampomas)

“Orang yang bersungguh-sungguh, Tuhan akan meminjamkan tangan penolongNya”

(Aeschylus)

“Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.”

(Aristoteles)

“Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal,

tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh.”

(14)
(15)

SANWACANA

Penulis mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat pertolongan-Nya jualah skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi ini dengan judul “Keefektifan Kalimat Pada Teks Bacaan Buku Pelajaran Kreatif Berbahasa Indonesia Kelas X SMK Terbitan Erlangga”. Skripsi ini

merupakan salah satu syarat untuk memeroleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada

1. Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd., sebagai Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dengan cermat, memberikan arahan, pengetahuan, motivasi, kritik, dan saran kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini;

2. Drs. Ali Mustofa, M.Pd., sebagai Dosen Pembimbing II yang telah banyak membimbing dengan, memberikan nasihat, pengetahuan, arahan dan motivasi kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini;

3. Dr. Wini Tarmini, M.Hum., sebagai Dosen Pembahas yang telah memberikan pengetahuan, saran, nasihat, arahan, kritik, dan motivasi yang bersifat membangun bagi penulis;

(16)

5. Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni;

6. Drs. Kahfie Nazaruddin, M.Hum., sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah;

7. Dr. Edi Suyanto, M.Pd., sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah sabar memberikan arahan, nasihat, motivasi, pengetahuan, kritik, dan saran kepada penulis;

8. Seluruh Bapak dan Ibu dosen yang saya hormati, terima kasih atas ilmu yang berguna yang telah kalian bekalkan kepada saya;

9. Kedua orang tua yang sangat saya cintai, Bapak T. Marpaung (alm) dan Ibu R. Pangaribuan yang selalu setia mendoakan tanpa henti, memotivasi, dan mendukung baik daya, dana, upaya maupun kasih sayang kepada penulis; 10. Adik-adikku (Diana Tomurita Marpaung, S.si. dan Martha Uli Esyeria Marpaung) yang

setia mendukung setiap langkah perjuanganku;

11. Keluarga besarku yang senantiasa menantikan kelulusan ini dengan memberikan motivasi dan doa kepada penulis;

12. Adelina Harry S. yang telah menemaniku dan mendukung setiap langkahku. 13. Teman-teman Batrasia angkatan 2010 yang tidak mungkin penulis sebutkan

satu persatu. Terima kasih untuk kebersamaan kita selama ini.

14. Serta semua pihak yang telah membantu penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

(17)

Semoga Tuhan memberikan berkah, rahmat, dan hidayah-Nya serta kemuliaan atas kebaikan dan pengorbanan bagi kita semua. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Akan tetapi, semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Desember 2014 Penulis,

(18)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Menulis, suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Menulis digunakan untuk melaporkan, mengarang, dan meyakinkan. Menulis adalah kegiatan menyampaikan sesuatu menggunakan bahasa melalui tulisan, dengan maksud dan pertimbangan tertentu untuk mencapai sesuatu yang dikehendaki. Oleh karena itu, keterampilan menulis merupakan aspek

keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap orang dalam menyampaikan informasi berupa ide dan gagasan secara tidak langsung dalam bentuk kalimat. Informasi, ide, gagasan yang disampaikan kepada orang lain, harus dinyatakan dengan kata yang mendukung makna secara tepat dan sesuai dengan yang ingin dinyatakan. Kata-kata sebaiknya disusun secara teratur dalam klausa dan kalimat agar orang dapat menangkap yang ingin disampaikan penulis.

Kalimat diharapkan mampu menimbulkan respon dari pembacanya, karena

kalimat merupakan alat komunikasi secara tidak langsung melalui tulisan. Apabila kalimat yang dihasilkan sulit untuk dimengerti maka pembaca tidak dapat

(19)

2

pembaca secara tepat dan teratur (Susanto, 2010: 1). Penggunaan kalimat efektif mampu memberikan respon positif dari pembacanya sehingga pembaca dapat mengetahui gagasan dari kalimat tersebut. Kalimat efektif memiliki ciri-ciri kesepadanan, kepararelan, penekanan, kehematan dan kevariasian. Penggunaan kalimat dalam buku teks merupakan aspek penting dalam proses komunikasi. Kalimat yang disampaikan dalam buku teks diharapkan dapat menjadi alat komunikasi antara penulis dengan pembaca dan pembaca memberikan umpan balik dari bacaan tersebut.

Salah satu media guru dan siswa dalam pembelajaran adalah buku pelajaran. Dalam buku teks pelajaran terdapat teks bacaan. Teks bacaan merupakan tulisan pengarang dan dibaca oleh pembaca untuk memeroleh informasi. Suatu teks bacaan yang baik harus memenuhi kaidah-kaidah yang baku, salah satunya dari segi keefektifan kalimat. Buku teks adalah media yang dapat digunakan untuk diteliti keefektifan kalimatnya. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah bergantung kepada seberapa jauh para siswa memahami buku teks.

(20)

3

pembelajaran khususnya SMK. Banyak terbitan yang dipakai oleh sekolah-sekolah, salah satunya adalah penerbit Erlangga.

Penerbit Erlangga adalah salah satu penerbit yang sudah banyak dikenal di

masyarakat. Salah satu terbitannya adalah buku teks pelajaran bagi sekolah. Buku teks ini sangat penting bagi siswa, karena buku teks sarana yang paling baik untuk guru dan siswa berkomunikasi. Buku teks hendaknya menggunakan bahasa yang baku dan kaidah-kaidah bahasa serta ejaan yang benar. Penerapan kaidah-kaidah tersebut dituangkan dalam kalimat-kalimat yang terdapat dalam buku teks tersebut.

(21)

4

Uraian tersebut menjadi dasar penelitian. Penulis menelititi keefektifan kalimat pada objek yang berbeda yaitu pada buku teks pelajaran SMK. Kajian ini membahas tentang keefektifan kalimat yang terdapat dalam buku teks pelajaran Kreatif Berbahasa Indonesia kelas X SMK terbitan Erlangga.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimanakah keefektifan kalimat pada teks bacaan buku pelajaran Kreatif

Berbahasa Indonesia kelas X SMK terbitan Erlangga?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan keefektifan kalimat pada teks bacaan buku pelajaran Kreatif Berbahasa Indonesia kelas X SMK terbitan

Erlangga.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini dibagi atas manfaat teoretis dan praktis. a. Manfaat Teoretis

(22)

5

b. Manfaat Praktis

Secara praktis, kegunaan dari penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu kegunaan bagi penulis, guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia.

1. Pengajar bahasa dan sastra Indonesia dapat menjadikan bahan ajar ciri kalimat efektif terhadap para siswa.

2. Bagi mahasiswa sebagai tambahan referensi, khususnya untuk penelitian di bidang pendidikan bahasa Indonesia.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Sumber data penelitian ini adalah buku teks pelajaran berbahasa Indonesia kelas X SMK terbitan Erlangga.

2. Data penelitian ini adalah keefektifan kalimat yakni kesepadanan dan kesatuan, kesejajaran, penekanan dalam kalimat dan kehematan dalam teks bacaan pelajaran kreatif berbahasa Indonesia kelas X SMK terbitan

(23)

6

II. LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kalimat

Kalimat merupakan unsur terpenting dalam sebuah wacana. kalimat yang tersusun rapi dan rasional akan membuat sebuah wacana lebih mudah pahami. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang

mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!); sementara itu, di dalamnya disertakan pula berbagai tanda baca seperti koma (,), titik dua (:), tanda pisah (-), dan spasi. Tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru sepadan dengan intonasi akhir, sedangkan tanda baca lain sepadan dengan jeda. Spasi yang mengikuti tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru melambangkan kesenyapan (Alwi, 2000: 311).

(24)

7

Kalimat disusun berdasarkan unsur-unsur yang berupa kata, frasa, dan klausa. Jika disusun berdasarkan pengertian di atas, unsur-unsur tersebut mempunyai fungsi dan pengertian tertentu yang disebut bagian kalimat. Ada bagian yang tidak dapat dihilangkan dan ada pula bagian yang dapat dihilangkan. Bagian yang tidak dapat dihilangkan itu disebut inti kalimat sedangkan bagian yang dapat dihilangkan bukan inti kalimat. Bagian inti dapat membentuk kalimat dasar dan bagian bukan inti dapat membentuk kalimat luas.

2.2 Kalimat Efektif

Arifin (2000: 89) yang mengemukakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan gagasan-gagasan pada pikiran

(25)

8

Dari beberapa pendapat pakar di atas mengenai kalimat efektif, penulis mengacu pada pendapat Sabarti Akhadiah yakni, kalimat yang benar dan jelas akan dengan mudah dipahami orang lain secara tepat. Kalimat efektif haruslah memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang terdapat pada pikiran penulis atau pembicara. Oleh karena itu melalui kalimat yang efektif penulis mengharapkan respon dari

pembaca atau pendengar.

Demikian juga dengan penulisan dalam buku teks harus mencerminkan kaidah-kaidah penulisan buku teks yang benar, yaitu dengan memerhatikan keefektifan kalimat serta di dalamnya terdapat kaidah kesepadanan, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, dan kepaduan.

(26)

9

pendapat Widjono tersebut mengemukakan salah satu kesempurnaan bahasa Indonesia ditentukan sistem pembentukan kalimat.

2.3 Ciri-Ciri Kalimat Efektif

Kalimat efektif diharapkan dapat memberi informasi kepada pembaca secara tepat seperti yang diharapkan oleh penulis. oleh karena itu, ada beberapa hal yang merupakan ciri-ciri kalimat efektif Putrayasa (2007: 54) adalah kesatuan (unity), kehematan (economy), penekanan (emphasis),dan kevariasian (variety).

Akhadiah (1988: 116) ciri-ciri kalimat efektif adalah (1) kesepadanan dan kesatuan, (2) kesejajaran bentuk, (3) penekanan, (4) kehematan dalam mempergunakan kata, dan (5) kevariasian dalam struktur kalimat.

Ciri kevariasian kalimat tidak digunakan karena pada buku teks pelajaran telah memenuhi cara memulai yang mana di awal kalimat tidak selalu diletakan subjek tetapi frase, predikat dan modal juga diletakkan di awal. Serta panjang kalimat, kalimat pasif dan aktif, kalimat langsung dan tidak langsung sudah terdapat dalam teks bacaan. Tujuan dari kevariasian untuk membuat pembaca tertarik dengan isi buku teks pelajaran tersebut.

Berikut penulis akan menjelaskan ciri-ciri kalimat efektif Akhaidah tersebut.

2.3.1 Kesepadanan dan Kesatuan

Kalimat efektif memunyai struktur yang baik, artinya kalimat harus memiliki unsur subjek dan predikat atau bisa ditambah objek, keterangan, dan unsur-unsur subjek, predikat, objek, keterangan, dan pelengkap.

(27)

10

(1) Ayah membaca koran di teras.

Kalimat di atas jelas maknanya. Hubungan antara unsur yaitu subjek (ayah) dengan predikat (membaca) dengan objek (koran) dan keterangan (di teras), merupakan kesatuan bentuk yang membentuk kesepadanan makna.

Akan menjadi lain jika kata-kata tersebut diubah susunannya menjadi: Contoh tidak efektif:

(2) Membaca koran ayah di teras. (3) Di teras ayah koran membaca. (4) Koran membaca ayah di teras.

Kalimat-kalimat di atas maknanya menjadi kabur karena fungsi kata-katanya tidak jelas. Unsur subjek, predikat beserta pelengkapnya tidak jelas sehingga kesatuan bentuk dan keutuhan tidak tercapai.

Setelah melihat bentuk kalimat yang utuh dan yang tidak utuh maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa dalam membuat sebuah kalimat hendaknya memperlihatkan kemampuan struktur bahasa dalam mendukung gagasan atau konsep yang merupakan kepaduan kalimat. Kalimat yang ditata secara cermat bertujuan agar informasi dan maksud penulis mencapai sasarannya. Untuk mencapai maksud itu perlu memperhatikan beberapa hal karena kesepadanan ini memiliki beberapa ciri.

(28)

11

sesuai kaidah dan penggabungan kalimat yang menyatakan hubungan akibat dan tujuan membuat kalimat efektif.

2.3.1.1 Subjek dan Predikat

Kalimat terdiri atas kata-kata. Kata-kata ini merupakan unsur kalimat yang secara bersama-sama membentuk struktur. Unsur kalimat menduduki fungsi tertentu. Unsur yang dimaksud adalah subjek dan predikat.

Subjek dan predikat merupakan unsur yang wajib ada dalam sebuah kalimat. Subjek dalam sebuah kalimat merupakan unsur inti atau pokok pembicaraan. Contoh:

(5) Panu adalah sejenis penyakit kulit yang cukup merisaukan. (6) Painem berangkat sekolah.

(7) Bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang paling diminati. (8) Facebook merupakan sosial media yang sedang terkenal.

Kata yang dicetak miring berfungsi sebagai subjek dan kata-kata lainnya sebagai unsur yang telah memiliki fungsi.

Contoh:

(9) Julia Perez menginginkan perdamaian dengan Dewi Persik. (10) Gizi yang baik memengaruhi pertumbuhan fisik anak.

Kata (9) Julia Perez merupakan subjek sedangkan menginginkan sebagai predikat. Kata (10) gizi yang baik berfungsi sebagai subjek sedangkan memengaruhi

(29)

12

Predikat dalam kalimat berfungsi sebagai memberitahukan apa, mengapa, atau bagaimana subjek itu (Akhadiah, 1988: 118). Sedangkan objek hanya berfungsi sebagai pelengkap predikat. Objek hanya terdapat pada kalimat yang mempunyai predikat kata kerja.

Perhatikan kalimat-kalimat berikut: Contoh tidak efektif:

(11) Kepada para penonton diharap memasuki ruangan.

(12) Pada pameran itu mengetengahkan karya-karya pelukis terkenal.

Pada kedua kalimat diatas tidak sulit dalam menentukan subjek dan predikatnya. Dalam menentukan subjek kalimat tersebut dapat dicari dengan cara apa atau siapa yang diharap yakni para penonton. Kata kepada, di dalam, dan pada tidak berfungsi sebagai subjek, maka kata-kata itu perlu dihilangkan agar subjeknya menjadi jelas. Selanjutnya dalam menentukan predikat tidaklah sulit hal ini dikarenkan predikat dinyatakan dalam bentuk kata kerja yaitu: diharap, mengetengahkan.

2.3.1.2 Kata Penghubung Intrakalimat dan Antarkalimat

(30)

13

Contoh:

(13) Proyek ini akan berhasil dengan baik, jika semua anggota bekerja sesuai petunjuk.

(14) Kami semua bekerja keras, sedangkan dia hanya bersenang-senang.

Selain konjungsi intrakalimat terdapat pula konjungsi antarkalimat, yaitu konjungsi yang menghubungkan kalimat dengan kalimat lain di dalam sebuah paragraf.

Contoh:

(15) Hutangku sampai saat ini tidak di bayarnya. Karena itu, aku tak mempercayainya lagi.

(16) Unila hendaknya menyediakan fasilitas sarana dan prasarana yang menunjang. Dengan demikian, pendidikan dapat terlaksana dengan baik.

(31)

14

2.3.1.3 Gagasan Pokok

Menyusun sebuah kalimat kita harus mengemukakan gagasan pokok kalimat di dalam kalimat tersebut. Gagasan pokok diletakan pada bagian depan kalimat. Jika penulis hendak menggabungkan dua kalimat maka penulis harus menentukan bahwa kalimat yang mengandung gagasan pokok harus menjadi induk kalimat. Contoh:

(17) Ia ditembak mati ketika masih dalam tugas militer. (18) Dalam tugas militer ia ditembak mati

Pada kalimat (17) efektif karena gagasan pokok jelas ditunjukkan dalam kalimat yaitu ia ditembak mati. Kalimat (18) efektif hanya berbeda letak gagasan pokok dengan kalimat (17). Bergantung penulis ingin meletakkan gagasan pokok di awal ataupun di akhir.

2.3.1.4 Penggabungan dengan “yang”, “dan”

(32)

15

Contoh:

(19) Masyarakat merasakan bahwa mutu pendidikan masih rendah. (20) Perbaikan mutu pendidikan adalah tugas utama perguruan tinggi.

Penggabungan yang efektif untuk kedua kalimat diatas menggunakan partikel dan sehingga kalimat itu menjadi.

(21) Masyarakat merasakan bahwa mutu pendidikan masih rendah dan perbaikannya adalah tugas utama perguruan tinggi.

Berikut contoh kalimat yang menggunakan partikel yang dalam kalimat.

(22) Prabowo kecewa dengan keputusan MK yang menetapkan hasil pilpres 2014 .

2.3.1.5 Penggabungan Menyatakan “sebab” dan “waktu”

Efektivitas kalimat perlu memerhatikan perbedaan antara hubungan sebab dan hubungan waktu. Hubungan sebab dinyatakan dengan mempergunakan kata karena, sedangkan hubungan waktu dinyatakan dengan kata ketika.

Contoh:

(23) Ketika banjir melanda bekasi, penduduk di evakuasi ke tempat yang tinggi.

(33)

16

Kalimat (23) dan (24) kedua-duanya tepat. Penggunaannya bergantung pada jalan pikiran penulis. Yang perlu diperhatikan ialah pilihan penggabungan itu harus sesuai dengan konteks kalimat.

2.3.1.6 Penggabungan Kalimat yang Menyatakan Hubungan Akibat dan Tujuan

Konjungsi akibat menjelaskan bahwa suatu peristiwa terjadi akibat suatu hal yang lain. konjungsi ini disebut juga konjungsi sebab-akibat, dimana dua hal

berkolerasi sebagai sebab atau akibat bagi salah satu unsurnya. Konjungsi yang menyatakan akibat adalah sehingga.

Konjungsi yang menyatakan tujuan, konjungsi ini semacam adverbia modalitas yang menjelaskan maksud dan tujuan suatu peristiwa atau tindakan. Contoh konjungsi yang menyatakan tujuan adalah agar.

Contoh:

(25) Semua peraturan telah ditentukan.

(26) Para mahasiswa tidak bertindak sendiri-sendiri.

Kalimat (25) dan (26) digabungkan menjadi:

(27) Semua peraturan telah ditentukan sehingga para mahasiswa tidak bertindak sendiri-sendiri.

(34)

17

Kalimat (27) dan (28) setelah digabungkan menjadi kalimat efektif. Perbedaannya terletak pada jalan pikiran penulis. Pada kalimat (27) hubungan akibat, sedangkan kalimat (28) hubungan tujuan.

2.3.2 Kesejajaran (Paralelisme)

Kesejajaran (Paralelisme) dalam kalimat ialah penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama atau konstruksi bahasa yang sama yang dipakai dalam susunan serial (Akhadiah, 1988: 122). Jika sebuah gagasan dalam sebuah kalimat dengan frase (kelompok kata) maka gagasan-gagasan lain yang sederajat harus dinyatakan dengan frase. Jika sebuah gagasan dalam sebuah kalimat dinyatakan dengan kata kerja (misalnya bentuk me – kan, di- kan) maka gagasan lainnya sederajat harus dinyatakan dengan jenis yang sama.

Contoh:

(29) Virus flu burung adalah salah satu penyakit yang berasal dari unggas yang mengerikan dan berbahaya, sebab pencegahan dan penyebarannya cepat.

Pada kalimat di atas gagasan yang sederajat ialah kata mengerikan dengan berbahaya dan kata pencegahan dengan cara penyebarannya. Oleh karena itu, kata-kata yang dipakai seharusnya sederajat. Seharusnya kalimat diatas berbunyi sebagai berikut:

(30) Virus flu burung adalah salah satu penyakit yang berasal dari unggas yang mengerikan dan membahayakan, sebab pencegahan dan

(35)

18

2.3.3 Penekanan dalam Kalimat

Sebuah kalimat hendaknya memiliki penekanan , tujuannya agar maksud penulis tersampaikan kepada pembaca. Cara pembicara dalam menekankan kalimat dengan cara memperlambat ucapan, atau meninggikan suara. Dalam penulisan juga ada cara untuk menekankan gagasan dalam kalimat. Cara ini akan dijelaskan satu per satu oleh penulis.

2.3.3.1 Posisi kata dalam Kalimat

Penekanan dalam kalimat dapat dikemukakan pada depan kalimat. Hal yang ditekankan berupa kata dalam kalimat. Posisi gagasan dalam kalimat ini yang akan kita bahasa.

Contoh:

(31) Salah satu indikator yang menunjuk tidak efisiennya Pertamina, pendapat Prof. Dr. Herman Yohanes adalah rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai Pertamina dengan produksi minyak.

(32) Rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai Pertamina dengan produksi minyak adalah salah satu indikator yang menunjukkan tidak efisiennya Pertamina. Demikian Prof. Dr. Herman Yohanes.

(36)

19

Cara menekankan kata dalam kalimat bisa dengan mengubah urutan kata tetapi juga bisa menekankan dengan mengubah bentuk kata dalam kalimat.

Pengutamaan kalimat yang mengubah urutan dan bentuk menghasilkan kalimat pasif. Sedangkan kalimat aktif adalah kalimat normal yang dianggap lebih lazim dipergunakan daripada kalimat pasif (Akhadiah, 1988: 125)

Contoh

(33) Herman mengharapkan dengan adanya fly over di Antasari lalu lintas berjalan lancar.

(34) Dengan adanya fly over di Antasari diharapkan oleh Herman lalu lintas berjalan lancar.

2.3.3.2 Urutan yang Logis

Kalimat biasanya memberikan suatu peristiwa atau kejadian agar pembaca dapat merasakannya. Peristiwa yang disusunan hendaknya memerhatikan urutannya agar tergambar dengan logis. Dengan penataan urutan maka tergambarkan suatu peristiwa atau kejadian. Urutan yang makin lama maka akan memberikan penggambaran.

Contoh:

(35) Ketidakadilan itu menyakitkan dan kejam.

(36) Jejaring sosial dimaksudkan untuk saling berkomunikasi, berbagi, memperluas pertemanan, dan mendapatkan informasi.

(37)

20

Kalimat (36) merupakan kalimat efektif hal ini ditunjukkan kata berkomunikasi, berbagi, memperluas pertemanan dan mendapatkan informasi yang

menggambarkan urutan yang logis.

2.3.3.3 Pengulangan Kata

Mengulang kata dalam kalimat bertujuan memberi penegasan pada bagian ujaran yang dianggap penting. Dengan demikian kata yang diulang menjadi lebih jelas. Contoh:

(37) Pupuk kompos dan pupuk kandang lebih baik dari pada pupuk buatan. Pada contoh kalimat diatas terdapat pengulangan kata pupuk yang dimaksudkan pada bagian kata dianggap lebih penting.

(38) Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka. Pada contoh kalimat di atas terdapat pengulangan kata saya, sehingga kata saya merupakan bagian dalam kalimat yang dianggap penting.

2.3.4 Kehematan dalam Menggunakan Kata

Kehematan dalam kalimat efektif merupakan kehematan dalam pemakaian kata, frase atau bentuk lainnya yang dianggap tidak perlu. Sebuah kata dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya sedikit. Kehematan itu menyangkut tentang

(38)

21

2.3.4.1 Pengulangan Subjek Kalimat

Pengulangan subjek dalam kalimat sering dijumpai. Pengulangan ini tidak membuat kalimat itu menjadi lebih jelas. Oleh karena itu, pengulangan bagian kalimat yang demikian tidak diperlukan.

Contoh tidak efektif:

(39) Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan pemimpin perusahaan itu.

(40) Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui mempelai memasuki ruangan.

Kalimat (39) tersebut dapat diperbaiki dengan menghilangkan akhiran –nya, dan pada kalimat (40), kata mereka dihilangkan. Kalimat tersebut menjadi seperti berikut.

Contoh efektif:

(41) Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pemimpin perusahaan itu.

(42) Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui mempelai memasuki ruangan.

2.3.4.2 Hiponimi

Hiponimi adalah ungkapan (berupa kata, tetapi dapat juga disebut frase dan

(39)

22

Contoh :

(43) Bulan Juli tahun ini, Unila mengadakan Semester Pendek (SP) di semua jurusan yang ada di FKIP.

(44) Warna hijau dan warna ungu adalah warna kesukaan ibu Karimah. Pada kalimat di atas kurang efektif maka bila diperbaiki akan menjadi:

(45) Juli tahun ini, Unila mengadakan Semester Pendek (SP) di semua jurusan yang ada di FKIP.

(46) Hijau dan ungu adalah warna kesukaan ibu Karimah.

2.3.4.3 Pemakaian Kata Depan dari dan daripada

Kita mengenal kata depan dari dan daripada, selain ke dan di. Penggunaan dari dalam bahasa Indonesia dipakai untuk menunjukkan arah (tempat), asal (asal-usul), sedangkan daripada berfungsi untuk membandingkan sesuatu benda atau hal dengan benda atau hal lainnya.

Contoh efektif :

(47) Susan berangkat dari Lampung pukul 14.00 WIB.

Kata dari tidak dipakai untuk menyatakan milik atau kepunyaan.

Kata daripada berfungsi untuk membandingkan sesuatu benda atau hal dengan benda atau hal lainnya.

Contoh:

(40)

23

Berikut ini penggunaan daripada yang tidak benar. Contoh tidak efektif:

(49) Walikota menekankan, bahwa pembangunan ini kepentingan daripada rakyat harus diutamakan.

(50) Hasil pemilu menunjukkan kubu Prabowo kalah dari Jokowi.

Kalimat (49) kata daripada tidak berfungsi membandingkan. Kalimat (50) kata dari tidak berfungsi menunjukkan arah, akan tetapi berfungsi menyatakan perbandingan. Maka kalimat (49) tidaklah salah karena penulis ingin

menunjukkan perbandingan. Seharusnya kalimat (50) menjadi sebagai berikut. (51) Walikota menekankan, bahwa pembangunan ini kepentingan rakyat yang

harus diutamakan.

2.4 Buku Teks

2.4.1 Pengertian Buku teks

(41)

24

merupakan buku standar, yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu untuk maksud-maksud dan tujuan instruksional, yang diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah dan pergurun tinggi, sehingga dapat menunjang suatu program pengajaran (Husen, 1997: 179).

2.4.2 Fungsi Buku Teks

Buku teks atau buku pelajaran merupakan sarana yan paling baik serta

memberikan pengaruh besar terhadap kesatuan nasional melalui pendirian dan pembentukan suatu kebudayaan umum.

Sarana khusus yang ada dalam suatu buku teks dapat menolong para pembaca untuk memahami isi buku. Sarana seperti skema, diagram, matriks, gambar-gambar ilustrasi berguna sekali dalam mengantar pembaca ke arah pemahaman isi buku.

Peranan buku teks Greener dan Petty adalah sebgai berikut:

1) Mencerminkan suatu sudut pandangan yang tangguh dan modern mengenai pengajaran sera mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan pengajaran yang disajikan.

2) Menyajikan suatu sumber pokok masalah yang kaya, mudah dibaca dan bervariasi, yang sesuai dengan minat dan kebutuhan para siswa, sebagai dasar bagi program-program kegiatan yang disarankan di mana

(42)

25

3) Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai keterampilan-keterampilan ekspresional yang mengemban masalah pokok dalam komunikasi.

4) Menyajikan bersama-sama dengan buku manual yang mendampingi metode-metode dan sarana-sarana pengajaran untuk memotivasi para siswa

5) Menyajikan fiksi (perasaan yang mendalam) awal yang perlu dan juga sebgai penunjang bagi latihan-latihan dan tugas-tugas praktis.

6) Menyajikan bahan/sarana evaluasi dan remedial yang serasi dan tepat guna (Greenr dan Petty, 1971: 540 dalam Tarigan, 1986: 17).

(43)

26

III. METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang artinya, semua gejala yang tampak atau diperoleh akan dicatat apa adanya berdasarkan kenyataan yang ada (Hadjar, 1999: 274). Tujuannya untuk mencatat data dan mendeskripsikan keefektifan kalimat pada teks bacaan yang terdapat dalam buku pelajaran Kreatif Berbahasa Indonesia kelas X SMK penerbit Erlangga berdasarkan ciri-ciri kalimat efektif yang telah dipaparkan pada bab II.

3.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh teks bacaan yang terdapat dalam buku pelajaran Kreatif Berbahasa Indonesia Kelas X SMK

penerbit Erlangga yang berjumlah 14 teks bacaan.

(44)

27

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi yaitu mencari dan menghimpun dokumen atau lembar- lembar teks bacaan yang terdapat dalam buku pelajaran Kreatif Berbahasa Indonesia kelas X SMK penerbit Erlangga.

3.4 Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah sebagai berikut.

1. Mengidentifikasi pemakaian kalimat efektif dan tidak efektif dari sumber data dengan menggunakan indikator ciri-ciri kalimat efektif berikut.

3.1 Indikator dan Subindikator No Indikator Subindikator

1 Kesepadanan

- kejelasan subjek dan predikat - Antar dan intra kalimat - gagasan pokok

- penghubung “yang”, “dan” - hubungan sebab dan waktu - Hubungan akibat dan tujuan 2 Kepararelan - kepararelan kata

3 Penekanan

- posisi dalam kalimat - urutan logis

- pengulangan kata

4 Kehematan

- tidak mengulang subjek - hiponim dihindarkan

- kata depan dari dan daripada

(45)

28

3. Memersentasekan keefektifan kalimat baik per aspek maupun secara menyeluruh dengan rumus sebagai berikut.

Jumlah kalimat yang efektif x 100%= ... % Jumlah penggunaan kalimat di teks bacaan

4. Mendeskripsikan keefektifandan ketidakefektifan kalimat yang terdapat dalam teks bacaan tersebut.

(46)

53

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisis data yang dikemukakan pada bab IV terdapat keefektifan dan ketidakefektifan kalimat pada buku pelajaran Kreatif Berbahasa Indonesia kelas X SMK terbitan Erlangga. Ciri keefektifan kalimat yang diteliti ada 4 yaitu,

kesepadanan, kesejajaran, penekanan dan kehematan. Dari ciri tersbut ditemukan jumlah keefektifan dan ketidakefektifan berdasarkan ciri kalimat efektif tersebut. Kefektifan ciri kesepadanan berjumlah 211 kalimat dan ketidakefektifan

berjumlah 30 kalimat yang disebabkan kurang jelasnya subjek, predikat, tidak efektifnya kata penghubung intrakalimat dan antarkalimat, kejelasan gagasan pokok, dan keefektifan penggabungan dengan kata ‘yang’, ‘dan’. Keefektifan ciri

(47)

54

Dari keseluruhan ketidakefektifan kalimat tersebut, yang paling banyak

ditemukan dalam penelitian ini ialah ketidakefektifan penekanan dalam kalimat. Ketidakefektifan ini meliputi posisi kata dalam kalimat, pengulangan kata dan urutan yang logis. Urutan yang logis tidak banyak mucul dalam kalimat hal ini dikarenakan kalimat tidak banyak memberikan peristiwa yang logis kepada

pembaca. Pada teks bacaan kalimat tidak tegas dalam menentukan penekanan kata sehingga sulit untuk menemukan gagasan dalam kalimat.

5.2 Saran

(48)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Alwi, Hasan. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Arifin, E. Zaenal dan Arman Tasai. 2000. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Cetakan IV. Jakarta: Akademika Pressindo.

Dewi, Chandra. 2004. Kefektifan Kalimat pada Tajuk Rencana Harian Umum Radar Lampung Edisi Juni 2003 (Skripsi Sarjana). Lampung: Universitas Lampung.

Hadjar. 1999. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Balai Pustaka. Husen, Akhlan. 1997. Telah Kurikulum dan Buku Teks Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.

Kosasih, Engkos, 2013.Kreatif Berbahasa Indonesia untuk SMK/MAK Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Parera, Jos Daniel. 1991. Belajar Mengemukakan Pendapat. Jakarta: Erlangga.

Putrayasa, Ida Bagus.2007. Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika). Bandung: PT. Refika Aditama.

Rishalia, Devi Surya. 2010. Keefektifan Kalimat dalam Naskah Soal Tes Standar Semester Ganjil SMKN di Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi Sarjana. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Susanto, Eko. 2010. Keefektifan Kalimat pada Teks Bacaan Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMP Kelas VII Terbitan PT. Yudhistira. Skripsi Sarjana. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Suyanto, Edi. 2011. Membina, Memelihara, dan Menggunakan Bahasa Indonesia Secara Benar. Yogyakarta: Ardana Media.

Referensi

Dokumen terkait

dengan industri skala kecil (TDI atau industri rumah tangga/pengrajin) bukan pemilik ETPIK yang telah memiliki S-LK atau DKP.. Prinsip

Pada pengujian output ini alat dipasang pada miniatur rumah kemudian diuji dengan menggunakan aplikasi Pengendali Lampu Rumah yang telah diinstal pada

Sungai Lau Pei Pei merupakan salah satu keunikan sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan ekowisata di Desa Buluh Awar, sesuai dengan pernyataan (fandeli, 2000),

Karakteristik Penderita Kanker Leher Rahim Yang Dirawat Inap. Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

[r]

PENGARUH TEKNIK SCRAMBLE TERHADAP KEMAMPUAN MENENTUKAN IDE POKOK DAN MEMPARAFRASE DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Berdasarkan pembahasan, ternyata faktor-faktor tersebut tidak mempengaruhi secara nyata, hal ini disebabkan karena faktor pribadi dari tenaga penjual lebih besar pengaruhnya

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi di MTs Al-Ihsan Babakan Manjeti Kecamatan