• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPENTINGAN REPUBLIK KOREA DALAM DIPLOMASI KEBUDAYAAN MELALUI PELAKSANAAN FESTIVAL KOREA – INDONESIA WEEK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEPENTINGAN REPUBLIK KOREA DALAM DIPLOMASI KEBUDAYAAN MELALUI PELAKSANAAN FESTIVAL KOREA – INDONESIA WEEK"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Korea atau Choson dalam bahasa Korea adalah sebuah wilayah semenanjung di Asia Timur yang terpecah menjadi dua negara, yaitu Korea Utara dan Korea Selatan. Wilayah ini berbatasan dengan Cina di barat laut, Uni Soviet di timur laut, Selat Korea di selatan, Laut Jepang di timur dan Laut Kuning di barat. Pada tahun 1988, jumlah penduduknya tercatat 63,5 jiwa, dua pertiga diantaranya tinggal di Korea Selatan. Setelah Perang Dunia II, wilayah 2 ini terbagi menjadi dua. Garis lintang 38 derajat menjadi pemisah Korea Utara dan Republik Korea.1

Republik Korea menempati sebelah selatan dari semenanjung Korea, dimana membentang sekitar 1.000 km ke arah selatan dari timur laut Cina. Total luas wilayah Korea Selatan adalah 99.268 km persegi, termasuk sekitar 3.000 pulau. Korea Selatan adalah negara pegunungan. Dataran rendah, utamanya terletak di barat dan tenggara, hanya seluas 30 persen dari total wilayahnya. Republik Korea dapat dibagi menjadi 3 bagian utama: bagian timur yang berupa barisan pegunungan tinggi dan wilayah pantai yang sempit, bagian barat yang berupa wilayah pantai yang luas, lembah sungai dan bukit yang berombak dan

1

(2)

wilayah selatan, dimana pegunungan yang meliuk-liuk dan lembah di bagian barat yang kontras dengan lembah sungai Nakdong yang luas di tenggara.2

Ditinjau dari sisi lain, Republik Korea merupakan sebuah negara yang mengalami perkembangan dan kemajuan pesat di berbagai bidang baik politik, ekonomi, budaya dan iptek. Kemampuan berkembang dengan cepat inilah yang membuat Republik Korea cukup diperhitungkan di kancah dunia.3 Terutama di kawasan Asia, salah satunya adalah Indonesia.

Hubungan bilateral antara Indonesia dan Republik Korea terbentuk sejak terjalinnya pembukaan diplomatik kedua negara pada tahun 1966 yang terus mengalami perkembangan dan peningkatan dalam berbagai bidang.4 Sejak hubungan bilateral dibuka pada tahun 1966, hubungan kedua negara selalu berjalan di segala bidang dan hampir tidak ada masalah yang berarti.5 Selain menjaga hubungan baik pada tingkat bilateral, kedua negara juga menjalin kerjasama multilateral pada forum ASEAN+3 (ASEAN, China, Jepang dan Republik Korea).

Hubungan kenegaraan antara Indonesia dan Republik Korea telah berjalan selama lebih dari empat dasawarsa sejak kedua negara menandatangani persetujuan pembukaan hubungan diplomatik kenegaraan tingkat konsuler. Sebagai langkah pertama dimulainya hubungan kenegaraan resmi antara

2Geography dalam httpindonesiaseoul.orgindonesiatentangkoreageography.htm diakses tanggal 2 Februari 2012

3

Eta Retno Wulandari, Pusat Kebudayaan Korea Selatan di Jakarta, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang. Halaman 1

4 Kerjasama Bilateral dalam

http://www.deplu.go.id/Pages/IFPDisplay.aspx?Name=BilateralCooperation&IDP=68&P=Bilater al&l=id yang diakses tanggal 2 Februari 2012

5 Arifin Multazam, Diplomasi pertahanan Indonesia terhadap Korea Selatan pada periode 2006

(3)

Indonesia-Korea, hubungan diplomatik tingkat konsuler tersebut dibuka banyak kesempatan untuk bekerja sama di berbagai bidang demi tercapainya kepentingan kedua negara.6 Hubungan ekonomi merupakan salah satu bidang yang peningkatannya banyak dipengaruhi oleh peningkatan hubungan bidang politik. Bersama dengan adanya peningkatan hubungan Indonesia-Korea di bidang politik, hubungan kerjasama ekonomipun mengalami peningkatan yang cukup pesat.7

Ditinjau dari bidang perdagangan, Indonesia berada pada urutan ke 13 sebagai negara tujuan ekspor terbesar bagi Republik Korea dan Republik Korea sendiri berada pada urutan ke 10 sebagai negara tujuan ekspor terbesar bagi Indonesia.8 Nilai perdagangan bilateral Indonesia - Republik Korea selama periode 2003-2007 memperlihatkan peningkatan yang signifikan. Selama periode tersebut, total ekspor Republik Korea ke Indonesia meningkat rata-rata 15,56% per tahun. Total perdagangan bilateral Indonesia – Republik Korea menunjukkan peningkatan 15,16% per tahun pada periode tahun 2003-2007 atau meningkat dari US$8,6 miliar pada tahun 2003 menjadi US$14,88 miliar pada tahun 2007. Indonesia memperoleh surplus sebesar US$3,34 miliar, yang terdiri dari nilai

6

Hubungan Bilateral Indonesia Korea dan Pentingnya Studi Korea”, dalam

http://www.janabadra.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=108:hubunganbilat ral-indonesia-korea-dan-pentingnya-studi-korea&catid=43:berita-universitas diakses tanggal 3 Februari 2012

7 OpcitArifin Multazam halaman 24 8

(4)

impor Indonesia di Republik Korea sebesar US$9,11 miliar dan nilai ekspor ROK ke Indonesia sebesar US$5,77 miliar.9

Diakhir tahun 2008, yaitu pada masa pemerintahan Lee Myung Bak, total perdagangan bilateral Indonesia telah memperlihatkan perkembangan yang sangat signifikan. Walaupun krisis global sedang melanda dunia termasuk Indonesia dan Korea, namun total perdagangan bilateral kedua negara ini tetap meningkat. Bahkan meningkat mencapai US$ 19,25 milyar atau naik sebesar 29,36 persen yang terdiri dari ekspor Korea ke Indonesia sebesar US$ US$ 7,93 milyar dan impor Korea dari Indonesia sebesar US$ 11,32 milyar. Nilai impor Indonesia ke Korea tersebut memperlihatkan peningkatan sebesar 24,21 persen pada periode Januari – Desember 2008 atau telah melampaui jumlah impor tahun 2007, yaitu sebesar sebesar US$ 9,11 milyar, sedangkan ekspor Korea ke Indonesia juga mengalami hal yang sama yaitu naik sebesar 37,48 persen menjadi sebesar US$ 7,93 milyar bila dibandingkan tahun sebelumnya. Oleh karena itu, pada tahun 2008, Indonesia memperoleh surplus neraca perdagangan sebesar US$ 3,39 milyar atau meningkat sebesar 1,30 persen.10

9“Perkembangan Perdagangan Indonesia-Korea Selatan Tahun 2008” dalam

(5)
[image:5.612.216.407.140.293.2]

Tabel 1.1

Perkembangan Perdagangan bilateral Indonesia – Republik Korea 2003-2008

Sumber : Direction of Trade Statistics, IMF Yearbook 2009, diolah. http://www.imf.org dalam httpinakos.orgjurnalPaper%20Jurnal%20Indonesians.htm.

Proses selanjutnya untuk memperkokoh hubungan kedua negara, kerjasama dibidang kebudayaan muncul sebagai salah satu aspek dari bidang ekonomi dan politik.11 Kaitannya dengan hubungan bilateral, posisi Indonesia yang merupakan salah satu negara dengan penduduk terbesar di dunia menjadi suatu peluang tersendiri bagi Republik Korea dalam rangka peningkatan aktivitas perekonomiannya. Dilihat dari konteks multilateral, Republik Korea berharap Indonesia mampu memainkan peran dalam permasalahan nuklir Korea Utara, mengingat Indonesia merupakan negara besar di forum regional APT. Hal tersebut dapat dimaklumi karena Republik Korea telah menjadikan budaya sebagai salah satu strategi jitu untuk melancarkan perjalanan kepentingannya di tataran Internasional, sehingga dengan pemaksimalan potensi kebudayaannya tersebut, memudahkan Republik Korea dapat masuk menjadi negara yang mampu diterima di negara lain.

(6)

Salah satu strategi Republik Korea untuk melanggengkan hubungan dengan Indonesia adalah peningkatan diplomasi di jalur kebudayaan. Kaitannya dengan kemunculan diplomasi kebudayaan, seperti yang diketahui bahwa kebudayaan juga mempunyai arti yang luas karena sebagai suatu dimensi yang makro, kebudayaan bukan hanya sekedar suatu kesenian atau suatu adat istiadat saja, tetapi merupakan segala bentuk hasil dan upaya budidaya manusia terhadap lingkungan. Itulah sebabnya hubungan kebudayaan dirasa menjadi aspek strategis untuk menjadikan hubungan dua atau lebih negara menjadi lebih dekat.

Tanggal 28 November 2000, Pemerintah Indonesia telah menandatangani persetujuan antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Korea terkait kerja sama di bidang kebudayaan, yaitu Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Republic of Korea on Cultural Cooperation,

sebagai hasil perundingan antara Delegasi-delegasi Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Korea. Selanjutnya, keseriusan kedua negara untuk memapankan dan memperkuat hubungan di bidang kebudayaan terlihat pada pengesahan persetujuan tahun 2000 pada tanggal 21 September 2007 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta.

(7)

Tahun 2000 merupakan titik awal dibukanya kerjasama kedua negara dibidang kebudayaan. Pelaksanaan hubungan dan kerjasama antara Pemerintah Indonesia dan Republik Korea dapat dikatakan sebagai agenda yang berkesinambungan. Sebagai tindak lanjut dari kerjasama bidang kebudayaan yang terus berkelanjutan, kerjasama di bidang tersebut semakin diperkuat pada masa pemerintahan baru Lee Myung Bak. Hal itu bisa dilihat dengan diadakan the First

Cultural Committee Meeting RI–ROK pada tanggal 14-15 Mei 2008 di

Yogyakarta.12

Sebagai upaya dalam merealisasikan persetujuan kerjasama di bidang kebudayaan tersebut, Republik Korea telah banyak mengadakan berbagai macam agenda yang bertujuan untuk memperkenalkan kebudayaan Republik Korea di Indonesia. Salah satunya adalah agenda Festival Korea - Indonesia Week yang merupakan acara terbesar dari acara-acara untuk memperkenalkan kebudayaan Korea ke luar negeri. Sejauh perjalanan hubungannya dengan Indonesia, Republik Korea yang diwakili oleh Kedutaan Besar telah menggelar acara Festival Korea -

Indonesia Week tersebut sebanyak dua kali, yaitu pada tanggal 9 - 18 Oktober 2009 dan 11 Oktober 2010, yaitu pada masa pemerintahan Lee Myung Bak.

Acara yang menekankan pada esensi kebudayaan Republik Korea dalam skala besar ini telah dihadiri oleh seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari para duta besar dan atase negara-negara lain, pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Ketua MPR Taufik Kiemas dan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

12

(8)

Muhaimin Iskandar, masyarakat umum, serta di siarkan langsung pada 188 negara seluruh dunia.

Berangkat dari latar belakang yang telah disampaikan penulis di atas, maka penulis ingin meneliti kepentingan yang ingin dicapai oleh Pemerintah Republik Korea dibalik Diplomasi Kebudayaannya pada pelaksanaan Festival

Korea - Indonesia Week. 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mencoba memecahkan pertanyaan “Bagaimana kepentingan Republik Korea dalam diplomasi kebudayaan pada pelaksanaan Festival Korea - Indonesia Week?”

1.3 Tujuan Penelitan

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :

Untuk menjelaskan kepentingan Republik Korea dalam diplomasi kebudayaan pada pelaksanaan Festival Korea - Indonesia Week

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yang didapat dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kepentingan Republik Korea dalam diplomasi kebudayaan pada pelaksanaan Festival Korea - Indonesia Week.

1.4.2 Manfaat Praktis

(9)

pelaksanaan diplomasi pada umumnya, dan diplomasi kebudayaan Republik Korea pada khususnya.

1.5Penelitian Terdahulu

Sebagai dasar untuk melengkapi Tinjauan Pustaka, maka disajikan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan judul penelitian ini. Penelitian terdahulu dalam penelitian ini digunakan sebagai pertimbangan. Adapun penelitian terdahulu yang terkait adalah penelitian yang berjudul “Tour De

Singkarak 2009, Sebagai Diplomasi Kebudayaan” oleh Dini Arabia Mahasiswa Universitas Andalas pada tahun 2009. Dalam Penelitian tersebut di jelaskan bahwa pada pelaksanaan Tour de Singkarak , yaitu event balap sepeda yang diselenggarakan di Sumatera Barat pada akhir bulan April sampai dengan awal Mei 2009 oleh Departement pariwisata bekerjasama dengan Departemen Pemuda dan Olah Raga, Pemda Sumatera Barat, terdapat unsur pelaksanaan diplomasi kebudayaan oleh Pemerintah Indonesia. Hal itu di tandai dengan adanya penggabungan antara olah raga dan pariwisata, Adanya pertandingan balap sepeda dan juga dipadukan dengan peragaan pariwisata dari pameran seni, festival kuliner, dan para pembalap disuguhkan dengan pemandangan yang indah mulai dari padang sampai singkarak. Periwisata dan kebudayaan merupakan kata kunci bagi tour de singkarak yang tujuannya untuk mengenalkan daerah Sumatra Barat kepada dunia luar.13

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh WS. Sari. S, mahasiswa Universitas Hasanudin yang berjudul “Budaya Pop Dan Gaya Hidup (Studi Kasus Korea

(10)

Lovers Di Makassar). Dalam penelitian tersebut menjelaskan mengenai pengaruh budaya korea terhadap suatu individu. Dijelaskan bahwa nilai yang terkandung dalam budaya pop korea membawa tingkat hegemoni yang berbeda beda pada tataran subjek. Ada yang berada pada level pembentukan identitas, dominant

reader adalah orang yang amat terobsesi pada Korea. Serta negotiated reader, yaitu mereka adalah orang-orang yang mengkondisikan penerimaan nilai-nilai budaya pop Korea dengan lingkungan sekitarnya.14

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Rinda Choiriyah, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang dengan judul Kepentingan Diplomasi

Kebudayaan Jepang di Indonesia dalam Momentum Peringatan Tahun Emas

Hubungan Diplomatik Indonesia-Jepang. Salah satu poin yang disampaikan oleh penulis dalam penelitian ini adalah mengungkap keeratan hubungan persahabatan Indonesia - Jepang didasarkan pada permasalahan historis. Kepentingan akan Jepang untuk mengubah citra negative masa lalu melalui program – program budaya tradisional dan popular dengan analisis Diplomasi Kebudayaan.15

Siti Ulfiatun Mukaromah, “ Kerjasama Pendidikan dan Budaya dalam

fluktuasi Hubungan Indonesia-Australia (Studi pada masa PM John howard)”,

Malang : Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam penelitian ini dideskripsikan bagaimana Indonesia dan Australia memposisikan sebagai negara bertetangga yang keduanya harus bekerja sama untuk menciptakan stabilitas dan

14 WS. Sari. S, “

Budaya Pop Dan Gaya Hidup (Studi Kasus Korea Lovers Di Makassar)”,

Universitas Hasanudin , 2011. Halaman 170-171

15 Rinda Choiriyah, Kepentingan diplomasi Kebudayaan Jepang di Indonesia dalam Momentum

(11)

perdamaian kawasan dalam berbagai persoalan yang sempat merenggangkan hubungan kedua negara, yaitu persoalan Timor – Timur, terorisme bom Bali dan peledakan di depan Kedutaan Besar Australia. Masalah – masalah tersebut menggambarkan kondisi yang mempengaruhi hubungan kedua negara dalam bidang politik, yang berakibat hubungan kedua negara ini bersifat fluktuatif. Pada masa pemerintahan John Howard hubungan keduanya dalam bidang politik bersifat naik turun, namun hubungan dalam bidang budaya khsusnya pendidikan tidak mengalami perubahan yang cukup signifikan.

Penulis mengambil penelitian ini sebagai salah satu referensi karena terdapat adanya kesamaan dalam memandang hubungan dua negara dari sisi hubungan bilateral.

Keempat Penelitian tersebut digunakan penulis sebagai perbandingan dan sebagai rujukan terkait teori dan konsep yang digunakan, kesamaan karakteristik obyek yang diteliti serta pemaparan bentuk - bentuk implementasi diplomasi.

1.6Konsep

1.6.1 Diplomasi Kebudayaan

(12)

dalam menghindari dan meminimalisir konflik, setiap negara melakukan berbagai cara untuk tetap menjalin keharmonisan hubungan antar negara dalam rangka mengupayakan kepentingan – kepentingannya, yaitu dengan jalan Diplomasi.

Jika dilihat dari sejarah dan perkembangannya, pelaksanaan diplomasi telah mengalami pergeseran isu pokok, yakni pergeseran isu-isu “high politics” ke isu-isu “low politics”, antara lain diplomasi hak asasi manusia, diplomasi preventif, diplomasi publik dan diplomasi kebudayaan. Hal ini terjadi setelah berakhirnya perang dingin pada awal dekade 1990an.

Cultural diplomacy atau diplomasi kebudayaan merupakan

spesifikasi sebuah bentuk diplomasi yang mengandung suatu kumpulan preskripsi yang materialnya berupa effectual practice, preskripsi-preskripsi ini termasuk didalamnya unequivocal recognition and understanding of foreign cultural dynamics and observance of the tenets that goven basic

dialogue.16

Milton C.Cumming Jr. menggambarkan makna diplomasi kebudayaan sebagai “the exchange of ideas, information, values, systems,

traditions, beliefs, and other aspects of culture, with the intention of

fostering mutual understanding.”17 Sedangkan menurut Josep Nye dalam penelitian Dini Arabia, cultural diplomacy adalah contoh utama dari soft

16 Opcit Dini Arabia

17 What is Cultural Diplomacy?”.

(13)

power atau diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan tindakan persuasif melalui budaya, nilai – nilai, dan ide – ide. Berbeda dengan hard power dimana memakai kekuatan militer untuk menaklukkan. “The ability to persuade through culture, values and ideas, as opposed to ‘hard

power’, which conquers or coerces through military might”.18 Sejarah proses bergesernya hard power ke soft power, kerjasama merupakan sebuah level baru dalam menjalin hubungan antar negara, dimana diplomasi kebudayaan adalah bagian dari konsep soft power yang cukup signifikan membawa banyak dampak. Atas dasar tersebut dapat dijelaskan bahwa diplomasi kebudayaan bukan merupakan secondary side jika dibandingkan dengan politik dan ekonomi, tetapi ketiganya mempunyai fungsi yang sejajar.

Diplomasi kebudayaan merupakan cara untuk membangun rasa saling percaya antar sesama manusia melalui aktivitas kebudayaan. Melalui pertunjukan kesenian, pengenalan bahasa, dan kajian antar budaya.19 Pemahaman lain terkait aktor diplomasi kebudayaan yaitu, pelaksanaan diplomasi ini mengarahkan kepada official practice pemerintah dalam melakukan hubungan dengan negara lain berdasarkan basic soft power. Tetapi dengan meningkatnya globalisasi dan hubungan yang semakin kompleks antar masyarakat dunia, aktor diplomasi budayapun mengalami keberagaman, yakni munculnya aktor pada semua level, baik individu, komunitas, negara dan institusi. Jika dicermati,

18 Opcit Dini Arabia

19 Ida Sundari Husen, Peran Pemerintah, Lembaga Kerjasama dan Perorangan dalam Diplomasi

(14)

praktek konsep diplomasi publik segala level dapat membawa pengaruh yang cukup siknifikan yakni berpengaruh terhadap “Global public opinion” dan nilai di tataran individu, komunitas dan negara yang mana dapat mewujudkan 5 prinsip yang pada akhirnya berujung pada pencapaian global peace dan stabilitas perdamaian.

5 Prinsip tersebut antara lain :

 Respect and Recognition of Cultural Diversity & Heritage  Global Intercultural Dialogue

 Justice, Equality & Interdependence

 The Protection of International Human Rights  Global Peace & Stability20

Sementara itu jika ditinjau dari ruang lingkup yang lebih sempit, diplomasi kebudayaan mampu membawa dampak terhadap peningkatan perekonomian suatu negara yang berakar dari usaha untuk menunjukkan good image. Ditinjau dari sisi lain, diplomasi kebudayaan juga mampu berkontribusi dalam meredam suatu konflik yang terjadi pada suatu negara dengan pendekatan lunak yaitu penciptaan kesepahaman antar budaya yang berbeda.

Menurut Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja :

“Diplomasi kebudayaan merupakan suatu tahap perkembangan baru dalam sejarah diplomasi kita dengan mencoba untuk menambah suatu dimensi baru pada cara kita melakukan diplomasi dengan mempergunakan

20What is Cultural Diplomacy? Dalam

(15)

kekayaan perbendaharaan seni budaya sebagai sarana untuk melakukan diplomasi dalam arti seluas – luasnya”.21

Berangkat dari beberapa pemaparan definisi diplomasi kebudayaan diatas dapat di tarik garis kesimpulan bahwa hubungan pada aspek kebudayaan mampu dijadikan sebagai sarana strategis dalam hubungan suatu negara dengan negara lain untuk lebih terjalin erat. Ini sebabnya mengapa negara-negara sekarang secara intens memapankan hubungan kebudayaannya. Semua tertuang dalam penyelenggaraan program-program perbendaharaan seni dan kebudayaan suatu negara untuk ditunjukkan kepada dunia internasional.

Ditinjau dari aktor diplomasi kebudayaan yang lebih cenderung dilakukan secara official, hal tersebut dapat kita jumpai pada pelaksanaan Festival Korea - Indonesia Week yang telah diselenggarakan 2 kali sejak ditandatanganinya perjanjian kebudayaan pada tahun 2000 antara Republik Korea dengan Pemerintah Indonesia. Agenda tersebut diadakan oleh Pihak Kedutaan Besar Republik Korea yang merupakan perwakilan Resmi untuk negara lain dari Pemerintahan Republik Korea. Sedangkan pada content materinya, pelaksanaan Festival Korea - Indonesia Week inipun sangat terlihat dengan jelas sebagai bentuk praktek dari diplomasi kebudayaan, karena pada seluruh rangkaian selama 1 minggu acara tersebut syarat akan pertunjukan dan pameran seni budaya Republik Korea, dan pertukaran budaya kedua negara, antara lain Korean Movie Show, Batik-Hanbok Fashion Show (pakaian tradisional Republik Korea),

(16)

Pertunjukan musik, Festival makanan selera Korea, pameran produk Republik Korea dan lain-lain.

1.6.2 Diplomasi Publik

Secara konvensional diplomasi mengandung pengertian sebagai usaha suatu negara untuk memperjuangkan kepentingan nasional dikalangan masyarakat internasional.22 Menurut Sir Ernest Satow, diplomasi adalah penerapan kemampuan ketrampilan serta intelejensi dalam pelaksanaan hubungan luar negeri antar pemerintah diantara negara – negara berdaulat, yang kadangkala diperluas dengan hubungan dengan negara – negara jajahannya.23 Publik sendiri didefinisikan sebagai kelompok spontan dari suatu penduduk yang berbagi tindakan secara khusus secara tidak langsung.24

Berdasarkan definisi di atas maka diplomasi publik dapat diartikan sebagai aktivitas oleh pemerintah untuk membangun opini publik di negara lain, melakukan interaksi kelompok perorangan dan kepentingan di satu negara dengan negara lain, melaporkan masalah – masalah luar negeri dan pengaruhnya terhadap kebijakan, aktifitas komunikasi antara mereka yang bekerja di bidang komunikasi, selain juga antara diplomat dan koresponden asing, serta proses komunikasi antar budaya.25

22 Holsti KJ, Third Edition, International Politics, a Framework for analysis, new Delhi : Prentice Hall of India halaman 82-83 dalam skripsi Nana Restiana. Halaman 10

23 Sir Ernes Satow,

A Guide to Diplomatic Practice, dalam Sukawarsini Djelantik, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2008, Halaman 4

24 John Dewey dalam Nadia Sabrina,

Definisi Opini Publik, http://blogs.unpad.ac.id/, diakses tanggal 10 Desember 2011

(17)

Dalam sejarah perjalanannya, diplomasi publik telah mengalami banyak perkembangan, yang pada akhirnya dapat dijumpai beberapa poin perbedaan diplomasi publik abad 21 dengan diplomasi publik tradisional, antara lain dari segi kondisi, tujuan, strategi, target, saluran, dan konteks pesan. Dari segi kondisi sangat jelas dapat dibedakan dengan keberadaan kondisi konflik dan damai. Pada pelaksanaan diplomasi publik tradisional, hubungan negara banyak diliputi dengan ketegangan.

Dari segi tujuan, diplomasi publik tradisional memiliki tujuan untuk mendapatkan perubahan politik yang menargetkan pada perubahan perilaku negara lain. Hal ini sangat rasional mengingat dalam kondisi konflik sebuah negara menginginkan perubahan perilaku negara lain untuk memihak kepadanya atau setidaknya berperilaku tidak mengancam. Sedangkan pada diplomasi publik abad 21 tujuan utamanya adalah promosi kepentingan politik dan ekonomi yang ditujukan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pencapaian kepentingan politik dan ekonomi, serta menciptakan reputasi yang baik dikalangan dunia Internasional.26 Sedangkan menurut Leonard bahwa tujuan dan fokus diplomasi publik bergantung pada situasi domestik dan posisinya dalam politik Internasional.

Jika ditinjau dari segi strategi, diplomasi publik tradisional lebih dilakukan oleh pemerintah secara persuasif yang mengarahkan publik sesuai dengan desain pemerintah. Sedangkan pada diplomasi publik abad

(18)

21, lebih dilakukan dengan cara membangun dan mengatur hubungan antarnegaranya dan kemudian dikaitkan dalam kepentingan politik.27

Konteks pesan yang terkandung dalam pelaksanaan diplomasi publik tradisional menyangkut permasalahan ideologi, kepentingan dan informasi. Sedangkan pada diplomasi publik abad 21 mengarah pada pencarian kesamaan pemahaman ide – ide dan nilai yang ditawarkan. Diplomasi publik tradisional memiliki sasaran yang lebih umum, sementara diplomasi publik abad 21 memiliki poin target kegiatan yang lebih terencana sesuai dengan publik yang menjadi sasaran. Dengan kata lain target dalam diplomasi publik abad 21 telah tersegmentasi dimana arah dan tujuannya lebih jelas dan spesifik.28

Konsep diplomasi publik membawa dua implikasi. Pertama, publik sebagai obyek dalam artian publik di negara lain adalah obyek atau tujuan dari diplomasi negara. Implikasi kedua adalah publik sebagai subyek, dalam artian publik di tataran domestik ikut serta dalam aktivitas diplomasi negara atau pemerintah.29 Konsep ini menjelaskan bahwa sebuah Negara mampu berhasil dalam sebuah diplomasi, bukan hanya ditentukan oleh diplomasi yang dilakukan oleh aktor government saja, akan tetapi juga actor – actor diluar pemerintah yang dapat diberdayakan untuk mendukung diplomasi.30

27 Ibid halaman 13

28 Ibid halaman 14 29 Ibid halaman 5-6

(19)

Diplomasi publik muncul dikarenakan keterlibatan actor non-pemerintah yang semakin meningkat serta pesatnya perkembangan teknologi dan komunikasi yang memungkinkan berbagai pihak dapat mengetahui beragam informasi baik dari dalam maupun luar negeri dalam waktu yang singkat. Kemudahan tersebut kemudian mengakibatkan meningkatnya kepedulian publik terhadap berbagai kebijakan luar negeri yang diambil oleh pemerintahnya.31 Keterlibatan publik yang semakin besar dapat dirasakan sejak dekade 1990an, yang direfleksikan dengan meningkatnya peran media massa internasional, organisasi – organisasi bukan pemerintah, perorangan, dan komunitas keilmuan.32

Diplomasi yang dikembangkan publik mengacu pada semua bentuk hubungan antar organisasi bukan pemerintah yang sifatnya tidak resmi dan berada diluar struktur kedinasan.33 Istilah Diplomasi Publik muncul dimana kalangan publik dan pemerintah dapat saling berkordinasi dengan memberikan kontribusi pemikiran dan berpartisipasi aktif dalam program – program yang mendukung arah kebijakan luar negeri tersebut.34

Sedangkan materi diplomasi publik adalah hal yang secara makro maupun mikro dianggap sebagai pendayagunaan aspek publik (dalam politik luar negeri) antara lain kesenian, pariwisata, olahraga, tradisi, teknologi, ekonomi, politik sampai dengan pertukaran pelajar atau

31

Reinventing Diplomacy in Information Agr, Barry Fulton, 1998, CSIS Washington DC, dalam http://www.csis.org/ics/dia. diakses tanggal 27 Mei 2011

32 Sukawarsini Djelantik,

Diplomasi antara Teori dan Praktik, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2008, halaman 210

(20)

kebudayaan dan lain sebagainya.35 Dalam Kamus Hubungan Internasional menyebutkan bahwa diplomasi publik di definisikan sebagai usaha negara untuk mempengaruhi opini publik di negara lain dengan menggunakan beberapa instrumen, seperti film, pertukaran budaya, radio dan televisi.36

Berkaitan dengan permasalahan yang diangkat, pelaksanaan Festival Korea - Indonesia Week merupakan salah satu momentum yang merupakan bentuk implementasi diplomasi publik Republik Korea dengan fokus kebudayaan yang berpotensi mampu menanamkan dan melegalkan nilai – nilai korea yang bersifat simbolik di tataran Indonesia pada khususnya dan Internasional pada umumnya. Hal tersebut dapat dilihat pada target peserta pada agenda tersebut, yaitu Pemerintah Indonesia, Perakilan negara – negara tetangga dan masyarakat umum. Sedangkan nilai – nilai korea yang bersifat simbolik antara lain : terkait pilihan pakaian, selera musik, tontonan acara TV, film, drama, penciptaan gaya-gaya subkultur seperti gaya-gaya bicara serta penciptaan musik dan tarian. Hal tersebut tercermin dalam seluruh rangkaian agenda acara Festival Korea -

Indonesia Week.

Terdapat dua segmen target publik dalam Konsep event tersebut, yaitu publik politis dan publik konsumtif. Pada target utama yang diakili oleh para pejabat negara, baik perwakilan Indonesia, perwakilan negara negara tetangga dan 188 negara yang menjadi target pempublikasian event

35Nana Restiana, “Diplomasi Publik China dalam Olimpiade Beijing 2008”, Malang : Universitas Muhammadiyah Malang, 2008. Halaman 14

(21)

tersebut, Republik Korea memiliki tujuan untuk melanggengkan hubungan diplomasi yang terjalin selama ini yang dapat merembet pada peningkatan kerjasama – kerjasama yang membawa keuntungan bagi semua pihak kedepannya.

Pada segmen kedua, diharapkan pelaksanaan event tersebut Republik Korea mampu memunculkan good image, mengenalkan dan menanamkan nilai – nilai simbolik terhadap publik umum di negara target, yang berdampak pada ketertarikan masyarakat terhadap produk – produk Republik korea. Pada akhirnya mampu mendompleng laju perekonomian serta peningkatan di sektor pariwisata.

1.7 Metode Penelitian

1.7.1Ruang Lingkup Penelitian

Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya batasan waktu dan materi untuk membatasi waktu yang ingin diteliti dan pembahasan dalam penelitian agar tidak melebar sehingga didapatkan hasil penelitian yang tepat dan akurat. Oleh karena itu penulis memberi dua batasan yaitu batasan waktu dan materi :

1.7.1.1 Batasan Materi

(22)

keefektivan terhadap kepentingan Republik Korea dalam pelaksanaan Diplomasi kebudayaan melalui Festival Korea - Indonesia Week.

1.7.1.2 Batasan Waktu

Batasan waktu adalah rentang waktu (durasi) terjadinya suatu peristiwa atau obyek yang dianalisis. Dalam penelitian ini penulis memberikan batasan waktu dimulai pada tahun 2008 dan sampai 2012. Hal Ini dilakukan dengan dasar bahwa masa pemerintahan Lee Myung Bak yang dimulai pada tahun 2008 sampai 2012.

1.7.2Jenis Penelitian

Dalam Penelitian ini, penulis menggunakan penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang menjelaskan dan menggambarkan berdasarkan data – data yang ada secara obyektif, apa adanya tanpa ada pengaruh subyektifitas penulis.

1.7.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang di tetapkan oleh penulis untuk dipelajari, sehingga diperoleh informasi tentang hal yang akan diteliti agar diperoleh suatu kesimpulan.

(23)

akan di amati sehubungan dengan adanya Kepentingan Diplomasi kebudayaan Republik Korea.

Dilihat dari pembagian di atas, diketahui unit analisanya berada pada tingkat yang setara dengan unit eksplanasinya. Kepentingan Diplomasi Kebudayaan Republik Korea dikategorikan dalam negara sedangkan Festival Korea - Indonesia Week juga dikategorikan dalam sebuah negara. Karena unit analisisnya setara dengan unit eksplanasinya maka analisis dari penelitian ini bersifat korealis.

1.7.4 Sumber Data

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, penulis menggunakan metode pengumpulan data yang bersifat studi pustaka. Metode yang bersifat studi pustaka untuk lebih mengakuratkan penelitian dari sisi keilmuan. Metode ini dilaksanakan dengan cara mencari data yang berkaitan dengan topik permasalahan yang diangkat. Melalui penelitian terhadap buku, tulisan, artikel, jurnal maupun media cetak dan elektronik akan dijadikan sebagai sumber data guna melengkapi kebutuhan bahan tulisan ini.

(24)

1.7.5 Alur Pemikiran

1.

1.8 Argumen Dasar

Pelaksanaan Festival Korea - Indonesia Week merupakan implementasi Diplomasi Kebudayaan Republik Korea, yang menurut analisis penulis pelaksanaan agenda tersebut merupakan salah satu strategi bagi Pemerintah Republik Korea untuk memapankan kepentingan politik maupun ekonominya. Di bidang politik usaha mencari dukungan terhadap permasalahan korea utara dan disisi ekonomi dalam hal perluasan pasar produk produk Korea.

Konsep : - Diplomasi

kebudayaan - Diplomasi

Publik Penelitian

Terdahulu

Permasalahan : Bagaimana kepentingan Republik Korea dalam diplomasi kebudayaan pada

pelaksanaan Festival Korea - Indonesia Week

Metode Penelitian

Locus Festival Korea Indonesia Week

Fokus Diplomasi kebudayaan dalam Festival

(25)

1.9 Sistematika Penulisan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1.2. Rumusan Masalah 1.3. Tujuan Penelitian 1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis 1.4.2 Manfaat Praktis 1.5. Penelitian Terdahulu

1.6. Teori/Konsep

1.6.1 Diplomasi Kebudayaan

1.6.2 Diplomasi Publik 1.7. Metode Penelitian

1.7.1 Ruang Lingkup Penelitian 1.7.1.1 Batasan Materi 1.7.1.2 Batasan Waktu 1.7.2 Jenis Penelitian

1.7.3 Variabel Penelitian 1.7.4 Sumber Data

1.7.5 Alur Pemikiran 1.8. Argumen Dasar 1.9. Sistematika penulisan

(26)

HUBUNGAN REPUBLIK KOREA, ASEAN+3 DAN INDONESIA

ASEAN+3

Dinamika yang terjadi (Peran Jepang, China dan Republik Korea)

2.1.1 China 2.1.2 Jepang

2.1.3 Republik Korea

2.2.4 Arti penting Indonesia dalam ASEAN+3

2.2 Hubungan Bilateral Republik Korea dengan Indonesia

2.2.1 Sejarah Hubungan Bilateral Republik Korea - Indonesia

2.2.1 Politik Luar Negeri Republik Korea Masa Pemerintahan Lee Myung Bak 2.2.2 Diplomasi Kebudayaan Republik

Korea pada masa pemerintahan Lee Myung Bak

2.3 Festival Korea - Indonesia week

BAB III

KEPENTINGAN REPUBLIK KOREA DALAM FESTIVAL KOREAN - INDONESIA WEEK

3.1 Pelaksanaan Festival Korea – Indonesia Week sebagai Diplomasi Kebudayaan Republik Korea

(27)

3.4 Materi Diplomasi Kebudayaan Republik Korea 3.5 Sasaran Diplomasi Kebudayaan Republik

Korea

3.6 Upaya Diplomasi Kebudayaan Republik Korea 3.7 Kepentingan yang terkandung dalam Diplomasi

Kebudayaan Republik Korea 3.7.1 Kepentingan Ekonomi 3.7.2 Kepentingan Politik

BAB IV

PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

(28)

KEPENTINGAN REPUBLIK KOREA DALAM DIPLOMASI KEBUDAYAAN

MELALUI PELAKSANAAN FESTIVAL KOREA – INDONESIA WEEK

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana ilmu politik (S.IP) Stratra-1

Jurusan Hubungan Internasional

Disusun oleh:

DYAH RETNANING A

Nim : (08260066)

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(29)

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya yang telah berjuang demi tegaknya agama Islam. Sehingga dengan ini penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Kepentingan Republik Korea Dalam Diplomasi Kebudayaan Melalui Pelaksanaan Festival Korea – Indonesia Week.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menghaturkan pujian sekaligus terima kasih terhadap orang-orang istimewa yang memiliki kekayaan intelektual, yang dengan semangat dan pengabdiaannya telah memberikan yang terbaik sejak awal pendidikan hingga akhir penulisan skripsi ini:

1. Bapak Tonny Dian Effendi, M .Si selaku Ket ua Jurusan Ilmu Hubungan Int ernasional sekaligus dosen pem bimbing I dalam penulisan skripsi ini. Sesungguhnya bagi penulis beliau bukan hanya sebagai dosen dan dosen pembimbing, t et api beliau adalah sosok inspirasi bagi penulis. M ot ivasi dan opt imisme yang t inggi selalu penulis pelajari dari sosok beliau selam a 4 t ahun m enimba ilmu di UM M .

2. Bapak Dr. Sugeng Pujileksono, M.Si selaku dosen pembimbing II, terima kasih atas bimbingan, dukungan dan arahan beliau sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

3. Bapak Rully Inayah Romadhoan M.Si dan Bapak DR. Asep Nurjaman, M.Si selaku dosen penguji pada skripsi ini. Terimakasih atas kritik dan masukan beliau demi penyempurnaan penelitian ini.

4. Segenap Bapak/Ibu dosen Jurusan Hubungan Internasional: Bapak Victory Pradhitama, M.Si., Ibu Dyah Estu, M.Si., Ibu Ayusia Shabita Kusuma M.Soc. Sc, terima kasih atas transformasi ilmunya selama di bangku kuliah. 5. Kepada Ayahanda Bapak Hariyono S.Pd, Semangat juang dan ajaran untuk

(30)

dengan tegak kepada saya, serta adik-adikku Avan Yogi Pranata dan Fauziza Yonas S. Putri, terimakasih atas semangat dan dukungan kalian selama ini. 6. Soo Yu Jong Seonsaengnim, terima kasih penulis sampaikan atas dukungan

dan bantuan beliau dalam pengumpulan data guna menyelesaikan skripsi ini. Bagi penulis, beliau bukan hanya dosen Bahasa Korea, tetapi beliau sudah penulis anggap sebagai eoni yang selalu mengajarkan banyak pengalaman – pengalaman baru dan berharga bagi penulis.

7. Sahabat-sahabat HI 2008: Ferry Fadhly, Ani Afiyanti, Safa Musdalifah, Fadhor Rohman, Sokib Mustofa, Naning Purwaningsih RR, Khalik, Nuril El magfiroh, Tuniyati, Aprilina, Mustikasari, Putri Adenin, Sunar, Fauzan, terima kasih atas kebersamaannya.

8. Saudara-saudaraku Immawan dan Immawati seperjuangan di IMM Renaissance FISIP UMM: Ranidya Putri, Dani Yuniarta, Ahmad Hamdi dan dan semua yang tidak dapat disebutkan, terima kasih atas semuanya.

Seluruh pihak-pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan, hanya ucapan terima kasih yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, saya berharap semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis. Semoga Skipsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Billahi Fii Sabililhaq, Fastabiqul Khoirot

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, 8 September 2012

Penulis,

(31)

xi DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan ... i

Halaman Persetujuan ... ii

Surat Pernyataan ... iii

Berita Acara Bimbingan Skripsi ... iv

Motto ... v

Persembahan... vi

Abstraksi ... vii

Kata Pengantar ... ix

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel... xiv

Daftar Lampiran ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

1.4.1 Manfaat Teoritis ... 8

1.4.2 Manfaat Praktis ... 8

1.5 Penelitian Terdahulu ... 8

1.6 Konsep... 11

(32)

xii

1.6.2 Diplomasi Publik ... 16

1.7 Metode Penelitian ... 21

1.7.1 Ruang Lingkup Penelitian ... 21

1.7.1.1 Batasan Materi ... 21

1.7.1.2 Batasan Waktu ... 22

1.7.2 Jenis Penelitian ... 22

1.7.3 Variabel Penelitian ... 22

1.7.4 Sumber Data ... 23

1.7.5 Alur Pemikiran ... 24

1.8 Argumen Dasar ... 24

1.9 Sistematika Penulisan ... 25

BAB II HUBUNGAN REPUBLIK KOREA, ASEAN+3 DAN INDONESIA 2.1 Republik Korea dalam Kerjasama Multilateral ASEAN+3 ... 28

2.1.1 China ... 34

2.1.2 Jepang ... 38

2.1.3 Republik Korea ... 40

2.1.4 Arti Penting Indonesia dalam Kerjasama Multilateral ASEAN+3 ... 42

2.2 Hubungan Bilateral Republik Korea dengan Indonesia ... 46

2.2.1 Sejarah Hubungan Republik Korea-Indonesia... 46

2.2.2 Politik Luar Negeri Republik Korea Masa Pemerintahan Lee Myung Bak ... 49

(33)

xiii

2.3 Pelaksanaan Festival Korea-Indonesia Week ... 54

BAB III KEPENTINGAN REPUBLIK KOREA DALAM DIPLOMASI KEBUDAYAAN KOREA - INDONESIA WEEK 3.1 Pelaksanaan Festival Korea-Indonesia Week Sebagai Diplomasi Kebudayaan Republik Korea ... 58

3.2 Aktor Diplomasi Kebudayaan Republik Korea ... 59

3.3 Sarana Diplomai Kebudayaan Republik Korea ... 60

3.4 Materi Diplomasi Kebudayaan Republik Korea ... 61

3.5 Sasaran Diplomasi Kebudayaan Republik Korea ... 62

3.6 Upaya Diplomasi Kebudayaan Republik Korea ... 65

3.7 Kepentingan yang Terkandung dalam Diplomasi Kebudayaan Republik Korea ... 66

3.7.1 Kepentingan Ekonomi ... 69

3.7.2 Kepentingan Politik ... 75

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan ... 77

4.2 Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 80

(34)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan Perdagangan bilateral Indonesia – Republik Korea 2003-2008 ... 5 Tabel 2.1 Peningkatan Hubungan Bilateral Indonesia sebelum dan

sesudah kerjasama multilateral ASEAN+3 ... 43 Tabel 2.2 Sejarah Hubungan Diplomatik ... 47 Tabel 2.3 Daftar Kunjungan antar Pemimpin kedua Negara ... 48 Tabel 3.1 Daftar urutan 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak

didunia ... 74

DAFTAR LAMPIRAN

1. Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 92 tahun 2007 tentang Pengesahan Persetujuan Antara Pemerintah Republik Indonesia Dan Pemerintah Republik Korea Mengenai Kerja Sama Di Bidang Kebudayaan (Agreement Between The Government Of The Republic Of Indonesia And The Government Of The Republic Of Korea On Cultural Cooperation)

2. Acuan Kebijakan Lee Myung Bak.

(35)

Abdul Irsan. 2007. Indonesia di Tengah Pusaran Globalisasi. Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu. ___________ 2007. Budaya dan Perilaku Politik Jepang di Asia. Jakarta: Grafindo Khazanah

Ilmu.

Bambang Cipto. 2010. Hubungan Internasional di Asia Tenggara. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bob Widyahartono. 2004. Bangkitnya Naga Besar Asia. Peta Politik, Ekonomi, dan Sosial China

menuju China Baru. Yogyakarta: Andi Offset.

Bound, Kirsten. 2007. Cultural Diplomacy. London: IPrint, Leicester. ISBN.

Chow, Gregory C. 2011. Memahami Dahsyatnya Ekonomi China. Solo: PT Tiga Serangka Pustaka Mandiri.

Eby Hara Abubakar. 2011. Pengantar Analisis Politik Luar Negeri. Bandung: Nuansa.

Mahbubani, Kishore. 2011. Asia Hemisfer Baru Dunia : Pergeseran Kekuatan Global ke Timur yang Tak Terelakkan. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.

Sangsoo, Lee (et.all). 2007. The 17th South Korean Presidential Election No More Sunshine for North Korea?. Singapore: Institute for Security and Development Policy. ISBN.

Sik, Shin Hyong. 2010. An Easy Guide to Korean History. Seoul: The Association for Overseas Korean Education Development Press.

Suffi Jusuf. 1989. Hubungan Internasional dan Politik Luar Negeri. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Sukawarsini Djelantik. 2008. Diplomasi antara Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Tonny Dian Effendi. 2011. Diplomasi Publik Jepang – Perkembangan dan Tantangan. Bogor:

Ghalia Indonesia.

Zainuddin Djafar dkk. 2012. Peran Strategis Indonesia Dalam Pembentukan ASEAN Dan Dinamikanya. Jakarta: UI-Press.

SKRIPSI

Arifin Multazam. 2010. Diplomasi pertahanan Indonesia terhadap Korea Selatan pada periode 2006 hingga 2009. Jakarta: FISIP UI.

Eta Retno Wulandari. Pusat Kebudayaan Korea Selatan di Jakarta. Semarang: Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang.

