UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
SKRIPSI
PERANAN RASIO LIKUIDITAS, RASIO PROFITABILITAS
DAN RASIO SOLVABILITAS PERUSAHAAN SEBAGAI
BAHAN PERTIMBANGAN DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PADA PT BANK PANIN
CABANG PEMUDA MEDAN
OLEH:
NAMA : ANWAR SUHUT
NIM : 060522124
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Peranan Rasio
Likuiditas, Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas Perusahaan Sebagai Bahan
Pertimbangan Dalam Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Pada PT. Bank
Panin Cabang Pemuda Medan.” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul
dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain
dalam konteks penulisan skripsi program S-1 Departemen Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang
diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila di kemudian
hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan
oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, Januari 2011 Yang Membuat Pernyataan,
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
kuasaNya saya mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Skripsi
ini berjudul “Peranan Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas
Perusahaan Sebagai Bahan Pertimbangan Dalam Pengambilan Keputusan
Pemberian Kredit Pada PT. Bank Panin Cabang Pemuda Medan”, disusun dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada
Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.
Selama proses penyusunan skripsi ini, saya banyak memperoleh
bimbingan, dorongan semangat, nasehat, dan bantuan lain baik secara moril
maupun materiil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada beberapa pihak.
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si.,Ak. dan Ibu Dra. Mutia Ismail,MM,
Ak. selaku Ketua Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara dan
sekaligus Dosen Pembimbing.
3. Ibu Dra. Narumondang Bulan Siregar, MM, Ak. selaku Dosen Penguji I dan
Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak selaku Dosen Penguji II atas segala masukan
dan saran yang telah diberikan.
4. Kedua orang tua saya, J.Situmorang dan H.Sinaga. Terima kasih banyak untuk
kasih sayang, didikan, dan dukungan berupa nasehat, doa dan materi yang
5. Bapak Surya yang telah memberikan kesempatan, meluangkan waktu, dan
memberikan pertolongan yang sangat membantu selama proses riset
berlangsung.
Akhir kata, saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Saya berharap skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua
pihak. Semoga Tuhan membalas kebaikan segenap pihak yang telah membantu.
Medan, Januari 2011 Penulis
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Debt to Total Assets Ratio, Quick Ratio, Net Profit Margin, dan Return On Investment Debitur terhadap penyaluran Kredit Modal Kerja pada PT. BNI (Persero) Tbk. Medan. Leverage diwakili oleh Debt to Total Assets Ratio, likuiditas diwakili oleh Quick Ratio dan profitabilitas diwakili oleh Net Profit Margin and Return On Investment. Rasio–rasio keuangan ini digunakan oleh kreditur untuk membuat keputusan dalam penyaluran kredit.
Populasi penelitian adalah debitur yang mengajukan permohonan kredit dan disetujui oleh pihak bank selama tahun 2007-2008. Penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel bertujuan dan sampel dalam penelitian ini ada sebanyak 32 debitur. Data sekunder berupa rasio-rasio keuangan debitur. Penelitian ini menggunakan model regresi sederhana dan regresi berganda sebagai model analisis. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda untuk pengujian statistiknya dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.
Hasil penelitian mengindikasikan bahwa Debt to Total Assets Ratio, Quick Ratio, Net Profit Margin, dan Return On Investment debitur berpengaruh secara simultan terhadap penyaluran Kredit Modal Kerja. Secara parsial hasil penelitian mengindikasikan bahwa hanya Debt to Total Assets Ratio yang berpengaruh terhadap penyaluran Kredit Modal Kerja, sedangkan Quick Ratio, Net Profit Margin, dan Return On Investment tidak berpengaruh terhadap penyaluran Kredit Modal Kerja.
ABSTRACT
The objective of this research is to examine the effect if leverage, liquidity, and profitability ratio to working capital credit at PT. BNI (Persero) Tbk Medan. Leverage is represented by Debt to Total Assets Ratio, liquidity is represented by Quick Ratio and profitability is represented by Net Profit Margin and Return On Investment. These financial ratios are used by creditor to make decision for credit approval.
The research populations are debitor who are apply for credit approval and approve by bank as long as 2007 until 2008. This research uses purposive sampling method and the sample of this research is 32 debitors. Secondary data are debitur’s financial ratios. This research used simple regression and multiple regression as analysis model. The statistic method being used is multiple linear regression with the model being tested previously in classic assumptions.
The result of this research indicates that Debt to Total Assets Ratio, Quick Ratio, Net Profit Margin, Return On Investment have simultaneously influenced to working capital credit. Meanwhile, this research indicates that only Debt to Total Assets Ratio has partially influenced to working capital credit, but Quick Ratio, Net Profit Margin, and Return On Investment have no partially influenced to working capital credit.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...i
DAFTAR ISI...iii
DAFTAR TABEL...vi
DAFTAR GAMBAR...vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….1
B. Perumusan Masalah………3
C. Tujuan Penelitian...3
D. Manfaat Penelitian...4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis...5
1. Pengertian Peranan...5
2. Analisis Rasio...5
3. Pengertian Kredit...8
4. Fungsi Kredit………9
5. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit……...………12
6. Prosedur Pemberian Kredit……...………..………17
7. Pengertian Efektivitas……….………26
8. Efektivitas Pemberian Kredit………..27
9. Peranan Penerapan Analisis Laporan Keuangan yang Memadai dalam Menunjang Efektivitas Pemberian Kredit………28
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu………..……..…..30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian……….……….32
B. Populasi dan Sampel Penelitian………32
C. Jenis Data………..………33
D. Teknik Pengumpulan Data………33
E. Metode Analisis Data………34
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. Bank Panin Cabang Pemuda...35
1. Sejarah Berdiri PT. Bank Panin Cabang Pemuda...35
2. Prosedur Perkreditan pada PT Bank Panin Cabang Pemuda...3
8 a. Tahap Permohonan Kredit...39
b. Tahap Analisis Kredit...41
c. Tahap Keputusan Kredit...43
e. Tahap Pelaksanaan dan Administrasi Kredit...44
f. Tahap Pengawasan Kredit...45
3. Analisis Kredit oleh PT Bank Panin Cabang Pemuda Medan...47
4. Prinsip Pemberian Kredit oleh PT Bank Panin Cabang Pemuda Medan...47
6. Proses Perhitungan Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas
dan Rasio Solvabilitas pada PT Bank Panin Cabang
Pemuda Medan...53
7. Penggunaan Hasil Analisis Rasio Likuiditas, Rasio
Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas dalam Menunjang
Efektivitas Pemberian Kredit...73
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
A. Kesimpulan...79
B. Saran...81
DAFTAR TABEL
Nomor Judul
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu...30
Tabel 3.1 Daftar Sampel Penelitian...33
Tabel 4.1 Laporan Neraca PT A...54
Tabel 4.2 Laporan Laba Rugi PT A...55
Tabel 4.3 Laporan Neraca PT B...60
Tabel 4.4 Laporan Laba Rugi PT B...61
Tabel 4.5 Laporan Neraca PT C...67
Tabel 4.6 Laporan Laba Rugi PT C...68
Tabel 4.7 Perbandingan Rasio Keuangan PT A dengan Rasio Standar...73
Tabel 4.8 Perbandingan Rasio Keuangan PT B dengan Rasio Standar...75
Tabel 4.9 Perbandingan Rasio Keuangan PT C dengan Rasio Standar...76
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Debt to Total Assets Ratio, Quick Ratio, Net Profit Margin, dan Return On Investment Debitur terhadap penyaluran Kredit Modal Kerja pada PT. BNI (Persero) Tbk. Medan. Leverage diwakili oleh Debt to Total Assets Ratio, likuiditas diwakili oleh Quick Ratio dan profitabilitas diwakili oleh Net Profit Margin and Return On Investment. Rasio–rasio keuangan ini digunakan oleh kreditur untuk membuat keputusan dalam penyaluran kredit.
Populasi penelitian adalah debitur yang mengajukan permohonan kredit dan disetujui oleh pihak bank selama tahun 2007-2008. Penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel bertujuan dan sampel dalam penelitian ini ada sebanyak 32 debitur. Data sekunder berupa rasio-rasio keuangan debitur. Penelitian ini menggunakan model regresi sederhana dan regresi berganda sebagai model analisis. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda untuk pengujian statistiknya dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.
Hasil penelitian mengindikasikan bahwa Debt to Total Assets Ratio, Quick Ratio, Net Profit Margin, dan Return On Investment debitur berpengaruh secara simultan terhadap penyaluran Kredit Modal Kerja. Secara parsial hasil penelitian mengindikasikan bahwa hanya Debt to Total Assets Ratio yang berpengaruh terhadap penyaluran Kredit Modal Kerja, sedangkan Quick Ratio, Net Profit Margin, dan Return On Investment tidak berpengaruh terhadap penyaluran Kredit Modal Kerja.
ABSTRACT
The objective of this research is to examine the effect if leverage, liquidity, and profitability ratio to working capital credit at PT. BNI (Persero) Tbk Medan. Leverage is represented by Debt to Total Assets Ratio, liquidity is represented by Quick Ratio and profitability is represented by Net Profit Margin and Return On Investment. These financial ratios are used by creditor to make decision for credit approval.
The research populations are debitor who are apply for credit approval and approve by bank as long as 2007 until 2008. This research uses purposive sampling method and the sample of this research is 32 debitors. Secondary data are debitur’s financial ratios. This research used simple regression and multiple regression as analysis model. The statistic method being used is multiple linear regression with the model being tested previously in classic assumptions.
The result of this research indicates that Debt to Total Assets Ratio, Quick Ratio, Net Profit Margin, Return On Investment have simultaneously influenced to working capital credit. Meanwhile, this research indicates that only Debt to Total Assets Ratio has partially influenced to working capital credit, but Quick Ratio, Net Profit Margin, and Return On Investment have no partially influenced to working capital credit.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, Indonesia berada pada masa transisi menuju era liberalisasi
perdagangan bebas dimana terjadi diberbagai bidang, terutama bidang ekonomi.
Hal ini ditandai dengan melajunya perdagangan dan investasi, sehingga
perusahaan-perusahaan mengalami persaingan yang sangat ketat.
Perusahaan-perusahaan saling berlomba untuk menjadi yang terbaik, dengan meningkatkan
keunggulannya. Dengan adanya persaingan ini, menyebabkan kegiatan usaha di
perusahaan ini saling beragam dan berkembang, sehingga diperlukan dana yg
besar untuk membiayainya. Dengan alasan-alasan tersebut maka perusahaan harus
mencari dana tambahan untuk membiayainya.
Bank adalah suatu lembaga yang aktivitas usahanya bergerak dalam
bidang keuangan. Fungsi bank diantaranya adalah untuk menyalurkan kredit bagi
para nasabahnya. Bagi suatu bank kredit merupakan sumber penghasilan utama,
yaitu pendapatan bunga, tetapi kredit juga sekaligus menjadi resiko terbesar bagi
pihak bank. Sebagian besar dana operasional bank diputarkan dalam kredit
nasabahnya. Bila kredit nasabah ini berhasil, maka usaha bank ini berhasil.
Sebaliknya apabila kredit ini bermasalah, maka bank akan mengalami kesulitan
yang besar. Kredit bermasalah ini sering disebut kredit macet. Kasus semacam ini
pernah terjadi pada awal tahun 1998 dimana banyak bank yang di likuidasi akibat
para debiturnya tidak dapat melunasi kewajiban ditambah dengan bunga pada saat
jatuh tempo. Kondisi ini biasa disebut Rush atau dalam pengertian masyarakat
serentak. Dengan terjadinya kasus kredit macet dalam jumlah besar dan secara
terus-menerus menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi
nasional, baik langsung maupun tidak langsung. Dampak bagi bank sendiri sangat
merugikan karena semakin terbatasnya dana serta peningkatan biaya yang cukup
besar.
Untuk menjaga kelangsungan hidupnya, maka bank harus memperhatikan
aspek-aspek pertimbangan kredit yang meliputi aspek hukum, aspek ekonomi atau
komersial, aspek teknis, aspek yuridis, aspek manfaat dan kesempatan kerja dan
aspek keuangan. Aspek keuangan merupakan aspek yang paling penting karena
dengan melakukan penilaian atas aspek keuangan akan diketahui
likuiditas,solvabilitas,rentabilitas dan stabilitas suatu perusahaan serta dapat
diketahui berapa lama suatu investasi dapat dikembalikan.
Melihat kenyataan diatas, jelaslah bahwa pelaksanaan dari penilaian
permasalahan kredit melalui analisis laporan keuangan merupakan salah satu
upaya yang diperlukan dan berperan sangat penting dalam menilai kelayakan
suatu perusahaan dalam memperoleh kredit dari suatu bank. Suatu bank harus
memberlakukan kebijakan yang tepat untuk mengatur pemberian kredit pada
nasabahnya agar jangan sampai membawa kesulitan bagi pihak bank sendiri dan
berdampak negatif bagi ekonomi makro. Bank harus menganalisis secara akurat
terhadap pihak-pihak yang mengajukan permohonan kredit dan selalu
mengevaluasinya secara ketat dalam rangka melakukan penilaian kelayakan
pemberian kredit tersebut. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dan menyusun skripsi ini untuk mengetahui lebih lanjut
mengenai penilaian permohonan kredit yang diberlakukan oleh PT Bank Panin
Mengingat luasnya aspek yang dapat dihubungkan dengan judul diatas,
maka masalah yang akan dibahas secara garis besar dapat dibatasi sebagai berikut:
1. rasio Likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio dan Quick Ratio
2. rasio Solvabilitas yang digunakan adalah Total Debt To Equity Ratio dan
Total Debt To Total Asset Ratio
3. rasio Profitabilitas yang digunakan adalah Profit Margin, Return On
Investment (ROI), dan Return On Equity (ROE)
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah analisis rasio
likuiditas, rasio salvabilitas dan rasio profitabilitas sudah digunakan
sebagai dasar pertimbangan dalam pemberian kredit di PT Bank Panin
Cabang Medan?.
C. Tujuan Penelitian
1 untuk mengetahui apakah pemberian kredit yang dilakukan oleh PT Bank
Panin Cabang Medan terhadap setiap permohonan kredit sudah didasarkan
kepada analisis rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas
dari laporan keuangan debitur?.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis sendiri, untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh
ujian sidang sarjana Fakulta Ekonomi Jurusan Akuntansi Program S-1
Ekstension Universitas Sumatera Utara (USU), serta menambah wawasan
2. Bagi manajemen bank, sebagai sumbangan pemikiran dan bahan masukan
untuk membantu penetapan kebijakan dalam hal pemberian kredit bagi
para nasabahnya serta sebagai bahan untuk perbaikan di masa yang akan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis
Berbagai teori yang berhubungan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam
penjelasan di bawah ini.
1 Pengertian Peranan
Menurut Komaruddin dalam bukunya Ensiklopedia Manajemen (1994;
768), peranan dapat didefenisikan sebagai berikut:
a. bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh seseorang dalam manajemen.
b. pola perilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status c. bagian atau fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata. d. fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi
karakteristik yang ada padanya.
e. fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat.
2 Analisis Rasio
Analisis Rasio adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan
dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu
atau kombinasi dari kedua laporan tersenit. Rasio menggambarkan suatu
hubungan matematis antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang
lain. Teknik ini sangat lazim digunakan para analisis keuangan . rasio
keuangan sangat penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi
keuangan perusahaan. Dalam menafsirkan rasio laporan keuangan,
diperlukan alat pembanding agar rasio itu bermakna dan dapat kita nilai
prestasi atau posisi perusahaan. Alat pembanding ini disebut sebagai
Yardstick atau standar.
Rasio Likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya bila jatuh tempo, terdiri dari rasio:
a. Current Ratio
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang
segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Atau dapat juga
disebut sebagai suatu kemampuan daripada aktiva lancar yang
dimiliki oleh suatu perusahaan dalam menjamin hutang-hutang
lacar yang mereka miliki.
% 100 x ies ntLiabilit TotalCurre
ntasset TotalCurre
io
CurrentRat =
b. Quick Ratio (Acid Test Ratio)
Merupakan suatu rasio yang menunjukkan kemampuan suatu
perusahaan untuk membayar hutang-hutang yang harus segera
dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid (quick assets), atau
kemampuan aktiva lancar selain daripada inventory yang dimiliki
oleh perusahaan dalam menjamin hutang lancar mereka.
% 100 x ies ntLiabilit TotalCurre
Inventory ntasset
TotalCurre
QuickRatio= −
2.2. Rasio Profitabilitas (Provitability Ratio)
Rasio Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh keuntungan
(laba), terdiri dari rasio:
Menunjukkan berapa besar persentse pendapatan bersih yang
diperoleh dari setiap penjualan.
%
b. Return on Investment (ROI)
Merupakan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam
keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan.
%
c. Return On Equity (ROE)
Merupakan kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan
keuangan netto.
2.3. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)
Rasio Solvabilitas adalah rasio-rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban
finansialnya, seandainya perusahaan tersebut dilikuidasi, terdiri
dari rasio:
a. Total Debt to Equity Ratio
Menunjukkan bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang
dijadkan jaminan untuk keseluruhan hutang
%
Merupakan bagian dari keseluruhan dana yang dibelanjai dengan
hutang, atau merupakan bagian dari aktiva yang digunakan untuk
menjamin hutang.
% 100 x s Totalasset
Totaldebt ts
ototalasse
Totaldebtt =
Metode dan teknik analisis manapun yang digunakan, semuanya
merupakan awal dari proses analisis yang diperlukan untuk menganalisis
laporan keuangan dan setiap metode analisis yang diperlukan untuk
menganlisis laporan keuangan dan setiap metode analisis mempunyai
tujuan yang sama yaitu untukmembuat data-data yang tersedia lebih
dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
3 Pengertian Kredit
Pengertian kredit yang menjadi dasar perkreditan di Indonesia tercantum
dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 10 tentang Perbankan
(1998;100, sebagai berikut:
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Teguh Pudjo Muljono dalam bukunya Manajemen Perkreditan Bagi
Bank Komersil (1993;9), menyatakan bahwa: “Kredit adalah
kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan
suatu pinjaman dengan suatu janji pembayaran yang akan dilakukan
Dari pengertian kredit di atas, dapat dikatakan bahwa:
1. adanya suatu penyerahan uang atau tagihan,
2. adanya kesepakatan antara kreditur dan debitur,
3. adanya suatu syarat bagi pihak, debitur berkenaan dengan pinjaman dan
bungan yang harus dibayar pada saat jatuh tempo.
4 Fungsi Kredit
Dalam garis besarnya ada tujuh fungsi kredit dalam kehidupan sosial
ekonomi (perekonomian, perdagangan dan keuangan );
a. Kredit dapat meningkatkan daya guna uang
1. Para pemilik uang modal dapat secara langsung meminjamkan
uang kepada para pengusaha yang memerlukan, untuk
meningkatkan produksi atau meningkatkan usahanya.
2. Para pemilik uang modal dapat menyimpan uangnya pada
lembaga-lembaga keuangan. Uang tersebut diberikan sebagai
pinjaman kepada pengusaha-pengusaha untuk meningkatkan
usahanya.
b. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
Kredit yang disalurkan melalui rekening giro dapat menciptakan
pembayaran baru seperti cek, giro, bilyet dan wesel maka akan dapat
meningkatkan peredaran uang giral. Disamping itu kredit perbankan
yang ditarik secar tunai dapat pula meningkatkan peredaran uang
kartal, sehingga arus lalu-lintas uang akan berkembang pula.
c. Kredit dapat meningkatkan daya guna dan peredaran barang
Dengan mendapat kredit, para pengusaha dapat memproses bahan
bakumenjadi barang jadi, sehingga daya guna barang tersebut
peredaran barang, baik melalui penjualan secara kredit maupun
dengan membeli braang-barang dari suatu tempat dan menjualnya ke
tempat lain. Uang yang digunakan dalam pembelian tersebut berasal
dari kredit. Hal ini juga berarti bahwa kredit tersebut dapat pula
meningkatkan manfaat suatu barang.
d. Kredit sebagai salah satu alat stabilisasi ekonomi
Dalam keadaan ekonomi yang kurang sehat, kebijakan diarahkan
pada usaha-usaha antra lain:
1. pengendalian inflasi,
2. peningkatan ekspor,
3. pemenuhan kebutuhan pokok rakyat.
Untuk menekankan laju inflasi pada tahun 1966, yang lebih kurang
berkisar 650% pemerintah melaksanakan kebijakan uang ketar (tight
money) melalui pemberian kredit yang selektif dan terarah, untuk
melindungu usaha-usaha yang bersifat nonspekulatif. Arus kredit
diarahkan pada sektor-sektor yang produktif dengan pembatasan
kualitatif dan kuantitatif. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
produksi dan memenurhi kebutuhan dalam negeri agar bisa diekspor.
Kebijakan tersebut terlah berhasil dengan baik.
e. Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha
Setiap orang yang berusaha selalu ingin meningkatkan usaha
tersebut, namun ada kalanya dibatasi oleh kemampuan di bidang
permodalan. Bantuan kredit yang diberikan oleh bank akan dapat
mengatasi kekurangmampuan para pengusaha di bidang permodalan
f. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan
Dengan bantuan kredit dari bank, para pengusaha dapat memperluas
usahanya dan mendirikan proyek-proyek baru. Peningkatan usaha
dan pendirian proyek baru akan membutuhkan tenaga kerja untuk
melaksanakan proyek-proyek tersebut. Dengan demikian mereka
akan memperoleh pendapatan. Apabila perluasan usaha serta
pendirian proyek-proyek baru telah selesai, maka untuk
mengelolanya diperlukan pula tenaga kerja. Dengan tertampungnya
tenaga-tenaga kerja tersebut, maka pemerataan pendapatan akan
meningkat pula.
g. Kredit sebagai alat untuk meningkatkan humbugging Internasional
Bank-bank besar di luar negeri yang mempunyai jaringan usaha,
dapat memberikan bantuan dalam bentuk kredit, baik secara
langsung maupun tidak langsung kepada perusahaan-perusahaan di
dalam negeri. Begitu juga negara-negara yang telah maju yang
mempunyai cadangan devisa dan tabungan yang tinggi dapat
memberikan bantuan-bantuan dalam bentuk kredit kepada
negara-negara yang sedang berkembang. Bantuan dalam bentuk kredit ini
tidak hanya mempererat hubungan ekonomi antar negara yang
bersangkutan tetapi juga dapat meningkatkan hubungan
internasional.
5 Prinsip – Prinsip Pemberian Kredit
Dalam setiap pemberian kredit diperlukan adanya pertimbangan serta
kehati-hatian agar kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam
dngan sasaran dan terjaminnya pemberian kredit tepat waktu sesuai
perjanjian. Karena penghasilan bungan dari kredit-kredit yang diberikan
merupakan tulang punggung dari pendapatan bank, serta untuk
terjaminnya kelancaran pengembalian pokok, maka sudah sewajarnya
apabila pemberian kredit tersebut memerlukan perhitungan-perhitungan
yang teliti dan sesuai dengan prinsip-prinsip pemberian kredit.
Prinsip-prinsip pemberian kredit terdiri dari Prinsip-prinsip 7C, Prinsip-prinsip 7P dan Prinsip-prinsip
3R. antara prinsip 7C dengan prinsip 7P hampir tidak ada perbedaan,
karena prinsip 7P berlandaskan pada prinsip 7C, dan untuk prinsip yang
lebih baik umum digunakan adalah prinsip 7C.
1. Character
Dasar dari suatu pemberian kredit adalah atas dasar kepercayaan, yaitu
adanya keyakinan dari pihak bank bahwa peminjam moral, watak
ataupun sifat-sifat pribadi yang positif dan kooporatif dan juga
mempynyai rasa tanggung jawab yang baik dalam kehidupan pribadi
sebagai manusia, kehidupan sebagai anggota masyarakat ataupun dalam
menjalankan kegiatan usahanya.
2. Capacity
Pengertian dari capacity disini yaitu suatu penilaian kepada calon debitur
mengenai kemampuan melunasi kewajiban-kewajibannya dari kegiatan
usaha yang akan atau sedang dilakukannya. Jadi jelaslah bahwa
penilaian capacity dilakukan untuk menilai sampai sejauh mana hasil
yang diperoleh calon debitur dalam mengelola perusahaannya untuk
melunasi hutang-hutangnya pada waktunya.
Capital adalah jumlah dana atau modal sendiri yang dimiliki oleh calon
debitur. Hal ini terlihat kontradiktif dengan tujuan kredit yang berfungsi
sebagai penyedia dana,namun demikian halnya dalam kaitan bisnis
murni, semakin kaya seseorang ia semakin dipercaya untuk memperoleh
kredit. Dan secara rasional hal ini tentu tidaklah mengherankan, sebab
seorang calon debitur yang telah menanamkan dananya dalam proporsi
yang besar dibandingkan dengan kredit yang diperolehnya dari bank,
akan melakukan usahanya dengan penuh kesungguhan. Kemampuan
modal sendiri ini akan menjadi benteng yang kuat agar tidak mudah
terkna goncangan dari luar, misalnya dalam situasi pasar modal dengan
tingkat suku bunga yang tinggi.
4. Collateral
Collateral yang dimaksud disini adalah barang-barang jaminan yang
diserahkan oleh peminjam/debitur sebagai jaminan atas kredit yang
diterimanya. Manfaat collateral yaitu sebagai alat pengaman apabila
usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut gagal atau sebab-sebab lain
dimana debitur tidak mampu melunasi kreditnya dari hasil usahanya
yang normal. Jaminan juga dapat dipakai sebagai alat pengaman dalam
menghadapi kemungkinan adanya ketidakpastian pada kurun waktu yang
akan datang saat kredit tersebut harus dilunasi atau jatuh tempo.
5. Condition of Economy
Condition of economy yaitu suatu situasi dan kondisi politik, ekonomi,
sosial, budaya dan lain-lain yang mempengaruhi keadaan perekonomian
pada suatu sat maupun untuk kukrun waktu tertentu yang
perusahaan yang memperoleh kredit. Condition of economy sangat
penting utnuk diketahui apabila kredit tersebut diberikan untuk
perusahaan-perusahaan di luar negeri atau membiayai suatu proyek di
luar negeri.
6. Constraint
Constraint yaitu perimbangan akan risiko-risiko yang mungkin terjadi
7. Coverage
Coverage merupakan jaminan kredit yang telah diasuransikan untuk
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Pemberian kredit juga dapat dinilai dengan prinsip 7P.
1. Personality
Personality adalah menilai nasabah dari kepribandiannya atau tingkah
laku sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencangkup
sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi
suatu masalah.
2. Party
Party adalah mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu
atau golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya,
sehingga nasabah dapat digolongkan ke dalam suatu golongan tertentu
dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda dari bank.
3. Purpose
Purpose adalah untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil
pengambilan kredit dapat bermacam-macam, sebagai contoh apakah
modal kerja atau investasi, konsumtif atau produktif dan lain sebagainya.
4. Prospect
Prospect adalah untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang
apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai
prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas
kredit yang dibiayai tanpa memiliki prospek, bukan hanya bank yang
akan rugi tetapi juga nasabah.
5. Payment
Merupakan ukuran bagaimana nasabah mengembalikan kredit yang telah
diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengambilan kredit.
Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik.
Sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi dari sektor
lainnya.
6. Profitability
Untuk menganalisis bagaiman perusahaan mendapatkan laba.
Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau
akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan
diperoleh.
7. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan
mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang
atau orang atau jaminan asuransi.
1. Return (Hasil yang dicapai)
Penilaian atas hasil yang akan dicapai oleh perusahaan debitur dengan
kredit, apakah hasil tersebut dapat menutup pengembalian pinjamannya
dan perusahaan bisa terus berkembang atau sebaliknya.
2. Repayment (Pembayaran kembali)
Bank harus menilai kemampuan perusahaan untuk membayar kembali
pinjamannya pada saat-saat kredit harus dicicil atau dilunasi.
3. Risk Bearing Ability (Kemampuan untuk menanggung risiko)
Bank harus menilai sampai sejauh mana perusahaan mampu
menanggung risiko kegagalan bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
6 Prosedur Pemberian Kredit
Prosedur pemberian kredit adalah tahap-tahap yang harus dilalui oleh
suatu permohonan sejak permohonan tersebut diajukan oleh nasabah
sampai disetujui oleh bank, dipergunakan oleh nasabah dan akhirnya
dilunasi oleh nasabah. Tujuan prosedur pemberian kredit adalah untuk
memastikan kelayakan suatu kredit, diterima atau ditolak. Dalam
menentukan kelayakan suatu kredit, maka dalam setiap tahap selalu
dilakukan penilaian yang mendalam. Tahapan-tahapan dalam proses
pemberian kredit bank menurut Rachmat Firdaus dalam bukunya,.
Manajemen Perkreditan Bank Umum (2003;91), yaitu:
a. persiapan kredit (credit preparation)
b. analisis atau penilaian kredit (credit realization dan credit administration).
c. keputusan kredit (credit decision)
d. pelaksanaan dan administrasi kredit (credit realization dan credit administration)
6.1 Persiapan Kredit
Persiapan kredit adalah kegiatan tahap permulaan dengan maksud
untuk saling mengetahui informasi dasar antara calon debitur
dengan bank, terutama calon debitur yang baru pertama kali akan
mengajukan kredit kepada bank yang bersangkutan, biasanya
dilakukan melaui wawancara atau cara-cara lain.
Informasi global/umum yang dikemukakan oleh pihak bank antara
lain tentang produser/tata cara pengajuan kredit serta syarat-syarat
untuk memperoleh fasilitas kredit. Dari pihak calin debitur
diharapkan adanya informasi-informasi secara garis besar tentang
hal-hal yang diperlukan pihak bank antara lain:
a. keadaan usaha calon debitur,
b. surat-surat perusahaan, antara lain surat izin usaha, surat izin
tempat usaha dan surat-surat lain yang diperlukan,
c. jaminan/agunan yang akan diberikan serta surat-suratnya,
misalnya sertifikat tanah, BPKB untuk kendaraan bermotor,
Surat Izin Bangunan,
Wawancara tersebut biasanya setelah ada surat pengajuan dari
calon debitur,tetapi sering pula calon debitur langsung datang
menghadap pejabat bank yang ditunjuk untuk tugas-tugas tersebut.
Setelah diadakan tukar-menukar informasi global dengan jalan
wawancara tersebut, biasanya sudah dapat digambarkan apakah
permohonan kredit tersebut dimungkinkan untuk diproses lebih
lanjut. Apabila demikian maka kepada calon debitur diberikan atau
permohonan atau pengajuan kredit. Formulir tersebut harus
ditandatangani oleh pemohon kredit serta dibubuhi cap perusahaan
(jika ada). Permohonan dinyatakan lengkap bila telah memenuhi
persyaratan yang ditentukan untuk pengajuan permohonan menurut
jenis kreditnya.
6.2 Tahap Analisis atau Penilaian Kredit (Credit analysis/credit appraisal)
Penilaian atas analisis adalah semacam studi kelayakan (feasibility
study) atas perusahaan pemohon kredit. Dalam tahap ini diadakan
penilaian yang mendalam tentang keadaan usaha atau proyek
pemohon kredit. Penilaian tersebut meliputi penilaian terhadap
prinsip-prinsip pemberian kredit dan aspek-aspek pemberian
kredit. Aspek-aspek yang dinilai dalam pemberian kredit pada
umumnya terdiri dari;
a Aspek Yuridis/Hukum
Aspek Yuridis/Hukum merupakan aspek yang menilai masalah
legalitas badan usaha serta izin-izin yang dimiliki perusahaan
mengajukan kredit. Penilaian dimulai dengan akte pendirian
perusahaan, sehingga dapat diketahui siapa-siapa pemilik dan
besarnya modal masing-masing pemilik. Kemudian juga diteliti
keabsahannya adalah seperti Tanda Daftar Perusahaan (TDP),
Nomor Poko Wajib Pajak (NPWP), Surat Izin Usaha Industri
(SIUI) untuk sektor industri, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
untuk sektor perdagangan, keabsahan surat-surat yang dijaminkan
(misalnya serftikat tanah) dan lain-lain.
Dalam aspek ini yang dinilai adalah permintaan terhadap produk
yang dihasilkan sekarang ini dan dimana yang akan datang,
prospeknya bagaimana.
c Aspek Keuangan
Aspek Keuangan merupakan aspek untuk menilai kondisi
keuangan calon debitur, dan yang terpenting untuk menilai
kemampuan berkembangnya usaha tersebut pada masa-masa
mendatang. Dari perhitungan keuangan perusahaan tercermin
adanya kemampuan dari perushaan calon debitur untuk memenuhi
kewajiban-kewajibannya, baik untuk pengembalian pokok
pinjaman maupun bunganya dalam waktu yang wajar. Titik berat
penganalisisan dilakukan terhadap laporan keuangan pemohon
kredit yang terdiri dari Neraca dan Laporan Laba Rugi.
Analisis-analisis yang digunakan seperti Analisis Rasio, Sumber dan
Penggunaan Dana, Arus Kas (Cash Flow), Break Even Point dan
sebagainya.
d Aspek Teknis/Operasi
Aspek Teknis/Operasi ini membahas masalah yang berkaitan
dengan produksi seperti kapasitas mesin yang digunakan, masalah
lokasi dan lay out ruangan dan mesin-mesin termasuk jenis mesin
yang digunakan.
Aspek Manajemen merupakan aspek untuk menilai struktur
organisasi perusahaan sumberdaya manusia yang dimiliki serta
latar belakang pengalaman sumberdaya manusianya. Pengalaman
perusahaan dalam mengelola berbagai proyek yang ada dan
pertimbangan lainnya.
f Aspek Sosial Ekonomi
Aspek Sosial Ekonomi ini menganalisis dampaknya terhadap
perekonomian dan masyarakat umum seperti meningkatkan ekspor
barang, mengurangi pengangguran, meningkatkan pendapatan
masyarakat dan lainnya.
Pembahasan tentang aspek-aspek tersebut sangat diperlukan untuk
mengetahui apakah usaha pemohon kredit itu layak untuk diberi
bantuan kredit atau tidak, dengan kata lain apakah permohonan
kredit tersebut feasible dalam arti andaikata kredit diberikan, mak
usahanya akan berkembang baik dan mampu mengembalikan
kredit, baik pinjaman pokoknya maupun bunganya dalam jangka
waktu yang wajar, atau sebaliknya.
Oleh karena itu laporan hasil analisa kredit tersebut harus
merupakan bahan informasi yang akurat dan dapat dipercaya
(reliable) bagi Pemutus Kredit. Dan dengan demikian pula laporan
tersebut harus memuat secara lengkap baik data kualitatif maupun
kuantitatif tentang keadan usaha pemohon kredit, biasanya yang
menyangkut data beberapa tahun yang lalu, sedang berjalan
yang akan datang (disesuaikan dengan rencana jangka waktu
kredit).
Pada tahap ini, analis kredit memerlukan data-data yang akurat dari
calon debitur, dan untuk meneliti kebenaran dan keandalan data
tersebut termasuk data laporan keuangan perusahaan calon debitur
diperlukan data dan informasi dari berbagai sumber dan dengan
berbagai teknik antara lain dengan melakukan wawancara atau
kunjungan langsung ke tempat usaha (on the spot inspection,
informasi dari bank lain (bank to bank confirmation), informasi
dari mitra bisnis (trade checking), dan lembaga-lembaga lain yang
ada hubungannya dengan usaha calon debitur. Selan hal tersebut di
atas, untuk data laporan keuangan yang diperoleh dari calin debitur
harus merupakan laporan keuaganan yang sudah diaudit oelh
Akuntan Publik (Public Accountant), untuk menilai kewajarannya
bahwa laporan keuangan tersebut telah disusun sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (Standar Akuntansi
Keuangan) dan telah diterapkan secara konsistern dari tahun ke
tahun.
6.3 Tahap keputusan Kredit (Credit Decision)
Atas dasar laporan hasil analisis kredit, maka pihak bank melalui
pemutus kredit dapat memutuskan apakah permohonan kredit
tersebut layak disetujui atau tidak.Jika tidak maka permohonan
tersebut harus segera ditolak, surat penolakan biasnya secara
tertulis dengan disertai beberapa alasan. Andaikata permohonan
keputusan kredit, biasanya disertai beberapa persyaratan tertentu.
Pemutus kredit adalah seorang pejabat bank atau komite yang
khusus diberi wewenang untuk tugas tersebut. Kewenangan
memutus seseorang belum tentu sama dengan yang lainnya,
tergantung tingkat jabatan, kedudukan dan pangkatnya. Untuk
kredit-kredit yang relatif besar, keputusan kredit biayanya
dipegang oleh Pimpingan atau Direksi Bank tersebut, bahkan
mungkin diputuskan oleh lebih dari satu orang pemutus yang
merupakan komite/panitia pemutus, termasuk disini kemungkinan
melibatkan anggota komisaris dari bank tersebut.
6.4 Tahap Pelaksanaan dan Administrasi Kredit (credit realization dan credit administration)
a. Tahap Pelaksanaan Kredit
Setelah calon debitur mempelajari dan menyetujui isi
keputusan kredit serta bank telah menerima dan meneliti semua
persuaratan kredit dari calon debitur, maka kedua belah pihak
menandatangani perjanjian kredit serta syarat-syarat umum
pemberian kredit, beserta lampiran-lampirannya.
b. Tahap Administrasi/Tata Usaha Kredit
Dalam tahap ini, kredit yang direalisasi baik yang telah ditarik
oleh debitur maupun yang belum segera dibukukan dengan
mengacu kepada Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia
(PAPI) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia bekerjasama
dengan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).Pada tahap ini juga
informasi dan lain-lain sesuai denga pedoman yang berlaku
pada bank yang bersangkutan.
6.5 Tahap Supervisi Kredit dan Pembinaan Debitur (Credit Supervision dan follow up)
Supervisi pengawasan pengendalian kredit dan pembinaan debitur
pada dasarnya ialah upaya pengamanan kredit yang telah diberikan
oleh bank dengan jalan terus memantau memonitor dan mengikuti
jalannya perusahaan serta memberikan sara/nasihat dan konsultasi
agar perusahaan/debitur berjalan dengan baik sesuai dengan
rencana, sehingga pengembalian kredit akan berjalan dengan baik
pula. Tahap ini merupakan tahap terakhir dari siklus kredit dan
sekaligus pula merupakan tahap yang paling kritis dan sulit apalagi
jika keadaan usaha debitur kurang menggembirakan. Dikatakan
tahap paling kritis atau sulit, karena pada tahap-tahap sebelumnya
bank belum melibatkan uang dalam pembiayaan usaha debitur,
sedangkan pada tahap ini bank telah melepaskan sejumlah uang
untuk diputar dalam perusahaan debitur.Adapun batas tahapan
supervisi ini pada umumnya dmulai dari pencairan kredit
(disbursement) dan berakhir setelah semua kewajiban kepada bank
dilunasi oleh debitur. Supervisi dan pembinaan kredit hendaknya
dilakukan secara simultan melalui dua cara yaitu;
1. Supervisi dan pembinaan secara aktif
Dilakukan dengan kunjungan-kunungan langsung ke lokasi usaha
proyek debitur dan mengadakan penilaian berdasarkan data fisik
dan administrasi catatan-catatan yang ada pada nasabah serta
2. Supervisi dan pembinaan secara pasif
Dilakukan dengan cara mempelajari dan menganalisis
informasi-informasi dan data yang ada pada bank, misalnya dari neraca dan
perhitungan laba rugi, dapat terlihat berapa keuntungan yang
didapat atau kerugian yang diderita pada suatu saat. Bagaimana
pula perkembangan perusahaan tersebut akan terlihat jika bank
membandingkan dengan neraca/ perhitungan laba rugi sebelumnya.
supervisi dan pembinaan debitur hanyalah suatu upaya
meminimilisasi kredit-kredit yang kurang lancar, diragukan atau
macet, sebab bagaimanapun ketatnya upaya tersebut dalam
kenyataannya hampir tidak mungkinbahwa segalanya akan berjalan
dengan baik sesuai dengan yang dikehendaki.
7 Pengertian Efektivitas
Efektivitas merupakan salah satu aspek yang mendapatkan perhatian
khusus dari manajemen, khususnya dalam mengelola perusahaan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Pengertian efektivitas dikemukakan oleh J.s. Badudu (1994;371) adalah
sebagai berikut: “Efektivitas mempunyai efek /pengaruh/akibat;
memberikan hasil yang memuaskan; memanfaatkan waktu dan cara dengan sebaik –baiknya; berhasil guna; keefektifan; sifat atau keadaan efektif”.
Sedangkan menurut Anthony and Weish (1996;544), pengertian
efektivitas adalah: “Effectiveness is the relationship between the output
Dari kedua defenisi di atas maka dapat dikatakan bahwa efektivitas di
atas maka dapat dikatakan bahwa efektivitas adalah suatu ukuran
pencapaian sasaran atau tujuan dari perusahaan yang maksimal dari
input yang tersedia.
8 Efektivitas Pemberian Kredit
Pemberian suatu kredit memiliki tujuan atau sasaran tertentu yang ingin
dicapai oleh pihak bank. Tujuan pemberian kredit itu tidak akan terlepad
dari misi bank tersebut didirikan. Kasmir (2000;96), menyebutkan
bahwa tujuan utama pemberian kredit itu antara lain;
1. mencari keuntungan, yaitu yang bertujuan untuk memperoleh hasil
dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk
bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya
adminstrasi kredit yang dibebankan pada nasabah,
2. membantu usaha nasabah, yaitu nasabah yang memerlukan dana baik
dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana
tersebut, maka pihak debitur akan mengembangkan dan memperluas
usahanya,
3. membantu pemerintah. Bagi pemerintah, semakin banyak kredit
yang disalurkan oleh pihak bank, maka akan semakin baik,
mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan
pembangunan diberbagai sektor.
Keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarnya kredit adalah;
a. penerimaan pajak dari keuntungan yang diperoleh dari nasabah dan
b. membuka kesempatan kerja,
c. meningkatkan jumlah barang dan jasa,
d. menghemat devisa Negara,
e. meningkatkan devisa Negara.
Dari ketiga faktor di atas, faktor pertamalah yang biasanya dikaitkan
dengan efektifitas pemberian kredit disuatu bank. Dengan tepatnya
pengembalian kredit disertai pembayaran bunga yang menjadi
keuntungan bagi pihak bank, maka pemberian kredit dapat dikatakan
efektif.
9 Peranan Penerapan Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Yang Memadai Dalam Menunjang Efektifitas Pemberian Kredit.
Laporan keuangan merupakan alat pertanggung jawa manajemen kepada
pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Penyajian
laporan keuangan juga dimaksudkan untuk memberikan informasi
keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan
agar dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat
keputusan ekonomi. Maka itu penyajian daripada laporan keuangan
disajikan sedemikian rupa dan diatur dalam berbagai standar atau prinsip
yang berlaku umum agar setiap informasi yang berhubungan dengan
aktivitas perusahaan dari segi keuangan maupun going concern
perusahaan dapat diakses dan tersedia didalamnya. Bagi pihak kreditur
(bank), laporan keuangan mempunyai peranan yang sangat penting
sebab laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang
bermanfaat dalam membuat keputusan kredit yang mana merupakan
keputusan yang diambil benar-benar telah sesuai dengan apa saja yang
telah ditentukan atau sesuai dengan pedoman yang berlaku. Sebelum
memberi keputusan untuk memberi atau menolak permintaan kredit dari
suatu perusahaan , pihak kreditur perlu mengetahui terlebih dahulu
posisi dan keadaan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Posisi
atau keadaan perusahan pemohon kredit akan dapat diketahui melalui
penganalisaan laporan keuangan perusahan tersebut. Dari hasil analisis
laporan keuangan, pihak kreditur dapat mengetahui likuiditas,
solvabilitas, rentabilitas (profitability) dan stabilitas usaha perusahaan
pemohon kredit. Kemudian kreditur dapat mengukur kemampuan
perusahaan untuk mengembalikan pinjaman tersebut, kreditur juga dapat
mengetahui apakah kredit yang akan diberikan itu cukup mendapat
jaminan dari perusahaan trsebut, yang digabarkan atau terlihat pada
kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan di masa yang
akan datang. Dari uraian di atas tampak jelas peranan penerapan analisis
laporan keuangan perusahaan yang memadai dalam pengambilan
keputusan pemberian kredit. Selain itu dengan analisis laporan keuangan
maka pihak kreditur dapat mengurangi resiko terjadinya kredit macet.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilaksanakan ini merujuk pada penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya.
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Anna Safitri
(2010) Pengaruh Debt to Total Asset Ratio, Quick Ratio, Net Profit Margin dan Return on Investment Debitur Terhadap Penyaluran Kredit Modal Kerja Pada PT. BNI (Persero) Tbk. Medan. analis Debt to Total Asset Ratio, Quick Ratio, Net Profit Margin dan Return on Investment
Analisa Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio
Profitabilitas dan Rasio Aktivitas Untuk Keputusan dalm Pemberian Kredit Modal Kerja Pada PT. Bank BRI (Persero) Tbk. Cabang Bekasi.
Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio
Profitabilitas, Rasio Aktivitas dan Pemberian KMK Kredit Modal Kerja
C. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakah sintesis atau eksplorasi dari tinjauan teori
dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang
diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian secara
merumuskan hipotesis. Kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari tiga variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas yang
digunakan yaitu Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas dan
variabel terikat yang digunakan pemberian kredit.
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Pemberian Kredit Rasio Likuiditas
Rasio Profitabilitas
1. Rasio likuiditas (liquidity ratio), yang terdiri dari Current Ratio dan Quick
Ratio. Jika rasio likuiditas debitur lebih dari standar yang ditentukan
(current ratio = 200% dan quick ratio = 100%), maka kredit akan diberikan,
demikian sebaliknya,
2. Rasio profitabilitas (profitability ratio), yang terdiri dari Profit Margin,
Return On Investment (ROI), dan Return On Equity (ROE). Rasio
profitabilitas debitur yang tinggi menggambarkan bahwa perusahaan debitur
memiliki profit yang tinggi yang artinya perusahaan memiliki kemampuan
untuk membayar utang kredit jika jatuh tempo.
3. Rasio solvabilitas (leverage ratio), yang terdiri dari Total Debt To Equity
Ratio dan Total Debt To Total Asset Ratio. Jika rasio solvabilitas lebih kecil
dari standar yang ditentukan (total debt to equity ratio = <50% dan total
debt to asset ratio = <33,3%), maka kredit akan diberikan,demikian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian merupakan cara yang sistematis dan obyektif untuk
mengumpulkan data. Penulis menggunakan metode penelitian dalam menulis
skripsi , yang akan dijelaskan lebih lanjut berikut ini.
A. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah desain kausal, yaitu untuk menganalisis
hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana
suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2003 : 30).
B. Populasi Dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2006:55), “populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.” Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang
mengajukan permohonan kredit modal kerja ke PT. Bank Panin Cabang Pemuda
Medan dan disetujui pada tahun 2006 sampai dengan 2008. Debitur yang menjadi
populasi dalam penelitian ini berjumlah 5 pada tahun 2006, 10 pada tahun 2007
dan 15 pada tahun 2008.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2006 : 56). Penelitian ini menggunakan sampel
yang ditentukan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel bertujuan
(purposive sampling), yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi berdasarkan
suatu kriteria tertentu (Jogiyanto, 2004 : 79). Beberapa kriteria yang diambil
1. debitur yang diteliti adalah debitur yang menerima pinjaman Kredit
Modal Kerja (KMK) jangka pendek dengan batas Rp. 500.000.000,00
hingga Rp 1.000.000.000,00;
2. debitur tersebut masih menerima pinjaman kredit modal kerja dari PT.
Bank Panin Cabang Pemuda Medan pada tahun 2006,2007 dan 2008;
3. usaha debitur bergerak di bidang dagang dan manufaktur;
4. usaha debitur masih tetap berjalan dan masih melakukan pembayaran
kredit hingga akhir 2008.
Berdasarkan kriteria diatas, sampel yang dapat diambil sebanyak 3 debitur
selama tahun 2006 sampai dengan 2008.
Tabel 3.1
Daftar Sampel Penelitian
No. Nama Debitur Jenis Usaha
1 A Perdagangan Sembako
2 B Industri Pengolahan
3 C Perdagangan Emas
Sumber: Bank Panin Cabang Pemuda Medan
C. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang
bersifat kuantitatif yang bersumber dari data sekunder yang berupa rasio keuangan
debitur untuk tiga tahun terakhir.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan teknik
dokumentasi, yakni peneliti mengumpulkan data sekunder yang diperoleh dari
PT.Bank Panin Cabang Pemuda Medan
E. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode
actual dengan tujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta, sifat dan hubungan antar fenomena yang diselidiki. Penulis
mencoba untuk menganilisis data yang diperoleh dari hasil penelitian serta
menbandingkannya dengan teori yang ada, untuk kemudian dianalisis
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum PT.Bank Panin Cabang Pemuda Medan
Gambaran umum mengenai lokasi penelitian ini dilakukan bertujuan untuk
memberikan penjelasan singkat mengenai sejarah berdirinya PT. Bank Panin
Cabang Pemuda Medan, prosedur perkreditan, analisis kredit, prinsip-prinsip
pemberian kredit dan penilaian aspek-aspek pemberian kredit.
1. Sejarah Berdirinya PT.Bank Panin Cabang Pemuda Medan
Panin Bank merupakan salah satu bank komersial utama di Indonesia.
Didirikan pada tahun 1971 dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta
tahun 1982 sebagai bank Go Public yang pertama. Dengan struktur permodalan
yang kuat dan Rasio Kecukupan Modal yang tinggi, Panin Bank bersyukur tidak
harus direkapitalisasi oleh Pemerintah pasca krisis ekonomi (1998).
Pemegang saham Panin Bank adalah ANZ Banking Group of Australia
(37,1%), Panin Life (45,9%) dan publik-domestik & internasional. Per Juni 2009,
Panin Bank tercatat sebagai bank ke-7 terbesar di Indonesia dari segi total aset
yang sebesar Rp 71,2 triliun, dengan permodalan mencapai sebesar Rp 9,8 triliun
dan CAR 23,9%. Panin Bank memiliki jaringan usaha lebih dari 450 kantor di
berbagai kota besar di Indonesia dan lebih dari 18.500 ATM ALTO dan jaringan
ATM BERSAMA, Internet Banking, Mobile Banking dan juga Phone Banking
dan Call Centre serta Debit Card bekerja sama dengan MasterCard, Cirrus dan
Maestro yang dapat diakses secara internasional. Strategi usaha Panin Bank
sebagai salah satu bank utama yang unggul dalam produk jasa konsumen dan
komersial.
Visi Panin Bank adalah menjadi "Bank Nasional" dalam Arsitektur
Perbankan Indonesia di masa datang. Melalui layanan produk yang inovatif,
jaringan distribusi nasional dan pengetahuan pasar yang mendalam, Panin Bank
siap untuk terus memperluas pangsa pasar dan berperan serta dalam meningkatkan
fungsi intermediasi keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
1971
Established as a merger of three banks. Bank Kemakmuran (1956), Bank Industri
dan Dagang Indonesia (1956) and Bank Industri Djaya Indonesia (1969).
1982
The First Indonesian bank to go public, listing its shares on the Jakarta Stock
Exchange.
1997
Ranked as "Top 10" among 243 national commercial banks.
1998
Multidimensional crisis hits Indonesia: political, economic, and social. Panin
Bank was one of only few banks certified by international Accounting Firm as
"A" category bank and was exempted from being recapitalized by the
government.
1999
Technical Assistance Agreement signed with strategic partner ANZ Banking
Group, Australia which acquired 29% shareholding. Repositioning Panin Bank s
business strategy from traditionally corporate banking, undertakes retail and
consumers segments. A change program in corporate culture and new business
initiatives.
Rated "The Best Rated Bank in the Indonesian Banking Industry Post Crisis" by
Moody s Investor Service-BFSR.
2002
Achieved a leading position in consumer banking products and services
supporting Panin Bank s retail business strategy.
2003
Awarded "Best Public Bank" based on EVA Concept (MarkPlus and Swa) and
"Best Bank in Forex Transaction Reporting" (Bank Indonesia).
2004
Awarded "Best Public Bank" based on EVA Concept (MarkPlus and Swa), "Best
Non-Recap Bank" (Investor) and "The Most Active Participant - Government and
Corporate Bonds Trading" (Surabaya Stock Exchange).
2005
Received Elite Quality Recognition Award (JP Morgan Chase) for fund transfer
operations; nominated "Best National Bank 2005" (Bisnis Indonesia); "Best
Non-Recap Public Bank with Assets Above Rp. 10 trillion" (Investor Magazine); and
"Excellence Award for Financial Achievements" (InfoBank).
2006
Received Asiamoney's "Best Domestic Provider of FX Serices", The Bank of
New York's "Recognition of Outstanding Payment Formatting and Straight
Through Rate", and "The JP Morgan Quality Recognition Award" and named one
of the 4 Best Selling Agent for the ORI II Government Retail Bonds.: Panin Bank
ranked as Indonesia’s 5th largest non-state bank, and 8th largest overall. Total
Assets: Rp. 40.5 trillion. Network: 273 offices.
2007
1. Received the “Most Active Participant in Corporate Bond Transaction in the
2. Received three award by Marketing Research Indonesia (MRI) and Infobank
Magazine:
a. Best Performance, Internet Banking – Runner-up
b. Best Performance SMS Banking – Runner-up
c. Best Performance, Phone Banking in 2005-2006, Ranked No. 9
Sumber :
2. Prosedur Perkreditan Pada PT Bank Panin Cabang Pemuda Medan.
Prosedur pemberian kredit merupakan langkah-langkah yang harus
ditempuh oleh bank dalam setiap permohonan kredit yang diajukan oleh pemohon
kredit (debitur). Langkah-langkah yang dimaksud adalah suatu tahapan yang
harus dilalui oleh calon debitur mulai dari permohonan kredit yang diajukan
sampai disetujui dan pada akhirnya dapat digunakan oleh calon debitur untuk
usahanya serta pengawasan terhadap penggunaan fasilitas kredit agar dapat
kembali sesuai waktu yang telah disepakati atau jatuh tempo, sehingga resiko
kredit macet dapat diatasi. Langkah-langkah ini harus dapat dilaksanakan dengan
baik dan seksama oleh bank agar kredit macet dapat dikendalikan dan dilain pihak
calon debitur dapat menggunakan dan memanfaatkan fasilitas kredit yang
diterimanya sesuai dengan tujuan dengan sebaik-baiknya.
Prosedur pemberian kredit yang dilaksanakan oleh PT Bank Panin Cabang
Pemuda Medan dibagi dalam beberapa tahap yaitu;
1. Tahap Permohonan kredit
2. Tahap Analisis kredit
3. Tahap Keputusan kredit
5. Tahap Pengawasan
a. Tahap Permohonan Kredit
Tahap permohonan kredit disebut juga sebagai tahap wawancara awal
yang merupakan proses dari aktivitas pemberian kredit. Tahap ini
merupakan permulaan dengan maksud untuk saling mendalami informasi
dasar mengenai calon debitur dengan baik.
1. Calon debitur datang langsung ke bank untuk mendapatkan informasi
atau penjelasan mengenai kemungkinan didapatnya yang bersangkutan
untuk memperoleh kredit.
2. Calon debitur dihadapkan kepada petugas atau Analis kredit yang
diatur oleh Kepala Bagian Pemasaran Dalam Negeri untuk diberikan
penjelasan,dimana pada kesempatan ini petugas atau Analis Kredit
menjelaskan mengenai tata cara pengajuan kredit, sektor-sektor kredit
yang dapat dilayani oleh PT Bank Panin Cabang Pemuda Medan, serta
persyaratan untuk memperoleh fasilitas kredit. Pada kesempatan ini
pula, Analis kredit mengadakan wawancara awal dengan calon debitur
sebagai penjajakan pertama untuk mendapatkan informasi umum
tentang calon debitur,gambaran umum perusahaan, keadaan usaha,
tujuan permohonan kredit, jaminan/agunan yang akan diberikan serta
surat-suratnya, gambaran proyek, cara pembayaran dan lain
sebagainya.
3. Apabila menurut penilaian dari hasil wawancara awal permohonan
kredit tersebut memuaskan, maka calon debitur akan diberi formulir
permohonan kredit yang harus diisi sesuai jenis kreditnya dan
4. Setelah proposal permohonan kredit dipelajari oleh Analis Kredit,
maka calon debitur menyerahkan persyaratan dan melampirkan data
pendukung lainnya. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap calon
debitur, antara lain:
a. Akte pendirian perusahaan lengkap dengan akte-akte perubahan.
b. Pengesahan akte pendirian dari Departemen Kehakiman.
c. Surat-surat izin perusahaan, seperti:
1. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)
2. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
3. TDP (Tanda Daftar Perusahaan)
4. SITU (Surat Izin Tempat Usaha)
5. SIUJK (Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi) bagi perusahaan
yang bergerak di bidang jasa kontruksi.
6. Surat izin lain yang diperlukan
7. Daftar supplier dan daftar pembeli utama
8. Curriculum Vitae debitur
9. Foto copy KTP/SIM, identitas debitur yang masih berlaku
10.Foto copy kartu keluarga dan surat kewarganegaraan Republik
Indonesia
11.IMB (Izin Mendirikan Bangunan)
12.Neraca dan Laporan Laba Rugi 3 (tiga) tahun terakhir dan jika
ada diserta proyeksi neraca dan laporan laba rugi.
13.Rekening korang 3 (tiga) bukan terakhir
14.Struktur organisasi dan pembagian wewenang
16.Performance perusahaan yang bersangkutan
17.Pengalaman kerja perusahaan
18.Keterangan dan bukti penguasaan atas jaminan kredit yang
diberikan.
5. Analis Kredit akan meneliti kelengkapan data yang diperoleh dari
calon debitur.
b. Tahap Analisis Kredit
Tujuan utama dari analisis kredit adalah untuk memperoleh keyakinan
apakah calon debitur memiliki kemampuan memenuhi kewajibannya kepada
bank secara tertib, baik pembayaran pokok pinjaman maupun bunganya sesuai
dengan ketentuan yang disepakati, sehingga kredit macet dapat
diminimalisasi.
Analisis kredit dilakukan berdasarkan data dan informasi yang diperoleh
pada tahap permohonan kredit. Oleh karena itu data dan informasi tersebut
harus akurat dan andal, sehingga keputusan yang diambil sesuai dengan
kondisi perusahaan calon debitur, untuk itu Analis Kredit terlebih dahulu akan
menganalisis kebenaran dan keandalan data tersebut termasuk data kondisi
keuangan calon debitur (laporan keuangan), yaitu dengan mengadakan
wawancara atau peninjauan langsung ke tempat usaha debitur (on the spot
inspection), meminta informasi bank lain (bank to bank confirmation) tentang
perusahaan tersebut, apakah pemohon tidak tersangkut kredit macet dan tidak
termasuk dalam daftar black list Bank Indonesia, seta meminta informasi dari
mitra bisnis (Trade checking) mengenai performansi perusahaan calon debitur.
1. analisis terhadap prinsip-prinsip pemberian kredit, terdiri dari analisis 7C
(Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition of economy,
Constraint, dan Coverage) dan analisis 3R (Return, Repayment, dan Risk
bearing ability),
2. analisis terhadap aspek-aspek pokok dalam pemberian kredit, yaitu aspek
hukum, aspek manajemen, aspek teknik, aspek pemasaran, aspek sosial
ekonomi dan aspek keuangan.
Analisis ini dilakukan Analis Kredit dan hasilnya akan dituangkan dalam
bentuk laporan Berita Acara Pemeriksaan dan Hasil Analisa Kredit yang telah
ditandatangani. Kemudian hasil analisis tersebut disampaikan kepada pejabat
pemutus kredit untuk diputuskan, dilampiri kelengkapan data serta proposal
permohonan kredit.
c. Tahap Keputusan Kredit
Pemberian kredit pada PT Bank Panin Cabang Pemuda Medan adalah
wewenang Direksi,akan tetapi demi mempercepat dan meningkatkan
pelayanan kepada debitur, wewenang tersebut dapat dilimpahkan kepada
Pimpinan Cabang melalui surat keputusan tersendiri, sedangkan untuk batas
wewenang pemberian kredit, Pimpinan Cabang diberi wewenang memberikan
kredit yang batasannya Rp. 50 juta. Apabila debitur meminta kredit lebih dari
Rp. 50 juta, maka yang berwenang memberikan keputusan adalah Direksi.
Ada tahapan dalam memberikan keputusan kredit;
1. Analis Kredit akan menyerahkan hasil analisis kredit yaitu berupa Berita
Acara Pemeriksaan disertai kelengkapan data dan proposal permohonan
kredit kepada Kepala Seksi Pemasaran Kredit dan kepada Kepala Bagian
2. Setelah dianalisis ulang dan telah disetujui, Kepala Bagian Pemasaran
Dalam Negeri akan menyerahkan seluruh berkas tersebut kepada Pimpinan
Cabang.
3. Selanjutnya akan dilakukan rapat komite kredit yang diikuti oleh Pimpinan
Cabang tujuannya adalah untuk memberikan persetujuan atau penolakan
permohonan, perpanjangan, penyelamatan, pemberian keringanan dan
penghapusbukuan kredit sesuai dengan batas kewenangan yang diberikan
adalah kredit di atas Rp. 250.000.000. Susunan Komite Kredit adalah:
Pimpinan Cabang, Kepala Bagian Pemasaran Dalam Negeri – Kepala
Bagian Supervisi Kredit, Kepala Seksi Supervisi Kredit dan Kepala Seksi
Pemasaran Kredit.
4. Dari sidang tersebut akan diperoleh suatu keputusan final atas suatu
permohonan kredit. Jika hasil dari sidang komite kredit adalah penolakan
terhadap permohonan kredit, maka dibuat surat penolakannya, dan jika
diminta semua berkas permohonan dapat dikembalikan kepada pemohon
kredit. Sebaliknya jika permohonan kredit disetujui maka dibuat surat
keputusan kredit yang berisi maksimum kredit yang dapat diberikan
keperluan kredit, jangka waktu penggunaan kredit, suku bunga, jaminan
kredit, besarnya biaya provinsi, dan lain-lain.
d. Tahap Pelaksanaan dan Administrasi Kredit
Berdasarkan surat keputusan kredit, dilakukan penandatanganan perjanjian
kredit yang merupakan pengikatan secara hukum antar debitur dengan bank
sehubungan dengan permohonan kredit. Setelah perjanjian kredit
ditandatangai pihak bank telah menerima surat pernyataan notaris, pengikatan