• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kualitas Pelayanan Perizinan Investasi Swasta Pada Dinas Perindustrian, Perdagangan Dan Penanaman Modal Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Kualitas Pelayanan Perizinan Investasi Swasta Pada Dinas Perindustrian, Perdagangan Dan Penanaman Modal Kota Medan"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

KUALITAS PELAYANAN PERIZINAN INVESTASI SWASTA PADA DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PENANAMAN MODAL

KOTA MEDAN

DISUSUN OLEH :

HARIS LOUIS KING GULTOM 040903016

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus sang Kepala Gerakan buat segala kebaikan yang penulis dapatkan selama ini. Hanyalah berkat kasih karunia dan anugerahNya semata penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof.Dr. M.Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA, selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP-USU

3. Ibu Dra.Beti Nasution MSi, selaku Sekretaris Departemen Ilmu administrasi Negara FISIP-USU.

4. Bapak Drs. Husni Thamrin MSi, selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu penulis dalam pengerjaan skripsi ini.

5. Kepada kak Mega dan kak Dian selaku Staff Edukatif Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP-USU, yang telah banyak membantu penulis dalam urusan perlengkapan administrasi.

6. Kepada orangtua saya, Bapak saya M.R.Gultom dan Ibu saya H.Ambarita, saudara-saudari saya, bang Ando, kak ellis, kak ika, dan adekku tercinta Elsa Riana Margaretha Gultom. Kalian sebagai motivator saya dalam menyelesaikan skripsi ini

(3)

8. Kepada rekan-rekan di Administrasi Negara FISIP USU (Tantri dkk), terima kasih buat dukungan dan bantuannya.

9. Kepada sahabat-sahabat GMKI FISIP USU (Rony Sibarani, Melki Naibaho, Frans silaen, Alex Sidabutar, Berkatdo, Yhonatan,) yang telah banyak membantu dalam mengerjakan skripsi ini, dan terimakasih atas tempat dan waktu yang kalian sediakan.

10.Kepada rekan-rekan Sosiologi 03 FISIP USU (Bastian, Vorta, Fery, Alex, Madan, Tobing, David, dan teman-teman lainnya yang tidak bisa saya sebut, terimah kasih buat dukungan materil dan motivasinya.

(4)

ABSTRAK

KUALITAS PELAYANAN PERIZINAN INVESTASI SWASTA PADA DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PENANAMAN MODAL KOTA MEDAN

Nama :Haris Louis King Gultom

NIM :040903016

Departemen :Ilmu Administrasi Negara

Dosen Pembimbing :Drs. Husni Thamrin Nasution, M.Si Kata Kunci :Kualitas, pelayanan publik

Pelayanan pada dasarnya dibuat untuk membentuk sebuah proses pencapaian tujuan agar berjalan dengan baik. Berarti tujuan pelayanan menjadi indikator keberhasilan dari pelayanan. Pelayanan ada yang bersifat umum atau publik dan bersifat pribadi atau privat. Pelayanan merupakan bentuk dari keutuhan sebuah negara/pemerintah. Pelayanan menjadi bukti eksistensi dari fungsi negara. Pelayanan dibuat agar proses pencapaian tujuan tidak terhambat oleh halangan yang bisa merusak atau mengganggu fungsi dari negara itu sendiri.

Pelayanan pada dasarnya bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap objek dari pelayanan. Pelayanan merupakan bentuk dari implementasi kebijakan-kebijakan dari pemerintah. Melalui proses pelayanan, kebijakan-kebikakan pemerintah yang telah disepakati diimplementasikan. Implementasi kebijakan tersebut juga bertujuan untuk menciptakan suatu kondisi yang berguna bagi dua pihak, yakni masyarakat selaku objek atau tujuan dari pelayanan dan pemerintah selaku pelaksana pelayanan.

Pelayanan yang baik/ memuaskan dan efektif efisien akan menciptakan persepsi positif dari masyarakat/objek dari pelayanan terhadap kinerja dari pemerintah. Hal ini akan menimbulkan kepercayaan terhadap pemerintah dan apresiasi, sehingga masyarakat tidak akan ragu dalam memenuhi kewajibannya dikarenakan hak nya sudah terpenuhi lewat pelayanan yang memuaskan dari pemerintah. Persepsi merupakan efek balik terhadap perilaku pemerintah yang terbentuk dalam pelayanan. Persepsi merupakan suatu penilaian terhadap pemerintah atau lembaga bersangkutan. Persepsi juga berfungsi sebagai alat evaluasi terhadap kinerja yang telah dicapai oleh pemerintah. Persepsi masyarakat membuat pemerintah bisa melihat bahwa pada dasarnya sebuah kebijakan tidak semata harus sempurna tapi mampu menarik masyarakat. Masyarakat memandang perilaku petugas pelayanan menjadi salah satu faktor yang harus diperhatikan, karena proses kontak terjadi pada saat masyarakat berurusan dengan petugas. Baik buruk dari perilaku petugas akan langsung mendapatkan respon dari masyarakat. Sedangkan jasa pelayanan yang didapatkan masyarakat cenderung menjadi faktor kedua yang harus diperhatikan.

(5)

DAFTAR ISI

B. Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Kerangka Teori ... 9

E.1 Kualitas Pelayanan ... 9

E.1.1 Kualitas ... 9

E.1.2 Pelayanan ... 11

E..1.3 Kualitas Pelayanan ... 12

E.2 Pengukuran Kualitas Pelayanan ... 12

E.3 Prosedur Permohonan Investasi Swasta ( Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman modal Asing) ... 18

E.3.1 Persetujuan Penanaman Modal ... 18

E.3.1.1 Persetujuan Penanaman Modal Dalam Negeri ... 18

E.3.1.2 Persetujuan Penanaman Modal Asing ... 20

E.3.2 Izian Usaha Tetap ( IUT) ... 22

E.4 Pelayan Perizinan Investasi Swasta. ... 23

F. Defenisi Konsep ... 29

G. Defenisi Operasional. ... 29

H. Sistematika Penulisan. ... 31

Bab II Metode Penelitian. ... 33

A. Bentuk penelitian. ... 33

B. Lokasi Penelitian. ... 33

C. Informan ... 33

D.Teknik Pengumpulan Data... 34

(6)

Bab III. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 36

A. Lokasi, Demografi dan Geografi. ... 36

A.1 Wilayah dan Pemerintahan ... 36

A.2 Infrastruktur Jalan dan Angkutan Kota ... 37

A.3 Pos dan Telekomunikasi ... 38

A.4 Kependudukan ... 38

B. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Asing Kota Medan ... 39

B.1 Secara Umum ... 39

B.2 Tugas Pokok ... 40

B.3 Fungsi ... 40

B.4 Struktur Organisasi ... 40

Bab IV Penyajian Data ... 46

Bab V Analisa Data ... 57

Kualitas Pelayanan Perizinan Investasi Swasta pada Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Asing Kota Medan ... 57

Bab VI Penutup... 87

A. Kesimpulan ... 87

(7)

ABSTRAK

KUALITAS PELAYANAN PERIZINAN INVESTASI SWASTA PADA DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PENANAMAN MODAL KOTA MEDAN

Nama :Haris Louis King Gultom

NIM :040903016

Departemen :Ilmu Administrasi Negara

Dosen Pembimbing :Drs. Husni Thamrin Nasution, M.Si Kata Kunci :Kualitas, pelayanan publik

Pelayanan pada dasarnya dibuat untuk membentuk sebuah proses pencapaian tujuan agar berjalan dengan baik. Berarti tujuan pelayanan menjadi indikator keberhasilan dari pelayanan. Pelayanan ada yang bersifat umum atau publik dan bersifat pribadi atau privat. Pelayanan merupakan bentuk dari keutuhan sebuah negara/pemerintah. Pelayanan menjadi bukti eksistensi dari fungsi negara. Pelayanan dibuat agar proses pencapaian tujuan tidak terhambat oleh halangan yang bisa merusak atau mengganggu fungsi dari negara itu sendiri.

Pelayanan pada dasarnya bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap objek dari pelayanan. Pelayanan merupakan bentuk dari implementasi kebijakan-kebijakan dari pemerintah. Melalui proses pelayanan, kebijakan-kebikakan pemerintah yang telah disepakati diimplementasikan. Implementasi kebijakan tersebut juga bertujuan untuk menciptakan suatu kondisi yang berguna bagi dua pihak, yakni masyarakat selaku objek atau tujuan dari pelayanan dan pemerintah selaku pelaksana pelayanan.

Pelayanan yang baik/ memuaskan dan efektif efisien akan menciptakan persepsi positif dari masyarakat/objek dari pelayanan terhadap kinerja dari pemerintah. Hal ini akan menimbulkan kepercayaan terhadap pemerintah dan apresiasi, sehingga masyarakat tidak akan ragu dalam memenuhi kewajibannya dikarenakan hak nya sudah terpenuhi lewat pelayanan yang memuaskan dari pemerintah. Persepsi merupakan efek balik terhadap perilaku pemerintah yang terbentuk dalam pelayanan. Persepsi merupakan suatu penilaian terhadap pemerintah atau lembaga bersangkutan. Persepsi juga berfungsi sebagai alat evaluasi terhadap kinerja yang telah dicapai oleh pemerintah. Persepsi masyarakat membuat pemerintah bisa melihat bahwa pada dasarnya sebuah kebijakan tidak semata harus sempurna tapi mampu menarik masyarakat. Masyarakat memandang perilaku petugas pelayanan menjadi salah satu faktor yang harus diperhatikan, karena proses kontak terjadi pada saat masyarakat berurusan dengan petugas. Baik buruk dari perilaku petugas akan langsung mendapatkan respon dari masyarakat. Sedangkan jasa pelayanan yang didapatkan masyarakat cenderung menjadi faktor kedua yang harus diperhatikan.

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menetapkan aspek-aspek penting tentang pemerintahan di daerah. Menurut Baharuddin Tjenreng (2005:2) aspek pemerintahan di daerah yang terpenting adalah kewenangan otonomi untuk Daerah Kabupaten dan Daerah Kota yang didasarkan pada asas desentralisasi saja, dalam wujud otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab. Kewenangan daerah yang dimaksud adalah kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(9)

penyelenggaraannya harus benar-benar sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian otonomi, yang pada dasarnya untuk memberdayakan daerah termasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang merupakan bagian utama dari tujuan nasional. Kebijakan otonomi daerah yang ditetapkan pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, mengharuskan pemerintah daerah melakukan terobosan-terobosan yang memberikan nilai positif bagi daerah itu sendiri, guna kemandirian masyarakatnya. Untuk merealisasikan maksud tersebut, bidang ekonomi merupakan salah satu hal yang harus diprioritaskan karena mengembangkan investasi dan bisnis merupakan kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan sekaligus meningkatkan penerimaan daerah untuk membiayai program pembangunan.

(10)

Pelayanan administrasi penanaman modal, dalam konteks penulisan ini adalah penanaman modal yang tunduk pada Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 jo. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1970 tentang Penanaman Modal Asing (PMA) dan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1968 jo. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1970 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang mencakup penetapan kebijakan dan rencana penanaman modal, penyediaan data potensi dan peluang usaha daerah, promosi dan kerjasama investasi atau penanaman modal, perizinan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan penanaman modal. Salah satu hal yang menjadi fokus perhatian dalam pelayanan administrasi penanaman modal adalah pelayanan perizinan investasi khususnya perizinan investasi swasta Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA). Titik berat penekanan pada investasi swasta PMA dan PMDN adalah untuk membedakannya dari investasi pemerintah ataupun investasi non profit yang dilakukan oleh masyarakat melalui yayasan. Pelayanan perizinan adalah bagian dari pelayanan publik untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya kalangan dunia usaha. Dalam rangka pemberian pelayanan tersebut pemerintah telah memberikan pedoman atas penyelenggaraan pelayanan publik sebagaimana diatur di dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 63/KEP/M.PAN/2003, tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Pelayanan publik itu sendiri pada hakekatnya adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat.

(11)

1. Memenuhi standar waktu, tempat, biaya, kualitas dan prosedur yang ditetapkan untuk penyelesaian setiap tugas dalam pemberian pelayanan.

2. Memuaskan pelanggan artinya bahwa setiap keinginan orang yang menerima pelayanan merasa puas, berkualitas dan tepat waktu dan biaya terjangkau.

Berikut unsur –unsur dari pelayanan prima :

1. PENAMPILAN. Personal dan fisik sebagaimana layanan kantor depan (resepsionis) memerlukan persyaratan seperti : wajah harus menawan, badan harus tegap / tidak cacat, tutur bahasa menarik, familiar dalam perilaku, penampilan penuh percaya diri, busana harus menarik

2. TEPAT WAKTU & JANJI. Secara utuh dan prima petugas pelayanan dalam menyampaikan perlu diperhitungkan janji yang disampaikan kepada pelanggan bukan sebaliknya selalu ingkar janji. Demikian juga waktu jika mengutarakan 2 hari selesai harus betul-betul dapat memenuhinya.

3. KESEDIAAN MELAYANI. Sebagaimana fungsi dan wewenang harus melayani kepada para pelanggan, konsekuensi logis petugas harus benar-benar bersedia melayani kepada para pelanggan.

4. PENGETAHUAN DAN KEAHLIAN. Sebagai syarat untuk melayani dengan baik, petugas harus mempunyai pengetahuan dan keahlian. Disini petugas pelayanan harus memiliki tingkat pendidikan tertentu dan pelatihan tertentu yang disyaratkan dalam jabatan serta memiliki pengalaman yang luas dibidangnya.

(12)

adanya keramahtamahan yang standar dalam melayani, sabar, tidak egois dan santun dalam bertutur kepada pelanggan.

6. KEJUJURAN DAN KEPERCAYAAN. Pelayanan ini oleh pengguna jasa dapat dipergunakan berbagai aspek, maka dalam penyelenggaraannya harus transparan dari aspek kejujuran, jujur dalam bentuk aturan, jujur dalam pembiayaan dan jujur dalam penyelesaian waktunya. Dari aspek kejujuran ini petugas pelayanan tersebut dapat dikategorikan sebaga pelayanan yang dipercaya dari segi sikapnya, dapat dipercaya dari tutur katanya, dapat dipercaya dalam menyelesaikan akhir pelayanan sehingga otomatis pelanggan merasa puas. Unsur pelayanan prima dapat ditambah unsur yang lain.

7. KEPASTIAN HUKUM. Secara sadar bahwa hasil pelayanan terhadap masyarakat yang berupa surat keputusan, harus mempunyai legitimasi atau mempunyai kepastian hukum. Bila setiap hasil yang tidak mempunyai kepastian hukum jelas akan mempengaruhi sikap masyarakat, misalnya pengurusan KTP, KK dllbila ditemukan cacat hukum akan mempengaruhi kredibilitas instansi yang mengeluarkan surat legitimasi tersebut.

8. KETERBUKAAN. Secara pasti bahwa setiap urusan / kegiatan yang memperlakukan ijin, maka ketentuan keterbukaan perlu ditegakan. Keterbukaan itu akan mempengaruhi unsur-unsur kesederhanaan, kejelasan informasi kepada masyarakat.

9. EFISIEN. Dari setiap pelayanan dalam berbagai urusan, tuntutan masyarakat adalah efisiensi dan efektifitas dari berbagai aspek sumber daya sehingga menghasilkan biaya yang murah, waktu yang singkat dan tepat serta hasil kualitas yang tinggi. Dengan demikian efisiensi dan efektifitas merupakan tuntutan yang harus diwujudkan dan perlu diperhatikan secara serius.

(13)

dan pengeluaran biaya harus transparan dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

11. TIDAK RASIAL. Pengurusan pelayanan dilarang membeda-bedakan kesukuan, agama, aliran dan politik dengan demikian segala urusan harus memenuhi jangkauan yang luas dan merata.

12. KESEDERHANAAN. Prosedur dan tata cara pelayanan kepada masyarakat untuk diperhatikan kemudahan, tidak berbelit-belit dalam pelaksanaan.

Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Penanaman Modal Kota Medan, merupakan unit kerja Pemerintah Daerah Kota Medan yang mempunyai tugas dan tanggung jawab di bidang pelayanan administrasi penanaman modal di Kota Medan, khususnya untuk pelayanan perizinan investasi swasta Penanaman Modal Dalam negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) harus mampu memberikan pelayanan terbaik bagi investor yang bermaksud menanamkan modalnya, sesuai dengan Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal yang termuat dalam Surat Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Nomor : 57/SK/2004 jo. Nomor : 70/SK/2004, yaitu tentang Pedoman dan Tata Cara Persetujuan Penanaman Modal. Ini merupakan usaha untuk memberikan pelayanan prima kepada investor mengingat semakin besarnya tantangan ke depan dalam menarik investasi. Pelayanan prima tersebut dapat tercermin dari, adanya transparansi dalam pemberian pelayanan, pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan, pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan, dan pelayanan yang tidak membeda-bedakan suku, agama, ras, dan lain-lain.

(14)

dibutuhkan, setelah investor mengisi formulir aplikasi dan melampirkan dengan semua persyaratan yang dibutuhkan, lalu investor mengisi formulir Check List Self Assesment, setelah itu petugas melakukan penelitian untuk memperoleh pembenaran dan memberikan tanda terima aplikasi, apabila ada kekurangan data maka aplikasi akan dikembalikan kepada investor dengan catatan apa saja kekurangannya, kemudian apabila aplikasi yang diajukan telah lengkap maka akan diproses perizinan investasinya.

Dalam usaha peningkatan mutu pelayanan publik, setiap instansi diharapkan mampu menjamin keleluasaan dan kepercayaan dari masyarakat terhadap kinerja setiap instansi tersebut. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah bagaimana , apa kiat-kiat yang harus dilakukan untuk keberhasilan sebuah pelayanan pulik.

Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Asing Kota Medan adalah salah satu dari berbagai instansi pemerintah yang berusaha memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan disini adalah pelayanan dalam pembuatan surat izin usaha investasi swasta. Kemampuan setiap segawai dan aparatur pemerintah yang ada dikantor tersebut sangat mempengaruhi sebuah pelayann publik, bagaimana para pegawai mampu menciptakan suatu pelayanan publik yang baik dengan ketersediaan peralatan dan perlengkapan yang ada dikantor tersebut? lalu bagaimana prosesnya sehingga semua dapat terjadi?

Berdasarkan Penjelasan diatas, maka penulis termotivasi untuk melakukan penelitian secara mendalam tentang pelayanan yang diberikan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kota Medan, dengan judul “Kualitas Pelayanan Perizinan Investasi Swasta Pada Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman

(15)

B. Perumusan Masalah

Untuk mempermudah penelitian ini nantinya dan agar penelitian ini memiliki arah yang jelas dalam menginterpretasikan fakta dan data kedalam penulisan skripsi, maka terlebih dahulu dirumuskan permasalahan yang akan diteliti.

Bertolak dari latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : ”Bagaimanakah kualitas pelayanan perizinan investasi swasta pada Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kota Medan?“

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

a. Mendeskripsikan kualitas pelayanan Pembuatan surat izin investasi swasta yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Penanaman Modal Kota Medan

b. Untuk mengetahui apakah pelayanan yang diberikan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Asing kota Medan sudah memenuhi standar pelayanan.

D. Manfaat Penelitian

Dengan Dilakukannya kegiatan penelitian ini tentunya akan memberikan manfaat bagi sipenulis maupun pihak lain yang memerlukannya. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

(16)

b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan/evaluasi khusus bagi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Asing kota Medan

c. Secara akademis, penelitian ini diharapkan bisa memperkaya khasanah ilmiah dalam penelitian ilmu sosial khususnya bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

E. Kerangka Teori

Sebagai landasan berfikir dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah yang ada, perlu adanya pedoman teoritis yang dapat membantu dan sebagai bahan referensi dalam penelitian.

E.1. Kualitas Pelayanan E.1.1. Kualitas

Upaya pemerintah untuk memberikan pelayanan publik yang optimal menjadi sangat penting untuk dilakukan. Pelayanan publik harus memperoleh perhatian dan penanganan yang sungguh-sungguh karena merupakan tugas dan fungsi yang melekat pada setiap aparatur pemerintah. Tingkat kualitas kinerja pelayanan publik memiliki dampak yang luas dalam berbagai aspek kehidupan, terutama untuk mencapai tingkat kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, upaya penyempurnaan pelayanan publik harus dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan dan dilaksanakan oleh seluruh jajaran aparatur pemerintah baik di pusat maupun di daerah.

Istilah kualitas menurut Crosby (dalam Nasution, 2001:16) merupakan Conformance to Requirement, yaitu sesuai dengan yang di syaratkan atau di standarkan.

(17)

kesesuaian dengan kebutuhan sepenuhnya. Suatu produk dikatakan berkualitas apabila dapat memberikan kepuasan sepenuhnya pada konsumen, yaitu sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen atas suatu produk.

Dalam pandangan lain, Tjiptono (1996:51) mengemukakan konsep kualitas sebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk yang terdiri atas kualitas desain dan kualitas kesesuaian yang memuaskan konsumen. Tjiptono (1997:129) berpendapat bahwa keunggulan suatu produk jasa adalah tergantung dari keunikan serta kualitas yang diperlihatkan oleh jasa tersebut, apakah sudah sesuai dengan harapan konsumen sebab kepuasan konsumen sangat tergantung pada kualitas suatu produk serta kualitas pelayanan yang diberikan oleh pengelolanya.

Garvin (dalam Nasution, 2001:16) mengatakan bahwa kualitas adalah kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa manusia atau tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen. Dengan demikian mutu adalah kondisi dinamis yang bisa menghasilkan pelayanan yang lebih baik, lebih murah, lebih cepat, lengkap dan tuntas. Dengan kata lain jika suatu produk, jasa atau proses yang dihasilkan tidak memenuhi harapan pelanggan berarti produk, jasa atau proses itu kurang bermutu. Maka pelayanan kepada pelanggan dikatakan bermutu bila memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Sejalan dengan itu dikatakan pula bahwa pengertian mutu dapat diartikan sebagai hasil kinerja untuk suatu proses pekerjaan yang sesuai standar sebagaimana diharapkan oleh pelanggan.

(18)

panjang ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan pelanggan serta kebutuhan mereka.

E.1.2. Pelayanan

Menurut Hodges (dalam Sutarto, 2002:123) secara etimologis, kata pelayanan berasal dari kata melayani, yang berarti orang yang pekerjaannya melayani kepentingan dan kemauan orang lain.

Selanjutnya menurut Sinambela (2007:5) dalam Kepmenpan No.63/KEP/M.PAN/7/2003, dikatakan bahwa pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima layanan maupun pelaksanaan ketentuan perundang-undangan. Beberapa unsur yang terkandung dalam pengertian pelayanan yaitu :

a.) Pelayanan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh suatu badan lembaga atau aparat pemerintah maupun swasta.

b.) Objek yang dilayani adalah masyarakat (publik) berdasarkan kebutuhannya c.) Bentuk pelayanan yang diberikan berupa barang atau jasa

d.) Ada aturan atau sistem dan tata cara yang jelas dalam pelaksanaannya.

Menurut Komaruddin (1993:448), bahwa pelayanan adalah alat-alat pemuas kebutuhan yang tidak berwujud atau prestasi yang dilakukan atau dikorbankan untuk memuaskan permintaan dan kebutuhan konsumen.

Lebih jauh dikemukakan oleh Daviddow dan Uttal (dalam Lukman, 2001:5) bahwa pelayanan merupakan usaha apa saja yang mempertingi kepuasan pelanggan (whatever enhances customer satisfaction).

(19)

kebutuhan seseorang atau kelompok orang. Obyek yang dilayani adalah masyarakat yang terdiri dari individu, golongan, dan organisasi (sekelompok orang anggota organisasi).

E.1.3. Kualitas Pelayanan

Menurut Sianipar (1999:32) kualitas pelayanan difokuskan kepada cara penyerahan dan pada saat penggunaan sejauhmana dapat memenuhi ketentuan-ketentuan dasar desain atau kesepakatan serta waktu pemeliharaan dan perbaikan. Kualitas jasa atau pelayanan berpusat pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketetapan pengabdiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan.

Menurut Wyekof (dalam Tjiptono, 1997:59) kualitas jasa atau pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Dengan kata lain ada 2 (dua) faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa atau pelayanan yaitu pelayanan yang diharapkan, dan pelayanan yang dipersepsikan.

Dengan memiliki kualitas pelayanan yang baik maka pada akhirnya timbul kesesuaian antara harapan konsumen dengan kinerja yang dirasakan. Layanan yang baik menjadi dambaan setiap orang yang berurusan dengan badan / instansi yang bertugas melayani masyarakat.

E.2. Pengukuran Kualitas Pelayanan

(20)

Kualitas pelayanan merupakan salah satu indikator dalam mengukur efektifitas kinerja organisasi baik swasta maupun publik.

Menurut Vincent Gasperz (dalam Sianipar, 1999:18-19) ada 10 (sepuluh) dimensi yang harus diperhatikan dalam perbaikan kualitas jasa atau pelayanan :

a. Kepastian waktu pelayanan. Ketepatan waktu yang diharapkan berkaitan dengan waktu proses atau penyelesaian, pengiriman, penyerahan, pemberian jaminan atau garansi dan menanggapi keluhan.

b. Akurasi pelayanan. Hal ini berkaitan dengan realibilitas pelayanan, bebas dari kesalahan.

c. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan. Personil yang berada pada garis depan yang berinteraksi langsung dengan pelanggan eksternal harus dapat memberikan sentuhan pribadi yang menyenangkan yang tercermin melalui penampilan pribadi, bahasa tubuh, tutur kata, dan sopan santun

d. Tanggung jawab. Bertanggung jawab dalam penerimaan pesan atau permintaan dan penanganan keluhan masyarakat.

e. Kelengkapan. Kelengkapan pelayanan menyangkut lingkup pelayanan, ketersediaan prasarana pendukung dan pelayanan komplementer.

f. Kemudahan mendapatkan pelayanan. Hal ini berkaitan dengan banyaknya outlet petugas yang melayani dan fasilitas pendukung.

g. Variasi model pelayanan. Hal ini berkaitan dengan inovasi untuk memberikan pola-pola baru pelayanan.

(21)

i. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan. Kenyamanan memperoleh pelayanan berkaitan dengan tempat pelayanan, kemudahan, ketersediaan data dan petunjuk.

j. Atribut pendukung pelayanan.

Moenir (2000:47), mengatakan bahwa pelayanan adalah kunci keberhasilan dalam berbagai usaha atau kegiatan yang bersifat jasa. Dalam hal ini perannya akan lebih besar dan bersifat menentukan manakala dalam kegiatan-kegiatan jasa di masyarakat terdapat kompetisi atau persaingan dalam usaha merebut pelanggan. Garvin (dalam Nasution, 2001:17) mengemukakan 5 (lima) macam perspektif yang digunakan untuk mewujudkan kualitas suatu produk:

a. Transcendental Approach, dalam pendekatan ini kualitas dapat dirasakan atau diketahui, tetapi sulit untuk dioperasionalisasikan. Sudut pandang ini biasanya diterapkan dalam dunia seni.

b. Product-Based Approach, menganggap bahwa kualitas sebagai karakteristik atau atribut yang dapat dikuantifikasikan dan dapat diukur

c. User-Based Approach, didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang yang menggunakannya dan produk yang paling memuaskan preferensi seseorang merupakan produk yang berkualitas paling tinggi.

d. Manufacturing-Based Approach, memperhatikan praktek-praktek perekayasaan dan pemanufakturan, serta mendefenisikan kualitas sebagai kesesuaian atau sama dengan persyaratan.

(22)

kualitas paling tinggi belum tentu produk yang paling bernilai. Akan tetapi, yang paling bernilai adalah barang dan jasa yang tepat dibeli.

Christoper (dalam Sianipar, 1999:6) mengatakan pelayanan pelanggan (masyarakat yang menjadi sasaran pelayanan) yang berkesinambungan antara waktu pemesanan dan waktu barang dan jasa diterima, digunakan dengan tujuan memuaskan pelanggan dalam jangka waktu yang panjang.

Menurut Granroos (dalam Sutopo, 2002:11) ada 6 (enam) kriteria untuk menilai kualitas pelayanan yang baik, yaitu :

a. Profesionalisme dan Ketrampilan.

Para pelanggan menyadari bahwa pemberi pelayanan dan para petugas memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memecahkan masalah secara profesionalisme.

b. Sikap dan Perilaku

Para pelanggan merasakan bahwa para petugas pelayanan memperhatikan dan tertarik untuk memecahkan masalah secara spontan dan ramah.

c. Aksesibilitas dan Fleksibilitas

Para pelanggan merasakan bahwa pemberi pelayanan, lokasinya, waktu, kegiatan para pegawai dan sistem operasionalnya dirancang dan beroperasi dengan baik, sehingga mudah memiliki akses kepada konsumen, dan kesemuanya dipersiapkan agar sesuai dengan permintaan dan keinginan pelanggan.

d. Reliabilitas dan Kepercayaan

(23)

e. Perbaikan

Para pelanggan menyadari apabila ada kesalahan, dan terjadi hal-hal tidak diperhitungkan sebelumnya, maka pihak pemberi pelayanan akan segera mengambil tindakan untuk mengatasi permasalahan.

f. Reputasi dan Kredibilitas

Para pelanggan percaya bahwa kegiatan-kegiatan yang dilakukan para pemberi pelayanan dapat dipercaya dan berusaha memiliki kinerja yang baik.

Jika suatu organisasi ingin berkualitas, maka apa yang ingin dilakukan oleh sebuah organisasi perlu disesuaikan dengan kebutuhan anggota organisasinya dan masyarakat luas sebagai pengguna jasa. Apa yang menjadi tujuan, minat, dari karyawan dan apa yang masyarakat inginkan seharusnya merupakan feedback pada sebuah organisasi.

Dimensi-dimensi jasa yang digunakan oleh pelanggan dalam mengevaluasi jasa, seperti yang dikemukakan oleh Zeithaml, Berry, dan Parasuraman (dalam Nasution 2001:18) adalah sebagai berikut:

a. Bukti langsung (Tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi.

b. Keandalan (Reliability), yakni kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan.

c. Daya tanggap (Responsiveness), yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.

(24)

e. Empati, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para pelanggan.

Kualitas menurut Kottler harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan (dalam Tjiptono 1997:61) hal ini berarti bahwa citra kualitas yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang atau persepsi pihak penyedia jasa, melainkan sudut pandang atau persepsi pelanggan. Pelangganlah yang mengkonsumsi dan menikmati jasa perusahaan sehingga merekalah yang seharusnya menentukan kualitas jasa.

Sebagai pihak yang ingin memperoleh pelayanan yang baik dan memuaskan maka perwujudan pelayanan menurut Moenir (2000:41) yang didambakan adalah :

a. Adanya kemudahan dalam kepentingan dan pelayanan yang cepat dalam arti tanpa hambatan yang kadang-kadang dibuat-buat.

b. Memperoleh pelayanan secara wajar tanpa gerutu, sindiran, atau kata-kata lain yang nadanya mengarah pada permintaan sesuatu baik dengan alasan untuk dinas atau alasan untuk kesejahteraan.

c. Mendapat perlakuan yang sama dalam pelayanan terhadap kepentingan yang sama, tertib, dan tidak pandang bulu.

d. Pelayanan yang jujur. Terus terang apabila ada hambatan karena sesuatu masalah yang tidak dapat dihindarkan hendaknya diberitahukan sehingga orang tidak menunggu sesuatu yang tidak menentu.

(25)

dan Pelatihan Badan Koordinasi Penanaman Modal, Pelayanan Perizinan Penanaman Modal (2006:6) paling tidak terdiri dari:

a. Prosedur Pelayanan. Yaitu prosedur yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan.

b. Waktu Penyelesaian. Yaitu waktu yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan.

c. Biaya Pelayanan. Yaitu biaya atau tarif pelayanan yang ditetapkan dalam proses pemberian pelayanan.

d. Sarana dan Prasarana. Yaitu penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggara pelayanan.

e. Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan. Yaitu pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang dibutuhkan.

E.3. Prosedur Permohonan Investasi Swasta (Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing)

E.3.1. Persetujuan Penanaman Modal E.3.1.1. Persetujuan PMDN

Permohonan Baru dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dapat diajukan oleh Perseroan Terbatas (PT), Commanditaire Vennootschap (CV), Firma (Fa), Koperasi, BUMN, BUMD, atau Perorangan dalam 2 (dua) rangkap menggunakan formulir Model I/PMDN dengan melampirkan:

a.) Bukti diri pemohon

• Rekaman Akta Pendirian Perusahaan dan Perubahannya bagi PT,

BUMN/BUMD, CV, FA.

(26)

• Rekaman Kartu Tanda Penduduk (KTP) bagi perorangan.

b.) Surat kuasa dari yang berhak apabila penandatanganan bukan pemohon sendiri c.) Rekaman Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

d.) Uraian rencana kegiatan

• Uraian proses produksi yang dilengkapi dengan alir proses, serta mencantumkan

proses produksi dan jenis barang dari bahan (bahan baku/bahan penolong) bagi industri pengolahan, atau

• Uraian kegiatan usaha bagi kegiatan di bidang jasa.

e.) Rekomendasi sektoral

• Rekomendasi/penetapan izin prinsip sesuai ketentuan sektoral tertentu.

• Khusus sektor pertambangan yang merupakan kegiatan ektraksi, sektor energi,

sektor perkebunan kelapa sawit, karet, dan sektor perikanan harus dilengkapi rekomendasi dari instansi yang bersangkutan.

• Khusus untuk bidang usaha pengolahan hasil perkebunan kelapa sawit dan

perkebunan karet yang bahan bakunya tidak berasal dari kebun sendiri, harus dilengkapi dengan jaminan bahan baku dari pihak lain yang diketahui oleh Dinas Perkebunan Kabupaten/Kota setempat.

f.) Bagi bidang usaha yang dipersyaratkan kemitraan

• Kesepakatan/perjanjian kerjasama tertulis mengenai kesepakatan bermitra

dengan usaha kecil, yang antara lain memuat nama dan alamat masing-masing pihak, pola kemitraan yang akan digunakan, hak dan kewajiban masing-masing pihak, dan bentuk pembinaan yang diberikan kepada pengusaha kecil.

• Akta Pendirian dan perubahannya atau risalah RUPS mengenai penyertaan

(27)

g.) Surat pernyataan diatas materai dari usaha kecil yang menerangkan bahwa yang bersangkutan memenuhi kriteria usaha kecil sesuai Undang-undang No 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil.

Persetujuan atas permohonan penanaman modal diterbitkan dalam bentuk Surat Persetujuan Penanaman Modal Dalam Negeri (SP PMDN) selambat-lambatnya 10 hari kerja sejak diterima lengkap, kecuali bidang-bidang usaha yang memerlukan konsultasi dengan Departemen Teknis terkait. Tembusan SP PMDN disampaikan kepada Instansi terkait dan Gubernur/Bupati/Walikota.

E.3.1.2. Persetujuan PMA

Permohonan persetujuan Penanaman Modal Asing (PMA) dapat diajukan oleh Warga Negara Asing, Badan Hukum Asing, Perusahaan PMA, atau bersama dengan Warga Negara Indonesia atau Badan Hukum Indonesia dalam 2 (dua) rangkap menggunakan formulir Model I/PMA. Lampiran kelengkapan data PMA sama dengan kelengkapan data permohonan PMDN namun ada tambahan data berupa : a.) Bukti diri pemohon

• Peserta Asing, Rekaman Article of Association (untuk perusahaan) dalam

Bahasa Inggris atau Indonesia, atau Paspor yang masih berlaku untuk peserta asing perorangan lengkap dengan lembaran yang kosong.

• Peserta Indonesia (apabila ada), Rekaman Akta Pendirian dan Perubahannya

serta Pengesahan Menteri Hukum dan HAM, atau Rekaman Anggaran Dasar/Rumah Tangga (untuk Koperasi), atau Rekaman KTP yang masih berlaku (untuk perorangan).

(28)

c.) Rekaman Nomor Wajib Pajak (NPWP) yang terbaru (hanya untuk peserta Indonesia dan PT. PMA yang telah ada di Indonesia)

d.) Uraian rencana kegiatan

• Uraian proses produksi yang dilengkapi dengan alir proses, serta mencantumkan

proses produksi dan jenis barang dari bahan (bahan baku/bahan penolong) bagi industri pengolahan, atau

• Uraian kegiatan usaha bagi kegiatan di bidang jasa.

e.) Rekomendasi sektoral

• Rekomendasi/penetapan izin prinsip sesuai ketentuan sektoral tertentu.

• Khusus sektor pertambangan yang merupakan kegiatan ektraksi, sektor energi,

sektor perkebunan kelapa sawit, karet, dan sektor perikanan harus dilengkapi rekomendasi dari instansi yang bersangkutan.

• Khusus untuk bidang usaha pengolahan hasil perkebunan kelapa sawit dan

perkebunan karet yang bahan bakunya tidak berasal dari kebun sendiri, harus dilengkapi dengan jaminan bahan baku dari pihak lain yang diketahui oleh Dinas Perkebunan Kabupaten/Kota setempat.

f.) Bagi bidang usaha yang dipersyaratkan kemitraan

• Kesepakatan/perjanjian kerjasama tertulis mengenai kesepakatan bermitra

dengan usaha kecil, yang antara lain memuat nama dan alamat masing-masing pihak, pola kemitraan yang akan digunakan, hak dan kewajiban masing-masing pihak, dan bentuk pembinaan yang diberikan kepada pengusaha kecil.

• Akta Pendirian dan perubahannya atau risalah RUPS mengenai penyertaan

(29)

g.) Surat pernyataan diatas materai dari usaha kecil yang menerangkan bahwa yang bersangkutan memenuhi kriteria usaha kecil sesuai Undang-undang No 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil.

Persetujuan atas permohonan penanaman modal diterbitkan dalam bentuk Surat Persetujuan Penanaman Modal Asing (SP PMA) selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja sejak diterima lengkap, kecuali bidang-bidang usaha yang memerlukan konsultasi dengan Departemen Teknis terkait. Tembusan SP PMA disampaikan kepada Instansi terkait, Gubernur/Bupati/Walikota serta Kepala Perwakilan RI di Negara dan Kedutaan Besar Asing yang bersangkutan.

E.3.2. Izin Usaha Tetap (IUT)

Perusahaan penanaman modal diluar dan dalam Kawasan Berikat wajib memiliki Izin Usaha/Izin Usaha Tetap untuk dapat memulai pelaksanaan kegiatan operasi / produksi. Permohonan diajukan dalam 2 (dua) rangkap dengan menggunakan formulir IUT, dengan melampirkan :

1. Rekaman Akta Pendirian Perusahaan dan perubahannya, yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM.

2. Rekaman Bukti Kepemilikan Tanah atau perjanjian sewa menyewa bagi tanahnya yang disewa.

3. Rekaman Izin Mendirikan Bangunan atau perjanjian sewa menyewa bangunan bagi yang menyewa bangunan atau gedung.

4. Rekaman Izin Undang-Undang Gangguan/HO 5. Rekaman Dokumen AMDAL/UKL-UPL/SPPL. 6. Rekaman LKPM semester terakhir.

(30)

8. Rekaman SP PMDN / SP PMA beserta perubahannya

9. Surat kuasa jika yang mengajukan bukan direktur (atau yang berhak)

Untuk bidang usaha tertentu harus memperhatikan ketentuan sektor terkait beserta persyaratan izin lainnya (misalnya : untuk angkutan udara harus ada AOC (Air Operation Clearence), Titik Koordinat untuk usaha penangkapan ikan dari Departemen Kelautan dan Perikanan, dll)

Penerbitan persetujuan Izin Usaha Tetap dikeluarkan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja sejak diterimanya permohonan yang lengkap dan berlaku selama perusahaan berproduksi bagi perusahaan PMDN, dan selama 30 (tiga puluh) tahun bagi perusahaan PMA sejak produksi dimulai. Tembusannya disampaikan kepada pejabat-pejabat instansi terkait sesuai SP PMDN/PMA.

Strategi pelayanan investasi Penanaman Modal Dalam negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) yaitu dengan meningkatkan mutu pelayanan administrasi khususnya perizinan secara prima, konduktif, dan berorientasi pasar, reformasi perizinan melalui peningkatan efisiensi dan penyajian lebih banyak pilihan pelayanan, kemudian juga dengan merubah sikap dan cara aparatur dalam memberikan pelayanan kepada pelaku bisnis untuk lebih ramah dan lebih profesional.

E.4. Pelayanan Perizinan Investasi Swasta

(31)

pula oleh Moenir (2000:6), bahwa pelayanan umum tidak terlepas dari kepentingan umum, yakni kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan alasan faktor materiil melalui sistem, prosedur, metode tertentu dalam rangka usaha memenuhi kepentingan orang lain sesuai haknya. Pelayanan masyarakat adalah segala bentuk pelayanan sektor publik yang dilakukan oleh aparatur pemerintah, termasuk pelaku bisnis, BUMN, BUMD dalam bentuk barang dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik bahwa pengertian Pelayanan Publik, hakekatnya adalah Pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat.

Penerima pelayanan publik tersebut adalah orang, masyarakat, instansi pemerintah dan badan hukum, sementara pemberi pelayanan publik adalah pejabat atau pegawai instansi pemerintah yang melaksanakan tugas dan fungsinya.

Dengan demikian pelayanan perizinan yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kota Medan untuk investasi swasta, merupakan bagian dari pelayanan publik itu sendiri, dimana pelayanan yang diselenggarakan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan perizinan investasi swasta di Kota Medan khususnya para penanam modal swasta sesuai ketentuan peraturan yang berlaku.

(32)

Investasi dalam pengertian luas adalah suatu usaha dan pengorbanan untuk menghasilkan kemanfaatan yang lebih besar sebagai imbalan dari usaha dan pengorbanan tersebut (Pusat Penelitian dan Pelatihan BKPM 2006:4). Dalam perhitungan pendapatan nasional dan statistik, pengertian investasi adalah seluruh nilai pembelian para pengusaha atas barang-barang modal dan pembelanjaan untuk mendirikan industri dan pertambahan dalam nilai stok barang perusahaan, yang berupa bahan mentah, barang belum diproses dan barang jadi.

Suatu investasi akan dijalankan bila pendapatan dari investasi lebih besar dari tingkat bunga, dan investasi dalam suatu barang modal adalah menguntungkan jika biaya ditambah bunga lebih kecil dari pada hasil pendapatan yang diharapkan dari investasi tersebut. Para pelaku investasi adalah pemerintah, swasta, dan kerjasama pemerintah dan swasta. Investasi pemerintah pada umumnya dilakukan bukan untuk mencari keuntungan tetapi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (nasional), seperti jaringan jalan raya, taman-taman umum dan sebagainya. Swasta tidak tertarik pada jenis investasi ini, karena memerlukan biaya besar dan tidak memberikan keuntungan secara langsung, melainkan secara berangsur-angsur dalam jangka waktu lama. Swasta lebih tertarik pada jenis investasi yang ditujukan untuk memperoleh laba, yang biasanya didorong oleh adanya pertambahan pendapatan.

(33)

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), adalah penggunaan dari bagian kekayaan masyarakat Indonesia termasuk hak-hak dan benda-benda, baik yang dimiliki oleh Negara, maupun Swasta nasional atau asing yang berdomisili di Indonesia untuk menjalankan usaha baik secara langsung atau tidak langsung.

Modal Dalam Negeri yaitu penggunaan dari bagian kekayaan masyarakat Indonesia, termasuk hak-hak dan benda-benda baik yang dimiliki oleh Negara maupun Swasta nasional atau asing yang berdomisili di Indonesia.

Penanaman Modal Asing (PMA) hanya meliputi penanaman modal secara langsung yang dilakukan berdasarkan ketentuan Undang-Undang, untuk menjalankan perusahaan di Indonesia. Pemilik modal secara langsung menanggung resiko atas penanaman modal tersebut.

Modal Asing yaitu alat pembayaran Luar Negeri yang tidak merupakan kekayaan devisa Indonesia yang dengan persetujuan Pemerintah digunakan untuk pembiayaan perusahaan di Indonesia. Alat-alat untuk perusahaan termasuk bahan-bahan atau penemuan-penemuan baru milik orang asing dan bahan-bahan yang dimasukkan dari luar negeri ke dalam wilayah Indonesia selama alat-alat tersebut tidak dibiayai dari bagian kekayaan devisa Indonesia.

Dalam rangka memberikan pelayanan perizinan penanaman modal PMDN dan PMA, pola yang digunakan adalah pelayanan langsung kepada penanaman modal / investor yang mengajukan aplikasi melalui Front Office (FO) dan Back Office (BO). Selain itu juga digunakan pola tidak langsung melalui pengiriman aplikasi via pos dan pemantauan perkembangan persetujuan melalui web-site.

a. Pola Pelayanan Langsung

(34)

transparansi pelayanan perizinan telah dipublikasi melalui papan pengumuman dan web-site, tentang:

• Alur proses pengajuan aplikasi

• Persyaratan aplikasi

• Bidang usaha yang memerlukan persyaratan khusus / teknis • Bidang usaha yang perlu rekomendasi

• Bidang usaha yang kepemilikan saham asingnya dibatasi.

Dengan memperhatikan persyaratan tersebut diatas para pengusaha dapat mempersiapkan aplikasinya secara cepat dan benar.

(35)

lengkap tersebut oleh petugas dilakukan pemasukan / entre data dalam sistem berkas lulus verifikasi.

Berkas aplikasi yang dinyatakan lengkap tersebut diteruskan kepada petugas Back Office untuk diproses penyiapan konsep surat persetujuannya. Prinsipnya aplikasi yang diberikan tanda pembenaran oleh FO dan diproses oleh BO tidak diperkenankan lagi surat menyurat Kelengkapan Data (KD).

b. Pola Pelayanan Tidak langsung

Pelayanan tidak langsung ini maksudnya setiap penyampaian aplikasi penanaman modal tidak disampaikan secara langsung oleh pengusaha namun dapat melalui jasa kurir seperti kantor pos atau facsimile sehingga pengusaha tidak perlu datang sendiri. Dengan cara ini setiap aplikasi yang diterima melalui pos atau facsimile harus diteruskan kepada petugas FO untuk diperiksa dan diverifikasi atas data yang disampaikan dalam aplikasi. Dalam memproses penyelesaian aplikasi apabila terdapat ketidaklengkapan data maka petugas FO langsung memberitahu pengusaha melalui surat atau facsimile.

(36)

F. Defenisi Konsep

Menurut Masri Singarimbun (1995 : 33) konsep adalah istilah atau defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat ilmu sosial.

Untuk memberikan batasan-batasan yang lebih jelas dari masing-masing konsep guna menghindari adanya salah pengertian, maka defenisi konsep yang dipakai dalam penelitian ini sesuai dengan kerangka teoritis yang telah dikemukakan diatas, maka konsep operasional tersebut adalah :

1. Pelayanan publik adalah pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang memepunyai kepentingan pada organisasi itu sendiri dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.

2. Kualitas pelayanan publik adalah hasil akumulasi dari pelanggan berupa kepuasan dan mutu yang dihasilkan dari pelayanan yang diberikan oleh aparat pemerintah.

3. Pengukuran kualitas pelayanan adalah penilaian atas sejauh mana suatu jasa sesuai dengan apa yang seharusnya diberikan atau disampaikan.

G. Defenisi Operasional

(37)

sebagai penunjang untuk analisis variabel-variabel tersebut (Singarimbun dan Sofyan, 1995 : 46).

Konsep operasional adalah semacam petunjuk pelaksana bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Konsep operasional merupakan uraian dari konsep yang sudah dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator sehingga akan lebih memudahkan operasionalisasi dari suatu penelitian.

Berikut ini adalah indikator dari penelitian ini:

a. Kriteria penyelenggaraan pelayanan publik yang baik, sesuai Kepmenpan No. 25 Tahun 2004, tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah, antara lain meliputi:

a. Kesederhanaan, maksudnya prosedur atau tata cara pelayanan umum secara mudah, lancar, cepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan dilaksanakan b. Kejelasan wewenang dan tanggungjawab petugas pelayanan, maksudnya ada kejelasan dan kepastian mengenai prosedur, baik secara teknis maupun secara administrasi , rincian biaya, jadwal umum, hak dan kewajiban bagi pemberi dan penerima pelayanan.

c. Kesesuaian persyaratan pelayanan d. Kedisiplinan petugas pelayanan e. Kejelasan petugas pelayanan

f. Keahlian dan keterampilan petugas pelayanan g. Kepastian jadwal pelayanan dan ketepatan waktu h. Kecepatan Pelayanan

i. Keadilan mendapatkan pelayanan j. Kesopanan dan keramahan petugas

(38)

l. Kejujuran petugas pelayanan

m. Keamanan, kenyamanan dalam arti proses serta hasil pelayanan umum dapat memberikan keamanan dan kenyamanan serta memberikan kepastian hukum. n. Kenyamanan lingkungan

b. Persepsi masyarakat penerima Pelayanan pembuatan surat izin usaha terhadap kualitas pelayanan publik yang diberikan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Moadal Asing kota Medan.

H. Sistematika Penulisan BAB I : Pendahuluan

Pada bab ini berisikan Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Teori, Defenisi Konsep, dan Sistematika Penulisan

BAB II : Metode Penelitian

Pada bab ini berisikan Bentuk Penelitian, Lokasi Penelitian, Informan, Tehnik Pengumpulan Data, dan Tehnik Analisa Data.

BAB III : Deskripsi Lokasi Penelitian

Pada bab ini berisikan Gambaran Umum Lokasi Penelitian, Sejarah Singkat Dinas Perindustrian, Perdagangan Dan Penanaman Modal Kota medan, Struktur Organisasi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kota Medan, Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal kota Medan. BAB IV : Penyajian Data

(39)

BAB V : Analisa Data

Pada bab ini berisikan analisa data, yaitu pembahasan atau interpretasi dari data-data yang disajikan dan diperoleh dari lokasi penelitian. BAB VI : Penutup

(40)

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Bentuk Penelitian

Bentuk Penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian deskriptif dengan analisa data kualitatif yaitu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dikantor Dinas Perindustrian Perdagangan dan Penanaman Modal Kota medan. Jl. Karya Jasa No.17, Pangkalan Mansyur. Medan. Sumatera Utara

C. Informan

Untuk memeperoleh informasi yang lebih jelas mengenai masalah penelitian yang sedang diteliti, maka peneliti menggunakan tehnik informan, yang nantinya informan ini menjadi pedoman peneliti dalam mendapatkanb data-data yang berkaitan dengan apa yng diteliti oleh peneliti. Dalam hal ini peneliti membedakan dua jenis informan yaitu : informan kunci (key informan) dan informan biasa.

(41)

1. Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kota Medan.

2. Kepala Tata Usaha Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kota Medan.

Untuk memperkaya data yang akan diolah, maka peneliti mengambil informan biasa yang mengetahui atau berhubungan dengan permasalahan yang diteliti oleh peneliti yaitu : Perusahaan-perusahaan swasta yang pernah menerima pelayanan pembuatan surat perizinan penanaman modal dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kota Medan yang masih aktif beroperasi dengan ketentuan sampai pencapaian informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.

D. Tehnik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data atau informasi, keterangan-keterangan data yang diperlukan, penulis menggunakan metode-metode sebagai berikut :

1. Pengumpulan Data Primer

Yaitu perolehan data melalui kegiatan menulis langsung kelokasi penelitian untuk mendapatkan data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti, kegiatan ini dilakukan dengan cara :

a. Interview (wawancara), yaitu cara yang digunakan untuk mendapatkan informasi berkaitan dengan penelitian ini dengan bertanya langsung kepada responden.

(42)

2. Data Sekunder

a. Metode kepustakaan (Library Research) yaitu penulis mempelajari beberapa data yang diambil dari berbagai literatur yang relevan dengan judul penelitian ini.

b. Metode Penelitian Lapangan (Field Research) yaitu peneliti terjun langsung kelapangan untuk menghimpun data yang berkaitan dengan penelitian ini.

E. Tehnik Analisa Data

(43)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Lokasi, Demografi dan Keadaan Geografis A.1. Wilayah Dan Pemerintahan

Sesuai dengan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi Kota Medan telah melalui beberapa kali perkembangan. Pada Tahun 1951, Walikota Medan mengeluarkan Maklumat Nomor 21 tanggal 29 September 1951, yang menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 Ha, meliputi 4 Kecamatan dengan 59 Kelurahan. Maklumat Walikota Medan dikeluarkan menyusul keluarnya Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 66/III/PSU tanggal 21 September 1951, agar daerah Kota Medan diperluas menjadi tiga kali lipat.

(44)

Secara administratif , wilayah kota medan hampir secara keseluruhan berbatasan dengan Daerah Kabupaten Deli Serdang, yaitu sebelah Barat, Selatan dan Timur. Sepanjang wilayah Utara nya berbatasan langsung dengan Selat Malaka, yang diketahui merupakan salah satu jalur lalu lintas terpadat di dunia. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan Sumber Daya alam (SDA), Khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karenanya secara geografis kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya Sumber daya alam seperti Deli Serdang , Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya.

Di samping itu sebagai daerah yang pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Maka Kota Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun kuar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Kota Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam 2 kutub pertumbuhan secara fisik , yaitu daerah terbangun Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.

A.2. Infrastruktur Jalan dan Angkutan Kota

(45)

Angkutan kota yang ada dapat dikatakan sudah memenuhi kebutuhan masyarakat untuk melakukan perjalanan kesegala arah dikota Medan. Berbagai nama atau merek angkutan kota setiap hari beroperasi,dan rute setiap angkutan sudah ditentukan, dan siap untuk mengantar penumpang ketujuan yang diinginkan. Selain angkutan kota tersedia juga betor (becak bermotor) dan juga taksi sebagai unit jasa pengangkutan.

A.3. Pos dan Telekomunikasi

Di kota Medan terdapat satu kantor pusat dari kantor pos yang terletak di jalan Putri Hijau Medan.kantor pos ini melayani jasa layanan berupa pengiriman barang, uang serta jasa pos lainnya. Fasilitas jasa pos telah mencakup seluruh kelurahan Di kota Medan dengan kantor pelayanan perpusat di kecamatan. Pengembangan pelayanan tehnologi maju seperti pelayanan pusat elektronik, wesel elektronik, surat kilat, pemasangan internet dan lain-lain.

Jasa komunikasi di Kota Medan sudah tergolong sangat banyak, hal ini terjadi karena banyaknya jasa telekomunikasi baik milik negara maupun milik swasta menginvestasikan jasanya di Kota Medan. Untuk saat iani kehadiran jasa telekomunikasi swasta dikota Medan membuat akses informasi sangat mudah. Sehingga dalam urusan kebutuhan akan informasi masyarakat sudah terpenuhi dengan baik.

A.4. Kependudukan

(46)

Tabel 1 :Jumlah penduduk menurut jenis kelamin.

No. Jenis Kelamin Jumlah (jiwa) persentase

1. Laki-laki 1.034.696

2. Perempuan 1.048.460

jumlah 2.083.156

Sumber : BPS Kota Medan ( Angka penduduk kota medan tahun 2008)

Tabel 2 : Jumlah penduduk menurut golongan usia.

B. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kota Medan B.1. Secara umum

Sesuai dengan diberlakukannya Undang-Undang No.22 tahun 1999 dan sesuai dengan peraturan daerah Kota Medan No.4 tahun 2001 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja dinas-dinas dilingkungan Kota Medan, maka Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kota Medan adalah satu unit kerja Pemerintah Kota Medan yang terdiri dari gabungan eks Departemen Perdagangan Kodya Medan dengan Kantor Departemen Perindustrian Kodya Medan (gabungan dari eks kantor departemen perdagangan dengan eks kantor departemen perindustrian pada tahun 1996).

(47)

B.2. Tugas Pokok

1. Dinas Perindustrian dan Perdagangan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang perindustrian dan perdagangan yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.

2. Dinas Perindustrian dan Perdagangan mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang perindustrian dan perdagangan dan melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya.

B.3. Fungsi

• Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang perindustrian dan

perdagangan;

• Melaksanakan pemberian bimbingan, pembinaan dalam pelaksanaan kegiatan

industri dan perdagangan;

Menyelenggarakan perlindungan konsumen;

• Menetapkan tera dan tera isi ulang alat UTTP (ukuran, takaran, timbangan dan

perdagangan);

Menyelenggarakan pemberian perizinan bidang perindustrian dan perdagangan;

Menyelenggarakan kerja sama dibidang industri dan perdagangan;

Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya; Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah.

B.4. Struktur Organisasi

(48)

demikian setiap pegawai akan dapat memahami secara jelas apa tugas dan wewenang serta tanggung jawab yang diberikan kepadanya, sejauh mana wewenang seorang pegawai sehingga dalam melaksanakan tugasnya dapat lebih efisien dan akan mengurangi terjadinya penyimpangan terhadap tujuan perusahaan dan kebijaksanaan yang telah ditentukan oleh perusahaan tersebut.

Berikut struktur organisasi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kota Medan :

1. Kepala Dinas

Kepala Dinas bertugas untuk :

• Merumuskan dan melaksanakan kebijakan-kebijakan teknis dibidang

perindustrian dan perdagangan

• Melaksanakan pemberian bimbingan, pembinaan dalam pelaksanakan

kegiatan industri dan perdagangan

• Menyelenggarakan perlindungan konsumen

• Menetapkan tera dan tera ulang, alat ukur, tukar, timbang perlengkapan

(UTTP)

• Menyelenggarakan kerja sama dibidang industri dan perdagangan

• Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang dan

tugasnya.

• Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala daerah.

2. Bagian Tata Usaha

(49)

Tugas dari bagian Tata Usaha :

• Menyusun rencana kegiatan kerja

• Mengelola urusan perlengkapan, kerumahtanggaan dan pengadaan barang

• Mengelola urusan administrasi kepegawaian

• Mengelola urusan keuangan dan perbendaharaan serta penyusunan laporan

keuangan

• Melaksanakan pengelolaan urusan surat menyurat dan urusan umum lainnya • Melaksanakan tuga-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

3. Sub Dinas Perencanaan

 Seksi Penyusunan Program Perindustrian  Seksi Penyusunan Program Perdagangan  Seksi Data dan Informasi

 Seksi Evaluasi dan Pelaporan

Tugas Sub Dinas Perencanaan :

• Menyusun rencana kegiatan kerja

• Mempersiapkan dan merumuskan rencana program kerja serta mengkoordinasi

unit terkait

• Mengumpulkan, merumuskan kebijakan dan menyajikan data dibidang

perindustrian dan perdagangan

• Mempersiapkan, merumuskan dan menyusun kegiatan pelaksanaan program

kerja Dinas

• Mengevaluasi, menganalisa dan menyusun laporan kegiatan pelaksanaan

(50)

• Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan

bidang dan tugasnya. 4. Sub Dinas Perindustrian

 Seksi agro dan hasil hutan

 Seksi industri tekstil, kimia dan tambang  Seksi logam, elektronik dan perekayasaan  Seksi pengembangan dan pembinaan.

Tugas Sub Dinas Perindustrian • Menyusun kegiatan kerja

• Membina dan mengembangkan usaha dan produksi serta melaksanakan

hubungan kerja sama dengan Mitra Usaha Industri

• Memberikan pelayanan penerbitan izin bidang industri sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan yang berlaku

• Memantau, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan bidang perindustrian

• Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai drngan

bidang dan tugasnya.

5. Sub Dinas Industri Kecil dan Menengah  Seksi Industri Kecil dan Menengah  Seksi Dagang Kecil dan Menengah  Seksi Iklim Usaha

 Seksi Industri dan dagang informal

Tugas Sub Dinas Industri Kecil dan Menengah • Menyusun rencana kerja

• Menyusun petunjuk teknis pembinaan kegiatan dibidang usaha industri kecil dan

(51)

• Mempersiapkan bahan pembinaan bidang iklim usaha

• Melaksanakan bimbingan dalam mengembangkan sarana usaha, produksi

dibidang usaha kecil dan menengah, dagang kecil dan menengah serta industri dan dagang formal

• Melaksanakan pemantauan sibidang industri dagang kecil dan menengah

• Menciptakan kerja sama dengan dunia usaha dibidang industri dagang kecil dan

menengah.

6. Sub Dinas Perdagangan  Seksi Usaha Perdagangan  Seksi Pendaftaran Perusahaan  Seksi Metrologi

 Seksi Pembinaan dan pengembangan

Tugas Sub Dinas Perdagangan

• Menyusun rencana kegiatan kerja

• Mempersiapkan pembinaan petunjuk teknis bidang kegiatan usaha perdagangan

• Memberikan pelayanan penerbitan izin usaha perdagangan

• Menerbitkan tanda daftar perusahaan dan penyajian data dan informasi serta

melaksanakan penyelidikan terhadap pelanggaran tindak pidana wajib daftar perusahaan

• Melaksanakan pemantauan, penyaluran barang dan jasa serta fasilitas distribusi

bahan-bahan pokok

• Melaksanakan penolakan standart alat ukut, takar, timbang dan perlengkapan

dan melaksanakan pengawasan barang dalam keadaan berbungkus

• Menerbitkan angka pengenal impor dan surat keterangan asal serta tanda daftar

(52)

• Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan

• Memberikan laporan kegiatan yang dilaksanakan kepada Kepala Dinas

• Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan

bidangnya. 7. Sub Dinas Pengawasan

 Seksi Perlindungan Konsumen  Seksi Pengawasan Perindustrian  Seksi Pengawasan Perdagangan  Seksi Penyuluhan dan Promosi

Tugas Sub Dinas Pengawasan

• Menyusun rencana kegiatan kerja

• Pelaksanakan pengawasan terhadap kegiatan industri dan perdagangan • Melaksanakan pengawasan perencanaan usaha perindustrian dan perdagangan

• Melaksanakan kegiatan pameran dan promosi hasil-hasil perindustrian dan

perdagangan didalam negeri dan diluar negeri

• Melaksanakan sosialisasi, penyuluhan peraturan perundang-undangan

perindustrian dan perdagangan serta penertiban izin gangguan • Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan

• Memberikan laporan kegiatan yang telah dilaksanakan kepada Kepala Dinas

• Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan

(53)

BAB IV PENYAJIAN DATA

Data yang akan penulis sajikan mengenai kualitas perizinan investasi swasta pada Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kota Medan adalah data primer dan sekunder. Kemudian akan penulis analisis dan interpretasikan secara deskriptif kualitatif. Adapun data yang akan disajikan dalam penulisan ini adalah data hasil wawancara dengan informan kunci dan informan biasa. Informan kunci, dalam hal ini adalah Kepala Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Medan.

Pelayanan sebagai proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung, merupakan konsep senantiasa aktual dalam berbagai aspek kelembagaan. Bukan hanya pada organisasi bisnis, tetapi telah berkembang lebih luas pada tatanan organisasi pemerintah. Hal ini disebabkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju dan kompetisi global yang semakin ketat.

Dalam kondisi demikian hanya organisasi yang mampu memberikan pelayanan yang memuaskan dan berkualitas akan merebut hati pelanggan, seperti halnya lembaga pemerintah semakin dituntut untuk menciptakan kualitas pelayanan yang dapat mendorong dan meningkatkan kegiatan ekonomi. Oleh karena itu, pelayanan aparatur harus lebih proaktif dalam memberikan layanan kepada masyarakat, sehingga pelayanan yang diberikan dapat memberikan citra positif terhadap lembaga pemerintah tersebut.

(54)

izin usaha tidak akan bisa dilepaskan dari perilaku mereka sebagai pemberi layanan serta perusahaan atau oraganisasi yang menjadi penerima layanan. Pelayanan yang sederhana seperti tidak berbelit-belit, lancar, dan mudah dipahami membuat masyarakat senang datang ke tempat pelayanan dalam hal ini Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Asing. Hal ini ditunjukkan melalui mekanisme pembuatan surat izin usaha, seperti bagaimana yang dijelaskan oleh Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Asing Kota Medan;

“Dalam Pembuatan suatu surat ijin usaha itu, Mekanismenya adalah pengusaha datang dan mengisi formulir serta melengkapi berkas yang diminta, kemudian setelah itu kebagian Tata Usaha dan Kepala Dinas. Kemudian berkas-berkas serta formulir diantar kepada seksi-seksi untuk diproses. Setelah diproses diserahkan ke KASUBDIS untuk pemeriksaan akhir. Setelah diperiksa kembali lagi kebagian Tata Usaha untuk pelakukan pembayaran retribusi. Setelah pembayaran selesai kembali kepada Kepala Dinas untuk penandatanganan. Setelah itu kebagian Tata Usaha untuk mengambil nomor surat dan semuanya dilakukan didalam kantor ini”. Setiap pengurusan selalu disertai oleh satu pegawai, supaya apabila pengurus surat izin tersebut mengalami kesulitan akan segera dijelaskan oleh pegawai tersebut”.

Hal senada juga diungkapkan oleh bapak Bustaman Sitorus.SE dari Perusahaan PT.Tonga Tiur;

“Saya mengurus surat izin usaha dikantor itu tidak rumit, karena selain dibantu dan diarahkan oleh pegawai, semua dikerjakan didalam kantor tersebut, dan ketika survey ke perusahaan kami juga tidak ada yang dipersulit”.

Dalam pelayanannya kantor dinas perindustrian,Perdagangan dan penanaman Modal Asing Kota Medan membagi menjadi beberapa sub Dinas. Petugas yang bertugas untuk pembuatan surat izin usaha secara terpisah didasarkan kepada pemerima pelayanan yang bergerak di bidangnya masing-masing, hal ini dijelaskan oleh Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Asing;

(55)

Dalam sebuah penyelenggaraan pelayanan publik yang baik pada saat sekarang ini, ketepatan waktu merupakan salah satu indikator pelayanan publik yang baik. Terselenggaranya sebuah good governance merupakan target yang dikejar oleh setiap instansi pemerintahan, untuk itu Dinas Perindustrian, Perdagangan dan penanaman Modal Asing kota Medan membuat target waktu dalam sebuah penyelesaian pembuatan surat izin usaha, seperti halnya yang diutarakan oleh kepala Dinas;

“Untuk pembuatan sebuah surat izin usaha tidak dapat ditentukan kepastian berapa lama waktu untuk membuatnya, hal ini berhubungan dengan pemohon yang melengkapi daftar serta syarat-syarat yang diminta. Selain itu perlu waktu untuk memeriksa usaha tersebut kelokasi tempat berusaha. Tetapi target waktu untuk pembuatan sebuah surat izin usaha apabila si pemohon sudah melengkapi berkas-berkas, kita dapat menyelesaikannya dalam 10 hari”.

Transparansi dalam sebuah pembiayaan sangat dibutuhkan dalam setiap transaksi, hal ini sangat menunjang terselenggaranya sebuah Good Governance. Penerima pelayanan biasanya sangat memperhatikan masalah ini, oleh sebab ini sangat perlu diperhatikan transparansi dalam sebuah pembiayaan, kejelasan dari biaya yang harus dikeluarkan penerima pelayanan harus jelas dan pasti, tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan diluar biaya yang telah ditetapkan, apalagi untuk hal-hal tertentu dengan maksud demi mempermudah kelancaran pembuatan surat izin usaha. hal ini dijelaskan kepala Dinas; “Untuk masalah biaya yang dikeluarkan setiap pembuatan sebuah surat izin usaha, kita sudah membuat lampiran, sudah tertera dengan jelas dan dapat dilihat didepan loket pengambilan formulir. Hal ini untuk memudahkan pemohon mengetahui biaya yang dikeluarkan olehnya, dan untuk menghindari adanya biaya-biaya tambahan baik itu yang dilakukan oleh oknum pegawai maupun dari si pembuat surat izin usaha itu sendiri, kita membuat tulisan-tulisan disetiap pintu dan meja pegawai “tidak menerima bentuk sumbangan apapun dan untuk tujuan dan maksud apapun. Saya juga meminta kepada seluruh perusahaan yang melakukan pengurusan surat izin usaha, apabila ada dari pegawai yang bertindak tidak benar atau mencoba untuk meminta uang “tip”atau uang tambahan, agar melaporkannya kepada saya. Dan saya akan melakukan tindakan tegas kepada pegawai tersebut”.

Hal ini dibenarkan oleh Ibu Lenny Kartika dari PT. Berkat Sawit Sumatera;

Gambar

Tabel 1 :Jumlah penduduk menurut jenis kelamin.

Referensi

Dokumen terkait

TERHADAP KINERJA KARYAWAN DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN DAN PENANAMAN MODAL KOTA SURAKARTA”.

6. Booklet Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kota Surakarta.. “ Efektivitas Pelayanan Perizinan Bidang Industri dan Perdagangan melalui Pola One Stop Service di

PERANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM MEMBERDAYAKAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DI.. KECAMATAN

Produktivitas kinerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kota Binjai dalam memberikan pelayanan Izin Mendirikan Bangunan dapat dilihat

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta yang mula-mula tugasnya mengurus tentang pemberian izin pendirian perusahaan dan usaha dagang, tetapi setelah

Tugas yang dilakukan oleh Sekretariat Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya tidak akan jauh dari dunia administrasi, misalnya pengelolaan surat menyurat, surat masuk

Pelayanan Surat Izin Usaha Perdagangan pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Kabupaten Kampar faktor pendukungnya yakni yang

Sesuai dengan apa yang dikemukakan Menteri Perdagangan diatas merupakan cerminan kesalahan yang sudah ada, pemerintah ingin memperbaiki kinerja peayanan perizinan SIUP