• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Hipertensi Sebagai Faktor Resiko Kejadian Penyakit Jantung Koroner Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Hipertensi Sebagai Faktor Resiko Kejadian Penyakit Jantung Koroner Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN HIPERTENSI SEBAGAI FAKTOR RESIKO KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI

ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010.

OLEH :

PARAMJIT SINGH A/L GURMUKH SINGH 070100291

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

HUBUNGAN HIPERTENSI SEBAGAI FAKTOR RESIKO KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI

ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010.

“Karya Tulis Ilimiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran”

OLEH :

PARAMJIT SINGH A/L GURMUKH SINGH 070100291

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : Hubungan Hipertensi sebagai faktor resiko kejadian

Penyakit Jantung Koroner di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik medan tahun 2010.

Nama : Paramjit Singh A/L Gurmukh Singh NIM : 070100291

Dosen Pembimbing Dosen Penguji

( Prof.dr. Harris Hassan, SpPD, SpJP(K)) (Prof.dr.Guslihan dasa Tjipta, Sp,A(K))

(Prof. dr. Harun Al Rahsyid, Sp.PD,Sp,GK)

Medan, Desember 2010 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(4)

ABSTRAK

Hipertensi merupakan suatu masalah akibat peningkatan tekanan darah dalam arteri yang menyebabkan berbagai gejala, yang perlu mendapatkan perhatian. Hipertensi merupakan faktor resiko dari berbagai penyakit (berkaitan co-morbiditi) antara lain obesitas, diabetes mellitus, dan dislipidemia yang akan menimbulkan peningkatan penyakit jantung koroner.

Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh arteri koroner dimana terdapat penebalan dinding dalam pembuluh darah (intima) disertai adanya aterosklerosis yang akan mempersempitkan lumen arteri koroner dan akhirnya akan mengganggu aliran darah ke oto jantung sehingga terjadi kerusakan dan gangguan fungsi pada otot jantung.

Peenelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan hipertensi dengan kejadian Penyakit Jantung Koroner di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan retrospektif . Populasi dalam penelitian ini adalah pasien Penyakit Jantunng Koroner, dan besar sample yang digunakan adalah seramai 50 orang. Penelitian ini dilaksanakan dengan membuka rekam medis pesakit jantung yang terdiri daripada 29 orang pasien yang telah didiagnosa menderita penyakit jantung koroner dan 21 orang pasien penyakit jantung lainnya. Kemudian diambil tekanan darah pasien dari rekam medis dan ditentukan kategori hipertensi berdasarkan JNC VII .

Hasil penelitian dianalisa dengan menggunakan Chi Kuadrat, dan didapati daripada analisis p = 0.0001. Terdapat 28 orang penderita Penyakit jantung Koroner yang Hipertensi sementara 10 orang pasakit Jantung lainnya yang hipertensi. Penelitian menunjukkan bahawa terdapat hubungn yang bermakna antara hipertensi dan kejadian penyakit jantung koroner.

Pasien penyakit jantung koroner harus mengamalkan pola hidup sehat, pemeriksaan rutin fungsi jantung, dan pengambilan obat secara teratur bagi menghindari daripada terjadinya komplikasi serius.

(5)

ABSTRAK

Hypertension is caused by the increase in pressure within the blood vessels, which causes many systemic symptoms which need to be watched over. Hypertension is a risk factor for many diseases (co-morbidity) such as obesity, diabetes mellitus, and dyslipidemia by which lead to increased risk for coronary heart disease.

Coronary heart disease (CHD) is a disease which causes abnormality in one or more coronary arteries, where there is a thickening in the wall of the artery (intima), when the coronary arteries are narrowed or occluded, most commonly by atherosclerotic deposits of fibrous and fatty tissue which causes the diameter of arteries to decrease and causes the blood flow to heart muscle to be disturbed until there is damage and fungsional disturbance in the heart muscle.

This research is to document the relationship between hypertension and coronary heart disease incidence in General Hospital Centre Haji Adam Malik Hospital Medan.

This research is a descriptive analytic with retrospective approach. Population in this research is coronary heart disease patients. Total sample is 50 people. This research was conducted by referring to patients medical records from outpatient clinic, consisting of 29 patients which had been diagnosed with coronary heart disease and 21 patients of other heart diseases. The patient’s blood pressure was taken from the medical records, the blood pressure were categorized according to JNC VII.

The result of data analysis using Chi Square showed the p value is 0.0001. there are 28 people with coronary heart disease have hypertension and 10 of other people having other kind of heart diseases have hypertension. Research shows that there are significant association between hypertension and the incidence of coronary heart disease.

Patients with coronary heart disease should change their life to healthy life style, regular assessment for heart function, and take their medication regularly to minimize serius complication.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Hubungan Hipertensi Sebagai Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010”

Penulis menyedari bahawa apa yang tersaji dalam karya tulis ilmiah ini masih terdapat banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Untuk itu, penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada Prof.dr.Haris Hassan,Sp.PD, Sp.JP(K) selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dengan keikhlasan untuk member bimbingan dan masukan kepada penulis dalam menyiapkan karya tulus ilmiah ini. Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Prof. dr. Gontar A. Siregar, Sp.PD.KGEH.

2. Prof.dr. Sutomo Kasiman, Sp.PD, Sp.JP(K), selaku ketua departemen Kardiologi dan Vaskular FK USU berserta seluruh staf departemen Kardiologi dan Vaskular FK USU.

3. Dosen mata kuliah Community Research Program yang sudi membantu sewaktu penulis mengalami kesulitan dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Keluargaku tercinta yang sentiasa memberi motivasi kepada penulis baik bersifat materi maupun non materi.

(7)

6. Semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis mengucapkan ribuan terima kasih atas dukungan, kerjasama, dan doanya.

Akhir kata semoga Tuhan sentiasa melimpahkan kurnianya kepada kita semua dan semoga karya tulis ilmiah ini membawa manfaat kepada semua pihak.

Demikian dan terima kasih.

Medan, November 2010

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN PERSETUJUAN………...i

ABSTRAK...ii

ABSTRACT...iii

KATA PENGANTAR...iv

DAFTAR ISI………...vi

DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR SINGKATAN...x

DAFTAR LAMPIRAN...xii

BAB 1 PENDAHULUAN...1

1.1. Latar Belakang ………...1

1.2. Rumusan Masalah………...4

1.3. Tujuan Penelitian………...4

1.4 Manfaat Penelitian ………...5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………...6

2.1. Hipertensi...………...6

2.1.1. Epidemiologi………...6

2.1.2. Definisi………...7

2.1.3. Tekanan Darah Sistolik dan Tekanan Darah Diastolik..…8

2.1.4. Faktor-Faktor Yang Mempertahankan Tekanan Darah….9 2.1.5. Etiologi………...9

2.1.6. Patogenesis………...13

2.2 Penyaki Jantung Koroner...………...16

(9)

2.2.2 Penyebab Penyakit Jantung Koroner………...17

2.3 Hubungan Hipertensi dan Penyakit Jantung Koroner...17

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL….19 3.1. Kerangka Konsep Penelitian………...19

3.2 Hipotesis...19

3.3. Definisi Operasional………...19

BAB 4 METODE PENELITIAN………...21

4.1. Rancangan Penelitian………...21

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian………...21

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian………...21

4.4. Metode Pengumpulan Data………...22

4.5. Kriteria Inklusi dan Ekslusi...23

4.6. Metode Analisa Data...23

BAB 5 HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN...24

5.1. Hasil Penelitian...24

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian...24

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden...25

5.1.2.1 Jenis Kelamin...25

5.1.2.2 Umur...27

5.1.2.3 Tekanan Darah...29

5.1.2.4 Hasil analisa Statistik Penyakit dan Hipertensi....33

5.2. Pembahasan...35

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN...37

6.1 Kesimpulan...37

(10)

DAFTAR PUSTAKA...39

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC VII 8

Carta Pai 5.1 Jenis Kelamin Responden 25

Carta Bar 5.2 Jenis Kelamin Responden Berdasarkan Penyakit 26

Carta Bar 5.3 Kelompok Umur Responden 27

Carta Bar 5.4 Kelompok Umur Responden Berdasarkan Penyakit 28

Carta Pai 5.5 Kelompok Tekanan Darah 29

Carta Bar 5.6 Status Tekanan darah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 30

Carta Bar 5.7 Kelompok Tekanan Darah diastolik berdasarkan Penyakit 31

Carta Bar 5.8 Kelompok Tekanan Darah Responden Berdasarkan Penyakit 32

Carta Bar 5.9 Status tekanan darah Diastolik responden berdasarkan Penyakit 33

(12)

DAFTAR SINGKATAN

Singkatan Keterangan

ACE Angiotensin Converting Enzyme

ACTH Adenocorticotropin Hormone

ADH Hormon Antidiuretik

AHA American Heart Association

CHD Coronary Heart Disease

ECM Extraselular Matrix

HDL High Density Lipoprotien

HIMAPID Himpunan Mahasiswa Epidemiologi

InaSH Indonesian Society of Hypertension

JNC VII The seventh report of the joint National on

Prevention, detection, evaluation, and treatment of

high blood pressure

LDL Low Density Lipoprotien

MmHg Millimetres of

NaCl Natrium Chloride

NHANES III National Health And Nutrition Examination Survei

NHF National Health Foundation

(13)

PDGF Platlet Derived Growth Factor

PERHI Perhimpunan Hipertensi Indonesia

PJK Penyakit Jantung Koroner

RAA Renin-Angiotensinogen-Aldoteron

RISKEDAS Riset Kesehatan Dasar

RSUPHAM Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

SKRTN Survei Kesehatan Rumah Tangga Nasional

SMF Satuan Medis Fungsional

SPSS Statistical Package for the Social Sciences

(14)

DAFTAR LAMPIRAN Lembar Daftar Riwayat Hidup

Tabel Jumlah Responden

Tabel Jenis Kelamin Responden

Tabel KelompokUmur Responden

Tabel Statistics responden Berdasarkan Umur

Tabel Kelompok Tekanan Darah Responden

Tabel Statistik Kelompok Tekanan Darah responden

Table Crosstabs

Tabel Status Penyakit * hipertensi Crosstabulation

Tabel Stastistik Chi-Square Test

Tabel Risk Estimate

Tabel Status Penyakit*hipertensi diastolik crosstabulation

Tabel Statistik Chi-square Test

Tabel Risk Estimate

Lembar Izin Penelitian dan Pengumpulan Data

Lembar persetujuan Komisi Etik Tentang elaksaan penelitian bidang kesehatan

(15)

ABSTRAK

Hipertensi merupakan suatu masalah akibat peningkatan tekanan darah dalam arteri yang menyebabkan berbagai gejala, yang perlu mendapatkan perhatian. Hipertensi merupakan faktor resiko dari berbagai penyakit (berkaitan co-morbiditi) antara lain obesitas, diabetes mellitus, dan dislipidemia yang akan menimbulkan peningkatan penyakit jantung koroner.

Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh arteri koroner dimana terdapat penebalan dinding dalam pembuluh darah (intima) disertai adanya aterosklerosis yang akan mempersempitkan lumen arteri koroner dan akhirnya akan mengganggu aliran darah ke oto jantung sehingga terjadi kerusakan dan gangguan fungsi pada otot jantung.

Peenelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan hipertensi dengan kejadian Penyakit Jantung Koroner di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan retrospektif . Populasi dalam penelitian ini adalah pasien Penyakit Jantunng Koroner, dan besar sample yang digunakan adalah seramai 50 orang. Penelitian ini dilaksanakan dengan membuka rekam medis pesakit jantung yang terdiri daripada 29 orang pasien yang telah didiagnosa menderita penyakit jantung koroner dan 21 orang pasien penyakit jantung lainnya. Kemudian diambil tekanan darah pasien dari rekam medis dan ditentukan kategori hipertensi berdasarkan JNC VII .

Hasil penelitian dianalisa dengan menggunakan Chi Kuadrat, dan didapati daripada analisis p = 0.0001. Terdapat 28 orang penderita Penyakit jantung Koroner yang Hipertensi sementara 10 orang pasakit Jantung lainnya yang hipertensi. Penelitian menunjukkan bahawa terdapat hubungn yang bermakna antara hipertensi dan kejadian penyakit jantung koroner.

Pasien penyakit jantung koroner harus mengamalkan pola hidup sehat, pemeriksaan rutin fungsi jantung, dan pengambilan obat secara teratur bagi menghindari daripada terjadinya komplikasi serius.

(16)

ABSTRAK

Hypertension is caused by the increase in pressure within the blood vessels, which causes many systemic symptoms which need to be watched over. Hypertension is a risk factor for many diseases (co-morbidity) such as obesity, diabetes mellitus, and dyslipidemia by which lead to increased risk for coronary heart disease.

Coronary heart disease (CHD) is a disease which causes abnormality in one or more coronary arteries, where there is a thickening in the wall of the artery (intima), when the coronary arteries are narrowed or occluded, most commonly by atherosclerotic deposits of fibrous and fatty tissue which causes the diameter of arteries to decrease and causes the blood flow to heart muscle to be disturbed until there is damage and fungsional disturbance in the heart muscle.

This research is to document the relationship between hypertension and coronary heart disease incidence in General Hospital Centre Haji Adam Malik Hospital Medan.

This research is a descriptive analytic with retrospective approach. Population in this research is coronary heart disease patients. Total sample is 50 people. This research was conducted by referring to patients medical records from outpatient clinic, consisting of 29 patients which had been diagnosed with coronary heart disease and 21 patients of other heart diseases. The patient’s blood pressure was taken from the medical records, the blood pressure were categorized according to JNC VII.

The result of data analysis using Chi Square showed the p value is 0.0001. there are 28 people with coronary heart disease have hypertension and 10 of other people having other kind of heart diseases have hypertension. Research shows that there are significant association between hypertension and the incidence of coronary heart disease.

Patients with coronary heart disease should change their life to healthy life style, regular assessment for heart function, and take their medication regularly to minimize serius complication.

(17)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

(18)

tahunnya. Oleh karena itu, penyakit jantung koroner menjadi penyebab kematian dan kecacatan nomer satu di dunia (HIMAPID 2008).

Indonesia saat ini menghadapi masalah kesehatan yang kompleks dan beragam. Tentu saja mulai dari infeksi klasik dan modern, penyakit degeneratif serta penyakit psikososial yang menjadikan Indonesia saat ini yang menghadapi triple burden disease. Namun tetap saja penyebab angka kematian terbesar adalah akibat penyakit jantung koroner-the silence killer. Tingginya angka kematian di Indonesia akibat penyakit jantung koroner (PJK) mencapai 26%. Berdasarkan hasil survei kesehatan rumah tangga nasional (SKRTN), dalam 10 tahun terakhir angka tersebut cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 1991, angka kematian akibat PJK adalah 16% kemudian di tahun 2001 angka tersebut melonjak menjadi 26.4%. angka kematian akibat PJK diperkirakan mencapai 53,5 per 100.000 penduduk di negara kita (HIMAPID,2008).

World Health Organization (WHO) menyatakan bahawa hipertensi merupakan salah satu dari 10 kondisi yang berisiko di seluruh dunia dan salah satu dari 5 kondisi yang berisiko di Negara-negara berkembang. Berdasarkan laporan Organisasi kesehatan sedunia (WHO) yang ditulis oleh Giangdo.G pada tahun 1997 menyatakan bahawa prevalensi hipertensi cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya usia, dimana sekitar 10% penderita adalah berusia 50 tahun, 20% 60 tahun, dan meningkat menjadi 30% pada usia 70 tahun. Hari ini, kira-kira 1 billion orang seluruh dunia menghidap hipertensi dan dikatakan akan meningkat kepada 1,56 bilion orang pada tahun 2025. Di negara maju maupun negara berkembang terjadi kecenderungan meningkatnya prevalensi hipertensi, hal ini dapat digambarkan berdasarkan National Health And Nutrition Examination

Survei (NHANES III) di Amerika serikat pada tahun 1991 menemukan

(19)

Disamping itu data statisik dari National Health Foundation (NHF) di Australia 1995 memperlihatkan bahawa sekitar 1.200.000 orang Australia ( 15% penduduk dewasa) menderita hipertensi. Laporan World Health

Organization (WHO) tahun 2003 menunjukkan bahawa kematian akibat

penyakit jantung dan pembuluh darah mencapai 29.2% dari seluruh kematian di dunia atau 16.7 juta jiwa setiap tahun ( 7,2 juta PJK ; 5,5 juta penyakit serebrovaskuler; 4 juta hipertensi dan penyakit jantung lainnya). Dari jumlah kematian tersebut, 80% diantaranya terdapat dinegara miskin, menegah, dan Negara berkembang (Hariadi, Arsad Rahim Ali 2006).

(20)

Menurut profil kesehatan sumatera utara 2001, jumlah kasus hipertensi sebanyak 91 per 100.000 penduduk dan kota Medan menduduki urutan pertama (42.8%), sedangkan menurut profil kesehatan kota medan tahun 2004, kasus hipertensi merupakan peringkat ke tiga dari sepuluh penyakit terbesar yaitu sebanyak 8.4%.

Saya memilih untuk melakukan penelitian ini atas dasar kesadaran saya berkenaan tingginya kasus penyakit jantung koroner di Indonesia. Selain itu, saya memilih untuk melakukan di medan karena belum ada lagi penelitian seumpama ini yang dilakukan bagi melihat Hubungan Hipertensi sebagai faktor resiko Penyakit Jantung Koroner. Pemilihan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUPHAM) Medan adalah karena rumah sakit ini merupakan rumah sakit rujukan di Kota Medan.

1.2. Rumusan Masalah

Apakah hubungan Hipertensi sebagai faktor resiko penyakit jantung koroner di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUPHAM) Medan?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

a. Melihat apakah hipertensi merupakan faktor resiko pada kejadian Penyakit Jantung Koroner di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUPHAM) Medan.

1.3.2. Tujuan Khusus

(21)

b. Menganalisa hubungan antara Hipertensi sebagai faktor resiko Penyakit Jantung Koroner di Rumah Sakit Pusat Haji Adam Malik (RSUPHAM) Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

a. Pada masyarakat, penelitian ini bermanfaat agar masyarakat yang menghidapi Hipertensi dapat berhati-hati agar dapat menghindari terjadinya Penyakit Jantung Koroner.

b. Dalam bidang kesehatan, penelitian ini bermanfaat supaya tenaga kesehatan dapat mengawal agar pasien yang Hipertensi dapat terkontrol supaya terhindar terjadinya Penyakit Jantung Koroner.

(22)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hipertensi

2.1.1. Epidemiologi

Hipertensi adalah masalah kesehatan masyarakat. Hipertensi yang tidak terkontrol dapat memicu timbulnya penyakit degeneratif, seperti gagal jantung kongestif, gagal ginjal, dan penyakit vaskuler. Hipertensi disebut“silent killer” karena sifatnya asimptomatik dan setelah beberapa tahun menimbulkan stroke yang fatal atau penyakit jantung. Meskipun tidak dapat diobati, pencegahan dan penatalaksanaan dapat menurunkan kejadian hipertensi dan penyakit yang menyertainya.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, diketahui hampir seperempat (24,5%) penduduk Indonesia usia di atas 10 tahun mengkonsumsi makanan asin setiap hari, satu kali atau lebih. Sementara prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% dari populasi pada usia 18 tahun ke atas. Dari jumlah itu, 60% penderita hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan sisanya pada jantung, gagal ginjal, dan kebutaan. Pada orang dewasa, peningkatan tekanan darah sistolik sebesar 20 mmHg menyebabkan peningkatan 60% risiko kematian akibat penyakit kardiovaskuler.

(23)

Hipertensi perlu diwaspadai karena merupakan bahaya diam-diam. Tidak ada gejala atau tanda khas untuk peringatan dini bagi penderita hipertensi. Selain itu, banyak orang merasa sehat dan energik walaupun memiliki hipertensi. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis.

2.1.2. Definisi Tekanan Darah

Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis. Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg, dibaca seratus dua puluh per delapan puluh. Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat duduk tekanan sistolik mencapai 140 mmhg atau lebih, atau tekanan diastolik mencapai 90 mmhg atau lebih, atau keduanya. Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.

The Joint National Community on Preventation, Detection

evaluation and treatment of High Blood Preassure dari Amerika Serikat

(24)

Table 2.1. : The seventh report of the joint National on Prevention,

detection, evaluation, and treatment of high blood pressure

Tekanan darah Kategori

< 120/80 mmHg Normal

120-139/80-89 mmHg Prehipertensi

≥ 140/90 mmHg Hipertensi

140-159/90-99 mmHg Stage 1

160-180/100-109 mmHg Stage 2

2.1.3. Tekanan Darah Sistolik dan Tekanan Darah Diastolik

Di dalam tubuh manusia, tekanan darah terbagi menjadi dua bagian, yaitu tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Tekanan sistolik adalah tekanan yang terjadi bila otot jantung berdenyut memompa darah keluar melalui arteri. Angka ini menunjukkan seberapa kuat jantung memompa untuk mendorong darah melalui pembuluh darah. Tekanan diastolik adalah saat otot jantung berelaksasi, darah kembali masuk ke jantung. Angka ini menunjukkan berapa besar hambatan dari pembuluh darah terhadap aliran darah balik ke jantung.

(25)

2.1.4. Faktor – faktor yang mempertahankan Tekanan Darah

Menurut Pearce, faktor – faktor yang mempertahankan tekanan darah antara lain :

1) Kekuatan jantung memompa darah sehingga darah dapat beredar keseluruh tubuh dan kembali ke jantung.

2) Banyaknya darah yang beredar. Dinding pembuluh darah membutuhkan darah yang cukup untuk membuat suatu tekanan.

3) Kekuatan (vaskositas) darah, disebabkan oleh protein plasma dan jumlah sel darah yang beredar dalam aliran darah.

4) Elastisitas dinding pembuluh darah. Di dalam arteri tekanan lebih besar daripada vena, sebab otot yang membungkus arteri lebih elastis daripada vena.

5) Tekanan tepi (tahanan perifer), yaitu tekanan yang dikeluarkan oleh geseran darah yang mengalir dalam pembuluh.

2.1.5. Etiologi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu: hipertensi esensial atau hipertensi primer dan hipertensi sekunder atau hipertensi renal.

1) Hipertensi esensial.

(26)

2) Hipertensi sekunder.

Hipertensi sekunder atau hipertensi renal terdapat sekitar 5 % kasus. Penyebab spesifik diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskular renal, hiperaldosteronisme primer, dan sindrom cushing, feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan, dan lain – lain.

a) Hipertensi pada penyakit ginjal.

Penyakit ginjal dapat meningkatkan tekanan darah dan sebaliknya hipertensi dalam jangka waktu yang lama dapat mengganggu ginjal. Secara klinis sulit untuk membedakan dua keadaan tersebut, terutama pada penyakit ginjal menahun. Beratnya pengaruh hipertensi terhadap ginjal tergantung dari tingginya tekanan darah dan lamanya menderita hipertensi. Makin tinggi tekanan darah dalam waktu lama makin berat komplikasi yang mungkin ditimbulkan. Hipertensi pada penyakit ginjal dapat terjadi pada penyakit ginjal akut maupun penyakit ginjal kronik, baik pada kelainan glumerolus maupun pada kelainan vaskular. Hipertensi pada penyakit ginjal dapat dikelompokkan dalam :

1. Penyakit glumerolus akut Hipertensi terjadi karena adanya retensi natrium yang menyebabkan hipervolemik. Retensi natrium terjadi karena adanya peningkatan reabsorbsi natrium di duktus koligentes. Peningkatan ini dimungkankan abibat adanya retensi relatif terhadap Hormon Natriuretik Peptida dan peningkatan aktivitas pompa Na – K – ATPase di duktus koligentes.

2. Penyakit vaskuler

Pada keadaan ini terjadi iskemi yang kemudian merangsang sistem renin angiotensin aldosteron.

3. Gagal ginjal kronik

Hipertensi yang terjadi karena adanya retensi natrium, peningkatan sistem

(27)

regional, aktifitas saraf simpatik yang meningkat akibat kerusakan ginjal, hiperparatiroidis sekunder, dan pemberian eritropoetin.

4. Penyakit glumerolus kronik

Sistem Renin-Angiotensinogen-Aldoteron (RAA) merupakan satu sistem hormonal enzimatik yang bersifat multikompleks dan berperan dalam naiknya tekanan darah, pangaturan keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit.

b) Hipertensi pada penyakit renovaskular

Hipertensi renovaskular merupakan penyebab tersering dari hipertensi sekunder. Diagnosa hipertensi renovaskular penting karena kelainan ini potensial untuk disembuhkan dengan menghilangkan penyebabnya yaitu stenosis arteri renalis. Stenosis arteri renalis adalah suatu keadaan terdapatnya lesi obstruktif secara anatomik pada arteri renalis. Sedangkan hipertensi renovaskular adalah hipertensi yang terjadi akibat fisiologis adanya stenosis arteri renalis. Istilah nefropati iskemik menggambarkan suatu keadaan terjadinya penurunan fungsi ginjal akibat adanya stenosis arteri renalis. Jika terjadi gangguan fungsi ginjal, kelainan ini akan menetap walaupun tekanan darahnya dapat dikendalikan dengan pengobatan yang meliputi medikamentosa antihipertensi, revaskularisasi dengan tindakan bedah ataupun angioplasti.

c) Hipertensi pada kelainan endokrin.

(28)

d) Sindrom Cushing.

Sindrom cushing disebabkan oleh hiperplasi adrenal bilateral yang disebabkan oleh adenoma hipofisis yang menghasilkan Adenocorticotropin

Hormone (ACTH).

e) Hipertensi adrenal congenital.

Hipertensi adrenal kongenital merupakan penyabab terjadinya hipertensi pada anak (jarang terjadi).

f) Koartasio aorta.

Koarktasi aorta paling sering mempengaruhi aorta pada distal dari arteri subklavia kiri dan menimbulkan hipertensi pada lengan dan menurunkan tekanan pada kaki, dengan denyut nadi arteri femoralis lemah atau tidak ada. Hipertensi ini dapat menetap bahkan setelah reseksi bedah yang berhasil, terutama jika hipertensi terjadi lama sebelum operasi.

g) Hipertensi pada kehamilan.

(29)

risiko hipertensi seperti gagal jantung, ensepalopati, retinopati, perdarahan serebral, dan gagal ginjal akut dapat terjadi. Sampai sekarang yang belum jelas apakah tekanan darah yang terkontrol secara agresif dapat menurunkan terjadinya eklampsia.

h) Hipertensi akibat dari penggunaan obat – obatan.

Penggunaan obat yang paling banyak berkaitan dengan hipertensi adalah pil kontrasepsi oral (OCP). 5% perempuan mengalami hipertensi sejak mulai penggunaan. Perempuan usia lebih tua (> 35 tahun) lebih mudah terkena, begitupula dengan perempuan yang pernah mengalami hipertensi selama kehamilan. Pada 50 % tekanan darah akan kembali normal dalam 3 – 6 sesudah penghentian pil. Penggunaan estrogen pascamenopause bersifat kardioproteksi dan tidak meningkatkan tekanan darah. Obat lain yang terkait dengan hipertensi termasuk siklosporin, eritopoietin, dan kokain.

2.1.6. Patogenesis

(30)

perifer. Pada stadium awal sebagian besar pasien hipertensi menunjukkan curah jantung yang meningkat dan kemudian diikuti dengan kenaikan tahanan perifer yang mengakibatkan kenaikan tekanan darah yang menetap. Mekanisme patofisiologi yang berhubungan dengan peningkatan hipertensi esensial antara lain :

1) Curah jantung dan tahanan perifer.

Keseimbangan curah jantung dan tahanan perifer sangat berpengaruh terhadap kenormalan tekanan darah. Pada sebagian besar kasus hipertens esensial curah jantung biasanya normal tetapi tahanan perifernya meningkat. Tekanan darah ditentukan oleh konsentrasi sel otot halus yang terdapat pada arteriol kecil. Peningkatan konsentrasi sel otot halus akan berpengaruh pada peningkatan konsentrasi kalsium intraseluler. Peningkatan konsentrasi otot halus ini semakin lama akan mengakibatkan penebalan pembuluh darah arteriol yang mungkin dimediasi ole angiotensin yang menjadi awal meningkatnya tahanan perifer yang

irreversible.

2) Sistem Renin-Angiotensin.

Ginjal mengontrol tekanan darah melalui pengaturan volume cairan ekstraseluler dan sekresi renin.1 Sistem Renin-Angiotensin merupakan system endokrin yang penting dalam pengontrolan tekanan darah. Renin disekresi oleh juxtaglomerulus aparantus ginjal sebagai respon glomerulus

underperfusion atau penurunan asupan garam, ataupun respon dari system

saraf simpatetik. Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin

I-converting enzyme (ACE). ACE memegang peranan fisiologis penting

(31)

(oktapeptida yang sangat aktif). Angiotensin II berpotensi besar meningkatkan tekanan darah karena bersifat sebagai vasoconstrictor melalui dua jalur, yaitu: a. Meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis) sehingga urin menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkan, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian instraseluler. Akibatnya volume darah meningkat sehingga meningkatkan tekanan darah. b. Menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron merupakan hormon steroid yang berperan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah.

1) Sisten Saraf Otonom.

Sirkulasi sistem saraf simpatetik dapat menyebabkan vasokonstriksi dan dilatasi arteriol. Sistem saraf otonom ini mempunyai peran yang penting dalam pempertahankan tekanan darah. Hipertensi dapat terjadi karena interaksi antara sistem saraf otonom dan sistem renin-angiotensin bersama – sama dengan faktor lain termasuk natrium, volume sirkulasi, dan beberapa hormon.

2) Disfungsi Endotelium.

(32)

klinis pengobatan dengan antihipertensi menunjukkan perbaikan gangguan produksi dari oksida nitrit.

3) Substansi vasoaktif.

Banyak sistem vasoaktif yang mempengaruhi transpor natrium dalam mempertahankan tekanan darah dalam keadaan normal. Bradikinin merupakan vasodilator yang potensial, begitu juga endothelin. Endothelin dapat meningkatkan sensitifitas garam pada tekanan darah serta mengaktifkan sistem renin-angiotensin lokal. Arterial natriuretic peptide merupakan hormon yang diproduksi di atrium jantung dalam merespon peningkatan volume darah. Hal ini dapat meningkatkan ekskresi garam dan air dari ginjal yang akhirnya dapat meningkatkan retensi cairan dan hipertensi.

4) Hiperkoagulasi.

Pasien dengan hipertensi memperlihatkan ketidaknormalan dari dinding pembuluh darah (disfungsi endotelium atau kerusakan sel endotelium), ketidaknormalan faktor homeostasis, platelet, dan fibrinolisis. Diduga hipertensi dapat menyebabkan protombotik dan hiperkoagulasi yang semakin lama akan semakin parah dan merusak organ target. Beberapa keadaan dapat dicegah dengan pemberian obat anti-hipertensi.

5) Disfungsi diastolic.

Hipertropi ventrikel kiri menyebabkan ventrikel tidak dapat beristirahat ketika terjadi tekanan diastolik. Hal ini untuk memenuhi peningkatan kebutuhan input ventrikel, terutama pada saat olahraga terjadi peningkatan tekanan atrium kiri melebihi normal, dan penurunan tekanan ventrikel.

(33)

Penyakit jantung koroner ( coronary heart disease/ CHD) sering disebut dengan penyakit arteri koroner. Arteri koroner adalah pembuluh darah yang membawa darah ke otot jantung. Arteri adalah seperti pipa-pipa sempit. Unsur lemak disebut plaque dapat terbentuk didalam arteri, menutup dan membuat aliran darah dan oksigen yang dibawanya menjadi kurang untuk disuplai ke otot jantung. Hal ini dapat terjadi pada arteri manapun, tetapi jika hal ini terjadi pada arteri koroner, maka otot jantung tidak akan mendapat suplai darah dan oksigen yang diperlukan untuk dapat bekerja dengan baik. Penyakit jantung koroner dapat menunjukkan permasalahan yang serius, termasuk angina, dan serangan jantung [ Fagan dan sunthareswaran, 2002].

2.2.2. Penyebab Penyakit Jantung Koroner

Pria dan wanita dapat terkena penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner dapat diturunkan secara genetik. Mungkin juga merupakan perkembangan seperti usia lanjut, dan pembentukan plaque didalam arteri yang berlangsung lama. Seseorang itu bisa terkena penyakit jantung koroner jika seseorang itu merupakan penderita hipertensi, berat badan yang berlebihan (overweight), dan diabetes. Kolesterol tinggi (hiperkolesterolemia) adalah penyebab penyakit jantung koroner yang sangat penting juga, bersumber dari aneka ragam gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, kebiasaan makan dengan kandungan lemak yang tinggi, dan olahraga yang kurang dapat memicu terjadinya panyakit jantung koroner. Dimana kolesterol adalah sejenis unsur dari lilin yang dibentuk tubuh dan digunakan untuk melindungi serabut-serabut syaraf, membuat jaringan sel, dan memproduksi hormon. Kolesterol juga terdapat di dalam daging dan susu yang dikonsumsi sehari-hari. Ada beberapa tipe kolesterol, yaitu Low density lipoproteins (LDL), dan High density

lipoprotein (HDL). Kolesterol LDL disebut sebagai kolesterol yang jahat

(34)

pula disebut sebagai kolesterol baik karena melindungi arteri-arteri dari terbentuknya plaque. Banyak makanan, bahkan yang tidak mengandungi kolesterol, berisi lemak yang dapt meurunkan atau menaikan LDL atau HDL kolesterol.[ dexter canoy et al,2007].

2.3. Hubungan Hipertensi dan Penyakit Jantung Koroner Hipertensi akan mengakibatkan perubahan struktur arteri koroner. Dimana akan terjadi luka/lesi pada lapisan endothelium arteri koroner yang akan menyebabkan terjadi respond terhadap kecederaan tersebut, yang akan menyebabkan difungsi endothelium. Disfungsi endothelium terjadi akibat daripada peningkatan permeabilitas kapiler, adhesi leukosit, monosit, platet dan pelepasan faktor pertumbuhan seperti platlet-derived

growth factor ( PDGF), yang akan menyebabkan migrasi, dan proliferasi

sel-sel otot polos. Akibat migrasi dan proliferasi sel otot polos akan menyebabkan terbentuknya foam cells plaques, dimana ini terbentuk dari makrofag dan sel-sel otot polos. lama-kelamaan akan terbentuk fatty sterak, dan akhirnya akan terjadi penumpukan kolagen, dan extraselular

matrix (ECM) serta extraselular lipid. Akibatnya akan terbentuk plak

(35)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep

Pada penelitian ini kerangka konsep tentang hubungan hipertensi sebagai faktor resiko kejadian Penyakit Jantung Koroner (PJK).

Variable Independen Variable Dependen

3.2. Hipotesis

Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko penyebab terjadinya penyakit Jantung Koroner di Rumah Sakit Pusat Haji Adam Malik (RSUPHAM) Medan.

3.3. Definisi Operasional - Tekanan darah

HIPERTENSI sistole

-Tekanan darah

diastole

(36)

Hipertensi didefinisikan dengan tekanan sistoliknya 140 mmHg atau lebih atau tekanan diastoliknya 90 mmHg atau lebih atau sedang memakai obat anti hipertensi (American Heart Association. 2007). Cara mendapatkan tekanan darah pasien adalah dengan melihat pada rekam medis jika pasien tersebut mempunyai riwayat hipertensi, yang dimana akan tercatat pada di rekam medis, dan berdasarkan rekam medis akan ditentukan jika pasien termasuk dalam kelompok hipertensi atau tidak, berdasarkan kriteria The seventh report of the joint National on Prevention,

detection, evaluation, and treatment of high blood pressure.

(37)

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian Analitik yang akan melihat hubungan Hipertensi sebagai faktor resiko kejadian Penyakit Jantung Koroner (PJK) di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUPHAM) Medan. Desain yang akan digunakan adalah secara cross sectional study. Ini dilakukan dengan mengambil rekam medis penderita rawat jalan ke poliklinik di department Kardiologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUPHAM) Medan tahun 2010.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUPHAM) Medan. Penelitian ini dijangka dilakukan pada bulan Juli sehingga Augustus 2010.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi target : Seluruh penderita Penyakit Jantung Koroner (PJK) tahun 2010.

(38)

c. Subjek yang diteliti : Seluruh penderita Penyakit Jantung Koroner (PJK) di Medan yang datang ke Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUPHAM) Medan tahun 2010.

d. Cara memilih responden : Responden dipilih secara sistematik random sampling, yaitu responden dipilih secara random berdasarkan nomor urut. e. Besar sampel : Besar sampel data nominal pada sampel tunggal untuk

estimasi proporsi suatu populasi dihitung dengan rumus :

N = d2

( Zα)2

pq

keterangan rumus :

N = Jumlah/ besar sampel

a = Tingkat kemaknaan. Dalam penelitian ini, tingkat kemaknaan yang digunakan ialah a = 0,05, sehingga Za yaitu kesalahan tipe I penelitian ini sebesar 1,96.

P = Proporsi keadaan yang akan dicari 0,5 .

q = 1-p = 0,5 .

d = Tingkat ketepatan absolute yang dikehendaki. Dalam penelitian ini, ditetapkan d = 0,15 .

Angka-angka di atas dimasukkan kembali ke rumus besar sampel :

N =

(0,15)2 ( 1,96)2(0,5)(0,5)

= 50 orang

(39)

Pengumpulan data dilakukan secara cross sectional yang bersifat retrospektif di mana data diambil dari rekam medis pasien rawat jalan di poliklinik Kardiologi, yang mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUPHAM) Medan tahun 2010.

4.5. Kriteria Inklusi dan Ekslusi Kriteria inklusi

I. Penderita Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang datang ke Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUPHAM) Medan tahun 2010.

kriteria ekslusi

I. Responden yang menderita penyakit jantung bawaan seperti defek septum atrial, defek septum ventrikel, tetralogy of fallot, penyakit kongenital lain, dan selain penderita penyakit jantung koroner.

4.6. Metode dan Analisa Data

(40)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 HASIL PENELITIAN

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan merupakan rumah sakit kelas A pada tahun 1990 sesuai dengan Menkes No. 335/Menkes/SK/VII/1990. Pada tahun 1991 pula ia dijadikan sebagai rumah sakit pendidikan sesuai dengan SK Menkes No. 502/Menkes/SK/IX/1991, dan RSUP H Adam Malik Medan juga sebagai Pusat Rujukan Wilayah Pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, dan Riau. RSUP H Adam Malik mulai beroperasi sejak tanggal 17 Juni 1991 dengan pelayanan rawat jalan sedangkan untuk pelayanan rawat inap baru dimulai tanggal 2 Mei 1992.

(41)

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Seramai 50 orang responden telah diambil datanya dengan membuka rekam medis mereka yaitu terdiri daripada 29 orang penderita Penyakit Jantung Koroner dan selebih seramai 21 orang adalah penyakit jantung lainnya.

5.1.2.1 Jenis Kelamin

Carta Pai 5.1: Jenis Kelamin Responden

laki, 70%

perempuan

,

30%

(42)

Carta Bar 5.2: Jenis Kelamin Responden Berdasarkan Penyakit.

22%

13%

7%

8%

0

5

10

15

20

25

PJK

Non PJK

(43)

5.1.2.2 Umur

Carta Bar 5.3: kelompok umur responden

34%

32%

22%

10%

2%

0

5

10

15

20

25

30

35

41-50 51-60 61-70 71-80 81-90

kel umur

(44)

Carta Bar 5.4: kelompok umur responden berdasarkan penyakit

31

38.1

34.5

28.6

24.1

19

10.39.5

0

4.8

0

5

10

15

20

25

30

35

40

41-50

51-60

61-70 71-80

81-90

PJK

Non PJK

(45)

5.1.2.3 Tekanan Darah

Carta Pai 5.5: kelompok tekanan darah responden

PreHtn

10%

HTN II

18%

HTN I

48%

normal

24%

(46)

Carta Bar 5.6: Status Tekanan darah berdasarkan Jenis kelamin responden.

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Normal PreHtn Htn I Htn II

laki-laki wanita

(47)

Carta Bar 5.7: Kelompok Tekanan Darah diastolik berdasarkan Penyakit PJK

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Normal PreHTN HTN I HTN II

PJK

Non PJK

(48)
[image:48.612.174.414.170.365.2]

Table 5.8: kelompok tekanan darah responden berdasarkan penyakit

0 10 20 30 40 50 60

Normal PreHTN HTN I HTN II

PJK

Non PJK

(49)

5.1.2.4 Penyakit dan Hipertensi

Carta Bar 5.9: Status tekanan darah Diastolik responden berdasarkan Penyakit

0 10 20 30 40 50 60 70 80

HTN Non HTN

PJK

Non PJK

(50)
[image:50.612.210.412.148.336.2]

Tabel 6.0: Penyakit Responden berdasarkan kelompok Hipertensi.

96.6

46.7

3.4 52.4

0 20 40 60 80 100

Hipertensi Non HTN

PJK

Non PJK

Berdasarkan hasil penelitian pada carta bar 5.8, hasil analisis hubungan hipertensi dan kejadian PJK diperoleh bahawa ada sebanyak 28 (96.6%) penderita PJK mengalami hipertensi, sedangkan diantara penderita Non PJK ada 10 (47.6%) yang hipertensi. Hasil uji statistic Chi kuadrat didapati nilai p= 0.0001, maka dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi kejadian hipertensi antara penderita PJK dan Non PJK atau terdapat hubungan yang signifikan antara hipertensi dan kejadian PJK. Kemudian dari hasil analisa diperoleh Resiko Relatif = 30.8, dimana artinya penderita hipertensi mempunyai resiko 30.8 kali terkena PJK dibanding dengan penderita Non PJK.

5.2 Pembahasan

(51)

Berdasarkan hasil penelitian, dilihat terdapat hubungan antara hipertensi dan penyakit jantung koroner yaitu hipertensi sebagai salah satu faktor resiko kejadian Penyakit Jantung Koroner.

Penelitia kejadian PJK pada laki-laki (12,6%) lebih tinggi daripada wanita (5,3%), yaitu prevalensi ratio 2.4, (CI 1.3-4.4), dimana ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arsad.H dan Ali.R (2006) menunjukan perempuan (34,5%) lebih banyak menderita penyakit jantung koroner dari pada laki –laki (30,1), meskipun persentase penyakit janutung koroner pada kedua jenis kelamin tersebut hampir sama. Sedangkan hasil yang diperolehi dari penelitian ini, didapati bahawa terdapat 29 orang yang menderita PJK yaitu 75,9% daripadanya adalah laki-laki dan 24,1% adalah perempuan.

Menurut Sven O.E. Ebbesson dkk (2004) dalam penelitiannya, kejadian PJK meningkat mengikut peningkatan usia, dimana ditemukan bahawa responden dengan umur ≥ 55 tahun resiko PJK menigkat, dan penelitian yang dilakukan oleh Arsad.H dan Ali.R (2006) menunjukan bahawa prevalensi penyakit jantung koroner semakin meningkat seiring dengan bertambahnya umur seseorang. Manakala dalam penelitian ini jumlah penderita PJK yang tertinggi berada dalam kelompok umur 51-60 tahun yaitu 34,5%, dan jumlah responden yang umur ≥ 55 tahun adalah 69%.

(52)

Penelitian Framingham selama 18 tahun terhadap penderita berusia 45-75 tahun mendapatkan hipertensi sistolik merupakan faktor pencetus terjadinya PJK, Juga pada penelitian tersebut didapatkan penderita hipertensi yang mengalami PJK mortalitasnya 3 kali lebih besar daripada penderita yang normotensi dengan PJK.

Seterusnya menurut Fazidah A. Siregar et al, (2005) risiko terkena PJK pada yang menderita hipertensi 10,3 kali dibanding dengan yang tidak menderita hipertensi. Selain itu Erawan dan Yohanes (1997) mendapatkan risiko terkena PJK pada yang menderita hipertensi sebesar 2,98 kali dalam penelitiannya. Pada hasil penelitian ini odds ratio didapati adalah sebesar 30,8 dengan 95% CI: 3.514-269.949. Ini berarti penderita PJK mempunyai 30,8 kali resiko untuk mempunyai hipertensi berbanding dengan penderita tidak hipertensi.

(53)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperolehi dapat disimpulkan bahawa terdapat hubungan hipertensi dan kejadian Penyakit Jantung Koroner di Rumah Sakit Umum Pusat haji Adam Malik Medan. Ini dapat dilihat menerusi analisa Chi Kuadrat yang menunjukkan nilai p = 0.0001. ini menunjukkan bahawa terdapat hubungan antara kedua variable yang diteliti. Daripada data yang diperolehi didapati :

6.2 Saran

1. Pasien dengan hipertensi yang khususnya disertai dengan diabetes mellitus, obesitas, dan dislipidemia sebaiknya dianjurkan untuk segara melakukan upaya pencegahan dengan menurunkan tekanan darahnya ke kadar yang optimum atas ke batas yang selamat dengan melakukan upaya pengkontrolan diet dan melakukan aktifitas fisik teratur supaya mengurangi resiko penyakit jantung koroner.

2. Penderita hipertensi perlunya pemeriksaan tekanan darah, pengobatan secara rutin, dan menjalani pola hidup yang sehat, seperti menghindari pola asupan garam yang tinggi, menghentikan kebiasaan merokok, serta menghindari stress untuk mencegah timbulnya komplikasi lebih lanjut.

3. Pada golongan yang resiko tinggi harus melakukan pemeriksaan darah rutin, pemeriksaan panel lipid ( kolesterol total, trigliserida, LDL, dan HDL), dan kadar glukosa darah secara rutin agar dapat mengetahui faktor yang mana yang berada di luar kontrol, dan upaya pengkontrolan dapat dilakukan segera. 4. Para pemberi layanan kesehatan haruslah dapat memberikan penyuluhan

(54)

orang yang tidak menderita Penyakit Jantung koroner agar dapat menurunkan angka kesakitan.

(55)

Daftar Pustaka

Alderman, M.H., 2000. Total Risk in Oparil S., Weber MA.(eds) Hypertension : A Companion to Brenner and Rector’s the kidney, WB Saunders Company, Philadelpia; 221-227.

American Heart Association. 2007. International Cardiovascular Disease Statistics

American Heart Association Statistical Fact Sheet. Available from:

[Accessed: 2010, April 5].

Australian Institute of Health and welfare, Canberra, 1998. Medical care of

Cardiovascular Disease in Australia. Available from:

[Accessed:

2010, September 10].

Australian Institute of Health and welfare, AIHW, 2004. Risk Factors of Coronary

Heart Disease / hypertension. Available from:

September 10].

Arsad, H., dan Ali, R., 2006. Hubungan Obesitas Dengan Beberapa Faktor

Resiko Penyakit Jantung Koroner di Laboratorium Klinik Prodia Makasar

Tahun 2005.

Cahyo, N. Mengenal Hipertensi. Available from:

(56)

Newby, E.D. and Neil, R.G., 2005. Cardiology an Illustrated Color Text. 1st ed. China: Elsevier Limited.

Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar, 2007. Sepuluh Penyakit Terbanyak di Kabupaten Kampar tahun 2006. Bangkinang.

Djohan, T. B. A., Penyakit Jantung Koroner Dan Hypertensi. Ahli Penyakit Jantung Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. [Accessed: 2 Maret 2010].

Fagan dan sunthareswaran, 2002. Cardiovascular system 2nd ed. Spain.

Hasil Analisis Lanjut Data Riskesdas Tahun 2007. Faktor Risiko Penyakit

Jantung Koroner Pada Masyarakat di Indonesia. Topik Kesehatan.html.

HIMAPID FKM UNHAS, 2008. Epidemiologi PJK. UNHAS. Available from:

Kaplan, N. M., 2002. Kaplan’s Clinical Hypertension 8th ed Lippincott William & Wilkins; 237-242.

Mayo Clinic Staff. 2005. Arteriosclerosis/Artherosclerosis. Available from: URL:http://www.mayoclinic.com/health/arteriosclerosis/atherosclerosis/D S00525 [Accessed: 5 April 2010].

(57)

NHLBI. 2006. Atherosclerosis. Available from:

http://www.nhlbi.nih.gov/health/dci/Diseases/Atherosclerosis/Atherosclero sisWhatIs.html [accessed: 5 April 2010].

Panggabean, M. M., Penyakit Jantung Hipertensi. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, ed IV, jilid III. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: halaman 1639-1640.

Sastroasmoro, S., 2008. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: (5):79-86, (16):310-312.

Schoen, F. J., Blood Vessels. In: Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease, 7th ed. Vinay Kumar, Abul K. Abbas, and Nelson Fausto. China: Page: 511-530.

Schoen, F. J., The Heart. In: Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease, 7th ed. Vinay Kumar, Abul K. Abbas and Nelson Fausto. China: Page: 571-586.

Shapo, L., Pomerleau, J., McKee, M., 2003. Epidemiology of Hypertension and

Associated Cardiovascular Risk Factors in a Country in Transition.

Journal Epidemiology Community Health. Albania: (57):734–739.

Stanley, S. Franklin., et al, 2001. Does the Relation of Blood Pressure to Coronary Heart Disease Risk Change With Aging, The Framingham Heart Study.

Available from:

(58)

Sven, O.E. Ebbesson., et al, 2005. Cardiovascular Disease and Risk Factors in three

Alaskan Eskimo populations: The Alaska-Siberia Project. Available from:

University of Maryland Medicine. 2003. Atherosclerosis. Available from: http://www.umm.edu/heartinfo/Atherosclerosis.htm [Accessed: 5 April 2010].

World Health Organization Statistical Information System (WHOSIS).

[Accessed: 5 April 2010].

Yayasan Jantung Indonesia Information. Faktor Risiko Penyakit Jantung.html.

[Accessed: 2 April 2010].

Yogiantoro, M., 2006. Hipertensi Esensial. Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta.

Yunis, T., 2003. Dkk Blood Presure Survey Indonesia Norvask Epidemiology

(59)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : PARAMJIT SINGH A/L GURMUKH SINGH

Tempat/Tanggal Lahir : IPOH/ 10.11.1986

Pekerjaan : MAHASISWA

Agama : SIKH

Alamat : JL. PROF JUSUF NO. 1 MEDAN,20155, INDONESIA.

Riwayat Pendidikan : 1. Sek.Ren.keb.Seri Bidor, Perak.

2. Sek.Men.Keb.Syeikh Abdul Ghani, Bidor Perak.

3. Sek.Men.Keb.Syeikh Abdul Ghani, Bidor Perak.

4. Kolej Sentral, Jengka Pahang

Riwayat pelatihan : 1. Seminar dan Latihan Presentasi Proposal Penelitian MET

dan PEMA

Riwayat Organisasi : 1. Ahli PMUSU

2. Ahli PKPMI

(60)

Tabel Jumlah Responden Statistics

N Valid 50

[image:60.612.115.443.289.391.2]

Missing 0

Tabel Jenis Kelamin Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid L 35 70.0 70.0 70.0

P 15 30.0 30.0 100.0

[image:60.612.112.443.480.648.2]

Total 50 100.0 100.0

Tabel KelompokUmur Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 41-50 17 34.0 34.0 34.0

51-60 16 32.0 32.0 66.0

61-70 11 22.0 22.0 88.0

71-80 5 10.0 10.0 98.0

81-90 1 2.0 2.0 100.0

(61)
[image:61.612.112.378.191.382.2]

Tabel Statistics responden Berdasarkan Umur

N Valid 50

Missing 0

Mean 2.1400

Median 2.0000

Mode 1.00

Std. Deviation 1.06924

Variance 1.143

Range 4.00

Minimum 1.00

Maximum 5.00

Tabel Kelompok Tekanan Darah Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid normal 12 24.0 24.0 24.0

Prehipertensi 5 10.0 10.0 34.0

hipertensi I 24 48.0 48.0 82.0

hipertensi II 9 18.0 18.0 100.0

[image:61.612.113.477.461.604.2]
(62)
[image:62.612.89.557.425.529.2]

Tabel Statistik Kelompok Tekanan Darah responden

N Valid 50

Missing 0

Mean 2.6000

Median 3.0000

Mode 3.00

Std. Deviation 1.04978

Variance 1.102

Range 3.00

Minimum 1.00

Maximum 4.00

Table Crosstabs

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Status Penyakit * hipertensi

(63)
[image:63.612.83.557.147.377.2]

Tabel Status Penyakit * hipertensi Crosstabulation

hipertensi

Total Hipertensi Non Hipertensi

Status Penyakit PJK Count 28 1 29

% within Status Penyakit 96.6% 3.4% 100.0% % within hipertensi 73.7% 8.3% 58.0%

Non PJK Count 10 11 21

% within Status Penyakit 47.6% 52.4% 100.0% % within hipertensi 26.3% 91.7% 42.0%

Total Count 38 12 50

% within Status Penyakit 76.0% 24.0% 100.0% % within hipertensi 100.0% 100.0% 100.0%

Tabel Stastistik Chi-Square Tests

Pearson Chi-Square 15.989a 1 .000 Continuity Correctionb 13.419 1 .000

Likelihood Ratio 17.344 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

N of Valid Cases 50

(64)

Tabel Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval Lower Upper Odds Ratio for Status

Penyakit (PJK / Non PJK)

30.800 3.514 269.949

For cohort hipertensi = Hipertensi

2.028 1.288 3.192

For cohort hipertensi = Non Hipertensi

.066 .009 .471

[image:64.612.115.435.144.320.2]

N of Valid Cases 50

Tabel Status Penyakit * DHTN Crosstabulation DHTN

Total HTN Non HTN

Status Penyakit PJK Count 15 14 29

% within Status Penyakit

51.7% 48.3% 100.0%

% within DHTN 75.0% 46.7% 58.0%

Non PJK Count 5 16 21

% within Status Penyakit

23.8% 76.2% 100.0%

% within DHTN 25.0% 53.3% 42.0%

Total Count 20 30 50

% within Status Penyakit

40.0% 60.0% 100.0%

(65)
[image:65.612.113.558.136.320.2]

Tabel Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 3.955a 1 .047

Continuity Correctionb 2.877 1 .090

Likelihood Ratio 4.080 1 .043

Fisher's Exact Test .079 .044

Linear-by-Linear Association

3.875 1 .049

N of Valid Cases 50

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.40. b. Computed only for a 2x2 table

Tabel Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval Lower Upper Odds Ratio for Status

Penyakit (PJK / Non PJK)

3.429 .992 11.854

For cohort DHTN = HTN

2.172 .936 5.042

For cohort DHTN = Non HTN

.634 .406 .990

[image:65.612.111.407.425.645.2]

Gambar

Table 2.1. : The seventh report of the joint National on Prevention,
Table 5.8: kelompok tekanan darah responden berdasarkan penyakit
Tabel 6.0: Penyakit Responden berdasarkan kelompok Hipertensi.
Tabel KelompokUmur Responden
+6

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kehadirat Alla SWT atas rahmat, anugrah dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan sehingga skripsi berjudul “Pengaruh Penerapan Metode Guided

return on asset Bank Sumsel Babel periode 2008-2015 adalah tinggi tapi jika dibandingkan dengan return on asset perbankan secara nasional adalah rendah, (2)inflasi

Pada pengamatan pertama yaitu mengamati bentuk kristal belerang yang terbentuk dari reaksi antara serbuk belerang dan CS 2 yang diletakan diatas kaca arloji dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di MTs Pondok Pesantren Syafa’aturrasul Batu Ampar Beringin Teluk

Gugatan atas pelanggaran pelaku usaha dapat dilakukan oleh : (a) seorang konsumen yang dirugikan atau ahli waris yang bersangkutan; (b) sekelompok konsumen yang

The final step in this synthesis of UK-3A analogue is the coupling of amidation product with carboxylic acid (octanoic acid).The purity and identity were conducted by SiO2

Peraturan Menteri Agama Nomor 17 Tahun 2014 tentang Statuta Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakafta;. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 421KMK.0512008 tentang

Dari namanya juga sudah bisa tebak karena menggunakan kata &#34;text&#34; memang benar sistem operasi ini hanya berubah tampilan hitam yang isinya hqnya sebuah text yang berwarna