(36)

dalam Momentum Peringatan Tahun Emas Hubungan Diplomatik

Indonesia-Jepang. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Sari S. WS.. 2011. Budaya Pop Dan Gaya Hidup (Studi Kasus Korea Lovers Di Makassar). Makasar: Universitas Hasanudin.

Trixsaningtyas Gayatri. 2008. Analisa Kepentingan Ekonomi dan Politik Indonesia dan Jepang dalam Indonesia-Japan Economic Partnership

Agreement (IJEPA) Tahun 2007. Jakarta: Hubungan Internsional

Universitas Indonesia.

--- Reaksi Korea Utara Terhadap KebijakanPemerintah Lee Myung Bak (study kasus: Kompensasi perlucutan program dan bahan nuklir Korea Utara dengan Bantuan Ekonomi Korea Selatan). Yogyakarta:Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

JURNAL

Cuwita Surya. Dialog Antariman sebagai Bentuk Diplomasi Publik Indonesia. Verity. Januari 2009.

Dini Arabia. 2009. Tour De Singkarak 2009, sebagai bentuk diplomasi kebudayaan. Jurnal Mahasiswa Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP. Universitas Andalas Padang Sumatera Barat. Juni 2009.

Pratiwi Anwar Ratih dkk. Meningkatkan Kerjasama Ekonomi Indonesia dengan Korea Selatan Melalui Perdagangan Internasional. Indonesians’ Association for Korean Studies. Report of the Advisory Committee on Cultural Diplomacy. Cultural Diplomacy The Linchpin of

Public Diplomacy. U.S. Department of State.September 2005.

Richard, Stubbs. ASEAN Plus Three: Emerging East Asian Regionalism. Asian Survey. Vol. XLII. No. 3 May / June 2002.

MAJALAH

Gathering Korean Pop Lovers Malang. Asian Hits Asian Infotainment Magazine. Vol 11

INTERNET

Alya Mirza. Evaluasi Kepemimpinan Grand National Party Korea. http.theblacklollipop.com. 2 Februari 2012

(37)

Kedutaan Besar Republik Korea Untuk Indonesia. Hubungan Internasional. httpidn.mofat.go.kr. 9 Februari 2012

Nadia Sabrina. Definisi Opini Publik. http://blogs.unpad.ac.id/. 10 Desember 2011

Siaran pers direktorat politik dan keamanan asean tanggal 4-1-2011 dalam dit. Polkam asean, visi

Indonesia sebagai ketua asean 2011,

http://asean2011.kemlu.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=256%3A

indonesias-vision-as-the-2011-aseans-chair&catid=86%3Ahardnews&itemid=109&lang=in. 05 januari 2011

Snyder, Scott. Lee Myung-bak’s Foreign Policy: A 250-Day Assessment.

SnyderLMBForeignPolicyKJDA.pdf. 14 Februari 2012

Sundari Husen Ida. Peran Pemerintah, Lembaga Kerjasama dan Perorangan dalam Diplomasi Kebudayaan.http://kongres.budpar.go.id. 28 Mei 2011

USIA (United State Information Agency) Alumni Association. What is Diplomacy?.

http://www.publicdiplomacy.org/1.hatm. 27 Mei 2011

Windi Utami. Keterkaitan Hubungan Kerjasama Budaya, Pariwisata, dan

Pendidikan Indonesia-Korea Selatan Seiring Globalisasi.

httplovedrawing-windiutami. Com. 14 Januari 2012

Ylvietanaga. Diplomasi Doraemon dan Hello Kitty. ttpsylvietanaga.wordpress.com. 10 Januari 2012

Zhang, Yunling. Making ASEAN as a Close Partner: Comparing China and Japan.

http://iaps.cass.cn/english/Articles/showcontent.asp?id+398. 20 Mei 2012

--- Direction of Trade Statistics, IMF Yearbook 2009. http://www.imf.org dalam httpinakos.orgjurnalPaper%20Jurnal%20Indonesians.htm.

--- Hubungan Bilateral Indonesia Korea dan Pentingnya Studi Korea.

http://www.janabadra.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=108:hubun

ganbilat ral-indonesia-korea-dan-pentingnya-studi-korea&catid=43:berita-universitas. 3

Februari 2012

--- Hubungan Bilateral Indonesia Korea dan Pentingnya Studi Korea.

http://www.janabadra.ac.id.2 Februari 2012.

--- Hubungan Internasional Korea-Indonesia. httpid.korean-culture.orgnavigator. 11 Februari 2012

--- Integrasi ASEAN, China, Jepang, dan Korea Selatan penting dalam pembangunan Asia Timur, httpwww.csis.or.idPublications-OpinionsDetail.phpid=95.htm. 29 April 2012

--- Perkembangan Perdagangan Indonesia-Korea Selatan Tahun 2008.

(38)

--- South_Korea.htm. south korea publik diplomacy. httppublicdiplomacy.com. 10 Februari 2012

--- Tujuan pendirian

.httpid.korean-culture.orgnavigator.dositeCode=null&langCode=null&menuCode=20110 5180009.htm. 1 Juni 2012

--- What is Cultural Diplomacy?.

httpwww.culturaldiplomacy.orgindex.phpen_culturaldiplomacy.htm. 10 April 2012 --- httpindonesiaseoul.orgindonesiatentangkoreageography.htm. 2 Februari 2012 --- http://www.deplu.go.id/Pages/IFPDisplay.aspx?Name=Bilateral

Gambar

Tabel 1.1

Referensi

Dokumen terkait

Pada perancangan alat ini akan digunakan mikrokontroller ATMEGA8535 yang berfungsi untuk membaca tegangan analog dari sensor tegangan dan sensor arus, membaca inputan dari

%roses yang terjadi selama so'hletasi adalah pelarut etanol dipanaskan dalam labu bulat sehingga menguap dan didinginkan menggunakan kondensor, sehingga jatuh berupa

Udin Yuliato (2012) dalam penelitiannya juga membuktikkan efektifitas konseling karir secara kelompok yang telah berhasil meningkatkan efikasi diri pengambilan

Mengenai gaya hidup dugem dikalangan mahasiswa kota bandung adalah bagaimana seorang mahasiswa dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitar, dilihat dari pola-pola tidakan

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh sebuah fenomena bahwa siswa telah menanamkan asumsi negatif tentang Matematika, sehingga membuat siswa tersebut susah untuk

Pada penelitian ini untuk skor APACHE II sebagai bagian dari modified NUTRIC score , didapatkan nilai rerata pada kelompok yang meninggal 26,83±5,81 dan pada kelompok

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik bakteri simbion pada gastropoda Oliva vidua (isolat bakteri TOV 12.16), bioaktivitas ekstrak kasar bakteri

Perbedaan aktivitas belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol disebabkan karena kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT