• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Sertifikasi ISO 9001:2008 Terhadap Kinerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjung Balai Asahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Dampak Sertifikasi ISO 9001:2008 Terhadap Kinerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjung Balai Asahan"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

KINERJA STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I

TANJUNG BALAI ASAHAN

TESIS

OLEH

AHMAD RIZAL NASUTION

107039021/ MAG

PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

MEDAN

2013

DAMPAK SERTIFIKASI ISO 9001:2008 TERHADAP

KINERJA STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I

TANJUNG BALAI ASAHAN

TESIS

TesisSebagai Salah SatuSyaratuntukDapatMemperolehGelar Magister Pertanianpada Program Studi Magister

AgribisnisFakultasPertanianUniversitas Sumatera Utara

Oleh

AHMAD RIZAL NASUTION

107039021/MAG

(3)

MEDAN

2013

Judul : DampakSertifikasi ISO 9001:2008

TerhadapKinerjaStasiunKarantinaPertanianKelas I TanjungBalaiAsahan.

Nama : Ahmad Rizal Nasution

NIM : 107039021

Program Studi : Magister Agribisnis

Menyetujui KomisiPembimbing

( Ir. Diana Chalil, M.Si,Ph.D ) Ketua

( Dr.Ir.Satia Negara, M.Sc ) Anggota

Ketua Program Studi, Dekan,

(4)

TelahdiujidandinyatakanLULUS di depan Tim PengujipadaJum’at,

19 April 2013

Tim Penguji

Ketua : Ir. Diana Chalil, M.Si,Ph.D

Anggota : 1. Dr.Ir.Satia Negara, M.Sc

2. Dr. Ir. TaviSupriana, MS

(5)

LEMBAR PERNYATAAN

DenganinisayamenyatakanbahwaTesis yang berjudul:

DAMPAK SERTIFIKASI ISO 9001:2008 TERHADAP KINERJA STASIUN

KARANTINA PERTANIAN KELAS I TANJUNG BALAI ASAHAN

Adalahbenarhasilkaryasayasendiridanbelumdipublikasikanolehsiapapunsebelumn

ya.Sumber – sumber data daninformasi yang

digunakantelahdinyatakansecarabenardanjelas.

Medan,April 2013 yang membuatpernyataan,

(6)

ABSTRAK

AHMAD RIZAL NASUTION. Dampak Sertifikat ISO 9001:2008 Terhadap Kinerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjung Balai Asahan ( di bawah bimbingan Ir. DIANA CHALIL, MSi, PhD sebagai ketua dan Dr. Ir. SATIA NEGARA, M.Sc sebagai anggota ).

Program pengembangan karantina pertanian, pengendalian mutu dan keamanan hasil pertanian ditujukan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas produk pertanian agar memiliki nilai jual yang tinggi dalam pengembangan usaha pertanian.Upaya ini dilakukan melalui peningkatan lalu-lintas pertanian yang memenuhi sistem jaminan kesehatan serta sistem jaminan mutu dan keamanan hasil pertanian.Secara terperinci tujuan penelitian ini adalah :Melakukan analisis dampak ISO 9001:2008 ( Klausul interaksi antar proses pelayanan, kebijakan manajemen, rencana mutu dan pengendalian dokumen ) terhadap kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan, dampak perbedaan penerapan interaksi antar proses pelayanan, kebijakan manajemen, rencana mutu dan pengendalian dokumen terhadap penilaian IKM, antara sebelum dan sesudah pelaksanaan ISO 9001:2008 dan dampak penilaian IKM dan kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan terhadap perluasan pasar ekspor.Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan.Data sekunder dalam penelitian ini berupa data tahunan permohonan pemeriksaan karantina dan nilai Indeks Kepuasan Masyarakat/IKM yang diperoleh dari 13 orang pengguna jasa karantina ( sebagai pemilik komoditas pertanian ekspor / agen penyedia pengurusan dokumen ekspor ) selama tahun 2009 - tahun 2012.

Metode analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan uji Wilcoxon.

Hasil penelitian menunjukkan bahwaISO 9001:2008 ( Klausul interaksi antar proses pelayanan, kebijakan manajemen, rencana mutu dan pengendalian dokumen ) memiliki dampak terhadap kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan; penerapan interaksi antar proses pelayanan, kebijakan manajemen, rencana mutu dan pengendalian dokumen antara sebelum dan sesudah pelaksanaan ISO 9001:2008 berdampak terhadap penilaian IKM; dan penilaian IKM dan kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan berdampak terhadap perluasan pasar ekspor.

(7)

ABSTRACT

AHMAD RIZAL NASUTION. The Impact of Certificate ISO 9001:2008 on Performance of Class I Quarantine Station Tanjung Balai Asahan( Supervised by Ir. DIANA CHALIL, M.Si, PhD and Dr.Ir.SATIA NEGARA, M.Sc ).

Agricultural quarantine program development, quality control and safety of agricultural products is intended to maintain and improve the quality of agricultural products that have high value in the development of agriculture. This work is done through increased agricultural traffic that meets the health insurance system and the system of quality assurance and safety of agricultural products.

Detailed objectives of this study are: To analyze the impact of ISO 9001:2008 (Clause interaction between service process, policy management, quality plan and document control) on the performance of Class I SKP Tanjung Balai Asahan, the impact of differences in the interaction between the application of the service process, policy management, quality plan and document control against IKM assessment, before and after the implementation of ISO 9001:2008 and IKM impact assessment and the performance of Class I SKP Tanjung Balai Asahan on the expansion of export markets. The data usedin this studyis asecondary data thatderivedfromClass I SKP Tanjung Balai Asahan.Secondary datainthis study areannual dataapplication forquarantineinspectionandIKM assessmentthat obtainedfrom13usersof Tanjung Balai Asahan Quarantine(as the

exportof agriculturalcommoditiesowner/agentexportdocument processingprovider) during 2009-2012.The analytical methodsthat usedin this

researchisdescriptivemethod and Wilcoxon test

This research showed that the ISO 9001:2008 (Clause interaction between the services, policy management, quality plan and document control) has an impact on the performance of Class I SKP Tanjung Balai Asahan; Application of the interaction between the services, policy management, quality plan and document control between before and after the implementation of ISO 9001:2008 impact on IKM assessment, and performance of class I SKP Tanjung Balai Asahan impact on the expansion of agriculture export markets.

(8)

RIWAYAT HIDUP

AHMAD RIZAL NASUTION, lahir di Gunung Tua pada tanggal 31 Juli

1967 dari Bapak ( Alm.) H. Abdul Mukmin Nasutiondan Ibu

( Alm.) Hj. Saniah Pulungan. Penulismerupakan anak ke satu dari tujuh

bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut :

1. Tahun 1972 masuk Sekolah Dasar Inpres Aek Tampang Kota Padang

Sidempuan, tamat tahun 1978.

2. Tahun 1981 masuk Sekolah Menengah Pertama Negeri 06 Padang

Sidempuan, tamat tahun 1984.

3. Tahun 1984 masuk Sekolah Pertanian Menengah Atas Negeri Medan, tamat

tahun 1987.

4. Tahun 1993 masuk pendidikan S1 di Fakultas Pertanian Jurusan Agronomi

Universitas Batang Hari Jambi.

5. Tahun 2000 melanjukan pendidikan S1 diFakultas Pertanian Jurusan

Budidaya Universitas Amir Hamzah Medan, tamat tahun 2003.

6. Tahun 2011 melanjutkan pendidikan S2 di Program Studi Magister

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan

rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “ Dampak

Sertifikasi ISO 9001:2008 Terhadap Kinerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I

Tanjung Balai Asahan “ dengan baik.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang

membantu dalam penyelesaian tesis ini, sebagai berikut :

1. Ibu Ir. Diana Chalil, M.Si.Ph.D ., selaku ketua komisi pembimbing yang telah

banyak memberikan motivasi, arahan dan bimbingan.

2. Bapak Dr. Ir. Satia Negara, M.Sc ., selaku anggota komisi pembimbing yang

telah banyak memberikan motivasi, arahan dan bimbingan.

3. Ibu Dr. Ir. Tavi Supriana, MS., selaku Ketua Program Studi Magister

Agribisnis dan juga dosen penguji tiding tesis yang telah bersedia menguji,

memberikan masukan, arahan, kritikan dan saran.

4. Bapak Dr. Ir. Surya Abadi Sembiring,Msi selaku dosen penguji sidang tesis

yang telah bersedia menguji, memberikan masukan, arahan, kritikan dan

saran.

5. Seluruh staf pengajar, staf akademik dan pegawai di Program Studi Magister

(10)

6. Penulis mempersembahkan tesis ini untuk kedua orang tua yaitu ( Alm.) H.

Abd. Mukmin Nasution dan ( Alm. ) Hj. Saniah Pulungan, yang dengansetia

dan tulus telah membesarkan dan mendidik penulis selama iniserta bidadari

kecilku yang insaAllah yang akan segera lahir dimuka bumi ini.

7. Secara khusus, penulis mengucapkan terima kasih kepada istri tercinta

drh. Nuraeni Retno, yang selalu senantiasa memotivasi dan tidak lupa penulis

juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak (Purn) Letkol Ir.R. Joewono

dan Ibu Rr. Rochmijatoen (kedua orang tua dari istri tercinta )yang selalu

mendoakan keberhasilan penulis.

8. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua adik-adikku, semoga

keberhasilan yang telah penulis peroleh ini dapat menjadi motivasi

adik-adikku untuk terus mengejar ilmu.

9. Penghargaan dan ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh

teman-teman angkatan IV Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, yang telah menjaga kekompakan sampai

sekarang.

Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu penyelesaian tesis ini. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak dan dapat dijadikan sebagai bahan atau acuan dalam kebijakan

program pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

(11)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ………... i

ABSTRACT ……….. ii

RIWAYAT HIDUP ………. iii

KATA PENGANTAR ……… iv

DAFTAR TABEL ……….. viii

DAFTAR GAMBAR ………. ix

DAFTAR LAMPIRAN ………... x

I PENDAHULUAN ……… 1

1.1. Latar belakang ……… 1

1.2. Identifikasi Masalah ………... 3

1.3. Tujuan Penelitian ……… 3

1.4. Manfaat Penelitian ……….. 4

II TINJAUAN PUSTAKA ……….. 5

2.1. Landasan Teori ………. 5

2.1.1. Kinerja ………... 5

2.1.2. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 ………… 7

2.1.2.1. Interaksi Antar Proses ………. …. 9

2.1.2.2. Kebijakan Mutu ….……… 9

2.1.2.3. Rencana Mutu ……….……... 10

2.1.2.4 Pengendalian Dokumen ……… 11

(12)

2.3. Kerangka Penelitian ……….……….. 12

3.4.1. Analisis Dampak ISO 9001:2008 terhadap Kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan ….……… 17

3.4.2. Analisis Dampak Kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan terhadap Kepuasan Pengguna Jasa Karantina ……… 18

3.4.3. Analisis Dampak Kinerja dan IKM terhadap Paerluasan Pasar Ekspor ( Frekuensi dan Negara Tujuan Ekspor ) antara Sebelum dan Sesudah ISO 9001:2008 ………... 20

3.5. Definisi dan Batasan Operasional ……… 23

3.5.1. Definisi Operasional ……..……….. ….. 23

3.5.2. Batasan Operasional ………. 25

IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………. 26

4.1. Gambaran Umum SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan ….. 26

4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan ……….. 29

4.2.1. Dampak ISO 9001:2008 Terhadap Kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan ……… 29

4.2.1.1. Dampak ISO 9001:2008 ( Klausul Antar Proses ) terhadap Kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan ………. 29

4.2.1.2. Dampak ISO 9001:2008 ( Klausul Kebijakan Mutu ) terhadap Kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan ………… 32

4.2.1.3. Dampak ISO 9001:2008 ( Klausul Rencana Mutu ) terhadap Kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan ………… 36

4.2.1.4. Dampak ISO 9001:2008 ( Klausul Pengendalian Dokumen) terhadap Kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan …….. 40

4.2.2. Dampak Kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan terhadap Kepuasan Pengguna Jasa Karantina ……… 43

4.2.3. Dampak Kinerja dan Penilaian IKM SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan terhadap Perluasan Pasar Ekspor ………. 44

(13)

DAFTAR PUSTAKA ………. 48

DAFTAR TABEL

No. Judul Hal

1. Kebijakan Internal SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan

Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan ISO 9001:2008………… 35

2. Jenis – Jenis Komponen Pada Klausul Rencana Mutu ISO

9001:2008 di SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan………. 37

3. Rekaman Pengendalian Dokumen Pelayanan SKP Kelas I

Tanjung Balai Asahan ……….. 41

4. Tes Statistik Wilcoxon Signed Ranks ………. 43

5. Perbedaan Kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan Antara Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu

(14)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Hal

1. Kerangka Penelitian ………. 13

2. Wilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjung

Balai Asahan………. 29

3. Gambaran Umum Alur Pelayanan SKP Kelas I Tanjung Balai

Asahan Sebelum Pelaksanaan ISO 9001:2008………. 30

4. Interaksi Antar Proses Pelayanan SKP Kelas I Tanjung Balai

Asahan Sesuai dengan ISO 9001:2008 ……… 31

5. Prosedur Pengendalian Dokumen SKP Kelas I Tanjung Balai

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Hal

1. Klausul Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 SKP Kelas I

Tanjung Balai Asahan ……….. 49

2. Jumlah Stakeholders atau Pengguna Jasa SKP Kelas I

Tanjung Balai Asahan ……….. 50

3. Lamanya Waktu Pelaksanaan Tindakan Karantina Terhadap

Komoditas Pertanian Ekspor ………. 51

4. Persyaratan Dokumen Ekspor Komoditas Pertanian

Berdasarkan ISO 9001:2008 SKP Kelas I Tanjung Balai

Asahan ……….. 52

5. Pengolahan Indeks Kepuasan Masyarakat Per Responden dan Per Unsur Pelayanan Pada SKP Kelas I Tanjung Balai

Asahan tahun 2009 ……….……… 53

6. Pengolahan Indeks Kepuasan Masyarakat Per Responden dan Per Unsur Pelayanan Pada SKP Kelas I Tanjung Balai

(16)

7. Pengolahan Indeks Kepuasan Masyarakat Per Responden dan Per Unsur Pelayanan Pada SKP Kelas I Tanjung Balai

Asahan tahun 2011 ……….……… 57

8. Pengolahan Indeks Kepuasan Masyarakat Per Responden dan Per Unsur Pelayanan Pada SKP Kelas I Tanjung Balai

Asahan tahun 2012 ……….……… 59

9. Peta sebar Ekspor Komoditas Pertanian Melalui Wilayah Kerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan Sebelum

pelaksanaan ISO 9001:2008 ( Tahun 2009 )…………..……... 61

10. Peta sebar Ekspor Komoditas Pertanian Melalui Wilayah Kerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan Sebelum pelaksanaan ISO 9001:2008 ( Tahun 2010 ) ………..…... 62

11. Peta sebar Ekspor Komoditas Pertanian Melalui Wilayah Kerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan Sebelum

pelaksanaan ISO 9001:2008 ( Tahun 2011)…………..……... 63

12. Peta sebar Ekspor Komoditas Pertanian Melalui Wilayah Kerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan Sebelum

pelaksanaan ISO 9001:2008 ( Tahun 2012 ) ……….... 64

(17)

AHMAD RIZAL NASUTION. Dampak Sertifikat ISO 9001:2008 Terhadap Kinerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjung Balai Asahan ( di bawah bimbingan Ir. DIANA CHALIL, MSi, PhD sebagai ketua dan Dr. Ir. SATIA NEGARA, M.Sc sebagai anggota ).

Program pengembangan karantina pertanian, pengendalian mutu dan keamanan hasil pertanian ditujukan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas produk pertanian agar memiliki nilai jual yang tinggi dalam pengembangan usaha pertanian.Upaya ini dilakukan melalui peningkatan lalu-lintas pertanian yang memenuhi sistem jaminan kesehatan serta sistem jaminan mutu dan keamanan hasil pertanian.Secara terperinci tujuan penelitian ini adalah :Melakukan analisis dampak ISO 9001:2008 ( Klausul interaksi antar proses pelayanan, kebijakan manajemen, rencana mutu dan pengendalian dokumen ) terhadap kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan, dampak perbedaan penerapan interaksi antar proses pelayanan, kebijakan manajemen, rencana mutu dan pengendalian dokumen terhadap penilaian IKM, antara sebelum dan sesudah pelaksanaan ISO 9001:2008 dan dampak penilaian IKM dan kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan terhadap perluasan pasar ekspor.Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan.Data sekunder dalam penelitian ini berupa data tahunan permohonan pemeriksaan karantina dan nilai Indeks Kepuasan Masyarakat/IKM yang diperoleh dari 13 orang pengguna jasa karantina ( sebagai pemilik komoditas pertanian ekspor / agen penyedia pengurusan dokumen ekspor ) selama tahun 2009 - tahun 2012.

Metode analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan uji Wilcoxon.

Hasil penelitian menunjukkan bahwaISO 9001:2008 ( Klausul interaksi antar proses pelayanan, kebijakan manajemen, rencana mutu dan pengendalian dokumen ) memiliki dampak terhadap kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan; penerapan interaksi antar proses pelayanan, kebijakan manajemen, rencana mutu dan pengendalian dokumen antara sebelum dan sesudah pelaksanaan ISO 9001:2008 berdampak terhadap penilaian IKM; dan penilaian IKM dan kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan berdampak terhadap perluasan pasar ekspor.

(18)

ABSTRACT

AHMAD RIZAL NASUTION. The Impact of Certificate ISO 9001:2008 on Performance of Class I Quarantine Station Tanjung Balai Asahan( Supervised by Ir. DIANA CHALIL, M.Si, PhD and Dr.Ir.SATIA NEGARA, M.Sc ).

Agricultural quarantine program development, quality control and safety of agricultural products is intended to maintain and improve the quality of agricultural products that have high value in the development of agriculture. This work is done through increased agricultural traffic that meets the health insurance system and the system of quality assurance and safety of agricultural products.

Detailed objectives of this study are: To analyze the impact of ISO 9001:2008 (Clause interaction between service process, policy management, quality plan and document control) on the performance of Class I SKP Tanjung Balai Asahan, the impact of differences in the interaction between the application of the service process, policy management, quality plan and document control against IKM assessment, before and after the implementation of ISO 9001:2008 and IKM impact assessment and the performance of Class I SKP Tanjung Balai Asahan on the expansion of export markets. The data usedin this studyis asecondary data thatderivedfromClass I SKP Tanjung Balai Asahan.Secondary datainthis study areannual dataapplication forquarantineinspectionandIKM assessmentthat obtainedfrom13usersof Tanjung Balai Asahan Quarantine(as the

exportof agriculturalcommoditiesowner/agentexportdocument processingprovider) during 2009-2012.The analytical methodsthat usedin this

researchisdescriptivemethod and Wilcoxon test

This research showed that the ISO 9001:2008 (Clause interaction between the services, policy management, quality plan and document control) has an impact on the performance of Class I SKP Tanjung Balai Asahan; Application of the interaction between the services, policy management, quality plan and document control between before and after the implementation of ISO 9001:2008 impact on IKM assessment, and performance of class I SKP Tanjung Balai Asahan impact on the expansion of agriculture export markets.

(19)

I.

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Peranan dan fungsi dari Badan Karantina Pertanian menjadi sangat

strategis dan penting mengingat globalisasi perdagangan/free trade membawa

konsekuensi meningkatnya intensitas dan frekuensi arus lalu lintas barang dan

orang, dimana barrier perdagangan tidak lagi terletak pada tarif , tetapi pada

instrument teknis (non tariff barriers) dan SPS WTO yang menjadikan Badan

Karantina Pertanian merupakan satu-satunya barrier di exit/entry point yang

melindungi pertanian Indonesia (Setyowati, 2004).

Program pengembangan karantina pertanian, pengendalian mutu dan

keamanan hasil pertanian ditujukan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas

produk pertanian agar memiliki nilai jual yang tinggi dalam pengembangan usaha

pertanian. Upaya ini dilakukan melalui peningkatan lalu-lintas pertanian yang

memenuhi system jaminan kesehatan serta system jaminan mutu dan keamanan

hasil pertanian. Kegiatan yang telah berhasil dilakukan adalah diperolehnya

akreditasi pelayanan ISO 9001:2008 yang merupakan pengakuan resmi

kemampuan instansi dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat.Namun

kondisi kinerja layanan ekspor di Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan

beberapa negara lain, ketinggalan ini dapat dilihat dari indikator lead-time,

pelayanan ekspor dan masih banyaknya titik layanan dalam penyelesaian ekspor.

(20)

dan akurasi data ekspor serta pengawasan terhadap lalu-lintas barang antar

negara(Fitria, 2010 )

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjung Balai Asahan (SKP Kelas I

Tanjung Balai Asahan) sebagai Instansi Pelayan Publik telah melaksanakan sistem

manajemen mutu ISO 9001:2008 pada tahun 2011.Terkait dengan pelaksanaan

reformasi birokrasi di Kementerian Pertanian, peningkatan mutu pelayanan

kepada masyarakat menjadi salah satu agenda penting bagi Badan Karantina

Pertanian, khususnya SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan dalam meningkatkan

kinerjanya. ISO 9001:2008 merupakan salah satu standar internasional untuk

pelayanan yang dapat digunakan dalam mendukung pelaksanaan reformasi

birokrasi ( Sumaedi, 2010 ).

Menurut Undang-undang No.16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

Ikan dan Tumbuhan, Bab III pasal 9 ayat (1) setiap komoditas pertanian yang

akan dibawa keluar dari wilayah Negara Republik Indonesia wajib dilakukan

tindak karantina. Kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan direfleksikan dari

perluasan pasar ekspor komoditas pertanian ( berupa peningkatan frekuensi dan

negara tujuan ekspor) yang dilalu-lintaskan melalui wilayah kerja SKP Kelas I

Tanjung Balai Asahan dan hasil penilaian Indeks Kepuasan Masyarakat ( IKM ).

Selama penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di SKP Kelas I

Tanjung Balai Asahan, belum pernah dilakukan penelitian mengenai dampak

penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 terhadap kinerja SKP Kelas I

Tanjung Balai Asahan, sehingga belum dapat diketahui secara nyata pengaruhnya

(21)

I.2. Identifikasi Masalah

Dalam uraian latar belakang telah disinggung masalah penelitian yang

akan diteliti. Berdasarkan itu, maka rumusan masalah penelitian yang perlu dikaji

dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana dampak ISO 9001:2008 terhadap kinerja SKP Kelas I Tanjung

Balai Asahan.

2. Bagaimana dampak kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan terhadap

kepuasan konsumen.

3. Bagaimana dampak kinerja dan IKM terhadap perluasan pasar ekspor (

meliputi frekuensi ekspor dan negara tujuan ekspor ) antara sebelun ISO

9001:2008 (tahun 2009 –tahun 2010) dan sesudah ISO 9001:2008 (tahun

2011-tahun 2012).

I.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab dan menjelaskan masalah

penelitian yang telah dirumuskan. Secara terperinci tujuan penelitian ini

adalah :

1. Melakukan analisis dampak ISO 9001:2008 terhadap kinerja SKP Kelas I

Tanjung Balai Asahan.

2. Melakukan analisis dampakkinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan

(22)

3. Melakukan analisis dampak kinerja dan IKM terhadap perluasan pasar ekspor

( meliputi frekuensi ekspor dan negara tujuan ekspor ) antara sebelun ISO

9001:2008 (tahun 2009 –tahun 2010) dan sesudah ISO 9001:2008 (tahun

2011-tahun 2012).

I.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk:

1. Mengetahui dampak sertifikasi ISO 9001:2008 terhadap kinerja SKP

Kelas I Tanjung Balai Asahan dan peningkatan kepuasan masyrakat

pengguna jasa karantina /stakeholders serta untuk mengetahui peningkatan

kinerja dan IKM terhadap perluasan pasar ekspor.

2. Bahan pertimbangan bagi Pemerintah Pusat dalam menetapkan kebijakan

dalam perdagangan ekspor komoditas pertanian

3. Bahan informasi bagi masyarakat terutama bagi civitas akademika dan para

(23)

II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Kinerja

Menurut Donely et al( 1994 ), kinerja merujuk pada tingkatan keberhasilan

dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat

dicapai dengan baik dan kinerja tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh 3

faktor yaitu kemampuan, keinginan dan lingkungan. Kinerja merupakan fungsi

dari kemampuan, motivasi dan kesempatan ( Robbins, 1996 ).

Menurut Ramlan dan Ismulyana ( 2005 ), kinerja pelayanan dan

kepuasanpelanggan adalah dua sisi dari mata uangyang sama karena indikator

kinerja pelayanan adalah tingkat kepuasan dari pelanggan. Bila kepuasan

pelanggan sudah diukur maka ukuran itu adalah sekaligus kinerja pelayanan.

Tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan merupakan faktor yang

pentingdalam mengembangkan suatu sistim penyediaan pelayanan yang tanggap

terhadap kebutuhan pelanggan, meminimalkan biayadan waktu serta

memaksimalkan dampak pelayanan terhadap sasaran.

Dalam sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 terdapat beberapa klausul

yang penerapannya berkaitan dengan kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan,

(24)

1. Klausul PM.SKP. I. TBA. 01.6, yaitu interaksi antar proses pelayanan.

Dalam klausul ini diterangkan tentang tugas dan wewenang

( job description ) dan hubungan antar bagian prosedur pelayanan SKP Kelas

I Tanjung Balai Asahan.

2. Klausul PM. SKP I.TBA. 02.2, yaitu kebijakan manajemen.

Dalam klausul ini diterangkan tentang efisiensi dan efektivitas waktu

pelayanan SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan dan peningkatan kepuasan

pengguna jasa karantina ( stakeholder ).

3. Klausul PM. SKP.I.TBA.02.4, yaitu rencana mutu.

Dalam klausul ini diterangkan tentang efisiensi waktu penyelesaian pelayanan

berupa penetapan batasan waktu penyelesaian pelayanan.

4. Klausul PM. SKP. I. TBA. 04.2.3, yaitu pengendalian dokumen

Dalam klausul ini diterangka tentang sistem kerja yang terdokumentasi dan

terkendali.

Meskipun ada beberapa klausul dalam ISO 9001:2008 yang berkaitan

dengan kinerja, penelitian ini hanya meneliti klausul tentang interaksi antar proses

pelayanan, kebijakan manajemen, rencana mutu dan pengendalian dokumen saja

karena klausul – klausul ini yang berhubungan dengan unsur-unsur yang

terkandung dalam IKM dan sesuai dengan pernyataan Joewono (2010) yang

mengatakan bahwa Manfaat penerapan ISO 9001:2008 bagi suatu instansi antara

(25)

efektivitas operasional;

2. Sistem kerja dalam suatu instasi menjadi standar kerja yang terdokumentasi

dan mempunyai aturan kerja yang baik sehingga memudahkan dalam

pengendalian;

3. Meningkatkan semangat dan moral pegawai karena adanya kejelasan tugas

dan wewenang ( job description) dan hubungan antar bagian yang terkait

sehingga pegawai dapat bekerja secara efektif dan efisien;

4. Dapat mengarahkan karyawan agar berwawasan mutu dalam memenuhi

permintaan pelanggan, baik internal maupun eksternal.

2.1.2. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008

ISO 9001:2008 merupakan standar sistem manajemen mutu, yang disiapkan

dan dipublikasikan oleh International Organization for Standardization. Standard

sistem ini sangat penting untuk meningkatkan mutu pelayanan dan kinerja suatu

organisasi, meningkatkan efektivitas dan konsistensi pelaksanaan proses,

meningkatkan pengendalian dokumen dan rekaman/arsip, serta meningkatkan

quality image organisasi di mata stakeholders ( Harjowiryono, 2012).

Menurut Joewono ( 2010 ) ISO 9001:2008 adalah sistem manajemen mutu,

yaitu sistem manajemen untuk mengarahkan dan mengontrol organisasi berkaitan

dengan mutu yang bukan hanya berhubungan dengan mutu produk saja, tetapi

(26)

pelanggan dan bisa dipenuhinya peraturan pemerintah yang berhubungan dengan

produk yang dipasarkan.

Sebagai salah satu instansi pelayanan publik, Stasiun Karantina Pertanian

kelas I Tanjung Balai Asahan berusaha memberikan pelayanan kepada pelanggan

dengan menerapkan sistem manajemen mutu yang saat ini merupakan tuntutan

global sebagai wujud clean government dan good government service. Penerapan

sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 oleh Stasiun Karantina Pertanian kelas I

Tanjung Balai Asahan kepada para pengguna jasa karantina /stakeholders selain

bertujuan untuk terwujudnya kepuasan kepada para pengguna jasa karantina

/stakeholders, juga memberikan pengaruh positif kepada Stasiun karantina

Pertanian kelas I Tanjung Balai Asahan untuk mengadakan perbaikan secara

menyeluruh dalam rangka tercapainya tujuan dan kinerja SKP Kelas I Tanjung

Balai Asahan yang lebih efektif dan efisien. Untuk mengetahui keefektifan sistem

manajemen mutu pelayanan yang dilaksanakan, salah satu tindakan yang

dilakukan adalah menyebarkan kuesioner untuk mengetahui indeks kepuasan

pelanggan ( IKM / Indeks Kepuasan Masyarakat ).

SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan berkomitmen memberikan pelayanan

yang prima kepada para pengguna jasa dengan berbasis pada sistem manajemen

mutu guna mewujudkan rasa kepercayaan dan kepuasan pengguna jasa dalam

menjalankan kegiatan ekspor komoditas pertanian sehingga diharapkan dapat

meningkatakan daya saing organisasi dalam memberikan pelayanan dan

(27)

9001:2008 terdiri dari 8 klausul , dapat dilihat pada tabel 2.

Sunu ( 1999 ) mengemukakan ,manfaat keberhasilan program ISO dari

segi efisiensi adalah:

a) Pelanggan, yaitu tercapainya kepuasan pelanggan.

b) Personel yang menerapkan, yaitu jika personel merasa bermanfaat atau dapat

berfungsi sebagai alat bantu.

c) Instansi , yaitu jika kinerja suatu instansi semakin efisien dan efektif.

2.1.2.1.Interaksi Antar Proses

Salah satu persyaratan ISO mengharuskan mengembangkan sebuah

manual mutu yang antara atribut lainnya harus berisi gambaran interaksi antara

proses-proses sistem manajemen mutu. Interaksi antar proses dalam Asistem

manajemen mutu ISO 9001:2008 KP Kelas I Tanjung Balai Asahan

menggambarkan skema tahapan atau alur dari proses pelayanan di SKP Kelas I

Tanjung Balai Asahan.

2.1.2.2.Kebijakan Mutu

Menurut Anonimus ( 2013), kebijakan mutu adalah dokumen yang

dinyatakan secara resmi oleh pimpinan puncak dan berisi tentang maksud dan

arahan secara menyeluruh dari sebuah perusahaan yang terkait dengan mutu.

Setelah ditetapkan, kebijakan mutu ini tentunya harus bisa menyediakan kerangka

(28)

institusi dan tentunya ditinjau untuk memastikan bahwa kebijakan mutu masih

sesuai dengan dinamika institusi.

Pimpinan puncak perusahaan memastikan bahwa kebijakan mutu yang

ditetapkan harus:

a) Sesuai dengan tujuan perusahaan

b) Mencakup komitmen untuk memenuhi persyaratan dan secara terus menerus

meningkatkan keefektifan sistem manajemen mutu

c) Menyediakan kerangka untuk menetapkan dan meninjau sasaran mutu

d) Dikomunikasikan dan dipahami kesemua level institusi

e) Ditinjau terus menerus untuk menyesuaikan dinamika institusi

2.1.2.3.Rencana Mutu

Dalam ISO rencana mutu didefinisikan sebagai dokumen yang menetapkan

proses, prosedur dan sumber daya terkait yang akan diterapkan oleh siapa dan

kapan untuk memenuhi persyaratan proyek, produk, proses atau kontrak. Lingkup

rencana mutu dalam penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008

mencakup pada realisasi proses . Rencana mutu merupakan bagian dari proses

realisasi produk. Walaupun hanya sebagian kecil dari sistem manajemen mutu,

namun rencana mutu merupakan proses yang terkait langsung dengan pemenuhan

persyaratan pelanggan. Hal tersebut dapat dilihat dari input dan output yang

langsung terhubung dengan persyaratan pelanggan dan kepuasan pelanggan(

(29)

Menurut Anonimus ( 2012 ), pengendalian dokumen sangat penting,

karena tanpa prosedur pengendalian dokumen ini sangatlah mustahil menjalankan

sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008 secara efektif dan efisien. Yang

termasukpengendalikan dokumen yang diminta ole

persyaratan pengendalian catatan mutu. Adapun tujuan pengendalian dokumen

adalah:

a) Menyetujui kecukupan dokumen sebelum diterbitkan.

b) Meninjau, memperbarui, dan menyetujui ulang dokumen

c) Memastikan perubahan dan status revisi terbaru dari dokumen terindentifikasi

dengan jelas.

d) Memastikan versi yang berlaku tersedia di tempat kerja.

e) Memastikan dokumen dapat dibaca dan mudah dikenali.

f) Memastikan dokumen yang berasal dari luar dan ditentukan oleh perusahaan

untuk perencanaan dan operasi sistem manajemen mutu dapat teridentifikasi

dan distribusinya dikendalikan.

g) Mencegah terpakainya dokumen yang sudah kadaluwarsa dan

memberikannya identifikasi yang jelas apabila dokumen tersebut disimpan

(30)

2.2. Penelitian Sebelumnya

Maulana dalam penelitiannya pada tahun 2011 tentang penerapan sistem

manajemen mutu ISO 9001:2008 pada Kantor Manajemen Mutu (KMM) IPB

menuliskan bahwa hasil penelitian menunjukan penerapan sistem manajemen

mutu ISO 9001:2008 pada KMM IPB terdiri dari unsur-unsur, yaitu: sistem

manajemen mutu, tanggung jawab manajemen, manajemen sumber daya, realisasi

produk serta perbaikan dengan tujuan yang ingin dicapai melalui penerapan ISO

9001:2008 adalah peningkatan mutu pelayanan. Dari penelitian yang dilakukan

oleh Maulana di atas, menunjukkan bahwa sistem manajemen mutu pelayanan

merupakan salah satu unsur yang harus ada dalam meningkatkan mutu

pelayanan di KMM IPB karena sistem manajemen mutu menetapkan kerangka

kerja untuk proses peningkatan mutu lebih lanjut dengan membakukan proses

guna memastikan konsistensi dan mampu menelusuri serta meningkatkan

hubungan antar fungsi yang mempengaruhi mutu, sehingga produk yang

dihasilkan dapat terjaga.

2.3.Kerangka Penelitian

Penelitian yang mengenai “ Dampak sertifikasi ISO 9001:2008 Terhadap

Kinerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjung Balai Asahan”. diilhami oleh

pengalaman penulis yang telah dan sedang mengabdikan diri selama hampir 20

tahun yang turut mengambil bagian dalam menjaga benteng terdepan pertahanan

(31)

Pemerintah Indonesia di bidang eksportasi komoditas pertanian.

Penelitian tersebut dilakukan di bagian wilayah Propinsi Sumatera Utara

yang menjadi bagian dari wilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian kelas I

Tanjung Balai Asahan ( sesuai Permentan No.22 Tahun 2008), dengan

pengambilan data selama 4 tahun dari 2009 s/d 2012.

Berdasarkan dukungan landasan teoritik yang diperoleh dari eksplorasi

teori yang dijadikan rujukan konsepsional variable, maka dapat disusun kerangka

pemikiran sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Penelitian

Kerangka pemikiran di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Sebagai salah satu instansi pelayanan publik, SKP Kelas I Tanjung Balai

Asahan berusaha memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan

menerapkan ISO 9001:2008 yang saat ini merupakan tuntutan global yang ISO 9001:2008

Klausul: - Interaksi antar

proses - Kebijakan

mutu

- Rencana mutu - Pengendalian

dokumen

IKM ( Indeks Kepuasan

masyarakat )

Kinerja SKP Kelas I tanjung Balai

Asahan

Perluasan pasar ekspor

1. Negara tujuan ekspor

(32)

perlu segera diterapkan sebagai wujud clean government dan good

government service.

2) Indikator keberhasilan pelaksanaan manajemen mutu di SKP Kelas I Tanjung

Balai Asahan dapat dilihat dari besaran nilai IKM. Indeks kepuasan

masyarakat adalah suatu penilaian secara obyektif melalui pengisian kuisioner

dari masyarakat ( pengguna jasa karantina ) terhadap pelayanan yang

diberikan oleh instansi pemerintah ( SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan ).

3) Terdapat kesamaan pengertian dalam klausul ISO 9001:2008 ( yaitu: interaksi

antar proses; kebijakan mutu; rencana mutu; dan pengendalian dokumen)

dengan unsur IKM ( yaitu : prosedur pelayanan dan kecepatan pelayanan ).

4) Peningkatan kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan direfleksikan melalui

peningkatan pasar ekpor komoditas pertanian ( berupa perluasan negara

tujuan peningkatan frekuensi ekspor ) yang dilalu-lintaskan melalui wilayah

kerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan.

2.4.Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dilakukan sebelumnya,

hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah : “ Terdapat peningkatan

(33)

3.1.Metode Penentuan Daerah

Penelitian ini dilaksanakan di kantor SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan,

yang beralamat di JL. Pelabuhan Teluk Nibung - Kota Tanjung Balai Asahan.

Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012.

3.2.Metode Penentuan Sampel

Responden yang dipakai dalam penelitian ini adalah masyarakat yaitu

perusahaan ekspor atau individu perseorangan pelaku bisnis ekspor komoditas

pertanian, agen yang menyediakan jasa pengurusan dokumen ekspor dan pemilik

komoditas pertanian yang akan dilalu-lintaskan antar area/antar pulau di dalam

wilayah Negara Indonesia yang menggunakan jasa SKP Kelas I Tanjung Balai

Asahan untuk melakukan pemeriksaan keamanan dan kesehatan komoditas

pertanian milik mereka agar persyaratan negara atau daerah tujuan terpenuhi.

Masyarakat yang menggunakan jasa SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan ini

disebut dengan istilah pengguna jasa / stakeholder karantina.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari SKP

Kelas I Tanjung Balai Asahan, yang diperoleh dari 13 orang stakeholders atau

pengguna jasa karantina yang mengisi kuisioner IKM dan data sekunder yang

diperoleh SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan. Data sekunder dalam penelitian ini

merupakan data tahunan tentang Permohonan Pemeriksaan Karantina oleh

(34)

Data tahunan Permohonan Pemeriksaan Karantina ini antara lain mencakup

jenis komoditas yang akan diekspor, negara tujuan ekspor, frekuensi ekspor

komoditas pertanian per tahun dan jenis tindakan karantina terhadap komoditas

pertanian yang akan diekspor tersebut. Data sekunder ini dimaksudkan untuk

mengetahui perubahan kondisi interaksi antar proses pelayanan, kebijakan,

rencana dan pengendalian dokumen serta perkembangan frekuensi ekspor

komodiats pertanian yang di lalu-lintaskan melalui wilayah kerja SKP Kelas I

Tanjung Balai Asahan, yang terjadi antara periode tahun 2009 sampai dengan

2010 ( sebelum pelaksanaan ISO 9001:2008 ) dengan periode tahun 2011 sampai

dengan 2012 ( setelah pelaksanaan ISO 9001:2008 ).

Penarikan sampel dilakukan secara purposive, yaitu semua stakeholders

yang mengisi kuisioner penilaian IKM dan menggunakan jasa SKP kelas I

Tanjung Balai Asahan selama sebelum dan sesudah ISO 9001:2008

dilaksanakan.Metode purposive samplingadalah penarikan sampel dengan

pertimbangan tertentu, pertimbangan tersebut didasarkan pada kepentingan

atau tujuan penelitian ( Suryadi dan Purwanto, 2004 ). Penentuan sampel

menggunakan metode purposive sampling pada penelitian ini dengan kriteria

sebagai berikut:

1) Adanya pengajuan permohonan pemeriksaan karantina terhadap semua

komoditas pertanian ekspor oleh pengguna jasa karantina.

2) Adanya penilaian kepuasan mesyarakat terhadap pelayanan yang diberikan

(35)

3.3.Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi, yaitu

pengumpulan data yang sudah tersedia di SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan,

tentang hal – hal yang berkaitan dengan penelitian seperti dokumen ISO

9001:2008; laporan penilaian IKM Tahun 2009 s/d Tahun 2012; dan laporan

permohonan pemeriksaan karantina terhadap komoditas pertanian ekspor pada

Tahun 2009 s/d Tahun 2012.

3.4.Metode Analisis Data

3.4.1. Analisis Dampak ISO 9001:2008 terhadap Kinerja SKP Kelas I

Tanjung Balai Asahan.

Dalam penelitian ini dilakukan analisa dengan menggunakan metode

deskriptif terhadap klausul ISO 9001:2008 berupa interaksi antar proses

pelayanan, kebijakan dan rencana mutu serta pengendalian dokumen. Uji atau

analisis deskriptif merupakan metode analisis yang bertujuan mendeskripsikan

atau menjelaskan sesuatu hal apa adanya. Biasanya parameter analisis deskriptif

berupa mean, frekuensi, presentase dan sebagianya. Penelitian deskriptif adalah

salah satu j

mengenai

penelitian deskriptif adalah menghasilkan gambara

memberikan gambaran lengkap baik dalam bent

(36)

tahapan atau proses, serta untuk menyimpan informasi bersifat kontradiktif

mengenai subjek penelitian ( Baroroh, 2008 ).

Metode diskriptif yang digunakan dalam menganalisa dampak ISO

9001:2008 ( klausul interaksi antar proses ) terhadap kinerja SKP Kelas I Tanjung

Balai Asahan adalah menggambarkan interaksi antar proses pada alur pelayanan

SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan antara sebelum dan sesudah ISO

9001:2008.Pada analisa dampak ISO 9001:2008 ( klausul kebijakan mutu )

metode deskriptif yang dipakai menggambarkan jenis-jenis kebijakan internal

SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan dalam rangka peningkatan kinerja antara

sebelum dan sesudah pelaksanaan ISO 9001:2008( lihat tabel 2).

Pada analisa dampak ISO 9001:2008 (klausul rencana mutu), metode

deskriptif menggambarkan adanya perbedaan waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan berbagai jenis komponen rencana mutu, antara sebelum dan

sesudah pelaksanaan ISO 9001:2008(lihat tabel 3). Sedangkan metode diskriptif

dalam menganalisa dampak ISO 9001:2008 ( klausul pengendalian dokumen )

menggambarkan adanya perbedaan perlakuan pengendalian dokumen antara

sebelum dan sesudah pelaksanaan ISO 9001:2008 (lihat tabel 4).

3.4.2.AnalisisDampak Kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahanterhadap

Kepuasan Pengguna Jasa Karantina.

Analisis dampak kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan terhadap

(37)

sebagai berikut:

Nilai 1 : tidak puas sekali

Nilai 2 : Tidak puas

Nilai 3 : Puas

Nilai 4 : Puas sekali

Perbedaan penilaian kepuasan stakeholders antara sebelum dan sesudah

pelaksanaan ISO 9001:2008 akan dilakukan uji beda rata-rata dengan

menggunakan uji Wilcoxon.

Uji Wilcoxon termasuk dalam pengujian nonparametrik.Pengujian ini

dilakukan untuk membandingkan antara dua kelompok data yang saling

berhubungan. Uji ini memiliki kekuatan tes yang lebih dibandingkan dengan uji

tanda ( Singgih, 2010 ).

Uji jenjang bertanda Wilcoxon yang diperkenalkan oleh Frank Wilcoxon

dalam tahun 1945.Uji ini digunakan untuk menguji kondisi (variabel) pada sampel

yang berpasangan dengan skor data yang minimal berskala ordinal atau juga untuk

penelitian dengan data sebelum dan sesudah.Anggapan yang diperlukan dalam

penggunaan uji bertanda Wilcoxon adalah bahwa pasangan data diambil secara

acak dan tiap-tiap perbedaan antara pasangan skor (distribusi populasi) yang

simetris (Djarwanto, 1996).

Uji jenjang bertanda Wilcoxon dapat didasarkan pada sampel kecil (n ≤

25) atau didasarkan pada sampel besar (n ≥ 25).Untuk sampel kecil, pengujian

(38)

jenjang positif dengan jumlah jejang negatif. Nilai T dapat dilihat pada tabel harga

kritis T dalam tes ranking bertanda data berpasangan Wilcoxon dengan taraf

signifikasi 0.05, 0.02, dan 0.01 untuk pengujian satu sisi atau dua sisi. Untuk

sampel besar, pengujiannya dilakukan dengan pendekatan distribusi normal,

dimana mean dan standar deviasi dari distribusi sampling nilai T dihitung dengan

rumus (Djarwanto, 1996).

Mean =

µ

T =

4

n ( n + 1 )

Standart Deviasi =

α

T=

24 n(n+1) (2n + 1 )

Harga uji statistik = Z = T -

µ

T

α

T

3.4.3. Analisis Dampak Kinerja dan IKM terhadap Perluasan Pasar Ekspor

(Frekuensi dan Negara Tujuan Ekspor) antara Sebelum dan Sesudah ISO 9001:2008.

Perluasan pasar ekspor komoditas pertanian Indonesia yang dilalu –

lintaskan melalui wilayah kerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan diukur dari

perluasan negara tujuan dan frekuensi komoditas pertanian ekspor antara sebelum

dan sesudah pelaksanaan ISO 9001:2008.Pelayanan publik oleh aparatur

pemerintah dewasa ini masih banyak dijumpai kelemahan sehingga belum dapat

memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat. Hal ini ditandai dengan masih

adanya berbagai keluhan masyarakat yang disampaikan melalui media massa,

(39)

maka pemerintah perlu terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan.

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik,

sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25

Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS), perlu

disusun IKM sebagai tolak ukur untuk menilai tingkat kualitas pelayanan. Di

samping itu data indeks kepuasan masyarakat akan dapat menjadi bahan penilaian

terhadap unsur pelayanan yang masih perlu perbaikan dan menjadi pendorong

setiap unit penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan kualitas pelayanannya.

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah data dan informasi tentang

tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dan hasil pengukuran secara

kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan

dari aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara

harapan dan kebutuhannya.Berdasarkan prinsip pelayanan sebagaimana telah

ditetapkan dalam Keputusan Menteri PAN Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003, yang

kemudian dikembangkan menjadi 14 unsur yang "relevan”, “valid" dan "reliabel”,

sebagai unsur minimal yang harus ada untuk dasar pengukuran indeks kepuasan

masyarakat adalah sebagai berikut:

1) Prosedur Pelayanan ( P1 ), yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang

diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan;

2) Persyaratan Pelayanan ( P2 ), yaitu persyaratan teknis dan administratif

yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis

(40)

3) Kejelasan petugas pelayanan ( P3 ), yaitu keberadaan dan kepastian petugas

yang memberikan pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan tanggung

jawabnya);

4) Kedisiplinan petugas pelayanan ( P4 ), yaitu kesungguhan petugas dalam

memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai

ketentuan yang berlaku;

5) Tanggung jawab petugas pelayanan ( P5 ), yaitu kejelasan wewenang dan

tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan;

6) Kemampuan petugas pelayanan ( P6 ), yaitu tingkat keahlian dan

ketrampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan/ menyelesaikan

pelayanan kepada masyarakat;

7) Kecepatan pelayanan ( P7 ), yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan

dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan;

8) Keadilan mendapatkan pelayanan ( P8 ), yaitu pelaksanaan pelayanan

dengan tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani;

9) Kesopanan dan keramahan petugas ( P9 ), yaitu sikap dan perilaku petugas

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah

serta saling menghargai dan menghormati;

10) Kewajaran biaya pelayanan ( P10 ), yaitu keterjangkauan masyarakat

terhadap besamya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan;

11) Kepastian biaya pelayanan ( P11 ), yaitu kesesuaian antara biaya yang

(41)

sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan;

13) Kenyamanan lingkungan ( P13 ), yaitu kondisi sarana dan prasarana

pelayanan yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa

nyaman kepada penerima pelayanan;

14) Keamanan Pelayanan ( P14 ), yaitu terjaminnya tingkat keamanan

lingkungan unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan,

sehingga masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap

resiko-resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.

Indikator keberhasilan pelaksanaan manajemen mutu di SKP Kelas I

Tanjung Balai Asahan dapat dilihat dari besaran nilai IKM. Indeks kepuasan

masyarakat adalah suatu penilaian obyektif melalui pengisian kuisioner dari

masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh instansi pemerintah ( dalam

hal ini adalah SKP Kelas I tanjung Balai Asahan ) yang dilakukan setiap tahun.

Masyarakat yang menilai IKM adalah masyarakat pengguna jasa karantina /

stakeholder, yaitu perusahaan atau individu perseorangan yang mengajukan

permohonan pemeriksaan karantina terhadap komoditas pertanian milik mereka

yang akan dilalu-lintaskan Negara ( perdagangan internasional / ekspor).

3.5. Definisi dan Batasan Operasional

3.5.1.Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman, maka berikut ini diberikan beberapa

(42)

1. Pengguna jasa karantina adalah orang atau badan hukum yang memiliki

media pembawa dan atau yang bertanggung jawab atas pemasukan , transit

atau pengeluaran media pembawa.

2. Permohonan Pemeriksaan Karantina adalah suatu aplikasi berbasis web yang

dibangun oleh Bidang Informasi Perkarantinaan, Pusat Kepatuhan, Kerjasama

dan Informasi Perkarantinaan, yang berguna untuk membantu para pengguna

jasa karantina dan Unit Pelaksana Teknis Karantina, Badan Karantina

Pertanian, dalam menjalankan kegiatan operasional perkarantinaan.

3. Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjung Balai Asahan adalah salah satu

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Karantina Pertanian dengan induk

organisasi Kementerian Pertanian, yang berkedudukan di Propinsi Sumatera

Utara dengan wilayah kerja meliputi: Pelabuhan Laut Bagan Asahan

( di Kabupaten Asahan ); Pelabuhan Laut Tanjung Sarang Elang

( di Kabupaten Labuhan Batu ); Pelabuhan Laut Tanjung Tiram dan Kuala

Tanjung ( di Kabupaten Batubara ).

4. Kebijakanmutu adalah dokumen yang dinyatakan secara resmi oleh pimpinan

puncak dan berisi tentang maksud dan arahan secara menyeluruh dari sebuah

perusahaan yang terkait dengan mutu. Setelah ditetapkan, kebijakan mutu ini

tentunya harus bisa menyediakan kerangka dalam menetapkan sasaran mutu,

dikomunikasikan ke seluruh level dalam institusi dan tentunya ditinjau untuk

(43)

prosedur dan sumber daya terkait yang akan diterapkan oleh siapa dan kapan

untuk memenuhi persyaratan proyek, produk, proses atau kontrak.

6. Yang termasukpengendalikan dokumen dalam ole

diantaranya adalah catatan atau rekaman bukti aktifitas proses sesuai

persyaratan pengendalian catatan mutu.

3.5.2.Batasan Operasional

Penulis membatasi analisis dengan menggunakan data sekunder yang

berasal dari SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan, berupa data tahunan permohonan

pemeriksaan karantina dan nilai Indeks Kepuasan Masyarakat/IKM yang

diperoleh dari 13 orang pengguna jasa karantina ( sebagai pemilik komoditi

pertanian ekspor / agen penyedia pengurusan dokumen ekspor ) selama tahun

(44)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjung Balai Asahan merupakan

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Karantina Pertanian dengan induk organisasi

Kementerian Pertanian Republik Indonesia, yang terbentuk berdasarkan Peraturan

Menteri Pertanian No: 22/Permentan/ OT.140/4/2008 tanggal 03 April 2008

tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian

menyatakan bahwa kedudukan, tugas pokok dan fungsi Stasiun Karantina

Pertanian Kelas I tanjung Balai Asahan adalah sbb:

a) Kedudukan

Kedudukan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjung Balai Asahan

adalah Unit Pelaksana Teknis di Lingkup Badan Karantina , yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Karantina Pertanian.

b) Tugas

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjung Balai Asahan mempunyai

tugas melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan

tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati, hewani dan nabati.

c) Fungsi

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I

Tanjung Balai Asahan menyelenggarakan fungsi :

1) Penyusunan rencana, evaluasi dan program;

2) Pelaksanaan pemeriksaan. Pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan,

(45)

( OPTK ); Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK;

3) Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK;

4) Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati;

5) Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan

tumbuhan;

6) Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan hayati

hewani dan nabati;

7) Pengelolaan sistem informasi , dokumentasi dan sarana Teknik

karantina hewan dan tumbuhan;

8) Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan

perundang-undangan dibidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan keamanan

hayati hewani dan nabati;

9) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

Pada gambar 2, terlihat peta sebar exit-entry point wilayah Kerja Stasiun

Karantina Pertanian Kelas I Tanjung Balai Asahan,yaitu :

a. Pelabuhan Laut Bagan Asahan (Kabupaten Asahan);

Pelabuhan ini terletak di muara sungai Asahan namun kondisi saat ini belum

dapat beroperasi mengingat sarana kelokasi belum memadai dan hanya

dijadikan lokasi wisata bagi masyarakat di kota Tanjung Balai dan sekitarnya

(46)

b. Pelabuhan Laut Tanjung Sarang Elang (Kabupaten Labuhan Batu);

Pelabuhan ini sampai saat ini juga belum dapat beroperasi sehingga lalulintas

komoditi tidak ada yang melalui pelabuhan ini, hal ini disebabkan belum

mendukungnya sarana prasarana yang menunjang dan hanya digunakan

sebagai pelabuhan penyeberangan dari daerah Tanjung Sarang Elang dan

Kota Labuhan Bilik di Kabupaten Labuhan Batu Selatan.

c. Pelabuhan Laut Tanjung Tiram .

Pelabuhan Laut Tanjung Tiram saat ini dioperasikan sebagai pelabuhan Feri

dari Tanjung Tiram di Kabupaten Batubara ke Port Kelang di Malaysia.

Komoditas yang melalui pelabuhan ini umumnya barang bawaan penumpang

yang mayoritas adalah TKI asal Kabupaten Batubara dan sekitarnya dengan

frekuensi 1 hari sekali.

d. Pelabuhan Laut Kuala Tanjung (Kabupaten Batubara)

Pelabuhan Laut Kuala Tanjung merupakan pelabuhan brikat / pelabuhan

khusus dengan komoditas yang melalui pelabuhan ini merupakan ekspor hasil

Perkebunan dan Industri dengan tujuan negara-negara di Eropa, Afrika, dan

(47)

Gambar 4. Wilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I

Gambar 2. Wilayah Kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjung Balai Asahan

Gambar 2. Wilayah Kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjung Balai Asahan.

4.2.Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.2.1.AnalisisDampak ISO 9001:2008 terhadap Kinerja SKP Kelas I

Tanjung Balai Asahan.

4.2.1.1. Dampak ISO 9001:2008 ( Klausul Interaksi Antar Proses )terhadap

Kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan

Salah satu perbedaan pada proses pelayanan SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan

antara sebelum dan sesudah pelaksanaan ISO 9001:2008 adalah adanya proses

verifikasi setelah stakeholders melakukan permohonan pemeriksaan karantina.

Proses verifikasi ini merupakan satu-satunya proses yang dapat mempengaruhi

proses di bagian pengawasan dan penyidikan. Tanpa adanya temuan ketidak

(48)

pengawasan dan penindakan. Begitu juga sebaliknya apabila tidak dikeketukan

adanya pelanggaran ( dokumen benar / absah ) maka proses akan dikembalikan

untuk diproses pelaksanaan tindakan karantinanya ( lihat gambar3dan 4).

Gambar 3. Gambaran Umum Alur Pelayanan SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan Sebelum Pelaksanaan ISO 9001:2008

Stakeholders

Permohonan pemeriksaan karantina

Lengkap, absah, asli Tidak lengkap/absah/asli

Pengawasan dan penindakan Tindak Karantina:

1. Pemeriksaan; 2. Pengasingan; 3. Pengamatan; 4. Perlakuan.

Tindak Karantina: 1. Penahanan; 2. Penolakan.

Pembebasan

Berita Acara Penahanan/ Penolakan Sertifikat Kesehatan

Karantina/ Sertifikat Fitosanitasi

Karantina

(49)

Gambar 4.Interaksi Antar Proses Pelayanan SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan Sesuai Dengan ISO 9001:2008

pada gambar 4 diatas,terlihat bahwa adanya keterkaitan antar proses pelayanan.

Sertifikat kesehatan atau fitosanitasi karantina tidak akan diberikan pada

komoditas pertanian yang akan diekspor apabila belum dinyatakan bebas dari

PROSES WAKIL

RENCANA ANTAR PROSES

PERM

(50)

suatu hama penyakit hewan karantina atau organisme pengganggu tumbuhan

karantina tertentu dari hasil pelaksanaan tindakan karantina yang dilaksanakan

oleh petugas SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan.

Suatu tindakan karantina juga tidak akan dilaksanakan apabila hasil dari

verifikasi menyatakan bahwa dokumen persyaratan karantina yang dibawa oleh

stakeholdersternyata tidak lengkap/ tidak absah / tidak asli, sehingga komoditi

pertanian yang akan diekspor tersebut terpaksa harus dilakukan penolakan atau

penahanan dengan menerbitkan Berita Acara Penahanan / Penolakan. Dengan

adanya keterkaitan antara proses pelayanan ini, menunjukkan adanya kejelasan

tugas dan wewenang pada setiap proses pelayanan, persyaratan pelayanan yang

harus dipenuhi, kejelasan petugas SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan dalam

melakukan jenis tindakan karantina dan tanggung jawab petugas dalam

menerbitkan Sertifikat Kesehatan Karantina atau Berita Acara. Hal ini sesuai

dengan salah unsur - unsur IKM ( yaitu: prosedur pelayanan, persyaratan

pelayanan, kejelasan petugas pelayanan dan tanggung jawab petugas pelayanan )

dan manfaat ISO 9001:2008 yaitu adanya kejelasan tugas dan wewenang ( job

description ) dan hubungan antar bagian-bagian terkait, sehingga pegawai dapat

bekerja secara efektif dan efisien ( Joewono, 2012 ).

4.2.1.2. Dampak ISO 9001:2008 ( Klausul Kebijakan Mutu )terhadap

Kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan

Manajemen SKP Kelas I tanjung Balai Asahan membuat kebijakan mutu

(51)

sertifikasi karantina Pertanian dengan mengutamakan kepentingan rakyat dan

negara sekaligus kepuasan pengguna jasa.

b) Melindungi kelestarian sumber daya alam hayati Indonesia melalui

penerapan peraturan perundang – undangan perkarantinaan dan perundangan

lainnya secara konsisten.

c) Menjamin terselenggaranya pengawasan keamanan pangan.

d) Menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dengan mengutamakan

kepuasan pelanggan.

Dari uraian di atas terlihat bahwa salah satu komitmen SKP Kelas I Tanjung

Balai Asahan adalahmengutamakan kepuasan pelanggan melalui penerapkan

sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.Adapun kebijakan – kebijakan internal

SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan dalam penerapan ISO 9001:2008 (lihatTabel

1).DariTabel 1 terlihat bahwa pada tahun 2009 SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan

memiliki keinginan atau komitmen untuk memenuhi kepuasanstakeholders /

pengguna jasa karantinanya, hal ini dibuktikan dengan adanya Surat Keputusan

tentang penunjukkan Tim Persiapan Sertifikasi Pelayanan ISO 9001:2008 ( SK

no. 69 / Kpts/ KP.440 /L.39.D /1/2009) . Komitmen yang serupa juga masih

ditunjukkan oleh SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan pada tahun 2010, yaitu

masih adanya penunjukkan Tim Persiapan Sertifikasi Pelayanan ISO 9001:2008

yang memiliki fungsi melanjutkan hasil kerja tim persiapan sertifikasi tahun

sebelumnya( SK no.87 /Kpts / KP.440 /L.39.D /2 /2012 ).Pada tahun 2010 SKP

(52)

penindakan di bidang karantina pertanian dengan menerbitkan SK no. 95 / Kpts /

KP.440 / L.39.D /2/2011.

Pada tahun 2011,untuk mendukung pelaksanaan tindakan pengawasan dan

penindakan di bidang karantina pertanian selaian menerbitkan SK no. 92 /

Kpts/KP.440/L.39.D /2 2010, SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan juga

melakukan penunjukkan tim verifikasi dengan menerbitkan SK no. 99 /

Kpts/KP.440 / L.39.D /2 / 2011. Pada tahun 2011 ini SKP Kelas I Tanjung Balai

Asahan telah memiliki ISO 9001:2008 dan menuangkan verifikasi , pengawasan

dan penindakan ke dalam prosedur pelayanannya. Untuk itu, SKP Kelas I Tanjung

Balai Asahan berusaha perlu mensosialisasikan kepada pengguna jasa karantina

dengan membentuk tim sosialisasi dengan menerbitkan SK no. 111 / Kpts /

KP.440 / L.39. D / 2 / 2011.

Pada tahun 2012, kebijakan SKP Kelas I tanjung Balai Asahan tidak jauh

berbeda pada Tahu 2011, yaitu meneruskan pelaksanaan, verifikasi dan sosialisasi

dengan menerbitkan SK no. 125/Kpts / KP.440/ L.39.D /3 / 2012 dan SK no. 134 /

Kpts / KP.440 / L.39.D /3/2012. Koordinasi dengan instansi terkait juga

dipandang perlu untuk ditungkatkan, oleh karena itu SKP Kelas I Tanjung Balai

Asahan menerbitkan SK no. 141.Kpts / KP.440 / L.39.D/3/2012.Dalam mengawal

kebijakan- kebijakan yang telah di buat pada tahun ini, SKP Kelas I Tanjung Balai

Asahan menerbitkan SK no. 119 / Kpts / KP.440 / L.39. D /3/2012 tentang

pembentukan tim Sistem Pengendali Internal ( SPI ) yang memiliki fungsi sebagai

(53)

Kebijakan Surat Keputusan

Penunjukkan Tim Persiapan Sertifikasi Pelayanan ISO 9001:2008

Penunjukkan tim persiapan Sertifikasi Pelayanan ISO 9001:2008

Penunjukkan Tim Pengawasan dan Penindakan Karantina pertanian

Penunjukkan tim Verifikasi Karantina Pertanian di SKP Kelas I Tanjung Balai asahan Penunjukkan tim Sosialisasi

prosedur, Persyaratan dan Peraturan karantina Pertanian Kepada pengguna Jasa Karantina/Stakeholders

Penunjukkan Tim Pengawasan dan Penindakan Karantina pertanian

Penunjukkan tim Sosialisasi prosedur, Persyaratan dan Peraturan karantina Pertanian Kepada pengguna Jasa Karantina/Stakeholders

Penunjukkan Tim koordinasi Instansi terkait

(54)

4.2.1.3. Dampak ISO 9001:2008 ( Klausul Rencana Mutu )terhadap Kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan.

Dengan adanya ISO 9001:2008 yang menjadi dasar pelayanan yang

diberikan oleh SKP kelas I Tanjung Balai Asahan kepada stakeholders, maka

lamanya waktu pelayanan harus disesuaikan dengan penetapan batasan waktu

pelayanan seperti yang tertuang dalam ISO 9001:2008.Secara lebih jelasnya

penetapan batasan waktu pelayanan dapat dilihat pada tabel 2.

DariTabel 2, terlihat bahwa adanya perubahan yang signifikan terhadap

lamanya batasan waktu pelayanan yang diberikan oleh SKP kelas I Tanjung Balai

asahan antara sebelum dan sesudah pelaksanaan ISO 9001:2008. Sebelum

pelaksanaan ISO 9001;2008 jenis-jenis komponen pelayanan tertentu memiliki

batasan waktu pelayanan yang cukup lama dan bahkan terdapat jenis komponen

pelayanan tertentu yang tidak memiliki batasan waktu.

Sebaliknya, sesudah pelaksanaan ISO 9001:2008 terlihat bahwa masa

pelayanan lebih cepat dan adanya kejelasan waktu dibandingkan sebelum

pelaksanaan ISO 9001:2008.Dengan adanya dasar batas waktu pelayanan tersebut,

menunjukkan adanya kedisiplinan petugas dan kecepatan pelayanan serta efisiensi

dan efektifitas dalam pemberian pelayanan yang dilaksanakan oleh SKP Kelas I

(55)

Komponen ( Hari ) ( Hari )

Pelayanan sertifikasi Karantina Hewan

1. Pemeriksaan s/d pelepasan (sertifikasi) media pembawa hewan 1-95 1-21 Masa

pelayanan lebih cepat 2. Pemeriksaan s/d pelepasan (sertifikasi) media pembawa bahan

asal hewan

1-20 1-7 idem

3. Pemeriksaan s/d pelepasan (sertifikasi) media pembawa hasil bahan asal hewan

1-20 1-4 idem

4. Pemeriksaan s/d pelepasan (sertifikasi) media pembawa benda lain

Tdk ada batas waktu

1-3 Adanya

kejelasan waktu Pelayanan sertifikasi Karantina Tumbuhan

1. Pemeriksaan s/d pelepasan (sertifikasi) PSAH yang sudah memilikin pengakuan atau ekivalensi

1-10 1-3 Masa

(56)

No. Komponen Sasaran Mutu Sebelum

Tidak ada batas waktu

1-90 Idem

2.

Pelayanan sertifikasi Karantina Tumbuhan benih

Pemeriksaan s/d pelepasan (sertifikasi) PSAH yang belum memilikin pengakuan atau ekivalensi

3. Pemeriksaan s/d pelepasan (sertifikasi ) media pembawa dengan perlakuan

Tidak ada batas waktu

1-90 idem

4. Pemeriksaan s/d penolakan / pemusnahan media pembawa yang tidak bisa dibebaskan oleh OPTK

dengan perlakuan

Tdk ada batas waktu

3-9 Adanya

kejelasan waktu 5. Pemeriksaan s/d penolakan/pemusnahan media pembawa yang

tidak memenuhi persyaratan

1-14 1-14 Sesuai UU

No.16 Thn 1992

Pelayanan sertifikasi Karantina Tumbuhan media pembawa non bibit tanaman

1. Pemeriksaan s/d pelepasan (sertifikasi ) media pembawa tanpa perlakuan

Tdk ada batasan waktu

1-15 Adanya

(57)

( Hari ) ( Hari )

2. Pemeriksaan s/d pelepasan (sertifikasi ) media pembawa tanpa perlakuan

Tdk ada batasan waktu

2-16 idem

3. Pemeriksaan s/d pelepasan (sertifikasi ) media pembawa yang tidak bisa dibebaskan dari OPTK dengan perlakuan

14-21 3-17 Masa

pelayanan lebih cepat 4. Pemeriksaan s/d penolakan/pemusnahan media pembawa yang

tidak memenuhi persyaratan

1-14 1-14 Sesuai UU

no.16 Thn 1992

Pelayanan sertifikasi karantina tumbuhan non benih

1. Pemeriksaan s/d pelepasan (sertifikasi ) media pembawa tanpa perlakuan

1-14 1-7 Masa

pelayanan lebih cepat 2. Pemeriksaan s/d pelepasan (sertifikasi ) media pembawa dengan

perlakuan

1-14 2-9 idem

3. Pemeriksaan s/d penolakan / pemusnahan media pembawa yang tidak bias dibebaskan oleh OPTK

dengan perlakuan

1-14 3-9 idem

4. Pemeriksaan s/d penolakan/pemusnahan media pembawa yang tidak memenuhi persyaratan

1-14 1-14 Sesuai UU

(58)

Prosedur pengendalian dokumenbertujuan untuk mengatur tata cara

pengendalian dokumen agar sesuai dengan persyaratan sistem manajemen mutu

ISO 9001:2008.Prosedur ini berlaku dan digunakan di lingkungan pelayanan SKP

Kelas I Tanjung Balai Asahan, dalam hal :

a) pengendalian dokumeninternal, yang meliputi kegiatan penyusunan,

pengesahan, pengidentifikasian, penerbitan, penggandaan, pendistribusian,

pemeliharaan, penarikan, perubahan atau revisi, dan pemusnahan dokumen.

b) pengendalian dokumen eksternal, yang meliputi pengidentifikasian,

pemeliharaan dan pendistribusian dokumen.

Dokumen Internal adalah dokumen yang dimiliki oleh SKP Kelas I Tanjung

Balai Asahan untuk mendokumentasikan kegiatan pelayanan dalam rangka

penerapan ISO 9001:2008. Dokumen internal berupa:  Pernyataan Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu;

 Pedoman Mutu;

 Prosedur Mutu dan Prosedur Kerja;

 Instruksi Kerja; dan

 Rekaman dan formulir.

Dokumen Eksternal merupakan dokumen yang berasal dari luar SKP Kelas

I Tanjung Balai Asahan, sebagai pendukung kegiatan pelayanan, yang berupa

standar, pedoman, dan peraturan;

Dengan adanya proses pengendalian dokumen maka seluruh tahapan

pelayanan terdokumentasi dan memiliki rekaman masing-masing untuk

Gambar

Gambar 1. Kerangka Penelitian
Gambar 4. Wilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Gambar 3. Gambaran Umum Alur Pelayanan SKP Kelas I Tanjung Balai
Gambar 4.Interaksi  Antar Proses Pelayanan SKP Kelas I Tanjung Balai  Asahan Sesuai Dengan ISO 9001:2008
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari tahun ke tahun volume arsip di Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Semarang semakin meningkat, lebih lagi setelah berlakunya Undang-undang