IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2002
DALAM MENANGGULANGI TINDAK KEKERASAN YANG
DILAKUKAN OLEH GURU DILINGKUNGAN SEKOLAH
(STUDI KASUS SMA MULIA PRATAMA MEDAN)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh
Christiffany Br. Bangun NIM. 3123111009
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
Christifany Br. Bangun, NIM 3123111009, Implementasi Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Dalam Menanggulangi Tindak Kekerasan yang Dilakukan Oleh Guru Dilingkungan Sekolah (Studi Kasus SMA Mulia Pratama Medan), Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan dan menggambarkan. Implementasi Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Dalam Menanggulangi Tindak Kekerasan yang Dilakukan Oleh Guru Dilingkungan Sekolah (Studi Kasus SMA Mulia Pratama Medan). Sampel dalam penelitian ini adalah 2 orang guru Mata Pelajaran PPKn dan 2 orang guru Mata Pelajaran Bimbingan Konseling. Jadi jumlah keseluruhan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 4 orang. Jenis data dalam penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh langsung dari informan dan pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan permasalahan yang sedang diteliti melalui wawancara, dan observasi. Data sekunder adalah UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, buku, jurnal ilmiah, artikel dan penelusuran internet. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu analisis deskriptif yang disajikan dalam bentuk paparan atau gambaran dari temuan-temuan yang ada dilapangan berupa data dan informasi hasil wawancara, dan analisis kualitatif yang diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan kepada guru. Dari hasil penelitian yang dilakukan di SMA Mulia Pratama Medan dengan subjek penelitian 4 orang guru dalam menanggulangi tindak kekerasan yang dilakukan di lingkungan sekolah berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan anak sudah terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari pemahaman guru-guru mengenai Undang-Undang Perlindungan Anak sehingga tidak ada lagi guru-guru yang melakukan kekerasan fisik maupun psikis terhadap siswa/siswi.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala petunjuknya
yang selalu memberikan kesehatan dan melimpahkan rahmat, sehingga dapat
mengatasi kesulitan yang penulis alami dalam menyelesikan penulisan dan
penyusunan skripsi ini.
Skripsi ini penulis ajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Skripsi ini berjudul “Implementasi Undang-Undang No. 23 Tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak Dalam Menanggulangi Tindak Kekerasan yang
Dilakukan Oleh Guru Dilingkungan Sekolah (Studi Kasus SMA Mulia
Pratama Medan)”.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan masih banyak kekurangan dan kelemahan baik dari segi
isi maupun dari tutur bahasa dan penyajian tulisan. Oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang memebangun dari pembaca demi
penyempurnaan skripsi ini.
Dalam penyusunan skripsi ini banyak kendala dan hambatan yang penulis
hadapi. Namun berkat bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak, maka dalam
penyusunan skripsi ini banyak kendala dan hambatan yang penulis hadapi. Namun
berkat bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak, maka terselesaikan skripsi
ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
iii
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Ibu Dra. Nurmala Berutu M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Parlaungan G. Siahaan, S.H, M.Hum selaku pembimbing skripsi
penulis yang telah banyak memberikan motivasi, arahan, dorongan dan
semangat untuk bisa teliti dan cermat dalam menyelesaikan skripsi
penelitian ini dengan baik.
4. Ibu Dr Reh Bungana Beru PA, SH, M.Hum selaku ketua Jurusan PPKn
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
5. Bapak Arif Wahyudi S.H, M.H selaku sekretasis Jurusan Sekaligus dosen
penguji.
6. Ibu Dra. Yusna Melianti, M.H sebagai Dosen Pembimbing Akademik dan
Penguji penulis yang telah memebrikan masukan dalam penulisan skripsi
ini.
7. Para staf pengajar/dosen dan pegawai Jurusan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan yang
telah memberikan bekal ilmu sehingga penulis dapat menyelesaikan
studinya.
8. Bapak Jon selaku Staf Pegawai di jurusan PPKn yang telah banyak
membantu dalam menyelesaikan kelengkapan administrasi selama proses
iv
9. Teristimewa buat orang tua tercinta, Ayahanda P. Bangun, S.Sos dan
ibunda Alm. H.D Manik, S.Sos Terkhusus buat ayahanda, penulis sangat
berterimakasih karena telah berjuang sendirian selama lebih dari satu
tahun ini dalam proses penyelesaian pendidikan saya. Tidak lupa juga saya
berterimakasih buat ibunda yang sudah berada di surga karena telah
membimbing dan membesarkan saya serta memberikan perhatian dan
kasih sayang yang luar biasa walaupun akhirnya mama tidak bisa melihat
akhir dari pendidikan saya.
10.Untuk yang tercinta kakak saya Yunia Salsalina S.Pd, dan adik saya Ari
Lonary dan Reymond Bangun yang selalu membantu dan memberikan
motivasi dan dukungan kepada saya.
11.Buat sahabat-sahabatku tersayang Nova Elita, Kiki Jaseva tambah dan
fenny chairany yang selalu menemani dan memberikan hari hari yang
ceria didalam perkulihan selama 4 tahun ini. Terkhusus juga buat sahabat
saya Nova Elita yang selalu setia mmberikan semangat dnn bantuannya
dalam menyelesaikan skripsi ini.
12.Buat teman teman seperjuangan kelas Reguler B 2012 yang berjuang
bersama untuk meraih gelar Sarjana.
13.Buat Teman yang yang paling sabar mengajari saya dalam menyelesikan
skripsi ini yaitu sades Nelly
14.Buat teman-teman PPLT SMP Negeri 2 Porsea yang bersama selama tiga
v
Penulis menyadari sepenuhnya dan dengan kerendahan hati bahwa skripsi
ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu diharapkan kritik maupun saran. Akhir kata
penulis mengharapkan semoga kiranya skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi penulis sendiri khususnya bagi pembaca pada umumnya.
Medan, Juni 2016 Peneliti
vi
A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Batasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
A. Kerangka Teori ... 9
5. Penyebab terjadinya tindak kekerasan disekolah...…...…...…..…………20
6.Dampak Tindak Kekerasan yang Dilakukan Oleh Guru dilingkungan Sekolah………26
7. Upaya Mencegah Tindak Kekerasan Di Lingkungan Sekolah………31
vii
BAB III METODE PENELITIAN ... 36
A. Jenis Penelitian...36
B. Lokasi Penelitian ... 36
C. Populasi Dan Sampel ... 37
1. Populasi ... 37
2.Sampel...37
D. Variabel Penelitian, Defenisi Opersional Dan Instrumenpenelitian...38
1.Variabel Penelitian...38
2. Defenisi Operasional ... 38
3.Instrumen Penelitian………...………...……….…….38
E. Teknik Pengumpulan Data ... 39
1. Observasi...40
2. wawancara...40
3. Studi Dokumentasi...40
F. TEKNIK ANALISIS DATA ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….42
A. Data Umum SMA Mulia Pratama Medan………..………42
vi
A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Batasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
A. Kerangka Teori ... 9
5. Penyebab terjadinya tindak kekerasan disekolah...…...…...…..…………20
6.Dampak Tindak Kekerasan yang Dilakukan Oleh Guru dilingkungan Sekolah………26
7. Upaya Mencegah Tindak Kekerasan Di Lingkungan Sekolah………31
vii
BAB III METODE PENELITIAN ... 36
A. Jenis Penelitian...36
B. Lokasi Penelitian ... 36
C. Populasi Dan Sampel ... 37
1. Populasi ... 37
2.Sampel...37
D. Variabel Penelitian, Defenisi Opersional Dan Instrumenpenelitian...38
1.Variabel Penelitian...38
2. Defenisi Operasional ... 38
3.Instrumen Penelitian………...………...……….…….38
E. Teknik Pengumpulan Data ... 39
1. Observasi...40
2. wawancara...40
3. Studi Dokumentasi...40
F. TEKNIK ANALISIS DATA ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….42
A. Data Umum SMA Mulia Pratama Medan………..………42
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 wawancara instrumen penelitian
Lampiran 2 nota tugas
Lampiran 3 surat keterangan penelitian dari jurusan
Lampiran 4 surat keterangan penelitian dari fakultas
Lampiran 5 surat keterangan dari tempat penelitian
Lampiran 6 surat keterangan perpustakaan jurusan
Lampiran 7 surat keterangan perpustakaan unimed
Lampiran 8 kartu bimbingan skripsi
Lampiran 9 kartu peserta seminar proposal penelitian
Lampiran 10 persyaratan keaslian tulisan
Lampiran 11 riwayat hidup penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses untuk memberikan manusia berbagai
macam situasi yang bertujuan untuk memberdayakan diri. Pendidikan telah mulai
dilaksanakan sejak manusia hadir dimuka bumi ini dalam bentuk pemberian
warisan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dari para orang tua dalam
mempersiapkan anak-anaknya dalam menghadapi kehidupan dan masa depannya
yang mampu mengatasi berbagai permasalahan dalam hidupnya.
Sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (1) m bahwa :
“pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”.
Perkembangan dunia pendidikan banyak dihambat oleh berbagai
masalah, salah satu masalah yang dekat dengan hal tersebut adalah tenaga
pendidik itu sendiri atau yang biasa disebut dengan guru. Kualitas seorang guru
merupakan suatu kunci keberhasilan para peserta didik. Tetapi, kualitas guru yang
diharapkan dapat mewujudkan terciptanya perubahan menuju masyarakat yang
2
Pendidikan dan pengajaran bukanlah bagian dari kekerasan, baik di masa
yang lalu apalagi sekarang ini. Tapi kekerasan sering kali dihubung-hubungkan
dengan kedisiplinan dan penerapannya dalam dunia pendidikan. Istilah “tegas”
dalam membina sikap disiplin pada anak didik, sudah lazim digantikan dengan kata “keras”. Hal ini kemudian ditunjang dengan penggunaan kekerasan dalam
membina sikap disiplin di dunia militer, khususnya pendidikan kemiliteran.
Ketika kemudian cara-cara pendidikan kemiliteran itu diadopsi oleh dunia
pendidikan umum sehingga cara kekerasan tersebut juga ikut diambil alih di
lingkungan sekolah SMA Mulia Pratama.
Syaiful ( 2013 : 115) mengatakan kekerasan dapat terjadi dimana saja,
termasuk di sekolah. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh UNICEF
(2006) di beberapa daerah di Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 80%
kekerasan yang terjadi pada siswa dilakukan oleh guru. Belakangan, diketahui
bahwa sekolah merupakan tempat siswa menimba ilmu pengetahuan dan
seharusnya menjadi tempat yang aman bagi siswa. Namun ternyata di beberapa
sekolah seperti sekolah SMA Mulia Pratama terjadi kasus kekerasan pada siswa
oleh guru. Kekerasan-kekerasan yang dilakukan oleh guru kepada siswa seperti
guru melempar siswa dengan penghapus, guru menjemur siswa di lapang serta
guru memukul hingga menimbulkan bekas. Di samping itu siswa juga mengalami
kekerasan psikis dalam bentuk bentakan dan kata kasar, seperti bodoh, goblok,
kurus, ceking dan sebagainya.
Tenaga pendidik seharusnya mengetahui bahwa minat belajar peserta
3
sekedar pintar namun juga harus cerdas serta profesional. Mereka harus dapat
mengetahui situasi dan kondisi peserta didiknya sebelum proses belajar mengajar
berlangsung, seorang guru juga harus dapat melakukan pendekatan terhadap siswa
tanpa membeda-bedakan antara siswa yang memiliki ekonomi tinggi maupun
siswa yang memiliki ekonomi rendah dan antara siswas yang memiliki daya
tangkap yang cepat dengan siswa yang memiliki daya tangkap yang lambat.
Karena dari pendekatan tersebut nantinya seorang guru dapat mengetahui apa
sebenarnya yang harus dia lakukan dalam mengajar agar semua peserta didik
dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan baik. Tetapi sudah sangatlah
jarang seorang guru melakukan hal tersebut. mereka seakan-akan tidak perduli ada
siswa yang mengerti atau tidak yang penting tugasnya telah dia lakukan.
Sekarang ini banyak dilihat bahwa tidak sedikit guru yang beranggapan
dengan cara menerapkan hukuman mereka akan mampu memenuhi tujuannya
melaksanakan pendidikan dan akan dapat mengubah perilaku siswanya. Tentu
anggapan itu sangatlah salah. Bahkan, bahayanya hal ini dapat memicu kebiasaan
siswa yang mengerjakan sesuatu bukan karena kesadaran, melainkan menghindari
hukuman. Hal yang lebih membahayakan lagi adalah jika terjadi dendam, malu,
terhina, atau bahkan akan menimbulkan hal negatif bagi siswa. Hal negatif yang
dapat terjadi adalah siswa akan merasa ketakutan disaat proses belajar mengajar
berlangsung dan jika seorang siswa merasakan hal seperti itu maka alhasil siswa
tidak akan dapat menerima pelajaran dengan baik.
Sepertinya hukuman fisik seperti menyuruh anak didik membersihkan
4
di depan kelas, tendangan, pukulan, tamparan, dan lain-lain tampaknya masih
menjadi tindakan yang tidak jarang dilakukan oleh guru. Kekerasan yang terjadi
pada anak tidak hanya berupa kekerasan fisik. Namun, bisa berupa kekerasan
nonfisik, seperti pemberian tugas yang berlebihan, memberikan target prestasi
yang terlalu tinggi, hingga memaksa anak melakukan sesuatu diluar minatnya.
Sekalipun undang-undang perlindungan anak sudah di undangkan,
ternyata tindakan memberikan hukuman, yang masuk kategori penganiayaan,
masih kerap terjadi di lingkungan sekolah. Dari hasil pra penelitian yang
dilakukan di SMA MULIA PRATAMA MEDAN terkait dengan informasi
kekerasan yang dilakukan oleh guru kepada siswa ternyata masih terjadi di
sekolah ini.
Menurut kepala sekolah SMA Mulia Pratama Pada tahun 2004, tindak
kekerasan yang dilakukan guru terhadap siswa terjadi. Dimana, seorang guru
menghukum salah satu siswa jalan jongkok keliling lapangan disaat matahari
sangat terik karena siwa tersebut ketahuan membawa rokok didalam saku
celananya. Setelah beberapa putaran siswa tersebut sesak nafas dan akhirnya dia
pingsan. Dan pada tahun 2005 kembali lagi terjadi tindak kekerasan terhadap
siswa. Kali ini seorang guru melempar penghapus papan tulis kepada salah satu
siswa yang sedang bercerita kepada temannya pada saat guru menjelaskan. Tindak
kekerasan yang terakhir terjadi adalah pada tahun 2013, hal ini terjadi hanya
karena masalah sepele yaitu hanya karena siswa tersebut tidak memasukkan baju
5
menyuruh kedepan kelas dan menampar anak itu hingga menimbul bekas pada
pipinya hingga berhari-hari.
Fakta-fakta di atas tentunya menimbulkan perasaan cemas dan pilu bagi
siapapun yang mengetahuinya terutama para orangtua yang putra-putrinya
bersekolah, karena tentunya apa yang tertulis di atas hanya sebagian kecil dari
fakta-fakta yang ada. Bahkan kemungkinan besar ada ratusan fakta lagi yang tidak
terdeteksi media maupun pemerintah akan kasus kekekerasan yang dilakukan
guru terhadap muridnya ini.
Mungkin jika di tinjau lebih lanjut masih sangat banyak kekerasan yang
terjadi dilingkungan sekolah. Hanya saja semua belum terkuak dikarenakan antara
pihak sekolah dengan pihak korban melakukan penyelesaian masalah dengan
memilih jalan damai. Berdasarkan pasal 54, Undang-Undang No. 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak menegaskan bahwa anak di dalam dan di lingkungan
sekolah wajib dilindungi dari tindakan kekerasan yang dilakukan oleh guru,
pengelola sekolah atau teman-temannya di dalam sekolah yang bersangkutan, atau
lembaga pendidikan lainnya.
Jika melihat Undang-Undang tersebut, sesungguhnya sudah sangat nyata
bahwa tindakan kekerasan terhadap anak merupakan tindakan kriminal yang
pelakunya akan diproses secara hukum. Tindakan kekerasan dengan bungkus
pendidikan juga dapat mengakibatkan pelaku dikenai tindak pidana sebagaimana
disebutkan dalam pasal 80 Undang-Undang N0. 23 Tahun 2002 tentang
6
Dari uraian permasalahan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Implementasi Undang-Undang No. 23 Tahun 2002
dalam menanggulangi tindak kekerasan yang dilakukan oleh guru di
lingkungan sekolah.” (studi kasus SMA Mulia Pratama Medan)
B. Identifikasi Masalah
Dalam suatu penelitian perlu diidentifikasi masalah yang akan diteliti
menjadi terarah dan jelas tujuannya sehingga tidak mungkin terjadi
kesimpangsiuran dan kekaburan di dalam membahas dan meneliti masalah yang
ada. Jika identifikasi masalah sudah jelas, tentu dapat dilakukan penelitian lebih
mendalam.
Berdasarkan latar belakang, penulis dapat mengidentifikasikan masalah
dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Kurangnya perhatian dan rasa kepedulian guru terhadap peserta didiknya
sehingga seorang guru dengan mudahnya melakukan tindak kekerasan
2. Kurangnya kontrol diri seorang guru dalam proses belajar mengajar
3. Kurangnya perhatian kepala sekolah dalam melihat kinerja guru yang ada
dilingkungan sekolah.
4. Belum tercapainya Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 melindungi hak asasi
7
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas dan hasil yang
mengambang, maka yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Kurangnya perhatian dan rasa kepedulian guru terhadap peserta didiknya
sehingga seorang guru dengan mudahnya melakukan tindak kekerasan.
2. Belum tercapainya Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 dalam melindungi
hak asasi anak dari tindak kekerasan di dalam dilingkungan sekolah
D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah disusun dalam bentuk pertanyaan, yang lengkap dan
terinci sesuai dengan ruang lingkup masalah dan pembatasan masalah. Adapun
yang menjadi masalah penelitian ini adalah:
1. Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan terjadinya tindak kekerasan
oleh guru terhadap siswa di SMA Mulia Pratama?
2. Bagaimanakan mekanisme penyelesaian masalah tindak kekerasan guru
terhadap siswa di SMA Mulia Pratama?
E. Tujuan Penulisan
Perumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tindak
kekerasan oleh guru terhadap siswa di SMA Mulia Pratama
2. Untuk mengetahui mekanisme penyelesaian masalah tindak kekerasan guru
8
F. Manfaat Penelitian
Tidak ada penelitian yang tidak memiliki manfaat.Penelitian yang baik,
harus dapat dimanfaatkan.Inilah sifat pragmatis dari penelitian (Ilmu pengetahuan
ilmiah).Maka peneliti telah memikirkan sejak awal manfaat dari penelitian yang
akan dilakukan. Oleh karena itu manfaat penelitian ini dilakukan adalah:
1. Bagi guru, sebagai masukan agar guru atau pun calon guru agar lebih dapat
mengontrol diri dalam mengajar agar tidak akan lagi korban kekerasan dalam
lingkungan sekolah.
2. Bagi kepala sekolah, sebagai masukan agar kepala sekolah berhati-hati dalam
menerima guru yang akan mengajar disekolah dan lebih memperhatikan
kinerja guru tersebut.
3. Bagi penulis, sebagai cara untuk menambah wawasan kepada penulis agar
supaya nantinya dapat menjadi guru yang profesional.
4. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa khususnya Departemen PKn
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan seperti yang telah dijelaskan,
maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Banyak faktor yang menyebabkan seorang guru melakukan tindak kekerasan
terhadap siswa. Terkadang bukan hanya dikarenakan kenakalan siswa yang
berlebihan yang membuat seorang guru melakukan tindak kekerasan di
lingkungan sekolah melainkan ada juga guru yang melakukan tindak
kekerasan dikarenakan factor dari luar lingkungan sekolah misalnya faktor
dari lingkungan rumah sehingga emosi yang awalnya dari rumah terbawa
pada saat proses belajar mengajar sehingga guru tersebut melakukan tindak
kekerasan terhadap siswa di lingkungan sekolah.
2. Mekanisme penyelesaian masalah tindak kekerasan yang dilakukan oleh guru
terhadap siswa di lingkungan sekolah Mulia Pratama juga sudah sangat baik.
Musyawarah secara damai seperti pihak sekolah meminta maaf kepada orang
tua/wali yang merasa tidak senang karena anaknya mendapat perlakuan yang
tidak baik dari seorang guru dan memberikan pertanggung jawaban berupa
perawatan medis bagi siswa yang mengalami luka fisik serta melakukan
yang tepat dalam menyelesaikan masalah tindak kekerasan di lingkungan
sekolah.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang dilakukan
maka saran yang diberikan adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan pengetahuan yang lebih dalam lagi mengenai isi dari
Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Agar
guru-guru di sekolah SMA Mulia Pratama bukan sekedar mengetahu tetapi
juga memahi is dari Undang-Undang Perlindunga Anak Tersebut. Sehingga
bukan hanya sekarang saja tidak terjadi tindak kekerasan tetapi juga nati
pada tahun-tahun berikutnya.
2. Memberikan pengarahan batasan-batasan kekerasan yang boleh dilakukan
oleh guru di lingkungan sekolah juga merupakan salah satu alternative
yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah dalam mengurangi tindak
kekerasan di lingkungan sekolah. Kepada siswa juga dapat di berikan
pengarahan dan surat peringatan batasan kesalahan sehingga siswa tidak
79
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Ali Zainuddin. 2005. Sosiologi Hukum. Jakarta: Sinar Grafika.
Arif, syaiful. 2007. Demokrasi dan Hak asasi Manusia. Jakarta: Program Sekolah Demokrasi
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Hadiwijoyo, Sakti, Suryo. 1015. Pengarusutaman Hak Anak Dalam Anggaran Publik. Yogyakarta : Graha Ilmu
Hamzah. 2011. Model Pembelajaran.Jakarta: Bumi Aksara.
Imron, Ali. 2008. Kebijaksanaan Pendidikan Di Indonesia. Jakarta: Bumi Akasara.
Leden. 2000. Tindak Pidana Terhadap Nyawa dan Tubuh. Jakarta: Sinar Grafika.
Latif, abdul. 2009. Pendidikan Berbasis Nilai Kemasyarakatan. Bandung: Refika Aditama.
Muladi. 2005. Hak Asasi Manusia. Bandung: PT Revika Aditama.
Prayitno. 2009. Dasar Teori dan Praksis Pendidikan. Jakarta: PT Gramedia.
Setiawan, Deny. 2014. Metodologi Penelitian. Medan: Laboratorium PPkn Fakultas Ilmu Sosial
Soyomukti, nurani. 2015. Teori-Teori Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Sugiyono.2010. Metode Penelitian Kuantitafif Dan Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sugyono. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Alfabeta.
Syafei. 2006. Bagaimana Anda Mendidik Anak. Jakarta: Ghalia Indonesia.
80
Yasaratodo. 2015. Profesi Pendidikan. Medan: Unimed Press.
Zulhaini. 2015. Psikologi Pendidikan. Medan: Pascasarjana Unimed.
Sumber Jurnal:
Abdullah. 2010. Kekerasan Terhadap Anak “Bom Waktu” Masa Depan. Issn 0215-9511. September 2010.
Eka, Dona. 2012. Perebedaan Sikap Ayah Dan Ibu Terhadap Kekerasan Oleh Guru. Desember 2012.
Handayani, Septasari. 2015. Tindak Kekerasan Fisik Kalangan Siswa Sekolah Menengah Atas Tahun 2014/2015. Februari 2015.
Muhammad. 2009. Aspek Perlindungan Anak Dalam Tindak Kekerasan (Bullying) Terhadap Siswa Korban Kekerasan Di Sekolah. Jurnal Dinamika Hukum. Vol. 9, No. 3. September 2009
Mustika, Laily. 2013. Tindak Kekerasan Seorang Pendidik Terhadap Anak Didik Di Sekolah Ditinjau Dari UU No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Jurnal Ilmiah. Oktober 2013.
Pediatri, Sari. 2005. Deteksi Dini Faktor, Resiko, Dan Dampak Perlakuan Kekerasan Terhadap Anak. Vol. 7, No. 2, September 2005.
Pratiwi, Dita. 2005. Anak Korban Kekerasan (Fisik Dan Mental) Dan Perlakuan Salah (Child Abuse). Jurnal Fisip. Vol. 2, No. 1. Februari 2005.
Roekhan. 2011. Mengenal Kekerasan Simbolik Di Sekolah. Vol. III, No. 1. November 2011.
Turmudi. 2010. Mengenal Kekerasan Dalam Pendidikan Dan Upaya Meniadakannya Atau Memperkecil Resiko Tindak Kekerasan. Februari 2010.
Peraturan Perundang-undangan:
Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak