IKLAN ROKOK
FLAVA
dan KEPUTUSAN MEMBELI MASYARAKAT
(Studi Korelasional Pengaruh tayangan iklan rokok flava di RCTI TerhadapKeputusan Membeli Masyarakat Perumahan Cemara Hijau Medan)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Departemen Ilmu Komunikasi
Diajukan Oleh:
FRENGKI PANGARIBUAN
090922019
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRAKSI
Penelitian ini berjudul Iklan Rokok Flava dan Keputusan Membeli Masyarakat, yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh tayangan Iklan Rokok Flava di RCTI terhadap Keputusan Membeli Masyarakat Perumahan Cemara Hijau Medan.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Komunikasi, Komunikasi Massa dan Televisi, komunikasi Pemasaran, Komunikasi Periklanan, dan Teori AIDDA. Sedangkan metode penelitian menggunakan studi korelasional, yaitu metode yang melihat sejauh mana pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lainnya, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat perumahan cemara hijau Medan.
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui dua cara yakni data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil kuesioner dan wawancara, sedangkan data sekunder, diperoleh dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari literatur dan sumber bacaan yang dianggap relevan dan mendukung penelitian ini.
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal, analisa tabel silang, dan uji hipotesa dengan menggunakan rumus Product Moment Corelations. Dari hasil penelitian ini diperoleh rxy = 0,49 dan untuk melihat kuat lemahnya korelasi ( Hubungan ) kedua variabel digunakan skala Guilford yang menunjukkan hubungan cukup berarti antara tayangan iklan rokok flava di RCTI terhadap keputusan membeli masyarakat perunahan cemara hijau medan. Untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh variabel x dan variabel y digunakan rumus Uji Z. Sementara untuk mengetahui besar kekuatan pengaruh variabel x dan variabel y digunakan uji determinasi korelasi.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Allah Bapa Yang Maha Pengasih dan Penyayang
atas berkat-Nya yang senantiasa menyertai dan membantu peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Ucapan terima kasih yang terdalam peneliti persembahkan kepada kedua orang
tuaku, Bapak Tamse Pangaribuan dan Ibu Mariani Sipahutar, S.Pd yang dengan sepenuh
hati memberikan dukungan baik materil, moral dan iringan doa, juga kepada saudara –
saudaraku: Robin Pangaribuan, Ririn Pangaribuan dan Willi Pangaribuan yang selalu
memberikan semangat, doa dan mendukung peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.
Skripsi berjudul Tayangan Iklan Rokok Flava dan Keputusan Membeli Masyarakat
ini disusun sebagai syarat menyelesaikan pendidikan Sarjana (S-1) di Departemen
Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Dalam
menyelesaikan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan bimbingan, nasehat, saran, serta
dukungan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dra. Fatma Wardi Lubis, MA dan Dra. Dayana M.Si selaku Ketua dan
Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.
4. Bapak Drs. Mukti Sitompul, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak
memberikan ilmu, arahan, bimbingan dan motivasi serta menyediakan waktu
untuk berdiskusi dan mendengarkan keluh kesah penulis.
5. Haris Wijaya S.sos, M.comm dan Seluruh Dosen/Staf pengajar di Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
6. Kak Ross, Kak Maya, kak icut selaku pegawai di kantor Departemen Ilmu
Komunikasi untuk semua bantuan yang dengan ikhlas diberikan kepada penulis
dalam mempersiapkan berkas selama penyusunan skripsi.
7. Ibu Novi selaku Kepala Pemasaran Perumahan Cemara Hijau Medan dan
masyarakat Perumahan selaku responden dalam penelitian skripsi ini.
8. Kak Rotua Nuraini S.sos atas waktu dan kebersediaannya membimbing,
memberi arahan dan sumbangan pemikiran hingga selsainya skripsi penulis.
9. Teman-teman seperjuangan Ekstensi 2009, Jayanti Putri, Ria Angelina, Amy
Purba, Erma Nainggolan, Fitri Dwinanda, Eva friska, Sahmaida lubis, Iksan
Perdana, Maria Monica, Erlyanti Simanjuntak, Riris Desi Ujung, fauzar, Lamhot,
Riris Marpaung dan masih banyak lagi yang telah mendukung dan memberikan
masukan untuk skripisi ini.
10. Kepada adik – adik Paduan Suara Gracioso Chorale : mina, suriati, tari, dan yang
lainnya atas doa dan dukungannya untuk skripsi ini.
Tentunya skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan
kerendahan hati peneliti semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk menambah
wawasan bagi pembaca mengenai iklan rokok flava terlebih kepada perusahaan PT.HM
Sampoerna Tbk, penulis juga mengharapkan gagasan baru, kritik, dan saran yang
membangun demi perbaikan ke depan.
Medan, Juni 2011
Peneliti,
DAFTAR ISI
halaman
ABSTRAKSI ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah... 1
I.2 Perumusan Masalah ... 5
I.3 Pembatasan Masalah ... 5
I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
I.4.1 Tujuan Penelitian ... 5
I.4.2 Manfaat Penelitian ... 6
I.5 Kerangka Teori ... 6
I.5.1 Komunikasi ... 7
I.5.2 Komunikasi Massa ... 8
I.5.3 Televisi Sebagai Media Massa ... 10
I.5.4 Pemasaran ... 11
I.5.5 Periklanan ... 12
I.5.6 Teori AIDDA ... 15
I.7 Model Teoritis ... 18
I.8 Variabel Operasional ... 19
I.9 Definisi Variabel Operasional ... 20
I.10 Hipotesis Penelitian ... 22
BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi ... . 23
II.1.1 Pengertian Komunikasi ... 23
II.1.2 Unsur – Unsur Komunikasi ... .24
II.2 Komunikasi Massa ... 34
II.2.1 Pengertian Komunikasi Massa ... 34
II.2.2 Fungsi Komunikasi Massa ... 35
II.2.3 Elemen Komunikasi Massa ... 36
II.2.4 Karakteristik Komunikasi Massa ... 37
II.3 Televisi Sebagai Media Massa ... 40
II.4 Komunikasi Pemasaran... 43
II.4.1 Defenisi Pemasaran ... 43
II.4.2 Bauran Pemasaran ... 45
II.5 Periklanan ... 46
II.5.1 Defenisi Periklanan ... 46
II.5.2 Fungsi Iklan ... 47
II.5.3 Tujuan Periklanan ... 48
II.5.5 Strategi Periklanan ... 50
II.5.6 Strategi Positioning ... 52
II.5.7 Media Iklan ... 54
II.6 Teori AIDDA ... 63
BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Metode Penelitian ... 66
III.2 Waktu dan Lokasi Penelitian ... 66
III.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 66
III.3.1 Populasi ... 66
III.3.2 Sampel ... 67
III.4 Teknik Pengambilan Sampling ... 67
III.5 Teknik Pengumpulan Data ... 68
III.6 Teknik Analisis Data ... 69
III.7 Proses Pengolahan Data ... 71
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 72
IV.1.1 sejarah Singkat Perumahan Cemara Hijau ... 72
IV.2 Analisis Tabel Tunggal ... 75
IV.2.1 Karakteristik Responden ... 75
IV.2.2 Iklan Rokok Flava di RCTI ... 78
IV.3 Analisi Table Silang ... 96
IV.4 Uji Hipotesis ... 102
IV.5 Pembahasan ... 111
BAB V PENUTUP
V.1 Kesimpulan ... 114
V.2 Saran ... 115
DAFTAR PUSTAKA ...116
ABSTRAKSI
Penelitian ini berjudul Iklan Rokok Flava dan Keputusan Membeli Masyarakat, yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh tayangan Iklan Rokok Flava di RCTI terhadap Keputusan Membeli Masyarakat Perumahan Cemara Hijau Medan.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Komunikasi, Komunikasi Massa dan Televisi, komunikasi Pemasaran, Komunikasi Periklanan, dan Teori AIDDA. Sedangkan metode penelitian menggunakan studi korelasional, yaitu metode yang melihat sejauh mana pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lainnya, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat perumahan cemara hijau Medan.
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui dua cara yakni data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil kuesioner dan wawancara, sedangkan data sekunder, diperoleh dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari literatur dan sumber bacaan yang dianggap relevan dan mendukung penelitian ini.
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal, analisa tabel silang, dan uji hipotesa dengan menggunakan rumus Product Moment Corelations. Dari hasil penelitian ini diperoleh rxy = 0,49 dan untuk melihat kuat lemahnya korelasi ( Hubungan ) kedua variabel digunakan skala Guilford yang menunjukkan hubungan cukup berarti antara tayangan iklan rokok flava di RCTI terhadap keputusan membeli masyarakat perunahan cemara hijau medan. Untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh variabel x dan variabel y digunakan rumus Uji Z. Sementara untuk mengetahui besar kekuatan pengaruh variabel x dan variabel y digunakan uji determinasi korelasi.
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi informasi media pada saat ini memberikan andil
yang sangat besar dalam perkembangan dan kemajuan komunikasi massa. Bukan
saja media cetak seperti : surat kabar dan majalah, tetapi juga media elektronik
seperti: radio dan televisi. Dimana media ini dapat memberikan informasi baik
dari dalam negeri maupun luar negeri.
Dari banyak media komunikasi yang ada, televisi dianggap sebagai media
yang sangat berpengaruh pada kehidupan manusia, hal ini terlihat bahwa hampir
semua orang memiliki televisi dirumahnya. Tayangan – tayangan di televisi
menyuguhkan hiburan, berita, dan iklan. Informasi adalah hal yang sangat penting
bagi kehidupan masyarakat.
Media komersial, dalam hal ini iklan yang ditayangkan di televisi
merupakan sarana bagi produsen untuk menggugah kesadaran dan
memperlakukan calon konsumen agar bertindak sesuai dengan pesan yang
disampaikan. Periklanan merupakan salah satu bagian dari usaha pemasaran yang
cukup penting dilakukan oleh perusahaan, lembaga, ataupun, instansi untuk
meningkatkan penjualan. Iklan dirancang untuk menarik kesadaran, memberikan
informasi, mengembangkan sikap, serta mengharapkan adanya suatu tindakan dari
calon konsumennya yang menguntungkan produsen/pengiklan.
Iklan atau yang lebih dikenal dengan istilah advertising didefinisikan
sebagai kegiatan memperkenalkan barang atau jasa melalui media massa atau
bentuk komunikasi yang bertujuan untuk menginterpretasikan kualitas suatu
(Kasali,1995:45). Hal ini berhubungan dengan adanya anggapan bahwa konsumen
lebih mementingkan merek dibandingkan dengan kualitas produk tersebut.
Sehingga memunculkan polemik bahwa keberhasilan dalam penjualan produk
terletak pada iklan yang berkualitas.
Iklan dengan beraneka ragamnya dapat dilihat di media massa khususnya
televisi. Seperti yang diungkapkan oleh Schramm bahwa televisi menjadi sarana
yang sangat efektif untuk mempropagandakan hasil produksi dalam mencari
keuntungan secara materi dalam kemasan iklan (Kuswandi,1996:25). Dengan
banyaknya stasiun televisi di Indonesia antara lain : TVRI, Indosiar, Metro TV,
RCTI, ANTV, Global TV, Trans TV, Trans7, SCTV, MNC TV, TV One, dan
yang lainnya, semakin menyuburkan produksi iklan di tanah air, dan menjadikan
iklan semakin sulit dipisahkan dalam kehidupan kita.
Seiring perkembangan tersebut masyarakat dihadapkan pada berbagai
pilihan dalam mengkonsumsi kebutuhannya sehari-hari. Dengan perkembangan
teknologi dan informasi, perkembangan industri semakin tinggi dan kompleks.
Salah satu industri yang mengalami perkembangan cukup pesat adalah jenis
industri rokok. Persaingan yang semakin ketat membuat perusahaan rokok baik
lokal maupun manca negara harus menggunakan berbagai strategi agar produk
yang mereka tawarkan kepada konsumen tetap diminati, serta berusaha
mendapatkan dan mempertahankan konsumen agar tetap menjadi pelanggan
setianya. Para pemasar menyadari dalam persaingan yang semakin ketat dan untuk
mencapai laba, mempertahankan kontinuitas perusahaan, mereka harus
menciptakan strategi agar kontinuitas perusahaan tetap terjaga.
Produk yang marak diekspose dalam bentuk iklan adalah produk rokok,
rokok tentunya juga merasa perlu untuk terus membuat inovasi-inovasi baru agar
produk yang mereka tawarkan kepada konsumen tetap bisa diterima oleh
konsumen yang pada akhirnya mampu bertahan ditengah-tengah gempuran
berbagai merek rokok yang ada dan tidak kalah inovatif dibandingkan dengan
Sampoerna. Inovasi yang dilakukan oleh PT. HM SAMPOERNA Tbk adalah
meluncurkan produk barunya yaitu rokok Sampoerna Slim-nya dengan nama
”FLAVA”. Melihat kekuatan merek yang ditawarkan, tentunya masyarakat setuju
jika dikatakan Sampoerna merupakan salah satu merek rokok yang mendapatkan
tempat tersendiri di hati masyarakat. Melihat desain rokok yang dibuat, Flava
merupakan rokok dengan desain baru dimana bungkus rokok tersebut dibalut
warna emas, bertuliskan sampoerna di atas, logo A seperti biasanya diletakkan di
tengah dan FLAVA di bawah tercetak timbul yang diwarnai gradasi merah metalic
menunjukkan kesan mewah. Dibelakang logo A juga dibuat motif tribal yang
melambangkan kebebasan, dalam hal ini sampoerna ingin menunjukkan
kebebasan untuk para pelanggannya dalam memilih smooth, atau mint. Pada
bagian bawah kemasan terdapat tulisan click mint dengan logo biru bulat
ditengahnya bertanda ">" yang artinya, jika di click, jadi mint. Sedangkan dengan
melihat harga yang ditawarkan cukup mahal yaitu dengan harga sekitar Rp.
15.000,- untuk setiap bungkusnya, dimana rokok Flava lebih mengutamakan
prestige/kemewahan kepada pelanggannya
Salah satu stasiun televisi yang menayangkan iklan rokok Flava adalah
stasiun televisi RCTI, dimana iklan rokok tersebut sangat banyak ditayangkan
pada malam hari pukul 23.00 - 24.00 wib dengan durasi 15 detik. Iklan rokok
yang berputar menjadi satu, iklan rokok ini juga menggunakan daya tarik
musik/jingle dengan instrumen air dan slogan “two flavours in one” untuk
menarik perhatian konsumen. Salah satu daerah di kota medan yang
masyarakatnya banyak mengkonsumsi rokok Flava yaitu daerah krakatau
tepatnya di perumahan cemara indah yang beralamat di jalan krakatau ujung
medan. Hal ini diketahui setelah penulis melakukan pra penelitian di tempat
tersebut untuk mengamati dan mewawancarai masyarakat tersebut tentang
pendapatnya terhadap rokok Flava.
Namun demikian hal ini berbeda dengan pengamatan dan wawancara yang
dilakukan dengan distributor rokok yang ada di jalan krakatau Medan, ternyata
tanggapan masyarakat terhadap produk rokok Flava masih kurang baik. Hal ini
dapat kita lihat bahwa masih jarangnya masyarakat yang mengkonsumsi atau
membeli rokok tersebut karena harganya yang cukup mahal, dibandingkan dengan
rokok jenis lain dari produsen yang sama seperti A Mild. Ini tentunya menjadi
permasalahan tersendiri khususnya bagi PT. HM SAMPOERNA Tbk selaku
produsen rokok Flava.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis merasa tertarik
untuk meneliti Sejauh mana pengaruh penayangan Iklan Rokok Flava di RCTI
terhadap keputusan membeli masyarakat di Perumahan Cemara Hijau, Medan.
I.2 Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka penulis dapat merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
“ Sejauh mana pengaruh penayangan Iklan Rokok Flava di RCTI terhadap
I.3 Pembatasan Masalah
Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas sehingga dapat
mengaburkan penelitian, maka diperlukan pembatasan masalah yang akan diteliti.
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Yang dimaksud dengan iklan rokok flava dalam penelitian ini terbatas kepada
: a) Waktu tayang: frekuensi penayangan, durasi, b) Daya tarik pesan yang
meliputi : isi pesan, tampilan, tata gambar, warna, musik/jingle,dan slogan.
2. Yang dimaksud dengan keputusan membeli dalam penelitian ini terbatas
kepada : perhatian ( attention),minat ( interest ),hasrat ( desire ), keputusan (
decision ), dan tindakan ( action )
3. Populasi yang diambil adalah masyarakat yang tinggal di Perumahan Cemara
Hijau yang berumur 22 – 35 tahun dan pernah menghisap rokok Flava.
4. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret – Juni 2011.
I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
I.4.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut :
1. untuk mengetahui pengaruh penayangan iklan rokok Flava di RCTI
terhadap keputusan membeli masyarakat di perumahan Cemara Hijau.
2. Untuk mengetahui tingkat konsumsi masyarakat di perumahan cemara
Hijau terhadap rokok Flava.
I.4.2
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
Mengaplikasikan teori yang di dapat penulis selama melaksanakan
perkuliahan di Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Sosial dan Ilmu
Politik, Jurusan Komunikasi Ekstension, Universitas Sumatera Utara.
b. Secara Akademis
Bermanfaat sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya dan pengembangan
ilmu pengetahuan baik yang berhubungan dengan komunikasi khususnya iklan
maupun dimensi pemasaran barang dan jasa lainnya.
c. Secara Praktis
Bermanfaat sebagai bahan masukan dalam memecahkan permasalahan yang
ada dalam mencipatakan produk baru, khususnya bagi PT. HM
SAMPOERNA Tbk selaku produsen rokok Sampoerna.
I.5 Kerangka Teori
Teori berfungsi membantu penulis dalam menerangkan fenomena sosial
atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya. Teori adalah himpunan
konstruk (konsep), defenisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan
sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi antara variabel, untuk
menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut(Kriyantono,2008:43). Adapun teori
– teori yang dianggap relevan untuk digunakan dalam penelitian ini antara lain:
I.5.1 Komunikasi
Secara etimologis atau menurut asal kata, istilah komunikasi berasal dari
bahasa Latin, yaitu communicatio yang bersumber dari kata communis yang
berarti sama, dalam arti sama makna yaitu sama makna mengenai suatu hal.
Komunikasi berlangsung apabila di antara orang – orang yang terlibat terdapat
akan suatu hal yang disampaikan oleh orang lain kepadanya, maka komunikasi
berlangsung. Dengan kata lain, hubungan di antara mereka bersifat komunikatif
(Effendy,2003:30).
Melalui komunikasi orang berusaha mendefinisikan sesuatu, termasuk
istilah “ komunikasi” itu sendiri. Sampai saat ini terdapat banyak definisi
komunikasi yang berasal dari banyak ahli. Menurut Bernard Berelson dan Gary A.
Steiner “ komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan,
dan sebagainya, dengan menggunakan simbol – simbol, kata – kata, gambar,
figur, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya
disebut komunikasi”( Mulyana, 2007:68).
Adapun proses komunikasi merupakan tahapan-tahapan penyampaian
pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Kotler dalam Effendy
(2001:18) mengatakan bahwa mengacu pada paradigma Harold Lasswell, terdapat
unsur-unsur komunikasi dalam proses komunikasi, yaitu:
1) Sender adalah komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang
atau sejumlah orang
2) Encoding (penyandian) adalah proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk
lambang
3) Message adalah pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang
disampaikan oleh komunikator
4) Media adalan saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator
kepada komunikan
5) Decoding adalah proses dimana komunikan menetapkan makna lambang
yang disampaikan komunikator kepadanya
7) Response adalah tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah
diterima pesan
8) Feedback adalah umpan balik, yaitu tanggapan komunikan apabila pesan
tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator
9) Noise adalah gangguan yang tak terencana yang terjadi dalam proses
komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang
berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya
Dengan adanya kesembilan unsur diatas, diharapkan adanya suatu
peningkatan hubungan interpersonal yang baik antara pengirim pesan dan
penerima pesan.
I.5.2 Komunikasi Massa
Para ahli komunikasi berpendapat bahwa yang dimaksud dengan
komunikasi Massa ( mass comunication) adalah komunikasi melalui media massa,
jelasnya merupakan singkatan dari komunikasi media massa (mass media
communication). Komunikasi massa menggunakan media massa baik cetak
ataupun elektronik, berbiaya relatif mahal, yang dikelola oleh suatu lembaga atau
orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang
tersebar di banyak tempat, anonim, dan heterogen. Pesan – pesannya bersifat
umum, disampaikan secara tepat, serentak, dan selintas. Khususnya media
elektronik (Mulyana, 2007:83).
Gerbner menyebutkan bahwa komunikasi massa adalah produksi dan
distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang
berkesinambungan serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.
Menurut Elizabeth-Noelle Neuman, pada dasarnya komunikasi massa adalah
heterogen, dan anonim melalui media massa, baik cetak maupun elektronik,
sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Secara
teknis, terdapat empat tanda pokok dari komunikasi massa, yaitu bersifat tidak
langsung, satu arah, terbuka, dan mempunyai publik yang secara geografis
tersebar (Rakhmat,2005:188-189).
Media massa merujuk pada hasil produk teknologi modern sebagai saluran dalam komunikasi massa. Menurut Michael W. Gamble (Nurudin,2004:7), sesuatu bisa didefenisikan sebagai komunikasi massa jika mencakup :
a. Komunikatornya mengandalkan peralatan modern sebagai media penyampai pesan.
b. Komunikatornya menyebarkan pesan-pesannya dengan maksud untuk mencoba berbagai pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain, bahkan pengirim dan penerima tidak saling mengenal satu sama lain.
c. Pesan dapat diterima oleh banyak orang, sehingga disebut bersifat publik. d. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti
jaringan, ikatan, atau perkumpulan.
e. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper, artinya pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa.
f. Umpan balik sifatnya tertunda (delayed)
Sebagaimana diketahui komunikasi massa adalah komunikasi melalui media
massa, jadi membahas komunikasi massa tidak akan lepas dari media massa
sebagai media utama dalam proses komunikasi massa itu sendiri, dan dalam hal
ini penelitian difokuskan pada media televisi.
I.5.3 Televisi sebagai Media Massa
Siaran televisi di Indonesia dimulai pada tahun 1962 saat TVRI
menayangkan secara langsung upacara hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia
ke-17 pada tanggal 17 Agustus 1962. Siaran langsung itu masih terhitung sebagai
siaran percobaan. Siaran resmi TVRI dimulai 24 Agustus 1962 pada pukul 14.30
WIB yang menyiarkan secara langsung upacara pembukaan Asian Games ke-4
Pada tahun 1989, baru diberikan kesempatan pada kelompok usaha untuk
membuka stasiun televisi swasta, yakni yang pertama adalah stasiun televisi
RCTI, dan selanjutnya diikuti oleh stasiun televisi swasta lainnya, baik nasional
maupun lokal. Istilah televisi merupakan gabungan dari dua suku kata, yaitu
“tele” yang berarti jauh dari bahasa Yunani dan “vision” yang berarti penglihatan
dari bahasa Latin. Televisi adalah salah satu bentuk komunikasi massa yang selain
mempunyai daya tarik yang kuat, disebabkan unsur-unsur kata, musik dan sound
effect , juga memiliki keunggulan yang lain yaitu unsur visual berupa gambar
hidup yang menimbulkan pesan yang mendalam bagi pemirsanya
(Effendy,2004:192). Sedangkan menurut sosiolog Marshall Luhan yakni bahwa
media cetak menjauhkan manusia dari dunia dan sesamanya, sementara media
elektronik membuat kita lebih bergantung dan menciptakan kembali dunia dalam
gambaran sebuah “ Perkampungan Global “(Fidler,2003:146).
Televisi merupakan salah satu dari sejumlah media massa yang ada
sekarang ini. Media massa yang satu ini memiliki daya tarik yang cukup kuat
dibandingkan dengan media yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh adanya unsur
kata-kata, musik, serta sound effect sehingga televisi mampu menarik perhatian
khlayak lebih baik. Setiap kejadian atau isu di televisi diberi bobot tertentu dengan
panjang penyajian berupa waktu tayang (Rakhmat,2007:229). Selain itu, televisi
juga mempunyai keunggulan lain yaitu unsur visual berupa gambar hidup yang
dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pemirsanya. Dalam usaha untuk
mempengaruhi khlayak dengan mengubah emosi dan pikiran pemirsanya, maka
televisi memiliki kemampuan yang lebih menonjol dibandingkan dengan media
massa lainnya.
Konsep inti dari pemasaran adalah pertukaran (exchange), dengan alasan
bahwa seluruh aktivitas yang dilakukan setiap individu merupakan pertukaran,
baik langsung maupun tidak langsung. Itu terjadi tentu dengan alasan memenuhi
kebutuhan. Bagozzi menyebutkan beberapa asumsi yang mendasari terjadinya
pertukaran yaitu: (1) setiap orang berperilaku rasional, (2) mereka berusaha
memaksimumkan kepuasan mereka dalam pertukaran , (3) mereka mempunyai
informasi lengkap atas berbagai alternatif yang tersedia bagi mereka dalam
pertukaran, dan (4) pertukaran itu secara relatif bebas dari pengaruh luar (Purba,
2006:46).
Pemesan adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok
mendapakan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Berdasarkan defenisi, manajerial pemasaran itu adalah “ seni menjual produk”
akan tetapi tujuan pemasaran bukan untuk memperluas penjualan. Tujuan
pemasaran adalah : untuk mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa
sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya menjadi
dirinya sendiri. Idealnya, pemasaran hendaknya menghasilkan seorang yang siap
untuk membeli semua yang dibutuhkan dan selanjutnya adalah menyediakan
produk barang atau jasa itu (Sunarto, 2006:4).
Komunikasi memegang peranan penting dalam pertukaran baik langsung
maupun tidak langsung yang disebut dengan komunikasi pemasaran, dengan dasar
bahwa komunikasi menginformasikan dan membuat konsumen potensial
menyadari akan adanya yang ditawarkan. Hubungan dengan penelitian ini tampak
disebut dengan bauran pemasaran ( promotion mix ) dan salah satunya adalah
iklan/ advertising (kotler, 2002:127).
I.5.5 Periklanan
Institut periklanan Inggris mendefenisikan periklanan sebagai pesan
penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada para calon pembeli yang
paling potensial atas produk barang dan jasa tertentu dengan biaya yang semurah
– murahnya(Jefkins,2003:5). Adapun pengertian menurut kamus lengkap bahasa
Indonesia :
1. Berita pesanan ( untuk mendorong, membujuk ) kepada khalayak ramai
tentang benda dan jasa yang ditawarkan.
2. Pemberitahuan kepada khalayak ramai mengenai barang / jasa yang dijual
dipasang di media massa.
Berdasarkan defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan iklan adalah :
untuk memberitahukan, membujuk, mengingatkan, dan memberikan nilai tambah
kepada produk. Salah satu keuntungan utama iklan dibandingkan dengan media
promosi lainnya adalah: kemampuannya untuk mengkomunikasikan pesan –
pesannya kepada sejumlah besar orang pada suatu waktu.
Iklan merupakan informasi tentang suatu barang, yang dikenakan biaya
dalam Pembuatan dan penempatannya. Untuk lebih jelas lagi, penulis mengambil
batasan pengertian iklan menurut AMA ( American Marketing Association). Iklan
merupakan setiap bentuk penyajian dan promosi mengenai gagasan barang atau
jasa kepada khalayak dengan sponsor yang lebih jelas dan ada pembayarannya (
liliweri, 2003:23). Iklan ditujukan untuk mempengaruhi afeksi, kognis, perasaan,
pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap, dan citra yang berkaitan dengan produk
telah dianggap sebagai manajemen citra yaitu menciptakan dan memelihara citra
dan makna dalam benak konsumen. Tantangan besar yang dihadapi iklan dalam
mengembangkan pesan / informasi dalam iklan adalah menangkap perhatian
mereka dan menciptakan pemahaman yang tepat. Bermacam – macam cara
dilakukan oleh iklan dalam mengkomunikasikan barang atau produk yang
dipasarkan. Ada yang menggunakan slogan yang mudah diingat dan dihafal oleh
konsumen atau melalui pendekatan Kultural yaitu dengan menggunakan public
figure atau tokoh yang dikenal oleh masyarakat sebagai model iklannya.
Ada banyak media yang digunakan dalam periklanan mulai dari media
cetak hingga elektronik. Masing – masing media memiliki kelebihan dan
kekurangan sendiri. Banyak orang maupun instansi yang tertarik beriklan di media
cetak. Hal ini dikarenakan ongkos iklannya yang tidak semahal ongkos iklan di
media elektronik seperti televisi. Namun jika memperhitungkan kualitas dan
tingkat keefektifannya, iklan televisi menjadi salah satu pilihan yang mampu
memberikan nilai lebih bagi pemasang iklan. Hal ini dikarenakan iklan televisi
sifatnya audio visual ( gabungan penglihatan, bunyi, dan gerak). Sehingga mampu
menggelitik panca indra untuk menghasilkan perhatian penontonnya yang tinggi
(Kasali,1995:98). Pemasang iklan bisa berpuas diri dengan kualitas gambar yang
bercerita dan dikemas secara lebih hidup dan menarik yang meliputi warna
gambar yang bisa menarik perhatian konsumen.
Iklan televisi yang baik harus memperhatikan syarat – syarat iklan menurut
suyanto (2005) sebagai berikut :
a) Frekuensi penayangan adalah: tingkat keseringan iklan yang
ditayangkan agar suatu pesan iklan mendapatkan perhatian
audiensnya.
b) Durasi tayangan adalah: lamanya tayangan iklan tersebut
berlangsung.
2) Daya tarik pesan adalah : kandungan pesan yang menarik dan memiliki
arti bagi khalayaknya untuk menyukai atau tidak iklan tersebut.
a) Isi pesan adalah: pesan yang dibuat harus singkat, padat, dan jelas,
sehingga komunikan mengetahui isi pesan iklan tersebut.
b) Tampilan adalah: tampilan iklan yang dibuat untuk menarik perhatian
khalayak.
c) Tata gambar adalah: penataan gambar dalam iklan yang dapat
menarik minat khalayaknya.
d) Warna adalah: warna yang ditampilkan harus sesuai dengan iklan
yang ditayangkan untuk menarik minat khalayaknya.
e) Musik/jingle adalah: instrumen musik yang dibuat ke dalam iklan
tersebut, untuk menarik perhatian khalayaknya.
f) Slogan adalah: kalimat atau kata – kata yang dibuat dalam iklan
untuk memunculkan keinginan khalayaknya.
I.5.6 Teori AIDDA
Teori AIDDA disebut A-A Procedure atau from attention to action
prosedure yang dikemukakan oleh Wilbur Schramm. Menurut Effendy
(2003:304) AIDDA adalah akronim dari kata-kata Attention (perhatian), Interest
(minat), Desire (hasrat), Decision (keputusan), dan Action (tindakan).
Berdasarkan konsep AIDDA agar khalayak membaca dan melakukan action apa
yang dianjurkan pihak penyusun berita atau tajuk artikel, maka pertama-tama
mereka harus dibangkitkan perhatiannya (attention).
Sebuah iklan akan memberikan efek bagi responden yang mendengarkan, atau menyaksikan sebuah iklan. Adapun efek sebuah iklan menurut Frank Jefkins (2003:234-235) adalah:
a. Perhatian (Attention)
Suatu iklan harus mampu menimbulkan atensi atau menarik perhatian masyarakat terhadap iklan yang ditayangkan.
b. Minat (Interest)
Suatu keinginan yang kuat ataupun kecenderungan hati yang sangat tinggi terhadap iklan yang ditayangkan.
c. Hasrat (Desire)
Suatu keinginan atau dorongan untuk menginginkan produk atau jasa yang diiklankan
d. Keputusan (Decision)
Keinginan yang telah ditetapkan oleh khalayak untuk menggunakan produk yang diiklankan.
e. Tindakan (Action)
Perbuatan atau tindakan nyata yang dilakukan khalayak untuk membeli produk yang diiklankan.
Pada tahapan ini mengandung maksud bahwa komunikasi itu hendaknya
dimulai untuk membangkitkan perhatian (attention). Dalam hal ini komunikator
harus mampu menimbulkan daya tarik. Oleh karena itu iklan harus
mempergunakan trik-trik khusus untuk menimbulkan perhatian calon pembeli
(Jefkins,2003:82), seperti:
a. Menggunakan headline yang mengarah.
b. Menggunakan slogan yang mudah diingat.
c. Menonjolkan selling point suatu produk.
d. Menggunakan huruf tebal.
I.6 Kerangka Konsep
Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang
bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan
adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni istilah
dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian,
keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Dalam
pengertian ilmiah, konsep harus memiliki kriteria yang tepat dalam menjelaskan
variabel penelitian(Bungin,2005:59).
Jadi kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam
menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah
yang diuji kebenarannya. Konsep penelitian dilahirkan dari teori yang digunakan
peneliti dalam sebuah penelitian dan teori yang menghasilkan konsep penelitian
itu, akan mengarahkan peneliti kepada metode yang digunakan untuk menguji
data yang diperoleh di lapangan(Bungin,2005:59).
Agar konsep – konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus
dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel Bebas atau Independent Variable (X)
Variabel bebas yaitu variabel yang bertindak sebagai penyebab atau variabel
yang mempengaruhi variabel lain(Rakhmat,2004:12). Variabel bebas (X)
dalam penelitian ini adalah iklan rokok flava di RCTI.
b. Variabel Terikat atau Dependent Variable (Y)
Variabel terikat adalah variabel yang tergantung pada variabel lain atau
variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel lain(Rakhmat,2004:12).
Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah keputusan membeli
masyarakat Perumahan Cemara Hijau.
Variabel antara adalah sejumlah gejala yang tidak dapat dikontrol akan tetapi
dapat diperhitungkan pengaruhnya terhadap variabel bebas dan variabel terikat
(Nawawi,2001:58).
Variabel ini berfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan antara
variabel babas dan variabel terikat. Variabel antara dalam penelitian ini adalah
karakteristik responden yaitu: usia, jenis kelamin, lama mengkonsumsi,dan
penghasilan per bulan masyarakat yang tinggal di Perumahan Cemara Hijau.
I.7 Model Teoritis
Berdasarkan uraian diatas, maka model teoritis penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Model Teoritis
Variabel Bebas (X)
Iklan Rokok Flava di RCTI.
Variabel Terikat (Y)
Keputusan membeli Masyarakat di perumahan
cemara hijau.
Variabel Antara (Z)
Karakteristik Responden
• Usia
• Jenis kelamin
I.8 Variabel Operasional
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan
diatas, untuk lebih mempermudah penelitian ini, perlu dibuat operasional variabel
– variabel terkait sebagai berikut:
Tabel 1. Variabel Operasional
VARIABEL TEORITIS VARIABEL OPERASIONAL
1. Variabel Bebas (X) 2. Variabel Terikat (Y)
Keputusan Membeli
1. Perhatian ( Attention )
2. Minat ( Interest )
3. Hasrat ( Desire )
4. Keputusan ( Decision )
I.9 Definisi Variabel Operasional
Definisi variabel operasional adalah unsur penelitian yang
memberitahukan bagaiman caranya untuk mengukur variabel penelitian
(Singarimbun,1995:46). Menurut Soetandyo, defenisi variabel operasional adalah
spesifikasi prosedur yang memungkinkan penegasan ada atau tidaknya realitas
tertentu sebagaimana digambarkan melalui konsepnya (Suyanto,2005:51).
Definisi variabel operasional dalam penelitian ini adalah:
A. Variabel Bebas (X)
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah iklan rokok Flava
di RCTI.
1) Waktu tayang yaitu: waktu penayangan iklan rokok Flava di RCTI yang
meliputi :
a) Frekuensi penayangan adalah: tingkat keseringan iklan rokok Flava
ditayangkan di RCTI.
b)Durasi tayangan adalah: lamanya tayangan iklan rokok Flava di RCTI
berlangsung.
2) Daya tarik pesan adalah : kandungan pesan yang menarik dan memiliki arti
bagi khalayaknya untuk menyukai atau tidak iklan rokok Flava di RCTI.
a) Isi pesan adalah: kejelasan pesan yang dibuat dalam iklan rokok Flava di
RCTI.
b) Tampilan adalah: tampilan iklan rokok Flava di RCTI.
c) Tata gambar adalah: penataan gambar dalam iklan rokok Flava di RCTI.
d) Warna adalah: warna yang dibuat dalam iklan rokok Flava di RCTI.
e) Musik/jingle adalah: instrumen musik yang dibuat ke dalam iklan rokok
f) Slogan adalah: kalimat atau kata – kata yang dibuat dalam iklan rokok
Flava di RCTI.
B. Variabel Terikat (Y)
Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel terikat (Y) adalah: keputusan
Membeli masyarakat di perumahan cemara hijau, yang mencakup:
1) Perhatian (Attention) adalah: atensi yang diberikan oleh masyarakat
terhadap iklan rokok Flava di RCTI.
2) Minat (Interest) adalah: suatu ketertarikan terhadap iklan rokok Flava di
RCTI.
3) Hasrat (Desire) adalah: keinginan untuk lebih menyaksikan iklan rokok
Flava di RCTI.
4) Keputusan (Decision)adalah: suatu sikap yang ditetapkan oleh masyarakat
untuk mengkonsumsi rokok Flava tersebut.
5) Tindakan (Action) adalah: tindakan masyarakat untuk mengkonsumsi
rokok Flava tersebut.
C. Karakteristik Responden
Sudah merupakan ciri khas tiap individu yang membuatnya berbeda dengan
yang lain. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel antara adalah Karakteristik
Responden yang disebut dengan masyarakat perumahan cemara indah. Hal ini
mencakup:
a) Usia: umur masyarakat ketika mengisi kuesioner yang berumur 22 – 35
tahun.
b) Jenis kelamin: suatu ciri khas yang membedakan masyarakat antara Pria
dan Wanita.
d) Penghasilan/bulan : pendapatan yang diperoleh responden selama satu
bulan.
I.10 Hipotesis Penelitian
Secara etimologis hipotesis dibentuk dari dua kata, yaitu : hypo dan thesis.
Hypo berarti : kurang dan thesis berarti : pendapat. Jadi hipotesis merupakan
kesimpulan yang belum sempurna, sehingga disempurnakan dengan membuktikan
kebenaran hipotesis yaitu : dengan menguji hipotesis dengan data di lapangan
(Bungin, 2001:90).
Hipotesis adalah : suatu pernyataan sementara mengenai sesuatu yang
menjadi kendala biasanya tidak diketahui. Dengan hipotesis penelitian menjadi
tidak mengambang, karena dibimbing hipotesis tersebut.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Ho : Tidak terdapat pengaruh penayangan iklan rokok flava di RCTI terhadap
keputusan membeli masyarakat di perumahan Cemara Hijau, Medan.
Ha : Terdapat pengaruh penayangan iklan rokok flava di RCTI terhadap
BAB II
URAIAN TEORITIS
II.1 Komunikasi
II.1.1 Pengertian Komunikasi
Setiap orang selalu berusaha untuk mengadakan komunikasi yang efektif
dengan lawan bicaranya. Di dalam kehidupan setiap orang selalu dihiasi dengan
kegiatan berkomunikasi. Di mulai ketika bangun tidur sampai pada saat tidur lagi.
