• Tidak ada hasil yang ditemukan

Produksi Konsentrat dan Bubuk Pigmen Angkak darl Monascus purpureus serta Stabilitasnya selama Penyimpanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Produksi Konsentrat dan Bubuk Pigmen Angkak darl Monascus purpureus serta Stabilitasnya selama Penyimpanan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PRODUKSI KONSENTRAT DAN BUBUK PIGMEN ANGKAK

DARl

Monascus purpureus

SERTA STABILITASNYA

SELAMA PENYIMPANAN

(PR0DUCTK)N OF RED PIGMENT CONCENTRATE AND POWDER OF

Mon8scrcs purpumus

AND ITS STABILITY DURING STORAGE)

I

Betty

Srl

La ksml

Jenle'), K. Dhanna MltraJant)i?),

don Srlkandl Fardlazl)

ABSTRACT

k r g R ~ ~ ~ ~ b y 4 l h m x s ~ ~ n g ~ - * m * d m p r ~ . cmbldng 4%

eI

o.f6%

wm,

0.26% K H F I and o.fl?% M@O,7H,O .a hm8nf8-

mnndlum. 7 h 8 n g b k p N c l t r c e d w a s l h e n c o n c e n b . ~ I n 8 r P t s y ~ ~ l # 8 t 70 "C.

TeobMnmgkakpow&rI dheconcenb.lepigment~iWttuovcndrkdat6OeC. T h . a t 8 M t y d

r r g k k c a n c n b . h 8 n d p o w d e r r r w l , ~ b y h ~ ~ l w l . 8 n d f f n n , ~ m d r u r r ~ m m d M ~ . g n t A ~ . k h I h . p o w d . r i b n n m s m o r , a t d k L i u n I h . ~ E d (

- ibnn w h m h a l W 8 t fOOaCkuamhwrI butdhedfMlfyh, mlwdllre-b.te

~ ~ ~ d h e p o r r d o r i b n n . m ~ m l r r r w l , m o r , . L . b k h m u b * l w h ) g h w ~ L i u n l o w

pH.77m.Ihcld I h . ~ l k w a 6 ~ c k ( r k r # n b l t O ~ ~ ~ I h . r 8 d w a r . & d h ~

d ~ r r w r ~ . t d k ~ a ~ k u a m m ( h h , ~ I w l ~ o r ~ ~ .

s n # . s r ~ d l # n o r n m l h ( 2 m l h r ) ~ ~ h ~ d ~ d ~ t b y ~ 8 n d ~rrrp.ctlvrl)r~Ih.powdw8nddhecolncnbr~ibnn.

PENDAHULUAN

P i p e n angkak ad& pewarna alami mempunyai bebetapa km- y a h tidak

yang diproduksi oleh kapang Monascus pur- t e r d a ~ t sisa padatan larut dalam

pum.

Zat W- ini sudah lama d q p m h n kelarutan lebih baik,

W

y a q d r p e r b m e w a d rnakaMn seperti

a

da- mtuk p e w m ( u \ lebih wdikit, sehingga apli- g t q

u n g p

(ayam dan bebek) serta minuman b f l ~ a

p.d.

~~

m-di pnlbll-

(b

et al., 1 % ~ wong d m Hes- Dieamping ffuI hform-i m e n g e ~ i masfa sim-

aeitine, 1979). Pewama alami makanan Pa" SamPai ads-

hh"n penelit-

-

Pi8men angkak di-

pmd*i m ~ g g u ~ k a n subetrat onggok limbah

-

t a p b h oleh wnl- putpureus (Jenie et al., 199Qa), yang wlanjutnya

b l a h

menjadi bentuk pekatan d m bum.P d u k pekatan d m

~~

an* ymg d i h a s i h

dievalwi sifatGifat f i s i k o h i a dan etabibas-

nya selama penyimpanan dalam beberapa ke-

METODOLOGl

padi telah dilakukan (Jenie et

et al., 1994b dan Jenie et al., Bahandan Alrt

Bahm-bahan yang digunakan dalam pene-

litian ini adalah limbah cair tapioh dan am-

pas tapioka yang dipemleh dari pabrik penggilingan ubi kayu didaerah Kedung Ha-

lang, C h r , Bogor.

Bahan lainnya adalah tepung berm pem

%80n, NHJ'JOy

v Y

M#OI'7H,0, ka- pang Mdnascus putpureus

BC

88202 dari Bogor
(2)

Bul. T'eknol. h a l h M Pangaq Vol WII, No. 2.7% 1997

kimia analisis, pengemas polipropilen berlapia aluminium dan polipropilen mutiara

(PT

Arga Karya prima Industry) dan botol gelas. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain evaporator vakum berputar, oven, spektrofotometer sinar ganda, mkuba- tor goyang (shaker incubator) dan autoklaf.

Pmsedur Penelitian

Persiapan etatter

[image:2.599.298.508.316.565.2]

Pembuatan starter dilakukan dengan me- nambahkan tepung beras 4% dalam 100 ml lunbah cair tapioka Uenie et al., 1994a), serta munber nitrogen dan mineral. Selanjutnya pH media diatur menjadi 6,0, disterhsasi, di- dingmkan, dinokulasi dan diinkubasi (Gambar 1).

Limbah cair tapioka 100 ml

+

tepung beras 4%

+ NH,NO, 0,15 X

+ KH,PO, 0,25

X

+ MgS0,.rn20 0,10%

I

dan NaOH I N 0,25% (Gambar 2). Larutan ini dipekatkan dengan evaporator vakum berpu- tar pada suhu 70

"C

tekanan 60 cmHg (Sutrisno, 1987). Evaporasi dilakukan sampai diperoleh volume akhir sebanyak sepersepu- luh volume awal. Selanjutnya larutan diek- strak dengan klomform dan petroleum eter.

Untuk mempemleh pigmen dalam bentuk bubuk, larutan yang telah dipekatkan tadi dlkeringkan dalarn oven pada suhu 50 "C. Pig- men yang dihasilkan digerus dengan mortar sampai halus. Serbuk ini kemudian diekstrak- si dengan kloroform dan dikisatkan de-ngan penangas air sampai kental, ditambahkan pe- troleum eter berleblh hingga tejadi kristal- kristal merah, didiamkan sebentar lalu disar- ing. Kristal merah ini dikeringkan pada suhu 70 "C dan didapat pigrnen merah dalam ben- tuk bubuk (Sutrisno, 1987).

Pigrnen angkak hasil fermentasi cair

I

Homogenisasi

Pigrnen ektraselular

I

Pigmen ir(trase1uler

I

I

~ k s t r a d i 3 kali

(a1 ko hol 70 %)

Monascus ptrrpurals

inkubasi dalam shaker (suhu kamar, selama 7 hari)

Gambar 1. Persiapan starter Genie et al., 1994a)

Pmduksi p i m e n -

Produksi angkak dilakukan menggunakan medium lunbah cair tapioka dan ampas tapio-

ka 4% sebagai sumber karbon serta NH,NO, Gamhar 3. Proses pembuatan pekatan pigmen

sebagai sumber nitrogen. angkak

Proses produksi angkak dengan fermenta-

si cair mengkuti tahap-tahap dalam persia- Analisie pan sterter dengan jumlah starter yang

ditambahkan sebanyak 10% (v/v). Fermentasi Pengamatan dibag menjadi dua, yaitu ddakukan selam 9 hari dalam inkubator go- pengamatan stabihtas pigmen dalam bentuk yang pada suhu kamar. bubuk (padat) dan pekatan (cair) terhadap pengaruh hslk dan kimia; serta stabrlitas pig- Pembuatan pekatan dan bubuk angkak men tersebut selama penyimpanan dalam ke-

Larutan hasil fermentasi angkak dihomo- masan yang berbeda. genisasi, kemudian disaring. Pigmen intrase-

luler diekstraksi dengan alkohol 70% seba- nyak 3 kali, ditambah asam amino asetat 4%

(3)

Ituil Paulrttar Bwl. T e h l . hrr hdustd Porrgarr, Vol YIIl No. 2 Ilr 1997

1. Pengaml~ Faktor Fbik dan Kimt t a h d a p

i

Matn P m e n

r

I

a. P e n g a d S d a Pekatan pigrnen cair dilamtkan sebanyak 2

I

I ml d a b 100 ml air, sedangkan pigmen bu-

:

buk

40 mg dalam 100 ml air. Dari masing- i. masmg lacutan pigmen diambil50 ml dan di-

E masukkan dalam 5 tabung reaksi. Tiap lamtan dalam tabung reaksi dipanaskan dalam oven pada suhu 2 K , 100 "C, 125 "C, 150 "C dan 180 "C selama 1 jam. Volume lamtan setelah pe- manasan diusahakan sama seperti volume se- mula yaitu dengan cara menambahkan air euling panas kedalamnya, kemudian diukur absorbansmya pada panjang gelombang 400

dan500nm.

b. Pengalllh Lama Pemvueur

Sepuluh

ml

dari masmg-masing lamtan pigmen diatas dimamrkkan kedalam tabung reaksi dan dipanaskan pada suhu 100 "C sela- ma 3 jam. Setiap interval waktu 1 jam diukur pembahan absorbansmya pada panjang ge- lombang 400 n m dan 500 nm. Sebelum dilaku- kan pengukuran, terlebh dulu volume lamtan diusahakan sama seperh volume semula de- ngan menambahkan air suling panas kedalamnya.

c. Pengarah Sfnu Matdud (Subisno, 1987)

Sepuluh ml dari masmg-masing lamtan pigmen diatas dimasukkan kedalam tabung reaksi, dan ditempatkan dibawah smar mata- hari dari mulai pukul 09.00 sampai pukul

15.00 setiap hari Uji ini dilakukan selama 4

hari berturut-turut sehingga total penymaran adatah 24 jam. Setiap 6 jam sekali dilakukan pengukuran absorbmi dengan spektro- fotometer.

d. Pen@ okeidator dan Reduktor (Satrisno, 19417)

Sepuluh ml dari masing-masmg lamtan pigmen dimasukkan dalarn tabung reaksi dan masing-masing ditambahkan oksidator

H202

30% sebanyak 1 ml, reduaor Na-tiosulfat se- banyak 5 mg, kemudian disimpan pada suhu kamar selama 12 jam, setiap 3 jam sekali dila-

kukan pengukuran absorbansinya.

e. Pengarah pH

Sebanyak 1 ml dari pigmen bubuk mau-

pun pekatan angkak dimasukkan dalam ta- bung reaksi, masmg-masmg ditambahkan 9 ml0,M M buffer Na-eitrat pH 3, Na-fosfat pH

7, Na-Karbonat pH 9,2 b t Y h I ~ t - t u ~ t .

Kemudian lamtan disimpan dalam suhu ka- mar selam 12 jam dan pengukuran dilakukan setiap interval 3 jam.

f. Kclamtan dPllm Air (Subisno, 1987)

Air sebanyak 10 ml dalam tabung reaksi masing-masing dipanaskan pada suhu 29 "C, 60 "C, 80 "C dan 100 "C pada gelas piala berisi air. Kemudian kedalam masing-masmg ta- bung ditambahkan pigmen bubuk sebanyak

60mgataupekatanpigmensebanyak2ml sambil diaduk selama 30 detik. Dengan segera lam- tan pigmen disaring dan filtrat yang diperoleh diukur absorbansinya dengan spektrofoto- meter.

2. P e n g a d Jenie Kemaean dan Lama

Penyimpanan t e h d a p Stabilitae pigmen

Untuk uji kestabilan pigmen selama pe- nyhpanan, pigmen dalam bentuk bubuk maupun pekatan dikemas dalam tiga kema-

san yang berbeda, yaitu polipropilen berlapis aluminium, polipropilen mutiara dan gelas. Masing-masing disimpan selama 2 bulan dan diuji kelamtannya dalam air setiap satu bulan.

HASlL DAN PEMBAHASAN

A. P d a k e i Pekatan dan Babuk Angkak

dari Limbah Tapioka

Proses fermentasi mengacu pada metode yang telah dilakukan Ridawati (1993). Dalam penelitian tersebut, didapat hasil bahwa fer- mentasi angkak yang menggunakan angkak tapioka dan limbah cair tapioka memberikan mtensitas pigmen merah yang tmggi pada lama fermentasi 9 hari. Fermentasi dilakukan dengan menggunakan media sebanyak 100 ml dalam erlenmeyer 300 ml yang diputar den- gan shaker 120 rpm.

Dalam penelitian ini terdapat perbedaan dengan penelitian diatas, yaiht jumlah media yang digunakan adalah sebanyak 150 ml da- lam 60 buah erlenmeyer 300 ml dengan kece- patan putaran 120 rpm. Intensitas pigmen merah yang dihasilkan setelah fermentasi se- lama 9 hari adalah sebesar 6.25, nilai ini meru- pakan campuran antara pigmen ekstraseluler dan pigmen mtraseluler.

(4)

Bul. Teknol. d m idnstrl Pagq Vol VIII, No. 2 7 l t 1997

dominan yaitu pigmen merah, sedan+ pada kisaran panjang gelombang yang leblh pendek (sekitar 400ml) spektrum meningkat, menunjukkan pigmen kuning. Dalam pengu- kuran ini dilakukan pengenceran sebanyak 5 kali.

Gambar 3. Spektrum absorbansi hasil fermen- tasi angkak dari limbah tapioka (2 persen onggok)

Menurut Yuan (1980), pigmen angkak mempunyai daerah penyerapan yang makei- mum yaitu 490-500 nm untuk wama merah dan 410420 nm untuk war- kuning. Puncak penyerapan warm terletak pada daerah selu- tar 390 nm dan 500 nm. Daerah puncak pada 390 nm menunjukkan kompunen wama ku- ning dan pada 500 nm menunjukkan kompo- nen warna merah.

Dalam proses pembuatan pekatan dan bu- buk pigmen dilakukan penarnbahan asam amino asetat. Hal ini bertyuan untuk mening- katkan kestabilan serta kelarutan pakatan dan bubuk angkak yang dibuat. Berdasarkan hasil penelitian Sutrisno (1987) serta Wong dan Koehler (1983), dibuktikan bahwa modifikasi

angkak dengan asam amino maupun protein yang larut dalam air dapat meningkatkan kes- tabilan serta kelarutan pigmen angkak dalam air.

Cairan angkak yang diperoleh be jumlah lebih kurang 10 liter, kemudian dipekatkan dengan menggunakan evaporator vakum ber- putar besar, berkapasitas 20 liter. Proses pe- mekatan dilakukan pada suhu 70 "C tekanan 60 cmHg selama 8 jam. Dari proses ini dihasil-

kan pekatan pigmen angkak sebanyak 1 liter (rendemen 10 persen) dengan intensitas peke- tan pigmen merah mencapai 23,2. Intensitas pekatan pigmen ini lebih rendah bila diban- din@ dengan rendemen volume pekatan, kerusakan &bat proses ini mencapai 62,88 persen. Hal ini disebabkan karena proses

pemekatan yang berlangsung cukup lama yai- tu selama 8 jam, dalam pengamatan selanjut- nya dapat dilihat bahwa lama pemanasan dapat menyebabkan kerusakan pigmen.

Untuk mendapatkan produk bubuk, peka- tan angkak kemudian dipekatkan lagi meng- gunakan evaporator vakum berputar berkapasitas 1 liter sampai cukup pekat untuk

dikeringkan dengan oven. Pengeringan dila- kukan menggunakan oven pada suhu 50 "C

selama 1 malam. Angkak bentuk bubuk yang dihasilkan berjumlah 11,4742 gram yang dip- eroleh dari 3800 ml produk hasil fermentasi atau memllilu rendemen sebesar 0,302 persen (b/p). Intensitas pigmen merah bubuk sebesar 0,321, hasil ini didapat setelah dilakukan pen- genceran sebesar 40 mg bubuk angkak dalarn 100 ml air atau sebesar 0,04 persen.

Nilai pH awalb media fermentasi untuk

produksi angkak oleh Mauscus purpureus adalah 6. Nilai pH ini meningkat pada aktur fermentasi mencapai 6,9. Menurut Stamer (1976), Perubhan media fermentase menjadi all<ali/basa disebabkam oleh dlkomposisi pro- tein dan asam amino yang meng hasilkan amoniak. setelah proses pemekatan, pH peka- tan tidak jauh berbeda yaitu 6,7.

B. Pengaruh Filktor Fisik d m

K

W

terhadap S t a b i l h Zat Warna

1. Pengarnh Snhn

Hasil y i pengaruh suhu menunjukkan bahwa te jasi penunutan intensitas pigrnen merah dan kuning angkak. Bentuk bubuk dan pekatan angkak m e m u stabilitas yang ber- beda terhadap pengaruh suhu. Bentuk bubuk memiliki stabrlrtas sebesar %,O persen sedang- kan bentuk pekatan memiliki stabilitas sebe- sar 91,7 persen (Gambar 4).

[image:4.598.296.502.455.707.2]
(5)

/

Pade

suhu lebh dari 150 "C selama 1 jam setelah lama pem- 1 jam internitas war- yang nyata pada pigmen na merah berkurang me+& 93 persen

)I b p i stabilitasnya mash (Gambar 6).

)rm kama teiadinya kerusakan gugus kro- d rpigmen yang menyebabkan pemucatan

-P-

Gambar 6. pengaruh lama pernanasan pada suhu 100 "C terhadap pigmen

h p c m r # l . n Q Penurunan intensitas warna ini disebab- kan karena tejadinya kerusakan gugua

k m -

menyebabkan timbulnya energi kinetik yang diduga menjadi penyebab kerusakan tersebut. Pigmen alami k y a yang sensitif terha- Kemsakan gugus kromofor ini alcan menye- clap pengaruh pernanasan adalah anhianin, babkan pernucatan wamn, tetapi secara visual

betalain, klorofil dan pigmen heme. Penyebab pembahan ini tidak terlalu tarnpak.

utama yang umum dari kerusakan ini adalah Berdasarkan p e n e b Fabre et al., (19%)

karena timbulnya energi kinetik akibat pema- didaptkan bahwa pigmen merah angkak

nasan hingga suhu 110

T.

Tetapi p d a beb- mengalami defradasi sebesar 55 pefsen sete-

empa pigmen kerusakan mdah mulai terjadi lah dipanaskan pada 100 "C selama

8

jam. ha- pa& suhu diatas 60 "C. Pada pembuatan kon- sil ini jug didukung oleh Sutrisno (1987) sentrat anhianin mengguMkan pengaring yang menyatakan bahwa suhu dan lama yang cmnprot suhu 100

T

menyebabkan pigmen menyatakan bahwa suhu dan lama pemana- tersebut mengalami kerusakan dan terjadi san menyebabkan terjadinya dekompoeisi dan

pmbahan

yang diduga menjadi penyebab perubahan stnrktur pigmen sehingga terjadi

k e m k a n

tersebut, yaitu (1) terjadi hidrobis pernucatan.

manasan belum

plas,

tetapi dapat diduga nyebabkan degradasi pigmen bubuk menca- bahwa kerusakan juga terjadi pada gugus kro- pai 70 persen sedangkan pekaten mencapai 56 mofomya akibat adanya energi kinetik dari pemen (Gambar 4). secara visual p e m h

pigmen setelah lama penyinaran 6 jam me+-

di berwarna bening kekuningan dan warm

2 Peqplah Lama PC- merah harnpir tidak terlihat.

(6)

Bul. Teknol, d m hcdvstrt Pangan, Vol Vlll, No. 2,7h I997

siraar matahari mengandung sinar ultravolet yang memiliki energi yang besar dan dapat menyebabkan tejadinya reaksi foto kimia

[image:6.598.96.540.76.288.2] [image:6.598.316.517.582.723.2]

yang akan menyebabkan terbentuknya radikal bebas sehingga produk menjadi tidak stabil (Foote, 1985)

Gambar 7. pengaruh sinar matahari terhadap pigmen merah angkak

Hasil penelitian Sutrisno (1987), menunju- kan bahwa sinar matahari sangat mempenga-

ruhi pigmen angkak, intensitas pigmen akan

mengalami penunuban sebanyak lebih kurang 20 persen setelah waktu kontak 6 jam, dan 60 persen setelah 24 jam.

4. Pengaruh pH

Zat warm angkak pada kondisi pH alkah paling stabil dan pada kondisi asam stabilitas- nya p h g rendah yaitu 87 persen. Hasil ini

didukung oleh Fabre et al., (1993) yang me- nyatakan bahwa pigrnen merah angkak paling sensitif terhadap pH asam dan lebih stabil pada kondisi alkali.

Dalam bentuk bubuk, pigmen p a h g stabil dan pada kondisi

aikali

dan lebih tidak stabil pada ondisi asam dibanding netral. Pigmen bentuk pekatan p&g stabil pada kondisi ne-

t d , dan pada kondisi alkali lebih stabil di- banding asal. Pada gambar 8 terlihat bahwa pada waktu kontak 3 jam intensitas pigmen sudah mengalami penurunan dan pada waktu

kontak 12 jam pigmen dalam kondisi asam stabilitasnya berkurang hingga 30 persen.

Pigmen alami lainya yang sensitif terha- dap pH asam terdapat dalam bentuk flavi- lium kation yang berwarna merah dan keku- rangan elektron. Dengan meningkatnya pH,

gugus flavilium kation mendapat donor elek- tron dan berubah menjad chalcone yang ti- dak berwarna. Hal ini ditunjukkan dengan p e n m a n spektnun absorbansi dan perges- eran kisaran pmjang gelombang maksimum- nya

.

waktu kontak dam)

Gambar 8. Pengaruh pH terhadap pigmen merah angkak

5. Pengaruh Okeidator dan Reduktor

Pigmen angkak lebih stabil terhadap pe- ngaruh reduktor dibanding oksidator. Pada waktu kontak 3 jam pigmen d a l m larutan re- duktor Natiosulfat belum mengalami peruba- han, sedan* dalam larutan oksidator H, 0, 30 persen

persen. S

mengalami penurunan s

etelah waktu kontak 12

larutan reduktor pigmen merah berkurang menjadi 87 persen, sedan* dalam larutan oksidator pigmen merah vanp: van^ tersisa ha- nya 60 persen (Gambar 9).

Akibat penambahan reduktor pada pig- men adalah menurunkan serapan atau me- ngurangi intensitas pigmen merah. Hal ini

mungkin disebabkan karena terjadinya reaksi adisi pada lkatan rangkap atau reduksi pada gugus C=O termasuk dalam kelompok kro- mofor yang penting yang bertanggung jawab atas adanya warna.

waktu kontak (jam)

I

(7)

W . Thwl. d m ~ P i m g a a , Vol VII& No. 2, 1997

nan, yaitu menapai 75 penem.

Kemasan yang paling baik menjaga stabili-

6. Kclamtan

ctllm

Air

tas pigmen selama penyimpa~n adalah poli-

Kelarutan pigmen

dalam

bentuk bubuk propden beslapis aluminiqn dan gelas, dan pekatan meningkat dengan meningkatnya sedangkan polipropilen mutiara menurgukken

euhu, tetapi penmgkatan int-itas warm pe- hasil yang palmg rendah (Gambar 11).

katan tidak terlalu banyak dibandmg pigmen Memarut Fennema (1984), fsktor-faktor dalam bentuk bubuk. Hal ini disebabkan kare- yang dapat mempengaruhi texjadinya reaksi na pekatan lebih mudah larut dalam air

di-

kimia pada produk selama proses penyimpa- banding bubuk karena pelcatan terdiri dani nan antara lain walctu dan

euhu,

perlindm pigmen ekstr&~eIuler yang mudah

&ak

gan terhadap cahaya, kontaminasi, pH, kon-

p d a suhu tinggi (Gambar 10). sentrwi O2 serh kemdcan fisik.

Hasil uji ini didukung oleh penelith Su-

-

trisno (1987). dimma kelarutan angkak dalam

Dalam

uji ini pigmen bubuk sebanyak 60

mg

dilrvutkan

dalam 10 ml air, sedangkan un-

tuk pekatan sebanyak 2 ml air

dakrm

10 ml haupcllyinpll.aW)

L b J t Pekaran :

I pluclk borlrpla a l ~ u n i u m tj plracik barlapla alumni- t) p l u c l m~t1.r. 0 plrrtik mciarr

[image:7.598.29.498.58.588.2]

I solar I P I I ~ I

Gambar 11. Pengaruh penyimpanan dan jenis

kemasan terhadap stabilitas pig- men merah angkak

KESIMPULAN

DAN

SARAN

k Keeimpulan

Stabilitas zat warna angkak dqengaruhi oleh suhu, lama pemanasan, sinar matahmi, oksidator serta pH asam. Stab- wama

merah pekatan angkak terhadap pengaruh

Gunbar 10. K e l a ~ t a n pigmen maah an* suhu adalah sebesar %,0 persen. Stabilitas

pada suhu yang berbeda wama merah pekatan angkak terhmdap pe- n@ sinar matahari s e k 9l,7 persen se-

dangkan bubuk angkak %,0 perseh stabilitas

warna merah pekatan an* terhmdap pe-

nganrh sinar matahari sebesar 76,3 persen.

(8)

Mil P~llcIb W I I . T c h l . h aIndwrtrl- Vol Wfi No. 2, 1997

I

pada pH 7,0, sedangkan dalam bentuk bubuk Monascus purpureus dalam medium limbah

kbih etabil

pada pH 9,2. kelebihan angkak da- cair tapioka, onggok dalam limbah padat

hm

bmtuk pekatan yaitu memiliki kelarutan tahu. Bul. Teknologi dan Industri Pangan. yang lebih

bas

&anding kelarutan bentuk 5 (3) : 60

-

64.

bubuk dalam air. Jenie, B.S.L., Helianti dan Fardiaz, S. 1994b. Setehh dieimpan selama 2 bulan, angkak Pemanfaatan limbah padat tahu dan tapio-

dalam

bentuk bubuk memiliki stabilitas sebe- ka untuk produksi pigmen merah oleh M e sar 52 penen sedangkan bentuk pekatan 46 nuscus putpureus. Bul. Teknologi dan

persen. l%mrm~ kadm pigmen merah su- Industri Pangan. 5 (2) : 22

-

29.

dab teiadi pada waktu penyimpanan 1 bulan. Jenie, B.S.L. 1995. Utilization of tofu and tap-

Zat warm angkak bubuk mau- ioca solid wastes and rice bran to produce p a pekatan lebih baik disimpan dalam kema- pigments by ~ o n putpureus m ~ in

sari g e b atau dengan polipropilen her- laph tofu @id waste medium. Indonesian

aluminium dibanding polipropilen mutiara. Food and Nutrition Progress. 2 (2) : 24 -

29.

B. Saran Sutrisno, A.D. 1987. Pembuatan dan pe-

Teknik pemeketan d h proses pembuat- ningkatan kualitas zat warna merah alami

an komentrat pigmen memiliki peran yang yang d i h n s i l h oleh Monascus prpureus

pentifig. pigme-

ha1

angkak m e n - sp. Di dalam : Risalah Seminar Bahan

pa).an SenYawa Yang sensitif terhadap panas- T a m b h Kimiawi. PAU Pangan dan

Untuk mencegah terjadinya kerusakan pig- Gi& Bogor.

men f i a t p m maka pedu teknik Wong, H.C. dan Koehler,

P.E.

1983. Produc- ~ e m e b t a n Yang paling kpat menda- tion of red water soluble Monasnrs pig- patkan hasil yang baik. ments. J. Food Sci. 48 : 1200

-

1203.

Pada waktu proses ekstraksi pigmen intra- seluler, selain

drgunakan

pelarut orgaruk se-

h h y a diiakukan juga pemecahan sel. Hal

ini

bertufuan

untuk mengurangi jumlah pig- men yang h h g akibat proses, karena mash banyak pigmen intraseluler yang belum terek-

etrak dalam ampas. Proses pemecahan sel da-

pat dhkukan antara lain dengan penghan-

curan sel secara fieik maupun dengan cara autolieie.

DAFTAR

PUSTAKA

B d e r , C.U. dan Koehler, P. E. 1980. Pigmen produced by Monascus prpureus with re- gard to quality and quantity. J. Food Sci

85 : 567

-

569

Fabre, C.E., Santem, A.L., Loret,

M.O.,

Baber-

ian, R., W e u x , A., Goma, G. dan Blanc, P.J. 1993. Production and food application of the red pigments of Monascus ruber.

J.

Food Sd. 58 : 1099

-

1102.

Fennema, 0. 1985. Chemical changes in food during processing : an overview. Di dalam

: Thomas, R. (ed.). Chemical

Changes

in

food During Processing. AVI Publishing AVI Publishing Co., New York.

Foote, C.S. 1985. Chemistry of Reactive Oxy-

gen

S-. Di dalam : Thomas, R. (ed). Chemical Changes in Fwd During Pro- cessing. AVI Publishing Co., New York. Jenie, B. S.L., Ridawati d m Winiati Pudji Ra-

Gambar

Gambar 1. Persiapan starter Genie et al.,
Gambar 4. Pengaruh bentuk zat warna ang-
Gambar 7. pengaruh sinar matahari terhadap
Gambar 11. Pengaruh penyimpanan dan jenis

Referensi

Dokumen terkait

Namun untuk saat ini hingga nanti tersedia data dari penelitian yang lebih besar dan relevan (seperti penelitian FREEDOM), maka ditekankan bahwa CABG tetap menjadi

Hasil penelitian yang diperoleh adalah Evaluasi Ergonomi dengan menggunakan metode ergoceklist belum diterapkan di PT Pertamina (Persero) RU IV Cilacap, Kondisi

Jika semua aspek di rata-rata maka prosentase kelayakan media pembelajaran e-book interaktif adalah sebesar 81% dengan kualifikasi sangat baik; (2) keterlaksanaan

Kautsar yang senantiasa putra putrinya sudah di sekolahkan di SD tersebut. Seperti ungkapan kelapa sekolah SD IT Muhammadiyah Al-kautsar, mengungkapkan bahwa

Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah yang terdiri atas kegiatan mengamati (untuk

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunian-Nya penyusunan skripsi dengan judul Pengaruh Kualitas Auditor, Karakteristik

Keuntungan khusus untuk ruang bawah-bawah yang berada pada bawah tanah MAT (Muka air tanah) adalah dapat menyekat air tanah. Bangunan bawah tanah yang lantainya terletak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui akibat hukum perkawinan beda agama dari putusan Judicial Review Mahkamah Konstitusi No.68/PUU-XII/2014 atas Pasal 2 ayat(1) Undang-