• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan media visual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas III di Mi Miftahul Hidayah Pondok Gede Kota Bekasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penggunaan media visual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas III di Mi Miftahul Hidayah Pondok Gede Kota Bekasi"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MEDIA VISUAL UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

PEMBELAJARAN IPS KELAS III DI MI MIFTAHUL

HIDAYAH PONDOK GEDE KOTA BEKASI

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

oleh HASANUDIN NIM : 1811018300008

PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI GURU MADRASAH PROGRAM STUDI PGMI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO

Bukanlah kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutan yang membut kita

sulit, karena itu jangan pernah mencoba untuk menyerah dan jangan pernah

menyerah untuk mencoba.

Maka jangan katakan pada Allah SWT aku punya masalah, tetapi katakan pada

(6)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk: Bapak & Ibu tercinta Alm. Bapak Namin

dan Almh. Ibu Saon. Mereka adalah orang tua hebat yang telah membesarkan

dan mendidikku dengan penuh kasih sayang. Terimakasih atas nasehat dan do’a

yang pernah terucap untukku.

Semoga rahmat Allah SWT selalu menyertai mereka.

Istri & Putri tercinta Dina Nur Ariyani & Zelda Alfiyah Hasan Serta Dewan Guru

MI. Miftahul Hidayah Kel. Jati Bening Baru Kec. Pondok Gede Kota Bekasi.

Terimakasih atas do’a dan dukungannya Semoga Allah SWT membalas jasa dan

(7)

ABSTRAK

Hasanudin : Penggunaan Media Visual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS Kelas III di MI Miftahul Hidayah Pondok Gede Kota

Bekasi. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Guru Madarasah Ibtidaiyah, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas III di MI Miftahul Hidayah Kecamatan Pondok Gede Kota Bekasi. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Agustus sampai dengan bulan September 2014.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini menggunakan 2 siklus yang terdiri dari empat tahap yang saling berkaitan. Keempat tahap tersebut adalah tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan refleksi. Hasil penelitian ini menunjukkan : Penggunaan media visual dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas III di MI Miftahul Hidayah. Siswa menjadi lebih termotivasi dan aktif dalam proses belajar mengajar. Pada siklus I hasil belajar siswa sebesar 63,25% sedangkan pada siklus II mencapai 86%. Hal ini berarti bahwa terjadi peningkatan sebesar 22,75%. Peningkatan hasil belajar siswa tersebut diikuti dengan pencapaian KKM. Pada siklus I siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 11 siswa atau 55% sedangkan pada siklus II seluruh siswa atau sebanyak 100% telah mencapai KKM, peningkatan nilai tersebut membuktikan adanya peningkatan hasil belajar siswa melalui media visual di MI Miftahul Hidayah Pondok Gede Kota Bekasi.

(8)

i

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang paling indah selain rasa syukur kepada Allah SWT. atas berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul PENGGUNAAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS III DI MI MIFTAHUL HIDAYAH PONDOK GEDE KOTA BEKASI dengan baik.

Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Peneliti menyadari tanpa bantuan, dorongan, dan bimbingan dari semua pihak, peneliti tidak mampu melaksanakan tugas ini dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini, peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Dada Rosyada selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Nurlena Rifa’i, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan izin penulisan skripsi ini.

3. Bapak. Dr, Fauzan, MA, selaku Ketua Prodi/Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) yang telah menyetujui permohonan penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Nafia Wafiqni, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang dengan kesabarannya telah memberikan pengarahan dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Bapak Dindin Ridwanuddin, M.Pd, selaku Ketua Pengelola DMS yang dengan kesabarannya telah memberikan pengarahan dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

(9)

ii

7. Ibu Masmuni, S.Ag.,MM selaku Kepala Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Hidayah Kecamatan Pondok Gede Kota Bekasi yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian di MI tersebut.

8. Dina Nur Ariyani isteri tercinta yang telah memberikan do’a dan motivasinya. 9. Rekan-rekan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah kelas A3.2 yang telah

membantu peneliti dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

Kiranya hanya ucapan terima kasih yang dapat peneliti sampaikan. Semoga Allah SWT, membalas kebaikan Bapak/Ibu/ Saudara dengan lebih baik serta pahala yang berlipat ganda. Akhirnya peneliti berharap semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat.

Jakarta, 15 Januari 2015 HASANUDIN

(10)

iii DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... MOTTO……….. ...

A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ……... C. Pembatasan Fokus Penelitian... D. Perumusan Masalah Penelitian ... E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian ... BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti ... 1. Hasil Belajar ... a. Definisi Hasil Belajar………... b. Faktor-faktor yang memengaruhi Hasil Belajar 2. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial...

a. Pengertian IPS……….. b. Fungsi dan Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial di

SD/MI………..

(11)

iv

d. Fakta, konsep, dan generalisasi dalam IPS... 4. Media Pembelajaran... a. Arti dan Konsep Dasar media Pembelajaran……… b. Jenis-jenis Media pembelajaran………... c. Prinsip-prinsip Pemilihan media………. d. Manfaat Media Pembelajaran………... 5. Media Visual………..

a. Pengertian Media Visual………. b. Macam-macam Media Visual……….

c. Manfaat media Visual……….

d. Prinsip-prinsip pemilihan Media Visual…………. e. Kelebihan dan Kekurangan media Visual

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... C. Kerangka Berfikir

D. Hipotesis Tindakan ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ... C. Subjek penelitian ... D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... E. Tahapan Intervensi Tindakan ... F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ... G. Data dan Sumber Data ... H. Instrumen Pengumpulan Data ... I. Teknik Pengumpulan Data ... J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ... K. Analisis Data dan Interpretasi Data ...

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ... BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

(12)

v

B. Deskripsi Hasil Penelitian... C. Analisis Data dan Hasil Penelitian………

D. Pembahasan………..

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... B. Implikasi ... C. Saran-saran ... DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

45 67 72

(13)

vi

Daftar nama siswa dan jenis kelamin ………. Lembar Pengamatan Kegiatan Guru ……….. Lembar Pengamatan Kegiatan Siswa... Kriteria Deskriptif Presentase Data ………... Jumlah siswa MI Miftahul Hidayah ……… Hasil Pengamatan Kegiatan Guru siklus 1 ………….. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus 1 ………….. Tabel Hasil Akhir Tes Siklus I ……….. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus 2 .……….... Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus 2 ………….. Tabel Hasil Akhir Tes Siklus 2 ………...……….. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I dan Siklus II ……… Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus I dan Siklus

II ………

Tabel Hasil Akhir Tes Siklus I dan Siklus II ………….

(14)

vii

Diagram Kerangka Berpikir Tindakan Peningkatan Hasil Belajar pada pembelajaran IPS ... Rancangan Siklus Penelitian ... Struktur Pengurus Mi Miftahul Hidayah …...…………. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru siklus 1 ………….. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus 1

Hasil Akhir Tes Siklus I

Hasil Pengamatan Kegiatan Guru siklus 2 ………….. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus 2………….. Hasil Akhir Tes Siklus 2………... Grafik Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I dan Siklus II

……….. Grafik Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus I dan

Siklus II ……….

(15)

viii

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan masyarakat, pemahaman cara belajar anak, kemajuan media komunikasi dan informasi dan lain sebagainya memberi arti tersendiri bagi kegiatan pendidikan. Tantangan tersebut menjadi salah satu dasar pentingnya pendekatan teknologis dalam pengelolaan pendidikan dan pembelajaran.

Pentingnya pendekatan teknologis dalam pengelolaan tersebut dimaksudkan agar dapat membantu proses pendidikan dalam pencapaian tujuan pendidikan, yakni al-insan al-kamil. Disamping itu, pendidikan sebagai bagian dari kebudayaan merupakan sarana penerus nilai-nilai dan gagasan-gagasan sehingga setiap orang mampu berperan serta dalam transformasi nilai demi kemajuan bangsa dan negara. Oleh karena itu, untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, salah satu yang harus ada adalah guru yang berkualitas. Menurut Undang-Undang No 14 Tahun 2005 guru sebagai tenaga profesional mengandung arti bahwa pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seorang yang mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik sesuai dengan persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan tertentu.1

Dalam melaksanakan kompetensi pedagogik, guru dituntut memiliki kemampuan secara metodologis dalam hal perancangan dan pelaksanaan pembelajaran. Termasuk didalamnya penguasaan dalam penggunaan media pembelajaran. Penggunaan media atau alat bantu disadari oleh banyak praktisi pendidikan sangat membantu aktifitas proses pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas, terutama membantu peningkatan hasil belajar siswa.2

1

Abd. Rozak, Fauzan, Ali Nurdin, Kompilasi Undang-Undang & Peraturan Bidang Pendidikan,

(Jakarta: FITK PRESS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, 2010), h.77.

2

(17)

Bertolak dari hakikat pengetahuan sosial dan ilmu-ilmu sosial pada kurikilum 2004, dan tujuan IPS, maka tugas dan peran pendidikan IPS antara lain, menggariskan komitmen untuk melakukan proses pembangunan karakter bangsa (national and character building). Konsekuensinya dalam pelaksanaan proses pembelajaran harus membantu siswa mengembangkan potensi serta kompetensi yang dimilikinya, baik kompetensi kognitif, afektif, maupun psikomotor untuk menghadapi lingkungan hidupnya, baik fisik maupun sosial budaya dimana mereka hidup kini dan hari esok.

Guru pelajaran IPS yang profesional, dalam melaksanakan tugas pembelajaran dituntut menguasai kompetensi atau kemampuan dasar pembelajaran dan aspek keilmuan. Salah satu kemampuan dasar yang harus dikuasai guru adalah keterampilan mengembangkan model pembelajaran, yaitu keterampilan yang berhubungan dengan upaya untuk mengembangkan model pembelajaran di kelas yang dapat memotivasi dan menggairahkan belajar siswa.

Masalah umum yang dihadapi oleh sebagian besar guru pelajaran IPS di sekolah dewasa ini adalah kurangnya kemauan dan kemampuan untuk mengembangkan model pembelajaran yang non konvensional yang dapat membangkitkan gairah belajar, mengembangkan seluruh potensi anak didik, menanamkan kehidupan yang demokratis, dan menjadikan masyarakat sebagai sumber belajar. Kondisi riil saat ini adalah anak didik belajar dari guru dan buku teks, bersifat “Watering down”, monolog dan bersifat rutinitas belaka, kurang variasi dan miskin improvisasi.3

Seiring dengan perkembangan masyarakat dan kemajuan teknologi, guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menyiapkan dan merancang model pembelajaran yang akan dilakukannya. Di MI Miftahul Hidayah Kecamatan Pondok Gede Kota Bekasi telah ditetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk Mata Pelajaran IPS yaitu 70, sehingga siswa dikatakan belum berhasil apabila mendapat nilai kurang dari 70. Melihat hasil Ulangan Semester

3

(18)

Ganjil kelas III Tahun Pelajaran 2013/2014 dari 18 siswa 44% masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan nilai rata-rata kelas yaitu 68,8. Berdasarkan analisis situasi/latar belakang diatas maka penulis berkeinginan untuk memperbaiki/mengadakan inovasi dalam pembelajaran. Pembelajaran IPS sebenarnya mempunyai peran yang sangat penting. Mata pelajaran IPS diharapkan akan mampu mewujudkan tujuan nasional secara umum dan tujuan Pendidikan IPS pada khususnya, yang pada prinsipnya bertujuan mendidik dan membimbing siswa menjadi warga negara yang baik, yang bertanggung jawab baik secara pribadi, sosial/masyarakat, bangsa dan negara bahkan sebagai warga dunia.

Memperhatikan permasalahan diatas, sudah selayaknya dalam pengajaran IPS dilakukan suatu inovasi. Jika dalam pembelajaran yang terjadi sebagian besar dilakukan oleh masing-masing siswa, maka dalam penelitian ini akan diupayakan peningkatan pemahaman dan hasil belajar siswa melalui media visual. Pembelajaran menggunakan media visual merupakan suatu pendekatan pengajaran yang efektif dalam pencapaian tujuan pendidikan,khususnya pada pembelajaran IPS, karena siswa kelas III membutuhkan hal yang kongkrit dan nyata dalam memahami materi yang disampaikan. Diharapkan pembelajaran menggunakan media visual dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar yang optimal pada mata pelajaran IPS.

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

Dari hasil identifikasi ditemukan beberapa faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS, yaitu:

1. Penggunaan alat belajar/media yang masih kurang dan monoton

(19)

C. Pembatasan Fokus Penelitian

Mengingat luasnya permasalahan yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, maka peneliti mencoba membatasi masalah yang akan diteliti pada:

1. Penggunaan media visual jenis projektor untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas III MI Miftahul Hidayah Kecamatan Pondok gede Kota Bekasi.

2. Materi pembelajaran IPS tentang manfaat dan letak lingkungan alam dan buatan disekitar rumah. SK. Memahami lingkungan dan melaksanakan kerjasama di sekitar rumah dan sekolah. KD. Menceritakan lingkungan alam dan buatan disekitar rumah dan sekolah.

3. Hasil belajar IPS siswa kelas III MI. Miftahul Hidayah Kecamatan Pondok gede Kota Bekasi pada ranah kognitif siswa.

D. Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah yang diperoleh adalah Apakah Penggunaan media Visual dapat Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajara IPS kelas III di MI Miftahul Hidayah kota Bekasi?

E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dan kegunaan yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :

a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan tentang penggunaan media visual dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas III di MI. Miftahul Hidayah Pondok gede kota Bekasi. b. ManfaatPraktis

1) Bagi Siswa

(20)

b) Meningkatkan hasil belajar IPS bagi siswa kelas III MI. Miftahul Hidayah Pondok gede Kota Bekasi .

2) Bagi Peneliti

Memberikan kontribusi kepada peneliti dalam upaya meningkatkan kreatifitas dalam mengajar dengan perencanaan dan pelaksanaan yang tepat.

3) Bagi Sekolah Tempat Peneliti Mengajar

1.Memberikan masukan bagi sekolah sebagai pedoman untuk mengambil kebijakan di sekolah tersebut.

(21)

6

BAB II

KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Hasil Belajar

a. Definisi Hasil Belajar

Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid, sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tak dapat diraba). Oleh karena itu, yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa.4

Hasil belajar merupakan salah satu hal yang dijadikan pusat perhatian dalam dunia pendidikan karena hasil belajar menentukan tingkat keberhasilan dari proses belajar mengajar. Di dalam Kamus Bahasa Indonesia “Hasil adalah sesuatu yang menjadi akibat dari usaha.”5

Sedangkan belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki prilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian.6

Menurut Nana Sudjana “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.7Sedangkan menurut Agus Suprijono, “Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan”. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa:

4

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, ( Bandung : Rosda karya, 2010),

h.87

5

Rahimsyah dan Styo Adhie, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Aprindo, 2005), h. 180 6

Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 9 7

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1989), h.

(22)

1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.

2) Kemampuan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang.

3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas kognitifnya sendiri.

4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak.

5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaiannya sendiri.8

Menurut Benyamin S. Bloom, dkk. dalam buku Evaluasi Pembelajaran karangan Zainal Arifin, “Hasil belajar dapat

dikelompokkan ke dalam tiga domain, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor”.9

1) Domain Kognitif

Domain kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

a) Yang dimaksud dengan pengetahuan hafalan ialah tingkat kemampuan yang hanya meminta responden untuk mengenal atau mengetahui adanya konsep, fakta atau istilah-istilah tanpa harus mengerti, atau dapat menilai, atau dapat menggunakannya.

b) Yang dimaksud dengan pemahaman adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan responden mampu memahami arti atau konsep, situasi, serta fakta yang diketahuinya.

c) Kemampuan berpikir yang ketiga adalah aplikasi atau penerapan. Dalam tingkat ini responden dituntut kemampuannya untuk

8

Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, (Yogyakarta: Pustaka Belajar,

2009), h.5

9

(23)

menerapkan atau menggunakan apa yang telah diketahuinya dalam situasi yang baru baginya.

d) Tingkat kemampuan analisis, yaitu tingkat kemampuan responden untuk menganalisis atau menguraikan suatu integritas atau suatu situasi tertentu ke dalam komponen-komponen atau unsur-unsur pembentuknya.

e) Tingkat kemampuan yang kelima adalah sintesis, yaitu penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagaian ke dalam suatu bentuk yang menyeluruh.

f) Tingkat kemampuan yang keenam adalah evaluasi, yaitu responden diminta untuk membuat suatu penilaian tentang suatu pernyataan, konsep, situasi, dan sebaginya berdasarkan suatu kriteria tertentu.

2) Afektif

Domain afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi

3) Psikomotoris

Domain psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak terdiri dari enam aspek, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keteramilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

(24)

b. Faktor – faktor yang memengaruhi hasil belajar

Suatu proses dikatakan berhasil apabila tidak ada kendala selama pelaksanaannya. Begitu juga proses belajar keberhasilan dan kegagalan dipengaruhi beberapa faktor diantaranya:

1) Faktor Internal Siswa. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek yakni: a) aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) seperti tingkat kesehatan indera pendengar dan penglihatan. b) aspek psikologis (yang bersifat rohaniah) seperti tingkat kecerdasan siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa. Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat memengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah dan motivasi yang rendah dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas.

Faktor Eksternal Siswa. Seperti faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua macam, yakni: a) faktor lingkungan sosial seperti para guru, para tenaga kependidikan (kepala sekoloah dan wakil-wakinya) dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi semangat belajar seorang siswa. b) faktor lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.10

Berdasarkan beberapa penjelasan diatas peneliti menyimpulkan hasil belajar sebagai segala perubahan tingkah laku baik bersifat positif maupun negatif dari adanya kegiatan pembelajaran pada

10

(25)

siswa yang mengacu pada peningkatan kemampuan ranah kognitif, afektik dan psikomotor. Dalam penilitian ini yang diinginkan adalah siswa dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPS di kelas III MI Mifatahul hidayah kecamatan pondok gede Kota Bekasi.

2. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial

a. Pengertian IPS

Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan.11

Welton & Mallan memandang IPS atau studi sosial sebagai mata pelajaran gabungan terutama dari: (1) disiplin ilmu-ilmu sosial; (2) temuan-temuan (atau pengetahuan) yang berasal dari disiplin ilmi-ilmu sosial; dan (3) proses-proses yang dilakukan oleh ilmuwan sosial dalam menghasilkan temuan atau pengetahuan.12

Peraturan Menteri pendidikan nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk tingkat SD/MI menyebutkan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi.Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

Dari beberapa pengertian IPS, peneliti menyimpulkan bahwa hakikat IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari berbagai kehidupan sosial yang kajiannya mengintegrasikan bidang-bidang ilmu sosial serta mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan

11

Arnie Fajar, Portofolio dalam Pembelajaran IPS,( Bandung : Rosda Karya, 2009), h. 110. 12

(26)

meninjau dari berbagai aspek kehidupan secara terpadu dan bersifat praktis.

b. Fungsi dan Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial di SD/MI

a) Fungsi mata pelajaran pengetahuan Sosial di SD/MI adalah untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia.

b) Tujuan mata pelajaran Pengetahuan Sosial di SD/MI adalah: 1) Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi,

ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis dan psikologis

2) Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan sosial; 3) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai

sosial dan kemanusiaan;

4) Meningkatkan kemampuan bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global.

c. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Pengetahuan Sosial di SD/MI Ruang lingkup mata pelajaran Pengetahuan Sosial adalah:

a) Sistem sosial dan budaya

b) Manusia, tempat, dan lingkungan c) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan d) Waktu, keberlanjutan, dan perubahan e) Sistem berbangsa dan bernegara.13 d. Fakta, konsep, dan generalisasi dalam IPS

a) Fakta dalam IPS

Dalam kurikulum Sekolah Dasar tahun 2004 dikemukakan bahwa ilmu pengetahuan sosial merupakan suatu mata pelajaran yang

13

(27)

mengkaji serangkaian peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan.

Sedangkan fungsinya adalah untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, dan sikap negara Indonesia.

Bertitik tolak dari pengertian IPS tersebut di atas ternyata fakta merupakan salah satu bahan kajian yang amat penting dalam IPS.Dengan kata laian fakta merupakan salah satu materi yang dikaji dalam IPS.Dengan fakta-fakta yanga ada kita dapat menyimpulkan sesuatu atau beberapa peristiwa yang pernah terjadi.

b) Konsep dalam IPS

Sebelum mengkaji konsep-konsep dasar ilmu sosial maka ada baiknya kita kaji bagaimana pembentukan dari sebuah konsep. Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu dihadapkan kepada beberapa konsep, ada konsep yang bersifat konkrit, seperti; mobil, rumah, kapal, dan konsep yang bersifat abstrak seperti demokrasi, kesetiaan, kebudayaan, dan lain-lain.

IPS sebagai bidang kajian terdiri dari konsep dasar sejarah, seperti konsep peristiwa/kejadian waktu dan tempat. Geografi terdiri dari konsep lokasi, posisi (kedudukan), situasi, tempat (site), distribusi, dan perancangan. Dalam ilmu ekonomi terdiri dari konsep kelangkaan (scancity), spesialisasi (specialization) saling ketergantungan (interdependence), pasar (market), dan lain-lain.

(28)

proses generalisasian, oleh karena itu di bawah ini akan diarahkan bagaimana kedudukan atau peran generalisasi dalam Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

c) Generalisasi dalam IPS

Seperti telah dikemukakan di atas bahwa generalisasi merupakan suatu pernyataan tentang hubungan antara konsep yang mengungkapkan sejumlah besar informasi.Dengan demikian generalisasi berisi beberapa atau banyak konsep.

Struktur Ilmu Pengetahuan terdiri dari fakta, konsep, dan generalisasi. Dari pernyataan itu, jelas bahwa Ilmu Pengetahuab tidak akan terbentuk secara teoritis apabila tidak didukung oleh generalisasi, maka sudah tentu materi ilmu pengetahuan sosial tidak terbentuk sesuai dengan struktur ilmu yang ada.

Fakta akan bermakna bila terkait dengan konsep, konsep pun baru bermakna bila terkait dengan bentuk generalisasi, dan generalisasi merupakan simpulan-simpulan implementasi yang akan membentuk teori ilmu pengetahuan.

Keterkaitan dan kedudukan atau peranan generalisasi dalam IPS sudah diawali sejak pengumpulan fakta atau data, membentuk suatu konsep dan akhirnya membuat suatu generalisasi. Dengan demikian antara fakta, konsep dan generalisasi merupakan suatu rangkaian keseluruhan (system) yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan dalam rangka membentuk suatu teori ilmu pengetahuan termasuk IPS. Dari uraian di atas tidakalah berlebihan bila materi atau bahan kajian Ilmu Pengetahuan Sosial terdiri tiga unsur yang saling berkaitan dalam memeberikan sumbangan materi terhadap Ilmu Pengetahuan Sosial yang menjadi sebuah mata pelajaran di tingkat sekolah dasar.14

14

(29)

3. Media Pembelajaran

Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai media, baiklah kita simak dulu pengertiannya. Kata “Media” berasal dari kata “medium”.

Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantar. Akan tetapi sekarang kata tersebut digunakan, baik untuk bentuk jamak maupun mufrad. Kemudian telah banyak pakar dan juga organisasi yang memberikan batasan mengenai pengertian media. Beberapa diantaranya mengemukakan bahwa media adalah sebagai berikut:

1. Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Jadi media adalah perluasan dari guru (Schman, 1982).

2. National Education Asociation (NEA) memberikan batasan bahwa media merupakan sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat kerasnya. 3. Sedangkan menurut Heinich, (1993) media merupakan alat

komunikasi. Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantarayaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Heinich mencontohkan media ini seperti film, televisi, diagram, bahan tercetak (printed materials), computer, dan instruktur. Contoh media tersebut bisa dipertimbangkan sebagai media pembelajaran jika membawa pesan-pesan (messages) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Heinch juga mengaitkan hubungan antara media dengan pesan dan metode ( methods).15

Media pembelajaran merupakan bagian integral dalam sistem pembelajaran. Banyak macam media pembelajaran dapat digunakan. Penggunaannya meliputi manfaat banyak pula. Pengunaan media pembelajaran harus didasarkan pada pemilihan yang tepat. Sehingga dapat

15

(30)

memperbesar arti dan fungsi dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran.16

Di dalam Kamus Ilmiah Populer “Media adalah sarana yang

dipergunakan oleh komunikator sebagai saluran untuk menyampaikan suatu pesan kepada komunikan apabila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya atau kedua-duanya”.17

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran merupakan wadah dari pesan, materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, dan tujuan yang ingin dicapai ialah proses pembelajaran. Selanjutnya penggunaan media secara kreatif akan memperbesar kemungkinan bagi siswa untuk belajar lebih banyak karena media merupakan perluasan dari guru, mendapatkan apa yang dipelajarinya lebih baik, meningkatkan penampilan dalam melakukan keterampilan sesuai dengan yang menjadi tujuan pembelajaran, dan menunjang efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran.

a. Arti dan Konsep Dasar Media Pembelajaran

Media pembelajaran diartikan sebagai sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (message), merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar. Bentuk-bentuk media pembelajaran digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar agar menjadi lebih konkrit. Pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran tidak hanya sekedar menggunakan kata kata (symbol verbal). Dengan demikian, dapat kita harapkan hasil pengalaman belajar lebih berarti bagi siswa. Dalam hal ini Gagne dan Briggs (1979) menekankan pentingnya media pembelajaran sebagai alat untuk merangsang proses belajar.18

b. Jenis-jenis Media Pembelajaran

16

Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, ( Bandung : CV Wacana Prima, 2009), h. 159 17

Adi Satrio, Kamus Populer Ilmiah, (Visi7, 2005), Cet. I, h. 367 18

(31)

Media pembelajaran sangat beraneka ragam. Pengklasifikasian media pembelajaran hingga sekarang belum ada pembakuan, yaitu belum adanya kesepakatan atau ketentuan yang berlaku secara umum atau khusus Oleh karena itu pengklasifikasian media pembelajaran yang ada sekarang berdasarkan pertimbangan kepentingan atau pendapat yang berbeda-beda. Berdasarkan penelitian para ahli, ternyata media pembelajaran yang beraneka ragam itu hampir semua bermanfaat. Beberapa kesimpulan (generalisasi) hasil penelitian para ahli, pada intinya menyatakan bahwa berbagai macam media pembelajaran memberikan bantuan sangat besar kepada siswa dalam proses pembelajaran. Namun demikian, peran yang dimainkan guru itu sendiri juga menentukan terhadap efektifitas penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran. Peran ini tercermin dari kemampuan memilih aneka ragam media pembelajaran sesuai dengan situasi dan kondisi.

Berdasarkan kemampuan indera, jenis media pembelajaran terdiri atas : a) Media audio, yaitu jenis media pembelajaran yang

menggunakan kemampuan indera telinga atau pendengaran (audio). Jenis media pembelajaran ini menghasilkan pesan berupa bunyi atau suara. Contoh: radio, tape recorder, dan telepon.

b) Media visual, yaitu jenis media pembelajaran yang menggunakan kemampuan indera mata atau penglihatan (visual). Jenis media pembelajaran ini menghasilkan pesan berupa bentuk atau rupa yang dapat dilihat. Contoh: gambar , poster, grafik, dan lain-lain.

(32)

pembelajaran ini menghasilkan pesan berupa suara dan bentuk atau rupa. Contoh: televisi, film, video, dan lain-lain.

Media audio visual yang dapat digunakan dalam pembelajaran banyak ragamnya setiap jenis alat memiliki tingkat keefektifan sendiri-sendiri.Penggunaannya untuk meningkatkan keaktifan dan keefektifan belajar tergantung pada jenisnya, ketersediaannya, dan kemampuan menggunakannya. Konsep kemanfaatan tentang alat bantu pandang dengar didasarkan atas konsep tentang perolehan pengalaman seseorang melalui media pembelajaran(perantara) yang digunakan, makin konkrit suatu media pembelajaran digunakan, makin tinggi nilai pengalaman yang diperoleh.19

c. Prinsip-prinsip pemilihan media

Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pemilihan media,

diantaranya:

a) Pemilihan media harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Apakah tujuan tersebut bersifat kognitif, afektif, atau psikomotor. Perlu dipahami tidak ada satu pun media yang dapat dipakai cocok untuk semua tujuan. Setiap media memiliki karakteristik tertentu, yang harus dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pemakaiannya.

b) Pemilihan media harus berdasarkan konsep yang jelas. Artinya pemilihan media tertentu bukan didasarkan kepada kesenangan guru atau sekedar selingan dan hiburan, melainkan harus menjadi bagian integral dalam keseluruhan proses pembelajaran untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi pembelajaran siswa.

c) Pemilihan media harus disesuaikan dengan karakteristik siswa. Ada media yang cocok untuk sekelompok siswa, namun tidak cocok untuk siswa yang lain.

d) Pemilihan media harus sesuai dengan gaya belajar siswa serta gaya dan kemampuan guru. Oleh sebab itu, guru perlu memahami karakteristik serta prosedur penggunaan media yang dipilih.

e) Pemilihan media harus sesuai dengan kondisi lingkungan, fasilitas dan waktu yang tersedia untuk kebutuhan pembelajaran.20

d. Manfaat Media Pembelajaran

19

Ibid.,h. 161

20

(33)

Penggunaan media pembelajaran oleh guru dalam pembelajaran tidak mutlak harus diadakan. Namun akan lebih baik jika digunakan media pembelajaran karena media pembelajaran tentu mempunyai kelebihan-kelebihan yang dapat dimanfaatkan untuk membantu keberhasilan pembelajaran. Manfaat atau kelebihan media pembelajaran antara lain:

a) Menjelaskan materi pembelajaran atau obyek yang abstrak (tidak nyata) menjadi konkrit (nyata).

b) Memberikan pengalaman nyata dan langsung karena siswa dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan tempat belajarnya.

c) Mempelajari materi pembelajaran secara berulang-ulang. Misalnya belajar melalui rekaman kaset, tape recorder atau televisi.

d) Memungkinkan adanya persamaan pendapat dan persepsi yang benar terhadap suatu materi atau obyek.

e) Menarik perhatian siswa, sehingga membangkitkan minat, motivasi, aktifitas, dan kreatifitas belajar siswa.

f) Membantu siswa belajar secara individual, kelompok, atau klasikal.

g) Materi pembelajaran lebih lama diingat dan mudah untuk diungkapkan kembali dengan cepat dan tepat.

h) Mempermudah dan mempercepat guru menyajikan materi pembelajaran dalam proses pembelajaran, sehingga memudahkan siswa untuk mengerti dan memahaminya.

i) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan indera.21

Dari uraian diatas diketahui bahwa media pembelajaran berperan penting dalam pencapaian tujuan pembelajaran serta membantu keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini penggunaan media visual dirasa tepat dalam pembelajaran IPS bagi siswa kelas III MI Miftahul Hidayah Kecamatan Pondok gede Kota Bekasi.

4. Media Visual

a. Pengertian Media Visual

Media Visual adalah media yang melibatkan indera penglihatan. Terdapat dua jenis pesan yang dimuat dalam media visual, yakni pesan

21

(34)

verbal dan nonverbal. Pesan verbal-visual terdiri atas kata-kata (bahasa verbal) dalam bentuk tulisan; dan pesan nonverbal-visual adalah pesan yang dituangkan kedalam simbol-simbol nonverbal-visual. Posisi simbol-simbol nonverbal-visual yakni sebagai pengganti bahasa verbal, maka media bisa disebut sebagai bahasa visual. Bahasa visual inilah yang kemudian menjadi software-nya media visual.22

b. Macam-Macam Media Visual

a) Media yang tidak diproyeksikan.

1) Media realia adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus dihadirkan ruang kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke objek. Kelebihan dari media realia ini adalah dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Misal untuk mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup, ekosistem, dan organ tanaman.

2) Model adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi kendala tertentu sebagai pengganti realia. Misal untuk mempelajari sistem gerak, pencernaan, pernafasan, peredaran darah, sistem ekskresi, dan syaraf pada hewan.

3) Media grafis tergolong media visual yang menyalurkan pesan melalui simbol-simbol visual. Fungsi dari media grafis adalah menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal. Jenis-jenis media grafis adalah:

1) gambar / foto: paling umum digunakan

2) sketsa: gambar sederhana atau draft kasar yang melukiskan

22

(35)

bagian pokok tanpa detail. Dengan sketsa dapat menarik perhatian siswa, menghindarkan verbalisme, dan memperjelas pesan.

3) diagram / skema: gambar sederhana yang menggunakan garis

dan simbol untuk menggambarkan struktur dari obyek ter

tentu secara garis besar. Misal untuk mempelajari organisasi

kehidupan dari sel samapai organisme.

4) bagan / chart : menyajikan ide atau konsep yang sulit sehingga lebih mudah dicerna siswa. Selain itu bagan mampu

memberikan ringkasan butir-butir penting dari penyajian. Dalam bagan sering dijumpai bentuk grafis lain, seperti: gambar, diagram, kartun, atau lambang verbal.

5) grafik : gambar sederhana yang menggunakan garis, titik, simbol verbal atau bentuk tertentu yang menggambarkan data

kuantitatif. Misal untuk mempelajari pertumbuhan. b) Media proyeksi

1) Transparansi OHP merupakan alat bantu mengajar tatap muka sejati, sebab tata letak ruang kelas tetap seperti biasa, guru dapat bertatap muka dengan siswa (tanpa harus membelakangi siswa). Perangkat media transparansi meliputi perangkat lunak (Overhead transparancy / OHT) dan perangkat keras (Overhead projector / OHP). Teknik pembuatan media transparansi, yaitu: Mengambil dari bahan cetak dengan teknik tertentu membuat sendiri secara manual.

(36)

paket berisi beberapa film bingkai yang terpisah satu sama lain. Manfaat film bingkai hampir sama dengan transparansi OHP, hanya kualitas visual yang dihasilkan lebih bagus. Sedangkan kelemahannya adalah biaya produksi dan peralatan lebih mahal serta kurang praktis. Untuk menyajikan dibutuhkan proyektor slide.

c. Manfaat media visual

Manfaat media visual dalam pembelajaran sebagai berikut:

a) Media visual dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi hal tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke objek langsung yang dipelajari. Maka obyeknyalah yang di bawa ke peserta didik. Obyek yang di maksud bisa dalam bentuk nyata, miniature, model, maupun bentuk gambar-gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial.

b) Media visual memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya.

c) Media visual dapat menanamkan konsep dasar, yang benar, konkrit dan realistis.

d) Media visual membangkiktan keinginan dan minat baru.

e) Media visual akan mengakibatkan perubahan efektif, kognitif dan psikomotorik.

(37)

terbantu dalam memahami materi yang komplek. Pemanfaatan media visual juga berperan bagi peserta didik.

d. Prinsip-prinsip pemilihan media visual

Seperti yang telah di jelaskan diatas, media visual sangat banyak manfaat serta fungsi apalagi media berbasis visual. Kita harus ingat bahwa manusia, khususnya siswa dapat menyerap suatu materi apabila materi yang diberikan dikemas dalam bentuk yang menarik dan mengesankan, sehingga materi yang mereka simak akan terus teringat-ingat dibenak mereka. Untuk itu, hadirkanlah media khususnya media visual dalam jenjang pendidikan tertentu, contohnya sekolah dasar, dengan maksud supaya pembelajaran menjadi lebih bermakana dan menarik serta tetap menguat sistem PAKEM (pembelajaran masa aktif kreatif, efektif,dan, menyenangkan). Supaya pembelajaran dapat bermakna, bukan hanya media yang menjadi faktor pendukungnya. Tetapi peranan guru atau pendidik sebagai motivator atau fasilitator menjadi faktor yang sangat penting, karena pendidik harus dapat merangsang dan memberikan dorongan untuk dapat menumbuh kembangkan kreativitas siswa sehingga akan terasa kebermaknaannya suatu pembelajaran. Serta guru harus menguasai betul bagaimana menerapkan media yang sesuai. Secara garis besar prinsip pemilihan media visual di kategorikan sebagai berikut:

a. Ketepatan dalam pemilihan media visual, dimana menyebabkan proses pembelajaran menjadi lancar dan materi yang disamapaikan dapat dipahami oleh peserta didik.

b. Buatlah media visual agar efektif yaitu bentuk media visual dibuat sesederhan mungkin agar mudah di pahami.

c. Media visual yang dipilih harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

d. Media visual harus bersifat fleksibel, sehingga tidak menyulitkan peserta didik dalam memahami materi.

(38)

f. Keterangan gambar harus dicantumkan secara garis besar dan penggunaan warna harus realistik.

e. Kelebihan dan Kekurangan Media Visual

Seperti kita ketahui, media merupakan alat yang menghubungkan kita dengan dunia luar. Tanpa media, kita akan mengalami kesulitan untuk mengetahui apa yang terjadi di sekeliling kita. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa media adalah sumber informasi utama bagi semua orang di dunia.

Namun setiap media tentu mempunyai kelebihan dan kekurangan. Salah satunya yaitu media visual, kekurangan dan kelebihan media visual dapat di kategorikan sebagai berikut:

1. Kelebihan media visual:

a) Repeatable, dapat dibaca berkali-kali denga menyimpannya atau mengelipingnya.

b) Analisa lebih tajam,dapat membuat orang benar-benr mengerti isi berita dengan analisa yng lebih mendalam dan dapt membuat orang berfikir lebih spesifik tentang isi tulisan. 2. Kekurangan media visual :

a) Lambat, dan kurang praktis.

b) Tidak adanya audio, media visual hanya berbentuk tulisan tentu tidak dapat didengar sehingga kurang mendetail materi yang disampaikan.

c) Visual yang terbatas, media ini hanya dapat memberikan visual berupa gambar yang mewakili isi berita.

d) Produksi, biaya produksi cukup mahal karena media cetak harus menyetak dan mengirimkannya sebelum dapat dinikmati oleh masyarakat.23

23

(39)

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Aprilia Isti Wardani, dengan skripsi berjudul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Talking Stick dengan media Visual pada Siswa Kelas IV SDN Purwoyoso 01 Kota Semarang.”Menyimpulkan bahwa pembelajaran IPS melalui model talking stick dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS Pembelajaran IPS melalui model talking stick dengan media visual pada siswa kelas IV SDN Purwoyoso 01 Kota Semarang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari data hasil observasi pada pembelajaran IPS siklus I nilai rata-rata hasil evaluasi siswa sebesar 65,3 dengan nilai tertinggi 88 dan nilai terendah 36. Ketuntasan hasil belajar yang diperoleh pada siklus I sebesar 63,8%. Pada pelaksnaan siklus II, nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 71,2 dengan nilai tertinggi 92 dan nilai terendah 48. Ketuntasan hasil belajar yang diperoleh pada siklus II sebesar 75%. Pada pelaksnaan siklus III, nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 76,3 dengan nilai tertinggi 96 dan nilai terendah 56. Ketuntasan hasil belajar yang diperoleh pada siklus III sebesar 86,48%. Hasil belajar IPS siswa sudah memenuhi indikator keberhasilan yaitu sekurang-kurangnya ketuntasan klasikal mencapai 85% dengan KKM mata pelajaran IPS di kelas IV SDN Purwoyoso 01 Semarang tahun ajaran 2011/2012 adalah 60.

(40)

yang diperoleh pada siklus III sebesar 86,48%. Hasil belajar IPS siswa sudah memenuhi indikator keberhasilan yaitu sekurang-kurangnya ketuntasan klasikal mencapai 85% dengan KKM mata pelajaran IPS di kelas IV SDN Purwoyoso 01 Semarang tahun ajaran 2011/2012 adalah 60.24 Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah Penelitian yang dilakukan oleh : Dayu Arief Ilham Zah tahun 2011, dalam skripsi yang berjudul : Penggunaan Media Gambar Bermakna Pada Mata Pelajaran Materi Pokok Masalah Sosial Guna Meningkatkan aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV di SDN Gambiran 03 Jember, Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Hasil observasi untuk mengetahui aktivitas belajar siswa, diketahui pada siklus 1 persentase yang diperoleh mencapai sebesar 60,71% sedangkan pada siklus 2 persentase yang diperoleh mencapai 78,57%, dari hasil tersebut tersebut menunjukkan peningkatan aktivitas siswa dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 17,86%. Sedangkan persentase hasil belajar siswa pada siklus 1 sebesar 57,14%, Sedangkan persentase hasil belajar siswa pada siklus 2 mencapai 78,57%. Dari hasil tersebut menunjukkan presentase hasil belajar siswa dari siklus 1 ke siklus 2 meningkat sebesar 21,43%. .25

C. Kerangka Berfikir

Pembelajaran IPS yang memiliki tujuan mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan sosial. Pada pelaksnaan pembelajaran banyak ditemui beberapa masalah. Mulai dari kretifitas guru yang kurang, media kurang inofatif, siswa yang tidak fokus dengan pembelajaran, dan akhirnya siswa mendapat nilai yang kurang optimal.

24

Aprilia Isti Wardani, Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Talking Stick dengan media Visual pada Siswa Kelas IV SDN Purwoyoso 01 Kota Semarang,( Semarang : UNES, 2013).

25

(41)

Salahsatu cara agar siswa mampu belajar dan memahami materi yang disampaikan adalah penggunaan media pembelajaran, media yang digunakan adalah media visual. Dengan media visual yang disajikan diharapkan siswa mampu menuangkan gagasan kedalam kalimat dengan baik, mampu berfikir kritis, kreatif, dan mampu memecahkan masalah yang berkaitan dengan materi yang disampaikan.

Dengan penggunaan media visual menjadikan pembelajaran tidak hanya komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, tetapi juga melakukan aktifitas lain seperti mengamati, memeraktekan, dan menganalisis. Sehingga, penggunaan media visual dapat menjadi komunikasi yang efektif dan efesien dalam memyampaikan pesan pembelajaran yang diharapkan dan meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS.

Gambar 2.1 : Diagram Kerangka Berpikir Tindakan Peningkatan Hasil Belajar pada pembelajaran IPS.

1. Penanaman konsep kurang tepat. 2. Penguasaan meteri masih kurang. 3. Guru hanya mentransfer ilmu dan fasif 4. Media kurang efektif.

5. Hasil belajar kurang optimal.

Proposal Penelitian

Skripsi

Pelaksanaan media visual untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Hasil Belajar

(42)

D. HipotesisTindakan

(43)

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di MI Miftahul Hidayah Pondok gede kota Bekasi. yang diselenggarakan pada semester ganjil 2014/2015.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan selama 5 bulan, terhitung sejak 12 Agustus sampai 2 Desember 2014. Waktu dari perencanaan sampai pada penulisan laporan hasil penelitian tersebut pada semester I tahun pelajaran 2014/2015.

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian 1. Metode Penelitian

“Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”.26

Metode yang digunakan peneliti yaitu metode kualitatif. Sedangkan untuk penggambaran hasil dari penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif, yaitu metode yang bertujuan menggambarkan sifat sesuatu yang sedang berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.

2. Rancangan Siklus Penelitian

Selama kegiatan penelitian berlangsung, penulis berkolaborasi dengan Kepala Madrasah sebagai pengamat. Untuk lebih lanjut pola tindakan dapat digambarkan sebagai berikut:

26

(44)

Bagan 3.1Rancangan Siklus Penelitian27

Rancangan penelitian tindakan kelas yang digunakan mengacu pada model Kemmis dan Taggart. Sistem model penelitian tindakan kelas tersebut berbentuk siklus (cycle) dan pelaksanaan siklus ini tidak hanya berlangsung dalam satu kali tindakan tetapi berlangsung hingga pada siklus kedua dengan indikasi tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Secara utuh, tindakan yang diterapkan dalam penelitian tindakan kelas seperti digambarkan dalam bagan, melalui tahapan sebagai berikut:

 Tahap 1 : Menyusun rancangan tindakan dan dikenal dengan perencanaan, yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.  Tahap 2 : Pelaksanaan tindakan, yaitu implementasi atau

penerapan isi rancangan didalam kancah, yaitu mengenakan tindakan di kelas.

 Tahap 3 : Pengamatan, yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat.

27

(45)

 Tahap 4 : Refleksi atau pantulan, yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi.

Sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan kelas, maka kegiatan di awali dengan mengadakan observasi pelaksanaan proses pembelajaran, mengamati keadaan situasi belajar dan respon siswa terhadap pembelajaran yang disajikan oleh guru.

C. SubjekPenelitian

Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas III MI Miftahul Hidayah Kecamatan Pondok Gede Kota Bekasi, yang berjumlah 20 siswa, terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.

Tabel 3.2

Daftar nama siswa dan jenis kelamin

No Nama Siswa Jenis Kelamin

1 Adinda Aprilia

P

2 Fitriana P

3 Fidela maulida wardana P

No Nama Siswa Jenis Kelamin

4 Fahrurozi L

5 Furqon L

6 Hanifah Fauziah P

7 Irfan Rahmat Afandi L

8 Lintang Faizah Safitri P

9 Meta Tania P

10 Muhammad Sahruludin L

11 Mulya Ningrum P

(46)

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pelaksana utama, maka pada pra-penelitian, peneliti melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, kemudian membuat perencanaan tindakan yang akan dilakukan pada waktu penelitian.

Adapun posisi peneliti dalam PTK ini adalah sebagai posisi utama. Peneliti melakukan langsung apa yang akan ditingkatkan di kelas tersebut. Peneliti melakukan refleksi dari pembelajaran yang dilakukan sehingga berdasarkan itulah peneliti melakukan penelitian. Selain itu juga peneliti berperan sebagai pembuat laporan dari apa yang dilaksanakan dan observasi yang dibantu oleh Kepala Sekolah.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Prosedur dan tahapan intervensi tindakan dimulai dari mengidentifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan kegiatan atau pengamatan dan evaluasi. Pada tahap pertama peneliti dapat menimbang dan mengidentifikasi masalah-masalah dalam proses pembelajaran (memfokuskan masalah)

13 Muhammad Nazriel L

14 Mahardika Mulya L

15 Qotrunnada Arisya P

16 Syifa Fauziah P

17 Zakky L

18 Ferogio Tegar Dwi L

19 Imam Fadli Wibowo L

(47)

kemudian melakukan analisis dan merumuskan masalah yang layak untuk penelitian tindakan.

Tahap kedua disusun rencana berupa skenario tindakan atau aksi untuk melakukan perbaikan, peningkatan atau perubahan ke arah yang lebih baik dari proses pembelajaran yang dilakukan untuk mencapai hasil yang optimal atau memuaskan.

Tahap ketiga melakukan implementasi rencana atau skenario tindakan. Peneliti bersama pengamat yaitu Kepala Madrasah melaksanakan kegiatan penelitian. Pemantauan atau monitoring dilakukan segera setelah kegiatan dimulai. Catatan semua kajadian dan perubahan yang terjadi perlu dilakukan dengan berbagai alat dan cara sesuai dengan situasi dan kondisi kelas.

Tahap keempat, berdasarkan hasil observasi dilakukan evaluasi yang dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk mengadakan refleksi apakah tujuan yang dirumuskan telah tercapai. Jika belum memuaskan, maka dilakukan revisi atau modifikasi dan perencanaan ulang untuk memperbaiki tindakan pada siklus sebelumnya. Rancangan tindakan setiap siklus dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Perencanaan

Sebelum melakukan penelitian pada tahap ini peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan penelitan, serta membuat rencana tindakan yang akan dilaksanakan pada proses belajar mengajar. Selain itu tahap ini juga dipersiapkan instrument penelitian dan perangkat pembelajaran yang akan digunakan.

2. Pelaksanaan Tindakan

(48)

kerja siswa untuk mengetahui manfaat dan letak lingkungan alam dan lingkungan buatan dengan menggunakan media visual proyektor dalam diskusi kelompok kecil setiap kelompok terdiri dari 4 siswa. (d) Diskusi kelas setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi pembelajaran, guru memberikan penguatan materi.

3. Pengumpulan Data

Pada tahap pengumpulan data ini dibantu oleh teman sejawat sebagai pengamat (Bpk. Ridwan, S.Pd) dengan cara mengamati perubahan tingkah laku, proses, dan hasil tindakan yang terfokus pada perilaku dan aktivitas belajar siswa, interaksi antar guru dan siswa serta media yang digunakan dengan menggunakan lembar pengamatan atau observasi. 4. Refleksi (analisis dan interpretasi)

Pada tahap ini peneliti bersama Kepala Madrasah sebagai pengamat melihat serta mempertimbangkan hasil dan dampak dari tindakan yang telah dilakukan.

Prosedur Penelitian Siklus I

1. Rencana Tindakan atau Tahap Rancangan

a. Penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) untuk observasi proses belajar mengajar yang dilakukan guru pada pelajaran IPS. Setelah itu peneliti menyusun rencana pembelajaran berdasarkan materi pelajaran yang diberikan.

b. Kegiatan selanjutnya terdiri dari kegiatan merumuskan tujuan pembelajaran, menyusun langkah-langkah pembelajaran, merencanakan media yang sesuai dengan pokok bahasan yang akan diajarkan.

(49)

d. Memberikan tes di akhir pelajaran yang dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siawa.

2. Pelaksanaan Perbaikan

a. Saat pelaksanaan tindakan, peneliti bertindak sebagai guru dibantu oleh Kepala Madrasah sebagai pengamat yang memantau jalannya proses pembelajaran yang hasilnya berupa rekaman data kegiatan pembelajaran.

b. Guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan, guru kemudian memberikan tugas untuk mengetahui pemahaman siswa dalam menerima materi pelajaran.

3. Pengumpulan Data

a. Pada waktu guru mengajar, peneliti dibantu Kepala Madrasah untuk melakukan pengumpulan data dengan cara mencatat kejadian-kejadian selama kegiatan pembelajaran berlangsung untuk mengetahui data hasil belajar siswa sebelum dan sesudah dilaksanakannya penelitian.

b. Untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa diadakan tes yang diberikan setiap akhir siklus.

4. Refleksi

Berdasarkan data tentang prilaku siswa yang diperoleh pada penelitian yang berupa data jawaban tes siswa baik hasil belajar maupun pemantauan proses pembelajaran di kelas, maka data tersebut diolah dan dianalisis. Hasil analisis tersebut kemudian dimanfaatkan sebagai salah satu masukan untuk melakukan refleksi dan digunakan sebagai bahan untuk menyusun tindakan selanjutnya.

Prosedur Penilaian Siklus II

1. Rencana Tindakan Perbaikan (perencanaan)

(50)

dengan menggunakan media visual proyektor tidak dengan media benda nyata.

b.Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II sebagai kelengkapan proses belajar mengajar.

c.Mempersiapkan daftar pengamatan sebagai acuan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar siswa dalam mengikuti pelajaran IPS serta menyiapkan bahan penelitian.

d.Memberikan tes pada akhir pelajaran untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa.

2. Pelaksanaan Perbaikan

a.Tindakan pada siklus II disusun berdasarkan refleksi dari hasil tindakan pertama. Hasil analisis data pada siklus I tersebut digunakan sebagai acuan refleksi untuk menentukan rencana tindakan tahap ke II dengan mengadakan beberapa perbaikan dari rencana tindakan tahap pertama.

b.Pada saat pelaksanaan tindakan ini didapat hasil rekaman data tentang kegiatan pembelajaran dari Kepala Madrasah.

3. Pengumpulan Data

Untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa, diadakan tes yang

diberikan setiap akhir siklus. 4. Refleksi

Berdasarkan data tentang prilaku siswa yang diperoleh pada pemberian tindakan yang berupa data jawaban tes siswa baik hasil belajar maupun pemantauan proses pembelajaran di kelas, maka data tersebut diolah dan dianalisis. Hasil analisis tersebut kemudian dimanfaatkan sebagai salah satu masukan untuk melakukan refleksi dan digunakan sebagai bahan untuk menyusun tindakan selanjutnya.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan

(51)

1. Hasil Belajar IPS

Dari intervensi tindakan kelas diperoleh data hasil belajar yang diambil dari hasil tes yang meliputi pencapaian penguasaan konsep tentang Memahami lingkungan dan melaksanakan kerjasama disekitar rumah dan sekolah dengan menggunakan media gambar. Keberhasilan pencapaian tindakan intervensi kelas apabila mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu di atas 70.

2. Media Visual.

Berdasarkan hasil penelitian yang menyangkut proses pembelajaran dengan menggunakan media visual diharapkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran untuk aktif dan mau mengikuti dengan antusias. Tingkat keberhasilan penggunaan media gambar tercapai apabila aktivitas guru dalam mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran, serta keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran meningkat dalam setiap siklusnya yang dilaksanakan sesuai dengan target dan tujuannya.

G. Data dan Sumber Data 1. Data

Menurut Suharsimi Arikanto Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka.”28

Data hasil penelitian meliputi:

a. Hasil belajar IPS berupa skor hasil tes.

b. Pembelajaran dengan pengunaan media gambar berupa hasil observasi lapangan baik untuk aktivitas guru maupun siswa.

2. Sumber Data

Menurut Suharsimi Arikanto Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.29

Data penelitian yang diperoleh melalui observasi dan tes.

28

Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian, (Yogyakarta: Rineka Cipta 2010), h.161 29

(52)

H. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Lembar Observasi

Lembar ini digunakan untuk mengamati peneliti dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media visual proyektor.

a. Lembar aktifitas guru

Lembar Pengamatan Kegiatan Guru

No Aspek yang diamati Skor

A. Kegiatan Awal

1. Pembukaan 1 2 3 4 5

2. Mengabsen peserta didik 1 2 3 4 5

3.Mengaitkan pelajaran yang sekarang dengan yang terdahulu (apersepsi)

1 2 3 4 5 B. Kegiatan Inti

4.Menyampaikan tujuan yang akan dicapai melalui media gambar

1 2 3 4 5 5.Menggunakan media gambar sesuai dengan

karakteristiknya

1 2 3 4 5

6. Mengorganisasikan siswa dalam menggunakan media visual

1 2 3 4 5

7.Penguasaan materi 1 2 3 4 5

8.Kualitas penjelasan materi 1 2 3 4 5

9.Keterampilan menyajikan materi 1 2 3 4 5 10.Kualitas interaksi pembelajaran 1 2 3 4 5

11.Menjelaskan materi 1 2 3 4 5

12.Penggunaan metode pembelajaran 1 2 3 4 5

13.Pengelolaan kelas 1 2 3 4 5

14.Gaya dan antusisme mengajar 1 2 3 4 5

15.Kejelasan bahasa 1 2 3 4 5

16. Volume dan nada bicara 1 2 3 4 5

(53)

b. Lembar aktifitas sib. Lembar Pengamatan kegiatan Siswa

Lembar Pengamatan Kegiatan Siswa

No Aspek yang diamati Skor

1. Mengawali pembelajaran dengan do’a 1 2 3 4 5 2. Memperhatikan penjelasan guru 1 2 3 4 5 3. Menggunakan media gambar dalam

pembelajaran

1 2 3 4 5

4. Belajar secara kelompok 1 2 3 4 5

5. Belajar dalam keadaan antusias 1 2 3 4 5 6. Belajar dalam keadaan menyenangkan 1 2 3 4 5

7. Aktif dalam pembelajaran 1 2 3 4 5

8. Terjadi interaksi siswa dengan siswa 1 2 3 4 5 9. Terjadi interaksi siswa dengan guru 1 2 3 4 5 10 Siswa melakukan refleksi/berpikir kembali

tentang apa yang dipelajari 1 2 3 4 5

Total Skor

2. Lembar Instrumen Tes

Lembar ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran Ilmu penetahuan Sosial dengan menggunakan media visual proyektor.

C. Kegiatan Akhir

18.Menyimpulkan materi 1 2 3 4 5

19.Penilaian 1 2 3 4 5

20.Penutup 1 2 3 4 5

(54)

I. Teknik Pengumpulan Data

Ada bermacam-macam cara yang dapat dipergunakan untuk mengumpulkan data dan informasi tersebut. Cara-cara tersebut adalah mengadakan wawancara, mengadakan angket (melalui daftar kuesioner), mengadakan observasi, penelitian lapangan atau mengadakan penelitian kepustakaan. Namun yang peneliti lakukan dalam pengumpulan data yaitu dengan cara observasi, penelitian lapangan dan tes.

Observasi adalah pengamatan langsung kepada suatu obyek yang akan diteliti, dan penelitian lapangan adalah usaha pengumpulan data dan informasi secara intensif disertai analisa dan pengujian kembali atas semua yang telah dikumpulkan.

Sedangkan tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.30

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan

Teknik pemeriksaan keterpercayaan yang digunakan untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa, kegiatan guru dan kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung adalah sebagai berikut:

1)Nilai rata-rata dengan menggunakan rumus:31 MX=

∑X N Keterangan:

Mx : Mean yang dicari

∑X : Jumlah dari skor-skor (nilai-nilai) yang ada

N : Number of Case (Banyaknya skor-skor itu sendiri).

2) Nilai deskriptif presentase (%) dengan menggunakan rumus:32

30

Ibid. h.193 31

Anas Sudijono, Pengantar Ststistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), h. 81

32

Gambar

Gambaran Umum Madrasah.................................................                                          42
Tabel 1 :
Gambar 1 :
Gambar 2.1 :  Diagram Kerangka Berpikir Tindakan Peningkatan Hasil Belajar pada pembelajaran IPS
+7

Referensi

Dokumen terkait

berhasil dan mencapai ketuntasan sesuai dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).Hal ini dibuktikandengan perolehan hasil belajar peserta didik yang berada diatas KKM

Dari data di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata ulangan akhir semester satu XA, XB tidak jauh berbeda dan tiga kelas tersebut belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Persentase KBK = seluruhnya siswa banyaknya belajar tuntas yang siswa banyaknya x 100% Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang digunakan untuk mata pelajaran IPS di kelas

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh Sekolah Dasar Negeri sebesar 61, masih jauh dari harapan karena nilai rata – rata kelas hanya 50,0% dimana

Persentase KBK = seluruhnya siswa banyaknya belajar tuntas yang siswa banyaknya x 100% Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang digunakan untuk mata pelajaran IPS di kelas

Lebih dari 50% dari jumlah siswa mendapatkan prestasi belajar rata-rata di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 7,0. Seharusnya prestasi belajar IPA para siswa

ditandai dengan adanya nilai rata-rata untuk mata pelajaran matematika adalah 68.Nilai tersebut masih dibawah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) Matematika

Hal ini diperkuat dengan rata-rata nilai siswa sebanyak 80% dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 60-65, dan 20% lainnya diatas KKM. Sedangkan KKM mata pelajaran