• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU DAN KETERSEDIAAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR PENJASORKES PADA SISWA KELAS VIII DI MTs NEGERI 1 KOTABUMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU DAN KETERSEDIAAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR PENJASORKES PADA SISWA KELAS VIII DI MTs NEGERI 1 KOTABUMI"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU DAN KETERSEDIAAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP

HASIL BELAJAR PENJASORKES PADA SISWA KELAS VIII DI MTs NEGERI 1 KOTABUMI

Oleh Revi Firnando

Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah ada atau tidaknya pengaruh persepsi siswa mengenai metode mengajar (X1) dan ketersediaan sarana belajar (X2) terhadap hasil belajar Penjasorkes (Y) siswa kelas VIII MTs Negeri 1 Kotabumi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar dan ketersediaan sarana belajar di sekolah terhadap hasil belajar Penjasorkes pada siswa kelas VIII MTs Negeri 1 Kotabumi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif verifikatif dengan pendekatan survey. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII di MTs Negeri 1 Kotabumi sebanyak 5 kelas dengan jumlah siswa keseluruhan 189 siswa. Dengan menggunakan rumus Slovin dengan probality sampling didapat sampel yang berjumlah 128 siswa. Untuk menguji hipotesis pertama dan kedua digunakan regresi linier sederhana sedangkan hipotesis ketiga menggunakan regresi multiple. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa: (1) Ada pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap hasil belajar Penjasorkes siswa kelas VIII di MTs Negeri 1 Kotabumi. (2) Ada pengaruh ketersediaan sarana belajar di sekolah terhadap hasiil belajar Penjasorkes siswa kelas VIII di MTs Negeri 1 Kotabumi. (3) Ada pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan ketersediaan sarana belajar di sekolah terhadap hasil belajar Penjasorkes siswa kelas VIII di MTs Negeri 1 Kotabumi.

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Gisting Tanggamus tanggal 24 April 1990, yang merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Hendrik dan Ibu Agustina

Pendidikan formal yang pernah diselesaikan oleh penulis adalah :

1. TK Al-Ikhlas Lampung Barat selesai pada tahun 1997. 2. SD N 1 Cigabus, Serang Banten selesai pada tahun 2002

3. MTs Nurul Iman Sekincau, Lampung Barat selesai pada tahun 2005 4. SMA Negeri 1 Sekincau Lampung Barat selesai pada tahun 2008.

Pada tahun 2010, penulis diterima sebagai mahasiswa baru di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi Penjaskesrek melalui jalur UMLPTN.

(7)

MOTO

Bila seseorang telah meninggal dunia maka terputuslah

untuknya pahala segala amal kecuali dari tiga hal yang

tetap kekal yaitu shadaqah jariah, ilmu yang bermanfaat

dan doa anak yang sholeh ( HR. Imam Bukhari &

Muslim)

Langkah menuju kebesaran adalah dengan bersedia

melakukan hal-hal yang kecil (Mario Teguh)

Hidup berawal dari mimpi....(Andrea Hirata)

Dan Sungguh, Al-

Qur’an Itu Kebenaran Yang

(8)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas segala

limpahan rahmat dan karunia-Nya, Ku persembahkan karya kecilku ini

kepada:

Kedua Orang Tuaku, Ayah dan Ibu yang sangat menyayangiku, mendoakan

keberhasilanku dan memberikan segalanya yang terbaik untuk ku.

Adik ku tersayang Dhea Aprintina dan Cahaya Nur Hidayah ku tercinta

yang selalu memberikan rasa rindu, tawa dan canda disetiap saat bertemu.

Kekasih ku tercinta Wahyuni Kurniawati yang selalu memberikan semangat

dan dukungan untuk keberhasilanku.

Keluarga besar Hendrik yang selalu mendoakan keberhasilanku

Para pendidik yang selalu membimbing dan memberikan ilmu yang

bermanfaat pada ku

Seluruh sahabatku di Penjaskesrek angkatan 2010

(9)

SANWACANA

Segala Puji dan syukur Penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang. Berkat rahmat dan karunianya, akhirnya saya dapat menyelesaikan skripsi untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru Dan Ketersediaan Sarana Belajar Di Sekolah Terhadap Hasil Belajar Penjasorkes Pada Siswa Kelas VIII Di MTs Negeri 1 Kotabumi”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, Saya menyampaikan terima kasih secara tulus kepada:

1. Bapak Dr.Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univesitas Lampung;

2. Bapak Dr.M.Thoha.B.S.Jaya,M.S. selaku Pembantu Dekan I FKIP Universitas Lampung;

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si. selaku Pembantu Dekan II FKIP Universitas Lampung;

(10)

5. Bapak Drs. Bahruddin Risyak, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu

Pendidikan FKIP Universitas Lampung dan sekaligus sebagai Penguji yang telah membantu dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terima kasih untuk semua kebaikan dan nasehat yang telah diberikan; 6. Ibu Dr.Riswanti Rini, M.Si. Selaku Skertaris Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dan sekaligus sebagai Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;

7. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. Selaku Ketua Program Studi Penjaskesrek Ilmu Jurusan Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung sekaligus sebagai Pembimbing Akademik dan Pembimbing II atas kesabaran, arahan, masukan, serta penuh ketelitian dalam membimbing penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi dengan baik;

8. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Penjaskesrek Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan ilmunya kepada penulis;

9. Ibu Dra.Enna Maliana,M.Pd.I, selaku Kepala MTs Negeri 1 Kotabumi, Bapak Irawan, S.Pd , selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum beserta segenap dewan guru yang telah banyak membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian.

(11)

11.Adikku tercinta: Dhea Aprintina dan Cahaya Nur Hidayah yang sangat ku sayangi. Terima kasih untuk dukungan, kebersamaan, dan selalu menjadi penyemangat dalam hidupku;

12.Keluarga besarku yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas doa, dukungan dan kasih sayangnya;

13.Kekasih ku Wahyuni Kurniawati yang aku cintai. Terima kasih atas semua kasih sayang yang engkau berikan kepadaku kamu adalah motivasi dalam hidupku.

14.Sahabat-sahabat terbaikku: Yono, Ferli, Riadi, Burhan, Rudi, Abdul, Tono. Tiada ikatan yang terindah selain ikatan yang kita rangkai bersama;

15.Sahabat-sahabat Kost Terbaikku: Donny Pramaladi, Nasiruddin, Sahidun Katam, Wira, Pajar. Terima kasih atas kebersamaan selama di tempat kosan Mitra Kencana is the best;

16.Teman-teman seperjuangan (angkatan 2010) Terima kasih atas persahabatan dan kebersamaan yang terjalin selama ini;

Penulis berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa membalas semua kebaikan yang telah diberikan dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan, amien.

Bandar Lampung, Juni 2014 Penulis,

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIPRAN ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... ... 1

B. Identifikasi Masalah ... ... 7

C. Pembatasan Masalah ... ... 8

D. Rumusan Masalah ... ... 8

E. Tujuan Penelitian ... ... 8

F. Kegunaan Penelitian ... ... 9

G. Ruang Lingkup Penelitian ... ... 10

II.DESKRIPTIF TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Deskriptif Teoritis ... ... 11

1. Hasil Belajar ... ... 11

2. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan ... ... 14

3. Persepsi ... ... 17

4. Metode Mengajar Guru Penjasorkes ... ... 19

5. Ketersediaan Sarana Belajar di Sekolah ... ... 23

B. Kerangka Pikir ... ... 25

C. Hipotesis ... ... 27

III. METODELOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... ... 28

B. Populasi dan sampel ... ... 28

1. Populasi ... ... 28

2. Sampel ... ... 29

3. Tehnik Pengambilan Sampel ... ... 30

C. Variabel Penelitian ... ... 31

D. Definisi Operasional Variabel ... ... 32

E. Teknik Pengumpulan data ... ... 34

1. Observasi ... ... 34

2. Angket... ... 35

3. Dokumentasi ... ... 35

4. Wawancara ... ... 35

(13)

1. Uji Validitas ... ... 35

2. Uji Reliabilitas ... ... 36

G. Teknik analisis data Untuk Statistik Parametik ... ... 37

1. Uji Normalitas ... ... 37

2. Uji Homogenitas ... ... 37

3. Uji Kelinieran Regresi ... ... 39

I. Pengujian Hipotesis ... ... 41

1. Regresi Linier Sederhana ... ... 41

2. Regresi Linier Multiple ... ... 42

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... . ... 44

1. Sejarah Berdirinya SMA Utama 2 Bandar Lampung ... ... 44

2. Visi dan Misi MTs Negeri 1 Kotabumi ... ... 46

2.1 Visi MTs Negeri 1 Kotabumi ... ... 46

2.2 Misi MTs Negeri 1 Kotabumi ... ... 46

3. Situasi dan Kondisi Sekolah ... ... 47

3.1 Sarana dan Prasarana Sekolah ... ... 47

3.2 Jumlah Guru ... ... 50

B. Deskripsi Penelitian ... ... 50

1. Data Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru (X1) ... ... 51

2. Data Ketersediaan Sarana Belajar Di Sekolah (X2) ... ... 52

3. Data Hasil Belajar (Y) ... ... 54

C. Uji Persyaratan Analisa Data ... ... 57

1. Uji Normalitas Sampel ... ... 57

2. Uji Homogenitas Sampel ... ... 59

3. Uji Kelinearan Garis Regresi ... ... 60

3.1 Kelinearan X1 terhadap Y... ... 60

3.2 Kelinieran X2 terhadap Y ... ... 61

D. Pengujian Hipotesis ... ... 62

1. Pengujian Hipotesis Secara Parsial atau Sendiri-sendiri ... ... 62

1.1 Hipotesis Pertama ... ... 62

1.2 Hipotesis Kedua ... ... 64

2. Pengujian Hipotesis Secara Stimultan atau Serentak... ... 67

E. Pembahasan ... ... 70

1. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Penjasorkes ... ... 70

2. Pengaruh Ketersediaan Sarana Belajar Di Sekolah Terhadap Hasil Belajar ... ... 72

(14)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... ... 76

B. Saran ... ... 77

DAFTAR PUSTAKA... 79

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1. Nilai Hasil Belajar Mid Semester Mata Pelajaran Penjasorkes

siswa MTs Negeri 1 Kotabumi kelas VIII ... 3

3.1. Jumlah Seluruh Siswa Kelas VIII MTs Negeri 1 Kotabumi ... 29

3.2. Perhitungan Jumlah Sampel Untuk Masing-Masing Kelas ... 30

3.3. Indikator Masing-Masing Variable dan Sub Indikatornya ... 34

3.4. Tabel Analisis varians Anova... 40

4.1. Rungan/Gedung ... 48

4.2. Sarana Olahraga ... 49

4.3. Prasarana Penunjang ... 49

4.4. Jumlah Guru MTs Negeri Kotabumi ... 50

4.5. Distribusi Frekuensi persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru (X1) ... 52

4.6. Katagori Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru (X1) ... 52

4.7. Distribusi Frekuensi Ketersediaan Sarana Belajar di Sekolah (X2) .... 53

4.8. Kategori Ketersediaan Sarana Belajar di Sekolah (X2) ... 53

4.9. Distribusi Frekensi Hasil Belajar Siswa (Y) ... 54

4.10. Kategori Hasil Belajar Siswa (Y) ... 55

4.11. Hasil Uji Validitas Pada Angket (X1) ... 56

4.12. Hasil Uji Validitas Pada Angket (X2)... ... 57

4.13. Hasil Pengujian Normalitas ... 58

4.14. Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas ... 59

4.15. Hasil Pengujian Homogenitas ... 59

4.16. Hasil Uji Kelinieran X1 ... 60

4.17. Hasil Uji Kelinieran X2 ... 61

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampian Halaman

1. Angket Penelitian ... 82

2. Kisi-Kisi Angket Penelitian ... 85

3. Uji Normalitas, Uji Homogenitas, dan Anova ... 86

4. Data Metode Mengajar Guru (X1) ... 87

5. Data Sarana Di Sekolah (X2) ... 91

6. Data Penelitian Hasil Belajar (Y) ... 95

7. Data Validitas Uji Coba Angket ... 99

8. Regresi X1 Terhadap Y ... 102

9. Regresi X2 Terhadap Y ... 112

10.Regresi X1 dan X2 Terhadap Y ... 122

(18)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peran penting di era globalisasi ini, yakni bagaimana

suatu bangsa dapat bersaing di kancah internasional. Hal ini berkaitan dengan

sumber daya manusia yang berkualitas guna membangun bangsa yang

maju.Pendidikan secara umum merupakan proses pengubahan sikap dan tata

laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia

melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Permasalahan pendidikan di Indonesia begitu kompleks padahal pendidikan begitu penting dalam menyiapkan manusia untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas kehidupan sebagai bangsa yang bermartabat.Tantangan yang begitu berat dihadapi pada semua bidang. Salah satunya terlihat dari berbagai jenis laporan-laporan dalam pendidikan seperti hasil belajar peserta didik yang relatif masih rendah.

(19)

2

melengkapi sarana belajar, meningkatkan ketersediaan fasilitas belajar sebagai penunjang proses belajar mengajar, perbaikan kurikulum dan peningkatan kualitas pendidik selaku fasilitator dalam proses pembelajaran.

Salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum KTSP adalah

pendidikan jasmani. Menurut Muhajir (2007: 5). Pendidikan jasmani adalah

suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk

meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

pengetahuan dan perilaku hidup sehat, sikap sportif, dan kecerdasan emosi.

(20)

3

penyelenggaraan pendidikan. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilaksanakan di MTs Negeri 1 Kotabumi diketahui hasil belajar siswa sebagai berikut:

Tabel 1.1. Hasil Belajar Mid Semester Mata Pelajaran Penjasorkes siswa MTs Negeri 1 Kotabumi kelas VIII 2013/2014

No. Kelas Nilai <75 Nilai >75 Jumlah Siswa

1 VIII A 22 18 40

2 VIII B 23 15 38

3 VIII C 20 17 37

4 VIII D 21 16 37

5 VIII E 22 15 37

Jumlah

Siswa 108 81 189

Persentasi (%) 57.1 42.9 100

Sumber guru mata pelajaran Penjasorkes MTs Negeri 1 Kotabumi

(21)

4

(22)

5

Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran Penjasorkes di MTs Negeri 1 Kotabumi saat ini metode yang lebih dominan digunakan oleh sebagian guru adalah metode komando. Hal ini menyebabkan siswa kurang dilibatkan dalam proses belajar mengajar, siswa hanya menerima materi tanpa ada interaksi yang baik dan aktif antara guru dan murid. Penggunaan metode mengajar yang kurang bervariasi yang hanya menugutamakan komando saja. Kurangnya metode demonstrasi dan metode Penjas lain yang diajarkan kepada siswa sehingga siswa kurang memahami materi maupun praktek yang disampaikan menyebabkan siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Masih banyak siswa yang tidak memperhatikan guru dalam menyampaikan materi.

Guru dalam menyampaikan materi perlu memilih metode mana yang sesuai keadaan siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan dan dengan metode yang bervariasi dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa (Slameto, 2003: 96). Pemilihan metode yang dipakai oleh guru bukanlah metode yang asal pakai, tetapi harus memperhatikan metode yang akan digunakan dan yang telah terpilih dari proses penyeleksian metode yang tepat dan cocok untuk diterapkan dalam proses pembelajaran yang akan berlangsung baik di kelas maupun di lapangan. Hal ini dikarenakan dari setiap metode tersebut tentu memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.

(23)

6

dalamnya. Hal ini mutlak diperlukan di sebuah lembaga pendidikan karena pendidikan tidak mungkin terlaksana dengan baik bila tenaga pengajar dan peserta didik tidak ditunjang sarana belajar yang memadai. Tersedianya sarana belajar yang lengkap diharapkan dapat membantu meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar. Semakin lengkap sarana belajar yang ada, maka siswa akan termotivasi untuk belajar. Karena kegitan belajar mengajar memerlukan peralatan olahraga yang baik, serta perlengkapan belajar mengajar Penjasorkes. Semakin lengkap sarana belajar yang dimiliki sekolah, memungkinkan siswa dapat belajar sehingga kegiatan belajar disekolah berjalan dengan lancar. Hal ini sangat berpengaruh besar terhadap hasil belajar siswa karena pembelajaran di lapangan dan di kelas menjadi lebih efektif.

(24)

7

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru dan Ketersediaan Sarana Belajar Di Sekolah Terhadap Hasil Belajar Penjasorkes Siswa Kelas VIII di MTs Negeri 1 Kotabumi”

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang dapat diidentifikasikan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Metode yang digunakan guru MTs Negeri 1 Kotabumi dalam proses pembelajaran kurang bervariasi. Sehingga membuat siswa merasa bosan dan jenuh mengikuti proses pembelajaran.

2. Guru Penjas di MTs Negeri 1 Kotabumi masih menggunakan metode komando dan kurangnya variasi metode dalam pembelajaran sehingga banyak siswa yang tidak memperhatikan guru dalam menyampaikan materi.

3. Penggunaan sarana olahraga di MTs Negeri 1 Kotabumi masih kurang optimal, sehingga dapat menghambat kegiatan belajar mengajar.

(25)

8

C.Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini akan dibatasi pada aspek persepsi siswa tentang metode mengajar guru, ketersediaan sarana belajar di sekolah yang digunakan oleh siswa kelas VIII, dan hasil belajar Penjasorkes siswa kelas VIII dalam silabus dan RPP semester ganjil.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1.Apakah terdapat pengaruh persepsi siswa mengenai metode mengajar terhadap hasil belajar Penjasorkes siswa kelas VIII MTs Negeri 1 Kotabumi?

2.Apakah terdapat pengaruh ketersediaan sarana belajar di sekolah terhadap hasil belajar Penjasorkes siswa kelas VIII MTs Negeri 1 Kotabumi? 3.Apakah terdapat pengaruh persepsi siswa mengenai metode mengajar dan

ketersediaan sarana belajar secara bersama-sama di sekolah terhadap hasil belajar Penjasorkes siswa kelas VIII MTs Negeri 1 Kotabumi?

E.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan:

(26)

9

2. Untuk mengetahui pengaruh ketersediaan sarana belajar di sekolah terhadap hasil belajar Penjasorkes siswa kelas VIII MTs Negeri 1 Kotabumi.

3. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa mengenai metode

mengajardan ketersediaan sarana belajar secara bersama-sama di sekolah terhadap hasil belajar Penjasorkes siswa kelas VIII MTs Negeri 1

Kotabumi.

F. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

1. Kegunaan Teoritis

a. Sumbangan pemikiran bagi guru dan calon guru dalam menghadapi siswa dalam kegiatan pembelajaran khususnya mata pelajaran penjasorkes sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan.

b. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai masalah yang diteliti.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi siswa agar dapat terlibat atau berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

b. Sumbangan kepada pihak sekolah agar memberikan sarana belajar yang memadai bagi siswa dalam proses pembelajaran.

(27)

10

d. Memberikan informasi dan masukan bagi para peneliti berikutnya yang ingin melakukan penelitian di bidang ini.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup yang dikaji dalam penelitian ini adalah : 1. Objek Penelitian

Ruang lingkup objek penelitian ini adalah persepsi siswa tentang metode mengajar gurudan ketersediaan sarana belajar di sekolah terhadap hasil belajar penjasorkes.

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Negeri 1 Kotabumi. 3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah di MTs Negeri 1 Kotabumi. 4. Waktu Penelitian

(28)

II. DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis 1. Hasil Belajar

Setiap siswa yang melakukan kegiatan belajar akan selalu ingin mendapatkan dan mengetahui hasil belajarnya, untuk dapat mengetahui hasil dari proses belajar tersebut, dapat dilakukan dengan cara menyelenggarakan evaluasi kepada siswa. Sehingga guru dapat memberikan penilaian terhadap hasil belajar yang telah dilakukan oleh siswa.

Belajar merupakan tindakan dan prilaku siswa yang kompleks sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Menurut Sanjaya (2007:4) belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Sedangkan menurut Slameto, (2003:3)belajar merupakan suatu proses usaha seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungan”.

(29)

12

“hasil belajar merupakan suatu nilai yang memperlihatkan hasil belajar yang dicapai menurut kemampuan anak dalam mengerjakan sesuatu pada

saat itu”.

Hasil belajar dipengaruhi oleh masukan yang diterima oleh siswa (input) serta proses yang terjadi dalam diri siswa. Sedangkan menurut Suryobroto, ( 2002: 77) hasil belajar juga merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar.

Menurut Sardiman, (2004: 47) hasil belajar adalah terjadinya perubahan dari hasil masukan pribadi berupa motivasi dan harapan untuk berhasil dan masukan dari lingkungan berupa rancangan dan pengelolaan motivasional tidak berpengaruh terdadap besarnya usaha yang dicurahkan oleh siswa untuk mencapai tujuan belajar.

Seseorang dapat dikatakan telah belajar sesuatu apabila dalam dirinya telah terjadi suatu perubahan, akan tetapi tidak semua perubahan yang terjadi. Jadi hasil belajar merupakan pencapaian tujuan belajar dan hasil belajar sebagai produk dari proses belajar, maka didapat hasil belajar.

MenurutDepdiknas, (2004: 2) penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan mid semester, ulangan akhir semester dan peserta didik harus mendapatkan nilai yang sama atau lebih besar dari nilai batas ambang kompetensi yang dirumuskan oleh BSNP, pada mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani olahraga dan kesehatan.

(30)

13

dan tindak mengajar. Bagi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Bagi siswa, hasil belajar merupakan puncak proses belajar". Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan tingkah laku yang relatif menetap.

Menurut Sardiman, (2004;102) hasil belajar (achievement) merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajat oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berfikir maupun keterampilan motorik. Hampir sebagian terbesar dari kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan oleh seseorang merupakan hasil belajar. Di sekolah hasil belajar dapat di lihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang ditempuhnya.

Menurut Slameto (2003: 58) hasil belajar dibagi menjadi 3 yaitu;

1. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

2. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

3. Ranah Psikomotor

Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati).

(31)

14

setelah mengikuti pembelajaran selama kurun waktu tertentu. Hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil praktik dalam mid semester.

2. Pendidikan Jasmani olahraga dan kesehatan (Penjasorkes)

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan sebuah kegiatan pendidikan yang bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui aktivitas fisik, tetapi juga mencakup aspek emosional, sosial, intelektual, dan moralserta dapat menerapkan pola hidup sehat. Di samping itu juga pendidikan jasmani harus diutamakan karena mempunyai tujuan yang penting dalam upaya meningkatkan pertumbuhan dan mengembangkan jasmani peserta didik.Siedentop (1991: 44), seorang pakar pendidikan jasmani dari Amerika Serikat, mengatakan bahwa dewasa ini pendidikan jasmani dapat

diterima secara luas sebagai model “pendidikan melalui aktivitas jasmani”,

yang berkembang sebagai akibat dari merebaknya telaahan pendidikan gerak pada akhir abad ke-20 ini dan menekankan pada kebugaran jasmani, penguasaan keterampilan, pengetahuan, dan perkembangan sosial. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa: "pendidikan jasmani adalah pendidikan dari, tentang, dan melalui aktivitas jasmani". Lutan dan Agung (2000: 55), mengungkapkan bahwa “Pendidikan Jasmani merupakan serangkaian materi pelajaran yang memberikan kontribusi nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam upaya meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani peserta didik.

(32)

15

pelaksanaan misi pendidikan melalui aktivitas jasmani dan pembiasaan perilaku hidup sehat sehari-hari. Tujuan yang ingin dicapai dalam mata pelajaran ini adalah membantu peserta didik untuk kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan penanaman sikap positif serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktivitas jasmani.

Aktivitas Pendidikan Jasmani merupakan gejala yang kompleks. Artinya kegiatan Pendidikan Jasmani mencakup aspek biologis, sosiologis, dan budaya. Berdasarkan aspek biologis hakikatnya adalah pola gerak fisik manusia yang terwujud dalam struktur jasmani yang perlu dipahami sebagai pola perilaku manusia. Aspek sosiologis dan budaya seorang pelatih atau guru dituntut memahami lingkungan belajar yang baik untuk mencapai tujuan pembelajaran Pendidikan Jasmani.

Menurut Kurikulum KTSP SMP/MTs (2006) Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dansistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan pembentukan watak, serta kepribadian yang harmonis dalam rangka pembentukan manusia Indonesia berkualitas berdasarkan Pancasila.

(33)

16

akan gerak, menyalurkan energi yang berlebihan agar tidak mengganggu keseimbangan perilaku dan mental anak, menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna dan merangsang perkembangan yang bersifat menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial dan moral.

Adapun tujuan Penjasorkesdalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pendidikan Jasmani tahun 2006 dijelaskan bahwa mata pelajaran Pendidikan Jasmani bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

a. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya

pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih. b. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang baik. c. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.

d. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam Pendidikan Jasmani.

e. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis.

f. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

g. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi mencapai pertumbuhan fisik sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pendidikan Jasmani tahun 2006 bahwa fungsi Pendidikan Jasmani adalah sebagai berikut : a. Aspek Neuromuskuler

1. Meningkatkan keharmonisan antara fungsi saraf dan otot. 2. Mengembangkan keterampilan lokomotor, seperti; berjalan, berlari,

melompat, meloncat, meluncur, melangkah, mendorong, bergulir, dan menarik.

b. Aspek Perseptual

1. Mengembangkan kemampuan menerima dan membedakan isyarat. 2. Mengembangkan keseimbangan tubuh (statis maupun dinamis), yaitu;

(34)

17

c. Aspek Kognitif

1. Mengembangkan kemampuan menggali, memahami, menemukan sesuatu memperoleh pengetahuan dan membuat keputusan.

2. Meningkatkan pengetahuan peraturan permainan, keselamatan, dan juga etika.

3. Persepsi

Istilah persepsi adalah suatu proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian, pendapat, merasakan dan menginterpretasikan sesuatu berdasarkan informasi yang ditampilkan orang lain. Secara umum pengertian persepsi adalah pandangan atau pengamatan seseorang terhadap objek tertentu. Ini berarti persepsi merupakan kesan yang bersifat objektif dari seseorang mengenai suatu objek tertentu baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif.

Menurut Walgito (2003:53) persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami setiap orang ketika berusaha memahami informasi yang diterimanya. Slameto (2008: 102) menyatakan bahwa “Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia”. Melalui persepsi manusia terus-menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya.Hubungan ini dilakukan lewat inderanya,

yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa, dan pencium”.

(35)

18

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa yang diperoleh seseorang dan ditangkap oleh pancaindera, kemudian dari hasil interprestasinya itu muncul tindakan-tindakan yang menunjang kearah penilaian, pandangan atau pendapat. Proses belajar, cara berfikir, minat atau potensi dapat berkembang dengan baik jika seseorang memiliki suatu pandangan, penilaian yang memadai. Menurut Walgito (2003: 53) “persepsi merupakan proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses stimulus oleh indidvidu melalui alat indera atau disebut

juga proses sensorik”. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persepsi itu sendiri sebagaimana dijelaskanDalyono, (2003: 227)Persepsi merupakan kemampuan individu untuk mengamati atau mengenal perangsang sesuatu sehingga berkesan menjadi pemahaman, pengetahuan, sikap dan anggapan.

(36)

19

juga dengan persepsi yang negatif tentang metode mengajar guru yang diduga akan berpengaruh negatif terhadap hasil belajar siswa.

4. Metode Mengajar Guru Penjasorkes

Tercapainya tujuan proses mengajar dan belajar yang baik dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran memerlukan usaha terciptanya interaksi yang baik pula antara guru (pendidik) dan peserta didik (siswa) yang belajar. Guru dalam proses pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting. Bagaimanapun hebatnya kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Peran guru sebagai sumber belajar merupakan peran yang sangat penting. Peran sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi pelajaran dan cara menyampaikannya kepada para siswa. Melihat begitu pentingnya peran guru, maka memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang efektif adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses pembelajaran akan berjalan menyenangkan dan tidak membosankan bagi para siswa. Hal ini tentu bertujuan demi tercapainya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Metode mengajar yang dipakai oleh guru dalam setiap pertemuan bukanlah metode yang asal pakai, melainkan telah melalui pemilihan metode yang sesuai dengan keadaan dan kondisi kelas dan di lapangan.

(37)

20

bersifat lebih implementatif. Menurut Sanjaya, (2007: 145) metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Ini berarti metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran. Menurut Slameto, (2003: 96) seorang guru dalam menyampaikan materi perlu memilih metode mana yang sesuai dengan keadaan kelas atau siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan. Dengan variasi metode dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa. Menurut Nawawi dalam Suryosubroto (2002: 33), metode mengajar adalah kesatuan langkah kerja yang dikembangkan oleh guru berdasarkan pertimbangan rasional tertentu, masing-masing jenisnya bercorak khas dan semuanya berguna untuk mencapai tujuan pengajaran. Sedangkan menurut Mukholid (2008: 24) metode mengajar adalah cara mengajar atau cara menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang kita ajar.

Kedudukan metode dalam kegiatan belajar mengajar antara lain:

1) Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik

(38)

21

dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar.Tidak ada satupun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode pembelajaran.Ini berarti guru harus memahami benar kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya rangsangan dari luar.Karena itu metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan motivasi belajar seseorang.

2) Metode sebagai strategi pengajaran

Menurut Roestiyah guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. Metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Menurut Uno ( 2007: 56) ada tiga prinsip yang perlu diperhatikan dalam upaya menetapkan metode pembelajaran, yaitu:

1) Tidak ada satupun metode pembelajaran yang unggul untuk semua tujuan dalam semua kondisi

2) Metode pembelajaran yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda dan konsisten pada hasil pembelajaran

3) Kondisi pembelajaran bisa memiliki pengaruh yang konsisten pada hasil pengajaran.

(39)

22

yakni:

1. Metode Komando (Comand Style)

Gaya komando atau gaya perintah ini, semua keputusan diambil oleh guru.

2. Metode Latihan (Practice Style)

Dalam gaya latihan ini ada beberapa keputusan selama pertemuan berlangsung yang dipindahkan dari guru ke siswa sehingga memberi peranan dan perangkat tanggung jawab baru kepada siswa.

3. Metode Resiprokal (Reciprocal Style)

Dalam metode resiprokal, tanggung jawab memberikan umpan balik bergeser dari guru ke teman sebaya.

4. Metode Periksa Diri (Self Check Style)

Metode periksa diri lebih banyak keputusan yang digeser ke siswa. Kepada siswa sekarang diberikan keputusan sesudah pertemuan untuk menilai penampilannya.

5. Metode Inklusi (Inclusion Style)

Metode mengajar inklusi memperkenalkan beberapa tingkat tugas, metode inklusi memberikan tugas yang berbeda-beda tingkatannya.Dalam metode ini siswa didorong untuk menentukan tingkat penampilannya.

6. Metode Penemuan Terpimpin (Konvergen Style)

Metode inklusi (cakupan) merupakan gaya yang terakhir dari

kelompok metode yang memusatkan perhatian pada

pengembangan ketrampilan fisik siswa.

7. Metode Divergen (Divergen Style)

Metode mengajar divergen merupakan suatu bentuk pemecahan masalah. Dalam metode ini siswa memperoleh kesempatan untuk mengambil keputusan mengenai suatu tugas yang khusus di dalam pokok bahasan

(40)

23

berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai. Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode mengajar, serta dipraktekkan pada saat mengajar.

5. Ketersediaan Sarana Belajar di Sekolah

Ketersediaan sarana belajar merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Agar proses belajar dapat berjalan dengan lancar maka diperlukan sarana yang menunjang sehingga hasil belajar yang didapat akan maksimal. Sarana belajar adalah segala sesuatu yang dapat menunjang kelancaran belajar siswa dalam proses belajar mengajar agar tercapai tujuan pembelajaran dengan lancar, efektif dan efisien.

Mahendra (2001: 4) menyatakan bahwa sarana Penjas ataualat pendidikan jasmani adalah “segala sesuatu yang diperlukan dalampembelajaran pendidikan jasmani, mudah dipindahkan bahkan dibawaoleh pelakunya atau siswa.Lebih luas lagi sarana dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu usaha yang dapat berupa benda-benda, peralatan, dan perlengkapan.Hal ini sesuai dengan pendapat Menurut Soepartono (2000: 6), sarana pendidikan

jasmani merupakan terjemahan dari “Facilitie”, sesuatu yang dapat

digunakan dan dimanfaatkan dalam pelaksanaan kegiatan olahraga atau pendidikan jasmani.

(41)

24

danmemungkinkanpelaksanaan program kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani.Ketersediaan sarana belajar akan memudahkan siswa dalam melakukan aktivitas belajar sehingga siswa lebih semangat dalam belajar. Antara sekian banyak penyebab keberhasilan dalam belajar adalah ketersediaan sarana belajar disekolah harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan memperhatikan kriteria pemilihan sarana tersebut.Sarana adalah segala sesuatu yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan olahraga kurangnya sarana yang ada menyebabkan kegiatan pembelajaran kurang optimal sehingga kurang tercapainya hasil belajar yang baik. Menurut Suryobroto (2004: 5) pembelajaran yang baik, didukung oleh beberapa faktor salah satunya ketersediaan sarana akan menyebabkanpembelajaran menjadi lebih optimal.

Ketersediaan sarana belajar di sekolah yang memadai dan pemanfaatan yang baik, siswa akan menerima pesan yang disampaikan oleh guru, hal ini akan membuat siswa akan terus semangat untuk belajar tanpa merasa bosan dan jenuh. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2003: 28) yang mengungkapkan syarat keberhasilan belajar adalah:

1. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan baik.

2. Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa.

(42)

25

ganjil sarana yang digunakan antara lain adalah bola kaki, bola basket, bola volly, raket, pemukul, tongkat, raket tenis meja, shuttle cock, ring basket, net, bad. Sarana atau alat sangat penting dalam memberikan motivasi peserta didik untuk selalubergerak aktif, sehingga tujuan aktivitas pembelajaran pendidikan jasmani dapat tercapai dengan baik. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan. Sarana pendidikan jasmani adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dan bersifat mudah dipinda-pindahkan. B.Kerangka Pikir

(43)

26

Faktor lain yang dapat mempengaruhi belajar diantaranya ialah ketersediaan sarana belajar disekolah. Sarana belajar yang lengkap dapat memudahkan siswa dalam melakukan aktivitas belajar, sehingga dapat memberi semangat siswa dalam belajar. Keberadaan ketersediaan sarana belajar di sekolah juga mutlak diperlukan di sebuah lembaga pendidikan karena pendidikan tidak mungkin terlaksana dengan baik bila tenaga pengajar dan peserta didik tidak ditunjang oleh ketersediaan sarana belajar yang memadai. Belajar tidak dapat dilakukan tanpa adanya sarana belajar yang cukup, sarana belajar yang lengkap dapat menunjang keberhasilan siswa dalam mencapai hasil belajar yang tinggi. Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah resiprokal, komando, inklusif. Sarana yang digunakan dalam penelitian ini adalah bola kaki, bola basket, bola volly, raket, pemukul, tongkat, raket tenis meja, shuttle cock, ring basket, net, bad.

[image:43.595.157.501.545.676.2]

Untuk memberi gambaran yang jelas dalam penelitian ini, penulis menggunakan skema yang digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Paradigma teoritis pengaruh peubah bebas X1,X2 terhadap Y Persepsi siswa tentang

metode mengajar guru (X1)

Ketersediaan sarana belajar disekolah (X2)

Hasil belajar Penjasorkes (Y)

r

yx1

R

yx1x2
(44)

27

C. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Terdapat pengaruh persepsi siswa yang signifikan antara metode

mengajar guru terhadap hasil belajar Penjasorkes siswa kelas VIII MTs Negeri 1 Kotabumi.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara ketersediaan sarana belajar disekolah terhadap hasil belaja Penjasorkes siswa kelas VIII MTs Negeri 1 Kotabumi.

(45)

III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan survey. Sugiyono (2010:7) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk dapat menerangkan dan memprediksi terhadap suatu gejala yang berlaku atas dasar data yang diperoleh di lapangan. Sedangkan penelitian verifikatif diartikan sebagai penelitian yang bertujuan mengetahui pengaruh antara satu variabel atau lebih. Menurut Sugiyono (2010: 12) pendekatan survey adalah pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu tanpa merubah data, tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur, dan sebagainya.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Arikunto, (2006: 112) Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.

Sedangkan menurut Sugiyono (2010: 117) populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

(46)

29

[image:46.595.132.480.173.287.2]

siswa kelas VIII MTs Negeri 1 Kotabumi yang berjumlah 189 orang yang terbagi dalam 5 kelas, seperti yang terlihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Jumlah seluruh siswa kelas VIII MTs Negeri 1 Kotabumi

No Kelas Jumlah (siswa)

1 2 3 4 5

VIII A VIII B VIII C VIII D VIII E

40 38 37 37 37

Jumlah 189

Sumber: Guru Mata Pelajaran Penjasorkes MTs Negeri 1 Kotabumi 1. Sampel

Menurut Sugiyono, (2010: 297) pada penelitian ini Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Penentuan besarnya sampel yang diambil dihitung dengan rumus yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah Slovin:

Keterangan : n = ukuran sampel N = ukuran populasi e 2= sampel error

(Sugiyono, 2010: 100).

(47)

30

n=

1 ) 05 , 0 ( 189

189

2 128.3 dibulatkan menjadi 128 atau 67% dari jumlah siswa

kelas VIII. Jadi, besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 128 siswa.

1. Teknik Pengambilan Sampel

Sugiyono, (2007: 74) teknik pengambilan sampel dengan menggunakan simple random sampling. Teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi yang dipilih untuk menjadi sampel.

Untuk menentukan besarnya sampel pada setiap kelas dilakukan dengan alokasi proporsional agar sampel yang diambil lebih proporsional (Arikunto, 2006 : 334), hal ini dilakukan dengan cara :

Jumlah sampel tiap kelas =

[image:47.595.134.423.512.719.2]

X jumlah siswa tiap kelas

Tabel 3.2 Perhitungan jumlah sampel untuk masing-masing kelas

Kelas Perhitungan Pembulatan

VIII A

x40= 27,08 27

VIII B

x38=25,73 26

VIII C

x37=25,05 25

VIII D

x37=25,05 25

VIII E

x37=25,05 25

(48)

31

Menurut Sugiyono, (2010: 336) penentuan siswa yang akan dijadikan sampel untuk setiap kelas dilakukan dengan undian yang merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan dalam menarik sampel dengan menggunakan simple random sampling.

C. Variabel Penelitian

Sugiyono, (2010: 60) variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Bebas (Independent Variable).

Sugiyono (2002:33) variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan variabel terikat.Variabel dalam penelitian ini adalah persepsi siswa tentang metode mengajar guru (X1) dan ketersedian sarana belajar di sekolah (X2).

2. Variabel Terikat (Dependent Variable).

Variabel terikat yaitu variabel yang disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel bebas.Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar Penjasorkes (Y).

D.Definisi Konseptual Variabel

Definisi variabel adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan

cara melihat pada dimensi tingkah laku atau properti yang ditujukan oleh

konsep dan mengkategorikan hal tersebut menjadi elemen yang dapat diamati

(49)

32

1. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar dan merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar.

2. Metode Mengajar

Metode mengajar adalah suatu cara mengajak yang bersifat netral dan umum, tidak diwarnai oleh suatu bidang apapun, tetapi menggunakan unsur-unsur inovatif karena memberi alternatif lain yang dapat dipergunakan di kelas. 3.Ketersediaan Sarana Belajar Di sekolah

Belajar memerlukan fasilitas belajar yang cukup, agar pencapaian tujuan belajar dapat berjalan dengan lancar dan lengkapnya sarana pembelajaran menentukan kondisi pembelajaran yang baik, meliputi buku pelajaran, buku catatan, alat dan fasilitas sekolah.

E.Definisi Operasional Variabel 1.Hasil Belajar

(50)

33

2.Metode Mengajar

Metode mengajar adalah suatu cara atau teknik mengajar topik-topik tertentu yang disusun secara teratur dan logis, hal ini berlaku baik bagi guru maupun siswa. Semakin baik metode yang dipakai semakin efektif pula pencapaian tujuan belajar.Indikator metode guru mengajar dilihat dari persepsi siswa yaitu penggunaan metode yang bervariasi dalam mengajar.

3.Sarana Belajar di Sekolah

(51)
[image:51.595.135.475.105.588.2]

34

Tabel 3.3. Indikator Masing-masing Variabel dan Sub Indikatornya: Variabel Indikator Sub Indikator

Metode Mengajar (X1) Penggunaan metode yang bervariasi dalam mengajar 1. Komando 2. Resiprokal 3. Inklusif

 Usaha guru untuk mengajar secara efektif

 Mendorong siswa untuk mempelajari materi pelajaran secara mandiri.

 Menyenangkan siswa dan tingkat perhatian guru pada siswa dalam mengikuti materi pelajaran.

Ketersediaa n Sarana Belajar di sekolah (X2)

Perlengkapan dan peralatan di sekolah

1. bola kaki 2. bola basket 3. bola volly, 4. raket

badminton 5. raket tenis 6. shuttle cock 7. ring basket 8. Net voly 9. Net

badminton 10. Bad tenis

meja

 Ketersediaan lapangan

 Alat-alat olahraga

 Ruang belajar yang mendukung

 Adanya papan tulis, kursi dan meja

 Tersedianya media belajar

 sarana internet

Hasil Belajar (Y) Hasil praktek mid semester ganjil mata pelajaran Penjasorkes kelas VIII MTs Negeri 1 Kotabumi

Nilai mata pelajaran penjasorkes kelas VIII MTs Negeri 1

Kotabumi

F.Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

(52)

35

2. Angket / Kuesioner

Angket atau kuesioner adalah pengambilan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan ketersediaan sarana belajar disekolah terhadap hasil belajar.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang

menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah, dan bukan

berdasarkan perkiraan. Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data terkait dengan jumlah siswa dan prestasi belajar siswa.

4. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya kecil atau sedikit.Wawancara ini dilaksanakan dengan bertanya langsung kepada responden.

G. Uji Persyaratan Instrumen 1. Uji Validitas

(53)

36

yang di uji validitas adalah, hasil angket persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan ketersediaan sarana belajar penjas disekolah.

Arikunto, (2006 : 72) untuk mengukur validitas angket menggunakan rumus korelasi product moment dengan rumus:

 

2 2

2

 

2

Y N X -X N X -XY N r

 

Y Y xy Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N : Jumlah sampel

X : Skor butir soal Y : Skor total

Dengan kriteria pengujian apabila r hitung > r tabel dengan 0,05 maka alat ukur tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila r hitung< r tabel maka alat ukur tersebut adalah tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Arikunto, (2006 : 86) suatu tes dapat dikatakan reliabel (taraf kepercayaan) yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Jadi reliabilitas tes adalah ketetapan hasil tes atau seandainya hasilnya berubah-berubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti. Data yang di uji validitas adalah, hasil angket persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan ketersediaan sarana belajar penjas disekolah.

(54)

37

          

2

2

11 1

-1 -n n r t i   keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

2

i

 = Skor tiap-tiap item n = Banyaknya butir soal

2

t

 = Varians total

Kriteria uji reliabilitas dengan rumus alpha adalah apabila rhitung> rtabel, maka alat ukur tersebut reliabel dan juga sebaliknya, jika rhitung< rtabel maka alat ukur tidak reliabel. Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeksr11 sebagai berikut :

1. Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi 2. Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : tinggi 3. Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : cukup 4. Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : kurang

5. Antara 0,000 sampai dengan 0,100 : sangat rendah. H. Teknik Analisis Data untuk Statistik Parametrik

1. Uji Normalitas

(55)

38

Untuk menguji normalitas distribusi data sampel diajukan hipotesis sebagai berikut.

Ho : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal Ha : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal Kriteria pengujian sebagai berikut.

Menggunakan nilai Asymp. Sig. (2-tailed). Apabila menggunakan ukuran ini maka harus dibandingkan dengan tingkat alpha yang ditetapkan sebelumnya.

Karena α yang ditetapkan sebesar 0,05 (5 %), maka kriteria pengujian yaitu; 1. Tolak Ho apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 berarti sampel normal. 2. Terima Ho apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 berarti distribusi

sampel adalah normal. 2. Uji Homogenitas

Sudjana, (2005 : 263) uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data berasal dari sampel yang homogen atau tidak. Untuk menguji homogenitas digunakan uji Bartlett, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menghitung varians gabungan dari sampel dengan menggunakan rumus:

=

2. Menghitung harga satuan B dengan rumus, B = 1) 3. Menggunakan uji Chi Kuadrat untuk uji Bartlett, yaitu :

(56)

39

Dengan kriteria pengujian jika < maka sampel tersebut berdistribusi normal dan jika > maka sampel tersebut berdistribusi tidak normal.

H. Uji Persyaratan Regresi Linear Ganda 1. Uji Kelinieran Regresi

Uji kelinieran regresi dilakukan untuk mengetahui apakah polaregresi bentuknya linier atau tidak. Sudjana (2005: 42) mengemukakan bahwa uji ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.Uji kelinieran regresi linier multiple dengan menggunakan statistik F dengan rumus :

F= G S

TC S

2 2

Keterangan:

S2TC = Varian Tuna Cocok S2G = Varian Galat Kriteria pengujian :

1. Menggunakan koefisien signifikansi (Sig). dengan cara membandingkan nilai Sig. dari Deviation from linearity pada tabel ANOVA dengan α =

0,05 dengan kriteria ” Apabila nilai Sig. pada Deviation from linearity> α

maka H0 diterima. Sebaliknya H0 tidak diterima.

(57)

40

[image:57.595.136.511.167.359.2]

Untuk mencari F hitung digunakan tabel ANOVA (Analisis Varians) sebagai berikut.

Tabel 3.4. Tabel Analisis Varians Anova

Sumber DK JK KT F Keterangan

Total 1 N

2

Y Koefisien(a) Regresi(a/b) Residu 1 1 n-2 JK(a) JKReg(b /a) JK (S) JK(a)

S2reg=JK b/a) S2sis=

2 ) (  n s

JK S sis

reg S 2 2 Untuk menguji keberartian hipotesis Tuna cocok Galat/Error k-2 n-k JK (TC) JK (G)

S2TC

2 ) (  K TC JK

S2G = k n E JK  )

( S E

TC S 2 2 Untuk menguji kelinearan regresi Keterangan:

JK (a) =

 

n Y 2

JK (b/a) =

 

      

XY

Xn

Y

b

JK (G) =

 

 

         1 2 2 n Y Y

JK (T) = JK (a) – JK (b/a) JK (T) = 2

JK (TC) = JK (S) – JK (G) S2reg = Varians Regresi S2sis = Varians Sisa

(58)

41

Kriteria pengujian

1. Jika Fhitung ≤ Ftabel (1 –α) (k – 2, n – k ) maka regresi adalah linier dan sebaliknya jika Fhitng ≥ F (1 –α) (k – 2, n – k) maka regresi adalah tidak linier.

2. Untuk distribusi F yang digunakan diambil dk pembilang = (k –2) dan dk penyebut = (n – k) (Riduwan, 2007: 187).

I. Pengujian Hipotesis

Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan juga untuk mengukur keeratan hubungan antara X dan Y digunakan analisis regresi. Uji hipotesis dalam penelitian ini akan dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Regresi Linier Sederhana

Untuk pengujian hipotesis pertama dan kedua penulis menggunakan rumus regresi linier sederhana yaitu:

x

b a Yˆ  

Untuk mengetahui nilai a dan b dicari dengan rumus: a = Yˆ -bx

a =



  X X n. XY X X Y 2 2

b =

  

 

2 2 X X n. Y X XY n

  keterangan:

Ỷ = Nilai yang diprediksikan

(59)

42

X = Nilai variabel independen ( 1, 2, 3) (Sugiyono, 2010: 188).

Selanjutnya untuk uji signifikansi digunakan uji t dengan rumus:

1 2 2 r n r r t   

Dengan kriteria uji adalah,“Tolak Ho dengan alternative Ha diterima jika thitung

>Ttabel dengan taraf signifikan 0,05 dan dk n-2” (Sugiyono, 2010: 184). 2. Regresi Linier Multipel

Regresi linier multipel adalah suatu model untuk menganalisis pengaruh

variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), untuk menguji hipotesis ketiga variabel tersebut, digunakan model regresi linier multipel yaitu:

3 3 2 2 1

1

x

b

x

b

x

b

a

Y

ˆ

keterangan:

a = Konstanta

b1- b

3 = Koefisien arah regresi

X1- X3 = Variabel bebas 

= Variabel terikat

b1 =



 









 

2

2 1 3 3 2 2 2 1 3 2 2 1 1 2 2 3 X X X X X X X Y X X      

Y

b2 =

 





2
(60)

43

Dilanjutkan dengan uji signifikansi koefisien korelasi ganda atau nilai yang menunjukan kuat/tidaknya hubungan linier antar dua variabel (uji F), dengan rumus:

JKreg dicari dengan rumus:

∑ ∑

Keterangan:

JKreg = Jumlah kuadrat regresi JKres = Jumlah kuadrat residu k = Jumlah variabel bebas

n = Jumlah sampel

Kriteria pengujian hipotesis adalah tolak Ho jika Fhitung >Ftabel dan jika Ftabel> Fhitung dan terima Ho, dengan dk pembilang = K dan dk penyebut = n – k – 1 dengan α = 0,05. Sebaliknya diterima jika Fhitung < Ftabel.

 2

Yi Yi JKres

) 1 /(

/

  

k n JK

k JK F

(61)

76

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis mengenai pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan ketersediaan sarana belajar di sekolah terhadap hasil belajar Penjasorkes siswa kelas VIII di MTs Negeri 1 Kotabumi. Maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap hasil belajar Penjasorkes siswa kelas VIII di MTs Negeri 1 Kotabumi. Diperoleh t hitung untuk persepsi siswa tentang metode mengajar guru sebesar 11,897 > t tabel sebesar 1,990 (hasil intervolasi) dan probabilitasnya (sig.) adalah 0,000 < 0,05 hal ini berarti H 0 ditolak dan H1 diterima, atau dengan kata lain persepsi siswa tentang metode mengajar guru berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar penjasorkes siswa kelas VIII di MTs Negeri 1 Kotabumi.

(62)

77

Berlajar di Sekolah berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar Penjasorkes siswa Kelas VIII di MTs Negeri 1 Kotabumi.

3. Ada pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan ketersediaan sarana belajar secara bersma-sama di sekolah terhadap hasil belajar Penjasorkes siswa kelas VIII di MTs Negeri 1 Kotabumi. Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus diperoleh Fhitung = 28,406 dengan signifikansi (sig.) sebesar 0,000, sedangkan Ftabel dengan derajat kebebasan (dk/df) untuk pembilang = 2 dan penyebut = 3,124 dan

= 0,05 dari daftar tabel diperoleh = 2,63 (hasil intervolasi), dengan demikian Fhitung > Ftabel atau 28,406 > 2,63 maka Ho ditolak dan menerima H1 .

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan ketersediaan sarana belajar di sekolah di MTs Negeri 1 Kotabumi, maka penulis menyarankan sebagai berikut:

1. Kepada Siswa

a. Siswa harus lebih giat lagi dalam belajar di kelas dan di lapangan dengan cara memperhatikan materi yang sedang dijelaskan oleh guru serta mengikuti setiap kegiatan pembelajaran yang ada di sekolah dengan baik. b. Siswa harus mempunyai persepsi yang positif terhadap metode mengajar

guru dan memanfaatkan sarana belajar di sekolah dengan baik sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

(63)

78

a. Guru dalam mengajar di kelas menggunakan metode-metode mengajar yang bervariasi, inovatif dan kreatif sehingga siswa akan lebih bersemangat dan tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran di kelas maupun di lapangan tanpa melupakan inti dari materi yang akan disampaikan.

b. Hasil belajar siswa MTs Negeri 1 Kotabumi harus terus ditingkatkan dengan tidak mengabaikan faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti metode mengajar guru dan ketersediaan sarana belajar di sekolah.

(64)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Asdi Mahasatya

Dalyono. 2005. Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Depdikbud. 2001. Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan dan Pengembangan Olahraga. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas 2006.Pusat Pengembangan Kurikulum. Dirjen Dikdasmen.

Dimyati dan Midjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006 Rosdiani,Dini.2013.model pembelajaran langsung dalam pendidikan jasmani dan

kesehatan.Alfabeta.Jakarta

Djamarah dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta

Uno, Hamzah B. 2007. Profesi Kependidikan. Jakarta. Bumi aksara Kartono Kartini. 2006. Hygiene Mental. Bandung, Mandar Maju. Lutan, Rusli dan Agung Suherman.(2000).Perencanaan pembelajaran

penjaskes,Depdikbud, Jakarta.

Mahendra, Agus. 2001. Pembelajaran Senam di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta. Depdiknas

Moska Mosston (1994). Metode Mengajar.[online].Tersedia:

http://terbuangsayang.blogspot.com/2013/08/metode-mengajar-dalam-pendidikan-jasmani.html/tanggal 22-12-2013/16:20

Mukholid, Agus. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Surakarta. Yudistira

Muhajir.2007.Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Jakarta: erlangga. Riduwan, 2007, Pengantar Statistika Untuk Penelitian Pendidikan, Sosial,

(65)

80

Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana, Jakarta

Sardiman , A.M.2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar . Jakarta. Rajawali, Pers

Siedentop (1994). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.[online].Tersedia: http://penjas07.blog.com/2013/06/metode-mengajar-belajar-dan.html/Tanggal 22-12-2013/16:42

Soepartono(2000). Sarana Olahraga.[online].Tersedia:

http://tegartia.wordpress.com/2009/11/22/sarana-dan-prasarana/Tanggal 4-02-2014/21:04

Sudarmanto, R. Gunawan. 2005. Analisis Regresi Linear Ganda dengan SPSS. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Sunarsih Sri, dkk. 2006. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Penjas Orkes. Jakarta. Erlangga

Suryosubroto, B, 2002, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Jakarta: Rhineka Cipta.

Suryosubroto (2004).sarana dan prasarana.[online].Tersedia:

http://niningsulistyoningrum.wordpress./2013/11/5/standar-sarana-dan-prasarana/tgl 6-11-2013/20:17

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung. Alfabeta.

Sudjana,2005.Metode Statistik. PT Tarsito.Bandung

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktikya. PT. Bumi Aksara : Jakarta

Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta. Rineka cipta

Gambar

Tabel
Tabel 1.1. Hasil Belajar Mid Semester Mata Pelajaran Penjasorkes siswa MTs Negeri 1 Kotabumi  kelas VIII  2013/2014
Gambar 1. Paradigma teoritis pengaruh peubah bebas X1,X2  terhadap Y
Tabel 3.1 Jumlah seluruh siswa kelas VIII MTs Negeri 1 Kotabumi
+4

Referensi

Dokumen terkait

Apel Pagi Apel pagi dilaksanakan pada pukul 07.30, dihadiri oleh dihadiri oleh Kabid Kota Yogyakarta, karena Kepala Dinas tidak dapat hadir karena sedang persiapan pelaksanaan

[r]

Berdasarkan ketentuan yang berlaku kepada BUMN dan BUMD dapat diberikan Hak Guna Bangunan selama maksimum 30 tahun atau bagi BUMN/BUMD tertentu dimungkinkan

Secara umum sika`p mahasiswa FPEB terhadap aspek pendidikan perkoperasian berada pada kategori positif, yang diartikan sebagai sikap positif.. Hal ini menunjukan

Akta jual beli yang dikeluarkan oleh camat sebagai PPAT sementara. adalah bukti telah dilaksanakannya peralihan hak milk atas tanah

The instrument of the research is a data card to write and categorize the backchannel types and functions from Conversation Analysis (CA) approach to analyze a conversation

Analisis Model Matematika Proses Pembkaran Batu Bata Dengan Me- tode Volume Hingga; Fery Hendra Mukti, 080210191054; 2012: 128 halaman; Program Studi Pendidikan Matematika,

Untuk pembuktian pengalaman pekerjaan, penyedia agar membawa kontrak pekerjaan(ASLI (ASLI (ASLI (ASLI dan REKAMAN) dan REKAMAN) dan REKAMAN) yang merupakan kontrak