KARYA TULIS AKHIR
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK BIJI JINTAN HITAM (NIGELLA SATIVA) TOPIKAL SEBAGAI ANTI DRY EYE SYNDROME (DES) PADA KELINCI JANTAN LOKAL PERANAKAN NEW ZEALAND WHITE (NZW) YANG
DIINDUKSI KAPORIT (NaOCl) (UJI SCHIRMER)
Oleh :
BAGUS PRASETYA WIRAWAN NIM 201110330311059
FAKULTAS KEDOKTERAN
i
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK BIJI JINTAN HITAM (NIGELLA SATIVA) TOPIKAL SEBAGAI ANTI DRY EYE SYNDROME (DES) PADA KELINCI JANTAN LOKAL PERANAKAN NEW ZEALAND WHITE (NZW) YANG
DIINDUKSI KAPORIT (NaOCl) (UJI SCHIRMER)
KARYA TULIS AKHIR Diajukan Kepada
Universitas Muhammadiyah Malang
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana
Fakultas Kedokteran
Oleh :
Bagus Prasetya Wirawan
NIM 201110330311059
FAKULTAS KEDOKTERAN
ii
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PENELITIAN Telah Disetujui Sebagai Hasil Penelitian
Untuk Memenuhi Persyaratan
Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang
Rabu, 15 April 2015
Pembimbing I
dr. Alfa Sylvestris, Sp.M
Pembimbing II
dr. Maryam Abdullah
Mengetahui, Fakultas Kedokteran
Dekan,
iii
Karya Tulis Akhir oleh Bagus Prasetya Wirawan ini
Telah Diuji dan Dipertahankan di Depan Tim Penguji
Pada tanggal : 15 April 2015
Tim Penguji
dr. Alfa Sylvestris, Sp.M , Ketua
dr. Maryam Abdullah , Anggota
iv
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
hanya atas rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan Tugas Akhir
yang berjudul “Uji Efektivitas Ekstrak Biji Jintan Hitam (Nigella sativa) Topikal Sebagai Anti Dry Eye Syndrome (DES) Pada Kelinci Jantan Lokal Peranakan New Zealand White (NZW) Yang Diinduksi Kaporit (NaOCl) (Uji Schirmer)”. Latar belakang kami mengambil judul tersebut adalah karena semakin maraknya penggunaan bahan-bahan alami terutama jintan hitam, yang
mudah didapat dan cukup popular di masyarakat. Selain itu jintan hitam juga
mampu bersifat sebagai agen anti inflamasi yang bahkan sudah dapat
dibandingkan dengan Aspirin sebagai obat anti inflamasi yang umum digunakan.
Oleh karena itu, kami ingin menguji efektivitas ekstrak biji jintan hitam (Nigella
sativa) sebagai anti Dry Eye Syndrome (DES) pada kelinci jantan lokal peranakan
New Zealand White (NZW) yang diinduksi kaporit (NaOCl) dengan uji Schirmer.
Penulisan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak. Untuk
itu kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. dr. Irma Suswati selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang yang telah memberikan penulis kesempatan
untuk menuntut ilmu di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
v
2. dr. Alfa Sylvestris, Sp.M, selaku Pembimbing I yang telah dengan sabar
membimbing dan banyak memberi masukkan serta dukungan dalam
penyelesaian Tugas Akhir ini.
3. dr. Maryam Abdullah, selaku Pembimbing II yang telah banyak
membantu, membimbing serta mendukung dalam penyelesaian Tugas
Akhir ini.
4. dr. Desy Andari, M.Biomed, selaku penguji yang telah banyak
membimbing dengan sabar dan memberi saran kepada kami dalam
mengevaluasi demi terselesaikannya Tugas Akhir ini.
5. dr. Yuliono Trika Nur Hasan, Sp.M, yang telah membantu memberi
semangat dan alternatif konsep pemikiran dari permasalahan yang kami
alami selama penelitian.
6. Orang tuaku tercinta, Bambang Hartoto, S.H., M.H. dan Dra. Indera Utami
yang dengan sabar memberi banyak dukungan, saran, dan doa.
7. Kakakku Bunga yang telah memberi support dan hiburan kepada kami.
8. Segenap tim di Laboratorium Biomedik dan Farmakologi (Mbak Fat, Pak
Joko, Mas Miftha), serta tim di Laboratorium Skill (Mbak Dila, Mbak
Emi, dll) Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang yang
telah membantu kami dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
9. Segenap Dosen dan Staf Tata Usaha yang telah banyak membantu dan
memberi banyak kemudahan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
10.Teman-teman yang sudah banyak berbagi informasi, Enggar, Ariantie,
vi
dan penyelesaian Tugas Akhir ini, Enod, Qonita, Ade Puji, Feelin, Nada,
Idor, dan Galang.
11.Sahabat-sahabatku Faiz, Izacha, Yasir, Denny, Ocha, Stevyana, Intan,
Dini, Risyuana, Suci, Kitty, Inne, Hesty, Ryan, Putra, dan Indrawan yang
telah memberikan hiburan, inspirasi, semangat dan dukungan tiada henti
kepada kami.
12.Teman-teman seperjuangan di FK’11 ADORABLES, semoga kedepannya
kita tetap kompak.
13.Semua pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu dan telah
membantu kami mulai dari awal hingga akhir sehingga Tugas Akhir ini
dapat terselesaikan.
Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
terbuka terhadap segala saran, kritik membangun dari segala pihak. Semoga
Tugas Akhir ini membawa manfaat bagi setiap orang yang membacanya.
Malang, Mei 2015
ix DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR PENGUJIAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR SINGKATAN ... xii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.3.1 Tujuan Umum ... 4
1.3.2 Tujuan Khusus ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
1.4.1 Manfaat Klinis ... 5
1.4.2 Manfaat Akademis ... 5
1.4.3 Manfaat Masyarakat ... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1 Jintan Hitam (Nigella Sativa) ... 6
2.1.1 Sejarah Jintan Hitam ... 6
2.1.2 Taksonomi Jintan Hitam ... 8
2.1.3 Morfologi Jintan Hitam ... 8
x
2.1.4.1 Volatile Oil ... 12
2.1.4.2 Fixed Oil... 14
2.1.4.3 Alkaloid ... 15
2.1.4.4 Saponin ... 15
2.1.5 Kontraindikasi ... 16
2.1.6 Efek Samping ... 17
2.2 Anatomi dan Fisiologi Mata Kelinci ... 17
2.2.1 Sirkulasi Orbit dan Bola Mata... 18
2.2.2 Kelopak Mata ... 19
2.2.3 Sistem Lakrimal ... 20
2.3 Sodium Hipoklorit/Kaporit ... 25
2.3.1 Penggunaan ... 25
2.3.2 Bahaya Terhadap Kesehatan ... 26
2.3.2.1 Organ Target ... 26
2.3.2.2 Rute Paparan ... 26
2.3.2.2.1 Paparan Jangka Pendek ... 26
2.3.2.2.2 Paparan Jangka Panjang ... 27
2.4 Mata Kering (Dry Eye) ... 28
2.4.1 Definisi dan Etiologi Dry Eye ... 28
2.4.2 Patofisiologi Dry Eye ... 29
2.4.3 Klasifikasi Dry Eye ... 31
2.4.4 Penegakan Diagnosis Dry Eye ... 31
2.5 Pemeriksaan Air Mata ... 33
2.6 Penatalaksanaan Umum Dry Eyes ... 39
BAB 3 KERANGKA KONSEP... 40
3.1 Kerangka Konsep ... 40
3.2 Hipotesis Penelitian ... 42
BAB 4 METODE PENELITIAN... 43
4.1 Jenis Penelitian ... 43
4.2 Waktu dan Lokasi Penelitian ... 43
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 43
4.3.1 Populasi ... 43
4.3.2 Sampel ... 43
4.3.3 Besar Sampel ... 44
4.3.4 Teknik Pengambilan Sampel... 44
xi
4.4.1 Kriteria Inklusi ... 44
4.4.2 Kriteria Eksklusi... 45
4.5 Variabel Penelitian ... 45
4.5.1 Variabel Bebas ... 45
4.5.2 Variabel Tergantung... 45
4.6 Definisi Operasional ... 45
4.7 Alat dan Bahan Penelitian ... 47
4.8 Prosedur Penelitian ... 47
4.9 Alur Prosedur Penelitian ... 50
4.10Analisis Data... 51
BAB 5 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN... 52
5.1 Hasil Penelitian ... 52
5.2 Analisis Data... 52
5.2.1 Uji Asumsi Data ... 52
5.2.2 Analisis One-Way ANOVA ... 53
5.2.3 Pengujian Berganda (Multiple Comparisons) ... 53
5.3Pengujian Korelasi dan Regresi ... 54
BAB 6 PEMBAHASAN ... 57
BAB 7 KESIMPULAN & SARAN ... 63
7.1Kesimpulan ... 63
7.2Saran ... 63
xii
DAFTAR SINGKATAN
Singkatan
AOA : American Optometric Association
BPOM : Badan Pengawas Obat dan Makanan
DEWS : Dry Eye Workshop Subcommitte
KB : Keluarga Berencana
NZW : New Zealand White
Prt : Phenol Red Thread
TFBUT : Tear Film Break Up Time
THQ : Thymohidroquinone
TQ : Thymoquinone
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Kandungan Nigella Sativa ... 11
Tabel 2.2. Perbedaan Anatomi dan Fisiologi Mata Manusia, Kelinci, dan Tikus... 24
Tabel 2.3. Klasifikasi Dry Eye ... 31
Tabel 2.4. Derajat Keparahan Dry Eye ... 33
Tabel 2.5. Nilai Normal Pemeriksaan Air Mata ... 38
Tabel 2.6. Terapi Rekomendasi Dry Eye ... 39
Tabel 5.1. Hasil Perbandingan Uji Schirmer antara pre test dan post test ... 52
Tabel 5.2. Tabel Uji Pembandingan Berganda Tukey ... 53
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Nigella Sativa (tanaman, bunga, biji) ... 6
Gambar 2.2. Struktur Kimia Zat-zat Dalam Nigella sativa ... 16
Gambar 2.3. Anatomi Mata Kelinci Secara Umum ... 18
Gambar 2.4. Kelopak Mata Ketiga Pada Kelinci ... 19
Gambar 2.5. Kelenjar Lakrimal dan Harder... 22
Gambar 2.6. Struktur Kimia Kaporit (NaOCl)... 25
Gambar 2.7. Bentuk Umum Kaporit (Cair) ... 26
Gambar 2.8. Uji Schirmer dan Contoh Hasilnya ... 35
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1 Hasil Analisis Data
Lampiran 2 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 3 Ethical Clearance
Lampiran 4 Determinasi Tanaman Jintan Hitam (Nigella sativa)
65
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, A., Husain, A., Mujeeb, M., Khan, S., Najmi, A. K., Siddique, N. A., et al. (2013). A review on therapeutic potential of Nigella sativa: A miracle herb. Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine, 3(5), pp. 337-352.
Al-Harchan, N. AA. H. (2010). Treatment of Acne Vulgaris With Nigella Sativa Oil Lotion. The Iraqi Postgraduate Medical Journal, Vol. 9, No. 2, pp. 140-144.
AOA (American Optometric Association). (2011). Optometric Clinical Practice Guideline : Care of the Patient with Ocular Surface Disorder, pp. 05-07.
Arafat, H. A., Chipitsyna, G., Gong, Q., Davis, M., Zaaqoq, A., Laffer, B., et al. (2008). The Nigella Sativa Seed Extract, Thymoquinone, Triggers Apoptotic Cell Death In Human Pancreatic Cancer Cells. Philadelphia : Thomas Jefferson University.
Asyari, F. (2007). Dry Eye Syndrome (Sindroma Mata Kering). Dexa Media, No. 4, Vol. 20, pp. 162-166.
Barabino, S., Rolando, M., Camicione, P., Ravera, G., Zanardi, S., Giuffrida, S., et al. (2003). Sistemic Linoleic and γ-Linolenic Acid Therapy in Dry Eye Syndrome With an Inflammatory Component. Cornea 22(2) – Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins, pp. 97-101.
Baratawidjaja, K. G., dan Rengganis, I. (2010). Imunologi Dasar Edisi Ke-9. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pp. 276-277.
BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan – Direktorat Obat Asli Indonesia). (2012). Acuan Sediaan Herbal, Volume Ke-7 Edisi 1, pp. 01-94.
BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan – Direktorat Obat Asli Indonesia). (2013). Natrium Hipoklorit, Katalog.
66
DEWS Epidemiology. (2007). The Epidemiology of Dry Eye Disease : Report of the Epidemiology Subcommittee of the International Dry Eye Work Shop. The Ocular Surface, 5(2), pp. 93-107.
Dubielzig, D. (2008). A Survey of Ocular Anatomy and Pathology of Vertebrate Species. American College of Toxicology Symposium 12, Presentasi.
Erdurmus, M., Yagci, R., Yilmaz, B., Hepsen, I. F., Turkmen, C., Aydin, B., et al. (2007). Inhibitory Effects of Topical Thymoquinone on Corneal Neovascularization. Cornea, Volume 26, Number 6 – Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins, pp. 715-719.
Erikawati, D. T. (2012). Perbandingan Desinfektan Sodium Hipoklorit 0,5% dan Ekstrak Jahe Merah 100% Sebagai Bahan Pembersih Gigi Tiruan Terhadap Perubahan Warna Pada Resin Akrilik Heat Cure. Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Jember, Skripsi.
Gali-Muhtasib, H., El-Najjar, N., dan Schneider-Stock, R. (2006). The medicinal potential of black seed (Nigella sativa) and its components. M. T. H. Khan dan A. Ather (eds.), Lead Molecules from Natural Products, Elsevier B. V., pp. 133-153.
Gray, H. (1918). Anatomy of The Human Eye. Philadelphia : Lea & Febriger, New York : Bartleby.com, pp.1825-1861.
Ilyas, H. S., (2009). Mata Kering, Mata Perih, Mata Basah-Berair (Dry Eyes). Jakarta : Balai Penerbit FKUI, pp. 02-10, 12-14, 18-20, 26-30.
Isnaini, D. (2010). Minyak Jintan Hitam (Nigella sativa.L) Sebagai Hepatoprotektor Pada Mencit (Mus musculus) Yang Diinduksi Isoniazid (INH). Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, Skripsi.
67
Kaminer, J., Powers, A. S., Horn, K. G., Hui, C., dan Evinger, C. (2011). Characterizing The Spontaneous Blink Generator : An Animal Model. J Neurosci, Aug 3, 31(31):11256-11267.
Krisnansari, D. (2007). Jintan Hitam (Nigella Sativa) Inovasi Tanaman Tradisional Sebagai Imunostimulator. Mandala of Health, Volume 3, pp. 66-70.
Kurniastiti, S. (2009). Pabrik Sodium Hipoklorit dari Air Laut Dengan Proses Elektrolisa, Pra Rencana Pabrik, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya, Skripsi.
Liu, L., Huang, C., dan Zhang, M. (2014). Reliability of Tonolab Measurements In Rats. China : Int J Ophtalmol, Vol. 7, No. 6, p. 930.
Mancinelli, E. (2013). Insight Into Rabbit Eye Anatomy. Veterinary Times, July 29, pp. 06-07.
Manning, P. J. (2014). The Biology of the Laboratory Rabbit, Second Edition. California : Academic Press, pp. 410-411.
Musfiroh, M., Muslim, R., dan Wijayahadi, N. (2012). Pengaruh Minyak Nigella Sativa Terhadap Kualitas Spermatozoa Tikus Wistar yang Terpapar Asap Rokok. Journal of the Indonesian Medical Association, Volum 62, Nomor 5, pp. 178-182.
Nuraini, D. N. (2014). Kedahsyatan Terapi Detoks. Jakarta : Padi, pp. 24-25.
Ogawa, Y., dan Tsubota, K. (2013). Dry eye disease and inflammation. Tokyo, Japan : Inflammation and Regeneration, Vol. 33 No. 5.
Oktora, L. (2006). Pemanfaatan Obat Tradisional Dengan Pertimbangan Manfaat Dan Keamanannya. Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. III, No. 1, pp. 01-07.
68
Permana, T., dan Suryani, D. (2013). Hubungan Sisa Klor Dengan Keluhan Iritasi Kulit dan Mata Pada Pemakai Kolam Renang Hotel di Wilayah Kota Yogyakarta, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Jurnal KesMas Vol. 7 No. 1, pp 01-03.
Reddy, I. K. (1995). Ocular Therapeutics and Drug Delivery. United States : CRS Press, p. 20.
Santoso, M. A. A., Handajani, J., dan Jonarta, A. L. (2012). Effect of The Exposure Time of 0,01% Blackseed (Nigella sativa Linn.) Volatile Oil on The Phagocytic Activity of Macrophage Cells in vitro. The Indonesian Journal of Dental Research - Proceeding of The International Symposium on Oral and Dental Sciences, pp. 119-131.
Sari, A. I. P. (2009). Pengaruh Pemberian Ekstrak Jintan Hitam (Nigella sativa) terhadap Produksi NO Makrofag Mencit Balb/c yang Diinfeksi Salmonella typhimurium, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang, Skripsi.
Schaefer, T. M. C., Schaefer, A. R. C., Abib, F. C., dan José, N. K. (2009). Comparative study of the blinking time between young adult and adult video display terminal users in indoor environment. Brazil : Arq Bras Oftalmol, 72(5):682-6.
Skuta, G. L., Cantor, L. B., dan Weiss, J. S. (2008). Basic Clinical Science Course – External Disease and Cornea, Section 8, 2008-2009. American Academy of Ophtalmology, p. 75.
Soegihardjo, C. J. (2013). Farmakognosi. Jakarta : PT. Citra Aji Parama, pp. 45-46, 50-51.
69
Sullivan, D. A. (2002). Lacrimal Gland, Tear Film, and Dry Eye Syndromes 3: Basic Science and Clinical Relevance [proceedings of the 3rd International Conference on the Lacrimal Gland, Tear Film and Dry Eye Syndromes, November 15 - 18, 2000, Maui, Hawaii]. Springer Science and Business Media.
Sylvestris, A., dan Azizi, R. N. (2013). Uji Potensi Ekstrak Nigella Sativa Terhadap Perbaikan Derajat Keluhan Dry Eye Syndrome Dan Hasil Uji Schirmer II Pada Mahasiswa Pengguna Lensa Kontak Lunak Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Program Hibah Kompetisi Peningkatan Kualitas Pendidikan Dokter (PHK PKPD), Universitas Muhammadiyah Malang.
Sylvestris, A. (2012). Pengaruh Pemberian Ekstrak Jintan Hitam (Nigella sativa) Terhadap Proses Inflamasi Konjungtiva dan Kornea (Interleukin 1/IL-1 dan Matrix Matalloproteinase 9/MMP-9) dan Proses Epitelisasi Kornea (Epidemial Growth Factor Receptor/EGFR) Pada Tikus Putih (Rattus Novergicus strain wistar) Yang Diovariektomi (Hipoestrogen). Program Hibah Kompetisi Peningkatan Kualitas Pendidikan Dokter (PHK PKPD), Universitas Muhammadiyah Malang.
Varga, M. (2013). Textbook of Rabbit Medicine. Elsevier Health Sciences, p. 83.
Yulianti, S. (2006). Sembuhkan Penyakit Dengan Habbatussauda (Jintan Hitam). Jakarta : Agromedia Pustaka, pp. 12-16, 18-24.
Zagon, I. S., Campbell A. M., Sassani, J. W., dan McLaughlin, P. J. (2012). Spontaneous Episodic Decreased Tear Secretion in Rats Is Related to Opioidergic Signaling Pathways. Invest Ophtalmol Vis Sci. 53(6):3234-3240.
1 BAB 1 PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Inflamasi ringan atau akut adalah respons awal dan cepat terhadap kerusakan
sel yang bertujuan untuk mengeradikasi bahan atau mikroorganisme. Pada
umumnya proses ini melibatkan respons lokal dan sistemik. Respons lokal terdiri
dari tumor, rubor, kalor, dolor, dan gangguan fungsi. Hal inilah yang mendasari
terjadinya ocular surface disorder dimana salah satu jenisnya adalah dry
eye-related ocular surface disorder (Baratawidjaja dan Rengganis, 2010).
Berdasarkan klasifikasi yang dikeluarkan oleh Dry Eye Workshop
Subcommitte (DEWS) (2007) dan National Eye Institute (NEI)/Industry
Workshop, penyebab dry eye-related ocular surface disorder dibedakan menjadi
kekurangan produksi air mata dan peningkatan penguapan air mata. Peningkatan
penguapan air mata lebih dikaitkan dengan kerusakan kelopak mata dan paparan
terhadap benda asing seperti penggunaan contact lens dan keadaan lingkungan
(agen biologi, fisik, dan kimia). Salah satu contoh agen kimia tersebut adalah
klorin/kaporit dimana interaksinya dengan proses fisiologi yang terjadi di
permukaan mata, dapat menimbulkan inflamasi yang dapat berujung pada
timbulnya dry eye-related ocular surface disorder (AOA, 2011).
Pada sebuah penelitian yang dilakukan di Yogyakarta mengenai analisis sisa
2
bahwa 28 responden (58,3%) mengeluhkan gejala iritasi kulit dan mata serta dari
6 sampel air kolam renang yang diambil ditemukan 4 diantaranya (66,7%) tidak
memenuhi syarat Permenkes RI No : 416/Menkes/Per/IX/1990 dan Permenkes RI
No : 061/Menkes/Per/I/1991 mengenai kualitas air yang telah ditetapkan secara
fisik, kimia, dan bakteriologis dalam sebuah kolam renang (Permana dan Suryani,
2013).
Dry eye merupakan keadaan keringnya permukaan kornea dan konjungtiva
dimana berbagai tipe kelainan dalam klasifikasinya akan mengakibatkan
berkurangnya pembasahan permukaan kornea dan tidak seimbangnya komposisi
film air mata sehingga gejala dry eye akan timbul (Ilyas, 2009). Pada kasus dry
eye yang lebih parah, plak filamen dan mukus dapat terlihat. Filamen menandakan
kumpulan helaian sel epitel yang menempel di permukaan kornea diatas inti
lapisan mukus. Penipisan di daerah margin atau parasentral dan bahkan perforasi
dapat terjadi pada kasus yang lebih parah (Skuta, Cantor, dan Weiss, 2008).
Angka kejadian dry eye syndrome yang terus meningkat menimbulkan
berbagai permasalahan lain, seperti belum ditemukannya penatalaksanaan dan uji
diagnosis pasti yang dapat digunakan di lapangan/masyarakat maupun klinis
untuk menentukan secara pasti seseorang menderita dry eye atau tidak (DEWS
Epidemiology, 2007). Untuk terapi, walaupun sudah banyak tersedia terapi
topikal untuk dry eye seperti air mata buatan, asam hyaluronate, vitamin A,
3
yang dapat menunjukkan terapi mana yang dirasa paling efektif (Ogawa dan
Tsubota, 2013).
Minat terhadap terapi herbal di kalangan dokter Indonesia sangat meningkat
dewasa ini. Hal ini tidak terlepas dari kebijakan pemerintah yang telah bertekad
mengembangkan jamu Indonesia dengan diterbitkannya Peraturan Menteri
Kesehatan tentang pengobatan komplementer dan alternatif di sarana pelayanan
kesehatan (Japaries, 2010). WHO merekomendasi penggunaan obat tradisional
termasuk herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan
pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit kronis, penyakit degeneratif dan
kanker. Salah satu tanaman yang sudah banyak diteliti efek farmakologisnya
adalah jintan hitam (Nigella sativa) (Oktora, 2006).
Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan potensial aksi dari Nigella
sativa, seperti pemberian ekstrak jintan hitam (Nigella sativa) menimbulkan
penurunan faktor-faktor inflamasi seperti IL 1, MMP 9, dan PMN pada
konjungtiva tikus yang telah diovariektomi (Sylvestris, 2012). Disamping itu telah
dibuktikan pula bahwa pemberian ekstrak Nigella sativa secara oral dapat
menurunkan derajat keluhan dry eye syndrome pada pengguna contact lens
(Sylvestris dan Azizi, 2013). Sehingga diharapkan dari penelitian ini nantinya
dapat memberikan informasi sekaligus membuktikan uji efektivitas ekstrak biji
jintan hitam (Nigella sativa) secara topikal sebagai anti Dry Eye Syndrome (DES)
pada kelinci jantan lokal peranakan New Zealand White (NZW) yang diinduksi
4
1.2Rumusan Masalah
Bagaimanakah efektivitas ekstrak biji jintan hitam (Nigella Sativa) secara
topikal sebagai anti Dry Eye Syndrome (DES) pada mata kelinci jantan lokal
peranakan New Zealand White (NZW) yang diinduksi kaporit (NaOCl) (uji
Schirmer)?
1.3Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimanakah efektivitas pemberian ekstrak biji
jintan hitam (Nigella sativa) secara topikal sebagai anti Dry Eye Syndrome
(DES) pada mata kelinci jantan lokal peranakan New Zealand White
(NZW) yang diinduksi kaporit (NaOCl) dengan uji Schirmer.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui dosis maksimal pemberian ekstrak biji jintan hitam
(Nigella sativa) secara topikal terhadap perbaikan hasil uji Schirmer.
2. Untuk mengetahui perbedaan sekresi air mata antara pre-test dan post
test dengan uji Schirmer.
3. Untuk mengetahui hubungan antara hasil uji Schirmer dan dosis
5
1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Klinis
Sebagai sumber informasi tentang pengaruh paparan kaporit (NaOCl)
sebagai salah satu pemicu timbulnya Dry Eye Syndrome dan pengaruh
ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa) dalam memperbaiki hasil uji
Schirmer.
1.4.2 Akademis
1. Sebagai salah satu pedoman dalam melakukan penelitian lebih lanjut di
dunia kedokteran bidang oftalmologi, terutama ilmu tentang mata yang
berhubungan dengan Dry Eye Syndrome.
2. Sebagai salah satu pedoman dalam melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai farmakologi herbal, khususnya biji jintan hitam (Nigella
sativa) yang memiliki potensial terapi luas.
1.4.3 Masyarakat
1. Sebagai wawasan tentang manfaat ekstrak biji jintan hitam (Nigella
sativa) dalam kehidupan sehari-hari.
2. Sebagai wawasan tentang pengaruh paparan kaporit (NaOCl) sebagai