• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

PENGGUNAAN BROCAP TRAP UNTUK PENGENDALIAN

PENGGEREK BUAH KOPI Hypothenemus hampei Ferr.

(Coleoptera : Scolytidae) PADA TANAMAN KOPI

SKRIPSI

OLEH

VIRMA ULI MANURUNG 040302035

DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNUVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

PENGGUNAAN BROCAP TRAP UNTUK PENGENDALIAN

PENGGEREK BUAH KOPI Hypothenemus hampei Ferr.

(Coleoptera : Scolytidae) PADA TANAMAN KOPI

SKRIPSI

OLEH

VIRMA ULI MANURUNG 040302035

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk dapat Mengikuti Ujian Sarjana di Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan

Disetujui oleh Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

Dr. Dra. M. Cyccu Tobing MS Ameilia Zuliyanti Siregar, SSi, MSc.

DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNUVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

ABSTRACT

The use of Brocap Trap to control coffee berry borrer

Hypothenemus hampei Ferr. ( Coleoptera : Scolytidae) on coffee plant. The

objective of this research was to study the effective height trap and the age of coffee fruits which is at most attacked by H. hampei. The method used Factorial Randomized Block Design (RBD) which consisted 2 treatments factor and three replications. First factor was height trap ( 1, 1,2 and 1,4 m) and the second factor was the age of coffee seeds ( 2, 3 and 4 month). The results showed that the height trap non significant while the highest intensity of attack by H. hampei was found on green up to red seed coffe. Imago was found on all of age the seed coffee.

ABSTRAK

Penggunaan Brocap Trap untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi

Hypothenemus Hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) pada Tanaman Kopi.

(4)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

RIWAYAT HIDUP

Virma Uli Manurung, dilahirkan di Sidikalang Kabupaten Dairi pada tanggal 19 Agustus 1986 dari pasangan Ayahanda E. Manurung (Alm.) dan Ibunda R. Pakpahan. Penulis merupakan anak ke-2 dari 5 bersaudara.

Pendidikan yang pernah di tempuh penulis adalah lulus dari Sekolah Dasar ST. Yosef Sidikalang pada tahun 1998, lulus dari Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Sidikalang tahun 2001, lulus dari sekolah Lanjutan Tingkat Atas Negeri 1 Sidikalang tahun 2004 dan diterima sebagai mahasiswa di departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan melalui jalur SPMB.

Penulis pernah aktif dalam organisasi kemahasiswaan seperti Ikatan Mahasiswa Dairi (IMADA) tahun 2004-2005, Ikatan Mahasiswa Perlindungan Tanaman (IMAPTAN) tahun 2004-2008, Ikatan Mahasiswa Kristen UKM KMK UP FP USU tahun 2004-2008, menjadi Asisten Laboratorium Entomologi tahun 2006, pernah mengikuti Seminar Ilmiah dengan tema “ Dengan Pertanian

Berkelanjutan Kita Wariskan Kehidupan Berwawasan Lingkungan”, dan Seminar Sampoerna Rescue dengan tema “ Sadar dan Tanggap Bencana berbasis

(5)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi yang berjudul “ Penggunaan Brocap Trap untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr (Coleoptera : Scolytidae) pada Tanaman Kopi ”, merupakan salah satu syarat untuk dapat mengikuti ujian sarjana di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Komisi Pembimbing Dr. Dra. M. Cyccu Tobing, MS selaku Ketua dan Ameilia Zuliyanti Siregar, SSi, MSc sebagai Anggota yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak

terdapat kekurangan. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata Penulis mengucapkan banyak terima kasih dan semoga skripsi ini berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

(6)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Serangga Hypothenemus hampei Ferr. ... 7

Biologi Hama Hypothenemus hampei Ferr. ... 8

Gejala Serangan ... 10

Pengendalian... 12

Brocap Trap ... 15

METODE PENELITIAN ... 19

Tempat dan Waktu Penelitian ... 19

Bahan dan Alat ... 19

Metode Penelitian ... 19

Pelaksanaan Penelitian ... 20

a. Kebun Percobaan ... 20

b. Perakitan Alat Brocap Trap... 21

c. Pemasangan Perangkap ... 21

Peubah amatan ... 21

a. Jumlah PBKo yang Tertangkap Pada Brocap Trap ... 21

b. Tingkat Serangan pada Buah ... 22

c. Populasi PBKo (Larva,Pupa dan Imago) pada Buah ... 22

(7)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 23

Populasi H. hampei yang tertangkap di Brocap Trap ... 23

Intensitas Serangan H. hampei pada Tanaman Kopi ... 24

Stadia Serangga pada biji kopi yang terserang ... 25

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 31

Saran ... 31

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Hal Tabel 1. Luas area dan Produksi kopi Arabica di Kabupaten Dairi ... 2

Tabel 2. Rataan populasi H.hampei yang tertangkap di Brocap Trap ... 23

Tabel 3. Rataan Intensitas Serangan H. hampei pada biji kopi/tanaman ... 24

Tabel 4. Rataan jumlah larva H. hampei pada biji kopi yang terserang ... 26

Tabel 5. Rataan jumlah pupa H. hampei pada biji kopi yang terserang ... 28

Tabel 6. Rataan jumlah imago H. hampei pada biji kopi yang terserang ... 29

DAFTAR GAMBAR

Hal Gambar 1. Telur H. hampei ... 8

Gambar 2. Larva H. hampei ... 9

Gambar 3. Pupa H. hampei ... 9

Gambar 4. Imago Betina dan Jantan H. hampei ... 10

Gambar 5. Gejala Serangan H. hampei pada Buah Kopi ... 12

(8)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Gambar 7. Lahan Penelitian ... 69

