• Tidak ada hasil yang ditemukan

Korelasi antara Penguasaan Le temps dan L’aspect dengan Kemampuan Menulis Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Prancis Semester II Tahun 2010 2011 Universitas Negeri Semarang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Korelasi antara Penguasaan Le temps dan L’aspect dengan Kemampuan Menulis Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Prancis Semester II Tahun 2010 2011 Universitas Negeri Semarang"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

i

KORELASI ANTARA PENGUASAAN LE TEMPS DAN L’ASPECT DENGAN KEMAMPUAN MENULIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

BAHASA PRANCIS SEMESTER II TAHUN 2010/2011 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

skripsi

disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Prodi Pendidikan Bahasa Prancis

Oleh Didin Najmudin

2301404028

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ASING FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Panitia Ujian Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Asing, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang Pada:

Hari : Kamis

Tanggal : 4 Agustus 2011

Panitia Ujian Skripsi

Ketua Sekretaris,

Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum Dra. Diah Vitri Widayanti, DEA NIP. 196008031989011001 NIP. 196508271989012001

Penguji I,

Tri Eko Agustiningrum, S. Pd, M. Pd. NIP. 198008152003122001

Penguji II/Pembimbing II, Penguji III/Pembimbing I,

Neli Purwani, S. Pd. Prof. Dr. Astini Su’udi

(3)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini, saya:

Nama : Didin Najmudin NIM : 2301404028

Prodi : Pendidikan Bahasa Prancis Jurusan : Bahasa dan sastra Asing

Fakultas : Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul “ Korelasi antara Penguasaan le temps dan l’aspect dengan Kemampuan Menulis Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Prancis Semester II Tahun 2010/2011” yang saya tulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana ini benar-benar merupakan karya sendiri. Skripsi ini saya hasilkan setelah melalui penelitian, pembimbingan, diskusi dan pemaparan atau ujian. Semua kutipan, baik yang langsung maupun tidak langsung, maupun sumber lainnya telah disertai identitas sumbernya dengan cara yang sebagaimana lazimnya dalam penulisan karya ilmiah.

Dengan demikian, walaupun tim penguji dan pembimbing skripsi ini membubuhkan tanda tangan sebagai tanda keabsahannya, seluruh isi karya ilmiah ini tetap menjadi tanggung jawab saya sendiri. Jika kemudian ditemukan ketidak beresan, saya bersedia menerima akibatnya.

Demikian pernyataan ini saya buat agar dapat digunakan seperlunya.

Semarang, 4 Agustus 2011

(4)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

Jangan menyerah dengan keadaan, tetaplah berjuang.

Skripsi ini dipersembahkan kepada : 1. Allah SWT.

2. Ibu dan Keluarga. 3. Khabiby

(5)

v PRAKATA

Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Korelasi Antara

Penguasaan Le Temps dan L’aspect dengan Kemampuan Menulis Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Prancis Semester II Tahun 2010/2011 Universitas Negeri Semarang”. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagai persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Prancis Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang.

Penulis menyadari bahwa berkat bantuan dari berbagai pihak, maka skripsi ini dapat tersusun. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Agus Nuryatin, M. Hum. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

2. Dra. Diah Vitri Widayanti, DEA. Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Asing Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

3. Prof. Dr. Astini Su’udi, sebagai Dosen Pembimbing I yang telah membimbing

(6)

vi

4. Neli Purwani, S.Pd. sebagai Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Tri Eko Agustiningrum, S. Pd, M. Pd. sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan dan arahan demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Ibu, kakak, adik dan seluruh keluarga besar AZMA serta rekan-rekan dan semua pihak yang telah memberikan dorongan, semangat dan doa untuk penulisan skripsi ini.

7. Teman-teman keluarga besar Kopma Unnes, Rohman, Udin, Khakim, Reza, Diky, Ana, Ika, Isti, Affa, Dian, Adit terimakasih atas bantuannya dan adik-adik pengurus Kopma. Kami akan selalu rindu dengan kebersamaan dan canda tawa kalian.

Tidak ada yang penulis bisa lakukan kecuali mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya semoga Allah SWT memberikan berkah, kasih dan Karunia-Nya kepada kalian semua.

Kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca. Amin.

Semarang, 4 Agustus 2011

(7)

vii ABSTRAK

Najmudin, Didin. 2011. Korelasi antara Penguasaan Le temps dan L’aspect dengan Kemampuan Menulis Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Prancis Semester II Tahun 2010/2011 Universitas Negeri Semarang. Skripsi. Pembimbing I: Prof. Dr. Edi Astini Su’udi, Pembimbing II: Neli Purwani, S. Pd.

Kata Kunci: Le temps, l’aspect dan menulis

Penguasaan empat keterampilan berbahasa, yakni keterampilan menyimak, membaca, berbicara dan menulis merupakan tujuan akhir dari pembelajaran bahasa. Untuk dapat mencapai keempat keterampilan berbahasa tersebut harus didukung oleh beberapa kemampuan yang diantaranya adalah penguasaan kala dan aspek. Penguasaan kala dan aspek dapat diaplikasikan dalam berbagai kegiatan berbahasa, salah satunya adalah dengan menulis.

Penenlitian ini bertujuan unuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara penguasaan le temps dan l’aspect dengan kemampuan menulis mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Prancis semester II.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa semester II Program Studi Pendidikan Bahasa Prancis, Jurusan Bahsa dan Sastra Asing, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang yang telah mengikuti mata kuliah linguistique II. Jumlah populasi dalam penelitian ini 20 mahasiswa, sehingga seluruh populasi dijadikan responden. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi dan metode tes. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data mengenai nama dan jumlah mahasiswa dan metode tes yang digunakan untuk memperoleh data mengenai nilai penguasaan le temps dan l’aspect dan kemampuan menulis mahasiswa. Validitas yang digunakan adalah validitas isi, sedangkan untuk mengetahui reliabilitas instrumen penguasaan digunakan rumus alpha dan menulis digunakan rumus product-moment. Untuk mengetahui koefisien korelasi antara penguasaan le temps dan l’aspect dan kemampuan menulis digunakan rumus product-moment.

Nilai rata-rata penguasaan le temps dan l’aspect adalah 64,75 dan nilai rata-rata kemampuan menulis karangan berbahasa Prancis adalah 58,8. Dari hasil analisis data menggunakan rumus korelasi product-moment diketahui bahwa nilai

(0,494) lebih besar dari nilai (0,444) dengan taraf kepercayaan 95% untuk 20 responden. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa hipotesis kerja yang

berbunyi “ada korelasi antara penguasaan le temps dan l’aspect dengan kemampuan

(8)

viii RÉSUMÉ

Najmudin, Didin, 2011. La corélation entre la maîtrise du temps et de l’aspect et la compétence d’écrire des étudiants du deuxième semestre du programme d’engseignement du français. Mémoire. Département des Langues et des Littératures Étrangères, Faculté des Langues et des Arts, Université d’Etat de Semarang. Directeur I : Prof. Dr. Astini Su’udi, Directeur II : Neli Purwani, S. Pd.

Mots clés : le temps, l’aspect et l’expression ecrite

I. Introduction

Dans l’enseignement de la langue, il y a quatre compétences fondamentales de

la langue, ce sont : la compréhension orale, l’expression orale, la compréhension écrite, et l’expression écrite. Pour acquérir ces quatre compétences, il faut que les

étudiants aient les trois aspects principaux qu’ils doivent étudier. Ce sont l’aspect

phonogique (la phonétique), l’aspect structural (la grammaire) et l’aspect lexical (le vocabulaire).

La maîtrise du temps et de l’aspect est la compétence de base pour faciliter à

acquérir les autres compétences. Nous pouvons appliquer cette maîtrise à n’importe quelles activités de la langue, l’une est la compétence d’écrire. En maîtrisant le temps

et l’aspect, il faut que les etudiants sachent et utilisent les fonctions de chaque

(9)

ix

L’objectif majeur de cette recherche est de connaître la corrélation entre la maîtrise du temps, l’aspect et la compétence d’écrire des étudiants du deuxième

semestre du programme d’enseignement du français.

Dans cette recherche, j’ai commencé à expliquer la théorie du temps, de

l’aspect et de la compétence d’écrire ; puis j’ai continué à expliquer la méthode de la

recherche ; ensuite j’ai poursuivi par l’analise les données et j’ai fini par donner la conclusion.

II. Le temps, l’aspect et la compétence d’écrire a. Le temps

Dans le monde entier, il existe beaucoup de langues. L’une de ces langues est

la langue française. Dans les systèmes verbaux de la langue française, on connait les modes, les aspects, et les temps. D’après Martin et Lecomte (1962 :243), les temps servent à situer le fait ou l’acte désignés par le verbe à l’un des moments de la durée :

présent, passé et futur. Par example :

Je lis ce livre (présent) J’ai lu ce livre (passé)

Je lisais ce livre souvent (passé)

(10)

x b. L’aspect

D’apres Mitterand (1983:150), l’aspect est la manière dont l’action se

déroule : durée, degré d’accomplissement, phase d’accomplissement.

1. La durée

L’action peut être durable ou brève, voire instantanée. Ceci s’exprime :

a. Par le sens même du verbe : duratif (continuer, chercher), répétitif (toussoter), ou instantané (sauter, exploser).

b. Par les temps du verbe. Tous les temps du verbe peuvent être duratifs ou instantanés, selon leurs compléments de circonstance. Mais l’imparfait

exprime le plus souvent la durée indéfinie

Ex : Dans ma chambre, au premier, je bûchais comme un sonneur (P. Guth).

c. Par les adverbes et compléments circonstanciels : duratifs (longtemps, toujours, sans cesse), répétitifs (souvent, d’habitude, ordinairement), ou

instantanés (momentanément, tout de suite, brièvement, en un instant, etc). 2. Le degré d’accomplissement

L’action peut être saisie comme inaccomplie (inachevée, en cours) ou

comme accomplie (achevée). Cet aspect s’exprime en particulier dans les formes mêmes du verbe.

(11)

xi

b. Le temps composés (à l’aide de l’auxiliaire avoir ou être + partcipe passé) expriment l’accompli : Le vacarme s’est éloigné.

3. La phase d’accomplissement

L’action peut être saisie en son début, son milieu ou sa fin, de manière plus précise que ne le font les temps du verbe. Cet aspect s’exprime pour

l’essentiel à l’aide des périphrases verbales, constituées de l’infinitif du verbe et d’un verbe ou d’une locution verbale auxiliaire.

a. Futur imminent (aspect imminent) : aller, être sur le point de + l’infinitif. Ex : On demande M. Renaud, il est occupé, il va descendre tout à l’heure (G. Flaubert).

b. Début de l’action (aspect inchoatif) : commencer à, se mettre à + infinitif. Ex : Elle se remit à parler.

c. Milieu de l’action (aspect median) : être en train de, continuer à + infinitif.

d. Phase finale de l’action (aspect terminatif) : finir de, cesser de, s’arrêter de.

e. Passé tout proche (aspect récent) : venir de + infinitif.

Ex : Je viens d’avoir trente-quatre ans, la moitié de la vie (M. Leiris).

Hector. – Laissons les guerres, et laissons la guerre… Elle vient de finir. Elle t’a pris un père, un frère, mais ramené un mari (J.

(12)

xii d. La compétence d’écrire

Menurut Cug dan Gruca (2002:182) écrire, c’est donc produire une

communication au moyen d’un texte. Puis Valette (1975:81) dit que : pour apprendre à bien écrire en langue étrangère, l’élève doit franchir certaines étapes indispensables.

Il lui faut apprendre bien orthographe, grammaire et vocabulaire.

III. Méthodologie de la recherche

Les variables de cette recherche ont été la maîtrise du temps, l’aspect et la

compétence d’écrire. La population de cette recherche a été les etudiants du deuxième semestre du programme d’enseignement du français qui ont suivi le cours de

linguistique II. Cette recherche a pris seulement 20 etudiants.

Pour collectionner les données, j’ai utilisé la méthode de documentation et la

méthode de test. La méthode de documentation a été utiisée pour connaitre les noms et les nombres des étudiants. Et la méthode de test a été utilisée pour obtenir les données sur la maîtrise du temps, l’aspect et la compétence d’écrire.

(13)

xiii

la corrélation entre la maîtrise du temps, l’aspect et la compétence d’écrire des étudiants.

IV. Analyse

L’analyse du résultat de cette recherche montre que la note moyenne la

maîtrise le temps et l’aspect 64, 75 et celle de la compétence d’écrire est 58,8.

Après avoir calcule les donées à la formule product-moment, on sait que le coefficient de la corrélation entre la maîtrise du temps et l’aspect et la compétence

d’écrire des etudiants (0,494) est plus élevée que celui du table du coefficient de la

corrélation (0,444) pour 20 repondants, au niveau de la confiance 95%. Cette donnée montre qu’il y a une corrélation entre la maîtrise du temps, de l’aspect et la

compétence d’écrire des étudiants du deuxième semestre du programme

d’enseignement.

V. Conclusion

À partir du résultat ci-dessus, on peut en conclure qu’il y a une corrélation entre la maîtrise du temps, l’aspect et la compétence d’écrire des étudiants du

deuxième semestre du programme d’enseignement, bien que la note moyenne de la

(14)

xiv DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PENGESAHAN KELULUSAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PRAKATA ... v

ABSTRAK ... viii

RÉSUMÉ... . ix

DAFTAR ISI ... xv

DAFTAR TABEL ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Sistematika Penulisan ... 4

(15)

xv

2.2 Verba ... 9

2.3 Les Temps ... 10

2.4 Les Aspects ... 12

2.5 Menulis ... 19

2.5.1 Tujuan Menulis ... 20

2.5.2 Tes Keterampilan Menulis ... 21

2.5.3 Sistem Penilaian Keterampilan Menulis ... 23

2.6 Kerangka Berpikir... 26

2.7 Hipotesis... 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian ... 27

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 27

3.3 Variabel Penelitian ... 28

3.3.1 Variabel Bebas ... 28

3.3.2 Variabel Terikat ... 28

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 28

3.4.1 Metode Dokumentasi ... 28

(16)

xvi

3.4.2.1 Pemilihan dan Penyusunan Instrumen ... 29

3.5 Analisis Uji Instrumen ... 31

3.5.1 Uji Coba Instrumen ... 31

3.5.2 Validitas Tes... 32

3.5.3 Reliabilitas Tes ... 32

3.5.3.1 Reliabilitas Tes Penguasaan……….. 32

3.5.3.2 Reliabilitas Tes Menulis karangan……… 33

3.6 Sistem Penilaian ... 35

3.6.1 Construction Dirigé de Phrase (penyusunan kalimat secara terstruktur) ... 35

3.6.2 L’épreuve de rédaction (tes menyusun paragraf) ... 36

3.7 Metode Analisis Data ... 40

3.8 Teknik Analisis Data ... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data dan Pembahasan ... 43

4.1.1 Hasil Tes Penguasaan Le Temps dan I’aspect... 44

4.1.2 Hasil Tes Menulis Karangan ... 45

4.2 Analisis Kesalahan ... 46

(17)

xvii

4.2.2 Kesalahan dalam Tes Menulis Karangan ... 51

4.2 Hasil Analisis Data ... 61

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ... 62

5.2 Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64

(18)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kisi-kisi Instrumen Tes Penguasaan ... 29

3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Menulis ... 30

3.3 Data Uji Coba Tes Penguasaan ... 32

3.4 Kriteria Penilaian Kemampuan Menulis Berdasarkan DELF A2 ... 36

3.5 Kriteria Penilaian Tes Kemampuan Menulis Mahasiswa ... 36

3.6 Kriteria Penilaian Kemampuan Menulis Karangan Berbahasa Prancis……... 37

3.7 Kriteria Penilaian berdasarkan SK Rektor UNNES ... 40

4.1 Skor Mentah dan Nilai Tes Penguasaan Le temps dan l’aspect ... 44

(19)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Skor hasil uji coba penguasaan

2. Perhitungan Uji Coba Penguasaan 3. Perhitungan product-moment SPSS 17,0

4. Skor hasil uji coba 1-2 penguasaan dan menulis 5. Skor Penguasaan

6. Skor menulis karangan

(20)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembelajaran bahasa meliputi empat kompetensi keterampilan berkomunikasi. Keempat kompetensi itu adalah keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Dalam mempelajari bahasa asing juga dibutuhkan keempat keterampilan tersebut. Begitu juga dalam mempelajari bahasa Prancis, untuk mendukung keempat kompetensi tersebut diatas, diperlukan pengetahuan tentang struktur kalimat.

Pembelajaran keempat ketrampilan berbahasa didukung oleh beberapa aspek bahasa, diantara aspek tersebut adalah kosakata dan struktur kalimat. Dalam mempelajari struktur kalimat bahasa Prancis pembelajar tidak dapat menerapkan kaidah bahasa Indonesia ke dalam bahasa Prancis begitu saja karena terdapat perbedaan kaidah antara kedua bahasa tersebut. Sebagaimana yang diungkapkan Valette (1975:53), kaidah bahasa seharusnya dikuasai dalam mempelajari bahasa asing. Dalam tata bahasa Prancis, ada suatu kaidah yang dikenal dengan bentuk konjugasi le verbe (kata kerja), sedangkan dalam bahasa Indonesia tidak terdapat konjugasi verba. Dalam beberapa bahasa tertentu, terutama bahasa-bahasa fleksi bisa ditemukan dan biasanya dinyatakan dalam bentuk morfemis, tetapi dalam bahasa lain ada juga yang secara leksikal.

(21)

berupa kata yang terbagi atas kelompok-kelompok atau kelas-kelas kata yaitu kata benda (nom), verba, adverba, dsb. Pada hakekatnya struktur kalimat bahasa Perancis sama dengan bahasa yang lain yaitu berupa subjek, verba, objek dan pelengkap (S/V/O/P). Hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun kalimat berbahasa Prancis adalah kata kerja atau verba (verbe). Verba bahasa Prancis berbeda dengan bahasa-bahasa lain, yaitu karena verba tersebut mengalami konjugasi (tasripan) verba.

Menurut Grevisse (1988 :159) “ le verbe est un mot qui se conjugue, c’est à dire qui varie en mode, en temps, en voix, en personne, et en nombre”. “Verba adalah kata yang dikonjugasikan, bentuknya berubah-ubah dalam hal modus, kala, bunyi, persona, dan jumlah”. Dalam bahasa Prancis, unsur-unsur yang terdapat dalam verba seperti kala, modus, aspek, dan jenis kalimat (aktif atau pasif) mempunyai kaitan yang erat dan tidak dapat dipisahakan satu dengan yang lainnya.

Dengan penguasaan unsur-unsur tersebut, mahasiswa diduga dapat menulis sebuah kalimat berdasarkan kala (le temps) dan aspek (l’aspect).

Contoh : Il a lu une lettre.

Le temps : passé composé l’aspect : accompli

(22)

Penulis memilih mahasiswa semester II karena mereka telah menempuh mata kuliah linguistique II sehingga dianggap telah menguasai materi-materi tersebut di atas dan diharapkan dapat menggunakannya dalam menulis.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui adakah korelasi antara penguasaan le temps dan l’aspect dengan kemampuan menulis mahasiswa semester II program studi Pendidikan Bahasa Prancis.

1.2. Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1.2.1 Adakah korelasi antara penguasaan le temps dan l’aspect dengan kemampuan l’expression ecrite (menulis) mahasiswa semester II prodi Pendidikan Bahasa Prancis ?

1.2.2 Kesalahan-kesalahan apa saja yang dilakukan mahasiswa semester II Prodi Pendidikan Bahasa Prancis dalam menguasai le temps dan l’aspect?

1.3. Tujuan Penelitian

(23)

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi tentang sejauh mana hubungan antara penguasaan le temps dan l’aspect dengan kemampuan menulis kalimat.

1.5. Sistematika Penulisan

Secara garis besar penyusunan skripsi ini terdiri atas tiga bagian, yakni bagian awal skripsi, bagian inti skripsi, dan bagian akhir skripsi. Bagian awal memuat halaman judul, pengesahan, pernyataan, moto dan persembahan, sari, pengantar, daftar isi. Bagian inti skripsi ini terdari atas lima bab. Bab I memuat latar belakang penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. Bab II berisi tentang landasan teori dalam penelitian ini, yang terdiri dari teori le mot (kata), le verbe (verba), le temps (kala), l’aspect (aspek), dan menulis.

(24)

BAB 2

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dijelaskan tentang kelas kata, verba, le temps (kala), l’aspect (aspek), ketrampilan menulis dan lain sebagainya.

2.1. Kata

Mot atau kata dalam Dictionnaire de linguistique (Dubois, dkk.) adalah :

Mot est un element linguistique significatif compose d’un ou de plusieurs phonemes ; cette sequance est susceptible d’une transcription ecrite (ideogramatique, sylabaire ou alphabethique) comprise entre deux blancs ; dans ses divers emplois syntaxiques, elle garde sa forme, soit totalement, soit partiellement (dans le cas de la flexion).

Kata adalah elemen linguistik signifikan terdiri dari satu atau lebih fonem; Hal ini mungkin urutan transkrip tertulis (ideogramatique, sylabaire atau abjad) antara dua putih; dalam berbagai pekerjaan yang sintaksis, itu membuat bentuknya, baik secara total atau sebagian (dalam kasus fleksi).

Dari pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa kata merupakan gabungan elemen linguistik yang terdiri dari satu fonem atau lebih yang mempunyai arti, dapat menjelaskan sebuah ide dan dapat diwujudkan ke dalam tulisan. Kata juga terbagi menjadi beberapa jenis kata atau kelas kata.

Menurut Dubois (1972:28), yang merupakan kelas kata yaitu:

(1) Nom yaitu kata yang mengacu pada nama diri, nama fisik, nama abstrak.

Contoh : Marie est une belle fille.

(25)

Kata marie merupakan sebuah nama yang berfungsi sebagai Nom atau kata benda dan berkedudukan sebagai subjek dari kata kerja est (être).

(2) Pronom yaitu kata yang menggantikan orang (Pronom personnel : je, tu, il, elle, modus, nous, ils, elles).

Contoh : Je mange du riz.

Kata Je merupakan Pronom atau kata yang menggantikan nama orang dan berkedudukan sebagai subjek dari kata kerja mange.

(3) Adjectif yaitu kata yang digunakan untuk menjelaskan nomina.

Contoh : Maïa est mince.

Kata Mince merupakan adjectif qualificatif atau kata yang digunakan untuk menjelaskan nomina dan berkedudukan sebagai pelengkap pada kata kerja est (être). Adjectif qualificatif bisa berupa grand, ancien, aimable, petit, dsb.

(4) Déterminant yaitu kata yang membedakan jenis, jumlah, milik suatu nomina.

Article indéfini :

Contoh : C’est une maison.

(26)

possessifs (seperti celui, celle, etc), déterminants demonstratifs (seperti ce, cette, ces, etc), déterminants indifini (seperti certain, quelque, beaucoup de, n’importe quel, etc), déterminant numeraux (seperti un,

deux, premier, deuxieme, ect) dsb.

(5) Adverbe yaitu kata yang menjelaskan verba, adjektiva, dan adverbial itu sendiri.

Contoh : Il court vite.

Kata Vite merupakan adverbe atau kata keterangan yang menjelaskan verba, adjektiva dan adverbial itu sendiri dan berkedudukan sebagai pelengkap dari kata kerja court. Adverbe bisa berupa adverbs de maniere (seperti bien, mieux, vite, etc), adverbs de temps (seperti hier, aujourd’hui, etc), adverbs de lieu (seperti ici, la, ailleurs, etc), adverbs

de quantite (seperti assez, aussi, beaucoup, moins, etc), adverbs d’affirmation (seperti oui, certainement, vraiment, etc), adverbs de

negation (seperti non, ne, jamais, etc), adverbs de doute (seperti peut-etre, probablement, etc), , dsb.

(6) Prépositionnel yaitu kata yang digunakan untuk menunjukan lokasi, arah.

Contoh : Pierre va aller à Paris.

(27)

Preposisi à dan par berkedudukan sebagai preposisi atau kata yang digunakan untuk menjelaskan lokasi atau arah. Prépositionnel bisa berupa dans, par, au, vers, devant, dsb.

(7) Conjonction yaitu kata yang digunakan untuk menghubungkan dua nomina atau frase nomina.

Contoh : Quand ils sont venus en france, Romina avait 10 ans.

Kata Quand merupakan konjungsi atau kata penghubung yang menghubungkan antara dua nomina atau frase nomina. Conjonction bisa berupa parceque, comme, quand, et, ou, dsb.

(8) Interjection yaitu kata yang digunakan untuk menyatakan ekspresi perasaan.

Contoh : Chut ! Ne fait pas de bruit.

Kata Chut merupakan kata yang digunkan untuk menyatakan ekspresi perasaan (interjection). Interjection bias berupa chut !, bon !, quoi !, voilla !, voici !, dsb.

(9) Verbe yaitu kata yang menunjukan perbuatan, kejadian, hubungan.

Contoh : Elle aime regarder la télévision.

(28)

Kelas kata dalam bahasa Prancis yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah le verbe atau verba.

2.2. Verba

Verba merupakan salah satu dari jenis-jenis kelas kata yang memiliki penggunaan dan peranan yang berbeda. Verba adalah unsur yang sangat penting dalam suatu kalimat, karena jika dalam suatu kalimat tidak terdapat suatu verba maka kalimat tersebut belum dikatakan kalimat dengan sempurna. Penguasaan verba sangat penting, karena verba adalah suatu elemen yang memiliki kedudukan sentral dalam suatu kalimat.

Grevisse (1988 :159) menyatakan :

Le verbe est un mot qui se conjugue, c’est à dire qui varie en mode, en temps, en voix, en personne, et en nombre”.

Verba adalah kata yang dikonjugasikan, bentuknya yang berubah-ubah menyesuaikan modus, kala, bunyi, persona, dan jumlah”.

Dari pendapat tersebut dapat diartikan bahwa verba merupakan kata yang dikonjugasikan berdasarkan perubahan-perubahan bentuk dalam hal modus, kala, bunyi dan jumlah. Selanjutnya Bescherelle (2006:101-141) berpendapat :

« Le verbe apparait comme l’élément autour duquel s’organise la phrase; il constitue le noyau de la phrase. On peut donc l’identifier en cherchant, dans la phrase, à quel élément se rapportent les groupes nominaux, c’est -à-dire par rapport à quel mot ils marquent leur fonction ».

(29)

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa verba adalah sebuah kata yang bentuknya berubah-ubah menurut persona, modus, kala, dan jumlah kata yang menyatakan perbuatan yang dilakukan atau dialami oleh subjek, atau menyatakan keadaan subjek. Verba merupakan unsur pembentuk kalimat yang berfungsi sebagai predikat, yang merupakan inti pembicaraan atau tulisan dan mengalami perubahan pada modus, kala, bentuk, serta jumlah dan persona.

Dalam mempelajari verba bahasa Prancis terdapat unsur-unsur yang berupa le temps, le mode, l’aspect, dan la voix. Adapun pada skripsi ini hanya akan dibahas tentang le temps dan l’aspect.

2.3 Les Temps

Menurut pendapat Chaer (2003 :260), kala atau tenses adalah informasi dalam kalimat yang menyatakan waktu terjadinya perbuatan, kejadian, tindakan, atau pengalaman yang disebutkan di dalam predikat.

Martin dan Lecomte (1962:243) menjelaskan :

Les temps servent à situer le fait ou l’acte désignés par le verbe à l’un des moments de la durée: présent, passé, futur”.

Kala berguna untuk menggambarkan perbuatan atau tindakan yang ditunjukan dengan verba (kata kerja) pada suatu waktu, lampau, sekarang, dan yang akan datang.

(30)

Les marques du temps situent l’événement dont on parle par rapport au moment où l’on parle”.

Tanda dari kala menggambarkan kejadian yang dibicarakan yang dibandingkan dengan waktu ketika orang membicarakannya.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kala adalah suatu alat kebahasaan yang berfungsi untuk mengungkapkan dan menggambarkan suatu peristiwa yang ditunjukan dengan verba (kata kerja) pada suatu waktu sekarang, lampau, dan yang akan datang.

Mauger (1968 :234), membagi kala dalam modus indikatif dalam bahasa Prancis menjadi :

1. Le présent 2. Le futur

3. Le futur antérieur 4. Le passé composé

5. Le passé surcomposé 6. Le passé simple 7. L’imparfait

8. Le plus-que-parfait 9. Le passé anterieur

Martin dan lecomte (1962 :243) membagi sistem kala ke dalam dua bagian:

(31)

Kala tunggal menunjukan perbuatan yang sedang dilakukan baik wakttu sekarang, waktu lampau, maupun waktu yang akan dating.

Kala tunggal meliputi : kala present, imparfait, passé simple, dan futur. 2. Kala majemuk (Temps composes)

Kala majemuk mengungkapkan perbuatan yang selesai.

Kala majemuk meliputi : passé composé, plus-que-parfait, passé anterieur, futur anterieur.

Salah satu bagian dari kala adalah aspek. Lebih lanjut tentang aspek akan diuraikan dibawah ini:

2.4. Les Aspects

Chaer (2003 : 259) berpendapat bahwa aspek adalah cara untuk memandang pembentukan waktu secara internal di dalam suatu situasi, keadaan, kejadian atau proses.

Mitterand dkk. (1983 :150), menyatakan bahwa L’aspect, c’est la maniere dont l’action se deroule. Aspek, menurut Mitterand dkk, adalah cara bagaimana

(32)

Mitterand dkk. (1983:150), menambahkan lebih jauh: 1. La durée (lamanya) yang dapat ditunjukkan melalui :

a. Par le sens même du verbe (arti kata kerja itu sendiri), aspek ini terdiri dari :

1. Duratif, ditunjukan dengan kata kerja misalnya : continuer, chercher

2. Répetitif, ditunjukan dengan kata kerja misalnya : se mettre, toussoter.

3. Instantif, ditunjukan dengan kata kerja misalnya : sauter, exploser. b. Par le temps du verbe (melalui kala yang digunakan pada kata kerja),

pada imparfait misalnya, yang menunjukkan suatu perbuatan yang sedanng dilakukan di waktu lampau.

Contoh :

A ce moment là, je dormais dans ma chambre. (Pada waktu itu, saya tidur di dalam kamarku)

c. Par les adverbes et compléments circonstanciels (melalui kata keterangan dan pelengkap keadaan)

Di dalam aspek duratif, kata keterangan yang digunakan misalnya : longtemps, toujours, sans casse, aspek repetitif : souvent, d’habitude, ordinairement, aspek instantif : momentanement, tout de suite, brièvement, en un instant.

(33)

L’action peut être saisie comme inaccomplie (inachevée, en cours) ou

comme accomplie (achevée). Sebuah peristiwa dapat ditangkap sebagai sebuah tindakan yang tidak selesai dan selesai.

Contoh :

a. Tindakan yang tidak selesai (inaccompli), misalnya : Le vacarme s’éloigne.

“Suara ribut itu menjauh”

Kata s’éloigne merupakan verba yang menunjukan bahwa peristiwa tersebut tidak selesai atau masih berlangsung (inaccompli) pada kalimat yang menggunakan kala présent.

b. Tindakan atau perbuatan yang selesai (accompli), (dengan menggunakan kata bantu avoir atau être + participle passé), misalnya : Le vacarme s’est éloigné

« Suara ribut itu telah menjauh »

Kata s’est éloigné merupakan verba yang menunjukan bahwa peristiwa

tersebut selesai dan kalimat tersebut menggunakan kala passé

composé.

3. La phase d’accomplissement (tingkat pelaksanaan) Suatu perbuatan dapat ditangkap pada :

a. Awal

1. Futur imminnent (aspect imminnent) : aller, être sur le point de + infinitif.

(34)

On demande M. Renaud, il est occopé, il va descendre tout a l’heure.

« Orang-orang menanyakan Tuan Renaud, dia sedang sibuk, dia akan segera turun nanti.”

Verba va desecendre merupakan verba yang menunjukan bahwa kegiatan tersebut akan segera terjadi dan kalimat tersebut menggunakan aspek imminent.

2. Aspek inkoatif : commencer à, se mettre à + infinitif. Contoh :

Elle se remit à parler.

« Dia memulai berbicara kembali »

Verba se remit à merupakan verba yang menunjukan bahwa kegiatan tersebut terjadi di awal atau kegiatan tersebut baru dimulai dengan kala présent.

b. Millieu de l’action (aspect median) suatu perbuatan ditangkap ditengah : être en train de, continuer à + infinitif.

Contoh :

Ne me derange pas, je suis en train de travailler. « Jangan ganggu aku, aku sedang belajar ».

(35)

c. Akhir

1. Aspek terminatif : finir de, cesser de, s’arreter de. Contoh :

Il a fini de travailler

« Dia telah selesai bekerja »

Kata finir de merupakan suatu perbuatan yang ditangkap di akhir atau kegiatan tersebut telah terjadi.

2. Pengungkapan bentuk lampau yang sangat dekat (aspek récent) :

venir de + infinitif. Contoh :

Je viens de manger.

« Saya baru saja selesai makan »

Kata viens de yang berarti aspek récent merupakan suatu perbuatan yang menunjukan pengungkapan bentuk lampau yang sangat dekat atau kegiatan tersebut baru saja terjadi.

Menurut Baylon dan Fabre (1978 :88), keaspekan dalam bahasa Prancis terdiri atas :

1. Aspek imperfektif (aspect imperfectif), mengungkapkan peristiwa yang sedang terjadi.

Contoh : Le vent souffle.

(36)

Verba souffle dalam kala présent merupakan verba yang menunjukan aspek imperfektif (suatu peristiwa yang sedang terjadi) dan kemungkinannya masih terjadi.

2. Aspek perfektif (aspect perfectif), memperlihatkan peristiwa yang telah terjadi.

Contoh :

J’ai pris mon petit déjeuner.

« Saya sudah sarapan ».

Verba ai pris dalam kala passé composé merupakan verba yang menunjukan aspek perfektif (suatu peristiwa yang telah terjadi) dan biasanya ditandai dengan kala passé atau imparfait.

3. Aspek instantif (aspect instantane), menunjukan peristiwa yang terjadi seketika.

Contoh :

J’ouvris les yeux.

“Saya membuka mata”

Verba ouvris merupakan verba yang menunjukan aspek instantif (suatu peristiwa yang terjadi seketika) atau kegiatan tersebut bersifat instan (praktis) dan dengan kala présent.

4. Aspek duratif (aspect duratif), memperlihatkan peristiwa yang berlangsung terus menerus atau berlanjut.

Contoh :

(37)

“Bumi berputar”

Verba tourne merupakan verba yang menunjukan aspek duratif (suatu peristiwa yang berlangsung terus menerus atau berlanjut) dan dengan kala présent.

5. Aspek iteratif (aspect itératif), menunjukan peristiwa yang berulang. Contoh :

Je vais me promener tous les jours. « Saya akan jalan-jalan tiap hari ».

Verba me promener merupakan verba yang menunjukan aspek iteratif (suatu peristiwa yang terjadi berulang) dan dengan kala futur proche. 6. Aspek inkoatif atau progresif (aspect inchoatif ou progresif),

memperlihatkan peristiwa yang terjadi secara bertahap atau sedikit demi sedikit.

Contoh :

Cet enfant grandit.

« Anak itu tumbuh besar »

Verba grandit merupakan verba yang menunjukan aspek inkoatif atau progresif (suatu peristiwa yang terjadi secara bertahap atau sedikit demi sedikit ) dan dengan kala présent.

7. Pengungkapan bentuk lampau yang sangat dekat (passé recent). Contoh :

Il vient d’assassiner quelqu’un.

(38)

Verba vient d’assassiner merupakan verba yang menunjukan suatu pengungkapan bentuk lampau yang sangat dekat (passé récent) dan dengan menggunakan kala passé récent.

8. Pengungkapan bentuk yang akan datang yang dekat (futur prochen). Contoh:

Je vais manger ce gateau.

« Saya akan segera memakan roti itu”.

Verba vais manger merupakan verba yang menunjukan suatu pengungkapan bentuk yang akan datang yang dekat (futur prochain) dan dengan menggunakan kala futur proche.

2.5. Menulis

Menurut Cug dan Gruca (2002:182), écrire, c’est donc produire une communication au moyen d’un texte. ’menulis adalah memproduksi sebuah

komunikasi melalui sebuah teks’.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan sebuah aktifitas untuk mengemukakan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan.

Larousse (1967:350) menyatakan bahwa écrire c’est exprimer par des signes traces, des caractères convenus. “menulis adalah pengungkapan lewat lambang tulisan/huruf yang telah disepakati”.

(39)

pour apprendre à bien écrire en langue étrangère, l’élève doit franchir certaines étapes indispensables. Il lui faut apprendre bien orthographe, grammaire et vocabulaire”

untuk belajar menulis dengan baik dalam bahasa asing, pembelajar harus melewati tahapan-tahapan tertentu yang dibutuhkan. Pembelajar harus mempelajari dengan baik ortografi, tata bahasa dan kosakata”.

Dari teori di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain, sehingga agar tulisan baik dan benar, pembelajar harus mempelajari dengan baik ortografi, tatabahasa dan kosakata.

2.5.1. Tujuan Menulis

Dalam kegiatan menulis, seorang penulis mempunyai tujuan tertentu dari tulisan yang dihasilkan agar dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain.

”L’écriture est pour l’écrivain le moyen de transmettre un récit, une intrigue, une description, un portrait, un sentiment, une émotion. C’est aussi le moyen de créer sa propre langue. Chaque écrivain possède son style, sa manière de construire les phrases, d’utiliser les mots”. (htpp://fr.wikipedia.org/wiki)

”bagi penulis, tulisan merupakan cara menyampaikan sebuah cerita, sebuah alur cerita, deskripsi, gambaran, luapan perasaan, emosi. Itu juga merupakan cara untuk menciptakan bahasanya sendiri. Setiap penulis mempunyai gaya tulisan, cara menyusun kalimat, dan menggunakan kata-katanya sendiri’.

(40)

mendeskripsikan sesuatu, mengekspresikan perasaan serta emosi sesuai gaya masing-masing penulis.

2.5.2 Tes Keterampilan Menulis

Menurut Valette (1975:84), tes keterampilan menulis ada 8 bentuk, yaitu:

a. Tes préliminaire (tes pendahuluan penulisan)

Tes ini menuntut siswa untuk mampu menulis ejaan bahasa asing tertentu untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada ortografi bahasa tersebut.

Contoh: Guru memberikan sebuah wacana kepada siswa, kemudian siswa diminta menyalin /menulis kembali wacana tersebut dalam beberapa menit. Setelah waktu yang diberikan untuk menyalin selesai, hasil salinan siswa dikoreksi kesesuaiannya/dengan wacana yang asli, penilaian hasil salinan tersebut dapat berupa konjugasi verba, accent dan ejaan yang ditulis oleh siswa.

b. La dictée (dikte)

Dalam tes ini siswa dituntut untuk dapat menuliskan kata/kalimat yang diucapkan untuk mengetahui kemampuan ortografinya.

Contoh: guru membaca kalimat “l’enfant court dans la rue”, kemudian siswa

(41)

c. Phrases à compléter (melengkapi kalimat)

Tes ini menuntut kemampuan siswa untuk melengkapi kalimat.

Conto: La Tour Eiffel se trouve à …. (jawaban yang benar adalah Paris)

d. Construction dirigée de la phrase (penyusunan kalimat secara terpimpin)

Tes ini siswa dituntut untuk mengganti bagian kalimat dengan kalimat yang lain sehingga menghasilkan kalimat yang baru.

Contoh: Elle est belle (elle). Siswa diminta untuk mengganti kalimat dengan sujet jamak (elles) dengan menyesuaikan konjugasi verba être untuk orang ketiga jamak. Maka jawabannya Elles sont belles.

e. Le vocabulaire (kosakata)

Tes ini mengukur kosakata bahasa asing yang telah dipelajari oleh siswa.

Contoh: Quelle le nom du verbe aimer…….. (jawaban yang benar adalah l’amour).

f. La traduction (penerjemahan)

Dalam tes ini siswa diminta untuk menerjemahkan wacana dalam bahasa Prancis kedalam bahasa Indonesia atau sebaliknya.

(42)

Tes ini menuntut siswa untuk mengubah kala waktu dalam wacana, mengubah bentuk kalimat direct ke dalam bentuk kalimat indirect atau menceritakan kembali wacana yang telah diperdengarkan atau dibaca.

Contoh: Je suis malade (direct) Il me dit qu’il est malade (indirect)

h. L’épreuve de rédaction (menyusun kalimat)

Siswa diminta untuk menyusun tulisan, misalnya: menceritakan tempat, perasaan, karakter seseorang dan menulis berdasarkan ide tertentu.

Dari berbagai bentuk tes keterampilan menulis di atas, yang sesuai untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis adalah L’épreuve de rédaction (menyusun kalimat) karena siswa diminta untuk menyusun tulisan yang menceritakan tempat, perasaan, karakter seseorang berdasarkan ide tertentu.

2.5.3 Sistem Penilaian Keterampilan Menulis

Haris dan Amran (dalam Nurgiyantoro 2001:3005) menyatakan penilaian dalam tes menulis dapat bervariasi namun hendaknya mencakupi lima kategori pokok , yakni (1) isi , gagasan yang dikemukakan (content), (2) organisasi isi (form), (3) tata bahasa dan pola kalimat (grammaire), (4) gaya, pilihan struktur dan kosakata (style), (5) ejaan (mechanics).

(43)

conjugaison des verbes (konjugasi kata kerja), (d) souplesse du style (keluwesan gaya bahasa), (e) choix du vocabulaire (pemilihan kosakata).

Menurut petunjuk penilaian tes kemampuan menulis program DELF A2 (Diplôme d’Études en Langue Française), kriteria yang harus dinilai dalam tes

kemampuan menulis adalah:

(1) Respect de la consigne (mematuhi perintah)

- Peut mettre en adéquation sa production avec la situation proposée (dapat menempatkan secara tepat tulisannya dengan situasi atau keadaan yang ditetapkan)

- Peut respecter la consigne de longueur minimale indiquée (dapat mematuhi perintah mengenai panjang minimal yang dianjurkan)

(2) Correction sociolinguistique (koreksi sosiolinguistik)

Peut choisir un registre de langue adapté au destinataire (tu/vous) (dapat memilih kekhassan bahasa yang sesuai dengan penerima (kamu/anda)

(3) Capacité à informer et/ou à décrire (kemampuan memberikan informasi dan/atau menggambarkan)

Peut écrire des phrases et des expressions simples sur soi-même et ses activités (dapat menulis kalimat dan ungkapan sederhana tentang dirinya dan aktivitasnya)

(44)

- peut utiliser un répertoire élémentaire de mots et d’expressions relatifs à sa situation personnelle (dapat menggunakan serangkaian kata dasar dan frase yang berhubungan dengan situasi pribadinya)

- peut orthographier quelques mots du répertoire élémentaire (dapat menulis ejaan beberapa kata dengan benar)

(5) Morphosyntaxe/orthographe gramaticale (morfosintaksis/ejaan gramatikal)

Peut utiliser avec un controle limité des structures, des formes grammaticales simples appartenant à un répertoire mémorisé (dapat menggunakan struktur, bentuk gramatikal sederhana dari daftar yang dipelajari)

(6) Cohésion et cohérences (kohesi dan koherensi)

Peut relier les mots avec des connecteurs très élémentaires tels que <et>, <alors> (dapat menghubungkan kata-kata dengan penghubung yang sangat dasar seperti <dan>, <kemudian>)

(45)

2.6 Kerangka Berpikir

Penguasaan empat keterampilan berbahasa, yakini keterampilan menyimak, membaca, berbicara dan menulis merupakan tujuan akhir dari pembelajaran bahasa. Untuk dapat mencapai keempat keterampilan berbahsa tersebut harus didukung oleh beberapa kemampuan yang diantaranya adalah penguasaan le temps dan l’aspect. Pengauasaan le temps dan l’aspect dapat diaplikasikan dalam berbagai kegiatan berbahasa, salah satunya adalah dengan menulis.

Kemampuan menulis sangat dipengaruhi oleh penguasaan le temps dan l’aspect. Makin baik penguasaan le temps dan l’aspect yang dimiliki mahasiswa,

maka akan memudahkan mahasiswa dalam memahami dan menggunakan le temps dan l’aspect dengan baik. Penguasaan le temps dan l’aspect yang memadai

akan menjadikan mahasiswa mampu dalam menullis dengan baik.

2.7 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi, 2006: 71). Hipotesis yang diambil dalam penelitian ini adalah :

(46)

BAB 3

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan metode penelitian yang meliputi populasi dan sampel, variabel penelitian, metode pengumpulan data, sistem penilaian dan metode analisis data.

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan “analisis korelatif” karena

bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara penguasaan le temps, dan l’aspect dengan kemampuan menulis mahasiswa semester II tahun 2010/2011.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program studi Pendidikan Bahasa Prancis semester II tahun 2010/2011 Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang. Sampel dalam penelitian ini adalah sama dengan populasi, hal ini sesuai pendapat Arikunto (2006 :131) penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subjeknya tidak terlalu banyak. Dari pendapat ini maka penelitian ini disebut penelitian populasi.

(47)

3.3 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah : 3.3.1 Variabel bebas

Penguasaan le temps dan l’aspect.

3.3.2 Variabel terikat

Kemampuan menulis mahasiswa semester II prodi Pendidikan Bahasa Prancis Tahun 2010/2011.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi dan metode tes.

3.4.1 Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan daftar dan jumlah mahasiswa Program studi Pendidikan Bahasa Prancis semester II tahun 2010/2011 Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang yang menjadi responden. 3.4.2 Metode Tes

Metode tes digunakan untuk memperoleh data mengenai korelasi antara penguasaan le temps dan l’aspect dengan kemampuan menulis mahasiswa semester II prodi Pendidikan Bahasa Prancis Tahun 2010/2011, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang.

(48)

3.4.2.1 Pemilihan dan Penyusunan Instrumen

Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah tes menulis kalimat yang berupa tes pemahaman, penggunaan le temps dan l’aspect dan menulis karangan yang menggunakan kala lepas, cerita lama dan cerita yang akan datang. Tes tersebut disesuaikan dengan materi-materi yang pernah diberikan pada perkuliahan pada semester I dan II.

Berikut ini merupakan kisi-kisi tes penguasaan dan kisi-kisi tes kemampuan menulis.

1. Tes penguasaan le temps dan l’aspect

Tabel 3.1 Kisi-kisi instrumen No

.

Variabel Sub variabel Indikator Jenis kala No.soal Jumlah

(49)

Imparfait I. A : 2,

Tes penguasaan ini terdiri dari dua bentuk tes yaitu berupa tes pemahaman dan tes penggunaan dengan kala dan aspek yang berbeda-beda. Dua bentuk tersebut dibagi menjadi 10 butir soal yang terdiri dari 5 butir soal pemahaman le temps dan l’aspect dan 5 butir soal penggunaan le temps dan l’aspect.

2. Tes menulis karangan

Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen

No. Variabel Sub variabel Indikator No.soal Jumlah

(50)

dan akan datang

Passé composé, futur proche dan futur

(a dan b)

Tes menulis karangan ini terdiri dari dari tiga bentuk karangan dengan kala dan tema berbeda-beda. Karangan pertama berupa karangan dengan kala lepas dan dengan tema kegiatan sehari-hari. Karangan kedua berupa karangan yang menceritakan tentang cerita yang mengesankan atau tak terlupakan. Karangan selanjutnya atau karangan ketiga berupa karangan dengan tema keinginan/harapan di masa mendatang.

3.5Analisis Uji Instrumen 3.5.1 Uji coba instrumen

(51)

3.5.2. Validitas tes

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto 2002:144). Pengujian validitas tes yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan Validitas isi. Validitas isi juga validitas kurikuler karena materi yang digunakan sebagai alat ukur disejajarkan dengan materi yang tertera dalam kurikulum (Arikunto : 2006:67). Validitas isi ini berupa materi yang digunakan dalam tes disesuaikan dengan materi yang telah didapatkan oleh mahasiswa semester II Pendidikan Bahasa Prancis FBS UNNES.

3.5.3 Reliabilitas Tes

Reliabel artinya dapat dipercaya atau dapat dihandalkan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai reliabilitas tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes merupakan ketetapan hasil tes (Suharsimi Arikunto, 2006 :86).

3.5.3.1 Reliabilitas Tes Penguasaan

Reliabilitas tes penguasaan pada penelitian ini, penulis menggunakan metode tes ulang (tes-retest method), artinya satu buah tes diujikan dua kali pada objek yang sama dengan selang waktu tertentu. Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan rumus alpha karena tes ini menggunakan penskoran rentangan antara beberapa nilai (misalnya 0-10 atau 0-100) atau yang terbentuk skala 1-3, 1-5 atau 1-7 dan seterusnya (Arikunto 2006:196).

(52)

Sebelum menganalisis data di atas menggunakan rumus alpha, terlebih dahulu dibuat table persiapan yang terdapat pada lampiran 2. Data pada tabel persiapan tersebut kemudian dimasukkan kedalam rumus alpha.

=

= reliabilitas instrumen

K = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

= jumlah varian butir

= varians total

Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 1f. Perhitungan menggunakan rumus alpha tersebut menghasilkan = 0,890, r tabel untuk N = 5 taraf signifikansi 95% adalah 0,878. Hal ini berarti bahwa lebih besar dari

(0,890>0,878). Dengan demikian, soal yang diujicobakan dinyatakan reliabel.

3.5.3.2 Reliabilitas Tes Menulis Karangan

(53)

Tabel 3.4

Data Uji Coba Tes Menulis Karangan

No. Nama Skor I Skor II

Koefisien reliabilitas dihitung dengan mengkorelasikan hasil skor tes menulis pertama (x) dan hasil skor tes menulis kedua (y). Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi product-moment sebagai berikut ini :

rxy =

Perhitungan data tersebut menggunakan program SPSS Statistics 17.0, perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 3. Perhitungan tersebut menghasilkan = 0.903, untuk N = 5 taraf signifikansi 95% adalah 0,878.

Hal ini berarti bahwa lebih besar dari tabel (0,903>0,878). Dengan

(54)

3.6Sistem Penilaian

Pada tes ini sistem penskoran dengan sistem benar salah sebagai berikut. 3.6.1 Construction Dirigé de Phrase (penyusunan kalimat secara

terstruktur) a. Pensekoran

Dalam tes ini, kriteria penilaian sebagai berikut : 2 : jika struktur kalimat benar dan kalimat padu

1 : jika struktur kalimat benar namun ada tulisan yang salah atau kalimat tidak padu

0 : jika struktur kalimat salah dan kalimat tidak padu

Beradasarkan pensekoran di atas, skor tertinggi yang dapat diperoleh mahasiswa adalah 20 (dua puluh).

b. Penilaian

Setelah skor ditentukan, kemudian skor tersebut dikonversikan ke dalam nilai dengan menggunakan rumus :

Keterangan:

S : Nilai yang dicari

R : Skor mentah yang diperoleh siswa

N : Skor maksimal ideal dari tes yang bersangkutan

(55)

3.6.2 L’épreuve de rédaction (tes menyusun paragraf) a. Penskoran

Teknik penskoran penelitian ini menggunakan teknik penilaian tes tertulis berdasarkan standar DELF (Diplôme d’Etude En Langue Français ) A2.

Dari acuan tersebut, peneliti membuat sendiri pengkategorian unsur-unsur karena tidak semua kategori penelitian sesuai dengan materi yang diujikan.

Unsur tersebut meliputi :

Table 3.4

Kriteria Penilaian Kemampuan Menulis Berdasarkan DELF A2 Respect de la consigne 0 0,5 1

Karena produksi tulisan yang diharapkan pada penenlitian ini adalah kala présent dan passé sehingga lebih tepat DELF A2.

Tabel 3.5

Kriteria Penilaian Tes Kemampuan Menulis Mahasiswa

Mematuhi Perintah 0 0,5 1

(56)

Peristiwa

Morfosintaksis/ejaan gramatikal

0 0,5 1 1,5 2 2.5

Leksikal/ejaan leksikal 0 0,5 1 1,5 2 Koherensi dan kohesi 0 0,5 1 1,5

Berdasarkan pensekoran di atas, skor tertinggi yang dapat diperoleh mahasiswa adalah 8 (delapan).

Tabel 3.6. Kriteria penilaian kemampuan menulis karangan berbahasa Prancis

1. Mematuhi perintah

Skala nilai Kriteria 1

0,5

0

Isi cerita sesuai dengan perintah

Isi cerita sesuai dengan perintah memuat setengah informasi, kadang terjadi kesalahan penggunaan kata sambung, isi mudah dipahami

Isi cerita tidak sesuai dengan perintah, isi tidak dapat dipahami.

2. Kemampuan mengungkapkan peristiwa

Skala nilai Kriteria

(57)

0,5

0

terjadinya peristiwa tersebut, waktu peristiwa tersebut terjadi dan ada berapa kejadian inti dalam keseluruhan isi cerita tersebut, isi sangat mudah dipahami.

Memuat setengah lebih isi cerita, yaitu peristiwa yang terjadi, tokoh yang terlibat dalam peristiwa tersebut dan tempat terjadinya peristiwa tersebut, isi mudah dipahami. Tidak memuat isi cerita, isi tidak dapat dipahami.

3. Morfosintaksis/Ejaan gramatikal

Pola kalimat benar, jarang terjadi kesalahan dalam pengggunaan preposisi, konjugasi, kala waktu, nomina, adverbia, preposisi participe-passé, ejaan gramatikal.

Pola kalimat benar, kadang-kadang terjadi kesalahan dalam penggunaan preposisi, konjugasi, kala waktu, nomina, adverbia, preposisi participe-passé, ejaan gramatikal.

Pola kalimat benar, sering terjdi kesalahan dalam penggunaan preposisi, konjugasi, kala waktu, nomina, adverbia, preposisi participe-passé, ejaan gramatikal.

(58)

0,5

0

Pola kalimat kuarng benar, sering terjadi kesalahan dalam penggunaan preposisi, konjugasi, kala waktu, nomina, adverbia, preposisi participe-passé, ejaan gramatikal.

Pola kalimat, penggunaan preposisi, konjugasi, kala waktu, nomina, adverbia, preposisi participe-passé, ejaan gramatikal tidak benar.

Keseluruhan kosa kata yang digunakan sesuai konteks, sedikit sekali terjadi kesalahan ejaan dan tanda baca.

Setengah lebih dari keseluruhan kosa kata yang digunakan sesuai dengan konteks, sedikit terjadi kesalahan ejaan dan tanda baca.

Setengah dari keseluruhan kosa kata yang digunkan sesuai dengan konteks, sering terjadi kesalahan ejaan dan tanda baca.

Setengah dari keseluruhan kosa kata yang digunakan kurang sesuai dengan konteks, sering terjadi kesalahan ejaan dan tanda baca.

(59)

b. Penilaian

Setelah skor ditentukan, kemudian skor tersebut dikonversikan ke dalam nilai dengan menggunakan rumus :

Keterangan:

S : Nilai yang dicari

R : Skor mentah yang diperoleh siswa

N : Skor maksimal ideal dari tes yang bersangkutan

SM : Standar mark (besarnya skala penelitian yang dikehendaki).

3.7Metode Analisis Data

Setelah mendapatkan nilai untuk masing-masing peserta, kemudian nilai tersebut dimasukkan dalam criteria penilaian sbb: Nilai yang telah didapat untuk masing-masing mahasiswa, kemudian dimasukkan dalam kriteria penilaian yang berlaku di Unnes sesuai dengan SK Rektor Unnes no.163 tahun 2004:

Tabel 3.6

Kriteria Penilaian Berdasarkan SK Rektor UNNES

Nilai Huruf Keterangan

> 86-100 A Baik sekali

> 81-85 AB Lebih dari baik

> 71-80 B Baik

> 66-70 BC Lebih dari cukup

(60)

> 56-60 CD Kurang dari cukup

> 51-55 D Kurang sekali

< 50 E Gagal (Tidak lulus)

3.8Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif dilakukan untuk mendeskripsikan atau memaparkan hasil tes evaluasi penguasaan le temps dan l’aspect dan kemampuan mennulis mahasiswa semester II Program Pendidikan Bahasa Prancis Jurusan Bahasa dan Sastra Asing Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang, serta korelasi antara kedua variabel tersebut.

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui hasil tes yang dikerjakan oleh subjek penelitian yang berupa data interval yaitu : nilai tes penguasaan dan nilai tes menulis, oleh karena itu penulis menggunakan rumus product-moment untuk menghitung korelasi kedua hasil atau nilai tes tersebut.

(61)

Y = Hasil tes menulis

(62)

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D

alam bab ini diuraikan hasil penelitian berupa hasil pengumpulan data

dan pemabahasan, serta análisis uji hipotesis.

4.1. Hasil Pengumpulan Data dan Pembahasan

Pada penelitian ini untuk mengukur kemampuan penguasaan le temps dan l’aspect, tes yang digunakan berupa tes isian dan untuk mengukur kemampuan

menulis digunakan tes menyusun karangan ke dalam bahasa Prancis. Tes tersebut diberikan pada 20 mahasiswa semester II angkatan 2010/2011 Program Studi Pendidikan Bahasa Prancis. Instrumen yang digunakan berupa pemahaman dan penggunaan le temps dan l’aspect yang berjumlah sepuluh soal. Responden diminta untuk menjawab pertanyaan dengan cara menganalisis dan membuat kalimat kemudian menyusun karangan dengan bahsa mereka sendiri ke dalam bahasa Prancis. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan kedua bentuk tes adalah 90 menit.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai tes penguasaan le temps dan l’aspect dan kemampuan menulis karangan berbahasa Prancis pada mahasiswa

semester II Program Studi Pendidikan Bahasa Prancis, Jurusan Bahasa dan Sastra Asing, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang diperoleh hasil sebagai berikut.

(63)

4.1.1 Hasil Tes Penguasaan le temps dan l’aspect

Hasil tes penguasaan le temps dan l’aspect berupa skor mentah, kemudian

skor mentah tersebut dikonversikan dalam bentuk nilai sehingga diperoleh hasil pada tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1

Skor mentah dan nilai tes penguasaan le temps dan l’aspect

(64)

Pada tabel 4.1 di atas terlihat bahwa nilai tertinggi yang diperoleh mahasiswa adalah 85 dan nilai terendah mahasiswa adalah 50. Kemudian, nilai rata-rata tes penguasaan dapat diketahui dari perhitungan jumlah nilai yang

diperoleh mahasiswa dibagi dengan jumlah mahasiswa ( )

4.1.2 Hasil Tes Menulis Karangan

Skor tes kemampuan menulis karangan secara tertulis dikelompokkan berdasarkan kriteria Respect de la consigne, Capacité à raconter et à décrire, Morphosyntaxe/orthographe grammaticale, Lexique/orthographe lexicale, serta Cohérence et cohésion. Masing-masing kriteria tersebut diberi pembobotan berbeda-beda untuk memberikan penilaian yang objektif berdasarkan tingkat kesulitan masing-masing kriteria dalam penilaian.

Hasil tes menulis karangan secara tertulis yang diperoleh berupa skor mentah tersebut dikonversikan dalam bentuk nilai sehingga diperoleh hasil pada tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2

Skor Mentah dan Nilai Hasil Tes Menulis Karangan

No Nama Skor mentah Nilai (X)

1 CTRA 15,5 65

2 YUL 17 71

3 ALFI 19 79

4 RAMUS 22 91

5 FEBR 15 62

(65)

7 IIN 12,5 52

8 FHRN 1 4

9 INDK 14 58

10 FRDA 16 67

11 AYND 9 37

12 FAR 16,5 69

13 PAND 13,5 56

14 TAN 14,5 60

15 SPT 15,5 64

16 MAY 14 58

17 RAN 16 58

18 PRDTA 12 50

19 DIN 13 54

20 RIZ 12 50

Jumlah 285 1176

Tabel 4.2 di atas menunjukan bahwa nilai tertinggi yang diperoleh mahasiswa adalah 91 dan nilai terendah mahasiswa adalah 4. Kemudian, nilai rata-rata tes kemampuan menulis karangan secara tertulis dapat diketahui dari

perhitungan jumlah nilai dibagi dengan jumlah mahasiswa ( 58,8).

4.2 Analisis Kesalahan

(66)

4.2.1. Kesalahan dalam Tes Penguasaan

Analisis pada tes penguasaan merupakan analisis kesalahan dari butir soal yang tergolong sulit, yaitu butir soal yang dijawab salah oleh lebih dari 50% mahasiswa, kesalahan tersebut adalah sebagai berikut:

4.2.1.1. Kesalahan dalam menentukan kala dan aspek

a) Butir soal no.1

Je vais me promener tous les jours.

Ada 10 mahasiswa atau 50% responden yang menjawab benar baik dalam menentukan kala maupun aspek. Ada 10 mahasiswa atau 50% responden yang benar dalam menentukan kala namun melakukan kesalahan dalam menentukan aspek, contoh : pada butir soal di atas jawaban yang benar adalah menggunakan kala futur proche dan aspek yang digunakan aspek iteratif, namun mahasiswa menjawab salah dengan menggunakan aspek duratif.

b) Butir soal no.2

Johnny Halliday chantait ses premières chansons.

(67)

tidak menjawab. 2 mahasiswa atau 10% responden menjawab salah semua dalam menentukan kala dan aspek.

c) Butir soal no. 3 Il a fiini de travailler.

Ada 13 mahasiswa atau 65% responden yang menjawab benar baik dalam menentukan kala maupun aspek. Ada 5 mahasiswa atau 25% responden yang benar dalam menentukan kala namun melakukan kesalahan dalam menentukan aspek, contoh : pada butir soal di atas jawaban yang benar adalah menggunakan kala passé composé dan aspek yang digunakan aspek perfektif, namun mahasiswa tidak menjawab aspek apa butir soal di atas dan hanya menjawab kala saja yaitu kala passé composé. Satu mahasiswa atau 5% responden menjawab salah semua dalam menentukan kala dan aspek.

d) Butir soal no. 4

Il y avait des cinémas de quartier.

(68)

e) Butir soal no. 5 Elle se remit à parler.

Ada 8 mahasiswa atau 40% responden yang menjawab benar baik dalam menentukan kala maupun aspek. Ada 8 mahasiswa atau 40% responden yang benar dalam menentukan kala namun melakukan kesalahan dalam menentukan aspek, contoh : pada butir soal di atas jawaban yang benar adalah menggunakan kala présent dan aspek yang digunakan aspek inkoatif, namun mahasiswa menjawab salah dengan menggunakan aspek duratif. 2 mahasiswa atau 10% responden menjawab benar dalam menentukan aspek namun melakukan kesalahan dalam menentukan kala, contoh : mahasiswa menjawab salah dengan menggunakan kala, yaitu kala yang digunakan adalah kala imparfait. dan 2 mahasiswa atau 10% responden menjawab salah semua dalam menentukan kala dan aspek.

4.2.1.2. Kesalahan dalam membuat kalimat

a) Butir soal no.1

(69)

b) Butir soal no. 2

Ada 4 mahasiswa atau 20% responden yang menjawab benar baik dalam menggunakan kala maupun aspek. Ada 11 mahasiswa atau 55% responden yang benar dalam menggunakan kala namun melakukan kesalahan dalam menggunakan aspek atau kurang dari 7-8 kata dalam membuat kalimat, seperti contoh : Je mange du riz. dan 5 mahasiswa atau 25% responden menjawab salah semua dalam menggunakan kala dan aspek.

c) Butir soal no. 3

Ada 10 mahasiswa atau 50% responden yang menjawab benar baik dalam menggunakan kala maupun aspek. Ada 6 mahasiswa atau 30% responden yang benar dalam menggunakan aspek namun melakukan kesalahan dalam menggunakan kala atau kurang dari 7-8 kata dalam membuat kalimat, seperti contoh : Je vais acheter une dictionnaire. dan 4 mahasiswa atau 20% responden menjawab salah semua dalam menggunakan kala dan aspek.

d) Butir soal no. 4

Gambar

Tabel
Tabel 3.1 Kisi-kisi instrumen
Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen
Tabel 3.3. Data uji coba instrumen tes penguasaan.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ario Wirawan Salatiga, Skripsi, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 12 + 98 halaman, 51 lampiran.. Salah satu peran penting perawat

Setiap motif yang dibuat oleh para siswa tersebut kemudian dipilih salah satu yang terbaik pada masing-masing kelompok, dalam hal ini yang melakukan pemilihan adalah guru. Dari

Terdapat pengaruh yang signifikan pada Technostress yang berperan sebagai variabel mediasi dalam hubungan pengaruh Kompetensi Teknologi Otomasi terhadap Kinerja pada

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui rasio-rasio keuangan yang mempengaruhi harga saham pada perusahaan-perusahaan di sektor pertambangan Bursa Efek

Nilai signifikansi sebesar 0,000, oleh karena nilai signifikansi kurang dari 0,05 (0,000&lt;0,05) maka koefisien korelasi signifikan dan dapat digeneralisasikan ke

Hal ini sejalan dengan penelitian yag dilakukan oleh Arini (2011), yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan ibu tentang gizi antara ibu yang memiliki balita

dengan pemanfaatan sumber radiasi (pemantauan dosis dan kesehatan pekerja radiasi, Hasil pengukuran paparan radiasi, Daftar inventarisasi sumber radiasi, Pelaksanaan PJM dan RPKD).

[r]