Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
Oleh:
ANNA ZAHARA
NIM: 105046201705
KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memperindah kehidupan dengan melimpahkan
kasih sayang, kenikmatan dan kemudahan tiada bertepi. Sholawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, dengan kasih sayangnya terhadap hamba Allah juga
makluk lainnya memancar bagai pancaran sinar matahari yang tiada terputus menerangi bumi.
Atas nikmatnya dan karunianya yang maha sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini
yang berjudul.
ANALISIS RATIO KEUANGAN PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA
Walaupun banyak kesulitan yang dialami, namun dengan adanya dorongan dan bantuan
berbagai pihak, maka kesulitan itu dapat teratasi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof.Dr.H. Muhammad Amin Suma, MA,SH,MM sebagai Dekan Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah beserta para pembantu dekan.
2. Ketua program studi Muamalat Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag, dan Bapak Ahmad Azharudin
Lathif, M.Ag,M.H, selaku sekretaris jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak dan meluangkan waktu hingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
3. Dr. Jaenal Aripin, M.Ag dan Agus Giyanto, SE.,Ak.,MM. Selaku dosen pembimbing skripsi
penulis, yang telah banyak meluangkan waktunya ditengah aktifitas-aktifitasnya yang sangat
padat, serta sabar dalam memberikan nasihat, pengarahan, solusi, bimbingan, sekaligus
5. Para dosen yang telah mendidik dengan baik hingga penulis dapat menyelesaikan studi di
Program Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah.
6. Kepada Pimpinan dan Staff Perpustakaan Fakultas Syariah yang telah Memberikan fasilitas
untuk studi perpustakaan
7. Ibunda Hj. Neng Halimah dan ayahanda (Alm) H. Atang Tajudin yang selalu memberikan
kepercayaan penuh atas apa yang penulis pilih dan lakukan serta cinta dan doa yang tak
pernah berhenti di setiap penghujung shalatnya untuk penulis.
8. Kakak-kakak, abang-abangku dan ponakan-ponakanku tersayang, yang tidak saya sebutkan
satu per satu namun tidak mengurangi rasa hormat saya kepada kalian, serta Budi Utama
(Suamiku) terima kasih atas segala perhatian, motivasi dan doanya kepada penulis dalam
mengerjakan skripsi.
9. Semua teman-teman seperjuangan yaitu teman-teman Takaful angkatan 2005 yang ikut
merasakan betapa pengorbanan kita saat membuat skripsi ini. Semoga kita semua di berikan
pekerjaan yang di cita-citakan AMIEN.
10.Sahabat-sahabatku Rika Nurlaelasari, Eva masrifah, Chandra, Ahmad Royani dan Siti Sukria
yang telah memberikan hiburan dikala penulis mengalami kejenuhan.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT, penulis berharap semoga semua pihak yang telah
banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapat balasan yang setimpal.
pihak demi kesempurnaan penulisan di waktu yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat
berguna bagi rekan-rekan semua, serta merupakan sumbangan pikiran yang berguna bagi
kemajuan dunia asuransi syariah di Indonesia.
Jakarta,16September2010 M 07 Syawal 1431H
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GRAFIK ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
D. Metode Penelitian ... 6
E. Kerangka Berfikir ... 7
F. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 9
G. Sistematika Penulisan ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan ... 12
2. Tujuan dan Fungsi Manajemen ... 12
a. Tujuan Manajemen Keuangan ... 12
b. Fungsi Manajemen Keuangan ... 13
B. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan ... 14
2. Arti Penting Laporan Keuangan ... 14
3. Tujuan Laporan Keuangan ... 15
4. Unsur-Unsur Laporan Keuangan ... 16
5. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan... 17
b.Ratio Solvabilitas... 22
c. Ratio Rentabilitas... 24
d.Ratio Produktivitas... 26
D. Manfaat Analisis Ratio... 27
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG PT.ASURANSI TAKAFUL KELUARGA A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 29
B. Visi dan Misi Perusahaan ... 31
C. Struktur Organisasi ... 33
D. Prodok-Produk PT. Asuransi Takaful Keluarga ... 34
E. Gambaran Umum Kinerja Keuangan Asuransi Takaful Keluarga 1.Pengertian dan Tujuan……… 36
2.Ketentuan Bagi Hasil………. 37
3.Implementasi Mudharabah Pada Asuransi Takaful Keluarga 38 F. Laporan Keuangan PT. Asuransi Takaful Keluarga………… 39
G. Ratio Keuangan………... 44
1.Ratio Likuiditas... 44
2.Ratio Solvabilitas... 45
3.Ratio Rentabilitas... 46
4.ratio Produktivitas... 48
H. Tingkat Kesehatan Keuangan Perusahaan... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Perkembangan Posisi Finansial Perusahaan ... 52
B. Analisis Kondisi Keuangan Perusahaan Selama jangka Waktu 5 Tahun (2004-2008) yang terdiri dari... 66
1.Tingkat Likuiditas ... 66
Perusahaan… ... 81
D. Analisis Tingkat Kesehatan Keuangan ... 83
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 86
B. Saran……….. 87
DAFTAR PUSTAKA ... 89
2. Tabel 2 Laporan Laba Rugi PT. Asuransi Takaful Keluarga Periode 42 2004 – 2008
3. Tabel 3 Current Ratio PT. Asuransi Takaful Keluarga Periode 2004 – 44
2008
4. Tabel 4 Debt To Asset Ratio PT. Asuransi Takaful Keluarga Periode 45 2004 – 2008
5. Tabel 5 Equity To Asset Ratio PT. Asuransi Takaful Keluarga Periode 46
2004-2008
6. Tabel 6 Return On Asset PT. Asuransi Takaful Keluarga Periode 2004- 47
2008
7. Tabel 7 Return On Equity PT. Asuransi Takaful Keluarga Periode 2004- 47
2008
8. Tabel 8 Produktivitas Karyawan PT. Asuransi Takaful Keluarga Periode 49
2004-2008
9. Tabel 9 Yield On Invesment PT. Asuransi Takaful Keluarga Periode 2004 50
-2008
10. Tabel 10 Perhitungan Tingkat Kinerja Perusahaan PT. Asuransi Takaful 83
Keluarga Periode 2004-2008
[image:10.612.67.538.58.593.2]14. Grafik 3 Jumlah Investasi 58
15. Grafik 4 Passiva 59
16. Grafik 5 Pendapatan 61
17. Grafik 6 Beban 63
18. Grafik 7 Jumlah Beban 65
19. Grafik 8 Aktiva lancar dan Kewajiban Lancar 67
20. Grafik 9 Current Ratio 67
21. Grafik 10 Total Kewajiban dan Total Aktiva 69
22. Grafik 11 Debt To Asset 69
23. Grafik 12 Modal Sendiri, Laba Ditahan dan Total Aktiva 70
24. Grafik13 Equity To Asset Ratio 71
25. Grafik14 Laba Sebelum Pajak dan Total Aktiva 72
26. Grafik 15 Return On Asset 73
27. Grafik 16 Laba Setelah Pajak dan Total Equity 74
28. Grafik 17 Return On Equity 74
29. Grafik 18 Pendapatan Premi dan Jumlah Karyawan 76
30. Grafik 19 Produktivitas Karyawan 76
31. Grafik 20 Pendapatan Investasi dan Rata-Rata Dana Investasi 78
[image:11.612.74.534.53.667.2]1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pesatnya era globalisasi telah membawa dampak yang hebat terhadap
seluruh sisi kehidupan. Terlebih lagi dalam lingkungan ekonomi yang kompleks,
tantangan dan resiko usaha terus muncul. Persaingan internasional, kemajuan
teknologi, berbagai peraturan dari badan keamanan dan lingkungan serta
pemasaran global membuat perusahaan perusahaan tidak dapat berhenti
mengambil risiko tersebut sehingga dapat meminimalisasi dengan memberikan
perhatian lebih seksama untuk setiap keputusan yang berpengaruh kepada
keuangan usaha. Selain hal tersebut, masyarakat Indonesia khususnya yang
mayoritas beragaman Islam, semakin bergairah untuk mengaplikasikan kegiatan
usahanya dengan mendasarkan pada syariah Islam. Keadaan ini membuka lebar
peluang dan sekaligus tantangan bagi perusahaan-perusahaan lembaga keuangan
yang dioperasionalkan secara syariah Islam.
Salah satu lembaga keuangan syariah yang sedang mengalami
perkembangan yang cukup adalah perusahaan asuransi syariah. Perkembangan
yang cukup bagus ini menunjukkan bahwa asuransi syariah merupakan bisnis
keuangan yang menjanjikan di Indonesia. Hal tersebut mendorong beberapa
perusahaan asuransi konvensional untuk membuka divisi atau cabang syariah.
sudah melebihi 40 perusahaan. Bahkan Dewan Syariah Nasional juga telah
menargetkan pada tahun 2010 seluruh asuransi konvensional di Indonesia harus
memiliki unit syariah.1
Pelopor berdirinya perusahaan asuransi syariah di Indonesia adalah PT.
Syarikat Takaful Indonesia. Lalu diikuti pula oleh beberapa perusahaan asuransi
konvensional lainnya yang membentuk divisi atau cabang syariah. 2
PT Asuransi Takaful Keluarga yang bergerak di bidang asuransi jiwa
Syariah didirikan pada 4 Agustus 1994 dan mulai beroperasi pada 25 Agustus
1994 yang ditandai dengan peresmian oleh Menteri Keuangan Mar’ie
Muhammad. Perusahaan yang relatif baru ini selalu melakukan inovasi dan
perbaikan-perbaikan disegala sector, khususnya terkait dengan produk-produk
yang dihasilkan. Untuk meningkatkan kualitas layanan yang diberikan perusahaan
dan menjaga konsistensinya, perusahaan telah meraih Sertifikasi ISO 9001:2000
dari Det Norske Veritas (DNV), Belanda pada April 2004 sebagai tolok ukur
kualitas layanan produk.3
Dalam mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan, PT. Asuransi Takaful
Keluarga menggunakan tolak ukur rasio keuangan, yakni ratio likuiditas,
solvabilitas, rentabilitas dan produktivitas, yang mendasarkan pada laporan
1
Abdul Ghoni dan Erny Arianty, Akuntansi Asuransi Syariah; Antara Teori & Praktik, Jakarta, INSCO Consulting, 2007, h. V.
2
M. Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General). JakartaGema Insani, h. 151.
3
keuangan perusahaan. Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan modal, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.
Salah satu faktor yang menentukan berhasil tidaknya suatu perusahaan
dalam menjalankan usahanya adalah strategi yang diterapkan manajemen dalam
mengelola sumber-sumber ekonomi yang ada dalam perusahaan secara efektif
dan efesien. Laporan keuangan merupakan media penting dalam proses
pengambilan keputusan ekonomis. Laporan keuangan perusahaan lazim
diterbitkan secara periodic bisa tahunan, semesteran, triwulan dan bulanan bahkan
harian.4 Laporan keuangan sudah menjadi kebutuhan dalam proses pengambilan
keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan diantara para pengusaha,
investor, bank, dan manajemen.5
Analisis kinerja keuangan yang dilakukan pada dasarnya dilakukan untuk
melakukan evaluasi kinerja di masa yang lalu, dengan melakukan berbagai
analisis, sehingga diperoleh gambaran kondisi perusahaan yang mewakili realitas
perusahaan dan potensi-potensi yang mungkin dimiliki. Untuk menilai kinerja
keuangan perusahaan, dapat dilakukan dengan berbagai alat ukur, yaitu berupa
teknik analisis tren % (angka indeks), teknik analisis common size dan teknik
analisis ratio.6 Dalam hal ini penulis hanya membatasi pada analisis ratio.
Analisis ratio secara umum terdiri dari likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan
4
Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Ed.1 Cet.4, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004, h. V.
5
Ibid, Hal 2.
6
produktivitas. Analisis ratio mempunyai peranan yang sangat penting dalam
perusahaan, karena dengan membuat analisis ratio akan dapat diketahui
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek (likuiditas),
kewajiban jangka pendek dan jangka panjang (solvabilitas), kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba (rentabilitas), kemampuan perusahaan
dalam menunjukkan tingkat produktivitas dari unit atau kegiatan yang dinilai
(produktivitas).
Dengan latar belakang seperti diuraikan diatas, penulis menuangkan
permasalahan dalam skripsi yang berjudul “ANALISIS RATIO KEUANGAN
PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA”.
B.
Pembatasan dan Perumusan MasalahDalam penelitian ini penulis membatasi obyek dan periode penelitian
pada PT Asuransi Takaful Keluarga selama 5 tahun mulai dari tahun 2004
sampai dengan tahun 2008.
Perumusan masalah merupakan pernyataan mengenai variabel-variabel
yang diteliti, yakni:
1. Bagaimana kondisi keuangan perusahaan selama jangka waktu 5 tahun
(2004-2008) termasuk tingkat likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan produktivitas?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan
analisis rasio keuangan pada PT Asuransi Takaful Keluarga sebagai alat ukur
keberhasilan perusahaan.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut :
a Bagi Perusahaan : Memberikan masukan tambahan bagi perusahaan
sebagai bahan pelengkap dalam mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjangnya, dalam
menghasilkan keuntungan, yang digunakan perusahaandalam
mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan.
b Bagi Fakultas atau masyarakat umumnya: Menambah literature
kepustakaan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini.
D. Metodologi Penelitian
1. Lokasi Peneltian
Lokasi penelitian yang dipilih untuk memperoleh data dan informasi
dalam penulisan skripsi ini mengambil tempat penelitian pada PT. Asuransi
Takaful Keluarga yang berlokasi di Gedung Graha Takaful Indonesia Jl.
2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Content-Analysis.
Yang dimaksud dengan metode Analisis isi (content analysis) adalah
penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi
tertulis atau tercetak dalam media massa7. Selain itu, penulis juga
menggunakan metode RLS (rentabilitas, likuiditas dan solvabilitas).metode ini
menjelaskan tentang cara perhitungan nilai kondisi keuangan perusahaan
asuransi dan metode ini membagi kondisi keuangan perusahaan menjadi 4
(empat) kategori yaitu : sehat sekali, sehat, kurang sehat dan tidak sehat.
3. Sumber Data
a. Sumber Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh penulis dari
objeknya. Sumber data primer dalam penulisan ini adalah observasi secara
langsung ke PT. Asuransi Takaful Keluarga untuk mengadakan
pengamatan dan pengambilan data terhadap obyek penelitian, yaitu annual
report untuk periode tahun 2004 sampai dengan 2008.
b. Sumber Data Sekunder
Data Sekunder adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui riset
kepustakaan untuk memperoleh data teoritis dan ilmiah yang dapat
7
dijadikan sebagai landasan dalam menganalisis permasalahan. Data
sekunder diambil dari buku-buku, majalah, makalah, penelitian terdahulu
dan sumber-sumber tertulis lainnya yang mengandung informasi yang
berhubungan dengan masalah yang dibahas.
E. Kerangka Berfikir
Bagi mereka yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu
perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui suatu kondisi keuangan perusahaan
tersebut. Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan
keuangan perusahaan yang bersangkutan, yang terdiri dari neraca dan laporan
rugi laba. Dengan mengadakan analisis terhadap pos-pos neraca akan dapat
diketahui atau diperoleh gambaran tentang potensi dan kelemahan keuangannya,
sedangkan analisis terhadap laporan rugi laba akan memperoleh gambaran
tentang hasil atau kinerja dan perkembangan usaha perusahaan.
Manajemen keuangan merupakan sistem yang digunakan oleh perusahaan
untuk mengontrol kinerja perusahaannya. Melalui analisis laporan keuangan
dapat diketahui perubahan-perubahan sekaligus perkembangan yang terjadi di
dalam perusahaan tersebut. Dalam analisis laporan keuangan terhadap
unsur-unsur laporan keuangan untuk mengukur keadaan peusahaan di dalam memenuhi
kewajibannya yang harus segera dipenuhi. Dimana hal tersebut dapat digunakan
dalam suatu pengambilan keputusan.
Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dapat memanfaatkan
Sehingga hasil dari analisis laporan keuangan yang dapat dipercaya dapat
dipertanggung jawabkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan dapat
dipakai sebagai dasar dalam mengambil keputusan yang tepat serta untuk
mengetahui kinerja keuangan perusahaan, sehingga dapat dilihat posisi keuangan
peruasahaan yang telah dicapainya apakah mengalami peningkatan atau
mengalami penurunan. Berikut skema kerangka pikir dalam penulisan ini :
Kinerja Perusahaan Rasio
Likuiditas
- Current
Rasio
- Quick
Rasio
Rasio Solvabilitas
- Debt to
Asset Rasio
- Equity To
Asset Ratio
Rasio Rentabilitas
- Return on
Asset
- Return on
Equity
Rasio
Produktivitas - Produktivitas
Karyawan
- Yield of
Invesment Manajemen Keuangan
Laporan Keuangan
Laporan Laba Rugi
F. Tinjauan Penelitian Terdahulu
1. Endang Setyowati, makalah karya, “Analisis Laporan Keuangan PT. Asuransi
Jiwa Bringin Life Sejahtera kondisi dan keadaan Periode 2000-2004”. BPPK
Jakarta 2005. Dapat diperoleh fakta bahwa dengan menggunakan analisis
ratio dan analisis tren, keuangan pada PT. Asuransi Jiwa Bringin Life
Sejahtera dari tahun 2000-2004 dalam kondisi baik. Hal ini dibuktikan dengan
jumlah kekayaan yang diperkenankan dan dana yang di investasikan
meningkat setiap tahunnya.
2. Omi Dauna Yanti, “Analisis Tingkat Kesehatan Keuangan PT. Asuransi
Takaful Umum Periode 2005-2007, Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum,
Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta 2008. Dengan hasil penelitian
menunjukkan bahwa PT. Asuransi Takaful Umum memiliki solvabilitas yang
mengalami penurunan di tahun 2007 namun masih di atas ketetapan dari
pemerintah yaitu sebesar 120%. Dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat
kesehatan keuangan PT. Asuransi Takaful Umum selama 3 (tiga) tahun
(2005-2007) dapat dikatakan masuk dalam kategori “sehat”.
3. Retno Angga Dewi, Analisis Rasio Keuangan Bank Syariah di Tinjau Dari
Aspek Likuiditas dan Profitabilitas (Studi Kasus Bank Syariah Mandiri),
Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negri Syarif
Hidayatullah Jakarta 2007. dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa Bank
Bank Indonesia dan juga tingkat profitabilitas yang meningkat pula sehingga
Bank Syariah Mandiri dapat dikatakan masuk dalam kategori “sehat” karena
tingkat likuiditas dan profitabilitas berada pada posisi yang sesuai dengan
standar Bank Indonesia.
Berbeda dengan sebelumnya, pada penelitian ini akan membahas tentang
tingkat likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, produktivitas, dan perkembangan
posisi finansial perusahaan.
G. Sistematika Penulisan BAB I : Pendahuluan
Bab ini menyajikan pendahuluan yang memuat latar belakang
penulisan , pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, tinjauan penelitian terdahulu, kerangka
berfikir, serta sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Pustaka
Bab ini berisi tentang tinjauan pustaka, yang mencakup
pengertian manajemen keuangan, tujuan dan fungsi manajemen
keuangan, pengertian laporan keuangan, dan analisis ratio
keuangan serta gambaran umum tentang keuangan asuransi
BAB III : Gambaran Umum PT. Asuransi Takaful keluarga
Bab ini berisi gambaran umum PT. Asuransi Takaful keluarga
yang meliputi tinjauan umum perusahaan, sejarah singkat
perusahaan, struktur organisasi perusahaan, dan ruang lingkup
kegiatan perusahaan, serta kinerja keuangan perusahaan.
BAB IV : Hasil Penelitian
Pada bab ini akan menguraikan mengenai analisis pemanfaatan
alat ukur kinerja keuangan dalam bentuk analisis rasio keuangan,
selama periode penelitian termasuk tingkat likuiditas,
solvabilitas, rentabilitas, produktivitas, dan perkembangan posisi
finansial perusahaan.
BAB V : Penutup
Bab ini berisi penutup yang mencangkup kesimpulan dan saran
dari penulis mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan.
12
A. Manajemen Keuangan
1. Pengertian Manajemen Keuangan
Menurut Muhammad Fuad (2006) “Manajemen keuangan dapat
diartikan sebagai aktivitas yang terkait dengan perencanaan dan pengendalian,
perolehan serta pendistribusian aset-aset keuangan perusahaan. Aktivitas yang
dilakukan perusahaan pada umumnya berhubungan dengan penentuan
keputusan investasi jangka panjang, perolehan dana untuk pembiayaan
investasi tersebut, serta pelaksanaan kegiatan opersaional keuangan
perusahaan.1
Dari pengertian diatas maka dapat diartikan sebagai aktivitas yang
berhubungan dengan perolehan dana, pendanaan dan pengelolaan aktiva
dengan beberapa tujuan menyeluruh.
2. Tujuan dan Fungsi Manajemen Keuangan
a. Tujuan Manajemen Keuangan
Tujuan utama Manajemen Keuangan adalah :
1) Memaksimalkan kesejahteraan pemilik perusahaan atau memaksimalkan
nilai perusahaan.
1
2) Menjaga kelangsungan hidup perusahaan.
3) Mencapai kesejahteraan masyarakat sebagai tanggung jawab sosial
perusahaan.
b. Fungsi Manajemen Keuangan
Fungsi Manajemen Keuangan adalah sebagai berikut :
1) Perencanaan Keuangan, yaitu Membuat rencana pemasukan dan
pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu.
2) Penganggaran Keuangan, yaitu Tindak lanjut dari perencanaan
keuangan dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan.
3) Penyimpanan Keuangan, yaitu Mengumpulkan dana perusahaan serta
menyimpan dana tersebut dengan aman.
4) Pengendalian Keuangan, yaitu Melakukan evaluasi serta perbaikan atas
kondisi keuangan dan sistem pengelolaan keuangan pada paerusahaan.
5) Pemeriksaan Keuangan, yaitu Melakukan audit internal atas kondisi
keuangan perusahaan yang ada agar pengelolaan perusahaan berjalan
secara optimal.
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen keuangan
bertanggung jawab langsung dalam memeperoleh dana dan menggunakan dana
B. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha
perusahaan pada saat tertentu dan untuk jangka waktu tertentu. Laporan
keuangan adalah produk dari manajemen dalam rangka mempertanggung
jawabkan penggunaan sumber daya dan sumber dana yang dipercayakan
kepadanya. Secara umum, laporan ini menyediakan informasi tentang posisi
keuangan pada saat tertentu, kinerja dan arus kas untuk periode tertentu pada
suatu perusahaan yang ditujukkan bagi pengguna laporan keuangan tersebut
untuk menilai dan mengambil keputusan yang terkait dengan perusahaan.
Menurut James O.Gill dan Moira Chatton (2005) menyatakan bahwa : "
Laporan keuangan merupakan sarana utama membuat informasi keuangan
pada orang-orang dalam perusahaan (manajemen dan karyawan) serta kepada
masyarakat diluar perusahaan (bank, investor, pemasok, dan lain-lain).2
2. Arti Penting Laporan Keuangan
Mereka yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu
perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan
tersebut, dan kondisi keuangan perusahaan akan dapat diketahui dari laporan
keuangannya yang terdiri dari neraca, laporan perhitungan rugi laba serta
unsur laporan keuangan lainnya. Dengan melakukan analisa terhadap laporan
2O’Gill James dan Chatton Moira,
keuangan itu akan memberikan gambaran tentang hasil atau perkembangan
usaha perusahaan yang bersangkutan.
Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah
sebagai alat penguji dari pekerjaan bagian pembukuan tetapi untuk
selanjutnya, laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi
sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan
perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisa tersebut pihak-pihak yang
berkepentingan dapat mengambil suatu keputusan.
3. Tujuan Analisa Laporan Keuangan
Tujuan analisa laporan keuangan yang dilakukan, dimaksudkan untuk
menambah informasi yang ada dalam suatu laporan keuangan perusahaan.
Secara lengkap kegunaan analisis laporan keuangan ini dapat dikemukakan
sebagai berikut.
a. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang
terdapat dari laporan keuangan .
b. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit)
dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan
(implicit).
c. Dapat memberikan informasi tambahan yang mungkin diperlukan oleh para
pengambil keputusan.
d. Dapat menjadi dasar dalam menentukan peringkat (rating) perusahaan
e. Dapat menjadi dasar membandingkan situasi perusahaan dengan
perusahaan lain dan dengan periode sebelumnya.
f. Dapat memahami lebih jelas situasi dan kondisi keuangan yang dialami
perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan, potensi
dan kelemahan yang ada pada perusahaan dan sebagainya.
g. Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di
masa yang akan datang.
Dengan melakukan analisis laporan keuangan, informasi yang terdapat
dalam laporan keuangan akan menjadi lebih bermanfaat dan berarti lebih luas dan
lebih dalam. Hubungan satu pos dengan pos lain akan dapat menjadi indikator
tentang posisi dan prestasi keuangan perusahaan.3
4. Unsur-unsur Laporan Keuangan
Unsur-unsur laporan keuangan terdiri dari:
a. Neraca yang berisi: aktiva (aktiva lancar, aktiva tetap, aktiva lain-lain), dan
pasiva (utang lancar atau utang jangka pendek, utang jangka panjang, modal
sendiri atau ekuitas).
b. Perhitungan Rugi/Laba berisi : penghasilan dan beban atau biaya.
c. Laporan Arus Kas terbagi dalam : arus kas dari aktivitas operasi, arus kas
dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan.4
3
Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Ed.1 Cet.4, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004, h.195-197.
4
5. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan
Keterbatasan analisis laporan keuangan harus memperhatikan juga
keterbatasan laporan keuangan itu sendiri, yang antara lain seperti berikut ini:
a. Laporan keuangan bersifat histories, yaitu merupakan laporan atas kejadian
yang telah lewat. Karenanya, laporan keuangan tidak dapat dianggap
sebagai laporan mengenai keadaannilai saat ini, karenanya akuntansi tidak
hanya satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan
ekonomi.
b. Laporan keuangan menggambarkan nilai harga pokok atau nilai pertukaran
pada saat terjadinya transaksi, bukan harga saat ini.
c. Laporan keuangan bersifat umum, dan bukan dimaksudkan untuk
kebutuhan pihak tertentu. Informasi disajikan untuk dapat digunakan
semua pihak, sehingga selalu memperhatikan semua pihak pemakai yang
sebenarnya mewakili berbagai kepentingan.
d. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran
dan berbagai pertimbangan dalam memilih alternatif dari berbagai pilihan
yang ada yang sama-sama dibenarkan tetapi dapat saja menimbulkan
perbedaan angka laba maupun asset.
e. Akuntansi tidak mencakup informasi yang tidak material. Demikian pula,
penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu mungkin
terhadap kelayakan laporan keuangan. Batasan terhadap istilah dan
jumlahnya agak kabur.5
6. Penggunaan Laporan Keuangan
a. Pemilik Perusahaan
Bagi pemilik perusahaan, laporan keuangan dimaksudkan untuk :
1) Menilai prestasi atau hasil yang dicapai oleh manajemen.
2) Sebagai dasar untuk memprediksi kondisi perusahaan di masa datang.
3) Menilai posisi keuangan perusahaan dan pertumbuhannya.
b. Manajemen Perusahaan
Bagi manajemen perusahaan, laporan keuangan ini digunakan untuk :
1) Alat mempertanggungjawabkan pengelolaan perusahaan kepada
pemilik.
2) Mengukur tingkat biaya dari setiap kegiatan operasi perusahaan, divisi,
bagian, atau segmen.
3) Menilai hasil kerja individu yang diberi tugas dan tanggung jawab.
c. Investor
Bagi investor, laporan keuangan dimaksudkan untuk :
1) Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan.
2) Menjadi dasar prediksi kondisi perusahaan di masa datang’
3) Menilai kemungkinan menanamkan dana dalam perusahaan
5
d. Kreditur atau Banker
1) Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang.
2) Melihat dan memprediksi prospek keuntungan yang mungkin diperoleh
dari perusahaan atau menilai rate of return perusahaan.
3) Menilai kemapuan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas perusahaan
sebagai dasar dalam pertimbangan keputusan.
e. Pemerintah dan Regulator
Bagi pemerintah atau regulator laporan keuangan dimaksudkan untuk :
1) Menghitung dan menetapkan jumlah pajak yang harus dibayar.
2) Sebagai dasar dalam penetapan-penetapan kebijaksanaan baru.
3) Menilai kepatuhan perusahaan terhadap aturan yang ditetapkan
f. Analis, Akademisi, dan Pusat Data Bisnis
Bagi para analis, akademisi dan juga lembaga-lembaga pengumpulan
data bisnis, laporan keuangan ini penting sebagai bahan atau sumber
informasi primer yang akan diolah sehingga menghasilkan informasi yang
bermanfaat bagi analisis, Ilmu pengetahuan dan komoditas informasi.6
6
C. Analisis Rasio Keuangan
1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio adalah suatu metode perhitungan dan interpretasi rasio
keuangan untuk menilai kinerja dan status suatu perusahaan.7
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan
antara satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai
hubungan , revelan dan signifikan (berarti). Misalnya antara utang dan modal,
antara kas dan total asset, antara harga pokok produksi dengan total penjualan,
dan sebagainya.8 Dengan menggunakan analisis ratio ini akan dapat dijelaskan
atau diberikan gambaran tentang baik buruknya keadaan dari posisi keuangan
suatu perusahaan. Apabila angka ratio tersebut dibandingkan dengan angka
ratio standar, melalui analisis ratio ini akan dapat diketahui tingkat likuiditas,
solvabilitas, rentabilitas dan produktivitas perusahaan.
Untuk mengukur atau menentukan hal-hal tersebut diperlukan alat
pembanding, sehingga penganalisa tidak hanya berada pada standar ratio saja
tetapi harus memperhatikan pula trend atas persentase histories dari ratio
keuangan perusahaan yang sedang dianlisis. Dengan membandingkan ratio
periode sekarang dan angka ratio periode yang lalu (trend dari angka), akan
dapat diketahui perubahan angka-angka rasio yang dimiliki peerusahaan, atau
kecendrungan posisi keuangan yang bersangkutan. Di samping itu,
7
Dermawan Sjahrial, Pengantar Manajemen Keuangan, Ed.1, Jakarta : Penerbit Mitra
Wacana Media, 2006, h. 37.
8
perhitungan rasio tersebut dapat pula dibandingkan dengan rasio yang sudah
direncanakan atau yang sudah di targetkan dalam perusahaan tersebut.
2. Jenis-Jenis Ratio Keuangan
Analisis ratio keuangan merupakan alat ukur utama dalam analisis
keuangan, karena analisis ini dapat digunakan untuk menjawab berbagai
pertanyaan tentang keadaan keuangan perusahaan.9
Alat ukur ratio keuangan antara lain berupa :
a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang memperlihatkan hubungan kas
perusahaan dan aktiva lancar lainnya terhadap kewajiban lancarnya.10
Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan
perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansialnya pada saat jatuh
tempo. Kewajiban tersebut merupakan kewajiban jangka pendek atau
jangka panjang yang sudah segera jatuh tempo. Rasio likuiditas merupakan
rasio yang menghubungkan antara kas dan aktiva lancar lainnya dengan
kewajiban lancar.
Ada berbagai cara dalam mengukur tingkat likuiditas perusahaan.
Namun secara umum, pengukuran likuiditas ditunjukkan dari besarnya
rasio yang dihasilkan berdasarkan perhitungan aktiva lancar dan kewajiban
lancar, antara lain berupa:
9
M. Muslich, Manajemen Keuangan Modern, Jakarta : Bumi Aksara, hal 44.
10
J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan jil.1,
1) Current Ratio (Rasio Lancar)
Rasio ini merupakan rasio yang paling umum dan sering
digunakan dalam perhitungan modal kerja. Current ratio dihitung
dengan membagi aktiva lancar (current assets) dengan kewajiban lancar
(current liabilities).
Rasio tersebut menggambarkan kemampuan seluruh aktiva
lancar dalam menjamin seluruh utang lancarnya atau rasio likuiditas
menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan
kewajiban jangka pendeknya.
2) Quick Ratio (Rasio Cepat)
Quick Ratio adalah rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya terhadap jangka pendeknya.
Pada rasio ini, pos persediaan dikeluarkan dari total aktiva lancar, dan
hanya menyimpan pos-pos aktiva yang likuid saja yang akan dibagi
dengan kewajiban lancar.
Current Ratio = Aktiva Lancar X 100%
Kewajiban Lancar
Quick Ratio = Kas + Efek + Piutang X 100%
b. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya
apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang
sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan utang jangka panjang.
Solvabilitas merupakan istilah yang digunakan perusahaan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban finansialnya
apabila perusahaan dilikuidasi. Secara umum solvabilitas dapat dihitung
dengan membagi total.11
Rasio solvabilitas memiliki beberapa jenis, antara lain :
1) Debt To Asset Ratio
Debt To Asset Ratio merupakan perbandingan antara total
kewajiban dengan keseluruhan aktiva yang dimiliki perusahaan. Rasio
ini menyediakan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam
mengadaptasi kondisi pengurangan aktiva akibat kerugian. Nilai rasio
yang tinggi menunjukkan peningkatan dari risiko berupa
ketidakmampuan perusahaan dalam membayar semua kewajibannya.12
11
Budi Raharjo, Laporan Keuangan Perusahaan, cet. Ke 1, Gajah Mada University Press,
Yogyakarta, h. 112.
12
Chairul Marom. 2004. Pedoman Penyajian Laporan Keuangan, PT Grasindo, Jakarta, h.
129.
Debt To Asset : Total Kewajiban X 100%
2) Equity To Asset Ratio (EAR)
Rasio ini merupakan perbandingan antara modal sendiri
perusahaan dengan keseluruhan aktiva yang dimiliki perusahaan.
Semakin besar porsi ini, berarti porsi pemegang saham akan semakin
besar, sehingga tingkat kinerjanyapun semakin baik.
Rumus EAR adalah :
c. Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas atau disebut juga profitabilitas menggambarkan
kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan
sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan,
jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba disebut juga Operting Ratio.
Beberapa jenis rasio rentabilitas ini dapat dikemukakan sebagai
berikut :
1) Return On Asset
Menurut Prof. Dr. H. Veithzal Rivai, MBA untuk mencari
return on asset adalah dengan membandingkan antara laba sebelum
pajak dengan total aktiva rata-rata. Jika pernyataan tersebut dituangkan
dalam sebuah rumus, maka akan tampak sebagai berikut : Equity To Asset Ratio: Modal Sendiri + Laba ditahanX 100%
Return On Asset merupakan rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan profit atas aktiva. Rasio
ini mengukur operasional manajemen perusahaan. Analisis return on
asset dalam analisis keuangan mempunyai arti yang sangat penting
sebagai salah satu teknik analisis keuangan yang bersifat menyeluruh
(komperensif). Analisis return on asset ini sudah merupakan teknik
analisa yang lazim digunakan oleh pempinan perusahaan dan untuk
dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang
ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan.13
2) Return On Equity
Banyak rasio yang dapat digunakan dalam mengevaluasi
kinerja perusahaan. Salah satu hal yang penting untuk diukur adalah
seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber daya yang disediakan
untuk pemegang saham.14
13
Veithzal Rivai, Bank and Financial Institution Management Ed-1, Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2007, h. 1061.
14
Charles T. Horngren, Dkk., Pengantar Akuntansi keuangan, Jakarta: Erlangga, 2000,
Jil-2, Ed-6, h. 150.
Return On Asset : Laba Sebelum Pajak X 100%
Return On Equity sering disebut dengan Return On Net Worth
merupakan rasio yang membandingkan antara laba bersih setelah pajak
terhadap ekuitas saham.15 Dan rasio ini menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam menyediakan laba bagi pemegang saham atas modal
sendiri secara efektif. Untuk mengukur tingkat keuntungan dari investasi
yang telah dilakukan pemilik modal yang berasal dari pemilik
perusahaan yang tertanam didalam perusahaan untuk jangka waktu yang
tidak terbatas, dengan rumusan sebagai berikut :
Rumus ini digunakan bagi pemegang saham untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan laba bersih yang tercerminkan dari pembagian dividen kepada pemegang saham.16
d. Rasio Produktivitas
Jika perusahaan ingin dinilai dari segi produktivitas unit-unitnya
maka bisa dihitung rasio produktivitasnya. Rasio ini menunjukkan tingkat
produktivitas dari unit atau kegiatan yang dinilai. Rasio produktivitas
perusahaan jasa asuransiantara lain :
15
Donald E. Kieso, Dkk., Akuntansi Intermediate, (Jakarta: Erlangga, 2002) Jil-2, Ed-10, h. 309.
16
Veithzal Rivai, Bank and Financial Institution Management Ed-1, h. 1064.
Return On Equity : Laba Setelah Pajak X 100%
1) Produktivitas Karyawan
Rasio ini dihitung sebagai berikut :
Dalam perusahaan asuransi produktivitas karyawan merupakan
rasio yang membandingkan antara pendapatan premi dengan jumlah
karyawan. Rasio ini menunjukkan sejauhmana kemampuan karyawan
menghasilkan laba. Semakain besar rasio ini semakin baik karena
dianggap lebih produktif.17
2) Yield On Investment (YOI)
Rasio ini mengukur hasil yang diperoleh dari portofolio
investasi yang dilakukan. Yield ini dilakukan dalam kaitannya dengan
hasil kredit yang dapat membantu menentukan campuran (potofolio)
investasi dan kredit.18 Untuk mencari yield on investment ini adalah
dengan membandingkan antara hasil investasi dengan rata-rata dana
investasi. Jika dinyatakan dalam rumus rasio ini dihitung sebagai berikut
:
17
Lukman Syamsuddin, Manajemen Keuangan Perusahaan Konsep Aplikasi Dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan, Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, h.136.
18
Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Ed.1 Cet.4, h. 319.
Produktivitas Karyawan : Pendapatan Premi X 100%
D. Manfaat Analisis Rasio Keuangan
Laporan keuangan digunakan untuk berbagai tujuan, salah satunya adalah
menilai kinerja perusahaan. Untuk menilai kinerja perusahaan sangat dibutuhkan
analisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan diantaranya meliputi
perhitungan dan interprestasi rasio keuangan. Dengan menggunakan alat analisis
rasio ini, akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisis
tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan perusahaan. Analisis rasio
keuangan berguna untuk menentukan kesehatan atau kinerja keuangan suatu
perusahaan pada saat periode laporan tersebut.
Analisis rasio keuangan, dapat membantu para pelaku bisnis, pihak
pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi
keuangan perusahaan. Dengan demikian kegunaan atau manfaat suatu angka rasio
sepenuhnya tergantung kepada kemampuan penganalisis, tujuan yang ingin
dicapai dan juga tingkat perbandingan yang dipakai penganalisis dalam
menginterpretasikan data yang bersangkutan.19
19
Zulian Yamit. 2001. ManajemenKeuangan Ringkasan Teori dan Penyelesaian Soal, Ed.
1 Cet. 2, Ekonisia, Yogyakarta.
Yield On Investment (YOI) : Hasil Investasi X 100%
29
A. Sejarah Singkat Perusahaan
Sebagai pelopor asuransi syariah di Nusantara, PT Syarikat Takaful
Indonesia telah melayani masyarakat dengan jasa asuransi yang sesuai dengan
prinsip syariah, selama lebih dari satu dasawarsa, melalui dua perusahaan
operasionalnya: PT Asuransi Takaful Keluarga (Asuransi Jiwa Syariah) dan PT
Asuransi Takaful Umum (Asuransi Umum Syariah). PT Syarikat Takaful
Indonesia (Perusahaan) berdiri pada 24 Februari 1994 atas prakarsa Tim
Pembentukan Asuransi Takaful Indonesia (TEPATI) yang dimotori oleh Ikatan
Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) melalui Yayasan Abdi Bangsa, Bank
Muamalat Indonesia Tbk., PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri, Departemen
Keuangan RI, serta beberapa pengusaha muslim Indonesia. Melalui kedua anak
perusahaannya yaitu PT Asuransi Takaful Keluarga dan PT Asuransi Takaful
Umum, perusahaan telah memberikan jasa perlindungan asuransi yang
menerapkan prinsip-prinsip murni syariah pertama di Indonesia.
PT Asuransi Takaful Keluarga yang bergerak di bidang asuransi jiwa
Syariah didirikan pada 4 Agustus 1994 dan mulai beroperasi pada 25 Agustus
1994, yang ditandai dengan peresmian oleh Menteri Keuangan Mar'ie
Muhammad. Diikuti dengan pendirian anak perusahaan yang bergerak di bidang
[image:40.612.111.542.59.433.2]Menristek/ketua BPPT Prof . Dr. B.J. Habibie pada tanggal 2 uni 1995. Untuk
meningkatkan kualitas layanan yang diberikan perusahaan dan menjaga
konsistensinya, perusahaan meraih standar pangakuan layanannya, yakni
Sertifikasi ISO 9001:2000 dari SGS JAS-ANZ, Selandia Baru bagi Asuransi
Takaful Umum, sedangkan untuk Asuransi Takaful Keluarga memperoleh
Sertifikasi ISO 9001:2000 dari Det Norske Veritas (DNV), Belanda pada April
2004. Selain itu, atas upaya keras seluruh jajaran perusahaan, Asuransi Takaful
Keluarga meraih MUI Award 2004 sebagai Asuransi Syariah Terbaik di
Indonesia, dan Asuransi Takaful Umum memperoleh penghargaan sebagai
asuransi dengan predikat Sangat Bagus dari Majalah InfoBank secara
berturut-turut pada tahun 2004 dan 2005.
Pada tahun 2004, Perusahaan melakukan restrukturisasi yang berhasil
menyatukan fungsi pemasaran Asuransi Takaful Keluarga dan Asuransi Takaful
Umum sehingga lebih efisien serta lebih efektif dalam penetrasi pasar, juga
diikuti dengan peresmian kantor pusatnya, yang beralamat di Graha Takaful
Indonesia, Jalan Mampang Prapatan, Jakarta pada Desember 2004. Selain itu,
dilakukan pula revitalisasi identitas korporasi termasuk penataan ruang kantor
cabang di seluruh Indonesia, untuk memperkuat citra perusahaan. Dengan
dukungan Pemerintah dan tenaga professional yang berkomitmen untuk
mengembangkan asuransi syariah, Syarikat Takaful Indonesia bertekad untuk
B. Visi dan Misi Perusahaan
Setiap perusahaan pasti memiliki visi dan misi yang berbeda-beda, dengan
adanya visi dan misi pada perusahaan tersebut dapat diketahui tujuan dari
perusahaan.
Visi Perusahaan Asuransi Takaful Keluarga adalah :
Menjadi grup asuransi terkemuka yang menawarkan jasa Takaful dan
keuangan syariah yang komprehensif dengan jangkauan signifikan di seluruh
Indonesia menjelang tahun 2011.
Sedangkan Misi Perusahaan Asuransi Takaful Keluarga adalah :
Bertekad memberikan solusi dan pelayanan terbaik dalam perencanaan
keuangan dan pengelolaan risiko bagi umat dengan menawarkan jasa Takaful dan
keuangan syariah yang dikelola secara profesional, adil, tulus dan amanah.
Brand Perusahaan
Dengan prinsip tolong-menolong yang diterapkan oleh Takaful
Indonesia, perusahaan asuransi syariah pertama di Indonesia ini mengukuhkan
brand perusahaannya yaitu : Amanah dan Profesional.
Konsep dan Filosofi
Segala musibah dan bencana yang menimpa manusia adalah merupakan
ketentuan Allah. Namun, manusia wajib berikhtiar untuk memperkecil resiko dan
juga dampak keuangan yang mungkin akan terjadi. Upaya tersebut seringkali
tidak memadai, sehingga tercipta kebutuhan atas mekanisme mengalihkan resiko
Sebagai perusahaan asuransi syariah, Takaful bekerja dengan konsep
tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan, sebagaimana telah digariskan di
dalam Al Qur’an surat Al-Maidah ayat 2 :
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,
dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan
bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.
(Qs. Al-Maidah :2)
Dengan landasan ini, Takaful menjadikan semua peserta sebagai satu
keluarga besar yang bertekad akan saling melindungi dan secara bersama
menanggung resiko keuangan dari musibah yang mungkin terjadi di
Al-Mudharabah, Al-Wakalah, dan Tabarru’. Akad-akad Takaful tidak mengandung
unsur Al-Riba (bunga uang), Al-Maisir (Judi), dan Al Gharar (untung-untungan)
yang dilarang dalam akad-akad keuangan Islami.
Dengan pijakan filosofis ini, setidaknya ada tiga prinsip dasar dalam
asuransi Takaful, yaitu saling bertanggung jawab, saling bekerja sama dan saling
C. Struktur Organisasi Perusahaan
Pada dasarnya struktur organisasi PT Asuransi Takaful Keluarga hampir
sama dengan perusahaan-perusahaan asuransi yang lainnya, namun yang
membedakannya hanyalah pada PT Asuransi Takaful Keluarga memiliki Dewan
Pengawas Syariah (DPS). DPS berfungsi untuk membantu kegiatan dalam
mengendalikan dan mengawasi jalannya struktur organisasi dan pengembangan
produk-produk asuransi Takaful agar tidak menyimpang dari ketentuan-ketentuan
yang ditetapkan oleh syari’at Islam.
Dewan Pengawas Syariah
Dewan Pengawas Syariah terdiri dari ulama yang faqih dalam fiqh muamalah,
bertugas mengawasi operasional perusahaan agar selalu sesuai dengan ketentuan
syariah.
Ketua : Prof. Dr. K.H. Didin Hafidhuddin, MSc
Anggota : Dr. H.M. Syafi'i Antonio, MEc
Prof. Dr. Fathurrahman Djamil, MA
Prof. Madya Dr. Shobri Salamon
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Dato’ Mohd. Fadzli Yusof
Komisaris Independen : H. M. Uwen Suwendi, FSAI, FLMI, MBA
Komisaris : Muhammad Harris, SE
Dewan Direksi
Direktur Utama : Agus Edi Sumanto
Direktur : Nor Effuandy Pfordte
D. Produk-Produk PT. Asuransi Takaful Keluarga
Produk dalam asuransi syariah secara umum dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu kelompok produk kategori unsur tabungan dan kelompok produk
non tabungan. Sebagian produk dari PT. Asuransi Takaful Keluarga yang
termasuk dalam kategori ini adalah
1. Produk Individu Unsur Tabungan
a. Takaful Dana Pendidikan atau Fulnadi, yaitu produk yang diperuntukkan
bagi peserta yang menginginkan penyedian dana untuk pendidikan
putra-putrinya.
b. Takaful Dana Haji, yaitu produk yang diperuntukkan bagi peserta yang
menginginkan tersedianya dana untuk keperluan ibadah ke tanah suci.
c. Takaful Wakaf, yaitu produk yang diperuntukkan bagi peserta yang
menginginkan manfaat asuransi secara menyeluruh,seperti meninggal
karena sakit ataupun kecelakaan, cacat total karena sakit ataupun
2. Produk Individu Non Saving (Tidak Ada Unsur Tabungan)
a. Takaful Kesehatan Individu, yaitu produk yang diperuntukkan bagi
peserta yang bermaksud menyediakan dana santunan rawat inap dan
operasi bila peserta menderita penyakit.
b. Takaful Kecelakaan Diri Individu, yaitu program yang diperuntukkan bagi
perorangan yang bermaksud menyediakan santunan untuk ahli waris,
apabila peserta mengalami musibah kematian karena kecelakaan.
3. Produk Kumpulan
a. Takaful Alkhairat, yaitu produk yang dipruntukkan bagi perorangan yang
bermaksud menyediakan santunan untuk ahli waris, apabila peserta
mengalami musibah kematian.
b. Takaful Kecelakaan Siswa, yaitu suatu bentuk perlindungan kumpulan
yang ditunjukkan kepada sekolah atau perguruan tinggi, yang bermaksud
menyediakan santunan kepada siswa atau pesertanya apabila mengalami
musibah karena kecelakaan.
4. Takaful Bancassurance
a. Takaful Pembiayaan adalah suatu bentuk perlindungan asuransi yang
memberikan manfaat takaful yaitu berupa jaminan perlunasan hutang
apabila yang bersangkutan ditakdirkan meninggal dalam masa perjanjian.
b. Takaful Non Pembiayaan atau Fulprotek adalah sebuah kolaborasi dari
Takaful Indonesia dengan Bank Muammalat dalam memberikan
E. Gambaran Umum Tentang Kinerja Keuangan Asuransi Syariah
1. Pengertian dan Tujuan
Kinerja lembaga keuangan non bank (asuransi) merupakan bagian dari
kinerja keuangan asuransi secara keseluruhan. Kinerja (performance) asuransi
secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi yang dicapai asuransi dalam
operasionalnya, baik menyangkut aspek keuangan, pemasaran, penhimpunan, dan
penyaluran dana, teknologi maupun sumberdaya manusia.
Kesehatan atau kondisi keuangan merupakan kepentingan semua pihak
terkait, baik pemilik, manajemen asuransi, dan pengguna jasa asuransi. Dengan
diketahuinya kondisi keuangan suatu perusahaan asuransi, dapat digunakan oleh
pihak-pihak tersebut untuk mengevaluasi kinerja asuransi dalam menerapkan
prinsip mudharabah, kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan manajemen
risiko. Studi mengenai kenerja asuransi sangat penting sebagai alat untuk
mengevaluasi operasional keuangan perusahaan asuransi dan menentukan rencana
manajemen serta perencanaan strategi. Kinerja keuangan asuransi merupakan
gambaran kondisi keuangan asuransi pada suatu saat dan periode tertentu baik
menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang biasanya
diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan
produktifitas asuransi.1
1
[image:47.612.118.539.54.453.2]2. Ketentuan Bagi Hasil (Profit and Loss Sharing)
Profit sharing menurut etimologi Indonesia adalah bagi keuntungan,
sedangkan dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba. Profit secara istilah
adalah perbedaaan yang timbul ketika total pendapatan (total revenue) suatu
perusahaan lebih besar dari total biaya (total cost).2 Menurut Ulama MUI bagi
untung (profit Sharing) adalah bagi hasil yang dihitung dari pendapatan setelah
dikurangi biaya pengelolaan dana. Dalam pengertian asuransi syariah istilah
yang sering dipakai adalah profit and loss sharing dimana hal ini dapat diartikan
sebagai pembagian antara untung dan rugi dari pendapatan yang diterima atas
hasil usaha yang telah dilakukan.
Esensi dari kontrak mudharabah adalah kerjasama untuk mencapai profit
berdasarkan akumulasi komponen dasar dari pekerjaan dan modal, dimana
keuntungan ditentukan melalui kedua komponen ini. Nilai dari resiko juga
menentukan keuntungan (profit) dalam kontrak mudharabah. Pada sisi pihak
investor menanggung risiko kerugian dari modal yang telah diberikan,
sedangkan pihak pengelola dana (mudharib) menanggung risiko tidak
mendapatkan keuntungan dari hasil pekerjaan dan usaha yang telah
dijalankannya. Dengan catatan, apabila kerjasama tersebut tidak menghasilkan
keuntungan (profit).
2
Christopher Pass dan Brya Lowes, Kamus Lengkap Ekonmmi Ed-2, Jakarta : Erlangga,
Dalam suatu kontrak mudharabah ditetapkan tingkat keuntungan (profit)
bagi tiap-tiap pihak. Pembagian keuntungan tersebut dilakukan dengan tingkat
perbandingan rasio, bukan ditetapkan dalam jumlah yang pasti. Sistem profit
and loss sharing dalam pelaksanaannya merupakan bentuk dari perjanjian
kerjasama anatara pemodal (investor) dan pengelola modal (entrepreneur)
dalam menjalankan kegiatan usaha ekonomi, dimana diantara kedua pihak akan
terikat kontrak bahwa di dalam usaha tersebut jika mendapat keuntungan akan
dibagi kedua belah pihak sesuai dengan nisbah kesepakatan di awal perjanjian
dan begitu pula bila usaha mengalami kerugian akan ditanggung bersama sesuai
kesepakatan.
Dengan demikian, perjanjian mudharabah dapat ditentukan melalui
ketentuan dalam kontrak, dengan catatan, pihak mudharib dalam menjalankan
usahanya sesuai dengan aturan yang telah mereka setujui, tidak
menyalahgunakan modal yang dipercayakan kepadanya.3
3. Implementasi Mudharabah Pada Asuransi Takaful Keluarga
Pada bangian ini kita mencoba melihat bagaimana implementasi
mudharabah yang dilakukan di Takaful Keluarga (asuransi jiwa) dan Tafakul
Umum (asuransi kerugian)
Dalam Rangka untuk menghindari paket riba, maka implementasi
mudharabah pada Takaful Keluarga (asuransi jiwa) dapat dilihat misalnya pada
perhitungan rate premi. Cara perhitungan dengan asumsi bunga tetap (bunga
3
teknik) diganti dengan skim mudharabah (bagio hasil), demikian juga dalam
skim-skim investasi dan perhitungan surplus underwriting. Penentuan hak atas
dana hasil investasi (produk saving) dan hak atas dana surplus underwriting
(produk nonsaving) semuanya bebas dari bunga, dan sebagai gantinya
digunakan instrumen mudharabah. Dengan demikian, Takaful Keluarga dalam
sistem dan operasionalnya benar-benar bersih dari praktik riba.
Pada asuransi Takaful Keluarga (asuransi jiwa) dengan prinsip-prinsip
syariah, implementasi system mudharabah dalam operasional PT. Asuransi
Takaful keluarga sebagai berikut :4
a. Bagi hasil dalam Deposito dan Sertifikat Deposito Bank-Bank Syariah.
b. Bagi hasil dalm penyertaan saham atau investasi syariah lainnya.
c. Bagi hasil antara peserta dan perusahaan atas hasil investasi berdasarkan
skema bagi yang diperjanjikan (dalam produk Takaful jiwa yang
mengandung unsur saving).
d. Bagi hasil atas surplus underwriting antara peserta dengan perusahaan
(dalam produk asuransi jiwa non saving).
e. Bagi hasil dalam penentuan rate premi pada produk-produk saving dan non
saving.
4
F. Laporan Keuangan PT. Asuransi Takaful Keluarga
Tabel 1
Neraca
PT. Asuransi Takaful Keluarga
Periode 2004-2008
Keterangan Tahun
2004 Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 AKTIVA Investasi
Deposito Wajib 4,600,000,000 10,500,000,000 11,000,000,000 109.831.778.500 114.715.425.000
Efek - - - 61.397.818.054 49.558.059.596
Investasi saham - - - - 31.002.160.403
Deposito Biasa 110,277,685,000 94,990,945,001 83,817,050,000 - -
Surat Berharga
Pasar Uang
2,871,878,001 25,428,069,197 58,188,977,170 - -
Obligasi 7,681,712,000 17,650,000,000 21,250,000,000 37.250.000.000 70.300.448.698
Penyertaan Langsung
14,716,747,044 15,681,068,410 24,284,330,560 30.867.067.484 -
Tanah dan
bangunan
25,808,510,482 26,308,510,482 28,497,606,487 22.931.831.487 25.216.402.000
Pembiayaan Murabahah
7,980,281,393 7,352,763,304 8,207,520,612 6.716.453.532 11.012.394.881
Pembiayaan Mudharabah
7,179,605,000 5,179,605,000 - - -
Jumlah Investasi 181,116,418,920 203,090,961,394 235.245.484.829 268.994.949.057 301.804.890.578
Kas dan Setara Kas 19,859,180,527 11,177,525,630 7,895,879,084 21.671.303.837 14.897.039.271
Aktiva Pemegang Polis Unitlink
- - - 89.746.254.669 113.781.310.100
Piutang Premi 5,924,887,972 8,490,725,414 13,197,459,405 19.148.716.139 29.715.442.776
Piutang Reasuransi 542,779,892 11,049,476,636 16,843,892,031 5.035.620.334 7.186.900.645
Piutang Lain-lain 1,448,925,904 2,837,718,842 5,455,046,230 5.603.988.566 3.198.957.544
Biaya Dibayar
Dimuka
914,385,995 2,646,142,403 5,086,652,862 5.288.526.812 3.363.604.766
Aktiva Pajak
Tangguhan
- 1,429,992,942 1,439,580,266 4.472.528.431 5.275.395.621
Jumlah aktiva
Lancar
28,690,260,290 37,391,581,867 49,918,509,878 150.966.938.788 177.691.650.723
Aktiva Tetap 19,973,086,020 20,490,221,379 19,381,156,730 18.293.382.917 17.755.996.951
Aktiva Lain-lain 425,000,000 1,001,099,458 1,801,640,863 1.382.091.796 515.676.612
Keterangan Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Kewajiban Manfaat
Polis Masa Depan
160,232,790,972 188,656,949,805 216,357,248,921 247.613.197.193 316.522.784.412
Hutang Klaim 167,399,687 1,354,055,389 752,881,878 678.189.947 981.583.234
Premi yang Belum Merupakan
Pendapatan
2,888,707,256 2,587,352,353 4,801,011,022 5.156.764.695 8.208.056.520
Estimasi Kewajiban Klaim
- 884,057,911 821,347,102 2.035.141.968 2.007.970.724
Dana Pemegang
Polis Unitlink
- - - 89.748.310.156 113.781.310.100
Jumlah Hutang
Jangka Pendek
163,288,897,915 193,482,415,458 222,732,488,924 345.231.603.959 441.501.704.990
Kewajiban Jangka
Panjang
Titipan Premi 2,517,724,169 1,289,211,022 2,108,105,668 1.185.373.857 603.000.994
Hutang Koasuransi - - 2.451.106.265 1.327.682.608 1.944.337.193
Hutang Reasuransi 384,600,376 - - - 8.232.793.980
Hutang Pajak 367,912,208 745,612,199 106,499,225 424.310.650 405.680.924
Hutang Zakat 617,500,000 209,418,896 331,253,687 444.720.641 620.459.120
Hutang Lain-lain 1,061,820,192 2,371,470,597 5,671,692,369 2.501.976.540 5.863.226.635
Kewajiban Imbalan Pasca Kerja
391,555,839 2,424,912,700 4,251,581,601 6.103.449.473 4.744.753.278
Jumlah Hutang
Jangka Panjang
5.341.112.784 7.040.625.414 14.920.238.815 11.987.513.769 22.414.252.124
Jumlah Kewajiban 168,630,010,698 200,523,040,872 237,652,727,738 357.219.118.728 463.915.957.114
Modal (Ekuitas)
Modal Saham 56,291,000,000 86,793,000,000 86,793,000,000 86.793.000.000 86.793.000.000
Modal Disetor
lainnya
30,502,168,560 168,560 168,560 168.560 168.560
Kenaikan (penurunan)Surat
Berharga yang
Belum Terealisasi
(447,005,256) (293,897,643) 595,867,321 1.516.678.484 398.677.930
Transaksi perubahan
ekitas perusahssn
asosiasi
- - - 816.33.460 3.534.911.090
nilai transaksi
restruksasi entitas
- - - 3.934.937.970 3.934.937.970
Saldo Laba (Rugi) (24,771,508,772) (24,808,447,691) (18.694.971.319) (10.642.874.644) (53.739.615.620)
Jumlah Ekuitas 61,574,654,531 61,690,823,226 68.694.064.562 82.418.243.830 33.852.257.750
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Tabel 2
Laporan Laba Rugi
PT. Asuransi Takaful Keluarga
Periode 2004-2008
Keterangan Tahun
2004
Tahun 2005
Tahun 2006
Tahun 2007
Tahun 2008
PENDAPATAN
Pendapatan Premi
Premi Bruto 107.390.245.202 123.176.375.916 138.718.161.442 249.930.714.522 323.921.072.457
Premi Reasuransi (7.464.122.069) (14.714.851.246) (24.798.923.100) (41.494.010.506)
(30.192.756.331)
Kenaikan (Penurunan) Premi yang
Belum Merupakan
Pendapatan
(1.904.180.069) 301.354.903 (2.213.658.669) (355.753.673)
(1.939.194.190)
Jumlah Pendapatan
Premi
98.021.943.064 108.762.879.573 111.705.579.672 208.080.950.343 291.789.121.936
Pendapatan Investasi 8.599.886.157 13.208.893.292 2.436.301.210 41.486.658.709 19.141.185.099
Pendapatan (Beban)
Lain-lain
413.727.795 (4.149.503.947) 721.932.748 2.487.496.121 3.741.779.099
Jumlah Pendapatan 107.035.557.016 117.822.268.918 136.791.813.630 252.055.105.173 314.672.086.134
BEBAN
Klaim dan Manfaat 50.529.597.252 64.604.465.439 67.123.650.194 107.363.772.540 110.311.992.500
Klaim Reasuransi (4.900.065.248) (12.121.600.286) (20.625.201.217) (21.322.764.511) (16.922.191.761)
Kenaikan (Penurunan)
Kewajiban Manfaat
Polis Masa Depan dan
Estimasi Kewajiban
Klaim
Kenaikan (Penurunan) Estimasi Klaim
- 884.057.911 (62.710.809) 1.213.794.866 1.011.175.395
Beban Klaim dan
Manfaat Netto
86.510.391.953 81.791.081.897 74.136.037.286 118.510.751.167 106.138.228.802
Kenaikan kewajiban
dana pemegang polis unitlink
- - - 62.723.736.569 24.032.999.994
Beban akuisisi - - - 17.535.947.585 98.892.513.378
Penurunan (kenaikan)nilai investasi unitlink
- - - - 27.064.083.688
Beban Pemasaran 7.813.228.823 6.655.192.024 14.952.845.117 3.359.420.221 3.063.114.206
Beban Administrasi
dan Umum
31.572.343.545 29.653.515.456 42.045.794.352 46.815.468.751 45.515.296.980
Jumlah Beban 125.895.964.321 118.099.789.376 131.134.676.755 248.945.324.293 304.706.236.998
BAGIAN LABA
PERUSAHAAN ASSOSIASI
916.747.044 964.321.366 603.262.150 2.031.316.130 3.670.004.009
LABA (RUGI)
SEBELUM PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK
(17.943.660.261) 686.800.908 6.260.399.025 5.141.097.010 13.635.853.145
ZAKAT (425.000.000) (53.732.768) (156.509.976) 128.527.425 (340.896.329)
PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK
763.154.248
Pajak Kini - - - - -
Pajak Tangguhan - 799.992.942 9.587.324 (3.032.948.165) -
LABA (RUGI)
BERSIH SETELAH PAJAK
G. Ratio Keuangan
Berdasarkan data-data keuangan yang telah diperoleh dan dengan
menggunakan alat ukur ratio, perkembangan kondisi keuangan perusahaan mulai
dari tahun 2004 sampai dengan 2008 , selengkapnya akan disajikan berikut ini:
1. Ratio likuiditas
Current Ratio