Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PROGRAM S-1
FAKULTAS EKONOMI MEDAN
PENGARUH TINGKAT INFLASI, SUKU BUNGA,DAN NILAI
TUKAR TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN
PERBANKAN YANG LISTING
DI BURSA EFEK INDONESIA
DRAFT SKRIPSI
OLEH:
DEVI SOFIANI TARIGAN 050502152
MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRAK
Devi Sofiani (2009). Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga, dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan yang Listing di Bursa Efek Indonesia. Dibawah bimbingan Drs. Syahyunan, M.Si, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si (Ketua Departemen Manajemen), Dr. Endang Sulistiarini, M.Si (Penguji I) dan Dr. Khaira Amalia, MBA, Ak (Penguji II).
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tingkat inflasi, suku bunga, dan nilai tukar terhadap harga saham perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2003-2006.
Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu “Apakah tingkat inflasi, suku bunga, dan nilai tukar mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia.”
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan regresi linear berganda. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji statistik yaitu uji secara parsial (uji-t) dan uji serempak (uji-F), dengan tingkat signifikansi ( ) = 5%. Penganalisaan data menggunakan software
pengolahan data statistik yaitu SPSS 12.0 for Windows.
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih, berkat dan penyertaan-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan pembuatan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Selama masa perkuliahan hingga penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan, nasehat, dan dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebsar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membimbing, megarahkan, dan memberikan saran kepada penulis.
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
6. Ibu Dr. Khaira Amalia, MBA, Ak selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini.
7. Bapak Dr. Muslich Lufthi, MBA selaku Dosen Wali / Pembimbing Akademik. 8. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara : Kak
Susi, Bang Jum, Kak Dani, Kak Fina dan yang lain untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.
9. Kedua Orangtuaku yang tercinta D. Tarigan, (Alm)M. br Purba dan N. Br Sinuraya, yang senantiasa memberikan motivasi, kasih sayang, bantuan dana dan material, nasehat-nasehat yang sangat berharga serta doa yang selalu menyertai penulis.
10.Abang-abangku yang terkasih (Alm) David Roy Tarigan, Kamus Jupen Ginting dan Dwi Franata Tarigan untuk perhatian, kasih, bantuan dana dan doanya yang sangat berarti.
11.Bapak Gembala Sidang, Pdt. Aswin Perangin-angin, SH, MA, Nora Pdt. Perangin-angin dan seluruh Jemaat GIKI Medan yang selalu mendukung, membantu dan mendoakan saya selama masa perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini.
12.Sahabat-sahabat terbaikku, Sarah, Suri, Winda (The Beleners), Kak Elli, Kak Erika dan Bang Nius di Jogja yang selalu mendampingi dan mendoakanku.
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Nisha dan semuanya. Kakak-kakak senior : Bang Eduward (Takeda), Bang Kalam, Bang Gea, Kak Erika. Terimaskasih buat persahabatan dan bantuannya selama masa perkuliahan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Medan, 2009 Penulis
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI……….. v
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR... viii
BAB I. PENDAHULUAN……… 1
A. Latar Belakang………... 1
B. Perumusan Masalah………... 5
C. Kerangka Konseptual……….... 6
D. Hipotesis ………... 7
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian……… .... 8
1. Tujuan Penelitian……….. 8
2. Manfaat Penelitian………. 8
F. Metode Penelitian………. 9
1. Batasan Operasional……….. 9
2. Definisi Operasional Variabel……….. 9
3. Populasi dan Sampel………. 12
4. Tempat dan Waktu Penelitian………... 14
5. Jenis dan Sumber Data……….. 14
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN………... 64
A. Kesimpulan………. 64
B. Saran……… 65
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFAR TABEL
Tabel Judul Halaman 1.1 Indikator Makro Ekonomi………... 41.2 Harga Saham Perusahaan Perbankan ………. 5
1.3 Jumalah Perusahaan (Bank) yang Memenuhi Kriteria……… 13
1.4 Nama-nama Sampel Perusahaan... 13
1.5 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi... 18
4.1 Inflasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Listing di BEI... 42
4.2 Suku Bunga Pada Perusahaan Perbankan Yang Listing di BEI... 44
4.3 Nilai Tukar Pada Perusahaan Perbankan Yang Listing di BEI... 46
4.4 Harga Sahan Perusahaan Perbankan Yang Listing di BEI... 48
4.5 Hasil Estimasi Regresi... 50
4.6 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test... 54
4.7 Collinearity Statistics……….. 55
4.8 Model Summary (b) Durbin-Watson……….. 55
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
4.10 Coefficient (a) Uji-t……… 59
4.11 Anova (Uji-F)………. 62
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman 1.1 Kerangka Konseptual... 74.1 Histogram Dependent Variable (Harga Saham)... 52
4.2 Normal P-Plot... 53
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan investasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Investasi merupakan salah satu pokok pembangunan ekonomi. Tidak ada satu negarapun di dunia ini yang pertumbuhan ekonominya terlepas dari peranan investasi. Menurut Komaruddin dalam Anoraga (1995:47) memberikan pengertian investasi dalam 3 arti, yaitu : 1) suatu tindakan untuk membeli saham, obligasi atau
surat penyerahan lainnya, 2) suatu tindakan membeli barang-barang modal, 3) pemanfaatan dana yang tersedia untuk produksi dengan pendapatan dimasa yang
akan datang.
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
yang riskan sehingga menjadi industri yang over regulated yang kadang tidak relevan dibandingkan dengan perusahaan sektor lain (Jacob dan Harahap, 2004:149).
Investor sering dihadapkan pada peluang untuk mendapatkan return yang lebih besar dalam waktu yang singkat. Return yang tinggi mencerminkan harga saham sebuah perusahaan, sedangkan harga saham merupakan nilai sebuah perusahaan dihadapan para pembelinya.
Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian yang di harapakan sebuah perusahaan yang nantinya akan menentukan harga saham yang dimiliki oleh perusahaan tersebut, yaitu terbagi dalam faktor fundamental dan faktor ekonomi. Faktor fundamental yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam perusahaan. Sedangkan faktor ekonomi yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar perusahaan, misalnya tingkat suku bunga, tingkat inflasi, perubahan nilai kurs dan lain-lain.
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Tingkat inflasi menunjukkan adanya kenaikan tingkat harga umum, dimana nilai uang sebagai refleksi tingkat harga umum tidak stabil. Dengan adanya inflasi, kemampuan daya beli masyarakat rendah, pemerintah menaikkan tingkat suku bunga agar masyarakat menabung dengan tujuan untuk menstabilkan kondisi ekonomi.
Perubahan nilai kurs timbul apabila terdapat perubahan kurs antara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian pos moneter yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing. Tingkat keuntungan yang diharapkan dengan adanya investasi akan menurun dengan cepat jika nilai kurs berubah tajam, sehingga bagi para pelaku ekonomi semakin rendah tingkat perubahan nilai kurs adalah semakin baik.
Keadaan perekonomian Indonesia dilihat dari tingkat inflasi, suku bunga dan nilai tukar dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investor atas penempatan dananya pada usaha sektor perbankan. Seperti halnya krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan kinerja keuangan perusahaan perbankan menurun tajam bahkan diantaranya menderita kerugian. Tingginya inflasi dan suku bunga akan menyebabkan beban operasional perusahaan akan semakin berat serta akan mempengaruhi kinerja keuangan badan usaha yang mana akhirnya akan berdampak pada pasar modal.
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
menunjukkan indikator makro ekonomi antara tahun 2003 sampai 2006 masih cenderung melemah. Hal ini dapat ditunjukkan pada Tabel 1.1 sebagai berikut :
Tabel 1.1
Indikator Makro Ekonomi Indonesia
No Indikator
Tahun
2003 2004 2005 2006
1 Inflasi 6,79% 6,06% 10,40% 13,33%
2 Suku Bunga
(SBI Rate 1 bln) 10,17% 7,40% 8,95% 12,03%
3 Nilai Tukar
(IDR/USD) Rp. 5.908,10 Rp. 6.036,85 Rp. 7.783,22 Rp. 7,277,11
Sumber : Laporan Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, Bank Indonesia (2003-2006)
Perkembangan tingkat inflasi tahun 2003-2006 masih cenderung rendah karena tingkat harga yang terus meningkat. Hal ini memberikan dampak kepada para investor karena jika tingkat inflasi tetap meningkat, akan mempengaruhi kinerja keuangan badan usaha (Lihat Tabel 1.1).
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika tahun 2003-2006 mengalami penurunan yang nantinya perlahan-lahan dapat meningkatkan suku bunga sehingga akan semakin memberatkan para investor.
Pertumbuhan elemen-elemen ekonomi makro tersebut diatas memberikan dampak yang berbeda-beda pada harga saham perusahaan perbankan. Beberapa emiten mengalami kenaikan harga saham yang signifikan, beberapa mengalami fluktuasi, dan bahkan terdapat emiten yang justru mengalami penurunan harga saham selama dua tahun terakhir. Hal ini dapat di tunjukkan pada Tabel 1.2 sebagai berikut :
Tabel 1.2
Sumber : Indonesian Capital Market Directory, 2003-2006 (data diolah,2009)
Berdasarkan permasalahan ini, penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang ”Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga, dan Nilai Tukar Terhadap
Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia”
B. Perumusan Masalah
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
suku bunga, dan nilai tukar mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia.”
C. Kerangka Konseptual
Menurut Manurung dan Rahardja (2004:96), ada beberapa faktor yang dapat menentukan harga saham sebuah perusahaan. Salah satu diantaranya adalah faktor-faktor ekonomi. Faktor-faktor-faktor ekonomi yang paling diperhatikan dalam penentuan harga saham adalah perkembangan tingkat bunga dan nilai tukar.
Perkembangan tingkat bunga dapat berpengaruh dan saling mempengaruhi dengan aktivitas perekonomian dan prefrensi masyarakat untuk membeli saham, obligasi atau menyimpan uang mereka dalam bentuk deposito saja. Jika dianggap tingkat inflasi akan rendah, maka diperkirakan bank sentral tidak menaikkan tingkat bunga nominal dan hal itu dapat membuat harga saham stabil atau meningkat.
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
perubahan ini akan menyebabkan berkurangnya daya beli yang diinvestasikan maupun bunga yang diperoleh dari investasi. Sehingga menyebabkan nilai riil pendapatan akan lebih kecil, 3) resiko mata uang, merupakan resiko yang timbul akibat pengaruh perubahan nilai tukar mata uang domestic (misalnya rupiah) dengan mata uang negara lain (misalnya dollar Amerika).
Kesimpulan yang diperoleh dari keterangan yang telah ada sebelumnya bahwa tingkat inflasi, suku bunga dan nilai tukar mempunyai peran yang strategis bagi suatu perusahaan khususnya perusahaan yang dalam aktivitas produksi dan operasinya banyak memanfaatkan mata uang asing contohnya perusahaan sektor perbankan. Perilaku keputusan investasi dari seorang investor dalam suatu pasar modal akan tercermin dari pergerakan harga saham perusahaan pada pasar modal.
Kerangka konseptual yang menjadi dasar penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual
Sumber : Manurung dan Rahardja (2004:96), diolah penulis
D. Hipotesis
Harga Saham
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya , maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut : Tingkat inflasi, suku bunga, dan nilai tukar berpengaruh terhadap harga saham perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah : Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh tingkat inflasi, suku bunga, dan nilai tukar baik secara simultan maupun parsial terhadap harga saham perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah :
a. Bagi Emiten, dapat dijadikan sebagai salah satu rekomendasi dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi pada saham perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia.
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
mampu menjelaskan variansi harga saham pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.
c. Bagi Para Peneliti Lanjutan, hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian lanjutan pada ruang lingkup dan kajian yang lebih luas.
d. Bagi Penulis, dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang keuangan terutama mengenai harga saham perusahaan perbankan.
F. Metode Penelitian
1. Batasan Operasional
Batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 bagian, yaitu : 1. Variabel bebas (independent variable) mencakup : tingkat inflasi, suku
bunga, dan nilai tukar.
2. Variabel terikat (dependent variable), yaitu harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.
b. Perusahaan yang menjadi sampel penelitian adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2003 sampai dengan 2006
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
2003 sampai dengan 2006, serta data tingkat inflasi, suku bunga dan nilai tukar pada tahun 2003 sampai dengan 2006.
2. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Variabel Bebas (independent variable)
1. Inflasi (X1) adalah kecendrungan terjadinya peningkatan harga produk secara
keseluruhan (Tandelilin, 2001:212). Data inflasi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data per kwartal yang kemudian dirata-ratakan menjadi data tahunan dengan menggunakan rumus (Utami dan Rahayu, 2003) :
∑ Inflasi per kwartal
Rata-rata Inflasi tahunan =
4
Jika inflasi suatu negara meningkat relatif dibandingkan negara-negara rekanan dagangnya, maka neraca berjalan negara tersebut akan menurun, jika faktor lain tidak berubah.
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
2. Suku bunga (X2), yaitu berupa suku bunga riil yang dihitung dari perubahan
perubahan suku bunga SBI jangka waktu 1 bulan yang telah disesuaikan dengan tingkat inflasi yang di hitung dengan rumus (Utami dan Rahayu, 2003) :
∑ Suku Bunga bulanan
Rata-rata Suku Bunga tahunan =
12
Rata-rata suku bunga tahunan ini akan dikalikan dengan piutang usaha bank, yang di sebut Loans (pinjaman pada pihak ketiga) pada laporan keuangan masing-masing bank.
3. Nilai Tukar (X3) merupakan harga mata uang suatu negara yang dinyatakan
dalam mata uang negara lainnya (Madura dalam Utami dan Rahayu (2003). Nilai tukar sebenarnya merupakan semacam harga di dalam pertukaran tersebut. Demikian pula pertukaran dua mata uang yang berbeda, maka akan terdapat perbandingan nilai/harga antara dua mata uang tersebut. Dalam hal ini nilai tukar diukur dari perubahan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang US Dollar setelah disesuaikan dengan tingkat inflasi. Dihitung menggunakan rumus (Utami dan Rahayu, 2003) :
∑ Nilai tukar bulanan
Rata-rata Nilai Tukar tahunan =
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Fluktuasi nilai tukar berpengaruh terhadap pendapatan (beban) operasional bank sebagai hasil dari keuntungan (kerugian) transaksi valuta asing/derivatif. Oleh sebab itu, rata-rata nilai tukar ini akan dikaitkan dengan other operating
revenue dengan cara membagikan other operating revenue dengan rata-rata
nilai tukar tahunan pada laporan keuangan masing-masing bank. b. Variabel Terikat (dependent variable)
Variabel terikat yang digunakan adalah harga saham masing-masing perusahaan. Harga Saham dihitung dari harga saham penutupan (closing price) pada setiap akhir hari transaksi yang dikalkulasikan menjadi rata-rata harga bulanan hingga rata-rata harga tahunan, dengan menggunakan rumus (Utami dan Rahayu,2003) :
∑ Harga saham harian
Rata-rata Harga Saham bulanan =
∑ hari transaksi
∑ Rata-rata Harga saham bulanan
Rata-rata Harga Saham tahunan =
12
3. Populasi dan Sampel
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Probability Sampling, yaitu dengan metode “Purposive Sampling”. Purposive
Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan menggunakan kriteria
(pertimbangan) tertentu (Sugiyono, 2005 : 78).
Kriteria penarikan sampel dalam penelitian ini adalah :
a. Emiten yang sahamnya aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan tidak pernah di-suspend (diberhentikan sementara) selama periode tahun 2003 sampai dengan 2006.
b. Emiten yang mempublikasikan laporan keuangan dan nilai harga saham per tahun selama periode tahun 2003 sampai dengan 2006.
Jumlah perusahaan (bank) yang memenuhi syarat dari kriteria-kriteria yang di gunakan penulis dapat dilihat pada Tabel 1.3 berikut ini :
Tabel 1.3
Jumlah Perusahaan (Bank) yang Memenuhi Kriteria-kriteria
(dalam unit)
No. Keterangan Jumlah Bank
1 Populasi 28
2 Emiten yang tidak pernah di-suspend (diberhentikan sementara) periode tahun 2003-2006
21 3 Emiten yang mempublikasikan laporan keuangan dan
nilai harga saham per tahun selama periode tahun 2003-2006
12
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Dengan demikian sampel penelitian yang diperoleh berjumlah 12 perusahaan (bank). Adapun 12 bank tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.4 berikut ini :
Tabel 1.4
Nama-nama Sampel Perusahaan
NO KODE NAMA EMITEN TANGGAL LISTING
1 ANKB PT. Bank Artha Niaga Kencana, Tbk 02 November 2000 2 BABP PT. Bank Bumiputera Indonesia, Tbk 15 Juli 2002
3 BBIA PT. Bank UOB Buana, Tbk 28 Juli 2000
4 BBNP PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk 10 Januari 2001 5 BEKS PT. Bank Eksekutif International, Tbk 13 Juli 2001
6 BNLI PT. Bank Permata, Tbk 15 Januari 1990
7 BKSW PT. Bank Kesawan, Tbk 21 November 2002
8 BSWD PT. Bank Swadesi, Tbk 01 Mei 2002
9 INPC PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk 23 Agustus 1990
10 LPBN PT. Bank Lippo, Tbk 10 November 1989
11 MAYA PT. Bank Mayapada, Tbk 29 Agustus 1997
12 NISP PT. Bank NISP, Tbk 20 Oktober 1994
Sumber :
4. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia dan Bank Indonesia lewat internet dengan menggunakan situs dilakukan sejak bulan September 2008 sampai dengan Maret 2009.
5. Jenis dan Sumber Data
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Indonesia, buku-buku referensi, majalah, internet, dan literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan topik bahasan penelitian.
6 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi dengan mengumpulkan data pendukung literatur, jurnal, dan buku-buku referensi untuk mendapatkan gambaran masalah yang diteliti serta mengumpulkan data sekunder yang relevan dari laporan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia dan Bursa Efek Indonesia.
7. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik, sebagai berikut :
a. Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data-data yang telah dikumpulkan dan digolongkan/dikelompokkan kemudian dianalisis dan diinterprestasikan secara objektif.
b. Regresi Linear Berganda
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
nilai tukar terhadap harga saham perusahaan perbankan yang listing di BEI. Model regresi yang digunakan adalah :
Yi,t = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Keterangan :
Yi,t = Harga Saham perusahaan i pada tahun t
a = Konstanta
b1,b2, b3 = Koefisien regresi untuk masing-masing variabel independen
X1 = Inflasi
X2 = Suku Bunga
X3 = Nilai Tukar
e = Standard error
c. Pengujian Asumsi Klasik
Model Regresi Berganda yang diterangkan sebelumnya harus memenuhi syarat asumsi klasik yang meliputi :
1. Uji Normalitas
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
mendekati normal. Normalitas data dapat dideteksi dengan melihat bentuk kurva histogram dengan kemiringan seimbang ke kiri dan ke kanan dan berbentuk seperti lonceng atau dengan melihat titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal dan searah mengikuti garis diagonal dari gambar Normal P-Plot (Nugroho, 2005:23). Uji ini juga dilakukan melalui analisis Kolmogorov-Smirnov. Hipotesisnya sebagai berikut :
Ho : data residua l berdistribusi normal
H1 : data residua l tidak berdistribusi normal
Dengan menggunakan tingkat signifikan ( ) 5%. Jika nilai Asymp.Sig
(2-tailed) > taraf nyata ( ), maka Ho diterima artinya data residual
berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai Asymp.Sig (2-tailed) < taraf nyata
( ), maka H1 diterima artinya data residual tidak berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinearitas
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
a. Bila VIF > 5 terdapat masalah multikolinearitas, b. Bila VIF < 5 tidak terdapat masalah multikolinearitas
3. Uji Autokorelasi
Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Gejala autokorelasi dideteksi dengan menggunakan Durbin-Watson test.
Menurut Situmorang, dkk. (2008:86) menjelaskan bahwa autokorelasi tidak terjadi bila DW terletak antara du dan (4-du) dimana (du<DW<4-du). Kriteria pengambilan keputusan uji autokorelasi di tunjukkan pada Tabel 1.5 sebagai berikut .
Tabel 1.5
Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi
Hipotesis Nol Jika Keputusan
Tidak ada auto korelasi positif 0 < DW < dL Ditolak
Tidak ada auto korelasi positif dL ≤ DW ≤ dU No Decision
Tidak ada auto korelasi positif 4-dL < DW < 4 Ditolak
Tidak ada auto korelasi positif 4-dU ≤ DW ≤ 4-dL No Decision
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
atau negatif
Keterangan :
dL = Batas Bawah dU = Batas Atas
4. Uji Heterokedastisitas
Asumsi heterokedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana varians dari residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Salah satu uji untuk mengetahui heterokedastisitas ini adalah dengan melihat penyebaran dari varians residual pada diagram pencar (scatterplot). Menurut Nugroho (2005:63) analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linear berganda tidak terdapat heterokedastisitas jika :
a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0. b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. c. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Uji ini juga dapat dilakukan melalui uji Glesjer, yaitu dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen. Apabila signifikansi > dari taraf nyata 5%, maka dianggap tidak terjadi masalah heterokedastisitas, dan begitu pula sebaliknya.
d. Pengujian Hipotesis
Model regresi yang sudah memenuhi asumsi-asumsi klasik tersebut akan digunakan untuk menganalisis, melalui pengujian hipotesis sebagai berikut :
1. Uji Global ( Uji-F )
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara global mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah :
Ho : b1, b2, b3 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara
bersamaan dari tingkat inflasi, suku bunga dan nilai tukar terhadap harga saham.
H1 : b1, b2, b3 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamaan
dari tingkat inflasi, suku bunga dan nilai tukar terhadap harga saham.
Dengan menggunakan tingkat signifikan ( ) 5%, jika nilai sig. F > 0,05 maka
Hoditerima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari
variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika nilai sig. F < 0,05 maka H1 diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan dengan membandingkan nilai
Fhitung dan Ftabel. Dimana kriterianya, yaitu :
1. Ho diterima jika Fhitung≤ Ftabel pada = 5%
2. H1 diterima jika Fhitung > Ftabel pada = 5%
2. Uji Signifikansi Parsial (Uji – t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah :
Ho : b1, b2, b3 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
H1 : b1, b2, b3 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial
antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
Dengan menggunakan tingkat signifikansi ( ) 5%, jika nilai sig. t > 0,05
Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan variabel bebas
terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika sig. t < 0,05 H1diterima, artinya ada
pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai thitung
juga dapat dibandingkan dengan nilai ttabel. Kriteria pengambilan
keputusannya, yaitu :
1. Ho diterima jika thitung < ttabel pada = 5%
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
e. Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur proporsi dari variasi yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas. Pengukuran besarnya persentase kebenaran dari uji regresi dapat dilihat melalui nilai koefisien determinasi multiple R². Semakin tinggi R² (mendekati satu), maka semakin baik regresi tersebut. Namun, apabila semakin mendekati nol maka variabel bebas secara keseluruhan tidak bisa menjelaskan variabel terikat.
BAB II
URAIAN TEORITIS
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Utami dan Rahayu (2003) melakukan penelitian mengenai “Peranan Profitabilitas, Suku Bunga, Inflasi dan Nilai Tukar Dalam Mempengaruhi Pasar Modal Indonesia Selama Krisis Ekonomi” ini menemukan bahwa perubahan profitabilitas, suku bunga, inflasi dan nilai tukar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham badan usaha selama periode krisis ekonomi tahun 1997 dan secara parsial hanya suku bungan dan nilai tukar yang mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap harga saham selama periode krisis ekonomi tersebut.
Elisabeth (2007) juga melakukan penelitian terhadap perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI), yang berjudul “Pengaruh Resiko Sistematis dan Makro Ekonomi Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI)”, ditemukan bahwa resiko sistematis (beta/risk), GDP, inflasi, suku bunga dan nilai tukar mempunyai pengaruh terhadap return saham sebuah perusahaan yang nantinya juga akan mempengaruhi nilai perusahaan. Penelitian ini juga menyebutkan bahwa jika dilakukan pengamatan terhadap pergerakan harga saham, maka akan terlihat adanya pergerakan harga saham individual yang mengikuti pergerakan indeks pasar. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keuntungan suatu saham berkorelasi dengan perusahaan pasar.
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index”, ditemukan bahwa tingkat inflasi dan perubahan nilai kurs secara bersamaan berpengaruh secara tidak signifikan terhadap resiko (beta) saham yang memberi dampak kepada harga saham perusahaan. Sedangkan tingkat inflasi dan perubahan nilai kurs secara parsial berpengaruh secara tidak signifikan terhadap resiko (beta) perusahaan yang diteliti.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Jacob dan Harahap (2004) tentang “Hubungan Antara Indikator Mikro dan Makro Terhadap Nilai Buku dan Harga Pasar Saham Perusahaan” pada 11 perusahaan perbankan dengan menggunakan tahun penelitian 1999 sampai dengan tahun 2002, menemukan bahwa aspek makro yang diwakili oleh interest rate dan inflation rate tidak begitu berpengaruh signifikan pada nilai buku dan harga pasar saham perusahaan.
B. Tingkat Inflasi
Menurut Tandelilin (2001 : 212), inflasi adalah kecendrungan terjadinya peningkatan harga produk-produk secara keseluruhan. Tingkat inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang terlalu panas (overheated). Artinya, kondisi ekonomi mengalami permintaan atas produk yang melebihi kapasitas penawaran produknya, sehingga harga-harga cenderung mengalami kenaikan. Akibat dari inflasi secara umum adalah menurunnya daya beli masyarakat karena secara riel tingkat pendapatannya juga menurun (Putong, 2002:254).
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
1. Menurut Sifatnya, inflasi dibagi menjadi tiga kategori utama, yaitu :
a. Inflasi rendah (Creeping Inflation), yaitu inflasi yang besarnya kurang dari 10%
b. Inflasi menengah (Galloping Inflation) besarnya antara 10-30% per tahun. Inflasi ini biasanya ditandai oleh naiknya harga-harga secara cepat dan relatif besar. Angka inflasi pada kondisi ini biasanya disebut inflasi dua digit.
c. Inflasi berat (High Inflation), yaitu inflasi yang besarnya antara 30-100% per tahun. Dalam kondisi ini harga-harga secara umum naik dan berubah. d. Inflasi sangat tinggi (Hyper Inflation), yaitu inflasi yang ditandai oleh
naiknya harga secara drastis hingga mencapai empat digit (di atas 100%). Pada kondisi ini masyarakat tidak ingin lagi menyimpan uang, karena nilainya merosot sangat tajam, sehingga lebih baik ditukarkan dengan barang.
2. Inflasi terbagi atas dua jika dilihat dari penyebabnya, yaitu :
a. Demand Pull Inflation. Inflasi ini timbul karena adanya permintaan
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
mengatasinya diperlukan adanya pembukaan kapasitas produksi baru dengan penambahan tenaga kerja baru.
b. Cost Push Inflation. Inflasi ini disebabkan turunnya produksi karena
naiknya biaya produksi (naiknya biaya produksi dapat terjadi karena tidak efisiennya perusahaan, nilai kurs mata uang negara yang bersangkutan jatuh/menurun, kenaikan harga bahan baku industri, adanya tuntutan kenaikan upah dari serikat buruh yang kuat, dan sebagainya). Akibat naiknya biaya produksi, maka dua hal yang bisa dilakukan oleh produsen, yaitu : pertama, langsung menaikkan harga produknya dengan jumlah penawaran yang sama, atau harga produknya naik (karena tarik-menarik permintaan dan penawaran) karena penurunan jumlah produksi.
3. Inflasi dibagi menjadi dua jika dilihat dari asalnya,yaitu :
a. Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation) yang timbul karena terjadinya defisit dalam pembiayaan dan belanja negara yang terlihat pada anggaran dan belanja negara. Untuk mengatasinya biasanya pemerintah mencetak uang baru.
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
C. Suku Bunga
Teori keuangan modern yang dikembangkan oleh Keynes yakni suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang. Bank sentral dan sistem perbankan adalah institusi yang akan menentukan besarnya penawaran uang pada suatu waktu tertentu. Sedangkan permintaan uang ditentukan oleh keinginan masyarakat untuk memegang uang. Bank sentral akan menyediakan uang sesuai yang dibutuhkan masyarakat dan oleh sebab itu besar tidaknya tergantung pada suku bunga. Sebaliknya suku bunga sangat mempengaruhi permintaan uang. Kalau suku bunga dan tingkat pengembalian modal rendah, masyarakat lebih suka memegang uang dari pada menginvestasikannya. Oleh sebab itu semakin rendah suku bunga, semakin besar jumlah uang yang diminta (dipegang atau disimpan) oleh masyarakat.
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Disamping itu, tingkat bunga yang tinggi juga akan menyebabkan return yang disyaratkan investor dari suatu investasi akan meningkat.
D. Nilai Tukar
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi permintaan valuta asing yaitu (Simorangkir dan Suseno, 2004:6) :
1. Faktor pembayaran impor. Semakin tinggi impor barang dan jasa, maka semakin besar permintaan terhadap valuta asing sehingga nilai tukar akan cenderung melemah. Sebaliknya, jika impor menurun, maka permintaan valuta asing menurun sehingga mendorong menguatnya nilai tukar.
2. Faktor aliran modal keluar. Semakin besar aliran modal keluar, maka semakin besar permintaan valuta asing dan pada lanjutannya akan memperlemah nilai tukar. Aliran modal keluar meliputi pembayaran hutang penduduk Indonesia (baik swasta dan pemerintah) kepada pihak asing dan penempatan dana penduduk Indonesia ke luar negeri.
3. Kegiatan spekulasi. Semakin banyak kegiatan spekulasi valuta asing yang dilakukan oleh spekulan maka semakin besar permintaan terhadap valuta asing sehingga memperlemah nilai tukar mata uang local terhadap mata uang asing.
Penawaran valuta asing dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu:
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Faktor aliran modal masuk (capital inflow). Semakin besar aliran modal masuk, maka nilai tukar akan cenderung semakin menguat. Aliran modal masuk tersebut dapat berupa penerimaan hutang luar negeri, penempatan dana jangka pendek oleh pihak asing (portfolio investment) dan investasi langsung pihak asing (foreign direct investment).
E. Harga Saham
Harga pasar (market price) merupakan harga pada pasar riil dan merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupan (closing price) dari suatu saham (Anoraga, 2006:59). Setiap investor yang berinvestasi dalam saham, setiap hari, dari waktu ke waktu, mereka harus rajin memantau perkembangan terakhir dari kondisi emiten dimana mereka menginvestasikan uang dan mengamati pergerakan saham di bursa secara keseluruhan karena perkembangan kondisi emiten, baik positif maupun negatif, pasti berpengaruh pada harga saham yang diterbitkannya.
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
investor ingin mendapatkan dividen dengan memiliki saham tersebut. Disinilah hukum permintaan dan penawaran terjadi.
Menurut Basir (2005 : 63), harga sebuah saham dapat berubah naik atau turun dalam hitungan waktu yang sangat cepat. Harga saham dapat berubah dalam hitungan menit bahkan dapat berubah dalam hitungan detik. Hal tersebut dimungkinkan karena banyaknya order yang dimasukkan ke sistem JATS (Jakarta Automated Trading
System). Dilantai perdagangan Bursa Efek Indonesia terdapat lebih dari 400 terminal
komputer dimana para pialang dilantai bursa (floor trader) dapat memasukkan order yang diterima dari nasabah. Masuknya order tersebut baik jual maupun beli akan berpotensi terjadinya transaksi pada harga tertentu.
Faktor-faktor yang dapat menentukan harga saham sebuah perusahaan yaitu (Manurung dan Rahardja, 2004:96) :
a) Faktor-faktor Ekonomi
Faktor-faktor ekonomi yang paling diperhatikan dalam penentuan harga saham adalah perkembangan tingkat bunga dan nilai tukar.
Perkembangan tingkat bunga dapat berpengaruh dan saling mempengaruhi dengan aktivitas perekeonomian dan prefrensi masyarakat untuk membeli saham, obligasi atau menyimpan uang mereka dalam bentuk deposito saja.
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
b) Faktor-faktor Pasar
Faktor-faktor saham adalah faktor-faktor yang terkait dengan aktivitas di pasar saham, yaitu :
(1) Efek Januari (January Effect), pada bulan Januari aktivitas perdagangan saham masih baru dimulai dan hal ini mendorong para manajer portofolio untuk membeli saham-saham yang resikonya lebih kecil. Untuk itu mereka akan lebih menyukai membeli saham-saham perusahaan yang relatif lebih stabil. Hal ini akan mendorong naiknya harga saham perusahaan-perusahaan yang dianggap stabil.
(2) Tren (trend), sebenarnya tren perkembangan pergerakan harga saham bukan faktor fundamental penentu harga saham. Tetapi tren dapat menentukan persepsi tentang harga saham suatu perusahaan, sehingga berpengaruh terhadap penentuan harga saham.
c) Karakteristik Perusahaan
Harga saham tidak hanya ditentukan oleh kondisi ekonomi makro dan pasar saham, tetapi juga kondisi atau karakteristik perusahaan itu sendiri.
