• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Strategi Bauran Pemasaran Kredit Usaha Rakyat Pada Pt Bank Rakyat Indonesia Unit Willem Iskandar Cabang Medan Asia Pasar Rame

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Strategi Bauran Pemasaran Kredit Usaha Rakyat Pada Pt Bank Rakyat Indonesia Unit Willem Iskandar Cabang Medan Asia Pasar Rame"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN KREDIT USAHA RAKYAT PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA UNIT WILLEM

ISKANDAR CABANG MEDAN ASIA PASAR RAME

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Gelar Sarjana (S1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh: AGUS RIANTO

090907031

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu’alaikum Wr.Wb, Alhamdulillah segala puji

syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan ridhoNya akhirnya Skripsi ini dapat

terselesaikan tepat pada waktunya, dengan judul “ANALISIS STRATEGI BAURAN

PEMASARAN KREDIT USAHA RAKYAT PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA

UNIT WILLEM ISKANDAR CABANG MEDAN ASIA PASAR RAME, Jalan Willem

Iskandar No.127BC Medan, Sumatera Utara” Sholawat dan salam tetap terlimpah

curahkan kepada utusan-Nya tercinta dan terkasih, junjungan kita Rasulullah Saw dan

seluruh pengikutnya yang dengan jiwa sucinya penuh pengorbanan dan keihklasan telah

membimbing dan menuntun umatnya ke jalan yang penuh dengan cahaya ilmu yang di

Ridhoi oleh Allah SWT. Penyelesaian Skripsi ini tentunya tidak dapat terselesaikan tanpa

bantuan, dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis

menyampaikanterima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Buat kedua orang tua tercinta ( Ngadimin dan SRI ATI ) yang selalu menjadi panutan

hidup Agus Rianto selamanya serta seluruh keluarga besar penulis yang tiada

henti-hentinya mendo’akan dan memotivasi, sehingga penulis mampu menyelesaikan

skripsi dengan lancar dan baik.

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing M.A, selaku Ketua Program Studi Ilmu

Administrasi Bisnis Fisip USU.

3. Bapak Arifin Nasution S.Sos M.Sp selaku sekretaris Program Studi Ilmu

Administrasi Bisnis yang memberikan saya banyak pelajaran dan masukan khususnya

dalam organisasi kampus.

4. Ibu Siswati Saragi S.sos M.Sp yang sering saya panggil Kak Sis yang selalu

(3)

5. Bapak Azuar Juliandi SE, S.Sos, M.si selaku Dosen pembimbing yang dengan

kesabaran membimbing dan memberi arahan serta masukan yang amat berguna

hingga terselesaikan skripsi ini.

6. Seluruh dosen Departemen Ilmu Administrasi Bisnis FISIP USU yang telah memberi

banyak motivasi dan ilmu hingga bisa menjadi seorang sarjana Ilmu Administrasi

Bisnis.

7. Bapak Sumando Sumitro Marpaung selaku Kepala Unit (KaUnit) BRI Unit Willem

Iskandar Cabang Medan Asia Pasar Rame, Medan beserta seluruh staf-stafnya yang

telah banyak memberikan informasi dan bimbingan selama penulis melakukan

penelitian di BRI Unit Willem Iskandar Cabang Medan Asia Pasar Rame, Medan.

8. Teman-teman seperjuangan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik khususnya AB

Kelas A angkatan 2009 dan Best Friend’s: Abdul Rahman, Alamsyah Nugraha,

Fachrur, Fuji Andi, Rangga Restu, Yudhi, Faisal, Topan M, Yudha N, Ega dan Frans

yang selalu mengisi hari-hari penulis dalam canda tawa dan duka yang membantu

proses terselesaikannya skripsi ini.

9. Seluruh teman – teman AB’09 yang namanya tidak bisa disebut satu persatu. Banyak

cerita yang sudah kita lalui mulai dari inisiasi di sibolangit, melewati tiap semester,

terima kasih buat kebersamaan yang telah ada.

10. Buat orang – orang yang telah bekerjasama dengan saya mengurus ikatan mahasiswa

2011-2012, banyak kegiatan yang kita jalani bersama – sama tanpa kalian semua

ikatan mahasiswa tidak berjalan sedemikian baik.

11. Dan buat kekasih tercinta Nita Wulan Tari (Umi) yang selalu mendukung,

mendoakan dan memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini .

12. Buat Ibu Mazda dan Pak’de terima kasih atas doa dan bantuannya.

13. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu-satu, yang telah

membantu terselesaikannya skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih dan

(4)

pahala dari Allah SWT dan menjadi amal yang tiada putus pahalanya, dan bermanfaat

untuk kita semua di dunia maupun di akhirat. Amiiien. namun penulis menyadari

sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena

keterbatasan kemampuan Ilmu. Penulis mengharapkan saran dan kritik dari berbagai

pihak sehingga dapat menjadikan karya ini menjadi lebih baik. Semoga karya ini

dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya sebagai sumber informasi

untuk perbaikan kehidupan manusia. Amin. Wassalamualaikum Wr.Wb.

Medan, 27 Agustus 2013

Penulis

AGUS RIANTO

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

ABSTRAK ... ix

BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah... 5

1.3 Tujuan Penelitian... 5

1.4 Manfaat Penelitian... 6

BAB II : KERANGKA TEORI 2.1 Kerangka Teori... 8

2.1.1. Pengertian Pemasaran dan Pemasaran Jasa... 7

2.1.1.1. Pengertian Pemasaran... 7

2.1.1.2. Pemasaran Jasa... 9

2.1.2. Tujuan Perusahaan dalam Pemasaran... 10

2.1.3. Pengertian Pemasaran Jasa... 13

(6)

2.1.4.1. Startegi Produk... 15

2.1.4.2. Startegi Harga... 18

2.1.4.3. Startegi Place... 25

2.1.4.4. Startegi Promosi... 32

2.1.4.5. Startegi Orang (People)... 40

2.1.4.6. Costumer Service... 43

2.1.4.7. Proses... 45

BAB III : METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian... 47

3.2 Lokasi Penelitian... 47

3.3 Sumber Data... 48

3.4 Defenisi Konsep... 48

3.5 Defenisi Operasional... 50

3.7 Teknik Pengumpulan Data... 53

3.8 Teknik Analisa Data... 53

BAB IV : HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi lokasi penelitian... 54

4.1.1.Sejarah Perkembangan Perusahaan... 54

4.1.2. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas... 57

4.2 Penyajian Data... 81

(7)

BAB V : PENUTUP

5.1 Kesimpulan... 113

5.2 Saran... 117

DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Data Perkembangan KUR 2008 s/d 2012... 2

Tabel 2: Tingkat Suku Bunga dan Harga Cicilan

Kredit Usaha Rakyat ... 84

Tabel 3: Data SDM BRI Unit Willem Iskandar Cabang Medan

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Strategi Pemasaran

Gambar 2 : Tingkat Saluran Distribusi

Gambar 3 : Struktur Organisasi BRI Unit

Gambar 4 : Wawancara dengan Kepala Unit BRI Willem Iskandar

Gambar 4 : Wawancara dengan Mantri KUR BRI Unit Willem

Iskandar

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Pengajuan judul skripsi

2. Permohonan pengajuan judul skripsi

3. Penugasan membimbing skripsi

4. Izin pra penelitian

5. Izin penelitian

6. Daftar wawancara

7. Jadwal seminar proposal

8. Daftar hadir peserta seminar proposal

(11)

ABSTRAK

ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN KREDIT USAHA RAKYAT PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA UNIT WILLEM

ISKANDAR CABANG MEDAN ASIA PASAR RAME

Nama : Agus Rianto

Nim : 090907031

Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis

Pembimbing : Azuar Juliandi, SE, S. Sos, M. Si

Agar perusahaan berhasil memasarkan produknya baik barang dan atau jasa diperlukan strategi pemasaran khususnya strategi bauran pemasaran yaitu strategi product, price, place, promotion, people, costumer service, procces. Permasalahan yang dihadapi adalah adanya penurunan realisasi KUR Mikro pada tahun 2011 dan tahun 2012. Ada indikasi bahwa salah satu penyebab penurunan persentasi realisasi KUR ini terjadi masih ada yang beberapa orang pedagang pasar di pasar Sentosa Baru yang belum mengetahui manfaat KUR sehingga para pedagang menolak untuk meminjam KUR. Akar masalahnya adalah karena kurang maksimalnya proses promosi yang dilakukan oleh BRI Unit Willem Iskandar Cabang Medan Asia Pasar Rame.

Masalah yang kedua adalah masih ada peminjam KUR yang ingin meminjam KUR tetapi tidak memenuhi syarat-syarat untuk mendapatkan pinjaman KUR. Faktor penyebab adalah karena mereka masih memiliki tunggakan kredit di bank lain.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara lebih mendasar bagaimana secara kenyataannya strategi pemasaran yang diterapkan oleh BRI Unit Willem Iskandar Cabang Medan Asia Pasar Rame di Jalan Willem Iskandar No.127BC Medan dalam memasarkan produknya. Strategi pemasaran yang dikaji difokuskan pada strategi produk, harga, tempat/saluran distribusi, promosi, people, costumer service, procces.

(12)

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan penerapan strategi pemasaran yang diterapkan oleh BRI Unit Willem Iskandar Cabang Medan Asia Pasar Rame telah melaksanakan strategi product, price, place, promotion, people, costumer service, dan procces sehingga dapat merealisasikan KUR Mikro dengan pertumbuhan secara kuantitas mengalami kenaikan ditiap tahunnya dari tahun 2008 sampai dengan 2012, akan tetapi tidak diikuti dengan kenaikan persentase. Hal ini masih terdapat beberapa hal yang perlu dibenahi guna untuk meningkatkan persentase realisasi KUR seperti membuat iklan di televisi lokal, pemasangan spanduk ditempat-tempat strategis, dan juga tidak terlalu sering melakukan mutasi karyawan dan juga proses pencairan dana harus lebih cepat sehingga para calon nasabah tidak menunggu terlalu lama.

(13)

ABSTRAK

ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN KREDIT USAHA RAKYAT PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA UNIT WILLEM

ISKANDAR CABANG MEDAN ASIA PASAR RAME

Nama : Agus Rianto

Nim : 090907031

Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis

Pembimbing : Azuar Juliandi, SE, S. Sos, M. Si

Agar perusahaan berhasil memasarkan produknya baik barang dan atau jasa diperlukan strategi pemasaran khususnya strategi bauran pemasaran yaitu strategi product, price, place, promotion, people, costumer service, procces. Permasalahan yang dihadapi adalah adanya penurunan realisasi KUR Mikro pada tahun 2011 dan tahun 2012. Ada indikasi bahwa salah satu penyebab penurunan persentasi realisasi KUR ini terjadi masih ada yang beberapa orang pedagang pasar di pasar Sentosa Baru yang belum mengetahui manfaat KUR sehingga para pedagang menolak untuk meminjam KUR. Akar masalahnya adalah karena kurang maksimalnya proses promosi yang dilakukan oleh BRI Unit Willem Iskandar Cabang Medan Asia Pasar Rame.

Masalah yang kedua adalah masih ada peminjam KUR yang ingin meminjam KUR tetapi tidak memenuhi syarat-syarat untuk mendapatkan pinjaman KUR. Faktor penyebab adalah karena mereka masih memiliki tunggakan kredit di bank lain.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara lebih mendasar bagaimana secara kenyataannya strategi pemasaran yang diterapkan oleh BRI Unit Willem Iskandar Cabang Medan Asia Pasar Rame di Jalan Willem Iskandar No.127BC Medan dalam memasarkan produknya. Strategi pemasaran yang dikaji difokuskan pada strategi produk, harga, tempat/saluran distribusi, promosi, people, costumer service, procces.

(14)

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan penerapan strategi pemasaran yang diterapkan oleh BRI Unit Willem Iskandar Cabang Medan Asia Pasar Rame telah melaksanakan strategi product, price, place, promotion, people, costumer service, dan procces sehingga dapat merealisasikan KUR Mikro dengan pertumbuhan secara kuantitas mengalami kenaikan ditiap tahunnya dari tahun 2008 sampai dengan 2012, akan tetapi tidak diikuti dengan kenaikan persentase. Hal ini masih terdapat beberapa hal yang perlu dibenahi guna untuk meningkatkan persentase realisasi KUR seperti membuat iklan di televisi lokal, pemasangan spanduk ditempat-tempat strategis, dan juga tidak terlalu sering melakukan mutasi karyawan dan juga proses pencairan dana harus lebih cepat sehingga para calon nasabah tidak menunggu terlalu lama.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Strategi pemasaran memiliki peran besar dalam berbagai bidang usaha dalam

dunia bisnis. Dimana Bisnis perbankan merupakan salah satu sektor usaha yang

memiliki strategi pemasaran terutama pada jasa perkreditan yang disebabkan

banyaknya usaha mikro kecil yang memerlukan modal tambahan dalam upaya

meningkatkan usahanya.

Bank Rakyat Indonesia sebagai salah satu bank pemerintah yang mendapat

tugas utama menjadi fiancial intermediary bagi usaha kecil, menengah dan

koperasi dalam rangka membiayai kegiatan pertanian, perdagangan dan jasa serta

perindustriaan utamanya bagi para pelaku usaha mikro, kecil, menengah dan

koperasi, yang sudah feasible tetapi belum bankable memiliki produk yang

dikenal dengan nama Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang penyalurannya

dilaksanakan melalui BRI Unit yang tersebar di tingkat Kecamatan di seluruh

Indonesia agar pelaku usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi, yang sudah

feasible tetapi belum bankable dengan mudah mengakses yang lebih besar dalam

mendapatkan modal usahanya. Salah satunya adalah BRI Unit Willem Iskandar

Cabang Medan Asia Pasar Rame.

Tujuan dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah untuk memberikan

kemudahan kepada usaha mikro, kecil dan menengah serta koperasi untuk

(16)

pembiayaan kepada Usaha Mikro Kecil Menengah Koperasi (UMKM-K) dalam

bentuk pemberian modal kerja dan investasi yang didukung fasilitas penjaminan

untuk usaha produktif (PT. BRI, 2013).

Untuk menjangkau para pelaku usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi,

yang sudah feasible tetapi belum bankable agar dengan mudah mengakses yang

lebih besar dalam mendapatkan modal usahanya sehingga menambah laba

perusahaan, diperlukan strategi pemasaran. Kasmir dan Jakfar (2003: 66)

menyebutkan bahwa, tujuan perusahaan untuk memasarkan suatu produk baik

barang maupun jasa, yaitu: untuk meningkatkan laba dan penjualan, untuk

menguasai pasar dan menghadapi pesaing, memaksimumkan kepuasan konsumen,

memenuhi kebutuhan akan suatu produk maupun jasa, serta memenuhi keinginan

para pelanggan akan suatu produk baik barang maupun jasa.

Kinerja pemasaran BRI Unit Willem Iskandar Cabang Medan Asia Pasar

Rame dapat dilihat dari perkembangan KUR tahun 2008-2012 seperti terlihat

dalam tabel 1.

Tabel 1. Data Perkembangan KUR 2008 sampai dengan 2012

Tahun Realisasi Persentasi

Kenaikan/Penurunan

Des-08 930.000.000 -

Des-09 1.145.000.000 +23,11%

Des-10 1.681.500.000 +46,85%

Des-11 2.290.000.000 +36,18%

Des-12 2.849.000.000 +24,41%

(17)

Dilihat dari realisasi penyaluran KUR pada BRI Unit Willem Iskandar

Cabang Medan Asia Pasar Rame dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012,

secara kuantitas mengalami kenaikan setiap tahunnya. Dimulai dari tahun 2008,

BRI Unit Willem Iskandar Cabang Medan Asia Pasar Rame dapat menyalurkan

KUR sebesar Rp. 930.000.000, pada tahun 2009 sebesar Rp. 1.145.000.000, pada

tahun 2010 sebesar Rp. 1.681.500.000, pada tahun 2011 sebesar Rp.

2.290.000.000, dan pada tahun 2012 sebesar Rp. 2.849.000.000.

Akan tetapi walaupun secara kuantitas mengalami kenaikan, perkembangan

realisasi KUR dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 tidak diikuti oleh

pertumbuhan persentase yang secara signifikan pula. Terjadi penurunan persentasi

dalam realisasi KUR dari tahun 2011 dan tahun 2012 yaitu sebesar +36,18% dan

+24,41% , padahal pada tahun 2010 terjadi kenaikan yang signifikan yaitu sebesar

+46,85%.

Setelah penulis melakukan pra riset di BRI Unit Willem Iskandar Cabang

Medan Asia Pasar Rame ada indikasi bahwa salah satu penyebab penurunan

persentasi realisasi KUR ini terjadi masih ada yang beberapa orang pedagang

pasar di pasar Sentosa Baru yang belum mengetahui manfaat KUR sehingga para

pedagang menolak untuk meminjam KUR. Akar masalahnya adalah karena

kurang maksimalnya proses promosi yang dilakukan oleh BRI Unit Willem

Iskandar Cabang Medan Asia Pasar Rame.

Masalah yang kedua adalah masih ada peminjam KUR yang ingin meminjam

(18)

Faktor penyebab adalah karena mereka masih memiliki tunggakan kredit di bank

lain.

Agar perusahaan berhasil memasarkan produknya baik barang dan atau jasa

diperlukan strategi pemasaran khususnya strategi bauran pemasaran yaitu strategi

product, price, place, promotion, people, costumer service, procces. Menurut

Paulus (2000: 128) strategi pemasaran adalah kegiatan pemasaran yang terpadu

dan saling menunjang satu sama lain keberhasilan perusahaan dibidang pemasaran

didukung oleh keberhasilan dalam memilih produk yang tepat, harga yang layak,

saluran distribusi yang baik dan promosi yang efektif.

Strategi ini bermanfaat agar perusahaan memiliki suatu pengetahuan yang

lebih mendalam mengenai suatu pasar yang akan dimasukinya, sehingga apabila

strategi dijalankan dengan baik maka perusahaan dapat meningkatkan

penjualannya.

Bertitik tolak dari kenyataan di atas, penulis tertarik dan ingin mengetahui

secara lebih mendasar bagaimana secara kenyataannya strategi pemasaran yang

diterapkan oleh BRI Unit Willem Iskandar Cabang Medan Asia Pasar Rame

dalam memasarkan produknya. Strategi pemasaran yang dikaji difokuskan pada

strategi produk, harga, tempat/saluran distribusi, promosi, people, costumer

(19)

1.2.Rumusan masalah

Berdasarkan identifikasi permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka

perumusan masalah untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan strategi produk KUR pada BRI Unit Willem Iskandar

Cabang Medan Asia Pasar Rame?

2. Bagaimana penerapan strategi harga KUR pada BRI Unit Willem Iskandar

Cabang Medan Asia Pasar Rame?

3. Bagaimana penerapan strategi tempat/saluran distribusi KUR pada BRI Unit

Willem Iskandar Cabang Medan Asia Pasar Rame?

4. Bagaimana penerapan strategi promosi KUR pada BRI Unit Willem Iskandar

Cabang Medan Asia Pasar Rame?

5. Bagaimana penerapan people KUR pada BRI Unit Willem Iskandar Cabang

Medan Asia Pasar Rame?

6. Bagaimana penerapan process KUR pada BRI Unit Willem Iskandar Cabang

Medan Asia Pasar Rame?

7. Bagaimana penerapan customer service KUR pada BRI Unit Willem Iskandar

Cabang Medan Asia Pasar Rame?

1.3.Tujuan Penelitian

Agar penelitian menjadi lebih terfokus, maka perlu dikemukakan tentang

tujuan penelitian. Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan dari

(20)

1. Ingin mengetahui penerapan strategi produk KUR pada BRI Unit Willem

Iskandar Cabang Medan Asia Pasar Rame?

2. Ingin mengetahui penerapan strategi harga KUR pada BRI Unit Willem

Iskandar Cabang Medan Asia Pasar Rame?

3. Ingin mengetahui penerapan strategi tempat/saluran distribusi KUR pada BRI

Unit Willem Iskandar Cabang Medan Asia Pasar Rame?

4. Ingin mengetahui penerapan strategi promosi KUR pada BRI Unit Willem

Iskandar Cabang Medan Asia Pasar Rame?

5. Ingin mengetahui penerapan people KUR pada BRI Unit Willem Iskandar

Cabang Medan Asia Pasar Rame?

6. Ingin mengetahui penerapan process KUR pada BRI Unit Willem Iskandar

Cabang Medan Asia Pasar Rame?

7. Ingin mengetahui penerapan customer service KUR pada BRI Unit Willem

Iskandar Cabang Medan Asia Pasar Rame?

1.4.Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan hal yang diharapkan dari hasil penelitian yang

dilakukan. Manfaat penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini mencakup

hal-hal sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

Bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan menulis karya ilmiah dalam

menganalisa permasalahan dilapangan. Dan juga menjadi masukan

(21)

2. Bagi Akademis

Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan ataupun informasi

khususnya mengenai Strategi Pemasaran dalam hal peningkatan jumlah

peminjaman KUR dan sebagai bahan referensi tambahan bagi mahasiswa/i

(22)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1.Kerangka Teori

2.1.1.Pengertian Pemasaran dan Pemasaran Jasa 2.1.1.1. Pengertian Pemasaran

Pengertian pemasaran tidak mempunyai perbedaan walaupun terdapat

variasi-variasi dalam strategi dan taktik yang digunakan. Defenisi pemasaran

menurut Nurlela dan Sugiarto (2000: 121) adalah “suatu proses sosial dan

manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka

butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan serta mempertaruhkan produk

dan nilai dengan pihak lain”.

Lamb, Hair dan McDaniel (2001: 6) mengatakan pemasaran adalah “suatu

proses perencanaan dan menjalankan konsep harga, promosi dan distribusi,

sejumlah ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu

memuaskan tujuan individu dan organisasi”.

Pemasaran atau Marketing, menurut Kotler dalam (Laksana, 2008: 4), yaitu

suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa

yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan

secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Dari defenisi diatas, dapat diterangkan bahwa arti pemasaran jauh lebih luas

daripada arti penjualan. Pemasaran mencakup usaha perusahaan yang dimulai

(23)

produk yang hendak diproduksi, menentukan harga produk yang sesuai,

menentukan cara-cara promosi dan penyaluran.

2.1.1.2. Pengertian Pemasaran Jasa

Lam, hair dan McDaniel (2001: 482) mendefenisikan jasa sebagai hasil dari

usaha penggunaan manusia dan mesin terhadap sejumlah orang atau objek. Jasa

meliputi suatu perbuatan, suatu kinerja, atau suatu upaya yang tidak bisa diproses

secara fisik.

Kotler dalam (Tjiptono, 2005: 16) menyatakan bahwa jasa sebagai salah

satu bentuk produk dapat didefenisikan sebagai setiap tindakan atau perbuatan

yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya

bersifat intangible (tidak berwujud) dan tidak menghasilkan kepemilikan tertentu.

Menurut Valarie A. Zeithaml dan Marry Jo Bitner dalam (Lupiyoadi, 2001:

5) pemasaran jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak

merupakan produk dalam bentuk fisik atau konsturksi yang memberikan nilai

tambah seperti kenyamanan, hiburan, kesenangan atau pemecahan masalah yang

dihadapi konsumen.

Menurut penulis sendiri pemasaran jasa adalah semua aktivitas ekonomi di

bidang jasa yang tidak berwujud dan tidak bisa dikembalikan ataupun dijual

dikemudian hari yang memberikan nilai tambah seperti kenyamanan, hiburan,

(24)

2.1.2.Tujuan Perusahaan dalam Pemasaran

Tujuan perusahaan memasarkan sesuatu produk, baik perusahaan dagang

ataupun jasa selalu berpatokan kepada apa yang ingin dicapai oleh perusahaan

tersebut. Tujuan perusahaan dalam memasarkan produknya ini dapat bersifat

jangka pendek atau jangka panjang.

Menurut Kasmir dan Jakfar (2003: 66), secara khusus dalam aspek

pemasaran bahwa tujuan perusahaan untuk memasarkan produknya ataupun jasa

dapat diketegorikan sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan penjualan dan laba

Artinya tujuan perusahaan dalam hal ini adalah bagaimana cara

memperbesar omset penjualan dari waktu ke waktu. Dengan meningkatnya

omset penjualan, maka diharapkan keuntungan atau laba juga dapat

meningkat sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

2. Untuk menguasai pasar

Untuk perusahaan jenis ini jelas tujuannya bagaimana caranya menguasai

pasar yang ada dengan cara memperbesar market share untuk

wilayah-wilayah tertentu. Peningkatan market share dapat dilakukan dengan

berbagai cara, baik dengan cara mencari atau menciptakan peluang baru

atau merebut market share pesaing yang ada.

3. Untuk mengurangi persaingan

Tujuan perusahaan model ini adalah dengan cara menciptakan produk

sejenis dengan mutu yang sama tetapi harga lebih rendah dari pesaing

(25)

terhadap kemungkinan pesaing yang akan msuk kedalam persaingan

produk tersebut.

4. Untuk menaikkan prestise produk tertentu di pasaran

Dalam hal produk tertentu, terutama untuk produk kelas tinggi. Maka

tujuan perusahaan memasarkan adalah untuk meningkatkan prestise

produk di depan pelanggannya dengan cara promosi atau cara lainnya.

Cara lainnya juga dilakukan dengan meningkatkan mutu, selera yang

sesuai dengan keinginan konsumen.

5. Untuk memenuhi permintaan pihak-pihak tertentu

Tujuan ini biasanya lebih diarahkan untuk memenuhi permintaan

pihak-pihak tertentu dengan jumlah yang biasanya terbatas, misalnya permintaan

pemerintah, atau lembaga tertentu.

Sedangkan tujuan kegiatan pemasaran suatu produk baik barang maupun

jasa secara umum menurut Kasmir dan Jakfar (2003: 66) adalah sebagai berikut:

1. Memaksimumkan konsumsi, atau dengan kata lain memudahkan dan

merangsang konsumsi.

2. Memaksimumkan kepuasan konsumen.

3. Memaksimumkan pilihan (ragam produk).

4. Memaksimumkan mutu hidup (kualitas, kuantitas, ketersediaan, harga

pokok barang, mutu lingkungan fisik, dan mutu lingkungan kultur).

5. Meningkatkan penjualan produk baik barang atau jasa.

6. Ingin menguasai pasar dan menghadapi pesaing.

(26)

8. Memenuhi keinginan para pelanggan akan suatu produk baik barang

maupun jasa.

Adapun tujuan utama permberian suatu kredit menurut Kasmir (2008: 100)

adalah sebagai berikut:

1. Mencari keuntungan

Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut.

Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank

sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada

nasabah.

Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank. Jika bank terus

menerus mengalami kerugian, maka besar kemungkinan bank tersebut

akan dilikuidasi (dibubarkan).

2. Membantu usaha nasabah

Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan

dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal usaha kerja. Dengan

dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan

memperluas usahanya.

3. Membantu pemerintah

Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak

perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti

(27)

2.1.3.Pengertian Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan.

Secara defenitif dapat dikatakan bahwa strategi pemasaran mengacu pada panduan

startegi produk, distribusi, promosi, dan penentuan harga yang bersifat unik yang

dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar

yang dituju (lamb, et, al, 2001: 55).

Paulus (2000: 128) mengatakan bahwa strategi pemasaran adalah kegiatan

pemasaran yang terpadu dan saling menunjang satu sama lain keberhasilan

perusahaan dibidang pemasaran didukung oleh keberhasilan dalam memilih

produk yang tepat, harga yang layak, saluran distribusi yang baik dan promosi

yang efektif.

Strategi pemasaran tersebut merupakan alat yang dapat dipergunakan oleh

pengusaha untuk mempengaruhi konsumennya agar konsumennya dapat menjadi

kenal kemudian menyenangi dan melakukan transaksi pembelian serta akhirnya

konsumen itu menjadi puas. dapat digambarkan dalam skema dibawah ini.

Cakupan kegiatan pemasaran ditentukan oleh konsep pemasaran yang

disebut Bauran Pemasaran (marketing mix). Elemen-elemen bauran pemasaran

terdiri dari semua variabel yang bisa dikontrol perusahaan dalam komunikasinya

dengan dan akan dipakai untuk memuaskan konsumen sasaran.

2.1.4.Strategi Bauran Pemasaran Jasa

Pemasar menggunakan alat untuk mendapatkan tanggapan yang di inginkan

(28)

Menurut Sunarto (2006: 9), bauran pemasaran (marketing mix) adalah

seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus

mencapai tujuan pemasaran di pasar sasaran. Jadi bauran pemasaran merupakan

tool atau alat bagi marketer yang terdiri dari berbagai elemen suatu program

pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan

positioning yang ditetapkan dapat berjalan sukses (Lupiyoadi, 2001: 58).

Bauran Pemasaran pada produk barang yang kita kenal selama ini berbeda

dengan marketing mix untuk produk jasa. Hal ini terkait dengan perbedaan

karakteristik jasa dan barang. Marketing mix produk barang mencakup 4P:

product, price, place, dan promotion, sedangkan untuk jasa keempat hal tersebut

masih dirasa kurang mencukupi. Para ahli pemasaran menambahkan tiga unsur

lagi: people, process, dan customer service. Jadi dengan demikian elemen

marketing mix jasa terdiri dari tujuh hal, yaitu Product, Price, Promotion, Place,

People, Process, Customer Service (Lupiyoadi, 2001: 58):

Sumber: Lamb, et, al (2001:55) Gambar 1. Strategi Pemasaran

Produk

Harga Promosi

(29)

2.1.4.1. Strategi Produk

Produk merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan

sejumlah nilai dan manfaat pada konsumen (Lupiyoadi, 2001: 58). Produk

menurut Gitosudarmo (2000: 7) adalah suatu yang dapat digunakan untuk

memenuhi kebutuhan manusia atau organisasi.

Produk terdiri dari dua jenis yaitu berkaitan dengan fisik atau benda

berwujud seperti buku, meja kursi, rumah, mobil, dan lain-lain, dan tidak

berwujud. Produk yang tidak berwujud biasanya merupakan jasa. Jasa dapat

disediakan dalam berbagai wahana seperti pribadi, tempat, kegiatan, organisasi,

dan ide-ide (Kasmir & Jakfar, 2003: 106).

Menurut (Lupiyoadi, 2001:58) dalam bukunya Manajemen Pemasaran Jasa

Teori dan Praktik, yang perlu diperhatikan dalam produk adalah konsumen tidak

hanya membeli fisik dari produk itu saja tetapi membeli benefit dan value dari

produk tesebut yang disebut “the offer.” Terutama pada produk jasa yang kita

kenal tidak menimbulkan beralihnya kepemilikan dari penyedia jasa kepada

konsumen.

Yang dimaksud dalam pembahasan produk jasa di sini adalah Total Produk.

Total Produk terdiri dari (Lupiyoadi, 2001:73):

1. Produk utama/inti (Core Product), yaitu manfaat yang sebenarnya

dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk.

(30)

2. Produk Harapan (Expected Product), yaitu produk formal yang ditawarkan

dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal diharapkan dan

disepakati untuk dibeli.

3. Produk tambahan (Augmeted Product), yakni berbagai atribut produk yang

dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan sehingga dapat

memberikan tambahan kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk

bersaing.

4. Produk Potensial(Pottential Product), yaitu segala macam tambahan dan

perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk dimasa

mendatang.

Menurut Kasmir & Jakfar (2003: 106) strategi produk yang dilakukan oleh

perusahaan dalam mengembangkan suatu produk adalah sebagai berikut:

1. Penentuan Logo dan Motto

Logo merupakan ciri khas suatu produk, sedangkan Motto merupakan

serangkaian kata-kata yang berisikan misi dan visi perusahaan dalam

melayani masyarakat. Baik logo maupun motto harus dirancang dengan

benar. Petimbangan pembuatan logo dan motto adalah sebagai berikut:

• Logo dan motto harus memiliki arti ( dalam arti positif)

• Logo dan moto harus menarik perhatian

• Logo dan motto harus mudah diingat.

2. Menciptakan Merek

Merek merupakan suatu hal penting bagi konsumen untuk mengenalkan

(31)

sebagai nama, istilah, simbol, disain atau kombinasi dari semuanya. Agar

mereka mudah dikenal masyarakat, maka penciptaan merek harus

mempertimbangkan faktor-faktor, antara lain:

• Mudah diingat

• Terkesan hebat dan modern

• Memiliki arti (dalam arti positif)

• Menarik perhatian.

3. Menciptakan Kemasan

Kemasan merupakan pembungkus suatu produk. Penciptaan kemasan pun

harus memenuhi berbagai persyaratan, seperti kualitas kemasan, bentuk,

warna dan persyaratan lainnya.

4. Keputusan label

Label merupakan sesuatu yang diletakan pada produk yang ditawarkan dan

merupakan bagian dari kemasan. Di dalam label harus menjelaskan siapa

yang membuat, dimana dibuat, kapan harus dibuat, cara menggunakannya,

waktu kadaluarsa, dan informasi lainnya.

Pemilihan jenis produk yang akan dihasilkan dan dipasarkan akan

menentukan kegiatan promosi yang dibutuhkan, serta penentuan harga dan cara

penyalurannya. Tujuan utama suatu strategi produk adalah untuk dapat mencapai

sasaran pasar yang dituju dengan meningkatkan kemampuan bersaing atau

mengatasi persaingan.

Menurut Lupiyoadi (2001: 72), ada empat karakteristik produk jasa yaitu:

(32)

2. Heterogenity/variability: jasa bersifat non-standar dan sangat variabel

3. Inseparability: jasa umumnya diproduksi dan dikonsumsi pada waktu yang

bersamaan dengan partisipasi konsumen dalam prosesnya.

4. Perishability: jasa tidak mungkin disimpan dalam bentuk inventori.

2.1.4.2. Strategi Harga

Menurut Laksana (2008: 105) harga merupakan jumlah uang yang

diperlukan sebagai penukar berbagai kombinasi produk dan jasa, dengan demikian

maka suatu harga haruslah dihubungkan dengan bermacam-macam barang

dan/atau jasa, yang akhirnya akan sama dengan sesuatu yaitu produk dan jasa.

Sedangkan, menurut Kasmir dan Jafar (2003: 108) harga merupakan salah satu

penyebab laku atau tidaknya produk dan jasa yang ditawarkan, salah dalam

menentukan harga akan berakibat fatal terhadap produk dan jasa yang ditawarkan

dan berakibat tidak lakunya produk dan jasa tersebut di pasar.

Strategi penentuan harga (pricing) sangat signifikan dalam pemberian value

kepada konsumen dan mempengaruhi image produk, serta keputusan konsumen

untuk membeli. Pricing juga berhubungan dengan pendapatan dan turut

mempengaruhi supply atau marketing channels. Akan tetapi, yang paling penting

adalah keputusan dalam pricing harus konsisten dengan strategi pemasaran secara

keseluruhan.

Menurut Lupiyoadi (2001: 61) dalam memutuskan strategi dalam pricing

(33)

1. Survival

Merupakan usaha untuk tidak melaksanakan tindakan-tindakan untuk

meningkatkan profit ketika perusahaan dalam kondisi pasar yang tidak

menguntungkan. Usaha tersebut cenderung dilakukan untuk bertahan.

2. Profit Maximization

Penentuan harga bertujuan untuk memaksimumkan profit dalam periode

tertentu.

3. Sales Maximization

Penentuan harga bertujuan untuk menbangun pangsa pasar (market share)

dengan melakukan penjualan pada harga awal yang merugikan.

4. Prestige

Tujuan penentuan harga disini adalah untuk memposisikan jasa perusahaan

tesebut sebagai jasa yang eksekutif.

5. ROI

Tujuan penentuan harga didasarkan atas pencapaian return on investment

yang diinginkan (ROI).

Menurut Laksana (2008: 117) adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

harga di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Demand for the product, perusahaan perlu memperhatikan permintaan

terhadap produk yang merupakan langkah penting dalam penetapan harga

sebuah produk.

2. Target share of market, yaitu market share yang ditargetkan oleh

(34)

3. Competitive reactiones, yaitu reaksi dari pesaing.

4. Use of creams-skimming pricing of penetration pricing, yaitu

mempertimbangkan langkah-langkah yang perlu diambil pada saat

perusahaan memasuki pasar dengan harga yang tinggi atau dengan harga

yang rendah.

5. Other parts of the marketing mix, yaitu perusahaan perlu

mempertimbangkan kebijakan marketing mix (kebijakan produk,

kebijakan promosi dan saluran distribusi).

6. Biaya untuk memproduksi atau membeli produk.

7. Product Line Pricing, yaitu penetapan harga terhadap produk yang saling

berhubungan dalam biaya, permintaan maupun tingkat persaingan.

8. Berhubungan dengan permintaan:

a. Cross elasticity positip (elastisitas silang yang positif), yaitu kedua

macam produk merupakan barang subtitusi atau pengganti.

b. Cross elasticity negatip (elastisitas silang yang negatif), yaitu kedua

macam produk merupakan barang komplamenter atau hubungan satu

sama lain.

c. Cross elasticity Nol (elastisitas silang yang nol), yaitu kedua macam

produk tidak saling berhubungan.

9. Berhubungan dengan biaya: penetapan harga dimana kedua macam produk

mempunyai hubungan dalam biaya. Contohnya: biaya produk minyak

(35)

10.Mengadakan penyesuaian harga:

a. Penurunan harga, dengan alasan:

1) Kelebihan kapasitas

2) Kemerosotan pangsa pasar

3) Gerakan mengejar dominasi dengan biaya lebih rendah.

b. Mengadakan kenaikan harga, dengan alasan:

1) Inflasi biaya yang terus-terusan di bidang ekonomi

2) Permintaan yang berlebihan.

Sedangkan menurut Kasmir (2004: 154) faktor-faktor yang mempengaruhi

besar kecilnya penetapan suku bunga dalam perbankan antara lain:

1. Kebutuhan dana

Apabila bank kekurangan dana (jumlah simpanan sedikit), sementara

permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank untuk

menutupi agar kekurangan dana tersebut cepat dipenuhi dengan

meningkatkan suku bunga simpanan. Dengan demikian kebutuhan dana

dapat dipenuhi. Sebaliknya, jika bank kelebihan dana, dimana simpanan

banyak akan tetapi permohonan kredit sedikit, maka bank akan

menurunkan bunga simpanan sehinngga mengurangi minat nasabah untuk

menyimpan. Atau dengan cara menurunkan juga bunga kredit sehingga

permohonan kredit meningkat.

2. Persaingan

Dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping faktor promosi,

(36)

Dalam arti jika untuk bunga simpanan, pesaing rata-rata 16% pertahun,

maka jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan

dinaikkan diatas bunga pesaing, misalnya 17% pertahun. Namun

sebaliknya, untuk bunga pinjaman harus berada dibawah bunga pesaing,

meskipun margin laba mengecil.

3. Kebijaksanaan pemerintah

Dalam kondisi tertentu pemerintah dapat menentukan batas maksimal atau

minimal suku bunga, baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman.

Dengan ketentuan batas minimal atau maksimal bunga simpanan maupun

bunga pinjaman bank tidak boleh melebihi batas yang sudah ditetapkan

oleh pemerintah.

4. Target laba yang diinginkan

Target laba yang diinginkan, merupakan besarnya keuntungan yang

diinginkan oleh bank. Jika laba yang diinginkan besar maka bunga

pinjaman ikut besar dan demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu, pihak

bank harus serius dalam menentukan persentase laba atau keuntungan

yang diinginkan.

5. Jangka waktu

Semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi

bunganya, hal ini disebabkan oleh besarnya kemungkinan resiko di masa

mendatang. Demikian pula sebaliknya, jika pinjaman berjangka pendek,

(37)

6. Kualitas jaminan

Semakin likuid jaminan yang diberikan, maka semakin rendah bunga

kredit yang dibebankan dan sebaliknya. Sebagai contoh dengan jaminan

sertifikat deposito bunga pinjaman akan lebih rendah jika dibandingkan

dengan jaminan sertifikat tanah. Alasan utama perbedaan ini adalah dalam

hal pancairan pinjaman apabila kredit yang diberika bermasalah. Bagi

jaminan yang likuid seperti sertifikat deposito atau rekening giro yang

dibekukan akan lebih mudah untuk dicairkan jika dibandingkan dengan

jaminan tanah.

7. Reputasi perusahaan

Reputasi perusahaan atau bonafiditas suatu perusahaan yang akan

memperoleh kredit juga menentukan tingkat suku bunga yang akan

dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafid

kemungkinan resiko kredit macet di masa mendatang relatif kecil.

8. Produk yang kompetitif

Produk yang kompetitif maksudnya adalah produk yang dibiayai kredit

tersebut laku dipasaran. Untuk produk kompetitif, bunga kredit yang

diberikan relative rendah jika dibandingkan produk yang kurang

kompetitive. Hal ini disebabkan tingkat pengambilan kredit terjamin, karen

produk yang dibiayai laku dipasaran.

9. Hubungan baik

Dalam praktiknya pihak bank menggolongkan nasabahnya menjadi dua,

(38)

didasarkan kepada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan

terhadap bank. Nasabah utama biasanya mempunyai hubungan baik

dengan pihak bank, sehingga dalam penentuan suku bunganya pun

berbeda dari nasabah biasa.

10. Jaminan pihak ketiga

Dalam hal ini, pihak yang memberikan jaminan kepada bank untuk

menanggung segala resiko yang dibebankan kepada penerima kredit.

Biasanya apabila pihak yang memberikan jaminan bonafid, baik dari segi

kemampuannya membayar, nama baik maupun loyalitas terhadap bank,

bunga yang dibebankan pun berbeda. Demikian pula sebaliknya, jika

permintaan pihak ketiganya kurang bonafid atau tidak dapat dipercaya,

maka mungkin tidak dapat digunakan sebagai jaminan pihak ketiga oleh

perbankan.

Dalam Kasmir (2004:152) pada perbankan konvensional sehari-hari, ada

tiga macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya, yaitu:

1. Bunga simpanan (rekening)

Merupakan harga beli yang harus dibayar bank kepada nasabah bank

pemilik simpanan. Bunga ini diberikan sebagai rangsangan balas jasa

kepada nasabah yang menyimpan uangnya dibank. Sebagi contoh jasa

(39)

2. Bunga pinjaman (kredit)

Merupakan bunga yang dibebankan kepada para peminajm tasa harga jual

yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Bagi bank bunga

pinjaman merupakan harga jual.

3. Biaya-biaya

Biaya-biaya yang ditentukan oleh bank seperti biaya administrasi, biaya

kirim, biaya tagih, biaya sewa, biaya iuran, dan biaya-biaya lainnya yang

dikenal dengan nama fee based.

Baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman masing-masing saling

mempengaruhi satu sama lain. Sebagai contoh seandainya bunga simpanan tinggi,

maka secara otomatis bunga pinjaman juga terpengaruh ikut naik demikian juga

sebaliknya.

2.1.4.3. Strategi Place

Place dalam service merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas

saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara

penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis (Lupiyoadi,

2001: 61). Lokasi yaitu keputusan yang dibuat perusahaan dimana operasi dan

stafnya ditempatkan. Lokasi berarti berhubungan dengan dimana perusahaan

harus bermarkas dan melakukan operasi.

Menurut Kasmir dan Jafar (2003: 112) hal-hal yang perlu diperhatikan

dalam pemilihan penentuan lokasi adalah dengan pertimbangan sebagai berikut:

(40)

2. Kedekatan dengan lokasi perkantoran

3. Kedekatan dengan lokasi pasar

4. Kedekatan dengan pusat pemerintahan

5. Kedekatan dengan lokasi perumahan atau masyarakat.

6. Mempertimbangkan jumlah pesaing yang ada disuatu lokasi.

7. Sarana dan prasarana (jalan, pelabuhan, listrik, dll).

Menurut Lupiyoadi (2001: 108) ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi

lokasi, yaitu:

1. Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan)

Perusahaan sebaiknya memilih tempat dekat dengan konsumen sehingga

mudah dijangkau, dengan kata lain harus startegis. Penyedia jasa yang

ingin mengembangkan bisnis dapat mempertimbangkan lebih dari satu

tempat ketempat lokasi (multi lokasi).

2. Pemberi jasa mendatangi konsumen.

Dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting, tetapi yang harus diperhatikan

adalah penyampaian jasa harus tetap berkualitas. Dalam beberapa kasus

penyedia jasa tidak leluasa pergi kepada konsumen karena penyedia jasa

harus didahului panggilan konsumen. Contohnya: pada perusahaan

reparasi lift, cleaning service. Dalam kasus-kasus lain, penyedia jasa

memiliki keleluasan untuk memberikan jasa, atas inisiatif konsumen

(41)

3. Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung.

Service provider dan konsumen berinteraksi melalui sasaran tertentu

seperti telepon, komputer atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi sangat

tidak penting selama komunikasi antara kedua pihak dapat terlaksana.

Saluran distribusi adalah mencakup aktivitas perusahaan untuk

menyediakan produk bagi konsumen sasaran (Kotler dan Amstrong, 2001:79).

Sedangkan menurut Laksana (2008: 123) Saluran Pemasaran atau Saluran

Distribusi adalah serangkaian organisasi yang terkait dalam semua kegiatan yang

digunakan untuk menyalurkan produk dan status pemilikannya dari produsen ke

konsumen. Pengertian ini menunjukkan bahwa perusahaan dapat menggunakan

lembaga atau prantara untuk dapat menyalurkan produknya kepada konsumen

akhir.

Perusahaan menyerahkan sebahagian tugas penjualannya kepada pihak lain,

dikarenakan ada alasan yang menguntungkan bagi perusahaan untuk memberikan

tugas penjualan produknya kepada organisasi prantara, alasan yang

menguntungkan tersebut menurut Laksana (2008: 123), yaitu:

1. Produsen mendapatkan keuntungan tertentu dengan menggunakan jasa

prantara.

2. Produsen kekurangan sumber keuangan untuk melaksanakan pemasaran

langsung.

3. Penggunaan prantara akan sangat mengurangi pekerjaan perusahaan

(42)

4. Dari sudut pandang ekonomi, peranan dasar prantara pemasaran adalah

mengubah bentuk suplay yang heterogen menjadi berbagai barang yang

diinginkan oleh masyarakat.

Berdasarkan alasan yang menguntungkan tersebut, maka saluran distribusi

memiliki fungsi, yaitu:

1. Penelitian (research): Pengumpulan informasi penting untuk perencanaan

dan melancarkan pertukaran.

2. Promosi (Promotional): Pengembangan dan penyebaran komunikasi yang

persuatif mengenai penawaran.

3. Kontak (contact): Mencari dan menjalin hubungan dengan calon pembeli.

4. Penyelarasan (Matching): Mempertemukan penawaran sesuai dengan

permintaan pembeli, termasuk kegiatan seperti pengolahan, penilaian,

perakitan dan pengemasan.

5. Negoisasi (Negotiation): Usaha untuk mencapai persetujuan akhir

mengenai harga dan hal-hal lain sehubungan dengan penawaran, sehingga

perpindahan hak pemilikan bisa dilaksanakan.

6. Distribusi Fisik (Physical Distribution): Transportasi dan penyimpanan

barang.

7. Pembiayaan (Financing): Permintaan dan penyebaran dana untuk menutup

biaya dari saluran pemasaran tersebut.

8. Pengambilan Resiko (Risk Taking): Perkiraan mengenai resiko

(43)

Selanjutnya Laksana (2008: 124) dalam penyaluran produk ke konsumen

terdapat tingkatan saluran distribusi terdiri dari:

1. Saluran nol tingkat atau saluran pemasaran langsung (a zero level

channel).

Produsen menjual langsung kepada konsumen.

2. Saluran satu tingkat (A one-level cahnel)

Mempunyai satu perantara penjual. Di dalam pasar konsumen, perantara

itu sekaligus merupakan pengecer (retailer), sedangkan dalam pasar

industri merupakan penyalur tunggal dan penyalur industri

3. Saluran dau tingkat (A two-level cahnel)

Mempunyai dua perantara penjualan. Di dalam pasar konsumen mereka

merupakan grosir atau pedagang besar (whole saler), dan sekaligus

pengecer (retailer), sedangkan dalam pasar industri mereka mungkin

merupakan sebuah penyalur tunggal dan penyalur industri.

4. Saluran tiga tingkat (A three-level cahnel)

Mempunyai tiga perantara penjual, yaitu grosir, pemborong(jobber), dan

pengecer, seorang pemborong biasanya ada di tengah antara grosir dan

pengecer.

Untuk jelasnya tingkat saluran pemasaran di atas dapat digambarkan secara

(44)

Gambar 2. Tingkat saluran distribusi Sumber: Fajar Laksana, 2008

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan saluran distribusi Menurut

Fajar Laksana (2008: 125), yaitu:

1. Ciri-ciri konsumen (Consumer Charactristics):

a. Pola pembelian

b. Jumlah konsumen atau langganan

c. Penyebaran secara geografis

d. Metode penjualan yang berbeda-beda.

2. Ciri-ciri Produk (Product Charactristics):

a. Cepat dan tidak rusak

b. Produk yang tidak distandarisasi

c. Nilainya tinggi

d. Tidak tahan lama

e. Memerlukan jasa-jasa instalansi

3. Sifat Perantara (Middleman Characteristics):

a. Perlu diketahui kekuatan dan kelemahan perantara

b. Kemampuan untuk melaksanakan fungsi-fungsi seperti promosi,

negosiasi, penyimpanan dan lain-lain.

(45)

4. Sifat Pesaing (Competitive Charactristics):

Melihat perantara yang dipergunakan pesaing.

5. Sifat Perusahaan (Company Charactristics):

a. Kekuatan finansial

b. Ukuran perusahaan

c. Kemampuan dan kejujuran perusahaan.

6. Sifat Lingkungan (Environment Charactristics):

a. Kondisi perekonomian

b. Legalitas dan perlindungan-perlindungan hukum.

Saluran distribusi diperlukan oleh setiap perusahaan, karena produsen

menghasilkan produk dengan memberikan kegunaan bentuk bagi konsumen

setelah sampai ketangannya. Pada pemilihan saluran distribusi perlu dicari yang

paling efektif untuk membina dan mendekati para pembeli/konsumen, sehingga

produk-produk dapat sampai ke tangan pembeli dengan efektif.

Saluran distribusi bagi perusahaan jasa secara umum didirikan berdasarkan

tujuan akhir perushaan misalnya bank yang bertujuan untuk melayani masyarakat

luas maka bank didirikan di daerah potensial, strategis, ramai, dan mudah

dijangkau sehingga akan sangat membantu dalam memasarkan produk jasa yang

diperjualbelikan secara langsung maka bank menggunakan perwakilan yang

dikenal dengan unti cabang yang tersebar di deaerah dengan masyarakatnya yang

(46)

2.1.4.4. Strategi Promosi

Promosi adalah suatu komunikasi dari penjual dan pembeli yang berasal

dari informasi yang tepat yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku

pembeli, yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi

pembeli dan tetap mengingat produk tersebut (Laksana, 2008: 132). Sedangkan,

Promosi menurut Christine & Paulus (2000: 130) adalah bagian dari bauran

pemasaran yang besar peranannya dan merupakan kegiatan-kegiatan yang secara

efektif dilakukan perusahaan untuk mendorong konsumen membeli produk yang

ditawarkan.

Menurut Laksana (2008: 139) beberapa faktor yang mempengaruhi pemasar

dalam memilih alat promosi, yaitu:

1. Ciri-ciri alat promosi

2. Tipe pasar produk, harus menciptakan:

a. Menciptakan kesadaran

b. Menciptakan pengertian

c. Pengingat efisien

d. Pembuka jalan

e. Menyakinkan pembeli

Menurut Laksana (2008: 132), adapun alat-alat yang dapat dipergunakan

untuk mempromosikan produknya pengusaha dapat memilih beberapa cara yaitu:

1. Periklanan (Advertising),

Aktifitas promosi memberikan pengaruh yang penting untuk keberhasilan

(47)

digunakan oleh perusahaan untuk mengarahkan komunikasi persuasif pada

pembeli, dengan demikian maka iklan menurut Kotler (2001: 578)

didefenisikan “Advertising is any paid form of non personal presentation and

promotion of ideas, goods, or services by an identified sponsor”. Periklanan

adalah segala bentuk penyajian non personal dan promosi ide, barang, atau jasa

oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Berdasarkan

pengertian ini maka pengiklanan tidak hanya mencakup perusahaan bisnis

tetapi juga organisasi amal, dan lembaga pemerintahan yang beriklan

keberbagai target pasar (konsumen).

Menurut Lupiyoadi (2001: 108) terdapat beberapa tujuan periklanan,

diantaranya adalah:

a. Iklan yang bersifat memberikan informasi (Informative Advertising),

adalah iklan yang secara panjang lebar menerangkan produk jasa dalam

tahap rintisan (perkenalan) guna menciptakan permintaan atas produk

tersebut.

b. Iklan membujuk (Persuasive Advertising), iklan menjadi penting dalam

situasi persaingan, dimana sasaran perusahaan adalah menciptakan

permintaan yang selektif akan merek tertentu.

c. Iklan pengingat (reminder advertising), iklan ini akan sangat penting

dalam tahap kedewasaan (maturity) suatu produk untuk menjaga agar

konsumen selalu ingat akan produk tersebut.

d. Iklan pemenatapan(reinforcement advertising), yang berusaha meyakinkan

(48)

Pada dasarnya tujuan pengiklanan adalah komunikasi yang efektif dalam

rangka mengubah sikap dan perilaku konsumen. Untuk itu ada beberapa pilihan

media yang dapat digunakan untuk melakukan pengiklanan menurut Lupiyoadi

(2001: 109), antara lain melalui:

a. Surat kabar

b. Majalah

c. Radio

d. Televisi

e. Papan reklame

f. Direct mail

2. Promosi penjualan (Sales Promotion)

Merupakan semua kegiatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan arus

barang atau jasa dari produsen sampai pada penjualan akhirnya. Point of sales

promotion terdiri dari brosur, information sheets, dan lain-lain (Lupiyoadi,

2001:109).

Menurut Lupiyoadi (2001: 109) sales promotion dapat diberikan kepada:

a. Costumer, berupa free offers, samples, demonstrations, coupons, cash

refunds, prized, contests, dan warranities.

b. Intermadiaries, berupa free goods, discount, advertising allowances,

cooperative advertising, distribution contests, award.

c. Sales force, berupa bonus, penghargaan, contest dan hadiah buat tenaga

(49)

3. Personal Selling

Personal selling adalah presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan

satu atau lebih calon pembeli untuk tujuan penciptakan penjualan (Laksana,

2008: 151). Menurut Lupiyoadi (2001: 109) Personal selling mempunyai

peranan penting dalam pemasaran jasa, karena:

a. Interaksi secara personal antara penyedia jasa dan konsumen sangat

penting

b. Jasa tersebut disediakan oleh orang bukan oleh mesin.

c. Orang merupakan bagian dari produk jasa.

Sifat personal selling dapat dikatakan lebih luwes karena tenaga penjual

dapat secara langsung menyesuaikan penawaran penjualan dengan kebutuhan

dan perilaku masing-masing calon pembeli. Selain itu, penjual juga dapat

segera mengetahui reaksi calon pembeli terhadap penawaran penjualan,

sehingga dapat mengadakan penyesuaian-penyesuaian di tempat pada saat itu

juga.

Menurut Laksana (2008: 153) beberapa cara Personal Selling mendekati

konsumen:

a. Personal Selling ke pembeli: berbicara langsung ke pembeli atau calon

pembeli.

b. Personal Selling ke kelompok pembeli: seorang personal sellingharus

(50)

c. Penjualan dengan melakukan konferensi: membawa seorang ahli dari

perusahaan untuk membicarakan masalah dan peluang yang ada secara

timbal balik.

d. Penjualan dengan melakukan seminar: perusahaan melakukan suatu

seminar pendidikan atau latihan bagi kelompok teknisi disebuah

perusahaan konsumen mengenai perkembangan dan kemajuan produk

tersebut.

Menurut Laksana (2008: 153) personal selling itu terdiri dari:

a. Tenaga penjualan intern: bertugas di kantor dengan cara menggunakan

telepon dan menerima tamu calon pembeli.

b. Tenaga penjualan lapangan: berkeliling mengunjung pembeli.

c. Personal Selling kontrakan: terdiri dari perusahaan, perwakilan agen

penjualan , makelar yang dibayar berdasarkan komisi sesuai dengan

jumlah penjualan mereka.

Menurut Laksana (2008: 153) jenis Personal Selling disebut di atas dapat

juga dibagi sebagai berikut:

a. Retail Selling: tenaga penjual melakukan penjualan dengan jalan melayani

konsumen yang datang ke toko atau perusahaan.

b. Field Selling: tenaga penjual yang melakukan penjualan diluar perusahaan,

yakni dengan mendatangi konsumen ke rumah-rumah perusahaan,

kantor-kantor dan lain-lain.

c. Executive Selling: pimpinan perusahaan yang bertindak sebagai tenaga

(51)

Bila dibandingkan dengan media periklanan, maka pesan yang

disampaikan melalui media ini ditujukan kepada orang-orang yang sebenarnya

bukan prospek (calon pembeli/pengguna), sebaliknya melalui personal selling,

perusahaan sudah berhadapan dengan calon pembeli potensial.

4. Public Relation

Merupakan kiat pemasaran penting lainnya, di mana perusahaan tidak

harus berhubungan hanya dengan pelanggan, pemasok, dan penyalur, tetapi ia

juga harus berhubungan dengan kumpulan kepentingan publik yang lebih besar

(Lupiyoadi, 2001: 110).

Menurut Lupiyoadi (2001: 110) public relation sangat peduli terhadap

beberapa tugas pemasaran, yaitu antara lain:

a. Membangun image (citra)

b. Mendukung aktivitas komunikasi lainnya

c. Mengatasi permasalahan dan isu yang ada

d. Memperkuat positioning perusahaan

e. Mempengaruhi publik yang spesifik

f. Mengadakan launching untuk produk/ jasa baru.

Menurut Lupiyoadi (2001: 110) program public relation antara lain

adalah:

a. Publikasi

b. Events

(52)

d. Exhibitions/pameran

e. Mensponsori beberapa acara.

5. Word of Mouth (informasi dari mulut ke mulut)

Dalam hal ini peranan orang sangat penting dalam mempromosikan jasa.

Customer sangat dekat dengan pengiriman jasa, dengan kata lain customer

tersebut akan berbicara kepada pelanggan lain yang berpotensial tentang

pengalamannya dalam menerima jasa tersebut, sehingga Word-of-mouth ini

sangat besar pengaruhnya dan dampaknya terhadap pemasaran jasa

dibandingkan dengan aktivitas komunikasi lainnya (Lupiyoadi, 2001: 110).

Menurut Kotler dalam (Lupiyoadi, 2001: 108) untuk mengembangkan

promosi yang efektif maka ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, yaitu:

a. Mengidentifikasi Target Audience

Dalam tahap ini perusahaan menentukan siapa target audience bisa

merupakan individu, kelompok masyarakat khusus atau umum. Bila

perusahaan telah melakukan segmentasi dan targeting, maka segmen

itulah yang menjadi target audience.

b. Menentukan Tujuan Promosi

Setelah mengetahui target audience dan ciri-cirinya, maka kemudian dapat

menentukan tanggapan apa yang dikehendaki. Perusahaan harus

menentukan tujuan komunikasinya, apakah untuk menciptakan kesadaran,

(53)

c. Merancang Pesan

Kemudian perusahaan harus menyusun pesan yang efektif. Idealnya suatu

pesan harus mampu memberikan perhatian (attention), manarik (interest),

membangkitkan keinginan (desire), dan menghasilkan tindakan (actions),

yang kesemuanya dikenal sebagai model AIDA.

Pesan yang efektif harus dapat menyelesaikan empat masalah, yaitu

“How”, “What”, “When”, dan “Who”.

d. Menyeleksi Saluran Komunikasi

Perusahaan harus menyeleksi saluran-saluran komunikasi yang efisien

untuk membawa pesan. Saluran komunikasi itu bisa berupa komunikasi

personal ataupun non-personal.

e. Menetapkan Jumlah Anggaran Promosi

Menetapkan anggaran sangatlah penting karena untuk menentukan

menggunakan media apa, juga tergantung pada anggaran yang tersedia.

Ataukah perusahaan berorientasi pada pencapaian sasaran promosi yang

akan dicapai sehingga sebesar itulah anggaran yang akan berusaha

disediakan.

f. Menentukan Bauran Promosi

Menentukan alat promosi apa yang akan digunakan, apakah melalui:

Advertising, Personal Selling, Sales Promotion, atau Public Relations, dan

(54)

g. Mengukur Hasil-hasil Promosi

Perusahaan harus mengukur dampaknya pada target audience, apakah

mereka mengenal atau mengingat pesan-pesan yang diberikan. Berapa kali

melihat pesan tesebut, apa saja yang masih diingat bagaimana sikap

mereka terhadap produk/jasa tersebut, dan lain-lain.

h. Mengelola dan Mengkoordinasi Proses Komunikasi

Karena jangkauan komunikasi yang luas dari alat dan pesan komunikasi

yang tersedia untuk mencapai target audience, maka alat dan pesan

komunikasi perlu dikoordinasikan. Karena jika tidak, pesan-pesan itu akan

menjadi lesu pada saat produk tersedia, pesan kurang konsisten atau tidak

efektif lagi. Untuk itu, perusahaan-perusahaan mengarahkan pada

penerapan konsep komunikasi pemasaran yang terkoordinasi.

2.1.4.5. Orang (People)

Nawawi (2003:42) mengemukakan bahwa SDM adalah proses

pendayagunaan manusia sebagai tenaga kerja secara manusiawi agar potensi fisik

dan psikis yang dimiliki berfungsi maksimal bagi tercapainya tujuan perusahaan.

Menurut Lupiyoadi (2001: 63) dalam hubungannya dengan pemasaran jasa, maka

people yang berfungsi sebagai service provider sangat mempengaruhi kualitas

jasa yang diberikan. Keputusan dalam people ini berarti sehubungan dengan

seleksi, training, motivasi, dan manajemen sumber daya manusia.

Menurut Lupiyoadi (2001: 63) ada empat (4) kriteria peranan atau pengaruh

(55)

1. Contractors, people disini berinteraksi langsung dengan konsumen dalam

frekuensi yang cukup sering dan sangat mempengaruhi keputusan

konsumen untuk membeli.

2. Modifier, mereka tidak secara langsung mempengaruhi konsumen tetapi

cukup sering berhubungan dengan konsumen, misalnya: resepsionis.

3. Influencer, mereka ini mempengaruhi konsumen dalam keputusan untuk

membeli tetapi tidak secara langsung kontak dengan konsumen

4. Isolateds, people disini tidak secara langsung iktu serta dalam marketing

mix dan juga tidak sering bertemu dengan konsumen. Misalnya, karyawan

bagian administrasi penjualan, SDM, dan data processing.

Untuk mencapai kualitas yang terbaik maka pegawai harus dilatih untuk

menyadari pentingnya pekerjaan mereka, yaitu memberikan konsumen kepuasan

dalam memenuhi kebutuhannya.

Menurut Lupiyoadi (2001: 63) terdapat beberapa program umum yang

digunakan untuk mengimplementasikan konsep Internal Marketing, yaitu:

1. Training

Merupakan program yang ditujukan bagi SDM perusahaan berupa

pemberian informasi pengetahuan dasar mengenai strategi kerja, sikap,

kemampuan, baik berkomunikasimaupun pemasaran jasa serta memahami

konsumen.

2. Management Support and Internal Interactive Communication

Merupakan sarana kerja sama yang efektif dari kalangan manajemen

(56)

komunikasi dua arah dar karyawan kepada atasan. Informasi meliputi

masalah kerja atau keuptusan-keputusan penting lainnya dalam

perusahaan.

3. Personnel Administration Tool and Human Resources

Manajemen perlu mempersiapkan program perencanaan SDM (people)

yang tepat dan efektif agar dalam pelaksanaan sesuai dengan strategi yang

telah ditetapkan perusahaan. Pada aplikasinya diperlukan koordinasi secara

berkesinambungan.

4. Developing a Service Culture

Manajemen perusahaan harus dapat menciptakan suatu pola yang sama

untuk setiap SDM (people) agar kinerjanya memuaskan konsumen.

Pentingnya people dalam pemasaran jasa berkaitan erat dengan internal

marketing. Internal marketing adalah interaksi atau hubungan antara setiap

karyawan dan departemen dala suatu perusahaan yang dalam hal ini dapat

diposisikan sebagai internal costomers dan internal supplier. Tujuan dari adanya

hubungan tersebut adalah untuk mendorong people dalam kinerja memberikan

kepuasan kepada konsumen.

Menurut Lupiyoadi (2001: 63) terdapat dua aspek penting dalam konsep

Internal Marketing ini, yaitu:

1. Karyawan dari setiap departemen memiliki peran sebagai Internal

customer dan supplier. Untuk dapat memberikan kualitas terbaik pada

external marketing, maka harus dipastikan bahwa setiap karyawan

(57)

2. Pandangan yang sama terhadap misi, strategi, dan tujuan perusahaan

merupakan elemen yang penting menciptakan komitmen yang tinggi pada

setiap karyawan yang pada akhirnya memotivasi karyawan untuk bekerja

optimal.

Untuk dapat meraih kesuksesan dalam internal marketing, perusahaan jasa

perlu menekankan pada pentingnya komunikasi, keterbukaan, tanggung jawab,

dan itegritas yang tinggi terhadap pencapaian tujuan. Internal marketing

merupakan langkah awal untuk menciptakan motivasi yang tinggi baik bagi

karyawan maupun konsumen sebagai pengguna jasa.

Dalam menciptakan suatu kerjas sama dalam jangka panjang antara

manajemen, karyawan, dan konsumen, konsep internal marketing ini memberikan

suatu pandangan bahwa internal market of employees akan memberikan pengaruh

yang cukup signifikan bagi perusahaan maupun bagi konsumen sehingga internal

marketing penting untuk diperhatikan sebagai upaya yang bersifat jangka panjang.

2.1.4.6. Customer Service

Menurut Lupiyoadi (2001: 119) perbedaan utama antara perusahaan

penghasil produk berupa barang dengan perusahaan penghasil jasa adalah pada

pemasarannya, di mana jasa lebih dituntut memberikan kualitas yang optimal dari

customer service. Costumer Service pada pemasaran jasa lebih dilihat sebagai

outcome dari kegiatan distribusi dan logistik, dimana pelayanan diberikan kepada

(58)

Costumer service meliputi berbagai aktivitas di seluruh area bisnis yang

berusaha mengkombinasikan antara penjualan jasa untuk memenuhi kepuasan

konsumen mulai dari pemesanan, pemrosesan, hingga pemberian hasil jasa

melalui komunikasi untuk mempererat kerja sama dengan konsumen. Costumer

Service bukan sekedar maksud melayani namun merupakan upaya untuk

membangun suatu kerja sama jangka panjang dengan prinsip saling

menguntungkan. Proses ini sudah mulai sebelum terjadi transaksi hingga tahap

evaluasi setelah transaksi. Costumer Service yang baik adalah bagaimana

mengerti keinginan konsumen dan senantiasa memberikan nilai tambah di mata

konsumen.

Menurut Lupiyoadi (2001: 119) untuk mencapai kinerja yang tinggi dalam

Costumer Service, manajemen perusahaan jasa juga harus menyiapkan SDM

(people) melalui training tentang bagaimana menghadapi permintaan konsumen,

mengadakan komunikasi personal yang memberikan kesempatan bekerja sama

dengan kualitas lebih baik.

Menurut Zeithalm, Parasuraman & Berry dalam Ratminto & Winarsih

(2005: 175) ada beberapa indikator dalam Customer Service antara lain sebagai

berikut:

1. Tagibles atau ketampakan fisik, artinya petampakan fisik dari gedung,

peralatan, pegawai, dan fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki oleh providers.

2. Reliability atau rreliabilitas adalah kemampuan untuk menyelenggarakan

(59)

3. Responsiveness atau responsivitas adalah kerelaan untuk menolong

customers dan menyelenggarakan pelayanan secara ikhlas.

4. Assurance atau kepastian adalah pengetahuan dan kesopanan para pekerja

dan kemampuan mereka dalam memberikan kepercayaan kepada

costumers.

5. Empathy adalah perlakuan atau perhatian pribadi yang diberikan oleh

providers kepada customer.

2.1.4.7. Proses (Process)

Menurut Yazid (2003: 20) process yaitu semua prosedur aktual, mekanisme,

dan aliran aktivitas dengan mana jasa disampaikanyang merupakan sistem

penyajian atau operasi jasa. Menurut Lupiyoadi (2001: 63) proses merupakan

gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri dari prosedur, jadwal, pekerjaan,

aktivitas dan hal-hal rutin, dimana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada

konsumen.

Menurut Lupiyoadi (2001: 64) proses dapat dibedakan dalam 2 cara, yaitu:

1. Complexity, berhubungan dengan langkah-langkah dan tahap dalam

proses.

2. Divergence, berhubungan dengan adanya perubahan dalam langkah atau

tahapan proses.

Menurut Lupiyoadi (2001: 64) sehubungan dengan dua cara tersebut

Gambar

Tabel 1. Data Perkembangan KUR 2008 sampai dengan 2012
Gambar 1. Strategi Pemasaran
Gambar 2. Tingkat saluran distribusi Sumber: Fajar Laksana, 2008
Gambar 3. Struktur Organisasi BRI Unit
+3

Referensi

Dokumen terkait

(3) Mengetahui strategi manajemen risiko yang dilakukan oleh petani dalam menghadapi risiko produksi pada usahatani lada putih ( Muntok White Pepper ) di Desa Bakam

kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Isi Materi: di dalamnya berisi materi pelajaran yang digali dari substansi materi ajar.. Informasi pendukung: di

Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap pemberian suap , apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban atau

Oleh karena itu, Artikel ini akan membahas Model Manajemen Pendidikan Karakter Religius Di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Qurrota A’yun. SDIT Qurrota A’yun Ponorogo

Bagi yang berani menjawab panggilan, maka kepustakawanan akan menjadi semangat hidup (spirit of life). Roh ini menggerakkan seorang pustakawan dalam menjalani hidup meski bisa

Hal ini dibuktikan dari hasil studi yang dilakukan oleh Barid (2012) yang menyebutkan dari 40 responden pasca bedah (20 perlakuan dengan mobilisasi dini dan 20 kontrol

Namun ketika dimaknai melalui konteks tuturan yang ditujukan kepada jamaah wanita yang menggunakan model krudung dua warna, tuturan Ustadz Wijayanto tersebut

Dari kenyataan praktek seperti tersebut di atas jelas bahwa secara riil akad formalnya jual beli, tetapi substansinya (kenyataannya) adalah utang piutang yang diangsur