Dengan kata lain komunikasi ada dimana – mana, dan memenuhi hampir seluruh
waktu seseorang.
Secara etimologis atau menurut asal kata, istilah komunikasi berasal dari
bahasa latin communicatio dan perkataan ini bersumber dari kata communis. Arti
communis disini adalah sama, dalam arti, sama makna yaitu sama makna
mengenai suatu hal. Jadi komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang
terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan.
Jelasnya, jika seseorang mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan orang lain
kepadanya, maka komunikasi berlangsung. Dengan kata lain, hubungan di antara
mereka bersifat komunikatif (Effendy,2004:3-4).
Komunikasi bukan hanya hal yang wajar dalam pola tindakan manusia,
tetapi juga yang paling rumit (Purba,2006:29). Ungkapan tersebut memang benar
Adanya, karena komunikasi merupakan hal yang dilakukan sejak manusia lahir ke
bumi. Komunikasi dapat diartikan sebagai bentuk interaksi manusia yang saling
mempengaruhi antara satu dengan yang lain, sengaja atau tidak sengaja, dan tidak
Secara pragrnatik, komunikasi mengandung tujuan tertentu, ada yang
dilakukan secara lisan, secara tatap muka, atau melalui media, baik media massa
seperti surat kabar, radio, televisi atau film maupun media non massa, misalnya
surat, telepon, dan lainnya. Komunikasi dalam pengertian ini mengandung tujuan
karena harus dilakukan dengan perencanaan, Sejauh mana kadar perencanaan itu,
bergantung pada pesan yang akan dikomunikasikan dan pada komunikan yang
dijadikan sasaran. Jadi komunikasi itu dapat diartikan sebagai proses
penyampaian suatu pernyataan yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain
untuk memberi tahu atau mengubah pendapat, sikap atau perilaku, baik langsung
secara lisan maupun secara tidak langsung, melalui media. Dalam defenisi itu
tersimpul tujuan, komunikasi itu adalah mernberi tahu atau mengubah pendapat
(opinion), sikap (attitude) atau perilaku (behaviour).
II.1.2 Unsur – Unsur Komunikasi
Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat berlangsung
efektif, para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang
dikemukakan oleh Harold Laswell. Dalam karyanya, " The Structure and
Function of communication in Society”, Lasswell mengatakan cara terbaik
menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut : Who Says
What InWhich Channel To Whom With What Effect? (Mulyana,2005:62)
Paradigma Laswell tersebut menunjukkan bahwa komunikasi meliputi Iima
unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yakni :
Komunikator adalah seseorang atau sekelompok orang yang memulai
memberikan informasi kepada lawan bicaranya.
b. Pesan (Message)
Pesan merupakan seperangkat lambang yang bermakna yang disampaikan oleh
komunikator.
c. Media (In Which Channel)
Media adalah saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator
kepada komunikan
d. Komunikan (Receiver)
Komunikan adalah seseorang atau sekelompok orang yang menerima pesan
atau informasi dari komunikator
e. Efek (Effect)
Efek adalah tanggapan atau seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterpa
Pesan.
Bidang Komunikasi
Berdasarkan Bidangnya komunikasi meliputi jenis-jenis sebagai berikut : l. Komunikasi Sosial (social communication)
2. Komunikasi Organisasi (organizational communication) 3. Komunikasi Bisnis (bussiness communication)
4. Komunikasi Politik (political communication)
5. Komunikasi Internasional (international communication) 6. Komunikasi antar budaya (intercultural communication) 7. Komunikasi Pembangunan (development communication) 8. Komunikasi Tradisional (traditional communication)
Ditinjau dari sifatnya, komunikasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Komunikasi verbal (verbal communication) a. Komunikasi lisan (oral communication) b. Komunikasi tulisan (written communication) 2. Komunikasi nonverbal (nonverbal communication) a. Komunikasi tubuh (gestural/body communication) b. Komunikasi gambar (pictorial communication) 3. Komunikasi tatap muka (face to face communication) 4. Komunikasi bermedia (mediated communication)
Tatanan Komunikasi
Berdasarkan situasi komunikan, maka diklasifikasikan menjadi bentuk-bentuk sebagai berikut:
1. Komunikasi pribadi (personal communication)
a. Komunikasi intrapribadi ( intrapersonal communication) b. Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) 2. Komunikasi kelompok (group communication)
a. Komunikasi kelompok kecil (small group communication) b. Komunikasi kelompok besar (large group communication) 3. Komunikasi massa (mass communication)
a. Komunikasi media massa cetak/pers (printed mass media communication)
• Surat kabar (daily) • Majalah (magazine)
4. Komunikasi medio (medio communication) • Surat
a. Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion) b. Mengubah sikap (to change attitude)
c. Mengubah perilaku (to change the behaviour) d. Mengubah masyarakat( to change the society)
Fungsi Komunikasi
c. Menghibur (to entertain) d. Mempengaruhi (to influence)
Metode Komunikasi
Metode komunikasi meliputi kegiatan-kegiatan yang terorganisasi sebagai berikut: l. Jurnalisme/Jurnalistik (Journalism)
5. Perang Urat Syaraf ( psychological warfare ) 6. Perpustakaan ( library )
Teknik Komunikasi
Berdasarkan keterampilan komunikasi yang dilakukan oleh komunikator,
teknik komunikasi diklasifikasikan menjadi :
a. Komunikasi informatif ( informative communication ) b, Komunikasi persuasif ( persuasive communication ) c. Komunikasi pervasif (pervasive communication ) d. Komunikasi koersif ( coersive communication ) e. Komunikasi instruktif ( instruktive communication ) f. Komunikasi manusiawi ( human relations )
(Effendy,2003:55)
Proses Komunikasi
Berdasarkan jenis komunikasi yang dilakukan oleh komunikator, proses komunikasi dibagi sebagai berikut :
l. Proses komunikasi primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan
atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang
(symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi
adalah bahasa, gambar, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu
menerjemahkan pikiran / perasaan komunikator kepada komunikan
2. Proses komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan
oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat/sarana sebagai
media kedua setelah memakai lambang di media pertama. Seorang
komunikator menggunakan media kedua dalam komunikasinya karena
komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang jauh dan relatif banyak.
Surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan lain sebagainya
merupakan media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi
(Effendy,2004:16)
Komunikasi merupakan suatu proses yang berawal dari seorang
komunikator yang menyampaikan pesan kepada seorang komunikan melalui
media atau saluran tertentu dan akan menimbulkan efek tertentu. Secara
sederhana, komunikasi dikatakan efektif bila orang berhasil menyampaikan apa
yang dimaksudkannya. Secara umum, komunikasi dikatakan berhasil bila
rangsangan yang disampaikan sama dengan rangsangan yang ditangkap dan
dipahami oleh penerima. Menurut Steward L Tubbs dan Sylvia Moss (1996),
suatu kornunikasi dikatakan efektif apabila mencakup 5 kriteria, yakni
pemahaman, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang masih baik serta
tindakan (Rakhmat, 2005:13).
l. Pengertian
Arti pokok pengertian adalah penerimaan yang cermat atas kandungan
komunikator dikatakan efektif bila penerima memperoleh pemahaman yang
cermat atas pesan yang disampaikannya. Kegagalan utama dalam komunikasi
adalah ketidakberhasilan menyampaikan isi pesan secara cermat. Semakin banyak
jumlah orang yang terlibat dalarn konteks komunikasi, semakin sulit pula
menentukan seberapa cermat pesan dapat diterima. Penggunaan sarana pendukung
sangat membantu memperjelas materi yang disampaikan.
Dalam konteks organisasi, salah satu hasil terpenting adalah pemahaman
pesans secara cermat. Mustahil suatu perusahaan akan berfungsi dengan baik, bila
para pegawainya tidak memahami tugas yang harus mereka kerjakan. Untuk
mencapai hal ini, diperluan pemahaman, baik atas petunjuk verbal dari atasan
maupun atas informasi yang disebarkan rnelalui memo perusahaan, buku
pedoman, media intemal dan penjelasan lainnya yang termasuk dalam kebijakan
perusahaan.
2. Kesenangan
Tidak semua komunikasi ditujukan untuk menyampaikan maksud
tertentu. Komunikasi bisa juga dilakukan hanya sekedar berkomunikasi dengan
orang lain untuk menimbulkan kesejahteraan bersama. Komunikasi ini disebut
dengan komunikasi fatik, misalnya menanyakan kabar atau hanya sekedar
bertegur sapa. Komunikasi ramah tamah ini merupakan cara yang sengaja
dirancang agar orang-orang dapat memperoleh kesenangan dari perjumpaan dan
obrolan-obrolan tersebut. Tingkat kesenangan dalam berkomunikasi berkaitan erat
dengan perasaan kita terhadap orang yang berinteraksi dengan kita.
Tindakan mernpengaruhi orang lain merupakan bagian dari kehidupan
sehari-hari. Dalam berbagai situasi kita berusaha agar orang lain memahami
ucapan kita. Dalam menentukan tingkat keberhasilan, bisa saja mengalami
kegagalan mengubah sikap orang lain, namun di sisi lain orang tersebut tetap
mengerti apa yang disampaikan. Dengan kata lain, kegagalan dalam mengubah
pandangan orang lain tidak bisa disamakan dengan kegagalan dalam
meningkatkan pemahaman terhadap apa yang disampaikan.
4. Hubungan Sosial Yang Baik
Komunikasi dikatakan berhasil dan efektif tidak hanya ditentukan dari
sekedar menyampaikan pesan dan dimengerti tetapi masih memerlukan suasana
psikologis yang positif dan penuh kepercayaan. Penyebab kegagalan komunikasi
salah satunya muncul karena gangguan dalam hubungan insani yang berasal dari
Kesalahpahaman. Komunikasi juga dimaksudkan untuk memperbaiki hubungan
antarpersonal. Oleh karena itu, komunikasi bukan hanya tentang menyampaikan
inforrnasi atau mengubah sikap seseorang saja, tetapi komunikasi dipahami
sebagai suafu cara untuk memperbaiki hubungan antarpersonal.
5. Tindakan
Dikatakan, bahwa komunikasi apapun tidak ada gunanya bila tidak
memberi hasil yang tidak diinginkan. Tindakan menjadi tolak ukur dalam
menentukan berhasil tidaknya suatu komunikasi. Dicontohkan ketika dosen
memberikan tugas, dosen tidak hanya menginginkan mahasiswa hanya menyukai
tugas itu tetapi ia juga ingin mahasiswanya mengerjakan tugas yang diberikan
tersebut. Mendorong orang lain melakukan tindakan sesuai dengan yang kita
Terkadang, lebih mudah membuat orang menyukai olahraga dari pada
membuatnya melakukan olahraga tersebut. Untuk lebih mudah membangkitkan
tindakan pada penerima pesan, hal-hal yang mungkin bisa dilakukan adalah
dengan memudahkan pemahaman penerima tentang apa yang diharapkan,
meyakinkan bahwa tujuan dari yang disampaikan dapat diterima dengan akal serta
dengan mempertahankan hubungan yang harmonis dengan penerima. Tindakan
yang kita inginkan memang tidak serta merta kita dapatkan, narnun ada
kemungkinan besar terjadi bila ketiga hal tersebut dijalankan.
Sementara, menurut Wilbur Schramm (Effendy, 2003:41-42), terdapat
beberapa kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu pesan
membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki atau disebut dengan “condition of
success in communication”, yakni :
l. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat
menarik perhatian komunikan.
2. Pesan harus menggunakan lambang-larnbang yang tertuju kepada pengalaman
yang sama antara komunikator dan komunikan sehingga sama-sama
dimengerti.
3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan
beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.
4. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tersebut
menjadi layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia
Tidak mudah untuk melakukan komunikasi efektif. Ada banyak hambatan yang
bisa merusak komunikasi, diantaranya :
l. Gangguan
Gangguan terdiri dari 2 bagian, yaitu:
a.Gangguan mekanik ( mechanical channel noise )
Yang dimaksud dengan gangguan mekanik adalah gangguan yang
disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan bersifat fisik. Sebagai
contoh adalah bunyi mengaung pada pengeras suara atau riuh hadirin serta
bunyi kendaraan lewat ketika seorang berpidato dalam suatu pertemuan.
b. Gangguan semantik ( semantic noise )
Gangguan jenis ini berkaitan de,ngan pesan komunikasi yang
pengertiannya menjadi rusak. Gangguan sernantik tersaring kedalam pesan
melalui penggunaan bahasa. Semakin banyak kekacauan mengenai istilah
atau konsep yang terdapat pada komunikator, maka akan lebih banyak
gangguan semantik pesan. Gangguan semantik dapat terjadi disebabkan oleh
kesalah pahaman dalam mengartikan pesan. Semantik adalah pengetahuan
mengenai pengertian kata-kata yang sebenarnya atau perubahan pengertian
kata-kata. Lambang kata yang sama mempunyai pengertian yang berbeda
untuk orang-orang yang berlainan. Ini disebabkan dua jenis pengertian
mengenai kata-kata yaitu ada yang mempunyai pengertian denotatif dan
konotatif (tesirat). pengertian denotatif adalah pengertian perkataan yang
bahasa dan kebudayaan yang sama. pengertian konotatif adalah pengertian
yang bersifat emosional latar belakang dan pengalaman seseorang.
2. Kepentingan
Interest atau kepentingan akan membuat orang menjadi selektif dalarn
menanggapi atau rnengahayati suatu pesan (Effendy 2003:47). Orang hanya akan
memperhatikan perangsang yang ada hubungannya dengan kepentingannya.
Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian kita saja tetapi juga
menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran dan tingkah laku kita akan
merupakan sikap reaktif terhadap segala perangsang yang tidak bersesuaian atau
bertentangan dengan suatu kepentingan.
3. Motivasi Terpendam
Motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai benar
dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya. Keinginan, kebutuhan dan
kekurangan seseorang berbeda dengan orang lainnya dari waktu ke waktu dan dari
tempat ke tempat, sehingga karenanya motivasi tersebut berbeda dalam
intensitasnya. Demikian juga dengan intensitas tanggapan seseorang terhadap
komunikasi. Semakin sesuai komunikasi dengan motivasi seseorang semakin
besar pula kemungkinan komunikasi tersebut akan dapat diterima dengan baik
oleh pihak yang bersangkutan. Namun sebaliknya, komunikan akan mengabaikan
suatu komunikasi yang tidak sesuai dengan motivasi yang diharapkan.
4. Prasangka
Prejudice atau prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan
prasangka belum apa-apa sudah bersikap curiga atau menentang komunikator
yang hendak melancarkan komunikasi. Dalam prasangka, emosi memaksa kita
untuk menarik kesimpulan atas dasar prasangka tanpa menggunakan pikiran
rasional. Emosi seringkali membutakan pikiran dan pandangan kita terhadap fakta
yang nyata bagaimanapun. OIeh karena prasangka seringkali menghantui pikiran,
maka seseorang tidak akan dapat berpikir secara objektif dan segala apa yang
dilihatnya selalu akan dinilai negatif. Prasangka bukan saja terjadi terhadap suatu
ras, melainkan terhadap agama, pendirian politik, kelompok dan lainnya.
II.2 Komunikasi Massa
II.2.1 Pengertian Komunikasi Massa
Salah satu bentuk komunikasi adalah komunikasi massa yang
menyampaikan informasi, ide, gagasan, kepada komunikan yang jumlahnya
banyak dengan menggunakan media. Dari defenisi tersebut dapat diketahui bahwa
komunikasi massa harus menggunakan media massa. Media komunikasi yang
termasuk media massa antara lain radio dan televisi (keduanya dikenal sebagai
media elektronik); surat kabar dan majalah (keduanya disebut sebagai media
cetak); serta media film sebagai media komunikasi massa yaitu film bioskop.
Ahli komunikasi lainnya, Joseph A. Devito merumuskan defenisi komunikasi massa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang pengertian massa,serta tentang media yang digunakannya. Ia mengemukakan definisinya dalam dua item, yakni “pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berati bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang menonton televisi, tetapi ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar didefenisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan/visual. Komunikasi massa akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikanmenurut bentuknya : televisi, radio siaran, surat kabar, majalah dan film (Ardianto 2004 : 6).
Fungsi komunikasi massa bagi masyaratkat menurut Joseph R. Dominick, terdiri dari surveillance (pengawasan), interpretation (penafsiran), linkage (pertalian), transmission of values (penyebaran nilai), dan entertainment (hiburan).
1. Surveillance (pengawasan)
Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama : (1) warning or beware surveilance (pengawasan peringatan); (2) instrumental surveillance (pengawasan instrumental). Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya gunung merapi, kondisi efek yang memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer. Peringatan ini dengan serta merta dapat menjadi ancaman.
Fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehar-hari. Berita tentang apa yang sedang dimainkan dibioskop, bagaimana harga-harga saham di bursa efek, prodk-produk baru, ide-ide tentang mode, resep masakan dan sebagainya.
2. Interpretation (penafsiran)
Fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiranterhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industri media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang dimuat atau ditayangkan. Tujuan penafsiran media ingin mengajak para pembaca atau pemirsa memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antarpribadi atau komunikasi kelompok.
3. Linkage (pertalian)
Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.
4. Transmisson of values (penyebarab nilai-nilai)
Fungsi penyebaran nilai tidak kentara. Fungsi ini juga disebut sosialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu kepada cara, di mana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa yang mewakili gambaran masyarakat itu ditonton didengar dan dibaca. Media massa mewakili dengan model peran yang kita amati dan diharapkan menirunya.
5. Entertainment (hiburan)
Mengenai hal ini memang jelas tampak pada televisi, film, dan rekaman suara. Media massa lainnya seperti surat kabar dan majalah, meskipun fungsi utamanya adalah informasi dalam bentuk pemberitaan, rubrik-rubrik hiburan selalu ada, misalnya cerita pendek, cerita panjang, atau cerita bergambar (Ardianto 2004 :15-18).
Elemen komunikasi pada komunikasi secara umum juga berlaku bagi
komunikasi massa. Ada beberapa elemen dalam komunikasi massa antara lain:
komunikator, isi, audience, umpan balik, gangguan ( saluran dan semantik),
gatekeeper, pengatur dan filter( Nurrudin,2004:87)
a. Komunikator : meliputi jaringan, stasiun lokal, direktur, staf teknis yang
berkaitan dengan sebuah acara televisi. Jadi komunikator adalah gabungan
dari berbagai individu dalam sebuah lembaga media massa.
b. Isi : isi media bisa dibagi ke dalam lima kategori yaitu: 1) berita dan
informasi, 2) analisis dan interpretasi, 3) pendidikan dan sosialisasi, 4)
hubungan masyarakat dan persuasi, 5) iklan dan bentuk penjualan lain, dan
6) hiburan.
c. Audience : dalam komunikasi massa, audience yang dimaksud tentunya
beragam namun memungkinkan untuk dapat memberikan reaksi yang
sama terhadap pesan yang diterima.
d. Urnpan balik. Umpan balik merupakan bahan yang direfleksikan kepada
Sumber/komunikator setelah dipertimbangkan dalam waktu tertentu
sebelum dikirimkan. Umpan balik yang terbentuk dalam proses
komunikasi biasanya tidak terjadi secara langsung, karena komunikator
dan komunikan tidak melakukan kontak secara langsung.
e. Gangguan (saluran dan semantik) : gangguan pada saluran komunikasi
massa selain berasal dari dalam saluran dapat disebabkan juga dari luar.
Gangguan dari dalam misalnya pada saat melihat iklan TV, gambar tidak
terlihat jelas atau suara tidak terdengar jernih. Gangguan dari faktor luar
misalnya saat menonton TV kita juga menerima telepon. Sedangkan
ini berkaitan dengan bahasa. Hal seperti ini tidak mungkin dihindari,
namun dapat diminimalkan dengan pemilihan bahasa yang lebih sederhana
atau yang dapat dimengerti oleh semua pihak yang menonton tayangan
tersebut.
f. Gatekeeper. Seorang yang bertugas untuk mempengaruhi informasi dalam
media massa mempunyai fungsi sebagai berikut: 1. Menyiarkan informasi,
2.membatasi informasi yang diterima dengan mengedit informasi sebelum
disebarkan, 3. Memperluas kuantitas informasi dengan menambahkan
fakta dan pandangan lain, 4. Menginterpretasikan informasi.
II.2.4 Karakteristik Komunikasi Massa
Komunikasi massa sebagai salah satu bentuk komunikasi yang menjadi
bagian dalam kehidupan sehari – hari memiliki perbedaan dengan bentuk
komunikasi lainnya. Perbedaan yang sangat mudah dicermati adalah proses
komunikasi massa, diperlukannya alat bantu yang mendukung terciptanya
komunikasi efektif. Menurut Ardianto dkk, karakteristik komunikasi massa adalah
sebagai berikut:
1. Komunikasi massa berlangsung satu arah
Hal ini berarti bahwa tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada
komunikator. Karena komunikasi yang dilakukan menggunakan media massa
maka komunikator dan komunikan tidak dapat melakukan kontak langsung.
Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan,
namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog. seperti dalam
komunikasi antarpribadi. Dengan demikian komunikasi massa bersifat satu arah.
Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga,
yakni suatu institusi atau organisasi. Komunikator pada media massa misalnya:
wartawan surat kabar atau penyiar televisi, karena media yang dipergunakan
merupakan suatu lembaga dalam menyebarluaskan pesan komunikasinya
bertindak atas nama lembaga, sesuai dengan ketentuan surat kabar atau stasiun
televisi yang diwakilinya.
3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum
Komunikasi massa bersifat terbuka, artinya komunikasi massa ditujukan
untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok tertentu. Oleh karena
itu pesan komunikasinya bersifat umum dan mengenai kepentingan umum.
4. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan
Ciri lain dari komunikasi massa adalah memiliki kemampuan untuk
menimbulkan keserempakan pada pihak khalayak dalam menerima pesan-pesan
yang disebarkan. Dengan jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang
dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas, dan komunikaan yang banyak
tersebut pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula.
5. Komunikasi bersifat heterogen
Khalayak yang merupakan kumpulan anggota masyarakat yang terlibat
dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komunikator bersifat
heterogen. Dalam keberadaannya terpencar-pencar, satu sama lain tidak saling
mengenal dan tidak memiliki kontak pribadi, masing-masing berbeda dalam
berbagai hal antara lain : jenis kelamin, usia, agama ideologi, pekerjaan,
pendidikan, pengalaman, kebudayaan, pandangan hidup, keinginan, cita-cita dan
6. Komunikasi massa mengutamakan isi ketimbang hubungan
Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus.
Pada komunikasi antarpribadi hal tersebut sangan penting. Sebaliknya, pada
komunikasi massa, yang penting adalah unsur isi. Dalam komunikasi massa,
pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan
dengan karakterisktik media massa yang akan digunakan.
7. Stimulasi alat indra terbatas
Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media
massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada siaran radio
dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi
dan film, menggunakan indra penglihatan dan pendengaran.
8. Umpan balik tertunda (delayed)
Pada komunikasi massa, komunikator tidak dapat mengetahui kerangka
acuan khalayak yang menjadi sasaran komunikasinya, umpan balik tidak
berlangsung pada saat itu dan dinamakan umpan balik tertunda (delayed
feedback). Hal ini karena sampainya tanggapan atau reaksi khalayak kepada
komunikator memerlukan tenggang waktu.
II.3. Televisi Sebagai Media Massa
Salah satu media dalam komunikasi adalah televisi. Dari semua media
komunikasi yang ada televisilah yang sangat berpengaruh pada kehidupan
manusia. Televisi merupakan media yang paling banyak menarik perhatian