• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontribusi kepala sekolah sebagai supervisor terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling di MTs.Pembangunan UIN Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kontribusi kepala sekolah sebagai supervisor terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling di MTs.Pembangunan UIN Jakarta"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

TERHADAP PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING

DI MTs. PEMBANGUNAN UIN JAKARTA

Oleh

AHMADIHSAN

NIM. 0018118143

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

PROGRAM STUDI SUPERVISI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDA YATULLAH

(2)

TERHADAP PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI MTs. PEMBANGUNAN UIN JAKARTA

Shi psi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai

Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Pcmbimbing I

Oleh

AHMADIHSAN

NIM. 0018118143

Di Bawah Bimbingan

Drn. H ·. Fadhilah Sura[· a M.Si.

NIP.150215283

Pembimbing II

セセ@

Dra. Hj. Sunarti Mashuri

NIP. 150 022 714

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM PROGRAM STUDI SUPERVISI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KE.GURUAN UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI SY ARIF I-IIDA YATULLAH

JAKARTA

(3)

Al-hamdu lilliih, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt., yang telah menganugerahkan nikmat, rahmat, serta hidayah-Nya, sehingga atas ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam penulis sanjungkan kepada Nabi Besar Muhammad saw., keluarga, shahabat dan pengikutnya sampai akhir zaman.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, penulis tidak dapat menyelesaikannya dengan baik. !tu semua berkat bimbingan, bantuan, petunjuk, serta motivasi dari semua pihak yang diberikan kepada penulis untuk dapat merampungkan tugas akhir di program Strata 1 (S 1) pada Jurusan Kependidikan Islam Program Studi Supervisi Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruaan, Universitas Islam Negeri (UIN) "SyarifHidayatullah" Jakarta.

Selanjutnya, pada kesempatan yang baik ini penulis merasa perlu mengucap-kan banyak terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Salman Harun, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN "Syarif I-Iidayatullah" Jakarta.

2. !bu Dra. Yefnelty Z, Ketua Jurusan Kependidikan Islam Program Studi Supervisi Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN "Syarif Hidayatullah" Jakarta.

3. Bapak Drs. Rusdi Jamil, M.Ag., Sekretaris Jurusan Kependidikan Islam Program Studi Supervisi Pendidikan.

(4)

memberikan masukan kepada penulis dengan pcnuh kcsabaran dan keikhlasan. 6. Bapak dan !bu Dosen KI-SP yang telah mengajar dan membimbing penulis

selama ini dengan sabar dan ikhlas.

7. Bapak Darul .Janin, S.Ag., Kepala Sekolah MTs. Pembangunan UIN Jakarta dan segenap stafnya yang telah memberi penulis kesernpata:n untuk rnengadakan penelitian di sekolah yang dipimpinnya.

8. Segenap pimpinan dan staf pengelola PeqJL1stakaan Faku!tas Ilrnu Tarbiyah dan Keguruan, dan Perpustakaan Utama UIN "Syarif Hidayatullah" Jakmia.

9. Ayahanda tercinta, H. Astom (aim.), dan Ibunda tercinta, Hj. Rohimi, Kakak dan adikku, keponakan, Ust. Abdul Latif serta semua keluarga yang dengan kasih sayangnya telah mernberikan bimbingan, arahan dan doa demi keberhasilan penulis.

I 0. Rekan-rekan KI-SP (Sundus, Ries, Zein, Mumu, dll), Primordial KMIK (Taufik, Muslim, di!), Adinda Nur Fitriasih (Fifit), Ca' Nurus (Hamdan Computer), dan ternan-ternan kost yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, yang telah memberikan masukan dan dorongan kepada penulis.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT, jualah penulis serahkan atas segala ban-tuan semua pihak, baik berupa moril maupun materil, yang semoga amal baik mereka mendapatkan balasan dan ridho dari Allah SWT. Saya berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaal khususnya bagi penulis, umurnnya bagi para pembaca.

Jaka1ia, Rajah 1424 H September 2003 M

(5)

KATA PENGANTAR ... ... iv

DAFT AR ISi ... Vl DAFT ART ABEL ... ix

BABI PENDAHULUAN ... . A. Latar Belakang Masalah .... .. .. .. ... .... .... .. ... .... .. .. .... .. .. .. ... .... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

1. Pembatasan Mas al ah... 5

2. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6

D. Metode Penelitian ... 6

E. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II KONTRIBUSI KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR TERHADAP PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING ... 9

A. Pengertian Supervisi dan Kontribusi Supervisor... 9

I. Penge1iian Supervisi ... 9

2. Kontribusi Supervisor... 11

B. Fungsi-fungsi dan Peranan Supervisi Pendidikan ... 11

1. Fungsi Supervisi ... 11

(6)

1. Tujuan Supervisi Pendidikan ... 19

2. Ruang Lingkup Supervisi Pendidikan ... .. ... 20

D. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah sebagai Supervisor. 22 E. Pengertian dan Tujuan Bimbingan Konseling... 28

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling ... ... 28

2. Tujuan Bimbingan dan Konseling ... ... 32

F. Fungsi-fungsi dan Teknik Bimbingan Konseling... 35

1. Fungsi Bimbingan Konseling ... 35

2. Teknik Bimbingan dan Konseling ... 36

G. Kontribusi Supervisor terhadap Pelaksanaan Bimbingan Konse-ling ... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 41

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 41

B. Subyek Penelitian ... 41

C. Teknik Pengumpulan Data... 42

D. Teknik Analisis Data ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 45

A. Gambaran Umum MTs. Pembangunan UIN Jakarta ... 45

I. Sejarah Singkat MTs. Pembangunan UIN Jakarta... 45

(7)

4. Pengurus Yayasan SyarifHidayatullah clan Tenaga Edukatif

serta Administratif Madrasah Pembangunan UIN Jakarta... 52

5. Kurikulum... 56

6. Kegiatan Ekstra Kurikuler ... 59

B. Deskripsi Data... 60

C. Analisa dan Interpretasi Data... 61

1. Analisa Data... 61

2. Interpretasi Data... 86

BAB V PENUTUP ... . . . .. . .. . .. .. . .. ... . ... . . .. ... ... .. . .. . .. . .. .. .. .... . .... .. .. ... .... . .. ... ... .. .... . ... 89

A. Kesim pulan .. . .. . . .. . . .. .. . . .. . . . .. .. .. .. . . . .. ... .. .. . .. .. .. .. .. . .. . .. . .. .. .. .. .. . .. . .. .. .. .. . 8 9 B. Saran-saran ... ... .. . .. ... ... ... . .. ... ... .. . .. .. .. .. ... ... ... ... .. ... .. . ... . .. . .. 90

DAFT AR PUST AKA... 92

(8)

I. Tenaga EdukatifTsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta... 54

2. Karyawan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta... 54

3. Jumlah Siswa/Siswi MTs. Pembangunan UIN Jakarta Tahun Pelajaran 2003/2004" .. "." ... "." ... " .... "."" ... "." ... " ... " ... " ... ""."". """ 56 4. Administrasi Bimbingan oleh Kepala Sekolah terhadap Pelaksanaan BK... 63

5. Organisasi Bimbingan dari Kepala Sekolah dalam Program BK... 64

6. Monitoring Kepala Sekolah terhadap Pelaksanaan BK... 66

7. Pembinaan Kepala Sekolah terhadap Pelaksanaan BK... 68

8. Evaluasi Kepala Sekolah terhadap Pelaksanaan BK... 69

9. Usaha Tindak Lanjut Kepala Sekolah terhadap Peningkatan Program BK.... 71

I 0. Rekapitulasi Hasil Jawaban Keenam Aspek Kontribusi Kepala Sekolah terhadap Pelaksanaan BK... 73

(9)

A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN

Telah dimaklumi bersama bahwa bimbingan dan konseling merupakan salah

satu komponen dalam keseluruhan sistem pendidikan khususnya di sekolah. Oleh

karena itu setiap personal sekolah seyogyanya memahami makna bimbingan dan

kon-seling serta dapat menempatkan diri secara tepat dalam pelaksanaannya. Di pihak

lain, guru sebagai salah satu bentuk pendukung unsur pelaksana, mempunyai

tang-gung jawab sebagai pelaksana layanan bimbingan di sekolah, dengan menerapkan

pendekatan bimbingan dalam proses pembelajaran. Namun agar dapat melaksanakan

fungsinya dengan baik maka para guru dituntut untuk memiliki wawasan yang

me-madai terhadap konsep-konsep dasar bimbingan dan konseling di sekolah. Terutama

seorang petugas konselor yang memang tugasnya sebagai tenaga bimbingan

profe-sional. Bahkan kepala sekolah sebagai supervisor, akan sangat dibutuhkan baik dari

conceptual skill, human skill dan technical skill-nya pada keseluruhan program

seko-lah yang dipimpinnya.

Ditegaskan oleh Wahdjosumidjo bahwa kepala sekolah bertanggung jawab

alas penyelenggaraan pendidikan, sehingga dengan demikian ia mempunyai

kewajib-an untuk selalu mengadakkewajib-an pembinakewajib-an dalam arti berusaha agar pengelolakewajib-an,

(10)

penilaian, bimbingan, pengawasan dan pengembangan pendidikan dapat dilaksanakan dengan baik. 1

Adapun perlunya layanan dan penyuluhan di sekolah menurut H.M. Surya dalam bukunya, Materi Pokok Bimbingan dan Konseling, tidak terlepas kaitannya dengan beberapa aspek yang menjadi latar belakangnya, yaitu aspek ウッウゥセMォゥZiエオセセL@

pedagogis, dan psikologis. 2

Ketiga hal diatas menuntut adanya layanan bimbingan dan konseling sebagai salah satu unsur dalam keseluruhan pendidikan di sekolah. Oleh karena itu keseriusan kepala sekolah dalam memberikan perhatian penuh dalam penyusunan program dan tingkat aplikatif pemberian bimbingan dan konseling terhadap siswa di sekolah yang ia bawahi. Dalam mengoptimalkan keseluruhan program penclidikan, tentu saja de-ngan tidak menafikan bantuan petugas guru konselor yang memang dalam tugasnya sebagai tenaga bimbingan profesional.

Kepala sekolah sebagai pimpinan lembaga pendidikan sekaligus sebagai supervisor pendidikan, mempunyai peran yang sangat penting dalam pencapaian kualitas bimbingan yang diharapkan. T_antangan berat yang dihadapi oleh setiap pimpinan terutama dalam kehidupan dunia modem yang ditimdai berbagai gejala; seperti volume kerja yang selalu meningkat, interaksi manusia yang lebih kompleks, tuntutan pengembangan sumber daya insani dan sebagainya, ialah bagaimana setiap

1 Wahjosumidjo,

Kepetnilnpinan Kepala Seka/ah : Tinjauan Teoritik dan Per1nasalahannya, (Jakarta: Raja Garfindo Persada, 1995), h. 203

2

H.M. Surya, Buku Materi Pokok Bimbingan dan Konseling U.T., (Jakarta: P & K, 1997),

(11)

unsur pimpinan termasuk kepala sekolah sebagai supervisor. Dia dapat menggerak-kan orang lain baik para guru, terutama petugas bimbingan sehingga dengan sadar mereka secara bersama-sama bersedia berprilaku dan bertugas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Adapun peranan kepala sekolah kaitannya dengan kontribusi seorang supervisor dalam program bimbingan dan konseling di sekolah meliputi: fungsinya

0

baik dalam organisasi bimbingan yang mengorganisasikan berbagai pihak untuk bekerja sama dalam pelaksanaannya, dan dalam administrasi bimbingan, seperti dengan mempersipkan fasilitas sarana dan prasarana beserta perlengkapannya bagi penyuluh. Peranannya, seperti: membimbing, membantu, juga membina para guru

dan seluruh staf sekolah dalam pelaksanaan tugasnya, serta memberikan pimpinan yang efektif dan demokratis. Tujuannya, seperti: membantu guru melihat dengan jelas mengenai tujuan-tujuan pendidikan, membantu para guru agar waktu dan tenaganya tercurahkan sepenulmya dalam pembinaan sekolah, dan lain-lain. Ruang lingkupnya, meliputi; unsur personal, material dan operasinal. Tugasnya, meliputi: merancang, mengarahkan dan mengkoordinasi semua aktivitas agar kegiatan sekolah berjalan

(12)

mengorgams1r dewan bimbingan, yang pada pelaksanaannya dilakukan dengan kegiatan monitoring, pembinaan, evaluasi dan mengadakan usaha tindak lanjut dari

hasil kesimpulan yang didapat. Serta kaitannya dengan kontribusi supervisor sendiri terhadap pelaksanaan program bimbingan dan konseling di suatu sekolah.

Tegasnya menurut I. Djumhur dan Moh. Surya, bahwa: kepala sekolah "merupakan Petugas utama dalam organisasi serta administrasi program bimbingan. la memegang peranan penting dan menetukan, baik sebagai Pimpinan sekolah, maupun sebagai anggota Dewan Bimbingan. "3

Dengan demikian akan sangat diperlukan kontribusi yang besar dari kepala sekolah dalam peranannya sebagai supervisor terhadap sub-bidang supervisinya yaitu pengawasan terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah yang ia pimpin. Dan sekolah yang akan penulis teliti adalah MTs. Pembangunan UIN Jakarta yang dijadikan sebagai Laboratorium oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN "Syarif Hidayatullah" Jakarta.

Berangkat dari pennasalahan itulah penulis mengambil judul "KONTRIBUSI KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR TERHADAP PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI MADRASAH TSANAWIYAH PEMBA-NGUNAN UIN JAKARTA."

3 l. Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Seka/ah. (Bandung: C.V. llmu,

(13)

B. Pcmbatasan dan Pcrumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari kekeliruan tentang masalah yang akan penulis

kemukakan maka Penulis akan membatasi masalah pada :

a. Kontribusi, yang dimaksud adalah usaha-usaha pemberian bantuan atau

kewajiban yang dapat diberikan kepala sekolah sebagai supervisor terhadap

pelakanaan program bimbingan dan konseling, seperti dalam

pengadminis-trasian bimbingan, dan pengorganisasiannya pada pelaksanaan bimbingan,

dengan mengalokasikan dana yang diperlukan, mempersiapkan fasilitas sarana dan prasarana yang menunjang, mengatur program terhadap pelaksanaan dari

berbagai kegiatan bimbingan konseling baik yang jenis kegiatannya kontinyu,

terprogram maupun yang jenisnya insidental. Untuk diberikan pada Siswa di

MTs Pembangunan UIN SyarifHidayatullah Jakaiia.

b. Kepala sekolah sebagai supervisor terhadap pelaksanaan bimbingan dan

konseling, yang dimaksud adalah sebagai orang yang bertanggungjawab

dalam pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di

sekolah yang bertujuan untuk meraih pencapaian keberhasilan pendidikan

secara utuh, baik yang dilakukan dalam bidang Pembinaan, pelaksanaan

monitoring, mengevaluasi program BK, serta usaha tinclak lanjut clari program

bimbingan clan konseling yang suclah clilaksanakan di MTs. Pembangunan

(14)

2. Pcrumusan Masalah

Dari pembatasan di alas maka Penulis menganggap perlu adanya perumusan masalah, agar pembahasan skripsi ini lerarah dan tidak meluas. Adapun perumusan masalahnya adalah :

"Bagaimana kontribusi kepala sekolah sebagai supervisor terhadap pelaksanaan

program bimbingan dan konseling di MTs. Pembangunan UIN Jakarta?"

C. Tujuan dan Kcgunaan Pcnclitian

I. Adapun penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kontribusi kepala sekolah dalam peranannya sebagai supervisor terhadap pelaksanaan program bimbingan dan konseling di MTs. Pembangunan UIN Jakarta.

2. Kegunaan penelitian:

a. Untuk menambah sumber bacaan tentang bimbingan dan konseling di sekolah

b. Untuk memberikan sumbangan dan gambaran bagi pengembangan penelitian tentang bimbingan dan konseling selanjutnya.

D. Metodc Penclitian

Adapun jenis penelitian dalam penyusunan skripsi ini adalah penelitian

(15)

Mclode yang digunakan dalam penyusunan skri psi ini adalah metode deskriptif analisis yaitu prosedur pemecahan masalah dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan obyek penelitian pada saat sekarang berda.sarkan fakta dan data, kemudian data tersebul dianalisis, diinterpretasikan, dan disimpulkan.

E. Sistcmatika Pcnulisan

Penulisan skripsi ini terdiri atas lima bab, masing-masing pembahasannya sebagai berikut :

BAB!

BAB II

BAB III

Pendahuluan, bab ini terdiri dari: (A) Latar Belakang Masalah, (B) Pembatasan dan Perumusan Masalah, (C) Tujuan dan Kegunaan Penelitian, (D) Metode Penelitian, dan (E) Sistematika Penulisan.

Kerangka Teori, Kontribusi Kepala Sekolah sebagai Supervisor dan Pelaksanaan Bimbingan Konseling, yang terdiri dari : (A) Pengertian Supervisi dan Kontribusi Supervisor, (B) Fungsi-fungsi dan Peranan Supervisi Pendidikan, (C) Tujuan dan Ruang Lingkup Supervisi Pendidikan, (D) Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Pendidikan, (E) Pengertian dan Tujuan Bimbingan Konseling, (F) Fungsi-fungsi dan Teknik Bimbingan Konseling, (G) Kontribusi Supervisor Terhadap Pelaksa.nan Bimbingan dan Konseling.

(16)

BABIV

BABY

Hasil Penilitian, yang berisi: (A) Gambaran Umum Obyek Penilitian,

(B) Dcskripsi Data, (C) Analisis Data dan Interpretasi Data.

(17)

KONTRIBUSI KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR

TERHADAP PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING

A. Pengertian Snpervisi dan Kontribusi Supervisor

1. Pengertiau Supcrvisi

Kata supervisi berasal dari bahasa Inggris "supervision" yang terdiri atas dua kata, yaitu "super" dan "vision" yang mengandung pengertian melihat dengan sangat teliti pekerjaan secara keseluruhan.1

Guru dalam menjalankan tugasnya membutuhkan bantuan orang lain

da-lam ha! memecahkan masalah-masalah yang dihadapi untuk mewttjudkan tujuan pendidikan. Misalnya, untuk mengerti tujuan pendidikan, tujuan kurikuler, tujuan institusional.

Guru tersebut mengharapkan apa dan bagaimana memberi pengalaman belajar yang sesuai dengan kebutuhan anak dan masyarakat yang sedang

ber-kembang. Orang yang berfungsi membantu guru dalam ha! ini adalah kepala sekolah atau supervisor yang setiap hari langsung berhadapan dengan guru.

Menurut P. Adam dan Frank G Dickey, yang dikutip oleh Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto, menerangkan bahwa, "Supervisi adalah program yang berencana untuk memperbaiki pelajaran. Program ini dapat berhasil jika

1 Departemen Agama RI, Pedoman Pe/aksanaan Supervisi Pendidikan, (Jakarta: 2000), h. 9

(18)

supervisor memiliki keterampilan dan cara kerja yang efisien dalam ke1ja sama dengan guru dan petugas pendidikan lainnya. "2

Sedang menurut H. Burton dan Leo J. Bruckner menerangkan bahwa supervisi adalah "suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan anak .... "3 Penulis melihat ini sebagai pandangan lain tentang supervisi dari segi perubahan sosial yang berpengaruh terhaclap peserta didik.

Lebih luas lagi, pandangan Kimball Wiles yang dikutip oleh Piet A. Sahertian, menjelaskan bahwa:

Supervisi "adalah bantuan yang diberikan untuk memperbaiki situasi belajar-mengqjar yang lebih baik .... " Dan seorang supervisor yang baik menurutnya hams memiliki lima keterampilan dasar, yaitu:

a. Keterampilan dalam hubungan-hubungan kemanusiaan b. Keterampilan dalam proses kelompok

c. Keterampilan dalam kepemimpinan pendidikan d. Keterampilan dan mengatur personalia sekolah e. Keterampilan dalam evaluasi (Kimball Wiles).4

Kelima keterampilan dasar tersebut di atas menjelaskan bahwa situasi belajar-mengajar di sekolah akan lebih baik tergantung kepada keterampilan supervisor sebagai pemimpin.

Sehingga dapat dirumuskan bahwa pengertian supervisi dalam penclidikan tidak lain dari usaha memberi layanan kepada guru-guru baik secara individual

2 Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta:

Bina Aksara, 1988), Cet. ke-2, h. 39

3 Ibid., h. 40

4

Piel A. Sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka

(19)

maupun sccara kelompok. Dalam usahanya memperbaiki si.tuasi belajar-mengajar yang diserlai dcngan membina perlumbuhan potensi guru-guru, termasuk kegiatan pendidikan.

2. Kontribusi Supervisor

Kata "kontribusi" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai "sumbangan".5 Dan pelakunya disebut !contributor. Adapun kontribusi yang dapat diberikan oleh seorang supervisor terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling disekolah, yang dalap1 ha! ini dilakukan oleh kepala sekolah sebagai supervisor fungsional, meliputi: fungsinya dalam organisasi bimbingan dan administrasi bimbingan konseling, seperti menyediakan/mempersiapkan fasilitas sarana dan prasarana BK yang menunjang. Serta tanggung jawab pengawasannya dalam pe-laksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah, meliputi kegiatan moni-toring, pembinaan, mengevaluasi serta usaha tindak lanjut dari hasil kesimpulan evaluasi yang didapat.

B. Fungsi-fungsi dan Pcranan Supcrvisi Pendidikan

1. I<ungsi Supervisi

Dalam pelaksanaan supervisi pendidikan, hendaknya para pemimpin

pen-didikan termasuk di dalamnya kepala sekolah, mengetahui dan memahami secara

benar tentang fungsi-fungsi dan sekaligus peranannya sebagai supervisor.

5

(20)

Kimball Willes yang dikutip oleh Piel A. Sahertian mengungkapkan bah-wa fungsi dasar supervisi ialah "memperbaiki situsi belajar-mengajar dalam artian

I ' ,,6

yang uas ....

Penulis mensinyalir tentang situasi belajar-mengajar di sekolah dapat di-pcrbaiki bila supervisor atau pemimpin pendidikan memiliki lima keterampilan dasar, seperti telah disinggung di alas, yang antara lain adalah: keterampilan dalam hubungan-hubungan kemanusiaan, proses kelompok, kepemimpinan

pen-didikan, mengatur personalia sekolah dan keterampilan dalam evaluasinya. Serta tindak lanjut dari hasil kesimpulan evaluasi itu sendiri.

Adapun fungsi-fungsi supervisi pendidikan menw-ut Swearingen dalam bukunya Supervision of Instruction-Foundation and Dimension (1961) yang

di-kutip oleh Piet A. Sahe11ian, mengemukakan 8 fungsi supervisi sebagai berikut: a. Menkoordinasi semua usaha sekolah

b. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah c. Memperluas pengalaman guru-guru d. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif

e. Memberi fasilitas dan penilaian yang terus-menenerus

f. Menganalisis suatu belajar-mengajar

g. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staf h. Memberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan

tujuan-tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.7

Mengkoordinasi semua usaha sekolah, yang dimaksud dengan usaha-usaha sekolah kaitannya dengan pdaksanaan bimbingan dan konseling misalnya;

6 Piet, A. Sahertian,

op.cit., h. 21

(21)

usaha tiap guru, kepala sekolah rnengkoordinasi usaha-usaha yang bersifat individu seperli guru yang mgm mengemukakan idenya tentang pelaksanaan

bimbingan di sekolah. Usaha-usaha sekolah, kepala sekolah merumuskan tujuan-lujuan alas setiap kegiatan sekolah te1masuk program kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. Usaha-usaha bagi pertumbuhan jabatan, kepala sekolah melakukan inservice training, menyediakan sumber bacaan kepada guru-guru tentang BK.

Memperlengkapi kepemimpinan sekolah, kepala sekolah melatih dan memperlengkapi guru-guru agar mereka memiliki keterampilan dalam kepemimpinan di sekolah terlebih sebagai pembantu pelaksanaan BK di sekolah.

Memperluas pengalaman guru-guru, kepala sekolah mendiskusikan dengan guru untuk belajar dari pengalaman nyata di lapangan, sehingga dengan pengalaman barn guru dapat belajar untuk memperkaya dirinya dengan pengalaman belajar baru.

Menstimulasi usaha-usaha sekolah yang kreatif, kepala sekolah sebagai supervisi kaitannya dengan pelaksanaan BK bertugas untuk menciptakan susana yang memungkinkan guru-guru dapat berusaha meningkatkan kreativitas dalam dirinya. Dan mejadikan guru sebagai pelaku aktif dalan1 proses belajar-mengajar berikut bimbingan yang sifatnya kontinyu.

(22)

untuk pelaksanaannya di sekolah, dan mengadakan penilaian secara teratur yaitu pada awal, pertcngahan di akhir terhadap pelaksanaan BK di lapangan.

Menganalisis situasi belajar-mengajar, kaiatannya dengan jenis kegiatan bimbingan yang sifatnya kontinyu yakni pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Analisis ini bertujuan ialah untuk memperbaiki situasi belajar-mengajar di sekolah.

Memperlengkapi setiap anggota staf dengan pengetahuan yang barn dan

keterampilan-keterampilan barn pula, dalam ha! ini kepala sekolah memberi

dorongan stimulasi dan membantu guru agar mengembangkan pengetahuan dalam keterampilan ha! mengajar sekaligus pemberian bimbingan di sekolah.

Memadukan dan menyelaraskan tujuan-tujuan pendidikan dan membentuk kemampuan-kemampuan, kepala sekolah membicarakan dengan guru untuk

memadukan dan menyelaraskan tujuan-tujuan pelaksanaan BK sebelumnya dan membicarakan kebutuhan yang sedang diperlukan guna tercapainya tujuan pendidikan. Membentuk kemampuan guru, kepala sekolah menstimulus setiap guru untuk mampu mengukur kemampuannya sekaligus mengembangkannya.

Sehingga, dapat dikatakan bahwa kedelapan fungsi supervisi di atas adalah untuk memelihara program pengajaran dengan sebaik-baiknya.

Fungsi-fungsi supervisi adalah ha! penting yang perlu dikuasai pula oleh

(23)

tiga bidang, yailu: "hidang kepemimpinan, hidang kepengawasan, dan dalam bidang pelaksanaan .... "8

Fungsi kepemimpinan dirnaksud sebagai fungsi kepemimpinan melekat pada seorang supervisor, karena dia adalah pemimpin. Begitu pula pada bidang

pengawasan, karena pada hakekatnya supervisor adalah pengawas yang tugas pokoknya melakukan pengawasan. Sedangkan dikatakan sebagai fungsi pelaksana

pada supervisor, karena ia adalah para pelaksana di lapangan yang dalam istilah bakunya adalah pejabat fungsional, sama halnya dengan guru dan kepala sekolah.

Untuk memperoleh sekedar gambaran tentang rincian secara tendensius pada pelaksanaan supervisor yang fungsinya sebagai Pelaksana, seorang

super-visor hendaknya memperhatikan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: "a. Melak-sanakan tugas-tugas supervisi/pengawasan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

b. Mengamankan berbagai kebijaksanaan yang telah ditetapkan; c. Melaporkan hasil supervisi/pengawasan kepada pejabat yang berwenang untuk dianalisis dan ditindak lanjuti."9

Sehingga apabila seorang supervisor dapat menguasai dan menjalankan kesemua fungsi-fungsi supervisi di atas sebagai pimpinan pendidikan termasuk kepala sekolah terhadap para stafnya, maka akselerasi pencapaian tujuan dalam suatu sekolah atau lembaga pendidikan akan lebih terarah sesuai harapan.

8 Depag RI,

Pedon1an Pengen1bangan Adniinistrasi dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta:

Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 2000), h. 3 7

9

(24)

2. Pcranan Supcrvisi

Selain fungsi-fungsi supervisi yang harus dikuasai, seorang supervisi pun harus mengetahui peranannya. Adapun peranannya tersebut dalam diktat per-kuliahan Supervisi Pendidikan II antara lain sebagai berikut:

a. Membangkitkan semangat personal

b. Membantu melengkapi kebutuhan sarana mengajar yang diperlukan guru c. Upaya mengembangkan ide dan gagasan barn

d. Meningkatkan kemampuan guru melalui berbagai kegiatan yang menarik seperti diskusi, seminar, membaca buku ( dengan mengoptimalkan fungsi KKG).10

Lebih pada tendensinya perlinan kepala sekolah sebagai supervisor dalam bidang supervisi kepemimpinan pendidikan mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam meningkatkan pengajaran dengan melalui peningkatan profesi guru

secara terns menerus.

Kembali kepada fungsi supervisi, Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto berpendapat bahwa kepala sekolah memegang peranan yang sangat penting dalam:

a. Membimbing guru agar dapat memahami lebih jelas masalah atau per-soalan-persoalan dan kebutuhan murid, serta membantu guru dalam mengatasi sualu persoalan

b. Membantu guru dalam mengatasi kesukaran dalam mengajar

c. Mcmberi bimbingan yang bijaksana terhadap guru barn dengan orientasi. d. Membantu guru memperoleh kecakapan mengajar yang lebih baik dengan

menggunakan berbagai metode mengajar yang sesuai dengan sifat materi-nya.

e. Membantu guru memperkaya pengalaman belajar, sehingga suasana pengajaran bisa menggembirakan anak didik.

f. Membantu guru mengerti makna dari alat-alat pelayanan.

10

Bedjo Sudjanlo, Diktat Perkulialzan Supervisi Pendidikan JI: Supervisi dengan Filosofi

(25)

g. Membina moral kelompok, menumbuhkan moral yang tinggi dalam pe-laksanaan tugas sekolah pada seluruh staf.

h. Memberi pelayanan kepada guru agar dapat menggunakan seluruh ke-mampuannya dalam pclaksanaan tugas.

1. Memberikan pimpinan yang efektif dan demokrasi. 11

Jelas sasaran utama dalam kepemimpinan pendidikan adalah mengenai: Bagaimana seorang guru dibawah kepemimpinan kepala sekolah dapat mengajar anak didiknya dengan baik, disini dalam usahanya meningkatkan mutu pengajar-an yaitu dengpengajar-an melakspengajar-anakpengajar-an supervisi pendidikpengajar-an dengpengajar-an bagaimpengajar-ana seorpengajar-ang supervisi memahami dan menjalankan fungsi dan peranannya.

Sebagaimana Sahertian mengungkapkan bahwa supervisi berfungsi "membantu (assisting) memberi support (supporting) clan mengajak mengikut-sertakan (sharing) .... "12

Dilihat dari fungsinya, tampak dengan jelas peranan supervisi itu terlihat pada kinerja supervisor dalam melaksanakan tugasnya. Mengenai peranannya supervisi itu bisa dikatakan sebagai; koordinator, konsultan, pemimpin kelompok, dan sebagai evaluator.

Sehingga penulis dapat mensimpulkan dari uraian tentang supervisi di atas bahwa supervisor mempunyai beberapa fungsi, yang berkaitan satu dengan lain-nya. Baik supervisor yang sebagai koordinator, konsultan, pemimpin kelompok, dan sebagai evaluator. Yang antara lain bisa berfungsi sebagai fungsi pelayanan (service activity): kegiatan pelayanan itu untuk meningkatkan profesionalnya.

11 1-Icndiat Soctopo dan Wasty Soemanto,

op.cit., h. 55

(26)

Fungsi penelitian: gunanya untuk memperoleh data yang obyektif dan relevan, misalnya untuk menemukan hambatan belajar. Fungsi kepemimpinan: usaha mempengaruhi orang lain agar yang disupervisi dapat memecahkan sendiri masalahnya sesuai dengan tanggung jawab profesionalnya. Fungsi manajemen: supervisi ini dilakukan sebagai !control atau pengarahan, sebagai aspek dari manajemen. Fungsi evaluasi: supervisi dilakukan untuk mengevaluasi hasil atau kemajuan yang diperoleh. Fungsi supervisi sebagai bim bingan. Fungsi supervisi sebagai pendidikan dalam jabatan (inservice education) khususnya bagi guru muda atau peserta didik sekolah pendidikan guru. Yang kesemuanya itu terang-kum pada pelaksanaan kontribusinya sebagai seorang supenrisor.

Adapun menurut I. Djumhur dan Moh Surya, peranan kepala sekolah dalam program bimbingan konseling bisa dilihat dari fungsi dan tujuannya sebagai berikut:

I. Fungsi kepala sekolah yang utama dalam administrasi bimbingan yang fung-sinya meliputi dalam organisasi bimbingan dan dalam administrasi bim-bingan.

2. Tanggung jawab pokok kepala sekolah dalam program bimbingan, mem-punyai lima tanggung jawab utama dalam program bimbingan di sekolahnya yaitu:

a. Ia harus memimpin guru-guru dalam menambah pengetahuan mereka b. Kepala sekolah memperkenalkan kepada guru-guru cara-cara menolong

murid mencapai pertumbuhan dan perkembangannya yang baik

c. Kepala sekolah memimpin bawahannya dalam merencanakan clan menye-lenggarakan administrasi program testing dan dalam mengolah serta mempergunakan hasil-hasilnya

d. Kepala sekolah mengorganisir Dewan Bimbingan

e. Kepala sekolah harus mempersiapkan perlengkapan-perlengkapan admi-nistrasi lainnya, yang memungkinkan pelaksanaan program birnbingan dapat berlangsung secara efektif.13

13 I. Djumhur

(27)

C. TuJuan dan Ruang Lingkup Supervisi Pcnclidikan

1. Tujuan Supervisi Pencliclikan

Hal mendasar dari supervisi ialah memberikan layanan dan bantuan kepada guru-guru, yang itu semua dalam rangka mengembangkan situasi belajar-mengajar yang lebih baik. Dan tujuan supervisi pendidikan telah dikemukakan oleh beberapa ahli sebagaimana berikut:

Prof. Drs. Piet A. Sahertian berpendapat bahwa tujuan supervisi ialah "memberikan layanan clan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru di kelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Bukan saja memperbaiki kemampuan mengajar tapi juga untuk pengembangan potensi kua-litas guru .... "14

Sedang dalam buku Pedoman Pelaksanaan Supervisi Pendidikan yang diterbitkan Depag RI, menuliskan tujuan supervisi pendidikan adalah per-baikan clan perkembangan terhadap proses belajar-mengajar secara total, ini berarti bahwa tujuan supervisi tidak hanya untuk memperbaiki mutu mengajar guru, tapi juga membina pertumbuhan profesi guru dalam arti luas, tennasuk didalamnya pengadaan fasilitas-fasilitas, pelayanan kepemimpinan dan pembinaan human relation yang baik kepada semua pihak yang terkait.15

Adapun secara nasional menurut Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto dalam bukunya Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan tujuan konkrit dari

supervisi pendidikan adalah:

a. Membantu guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan. b. Membantu guru dalam membimbing pengalaman belajar murid

14

Ibid., h.19

15

(28)

c. Membantu guru dalam menggunakan alat pelajaran modem, metode-metode dan sumber-sumber pengalaman belajar.

d. Mcmbantu guru dalam menilai kemajuan murid-murid dan hasil pekerja-an guru dalam menilai kemajupekerja-an murid-murid serta hasil pekerjapekerja-an guru itu sendiri.

e. Membantu guru-guru barn di sekolah sehingga mereka merasa gembira dengan tugas yang diperolehnya

f. Membantu guru-guru agar waktu dan tenaganya tercurahkan sepenuhnya dalam pembinaan sekolah.16

Semua tujuan yang disebutkan di atas menurut penulis disinyalir untuk memberikan pelayanan prima kepada personal yang berada dibawah tanggung jawab dan kewenangan para supervisor/pengawas yang bersangkutan.

Karena tujuan supervisi pendidikan adalah mengembangkan situasi belajar dan mengajar yang lebih baik. Usaha perbaikan belajar dan mengajar itu dituju-kan kepada pencapaian tujuan akhir dari pendididituju-kan yaitu pembentudituju-kan pribadi

anak secara maksimal.

2. Ruang Lingkup Supervisi Pendidikan

Diketahui dalam dunia pendidikan dan pengaJaran terdapat tiga unsur pokok yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya.

Unsur-unsur dimaksud dalam buku Pedoman Pelaksanaan Supervisi Pendidikan yang diterbitkan oleh Depag RI adalah "unsur personal, material dan operasional .... " 17

16

Hendiat Soetopo dan Wasty Soemanto, op.cit., h. 40-41

17

(29)

Adapun unsur-unsur yang termuat dalam buku pecloman, itu merupakan ruang lingkup dari supervisi pendidikan, yang bila dijabarkan akan tergambar sebagai berikut:

a. Unsur Personal

Lingkup pertama dalam supervisi pendidikan adalah para personal dalam sekolah/madrasah yang disupervisi. Adapun para personal dimaksud adalah kepala sekolah, pegawai tata usaha, guru, dan siswa.

b. Unsur Material

Hal-ha! pokok yang perlu disupervisi terhadap material dan sarana fisik lainnya adalah: ketersediaan ruangan untuk perpustakaan, laboratorium, ruang praktek ibadah, aula dan sebagainya, pemanfaatan buku-buku teks pokok dan buku-buku penunjang, pemanfaatan media dan alat peraga pendidikan, kelengkapan dan perawatan peralatan penunjang kegiatan administrasi sekolah seperti; mesin tik, !computer, filling cabinet, dan lain-lain, pemanfaatan dan perawatan peralatan olah raga, kesenian dan sebagainya.

c. Unsur Operasional

Hal-ha! yang perlu disupervisi terhadap unsur operasional antara lain adalah: masalah yang berkaitan dengan teknis edukatif, yang mencakup: kurikulum, proses belajar mengajar, evaluasi atau penilaian, kegiatan ekstra kurikuler. Dan masalah yang berkaitan dengan teknis administratif, yang meliputi: Masalah yang berkaitan dengan pengembangan kelem-bagaan, serta masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan ekstra kurikuler. 18

Secara sederhana dapat dipe1iegas kembali bahwa ruang lingkup supervisi pendidikan merupakan gambaran umum yang perlu dipahami oleh setiap Petugas supervisi (supervisor/pengawas). Karena dengan ruang lingkup tersebut para supervisor akan mengetahui dengan jelas hal-hal pokok yang harus dikerjakan.

Adapun sub-pokok pengawasan yang dilakukan oleh seorang supervisor baik yang fom1al maupun yang fungsional seperti kepala sekolah, salah satunya adalah pada kegiatan bimbingan dan konseling.

18

(30)

Hal-ha! dalam kegiatan bimbingan dan konseling yang perlu mendapatkan pengawasan bisa disebutkan seperti yang telah disinggung pada ruang lingkup supervisi di atas, yakni pada unsur personalnya, meliputi: Petugas konselor, segenap guru yang membantu dan siswa yang menerimanya atau bahkan sebagai timbal balik bagi kegiatan bimbingan konseling. Yang kedua, pada unsur materialnya, yang meliputi: ketersediaan ruangan BK yang nyaman dan aman untuk berkonsultasi, beserta peralatan dan perlengkapan yang dapat menunjang kegiatan BK. Dan yang ketiga, adalah pada unsur operasionalnya, yang meliputi: masalah yang berkaitan dengan teknis atau pelaksanaan kegiatan BK di lapangan, seperti: pemberian layanan BK, serta evaluasi dan penilaiannya. Dan juga pada masalah yang berkaitan dengan pengembangan kelembagaan, seperti usaha tindak lanjut atau pada be1jalannya suatu kegiatan BK dengan mengadakan kerja sama dengan lnstansi lain yang tidak mengikat.

Ketiga unsur di atas perlu mendapatkan perhatian secara seksama dari seorang supervisor, karena kegiatan BK merupakan kegiatan yang dapat meng-antisipasi dan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan belajar para siswa. Dalam arti untuk memperlancar tercapainya tujuan pembelajaran yang mengarah pada ter-capainya tujuan pendidikan.

D. Tugas dan Tanggung Jawab Kcpala Sckolah scbagai Supervisor

Berdasarkan SK Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) No. 118/

(31)

pcndidikan dan adrninistrasi pada satuan pcndidikan yang rnenjadi tanggung

jawabnya .... "19

Hal-ha! yang berkaitan dengan tcknis pendidikan rneliputi kurikulum, proses be/ajar mengajar, evaluasi dan kegiatan ekstra kurikuler. Sedangkan hal-hal yang berkaitan dengan adrninistrasi rneliputi administrasi personil, administrasi materiil dan administrasi operasionil.

Karena tugas dan tanggung jawab sebagai guru tidaklah ringan, maka seorang supervisor ataupun kepala sekolah harus marnpu melihat menyadari ha! tersebut. Kesadaran inilah yang dapat digunakan sebagai bekal bagi supervisor untuk rneno-long guru. Sudah barang tentu supervisor yang rnenyadari tugas dan tanggung jawab-nya akan rnernikul beban tugas yang lebih berat daripada beban tugas yang dipikul guru.

Seperti halnya juga Drs. Subari dalarn bukunya Supervisi Pendidikan dalam Rangka Perbaikan Situasi Mengajar rnengatakan bahwa tugas pokok supervisi adalah rnenolong guru yang tidak dapat melihat persoalan yang dihadapi. Guru yang tidak dapat dan rnerasakan beban seperti yang dijelaskan di atas bukanlah guru walaupun berpredikat guru. Jika guru telah dapat rnelihat persoalan yang dihadapi, berikutnya yang harus dilaksanakan supervisor adalah menolong para guru agar dapat rnernecah-kan problerna yang mereka hadapi itu.

Supervisor yang baik dalarn rnernberikan bantuan tidak akan rnernberikan "ikan" kepada guru-guru, tetapi ia akan berusaha rnernberikan "kail" agar dapat

19

(32)

berdiri sendiri. 1-Ial itu dipertegas oleh Adams dan Dickey dalam bukunya Basic

Principle (!f Supervision sebagai berikut, "The primmy aim of supervision is to aid teachers to become self directive .... "20

Dalam hal ini karena kepala sekolah adalah pengawas fungsional di sekolah yang ia pimpin, Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi berpendapat mengenai tugasnya sebagai supervisor dalam meningkatkan situasi belajar pada ummnnya dan membantu guru, dapat dilihat dari tugasnya, sebagai berikut:

1. Merancang, mengarahkan dan mengkoordinasi semua aktivitas agar sekolah berjalan dengan baik menuju tercapainya tujuan sekolah.

2. Membimbing para guru agar menunaikan tugasnya dengan penuh semangat dan kegembiraan.

3. Membimbing para murid untuk belajar rajin, tertib dan giat.

4. Menjaga suasana baik dalam sekolah, antar guru-guru, antar murid-murid, antar pegawai, antar kelas sehingga tercapainya suasana kekeluargaan.

5. Melaksanakan hubungan, baik kedalam atau keluar.

6. Menjaga adanya koordinasi antar seksi dalam organisasi sekolah dan sebagai-nya.21

Jadi jelas bahwa dalam melaksanakan supervisi tugas kepala sekolah adalah

membantu meningkatkan situasi belajar pada umumnya dan membantu guru, agar guru dapat mengajar lebih baik, sehingga dengan demikian murid dapat belajar lebih baik lagi.

Dalam ajaran Islam setiap individu bertugas untuk memperhatikan apa yang

dilakukannya, kata memperhatikan disini identik dengan pengawasan, yang dalam

20 Subari, Supervisi Pendidikan: Dalam Rangka Perbaikan Situasi Mengajar, (Jakarta: Bumi

Aksara, 1994), Cet. ke-1, h. 7

21 Ahmad Rohani, et al., Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan Sekolah, (Jakarta: Bumi

(33)

Islam lebih berlendensi kepada pengawasan diri sendiri. Sebagaimana ditegaskan dalam Q.S. al-1-Iasyr ayal 18:

/ J

( \ /\ :_,.:J-1)

.l.l

p

Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan".22 (Q.S. al-I-Iasyr: 18)

Ayat di atas mengisyaratkan manusia untuk memperhatikan apa yang dike1ja-kan, yang mencakup kegiatan proses mengawasi atas apa yang dilakukan. Setelah dari memperhatikan atau pengawasan digunakan evaluasi dan merencanakan

pekerja-an hari esok dalam meningkatkpekerja-an kompetensi diri.

Kaitannya dengan tanggung jawab dalam ajaran Islam pun dikatakan bahwa manusia dijadikan Allah dengan tidak sia-sia. Tiap manusia itu diberikan tanggung jawab, sebagaimana Firman Allah SWT yang berbunyi :

0 ,,, ). ,..

'.1"' . ·1 • t ' 1'}1 J / • '"1

!.J

fi.

<..) <..)l...vJ. セ@

Artinya: Apakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungan jawaban)."23 (Q.S. al-Qiyamah: 36)

Ayat di atas mengisyaratkan bahwa tiap-tiap manusia tidak dibiarkan begitu

saja tanpa pertanggungjawabannya, begitu juga bagi kepala sekolah sebagai

pemim-22 Departemen Agama RI,

Al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung: Gema Risalah Press,

1989), h. 919

23

(34)

pin sualu lembaga pendidikan yang mempunyai tanggung jawab dalam meningkatkan kualitas lernbaga pendidikannya melalui upaya supervisi yang diberikannya.

Sesuai dengan bunyi SK Menpan No.118/1996 Bab I pasal I angka (!) pada buku Pedoman Pengembangan Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Depag RI) yang menyatakan bahwa pengawas sekolah (supervisor formal) adalah pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang, untuk melakukan pengawasan di sekolah dengan me-laksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan adrninistrasi

pada satuan pendidikan pra-sekolah dasar clan menengah. Maka wewenang dan

tanggung jawab pengawas formal dapat dirumuskan sebagai berikut:

I. Wewenang

Setiap pengawas sekolah, termasuk pengawas pendidikan agama, diberi we-wenang secara penuh oleh pejabat yang berwe-wenang untuk melakukan super-visi/pengawasan tek11is pe11didikan dan administrasi pada satuan pendidika11 yang me11jadi tanggungjawabnya.

2. Tanggu11gjawab

Berdasarkan kewenangan tersebut diatas, rnaka setiap pengawas memikul tanggung jawab sebagai berikut:

a. Terlaksananya kegiatan supervisi/pengawasan atas pelaksanaan pendidik-an di sekolah/madrasah sesuai dengpendidik-an penugaspendidik-annya pada TK, RA, BA, SD/MI atau SLTP/MTs, SMU/SMK/MA dan MD.

b. Me11i11gkatnya kualitas proses belajar-mengajar dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan di sekolah, terrnasuk kualitas pendidika11 agama.

c. Me11ingkatnya kualitas guru, siswa, kepala sekolah/rnadrasah dan seluruh staf sekolah yang berada dibawah wilayah pembinaannya.

d. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana pendidikan di sekolah/mad-rasah di wilayah pembinaannya.

e. Terhimpun11ya data lc11gkap tentang:

I) Jumlah sekolah umurn/madrasah

(35)

4) Jumlah sekolah yang memikul ruang ibadah dan yang bclum mc-miliki;

5) Jumlah pengawas, dll.24

Adapun tanggung jawab kepala sekolah (supervisi fungsional) adalah sebagai koordinator pengetahuan dan kesanggupan-kesanggupannya, yang ia akan berusaha bagi pengembangan mutu pendidikan di sekolah yang ia bawahi.

Tugas lain dari kepala sekolah selain yang sudah dipaparkan di atas menurut Oteng Sutisna antara lain adalah " ... membantu menciptakan suasana sekolah yang bebas dari rasa takut, ancaman atau paksaan, kepala sekol.ah harus mampu meme-lihara kegiatan kreatif dan eksperimentasi oleh anggota-anggota staf pengajarnya untuk kemajuan seluruh program instruksional."25

Dari pendapat di alas penulis berpandangan bahwa seorang pengajar harus merasa bebas untuk mencobakan ide, metode dan teknik barn yang telah diperoleh dari persettijuan dan dukungan kelompok. Di samping itu kepala sekolah hendaknya mampu melakukan observasi/kegiatan monitoring secara terus-menerus tentang kondisi-kondisi dan sikap-sikap di kelas, di ruang guru dan pacla pertemuan-pertemu-an dengpertemuan-pertemu-an para staf pengajar, sehingga dengpertemuan-pertemu-an begitu ia mudah mengetahui keku-rangan-kekurangan yang dapat menghambat tercapainya tujuan pendiclikan yang diharapkan.

Adapun dalam pelaksanaannya di lapangan, terdapat batas-batas kewenangan bagi pengawas formal agar tidak te1jadi over lapping atau duplikasi dengan pejabat

24

Dcpag RI, Pedon1an Penge111bangan Administrasi dan Supervisi Pendidikan, op.cit., h. 73

25

(36)

Jimgsional tennasuk kepala sekolah didalanmya atau dengan pejabat struktural di lingkungan sekolah.

Tanggung jawab supervisor baik yang formal atau fungsional yang begitu besar dan berat hendaknya menjadi pendorong bagi para penga.was yang

bersangkut-an untuk meningkatkbersangkut-an wawasbersangkut-an dbersangkut-an kemampubersangkut-an profesionalnya, serta menyadari sepenuhnya bahwa jabatan pengawas bukan sekedar untuk memperpanjang masa ke1ja, akan tetapi jabatan yang menuntut kerja keras dan profesionalisme yang tinggi.

E. Pengertian dan Tujuan Bimbingan Konseling

I. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata

"guidance" berasal dari kata kerja bahasa inggris "to guide" yang mempunyai arti "menuajukkan, membimbing, menuntun, ataupun membantu." 26

Sesuai dengan pengertian di atas, maka secara umum bimbingan dapat di-artikan sebagai suatu bantuan atau tuntunan. Namun, meskipun demikian tidak berarti semua bentuk bantuan atau tuntutan adalah bimbingan.

Misalnya, I Djumhur memberikan contoh, "jika seorang guru membisik-kan jawaban suatu soal ujian pada waktu ujian agar muridnya lulus, tentu bantuan semacam itu bukan bantuan yang dimaksud dengan bimbingan .... "27

26 Ha lien A., Bimbingan dan Konseling. (Jakarta: Ciputat Press, 2002), h. 3

27

I. Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Seka/ah,. (Bandung: PT. C.V.

(37)

Jadi dapat diindikasikan bahwa bentuk bantuan bimbingan yang benar akan memiliki ketentuan, seperti: syarat-syarat te1ientu, prosedur te1ientu, pelak-sanaan tertentu dan sistematik. serta dasar dan tujuan tert:entu.

Bantuan dalam pengertian bimbingan menurut terminologi, bimbingan dan konseling haruslah memenuhi syarat-syarat tertentu sebagaimana dikemuka-kan oleh para ahli berikut ini.

Definisi yang dikemukakan oleh Stoops dal Walquist, bahwa:

Bimbingan adalah proses yang terns menerus dalam membantu perkem-bangan individu untuk mencapai kemampuannya secara maksimum dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat.

Menurut Crow & Craw (1969:7), bimbingan diartikan sebagai: ... bantuan yang diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita yang memiliki pribadi yang baik dan berpendidikan yang memadai kepada seorang individu dari setiap usia dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah pandangannya sendiri, membuat pilihan sendiri dan memikul bebannya sendiri.28

Definisi yang lebih mengarah kepada pelaksanaan bimbingan di sekolah adalah sebagaimana dikemukakan oleh Miller sebagai berikut, "Bimbingan adalah proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah, keluarga serta masyarakat."29

Sedang Dr. Rahman Nata Widjaja (1988:7) menyatakan:

Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat

"Ballen A., op.cit., h. 4

29

(38)

mcmahami dirinya, schingga ia sanggup mcngarahkan dirinya dan dapat bertindak sccara wajar, scsuai dengan tuntutan dan kcadaan lingkungan sekolah, kcluarga dan masyarakat, serta kehidupan umurnnya, Dengan dcmi-kian ia dapat mengecap kebahagiaan hidup dan dapat mernbcrikan surn-bangan yang bcrarti bagi kehidupan rnasyarakat pada urnurnnya. Bimbingan rnernbantu individu rnencapai perkernbangan diri secara optimal sebagai rnakhluk sosial.30

Dari sekian banyak pendapat para ahli dapat dilihat bahwasanya defenisi bimbingan pada prinsipnya sarna, yaitu pemberian bantuan kepada individu. Scperti yang disirnpulkan oleh I. Djumhur & Moh. Surya mengenai pengertian bimbingan, yaitu:

Suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya (self understanding), kemampu-an untuk menerima dirinya (self acceptance), kemampuan untuk mengarah-kan dirinya (self direction) dan kemampuan untuk merea!isasikan dirinya (self realization), sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik kelurga, sekolah maupun masya-rakat. Dan bantuan itu dibcrikan oleh orang-orang yang mcmiliki keahlian dan pengalaman khusus dalam bidang tersebut.31

Sedang istilah konseling berasal dari bahasa lnggris "to counsel" yang

secara etimologis bcrmii "to give advice" (Hornby: 1958: 246), atau memberi sa-ran dan nasihat.

Di sampmg itu, istilah bimbingan selalu dirangkaikan dengan istilah konscling. Hal ini disebabkan karena bimbingan dan konseling itu merupakan suatu kegiatan yang integral. Konseling merupakan salah satu teknik dalam

pelayanan bimbingan diantara beberapa teknik lainnya, namun konseling

sebagai-Jo Hallen. A., op. cit., h. 5

(39)

mana dikatakan oleh Schmuller adalah "the heart of guidance program" (Dewa Ketut Sukarni; 1984:11). Selanjutnya dikatakan pula oleh Ruth Strang (1958) bahwa "Guidance is breader; counseling is a most importance tool of guidance". Bimbingan itu lebih luas, dan konseling merupakan alat yang paling penting dari usaha pelayanan bimbingan.

Adapun pengertian yang lebih jelas tentang konseling telah banyak

dike-mukakan oleh para ahli mengenai defenisinya, diantaranya sebagai berikut: Rogers (1942) yang dikutip oleh 1-Iallen, A. mengemukakan bahwa konse-ling adalah "serangkaian hubungan !angsung dengan individu yang be1tuj uan untuk membantu dia dalam merubah sikap dan tingkah lakunya."32

Sedang menurut Herbert M. Murks, Jr. & Bufford Stefflre: Theories of

Counseling, 1979, yang dikutip dari pendapat J.W. Gustad, menyatakan bahwa: Konseling adalah "suatu proses yang learning-oriented atau suatu proses yang berorientasikan belajar, yang dilaksanakan dalam suatu lingkungan sosial, antara seorang dengan seorang, di mana seorang konselor harus memiliki kemampuan profesional dalam bidang keterampilan dan penge-tahuan psikologis. Konselor berusaha membantu klien dengan metode yang sesuai atau cocok dengan kebutuhan klien tersebut dalam hubungannya dengan keseluruhan program, agar supaya individu dapat mempelajari lebih baik tentang dirinya sendiri, belajar bagaimana memanfaatkan pemahaman tentang dirinya untuk memperoleh tujuan-tujuan hidup yang lebih realistis, sehingga klien dapat menjadi anggota masyarakat yang berbahagia dan lebih produktif.33

32

Ha!len A., op.cit., h. 10

33

Dewa Ketut Sukardi, Pengontar Teori Konseling, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985), Cet.

(40)

Berdasarkan dari beberapa definisi di atas dapat dipahami bahwa konse-ling merupakan salah satu tcknik dalam pelayanan bimbingan di mana proses pemberian bantuan itu berlangsung melalui wawancara dalam serangkaian pertemuan langsung dan tatap muka antara guru pembimbing/konselor dengan

klien; dengan tujuan agar klien itu mampu memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya, mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu mengarahkan potensi yang dimiliki kc arah perkembangan yang optimal, sehingga siswa dapat mencapai kebahagian pribadi dan kt0manfaatan sosial.

2. Tujuan Bimbingan dan Konseling

Terarahnya program bimbingan dan konseling diperlukan adanya

penge-tahuan akan tujuan dari program itu sendiri.

Drs. Syahril dan Dra. Riska Ahmad, menyatakan ada lima hal yang akan dicapai dengan usaha bimbingan dan konseling di sc:kolah yaitu: "a. Untuk

mengenal diri sendiri dan lingkungan; b. Untuk dapat menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis; c. Untuk dapat mengambil keputusan sendiri tentang berbagai hal; d. Untuk dapat mengarahkan diri sendiri; e. Untuk

dapat mewujudkan diri sendiri."34

Sedang menurut Drs. Dewa Ketut Sukardi menuliskan bahwa dengan bimbingan di sekolah diartikan sebagai "suatu proses bantuan kepada anak didik

34 Syahril dan Riska Ahmad, Pengantar Bimbingan dan Konseling, (Padang: Angkasa Raya,

(41)

yang dilakukan secara terus-rnenerus supaya anak didik dapat memaharni dirinya sendiri, sehingga sanggup mengarahkan diri dan bertingkah laku yang wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masya-rakat ... "3 5

Sebagairnana firman Allah SWT, dalarn Q.S. as-Syarns ayat 7-10:

Artinya: "Demi jiwa dan apa yang menyernpumakannya; rnaka Allah memberikan ilham kepadanya akan jalan yang salah dan jalan yang benar (taqwa). Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan jiwanya. Dan sungguh rugilah orang yang mengotorinya."36 (Q.S. as-Syams: 7-10)

Finnan Allah di atas rnenunjukkan pengertian bahwa dalam tiap diri rnanusia telah dikaruniai kemarnpuan dasar kej iwaan yang mengandung ke-rnungkinan untuk berkernbang kearah tingkat perkembangan hidup yang meng-untungkan dirinya sendiri. Oleh karena itu diperlukan bimbingan yang dapat rnenghindarkan dirinya dari perkernbangan yang rnerugikan hidupnya dirnasa

depannya.

Dalarn perkembangan manusia lebih lanjut, bila sarnpai pada masa dewa-sanya Tuhan memberikan dasar pedoman kepada setiap individu agar supaya memperoleh sukses dalam usaha, hendaklah ia rnau 「・ォ・セェ。@ sesuai dengan bakat

35

Dewa Kctut Sukardi, op.cit., h. 78

36

I-I.M. Arifin, Pedon1an Pelaksanaan Bilnbingan dan Penyuluhan Agan1a, (Jakarta: P'f

(42)

dan kernarnpuan rnasing-rnasing. Sebagaimana di firmankan Allah SWT dalarn Q.S. al-Isra ayat 84:

Artinya: "Katakanlah, bahwa setiap orang itu hendaknya bekerja sesuai dengan bakat/kemarnpuan masing-rnasing. Maka Tuhanmu paling rnengetahui tentang siapa yang Allah tunjukkan jalan-nya yang benar"37 (Q.S. al-Isra: 84).

Ayat di atas rnenjelaskan apabila seseorang tidak mau bekerja berdasarkan

bakat dan kernarnpuan yang ada pada dirinya sendiri, pada akhirnya usahanya itu akan rnenernui kegagalan terutarna dalam mengernbangkan karirnya.

Sehingga mengenai beberapa pendapat para ahli di atas tentang rumusan tujuan bimbingan di sekolah, penulis melihat bahwa yang ingin dicapai dalam bimbingan di sekolah ialah: kebahagian hidup pribadi, kehidupan yang efektif dan produktif, kesanggupan hidup bersama dengan orang lain, clan keserasian antara

cita-cita siswa dengan kemampuannya yang dimilikinya. yang itu merupakan tujuan pertama dan utama pelayanan bimbingan di sekolah. Tujuan terscbut ter-utama tertuju kepada siswa-siswa sebagai individu yang diberikan bantuan. Tetapi · sebenarnya tujuan daripada bimbingan di sekolah bukan hanya terbatas pada siswa-siswa di sekolah saja, tetapi juga bagi sekolah secara keseluruhan clan

masyarakat. Meskipun demikian secara ekplisit bimbingan itu hanya dibatasi 、。セNゥ@

segi anak yang sedang belajar.

37

(43)

Walaupun terlihat tujuan utama pelayanan bimbingan di sekolah terutama tertuju pada murid/siswa, sebagai individu yang diberi bantuan yang memang menjadi batasan dari penulis tentang pemberian layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Akan tetapi sebenamya tujuan bimbingan di sekolah tidak terbatas bagi siswa saja, melainkan juga bagi sekolah secara keseluruahan dan bagi ma-syarakat.

Sehingga dapat dikatakan bahwasanya pemberian layanan bimbingan konseling di sekolah mencakup aspek yang luas, akan tetapi berhasil tidalmya tergantung dari bagaimana pelaksanaan bimbingan itu sendiri diterapkan dan dijalankan.

F. Fungsi-fungsi dan Teknik Bimbingan Konscling 1. Fungsi Bimbingan Konseling

Bimbingan dan Konseling bisa berfungsi sebagai "pemberi layanan kepada peserta didik agar masing-masing peserta didik dapat berkembang secara

optimal sehingga menjadi pribadi yang utuh dan mandiri .... "38

Oleh karena itu, menurut Hallen juga, bahwasanya pelayanan bimbingan dan konseling mengemban sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi melalui kegiat-an bimbingkegiat-an dkegiat-an konseling. Fungsi-fungsi tersebut kegiat-antara lain adalah: "a. Fungsi Pemahaman; b. Fungsi Pencegahan; c. Fungsi Pengentasan; d. Fungsi Pemelihara-an dPemelihara-an PengernbPemelihara-angPemelihara-an; e. Fungsi advokasi. "39

38 Hallcn A.,

op.cit., h. 59

(44)

Fungsi-fungsi tersebu! diwujudkan melalui diselenggarakannya berbagai jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling u.ntuk mencapai hasil sebagaimana yang terkandung didalam masing-masing fu.ngsi tersebut, agar hasil-hasil yang hendak dicapai jeias dapat diidentifiksi dan dievaluasi.

Telah dipertegas oleh Drs. Prayitno dalam melaksanakan fungsi bim-bingan dan konseling terlihat dua kegiatan pokok yang amat penting, seperti: "menetapkan tujuan khusus dan arah yang hendak dicapai/dituju, dan menyajikan

fasilitas dan sumber-sumber yang perlu untuk anak-anak."40

Secara keseluruhan, jika semua fungsi-fungsi itu telah terlaksana dengan baik, dapatlah diprediksikan bahwa peserta didik akan mampu berkembang secara wajar dan mantap menuju aktualisasi diri secara optimal. Dan keterpaduan semua fungsi tersebut akan sangat membantu perkembangan peserta didik secara terpadu pula.

2. Tclmik Bimbingan dan Konscling

Teknik Bimbingan dan konseling adalah cara atau metode yang diberikan Petugas konselor dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling terhadap para siswa di sekolah yang pada umumnya dipergunakan dengan mengambil dua

pendekatan.

Seperti yang dikemukakan oleh I Djumhur dan Moh. Surya, pertama, pen-dekatan secara kelompok yang disebut juga sebagai bimbingan kelompok (group guidance), teknik ini dipergunakan dalam membantu murid atau sekelompok murid memecahkan masalah-masalah dengan melalui kegiatan

40 Prayitno, Pelayanan Bi111bingan di Sekolah: Dasar-dasar dan Kenzungkinan

(45)

kclompok. Kcdua dengan pendekatan secara individuil yang disebut juga dcngan penyuluhan individuil (individual cowise!ing), dalam teknik ini pcmbcrian bantuan dilakukan dengan hubungan yang bersifat face to face relationship (hubungan cmpat mata), yang dilaksanakan dengan wawancara antara counselor dengan counse/ee.41

Pada Penyelenggaraan bimbingan kelompok menurut I. Djumhur dan Moh. Surya dimaksudkan untuk membantu mengatasi masalah bersama atau mcmbantu seorang individu yang menghadapi masalah dengan menempatkannya dalam suatu kehidupan kelornpok. Beberapa bentuk khusus bimbingan kelompok yaitu:

a. Home room program b. Karyawisata

c. Diskusi kelornpok d. Kegiatan kelompok e. Organisasi rnurid f. Sosiodrama g. Psikodrama, dan h. Remedial teaching 42

Sedangkan pada penyuluhan individuil (individual counseling), menurut

I. Djumhur juga, secara umum dikenal ada tiga teknis khusus dalam counseling yaitu:

a. Directive counseling, yaitu teknik counseling dimana yang paling ber-peranan ialah counselor; counselor berusaha mengarahkan counselee sesuai dengan masalahnya.

b. Non-directive counseling, teknik ini kebalikan dari teknik di atas, yaitu semuanya berpusat pada counselee. Counselor hanya menampung pem-bicaraan, yang berperanan ialah counselee. Counselee bebas bicara sedangkan counselor menampung clan mengarahkan.

c. Eclective counseling, yaitu campuran dari kedua teknik di atas.43

41

I. Djumhur dan Moh. Surya, op.cit., h. 106

42

Ibid, I 06

43

(46)

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam konseling, rnenurut

I. Dj umhur juga, aniara lain dcngan: a. Menentukan masalah; b. Pengumpulan data; c. Analisa data;

d. Diagnosa atau menetapkan latar belakang masalah;

e. Prognosa atau menetapkan langkah bantuan yang akan diambil;

f. Therapi yaitu pelaksanaan bantuan;

g. Evaluasi danfollow-up, yaitu untuk melihat hasil yang telah ditempuh.44

Namun dalam pelaksanaan counseling itu sendiri penulis melihat hendak-nya counselor bersikap penuh simpati dan empati. Simpati artinya menunjukkan adanya sikap turut merasakan apa yang sedang dirasakan oleh counselee. Dan empati artinya berusaha menempatkan diri dalam situasi diri counselee dengan segala masalah-masalah yang dihadapinya. Sehingga dengan sikap ini counselee akan memberikan kepercayaan yang sepenuhnya kepada counselor. Dan ini sangat membantu keberhasilan dalam counseling.

Apapun teknik dan alat/perkembangan yang dipakai untuk mengumpulkan data, menurut Drs. Prayitno semuanya itu haruslah valid, reliabel, dan efesien untuk mengungkap keterangan yang sebenarnya tentang anak dan lingkungan. Berbagai data yang perlu dikumpulkan Prayitno mengklasifikasikan antara lain adalah:

a. Data Pribadi

Y aitu data yang langsung bersangkut paut dengan seorang individu ter-tentu, terdiri dari berbagai informasi: seperti keterangan pribadi (nama, tanggal lahir, dan sebagainya), keluarga dan keadaan lingkungan rumah tangga, sekolah, potensi-bakat-kemampuan-minat, kesehatan, catatan anekdot, dan sebagainya. Data ini dikumpulkan dari waktu ke waktu dan

4 ·

(47)

sernuanya itu dikurnpulkan dalam bentuk "commutative personal records," dan sifatnya ialah "confidential" (rahasia). Data ini akan banvak

dipergunakan dalarn penyuluhan individual. · ·

b. Data Kelornpok

Yaitu data yang khususnya menyangkut kondisi yang ada pada suatu kelompok anak. Dalam kenyataanya untuk berbagai hal kita akan dapat menjumpai hubungan yang erat antara pribadi dan data kelompok ini. Data kelompok akan banyak dipakai dalam bimbingan kelompok.

c. Data Umum

Data ini tidak mempunyai hubungan langsung dengan seseorang ataupun suatu kelornpok tertentu. Data ini rnenyangkut berbagai bidang rnisalnya, tentang apa yang ada dalam masyarakat (seperti inforrnasi pendidikan dan jabatan), peraturan-peraturan, norma-norma, dan sebagainya. Jenis data ini akan banyak dipa[cai terutama dalam hubungannya dengan fungsi infom1atif bimbingan. 4'

Dengan didasarkan atas berbagai data itu pelayanan bimbingan akan dapat dilaksanakan dengan sebagaimana mestinya. Dan salah salu ciri utama keilmiahan pelayanan bimbingan bahwa program itu dilakukan berdasarkan data.

G. Kontribusi Supervisor tcrhadap Pclakasanaan Bimbingan Konseling

Konlribusi supervisor terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah segala bentuk usaha bantuan yang diberikan pada pelaksanaan Program bimbingan dan konseling di sekolah yang ia bawahi. Dan itu semua tidak terlepas dari peranannya bahwa la sebagai administrator dari sekolah yang dipimpinnya .

Adapun menurut I. Djumhur dan Moh Surya, peranan kepala sekolah dalam program bimbingan konseling bisa dilihat dari fungsi dan tujuannya sebagai berikut:

1. Fungsi kepala sekolah yang utama dalam administrnsi bimbingan yang fung-sinya meliputi dalam organisasi bimbingan dan dalam administrasi bim-bingan.

2. Tanggung jawab pokok kepala sekolah dalam program bimbingan, mempunyai lima tanggung jawab utama dalam program bimbingan di

(48)

sckolahnya yaitu:

a. la harus mcmimpin guru-guru dalam menambah pengetahuan rnereka b. Kcpala sckolah memperkenalkan kepada guru-guru cara-cara mcnolong

murid mencapai pcrtumbuhan dan perkembangannya yang baik

c. Kepala sckolah memimpin bawahannya dalam merencanakan dan menye-lcnggarakan administrasi program testing dan dalam mcngolah serta mcmpergunakan hasil-hasilnya

d. Kepala sckolah mengorganisir Dewan Bimbingan

e. Kepala sekolah harus rnempersiapkan perlengkapan-perlengkapan admi-nistrasi lainnya, yang memungkinkan pelaksanaan program bimbingan dapal berlangsung secara efektif.46

Dari uraian tenlang pendapat di alas penulis melihat bahwasanya seseorang yang menjadi kepala sekolah haruslah benar-benar kapabel dan memiliki dedikasi yang tinggi terhadap dunia pendidikan, tennasuk peranannya dalam program bimbingan di sekolah yang dipimpinnya. Sehingga bisa dikatakan bahwa kontribusi kepala sekolah kaitannya sebagai seorang administrator dan supervisor terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah benar-benar di butuhkan dalam meningkatkan kualitas mengajar guru dan pemberian layanan bagi siswa oleh Petugas Konselor, terlebih pada peningkatan mutu belajar siswa. Dan dapat dipastikan keber-hasilan pendidikan secara umum di sekolah dapat ditopang oleh salah satunya pada pelaksanaan bimbingan dan konseling yang terprogram dan berjalan sesuai dengan apa yang sudah diprograrnkan.

Secara luas kontribusi supervisor dalam dunia pendidikan dilihat dari seberapa besar proses atau upaya pemberian bimbingan atau tuntutan serta pengawasan dan pengarahan yang terus menerus dalam pendidikan dan pengajaran yang berhubungan antara guru dan siswa. Yang kesemuanya itu dilakukan oleh penilik, pengawas atau para kepala sekolah sebagai supervisi fungsional.

46

(49)

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Pcnclitian

Penelitian ini bertempat di MTs. Pembangunan UIN Jakarta, pada observasi yang tepalnya hari Senin, langgal 28 Juli 2003. Penulis berkunjung langsung ke lokasi dan berlernu langsung dengan Kepala Sekolah yakni Bapak. Darul Janin, S.Ag. sekaligus dengan Petugas Bimbingan Konseling/Konselor yakni !b

Gambar

Karyawan Tabel 2 Madrasah Pembangunan UIN Jakarta
Tabel4 Administrasi Bimbingan olch Kcpala Sekolah tci'hadap Pclaksanaan BK
Tabel 5 Organisasi Bimbingan dari Kepala Sekolah dalam Program BK
Tabel 6 Monitoring Kepala Sekolah terhadap pelaksanaan BK
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dalam uji toksisitas akut, penentuan LD50 dilakukan dengan cara menghitung jumlah kematian hewan uji yang terjadi dalam 24 jam pertama sesudah

Hasil dari uji coba terbatas menunjukkan bahwa (1) skor rata-rata yang diperoleh siswa pada tes hasil belajar adalah 81,21 dari skor ideal 100 dengan standar deviasi 8,51;

Keputusan penyapihan yang dilakukan oleh ibu biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kesibukan ibu yang bekerja, pengetahuan ibu, status kesehatan ibu dan bayi, status

5 Binatang Yang Dilindungi Di Indonesia. Musang

Kesimpulan yang dapat dikemukakan diantaranya penelitian pengambangan yang telah dilaksanakan menghasilkan 12 model latihan pasing bawah, penilaian oleh ahli materi

Hasil simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah efisiensi teknis dari kapal purse seine ukuran 60- 90 GT menunjukkan nilai inefisiensi dalam penggunaan

Intisari (Abstract) tidak boleh mengandung gambar maupun tabel, rata kanan-kiri, huruf TNR 9 dan spasi tunggal.. Judul ‘Abstract’ (dalam bahasa Inggris) dan Intisari

Faktor yang paling penting untuk memastikan pengobatan yang tepat dari janin dengan hidrops adalah diagnosis yang tepat dan rinci. Sampai patofisiologi yang mendasari,