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
yang menaikkan dividen dinilai kondisi keuangannya semakin baik. Sebaliknya, perusahaan yang menurunkan dividen kondisi keuangannya dinilai memburuk.
(2) Penawaran dan Pembelian Kembali Saham. Peningkatan jumlah saham yang ditawarkan dapat ditafsirkan bahwa bagi perusahaan penerbit saham, nilai sahamnya terlalu tinggi (overvalued), sehingga labih menguntungkan jika terus menjual sahamnya. Tetapi langkah ini bagi investor dapat merupakan sinyal negatif tentang perkembangan perusahaan. Sebaliknya perusahaan yang membeli kembali sahamnya berpandangan saham tersebut dinilai terlalu rendah (undervalued).
Beberapa istilah yang berkaitan dengan harga saham antara lain : 1. Previous Price menunjukkan harga pada penutupan hari sebelumnya.
2. Open atau Opening Price menunjukkan harga pertaman kali pada saat
pembukaan sesi I perdagangan, yaitu jam 09.30 pagi.
3. Low atau Lowest Price menunjukkan harga terendah atas suatu saham yang
terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut.
4. Lost Price menunjukkan harga terakhir yang terjadi atas suatu saham
5. Change menunjukkan selisih antar harga penutupan hari sebelumnya dimana
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
100 jika dibandingkan hari sebelumnya. Jika nilai pada change negatif misalnya -50, artinya harga saham tersebut turun 50 jika dibandingkan hari sebelumnya. 6. Close atau Closing Price menunjukkan harga penutupan suatu saham. Closing
Price suatu saham ditentukan pada akhir sesi II yaitu jam 16.00 sore.
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Bursa Efek Indonesia
Pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak zaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977. Beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhn seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Visi Bursa Efek Indonesia adalah menjadi bursa yang kompetitif dengan krediabilitas tingkat dunia. Misi dari Bursa Efek Indonesia meliputi : Menjadi pilar dari perekonomian Indonesia, berorientasi ke pasar, transformasi perusahaan, membangun institusi, dan mengutamakan produk dan pelayanan yang terbaik.
B. Profil Perusahaan Perbankan
1. PT. Bank Artha Niaga Kencana, Tbk
PT. Bank Artha Niaga Kencana, Tbk pertama kali didirikan dengan nama PT. Bank Surabaya Djaja berdasarkan akta No. 22 tanggal 18 September 1969 dari Notaris Oe Siang Djie, SH di Surabaya. Bank ini berkantor pusat di Jl. Bubutan No.127-135, Surabaya, Jawa Timur dan terdaftar sebagai bank yang Go Public di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 2 November 2000 dengan harga perdana (Initial
Public Offering) sebesar Rp 500,- per lembar sahamnya.
Pemegang saham PT. Bank Artha Niaga Kencana, Tbk terdiri dari : 1. PT. Ramadewan Winoko : 7%
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
6. Publik : 31%
2. PT. Bank Bumiputera, Tbk
PT. Bank Bumiputera, Tbk mulai beroperasi sejak 12 Januari 1990 sebagai perusahaan yang dimiliki oleh AJB Bumiputera 1912, perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. Bank ini berkantor pusat di Wisma Bumiputera Lt. 14 Jl. Jend. Sudirman Kav.75 dan terdaftar sebagai bank yang Go Public di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 15 Juli 2002 dengan harga perdana sebesar Rp. 120,- per lembar sahamnya.
Pemegang saham PT. Bank Bumiputera, Tbk terdiri dari : 1. AJB Bumiputera : 37,50%
2. PT Cipta Usaha Citra Dana : 37,50%
3. Publik : 25%
3. PT. Bank UOB Buana, Tbk
PT. Bank UOB Buana, Tbk berdiri pada tanggal 31 Agustus 1956 dan
terdaftar sebagai bank yang Go Public di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 28 Juli 2000 dengan harga perdana Rp 700,- per lembar sahamnya. Bank ini
berkantor pusat di Jl. Asemka No. 32-36, Jakarta.
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
2. UOB International Investment : 53% 3. MLPFSI Securities Account : 6% 4. SSB C61V International Finance : 5%
5. Publik : 14%
4. PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk
PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk berdiri pada tanggal 16 Januari 1972 dan terdaftar sebagai bank yang Go Public di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 10 Januari 2001 dengan harga perdananya sebesar Rp. 525,- per lembar sahamnya. Bank ini berkantor pusat di Jln. Ir. H. Juanda No.95, Bandung.
Pemegang saham PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk terdiri dari :
1. Acom Co., Ltd. : 55%
2. The Bank Of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd : 20% 3. PT. Hermawan Ladang Arta : 8% 4. PT. Hermawan Sentral Investama : 8%
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
PT. Bank Eksekutif International, Tbk didirikan berdasarkan akta Notaris Sugiri Kadarisman, SH nomor 34 tanggal 11 September 1992 dan perubahannya nomor 65 tanggal 16 Januari 1996 yang menjelaskan perubahan nama PT.Executive
International Bank menjadi perseroan PT. Bank Eksekutif Internasional. Akta
pendirian tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan nomor C2-9246-HT.01.01.TH.92 tanggal 10 Nopember 1992 serta diumumkan dalam Berita Negara nomor 103 tanggal 26 Desember 1992, Tambahan nomor 6651/1992, sedangkan akta perubahannya telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2-4376.HT.01.04.TH.96 tanggal 6 Maret 1996 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 78 tanggal 27 September 1996, Tambahan No. 8331/1996. Bank mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 9 Agustus 1993, sesuai dengan ijin usaha yang diberikan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam Surat Keputusan nomor 673/KMK.017/1993 tanggal 23 Juni 1993. Bank ini tedaftar sebagai bank yang Go Public di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 13 Juli 2001dengan harga perdananya Rp. 140,- per lembar sahamnya. Bank ini berkantor pusat di Menara Eksekutif, Jl. MH. Thamrin Kav. 9, Jakarta Pusat.
Pemegang saham PT. Bank Eksekutif International, Tbk terdiri dari : 1. Lunardi Widjaja : 53,15%
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
5. Setiawan Widjaja : 4,82%
6. Publik : 21,76%
6. PT. Bank Permata, Tbk
PT. Bank Permata, Tbk pada awalnya bernama PT. Bank Bali, Tbk didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 228 tanggal 17 Desember 1954. Bank ini berkantor pusat di Permata Bank Tower I Jl. Jend. Sudirman Kav. 27, Jakarta dan mulai
beroperasi secara komersial dan menjadi bank Go Public pada tanggal 15 Januari 1990 di Bursa Efek Jakarta dengan harga saham perdana Rp 9.900,- per
lembar sahamnya.
