• Tidak ada hasil yang ditemukan

FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

INDANA FITRIA SALIM

FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK

KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA

GRANULASI BASAH DENGAN

MENGGUNAKAN GELATIN SEBAGAI BAHAN

PENGIKAT

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

i

FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK

KEMANGI

(Ocimum sanctum

L

.)

SECARA

GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN

GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

USULAN SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2012

Oleh:

INDANA FITRIA SALIM NIM: 08040097

Disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

(3)

ii

FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK

KEMANGI

(Ocimum sanctum

L

.)

SECARA

GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN

GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

USULAN SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2012

Oleh:

INDANA FITRIA SALIM NIM: 08040097

Disetujui oleh:

Penguji I Penguji II

(4)

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas rahmat, hidayah dan karuniaNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan sebaik –

baiknya. Dengan selesainya skripsi yang berjudul “Formulasi Tablet Kunyah

Ekstrak Kemangi (Ocimum sanctum L.) Secara Granulasi Basah Dengan Menggunakan Gelatin Sebagai Bahan Pengikat” ini, perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada:

1. Drs. Bambang Widjaja, M.Si., Apt. sebagai Pembimbing I dan Drs. H. Ahmad Inoni, Apt. sebagai Pembimbing II yang dengan tulus ikhlas dan penuh kesabaran, membimbing dan memberi dorongan moral maupun materi kepada saya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Dian Ernawati, S.Farm. Apt. dan Arina Swastika Maulita., S. Farm. Apt. sebagai Tim Penguji yang memberikan saran, masukan, dan kritik yang membangun terhadap skripsi yang telah saya kerjakan.

3. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, Tri Lestari Handayani, M.Kep., Sp.Mat., atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti program sarjana.

4. Ketua Program Studi Farmasi, Dra. Uswatun Chasanah, Apt., yang senantiasa dengan sabar memberikan bimbingan, nasehat dan semangat kepada saya untuk lebih baik lagi dalam menimba ilmu.

5. Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp. FRS. sebagai guru kami semua yang telah memberikan semangat dan senantiasa sabar dalam memberikan nasehat untuk lebih baik lagi dalam menimba ilmu.

6. Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp.FRS., sebagai Kepala Laboratorium Teknologi Sediaan Farmasi dan Kimia Terpadu II, yang telah memberikan kesempatan untuk menggunakan fasilitas laboratorium dalam menyelesaikan skripsi saya. 7. Sovia Aprina B, S.Farm, Apt sebagai Dosen Wali yang telah memberikan

(5)

iv

8. Seluruh staf pengajar Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan hingga saya dapat menyelesaikan pendidikan sarjana.

9. Para laboran Laboratorium Teknologi Sediaan Farmasi dan Laboratorium Kimia Terpadu II: Mas Ferdi dan Mba’ Susi yang banyak membantu saya. 10.Kedua orang tuaku tercinta yang menjadi motivator handal, kakak dan adikku

tersayang yang dengan penuh kasih sayang dan kesabaran selalu memberikan semangat, nasehat, dukungan moral dan materi, serta doa sehingga saya dapat menjalani studi saya dengan baik dan menyelesaikan skripsi ini.

11.Buntuers yang sudah jadi keluarga kedua, atas dukungan, kasih sayang dan selalu siap dengerin keluh – kesah saya.

12.Teman-teman skripsi Solida: halina dan herisna, clusive serta teman-teman Farmasi 2008 atas semangat, saran, masukan, bantuan dan kerjasamanya. 13.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terimaksih atas

bantuan, dukungan, semangat, dan doa yang telah diberikan dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata, semoga Allah S.W.T. membalas kebaikan Bapak, Ibu, dan Saudara sekalian. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang kefarmasian bagi kita semua. Amin.

Malang, Juli 2012 Penyusun

(6)

v

RINGKASAN

FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN

GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

Kemangi (Ocinum bassilicum ferina citratum atau Ocinum cannum)

termasuk famili Ocinaceae, merupakan tanaman semak yang bercabang banyak, berdaun hijau dan berukuran kecil-kecil. Kemangi diperbanyak dengan biji. Kemangi memiliki rasa agak manis, dingin, harum, dan segar, mengandung 1,8 sineol, anethol, apigenin, boron, arginin, dan asam aspartat. Daun, biji, dan akar kemangi bisa menyembuhkan beberapa penyakit, seperti bau badan, bau keringat, bau mulut, badan lesu, panas dalam, sariawan, meluruhkan haid, melancarkan ASI, dan mengatasi ejakulasi prematur. Untuk membantu meningkatkan konsumsi kemangi lebih praktis dalam pemakaiannya, maka kemangi dapat diformulasikan dalam bentuk tablet kunyah.

Pada penelitian ini dipilih metode granulasi basah untuk membuat tablet kunyah ekstrak kemangi, karena bahan yang digunakan tahan terhadap suhu pemanasan. Ekstrak kemangi yang digunakan bersifat kental dan biasanya mengandung rasa yang banyak. Pada pembuatan tablet kunyah ekstrak kemangi ini digunakan bahan pengikat gelatin. Gelatin lebih konsisten daripada akasia dan tragakan, lebih mudah dipersiapkan dalam bentuk larutan, dan tablet yang terbentuk kerasnya sama dengan bila memakai akasia atau tragakan. Dalam penelitian ini, dikembangkan menggunakan manitol sebagai bahan pengisi dan gelatin sebagai bahan pengikat dengan kadar 1%, 2% dan 3%. Sehingga dengan peningkatan kadar gelatin dapat meningkatkan mutu fisik yang meliputi kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur dari tablet kunyah ekstrak kemangi

(Ocimum sanctum L.).

Pemeriksaan mutu fisik granul yang dilakukan meliputi MC, sifat alir, sudut diam, dan distribusi ukuran granul. Hasil pemeriksaan MC untuk masing – masing formula adalah sebesar 1,98 ± 0,42% untuk formula I, 1,71 ± 0,16% untuk formula II, 1,54 ± 0,22% untuk formula III, 1,19 ± 0,16% untuk formula IV. Hasil pemeriksaan kecepatan alir granul untuk masing-masing formula adalah 3,17 ± 0,24 g/detik untuk formula I, 5,53 ± 0,53 g/detik untuk formula II, 5,62 ± 0,27 g/detik untuk formula III, 5,79 ± 0,40 g/detik untuk formula IV. Sedangkan sudut diamnya diperoleh hasil 30,35 ± 0,61˚ untuk formula I, 27,92 ± 1,28˚ untuk

formula II, 27,60 ± 1,22˚ untuk formula III, 27,26 ± 0,76˚ untuk formula IV. Dari

hasil pengujian distribusi ukuran granul F1 sampai F4 hanya F1 yang tidak memenuhi persyaratan, sedangkan dari F2 sampai F4 sudah memenuhi persyaratan.

(7)

vi

formula III, 3,83 ± 0,29 kg untuk formula IV. Kekerasan untuk keempat formula tidak memenuhi persyaratan. Pada uji kerapuhan tablet, diperoleh hasil untuk untuk F1 sebesar 0.95 ± 0,07%, F2 sebesar 0.63 ± 0,15%, F3 sebesar 0.35 ± 0,09% dan F4 sebesar 0.20 ± 0,09%. Dari keempat formula yang telah diuji kerapuhan, semua telah memenuhi persyaratan. Hasil pemeriksaan kerapuhan tablet menunjukkan bahwa formula tanpa penambahan bahan pengikat gelatin (F0) menghasilkan tablet yang rapuh. Namun F1, F2, dan F3 telah memenuhi persyaratan kerapuhan tablet hisap yaitu <1%. Hasil pemeriksaan waktu hancur tablet untuk F1 sebesar 445,67 ± 26,31 detik (7,43 menit), F2 sebesar 490,67 ± 45,57 detik (8,18 menit), F3 sebesar 567,33 ± 43,55 detik (9,46 menit), F4 sebesar 687,67 ± 28,18 detik (11,46 menit), keempat formula yang telah diuji waktu hancur, semua telah memenuhi persyaratan.

Hasil pemeriksaan mutu fisik tablet kunyah ekstrak kemangi dianalisis secara statistik dengan SPSS, jenis rancangan one way anova untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan bermakna antar formula. Kemudian dilanjutkan dengan uji Tukey HSD untuk mengetahui formula mana saja yang berbeda makna. Dari hasil perhitungan statistik antar perlakuan, diketahui bahwa F hitung untuk keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur tablet lebih besar dari F tabel. Ini menunjukkan adanya perbedaan bermakna antar formula yang dibuat. Untuk melihat formula yang berbeda makna pada pemeriksaan keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur, analisis dilanjutkan dengan uji Tukey HSD dan diperoleh hasil peningkatan kadar gelatin 1%, 2% dan 3% menunjukkan perbedaan bermakna pada kekerasan tablet dengan tablet yang tidak menggunakan pengikat gelatin, tetapi peningkatan kadar gelatin dari 1%, 2%, dan 3% tidak menunjukkan perbedaan kekerasan tablet kunyah yang bermakna. Penambahan kadar gelatin 1%, 2% dan 3% memberikan pengaruh yang bermakna terhadap penurunan kerapuhan tablet kunyah. Peningkatan kadar gelatin dari 0% ke 1% dan 1% ke 2% tidak menunjukkan perbedaan bermakna, tetapi peningkatan kadar gelatin 2% ke 3% memberikan pengaruh yang bermakna terhadap peningkatan waktu hancur tablet kunyah.

(8)

vii

ABSTRACT

THE FORMULATION OF CHEWABLE TABLET OF BASIL EXTRACT (OCIMUM SANCTUM L.) BY WET GRANULATION USING AS A

BINDER GELATIN

Indana Fitria Salim indanafitriasalim@ymail.com

Ocimum sanctum L. is an Indonesian traditional medicinal plant that contains 1.8 sineol, anethol, apigenin, boron, arginine, and aspartic acid. Basil is useful to eliminate body odor, sweat odor, bad breath, body fatigue, heartburn, ulcers, menstrual shed, paved the ASI, and cure premature ejaculation. The basil is formulated in a chewable tablet form to help easiar consumption basil more practical in use.

The purpose of this study is to determine the effect of the gelatin concentration as a binder on the physical quality of basil extract chewable tablet. Chewable tablets prepared by wet granulation method with different concentrations of gelatin (0%, 1%, 2% and 3%). The granule is compressed with a hydrolic press at a pressure of 1 ton with a diameter of 1.3 cm. Physical quality test chewable tablet basil extract has been evaluated, including weight uniformity, hardness, friability, and disintegrating time. From the statistical analysis, there is significantly difference among the formula for weight uniformity, hardness, friability and disintegrating time. The results showed that the uniformity of weight, hardness increased, friability decreased and disintegrating time increased. And this observation can be concluded that the gelatin as a binder with a concentration of 1% is the formula chosen for the chewable tablet of basil extract.

(9)

viii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... iii

RINGKASAN ... v

ABSTARCT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Hipotesis ... 4

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Tanaman Kemangi ... 6

2.2 Tinjauan Tentang Ekstrak ... 8

2.3 Tinjauan Tentang Tablet ... 9

2.4 Metode Pembuatan... 11

2.5 Tablet Kunyah ... 12

2.6 Pemeriksaan Kualitas Granul ... 14

2.7 Pemeriksaan Kualitas Tablet ... 15

2.8 Tinjauan Bahan ... 15

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 18

3. Uraian Kerangka Konseptual ... ...18

BAB IV METODE PENELITIAN ... 21

4.1. Bahan ... 21

4.2 Alat ... 21

4.3 Rancangan Penelitian ... 21

4.3.1 Desain Penelitian ... 21

(10)

ix

4.3.3 Waktu dan tempat Pelaksanaan ... 22

4.3.4. Variabel ... 22

4.3.5 Definisi Operasional ... 22

4.3.6 Rancangan Formula Tablet Kunya Ekstrak Kemangi ... 23

4.4 Metode Penelitian ... 24

4.4.1 Rencana Penelitian ... 24

4.4.2 Pembuatan Ekstrak Kemangi ... 25

4.4.3 Pembuatan Mucilago Gelatin ... 25

4.4.4 Pemeriksaan Mutu Fisik Granul ... 26

4.4.5 Pembuatan Tablet Kunya Ekstrak Kemangi ... 28

4.4.6 Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet ... 28

4.4.7 Analisis Data ... 31

BAB V HASIL PENELITIAN ... 32

5.1 Pemeriksaan Mutu Fisik Granul ... 32

5.2 Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet ... 33

5.2.1 Pemeriksaan Uji Tanggap Rasa ... 36

5.3 Analisis Statistik Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet Kunyah ... 36

5.3.1 Analisis Statistik Keseragaman Bobot Tablet Kunyah ... 37

5.3.2 Analisis Statistik Kekerasan Tablet Kunyah ... 37

5.3.3 Analisis Statistik Kerapuhan Tablet Kunyah ... 38

5.3.4 Analisis Statistik Waktu Hancur Tablet Kunyah ... 39

BAB VI PEMBAHASAN ... 41

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 47

7.1 Kesimpulan ... 47

7.2 Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 48

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.1 Rancangan Penelitian ... 25

4.2 Alat Penentuan Sifat Alir dan Sudut Diam ... 26

4. 3. Moisture Content Balance ... 27

4.4 Sieve Shaker ... 27

4.5 Hardness Tester ... 29

4.6 Friability Tester ... 30

5.1 Histogram hubungan kadar Gelatin terhadap keseragaman tablet ... 34

5.2 Histogram hubungan kadar Gelatin terhadap kekerasan tablet ... 35

5.3 Histogram hubungan kadar Gelatin terhadap kerapuhan tablet ... 35

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Formula Tablet Ekstrak Kemangi ... 23

4.2 Hubungan Sudut Diam dan Daya Alir ... 26

4.3 Persyaratan Penyimpangan Bobot Tablet ... 28

5.1 Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Granul ... 32

5.2 Hasil Pemeriksaan Distribusi Ukuran Partikel ... 32

5.3 Hasil Uji Mutu Fisik Tablet ... 33

5.4 Hasil Uji Tanggapan Rasa ... 36

5.5 Hasil perhitungan harga F hitung dibandingkan dengan F tabel... 37

5.6 Hasil Uji Tukey HSD Keseragaman bobot ... 38

5.7 Hasil uji Tukey HSD kekerasan tablet ... 38

5.8 Hasil uji Tukey HSD kerapuhan tablet ... 39

(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup ... 51

2. Surat Pernyataan ... 52

3. Data Kandungan Air (MC) ... 53

4. Data Kecepatan alir ... 54

5. Data Sudut Diam ... 55

6. Data Distribusi Ukuran Granul ... 56

7. Keseragaman Bobot ... 57

Output keseragaman Bobot... 58

8. Kekerasan Tablet ... 60

Output Kekerasan Tablet ... 61

9. Kerapuhan Tablet ... 63

Output Kerapuhan Tablet ... 64

10. Waktu Hancur ... 66

Output Waktu Hancur ... 67

11. F Tabel ... 69

12. Sertifikat Pembuatan Ekstrak Kemangi ... 70

13. Gambar Formulasi ... 71

(14)

xiii

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1986, Sediaan Galenik, 10-12, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,Jakarta.

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, 448-449, 515, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Daruwala, J.B., 1975, Pharmaceutical Dosage Forms Tablet, Volume I, Lieberman, H.A., dan Lachman, (editor), Marcel Dekker Inc., New York, 289-337.

Stahl, E., 1985, Analisis Obat secara Kromatografi dan Mikroskopi, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata dan Iwang Sudiro, Penerbit ITB, Bandung.

Syamsuhidayat, S.S., Hutapea, J.R., 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia I, 418. Badan Litbangkes Depkes RI, Jakarta.

Soria, P.S., Oktober 2006, Identification and characterization of flavonoid Omethyltransferases from sweet basil (Ocimum basilicum), The University ofArizona, Tucson, AZ (http:// ag. Arizona. Edu, diaskes tanggal 10 Mei 2007).

Allen, L. V. 1998. Lozenges in : The Art, Science, and Technology of Pharmaceutical Compounding. Washington DC : American Pharmaceutical Association, P : 113-118.

Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi Keempat. Jakarta: UI – Press. p. 300, 607-608

(15)

xiv

Banker, G. S., and Anderson N. R. 1986. Tablet in: Lachman L., Lieberman H. A., and Kanig J.L. Eds. The Theory and Practice of Industrial Pharmacy. 3rd., Philadelphia : Lea and Febiger. P : 293-343.

Cartensen, Jens T. 1977. Pharmaceutics of Solids and Solid Dosage Forms. New York: John Wiley & Sons. Hal : 132-243.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Kumalaningsih, S. 2006. Antioksidan Alami. Surabaya : Trubus Agrisarana. Hal : 53-59.

Martin, A., 1993. Farmasi Fisik: Dasar-Dasar Kimia Fisik dalam Ilmu Farmasetik, Edisi ketiga, Penerbit Universitas Inddonesia, Jakarta.

Parrot. E.L.,1979,Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceuties, 3 Rd Edition, Mineapolis : Burgess Publishing Company, P. 73-86.

Peters, D., 1980, Medicated Lozenges, In : Lieberman. H. A., Lachman. L. And Schwart.I.B.Eds., Pharmaceutical Dosage Form, Tablet, Vol 1,2 nd Ed Revisied And Expanded, Marcel Dekker. Inc, New York, P : 339-463.

Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Weller, P.J. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipient, Sixth Edition. London: The Pharmaceutical Press and The American Pharmaceutical Association. P. 581-585

Siregar, Charles, J.P. 1992. Proses Validasi Manufaktur Sediaan Tablet,

dalam:Sukmadjaja, A., Mar’u, U.U, Badruzzman, S., (editor). Proceedings Seminar Validasi Industri. Bandung : FMIPA ITB.

Stahl, Egon. 1967. Dunnschicht-Cromatographie. Eie Laboratorium Shandouch. Berlin : Zweite Autflage.

(16)

xv

Sweetman, Sean C. 2009. Martindale, The Complate Drug Reference. 36th edition. London: Pharmaceutical Press. P. 1930-1931.

Voight, R. 1971. Buku Pelajaran Teknologi Faramasi, oleh Dr..rer.nat. Soendani Noerono Soewandhi., Apt (penterjemah) dan Prof. Dr. Moch. Samhoedi Reksohadiprodjo., Apt (Editor). Jogjakarta: gajah Mada University press.

Wells, J.L., and Aulton, M.E.,1988. Pharmaceuticals The Sciences of Dosage Form Design. London : Churchill Livingstone.

Voight, R. 1984. Buku Pelajaran Teknologi Faramasi, oleh Dr..rer.nat. Soendani Noerono Soewandhi., Apt (penterjemah) dan Prof. Dr. Moch. Samhoedi Reksohadiprodjo., Apt (Editor). Jogjakarta: gajah Mada University press.

Voight, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Faramasi, oleh Dr..rer.nat. Soendani Noerono Soewandhi., Apt (penterjemah) dan Prof. Dr. Moch. Samhoedi Reksohadiprodjo., Apt (Editor). Jogjakarta: gajah Mada University press.

Smith, Edy, 2002. Terapi Sayuran. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Pitojo, setijo, 1996. Kemangi dan Selasih. Ungaran : Trobus Agriwidya.

Chia, Lin Siao. 2007. Healthy Foods for Healthy Life. Jakarta : Prestasi Pustakarya

(17)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kekayaan alam hutan tropis Indonesia menyimpan beribu-ribu tumbuhan yang berkhasiat obat. Penggunaan obat-obat tradisional memiliki banyak keuntungan yaitu murah dan mudah didapat, selain itu obat tradisional yang berasal dari tumbuhan dianggap memiliki efek samping yang jauh lebih rendah tingkat bahayanya dibandingkan dengan obat-obat sintetik atau kimia (Soedibyo, 1998).

Obat tradisional merupakan salah satu pilihan atau pengobatan alternatif dalam penyembuhan suatu penyakit atau dalam upaya menjaga kesehatan sekarang ini. Adapun salah satu tanaman yang begitu banyak dan besar sekali manfaatnya tetapi dalam penggunaan maupun pemanfaatannya masih kurang optimal adalah kemangi. Bangsa kita telah lama mengenal kemangi sebagai makanan fungsional yang lezat sekaligus berkhasiat obat. Secara turun-temurun, kemangi dimanfaatkan untuk mengatasi perut kembung atau masuk angin juga mengatasi masalah-masalah bau badan, bau mulut, pelancar air susu ibu, penurun panas, memperbaiki pencernaan, dengan membiasakan lalap atau mengkonsumsinya dalam keadaan segar (Hutapea, 1991).

Pada umumnya masyarakat lebih sering mengkonsumsi kemangi sebagai lalapan pada waktu makan dengan cara mengunyah secara langsung dengan tujuan untuk menambah nafsu makan dan menghilangkan aroma tidak sedap di mulut yang disebabkan oleh makanan yang dikonsumsi. Cara ini dinilai kurang praktis, karena mempunyai dosis yang tidak seragam dan keamanannya kurang jelas. Oleh karena itu diperlukan sebuah inovasi baru guna memberikan kemudahan, kenyamanan, sekaligus mengoptimalkan khasiat dan kegunaan kemangi itu sendiri.

Kemangi (Ocinum bassilicum ferina citratum atau Ocinum cannum)

(18)

2 mengandung 1,8 sineol, anethol, apigenin, boron, arginin, dan asam aspartat. Daun, biji, dan akar kemangi bisa menyembuhkan beberapa penyakit, seperti bau badan, bau keringat, bau mulut, badan lesu, panas dalam, sariawan, meluruhkan haid, melancarkan ASI, dan mengatasi ejakulasi prematur (Winarto, Widisih P, 2004).

Di dalam sari daun kemangi terdapat zat antioksidan, dan antibakteri atau antiseptik (Soria, 2006). Kemangi juga dapat berkhasiat sebagai obat, antara lain sebagai anticarcinogenic, anthelmintic, antiseptic, antirheumatic, antistres, dan antibakteri (Mahmood et al., 2008). Daun kemangi memiliki banyak kandungan kimia antara lain saponin, flavonoid, tannin dan minyak atsiri (Mangoting et al.,2008). Kandungan yang paling utama adalah minyak atsiri. Minyak atsiri dalam daun kemangi memiliki kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Bacilus cereus, Pseudomonas fluorescens, Candida albicans, Streptococcus alfa dan Bacillus subtilis

(Sudarsono et al., 2002). Candida albicans adalah salah satu bakteri yang sering menyebabkan penyakit di daerah mulut dan sekitarnya (Anonim, 2010).

Salah satu upaya untuk mengembangkan tanaman obat tersebut agar lebih praktis dan efektif dalam penggunaan adalah dengan membuatnya dalam bentuk ekstrak yang diformulasi ke dalam bentuk sediaan tablet kunyah, sehingga ekstrak tanaman yang terkandung dalam tablet kunyah tersebut akan lebih mudah diserap oleh tubuh dan mudah dilepaskan sebagai bahan aktif dalam jaringan tubuh. Tablet kunyah dimaksudkan untuk dikunyah, memberikan residu dengan rasa enak dalam rongga mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak (Depkes, 1995). Sediaan ini memiliki rasa aromatik yang menyenangkan, tidak mengandung bahan penghancur, dan lebih disukai oleh pasien yang kesulitan dalam menelan obat (Voigt, 1984).

(19)

3 meniadakan kebutuhan air minum untuk menelan; dapat digunakan sebagai bentuk sediaan cair jika diperlukan permulaan kerja obat (onset) yang cepat, meningkatkan penerimaan pasien karena cita rasa yang menyenangkan dan memiliki keunikan produk dari sudut pandang pemasaran.

Upaya pembuatan tablet kunyah ekstrak kemangi dilakukan sebagai salah satu inovasi baru untuk merintis jalan bagi pengembangan obat-obat fitofarmaka. Bentuk tablet kunyah diharapkan akan lebih disukai, karena lebih mudah dalam penggunaan maupun penyimpanannya. Bentuk sediaan ini juga diharapkan akan dapat memberikan takaran dosis zat aktif yang lebih tepat. Tablet kunyah merupakan bentuk sediaan yang sesuai karena salah satu sifat dari ekstrak kemangi yang diharapkan adalah memberikan efek lokal antiseptik dan antibakteri pada rongga mulut dan tenggorokan. Bentuk sediaan ini memungkinkan tablet dikunyah pada mulut sehingga efek lokal antiseptik yang diharapkan dapat lebih efektif bekerja.

Inti dari penelitian ini adalah memperoleh formula untuk sediaan tablet kunyah ekstrak kemangi dengan menggunakan metode granulasi basah. Metode ini dipilih karena selain sudah menjadi tradisi atau metode yang sudah biasa digunakan, metode granulasi basah juga mempunyai beberapa keuntungan diantaranya adalah baik digunakan untuk bahan yang tahan terhadap suhu pemanasan (Banker dan Anderson, 1986).

(20)

4 Selain pengisi pada pembuatan tablet kunyah diperlukan bahan tambahan yang berfungsi sebagai bahan pengikat dan bahan pelicin. Penambahan bahan pengikat sangat penting dalam pembuatan tablet karena bahan pengikat berfungsi untuk menyatukan partikel serbuk dalam butir granulat dan juga berfungsi untuk meningkatkan kekompakan dan kekerasan tablet. Pada pembuatan tablet kunyah ekstrak kemangi ini digunakan bahan pengikat gelatin. Gelatin merupakan suatu protein alam, kadang-kadang digunakan bersama dengan akasia. Gelatin lebih konsisten daripada akasia dan tragakan, lebih mudah dipersiapkan dalam bentuk larutan, dan tablet yang terbentuk kerasnya sama dengan bila memakai akasia atau tragakan (Banker and Anderson, 1986). Kenaikan konsentrasi gelatin dapat mempengaruhi sifat fisik tablet kunyah ekstrak kemangi antara lain meningkatkan kekerasan, menurunkan kerapuhan, dan waktu melarut lebih lama.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka dilakukan penelitian dengan menggunakan manitol sebagai bahan pengisi dan gelatin sebagai bahan pengikat dengan kadar 1%, 2%, 3% dari granul dasar, selanjutnya dilakukan pemeriksaan pengaruh kadar pengikat gelatin terhadap mutu fisik yang meliputi kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur dari tablet kunyah ekstrak kemangi (Ocimum sanctum L).

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh kadar gelatin 1%, 2%, dan 3% sebagai bahan pengikat terhadap mutu fisik tablet kunyah ekstrak kemangi yang dibuat secara granulasi basah?.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk membuat tablet kunyah ekstrak kemangi dengan manitol sebagai bahan pengisi dan mengetahui pengaruh gelatin sebagai bahan pengikat terhadap sifat fisik tablet yang dapat memberikan sediaan yang baik.

1.4 Hipotesis

(21)

5

1.5 Manfaat Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

kekurangan dari planter antara lain, meskipun telah di set sesuai dengan standar yang diinginkan namun pada beberapa kondisi letak jatuhnya benih pada planter tidak sesuai

Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Bandung sesuai tugan dan fungsi lembaga menyelenggarakan pelatihan perlindungan anak terhadap Tenaga

Hasil penelitian menunjukan pengaruh pembangunan jalan tol terhadap mata pencaharian pokok 0,5% dan mata pencaharian sampingan sebesar 3% maka kesimpulanya tidak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman spesies kutudaun, tanaman inang, kepadatan populasi, ukuran koloni, dan semut yang berasosiasi dengan kutudaun

Meskipun Gagne dalam Munir (1971) menyatakan, bahwa tidak ada satu media yang sempurna yang dapat memenuhi semua keperluan yang diinginkan. Usaha yang maksimal untuk

Syarat-syarat yang telah dikemukan tersebut diatas sepanjang dilakukan denga benar maka menurut penulis tindakan peserta pemilu atas pemberian sejumlah uang atas kompensasi

Dari kegiatan siswa tentang persepsi BK yang diuraikan diatas, satu orang siswa yang mempersepsi BK dengan cukup baik, yaitu beranggapan BK sebagai pembimbing

Nilai yang dapat dipetik dari makna simbolis Sêkar Pralambang Jaman ini adalah orang yang memiliki pedoman dan prinsip dalam hidupnya serta selalu berpegang