LAMPIRAN PRAKTIKUM
PT. SOCFIN INDONESIA
Judul Percobaan aaaaaa :”PENGGUNAAN INVERTER UNTUK PENGATURAN PUTARAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR
SANGKAR (Aplikasi Pada Pompa Air Boiler PT.
Socfin Indonesia Kec. Dolok Masihul, Kab. Deli
Serdang Sumatera Utara)”
Tanggal Praktikum : 22 Juni 2016
Nama-nama praktikan : 1. MICHAEL SIBARANI
NIM. 120402093
Alat-alat yang digunakan : 1. Motor induksi tiga fasa
2. Pompa air boiler
3. Inverter tiga fasa
4. Power factor control
5. MCB
DATA PERCOBAAN TUGAS AKHIR
1. Pengaturan Frekuensi
Tabel 1. Perubahan Frekuensi Terhadap Kecepatan Putaran
Frekuensi
(Hz)
Tegangan
(Volt)
Kecepatan Putaran Motor yang dihasilkan (RPM)
Beban (KWatt)
15 22 30 35 45 58 60 75
40 Hz 380 V 2370 2297 2247 2207 2107 2097 1990 1950
42,5 Hz 380 V 2448 2376 2326 2306 2296 2276 2180 2130
45 Hz 380 V 2665 2570 2540 2510 2490 2370 2240 2210
47,5 Hz 380 V 2791 2687 2657 2637 2609 2587 2480 2458
50 Hz 380 V 2970 2924 2904 2894 2795 2624 2555 2504
52,5 Hz 380 V 3100 3080 3070 3020 2990 2960 2898 2850
55 Hz 380 V 3287 3267 3247 3207 3197 3167 3050 3010
2. Pengaturan Tegangan
3. Data Masukan Motor Untuk Penggerak Pada Pompa Air Boiler
Tabel 3. Data input motor untuk penggerak pada pompa air boiler
4. Data pada Masukan Motor Pada Pompa Air Boiler
Tabel 4. Data pada masukan motor pada pompa air boiler
Pembebanan Tegangan (kV) Arus (I) Pf
100 % 0,415 128 0,55
Asisten
DAFTAR PUSTAKA
1. Fritzgerald, “Electric Machines and Application”, PT. Mc Graw, Hill
Kogakusha, 1971
2. Mochtar Wijaya ST, “Dasar-dasar Mesin Listrik”, PT. Erlangga, Djambatan,
1981
3. Djuhana Djoekardi, “Mesin-mesin Listrik Motor Induksi”, Universitas Trisakti,
Jakarta,1996
4. Rashid, “Power Electronics And Application”, PT. Erlangga, Jakarta, 1990
5. Zuhal, “Dasar Teknik Tenaga Listrik”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
1993
6. Abdul Kadir, “Mesin Tak Serempak”, PT. Erlangga, Djambatan, 1981
7. Fritzgerald, “Electric Machines 3rd Edition”, PT. Mc Graw, Hill Kogakusha,
1971
8. Lister, “Mesin dan Rangkaian Listrik”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
1990
9. Rashid, “Power Electronics”, PT. Erlangga, Jakarta, 1990
10.aaZuhal, “Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya”, PT.
aaaaaaaaGramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1993
11. M.V. Deshpande, “Electric Motors Application and Control”, PT. Wheleer,
aNew aDelhi, 1990
12. B.L. Theraja,“A Textbook of Electrical Technology Vol. II AC & DC
aaaaaaaMachines”, S.Chand Company, New Delhi, 2000
13. https://id.wikipedia.org//wiki/Turbin_uap
14. Andriani Parastiwi 2014. “Pengaturan Tegangan Dan Frekuensi Pada Motor
aInduksi Sebagai Generator” Jurnal ELTEK (Diakses pada tanggal 20 Juni
a2016)
dan Electronic Load Controller”Jurnal Penelitian (Diakses pada tanggal 16 Juni
2016)
16. Teguh Prayudi 2006. “Pemasangan Variabel Speed Drives (VSD) Pada Fan
Untuk Menurunkan Penggunaan Listrik Di Industri Semen ” Jurnal Penelitian
(Diakses pada tanggal 12 Juni 2016)
17. Rahardjo, Yadi Yunus 2010. “Perbaikan Faktor Daya Motor Induksi Tiga
Fasa” Jurnal Penelitian (Diakses pada tanggal 21 Juni 2016)
18.aTeguh Prayudi, Wiharja 2006. “Peningkatan Faktor Daya Dengan Pemasangan Bank Kapasitor Untuk Penghematan Listrik Di Industri Semen”
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan diPabrik Kelapa Sawit PT. Socfin Indonesia Lubuk
Pakam.Kec. Dolok Masihol, Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara. Penelitian
dilaksanakan apada minggu aketiga bulan Juni. Lama penelitian berkisar 6-7 jam.
3.2 Bahan dan Peralatan
Adapun bahan dan peralatan yang diperlukan dalam melaksanakan penelitian
untuk melakukan percobaan untuk tugas akhir adalahasebagai berikuta: 1. Motor Induksi Tiga Fasa
2. Pompa Air Boiler
3. Inverter Tiga Fasa
4. Air Bawah Tanah (Untuk Pompa Air Boiler)
3.3 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Penelitian dilaksanakan di Pabrik Kelapa Sawit PT.
Socfin Indonesia Lubuk Pakam.Kec. Dolok Masihol, Kab. Deli Serdang, Sumatera
Utarayang akan dilaksanakan melalui beberapa proses percobaan dan dilakukan sesuai
dengan rangkaian percobaan, kemudian akan diperoleh data yang akan dianalisis pada
tahap berikutnya untuk memperoleh hasil pengaturan kecepatan putaran dan efisiensi
yang dihasilkan. Cara ini dilakukan dengan mengatur frekuensi dan tegangan
menggunakan inverter dengan motor induksi, kemudian hasil yang didapat akan
disesuaikan dengan penggunaan pada pompa air boilerapengaruh adari apenggunaan inverter mengatur frekuensi dan teganganbeberapa proses percobaan dan
dilakukanbeberapa proses percobaan dan dilakukan sesuai dengan rangkaian percobaan
3.4 Variabel yang diamati
Pada apenelitian aini avariabel yang akan diamati untuk tugas akhir adalaha: • Kecepatan putaran motor pada kondisi beban yang diatur untuk percobaan.
• Teganganyang disupplai motor yang diatur pada kondisi beban yang diatura
untuk percobaan dan juga melakukan pengaturan tegangan motor.
• Frekuensi yang megalir saat tegangan mengalir ke motor pada kondisi beban
3.5 Flowchart Penelitian
Berdasarkan diagram alirberikut dijelaskan secara skematik prosedur penelitian
akan dilakukan untuk mengambil data hasil percobaan di tugas akhira:
3.6 Prosedur penelitian
3.6.1 Rangkaian percobaan
Saat sebelum memulai percobaan, terlebih dahulu dibuat rangkaian percobaan
sesuai dengan percobaan yang dilakukan. Pada saat percobaan, hal-hal yang harus dapat
dicermati agar tidak terjadi adanya kesalahan dan juga harus dijaga agar dapat
menghasilkan suatu data yang baik dan benar. Adapun diagram skematik pecobaan
ayangajuga akemudian akan digunakan adalah seperti gambar berikuta:
2. Diagram rangkaian percobaan pengaturan tegangan
a) Mengalir tegangan dari sumber yaitu tegangan jala-jala dengan tegangan yaitu
tegangan tiga fasa.
b) MCB di posisi dalam keadaan hidup agar befungsi sebagai pengaman dan juga
sebagai penghubung.
c) Inverter menerima tegangan tiga fasa dari PLN lalu frekuensi diatur dimulai
dari pengaturan frekuensi dari 40 Hz, 42,5 Hz, 45 Hz, 47,5 Hz,50 Hz, 52,5 Hz,
55Hzadana57,5Hz melakukan pengambilan data percobaan.
d) Dicatat hasil kecepatan putaran yang diatur dari inverter yang dimulai dari
pengaturan frekuensi dari 40 Hz hingga 57,5 Hz.
e) Kemudian motor induksi tiga fasa bergerak sesuai dengan pengaturan frekuensi
yang dilakukan dan putaran dari motor induksi tersebut menggerakkan pompa
air boiler.
f) Dicatat hasil debit air dan tekanan uap yang dihasilkan dengan menggunakan
motor induksi tiga fasa berdasarkan pengaturan frekuensi
g) Percobaan selesai.
2. Prosedur percobaan pengaturan tegangan.
a) Mengalir tegangan dari sumber yaitu tegangan jala-jala dengan tegangan yaitu
tegangan tiga fasa.
b) MCB di posisi dalam keadaan hidup agar befungsi sebagai pengaman dan juga
sebagai penghubung.
c) Inverter menerima tegangan tiga fasa dari PLN lalu tegangan diatur dimulai dari
pengaturan tegangan dari 380 V, 385 V, 390 V, 395 V, 400 V, 405 V, 410 V
dan 415 V saat melakukan pengambilan data percobaan.
d) Dicatat hasil kecepatan putaran yang diatur dari inverter yang dimulai dari
pengaturan tegangan dari 380 V hingga 415 V.
e) Kemudian motor induksi tiga fasa bergerak sesuai dengan pengaturan tegangan
yang dilakukan dan putaran dari motor induksi tersebut menggerakkan pompa
air boiler.
f) Dicatat hasil debit air dan tekanan uap yang dihasilkan dengan menggunakan
motor induksi tiga fasa berdasarkan pengaturan tegangan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Umum
Motor Induksi adalah suatu mesin listrik yang berfungsi mengubah energi
listrik arus bolak-balik menjadi energi gerak atau energi mekanik, dimana energi gerak
mekanik tersebut adalah putaran rotor.Motor Induksi adalah suatu mesin listrik yang
berfungsiamengubahaenergialistrikaarusabolak-balikamenjadiaenergi yang gerak pada mekanisaatauaenergiamekanik,adimanaaenergiagerakatersebutaadalahaputaranayangadi atur.
Pengaturan putaran motor dengan menggunakaan Inverter digunakan untuk
pengaturan putaran rotor motor induksi dengan suplai tegangan listrik arus bolak-balik.
Dimana tegangan listrik arus bolak-balik diubah menjadi teganganlistrik arus searah
lalu menjadi tegangan listrik arus bolak-balik yang tegangannya dapat diatur dengan
menggunakan alat yaitu dengan inverter.
Pengaturan putaran disini dilakukan agar rentang pengaturan putaran tersebut
menjadi lebar dan juga menjadi lembut untuk digunakan sebagai motor penggerak
pompa air boiler. Pompa air boiler digunakan untuk memompakan air yang diperlukan
untuk boiler bergantung pada pembebanan yang diperlukan untuk boiler. Pemompaan
ini juga menggunakan air yang berasal dari air bawah tanah yang juga mengalami
beberapa proses agar bahan dari pembentuk boiler tidak terjadi adanya karat yang
timbuldimana tegangan listrik arus bolak-balik diubah menjadi tegangan listrik arus
searahlalu menjadi tegangan listrik arus bolak-balikyang tegangannya dapat diatur
4.2 Data Percobaan
Dari hasil penelitian percobaan motor induksi 3 fasa dengan menggunakan
inverterdi Pabrik Kelapa Sawit PT. Socfin Indonesia Kec. Dolok Masihul, Kab. Deli
Serdang Sumatera Utara pada pompa air boiler dengan data pengujian sebagai berikut:
Va(PLN)a=a380aVolta(3fasa) P (Motor Induksi 3 fasa) = 75 kW (100 HP)
= 2950 rpm
I = 128 A
Kutub = 2
4. 2. 1 Data percobaan Motor induksi 3 fasa mengatur frekuensi.
Berikut data yang diperoleh dari pengujian motor induksi 3 fasa di Pabrik
Kelapa Sawit PT. Socfin Indonesia Kec. Dolok Masihul, Kab. Deli Serdang Sumatera
Utara pada pompa air boiler:
Tabel 4.1 Data hasil pengukuran perubahan frekuensi terhadap kecepatan putaran
Cara mengambil data dari tabel yaitu dengan melakukan suatu pengaturan pada
inverter dengan mengatur frekuensi yang bersamaan dengan mengatur tegangan yang
dilakukan agar menjaga keseimbangan fluks magnetik pada saat pengaturan frekuensi
yang diperhatikan saat pengambilan data. Lalu kemudian nilai dari putaran motor
induksi tersebut dicantumkan secara langsung pada alat ukur untuk mengetahui putaran
motor.
4. 2. 2 Data percobaan Motor induksi 3 fasa mengatur tegangan.
Berikut data yang diperoleh dari pengujian motor induksi 3 fasa di Pabrik
Kelapa Sawit PT. Socfin Indonesia Kec. Dolok Masihul, Kab. Deli Serdang Sumatera
Utara pada pompa air boiler:
Tabel 4.2 Data hasil pengukuran perubahan tegangan terhadap kecepatan putaran
Frekuensi
Pada pengambilan data awalnya berdasarkan pada prosedur yang ada pada bab
yang ada dan juga secara teliti saat mengambil data tersebut agar tidak terjadi kesalahan
saat mengambil data yang ada. Prosedur yang tertera dilakukan dengan cermat agar
tidak salah saat mengambil data.
4. 2. 3 Data percobaan dari motor untuk penggerak pada pompa air boiler.
Tabel 4.3 Data masukan dari motor untuk penggerak pada pompa air boiler.
Tek.Awal Tek. Akhir Cos phi Aliran
menghitung air yang dihasilkan dari pompa dengan rumus pada persamaan
2.6.Kemudian ditentukan kembali nilai Q dengan rumus yang berbeda untuk satuan
yang berbeda dan nilai v menggunakan alat current meter lalu nilai Q dengan
menggunakan rumus pada persamaan 2.7.
4.2.4 Data pada motor untuk digunakan pada pompa air boiler.
Tabel 4.4 Data dari motor induksi untuk digunakan pada pompa air boiler.
Tegangan (kV) Cos T Daya motor yang digunakan (%)
Arus (I)
4.3 Analisis Data
Dari data hasil penelitian di Pabrik Kelapa Sawit PT. Socfin Indonesia Kec.
Dolok Masihul, Kab. Deli Serdang Sumatera Utara pada pompa air boiler :
4.3.1. Perbandingan Data Kecepatan Putaran Motor Induksi (Satuan RPM)
aaaaaaAntara Data Hasil Percobaan Dengan Hasil Teori
Berdasarkan suplai tegangan yang digunakan dalam penelitian di Pabrik Kelapa
Sawit PT. Socfin Indonesia Kec. Dolok Masihul, Kab. Deli Serdang Sumatera Utara
pada pompa air boiler dengan menggunakan Persamaan 2.1 dan Persamaan 2.2:
4.3.1.1 Pengaturan Frekuensi
Dari hasil pada tabel pengaturan frekuensi dapat dilihat perbandingan antara
perhitungan dengan rumus pada persamaan 2.1 dan dengan percobaan yang memiliki
perbandingan sebagai berikut :
Data 1
Pada frekuensi 40 Hz dengan tegangan 380 V dengan kecepatan putaran 2370 rpm
pada tanpa beban, kecepatan putaran 2297 rpm pada berbeban 38 kW, kecepatan
putaran 2207 rpm pada berbeban 56 kW dan kecepatan putaran 2190 rpm pada
berbeban 75 kW.
Dari perhitungan, didapat :
=
+ < U+=
2400 rpmSehingga perbandingannya : Saat tanpa beban = 2370 : 2400
Hasilnya = 1 : 1,012
Kesimpulan: Penggunaan inverter tidak melebihi hasil dari perhitungan theori
Sehingga perbandingannya : Saat berbeban = (2297+2207+2190)/3 : 2400
Hasilnya = 1 : 1,075
Data 2
Pada frekuensi 42,5 Hz dengan tegangan 380 V dengan kecepatan putaran 2448
rpm pada tanpa beban,kecepatan putaran 2376 rpm pada berbeban 38 kW,
kecepatan putaran 2296 rpm pada berbeban 56 kW dan kecepatan putaran 2180
rpm pada berbeban 75 kW.
Dari perhitungan, didapat :
=
+ < U ,V=
2550 rpmSehingga perbandingannya : Saat tanpa beban = 2448 : 2550
Hasilnya = 1 : 1,041
Kesimpulan: Penggunaan inverter tidak melebihi hasil dari perhitungan theori
Sehingga perbandingannya : Saat berbeban = (2376+2296+2180)/3 : 2400
Hasilnya = 1 : 1,050
Kesimpulan: Penggunaan inverter tidak melebihi hasil dari perhitungan theori
Data 3
Pada frekuensi 45 Hz dengan tegangan 380 V dengan kecepatan putaran 2665 rpm
pada tanpa beban,kecepatan putaran 2570 rpm pada berbeban 38 kW, kecepatan
putaran 2490 rpm pada berbeban 56 kW dan kecepatan putaran 2340 rpm pada
berbeban 75 kW.
Dari perhitungan, didapat :
=
+ < UV=
2700 rpmSehingga perbandingannya : Saat tanpa beban = 2665 : 2700
Hasilnya = 1 : 1,013
Kesimpulan: Penggunaan inverter tidak melebihi hasil dari perhitungan theori
Sehingga perbandingannya : Saat berbeban = (2570+2490+2340)/3 : 2700
Hasilnya = 1 : 1,094
Data 4
Pada frekuensi 47,5 Hz dengan tegangan 380 V dengan kecepatan putaran 2791
rpm pada tanpa beban,kecepatan putaran 2687 rpm pada berbeban 38 kW,
kecepatan putaran 2609 rpm pada berbeban 56 kW dan kecepatan putaran 2580
rpm pada berbeban 75 kW.
Dari perhitungan, didapat :
=
+ < UW,V=
2850 rpmSehingga perbandingannya : Saat tanpa beban = 2791 : 2850
Hasilnya = 1 : 1,021
Kesimpulan: Penggunaan inverter tidak melebihi hasil dari perhitungan theori
Sehingga perbandingannya : Saat berbeban = (2687+2609+2580)/3 : 2850
Hasilnya = 1 : 1,085
Kesimpulan: Penggunaan inverter tidak melebihi hasil dari perhitungan theori
Data 5
Pada frekuensi 50 Hz dengan tegangan 380 V dengan kecepatan putaran 2970 rpm
pada tanpa beban,kecepatan putaran 2924 rpm pada berbeban 38 kW, kecepatan
putaran 2895 rpm pada berbeban 56 kW dan kecepatan putaran 2755 rpm pada
berbeban 75 kW.
Dari perhitungan, didapat :
=
+ < V+=
3000 rpmSehingga perbandingannya : Saat tanpa beban = 2970 : 3000
Hasilnya = 1 : 1,01
Kesimpulan: Penggunaan inverter tidak melebihi hasil dari perhitungan theori
Sehingga perbandingannya : Saat berbeban = (2924+2895+2755)/3 : 3000
Hasilnya = 1 : 1,049
Data 6
Pada frekuensi 52,5 Hz dengan tegangan 380 V dengan kecepatan putaran 3100
rpm pada tanpa beban,kecepatan putaran 3080 rpm pada berbeban 38 kW,
kecepatan putaran 3040 rpm pada berbeban 56 kW dan kecepatan putaran 2988
rpm pada berbeban 75 kW.
Dari perhitungan, didapat :
=
+ < V ,V=
3150 rpmSehingga perbandingannya : Saat tanpa beban = 2970 : 3150
Hasilnya = 1 : 1,06
Kesimpulan: Penggunaan inverter tidak melebihi hasil dari perhitungan theori
Sehingga perbandingannya : Saat berbeban = (3080+3040+2988)/3 : 3150
Hasilnya = 1 : 1,037
Kesimpulan: Penggunaan inverter tidak melebihi hasil dari perhitungan theori
Data 7
Pada frekuensi 55 Hz dengan tegangan 380 V dengan kecepatan putaran 3287 rpm
pada tanpa beban,kecepatan putaran 3267 rpm pada berbeban 38 kW, kecepatan
putaran 3197 rpm pada berbeban 56 kW dan kecepatan putaran 3150 rpm pada
berbeban 75 kW.
Dari perhitungan, didapat :
=
+ < VV=
3300 rpmSehingga perbandingannya : Saat tanpa beban = 3267 : 3300
Hasilnya = 1 : 1,01
Kesimpulan: Penggunaan inverter tidak melebihi hasil dari perhitungan theori
Sehingga perbandingannya : Saat berbeban = (3267+3197+3150)/3 : 3300
Hasilnya = 1 : 1,029
Data 8
Pada frekuensi 57,5 Hz dengan tegangan 380 V dengan kecepatan putaran 3430
rpm pada tanpa beban,kecepatan putaran 3397 rpm pada berbeban 38 kW,
kecepatan putaran 3344 rpm pada berbeban 56 kW dan kecepatan putaran 3297
rpm pada berbeban 75 kW.
Dari perhitungan, didapat :
=
+ < VW,V=
3450 rpmSehingga perbandingannya : Saat tanpa beban = 3430 : 3450
Hasilnya = 1 : 1,005
Kesimpulan: Penggunaan inverter tidak melebihi hasil dari perhitungan theori
Sehingga perbandingannya : Saat berbeban = (3397+3344+3297)/3 : 3450
Hasilnya = 1 : 1,031
Kesimpulan:Penggunaan inverter tidak melebihi hasil dari perhitungan theori
Dari perhitungan tersebut pengoperasian motor induksi 3 fasa dengan inverter
dapat disimpulkanbahwa penggunaan inverter tidak melebihi hasil dari perhitungan
teori
4.3.1.2Pengaturan Tegangan
Dari hasil pada tabel pengaturan tegangan dapat dilihat perbandingan antara
perhitungan dengan rumus pada persamaan 2.1 dan persamaan 2.2dan juga untuk
menyesuaikannya juga dipakai penggabungan antara dua rumus menjadi satu rumus
lalu digunakan dengan perhitungan dan dengan percobaan yang memiliki perbandingan
sebagai berikut :
Data 1
Pada tegangan 380 V dengan frekuensi 50 Hz dengan kecepatan putaran 3089 rpm
putaran 2950 rpm pada berbeban 56 kW dan kecepatan putaran 2904 rpm pada
berbeban 75 kW.
Dariaperhitungan,adidapata:a =a 6X+ < +
U,UU 8 < W < +.+ 6 aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa aaa aa = 3100 rpmaaaaaaaa
Sehingga perbandingannya : Saat tanpa beban = 3089 : 3100
Hasilnya = 1 : 1,003
Kesimpulan: Penggunaan inverter tidak melebihi hasil dari perhitungan theori
Sehingga perbandingannya : Saat berbeban = (2994+2950+2904)/3 : 3100
Hasilnya = 1 : 1,051
Kesimpulan: Penggunaan inverter tidak melebihi hasil dari perhitungan theori
Data 2
Pada tegangan 385 V dengan frekuensi 50 Hz dengan kecepatan putaran 3101 rpm
pada tanpa beban,kecepatan putaran 3084 rpm pada berbeban 38 kW, kecepatan
putaran 3040 rpm pada berbeban 56 kW dan kecepatan putaran 2998 rpm pada
berbeban 75 kW.
Dari perhitungan, didapat : = 6XV < + U,UU 8 < W < +.+ 6
= 3141 rpmaaaaaaaaa
Sehingga perbandingannya : Saat tanpa beban = 3101 : 3141
Hasilnya = 1 : 1,012
Kesimpulan: Penggunaan inverter tidak melebihi hasil dari perhitungan theori
Sehingga perbandingannya : Saat berbeban = (3084+3040+2998)/3 : 3141
Hasilnya = 1: 1,032
Data 3
Pada tegangan 390 V dengan frekuensi 50 Hz dengan kecepatan putaran 3131 rpm
pada tanpa beban,kecepatan putaran 3010 rpm pada berbeban 38 kW, kecepatan
Sehingga perbandingannya : Saat tanpa beban = 3131 : 3182
Hasilnya = 1 : 1,016
Kesimpulan: Penggunaan inverter tidak melebihi hasil dari perhitungan theori
Sehingga perbandingannya : Saat berbeban = (3010+2994+2950)/3 : 3182
Hasilnya = 1 : 1,066
Kesimpulan: Penggunaan inverter tidak melebihi hasil dari perhitungan theori
Data 4
Pada tegangan 395 V dengan frekuensi 50 Hz dengan kecepatan putaran 3180 rpm
pada tanpa beban,kecepatan putaran 3140 rpm pada berbeban 38 kW, kecepatan
Sehingga perbandingannya : Saat tanpa beban = 3180 : 3223
Hasilnya = 1 : 1,013
Kesimpulan: Penggunaan inverter tidak melebihi hasil dari perhitungan theori
Hasilnya = 1 : 1,041
Kesimpulan: Penggunaan inverter tidak melebihi hasil dari perhitungan theori
Data 5
Pada tegangan 400 V dengan frekuensi 50 Hz dengan kecepatan putaran 3200 rpm
pada tanpa beban,kecepatan putaran 3190 rpm pada berbeban 38 kW, kecepatan
Sehingga perbandingannya : Saat tanpa beban = 3200 : 3264
Hasilnya = 1 : 1,02
Kesimpulan: Penggunaan inverter tidak melebihi hasil dari perhitungan theori
Sehingga perbandingannya : Saat berbeban = (3190+3170+3159)/3 : 3264
Hasilnya = 1 : 1,028
Kesimpulan: Penggunaan inverter tidak melebihi hasil dari perhitungan theori
Data 6
Pada tegangan 405 V dengan frekuensi 50 Hz dengan kecepatan putaran 3280 rpm
pada tanpa beban,kecepatan putaran 3240 rpm pada berbeban 38 kW, kecepatan
Sehingga perbandingannya : Saat tanpa beban = 3280 : 3304
Kesimpulan: Penggunaan inverter tidak melebihi hasil dari perhitungan theori
Sehingga perbandingannya : Saat berbeban = (3240+3199+3179)/3 : 3304
Hasilnya = 1 : 1,030
Kesimpulan: Penggunaan inverter tidak melebihi hasil dari perhitungan theori
Data 7
Pada tegangan 410 V dengan frekuensi 50 Hz dengan kecepatan putaran 3300 rpm
pada tanpa beban,kecepatan putaran 3280 rpm pada berbeban 38 kW, kecepatan
Sehingga perbandingannya : Saat tanpa beban = 3300 : 3345
Hasilnya = 1 : 1,01
Kesimpulan: Penggunaan inverter tidak melebihi hasil dari perhitungan theori
Sehingga perbandingannya : Saat berbeban = (3280+3240+3198)/3 : 3345
Hasilnya = 1 : 1,019
Kesimpulan: Penggunaan inverter tidak melebihi hasil dari perhitungan theori
Data 8
Pada tegangan 415 V dengan frekuensi 50 Hz dengan kecepatan putaran 3350 rpm
Sehingga perbandingannya : Saat tanpa beban = 3350 : 3386
Hasilnya = 1 : 1,010
Kesimpulan: Penggunaan inverter tidak melebihi hasil dari perhitungan theori
Sehingga perbandingannya : Saat berbeban = (3299+3270+3240)/3 : 3386
Hasilnya = 1 : 1,035
Kesimpulan: Penggunaan inverter tidak melebihi hasil dari perhitungan theori
4.3.2. Perhitungan Daya Masuk Pada Motor Induksi Tiga Fasa
Berdasarkan suplai tegangan yang digunakan dalam penelitian di Pabrik Kelapa
Sawit PT. Socfin Indonesia Kec. Dolok Masihul, Kab. Deli Serdang Sumatera Utara
untuk mengetahui daya masuk yang dibutuhkan untuk kerja motor induksi tiga fasa
yang dihasilkan maka menggunakan rumus pada persamaan 2.5 dan kemudian untuk
mengetahui daya masuk pada motor induksi untuk tiap pembebanan maka dihitung
berdasarkan keperluan dari pembebanan pada pompa air boiler yaitu dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut :
Data 1
Daya masukan dari motor pada kondisi nilai cos phi 0,18 adalah :
Daya masukan motor = √3 x * CosΦ
= √3 x 380 x 128 x 0,18
= 15164,4512 Watt
= 15 kWatt
Data 2
Daya masukan motor = √3 x * CosΦ
= √3 x 380 x 128 x 0,26
= 21904,2073 Watt
= 22 kWatt
Data 3
Daya masukan dari motor pada kondisi nilai cos phi 0,36 adalah :
Daya masukan motor = √3 x * CosΦ
= √3x380x128x0,36
= 30328,9024 Watt
= 30 kWatt
Data 4
Daya masukan dari motor pada kondisi nilai cos phi 0,42 adalah :
Daya masukan motor = √3 x * CosΦ
= √3 x 380 x 128 x 0,42
= 35383,7195 Watt
= 35 kWatt
Data 5
Daya masukan motor = √3 x * CosΦ
= √3 x 380 x 128 x 0,54
= 45493,3536 Watt
= 45 kWatt
Data 6
Daya masukan dari motor pada kondisi nilai cos phi 0,69 adalah :
Daya masukan motor = √3 x * CosΦ
= √3 x 380 x 128 x 0,69
= 58130,3963 Watt
= 58 kWatt
Data 7
Daya masukan dari motor pada kondisi nilai cos phi 0,72 adalah :
Daya masukan motor = √3 x * CosΦ
= √3 x 380 x 128 x 0,72
= 60657,8049 Watt
= 60 kWatt
Data 8
Daya masukan motor = √3 x * CosΦ
= √3 x 380 x 128 x 0,89
= 75 kWatt
4.3.3. Perhitungan Daya Keluar Pada Pompa Air Boiler
Berdasarkan suplai tegangan yang digunakan dalam penelitian di Pabrik Kelapa
Sawit PT. Socfin Indonesia Kec. Dolok Masihul, Kab. Deli Serdang Sumatera Utara
untuk mengetahui daya masuk yang dibutuhkan untuk kerja motor induksi tiga fasa
yang dihasilkan maka menggunakan rumus pada persamaan 2.4 dan kemudian untuk
mengetahui daya masuk pada motor induksi untuk tiap pembebanan maka dihitung
berdasarkan keperluan dari pembebanan pada persamaan sebagai berikut :
Data 1
Daya yang diperlukan untuk pengoperasian pompa pada kondisi nilai cos phi
0,18a:
Debit = 8,5I6/` I
Bagian Pembuangan (H) = 450 m
> = 1000 kg/I6
Daya keluaran untuk Pompa Air Boiler pada kondisi nilai cos phi 0,18a:
Daya keluaran untuk pompa = (7 < a < b < c) ( +++ < 6=++)
Daya keluaran untuk pompa = ( +++ < + < X,V < UV+) ( +++ < 6=++)
Data 2
Daya yang diperlukan untuk pengoperasian pompa pada kondisi nilai cos phi
0,26a:
Debit = 11 I6/` I
Bagian Pembuangan (H) = 420 m
> = 1000 kg/I6
Daya keluaran untuk Pompa Air Boiler pada kondisi nilai cos phi 0,26a:
Daya keluaran untuk pompa = (7 < a < b<c) ( +++ < 6=++)
Daya keluaran untuk pompa = ( +++ < + < < U +) ( +++ < 6=++)
Daya keluaran untuk pompa = 12,83 kW
Data 3
Daya yang diperlukan untuk pengoperasian pompa pada kondisi nilai cos phi
0,36a:
Debit = 14,5I6/` I
Bagian Pembuangan (H) = 407 m
> = 1000 kg/I6
Daya keluaran untuk pompa = (7 < a < b < c) ( +++ < 6=++)
Daya keluaran untuk pompa = ( +++ < + < U,V < U+W) ( +++ < 6=++)
Daya keluaran untuk pompa = 16,39 kW
Data 4
Daya yang diperlukan untuk pengoperasian pompa pada kondisi nilai cos phi
0,42a:
Debit = 18 I6/` I
Bagian Pembuangan (H) = 400 m
> = 1000 kg/I6
Daya keluaran untuk Pompa Air Boiler pada kondisi nilai cos phi 0,42a:
Daya keluaran untuk pompa = (7 < a < b < c) ( +++ < 6=++)
Daya keluaran untuk pompa = ( +++ < + < X < U++) ( +++ < 6=++)
Daya keluaran untuk pompa = 20 kW
Data 5
Daya yang diperlukan untuk pengoperasian pompa pada kondisi nilai cos phi
0,54a:
Bagian Pembuangan (H) = 390 m
> = 1000 kg/I6
Daya keluaran untuk Pompa Air Boiler pada kondisi nilai cos phi 0,54a:
Daya keluaran untuk pompa = (7 < a < b < c) ( +++ < 6=++)
Daya keluaran untuk pompa = ( +++ < + < + < 6Z+) ( +++ < 6=++)
Daya keluaran untuk pompa = 21,67 kW
Data 6
Daya yang diperlukan untuk pengoperasian pompa pada kondisi nilai cos phi
0,69a:
Debit = 22 I6/` I
Bagian Pembuangan (H) = 387 m
> = 1000 kg/I6
Daya keluaran untuk Pompa Air Boiler pada kondisi nilai cos phi 0,69a:
Daya keluaran untuk pompa = (7 < a < b < c) ( +++ < 6=++)
Daya keluaran untuk pompa = ( +++ < + < < 6XW) ( +++ < 6=++)
Data 7
Daya yang diperlukan untuk pengoperasian pompa pada kondisi nilai cos phi
0,72a:
Debit = 24,5I6/` I
Bagian Pembuangan (H) = 375 m
> = 1000 kg/I6
Daya keluaran untuk Pompa Air Boiler pada kondisi nilai cos phi 0,69a:
Daya keluaran untuk pompa = (7 < a < b< c) ( +++ < 6=++)
Daya keluaran untuk pompa = ( +++ < + < U,V < 6WV) ( +++ < 6=++)
Daya keluaran untuk pompa = 25,52 kW
Data 8
Daya yang diperlukan untuk pengoperasian pompa pada kondisi nilai cos phi
0,89a:
Debit = 26,7I6/` I
Bagian Pembuangan (H) = 370 m
> = 1000 kg/I6
Daya keluaran untuk pompa = (7 < a < b < c) ( +++ < 6=++)
Daya keluaran untuk pompa = ( +++ < + < =,W < 6W+) ( +++ < 6=++)
Daya keluaran untuk pompa = 27,441 kW
Tabel 4.5 Perhitungan dari daya keluar pada pompa air boiler
>
Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan rumus pada persamaan 4.1
yang dimana pada persamaan ini juga dapat diambil referensi bahwa ini merupakan
bagian kerja dari motor induksi tiga fasa rotor sangkar dengan pengaturan
menggunakan inverter untuk mengatur pompa air boiler pada saat melakukan
Tabel 4.6 Daya masuk yang dibutuhkan untuk pompa air boiler pada debit air
Daya masukan motor (kW) Debit Air (m6/jam)
15 kW 8,5m6/jam
22 kW 11m6/jam
30 kW 14,5m6/jam
35 kW 18m6/jam
45 kW 20m6/jam
58 kW 22m6/jam
60 kW 24,5m6/jam
75 kW 26,7m6/jam
Aaaa
aaCara mengambil data dengan menyesuaikan debit yang dihasilkan saat dihasilkan pada daya masukan motor induksi dan juga melakukan penyesuaian terhadap
debit yang diperlukan dan juga dipakai dalam menentukan suatu pengambilan atau
pemilihan data yang sesuai dan juga dengan yang sesuai antara debit air dengan daya
pada motor induksi tiga fasa rotor sangkar dan diatur dengan inverter yang juga dimana
ada bagian yang dimana juga terdapat di antara bagian yang dimana juga terdapat suatu
bagian yang ada dimana juga untuk membentuk dan mneghasilkan suatu proses dan
juga dipakai dalam menentukan suatu pengambilan atau pemilihan data yang sesuai dan
Tabel 4.7 Daya masukan dari motor ke pompa air boiler terhadap beban
Daya masukan motor (kW) Cos phi motor
15 kW 0,18
22 kW 0,26
30 kW 0,36
35 kW 0,42
45 kW 0,54
58 kW 0,69
60 kW 0,72
75 kW 0,89
Cara mengambil data dengan menyesuaikan pembebanan yang dilakukan
terhadap pompa air boiler dengan daya masukan motor induksi yang dikopel dengan
pompa air boiler.
4.3.4 Perhitungan Efisiensi Pada Motor Induksi Tiga Fasa
Dari percobaan, dapat dilakukan perhitungan untuk efisiensi dari motor induksi
dengan pompa menggunakan rumus pada persamaan 2.8 sebagai berikut :
Dataa1
Efisiensi motor induksi yang digunakan pada pada kondisi nilai cos phi 0,18
% n = LMNO L4P
% n = +,= V V aaaaaa
% n = 70,8 %
Dataa2
Efisiensi motor induksi yang digunakan pada pada kondisi nilai cos phi 0,26
adalah :
% n = LMNO L4P
% n = ,X6aaaaaa
% n = 58,3 %
Dataa3
Efisiensi motor induksi yang digunakan pada pada kondisi nilai cos phi 0,36
adalah :
% n = LMNO L4P
% n = =,6Z 6+ aaaaaa
Dataa4
Efisiensi motor induksi yang digunakan pada pada kondisi nilai cos phi 0,42
adalah :
% n = LMNO L4P
% n = + 6Vaaaaaa
% n = 57,1 %
Dataa5
Efisiensi motor induksi yang digunakan pada pada kondisi nilai cos phi 0,54
adalah :
% n = LMNO L4P
% n = ,=W UV aaaaaa
% n = 48,1 %
Dataa6
Efisiensi motor induksi yang digunakan pada pada kondisi nilai cos phi 0,69
adalah :
% n = 6,=V VX aaaaaa
% n = 40,7 %
Dataa7
Efisiensi motor induksi yang digunakan pada pada kondisi nilai cos phi 0,72
adalah :
% n = LMNO L4P
% n = V,V
=+ aaaaaa
% n = 42,5 %
Dataa8
Efisiensi motor induksi yang digunakan pada pada kondisi nilai cos phi 0,89
adalah :
% n = LMNO L4P
% n = W,UU
WV aaaaaa
% n = 36,5 %
Untuk hasil dari efisiensi motor terhadap pompa air boiler dapat dibentuk dalam
tabel yang dimana agar dapat melihat hasil dari efisiensi motor terhadap pompa air
boiler untuk membentuk suatu penggunaan pada motor induksi tiga fasa rotor sangkar
agar sesuai dan juga memenuhi aturan pada saat menggunakan motor induksi tiga fasa
dengan menggunakan inverter pada suatu persamaan yang dibentuk dalam tabel yang
disajikan sebagai berikut :
Tabel 4.8 Efisiensi Motor Induksi terhadap Pompa Air Boiler
Cos phi Daya keluaran Efisiensi Daya masukan
0.18 10,625 kW 70,8 % 15 kW
0,26 12,83 kW 58,3 % 22 kW
0,36 16,39 kW 54,6% 30 kW
0,42 20 kW 57,1% 35 kW
0,54 21,67 kW 48,1% 45 kW
0.69 23,65 kW 40,7% 58 kW
0.72 25,52 kW 42,5% 60 kW
0.89 27,441 kW 36,5% 75 kW
Cara mengambil data pada tabel dengan mengambil data dari daya masukan pada
motor induksi menggunakan rumus pada persamaan 2.5dan daya output pada pompa air
boiler menggunakan rumus pada persamaan 2.4 lalu efisiensi didapat dengan
menggunakan rumus pada persamaan 2.8.
4.3.5 Grafik Hasil Percobaan
Data dari hasil tiap-tiap tabel dapat dibentuk dengan menggunakan grafik
Grafik pada tabel 4.1 dan tabel 4.2 dapat dilihat dari bentuk grafik sebagai
berikut:
Gambar 4.1 Grafik antara beban dengan kecepatan dengan pengaturan frekuensi
Dari grafik, dapat mengetahui bahwa :
1.Untuk frekuensi 40 Hz dengan tegangan 380 V menghasilkan putaran paling tinggi
pada nilai 2297 rpm.
2. Untuk frekuensi 42,5 Hz dengan tegangan 380 V menghasilkan putaran paling
tinggi pada nilai 2376 rpm.
3. Untuk frekuensi 45 Hz dengan tegangan 380 V menghasilkan putaran paling tinggi
5. Untuk frekuensi 50 Hz dengan tegangan 380 V menghasilkan putaran paling tinggi
pada nilai 2924 rpm.
6. Untuk frekuensi 52,5 Hz dengan tegangan 380 V menghasilkan putaran paling
tinggi pada nilai 3080 rpm.
7. Untuk frekuensi 55 Hz dengan tegangan 380 V menghasilkan putaran paling tinggi
pada nilai 3267 rpm.
8. Untuk frekuensi 57,5 Hz dengan tegangan 380 V menghasilkan putaran paling
tinggi pada nilai 3397 rpm.
Gambar 4.2 Grafik antara beban dengan kecepatan dengan pengaturan tegangan
2. Untuk tegangan pada nilai 385 V dengan frekuensi 50 Hz menghasilkan putaran
paling tinggi pada nilai 3084 rpm.
3. Untuk tegangan pada nilai 390 V dengan frekuensi 50 Hz menghasilkan putaran
paling tinggi pada nilai 3100 rpm.
4. Untuk tegangan pada nilai 395 V dengan frekuensi 50 Hz menghasilkan putaran
paling tinggi pada nilai 3140 rpm.
5. Untuk tegangan pada nilai 400 V dengan frekuensi 50 Hz menghasilkan putaran
paling tinggi pada nilai 3190 rpm.
6. Untuk tegangan pada nilai 405 V dengan frekuensi 50 Hz menghasilkan putaran
paling tinggi pada nilai 3240 rpm.
7. Untuk tegangan pada nilai 410 V dengan frekuensi 50 Hz menghasilkan putaran
paling tinggi pada nilai 3280 rpm.
8. Untuk tegangan pada nilai 415 V dengan frekuensi 50 Hz menghasilkan putaran
paling tinggi pada nilai 3299 rpm.
Gambar 4.3Grafik daya masukan dari motor terhadap debit air
Dari grafik, dapat mengetahui bahwa :
1.Untuk debit 26,7m6/jam menggunakan motor induksi sebesar 75 kWatt agar sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.
2. Untuk debit 24,5m6/jam menggunakan motor induksi sebesar 60 kWatt agar
sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.
3. Untuk debit 22m6/jam menggunakan motor induksi sebesar 58 kWatt agar sesuai
dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.
4. Untuk debit 20 m6/jam menggunakan motor induksi sebesar 45 kWatt agar sesuai
dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.
5. Untuk debit 18 m6/jam menggunakan motor induksi sebesar 35 kWatt agar sesuai
6. Untuk debit 14,5m6/jam menggunakan motor induksi sebesar 30 kWatt agar
sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.
7. Untuk debit 11 m6/jam menggunakan motor induksi sebesar 22 kWatt agar sesuai
dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.
8. Untuk debit 8,5m6/jam menggunakan motor induksi sebesar 15 kWatt agar sesuai
dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.
Pada tabel 4.7 dapat dilihat dari bentuk grafik sebagai berikut :
Gambar 4.4 Grafik daya masukan dari motor terhadap cos phi
1. Untuk cos phi 0,18 menggunakan motor induksi sebesar 15 kWatt agar sesuai
dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.
2. Untuk cos phi 0,26 menggunakan motor induksi sebesar 22 kWatt agar sesuai
dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.
3. Untuk cos phi 0,36 menggunakan motor induksi sebesar 30 kWatt agar sesuai
dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.
4. Untuk cos phi 0,42 menggunakan motor induksi sebesar 35 kWatt agar sesuai
dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.
5. Untuk cos phi 0,54 menggunakan motor induksi sebesar 45 kWatt agar sesuai
dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.
6. Untuk cos phi 0,69 menggunakan motor induksi sebesar 58 kWatt agar sesuai
dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.
7. Untuk cos phi 0,72 menggunakan motor induksi sebesar 60 kWatt agar sesuai
dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.
8. Untuk cos phi 0,89 menggunakan motor induksi sebesar 75 kWatt agar sesuai
dengan yang diperlukan oleh pompa air boiler.
Gambar 4.5 Grafik efisiensi motor pompa air boiler terhadap daya motor yang
aaaaaaaaaaaaaadigunakan (%)
Dari grafik, dapat mengetahui bahwa :
1. Untuk cos phi 0,18 menggunakan motor induksi sebesar 70,8 % dari penggunaan
motor induksi saat beban penuh agar sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air
boiler.
2. Untuk cos phi 0,26 menggunakan motor induksi sebesar 58,3 % dari penggunaan
motor induksi saat beban penuh agar sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air
boiler.
3. Untuk cos phi 0,36 menggunakan motor induksi sebesar 54,6 % dari penggunaan
motor induksi saat beban penuh agar sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air
4. Untuk cos phi 0,42 menggunakan motor induksi sebesar 57,1 % dari penggunaan
motor induksi saat beban penuh agar sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air
boiler.
5. Untuk cos phi 0,54 menggunakan motor induksi sebesar 48,1 % dari penggunaan
motor induksi saat beban penuh agar sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air
boiler.
6. Untuk cos phi 0,69 menggunakan motor induksi sebesar 40,7 % dari penggunaan
motor induksi saat beban penuh agar sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air
boiler.
7. Untuk cos phi 0,72 menggunakan motor induksi sebesar 42,5 % dari penggunaan
motor induksi saat beban penuh agar sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air
boiler.
8. Untuk cos phi 0,89 menggunakan motor induksi sebesar 36,5 % dari penggunaan
motor induksi saat beban penuh agar sesuai dengan yang diperlukan oleh pompa air
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan dan pembahasan yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pengaturan frekuensi dengan inverter membuat perubahan frekuensi terhadap
kerja dari motornya yaitu perubahan terhadap putaran dari motor akan tetapi
perubahan frekuensi harus diatur bersamaan dengan perubahan tegangan agar
menjaga kestabilan fluks magnetik sehingga fluks magnetik stabil. Pada
pengaturan frekuensi dan tegangan untuk menghasilkan daya 15 kW, 22 kW, 30
kW, 35 kW, 45 kW, 58 kW, 60 kW dan 75 kW diperlukan frekuensi dan
tegangan sebesar 40 Hz dan 380 V atau 50 Hz dan 380 V untuk beroperasi pada
daya 15 kW secara optimal, 42,5 Hz dan 380 V atau 50 Hz dan 385 V untuk
beroperasi pada daya 22 kW secara optimal, 45 Hz dan 380 V atau 50 Hz dan
390 V untuk beroperasi pada daya 30 kW secara optimal, 47,5 Hz dan 380 V
atau 50 Hz dan 395 V untuk beroperasi pada daya 35 kW secara optimal, 50 Hz
dan 380 V atau 50 Hz dan 400 V untuk beroperasi pada daya 45 kW secara
optimal, 52,5 Hz dan 380 V atau 50 Hz dan 405 V untuk beroperasi pada daya
58 kW secara optimal, 55 Hz dan 380 V atau 50 Hz dan 410 V untuk beroperasi
pada daya 60 kW secara optimal dan 57,5 Hz dan 380 V atau 50 Hz dan 415 V
untuk beroperasi pada daya 75 kW secara optimal.
2. Pengaturan putaran dilakukan untuk mengatur pompa air boiler yang dikopel
dengan motor induksi tiga fasa saat cos phi 0,18 menghasilkan debit 8,5
14,5am6/jam dengan efisiensi 58,3a%, saat cos phi 0,42 menghasilkan debit 18am6/jam dengan efisiensi 57,1a%, saat cos phi 0,54 menghasilkan debit 20am6/jam dengan efisiensi 48,1a%, saat cos phi 0,69 menghasilkan debit 22am6/jam dengan efisiensi 40,7a%, saat cos phi 0,72 menghasilkan debit 24,5am6/jam dengan efisiensi 42,5a% dan saat cos phi 0,89 menghasilkan debit 26,7am6/jam dengan efisiensi 36,5a%.
3. Uapayangadihasilkanadariaboilerasebesara12,2akg/RI ;a14,3akg/RI ;a16,25a
kg/RI ; 18,4 kg/RI ; 20,2 kg/RI ; 22,5 kg/RI ; 24,95 kg/RI dan 32 kg/RI
digunakan untuk menggerakkan turbin uap dan menghasilkan energi listrik
sebesar 140 kW, 224 kW,270 kW, 344 kW, 390 kW, 415 kW, 490 kW dan 520
kW untuk penggerak pada peralatan yang membutuhkan energi listrik.
5.2 Saran
Adapun saran dari penulis sebagai pengembangan dari tugas akhir ini adalah sebagai
berikut:
1. Motor induksi yang difungsikan saat melakukan percobaan dengan mengatur
kecepatan putaran menggunakan inverter dilakukan secara tepat pada
spesifikasinya untuk menghasilkan percobaan yang sesuai pada spesifikasi dari
motor induksi tersebut sehingga motor induksi tidak cepat rusak dan dapat
difungsikan untuk penggunaan yang lain yang memerlukan motor induksi
sebagai percobaan yang lain untuk dapat diaplikasikan pada yang lain.
2. Saran atau masukan untuk menggunakan motor induksi dengan kapasitas lebih
besar dengan pompa air boiler yang lebih besar sehingga dapat dilihat kerja dari
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
Motor induksi adalah salah satu jenis dari motor-motor listrik yang bekerja berdasarkan
induksi elektromagnet. Motor induksi memiliki sebuah sumber energi listrik yaitu di
sisi stator, sedangkan sistem kelistrikan di sisi rotornya di induksikan melalui celah
udara dari stator dengan menggunakan dari media elektromagnet. Hal inilah yang
menyebabkannya diberi nama motor induksi. Adapun penggunaan motor induksi di
industri ini adalah sebagai penggerak, seperti untuk kipas, kompresor, pompa yang
digunakan penggerak di utama proses produksi dan jugauntuk lainnya [1].
Dalam penggunaannya, sebagian motor induksi tiga phasa memerlukan pengaturan
putaran. Pengaturan putaran dilakukan agar motor dapat menghasilkan kerja sebagai
penggerak pada pompa air boiler yang diperlukan. Ada beberapa caradilakukan untuk
mengatur putaran motor, dibahas mengatur putaran inverter.
Pengaturan putaran motor dengan menggunakaan inverter digunakan mengatur
putar rotor motor ainduksi suplai tegangan bolak-balik [2].
2.2 Konstruksi Motor Induksi
Konstruksi motor induksi terdiri dari dua bagian utama yaitu rotor dan stator.Rotor
merupakan bagian berputar dan stator merupakan bagiandiam.Pengaturan putaran
dilakukan agar motor juga dapat dipakai untuk digunakan sebagai penggerak pada
bagian yang dimana di bagian yang ada beberapa hal juga membentuk hal yang dapat
dibentuk untuk suatu kesesuaian dengan yang satu dan juga dapat digantikan suatu
lebih jelasnya konstruksi dari motor induksi tiga fasa ditunjukkan bagiannya seperti
pada Gambar 2.1 berikut:
Gambar 2.1 Konstruksi umum motor induksi
2.2.1 Stator
Stator merupakan bagian terluar dari motor yang merupakan bagian yang diam
atau tidak bergerak dan auntuk tempat amengalirkan arus fasa (Gambar 2.2). Stator mempunyai bagian :
1. Gandar, fungsinya sebagai penopang dan sebagai pelindung bagian dalam mesin
induksi.
2. Inti stator, terbuat bahan laminasi logam yang disusun berlapis-lapis dari inti
stator.
3. Kumparana stator yang dimana kumparan tersebut kumpulan inti dari motor induksi.
Gambardari konstruksi stator dan bentuk stator suatu motor induksi tiga fasa rotor
asangkar yang digunakan ditunjukkan seperti pada Gambar 2.2 berikut:
Bentukapadaaada putaranayangadimanaabentukaajugaabervariasiaantaraabagian
motor-motoraberputarayaituamotorainduksiatigaafasaarotorasangkaradanarotorabelitan.
2.2.2 Rotor
Rotor merupakan bagian dari mesin induksi yang berputar dan terletak di dalam
motorainduksi danastator. Rotor terdiri dari 2 bagian yaitu rotor sangkar dan rotor belitan.
Padaarotorasangkarajaaterdiriadariasusunanabatangakonduktorayang juga ada di bagian untuk dibentangkan ke dalam slot-slot yang terdapat pada permukaan rotor dan
tiap-tiap ujungnya dihubung singkat dengan menggunakan cincin aluminium. Batang
rotor dan cincin ujung sangkar tupai yang kecil merupakan hasil cetakan tembaga atau
aluminium dalam satu lempeng pada inti rotor, maka batang rotor ini kelihatan seperti
kandang tupai sehingga disebut motor induksi rotor sangkar tupai dan berikut gambar
rotor sangkar tupai yag ditunjuk bagian seperti pada Gambar 2.3 :
Gambar 2.3 Rotor sangkar tupai
Berbeda adengan rotor abelitan, rotor adililit adengan alilitan terisolasi dengan lilitan stator. Lilitan fasa rotor dihubungkan dengan hubungan wyedan masing-masing
ujung fasa terbuka dikeluarkan ke cincin slip yang terpasang pada poros rotor. Slot
rotor dari seri starting dan kecepatan yang dibuat untuk yang dimana akan diselesaikan
pengasutan. Penambahan tahanan eksternal pada rangkaian rotor belitan mengahasilkan
torsi yang lebih besar dengan arus starting yang sangat kecil dibandingkan dengan
bagian rotor sangkar.
Konstruksi motor induksi tiga fasa dengan menggunakan rotor belitan dapat
ditunjukdengan satu gambar yang digambar seperti pada Gambar 2.4 berikut[3] :
Gambar 2.4 Konstruksi rotor belitan
2.3 Medan Putar
Medan putar disebut fluks yang berputar yang dihasilkan dalama kumparan stator sehingga amenimbulkan aperputarana motor apada mesin arusa bolak-balik. Medan putar ini terjadi apabila kumparan stator dihubungkan dalam fasa banyak yang
umumnya fasa tiga dan kegunaan dari medan putar adalah untuk memotong konduktor
pada kumparan jangkar dan menghasilkan arus jangkar dan karena rangkaian tertutup
maka timbul fluksi motor dan timbul gaya Lorentz sehingga menghasilkan medan putar
dan motor berputar yang dimana sesuai ketentuan pada sub bab 2.4 yang menyebabkan
motor dapat berputar.Adanya putaran dalam motor induksi 3 fasa terjadi akibat adanya
medan putar (fluks yang berputar)adanamedan aputar yang berada pada atau di bagiana
stator dihubungkanfasa banyak, umumnya tiga fasa [4].
Pada saat terminal tiga fasa motor induksi dihubungkan dengan suplai tiga fasa
maka arus bolak-balik tiga fasaia, ib, ic,yang terpisah sebesar 1200 satu sama lain akan
yang kemudian menghasilkan fluks yang berputar atau disebut juga medan putar. Untuk
melihat bagaimana medan putar dihasilkan, dapat diambil contoh sebuah motor induksi
tiga fasa yang dihubungkan dengan sumber tiga fasa sehingga stator mengalir arus
3fasa medan putar seperti pada Gambar 2.5 berikut:
Gambar 2.5 Medan putar motor induksi 3 fasa
Gambar 2.5 a merupakan proses dari medan putar pada motor induksi yang
digambarkan mengalami perputaran sebesar a360 aderajata dan amenunjukkan arah
fluksnyaadengan waktu tertentu amaka akan adapat adilihat aamplitudonya.
aaaaGambar 2.5 b merupakan bentuk gelombang sinusoidal yang dimana saat terjadi
medan putar dengan waktu tertentu maka akan dapat dilihat amplitudonya.aaaa aaaaGambar 2.5 c merupakan proses pertama terjadinya adanaya suatu medan putar
kedua dan memiliki perbedaan posisi akan adapat adilihat aamplitudonya ajuga ada
yang dimulai di suatu bagian yaitu yang ada berada yang dimana dimulai dari
C-B’-A-C’-B-A’.
aaaaGambar 2.5 e merupakan proses pertama terjadinya medan putar dengan waktu ketiga dan memiliki perbedaan aposisi alalu juga dapat disamakansehingga memiliki perbedaan asudut asebesar a120 derajat ayang aposisinya awaktu tertentu maka
akanadapat adilihat aamplitudonya dimulai dari B’-A-C’-B-A-C.aaaa aaaaGambar 2.5 f merupakan proses pertama terjadinya medan putar dengan waktu
keempat dan memiliki perbedaan posisi lalu jugadapat disamakansehingga memiliki
perbedaan sudut sebesar 120 derajat yang posisinya waktu tertentu maka akan adapat dilihat apada abentuk aamplitudonya adimulai dari A-C’-B-A’-C-B’.
Oleh karena itu, auntuka mesin dengan jumlah kutub lebih dari dua, kecepatan putaranaadariaasinkronadiaditurunkanadenganasuatuabagianasebagaiaberikuta[5]:aaaa aaaa = 120
a
(rpm)...(2.1)Dimana :
f = frekuensi (Hz)
p = jumlah kutub
= kecepatan sinkron (rpm)
2.4 Prinsip Kerja Motor Induksi 3 Fasa
Jika pada belitan stator diberi tegangan tiga fasa, maka pada stator akan dihasilkan
arus tiga fasa. Motor induksi adalah peralatan pengubah energi listrik keenergi
mekanik. Listrik yang diubah merupakan listrik tiga phasa. Arus pada rotor didapat dari
arus induksi dimana arus ini berada dalam medan magnetik sehingga akan terjadi gaya
akan mengalir melalui belitan yang akan menimbulkan fluks dan karena aadanya perbedaan sudut fasa sebesar 120 derajat antara ketiga fasanya, maka akan timbul
medan putar dengan kecepatan sinkrontegangan tiga fasa, maka pada stator akan
dihasilkanaputaranapadaamotorainduksiatigaafasaadenganapersamaana2.1.aDiabagian statorasendiriatimbulateganganadiatiapafasaadenganarumusayangaditurunkanadengana: aaa = 4,44 a(V)…….……….(2.2) Dimanaa:
aaa=ateganganapadaastatora(Volt) 4,44a=akonstanta
faaaa=afrekuensia(Hz)
aa=ajumlahalilitan
= fluks (Wb)
Dalam keadaan rotor masih diam, medan putar stator akan memotong batang
konduktor pada rotor. Akibatnya pada kumparan timbul tegangan induksi dengan
rumus seperti pada persamaan 2.2.Karena kumparan rotor membentuk rangkaian
tertutup, maka GGL tersebut akan menghasilkan arus . Adanya arus di dalam
kumparan rotor akan menhasilkan medan magnet rotor. Interaksi medan magnet rotor
dengan medan putar stator akan menimbulkan gaya F pada rotor. Bila kopel mula yang
dihasilkan oleh gaya F cukup besar untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar
searah medan putar stator. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya F cukup besar
untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar searah medan putar stator. Adanya
arus di dalam kumparan rotor akan menhasilkan medan magnet rotor. Perputaran
rotor akan semakin menigkat hingga mendekati kecepatan sinkron rotor akan
menghasilkan medan magnet rotor. Kecepatan sinkron medan putar stator ( ) dan
kecepatan rotor ( ) disebut dengan slip kemudian dinyatakan dengan [6]:
aaaa = − 100%a(%)………...……….…………...…..(2.3)
Dimana :
s = slip (%)
n! = kefepatan pada stator (rpm)
n) = kefepatan pada rotor (rpm)
2.5 Rangkaian Ekivalen Pada Motor Induksi
Sebuah motor induksi identik dengan sebuah transformator. Oleh sebab itu,
rangkaianaekivalenamotorainduksiamiripadenganasuatuarangkaianaekivalenatransform ator. Perbedaannya hanyalah bahwa kumparan rotor dari motor induksi berputar, yang
berfungsi untuk menghasilkan daya mekanik. Rangkaian ekivalen motor induksi
dihasilkan dengan cara yang sama sebagaimana halnya pada transformator. Semua
parameter-parameter rangkaian ekivalen yang akan dijelaskan berikut mempunyai
nilai-nilai perfasa hal ini dimaksudkan untuk mempermudah analisis. Rangkaian ekivalen
motor induksi dihasilkan dengan cara yang sama sebagaimana juga halnya dengan
pembentukan rangkaian ekivalen yang dimana rangkaian ekivalen tersebuit juga
digunakan untuk menyederhanakan bagian dari perhitungan yang digunakan pada
motor induksi tiga fasa rotor sangkar untuk membentuk dalam perhitungan yang
singkat dan juga memiliki persamaan yang tepat sesuai dengan yang diperlukan saat
menganalisis di pakai juga untuk perhitungan theory halnya pada transformator bahwa
kumparan rotor dari motor induksi dapat juga berputar dan digunakan adanya suatu
rangkaian ekivalen untuk membentuk suatu bagian yang dimana juga akan membentuk
tiga fasa dan begitu juga untuk yang lain dan juga rangkaian ekivalen dari motor seperti
pada Gambar 2.6 sebagai berikut :
Gambar 2.6 Gambar rangkaian ekivalen motor induksi tiga fasa
Gambar di atas merupaka gambar rangkaian ekivalen motor induksi tiga fasa yang
memiliki suatu bagian stator dan rotor yang dimana pada motor. Pada bagian stator dan
rotor dapatadijelaskan simbol-simbolya gambar sebagai berikut [7] :
*aa=ateganganasumbera(V)
= arus dari tegangan sumber (A)
+ = arus primer yang mengalir saat bagian komponen rugi-rugi (A)
,- = resistansi tembaga (ohm)
./ = induktansi magnetik (henry)
, = resistansi pada stator (ohm)
. = induktansi pada stator (henry)
= tegangan pada stator (V)
0 = tegangan pada bagian rotor (V) (S = slip karena tegangan di rotor muncul karena
adanyaa induksi tegangan untuk stator dan slip).
0. = tegangan pada induktansi pada bagian rotor (V) (S = slip karena tegangan di
, = resistansi pada bagian rotor (ohm)
= arus yang mengalir pada rotor (A)
2.6 Cara Yang Perlu Dilakukan Untuk Mengatur Putaran Pada Motor Induksi 3
Fasa
Cara yang dilakukan untuk mengatur putaran motor induksi dapat dijelaskan
bagaimana mengaturnya agar tidak terjadi kesalahan dengan cara sebagai berikut:
1. Mengaturanilaiadariajumlahakutubapadaamotor Dapat dilakukan dengan cara menyesuaikan jumlah kutub yang ada dengan yang
diperlukan untuk menghasilkan putaran yang diinginkan dengan pemahaman dari
rumus : n! = (120 x f) / p. Dari rumus dapat disimpulkan bahwa jumlah kutub
berbanding terbalik dengan kecepatan putaran sehingga semakin kecil nilai dari
jumlah kutub maka kecepatan putaran akan besar nilainya.
2. MengaturanilaiadariaFrekuensiaSumber
Dapat dilakukan dengan menggunakan alat yaitu inverter yang digunakan untuk
mengatur frekuensi yang kemudian setelah diatur maka disupply ke peralatan
listrik yang memerlukannya dengan pemahaman dari rumus :n! = (120 x f) / p.
Dari rumus dapat disimpulkan bahwa frekuensi berbanding lurus dengan
kecepatan putaran sehingga semakin besar frekuensi yang dihasilkan oleh inverter
maka kecepatan putaran semakin besar.
3. MengaturanilaiadariaTeganganaSumber
Dapat dilakukan dengan menggunakan alat yaitu inverter yang digunakan untuk
mengatur tegangan. Persamaan dari torsi motor induksi tiga phasa menjelaskan
bahwa torsi sebandingdengan pangkat dua tegangan yang diberikan. Pada beban
tertentu dengan menganggap besarnya tahanan rotor dan reaktansi rotor konstan
serta slip yang kecil maka perubahan kecepatan ada. Pengaturan putaran motor
induksi tiga phasa dengan cara mengatur tegangan sumber mempunyai daerah
kerja yang sempit.
4. MengaturanilaiadariaTahananaLuar Dilakukan dengan mengatur nilai dari jumlah motor induksi tiga phasa yang
dipasang diluar dari motor induksi dan menyesuaikan antara nilai kecepatan putaran
dengan tahanan luar.Perbandingan antara nilai tahanan luar dengan nilai kecepatan
putaran berbanding terbalik karena saat adanya tahanan luar maka torsi semakin
besar [8].
2.7 Hubungan Antara Frekuensi, Kecepatan dan Torsi
1. Hubunganafrekuensiadenganatorsi
Kecepatan sinkron motor induksi tergantng pada frekuensi input. Untuk
menjagaagar konstan, maka tegangan dan frekuensi input tervariasi sama dan
sebanding. Jika frekuensi dibuat dua kali, maka frekuensi juga dibuat dua kali.
Jikaa frekuensi adan ategangan ainput adinaikkan, maka kecepatan putar motor akan semakin cepat.
2.aaHubunganakecepatanadenganatorsi
aaaaBerdasarkan rumus Pm = 1 . T jika dayamekanik (Pm) dianggap konstan maka aaaabesarnya torsi tergantung dari kecepatan sudut (ω). Jika putaran rotor
aaaadipercepat, maka torsi yang dihasilkan kecil, sedangkan jika torsinya besar
aaaamakaakecepatannyaapunaakanamenjadiasemakinalambatadanamenurunadiaadanya
aaaasehinggaamenghasilkanatorsiamenurunadanajuga pada bagian itu juga akan
aaaamembentuk bagian yang dimana juga bagian tersebut merupakan suatu hal yang
3.aaHubunganateganganadenganatorsiaaa aaaaBesarnya torsi suatu motor induksi tergantung pada tegangan lalu frekuensi
aaaayangadiberikanauntukastator.aBilaafatetapamakaaTa«aV2adanasebaliknya[9].
2.8aPenggunaanaInverteraPadaaPengaturanaPutaranaMotoraInduksiaaa
aaaaInverter yang digunakan adalah inverter tiga fasa dengan frekuensi dan tegangan
berubah dan pada inverter ini ditambahkan suatu rangkaian yang mampu mengubah
besar perubahan tegangan yang terjadi menjadi perubahan frekuensi dan Gambar 2.7
dari pengaturan putaran motor induksi tiga fasa yang terdiri daria:
1. Rangkaian penguatan (untuk memberikan penguatan tegangan saat mengatur
frekuensi dapat diubah menjadi tegangan searah dengan bantuan tegangan (*3).
2. Rangkaian pembatas (untuk memberikan batasan frekuensi saat tegangan searah
lalu level tegangan dc dengan memberikan periode tertentu).
3. Rangkaian pembentuk harga mutlak (untuk memberikan nilai dari frekuensi yang
telah diatur dengan akurat).
4. Rangkaian integrasi (untuk menghilangkan frekuensi tinggi saat melakukan
pengaturan frekuensi dan pemberian nilai frekuensi).
5. Rangkaian pembentuk gelombang sinusa (untuk mengubah suatu gelombang dari gelombang arus searah bolak-balik yang dapat diatur frekuensinya).
6. Simbol *3 adalah tegangan masukan yang diperlukan untuk memperkuat rangkaian
penguatan saat menerima tegangan dan frekuensi arus bolak-balik untuk dapat
dibentuk menjadiategangan dan frekuensi arus searah.
7. Titik A adalah keluaran dari rangkaian integrator yang dimana saat menghasilkan
keluaran pada titik A maka untuk menghilangkan frekuensi-frekuensi yang dapat
tegangan arus searah sebagai penetralisir untuk frekuensi yang dapat mengganggu
stabilan gelombangseperti pada Gambar 2.7 berikut:
Gambar 2.7 Gambar Rangkaian Blok Inverter 3 fasa dengan frekuensiadanategangan berubah...
Adapun bentuk gelombangbagian seperti pada Gambar 2.8sebagai berikut:
Gambar 2.8 Gambar Output Blok 3
Gambar diatas merupakan gelombang keluaran saat berada pada rangkaian
pembentuk harga mutlak / harga tetap dari tegangan yang frekuensinya agar terjadi
perubahan untuk membentuk gelombang yang terdiri dari suatu sehingga dapat
dibentuk berdasarkan sesuatu yang dapat dibuat dan dihasilk berdasarkan pada suatu
asal yang dimana pada bagian yang sesuai dengan pembentukan dari dan kemudian
adanya hal tersebut juga menghasilkan suatu bagian yang dimana ada pembagian dari
bentuk yang akan menghasilkan suatu bagian yang ada dan juga kemudian di bentuk
frekuensi dan tegangan. Proses pembentukan suatu gelombang yang juga dimulai dalam
kiri ke kananada juga seperti pada Gambar 2.9 berikuta:
Gambar 2.9 Gambar Output Blok 4
Gambar diatas merupakan gelombang output saat berada pada rangkaian
integrator yang dimana setelah diberikan nilai frekuensi dan tegangan yang ditetapkan
dari rangkaian pembentuk harga absolute. Proses pembentukan dari gelombang dimulai
dari kiri ke kananada juga seperti pada Gambar 2.10 berikut:
Gambar 2.10 Gambar Output Blok 5 (Sebelum diubah menjadigelombang sinus)
Gambar diatas adalah bentuk gelombang yang akan diubah menjadi gelombang
sinus murni agar menjadi frekuensi dan tegangan ac secara bertahap dan frekuensi juga
tegangan nya dapat diatur sesuai dengan yang diperlukan untuk kerja motor induksi
saat digunakan sebagai penggerak untuk menghasilkan daya yang sesuai dan tepat lalu
akurat yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh sistem.
Inverter digunakan untuk mengatur frekuensi motor induksi agar dapat
mengendalikan kecepatan motor induksi yang diikuti dengan pengaturan tegangan
Inverter merupakan peralatan untuk merubah tegangan arus bolak-balik dengan
frekuensi tertentu (dalam hal ini frekuensi dari PLN) menjadi tegangan arus searah
yang diproses dengan rangakaian switching supaya frekuensi konstan (50Hz) dapat
dirubah sesuai kebutuhan, kemudian dirubah menjadi tegangan bolak-balik
yangatelahaberubah.aaaaaa
Beban listrik / keluaran dari inverter dapat digunakan untuk pompa hidrolik
umpan air yang berupa motor induksi AC, putar sesuai frekuensi input dengan range
lebih lebar dengan persamaan ns = (120 x f) / p dengan cara ini sangat efisien dan
daerah pengaturan pun cukup lebar dan mahal [10].
2.9 Penggunaan Motor Induksi Pada Pompa Air Boiler
Motor Induksi yang digunakan pada pompa air boiler adalah motor induksi tiga
fasa untuk menggerakkan pompa air boiler yang air yang digunakan adalah air
demineralisasiHasil terakhir air yang sudah melalui proses demin /air yang mengalami
proses air demineralisasi. Pompa memiliki dua kegunaan utama, yaitu:
1. Memindahkan cairan dari satu tempat ke tempat lainnya (misalnya air dari aquifer
bawah tanah ke tangki penyimpan air) dari bawah tanah keapompa air.
2. Mensirkulasikan cairan sekitar sistim (misalnya air pendingin atau pelumas yang
melewati mesin-mesin dan peralatan) dari mesin yang satu ke mesin lain.
Air pengisi boiler ditampung pada 4 buah tangki (tangki penampung air) atau
yang sering disebut tangki condensate yang berkapasitas total 2650 m6.Tipe boiler
yang digunakan adalah water tube boiler dengan high pressureboiler feed pump yang
dimana tipe ini memiliki karakteristik : boiler ini memiliki tekanan steam operasi lebih
dari 15 psig dengan kapasitas antara 4.500-12.000 kg/jam atau menghasilkan air panas