Gambar 8. Serangga H. hampei yang tertangkap ... 70

Gambar 9. Stadia serangga pada buah yang terserang ... 71

DAFTAR LAMPIRAN

Hal Lampiran 1. Populasi H.hampei yang tertangkap pengamatan I ... 35

Lampiran 2. Populasi H.hampei yang tertangkap pengamatan II... 35

Lampiran 3. Populasi H.hampei yang tertangkap pengamatan III ... 36

Lampiran 4. Populasi H.hampei yang tertangkap pengamatan IV ... 36

Lampiran 5. Populasi H.hampei yang tertangkap pengamatan V ... 37

Lampiran 6. Populasi H.hampei yang tertangkap pengamatan VI ... 37

Lampiran 7. Populasi H.hampei yang tertangkap pengamatan VII ... 38

Lampiran 8. Populasi H.hampei yang tertangkap pengamatan VIII ... 38

Lampiran 9. Intensitas Serangan H. hampei pada pengamatan I ... 40

Lampiran 10. Intensitas Serangan H. hampei pada pengamatan II ... 40

Lampiran 11. Intensitas Serangan H. hampei pada pengamatan III ... 41

Lampiran 12. Intensitas Serangan H. hampei pada pengamatan IV ... 41

Lampiran 13. Intensitas Serangan H. hampei pada pengamatan V ... 42

Lampiran 14. Intensitas Serangan H. hampei pada pengamatan VI ... 42

Lampiran 15. Intensitas Serangan H. hampei pada pengamatan VII... 43

Lampiran 16. Intensitas Serangan H. hampei pada pengamatan VIII ... 43

Lampiran 17. Jumlah larva H. hampei pada biji terserang pengamatan I ... 45

Lampiran 18. Jumlah larva H. hampei pada biji terserang pengamatan II ... 46

Lampiran 19. Jumlah larva H. hampei pada biji terserang pengamatan III ... 47

Lampiran 20. Jumlah larva H. hampei pada biji terserang pengamatan IV ... 48

Lampiran 21. Jumlah larva H. hampei pada biji terserang pengamatan V ... 49

Lampiran 22. Jumlah larva H. hampei pada biji terserang pengamatan VI ... 50

Lampiran 23. Jumlah larva H. hampei pada biji terserang pengamatan VII ... 51

Lampiran 24. Jumlah larva H. hampei pada biji terserang pengamatan VIII ... 52

Lampiran 25. Jumlah pupa H. hampei pada biji terserang pengamatan I ... 53

Lampiran 26. Jumlah pupa H. hampei pada biji terserang pengamatan II ... 54

Lampiran 27. Jumlah pupa H. hampei pada biji terserang pengamatan III ... 55

Lampiran 28. Jumlah pupa H. hampei pada biji terserang pengamatan IV ... 56

Lampiran 29. Jumlah pupa H. hampei pada biji terserang pengamatan V ... 57

(9)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Lampiran 31. Jumlah pupa H. hampei pada biji terserang pengamatan VII ... 59

Lampiran 32. Jumlah pupa H. hampei pada biji terserang pengamatan VIII... 60

Lampiran 33. Jumlah imago H. hampei pada biji terserang pengamatan I ... 61

Lampiran 34. Jumlah imago H. hampei pada biji terserang pengamatan II ... 62

Lampiran 35. Jumlah imago H. hampei pada biji terserang pengamatan III ... 63

Lampiran 36. Jumlah imago H. hampei pada biji terserang pengamatan IV ... 64

Lampiran 37. Jumlah imago H. hampei pada biji terserang pengamatan V ... 65

Lampiran 38. Jumlah imago H. hampei pada biji terserang pengamatan VI ... 66

Lampiran 39. Jumlah imago H. hampei pada biji terserang pengamatan VII ... 67

Lampiran 40. Jumlah imago H. hampei pada biji terserang pengamatan VIII .... 68

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara. Perkebunan kopi mampu menyediakan lapangan kerja dan pendapatan kepada lebih dari 2 juta kepala keluarga petani dan menghasilkan devisa lebih dari US$ 500 juta/tahun pada periode 1994-1998 (Herman, 2003).

(10)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

tercatat 85.580 ha, 49 % diantaranya merupakan pertanaman kopi Arabika dengan produksi 12.524,17 ton (Kadir dkk., 2003).

Kabupaten Dairi letak geografis diantara 98 0 00' BB - 98 0 30'3 BT dan 2 0 LS - 3 0 00' LU, secara administratif terdiri dari 13 kecamatan dengan 124 desa dan 7 kelurahan. Luas wilayah Kabupaten Dairi adalah 1.927,8 Km2, dengan jumlah penduduk sebanyak 272.388 jiwa. Areal produksi kopi robusta dan arabica terbesar di 13 Kecamatan, luas pertanaman kopi robusta adalah 14.117 ha dengan produksi 6.770,33 ton/tahun sedangkan pertanaman kopi arabica seluas 5.771,5 ha dengan produksi 2.639,05 ton/tahun (Pempropsu, 2008).

Tabel 1. Luas area dan Produksi kopi Arabika di Kabupaten Dairi

No Kecamatan Tahun

(Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Dairi, 2008)

(11)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

dengan jumlah produksi 463,5 ton. Luas area produksi kopi Arabika yang terbesar tahun 2006 di kabupaten Dairi terdapat pada kecamatan Sumbul yakni 6.249 ha dengan produksi 5.604 ton.

Dalam bidang perkopian di Indonesia, usaha tani kopi rakyat memegang peranan yang sangat penting, mengingat sebagian besar (93%) produksi kopi di Indonesia berasal dari kopi rakyat. Namun demikian, kondisi pengelolaan usaha tani pada perkebunan kopi rakyat masih relatif kurang baik dibandingkan kondisi perkebunan besar negara. Dua masalah utama yang diidentifikasi pada perkebunan kopi rakyat, yaitu produktivitas hasil yang relatif rendah dan mutu hasil produksi yang kurang memenuhi syarat untuk diekspor. Permasalahan pertama sangat terkait dengan rendahnya adopsi teknologi (penggunaan klon bibit tidak unggul, pemupukan tidak sesuai dengan rekomendasi, dan kurangnya pengendalian HPT). Sedangkan permasalahan kedua sangat terkait dengan rendahnya kualitas hasil dan lemahnya penanganan teknologi panen dan pasca panen (termasuk pengolahan, sortasi, grading, standarisasi mutu hasil, labelisasi dan kemasannya). Permasalahan di atas nampaknya dapat dipecahkan melalui pengembangan teknologi PHT (Saptana dkk., 2007).

(12)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

pengganggu terhadap pestisida, pencemaran lingkungan (NO3, nitrat dalam air, residu pestisida dalam air dan tanah), dan kehilangan keragaman hayati (Vaast, 2000).

Tanaman kopi dikenal sebagai salah satu tanaman yang disukai oleh banyak jenis serangga hama. Sampai saat ini tercatat lebih dari 900 jenis serangga hama pada tanaman kopi yang tersebar di seluruh dunia. Di Indonesia terdapat beberapa jenis yang merupakan hama utama tanaman kopi, yaitu : hama penggerek buah kopi (PBKo) Hypothenemus hampei, penggerek cabang hitam

Xylosandrus compactus, penggerek cabang coklat X. morigerus, kutu hijau

Coccus viridis, dan penggerek batang merah Zeuzera coffea (Kadir dkk., 2003).

Salah satu penyebab kehilangan hasil yang sangat berarti pada tanaman kopi adalah kerusakan oleh hama penggerek buah kopi atau hama bubuk buah kopi Hypothenemus hampei (Coleoptera : Scolytidae), sangat merugikan karena langsung menyerang biji kopi. Di pertanaman, hama PBKo menyerang sejak buah masih muda, yang bijinya dalam keadaan lunak, sampai dengan buah masak dan lewat masak yang berwarna hitam, baik yang masih di pohon maupun yang telah gugur di atas tanah (Wiryadiputra, 1996).

Di Indonesia, H. hampei merupakan salah satu hama utama pada tanaman kopi, hama ini dapat menyebabkan kerugian yang serius dengan berkurangnya

produksi maupun turunnya mutu kopi akibat biji berlubang (Riyatno dan Santoso, 1991). Kerugian hasil yang ditimbulkan adalah sebesar

(13)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

PBKo sangat merugikan, karena mampu merusak biji kopi dan sering mencapai populasi yang tinggi. Pada umumnya, hanya kumbang betina yang sudah berkopulasi akan menggerek buah kopi dengan cara masuk ke dalam buah dengan membuat lubang kecil dari ujung buah. Kumbang betina menyerang buah kopi sejak 8 minggu setelah berbunga sampai waktu panen, buah yang sudah tua paling disukai. Kumbang betina terbang dari pagi hingga sore hari (Direktorat Perlindungan Perkebunan, 2002).

Pengendalian dengan insektisida sukar dilakukan karena hampir semua stadium perkembangan serangga H. hampei berada di dalam buah kopi dan kadang kala ketinggian pohon kopi dapat melebihi tinggi manusia, sehingga aplikasi insektisida kurang efektif (Tobing dkk., 2006).

Kehilangan hasil akibat serangan hama dapat diperkecil dan produktivitas dapat ditingkatkan. Salah satunya adalah pengendalian hama dengan cara kultur teknis, berupa pemangkasan baik pada tanaman kopi maupun pada tanaman penaung. Sebagai upaya mengatasi hama PBKo, dipandang perlu melakukan pengkajian pengelolaan hama kopi Arabika yang ramah lingkungan dengan menggunakan agens hayati Beauveria bassiana dan insektisida nabati dari tanaman Mimba (Kadir dkk., 2003).

Pengendalian PBKo yang akhir-akhir ini dilakukan di luar negeri adalah menggunakan senyawa atraktan untuk menarik perhatian serangga betina. Atraktan ini telah berkembang dengan nama dagang Homemade atau ( Brocap®)

Trap yang digunakan sekitar 15 perangkap/ha, dapat menuunkan populasi PBKo

(14)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

atraktan dapat bertahan sampai 2 bulan. Perangkap dapat digunakan kurang lebih 18 perangkap/ha dengan jarak 24 meter dengan ketinggian 1,2 meter dari permukaan tanah (CIRAD, 2004).

Di Indonesia penggunaan perangkap untuk menangkap PBKo masih sangat jarang digunakan oleh petani kopi. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian tentang penggunaan Brocap Trap untuk pengendalian serangan H. hampei pada tanaman kopi.

Tujuan Penelitian

- Untuk mengetahui ketinggian perangkap Brocap trap yang efektif terhadap jumlah H. hampei yang tertangkap.

- Untuk mengetahui umur buah kopi yang rentan terhadap intensitas serangan PBKo Hypothenemus hampei di lapangan.

Hipotesa Penelitian

- Ketinggian perangkap Brocap trap berpengaruh terhadap populasi H. hampei yang tertangkap.

- Umur buah kopi berpengaruh terhadap intensitas serangan PBKo

(15)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Kegunaan Penelitian

- Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti ujian sarjana di Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan

- Sebagai bahan informasi tambahan bagi pihak-pihak yang membutuhkan, khususnya dalam pengendalian hama penggerek buah kopi (H. hampei) di lapangan.

TINJAUAN PUSTAKA

Serangga Hypothenemus hampei Ferr.

Hama bubuk buah kopi, H. hampei serangannya telah meluas hingga ke Afrika Tengah. Laporan tahunan kehilangan hasil yang disebabkan oleh hama ini diperkirakan lebih dari $ 500 juta setiap tahun. Disebutkan bahwa hama bubuk buah kopi ini telah ada di negara yang berbeda dimana lebih dari 20 negara, termasuk Puerto Rico juga telah terdapat hama ini (Vega, 2002).

(16)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

daerah asal dari hama PBKo, yaitu Afrika dimana serangga PBKo menyerang tanaman kopi liar yang berada di bawah hutan tropis yang lembab. Kondisi serupa juga di jumpai di Brazil, dimana serangan berat hama PBKo biasanya terjadi pada pertanaman kopi dengan naungan berat dan berkabut sehingga kelembaban udara cukup tinggi (Wiryadiputra, 2007).

Berdasarkan fenologi pada pembuahan tanaman kopi, pengelolaan PBKo dapat berbeda antara daerah satu dengan daerah lainnya. Karena fenologi pembuahan tanaman kopi tersebut sangat bervariasi menurut ketinggian tempat, curah hujan, suhu, tipe tanah, varietas atau klon kopi dan praktek agronomis. Kondisi pertanaman kopi di daerah Sumatera yang tergolong daerah basah dan sebagian besar memiliki tipe iklim B dan A (menurut tipe iklim Schmidt dan Ferguson) akan sulit menerapkan sistem sanitasi untuk memutuskan siklus hidup hama karena pertanaman kopi berbuah sepanjang tahun. Pada daerah dataran tinggi (lebih dari 1200 m dpl.) serangga H. hampei perkembangannya terhambat, sehingga pada daerah-daerah tersebut biasanya intensitas serangan H. hampei juga rendah (Wiryadiputra, 2007).

Biologi Hama Hypothenemus hampei (Coleoptera : Scolytidae)

(17)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Gambar 1 : telur Hypothenemus hampei Ferr. (Sumber

Larva yang baru menetas berada dalam gerekan yang dibuat oleh imago dan makan dari biji kopi. Lama stadium larva berkisar 10-26 hari (Wiryadiputra, 2007).

(18)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

(Sumber: foto langsung, 2008)

Larva menjadi pupa atau kepompong di dalam buah atau biji kopi, masa prapupa 2 hari dan lama stadium pupa 4 sampai 9 hari (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2006).

Gambar 3 : Pupa Hypothenemus hampei Ferr. (Sumber:

Serangga dewasa atau imago jantan berwarna hitam kecoklatan, imago betina berukuran lebih besar (2,0 mm) dibanding jantan (1,2 mm). Perbandingan antara serangga betina dengan serangga jantan rata-rata 10:1. Namun, pada saat akhir panen kopi populasi serangga mulai turun karena terbatasnya makanan, populasi serangga hampir semuanya betina, karena serangga betina memiliki umur yang lebih panjang dibanding serangga jantan. Pada kondisi demikian perbandingan serangga betina dan jantan dapat mencapai 500:1. Serangga jantan

H. hampei tidak bisa terbang, oleh karena itu mereka tetap tinggal pada liang

(19)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Gambar 4 : Imago betina dan jantan Hypothenemus hampei Ferr. (Sumber:

Gejala Serangan

Pada umumnya PBKo menyerang buah dengan endosperma yang telah mengeras, namun buah yang belum mengeras dapat juga diserang. Buah kopi yang bijinya masih lunak umumnya hanya digerek untuk mendapatkan makanan dan selanjutnya ditinggalkan. Buah demikian tidak berkembang, warnanya berubah menjadi kuning kemerahan dan akhirnya gugur. Serangan pada buah yang bijinya telah mengeras akan berakibat penurunan mutu kopi karena biji berlubang. Biji kopi yang cacat sangat berpengaruh negatif terhadap susunan senyawa kimianya, terutama pada kafein dan gula pereduksi. Biji berlubang merupakan salah satu penyebab utama kerusakan mutu kimia, sedangkan citarasa kopi dipengaruhi oleh kombinasi komponen-komponen senyawa kimia yang terkandung dalam biji (Tobing dkk., 2006).

(20)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

setelah pemetikan adalah tempat berkembang biak yang sangat baik untuk penggerek ini, dalam kopi tersebut dapat ditemukan sampai 75 ekor serangga per biji. Kumbang ini diperkirakan dapat bertahan hidup selama kurang lebih satu tahun pada biji kopi dalam kontainer tertutup (Kalshoven, 1981).

PBKo mengarahkan serangan pertamanya pada bagian kebun kopi yang bernaungan, lebih lembab atau di perbatasan kebun. Jika tidak dikendalikan, serangan dapat menyebar ke seluruh kebun. Dalam buah tua dan kering yang tertinggal setelah panen, dapat ditemukan lebih dari 100 PBKo (Direktorat Perlindungan Perkebunan, 2002)

Betina berkembang biak pada buah kopi hijau yang sudah matang sampai merah, biasanya membuat lubang dari ujung dan meletakkan telur pada buah. Kumbang betina terbang dari satu pohon ke pohon yang lain untuk meletakkan telur. Ketika telur menetas, larva akan memakan isi buah sehingga menyebabkan menurunnya mutu kopi (USDA Agricultural Research Service, 2006).

PBKo masuk ke dalam buah kopi dengan cara membuat lubang di sekitar diskus. Serangan pada buah muda menyebabkan gugur buah. Serangan pada buah yang cukup tua menyebabkan biji kopi cacat berlubang-lubang dan bermutu rendah (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2006). PBKo diketahui makan dan berkembang biak hanya di dalam buah kopi saja. Kumbang betina masuk ke dalam buah kopi dengan membuat lubang dari ujung buah dan berkembang biak dalam buah ( Irulandi et al., 2007).

(21)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Gambar gejala serangan H. hampei (Sumber: Foto langsung, 2008)

Imago H. hampei telah merusak biji kopi sejak biji mulai membentuk endosperma. Serangga yang betina meletakkan telur pada buah kopi yang telah memiliki endosperma yang keras (Rubio et al., 2008). Betina membuat lubang kecil dari permukaan kulit luar kopi (mesokarp) buah untuk meletakkan telur jika buah sudah cukup matang (Baker et al., 1992).

Pengendalian

Pengendalian dengan sanitasi sangat efektif untuk menurunkan intensitas serangan hama PBKo. Tindakan rampasan yang dipraktekkan pada suatu perkebunan pada tahun 1922 mampu menurunkan intensitas serangan PBKo dari 40-90 % menjadi 0,5-3 %. Di Brazil, tindakan sanitasi dilaporkan juga sangat efektif untuk mengendalikan hama PBKo (Wiryadiputra, 2007).

(22)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

semua buah kopi yang jatuh di tanah baik terhadap buah terserang maupun buah tidak terserang. Racutan atau rampasan yaitu memetik seluruh buah yang ada di pohon pada akhir panen. Semua bahan hasil petik bubuk, lelesan, dan racutan direndam dalam air panas kurang lebih 5 menit (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2006).

Pemangkasan merupakan salah satu upaya pengendalian secara kultur teknis yang dimaksudkan untuk memutus siklus hidup hama utama pada pertanaman kopi. Pemangkasan dilakukan baik pada tanaman kopi maupun terhadap tanaman penaung. Tindakan pemangkasan pada tanaman kopi ditujukan untuk menghindari kelembaban yang tinggi, memperlancar aliran udara sehingga proses penyerbukan dapat berlangsung secara intensif, membuka kanopi agar tanaman mendapat penyinaran merata guna merangsang pembungaan, dan membuang cabang tua yang kurang produktif atau terserang hama atau penyakit sehingga hara dapat didistribusikan ke cabang muda yang lebih produktif (Kadir, dkk., 2003).

Pengembangan kopi spesialti di beberapa daerah tampil sebagai penyelamat karena penurunan harganya tidak setajam kopi robusta. Indonesia memiliki cukup banyak kopi spesialti yang sudah punya nama di pasar internasional seperti Java coffee, Gayo Mountain Coffee, Mandheling Coffee, dan

Toraja/Kalosi Coffee. Disamping itu masih banyak yang berpotensi sebagai kopi

spesialti seperti: Bali Coffee, Aceh Highland Coffee, Flores Coffee dan Balliem

Haighland Coffee. Kopi spesialti tersebut adalah kopi jenis Arabika

(23)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Pengendalian PBKo dapat dilakukan dengan penggunaan tanaman yang masak serentak seperti pada kopi Arabika varietas USDA 731 dan USDA 762. Sedangkan pada kopi Robusta dengan penggunaan kombinasi klon BP 42, BP 288, dan BP 234 (dataran rendah), kombinasi klon BP 42, BP 358, dan BP 409 (dataran tinggi) ( Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2006).

Pengendalian hayati memiliki prospek untuk dikembangkan. Ada dua agensia pengendali hayati yang telah tersedia dan prospektif untuk dikembangkan, yaitu jamur Beauveria bassiana dan serangga parasitoid Cephalonomia

stephanoderis (Wiryadiputra, 1996).

Berbagai upaya untuk mengendalikan hama ini di daerah-daerah penghasil kopi di dunia masih diarahkan pada pengendalian secara kimia terutama dengan menggunakan endosulfan. Hasil Penelitian di Kaledonia Baru menunjukkan bahwa hama bubuk buah kopi ini telah mengembangkan ketahanannya pada endosulfan dan lindane. Hasil penelitian dengan menggunakan insektisida monokrotofos 150 g/l, metamidofos 200 g/l dan fosfamidon 500 g/l pada tanaman kopi di kecamatan Modoinding, Sulawesi Utara menunjukkan bahwa jenis-janis

insektisida ini dapat menekan populasi hama bubuk buah kopi (Sembel dkk., 1993).

Brocap Trap

(24)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

pertumbuhan tanaman kopi (iklim, pengaturan jarak tanam, kelembaban, kultivar, umur tanamam, arah angin, kecepatan, dll) dapat mempengaruhi penangkapan hama ini. Berdasarkan uraian tersebut, hasil penelitian terhadap penangkapan PBKo diperoleh hasil yang bertentangan dalam hal tanggapan serangga tersebut terhadap bahan semikimia, dan hubungannya dengan faktor lain. Sebagai contoh, beberapa studi menunjukkan bahwa PBKo yang tertangkap meningkat dengan menggunakan campuran bahan ethanol dan methanol dengan perbandingan tingkat campuran 1:3 (Mendonza Mora dalam Silva et al, 2006) sedangkan hasil penelitian yang lain memperoleh perbandingan yang terbalik. Perangkap merah menangkap lebih banyak PBKo dibanding perangkap putih dengan campuran bahan semi natural (Mathieu et al. dalam Silva et al., 2006) tetapi yang lain

menyebutkan hasil yang bertolak belakang (Borbón-Martinez dalam Silva et al., 2006).

Kajian tentang perangkap untuk hama penggerek buah kopi (PBKo,

Hypothenemus hampei) telah dilakukan untuk mengevaluasi aspek warna

perangkap, desain atau tipe perangkap dan senyawa penarik yang paling efektif

untuk menarik serangga PBKo, serta potensinya dalam menurunkan populasi

hama PBKo. Pengujian dilakukan pada pertanaman kopi Robusta di Jawa Timur.