Pemegang saham PT. Bank Permata, Tbk terdiri dari :
1. SCB London Shareholding in Permata : 31,55%
2. Astra Internasional, Tbk : 31,55%
3. Perusahaan Pengelola Aset (PPA) Qq Menteri Keuangan RI : 26,16%
4. Publik : 10,74%
7. PT. Bank Kesawan, Tbk
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
perdanan Rp. 250,- per lembar sahamnya. Bank ini berkantor pusat di Jl. Hayam Wuruk No. 33, Jakarta.
Pemegang saham PT. Bank Kesawan, Tbk terdiri dari : 1. PT Adhi Tirta Mustika : 64,03%
2. PT Kapita Sekurindo : 19,95%
3. Publik : 16,02%
8. PT. Bank Swadesi, Tbk
PT. Bank Swadesi, Tbk berdiri pada tanggal 28 September 1968 dan terdaftar sebagai bank yang Go Public di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 1 Mei 2002 dengan harga perdana Rp. 250,- per lembar sahamnya. Bank ini berkantor pusat di Jl. K.H. Samanhudi NO. 37, Jakarta.
Pemegang saham PT. Bank Swadesi, Tbk terdiri dari : 1. Bank Of India : 76%
2. PT Panca Mantra Jaya : 17,9%
3. Publik : 6,1%
9. PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk
PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk berdiri pada tanggal 7 September 1973 dan berkantor pusat di Wisma Metropolitan II Lt.9 Jl. Jend.
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Efek Jakarta pada tanggal 23 Agustus 1990 dengan harga perdana Rp 9.750,- per lembar sahamnya.
Pemegang saham PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk terdiri dari : 1. Cerana Artha Putra : 31,74%
2. Karya Nusantara Permai : 16,9 % 3. Arthamulia Sentosajaya : 16,38% 4. Pirus Platinum Murni : 16,38% 5. Puspita Bisnispuri : 16,38%
6. Publik : 2,22%
10. PT. Bank Lippo, Tbk
PT. Bank Lippo, Tbk didirikan pada tanggal 11 Maret 1948 berdasarkan akta notaris Meester Karel Eduard Krijgsman No.51. Bank ini berkantor pusat di Menara Asia Jl. Bulevar Diponegoro 101 Lippo Karawaci, Tangerang. Ruang lingkup kegiatan bank adalah menjalankan aktivitas umum perbankan dan aktivitas sebagai bank devisa. Bank ini terdaftar sebagai bank Go Public di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 10 November 1989 dengan harga perdana Rp 15.000,- per lembar sahamnya.
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
1. Santubong Investments B.V. : 86,52% 2. Greatville Pte. Ltd : 5,57%
3. Publik : 7,91%
11. PT. Bank Mayapada, Tbk
PT. Bank Mayapada, Tbk didirikan pada tanggal 7 September 1989 dan berkantor pusat di Mayapada Tower, Ground Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 28, Jakarta. Bank ini terdaftar sebagai bank Go Public di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 29 Agustus 1997 dengan harga perdana Rp 800,- per lembar sahamnya.
Pemegang saham PT. Bank Mayapada, Tbk terdiri dari : 1. Brilliant Bazaar Pte. Ltd : 15,52%
2. PT. Mayapada Karunia Corporation : 26,47% 3. PT. Mayapada Kasih Corporation : 18,66%
4. Summertime Limited : 20,88%
5. Publik : 18,47%
12. PT. Bank NISP, Tbk
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Bank ini memperoleh status sebagai bank komersial pada tahun 1967 dan terdaftar sebagai bank Go Public di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 20 Oktober 1994 dengan harga perdana Rp 3.100,- per lembar sahamnya.
Pemegang saham PT. Bank NISP, Tbk terdiri dari : 1. HSBC-Fund Services Client A/C : 6%
2. OCBC Overseas Investments Pte. : 70% 3. SSB C61V International Finance : 8%
4. Publik : 16%
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Deskriptif
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
1. Deskripsi Tingkat Inflasi Setelah Dikaitkan dengan Interest Expense Pada
Perusahaan Perbankan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun
2003-2006
Tabel 4.1 Tingkat Inflasi
Setelah Dikaitkan Dengan Interest Expense
Pada Perusahaan Perbankan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2003-2006
6 BNLI 144,320.36 87,679.72 181,378.39 346,859.26 190,056.43
7 BKSW 7,188.09 5,217.78 12,228.94 21,163.51 11,449.58
8 BSWD 2,812.08 2,054.10 5,293.18 10,670.40 5,207.44
9 INPC 1,069.29 661.57 56,495.71 120,962.68 44,797.31
10 LPBN 73,429.23 53,594.52 97,493.44 173,680.43 99,549.41
11 MAYA 14,877.70 4,868.05 20,532.41 43,537.25 20,953.85
12 NISP 74,747.31 51,265.90 123,270.37 217,995.49 116,819.77
Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (data diolah)
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
190,056.43 juta rupiah. Sedangkan nilai rata-rata inflasi terendah dialami oleh PT. Bank Swadesi, Tbk (BSWD) yaitu sebesar 5,207.44 juta rupiah.
Tahun 2003, nilai tingkat inflasi tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Permata, Tbk (BNLI) yaitu sebesar 144,320.36 juta rupiah, sedangkan nilai tingkat inflasi terendah dialami oleh PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk (INPC) yaitu sebesar 1,069.29 juta rupiah.
Tahun 2004, nilai tingkat inflasi tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Permata, Tbk (BNLI) yaitu sebesar 87,679.72 juta rupiah, sedangkan nilai tingkat inflasi terendah dialami oleh PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk (INPC) yaitu sebesar 661.57 juta rupiah.
Tahun 2005, nilai tingkat inflasi tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Permata, Tbk (BBNI) yaitu sebesar 181,378.39 juta rupiah, sedangkan nilai tingkat inflasi terendah dialami oleh PT. Bank Swadesi, Tbk (BSWD) yaitu sebesar 5,293.18 juta rupiah.
Tahun 2006, nilai tingkat inflasi tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Permata, Tbk (BNLI) yaitu sebesar 346,859.26 juta rupiah, sedangkan nilai tingkat inflasi terendah dialami oleh PT. Bank Swadesi, Tbk (BSWD) yaitu sebesar 10,670.40 juta rupiah.
2. Deskripsi Suku Bunga Setelah Dikaitkan Dengan Loans Pada Perusahaan
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 4.2 Suku Bunga
Setelah Dikaitkan Dengan Loans
Pada Perusahaan Perbankan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2003-2006
2 BABP 253,445.35 185,395.90 269,305.50 480,633.51 297,195.06
3 BBIA 535,738.11 574,111.46 906,320.41 1,216,045.33 808,053.83
4 BBNP 68,773.10 77,102.60 128,070.11 190,008.44 115,988.56
5 BEKS 125,212.33 80,227.99 93,225.44 100,299.76 99,741.38
6 BNLI 874,026.38 1,025,533.59 2,812,360.38 2,740,828.50 1,863,199.72
7 BKSW 49,753.57 52,441.51 72,579.13 152,049.58 81,705.95
8 BSWD 29,597.75 26,860.00 38,294.36 53,026.92 36,944.76
9 INPC 17,123.13 4,733.63 654,462.93 817,523.43 373,460.78
10 LPBN 409,627.16 370,921.45 684,522.94 1,391,094.10 714,041.41
11 MAYA 154,584.20 114,654.56 181,317.24 299,928.59 187,621.15
12 NISP 953,956.68 732,519.71 1,095,918.99 1,853,862.10 1,159,064.37
Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (data diolah)
Tabel 4.2 menunjukkan nilai variabel suku bunga yang telah dikaitkan dengan
loans pada masing-masing perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek
Indonesia selama periode penelitian yaitu tahun 2003 sampai dengan 2006. Nilai suku bunga mengalami fluktuasi kenaikan dan penurunan pada setiap tahun penelitian. Nilai suku bunga ini diukur dengan mengalikan loans masing-masing bank dengan suku bunga tahunan.
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Tahun 2003, nilai suku bunga tertinggi dimiliki oleh PT, Bank NISP, Tbk (NISP) yaitu sebesar 953,956.68 juta rupiah, sedangkan nilai suku bunga terendah dialami oleh PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk (INPC) yaitu sebesar 17,123.13 juta rupiah.
Tahun 2004, nilai suku bunga tertinggi dimiliki oleh PT, Bank Permata, Tbk (BNLI) yaitu sebesar 1,025,533.59 juta rupiah, sedangkan nilai suku bunga terendah dialami oleh PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk (INPC) yaitu sebesar 4,733.63 juta rupiah.
Tahun 2005, nilai suku bunga tertinggi dimiliki oleh PT, Bank Permata, Tbk (BNLI) yaitu sebesar 2,812,360.38 juta rupiah, sedangkan nilai suku bunga terendah dialami oleh PT. Bank Swadwsi, Tbk (BSWD) yaitu sebesar 38,294.36 juta rupiah.
Tahun 2006, nilai suku bunga tertinggi dimiliki oleh PT, Bank Permata, Tbk (BNLI) yaitu sebesar 2,740,878.50 juta rupiah, sedangkan nilai suku bunga terendah dialami oleh PT. Bank Swadesi, Tbk (BSWD) yaitu sebesar 53,026.92 juta rupiah.
3. Deskripsi Nilai Tukar Setelah Dikaitkan Dengan Other Operating Revenue
Pada Perusahaan Perbankan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode
Tahun 2003-2006
Tabel 4.3 Nilai Tukar
Setelah Dikaitkan Dengan Other Operating Revenue
Pada Perusahaan Perbankan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2003-2006
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (data diolah)
Tabel 4.3 menggambarkan niliai variabel nilai tukar yang telah dikaitkan dengan Other Operating Revenue pada masing-masing perusahaan perbankan yang
listing di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian yaitu tahun 2003 sampai
dengan 2006. Pada tabel ini dapat dilihat nilai tukar mengalami fluktuasi kenaikan dan penurunan pada setiap tahun penelitian. Nilai tukar ini diukur dengan perbandingan Other Operating Revenue masing-masing bank dan nilai tukar tahunan.
Nilai rata-rata nilai tukar tertingggi dimiliki oleh PT. Bank Lippo, Tbk (LPBN) yaitu sebesar 81.086 juta rupiah. Sedangkan nilai rata-rata suku bunga terendah dialami oleh PT. Bank Artha Niaga Kencana, Tbk (ANKB) yaitu sebesar 0.609 juta rupiah.
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Tahun 2004, nilai tukar tertinggi dimiliki oleh PT, Bank Lippo, Tbk (LPBN) yaitu sebesar 69.936 juta rupiah, sedangkan nilai tukar terendah dialami oleh PT. Bank Artha Niaga Kencana, Tbk (ANKB) yaitu sebesar 0.569 juta rupiah.
Tahun 2005, nilai tukar tertinggi dimiliki oleh PT, Bank Lippo, Tbk (LPBN) yaitu sebesar 66.588 juta rupiah, sedangkan nilai tukar terendah dialami oleh PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk (BBNP) yaitu sebesar 0.286 juta rupiah.
Tahun 2006, nilai tukar tertinggi dimiliki oleh PT, Bank Lippo, Tbk (LPBN) yaitu sebesar 96.451 juta rupiah, sedangkan nilai tukar terendah dialami oleh PT. Bank Swadwsi, Tbk (BSWD) yaitu sebesar 0.509 juta rupiah.
4. Deskripsi Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Listing di Bursa
Efek Indonesia Periode Tahun 2003-2006
Tabel 4.4 Harga Saham
Perusahaan Perbankan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2003-2006
(Dalam Rupiah)
No Kode Emiten 2003 2004 2005 2006 Rata-rata
1 ANKB 1,000 775 830 1,070 918.75
2 BABP 160 170 120 90 135
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (data diolah)
Tabel 4.4 menggambarkan niliai variabel harga saham pada masing-masing perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian yaitu tahun 2003 sampai dengan 2006. Pada tabel ini dapat dilihat harga saham mengalami fluktuasi kenaikan dan penurunan pada setiap tahun penelitian. Nilai harga saham ini diperoleh dari harga saham penutupan (closing price) pada setiap akhir hari transaksi yang dikalkulasikan menjadi rata harga bulanan hingga rata-rata harga tahunan.
Nilai rata-rata harga saham tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Lippo, Tbk (LPBN) yaitu sebesar Rp1,060. Sedangkan nilai rata-rata harga saham terendah dialami oleh PT. Bank Eksekutif Internasional, Tbk (BEKS) dan PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk (INPC) yaitu sebesar Rp 95 .
Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Tahun 2004, harga saham tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Arta Niaga Kencana, Tbk (ANKB) dan PT. Bank NISP, Tbk (NISP) yaitu sebesar Rp 775. Sedangkan harga saham terendah dialami oleh PT. Bank Eksekutif International, Tbk (BEKS) yaitu sebesar Rp 145.
Tahun 2005, harga saham tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Lippo, Tbk (LPBN) yaitu sebesar Rp 1,480. Sedangkan harga saham terendah dialami oleh PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk (INPC) yaitu sebesar Rp 50.
Tahun 2006, harga saham tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Lippo, Tbk (LPBN) yaitu sebesar Rp 1,610. Sedangkan harga saham terendah dialami oleh PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk (INPC) yaitu sebesar Rp 45.
B. Regresi Linear Berganda
Tabel 4.5 berikut menunjukkan hasil estimasi regresi melalui pengolahan data dengan SPSS 12.0 for Windows.
Tabel 4.5
Coefficients(a)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta