• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP TAMAN SISWA TANJUNG SARI MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP TAMAN SISWA TANJUNG SARI MEDAN."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP TAMAN SISWA TANJUNG SARI MEDAN

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

YUMNI AULIA HASIBUAN

NIM : 8136172093

PROGRAM PASCASARJANA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

YUMNI AULIA HASIBUAN. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Taman Siswa Tanjung Sari Medan. Tesis. Medan. 2015. Program Studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED).

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui apakah perangkat pembelajaran berbasis masalah yang dikembangkan valid, praktis dan efektif. (2) Mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah matematis melalui penggunan perangkat pembelajaran dapat meningkat. (3) Mengetahui proses penyelesaian siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan oleh Thiagarajan, Semmel dan Semmel, yaitu model 4-D (define, design, develop, dan disseminate). Tahap dissaminate dilakukan dengan disain quasi eksperimen one group pre-test post-tes dengan teknik analisis data statistik kuantitatif uji t. Subjek penelitian pada uji keterbacaan adalah siswa dan guru kelas VIII-1. Subjek pada uji lapangan adalah siswa dan guru kelas VIII-2. Data dikumpulkan menggunakan 4 jenis instrumen yaitu lembar validitas, lembar observasi, angket dan tes. Hasil penelitian diperoleh perangkat pembelajaran yang valid, praktis, dan efektif. (1) Validitas ditunjukkan dari hasil 5 orang validator, rata-rata total validitas untuk RPP: 4,23; LAS: 4,11; Buku Siswa: 3,96; Tes Kemampuan Belajar: 4,0, hasil validasi ini menunjukkan bahwa perangkat yang dikembangkan layak digunakan (memenuhi kriteria 3≤Va < 4). Kepraktisan dilihat dari uji coba keterbacaan dengan hasil: lembar observasi keterlaksanaan perangkat 3,92; Respon siswa dan respon guru terhadap perangkat pembelajaran masing-masing 3,31 dan 3,50, hasil uji keterbacaan ini menunjukkan bahwa perangkat yang dikembangkan praktis (memenuhi kriteria kepraktisan). Kefektifan dilihat dari uji coba lapangan dengan hasil: nilai ketuntasan hasil belajar pada uji coba lapangan pertama belum mencapai kriteria keefektifan (ketuntasan belajar klasikal 85%), sedangkan pada uji coba lapangan kedua sudah memenuhi kriteria keefektifan yaitu ketuntasan belajar klasikal ≥ 85%, kemampuan guru mengelola pembelajaran dalam kategori baik (3,50 - 4,49), dan aktivitas siswa berada pada kriteria batasan keefektifan pembelajaran. (2) Pada uji lapangan pertama dan kedua menunjukkan kemampuan pemecahan masalah matematis meningkat secara signifikan yang ditunjukkan dari nilai (sig.) = 0,00 ((sig.) 0,05). (3) Proses penyelesaian masalah matematis yang dibuat siswa dalam pembelajaran berbasis masalah lebih baik. Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah layak untuk digunakan.

(7)

Abstract

YUMNI AULIA HASIBUAN. Developing Problem-Based Learning Instrument in Improving Maths Problem Solving Ability of Taman Siswa Senior High School Students, Tanjung Sari, Medan. Thesis. Medan. 2015. Maths Education Department, Post-Graduate Programme of Universitas Negeri Medan (UNIMED).

(8)

مـــﯾﺣ رـــﻟا نـــﻣﺣ رـــﻟا ﷲ مـــﺳﺑ

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrabil’alamin, segala puji dan syukur hanya kepada Allah

Yang Maha Sempurna dan Mengetahui Segalanya. Atas rahmat-Nya tesis ini mampu penulis selesaikan dengan segala kekurangan dan keterbatasan. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak, segala kurangan dan keterbatasan penyusunan tesis ini tidak akan teratasi dengan baik. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada mereka yang telah berjasa, yaitu kepada:

1. Bapak Dr. E. Elvis Napitupulu, M.Si, selaku pembimbing I, yang penuh dengan kesabaran telah berkenan memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis dari proses awal penulisan hingga selesai. Dengan sifatnya yang kritis telah berhasil membentuk wawasan berpikir penulis dalam menyikapi dan mengatasi berbagai permasalahan.

2. Bapak Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd selaku Pembimbing II. Dengan kharisma dan sifat kebijaksanaannya senantiasa meluangkan waktu untuk membimbing dan memotivasi serta nasehatnya yang menyejukkan pada awal penyusunan tesis ini, dapat mengurangi beban psikologi penulis. yang telah berkenan memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis dari proses awal penulisan hingga selesai.

3. Teristimewa kepada ibunda dan ayahanda tersayang yang selalu memberi doa dan dukungan yang besar dalam penelitian ini sehingga penelitian ini dapat selesai dengan baik

(9)

5. Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika PPs Negeri Unimed, serta narasumber bapak Prof. Dr. Hastratuddin, M.Pd, bapak Prof. Dr. Asmin Panjaitan, M.Pd serta bapak Dr. KMS. Muhammad Amin Fauzi, M.Pd yang telah banyak membantu dalam memberikan arahan kepada penulis dalam penulisan tesis ini.

6. Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, bapak Drs. Syafari, M.Pd dan bapak Budi Halomoan Siregar, M.Sc selaku validator perangkat pembelajaran, yang telah memberikan penilaian dan saran dalam perbaikan perangkat pembelajaran. 7. Kepada saudara-saudaraku seangkatan di program S-2 pendidikan

matematika PPs UNIMED khususnya kelas B-1 yang telah berjasa dan banyak membantu penulis baik selama masa perkuliahan sampai penyusunan tesis ini.

Semoga Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada semua pihak yang telah disebutkan di atas yang telah berjasa membantu penulis dalam meraih cita-citanya yang mulia ini. Amin Ya Robbal Alamiin.

Medan, 26 Januari 2016

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Rata-rata Persentase Ketuntasan Belajar Matematika

Siswa Kelas VIII SMP Taman Siswa ... 5

Tabel 1.2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Pada Tes Diagnostik... 6

Tabel 2.1. Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah... 26

Tabel 3.1. Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 83

Tabel 3.2. Pedoman Penskoran Tes KPMM ... 84

Tabel 3.3. Format Kriteria Kevalidan ... 86

Tabel 3.4. Interpretasi Koefisien Validitas Butir Soal dan Reliabilitas ... 88

Tabel 3.5. Persentase Waktu Ideal dan Batas Toleransi Aktivitas Siswa ... 90

Tabel 3.6. Kriteria Proses Jawaban KPMM ... 92

Tabel 4.1. Media dan Alat Bantu Pembelajaran ... 104

Tabel 4.2. Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)... 111

Tabel 4.3. Hasil Validasi Buku Siswa... 114

Tabel 4.4. Hasil Validasi Lembar Aktivitas Siswa (LAS) ... 117

Tabel 4.5. Hasil Validasi Instrumen Penelitian... 120

Tabel 4.6. Validitas Butir Tes KPMM ... 121

Tabel 4.7. Revisi Buku Siswa ... 124

Tabel 4.8. Deskripsi Hasil KPMM Siswa Uji Coba I ... 128

Tabel 4.9. Tingkat Penguasaan KPMM Hasil Postest Uji Coba I ... 128

Tabel 4.10. Tingkat Ketutasan Klasikal KPMM pada Uji Coba I ... 129

Tabel 4.11. Rata-rata Persentase Waktu Ideal Aktivitas Uji Coba I ... 131

Tabel 4.12. Hasil Analisis Respon Siswa Uji Coba I... 134

Tabel 4.13. Deskripsi Hasil KPMM Siswa Uji Coba II ... 136

Tabel 4.14. Tingkat KPMM Siswa Hasil Pottest Uji Coba II ... 137

Tabel 4.15. Tingkat Penguasaan KPMM Siswa Hasil Prettest Uji Coba II ... 138

Tabel 4.16. Tingkat Ketuntasan Klasikal KPMM pada Uji Coba II ... 140

Tabel 4.17. Rata-rata Waktu Ideal Aktivitas Siswa Uji Coba II... 141

Tabel 4.18. Hasil Analisis Data Angket Respon Siswa Uji Coba II ... 144

Tabel 4.19. Deskripsi Hasil KPMM Siswa ... 147

Tabel 4.20. Rata-rata KPMM Siswa setiap indikator ... 147

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Tahap Pendefinisian dalam Model 4-D ... 51

Gambar 2.2. Tahap Perancangan dalam Model 4-D... 53

Gambar 2.3. Tahap Pengembangan dalam Model 4-D ... 54

Gambar 2.4. Tahap Penyebaran dalam Model 4-D ... 55

Gambar 3.1. Skema Operasional Pengembangan Perangkat Pembelajaran 68 Gambar 3.2. Peta Konsep Materi Kubus dan Balok... 71

Gambar 3.3. Prosedur Penelitian Pengembangan Perangkat PBM... 78

Gambar 4.1. Peta Konsep Materi Kubus dan Balok... 100

Gambar 4.2. Cover Buku Siswa ... 106

Gambar 4.3. Peta Konsep Kubus dan Balok ... 107

Gambar 4.4. Materi Kubus dan Balok ... 108

Gambar 4.5. Tampilan Lembar Aktivitas Siswa (LAS) ... 109

Gambar 4.6. Sebelum dan Sesudah Validasi RPP Validator III... 112

Gambar 4.7. Sebelum dan Sesudah Validasi RPP Validator IV ... 113

Gambar 4.8. Masukan Validator II Terhadap Buku Siswa ... 115

Gambar 4.9. Sebelum dan Sesudah Validasi Buku Siswa Validator II .... 116

Gambar 4.10. Sebelum dan Sesudah Validasi Buku siswa Validator III ... 116

Gambar 4.11. Sebelum dan Sesudah Validasi LAS Validator I ... 118

Gambar 4.12. Sebelum dan Sesudah Validasi LAS Validator IV ... 119

Gambar 4.13. Tingkat KPMM Hasil Pottest Uji Coba I ... 129

Gambar 4.14. Persentase Ketuntasan Klasikal KPMM Pada Uji Coba I ... 130

Gambar 4.15. Diagram Persentase Waktu Aktivitas Siswa Uji Coba I... 132

Gambar 4.16. Tingkat KPMM Hasil Posttest Uji Coba II ... 138

Gambar 4.17. Tingkat KPMM Hasil Prettest Uji Coba II ... 139

Gambar 4.18. Persentase ketuntasan Klasikal KPMM pada Uji Coba II ... 140

Gambar 4.19. Diagram Persentase Waktu Aktivitas Siswa Uji Coba II .... 142

Gambar 4.20. Rata-rata KPMM ... 148

Gambar 4.21. Proses Jawaban Siswa Aspek Memahami Masalah Matematis Kategori Baik Uji Coba I ... 149

Gambar 4.22. Proses Jawaban Siswa Aspek Memahami Masalah Matematis Kategori Baik Uji Coba II... 150

Gambar 4.23. Proses Jawaban Siswa Aspek Memahami Masalah Matematis Kategori Cukup Uji Coba I... 150

Gambar 4.20. Rata-rata KPMM ... 148

Gambar 4.21. Proses Jawaban Siswa Aspek Memahami Masalah Matematis Kategori Baik Uji Coba I ... 149

Gambar 4.22. Proses Jawaban Siswa Aspek Memahami Masalah Matematis Kategori Baik Uji Coba II... 150

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kondisi yang mewarnai pembelajaran matematika saat ini adalah seputar rendahnya kualitas atau mutu pendidikan matematika. Laporan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tiga tahun ini menunjukkan bahwa mutu pendidikan matematika yang ditandai dengan nilai rata-rata ujian nasional pada tingkat nasional masih yang terendah dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain (Depdiknas, 2008).

Menurut Djaali (2007:15), Sukmadinata (2006:16) mengemukakan bahwa

“Mutu pendidikan dicerminkan oleh kompetensi lulusan yang dipengaruhi oleh kualitas proses dan isi pendidikan, mutu dipandang hasil tetapi dapat pula dilihat dari proses pembelajaran di kelas, mutu lulusan yang rendah dapat menimbulkan berbagai masalah, seperti tidak dapat melanjutkan studi, tidak dapat menyelesaikan studinya pada jenjang lebih tinggi”.

(13)

2

materi masih terdapat beberapa masalah dalam pembelajaran yang dialami oleh siswa, Beberapa masalah tersebut antara lain siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 yang menjadi acuan sekarang ini antara lain menyatakan bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru hendaknya menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif, penataan materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karaktristik siswa. Pengajaran ini dimulai dari hal-hal konkret dilanjutkan ke hal yang abstrak. Pengajaran di sekolah, terutama diarahkan agar siswa memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta memiliki sikap menghargai matematika dan kegunaannya dalam kehidupan, harapan tersebut tidak sejalan dengan situasi dan kondisi pembelajaran matematika di kelas selama ini dalam belajar adalah pembelajaran secara konvensional dimana siswa hanya menerima saja apa yang disampaikan oleh guru, urutan penyajian bahan dimulai dari abstrak ke konkret, yang bertentangan dengan perkembangan kognitif siswa dan kurang memanfaatkan lingkungan siswa sebagai sumber belajar (Soedjadi, 2001a).

(14)

3

Dalam Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dinyatakan beberapa tujuan pembelajaran matematika di sekolah, antara lain: (1) Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan. (2) Mengembangkan kemampuan pemecahan masalah. (3) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Soejadi (2004: 8), bahwa pendidikan matematika memiliki dua tujuan besar yaitu : (1) tujuan yang bersifat formal yang memberikan tekanan pada penalaran anak dan pembentukan pribadi anak, (2) tujuan yang bersifat material yang memberikan tekanan pada penerapan matematika serta kemampuan memecahkan masalah matematika. Hal ini sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika yang dirumuskan oleh National Council of Teacher of Mathematics (2008: 7) yaitu: (1) belajar untuk berkomunikasi (mathematical

comminication), (2) belajar untuk bernalar (mathematical reasoning), (3) belajar

untuk memecahkan masalah (mathematical problem solving), (4) belajar untuk mengaitkan ide (mathematical connections), (5) pembentukan sikap positif terhadap matematika (positive attitudes toward mathematics). Sumarmo mengatakannya dengan keterampilan matematika (doing math).

(15)

4

penyelesaiannya, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin.

Suryadi, dkk (dalam Suherman, Erman, dkk UPI, 2003: 83) dalam surveinya tentang current situation on mathematics and science education in Bandung yang disponsori oleh JICA, menyatakan penemuan bahwa: “pemecahan masalah

matematika merupakan salah satu kegiatan matematika yang dianggap penting baik

oleh para guru maupun siswa di semua tingkatan mulai dari SD sampai SMU”.

Namun hal tersebut dianggap bagian yang paling sulit dalam mempelajarinya maupun bagi guru dalam mengajarkannya. Suatu masalah biasanya memuat suatu situasi yang mendorong seseorang untuk menyelesaikannya, akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus dikerjakan untuk menyelesaikannya.

(16)

5

Tabel 1.1. Rata- Rata Persentase Ketuntasan Belajar Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas VIII SMP Taman Siswa

No Tahun Ajaran Persentase Ketuntasan Hasil Belajar KKM

1 2011/ 2012 68 % 70

2 2014-2015 69 % 70

Dari hasil survei peneliti (tanggal 2 Februari 2015) berupa pemberian tes diagnostik kepada siswa kelas VIII SMP Taman Siswa menunjukkan bahwa 70 % dari jumlah siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal dalam bentuk pemecahan masalah matematis.

Sebagai contoh, “Dodo akan memberi kado ulang tahun untuk Dodi. Agar

tampak menarik, kotak kado itu dibungkus dengan kertas kado. Agar kertas kado yang diperlukan cukup, Dodo perlu mengetahui berapa sentimeter persegi luas sisi

kotak kado itu, jika panjangnya 20 cm, lebar 15 cm, dan tinggi 10 cm.”

(17)

Berikut ini adala

dalah hasil pengerjaan beberapa kesalahan siswa alah dalam menyelesaikan tes yang diberikan.

mpuan Pemecahan Masalah Siswa pada Tes Diagn Pekerjaan Siswa Kesalahan yang Te

- Kurang lengkap

Pekerjaan Siswa Kesalahan yang T

- Tidak menuliskan

(18)

7

menyimpulkan bahwa siswa masih kurang terampil dalam memecahkan masalah matematika, sehingga menyebabkan rendahnya kemampuan siswa memecahkan masalah matematis.

Masalah-masalah diatas membutuhkan sebuah solusi pembelajaran yang dapat menyelesaikan semua permasalahan yang dihadapi siswa. Model pembelajaran yang digunakan selayaknya dapat membantu siswa untuk dapat memecahkan masalahnya secara mandiri. Disini membutuhkan peran guru untuk dapat membawa anak didiknya mempunyai kemampuan tersebut. Guru haruslah dapat menciptakan suasana belajar yang mampu mengeksplorasi kemampuan yang dimiliki siswanya dalam memecahkan masalahnya sendiri. Kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki siswa ini nantinya diharapkan dapat memperbaiki prestasi belajar siswa sehingga dapat tercapai tujuan pendidikan seperti yang dijelaskan sebelumnya.

(19)

8

konsep dengan melihat benda-benda berdasarkan ciri-ciri persamaan dan perbedaan. Selain itu, pembelajaran didasarkan kepada merangsang siswa menemukan konsep yang baru dengan menghubungkan kepada konsep yang lama melalui pembelajaran penemuan. Hal ini berbeda dengan proses belajar mengajar yang biasa dilakukan pada umumnya yaitu masalah disajikan setelah pemahaman konsep, prinsip dan keterampilan.

Pembelajaran berbasis masalah juga melibatkan siswa dalam proses pembelajaran yang aktif, kolaboratif, berpusat kepada siswa, yang mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan belajar mandiri yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan dan karier, dalam lingkungan yang bertambah kompleks sekarang ini. Pembelajaran berbasis masalah juga mendukung siswa untuk memperoleh struktur pengetahuan yang terintegrasi dalam dunia nyata, masalah yang dihadapi siswa dalam dunia kerja atau profesi, komunitas dan kehidupan pribadi.

(20)

9

Oleh karena itu penulis mengajukan sebuah studi dengan judul

“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas VIII SMP Taman Siswa

Tanjung Sari Medan pada Pokok bahasan Kubus dan Balok”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran matematika sebagai berikut :

1. Hasil belajar matematika siswa rendah

2. Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa masih rendah

3. Pendekatan pembelajaran yang dilakukan masih bersifat berpusat pada guru 4. Siswa kurang aktif dalam proses belajar mengajar di kelas

5. Perangkat pembelajaran matematika kurang relevan dengan tujuan pembelajaran

6. Guru kurang mempersiapkan perangkat pembelajaran matematika dengan baik sehingga pembelajaran belum efektif.

(21)

10

1.3 Batasan Masalah

Masalah yang teridentifikasi di atas merupakan masalah yang cukup luas dan kompleks, agar peneliti lebih fokus dan mencapai tujuan, maka penulis membatasi masalah pada:

1. Perangkat pembelajaran berbasis masalah dibatasi pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), buku siswa, LAS, dan tes kemampuan pemecahan masalah matematis.

2. Efektifitas penerapan perangkat pembelajaran. Pembelajaran berbasis masalah ditinjau dari guru dan siswa.

3. Kemampuan siswa dalam pemecahan masalah matematis. 4. Proses jawaban siswa kurang sistematis.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan masalah maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Bagaimana hasil validitas, kepraktisan, dan keefektifan perangkat pembelajaran berbasis masalah yang dikembangkan?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa melalui perangkat pembelajaran berbasis masalah yang dikembangkan?

(22)

11

1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Menghasilkan perangkat pembelajaran berbasis masalah yang valid, praktis, dan efektif

2. Medeskripsikan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa melalui perangkat pembelajaran berbasis masalah yang dikembangkan 3. Mendeskripsikan proses jawaban siswa dalam proses pembelajaran berbasis

masalah

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini, yaitu :

1. Kepada peneliti, sebagai bahan acuan untuk dapat menerapkan model pembelajaran yang efektif dan juga sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya

2. Kepada guru, sebagai bahan pertimbangan tentang model PBM serta menerapkan perangkat pembelajaran sehingga dapat merancang, meningkatkan pembelajaran yang lebih baik dengan mengaktifkan siswa untuk menemukan sendiri pengetahuannya

(23)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, dikemukakan beberapa simpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan pengembangan perangkat pembelajaran dengan menggunakan model 4-D yang telah dimodifikasi, dihasilkan perangkat pembelajaran berbasis masalah yang valid, praktis, dan efektif.

2. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa menggunakan perangkat pembelajaran berbasis masalah yang dikembangkan adalah rata-rata pencapaian kemampuan pemecahan masalah siswa pada uji coba I sebesar 80,78 meningkat menjadi 84,71 pada uji coba II dan rata-rata setiap indikator kemampuan pemecahan masalah siswa meningkat dari uji coba I ke uji coba II.

(24)

169

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Para guru agar dapat menggunakan instrumen dan perangkat pembelajaran berbasis masalah yang dikembangkan dalam penelitian ini sebagai alternatif pembelajaran khsusnya materi kubus dan balok.

2. Perangkat pembelajaran yang dihasilkan masih perlu diujicobakan di sekolah lain dengan berbagai kondisi agar diperoleh perangkat pembelajaran yang benar-benar berkualitas (sebagai lanjutan tahap penyebaran dalam model pengembangan 4-D).

3. Bagi guru atau pihak lain yang ingin mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis masalah pada materi pokok matematika yang lain atau pada mata pelajaran yang lain dapat merancang/mengembangkan perangkat dengan memperhatikan komponen model pembelajaran dan karakteristik dari materi pelajaran yang akan dikembangkan serta meminimalisir kelemahan-kelamahan yang terdapat dalam penelitian.

(25)

170

DAFTAR PUSTAKA

Arends, R. (2008). Classroom Instructional and Management. New York: Mc Hill Comapanies.

________. (1997). Learning to Teach-Belajar untuk mengajar, Pustaka Belajar, Yogyakarta. (penerjemah Soetjipto, dkk)

Aiken, L.R. (1997). Psychological Testing and Assesment. Singapore: Allyn and Bacon.

Arikunto, S. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi) Jakarta: Bumi Aksara.

____________. (2013). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Borich, G. D. (1994). Observation Skills for Effective Teaching. The University of Texas: USA

Branca, N.A. (1980). Problem Solving as A Goal. Proces and Basic Skill. Dalam S. Krulik & R.E. Reys (ed). Problem Solving in School mathematics. Virginia: NCTM Inc

Creswell, J.W. (2010). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Dahar,R.W. (2006). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

Depdiknas. (2003). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi,Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

__________. (2006).Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Fitriani, (2014). Pengembangan Perangkat pembelajaran Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa di SMP Kelas VIII. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

(26)

171

Hudojo, H. (2003). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, Malang: UM Press.

_______. (1979). Mengajar Matematika. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Kyeong Ha, Roh. (2003). Problem-based instruction in mathematics. ERIC Clearinghouse for Science Mathematics and Environmental Education. http: //www.ericdigests.org./2004-3/math.html di download (Juni, 2005).

Lie, A. (2004). Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia

Lubis, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar Matematik. Medan: FMIPA UNIMED.

Muchayat. (2011). Pengembangan Perangkat Pembelajaran dengan Strategi IDEAL Problem Solving Bermuatan Pendidikan Karakter. Jurnal PP, 1 (2): 200-203

Matlin W.M. (1994). Cognition. USA:Holt,Rinehart and Winston, Inc. Tersedia: Adirraea.blogspot.com/2008/06/Pemecahan-Masalah-Matlin.html.

(diakses 20 Agustus 2014).

Marzuki. (2006). Implementasi Pemebalajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Koneksi dan Pemecahan Masalah Matematik Siswa.

Muslich, M. (2009). KTSP. Pembelajaran Berbasis kompetensi dan Kontekstual. Panduan bagi Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Nur. (1987). Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif: Kumpulan bahan kuliah. Jakarta: Pascasarjana UPI

National Council of Teacher of Mathematics. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. Reston, VA: USA.

Nieveen. N. (1999). Prototyping to Reach Product Quality dalam Plomp, T; Nieveen, N., Gustafson, K, Branch, R.M, & Van den Akker, J (eds) Design approach and tools in education and training. London: Kluwer Academic Publisher.

Polya. G. (1973). How To Solve (2ndEd). Princeton: University Press.

(27)

172

Reigeluth.(1999). The Art of Critical Think. Boston: Ohio University Houghton Mifflin Company.

Ruseffendi, E.T. (1991). Pengantar Kepada Membantu Guru mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Rusdi.A.(2011).PerangkatPembelajaran.[Online],No.1,http://anrusmath.wordpres s.com/2008/09/29/perangkat pembelajaran/diakses 20 Agustus 2014.

______.(1997).PerangkatPembelajaran.[Online],No.1,http://anrusmath.wordpress .com/2008/09/29/perangkat pembelajaran/diakses 20 Agustus 2014.

Sanjaya,W. (2010). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Saragih. S. (2007). Mengembangkan Kemampuan Berpikir Logis dan Komunikasi Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Pendekatan Matematika Realistik. Disertasi tidak dipublikasikan, Bandung: Program Pascasarjana UPI Bandung.

Setyosari, P. (2010). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Prenada Media Group.

Subanindro. (2012). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Trigonometri Berorientasikan Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematik Siswa SMA. Prosiding Seminar Nasional Matematika & Pendidikan Matematika. FMIPA UNY.

Suryadi, dkk. 2010. Model Bahan Ajar dan Kerangka Kerja Pedagogik Matematika Untuk Menumbuhkembangkan Kemampuan Berpikir Matematik Tingkat Tinggi di Kelas SMPN 2 Singaraja. E-Jurnal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Prodi Penelitian dan Evalusi Pendidikan. Volume 2 Tahun 2010.

Sumarmo. (2006). Kemampuan Pemecahan Masalah dan Penalaran Matematika Siswa SMA. Laporan Hasil Penelitian IKIP Bandung.

(28)

173

Suparno, P. (2001). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius

Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta.

Suparman, A. (2012). Panduan Para Pengajar & Inovator Pendidikan Desain Instruksional Modern. Jakarta: Erlangga.

Sobel, M.A. & Maletsky, E.M. (2001). Mengajar Matematika. Bandung: Erlangga.

Somayasa, dkk. (2013). Pengembangan Modul Matematika Realistik disertai Assesmen Otentik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas X di SMKN 3 Singaraja. E-Jurnal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Prodi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. Volume 3 Tahun 2013.

Shadiq. F. (2004). Penalaran Pemecahan Masalah dan Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika. Jogjakarta: Depdiknas.

SNP.(2005). Standar Nasional Pendidikan. Bandung: Fokus Media.

Thiagarajan, S. Semmel, DS. Semmel, M. (1974). Instructional Development for Training Teachers of Exceptional Children. A Sourse Book. Blomingtn: Central for Innovation on Teaching The Handicapped.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Jakarta : Kencana Prenada Media Group

_______. (2011). Model pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivisme Prestasi. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Turmudi. (2008). Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika. Jakarta: Leuser Cita Pustaka.

Team Instruktur Profesi Ketenagakejaan Guru Matematika. (2009). Matematika SMP/MTS. Jakarta: Bailmu.

Wilson, P.S. (1997). Mathematical Problem Solving [Online]. Tersedia:

Gambar

Tabel 1.1. Rata- Rata Persentase Ketuntasan Belajar Mata Pelajaran
Tabel 1.2 Kemampmpuan Pemecahan Masalah Siswa pada Tes Diagn

Referensi

Dokumen terkait

Kewenangan PPNS Kehutanan berdasarkan Undang-Undang Kehutanan terbatas, sehingga ada poin-poin kegiatan penyidikan yang mau tidak mau PPNS Kehutanan harus meminta

Maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah: Bagaimana gambaran kualitas hidup penderita melasma pada ibu-ibu pengunjung Posyandu di Kelurahan Tanjung Rejo, Kota Medan..

Pengembangan Pembelajaran (Kurikulum) dan Perangkat Bahan Ajar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Holistik Integratif, didasarkan pada prinsip- prinsip yang terdiri dari

Konsentrasi nitrat di

[r]

Pendekatan yang dilakukan adalah penelitian kepustakaan dan studi kasus, dengan obyek penelitian proses penyusunan anggaran pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar,

[r]

Pada hari ini Sabtu tanggal Tiga Belas bulan April Tahun Dua Ribu Tiga Belas (13 - 04 - 2013 ), kami Panitia Pengadaan Barang/Jasa pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah