STRATEGI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN KARO DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN
ASLI DAERAH KABUPATEN KARO
(Studi Kasus pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo) D
I S U S U N
OLEH : MIRAWATI SEMBIRING NIM : 090921013
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N
KATA PENGANTAR
Berkat Kasih dan anugerah Tuhan Yesus Kristus, penulis hingga saat
masih mampu menjalani roda kehidupan di dunia ini. Terkhusus dalam
menyelesaikan skripsi penulis yang berjudul : ” Strategi Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata dalam meningkatkan Pendapataan Asli Daerah Kabupaten Karo ( Studi
kasus pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo)”. Skripsi ini
merupakan sebuah karya tulis ilmiah yang diperlukan untuk melengkapi
persyaratan guna memperoleh gelar sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Departemen Ilmu Administrasi Negara, Universitas Smatera Utara
serta sebagai wahana dalam mengembangkan pikiran penulis.
Dalam Kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada
pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, dukungan dan bantuan selama
proses penyusunan skripsi ini yakni kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution. M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu
Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA selaku dosen pembimbing saya yang
telah memberikan waktunya dalam membimbing dan mengarahkan penulis
4. Ibu Dra. Elita Dewi, MSP selaku dosen penguji yang telah memberikan
masukan dalam skripsi ini.
5. Kepada Kak Mega dan Kak Dian selaku pegawai pendidikan FISIP USU yang
telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan urusan administrasi
selama perkuliahan hingga terselesainya skripsi ini di Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik.
6. Kepada Bapak Dinasty Sitepu, S.Sos selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Karo yang telah memberikan kesempatan bagi penulis
untuk melakukan penelitian ini dan juga dalam pengambilan data yang
diperlukan penulis.
7. Kepada Bapak Drs. Swingli Sitepu selaku Kepala Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karo yang telah
memberikan data dan informasi bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Kepada Ibu Ester br Meliala selaku Kepala tata usaha di Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata juga telah banyak membantu penulis dalam mengumpulkan
semua data-data yang diperlukan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Kepada seluruh dosen yang mengajar di Departemen Imu Administrasi Negara,
terima kasih bapak/ibu yang telah mengajar penulis mengenai Ilmu
Administrasi Negara dan juga atas petuahnya selama perkuliahan hingga
akhirnya dapat diaplikasikan.
10. Buat Orang tua yang kukasihi ( M.SEMBIRING dan M. Br Ginting) yang
telah memberikan segala bagi saya yang tidak dapat penuliskan sebutkan satu
per satu.
11. Buat kakak (MADYA br SEMBIRING dan MULIA KIT HERMANUS),
Abang MASLAN SEMBIRING, Adek MELKY JEKSON SEMBIRING,
CHRISTMAS br SITEPU, terima kasih buat dukunga doa, nasehat-nasehat,
material dan setiap hal yang diberikan kepada saya.
12. Buat teman-teman satu rumahku ( Kak Junita, Adek Rijal, Adek Edi, Adek
Elo), yang telah mejadi sahabat bagi saya dan juga terimakasi buat
dukunganya dan canda tawanya.
13. Buat teman-teman satu kelasku yang tidak dapat kusebutkan namanya satu
per satu, terimakasih buat kerjasamanya selama ini.
14. Semua Pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini
yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu per satu.
Penulis sadar bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan
kritik yang membangun untuk perbaikan penulisan karya ilmiah ini. Akhir kata,
penulis berharap agar skripsi dapat bermanfaat bagi setiap orang yang
membacanya.
Medan, 28 April 2011-04-28
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR LAM[IRAN... xi
ABSTRAK... x
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah... 1
I.2. Perumusan Masalah... 9
I.3. Tujuan Penelitian... 10
I.4. Manfaat Penelitian... 10
I.5. Kerangka Teori... 11
I.5.1 ManajemenStrategi...….………. 11
I.5.2 Strategi...………... 16
I.5.3 Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia... 19
I.5.4 Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) 25 I.5.5 Pendapatan Asli Daerah... 31
I.6 Defenisi Konsep... 40
I.7 Sistematika Penulisan... 41
BAB II METODE PENELITIAN II.1 Bentuk Penelitian... 43
II.2. Lokasi Penelitian... 43
II.3 Informan Penelitian... 44
II.4 Teknik Penggumpulan data... 45
II.5 Teknik Analisis Data... 46
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Karo 1. Kondisi Geografis……… 47
2. Iklim... 49
3. Kependudukan………. 49
4. Wilayah Administrasi Pemerintahan……… 50
B. Gambaran Umum Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo 1. Jumlah dan Komposisi Personalia Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo... 51
Kabupaten Karo... 53
3. Struktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo……… 55
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Kewenangan Sektor Pariwisata... 78
B. Kondisi Lingkungan Internal... 81
C. Kondisi Lingkungan Eksternal... 104
D. Analisis SWOT... 110
1. FaktorEksternal... 110
2. Faktor Internal... 115
3. Ringkasan SWOT... 125
4. Matriks SWOT dan Identifikasi Isu... 127
BAB V PENUTUPAN A. Kesimpulan... 135
B. Saran/Rekomandasi... 148
DAFTAR PUSTAKA... 149
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1: Obyek-obyek wisata yang ada di Kabupaten Karo 6
Tabel 1.2: Matriks SWOT 28
Tabel 1.3: Beberapa unsur dan variabel dalam analisis SWOT 30
Tabel 1.4: Analisis SWOT pada Pariwisata Kabupaten Karo 31
Tabel 3.1: Jumlah desa, luas wilayah dan jumlah pendud uk 50
Tabel 3.2: Komposisi Personalia menurut tingkat pendidikan 51
Tabel 3.3: Komposisi personalia menurut golongan/pangkat 52
Tabel 3.4: Struktur organisasi dan susunan Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kabupaten Karo 56
Tabel 4.1: Komposisi personalia menurut tingkat pendidikan 88
Tabel 4.2: Jalur trayek dan kebutuhan angkutan darat penumpang 89
Tabel 4.3: Jumlah fasilitas/sarana pariwisata di Kabupaten Karo 90
Tabel 4.4: Distribusi wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Karo 97
Tabel 4.5: Target dan realisasi PAD dari satuan kerja 99
Pariwisata Kabupaten Karo 101
Tabel 4.7: Target dan realisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Karo 103
Tabel 4.8: Ringkasan SWOT 126
Tabel 4.9 Matriks SWOT pengembangan Pariwisata Kabupaten Karo 129
LAMPIRAN
1. Permohonan Judul Skripsi
2. Penunjukan Dosen Pembimbing
3. Undangan Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi
4. Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi
5. Berita Acara Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi
6. Surat Keterangan Penelitian dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Karo.
7. Surat Keterangan Penelitian dari Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kabupaten Karo.
8. Surat Rekomendasi Penelitian dari Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan
ABSTRAK
STRATEGI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DALAM
MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KARO (Studi Kasus pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo)
Nama : MIRAWATI SEMBIRING
Nim : 090921013
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
Departemen : Ilmu Administrasi Negara
Pembimbing : Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata adalah salah unsur pemerintahan
Negara Republik Indonesia yang terdapat di setiap kabupaten yang ada di
Indonesia. Salah satunya di Kabupaten Karo. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
berfungsi sebagai pengatur, pengelola obyek-obyek wisata yang ada di Kabupaten
Karo, agar obyek-obyek wisata yang ada di Kabupaten Karo dapat menjadi obyek
wisata unggulan yang banyak diminati oleh masyarakat luas baik mancanegara
maupun domestik. Seiring dengan pengelolaan yang baik dan berkesinambungan
oleh instansi pemerintah terkhusus Dinas Kebudayaan dan Pariwisata maka akan
menguntungkan bagi pemerintah daerah dalam meningkatkan Pendapatan Asli
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor internal
(kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang
dimiliki oleh sektor pariwisata dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Karo dan untuk mengetahui strategi pengembangan sektor pariwisata oleh Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Kabupaten Karo.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan dilanjutkan dengan
menganalisa data yang didapatkan maka dapat kesimpulan strategi apa saja yang
dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam faktor internal (kekuatan dan
kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman)
Kata-kata kunci : Strategi, Pendapatan Asli Daerah, Dinas Kebudayaan dan
ABSTRAK
STRATEGI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DALAM
MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KARO (Studi Kasus pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo)
Nama : MIRAWATI SEMBIRING
Nim : 090921013
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
Departemen : Ilmu Administrasi Negara
Pembimbing : Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata adalah salah unsur pemerintahan
Negara Republik Indonesia yang terdapat di setiap kabupaten yang ada di
Indonesia. Salah satunya di Kabupaten Karo. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
berfungsi sebagai pengatur, pengelola obyek-obyek wisata yang ada di Kabupaten
Karo, agar obyek-obyek wisata yang ada di Kabupaten Karo dapat menjadi obyek
wisata unggulan yang banyak diminati oleh masyarakat luas baik mancanegara
maupun domestik. Seiring dengan pengelolaan yang baik dan berkesinambungan
oleh instansi pemerintah terkhusus Dinas Kebudayaan dan Pariwisata maka akan
menguntungkan bagi pemerintah daerah dalam meningkatkan Pendapatan Asli
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor internal
(kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang
dimiliki oleh sektor pariwisata dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Karo dan untuk mengetahui strategi pengembangan sektor pariwisata oleh Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Kabupaten Karo.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan dilanjutkan dengan
menganalisa data yang didapatkan maka dapat kesimpulan strategi apa saja yang
dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam faktor internal (kekuatan dan
kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman)
Kata-kata kunci : Strategi, Pendapatan Asli Daerah, Dinas Kebudayaan dan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ditengah perubahan internal dan eksternal bangsa ini, terdapat isu sentral yang
menjadi wacana publik yaitu perlunya pembagian kekuasaan yang seimbang
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah guna meningkatkan kemandirian
daerah untuk mengelola rumah tangganya sendiri dalam hubungan yang serasi
dengan daerah lainya, serta tentunya dengan Pemerintah Pusat. Saat ini terdapat
cara berpikir yang mengharapkan agar kekuasaan atau wewenang antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, termasuk pengaturan perimbangan
dalam menikmati kekayaan Negara yang berasal yang berasal dari sumber daya
alam daerah, yang selama ini dipandang sebagai monopoli Pemerintah Pusat harus
diserahkan sepenuhnya kepada Pemerintah Daerah dimana Pemerintah Daerah
dapat dengan leluasa melaksanakan pembangunan daerahnya sehingga hasil
pembangunan dapat lebih diterima oleh masyarakat. Selain itu, daerah dengan
sendirinya akan mengalami proses pemberdayaan serta kemandirian daerah akan
terbangun.
Dengan diterbitkanya Undang- Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah dan Undang- Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat Pemerintahan Daerah merupakan
salah satu landasan yuridis bagi pengembangan otonomi daerah di Indonesia.
Pemerintahan Daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Tahun 1945,
Pemerintahan Daerah yang mengatur dan mengurus sendiri urusan Pemerintahan
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, diarahkan untuk mempercepat
terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan, pelayanan,
pemberdayaan, peran serta masyarakat dan peningkatan daya saing daerah dengan
memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan keadilan, keistemewaan dan
kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Otonomi yang diberikan kepada daerah Kabupaten dan Kota dilaksanakan
dengan memberikan kewenangan yang seluas-luasnya, nyata dan bertanggung
jawab kepada Pemerintah Daerah secara proporsional. Artinya, pelimpahan
tanggung jawab akan diikuti oleh pengaturan pembagian, pemanfaatan serta
sumber daya Nasional yang berkeadilan, serta perimbangan keuangan pusat dan
daerah. Dalam mengurus dan mengatur rumah tangga sendiri, tentu daerah
memerlukan biaya yang cukup besar guna membiayai penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan di daerah. Pemerintah Daerah tidak akan dapat
melaksanakan fungsinya dengan efektif dan efesien tanpa biaya yang cukup untuk
memberikan pelayanan pembangunan dalam penyelenggaraan roda pemerintahan
daerah. Oleh karena itu daerah diberi hak dan wewenang untuk menggali
sumber-sumber pendapatan daerahnya sendiri. Hal ini sesuai dengan ketentuan pasal 157
UU Nomor 32 tahun 2004 yang mengatur sumber-sumber pendapatan daerah.
a. Hasil pajak daerah
b. Hasil retribusi daerah
c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
d. Lain-lain pendapatan daerah yang sah
Isyarat bahwa Pendapatan Asli Daerah harus menjadi bagian sumber
keuangan terbesar bagi pelaksana otonomi daerah menunjukkan bahwa
Pendapatan Asli Daerah tersebut merupakan tolak ukur terpenting bagi
kemampuan daerah dalam menyelenggarakan dan mewujudkan otonomi daerah.
Disisi lain otonomi daerah juga merupakan tantangan yang dapat dijadikan
patokan untuk melihat sejauh mana daerah mampu melakukan pengelolaan
terhadap sumber daya yang ada didaerah untuk kemakmuran masyarakatnya.
Otonomi memberikan kewenangan bagi daerah untuk melakukan
perencanaan, pengembangan dan pengelolaan sumber daya yang dimiliki daerah
khususnya pariwisata daerah yang ada di Indonesia. Proses dan mekanisme
pengambilan keputusan menjadi lebih sederhana dan cepat. Disamping itu
peluang untuk melibatkan masyarakat lokal dalam proses pengembangan
pariwisata menjadi lebih terbuka. Daripada menunggu proses pengambilan
keputusan yang sering memakan waktu yang sangat lama di tingkat pusat,
Pemerintah Daerah dapat mengambil keputusan sendiri untuk memilih dan
melaksanakan proyek-proyrk kepariwisataan. Semua ini sebenarnya merupakan
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah guna mendukung pembangunan diberbagai
daerah yang ada di Indonesia.
Pendapatan Asli Daerah merupakan gambaran potensi keuangan daerah
pada umumnya mengandalkan unsur pajak daerah dan retribusi daerah. Berkaitan
dengan Pendapatan Asli Daerah dari sektor retribusi, maka daerah dapat menggali
potensi sumber daya alam yang berupa obyek wisata. Pemerintah menyadari
bahwa sektor pariwisata bukanlah merupakan sektor penyumbang terbesar dalam
pendapatan daerah, tetapi berpotensi dan berpeluang besar dalam meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah. Pemerintah telah menetapkan daerah-daerah tujuan
wisata yang berpotensial dalam rangka memajukan pembangunan perekonomian
untuk kesejahteraan dan kemakmuran bangsa Indonesia.
Indonesia mempunyai banyak potensi alam dan seni budaya yang cukup
besar yang dapat dimanfaatkan oleh daerah untuk meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah. Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang ada di
Indonesia yang memilki potensi pariwisata yang cukup menarik. Oleh karena itu,
pengembangan industri pariwisata adalah salah satu strategi yang cukup baik
untuk dijadikan sebagai salah satu sumber Pendapata Asli Daerah.
Pentingnya pengembangan pariwisata membuat Indonesia khususnya
Provinsi Sumatera Utara menggalakkan sektor ini untuk menggerakkan
industri-industri kecil dan meraih peluang keuntungan dari sektor pariwisata dalam
menghimpun kekuatan dan strategi dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang
Kabupaten Karo merupakan salah satu daerah tujuan wisata utama di
Provinsi Sumatera Utara yang memiliki potensi tidak kalah menarik dengan
daerah tujuan wisata lainya di Indonesia. Dataran Tinggi Karo memiliki alam
pegunungan dengan udara yang sejuk dan berbagai keindahan dan daya tarik
wisata. Keunggulan pariwisata Kabupaten Karo dibandingkan daerahnya lainya di
Sumatera Utara adalah:
Posisi Kota Berastagi yang strategis dapat dijadikan pintu gerbang
perjalanan wisata ke daerah lain.
Jarak ibukota provinsi hanya 65 Km dan aksesibilitas sangat baik.
Memiliki sarana akomodasi yang sangat memadai.
Memiliki alam yang indah dan sejuk.
Kepariwisataan Kabupaten Karo sudah cukup dikenal masyarakat Indonesia
bahkan masyarakat mancanegara. Kabupaten Karo memiliki banyak obyek wisata
yang dapat dikunjungi seperti wisata alam, wisata seni dan budaya, dan wisata
peninggalan sejarah.
Adapun obyek wisata dan daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Karo
Tabel 1.1
Obyek-obyek wisata yang ada di Kabupaten Karo
No Obyek wisata Jenis Wisata Lokasi Kecamatan
Desa Jarak
(Km)
1 Air terjun Sipiso-Piso
Rekreasi,
Panorama dan Keindahan Alam
Merek Pengambaten 35
2 Gunung Sipiso-Piso
Panaroma dan Olahraga
Merek Situnggaling 34
3 Tongging Rekreasi dan
Keindahan Alam
Merek Tongging 40
4 Desa Budaya
Dokan
Desa Budaya dan Penelitian
Merek Dokan 23
5 Situs Puntungan Meriam Putri Hijau
Peninggalan Sejarah
Barusjahe Sukanalu 23
6 Situs Rumah
Putri Hijau
Peninggalan Sejarah
Tigapanah Seberaya 11
7 Lau Biang Olahraga Arung Jeram
Tiga Binanga
Perbesi 50
8 Gua Liang Dahar Keunikan Alam dan penelitian
Kuta Buluh Lau Buluh 40
9 Uruk Tuhan Panorama dan
Keindahan Alam
Simpang Empat
Bekerah 25
10 Gunung Sinabung
Olahraga dan Penelitian
Simpang Empat
Lau Kawar 27
11 Danau Lau Kawar Rekreasi, Penelitian dan Keindahan Alam Naman Teran
Lau Kawar 27
12 Desa Budaya Lingga
Desa Budaya dan Penelitian
Simpang Empat
Lingga 15
13 Deleng Kutu Panaroma da
Keindahan Alam
Berastagi Gurusinga 5
Kuda Tunggang
15 Taman Mejuah juah Berastagi
Rekreasi dan Kuda Tunggang
Berastagi Berastagi 0
16 Pasar Buah Tradisional
Berastagi
Rekreasi dan Belanja
Berastagi Berastagi 0
17 Desa Peceren Desa Budaya dan Penelitian
Berastagi Peceren 1
18 Taman Hutan Raya Bukit Barisan Rekreasi dan Penelitian Dolat Rakyat
Dolat Rakyat 5
19 Gunung Sibayak Olahraga dan Penelitian
Berastagi Semangat Gunung
10
20 Raja Berneh Pemandian Air Panas Alam
Merdeka Semangat Gunung
13
21 Lau Debuk debuk
Pemandian Air Panas Alam
Berastagi Doulu 10
22 Air Terjun Sikulikap
Keindahan Alam Berastagi Doulu 11
23 Panorama Doulu Panorama Berastagi Doulu 12
Melihat banyaknya potensi obyek wisata yang ada begitu juga dengan
kesenian dan kebudayaan etnis masyarakat Karo, maka sangat wajarlah sektor
pariwisata ini ditetapkan sebagai andalan dalam meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah (PAD). Tetapi pada kenyataanya, sektor ini belum dapat memberikan
sumbangan sesuai dengan target yang ditetapkan pemerintah Kabupaten Karo
melalui retribusi daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah. Karena Potensi yang
ada tersebut belum dapat dimanfaatkan secara optimal karena keterbatasan dana
dalam pembangunan dan pengembanganya.
Apabila potensi semua obyek wisata di atas dikembangkan secara baik dan
Karo dan khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo akan
dapat memberikan manfaat yang besar bagi pemerintah daerah dan masyarakat
luas.
Adapun secara umum yang menjadi permasalahan dalam pengembangan
pariwisata di Kabupaten Karo antara lain adalah :
1. Kualitas jalan menuju objek-objek wisata yang jauh dari kota Berastagi belum
memadai.
2. Minimnya sarana akomodasi dan pelayanan kebutuhan wisatawan di objek-
objek wisata.
3. Pengelolaan objek yang belum professional.
4. Minimnya sarana promosi.
5. Rendahnya sadar wisata masyarakat di sekitar objek wisata.
6. Fasilitas pendukung di objek- objek wisata belum tersedia.
7. Masih minimnya jumlah SDM aparatur (PNS) yang ada baik dari segi kualitas
maupun kuantitas.
8. Masih minimnya sarana/ fasilitas pendukung perkantoran dan peralatan kerja
Salah satu contoh obyek wisata Kabupaten Karo yang menjadi suatu pusat
perhatian atau yang memiliki banyak masalah bagi pengembanganya yaitu Danau
Lau Kawar. Kalau di lihat dari segi potensi wisata yang ada di Danau Lau Kawar
sangat berpeluang besar dalam memberikan konstribusi bagi PendapatanAsli
Daerah bila dilakukan perawatan dan penataan baik yang berkesinambungan
menjadi permasalahan dalam pengembangan obyek wisata ini adalah infrastruktur
jalan kurang baik dimana kualitas jalanya berlobang-lobang sehingga transportasi
menuju ke obyek wisata ini dapat dihitung, sarana tempat khususnya bagi kaum
muslim yang melakukan sholat belum ada, penataan disekitar obyek wisata
kurang ditata sehingga mengurangi keindahan disekitar danau tersebut, tidak
adanya restoran yang dapat dijadikan sebagai tempat pertemuan dan lain
sebagainya.
Upaya penataan Danau Lau Kawar sebagai obyek wisata, dilakukan program
jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
”Jangka pendek diharapkan semua instansi terkait, antara lain Dinas Pariwisata
Karo maupun lainnya memberikan perhatian serius terhadap Lau Kawar,” ujar
Aldian Pinem.
Lalu, lanjutnya, jangka menengah mesti ada agenda rutin sebagai calender of
event serta dibarengi kemauan serta kesadaran warga Danau Lau Kawar, seperti
setiap rumah tangga dapat mengadakan atau membuat setidaknya dua kamar
model joglo agar wisatawan bisa menginap.
Selain itu, adanya pertunjukan seni budaya Karo dan lainnya termasuk acara
adat-istiadat budaya Karo, wisata air Danau Lau Kawar serta olahraga bersampan
(dayung). Sedangkan program jangka panjang adalah menjadikan bukit di tepi
Danau Lau Kawar menjadi kawasan pelestarian satwa seperti monyet (kera),
jangka menengah dan panjang sarana tempat ibadah di Lokasi Objek Wisata
Danau Lau Kawar belum ada.
Permasalahan di atas pada dasarnya masih dapat diatasi apabila dilakukan usaha
pengembangan yang terencana oleh semua instansi yang terkait khususnya Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo.
Menyadari akan hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Karo dalam
memasuki era otonomi dan globalisasi berupaya membenahi kepariwisataan Karo
dari segala aspek dengan tujuan meraih tempat sebagai Daerah Tujuan Wisata
Utama, sehingga sektor kepariwisataan menjadi sumber atau pemasok dana
strategis dalam menunjang pembangunan daerah. Agar potensi kepariwisataan
dapat berkembang dan dapat dijadikan sebagai produk andalan yang layak dijual
di pasar global, harus ditangani oleh tenaga professional di bidang kepariwisataan.
Tenaga professional diartikan bahwa tenaga-tenaga aparatur pemerintah pengelola
pariwisata yang mampu membawa dan menggerakkan organisasi pariwisata dan
masyarakat dalam membangun sektor kepariwisataan dengan mengacu kepada
visi pembangunan yang telah ditetapkan.
Untuk itu pengelolaan kepariwisataan sangat diperlukan dalam rangka
menarik minat wisatawan untuk tinggal lebih lama di daerah tujuan wisata yang
ada di Kabupaten Karo dan bagaimana agar wisatawan membelanjakan uangnya
sebanyak-banyaknya selama melakukan perjalanan wisata. Makin lama
wisatawan berada di suatu tempat akan meningkatkan pengeluaran mereka yang
ada pada daerah tujuan wisata tersebut. Hal ini juga menambah dorongan makin
banyak orang akan ikut serta pada kunjungan berikutnya jika kesan yang dibawa
adalah pengalaman wisata yang menarik, yang akan membangkitkan perusahaan
jasa seperti jasa transportasi, hiburan, akomodasi, dan jasa lainya yang
mendukung penyelenggaraan perjalanan wisata.
Melihat kenyataan ini, maka sangat wajar apabila Pemerintah Daerah
Kabupaten Karo melalui Dinas Kebudyaan dan Pariwisata menempatkan sektor
pariwisata sebagai salah satu sektor andalan dalam aspek ekonomi yaitu dalam
menambah pemasukan kas daerah dan pendapatan masyarakat. Hal ini
diwujudkan dalam visi yang harus dilaksanakan yaitu “ Mewujudkan
Kepariwisataan Kabupaten Karo yang maju, modern berwawasan lingkungan dan
berdayasaing tinggi dengan mempertahankan nilai-nilai budaya Karo melalui
peran serta masyarakat dan dunia usaha yang seluas-luasnya untuk meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah dan kesejahteraan masyarakat”.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mencari atau melihat
isu-isu strategis yang perlu dilakukan dalam upaya pengembangan sektor pariwisata
Kabupaten Karo. Isu -isu strategis ini dicari sebagai upaya untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan yaitu menjadikan sektor Pariwisata sebagai sumber
penghasil Pendapatan Asli Daerah untuk pembiayaan pembangunan daerah dan
peningkatan taraf hidup masyarakat. Strategi ini diharapkan dapat menjadikan
sektor pariwisata sebagi penyumbang yang besar untuk meningkatkan Pendapatan
penelitian dengan judul “Strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam
Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Karo”.
1.2Perumusan Permasalahan
Bertolak dari latar belakang yang dikemukakan diatas, maka penulis
menentukan perumusan masalah sebagai berikut :
“Bagaimana strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo
dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karo?”.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengidentifikasi faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor
eksternal (peluang dan ancaman) yang dimiliki oleh sektor pariwisata dan
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo.
2. Untuk mengetahui strategi pengembangan sektor pariwisata oleh Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Kabupaten Karo.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang hendak dicapai adalah :
1. Secara subjektif, penelitian ini merupakan usaha untuk meningkatkan
kemapuan berpikir melalui penulisan karya ilmiah berdasarkan kajian-kajian
2. Secara praktis, khususnya aparatur pemerintah Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Karo, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan
masukan/sumbangan pemikiran dalam mengelola sektor pariwisata untuk
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karo.
3. Secara akademis, sebagai referensi bagi kepustakaan jurusan Ilmu
Administrasi Negara.
1.5 Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan landasan berpikir untuk melakukan penelitian
ini dan teori-teori yang diperlukan untuk menjelaskan fenomena sosial yang
menjadi obyek penelitian. Teri merupakan serangkaian konsep dan defenisi yang
saling berkaitan untuk memberikan gambaran yang sistematis tentang suatu
fenomena, dimana gambaran yang sistematis dijabarkan dengan menghubungkan
antara variabel yang satu dengan lainya yang bertujuan untuk menjelaskan
fenomena tersebut ( Masri Singarimbun, 1989 : 48).
Berdasarkan rumusan diatas, maka dalam bab ini penulis akan
mengemukakan teori, pendapat, gagasan yang akan dijadikan titik tolak landasan
berpikir dalam penelitian ini.
1.5.1 Manajemen Strategis
Kesuksesan organisasi tidak terlepas dari kemampuan untuk menyesuaikan
diri dengan berbagai tuntutan perubahan. Perubahan yang terjadi akibat
strategi yang tidak hanya berdasarkan pada perhitungan sederhana,
kebijakan-kebijakan yang telah mapan, bahkan terhadap aturan-aturan yang telah dibuat.
Kajian manajemen strategi dalam konteks organisasi menjadi kebutuhan
yang sangat penting. Bahkan organisasi mapan yang telah lama menjadi ikon dan
memimpin para kompetitornya selama berpuluh tahunpun dapat secara cepat
tertinggal akibat mengabaikan manajemen strategis. Pengabaian terhadap
manajemen strategis dapat menyebabkan organisasi gagal dalam beradaptasi
terhadap dinamika lingkungan, gagal mengantisipasi perkembangan zaman
apalagi menciptakan perubahan.
Manajemen strategis menjadi bidang ilmu yang berkembang dengan cepat,
muncul sebagai respon atas meningkatnya pergolakan lingkungan dan akibat
semakin kompleksnya dinamika lingkungan organisasi. Bidang ilmu ini melihat
pengelolaan organisasi secara menyeluruh dan berusaha menjawab tantangan
perubahan lingkungan. Ciri khusus manajemen strategis adalah penekanan pada
pengambilan keputusan strategis, keputusan strategis berhubungan dengan masa
yang akan datang dalam jangka panjang untuk organisasi secara keseluruhan.
Untuk itu, dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karo melalui
pengembangan pariwisata maka diperlukan konsep manajemen strategis.
Manajemen strategis adalah suatu cara pengelolaan organisasi atau program
yang dilakukan dengan memperhatikan lingkungan eksternal dan lingkungan
internal dari organisasi atau program tersebut. Dalam manajemen strategis
pelaksanaan pengelolaaan dari hasil perencanaan strategi tersebut (Triton PB,
2007 : 35).
Sedangkan menurut Hunger David dan Thomas L (2003 :4) manajemen
strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan
kinerja organisasi dalam jangka panjang. Manajemen strategi meliputi
pengamatan lingkungan, perumusan strategi (perencanaan strategi atau
perencanaan jangka panjang), implementasi strategi, evaluasi dan pengendalian.
Manajemen strategi menekankan pada pengamatan dan evaluasi peluang dan
ancaman lingkungan dengan melihat kekuatan dan kelemahan organisasi.
a. Pengamatan Lingkungan
Pengamatan lingkungan dilihat dari dua aspek yaitu analisis eksternal dan
analisis internal. Lingkungan eksternal terdiri dari variabel-variabel (peluang dan
ancaman) yang berada diluar organisasi dan tidak secara khusus ada dalam
pengendalian jangka pendek dari manjemen puncak. Variabel-variabel tersebut
membentuk keadaan dalam organisasi dimana organisasi ini hidup. Lingkungan
eksternal memiliki dua bagian yaitu lingkungan kerja dan lingkungan sosial.
Lingkungan kerja terdiri dari elemen-elemen atau kelompok secara langsung
berpengaruh atau dipengaruhi oleh operasi-operasi utama organisasi. Beberapa
elemen tersebut adalah pemegang saham, pemerintah, pemasok, komunitas lokal,
pesaing, pelanggan, kreditur, serikat buruh, kelompok kepentingan khusus, dan
asosiasi perdagangan. Sedangkan lingkungan sosial terdiri dari kekuatan umum,
pendek organisasi tetapi dapat dan sering mempengaruhi keputusan-keputusan
jangka panjang.
Lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel (kekuatan dan
kelemahan) yang ada di dalam organisasi tetapi biasanya tidak dalam
pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Variabel-variabel tersebut
membentuk suasana dimana pekerjaan dilakukan. Variabel-variabel itu meliputi
struktur, budaya, dan sumber daya organisasi. Struktur adalah bagaimana cara
organisasi mengoperasikan suatu kegiatan yang berhubungan dengan komunikasi,
wewenang, dan arus kerja. Budaya adalah pola keyakinan, pengharapan, dan
nilai-nilai yang dibagikan oleh anggota organisasi. Sumber daya adalah asset yang
merupakan bahan baku bagi produksi barang dan jasa organisasi. Aset itu meliputi
keahlian orang, kemampuan, bakat manajerial seperti asset keuangan dan fasilitas
organisasi dalam wilayah fungsional.
b. Perumusan Strategi
Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk
manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari
kekuatan dan kelemahan organisasi. Perumusan strategi meliputi misi organisasi,
tujuan-tujuan yang ingin dicapai, pengembangan strategi dan penetapan pedoman
kebijakan.
c. Implementasi strategi
Implementasi strategi adalah proses dimana manajemen mewujudkan
menyeluruh, struktur atau sistem manajemen dari organisasi secara keseluruhan.
Kecuali ketika diperlukan perubahan secara drastis pada organisasi manajer level
menengah dan bawah akan mengimplementasi strateginya secara khusus dengan
pertimbangan dari manajemen puncak. Kadang-kadang dirujuk sebagai
perencanaan operasional, implementasi strategi sering melibatkan keputusan
sehari-hari dalam alokasi sumber daya.
d. Evaluasi dan Pengendalian
Evaluasi dan pengendalian adalah proses dari aktivitas-aktivitas
perusahaan dan hasil kinerja dimonitor dan kinerja sesungguhnya dibandingkan
dengan kinerja yang diinginkan. Para manajer di semua level menggunakan
informasi hasil kinerja untuk melakukan tindakan perbaikan dan memecahkan
masalah. Walaupun evaluasi dan pengendalian merupakan elemen akhir yang
utama dari manajemen strategis, elemen itu juga dapat menunjukkan secara tepat
kelemahan-kelemahan dalam implementasi strategi sebelumnya dan mendorong
proses keseluruhan untuk dimulai kembali.
Tiga jenis pengendalian yaitu :
1. Pengendalian strategis berhubungan dengan arah strategis dasar organisasi di
dalam hubunganya dengan lingkungan perusahaan. Pengendalian strategis
memfokuskan pada organisasi sebagai satu keseluruhan dan menekankan pada
pengukuran jangka panjang (satu tahun atau lebih).
2. Pengendalian taktis, sebaliknya berhubungan terutama dengan pelaksanaan
berbagai program dan menggunakan pengukuran jangka menengah (dari enam
bulan sampai setahun).
3. Pengendalian operasional berhubungan dengan berbagai aktivitas jangka
pendek (hari ini sampai enam bulan ke depan) dan memfokuskan pada apa
yang dapat dilakukan pada saat ini untuk dapat mencapai kesuksesan, baik
dalam waktu dekat maupun dalam jangka panjang.
Manajemen strategi dalam organisasi akan berkembang melalui empat tahap yang
berurutan yaitu :
Tahap 1. Perencanaan keuangan dasar : mencari pengendalian operasional yang
lebih baik melalui pemenuhan anggaran.
Tahap 2. Perencanaan berbasis peramalan : mencari perencanaan yang lebih
efektif untuk pertumbuhan dengan mencoba meramalkan masa yang
akan datang, melebihi dari tahun berikutnya.
Tahap 3. Perencanaan berorentasi keluar (perencanaan strategi) : mencari cara
untuk meningkatkan respon terhadap pasar dan persaingan dengan
mencoba berpikir secara strategi.
Tahap 4. Manajemen strategi : mencari cara untuk mengelola semua sumber daya
guna mengembangkan keunggulan kompetitif dan membantu
menciptakan kesuksesan di masa yang akan datang.
1.5.2 Strategi
Strategi adalah sebuah kosa kata yang pada mulanya berasal dari bahasa
(Pornomo, 2005 : 8 dalam buku Triton PB, 2007 : 23). Berdasarkan pemaknaan
ini, maka kata strategi pada awalnya bukan kosa kata disiplin ilmu manajemen,
namun lebih dekat dengan bidang kemiliteran.
Strategi adalah sekumpulan pilihan kritis untuk perencanaan dan
penerapan serangkaian rencana tindakan dan alokasi sumber daya yang penting
dalam mencapai tujuan dasar dan sasaran, dengan memperhatikan keunggulan
kompetitif, komperatif dan sinergis yang ideal berkelanjutan sebagai arah,
cakupan dan perspektif jangka panjang keseluruhan yang ideal dari individu atau
organisasi.
Secara khusus, strategi adalah penempaan misi organisasi, penetapan
sasaran organisasi dengan mengingat kekuatan eksternal dan internal, perumusan
kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan
implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan
tercapai (George A.Steiner, 1997 : 18).
Berdasarkan defenisi di atas maka strategi organisasi adalah suatu
kebijakan dasar organisasi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Peranan
yang dimainkan oleh strategi tersebut adalah sebagai penentu arah yang harus
ditempuh oleh organisasi yang bersangkutan. Selain itu strategi juga dapat disoroti
sekurang-kurangnya dari dua perspektif yang berbeda yaitu :
a. Mengenai apa yang hendak dilakukan organisasi, disini strategi didefenisikan
sebagai program yang luas untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi
yang aktif, sadar dan rasional yang dimainkan oleh manajer dalam
merumuskan strategi organisasi.
b. Mengenai masalah apa sesungguhnya yang dilakukan oleh sebuah organisasi,
maksudnya bahwa strategi merupakan tanggapan organisasi yang dilakukan
terhadap lingkungannya sepanjang waktu.
Tahapan dalam penyusunan strategi terdiri dari enam tahapan yaitu :
1. Seleksi yang mendasar dan kritis terhadap permasalahan
2. Menetapkan tujuan dasar dan sasaran strategis
3. Menyusun perencanaan tindakan (action plan)
4. Menyusun rencana penyumberdayaan
5. Mempertimbangkan keunggulan
6. Mempertimbangkan keberlanjutan
Dengan memahami tahapan umum yang ada dalam penyusunan strategi,
maka akan lebih mudah di dalam melakukan strategi itu sendiri. Untuk menyusun
strategi pengembangan kepariwisataan perlu terlebih dahulu mengenali sistem
kepariwisataan itu melalui dua-sub sistem sebagai berikut :
A. Sisi Penyelenggara (Kelembagaan) atau Organization, yang terdiri dari :
1. Pemerintah selaku penentu, pengatur, Pembina dan penyelenggara kebijakan
umum (public policy) yang memberikan jasa/layanan kebutuhan umum
(public services), termasuk layanan keperluan penyelenggara pariwisata
2. Penyelenggara usaha pariwisata, yang menyediakan jasa/layanan khusus
kebutuhan wisatawan (traveller-orang yang berpergian atau berada dalam
perjalanan)- termasuk layanan informasi perjalanan.
3. Masyarakat pada umumnya, berupa sikap dan tingkah laku masyarakat,
termasuk para pengusaha barang dan jasa kebutuhan masyarakat secara umum
dalam menerima dan melayani wisatawan termasuk juga layanan informasi
umum.
B. Sisi Supply (Penawaran) atau Tourism Resources dibagi ke dalam tiga
kelompok yaitu
1. Kelompok atraksi, baik yang berupa atraksi alam, budaya maupun karya
manusia yang terdiri dari Site Attraction (obyek wisata) yang pada dasarnya
bersifat statis dan tangible dan Event Attraction (pariwisata wisata) bersifat
dinamis (tidak terikat pada tempat) dan intangible.
2. Kelompok aksessibilitas yang tercermin dalam berbagai fasilitas antara lain
angkutan (darat, laut, udara, danau, sungai), izin-izin berkunjung (kebijakan
visa, izin masuk daerah yang dilindungi seperti suaka alam, suaka margasatwa,
suaka budaya, situs sejarah dan lain-lain.
3. Kelompok akomodasi yang menawarkan tempat berteduh, tempat tinggal,
1.5.3 Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia
A. Organisasi
Organisasi terbentuk karena orang mempunyai keinginan yang hendak
dicapai yaitu untuk kepentingan manusia (antroposentris). Keinginan itu berarti
apa yang baik atau seharusnya dicapai. Organisasi sebenarnya diciptakan untuk
orang, bukan untuk organisasi. Manusia harus memperalat organisasi, bukan
diperalat organisasi. Organisasi bukan untuk tujuan melainkan sebagai alat bagi
manusia untuk mencapai tujuan. Dengan demikian pengertian organisasi adalah
sebagai suatu kelompok orang yang bersatu dalam tugas-tugas atau tugas umum,
terkait pada lingkungan tertentu dengan menggunakan alat teknologi dan patuh
pada peraturan (Malinowski dalam Abdurrahmat Fathoni. 2006 : 22).
Organisasi dapat diartikan bermacam-macam tergantung dari arah mana
kita memandangnya. Teori klasik memandang organisasi itu sebagai satu wujud.
Sedangkan teori sistem memandang organisasi sebagai proses. Jika dipandang
dari segi wujud maka organisasi adalah kerja sama orang-orang atau kelompok
untuk mencapai tujuan yang diingini.
Dalam skripsi ini organisasi yang dimaksud adalah organisasi
pemerintahan yang bergerak di bidang kepariwisataan khususnya pariwisata
Kabupaten Karo. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai tugas dalam
melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas
Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo memiliki visi dan misi
organisasi yang dapat dianggab sebagai falsafah organisasi. Visi da misi yang
telah dirumuskan bersifat tetap dan jangka panjang yang juga menjadi kerangka
dasar perencanaan strategi.
Visi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata adalah “mewujudkan
kepariwisataan Kabupaten Karo yang maju, modern berwawasan lingkungan dan
berdaya saing tinggi dengan mempertahankan nilai-nilai budaya Karo melalui
peran serta masyarakat dan dunia usaha yang seluas-luasnya untuk meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah dan kesejahteraan masyarakat”. Sedangkan yang menjadi
misi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo adalah :
• Memanfaatkan potensi pariwisata minat kusus secara optimal.
• Memberdayakan secara maksimal obyek dan daya tarik wisata operasional
dan potensial serta agrowisata.
• Keberpihakan kepada pengusaha menengah kebawah serta masyarakat,
khususnya pengusaha dan masyarakat lokal.
• Peningkatan kualitas aparatur pemerintah, pelaku pariwisata dan masyarakat
terkait.
• Membina budaya sebagai asset pariwisata.
• Mendorong pembangunan prasarana, sarana dan fasilitas wisata. • Peningkatan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran wisatawan.
• Menumbuh kembangkan sadar wisata di tengah-tengah masyarakat.
Setiap organisasi terlihat adanya ciri-ciri organisasi yang
dengan organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo. Ciri-ciri
tersebut adalah :
Adanya orang-orang dalam arti lebih dari satu orang
Adanya kerja sama
Adanya tujuan
Dalam suatu organisasi harus memuat sekurang-kurangnya empat unsur yaitu :
1. Goals Oriented, yaitu mengarah kepada pencapaian tujuan.
2. Psychosocial system, yaitu orang-orang yang berhubungan satu sama lain
dalam kelompok kerja.
3. Structure activities, yaitu orang-orang bekerja sama dalam suatu hubungan
yang terpola.
4. Technological system, yaitu orang yang menggunakan pengetahuan dan
teknologi.
Didalam defenisi yang telah dikemukakan diatas, organisasi dipandang
dari segi statisnya yaitu suatu badan struktur. Organisasi itu sebagai suatu sistem
dimana bagian-bagian organisasi yang berhubungan satu sama lain menjadi satu
kesatuan secara keseluruhan.
Bagian-bagian itu terdiri dari faktor-faktor luar dan dalam organisasi.
Faktor luar organsasi adalah lingkungan dimana organisasi itu berada seperti
faktor politik, ekonomi, sosial, budaya, teknologi, hokum, demografi,
sumber-sumber alam, langganan, nasabah dan lain-lain. Faktor dalam organisasi adalah
orang-orang yang bekerja sama dan tanggung jawab hubungan kerja, dana
terdiri dari faktor luar dan faktor dalam yang berhubungan atau berinteraksi satu
sama lain, saling mempengaruhi sehingga merupakan suatu kebulatan.
Ada tiga unsur yang disusun dalam proses organisasi yaitu : pekerjaan
orang-orang dan sistemnya. Jadi dalam hal ini, faktor lingkungan dapat
mempengaruhi organisasi lalu berinteraksi dengan faktor organisasi sehingga
perlu menyesuaikan dirinya dengan perubahan-perubahan yang terjadi demi
untuk mempertahankan kelanjutan hidup organisasi.
Adapun yang menjadi manfaat dari organisasi adalah sebagai berikut :
1. Mengatasi terbatasnya kemampuan, kemauan dan sumber daya yang
dimilkinya dalam mencapai tujuanya;
2. Mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien karena dikerjakan
bersama-sama;
3. Wadah memanfaatkan sumber daya dan teknologi bersama-sama;
4. Wadah mengembangkan potensi dan spesialisasi yang dimiliki seseorang;
5. Wadah mendapatkan jabatan dan pembagian kerja;
6. Wadah mengelola lingkungan bersama-sama;
7. Wadah mencari keuntungan bersama-sama;
8. Wadah menggunakan kekuasaan dan pengawasan;
9. Wadah mendapatkan penghargaan;
10.Wadah memenuhi kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks;
11.Wadah menambah pergaulan;
B. Manajemen Sumber Daya Manusia
Fenomena sosial pada masa kini dan masa depan dalam era globalisasi ini,
yang menentukan adalah manajemen sumber daya manusia. Sumber daya manusia
merupakan modal dan kekayaan yang terpenting dari setiap kegiatan manusia.
Manusia sebagai unsur terpenting mutlak dianalisis dan dikembangkan dengan
cara tersebut. Waktu, tenaga dan kemampuanya benar-benar dapat dimanfaatkan
secara optimal bagi kepentingan organisasi maupun kepentingan individu.
Manajemen sumber daya manusia adalah pemanfaatan sejumlah individu
untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi (R.Mondy Wayne, 2008 : 4).
Konsekuensinya, para manajer / pimpinan disetiap tingkat organisasi harus
melibatkan diri mereka dengan manajemen sumber daya manusia. Pada dasarnya,
setiap manajer / pimpinan membuat segala sesuatunya terselesaikan melalui
upaya-upaya orang lain dan memerlukan manajemen sumber daya manusia yang
efektif. Para individu yang berurusan dengan masalah-masalah sumber daya
manusia menghadapi sejumlah besar tantangan, mulai dari tenaga kerja yang
berubah secara terus-menerus hingga peraturan-peraturan pemerintah yang selalu
ada, revolusi teknologi dan bencana-bencana alam begitu juga dengan persaingan
global memaksa organisasi untuk meningkatkan kualitas manajemen sumber daya
manusia yang ada pada organisasi.
Peningkatan kualitas manajemen sumber daya manusia yang dilihat dari
konsep totalitas kehidupan perlu dilengkapi dengan dimensi kualitas yang bersifat
ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, professional, intelektual, disiplin dan
efesien.
Ada lima prinsip pendekatan terhadap manajemen sumber daya manusia, yaitu :
1. Sumber daya manusia adalah merupakan kekayaan yang paling penting,
yang dimiliki oleh organisasi, sedangkan manajemen yang efektif adalah
kunci bagi keberhasilan organisasi tersebut.
2. Keberhasilan sangat mungkin dicapai manakala peraturan atau kebijaksanaan
dan prosedur serta mekanisme kerja yang bertalian dengan manusia dari
perusahaan saling berhubungan dan memberikan sumbangan terhadap
pencapaian tujuan perusahaan dan pencapaian strategis.
3. Budaya dan nilai perusahaan, suasana organisasi dan perilaku manajerial yang
berasal dari kultur tersebut akan memberikan pengaruh yang besar terhadap
hasil pencapaian terbaik.
4. Manajemen sumber daya manusia berhubungan dengan integrasi semua
anggota organisasi yang terlibat untuk mencapai tujuan.
5. Keempat prinsip tersebut harus tertanam dalam diri setiap anggota ditambah
dengan ketakwaan dan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Manajemen sumber daya manusia yang efektif penting bagi keberhasilan
setiap organisasi. Agar manajemen sumber daya manusia menjadi efektif, para
manajer/ pimpinan organisasi harus memahami dan secara kompeten menerapkan
1.5.4 Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)
Analisis SWOT adalah merupakan salah satu metode untuk
menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep
bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) yaitu Strengths, Weakness dan
faktor eksternal (luar) yaitu, Opportunity dan Threats.
Analiasis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu :
1. Strengths (kekuatan) merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam
organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis
merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep
bisnis itu sendiri.
2. Weakness (kelemahan) merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam
organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianaliasis
merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep
bisnis itu sendiri.
3. Opportunity (peluang) merupakan kondisi peluang berkembang di masa
datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar
organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. Misalnya kompetitor,
kebijakan pemerintah dan kondisi lingkungan sekitar.
4. Threats (ancaman) merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman
ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
Analisis SWOT merupakan awal proses perumusan strategi. Selain itu,
menemukan kesesuaian strategis antara peluang eksternal dan kekuatan internal,
disamping memperhatikan ancaman eksternal dan kelemahan internal. Mengingat
bahwa SWOT adalah akronim untuk Strengths, Weakness, Opportunity dan
[image:43.595.93.563.251.440.2]Threats dari organisasi yang semuanya merupakan faktor-faktor strategis.
Tabel 1.2
Matriks SWOT
Strength (S) Weakness (W)
Opportunity (O) Strategi SO
Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Strategi WO
Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
Threats (T) Strategi ST
Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Strategi (WT)
Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Dari matriks SWOT tersebut dapat diperoleh 4 strategi, antara lain :
1. Strategi SO
Strategi ini dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan yang dimiliki
untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
2. Strategi ST
Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman.
3. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang dengan cara
4. Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi
kelemahan internal serta menghindari ancaman.
Analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi relasi-relasi
sumberdaya pariwisata dengan sumber daya lain. Jadi kekuatan dan kelemahan
sumberdaya tersebut perlu ditegaskan sejak awal. Didalam analisis SWOT ada
sejumlah unsur dan variabel yang mutlak menjadi fokus kajian seperti dalam tabel
[image:44.595.114.520.347.697.2]berikut ini :
Tabel 1.3
Beberapa unsur dan variabel dalam analisis SWOT pariwisata
UNSUR VARIABEL
• Atraksi alam Lokasi, jenis, jumlah, mutu, masalah dan daya tarik. • Atraksi budaya Lokasi, jenis, jumlah, mutu, masalah dan daya tarik. • Dampak lingkungan
yang potensial
Perubahan lingkungan fisik, ekologis dan daya
dukung.
• Aksesibilitas Daya angkut, akses, mutu, frekuensi dan ongkos. • Pasar Daerah asal, tipe perjalanan dan tipe kegiatan. • Usaha Jasa Mutu, kesesuaian dengan pasar dan masalah lain. • Informasi wisata Mutu peta, buku panduan wisata, pemaparan, akurasi
dan autentitas informasi.
• Promosi Efektivitas advertensi, publisitas, kehumasan, insentif, mode dan promosi
• Organisasi Organisasi terkait, hubungan kerja, kemitraan, teamwork pengembangan pariwisata.
• Komitmen pelaku wisata
Dukungan riel berbagai sektor, sikap publik dan
masyarakat lokal terhadap pengemabangan pariwisata.
Didalam hasil analisis SWOT sebaiknya harus menggambarkan hal-hal berikut
ini:
a) Perkembanga produk dan pasar pariwisata itu sendiri
b) Organisasi dan kelembagaan pariwisata
c) Peluang-peluang pengembangan inti kegiatan pariwisata
d) Jasa-jasa kegiatan lain yang mungkin dikembangkan
Melalui analisis SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman)
akan dapat diketahui isu ataupun faktor-faktor strategis yang perlu dikembangkan
dan ditingkatkan pada waktu yang akan datang dalam rangka pengembangan
[image:45.595.114.535.423.725.2]pariwisata untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabuapten Karo.
Tabel 1.4
Analisis SWOT pada Pariwisata Kabupaten Karo
Kekuatan Kelemahan
• Memiliki sarana akomodasi yang sangat memadai
• Memilki alam yang indah dan sejuk
• Keramahtamahan masyarakat Karo
• Memiliki sarana akomodasi yang sangat baik
• Kebudayaan suku etnis Karo yang masih asli
• Memilki banyak obyek wisata alam, wisata seni dan budayadan wisata peninggalan sejarah
• Kesadaran lingkungan masyarakat masih rendah
• Terbatasnya sumber daya manusia dan kelembagaan yang kompeten
• Keterbatasan dana dalam
pembangunan dan pengembanganya
Peluang Ancaman • Jarak dari ibukota Propinsi hanya 65
Km dan aksesibilitas sangat baik
• Undang-undang pemerintahan daerah No.32 tahun 2004 yang memberikan otonomi daerah kepada masing-masing daerah untuk mengembangkan daerahnya
• Posisi kota Berastagi yang strategis dapat dijadikan pintu gerbang perjalanan wisata ke daerah lain
• Masuknya pengaruh budaya barat ke Indonesia khususnya Kabupaten Karo sehingga nilai-nilai budaya Karo terkikis seiring dengan perkembangan zaman
• Terjadinya bencana alam seperti bencana meletusnya Gunung Sinabung tahun 2010 sehingga mempengaruhi keamanan untuk berwisata ke Kabupaten Karo
• Adanya penebangan hutan secara liar yang mengakibatkan kondisi alam yang masih asli/nature menjadi berkurang karena banyaknya polusi udara
1.5.5 Pendapatan Asli Daerah
Pengertian pendapatan (revenues) berbeda dengan income. Revenues
merupakan pendapatan yang belum dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh
pendapatan tersebut, sedangkan income adalah pendapatan yang telah dikurangi
dengan biaya-biaya untuk memperoleh pendapatan-pendapatan itu. Jadi income
lebih tepat diterjemahkan sebagai penghasilan.
Pendapatan Asli Daerah merupakan gambaran potensi keuangan daerah
pada umumnya mengandalkan unsur pajak daerah dan retribusi daerah. Berkaitan
dengan Pendapatan Asli Daerah dari retribusi, maka daerah dapat menggali
potensi sumber daya alam berupa obyek wisata.
Pasal 157 UU No. 32 Tahun 2004 menyebutkan bahwa sumber
• Hasil pajak daerah
• Hasil retribusi daerah
• Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
• Lain-lain pendapatan daerah yang sah
Menurut UU No. 33 tahun 2004 pasal 7 dijelaskan bahwa dalam upaya
meningkatkan PAD, Daerah dilarang :
1. Menetapkan Peraturan Daerah tantang pemdapatan yang menyebabkan
ekonomi biaya tinggi, dan
2. Menetapkan Peraturan Daerah tentang pendapatan yang menghambat
mobilitas penduduk, lalu lintas barang dan jasa antar daerah dan kegiatan
ekspor/impor.
Sampai saat ini yang termasuk Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan
yang berasal dari daerah itu sendiri dan didapat melalui pajak daerah dan retribusi
daerah.
A. Hasil Pajak Daerah
Pajak daerah termasuk sumber keuangan pokok bagi daerah di samping
retribusi daerah. Pajak adalah iuran masyarakat kepada pemerintah berdasarkan
undang-undang yang berlaku guna membiayai pengeluaran pemerintah yang
dapat dipaksakan. Sedangkan pajak daerah itu sendiri menurut UU No 34 Tahun
2000 adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada
daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang digunakan untuk
membiayai penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan pembangunan.
Selanjutnya pada pasal 2 ayat (2) UU No 34 Tahun 2000, jenis pajak
kabupaten atau kota terdiri dari :
a. Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan hotel
b. Pajak Restoran adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan
c. Pajak Reklame adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik
d. Pajak Parkir adalah pajak yang dikenakan atas pribadi atau badan, baik yang
disediakan berkiatan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai
suatu usaha termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor yang
memungut bayaran.
B. Hasil Retribusi Daerah
Sesuai dengan UU No. 34 Tahun 2000 retribusi dibagi tiga golongan, yaitu :
a. Retribusi Jasa Umum
Jasa yang dimaksud merupakan kewenangan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi.
b. Retribusi Jasa Usaha
Jasa yang bersangkutan adalah jasa yang bersifat komersial yang seyogyanya
yang dimiliki atau dikuasasi Daerah yang belum dimanfaatkan secara penuh
oleh Pemerintah Daerah
c. Retribusi Perizinan tertentu
Perizinan tersebut termasuk kewenangan pemerintah yang diserahkan kepada
Daerah dlam rangka asas desentralisasi.
1.5.6 Pariwisata
A. Pengertian Pariwisata
Pariwisata ada dan tumbuh karena perbedaan, keunikan, keelokan baik itu
berupa bentang alam, flora, fauna maupun yang berupa kebudayaan sebagai hasil
cipta, karsa dan budi manusia. Tanpa perbedaan itu, tak akan ada pariwisata, tidak
ada orang yang melakukan perjalanan atau berwisata. Oleh karena itu,
melestarikan alam dan budaya serta menjunjung kebhinekaan adalah fungsi utama
kepariwisataan yang harus dijaga kelestarianya.
Pariwisata adalah salah satu dari industri gaya baru, yang mampu
menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal kesempatan kerja,
pendapatan, taraf hidup dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain di dalam
negara penerima wisatawan. Lagi pula pariwisata sebagai suatu sektor yang
kompleks, meliputi industri-industri dalam arti klasik, misalnya industri kerajinan
tangan dan industri cenderamata. Penginapan trasportasi secara ekonomi juga
Menurut Happy Manurung (2002 : 13) pengertian pariwisata adalah
perpindahan sementara yang dilakukan manusia dengan tujuan keluar dari
pekerjaan-pekerjaan rutin, keluar dari tempat kediamanya.
Pengertian pariwisata adalah secara lengkap dapat dilihat dalam
Undang-Undang Republik Indonesia No. 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan dalam
pasal 1 menyatakan :
a. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut
yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati
obyek dan daya tarik wisata.
b. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.
c. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata,
termasuk pengusaha obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang
terkait di bidang tersebut.
d. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
penyelenggaraan pariwisata.
e. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa
pariwisata atau menyediakan dan mengusahakan obyek dan daya tarik
wisata, usaha pariwisata, dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut.
f. Obyek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran
wisata.
g. Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun
Di Indonesia istilah ‘pariwisata’ pertamakali digunakan oleh mendiang
Presiden Soekarno dalam suatu percakapan sebagai padanan dari istilah asing
tourism. Sementara apa yang dimaksud dengan tourism/pariwisata harus
disimpulkan dari cara orang menggunkan istilah itu. Maka dapat dikatakan bahwa
yang disebut pariwisata adalah segala kegiatan dalam masyarakat yang
berhubungan dengan wisatawan (Soedjono, 1996 : 45).
Dengan demikian kepariwisataan Indonesia adalah kepariwisataan yang
berbasis masyarkat (community based tourism) dan berbasis budaya ( cultural
tourism) . Kepariwisataan yang dibangun Indonesia dengan prinsip dari
masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat.
1. Kepariwisataan Budaya (cultural tourism)
Dilihat dari sisi obyek dan daya tarik wisata, Undang-Undang No.9 Tahun
1990 tentang kepariwisataan antara lain menyebutkan bahwa pembangunan obyek
dan daya tarik wisata dilakukan dengan memperhatikan nilai-nilai agama, adat
istiadat serta pandangan nilai-nilai yang hidup didalam masyarakat, kelestarian
budaya dan lingkungan hidup. Nilai-nilai luhur yang dijunjung masyarakat,
prikehidupan yang unik serta hasil-hasil karya berupa bangunan atau benda yang
indah dan menarik dapat menjadi obyek dan daya tarik wisata. Dalam
memanfaatkan potensi budaya untuk menjadi obyek dan daya tarik wisata,
terlebih dahulu yang harus dilkaukan adalah mengedepankan prin sip pelestarian
Pelestarian budaya adalah pemeliharaan, pemanfaatan dan pengembangan
kebudayaan sehingga dalam hal ini kepariwisataan adalah alat untuk melestarikan
kebudayaan bukan untuk merusaknya. Bagaimana kebudayaan dari suatu
masyarakat tertentu akan dipelihara, dimanfaatkan dan dikembangkan adalah
menjadi kewenangan masyarakat pendukung budaya itu yang menentukan.
Merekalah yang paling mengetahui apa yang terbaik bagi diri mereka, masyarakat
dan lingkungan mereka.
Dilihat dari sisi pengunjung (wisatawan), kepariwisataan budaya adalah
suatu kebutuhan wisatawan untuk memperoleh pengalaman budaya yang berbeda,
mengetahui dan mengalami tata kehidupan yang berbeda dan juga untuk
memperoleh nilai-nilai kehidupan yang baru yang dapat meningkatkan kualitas
hidupnya.
2. Kepariwisataan Berbasis Masyarakat (community based touris)
Prinsip dasar kepariwisataan berbasis masyarakat adalah menempatkan
masyarakat sebagai pelaku utama melalui pemberdayaan masyarakat dalam
berbagai kegiatan kepariwisataan, sehingga manfaat pariwisata sebesar-besarnya
diperuntukkan bagi masyarakat. Sasaran utama pengembangan kepariwisataan
haruslah meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Pemerintah daerah
berperan sebagai fasilitator pengembangan kepariwisataan.
B. Sarana dan Prasarana Pariwisata
1. Sarana kepariwisataan adalah segala fasilitas yang digunakan oleh wisatawan
dimaksud adalah tempat penginapan (hotel, motel, bar dan lainya), tersedianya
makanan dan minuman ditempat obyek wisata (coffe shop, cafeteria,
restaurant, self service dan lainya). Sarana lain seperti pusat informasi, kantor
dinas pariwisata dan lainya.
2. Prasarana kepariwisataan adalah semua fasilitas yang memungkinkan proses
prekonomian dapat berjalan sedemikian rupa, sehingga dapat memudahkan
manuisa untuk memenuhi kebutuhanya. Yang termasuk prasarana pariwisata
adalah: (a) prasarana prekonomian yang meliputi prasarana perghubungan,
prasarana telekomonikasi, prasarana air bersih dan listrik serta sistem
perbankkan, (b) prasarana sosial yang meliputi pelayanan kesehatan dan
keamanan.
Manfaat pariwisata adalah :
1). Pariwisata adalah faktor penting untuk menggalang persatuan bangsa yang
rakyatnya memilki daerah yang berbeda, dialek. adat istiadat dan citra rasa
yang beraneka ragam pula.
2). Pariwisata menjadi faktor penting dalam pengembangan ekonomi, karena
kegiatanya mendorong perkembangan beberapa sektor ekonomi nasional
misalnya :
Meningkatkan urbanisasi karena pertumbuhan pembangunan fasilitas
wisata. Hal ini meliputi perbaikan prasarana pariwisata.
Menggugah industry-industri baru yang berkaitan denga jasa-jasa wisata
wisata, perkemahan dan lain-lain) yang memerlukan perluasan beberapa
industri seperti peralatan hotel, kerajinan tangan dan lain-lain.
Menambah permintaan dan pemakaian akan hasil-hasil pertanian
semakinbertambah.
Memperluas pasar barang-barang local.
Menunjang pendapatan Negara dengan valuta asing sehingga mengurangi
defisit di dalam neraca pembayaran dan memajukan perekonomian
nasional.
Memperluas lapangan kerja.
Membantu pembangunan daerah-daerah terpencil dalam suatu Negara jika
daerah itu memiliki daya tarik pariwisata.
c). Pariwisata juga berperan dalam meningkatkan kesehatan. Pergantian tempat
dan iklim serta menjauhkan diri dari segala kehidupan rutin sehari-hari, semua
ini akan menambah daya tahan dan menurunkan ketegangan syaraf.
1.6 Defenisi Konsep
Menurut Masri Singarimbun (1995 : 37) bahwa konsep adalah istilah atau
defnisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian kelompok
atau individu yang menjadi pusat ilmu social. Untuk mendapatkan
batasan-batasan yang jelas dari masing-masing konsep, maka defenisi konsep yang
digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Strategi adalah sekumpulan pilihan kritis untuk perencanaan dan penerapan
mencapai tujuan dasar dan sasaran, dengan memperhatikan keunggulan
kompetitif, komperatif dan sinergis yang ideal dan berkelanjutan sebagai arah,
cakupan dan perspektif jangka panjang keseluruhan yang ideal dari individu
atau organisasi.
b. Pendapatan Asli Daerah adalah merupakan sumber pendapatan yang penting
untuk dapat membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
daerah yang dapat memberi warna terhadap tingkat ekonomi suatu daerah,
dimana penggunaan dana yang bersumber dari PAD dapat disesuaikan dengan
kebutuhanya.
c. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk
obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.
d. Strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam meningkatkan Pendapatan
Asli Daerah adalah upaya yang dilakukan pemerintah daerah dalam
menggelola dan mengembangkan sektor pariwisata Kabupaten Karo yang
diharapkan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah sehingga dapat
menjadi salah satu sumber pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan daerah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
1.7 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi konsep, defenisi
BAB II METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan
penelitian, teknik penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik
analisis data.
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang gambaran umum atau karakteristik
lokasi penelitian berupa sejarah singkat, visi, misi dan struktur
organisasi serta hal-hal lain yang berkaitan dengan masalah
penelitian.
BAB IV PENYAJIAN DATA
Bab ini memuat tentang hasil data yang diperoleh dari lapangan
selama penelitian berlangsung dan dokumen-dokumen lain yang
akan dianalisis.
BAB V ANALISIS DATA
Bab ini memuat tentang kajian dan analisis data yang diperoleh saat
penelitian dan memberikan interprestasi atas permasalahan yang
diteliti.
BAB VI PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan dan saran-saran yang dianggab perlu
BAB II