KINERJA STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I
TANJUNG BALAI ASAHAN
TESIS
OLEH
AHMAD RIZAL NASUTION
107039021/ MAG
PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
MEDAN
2013
DAMPAK SERTIFIKASI ISO 9001:2008 TERHADAP
KINERJA STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I
TANJUNG BALAI ASAHAN
TESIS
TesisSebagai Salah SatuSyaratuntukDapatMemperolehGelar Magister Pertanianpada Program Studi Magister
AgribisnisFakultasPertanianUniversitas Sumatera Utara
Oleh
AHMAD RIZAL NASUTION
107039021/MAG
MEDAN
2013
Judul : DampakSertifikasi ISO 9001:2008
TerhadapKinerjaStasiunKarantinaPertanianKelas I TanjungBalaiAsahan.
Nama : Ahmad Rizal Nasution
NIM : 107039021
Program Studi : Magister Agribisnis
Menyetujui KomisiPembimbing
( Ir. Diana Chalil, M.Si,Ph.D ) Ketua
( Dr.Ir.Satia Negara, M.Sc ) Anggota
Ketua Program Studi, Dekan,
TelahdiujidandinyatakanLULUS di depan Tim PengujipadaJum’at,
19 April 2013
Tim Penguji
Ketua : Ir. Diana Chalil, M.Si,Ph.D
Anggota : 1. Dr.Ir.Satia Negara, M.Sc
2. Dr. Ir. TaviSupriana, MS
LEMBAR PERNYATAAN
DenganinisayamenyatakanbahwaTesis yang berjudul:
DAMPAK SERTIFIKASI ISO 9001:2008 TERHADAP KINERJA STASIUN
KARANTINA PERTANIAN KELAS I TANJUNG BALAI ASAHAN
Adalahbenarhasilkaryasayasendiridanbelumdipublikasikanolehsiapapunsebelumn
ya.Sumber – sumber data daninformasi yang
digunakantelahdinyatakansecarabenardanjelas.
Medan,April 2013 yang membuatpernyataan,
ABSTRAK
AHMAD RIZAL NASUTION. Dampak Sertifikat ISO 9001:2008 Terhadap Kinerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjung Balai Asahan ( di bawah bimbingan Ir. DIANA CHALIL, MSi, PhD sebagai ketua dan Dr. Ir. SATIA NEGARA, M.Sc sebagai anggota ).
Program pengembangan karantina pertanian, pengendalian mutu dan keamanan hasil pertanian ditujukan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas produk pertanian agar memiliki nilai jual yang tinggi dalam pengembangan usaha pertanian.Upaya ini dilakukan melalui peningkatan lalu-lintas pertanian yang memenuhi sistem jaminan kesehatan serta sistem jaminan mutu dan keamanan hasil pertanian.Secara terperinci tujuan penelitian ini adalah :Melakukan analisis dampak ISO 9001:2008 ( Klausul interaksi antar proses pelayanan, kebijakan manajemen, rencana mutu dan pengendalian dokumen ) terhadap kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan, dampak perbedaan penerapan interaksi antar proses pelayanan, kebijakan manajemen, rencana mutu dan pengendalian dokumen terhadap penilaian IKM, antara sebelum dan sesudah pelaksanaan ISO 9001:2008 dan dampak penilaian IKM dan kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan terhadap perluasan pasar ekspor.Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan.Data sekunder dalam penelitian ini berupa data tahunan permohonan pemeriksaan karantina dan nilai Indeks Kepuasan Masyarakat/IKM yang diperoleh dari 13 orang pengguna jasa karantina ( sebagai pemilik komoditas pertanian ekspor / agen penyedia pengurusan dokumen ekspor ) selama tahun 2009 - tahun 2012.
Metode analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan uji Wilcoxon.
Hasil penelitian menunjukkan bahwaISO 9001:2008 ( Klausul interaksi antar proses pelayanan, kebijakan manajemen, rencana mutu dan pengendalian dokumen ) memiliki dampak terhadap kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan; penerapan interaksi antar proses pelayanan, kebijakan manajemen, rencana mutu dan pengendalian dokumen antara sebelum dan sesudah pelaksanaan ISO 9001:2008 berdampak terhadap penilaian IKM; dan penilaian IKM dan kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan berdampak terhadap perluasan pasar ekspor.
ABSTRACT
AHMAD RIZAL NASUTION. The Impact of Certificate ISO 9001:2008 on Performance of Class I Quarantine Station Tanjung Balai Asahan( Supervised by Ir. DIANA CHALIL, M.Si, PhD and Dr.Ir.SATIA NEGARA, M.Sc ).
Agricultural quarantine program development, quality control and safety of agricultural products is intended to maintain and improve the quality of agricultural products that have high value in the development of agriculture. This work is done through increased agricultural traffic that meets the health insurance system and the system of quality assurance and safety of agricultural products.
Detailed objectives of this study are: To analyze the impact of ISO 9001:2008 (Clause interaction between service process, policy management, quality plan and document control) on the performance of Class I SKP Tanjung Balai Asahan, the impact of differences in the interaction between the application of the service process, policy management, quality plan and document control against IKM assessment, before and after the implementation of ISO 9001:2008 and IKM impact assessment and the performance of Class I SKP Tanjung Balai Asahan on the expansion of export markets. The data usedin this studyis asecondary data thatderivedfromClass I SKP Tanjung Balai Asahan.Secondary datainthis study areannual dataapplication forquarantineinspectionandIKM assessmentthat obtainedfrom13usersof Tanjung Balai Asahan Quarantine(as the
exportof agriculturalcommoditiesowner/agentexportdocument processingprovider) during 2009-2012.The analytical methodsthat usedin this
researchisdescriptivemethod and Wilcoxon test
This research showed that the ISO 9001:2008 (Clause interaction between the services, policy management, quality plan and document control) has an impact on the performance of Class I SKP Tanjung Balai Asahan; Application of the interaction between the services, policy management, quality plan and document control between before and after the implementation of ISO 9001:2008 impact on IKM assessment, and performance of class I SKP Tanjung Balai Asahan impact on the expansion of agriculture export markets.
RIWAYAT HIDUP
AHMAD RIZAL NASUTION, lahir di Gunung Tua pada tanggal 31 Juli
1967 dari Bapak ( Alm.) H. Abdul Mukmin Nasutiondan Ibu
( Alm.) Hj. Saniah Pulungan. Penulismerupakan anak ke satu dari tujuh
bersaudara.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut :
1. Tahun 1972 masuk Sekolah Dasar Inpres Aek Tampang Kota Padang
Sidempuan, tamat tahun 1978.
2. Tahun 1981 masuk Sekolah Menengah Pertama Negeri 06 Padang
Sidempuan, tamat tahun 1984.
3. Tahun 1984 masuk Sekolah Pertanian Menengah Atas Negeri Medan, tamat
tahun 1987.
4. Tahun 1993 masuk pendidikan S1 di Fakultas Pertanian Jurusan Agronomi
Universitas Batang Hari Jambi.
5. Tahun 2000 melanjukan pendidikan S1 diFakultas Pertanian Jurusan
Budidaya Universitas Amir Hamzah Medan, tamat tahun 2003.
6. Tahun 2011 melanjutkan pendidikan S2 di Program Studi Magister
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan
rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “ Dampak
Sertifikasi ISO 9001:2008 Terhadap Kinerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Tanjung Balai Asahan “ dengan baik.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
membantu dalam penyelesaian tesis ini, sebagai berikut :
1. Ibu Ir. Diana Chalil, M.Si.Ph.D ., selaku ketua komisi pembimbing yang telah
banyak memberikan motivasi, arahan dan bimbingan.
2. Bapak Dr. Ir. Satia Negara, M.Sc ., selaku anggota komisi pembimbing yang
telah banyak memberikan motivasi, arahan dan bimbingan.
3. Ibu Dr. Ir. Tavi Supriana, MS., selaku Ketua Program Studi Magister
Agribisnis dan juga dosen penguji tiding tesis yang telah bersedia menguji,
memberikan masukan, arahan, kritikan dan saran.
4. Bapak Dr. Ir. Surya Abadi Sembiring,Msi selaku dosen penguji sidang tesis
yang telah bersedia menguji, memberikan masukan, arahan, kritikan dan
saran.
5. Seluruh staf pengajar, staf akademik dan pegawai di Program Studi Magister
6. Penulis mempersembahkan tesis ini untuk kedua orang tua yaitu ( Alm.) H.
Abd. Mukmin Nasution dan ( Alm. ) Hj. Saniah Pulungan, yang dengansetia
dan tulus telah membesarkan dan mendidik penulis selama iniserta bidadari
kecilku yang insaAllah yang akan segera lahir dimuka bumi ini.
7. Secara khusus, penulis mengucapkan terima kasih kepada istri tercinta
drh. Nuraeni Retno, yang selalu senantiasa memotivasi dan tidak lupa penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak (Purn) Letkol Ir.R. Joewono
dan Ibu Rr. Rochmijatoen (kedua orang tua dari istri tercinta )yang selalu
mendoakan keberhasilan penulis.
8. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua adik-adikku, semoga
keberhasilan yang telah penulis peroleh ini dapat menjadi motivasi
adik-adikku untuk terus mengejar ilmu.
9. Penghargaan dan ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh
teman-teman angkatan IV Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, yang telah menjaga kekompakan sampai
sekarang.
Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu penyelesaian tesis ini. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak dan dapat dijadikan sebagai bahan atau acuan dalam kebijakan
program pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK ………... i
ABSTRACT ……….. ii
RIWAYAT HIDUP ………. iii
KATA PENGANTAR ……… iv
DAFTAR TABEL ……….. viii
DAFTAR GAMBAR ………. ix
DAFTAR LAMPIRAN ………... x
I PENDAHULUAN ……… 1
1.1. Latar belakang ……… 1
1.2. Identifikasi Masalah ………... 3
1.3. Tujuan Penelitian ……… 3
1.4. Manfaat Penelitian ……….. 4
II TINJAUAN PUSTAKA ……….. 5
2.1. Landasan Teori ………. 5
2.1.1. Kinerja ………... 5
2.1.2. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 ………… 7
2.1.2.1. Interaksi Antar Proses ………. …. 9
2.1.2.2. Kebijakan Mutu ….……… 9
2.1.2.3. Rencana Mutu ……….……... 10
2.1.2.4 Pengendalian Dokumen ……… 11
2.3. Kerangka Penelitian ……….……….. 12
3.4.1. Analisis Dampak ISO 9001:2008 terhadap Kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan ….……… 17
3.4.2. Analisis Dampak Kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan terhadap Kepuasan Pengguna Jasa Karantina ……… 18
3.4.3. Analisis Dampak Kinerja dan IKM terhadap Paerluasan Pasar Ekspor ( Frekuensi dan Negara Tujuan Ekspor ) antara Sebelum dan Sesudah ISO 9001:2008 ………... 20
3.5. Definisi dan Batasan Operasional ……… 23
3.5.1. Definisi Operasional ……..……….. ….. 23
3.5.2. Batasan Operasional ………. 25
IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………. 26
4.1. Gambaran Umum SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan ….. 26
4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan ……….. 29
4.2.1. Dampak ISO 9001:2008 Terhadap Kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan ……… 29
4.2.1.1. Dampak ISO 9001:2008 ( Klausul Antar Proses ) terhadap Kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan ………. 29
4.2.1.2. Dampak ISO 9001:2008 ( Klausul Kebijakan Mutu ) terhadap Kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan ………… 32
4.2.1.3. Dampak ISO 9001:2008 ( Klausul Rencana Mutu ) terhadap Kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan ………… 36
4.2.1.4. Dampak ISO 9001:2008 ( Klausul Pengendalian Dokumen) terhadap Kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan …….. 40
4.2.2. Dampak Kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan terhadap Kepuasan Pengguna Jasa Karantina ……… 43
4.2.3. Dampak Kinerja dan Penilaian IKM SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan terhadap Perluasan Pasar Ekspor ………. 44
DAFTAR PUSTAKA ………. 48
DAFTAR TABEL
No. Judul Hal
1. Kebijakan Internal SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan
Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan ISO 9001:2008………… 35
2. Jenis – Jenis Komponen Pada Klausul Rencana Mutu ISO
9001:2008 di SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan………. 37
3. Rekaman Pengendalian Dokumen Pelayanan SKP Kelas I
Tanjung Balai Asahan ……….. 41
4. Tes Statistik Wilcoxon Signed Ranks ………. 43
5. Perbedaan Kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan Antara Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Hal
1. Kerangka Penelitian ………. 13
2. Wilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjung
Balai Asahan………. 29
3. Gambaran Umum Alur Pelayanan SKP Kelas I Tanjung Balai
Asahan Sebelum Pelaksanaan ISO 9001:2008………. 30
4. Interaksi Antar Proses Pelayanan SKP Kelas I Tanjung Balai
Asahan Sesuai dengan ISO 9001:2008 ……… 31
5. Prosedur Pengendalian Dokumen SKP Kelas I Tanjung Balai
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Hal
1. Klausul Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 SKP Kelas I
Tanjung Balai Asahan ……….. 49
2. Jumlah Stakeholders atau Pengguna Jasa SKP Kelas I
Tanjung Balai Asahan ……….. 50
3. Lamanya Waktu Pelaksanaan Tindakan Karantina Terhadap
Komoditas Pertanian Ekspor ………. 51
4. Persyaratan Dokumen Ekspor Komoditas Pertanian
Berdasarkan ISO 9001:2008 SKP Kelas I Tanjung Balai
Asahan ……….. 52
5. Pengolahan Indeks Kepuasan Masyarakat Per Responden dan Per Unsur Pelayanan Pada SKP Kelas I Tanjung Balai
Asahan tahun 2009 ……….……… 53
6. Pengolahan Indeks Kepuasan Masyarakat Per Responden dan Per Unsur Pelayanan Pada SKP Kelas I Tanjung Balai
7. Pengolahan Indeks Kepuasan Masyarakat Per Responden dan Per Unsur Pelayanan Pada SKP Kelas I Tanjung Balai
Asahan tahun 2011 ……….……… 57
8. Pengolahan Indeks Kepuasan Masyarakat Per Responden dan Per Unsur Pelayanan Pada SKP Kelas I Tanjung Balai
Asahan tahun 2012 ……….……… 59
9. Peta sebar Ekspor Komoditas Pertanian Melalui Wilayah Kerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan Sebelum
pelaksanaan ISO 9001:2008 ( Tahun 2009 )…………..……... 61
10. Peta sebar Ekspor Komoditas Pertanian Melalui Wilayah Kerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan Sebelum pelaksanaan ISO 9001:2008 ( Tahun 2010 ) ………..…... 62
11. Peta sebar Ekspor Komoditas Pertanian Melalui Wilayah Kerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan Sebelum
pelaksanaan ISO 9001:2008 ( Tahun 2011)…………..……... 63
12. Peta sebar Ekspor Komoditas Pertanian Melalui Wilayah Kerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan Sebelum
pelaksanaan ISO 9001:2008 ( Tahun 2012 ) ……….... 64
AHMAD RIZAL NASUTION. Dampak Sertifikat ISO 9001:2008 Terhadap Kinerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjung Balai Asahan ( di bawah bimbingan Ir. DIANA CHALIL, MSi, PhD sebagai ketua dan Dr. Ir. SATIA NEGARA, M.Sc sebagai anggota ).
Program pengembangan karantina pertanian, pengendalian mutu dan keamanan hasil pertanian ditujukan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas produk pertanian agar memiliki nilai jual yang tinggi dalam pengembangan usaha pertanian.Upaya ini dilakukan melalui peningkatan lalu-lintas pertanian yang memenuhi sistem jaminan kesehatan serta sistem jaminan mutu dan keamanan hasil pertanian.Secara terperinci tujuan penelitian ini adalah :Melakukan analisis dampak ISO 9001:2008 ( Klausul interaksi antar proses pelayanan, kebijakan manajemen, rencana mutu dan pengendalian dokumen ) terhadap kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan, dampak perbedaan penerapan interaksi antar proses pelayanan, kebijakan manajemen, rencana mutu dan pengendalian dokumen terhadap penilaian IKM, antara sebelum dan sesudah pelaksanaan ISO 9001:2008 dan dampak penilaian IKM dan kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan terhadap perluasan pasar ekspor.Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan.Data sekunder dalam penelitian ini berupa data tahunan permohonan pemeriksaan karantina dan nilai Indeks Kepuasan Masyarakat/IKM yang diperoleh dari 13 orang pengguna jasa karantina ( sebagai pemilik komoditas pertanian ekspor / agen penyedia pengurusan dokumen ekspor ) selama tahun 2009 - tahun 2012.
Metode analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan uji Wilcoxon.
Hasil penelitian menunjukkan bahwaISO 9001:2008 ( Klausul interaksi antar proses pelayanan, kebijakan manajemen, rencana mutu dan pengendalian dokumen ) memiliki dampak terhadap kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan; penerapan interaksi antar proses pelayanan, kebijakan manajemen, rencana mutu dan pengendalian dokumen antara sebelum dan sesudah pelaksanaan ISO 9001:2008 berdampak terhadap penilaian IKM; dan penilaian IKM dan kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan berdampak terhadap perluasan pasar ekspor.
ABSTRACT
AHMAD RIZAL NASUTION. The Impact of Certificate ISO 9001:2008 on Performance of Class I Quarantine Station Tanjung Balai Asahan( Supervised by Ir. DIANA CHALIL, M.Si, PhD and Dr.Ir.SATIA NEGARA, M.Sc ).
Agricultural quarantine program development, quality control and safety of agricultural products is intended to maintain and improve the quality of agricultural products that have high value in the development of agriculture. This work is done through increased agricultural traffic that meets the health insurance system and the system of quality assurance and safety of agricultural products.
Detailed objectives of this study are: To analyze the impact of ISO 9001:2008 (Clause interaction between service process, policy management, quality plan and document control) on the performance of Class I SKP Tanjung Balai Asahan, the impact of differences in the interaction between the application of the service process, policy management, quality plan and document control against IKM assessment, before and after the implementation of ISO 9001:2008 and IKM impact assessment and the performance of Class I SKP Tanjung Balai Asahan on the expansion of export markets. The data usedin this studyis asecondary data thatderivedfromClass I SKP Tanjung Balai Asahan.Secondary datainthis study areannual dataapplication forquarantineinspectionandIKM assessmentthat obtainedfrom13usersof Tanjung Balai Asahan Quarantine(as the
exportof agriculturalcommoditiesowner/agentexportdocument processingprovider) during 2009-2012.The analytical methodsthat usedin this
researchisdescriptivemethod and Wilcoxon test
This research showed that the ISO 9001:2008 (Clause interaction between the services, policy management, quality plan and document control) has an impact on the performance of Class I SKP Tanjung Balai Asahan; Application of the interaction between the services, policy management, quality plan and document control between before and after the implementation of ISO 9001:2008 impact on IKM assessment, and performance of class I SKP Tanjung Balai Asahan impact on the expansion of agriculture export markets.
I.
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Peranan dan fungsi dari Badan Karantina Pertanian menjadi sangat
strategis dan penting mengingat globalisasi perdagangan/free trade membawa
konsekuensi meningkatnya intensitas dan frekuensi arus lalu lintas barang dan
orang, dimana barrier perdagangan tidak lagi terletak pada tarif , tetapi pada
instrument teknis (non tariff barriers) dan SPS WTO yang menjadikan Badan
Karantina Pertanian merupakan satu-satunya barrier di exit/entry point yang
melindungi pertanian Indonesia (Setyowati, 2004).
Program pengembangan karantina pertanian, pengendalian mutu dan
keamanan hasil pertanian ditujukan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas
produk pertanian agar memiliki nilai jual yang tinggi dalam pengembangan usaha
pertanian. Upaya ini dilakukan melalui peningkatan lalu-lintas pertanian yang
memenuhi system jaminan kesehatan serta system jaminan mutu dan keamanan
hasil pertanian. Kegiatan yang telah berhasil dilakukan adalah diperolehnya
akreditasi pelayanan ISO 9001:2008 yang merupakan pengakuan resmi
kemampuan instansi dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat.Namun
kondisi kinerja layanan ekspor di Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan
beberapa negara lain, ketinggalan ini dapat dilihat dari indikator lead-time,
pelayanan ekspor dan masih banyaknya titik layanan dalam penyelesaian ekspor.
dan akurasi data ekspor serta pengawasan terhadap lalu-lintas barang antar
negara(Fitria, 2010 )
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjung Balai Asahan (SKP Kelas I
Tanjung Balai Asahan) sebagai Instansi Pelayan Publik telah melaksanakan sistem
manajemen mutu ISO 9001:2008 pada tahun 2011.Terkait dengan pelaksanaan
reformasi birokrasi di Kementerian Pertanian, peningkatan mutu pelayanan
kepada masyarakat menjadi salah satu agenda penting bagi Badan Karantina
Pertanian, khususnya SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan dalam meningkatkan
kinerjanya. ISO 9001:2008 merupakan salah satu standar internasional untuk
pelayanan yang dapat digunakan dalam mendukung pelaksanaan reformasi
birokrasi ( Sumaedi, 2010 ).
Menurut Undang-undang No.16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan,
Ikan dan Tumbuhan, Bab III pasal 9 ayat (1) setiap komoditas pertanian yang
akan dibawa keluar dari wilayah Negara Republik Indonesia wajib dilakukan
tindak karantina. Kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan direfleksikan dari
perluasan pasar ekspor komoditas pertanian ( berupa peningkatan frekuensi dan
negara tujuan ekspor) yang dilalu-lintaskan melalui wilayah kerja SKP Kelas I
Tanjung Balai Asahan dan hasil penilaian Indeks Kepuasan Masyarakat ( IKM ).
Selama penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di SKP Kelas I
Tanjung Balai Asahan, belum pernah dilakukan penelitian mengenai dampak
penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 terhadap kinerja SKP Kelas I
Tanjung Balai Asahan, sehingga belum dapat diketahui secara nyata pengaruhnya
I.2. Identifikasi Masalah
Dalam uraian latar belakang telah disinggung masalah penelitian yang
akan diteliti. Berdasarkan itu, maka rumusan masalah penelitian yang perlu dikaji
dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana dampak ISO 9001:2008 terhadap kinerja SKP Kelas I Tanjung
Balai Asahan.
2. Bagaimana dampak kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan terhadap
kepuasan konsumen.
3. Bagaimana dampak kinerja dan IKM terhadap perluasan pasar ekspor (
meliputi frekuensi ekspor dan negara tujuan ekspor ) antara sebelun ISO
9001:2008 (tahun 2009 –tahun 2010) dan sesudah ISO 9001:2008 (tahun
2011-tahun 2012).
I.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab dan menjelaskan masalah
penelitian yang telah dirumuskan. Secara terperinci tujuan penelitian ini
adalah :
1. Melakukan analisis dampak ISO 9001:2008 terhadap kinerja SKP Kelas I
Tanjung Balai Asahan.
2. Melakukan analisis dampakkinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan
3. Melakukan analisis dampak kinerja dan IKM terhadap perluasan pasar ekspor
( meliputi frekuensi ekspor dan negara tujuan ekspor ) antara sebelun ISO
9001:2008 (tahun 2009 –tahun 2010) dan sesudah ISO 9001:2008 (tahun
2011-tahun 2012).
I.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk:
1. Mengetahui dampak sertifikasi ISO 9001:2008 terhadap kinerja SKP
Kelas I Tanjung Balai Asahan dan peningkatan kepuasan masyrakat
pengguna jasa karantina /stakeholders serta untuk mengetahui peningkatan
kinerja dan IKM terhadap perluasan pasar ekspor.
2. Bahan pertimbangan bagi Pemerintah Pusat dalam menetapkan kebijakan
dalam perdagangan ekspor komoditas pertanian
3. Bahan informasi bagi masyarakat terutama bagi civitas akademika dan para
II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Kinerja
Menurut Donely et al( 1994 ), kinerja merujuk pada tingkatan keberhasilan
dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat
dicapai dengan baik dan kinerja tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh 3
faktor yaitu kemampuan, keinginan dan lingkungan. Kinerja merupakan fungsi
dari kemampuan, motivasi dan kesempatan ( Robbins, 1996 ).
Menurut Ramlan dan Ismulyana ( 2005 ), kinerja pelayanan dan
kepuasanpelanggan adalah dua sisi dari mata uangyang sama karena indikator
kinerja pelayanan adalah tingkat kepuasan dari pelanggan. Bila kepuasan
pelanggan sudah diukur maka ukuran itu adalah sekaligus kinerja pelayanan.
Tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan merupakan faktor yang
pentingdalam mengembangkan suatu sistim penyediaan pelayanan yang tanggap
terhadap kebutuhan pelanggan, meminimalkan biayadan waktu serta
memaksimalkan dampak pelayanan terhadap sasaran.
Dalam sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 terdapat beberapa klausul
yang penerapannya berkaitan dengan kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan,
1. Klausul PM.SKP. I. TBA. 01.6, yaitu interaksi antar proses pelayanan.
Dalam klausul ini diterangkan tentang tugas dan wewenang
( job description ) dan hubungan antar bagian prosedur pelayanan SKP Kelas
I Tanjung Balai Asahan.
2. Klausul PM. SKP I.TBA. 02.2, yaitu kebijakan manajemen.
Dalam klausul ini diterangkan tentang efisiensi dan efektivitas waktu
pelayanan SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan dan peningkatan kepuasan
pengguna jasa karantina ( stakeholder ).
3. Klausul PM. SKP.I.TBA.02.4, yaitu rencana mutu.
Dalam klausul ini diterangkan tentang efisiensi waktu penyelesaian pelayanan
berupa penetapan batasan waktu penyelesaian pelayanan.
4. Klausul PM. SKP. I. TBA. 04.2.3, yaitu pengendalian dokumen
Dalam klausul ini diterangka tentang sistem kerja yang terdokumentasi dan
terkendali.
Meskipun ada beberapa klausul dalam ISO 9001:2008 yang berkaitan
dengan kinerja, penelitian ini hanya meneliti klausul tentang interaksi antar proses
pelayanan, kebijakan manajemen, rencana mutu dan pengendalian dokumen saja
karena klausul – klausul ini yang berhubungan dengan unsur-unsur yang
terkandung dalam IKM dan sesuai dengan pernyataan Joewono (2010) yang
mengatakan bahwa Manfaat penerapan ISO 9001:2008 bagi suatu instansi antara
efektivitas operasional;
2. Sistem kerja dalam suatu instasi menjadi standar kerja yang terdokumentasi
dan mempunyai aturan kerja yang baik sehingga memudahkan dalam
pengendalian;
3. Meningkatkan semangat dan moral pegawai karena adanya kejelasan tugas
dan wewenang ( job description) dan hubungan antar bagian yang terkait
sehingga pegawai dapat bekerja secara efektif dan efisien;
4. Dapat mengarahkan karyawan agar berwawasan mutu dalam memenuhi
permintaan pelanggan, baik internal maupun eksternal.
2.1.2. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
ISO 9001:2008 merupakan standar sistem manajemen mutu, yang disiapkan
dan dipublikasikan oleh International Organization for Standardization. Standard
sistem ini sangat penting untuk meningkatkan mutu pelayanan dan kinerja suatu
organisasi, meningkatkan efektivitas dan konsistensi pelaksanaan proses,
meningkatkan pengendalian dokumen dan rekaman/arsip, serta meningkatkan
quality image organisasi di mata stakeholders ( Harjowiryono, 2012).
Menurut Joewono ( 2010 ) ISO 9001:2008 adalah sistem manajemen mutu,
yaitu sistem manajemen untuk mengarahkan dan mengontrol organisasi berkaitan
dengan mutu yang bukan hanya berhubungan dengan mutu produk saja, tetapi
pelanggan dan bisa dipenuhinya peraturan pemerintah yang berhubungan dengan
produk yang dipasarkan.
Sebagai salah satu instansi pelayanan publik, Stasiun Karantina Pertanian
kelas I Tanjung Balai Asahan berusaha memberikan pelayanan kepada pelanggan
dengan menerapkan sistem manajemen mutu yang saat ini merupakan tuntutan
global sebagai wujud clean government dan good government service. Penerapan
sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 oleh Stasiun Karantina Pertanian kelas I
Tanjung Balai Asahan kepada para pengguna jasa karantina /stakeholders selain
bertujuan untuk terwujudnya kepuasan kepada para pengguna jasa karantina
/stakeholders, juga memberikan pengaruh positif kepada Stasiun karantina
Pertanian kelas I Tanjung Balai Asahan untuk mengadakan perbaikan secara
menyeluruh dalam rangka tercapainya tujuan dan kinerja SKP Kelas I Tanjung
Balai Asahan yang lebih efektif dan efisien. Untuk mengetahui keefektifan sistem
manajemen mutu pelayanan yang dilaksanakan, salah satu tindakan yang
dilakukan adalah menyebarkan kuesioner untuk mengetahui indeks kepuasan
pelanggan ( IKM / Indeks Kepuasan Masyarakat ).
SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan berkomitmen memberikan pelayanan
yang prima kepada para pengguna jasa dengan berbasis pada sistem manajemen
mutu guna mewujudkan rasa kepercayaan dan kepuasan pengguna jasa dalam
menjalankan kegiatan ekspor komoditas pertanian sehingga diharapkan dapat
meningkatakan daya saing organisasi dalam memberikan pelayanan dan
9001:2008 terdiri dari 8 klausul , dapat dilihat pada tabel 2.
Sunu ( 1999 ) mengemukakan ,manfaat keberhasilan program ISO dari
segi efisiensi adalah:
a) Pelanggan, yaitu tercapainya kepuasan pelanggan.
b) Personel yang menerapkan, yaitu jika personel merasa bermanfaat atau dapat
berfungsi sebagai alat bantu.
c) Instansi , yaitu jika kinerja suatu instansi semakin efisien dan efektif.
2.1.2.1.Interaksi Antar Proses
Salah satu persyaratan ISO mengharuskan mengembangkan sebuah
manual mutu yang antara atribut lainnya harus berisi gambaran interaksi antara
proses-proses sistem manajemen mutu. Interaksi antar proses dalam Asistem
manajemen mutu ISO 9001:2008 KP Kelas I Tanjung Balai Asahan
menggambarkan skema tahapan atau alur dari proses pelayanan di SKP Kelas I
Tanjung Balai Asahan.
2.1.2.2.Kebijakan Mutu
Menurut Anonimus ( 2013), kebijakan mutu adalah dokumen yang
dinyatakan secara resmi oleh pimpinan puncak dan berisi tentang maksud dan
arahan secara menyeluruh dari sebuah perusahaan yang terkait dengan mutu.
Setelah ditetapkan, kebijakan mutu ini tentunya harus bisa menyediakan kerangka
institusi dan tentunya ditinjau untuk memastikan bahwa kebijakan mutu masih
sesuai dengan dinamika institusi.
Pimpinan puncak perusahaan memastikan bahwa kebijakan mutu yang
ditetapkan harus:
a) Sesuai dengan tujuan perusahaan
b) Mencakup komitmen untuk memenuhi persyaratan dan secara terus menerus
meningkatkan keefektifan sistem manajemen mutu
c) Menyediakan kerangka untuk menetapkan dan meninjau sasaran mutu
d) Dikomunikasikan dan dipahami kesemua level institusi
e) Ditinjau terus menerus untuk menyesuaikan dinamika institusi
2.1.2.3.Rencana Mutu
Dalam ISO rencana mutu didefinisikan sebagai dokumen yang menetapkan
proses, prosedur dan sumber daya terkait yang akan diterapkan oleh siapa dan
kapan untuk memenuhi persyaratan proyek, produk, proses atau kontrak. Lingkup
rencana mutu dalam penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008
mencakup pada realisasi proses . Rencana mutu merupakan bagian dari proses
realisasi produk. Walaupun hanya sebagian kecil dari sistem manajemen mutu,
namun rencana mutu merupakan proses yang terkait langsung dengan pemenuhan
persyaratan pelanggan. Hal tersebut dapat dilihat dari input dan output yang
langsung terhubung dengan persyaratan pelanggan dan kepuasan pelanggan(
Menurut Anonimus ( 2012 ), pengendalian dokumen sangat penting,
karena tanpa prosedur pengendalian dokumen ini sangatlah mustahil menjalankan
sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008 secara efektif dan efisien. Yang
termasukpengendalikan dokumen yang diminta ole
persyaratan pengendalian catatan mutu. Adapun tujuan pengendalian dokumen
adalah:
a) Menyetujui kecukupan dokumen sebelum diterbitkan.
b) Meninjau, memperbarui, dan menyetujui ulang dokumen
c) Memastikan perubahan dan status revisi terbaru dari dokumen terindentifikasi
dengan jelas.
d) Memastikan versi yang berlaku tersedia di tempat kerja.
e) Memastikan dokumen dapat dibaca dan mudah dikenali.
f) Memastikan dokumen yang berasal dari luar dan ditentukan oleh perusahaan
untuk perencanaan dan operasi sistem manajemen mutu dapat teridentifikasi
dan distribusinya dikendalikan.
g) Mencegah terpakainya dokumen yang sudah kadaluwarsa dan
memberikannya identifikasi yang jelas apabila dokumen tersebut disimpan
2.2. Penelitian Sebelumnya
Maulana dalam penelitiannya pada tahun 2011 tentang penerapan sistem
manajemen mutu ISO 9001:2008 pada Kantor Manajemen Mutu (KMM) IPB
menuliskan bahwa hasil penelitian menunjukan penerapan sistem manajemen
mutu ISO 9001:2008 pada KMM IPB terdiri dari unsur-unsur, yaitu: sistem
manajemen mutu, tanggung jawab manajemen, manajemen sumber daya, realisasi
produk serta perbaikan dengan tujuan yang ingin dicapai melalui penerapan ISO
9001:2008 adalah peningkatan mutu pelayanan. Dari penelitian yang dilakukan
oleh Maulana di atas, menunjukkan bahwa sistem manajemen mutu pelayanan
merupakan salah satu unsur yang harus ada dalam meningkatkan mutu
pelayanan di KMM IPB karena sistem manajemen mutu menetapkan kerangka
kerja untuk proses peningkatan mutu lebih lanjut dengan membakukan proses
guna memastikan konsistensi dan mampu menelusuri serta meningkatkan
hubungan antar fungsi yang mempengaruhi mutu, sehingga produk yang
dihasilkan dapat terjaga.
2.3.Kerangka Penelitian
Penelitian yang mengenai “ Dampak sertifikasi ISO 9001:2008 Terhadap
Kinerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjung Balai Asahan”. diilhami oleh
pengalaman penulis yang telah dan sedang mengabdikan diri selama hampir 20
tahun yang turut mengambil bagian dalam menjaga benteng terdepan pertahanan
Pemerintah Indonesia di bidang eksportasi komoditas pertanian.
Penelitian tersebut dilakukan di bagian wilayah Propinsi Sumatera Utara
yang menjadi bagian dari wilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian kelas I
Tanjung Balai Asahan ( sesuai Permentan No.22 Tahun 2008), dengan
pengambilan data selama 4 tahun dari 2009 s/d 2012.
Berdasarkan dukungan landasan teoritik yang diperoleh dari eksplorasi
teori yang dijadikan rujukan konsepsional variable, maka dapat disusun kerangka
pemikiran sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Penelitian
Kerangka pemikiran di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Sebagai salah satu instansi pelayanan publik, SKP Kelas I Tanjung Balai
Asahan berusaha memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan
menerapkan ISO 9001:2008 yang saat ini merupakan tuntutan global yang ISO 9001:2008
Klausul: - Interaksi antar
proses - Kebijakan
mutu
- Rencana mutu - Pengendalian
dokumen
IKM ( Indeks Kepuasan
masyarakat )
Kinerja SKP Kelas I tanjung Balai
Asahan
Perluasan pasar ekspor
1. Negara tujuan ekspor
perlu segera diterapkan sebagai wujud clean government dan good
government service.
2) Indikator keberhasilan pelaksanaan manajemen mutu di SKP Kelas I Tanjung
Balai Asahan dapat dilihat dari besaran nilai IKM. Indeks kepuasan
masyarakat adalah suatu penilaian secara obyektif melalui pengisian kuisioner
dari masyarakat ( pengguna jasa karantina ) terhadap pelayanan yang
diberikan oleh instansi pemerintah ( SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan ).
3) Terdapat kesamaan pengertian dalam klausul ISO 9001:2008 ( yaitu: interaksi
antar proses; kebijakan mutu; rencana mutu; dan pengendalian dokumen)
dengan unsur IKM ( yaitu : prosedur pelayanan dan kecepatan pelayanan ).
4) Peningkatan kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan direfleksikan melalui
peningkatan pasar ekpor komoditas pertanian ( berupa perluasan negara
tujuan peningkatan frekuensi ekspor ) yang dilalu-lintaskan melalui wilayah
kerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan.
2.4.Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dilakukan sebelumnya,
hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah : “ Terdapat peningkatan
3.1.Metode Penentuan Daerah
Penelitian ini dilaksanakan di kantor SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan,
yang beralamat di JL. Pelabuhan Teluk Nibung - Kota Tanjung Balai Asahan.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012.
3.2.Metode Penentuan Sampel
Responden yang dipakai dalam penelitian ini adalah masyarakat yaitu
perusahaan ekspor atau individu perseorangan pelaku bisnis ekspor komoditas
pertanian, agen yang menyediakan jasa pengurusan dokumen ekspor dan pemilik
komoditas pertanian yang akan dilalu-lintaskan antar area/antar pulau di dalam
wilayah Negara Indonesia yang menggunakan jasa SKP Kelas I Tanjung Balai
Asahan untuk melakukan pemeriksaan keamanan dan kesehatan komoditas
pertanian milik mereka agar persyaratan negara atau daerah tujuan terpenuhi.
Masyarakat yang menggunakan jasa SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan ini
disebut dengan istilah pengguna jasa / stakeholder karantina.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari SKP
Kelas I Tanjung Balai Asahan, yang diperoleh dari 13 orang stakeholders atau
pengguna jasa karantina yang mengisi kuisioner IKM dan data sekunder yang
diperoleh SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan. Data sekunder dalam penelitian ini
merupakan data tahunan tentang Permohonan Pemeriksaan Karantina oleh
Data tahunan Permohonan Pemeriksaan Karantina ini antara lain mencakup
jenis komoditas yang akan diekspor, negara tujuan ekspor, frekuensi ekspor
komoditas pertanian per tahun dan jenis tindakan karantina terhadap komoditas
pertanian yang akan diekspor tersebut. Data sekunder ini dimaksudkan untuk
mengetahui perubahan kondisi interaksi antar proses pelayanan, kebijakan,
rencana dan pengendalian dokumen serta perkembangan frekuensi ekspor
komodiats pertanian yang di lalu-lintaskan melalui wilayah kerja SKP Kelas I
Tanjung Balai Asahan, yang terjadi antara periode tahun 2009 sampai dengan
2010 ( sebelum pelaksanaan ISO 9001:2008 ) dengan periode tahun 2011 sampai
dengan 2012 ( setelah pelaksanaan ISO 9001:2008 ).
Penarikan sampel dilakukan secara purposive, yaitu semua stakeholders
yang mengisi kuisioner penilaian IKM dan menggunakan jasa SKP kelas I
Tanjung Balai Asahan selama sebelum dan sesudah ISO 9001:2008
dilaksanakan.Metode purposive samplingadalah penarikan sampel dengan
pertimbangan tertentu, pertimbangan tersebut didasarkan pada kepentingan
atau tujuan penelitian ( Suryadi dan Purwanto, 2004 ). Penentuan sampel
menggunakan metode purposive sampling pada penelitian ini dengan kriteria
sebagai berikut:
1) Adanya pengajuan permohonan pemeriksaan karantina terhadap semua
komoditas pertanian ekspor oleh pengguna jasa karantina.
2) Adanya penilaian kepuasan mesyarakat terhadap pelayanan yang diberikan
3.3.Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi, yaitu
pengumpulan data yang sudah tersedia di SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan,
tentang hal – hal yang berkaitan dengan penelitian seperti dokumen ISO
9001:2008; laporan penilaian IKM Tahun 2009 s/d Tahun 2012; dan laporan
permohonan pemeriksaan karantina terhadap komoditas pertanian ekspor pada
Tahun 2009 s/d Tahun 2012.
3.4.Metode Analisis Data
3.4.1. Analisis Dampak ISO 9001:2008 terhadap Kinerja SKP Kelas I
Tanjung Balai Asahan.
Dalam penelitian ini dilakukan analisa dengan menggunakan metode
deskriptif terhadap klausul ISO 9001:2008 berupa interaksi antar proses
pelayanan, kebijakan dan rencana mutu serta pengendalian dokumen. Uji atau
analisis deskriptif merupakan metode analisis yang bertujuan mendeskripsikan
atau menjelaskan sesuatu hal apa adanya. Biasanya parameter analisis deskriptif
berupa mean, frekuensi, presentase dan sebagianya. Penelitian deskriptif adalah
salah satu j
mengenai
penelitian deskriptif adalah menghasilkan gambara
memberikan gambaran lengkap baik dalam bent
tahapan atau proses, serta untuk menyimpan informasi bersifat kontradiktif
mengenai subjek penelitian ( Baroroh, 2008 ).
Metode diskriptif yang digunakan dalam menganalisa dampak ISO
9001:2008 ( klausul interaksi antar proses ) terhadap kinerja SKP Kelas I Tanjung
Balai Asahan adalah menggambarkan interaksi antar proses pada alur pelayanan
SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan antara sebelum dan sesudah ISO
9001:2008.Pada analisa dampak ISO 9001:2008 ( klausul kebijakan mutu )
metode deskriptif yang dipakai menggambarkan jenis-jenis kebijakan internal
SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan dalam rangka peningkatan kinerja antara
sebelum dan sesudah pelaksanaan ISO 9001:2008( lihat tabel 2).
Pada analisa dampak ISO 9001:2008 (klausul rencana mutu), metode
deskriptif menggambarkan adanya perbedaan waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan berbagai jenis komponen rencana mutu, antara sebelum dan
sesudah pelaksanaan ISO 9001:2008(lihat tabel 3). Sedangkan metode diskriptif
dalam menganalisa dampak ISO 9001:2008 ( klausul pengendalian dokumen )
menggambarkan adanya perbedaan perlakuan pengendalian dokumen antara
sebelum dan sesudah pelaksanaan ISO 9001:2008 (lihat tabel 4).
3.4.2.AnalisisDampak Kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahanterhadap
Kepuasan Pengguna Jasa Karantina.
Analisis dampak kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan terhadap
sebagai berikut:
Nilai 1 : tidak puas sekali
Nilai 2 : Tidak puas
Nilai 3 : Puas
Nilai 4 : Puas sekali
Perbedaan penilaian kepuasan stakeholders antara sebelum dan sesudah
pelaksanaan ISO 9001:2008 akan dilakukan uji beda rata-rata dengan
menggunakan uji Wilcoxon.
Uji Wilcoxon termasuk dalam pengujian nonparametrik.Pengujian ini
dilakukan untuk membandingkan antara dua kelompok data yang saling
berhubungan. Uji ini memiliki kekuatan tes yang lebih dibandingkan dengan uji
tanda ( Singgih, 2010 ).
Uji jenjang bertanda Wilcoxon yang diperkenalkan oleh Frank Wilcoxon
dalam tahun 1945.Uji ini digunakan untuk menguji kondisi (variabel) pada sampel
yang berpasangan dengan skor data yang minimal berskala ordinal atau juga untuk
penelitian dengan data sebelum dan sesudah.Anggapan yang diperlukan dalam
penggunaan uji bertanda Wilcoxon adalah bahwa pasangan data diambil secara
acak dan tiap-tiap perbedaan antara pasangan skor (distribusi populasi) yang
simetris (Djarwanto, 1996).
Uji jenjang bertanda Wilcoxon dapat didasarkan pada sampel kecil (n ≤
25) atau didasarkan pada sampel besar (n ≥ 25).Untuk sampel kecil, pengujian
jenjang positif dengan jumlah jejang negatif. Nilai T dapat dilihat pada tabel harga
kritis T dalam tes ranking bertanda data berpasangan Wilcoxon dengan taraf
signifikasi 0.05, 0.02, dan 0.01 untuk pengujian satu sisi atau dua sisi. Untuk
sampel besar, pengujiannya dilakukan dengan pendekatan distribusi normal,
dimana mean dan standar deviasi dari distribusi sampling nilai T dihitung dengan
rumus (Djarwanto, 1996).
Mean =
µ
T =4
n ( n + 1 )
Standart Deviasi =
α
T=24 n(n+1) (2n + 1 )
Harga uji statistik = Z = T -
µ
Tα
T3.4.3. Analisis Dampak Kinerja dan IKM terhadap Perluasan Pasar Ekspor
(Frekuensi dan Negara Tujuan Ekspor) antara Sebelum dan Sesudah ISO 9001:2008.
Perluasan pasar ekspor komoditas pertanian Indonesia yang dilalu –
lintaskan melalui wilayah kerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan diukur dari
perluasan negara tujuan dan frekuensi komoditas pertanian ekspor antara sebelum
dan sesudah pelaksanaan ISO 9001:2008.Pelayanan publik oleh aparatur
pemerintah dewasa ini masih banyak dijumpai kelemahan sehingga belum dapat
memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat. Hal ini ditandai dengan masih
adanya berbagai keluhan masyarakat yang disampaikan melalui media massa,
maka pemerintah perlu terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik,
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS), perlu
disusun IKM sebagai tolak ukur untuk menilai tingkat kualitas pelayanan. Di
samping itu data indeks kepuasan masyarakat akan dapat menjadi bahan penilaian
terhadap unsur pelayanan yang masih perlu perbaikan dan menjadi pendorong
setiap unit penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan kualitas pelayanannya.
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah data dan informasi tentang
tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dan hasil pengukuran secara
kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan
dari aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara
harapan dan kebutuhannya.Berdasarkan prinsip pelayanan sebagaimana telah
ditetapkan dalam Keputusan Menteri PAN Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003, yang
kemudian dikembangkan menjadi 14 unsur yang "relevan”, “valid" dan "reliabel”,
sebagai unsur minimal yang harus ada untuk dasar pengukuran indeks kepuasan
masyarakat adalah sebagai berikut:
1) Prosedur Pelayanan ( P1 ), yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang
diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan;
2) Persyaratan Pelayanan ( P2 ), yaitu persyaratan teknis dan administratif
yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis
3) Kejelasan petugas pelayanan ( P3 ), yaitu keberadaan dan kepastian petugas
yang memberikan pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan tanggung
jawabnya);
4) Kedisiplinan petugas pelayanan ( P4 ), yaitu kesungguhan petugas dalam
memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai
ketentuan yang berlaku;
5) Tanggung jawab petugas pelayanan ( P5 ), yaitu kejelasan wewenang dan
tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan;
6) Kemampuan petugas pelayanan ( P6 ), yaitu tingkat keahlian dan
ketrampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan/ menyelesaikan
pelayanan kepada masyarakat;
7) Kecepatan pelayanan ( P7 ), yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan
dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan;
8) Keadilan mendapatkan pelayanan ( P8 ), yaitu pelaksanaan pelayanan
dengan tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani;
9) Kesopanan dan keramahan petugas ( P9 ), yaitu sikap dan perilaku petugas
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah
serta saling menghargai dan menghormati;
10) Kewajaran biaya pelayanan ( P10 ), yaitu keterjangkauan masyarakat
terhadap besamya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan;
11) Kepastian biaya pelayanan ( P11 ), yaitu kesesuaian antara biaya yang
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan;
13) Kenyamanan lingkungan ( P13 ), yaitu kondisi sarana dan prasarana
pelayanan yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa
nyaman kepada penerima pelayanan;
14) Keamanan Pelayanan ( P14 ), yaitu terjaminnya tingkat keamanan
lingkungan unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan,
sehingga masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap
resiko-resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.
Indikator keberhasilan pelaksanaan manajemen mutu di SKP Kelas I
Tanjung Balai Asahan dapat dilihat dari besaran nilai IKM. Indeks kepuasan
masyarakat adalah suatu penilaian obyektif melalui pengisian kuisioner dari
masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh instansi pemerintah ( dalam
hal ini adalah SKP Kelas I tanjung Balai Asahan ) yang dilakukan setiap tahun.
Masyarakat yang menilai IKM adalah masyarakat pengguna jasa karantina /
stakeholder, yaitu perusahaan atau individu perseorangan yang mengajukan
permohonan pemeriksaan karantina terhadap komoditas pertanian milik mereka
yang akan dilalu-lintaskan Negara ( perdagangan internasional / ekspor).
3.5. Definisi dan Batasan Operasional
3.5.1.Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman, maka berikut ini diberikan beberapa
1. Pengguna jasa karantina adalah orang atau badan hukum yang memiliki
media pembawa dan atau yang bertanggung jawab atas pemasukan , transit
atau pengeluaran media pembawa.
2. Permohonan Pemeriksaan Karantina adalah suatu aplikasi berbasis web yang
dibangun oleh Bidang Informasi Perkarantinaan, Pusat Kepatuhan, Kerjasama
dan Informasi Perkarantinaan, yang berguna untuk membantu para pengguna
jasa karantina dan Unit Pelaksana Teknis Karantina, Badan Karantina
Pertanian, dalam menjalankan kegiatan operasional perkarantinaan.
3. Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjung Balai Asahan adalah salah satu
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Karantina Pertanian dengan induk
organisasi Kementerian Pertanian, yang berkedudukan di Propinsi Sumatera
Utara dengan wilayah kerja meliputi: Pelabuhan Laut Bagan Asahan
( di Kabupaten Asahan ); Pelabuhan Laut Tanjung Sarang Elang
( di Kabupaten Labuhan Batu ); Pelabuhan Laut Tanjung Tiram dan Kuala
Tanjung ( di Kabupaten Batubara ).
4. Kebijakanmutu adalah dokumen yang dinyatakan secara resmi oleh pimpinan
puncak dan berisi tentang maksud dan arahan secara menyeluruh dari sebuah
perusahaan yang terkait dengan mutu. Setelah ditetapkan, kebijakan mutu ini
tentunya harus bisa menyediakan kerangka dalam menetapkan sasaran mutu,
dikomunikasikan ke seluruh level dalam institusi dan tentunya ditinjau untuk
prosedur dan sumber daya terkait yang akan diterapkan oleh siapa dan kapan
untuk memenuhi persyaratan proyek, produk, proses atau kontrak.
6. Yang termasukpengendalikan dokumen dalam ole
diantaranya adalah catatan atau rekaman bukti aktifitas proses sesuai
persyaratan pengendalian catatan mutu.
3.5.2.Batasan Operasional
Penulis membatasi analisis dengan menggunakan data sekunder yang
berasal dari SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan, berupa data tahunan permohonan
pemeriksaan karantina dan nilai Indeks Kepuasan Masyarakat/IKM yang
diperoleh dari 13 orang pengguna jasa karantina ( sebagai pemilik komoditi
pertanian ekspor / agen penyedia pengurusan dokumen ekspor ) selama tahun
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjung Balai Asahan merupakan
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Karantina Pertanian dengan induk organisasi
Kementerian Pertanian Republik Indonesia, yang terbentuk berdasarkan Peraturan
Menteri Pertanian No: 22/Permentan/ OT.140/4/2008 tanggal 03 April 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian
menyatakan bahwa kedudukan, tugas pokok dan fungsi Stasiun Karantina
Pertanian Kelas I tanjung Balai Asahan adalah sbb:
a) Kedudukan
Kedudukan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjung Balai Asahan
adalah Unit Pelaksana Teknis di Lingkup Badan Karantina , yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Karantina Pertanian.
b) Tugas
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjung Balai Asahan mempunyai
tugas melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan
tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati, hewani dan nabati.
c) Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Tanjung Balai Asahan menyelenggarakan fungsi :
1) Penyusunan rencana, evaluasi dan program;
2) Pelaksanaan pemeriksaan. Pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan,
( OPTK ); Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK;
3) Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK;
4) Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati;
5) Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan
tumbuhan;
6) Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan hayati
hewani dan nabati;
7) Pengelolaan sistem informasi , dokumentasi dan sarana Teknik
karantina hewan dan tumbuhan;
8) Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan
perundang-undangan dibidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan keamanan
hayati hewani dan nabati;
9) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
Pada gambar 2, terlihat peta sebar exit-entry point wilayah Kerja Stasiun
Karantina Pertanian Kelas I Tanjung Balai Asahan,yaitu :
a. Pelabuhan Laut Bagan Asahan (Kabupaten Asahan);
Pelabuhan ini terletak di muara sungai Asahan namun kondisi saat ini belum
dapat beroperasi mengingat sarana kelokasi belum memadai dan hanya
dijadikan lokasi wisata bagi masyarakat di kota Tanjung Balai dan sekitarnya
b. Pelabuhan Laut Tanjung Sarang Elang (Kabupaten Labuhan Batu);
Pelabuhan ini sampai saat ini juga belum dapat beroperasi sehingga lalulintas
komoditi tidak ada yang melalui pelabuhan ini, hal ini disebabkan belum
mendukungnya sarana prasarana yang menunjang dan hanya digunakan
sebagai pelabuhan penyeberangan dari daerah Tanjung Sarang Elang dan
Kota Labuhan Bilik di Kabupaten Labuhan Batu Selatan.
c. Pelabuhan Laut Tanjung Tiram .
Pelabuhan Laut Tanjung Tiram saat ini dioperasikan sebagai pelabuhan Feri
dari Tanjung Tiram di Kabupaten Batubara ke Port Kelang di Malaysia.
Komoditas yang melalui pelabuhan ini umumnya barang bawaan penumpang
yang mayoritas adalah TKI asal Kabupaten Batubara dan sekitarnya dengan
frekuensi 1 hari sekali.
d. Pelabuhan Laut Kuala Tanjung (Kabupaten Batubara)
Pelabuhan Laut Kuala Tanjung merupakan pelabuhan brikat / pelabuhan
khusus dengan komoditas yang melalui pelabuhan ini merupakan ekspor hasil
Perkebunan dan Industri dengan tujuan negara-negara di Eropa, Afrika, dan
Gambar 4. Wilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Gambar 2. Wilayah Kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjung Balai Asahan
Gambar 2. Wilayah Kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjung Balai Asahan.
4.2.Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.2.1.AnalisisDampak ISO 9001:2008 terhadap Kinerja SKP Kelas I
Tanjung Balai Asahan.
4.2.1.1. Dampak ISO 9001:2008 ( Klausul Interaksi Antar Proses )terhadap
Kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan
Salah satu perbedaan pada proses pelayanan SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan
antara sebelum dan sesudah pelaksanaan ISO 9001:2008 adalah adanya proses
verifikasi setelah stakeholders melakukan permohonan pemeriksaan karantina.
Proses verifikasi ini merupakan satu-satunya proses yang dapat mempengaruhi
proses di bagian pengawasan dan penyidikan. Tanpa adanya temuan ketidak
pengawasan dan penindakan. Begitu juga sebaliknya apabila tidak dikeketukan
adanya pelanggaran ( dokumen benar / absah ) maka proses akan dikembalikan
untuk diproses pelaksanaan tindakan karantinanya ( lihat gambar3dan 4).
Gambar 3. Gambaran Umum Alur Pelayanan SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan Sebelum Pelaksanaan ISO 9001:2008
Stakeholders
Permohonan pemeriksaan karantina
Lengkap, absah, asli Tidak lengkap/absah/asli
Pengawasan dan penindakan Tindak Karantina:
1. Pemeriksaan; 2. Pengasingan; 3. Pengamatan; 4. Perlakuan.
Tindak Karantina: 1. Penahanan; 2. Penolakan.
Pembebasan
Berita Acara Penahanan/ Penolakan Sertifikat Kesehatan
Karantina/ Sertifikat Fitosanitasi
Karantina
Gambar 4.Interaksi Antar Proses Pelayanan SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan Sesuai Dengan ISO 9001:2008
pada gambar 4 diatas,terlihat bahwa adanya keterkaitan antar proses pelayanan.
Sertifikat kesehatan atau fitosanitasi karantina tidak akan diberikan pada
komoditas pertanian yang akan diekspor apabila belum dinyatakan bebas dari
PROSES WAKIL
RENCANA ANTAR PROSES
PERM
suatu hama penyakit hewan karantina atau organisme pengganggu tumbuhan
karantina tertentu dari hasil pelaksanaan tindakan karantina yang dilaksanakan
oleh petugas SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan.
Suatu tindakan karantina juga tidak akan dilaksanakan apabila hasil dari
verifikasi menyatakan bahwa dokumen persyaratan karantina yang dibawa oleh
stakeholdersternyata tidak lengkap/ tidak absah / tidak asli, sehingga komoditi
pertanian yang akan diekspor tersebut terpaksa harus dilakukan penolakan atau
penahanan dengan menerbitkan Berita Acara Penahanan / Penolakan. Dengan
adanya keterkaitan antara proses pelayanan ini, menunjukkan adanya kejelasan
tugas dan wewenang pada setiap proses pelayanan, persyaratan pelayanan yang
harus dipenuhi, kejelasan petugas SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan dalam
melakukan jenis tindakan karantina dan tanggung jawab petugas dalam
menerbitkan Sertifikat Kesehatan Karantina atau Berita Acara. Hal ini sesuai
dengan salah unsur - unsur IKM ( yaitu: prosedur pelayanan, persyaratan
pelayanan, kejelasan petugas pelayanan dan tanggung jawab petugas pelayanan )
dan manfaat ISO 9001:2008 yaitu adanya kejelasan tugas dan wewenang ( job
description ) dan hubungan antar bagian-bagian terkait, sehingga pegawai dapat
bekerja secara efektif dan efisien ( Joewono, 2012 ).
4.2.1.2. Dampak ISO 9001:2008 ( Klausul Kebijakan Mutu )terhadap
Kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan
Manajemen SKP Kelas I tanjung Balai Asahan membuat kebijakan mutu
sertifikasi karantina Pertanian dengan mengutamakan kepentingan rakyat dan
negara sekaligus kepuasan pengguna jasa.
b) Melindungi kelestarian sumber daya alam hayati Indonesia melalui
penerapan peraturan perundang – undangan perkarantinaan dan perundangan
lainnya secara konsisten.
c) Menjamin terselenggaranya pengawasan keamanan pangan.
d) Menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dengan mengutamakan
kepuasan pelanggan.
Dari uraian di atas terlihat bahwa salah satu komitmen SKP Kelas I Tanjung
Balai Asahan adalahmengutamakan kepuasan pelanggan melalui penerapkan
sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.Adapun kebijakan – kebijakan internal
SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan dalam penerapan ISO 9001:2008 (lihatTabel
1).DariTabel 1 terlihat bahwa pada tahun 2009 SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan
memiliki keinginan atau komitmen untuk memenuhi kepuasanstakeholders /
pengguna jasa karantinanya, hal ini dibuktikan dengan adanya Surat Keputusan
tentang penunjukkan Tim Persiapan Sertifikasi Pelayanan ISO 9001:2008 ( SK
no. 69 / Kpts/ KP.440 /L.39.D /1/2009) . Komitmen yang serupa juga masih
ditunjukkan oleh SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan pada tahun 2010, yaitu
masih adanya penunjukkan Tim Persiapan Sertifikasi Pelayanan ISO 9001:2008
yang memiliki fungsi melanjutkan hasil kerja tim persiapan sertifikasi tahun
sebelumnya( SK no.87 /Kpts / KP.440 /L.39.D /2 /2012 ).Pada tahun 2010 SKP
penindakan di bidang karantina pertanian dengan menerbitkan SK no. 95 / Kpts /
KP.440 / L.39.D /2/2011.
Pada tahun 2011,untuk mendukung pelaksanaan tindakan pengawasan dan
penindakan di bidang karantina pertanian selaian menerbitkan SK no. 92 /
Kpts/KP.440/L.39.D /2 2010, SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan juga
melakukan penunjukkan tim verifikasi dengan menerbitkan SK no. 99 /
Kpts/KP.440 / L.39.D /2 / 2011. Pada tahun 2011 ini SKP Kelas I Tanjung Balai
Asahan telah memiliki ISO 9001:2008 dan menuangkan verifikasi , pengawasan
dan penindakan ke dalam prosedur pelayanannya. Untuk itu, SKP Kelas I Tanjung
Balai Asahan berusaha perlu mensosialisasikan kepada pengguna jasa karantina
dengan membentuk tim sosialisasi dengan menerbitkan SK no. 111 / Kpts /
KP.440 / L.39. D / 2 / 2011.
Pada tahun 2012, kebijakan SKP Kelas I tanjung Balai Asahan tidak jauh
berbeda pada Tahu 2011, yaitu meneruskan pelaksanaan, verifikasi dan sosialisasi
dengan menerbitkan SK no. 125/Kpts / KP.440/ L.39.D /3 / 2012 dan SK no. 134 /
Kpts / KP.440 / L.39.D /3/2012. Koordinasi dengan instansi terkait juga
dipandang perlu untuk ditungkatkan, oleh karena itu SKP Kelas I Tanjung Balai
Asahan menerbitkan SK no. 141.Kpts / KP.440 / L.39.D/3/2012.Dalam mengawal
kebijakan- kebijakan yang telah di buat pada tahun ini, SKP Kelas I Tanjung Balai
Asahan menerbitkan SK no. 119 / Kpts / KP.440 / L.39. D /3/2012 tentang
pembentukan tim Sistem Pengendali Internal ( SPI ) yang memiliki fungsi sebagai
Kebijakan Surat Keputusan
Penunjukkan Tim Persiapan Sertifikasi Pelayanan ISO 9001:2008
Penunjukkan tim persiapan Sertifikasi Pelayanan ISO 9001:2008
Penunjukkan Tim Pengawasan dan Penindakan Karantina pertanian
Penunjukkan tim Verifikasi Karantina Pertanian di SKP Kelas I Tanjung Balai asahan Penunjukkan tim Sosialisasi
prosedur, Persyaratan dan Peraturan karantina Pertanian Kepada pengguna Jasa Karantina/Stakeholders
Penunjukkan Tim Pengawasan dan Penindakan Karantina pertanian
Penunjukkan tim Sosialisasi prosedur, Persyaratan dan Peraturan karantina Pertanian Kepada pengguna Jasa Karantina/Stakeholders
Penunjukkan Tim koordinasi Instansi terkait
4.2.1.3. Dampak ISO 9001:2008 ( Klausul Rencana Mutu )terhadap Kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan.
Dengan adanya ISO 9001:2008 yang menjadi dasar pelayanan yang
diberikan oleh SKP kelas I Tanjung Balai Asahan kepada stakeholders, maka
lamanya waktu pelayanan harus disesuaikan dengan penetapan batasan waktu
pelayanan seperti yang tertuang dalam ISO 9001:2008.Secara lebih jelasnya
penetapan batasan waktu pelayanan dapat dilihat pada tabel 2.
DariTabel 2, terlihat bahwa adanya perubahan yang signifikan terhadap
lamanya batasan waktu pelayanan yang diberikan oleh SKP kelas I Tanjung Balai
asahan antara sebelum dan sesudah pelaksanaan ISO 9001:2008. Sebelum
pelaksanaan ISO 9001;2008 jenis-jenis komponen pelayanan tertentu memiliki
batasan waktu pelayanan yang cukup lama dan bahkan terdapat jenis komponen
pelayanan tertentu yang tidak memiliki batasan waktu.
Sebaliknya, sesudah pelaksanaan ISO 9001:2008 terlihat bahwa masa
pelayanan lebih cepat dan adanya kejelasan waktu dibandingkan sebelum
pelaksanaan ISO 9001:2008.Dengan adanya dasar batas waktu pelayanan tersebut,
menunjukkan adanya kedisiplinan petugas dan kecepatan pelayanan serta efisiensi
dan efektifitas dalam pemberian pelayanan yang dilaksanakan oleh SKP Kelas I
Komponen ( Hari ) ( Hari )
Pelayanan sertifikasi Karantina Hewan
1. Pemeriksaan s/d pelepasan (sertifikasi) media pembawa hewan 1-95 1-21 Masa
pelayanan lebih cepat 2. Pemeriksaan s/d pelepasan (sertifikasi) media pembawa bahan
asal hewan
1-20 1-7 idem
3. Pemeriksaan s/d pelepasan (sertifikasi) media pembawa hasil bahan asal hewan
1-20 1-4 idem
4. Pemeriksaan s/d pelepasan (sertifikasi) media pembawa benda lain
Tdk ada batas waktu
1-3 Adanya
kejelasan waktu Pelayanan sertifikasi Karantina Tumbuhan
1. Pemeriksaan s/d pelepasan (sertifikasi) PSAH yang sudah memilikin pengakuan atau ekivalensi
1-10 1-3 Masa
No. Komponen Sasaran Mutu Sebelum
Tidak ada batas waktu
1-90 Idem
2.
Pelayanan sertifikasi Karantina Tumbuhan benih
Pemeriksaan s/d pelepasan (sertifikasi) PSAH yang belum memilikin pengakuan atau ekivalensi
3. Pemeriksaan s/d pelepasan (sertifikasi ) media pembawa dengan perlakuan
Tidak ada batas waktu
1-90 idem
4. Pemeriksaan s/d penolakan / pemusnahan media pembawa yang tidak bisa dibebaskan oleh OPTK
dengan perlakuan
Tdk ada batas waktu
3-9 Adanya
kejelasan waktu 5. Pemeriksaan s/d penolakan/pemusnahan media pembawa yang
tidak memenuhi persyaratan
1-14 1-14 Sesuai UU
No.16 Thn 1992
Pelayanan sertifikasi Karantina Tumbuhan media pembawa non bibit tanaman
1. Pemeriksaan s/d pelepasan (sertifikasi ) media pembawa tanpa perlakuan
Tdk ada batasan waktu
1-15 Adanya
( Hari ) ( Hari )
2. Pemeriksaan s/d pelepasan (sertifikasi ) media pembawa tanpa perlakuan
Tdk ada batasan waktu
2-16 idem
3. Pemeriksaan s/d pelepasan (sertifikasi ) media pembawa yang tidak bisa dibebaskan dari OPTK dengan perlakuan
14-21 3-17 Masa
pelayanan lebih cepat 4. Pemeriksaan s/d penolakan/pemusnahan media pembawa yang
tidak memenuhi persyaratan
1-14 1-14 Sesuai UU
no.16 Thn 1992
Pelayanan sertifikasi karantina tumbuhan non benih
1. Pemeriksaan s/d pelepasan (sertifikasi ) media pembawa tanpa perlakuan
1-14 1-7 Masa
pelayanan lebih cepat 2. Pemeriksaan s/d pelepasan (sertifikasi ) media pembawa dengan
perlakuan
1-14 2-9 idem
3. Pemeriksaan s/d penolakan / pemusnahan media pembawa yang tidak bias dibebaskan oleh OPTK
dengan perlakuan
1-14 3-9 idem
4. Pemeriksaan s/d penolakan/pemusnahan media pembawa yang tidak memenuhi persyaratan
1-14 1-14 Sesuai UU
Prosedur pengendalian dokumenbertujuan untuk mengatur tata cara
pengendalian dokumen agar sesuai dengan persyaratan sistem manajemen mutu
ISO 9001:2008.Prosedur ini berlaku dan digunakan di lingkungan pelayanan SKP
Kelas I Tanjung Balai Asahan, dalam hal :
a) pengendalian dokumeninternal, yang meliputi kegiatan penyusunan,
pengesahan, pengidentifikasian, penerbitan, penggandaan, pendistribusian,
pemeliharaan, penarikan, perubahan atau revisi, dan pemusnahan dokumen.
b) pengendalian dokumen eksternal, yang meliputi pengidentifikasian,
pemeliharaan dan pendistribusian dokumen.
Dokumen Internal adalah dokumen yang dimiliki oleh SKP Kelas I Tanjung
Balai Asahan untuk mendokumentasikan kegiatan pelayanan dalam rangka
penerapan ISO 9001:2008. Dokumen internal berupa: Pernyataan Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu;
Pedoman Mutu;
Prosedur Mutu dan Prosedur Kerja;
Instruksi Kerja; dan
Rekaman dan formulir.
Dokumen Eksternal merupakan dokumen yang berasal dari luar SKP Kelas
I Tanjung Balai Asahan, sebagai pendukung kegiatan pelayanan, yang berupa
standar, pedoman, dan peraturan;
Dengan adanya proses pengendalian dokumen maka seluruh tahapan
pelayanan terdokumentasi dan memiliki rekaman masing-masing untuk