• Tidak ada hasil yang ditemukan

A METODE DRILL Langkah-langkah Penggunaan Metode Drill

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "A METODE DRILL Langkah-langkah Penggunaan Metode Drill"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

A. METODE DRILL 1. Pengertian Metode Drill

Metode Drill adalah suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari. Menurut Nana Sudjana, metode Drill adalah satu kegiatan melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu keterampilan agar menjadi bersifat permanen. Ciri yang khas dari metode ini adalah kegiatan berupa pengulangan yang berkali-kali dari suatu hal yang sama.

2. Langkah-langkah Penggunaan Metode Drill

Dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode Drill, guru harus mempertimbangkan kesiapan dari guru tersebut, siswa dan segala fasilitas yang mendukung. Langkah-langkah dalam penggunaan metode Drill ini terdiri dari beberapa tahap yaitu sebagai berikut:

1) Tahap Persiapan

Pada tahap ini, ada beberapa hal yang dilakukan, antara lain: 1) Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa

2) Tentukan dengan jelas keterampilan secara spesifik dan berurutan

3) Tentukan rangkaian gerakan atau langkah yang harus dikerjakan untuk menghindari kesalahan

4) Lakukan kegiatan pradrill sebelum menerapkan metode ini secara penuh 2) Tahap Pelaksanaan

1) Langkah Pembukaan

Dalam langkah pembukaan, beberapa hal yang perlu dilaksanakan oleh guru diantaranya mengemukakan tujuan yang harus dicapai, bentuk-bentuk latihan yang akan dilakukan.

2) Langkah Pelaksanaan

a) Memulai latihan dengan hal-hal yang sederhana dulu b) Ciptakan suasana yang menyenangkan

c) Yakinkan bahwa semua siswa tertarik untuk ikut d) Berikan kesempatan \kepada siswa untuk terus berlatih 3) Langkah Mengakhiri

Apabila latihan sudah selesai, maka guru harus terus memberikan motivasi untuk siswa terus melakukan latihan secara berkesinambungan sehingga latihan yang diberikan dapat semakin melekat, terampil dan terbiasa. 3) Penutup

(2)

2) Memberikan latihan penenangan.

3. Kekurangan dan Kelebihan Metode Drill a. Kekurangan

1) Menghambat bakat dan inisiatif siswa

2) Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan

3) Kadang-kadang latihan diadakan atau dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton, mudah membosankan

4) Membentuk kebiasaan yang kaku, karena bersifat otomatis b. Kelebihan

1) Untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, kata-kata atau kalimat, membuat alat, mempergunakan alat-alat (mesin permainan dan atletik) dan keterampilan menggunakan peralatan olahraga.

2) Untuk memperoleh kecakapan mental (dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda atau simbol dan lainnya).

3) Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi.

4) Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta kecepatan pelaksanaan.

5) Pemanfaatan kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi dalam pelaksanaan.

6) Pembentukan kebiasaan-kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang kompleks, rumit, menjadi lebih otomatis.

4. Prinsip Penggunaan Metode Drill

a. Siswa harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan latihan tertentu.

b. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersikap diagnostik:

1) Pada taraf permulaan jangan diharapkan reproduksi yang sempurna. 2) Dalam percobaan kembali harus diteliti kesulitan yang timbul. 3) Respon yang benar harus diperkuat.

4) Baru kemudian diadakan variasi, perkembangan arti dan kontrol c. Masa latihan secara relatif singkat, tetapi harus sering dilakukan.

d. Pada waktu latihan harus dilakukan proses essensial. (perlu sekali; mendasar)

e. Di dalam latihan yang pertama-tama adalah ketepatan, kecepatan dan pada akhirnya kedua-duanya harus dapat tercapai sebagai kesatuan.

f. Latihan harus memiliki arti dalam rangka tingkah laku yang lebih luas. 1) Sebelum melaksanakan, pelajar perlu mengetahui terlebih dahulu arti

latihan itu.

(3)

3) Ia perlu mempunyai sikap bahwa latihan-latihan itu diperlukan untuk melengkapi belajar.

B. METODE RESITASI 1. Pengertian Metode Resitasi

Metode Resitasi merupakan suatu cara yang menyajikan bahan pelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa untuk dipelajari yang kemudian dipertanggungjawabkan di depan kelas. Metode resitasi sering juga disebut dengan metode pemberian tugas yakni metode dimana siswa diberi tugas khusus di luar jam pelajaran. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan pemberian tugas kepada siswa dalam rentang waktu tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar dan hasilnya dipertanggungjawabkan kepada guru yang bersangkutan.

2. Langkah-langkah Penggunaan Metode Resitasi

Langkah-langkah penggunaan metode Resitasi yaitu sebagai berikut: a. Fase Pemberian Tugas

Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan hal-hal berikut ini:

1) Tujuan yang akan dicapai

2) Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut

3) Sesuai dengan kemampuan siswa

4) Ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa. Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.

b. Fase Pelaksanaan Tugas

1) Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru 2) Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja

3) Diusahakan/dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain

4) Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematik

c. Fase Mempertanggungjawabkan Tugas

1) Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang telah dikerjakan 2) Ada tanya jawab/diskusi kelas

3) Penilaian hail pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes atau cara yang lainnya.

(4)

1) Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia mengerjakan tugas atau orang lain yang mengerjakan

2) Sulit memberikan tugas yang sesuai dengan masing-masing individu. 3) Khusus untuk tugas kelompok tidak jarang yang aktif mengerjakan dan

menjelaskan hanyalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota yang lain tidak ikut berpartisipasi dengan baik.

4) Sering memberikan tugas yang monoton, dan menimbulkan kebosanan. 5) Siswa dapat mencontek pekerjaan teman

6) Guru sulit mengetahui tingkat kecerdasan siswa b. Kelebihan

1) Pengetahuan siswa akan lebih luas dan sifat verbalismenya akan semakin berkurang.

2) Siswa lebih mendalami dan mengalami sendiri pengetahuan yang di carinya, sehingga pengetahuan itu akan tinggal lama dalam ingatan jiwanya.

3) Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktifitas belajar individu atau kelompok.

4) Dapat mengembangkan kemandirian siswa diluar pengawasan guru. 5) Dapat menumbuhkan kreatifitas, usaha, tanggung jawab, dan sikap

mandiri siswa, serta memperkaya pengetahuan dan pengalaman siswa.

4. Prinsip Penggunaan Metode Resitasi a. Merencanakan resitasi secara matang

b. Tugas yang diberikan hendaklah didasarkan atas minat dan kemampuan siswa

c. Tugas yang diberikan berkaitan dengan materi pembelajaran yang telah diberikan

d. Jenis tugas yang diberikan kepada siswa itu hendaknya telah di mengerti betul oleh siswa, agar tugas dapat dilaksanakan secara baik

e. Guru dapat membantu penyediaan alat dan sarana yang diperlukan dalam pemberian tugas

f. Perkembangan nilai prestasi siswa perlu dicatat pada buku catatan nilai guru agar diketahui grafik belajar mereka

g. Tugas yang diberikan dapat merangsang perhatian siswa dan realistis

(5)

Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.

Model pembelajaran simulasi merupakan model pembelajaran yang membuat suatu peniruan terhadap sesuatu yang nyata, terhadap keadaan sekelilingnya atau proses. Model pembelajaran ini dirancang untuk membantu siswa mengalami bermacam-macam proses dan kenyataan sosial dan untuk menguji reaksi mereka, serta untuk memperoleh konsep keterampilan pembuatan keputusan.

Model pembelajaran ini diterapkan didalam dunia pendidikan dengan tujuan mengaktifkan kemampuan yang dianalogikan dengan proses sibernetika. Pendekatan simulasi dirancang agar mendekati kenyataan dimana gerakan yang dianggap kompleks sengaja dikontrol, misalnya, dalam proses simulasi ini dilakukan dengan menggunakan simulator.

Menurut Pusat Bahasa Depdiknas (2005) simulasi adalah satu metode pelatihan yang memperagakan sesuatu dalam bentuk tiruan (imakan) yang mirip dengan keadaan yang sesungguhnya; simulasi: penggambaran suatu sistem atau proses dengan peragaan memakai model statistic atau pemeran.

Udin Syaefudin Sa’ud (2005: 129) simulasi adalah sebuah replikasi atau visualisasi dari perilaku sebuah sistem, misalnya sebuah perencanaan pendidikan, yang berjalan pada kurun waktu yang tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa simulasi itu adalah sebuah model yang berisi seperangkat variabel yang menampilkan ciri utama dari sistem kehidupan yang sebenarnya. Simulasi memungkinkan keputusan-keputusan yang menentukan bagaimana ciri-ciri utama itu bisa dimodifikasi secara nyata.

Sri Anitah, W. DKK (2007: 5.22) metode simulasi merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok. Proses pembelajaran yang menggunakan metode simulasi cenderung objeknya bukan benda atau kegiatan yang sebenarnya, melainkan kegiatan mengajar yang bersifat pura-pura. Kegiatan simulasi dapat dilakukan oleh siswa pada kelas tinggi di sekolah dasar.

(6)

siswa diajak untuk dapat bermain peran beberapa perilaku yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran yang menggunakan simulasi cenderung objeknya bukan benda atau kegiatan yang sebenarnya, melainkan kegiatan mengajar yang bersifat pura-pura. Kegiatan simulasi dapat dilakukan oleh siswa pada kelas tinggi di Sekolah Dasar. Dalam pembelajaran, siswa akan dibina kemampuannya berkaitan dengan keterampilan berinteraksi dan berkomunikasi dalam kelompok. Disamping itu, dalam metode simulasi siswa diajak untuk bermain peran beberapa perilaku yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2. Langkah-langkah Penggunaan Metode Simulasi

Menurut Sudjana(2005:112), prosedur metode simulasi yang harus ditempuh dalam pembalajaran adalah sebagai berikut.

1. Pendidik, bersama peserta didik, memilih dan menyusun cuplikan suatu situasi kehidupan nyata. Selanjutnya pendidik mempelajari peraturan simulasi untuk menentukan fungsi, peran, dan proses yang akan dilakukan. Pendidik mengidentifikasi masalah untuk dijelaskan kepada para peserta didik.

2. Pendidik menjelaskan tujuan dan cara penggunaan teknik simulasi. Pendidik menerangkan aturan-atuaran tentang peran, kedudukan dan fungsi masing-masing peserta.

3. Pendidik menjelaskan masalah-masalah yang ada dalam cuplikan itu sehingga para peserta didik perpikir untuk menghubungkan masalah yang diungkapkan dalam simulasi dengan masalah yang ada dalam kehidupan mereka.

4. Pendidik memilih dan memotivasi beberapa peserta untuk melakukan peran-peran dalam simulasi.

5. Pendidik atau salah seorang peserta didik memimpin diskusi tentang proses dan hasil simulasi untuk memperoleh :

 Masalah dan pemecahan baru yang berhubungan dengan masalah yang diangkat dalam situasi itu.

 Kontribusi hasil simulasi terhadap kehidupan nyata para peserta didik atau masyarakat.

(7)

Menurut Suwarna, M.Pd Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam melaksanakan simulasi adalah :

1. Menentukan topik serta tujuan yang ingin dicapai

2. Memberikan gambaran tentang situasi yang akan disimulasikan 3. Membentuk kelompok dan menentukan peran masing-masing 4. Menetapkan lokasi dan waktu pelaksanaan simulasi

5. Melaksanakan simulasi 6. Melakukan penilaian

Menurut Joyce dan Weil (1980) dalam Udin (2001:66), model ini memiliki tahap , yaitu:

Tahap I. Orientasi

1. Menyediakan berbagai topik simulasi dan konsep-konsep yang akan diintegrasikan dalam proses simulasi.

2. Menjelaskan prinsip Simulasi dan permainan.

3. Memberikan gambaran teknis secara umum tentang proses simulasi.

Tahap II. Latihan bagi peserta

1. Membuat skenario yang berisi aturan, peranan, langkah, pencatatan, bentuk keputusan yang harus dibuat, dan tujuan yang akan dicapai. 2. Menugaskan para pemeran dalam simulasi

3. Mencoba secara singkat suatu episode

Tahap III. Proses simulasi

1. Melaksanakan aktivitas permainan dan pengaturan kegiatan tersebut. 2. Memperoleh umpan balik dan evaluasi dari hasil pengamatan terhadap

performan si pemeran.

3. Menjernihkan hal-hal yang miskonsepsional 4. Melanjutkan permainan/simulasi

Tahap IV. Pemantapan dan debriefing

1. Memberikan ringkasan mengenai kejadian dan persepsi yang timbul selama simulasi.

2. Memberikan ringkasan mengenai kesulitan-kesulitan dan wawasan para peserta.

3. Menganalisis proses

4. Membandingkan aktivitas simulasi dengan dunia nyata. 5. Menghubungkan proses simulasi dengan isi pelajaran. 6. Menilai dan merancang kembali simulasi.

(8)

Sri Anitah, W. DKK (2007: 5.24) mengemukakan tentang keunggulan dan kelemahan metode simulasi sebagai berikut:

a. Kelebihan

Terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan simulasi sebagai metode mengajar, yaitu:

1. Siswa dapat melaksanakan interaksi sosial dan kominikasi dalam kelompoknya.

2. Aktivitas siswa cukup tinggi dalam pembelajaran sehingga terlibat langsung dalam pembelajaran.

3. Dapat mebiasakan siswa untuk memahami permasalahan sosial , hal ini dapat dikatakan sebagai implementasi pembelajaran yang berbasis konstekstual.

4. Melalui kegiatan kelompok dalam simulasi dapat membina hubungan personal yang positif.

5. Dapat membangkitkan imajinasi.

6. Membina hubungan komunikatif dan kerjasama dalam kelompok.

7. Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.

8. Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang disimulasikan.

9. Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.

10. Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.

11. Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses permbelajaran

b. Kelemahan

Di samping memiliki kelebihan, simulasi juga mempunyai kelemahan, yaitu:

1. Relatif memerlukan waktu yang cukup banyak. 2. Sangat bergantung pada aktivitas siswa.

3. Cenderung memerlukan pemanfaatan sumber belajar.

(9)

5. Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan.

6. Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.

7. Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa simulasi sekalipun banyak keunggulan namun sebagai sebuah metode pembelajaran tetap memiliki kelemahan. Berbagai kelebihan di atas perlu diketahui oleh seorang guru agar potensi yang ada dapat dimaksimalkan, namun kelemahan bisa diatasi dengan berbagai cara agar pembelajaran sesuai kondisi dan waktu yang telah disediakan.

4. Prinsip Penggunaan Metode Simulasi

Agar Pemakaian simulasi dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka dalam pelaksanaanya memperhatikan prinsi-prinsip sebagai berikut:

1. Simulasi itu dilakukan oleh kelompok peserta didik dan setiap kelompok mendapat kesempatan untuk melaksanakan simulasi yang sama maupun berbeda

2. Semua peserta didik harus dilibatkan sesuai peranannya 3. Penentuan topik dapat dibicarakan bersama

4. Petunjuk simulasi terlebih dahulu disiapkan secara terperinci atau secara garis besarnya, tergantung pada bentuk dan tujuan simulasi

5. Dalam kegiatan simulasi hendaknya mencakup semua ranah pembelajaran; baik kognitif, afektif maupun psikomotorik;

6. Simulasi adalah latihan keterampilan agar dapat menghadapi kenyataan dengan baik

7. Simulasi harus menggambarkan situasi yang lengkap dan proses yang berurutan yang diperkiran terjadi dalam situasi yang sesungguhnya

8. Hendaknya dapat diusahakan terintegrasinya beberapa ilmu , terjadinya proses sebab akibat, pemecahan masalah dan sebagainya

(10)

pelajaran sebagaiman dijelaskan di atas. Oleh sebab itu tidak semua mata pelajaran, kompetensi dasar, indikator, dan topik pembelajaran berbagai mata pelajaran dapat digunakan dengan simulasi. Disinilah pentingnya pemahaman dan analisa guru tentang karakteristik dan prinsip metode simulasi dihubungkan dengan karakteristik mata pelajaran setiap kompetensi dasarnya.

D. METODE EKSERIMEN 1. Pengertian Metode Eksperimen

Metode Eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran dimana siswa melakukan aktivitas percobaan secara langsung dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami dan membuktikan sendiri dengan mengikuti proses, dengan begitu siswa tidak hanya belajar teori dari buku tanpa dapat membayangkan secara nyata proses yang terjadi. Eksperimen mencakup mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan, dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.

2. Langkah-langkah Penggunaan Metode Eksperimen

Setiap metode ataupun teknik pembelajaran pasti memiliki langkah-langkah dalam penggunaannya, sehingga pengguna sebuah metode dalam proses pembelajaran menjadi efektif. Langkah-langkah dalam pembelajaran dengan metode eksperimen yaitu:

a. Perencanaan: yaitu meliputi kegiatan menerangkan metode eksperimen, membicarakan terlebih dahulu permasalahan yang dapat diangkat, menetapkan alat-alat yang diperlukan, menentukan langkah-langkah apa saja yang perlu dicatat dan variabel-variabel yang harus dikontrol.

b. Pelaksanaan: melaksanakan pembelajaran dengan metode eksperimen dan mengumpulkan laporan.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan metode eksperimen adalah sebagai berikut:

a. Persiapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang dibutuhkan.

b. Usahakan siswa terlibat langsung sewaktu mengadakan eksperimen.

(11)

d. Lakukan pengelompokan atau masing-masing individu melakukan percobaan yang telah direncanakan, bila hasilnya belum memuaskan dapat diulangi lagi untuk membuktikan kebenarannya.

e. Setiap individu atau kelas dapat melaporkan hasil pekerjaannya secara tertulis.

Langkah-langkah pelaksanaan eksperimen meliputi tahap-tahap sebagai berikut: a. Percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang

didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam.

b. Pengamatan, merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut.

c. Hipotesis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatan.

d. Verifikasi, kegiatan untuk membuktikan kebenaran dan dugaan awal yang telah dirumuskan. Siswa diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya.

e. Aplikasi konsep setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari.

f. Evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep. Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa untuk memahami konsep. Pemahanan konsep dapat diketahui apabila siswa mampu mengutarakan secara lisan, tulisan, maupun aplikasi dalam kehidupannya. Dengan kata lain siswa memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan, memberikan contoh dan menerapkan konsep yang terkait dengan pokok bahasan.

Dalam proses belajar mengajar dengan metode percobaan ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan.

3. Kekurangan dan Kelebihan Metode Eksperimen

(12)

yang ilmiah. Dengan eksperimen siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.

a. Kekurangan

1) Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains

2) Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.

3) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.

4) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian.

b. Kelebihan

1) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya.

2) Dalam membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.

3) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.

4) Siswa dapat aktif mengambil bagian yang besar, untuk melaksanakan langkah-langkah dalam cara berpikir ilmiah. Jalan ini dilakukan melalui pengumpulan data-data observasi, memberikan penafsiran serta kesimpulan.

5) Anak didik memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam melakukan eksperimen

6) Siswa terlibat aktif mengumpulkan fakta dan informasi yang diperlukan untuk percobaan.

4. Prinsip Penggunaan Metode Eksperimen

Ada lima prinsip dalam penerapan metode eksperimen dalam proses pembelajaran, yaitu:

a. Prinsip penyajian masalah

Penyajian permasalahan (materi) yang akan diuji untuk dicari kebenarannya. b. Prinsip pemodelan

Percobaan akan didemonstrasikan oleh guru terlebih dahulu atau dengan pengamatan oleh siswa.

c. Prinsip pengumpulan data

Siswa akan mengumpulkan data dari prinsip pemodelan dan membuat hipotesis awal.

(13)

Siswa akan melakukan percobaan (eksperimen) dan mendiskusikan hasil temuannya tersebut baik dengan siswa yang lain maupun dengan guru.

e. Prinsip kesimpulan

Referensi

Dokumen terkait

eksperimen diuraikan sebagai berikut: (a) guru mengenalkan alat±alat yang digunakan untuk melakukan eksperimen, (b) guru menyampaikan cara melakukan percobaan dan cara

pembelajaran) metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil

Pada proses belajar mengajar dengan menggunakan metode eksperimen, siswa diberikan kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses,

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode eksperimen,.. yaitu percobaan sistematis dan berencana untuk membuktikan suatu

Dari uraian dan definisi di atas, dapat dipahami bahwa metode demonstrasi adalah dimana seorang guru memperagakan langsung suatu hal yang kemudian diikuti oleh murid

Data primer, yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perseorangan langsung dari objeknya dengan cara melakukan wawancara langsung pada

Metode eksperimen menurut Djamarah (2002:95) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu

eksperimen diuraikan sebagai berikut: (a) guru mengenalkan alat–alat yang digunakan untuk melakukan eksperimen, (b) guru menyampaikan cara melakukan percobaan dan cara