Warna perangkap yang dievaluasi terdiri atas warna merah, oranye, kuning, hijau

dan biru dan dipasang di kebun kopi menggunakan alat perangkap tipe corong

ganda yang berisi empat corong. Perangkap diletakkan pada tiang kayu pada

ketinggian sekitar 175 cm di atas permukaan tanah dan ditempatkan di antara

(25)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

selama satu minggu. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perangkap warna

merah dan biru dapat menangkap serangga PBKo secara nyata lebih banyak

dibanding tipe perangkap lainnya (Wiryadiputra, 2006).

Brocap trap merupakan alat perangkap yang terdiri atas dua bagian utama,

yaitu alat perangkap dan senyawa penarik (atraktan). Pada bagian alat perangkap terdiri atas temeng plastik yang dipasang secara bersilang sehingga pada bagian atas corong terbagi ke dalam empat bagian. Pada bagian tengah tameng ini ditempatkan senyawa penarik yang berada dalam botol plastik kecil. Pada bagian bawah corong terdapat botol penampung serangga yang tertangkap, yang dapat dikaitkan dengan corong pada bagian tutupnya. Di dalam botol penampung diisi cairan sabun yang berfungsi untuk menampung serangga PBKo sehingga akan cepat mengalami kematian. Pada sisi samping botol penampung, kurang lebih 2-3 cm di atas dasar botol terdapat lubang-lubang kecil yang berfungsi untuk mengeluarkan kelebihan air apabila alat perangkap terisi air dari luar pada saat musim hujan. Pada bagian atas corong dan tameng masih diberi peneduh dari plastik untuk melindungi dari curah hujan dan kotoran masuk ke dalam perangkap (Wiryadiputra, 2007).

(26)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

± 2 juta biji kopi. Untuk menghindari tingkat infestasi yang tinggi, perlu kombinasi perangkap yang lengkap dan mudah diatur, terutama oleh petani kecil (Jansen, 2004).

Kawat penggantung Penyangga atraktan

Senyawa Atraktan Corong penangkap

Botol penampung serangga Larutan pembunuh serangga

Gambar 6 : Brocap trap (Sumber : Foto langsung, 2008)

Senyawa atraktan yang berada di dalam botol plastik dan dipasang di tengah- tengah corong harus dibuka dari tutupnya dan dilubangi pada bagian atas botol, dengan ukuran diameter lubang sekitar 1,0 mm. Dalam pembuatan lubang ini, hasil percobaan menunjukkan apabila digunakan alat jarum atau kawat yang ukurannya kecil maka uap atraktan yang keluar juga sangat sedikit sehingga populasi serangga yang tertangkap akan rendah (Wiryadiputra, 2007).

(27)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

(28)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kebun kopi milik petani di Desa Bangun I, Kecamatan Parbuluan, Sidikalang, Kabupaten Dairi. Berjarak dari kota Medan ± 120 km, dengan ketinggian tempat ± 1200 m dpl. Penelitian dimulai dari bulan Juli 2008 hingga September 2008.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan: tanaman kopi Arabica (Coffea arabica) umur 4 tahun, larutan sabun, dan alkohol.

Alat yang digunakan adalah perangkat brocap trap, botol kocok, tabung reaksi, gelas ukur, pinset, pisau lipat, bamboo, alat tulis, dan plastik.

Metode Penelitian

Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor yaitu :

• Faktor 1 umur buah kopi (U), terdiri dari

U1 : Buah kopi yang berumur ± 2 bulan yang berwarna hijau muda U2 : Buah kopi yang berumur ± 3 bulan yang berwarana hijau tua

(29)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

• Faktor 2 ketinggian perangkap (T) terdiri dari T1 : Perangkap dengan ketinggian 1 m T2 : Perangkap dengan ketinggian 1,2 m T3 : Perangkap dengan ketinggian 1,4 m

Dengan kombinasi sebagai berikut :

U1T1 U2T1 U3T1 U1T2 U2T2 U3T2 U1T3 U2T3 U3T3

Banyaknya ulangan yang dilakukan sebanyak 3 ulangan untuk setiap perlakuan. Metode Linier yang dipakai adalah :

Yijk = µ + i + j ( ) ij + ijk Dimana :

Yijk = Hasil pengamatan pada perlakuan taraf ke-j, perlakuan taraf ke-k blok i µ = Rata-rata Umum

i = Efek blok ke – i

j = Efek perlakuan pada taraf ke – I, taraf perlakuan ke – j ( ) ij = Efek perlakuan pada taraf ke – I, taraf perlakuan ke - j

ij = Efek galat perlakuan pada taraf ke – j, pada taraf ke – k dan blok i

(30)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

a. Kebun Percobaan

Survey dilakukan dengan mengamati daerah pertanaman kopi di kebun milik petani. Ditetapkan luas lahan penelitian yaitu 5000 m2 dengan populasi tanaman kopi sebanyak 1250 tanaman dengan jarak tanam 2 x 2 meter.

b. Perakitan alat Brocap trap.

Perakitan alat Brocap trap dari komponen-komponen yang terpisah dirakit menjadi alat yang sudah siap dipasang di lapangan.

c. Pemasangan Perangkap

Perangkap dipasang secara acak pada areal pertanaman dengan jumlah 27 buah perangkap, jarak antara perangkap 46 meter. Perangkap dipasang satu minggu sebelum pengamatan. Pengamatan dilakukan 1 kali seminggu selama 2 bulan. Sebelum dipasang dilubangi tutup botol atraktan dengan diameter sekitar 0,5 mm agar atraktan bisa keluar, serta mengisi botol penampung serangga dengan larutan sabun.

Peubah amatan

a. Jumlah PBKo yang tertangkap pada perangkap Brocap trap pada masing-masing perlakuan

b. Tingkat serangan terhadap buah pada pohon yang diamati. Tingkat serangan PBKo dihitung dengan cara :

(31)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

- Dipilih 4 cabang pada setiap pohon contoh dengan posisi cabang berada di tengah bagian pohon dan keempat cabang tersebut searah dengan 4 mata angin (utara, selatan, barat dan timur).

- Diambil 15 buah kopi per cabang atau 60 buah kopi per pohon pada tanaman yang diamati.

- Dihitung tingkat serangan hama PBKo per cabang, dengan menggunakan rumus

I = b a

x 100 %

Keterangan :

I = Tingkat serangan PBKo

a = jumlah buah kopi terserang PBKo per cabang b = jumlah buah kopi total per cabang

- Dari empat cabang selanjutnya dibuat rata-ratanya, sehingga tingkat serangan PBKo dinyatakan per cabang kopi.

c. Populasi PBKo ( larva, pupa, dan imago) yang terdapat dalam buah pada pohon yang diamati.

(32)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Populasi Imago H. hampei yang tertangkap di Brocap Trap

Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa ketinggian perangkap (1, 1,2 dan 1,4 meter) tidak menunjukkan perbedaan nyata terhadap populasi imago yang tertangkap (Tabel 2)

Tabel 2. Rataan populasi H .hampei yang tertangkap di Brocap Trap

Perlakuan Pengamatan Total Rataan

I II III IV V VI VII VIII

U1T1 5,33 10,67 8,67 11,67 7,00 7,67 4,00 6,00 61,01 7,63 U2T1 5,33 7,67 8,00 10,00 4,67 5,67 4,33 5,67 51,34 6,42 U3T1 3,00 5,33 5,33 7,00 5,67 5,67 4,67 4,67 41,34 5,17 U1T2 2,00 4,33 3,00 5,67 4,67 4,33 5,33 3,67 33,00 4,13 U2T2 4,00 8,00 6,33 7,67 8,0 8,00 5,67 7,67 55,34 6,92 U3T2 3,67 5,67 4,67 9,33 6,67 6,33 2,33 3,67 42,34 5,30 U1T3 3,33 3,33 3,00 2,67 3,33 3,33 4,00 2,33 25,32 3,17 U2T3 3,33 5,00 5,00 4,33 4,67 5,00 4,00 4,67 36,00 4,50 U3T3 3,00 5,67 4,67 3,67 4,33 4,67 4,00 4,67 34,68 4,34 Total 32,99 55,67 48,67 62,01 49,01 50,67 38,33 43,02 380,37

(33)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Pengamatan dilakukan pada tanaman kopi dengan tinggi 1,6 – 2 meter, rataan serangga yang tertangkap adalah 5,28 ekor. Rataan serangga yang paling tinggi tertangkap adalah 7,63 ekor pada perlakuan U1T1 (ketinggian 1 meter pada umur buah 2 bulan) dan terendah 3,17 ekor pada perlakuan U1T3 (ketinggian 1,4 meter pada umur buah 4 bulan). Serangga masih dapat tertangkap pada pemasangan perangkap sampai dengan ketinggian 1,4 meter karena pada ketinggian tersebut masih terdapat buah kopi yang setengah masak dan yang masak (berwarna merah). Hal ini menunjukkan bahwa serangga PBKo H. hampei masih dapat berkembang biak pada ketinggian ± 1200 m dpl tempat penelitian ini dilakukan meskipun Wiryadiputra (2007) menyatakan bahwa siklus hidup serangga H. hampei berkembang dengan baik kurang dari 1200 m dpl. Menurut CIRAD (2004) ketinggian perangkap yang efektif adalah 1,2 meter namun menurut Wiryadiputra (2006) serangga masih dapat tertangkap sampai ketinggian 1,75 meter diatas permukaan tanah.

Intensitas Serangan H. hampei pada tanaman kopi

Intensitas serangan hama pada pengamatan I, III, V sampai VIII menunjukkan hasil yang berbeda tidak nyata, sedangkan pengamatan II dan IV menunjukkan hasil yang berbeda nyata.

Tabel 3. Rataan Intensitas Serangan H. hampei pada biji kopi/tanaman

(34)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Hal ini disebabkan karena pada saat pengamatan II dan IV terjadi keterlambatan pemanenan sehingga terdapat banyak buah merah pada tanaman kopi tersebut. Serangan akan semakin tinggi karena tersedianya substrat yang dibutuhkan oleh serangga untuk berkembang biak. Buah merah merupakan buah yang paling disukai oleh serangga betina untuk berkembang biak. Direktorat Perlindungan Perkebunan (2002) menyatakan bahwa kumbang betina menyerang buah kopi mulai umur 8 minggu setelah berbunga sampai waktu panen. Buah yang sudah tua paling disukai.

(35)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Stadia serangga H. hampei pada biji kopi yang terserang

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa jumlah larva pada biji kopi yang terserang dari setiap perlakuan dan ulangan pada setiap pengamatan menunjukkan hasil yang berbeda nyata. Rataan jumlah larva yang tertinggi adalah pada perlakuan U3T3 (buah kopi berumur 4 bulan dan ketinggian perangkap 1,4 meter) yaitu sebesar 2,54 ekor.

Tabel 4. Rataan jumlah larva H. hampei pada biji kopi yang terserang

Perlakuan Cabang Pengamatan Total Rataan

(36)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Pada perlakuan umur buah kopi 2 bulan (U1) tidak ditemukan larva. Hal ini disebabkan karena buah yang berumur 2 bulan berwarna hijau muda hanya digunakan imago sebagai bahan makanannya saja. Seperti yang dikemukakan oleh Tobing dkk. (2006) bahwa pada umumnya PBKo menyerang buah dengan endosperma yang telah mengeras, namun buah yang belum mengeras dapat juga diserang. Buah kopi yang bijinya masih lunak umumnya hanya digerek untuk mendapatkan makanan dan selanjutnya ditinggalkan.

Larva ditemukan pada buah kopi yang berumur 3 sampai 4 bulan yaitu berwarna hijau tua sampai merah karena betina lebih menyukai buah kopi yang sudah matang dan endospermanya sudah keras untuk dijadikan tempat meletakkan telur. Baker et al., (1992) menyatakan betina membuat lubang kecil dari permukaan kulit luar buah kopi (mesokarp) sebagai tempat meletakkan telur jika buah sudah cukup matang. Hal yang sama dikemukakan oleh USDA Agricultural Research Service (2006) bahwa betina berkembang biak pada buah kopi hijau yang sudah matang sampai merah, biasanya membuat lubang dari ujung buah kopi dan meletakkan telur pada buah.

(37)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

dan VIII menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata. Rataan pupa yang paling tinggi adalah perlakuan U3T2 (buah kopi berumur 4 bulan dan ketinggian perangkap 1,2 meter) yaitu sebesar 0,84 ekor. Pupa hanya ditemukan pada buah kopi yang berwarna merah. Apabila dikaitkan dengan siklus hidup H. hampei maka waktu yang dibutuhkan telur menjadi pupa + 15-35 hari sedangkan perubahan buah kopi dari warna hijau tua menjadi merah berlangsung selama 1 bulan. Apabila telur diletakkan pada buah yang berwarna hijau tua, maka perubahan telur tersebut menjadi pupa bersamaan dengan pematangan buah hijau tua menjadi merah. Hal ini sesuai dengan penyataan Wiryadiputra (2007) bahwa masa inkubasi telur 5-9 hari dan lama stadium larva berkisar 10-26 hari.

Tabel 5. Rataan jumlah pupa H. hampei pada biji kopi yang terserang

Perlakuan Cabang Pengamatan Total Rataan

(38)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Pengamatan pada interval 7 hari pupa tidak banyak ditemukan karena stadia pupa berkisar 4-9 hari sebelum menjadi imago. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (2006) menyatakan bahwa lama stadium pupa 4 sampai 9 hari.

Tabel 6. Rataan jumlah imago H. hampei pada biji kopi yang terserang

Perlakuan Cabang Pengamatan Total Rataan

(39)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Hasil analisis perhitungan statistik diperoleh bahwa pada pengamatan II, IV, V, VII, dan VIII jumlah imago yang ditemukan pada biji kopi yang terserang menunjukkan hasil yang berbeda nyata. Sedangkan pada pengamatan I, III, dan VI menunjukkan hasil yang berbeda tidak nyata.

Pada pengamatan jumlah imago yang tertinggi terdapat pada perlakuan U3T3 (buah yang berwarna merah dengan ketinggian perangkap 1,4 meter) karena hama ini lebih menyukai buah yang sudah tua seperti yang dikemukakan Direktorat Perlindungan Perkebunan (2002) bahwa buah yang sudah tua paling disukai oleh hama ini.

(40)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

yang telah gugur di atas tanah. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Rubio et al., (2008) yang menyatakan bahwa imago H. hampei telah merusak biji kopi sejak biji mulai membentuk endosperma. Serangga yang betina meletakkan telur pada buah kopi yang telah memiliki endosperma yang keras. Pada buah yang terserang dapat ditemukan lebih dari 1 imago dalam 1 buah kopi. Hal ini disebabkan mulai stadium telur sampai imago serangga H. hampei tetap berada dalam biji dan menggerek dalam biji kopi. Seperti yang dikemukakan oleh Kalshoven (1981) bahwa perkembangan dari telur menjadi imago berlangsung hanya di dalam biji keras yang sudah matang, selanjutnya Irulandi et al. (2007) menyatakan bahwa PBKo makan dan berkembang biak hanya di dalam buah kopi saja.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Ketinggian perangkap (1, 1,2 dan 1,4 m) menunjukkan hasil tidak berbeda nyata terhadap jumlah serangga yang tertangkap.

2. Makin tinggi intensitas serangan, semakin banyak serangga H. hampei yang tertangkap.

3. Stadia larva tidak ditemukan pada biji kopi yang berumur 2 bulan

(41)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

5. Imago dapat menyerang pada semua umur buah kopi yang diamati (2, 3 dan 4 bulan)

Saran

Brocap Trap dapat digunakan oleh petani kopi untuk mengendalikan

serangan hama H. hampei.

DAFTAR PUSTAKA

Baker P. S., J. F. Barrera end A. Rivas. 1992. Life-history studies of the coffee berry borer (Coleoptera : Scolytidae) on coffee tress in Southern Mexico. http//www// JSTOR®/journalofapllied_biology.htm. (diakses 10 November 2008)

CIRAD. 2004. The Brocap Trap. http://French Agricultural Research Centrefor International Development.pdf. (diakses 1 April 2008)

Direktorat Perlindungan Perkebunan. 2002. Musuh Alami Hama dan Penyakit

Tanaman Kopi. (diakses

10 November 2008)

(42)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Irulandi S., R. Rajendran, C. Chinniah and S. D. Samuel. 2007. Influence of weather factors on the incidence of coffee berry borer, Hypothenemus

hampei (Ferrari) (Scolytidae: Coleoptera) in Pulney hills, Tamil Nadu.

Madras Agric. J., 94 (7-12): 218-231

Jansen, A. E. 2004. Growing Coffe without Endosulfan. 2008)

Kadir, S. Ramlan, Nurjanani, M. Sjafarudn, dan M. Taufik, 2003. Kajian Teknologi Pemangkasan pada Tanaman Kopi.

Kalshoven, L. G. E. 1981. Pest of Crops In Indonesia. Revised and Translated by P. A. Van Der Laan. PT. Ichtiar Baru-Van Hoeve, Jakarta

Karim, A. 1996. Hubungan Antara Elevasi dan Lereng dengan Produksi Kopi Arabika Catimor di Aceh Tengah.J. Pen. Pert. 15(3): 151-158.

Noeroel. 2006. Tanaman Kopi (Coffea).

Nur, A.M. 1998. Perkembangan Teknologi dalam Pengelolaan Perkebunan Kopi Arabika. Warta Pusat Penelitian kopi dan Kakao 14(2) : 155-164.

Pempropsu. 2008. Kabupaten Dairi. www.sumutprov. go. id (diakses 28 April 2008)

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2006. Pedoman Teknis Budi Daya Tanaman Kopi. Indonesian Coffe and Cocoa Research Institute Jember, Jawa Timur.p.64

Rubio J. D., A. E. Bustillo, L. F. Valelezo, J. R. Acuna, and P. Benavides. 2008. Alimentary Canal and Reproductive Tract of Hypothenemus hampei (Ferrari) (Coleoptera: Curculionidae, Scolytidae). Neotropical Entomology 37(2): 143-151.

(43)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Sembel. D.T., D.S. Kandowangko dan J. Rimbing. 1993. Studi tentang Penggunaan Beberapa Patogen untuk Pengendalian Hama Bubuk Buah Kopi, Hypothenemus Hampei (Coleoptera : Scolytidae pada tanaman Kopi di Kabupaten Minahasa. Dalam Prosiding Makalah Simposium Patologi Serangga I. Yogyakarta, 12-13 Oktober 1993.

Silva, F. C.,Ventura, M. U., Morales, L. 2006. Capture of Hypothenemus hampei Ferrari (Coleoptera, Scolytidae) in Response to Trap Characteristics. Sci. Agric. (Piracicaba, Braz.), 63(6): 567-571.

Tobing, M. C., D. Bakti, Marheni dan M. Harahap. 2006. Perbanyakan

Beauveria bassiana pada beberapa media dan patogenisitasnya terhadap

imago Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae). J. Agrik 17(1) : 15-22.

USDA Agricultural Research Service. 2006. The coffee berry borer (Hypothenemus hampei). www.asplantprotection.org /PDF/ 9thACPP/ 15_9thACPP.pdf (diakses 24 November 2006)

Vaast. 2000. Pengembangan Pertanian Organik di Indonesia dan Kendala yang Dihadapi.

Vega F.E., R. A. Franqui and P. Benavides. 2002. The Presence of the Coffee Berry Borer, Hypothenemus hampei in Puerto Rico : Fact or Fiction. J. Ins. Sci., 13(2): 1-6.

Wiryadiputra, S. 1996. Uji Terap Pengendalian Hama Bubuk Buah Kopi Menggunakan Jamur Beauveria di Sulawesi Selatan. Warta Puslit Kopi dan Kakao 12(2): 125-129.

2006. Penggunaan Perangkap Dalam Pengendalian Hama PenggerekBuah Kopi (PBKo, Hypothenemus hampei). Pelita Perkebunan 22(2): 101—118.

(44)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

LAMPIRAN

Lampiran 1. Populasi H. hampei yang tertangkap di Brocap Trap pengamatan I Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

U1T1 6 4 6 16 5,33

U2T1 4 4 8 16 5,33

U3T1 3 2 4 9 3

U1T2 2 2 2 6 2

U2T2 5 5 2 12 4

U3T2 2 7 2 11 3,67

(45)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

U1T3 3 5 2 10 3,33

U3T3 2 4 3 9 3

Total 29 38 32 99

Rataan 3,22 4,22 3,56 3,67

Lampiran 2.Populasi H. hampei yang tertangkap di Brocap Trap pengamatan II

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

(46)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Total 46 58 42 146

Rataan 5,11 6,44 4,67 5,41

Lampiran 4. Populasi H. hampei yang tertangkap di Brocap Trap pengamatan IV Perlakuan Ulangan Total Rataan

Lampiran 5. Populasi H. hampei yang tertangkap di Brocap Trap pengamatan V

Perlakuan Ulangan Total Rataan

(47)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

U3T3 5 6 2 13 4,33

Total 48 53 46 147

Rataan 5,33 5,89 5,11 5,44

Lampiran 6. Populasi H. hampei yang tertangkap di Brocap Trap pengamatan VI Perlakuan Ulangan Total Rataan

(48)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

U1T3 2 7 3 12 4

U3T3 4 3 5 12 4

Total 38 39 38 115

Rataan 4,22 4,33 4,22 4,26

Lampiran 8. Populasi H. hampei yang tertangkap di Brocap Trap pengamatan VIII

Perlakuan Ulangan Total Rataan

(49)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Lampiran 9. Intensitas Serangan H. hampei pada pengamatan I Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

U1T1 13,33 5 6,67 25 8,33

(50)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Lampiran 10. Intensitas Serangan H. hampei pada pengamatan II Perlakuan Ulangan Total Rataan

Lampiran 11. Intensitas Serangan H. hampei pada pengamatan III Perlakuan Ulangan Total Rataan

(51)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Lampiran 12. Intensitas Serangan H. hampei pada pengamatan IV

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

(52)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Lampiran 14. Intensitas Serangan H. hampei pada pengamatan VI

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

(53)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

Lampiran 16. Intensitas Serangan H. hampei pada pengamatan VIII

Perlakuan Ulangan Total Rataan

(54)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

(55)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Lampiran 17. Jumlah larva H. hampei pada biji kopi terserang pengamatan I

Perlakuan Cabang Ulangan Total Rataan

(56)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Error 87,815 94 ,934

Total 130,000 108

a R Squared = ,325 (Adjusted R Squared = ,224)

Lampiran 18. Jumlah larva H. hampei pada biji kopi terserang pengamatan II

Perlakuan Cabang Ulangan Total Rataan

(57)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Lampiran 19. Jumlah larva H. hampei pada biji kopi terserang pengamatan III

Perlakuan Cabang Ulangan Total Rataan

(58)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Lampiran 20. Jumlah larva H. hampei pada biji kopi terserang pengamatan IV

Perlakuan Cabang Ulangan Total Rataan

(59)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Lampiran 21. Jumlah larva H. hampei pada biji kopi terserang pengamatan V

Perlakuan Cabang Ulangan Total Rataan

(60)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Lampiran 22. Jumlah larva H. hampei pada biji kopi terserang pengamatan VI

Perlakuan Cabang Ulangan Total Rataan

(61)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Lampiran 23. Jumlah larva H. hampei pada biji kopi terserang pengamatan VII

Perlakuan Cabang Ulangan Total Rataan

(62)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Lampiran 24. Jumlah larva H. hampei pada biji kopi terserang pengamatan VIII

Perlakuan Cabang Ulangan Total Rataan

(63)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Lampiran 25. Jumlah pupa H. hampei pada buah yang terserang pengamatan I

Perlakuan Cabang Ulangan Total Rataan

(64)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Lampiran 26. Jumlah pupa H. hampei pada buah yang terserang pengamatan II

Perlakuan Cabang Ulangan Total Rataan

(65)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Lampiran 27. Jumlah pupa H. hampei pada buah yang terserang pengamatan III

Perlakuan Cabang Ulangan Total Rataan

(66)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Lampiran 28. Jumlah pupa H. hampei pada buah yang terserang pengamatan IV

Perlakuan Cabang Ulangan Total Rataan

(67)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Lampiran 29. Jumlah pupa H. hampei pada buah yang terserang pengamatan V

Perlakuan Cabang Ulangan Total Rataan

(68)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Lampiran 30. Jumlah pupa H. hampei pada buah yang terserang pengamatan VI

Perlakuan Cabang Ulangan Total Rataan

(69)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Lampiran 31. Jumlah pupa H. hampei pada buah yang terserang pengamatan VII

Perlakuan Cabang Ulangan Total Rataan

(70)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Lampiran 32. Jumlah pupa H. hampei pada buah yang terserang pengamatan VIII

Perlakuan Cabang Ulangan Total Rataan

(71)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Lampiran 33. Jumlah imago H. hampei pada buah terserang pengamatan I

Perlakuan Cabang Ulangan Total Rataan

(72)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Lampiran 34. Jumlah imago H. hampei pada buah terserang pengamatan II

Perlakuan Cabang Ulangan Total Rataan

(73)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Lampiran 35. Jumlah imago H. hampei pada buah terserang pengamatan III

Perlakuan Cabang Ulangan Total Rataan

(74)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Lampiran 36. Jumlah imago H. hampei pada buah terserang pengamatan IV

Perlakuan Cabang Ulangan Total Rataan

I II III

T 1 0 1 2 0,67

U1T1 S 2 1 0 3 1

(75)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Lampiran 37. Jumlah imago H. hampei pada buah terserang pengamatan V

Perlakuan Cabang Ulangan Total Rataan

(76)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

(77)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Perlakuan Cabang Ulangan Total Rataan

(78)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Lampiran 39. Jumlah imago H. hampei pada buah terserang pengamatan VII

Perlakuan Cabang Ulangan Total Rataan

(79)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

a R Squared = ,517 (Adjusted R Squared = ,445)

Lampiran 40. Jumlah imago H. hampei pada buah terserang pengamatan VIII

Perlakuan Cabang Ulangan Total Rataan

(80)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Ulangan 5,852 2 2,926 4,419* ,015 3,09 4,84

Error 62,241 94 ,662

Total 123,000 108

a R Squared = ,494 (Adjusted R Squared = ,419)

Lampiran 41. Gambar Lahan Penelitian

(81)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Sumber : Foto langsung (2008) Lampiran 42. Serangga H. hampei betina yang tertangkap

(82)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Sumber : Foto langsung (2008)

Lampiran 43. Gambar Stadia serangga yang terdapat pada buah yang terserang

imago

Sumber : Foto langsung (2008)

pupa

(83)

Virma Uli Manurung : Penggunaan Brocap Trap Untuk Pengendalian Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae) Pada Tanaman Kopi, 2008.

USU Repository © 2009

Gambar

Tabel 1. Luas area dan Produksi kopi Arabika di Kabupaten Dairi
Gambar 1 : telur Hypothenemus hampei Ferr. (Sumber: www.todomonografias.com, 2008)
Gambar 3 : Pupa Hypothenemus hampei Ferr. (Sumber: www.todomonografias.com, 2008)
Gambar 4 : Imago betina dan jantan Hypothenemus hampei Ferr. (Sumber: www.todomonografias.com/, 2008 )
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dapat dijadikan sebagai bahan tambahan pertimbangan dan pemikiran dalam penelitian lebih lanjut dalam bidang yang sama, yaitu mengenai pengaruh pelayanan fiskus dan

[r]

Sociocultural based learning overcoming the social conflict.. Social life and culture are amazing modal from

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan peningkatan aktivitas belajar siswa, mendeskripsikan peningkatan keterampilan mengajar guru dalam mengelola pembelajaran,

Pelayanan, Harga dan Fasilitas terhadap Keputusan Menginap pada Hotel Jati Wisata Pangkalpinang ”.. Oleh karena itu, mohon bantuan

Some authors developed in the past years a robust background in laser scanning acquisition and architectural analysis (Guidi and Bianchini, 2007, Clini et al., 2014), other works for

Evaluasi Penawaran dilaksanakan berdasarkan Dokumen Pengadaan Nomor : 012/DPU- Drai/VII/2017 tanggal 03 Juli 2017, Berita Acara Penjelasan Dokumen Pengadaan, dan

Dalam pembuatan aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit kedokteran umum ini digunakan perangkat lunak Borland Delphi 6.0, yang mendukung database dan