• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Terapi Infused Water Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah 2 Jam Post Pradial Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Terapi Infused Water Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah 2 Jam Post Pradial Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit degeneratif yang dikenal juga

dengan sebutan penyakit gula atau kencing manis. Penyakit diabetes mellitus

disebabkan akibat kekurangan insulin atau defisiensi sekresi insulin, aktivitas

insulin, atau keduanya. Insulin merupakan hormon yang dikeluarkan pankreas

yang berfungsi untuk memasukkan glukosa ke dalam sel untuk dijadikan bahan

utama penghasil energi pada orang yang normal (non-DM), glukosa akan tetap

berada di dalam pembuluh darah apabila insulin tidak ada atau berkurang

(Muhammad, 2013).

Manifestasi klinis yang bisa dijumpai pada penderita diabetes mellitus

adalah polyuria (peningkatan pengeluaran urin), polydipsia (peningkatan rasa

haus), polyphagia (peningkatan rasa lapar), rasa lelah dan kelemahan otot, pada

diabetes tipe 1 mungkin disertai mual dan muntah yang parah dan sering terjadi

penurunan berat badan tanpa terapi (Corwin, 2009). Sedangkan keluhan lainnya

yaitu penglihatan menjadi kabur, bekurangnya ketahan tubuh selama melakukan

olahraga., dan timbul rasa pusing, mual. Selain itu, penderita yang gula darahnya

tidak terkontrol lebih peka terhadap infeksi (Lakshinta, 2012).

Penderita DM rentan terkena komplikasi penyakit lain. Komplikasi

muncul bila kendali gula darahnya tidak atau kurang baik. Faktor kadar gula

darah tinggi akan menimbulkan berbagai komplikasi jangka panjang. Selain itu,

(2)

berbagai komplikasi. DM merupakan penyakit yang dapat menyebabkan

berbagai risiko morbiditas dan kematian yang signifikan. Komplikasi DM dapat

muncul secara akut dan kronik yang timbul beberapa bulan atau beberapa

tahun setelah menderita DM. Komplikasi akut DM yang paling sering adalah

koma diabetik dan hipoglikemia (Susilo dan Wulandari, 2011).

Penyakit diabetes mellitus juga berdampak pada ekonomi penderitanya yang

jumlahnya tidak sedikit, terlebih lagi jika penderita diabetes mellitus mengalami

komplikasi. Apabila penyakit diabetes mellitus ini tidak ditangani dengan baik,

diabetes akan menyerang berbagai organ dalam tubuh penderitanya, bahkan

bisa menimbulkan kematian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh WHO

di India pada tahun 2006, penderita diabetes mengalami peningkatan

pengeluaran sebanyak 25%. Begitu juga dengan negara-negara di Pasifik Barat

(termasuk Indonesia), sebanyak 16% biaya pengobatan atau perawatan di

rumah sakit dikeluarkan oleh pasien diabetes. Selain itu pasien harus

menanggung dampak sosial dan ekonomi lainnya karena tidak mampu bekerja

dan sebagainya. Hal tersebut menimbulkan beban yang sangat besar dan harus

menjadi perhatian semua orang (Tandra, 2007).

Data WHO tahun 2011 menunjukkan bahwa jumlah penderita diabetes

mellitus di seluruh dunia 346 juta orang dan diprediksi akan terus bertambah

hingga 366 juta orang pada tahun 2030 (Setyadi, 2013). Di Amerika Serikat,

18,2 juta individu mengidap diabetes (6,3% dari populasi), hampir satu pertiga

tidak menyadari bahwa mereka memiliki diabetes (Corwin, 2009). Menurut data

WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar di dunia dengan penderita

diabetes mellitus. Pada tahun 2000, terdapat sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia

(3)

3

penderita diabetes mellitus di Indonesia meningkat tajam menjadi 14 juta orang,

dimana baru 50% yang sadar mengidapnya dan diantara mereka baru sekitar

30% yang datang berobat (Fauzi, 2014). Badan Kesehatan Dunia (WHO)

bahkan memperkirakan jumlah penderita DM tipe 2 di Indonesia meningkat

tiga kali lipat dalam 10 tahun dan pada tahun 2010 mencapai 21,3 juta orang,

awalnya tahun 2000 jumlah penderita hanya 8,4 juta orang (Susilo dan

Wulandari, 2011).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan tahun 2014 di Kota

Malang, angka kejadian diabetes mellitus baik DM tipe I dan tipe II berjumlah

20.330 penderita yang tersebar di 15 puskesmas, hampir 90% (19.167 jiwa) dari

jumlah tersebut adalah penderita diabetes mellitus tipe II, penderita diabetes mellitus

tertinggi berada di puskesmas Molyorejo sebanyak 3.534 penderita yang terdiri

dari 1.748 laki-laki dan 1.786 perempuan (Dinkes Malang, 2013).

Penatalaksanaan diabetes mellitus terdiri dari perencanaan diet, olahraga,

dan intervensi farmakologis. Regimen diet biasanya dihitung perindividu,

tergantung kebutuhan pertumbuhan, penurunan berat badan yang diinginkan,

dan tingkat aktivitas. Pembagian kalori biasanya 50 sampai 60% dari

karbohidrat kompleks, 20% dari protein, dan 30% dari lemak (Corwin, 2009).

Jenis makanan yang dianjurkan untuk mencegah atau mengobati diabetes

diantaranya : sumber karbohidrat (seperti nasi beras merah, roti tawar, sagu,

sereal, kentang, gandum, ubi, dan singkong), apel, kayu manis, jeruk, ikan

salmon, makanan kaya serat, kacang-kacangan (seperti kacang panjang, kacang

tanah, dan sebagainya), mengonsumsi air putih, teh hijau, bayam, coklat,

bawang merah, bawang putih, kemangi, kacang buncis, dan lainnya (Istiany dan

(4)

Air sebagai salah satu zat gizi mikro mempunyai fungsi dalam berbagai

proses penting dalam tubuh manusia, seperti metabolisme, pengangkutan dan

sirkulasi zat gizi dan nongizi, pengaturan keseimbangan elektrolit, proses

pembuangan zat tak berguna dari tubuh, kontraksi otot, transmisi impuls saraf,

serta pengendalian suhu tubuh. Hal pertama yang diinginkan ketika kondisi

tubuh letih adalah air putih. Hal tersebut merupakan cara alam untuk

mempertahankan kondisi tubuh secara otomatis. Mencegah atau mengobati

penyakit dengan air merupakan cara yang termurah saat ini. Terapi ini sangat

sederhana dan tidak memerlukan pengawasan dari para ahli. Tidak perlu

menunggu lama untuk dapat merasakan manfaatnya. Air dapat menjaga kulit

agar tetap sehat dan bersinar. Air dapat membantu detoksifikasi tubuh melalui

keringat dan urin (Rosalina, 2013).

Air merupakan kebutuhan yang perlu dipenuhi manusia melalui asupan

air yang cukup karena tubuh tidak dapat memenuhi sendiri seluruh kebutuhan

akan air. Sebagian masyarakat masih mengkonsumsi air dalam jumlah yang

kurang dibangdingkan dengan kebutuhannya. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh The Indonesian Hydration Regional Study (THIRS) mengungkapkan

bahwa 46,1% responden yang diteliti mengalami kurang air atau hipovolemia

ringan. Faktor terjadinya hipovolemia ini adalah ketidaktahuan kebutuhan air

minum sekitar 2 liter sehari dan kesulitan akses secara fisik dan ekonomi dalam

memperoleh air minum (Soraya (2014).

Infused water merupakan alternatif lain dalam mengkonsumsi air putih.

Rasa alami dari buah akan bercampur bersama air dan juga kandungan nutrisi

dan vitaminnya. Infused water adalah minuman yang terdiri dari air putih yang

(5)

5

selama beberapa waktu sehingga sari buah dan herbal tercampur dengan air.

Buah-buahan yang dicampurkan bersama air adalah buah-buahan yang

memiliki khasiat untuk menurunkan kadar gula darah. Infused water disebut juga

dengan Spa Water atau Sassy water yang diambil dari seorang pakar diet yang

telah menulis banyak resep tentang minuman ini dalam buku yang berjudul The

Flat Belly Diet, yaitu Cynthia Sass yang berasal dari Amerika (Murtie dan

Yahya, 2014).

Adapun buah-buahan seperti apel, jeruk nipis, semangka, dan stroberi

memiliki kandungan senyawa seperti polifenol, flavonoid, quersetin, kalium,

magnesium, dan agrinin yang berkhasiat untuk menurunkan kadar gula darah.

Kadungan polifenol dalam apel dapat mempengaruhi pencernaan dimana apel

dapat menurunkan tingkat penyerapan glukosa dari saluran cerna sehingga akan

mengurangi beban gula dalam aliran darah, selain itu stimulasi pankreas akan

mengeluarkan lebih banyak insulin. Sedangkan kandungan kalium dan magnesium

dalam semangka dapat meningkatkan fungsi insulin dalam tubuh sehingga

dapat menurunkan kadar gula darah, selain itu kandungan agrinin dalam

semangka juga memiliki efek positif terhadap kerja insulin di dalam tubuh.

Menurut American Diabetes Assosiation, jeruk nipis merupakan makanan super

untuk penderita diabetes. Kadar serat yang tinggi yang terkandung dalam jeruk

nipis berkhasiat dalam mengatur penyerapan gula ke dalam aliran darah dan

mengurangi terjadinya peningkatan kadar gula darah Banyak orang terutama di

kota-kota besar di Indonesia telah mengkonsumsi infused water secara teratur

bahkan dijadikan sebagai rutinitas kesehariannya. Adapun hasil yang didapat,

banyak diantaranya merasa lebih sehat dan bugar, bahkan tidak sedikit yang

(6)

Atas dasar pertimbangan inilah peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Efektivitas terapi infused water terhadap penurunan

kadar gula darah 2 jam post pradial pada penderita diabetes mellitus tipe 2”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang, maka rumusan masalah penelitian

ini adalah “Apakah terapi infused water efektif dalam menurunkan kadar gula

darah 2 jam post pradial pada penderita diabetes mellitus tipe 2”.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas terapi infused

water terhadap penurunan kadar gula darah 2 jam post pradial pada penderita

diabetes mellitus tipe 2.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui distribusi karakteristik penderita diabetes mellitus tipe 2.

2. Mengetahui kadar gula darah 2 jam post pradial pada penderita diabetes mellitus

tipe 2 sebelum terapi infused water pada kelompok perlakuan dan kelompok

kontrol.

3. Mengetahui kadar gula darah penderita 2 jam post pradial pada penderita

diabetes mellitus tipe 2 setelah terapi infused water pada kelompok perlakuan

dan kelompok kontrol.

4. Mengetahui perbedaan kadar gula darah 2 jam post pradial pada penderita

diabetes mellitus tipe 2 sebelum dan setelah terapi infused water pada kelompok

(7)

7

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan terhadap

khasanah keilmuan, khususnya bidang ilmu keperawatan yang terkait dengan

tatalaksana pada penderita diabetes mellitus.

1.4.2 Manfaat praktis 1. Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui efektivitas terapi infused

water terhadap penurunan kadar gula darah 2 jam post pradial pada penderita

diabetes mellitus tipe 2, serta untuk dapat mengaplikasikan riset penelitian ini

pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo,

sehingga dapat menambah wawasan serta pengetahuan peneliti dalam

memecahkan masalah secara ilmiah dan analitik.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi institusi

pendidikan untuk bisa dijadikan suatu referensi dan menambah wawasan

serta pengetahuan tentang perbedaan kadar gula darah 2 jam post pradial

pada penderita diabetes mellitus tipe 2 sebelum dan setelah mengonsumsi

infused water.

3. Bagi Perawat

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu

pelayanan kesehatan dan sebagai pertimbangan untuk mengambil kebijakan

dalam salah satu cara menurunkan kadar gula darah dengan terapi infused

(8)

4. Bagi Masyarakat (Penderita Diabetes)

Penderita diabetes mellitus dapat menurunkan kadar gula darah atau

mengontrol gula darah dengan mengkonsumsi Infused water.

5. Bagi Puskesmas Mulyorejo

Setalah dilakukan penelitian diharapakan petugas kesehatan atau

kader kesehatan dapat memotivasi masyarakat agar dapat penerapkan salah

satu metode pengobatan nonfarmakologi dengan mengonsumsi infused water

untuk salah satu cara menurunkan kadar gula darah atau mengontrol kadar

gula darah tetap stabil.

1.5 Keaslian Penelitian

1. Menurut hasil penelitian Teti Yuniarti (2011) yang berjudul “Pengaruh

terapi air putih terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien DM tipe

2 di Poli klinik khusus endokrin RSUP DR. M Djamil, Padang 2011”.

Metode penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan pendekatan control

group design with pretest and posttest. Dengan teknik pengambilan sampel yang

digunakan adalah non probability sampling dengan pendekatan purposive

sampling. Total responden adalah 27 orang, 15 responden untuk kelompok

kontrol dan 12 orang untuk kelompok intervensi. Analisa yang dilakukan

analisa univariat dan bivariat. Dengan nilai kelompok intervensi diperoleh

mean = 89, SD = 55,288 mg/dl. Hasil penelitian didapatkan menggunakan

uji statistik independent sample t-test (pooled t test), diperoleh (p=0,00).

Hal ini berarti ada perbedaan yang bermakna rata–rata kadar gula darah

sesaat antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol sesudah

dilakukan intervensi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terapi air

(9)

9

DM Tipe 2. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian diatas adalah

variabel dan tempat penelitiannya, penelitian ini menggunakan teknik

perlakuan antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi (terapi air

putih) sedangkan penelitian diatas menggunakan teknik perlakuan antara

kelompok kontrol (terapi OHO) dengan kelompok intervensi yang diberi

terapi infused water dan OHO pada penderita diabetes tipe 2 di wilayah kerja

Puskesmas Mulyorejo.

2. Menurut hasil penelitian Elmatris Sy, Esy Afrianti, Nelwati Bahri, Yuniarti

(2012) yang berjudul “Efek hidroterapi pada penurunan kadar gula darah

sesaat terhadap penderita diabetes melitus tipe 2”. Metode penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan pendekatan control group design with pretest

and posttest dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non

probability sampling dengan pendekatan purposive sampling. Total responden

adalah 27 orang, 15 responden untuk kelompok kontrol dan 12 orang

kelompok intervensi. Hasil penelitian menunjukan bahwa kurang dari

separuh (40%) responden yang mengalami penurunan kadar gula darah

sesaat (KGDS) setelah pemberian terapi oral, dan didapatkan semua

responden (100%) mengalami penurunan KGDS setelah diberikan terapi

oral dan hidroterapi. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh

hidroterapi pada penderita diabetes mellitus tipe 2 yang diberi terapi oral,

ini terlihat terdapatnya perbedaan yang signifikan dengan p = 0,00 (p<0,05)

dari rata-rata kadar gula darah sesaat (KGDS) antara kelompok intervensi

(pemberian terapi oral dan hidfroterapi) dan kelompok kontrol (hanya

pemberian terapi oral). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian diatas

(10)

teknik perlakuan antara kelompok kontrol (terapi oral) dengan kelompok

intervensi (terapi oral dan hidroterapi), sedangkan penelitian diatas

menggunakan teknik perlakuan antara kelompok kontrol (terapi OHO)

dengan kelompok intervensi yang diberi terapi infused water dan OHO pada

penderita diabetes tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo.

3. Penelitian Elisnawati Ambarita (2011) yang berjudul efektivitas minum air

putih setiap pagi terhadap konstipasi pada pasien stroke di ruang RA4

RSUP H. Adam Malik Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

pasien stroke yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan dengan

jumlah sampel 26 orang (13 orang untuk masing-masing kelompok).

Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 22 Juli sampai dengan 8 Oktober

2010. Desain penelitian ini adalah quasy eksperimental dengan pengambilan

sampel menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpul dengan

menggunakan kuesioner demografi dan observasi konstipasi menggunakan

instrumen konstipasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisa dengan

menggunakan uji Independent T-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

tidak terdapat perbedaan konstipasi yang signifikan antara kelompok terapi

air putih dengan kelompok yang tidak diberikan terapi air putih (p = 0,08 ;

p > 0,05). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian di atas adalah variabel

dependen dan tempat penelitiannya. Variabel dependen penelitian di atas

adalah kadar gula darah penderita diabetes mellitus dan tempat penelitiannya

di wilayah kerja Pusekesmas Mulyorejo.

4. Berdasarkan tesis Lindawati Farida Tampubolon (2008) yang berjudul

pengaruh terapi air terhadap proses defekasi pasien konstipasi di RS

(11)

11

experimental dengan post-test only with control group. Responden berjumlah 50

orang (25 orang untuk masing-masing kelompok). Kelompok intervensi

mendapat terapi air melalui pemberian minum 1,5 liter air putih pada pagi

hari segera setelah bangun tidur, dilanjutkan dengan minum sesuai

kebutuhan cairan per hari (50cc/kg/BB), waktunya sesuai dengan keinginan

pasien. Kelompok kontrol tidak mendapatkan terapi air 1,5 liter, tetapi

diberi minum seperti biasa sesuai keinginan pasien dengan jumlah masukan

cairan minimal per hari sebanyak 50cc/kg/BB. Hasil penelitian

menunjukkan terapi air berpengaruh terhadap frekuensi defekasi pasien

konstipasi dan waktu terjadinya defekasi. Perbedaan penelitian ini dengan

penelitian di atas adalah variabel dependen dan tempat penelitiannya.

Variable dependent penelitian di atas adalah kadar gula darah penderita diabetes

mellitus dan tempat penelitiannya di wilayah kerja Pusekesmas Mulyorejo.

5. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Diah Indriastuti (2008) yang

berjudul hubungan antara terapi minum air putih dengan penurunan nyeri

dysmenorrhea pada remaja putri di Panti Asuhan Nurul Huda Az-Zuhdi

Kelurahan Meteseh Kecamatan Tembalang. Metode penelitian yang

digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan quasy experiment terangkai

dengan design one group pre and post test design without group control. Responden

didapatkan menggunakan teknik purposive sampling. Responden terbanyak

adalah usia remaja pertengahan sejumlah 54,4%. Nyeri sedang memiliki

jumlah responden terbesar sebanyak 45,45% sebelum diberikan terapi

minum air putih. Setelah diberikan terapi minum air putih, karakteristik

tidak nyeri adalah jumlah terbanyak sebesar 59,1%. Analisa Run-Test

(12)

penurunan skala nyeri dysmenorrhea dengan p value 0,05 dan nilai z kritis

0,0885. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian diatas adalah variabel

dependen dan tempat penelitiannya. Variable dependent penelitian di atas

adalah kadar gula darah penderita diabetes mellitus dan tempat penelitiannya

di wilayah kerja Pusekesmas Mulyorejo.

1.6 Batasan Penelitian

Penelitian ini akan menganalisis efektivitas terapi infused water terhadap

penurunan kadar gula darah 2 jam post pradial pada penderita diabetes mellitus tipe

2. Batasan penelitiannya yaitu :

1. Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang sebagian besar diderita.

Sekitar 90% hingga 95% penderita diabetes tipe 2. Jenis diabetes ini paling

sering diderita oleh orang dewasa yang berusia lebih dari 30 tahun dan

cenderung semakin parah secara bertahap. Responden penelitian ini adalah

penderita diabetes mellitus tipe 2 yang bersedia menjadi responden dan sudah

menandatangi surat persetujuan (inform consent).

2. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan responden di wilayah kerja

Puskesmas Mulyorejo.

3. Penelitian ini adalah efektivitas terapi infused water terhadap penurunan

(13)

i

EFEKTIVITAS TERAPI

INFUSED WATER

TERHADAP PENURUNAN

KADAR GULA DARAH 2 JAM

POST PRADIAL

PADA PENDERITA

DIABETES MELLITUS

TIPE 2

(Studi Kasus Di Wilayah Kerja Puskesmas Mulyorejo Kota Malang)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh:

WIDYASTUTI RAHAYU UTAMI

NIM. 201110420311024

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(14)
(15)
(16)

iv Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Widyastuti Rahayu Utami

NIM : 201110420311024

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul Skripsi : Efektivitas Terapi Infused Water Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah

2 Jam Post Pradial Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil

karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain

yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan,

maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 25 Januari 2015

Yang Membuat Pernyataan

Widyastuti Rahayu Utami

(17)

v

MOTTO

Learn from the mistakes in the past, try by using a

different way, and always hope for a successful

future

(18)

vi

My

Lord…. Allah SWT

Thank you for being with me all the way, for never leaving me, for loving me, and for making everything possible.

My Precious Mother

(Ms. Pahriah)

Thanks for being there for me, putting up with me when I was a teenager, cheering me up, being my best friend, giving me the real meaning of sincerity.

Thanks for all your sacrifices and hard work.

You’re amazing!! Love you tremendously.

My Woderful Dad

(Mr. Supardi, SE)

Thank you for being my source of inspiration, guiding me along the part of life, for teaching me right from wrong, for the support and strength you gave to me. And thanks for making my dream came true.

You’re an extraordinary man, and I hope you’re as proud of me as I am proud of you.

Word cannot describe how I love you.

My Baby Brother and Sister

(M. Hifzan Safarid & Salsha Amalia Nurinsani)

Thank you for your support and your prayers and I hope I can be a role model for both of you.

Big

family of As’ari and Haeri

Thanks for the moral or financial support and your prayers.

My Best Friends

Aditya Arga Dinata

Thanks for your love that you show me regularly. You’re generous with your time, energy and forgiveness.

Ana Tsurayya Umniati, Restu Andriningtyas, Laras Frestyawangi W., Haris Suhamdani Thanks for standing by my side when times get hard, for making me laugh when I

(19)

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah SWT, berkat Rahmat dan Hidayah-Nya maka penulis

dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Efektivitas Terapi Infused Water terhadap Penurunan Kadar Gula Darah 2 Jam Post Pradial pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2”. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat bantuan,

arahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu tidak lupa penulis menyampaikan

terima kasih yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat:

1. Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep, M.Kep., Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Nurul Aini, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang dan dosen pembimbing

I yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi

ini.

3. Sri Sunaringsih Ika Wardojo, SKM. MPH sebagai dosen pembimbing II, yang dengan

sabar dan kebesaran hati dalam membimbing saya untuk mewujudkan tugas akhir ini.

4. Faqih Ruhyanuddin, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp. KMB dan Nur Aini, S.Kep., Ns.,

M.Kep sebagai penguji I dan penguji II yang telah memberikan masukan dan

(20)

viii

memberikan dukungan moril dan materil bagi terselesaikanya skripsi ini.

6. Bapak Aulia Dwi Zukma, S.Kep., Ns., selaku dosen wali Program Studi Ilmu

Keperawatan 2011 khususnya kelas A yang memberikan motivasi dan bimbingan.

7. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah memberikan ilmunya.

8. Masyarakat Mulyorejo yang sudah berkenan untuk membantu menjadi responden

dalam penelitian ini.

9. Teman-teman PSIK 2010 A dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan

namanya satu-persatu, yang turut membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Mohon maaf atas segala kesalahan dan ketidaksopanan yang mungkin telah saya

perbuat. Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah kita menuju

kebaikan dan selalu menganugerahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua. Amin.

Malang, Januari 2015

(21)

ix ABSTRAK

Efektivitas Terapi Infused Water Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah 2 Jam Post Pradial Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2

Widyastuti Rahayu Utami1, Nurul Aini2, Sri Sunaringsih Ika Wardojo3

Latar Belakang: Diabetes mellitus adalah salah satu penyakit dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Penyakit ini akan meningkat jumlahnya dimasa yang akan datang sehingga perlu upaya untuk menekan terjadinya peningkatan insiden penyakit tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas terapi infused water terhadap penurunan kadar gula darah 2 jam post pradial pada penderita diabetes mellitus tipe 2.

Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah quasy experiment dengan pendekatan control group design with pretest and posttes. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Non probability sampling dengan pendekatan quota sampling. Total responden adalah 20 orang. 10 responden untuk kelompok perlakuan dan 10 reponden untuk kelompok kontrol. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 8-16 Desember 2014 di wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo. Analisis data dilakukan menggunakan uji t independen.

Hasil: Pada kelompok perlakuan sebanyak 90% responden mengalami penurunan kadar gula darah setelah mengonsumsi infused water selama 8 hari dengan rata-rata selisih penurunan kadar gula darah sebesar 105 mg/dl, sedangkan kelompok kontrol rata-rata selisih penurunan kadar gula darah sebesar 20,9 mg/dl. Hasil penelitian diperoleh nilai Sig (0.048) < α (0,05). Hal ini berarti terapi infused water efektif terhadap penurunan kadar gula darah penderita diabetes mellitus tipe 2.

Diskusi : Terapi infused water dapat digunakan sebagai salah satu intervensi keperawatan untuk mengontrol kadar gula darah penderita diabetes mellitus tipe 2 di rumah sakit maupun komunitas.

Kata Kunci: Diabetes mellitus, infused water, kadar gula darah 2 jam post pradial

1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang

2. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang

(22)

x

The Effectiveness of Infused Water Therapy to Decrease 2 Hours Post Pradial Blood Sugar Levels Among Diabetes Type 2 Patients

Widyastuti Rahayu Utami1, Nurul Aini2, Sri Sunaringsih Ika Wardojo3

Background: Diabetes mellitus is one of the degenerative diseases with characteristic hyperglycemia which occurs due to abnormal insulin secretion, insulin action or both of them. This disease will escalate in number in the future so is necessary to put more effort to suppress the escalation of this disease. The aim of this research is to determine the effectiveness treatment of infused water to decrease 2 hours post pradial blood sugar level among with diabetes type 2 patients.

Methods: The method of this research is a quasi-experimental control group design approach with pretest and posttest. The sampling technique used non-probability sampling with quota sampling approach. The total respondents are 20 people, in which divided into 10 respondents for the intervention group and 10 respondents for the control group. This study was conducted from 8 until 16 December 2014 in the working area of Mulyorejo Health Care Center. The data analysis used independent t test.

Results: In the intervention group, 90% of responden has decreased their blood sugar levels after drink infused water for 8 days with average were 105 mg/dl, whereas the

control group’s decreasing level average were 20.9 mg/dl. However, the results of this research were obtained Sig (0.048) < α (0.05). It means that the infused water therapy is an effective ways to decrease 2 hours post pradial blood sugar levels of patient with type 2 diabetes mellitus.

Discussion: Using infused water can be used as one of the nursing intervention to control blood sugar levels of type 2 diabetes mellitus patients in hospitals or community.

Keywords: Diabetes mellitus, infused water, 2 hours post pradial blood sugar levels.

1. The Student of Nursing Science Department, Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah Malang

2. Lecturer in Nursing Science Department, Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah Malang

(23)

xi

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Lembar Keaslian Tulisan... iv

Motto ... v

Lembar Persembahan ... vi

Kata Pengantar ... vii

Abstrak ... ix

Abstract ... x

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xiv

Daftar Gambar ... xv

Daftar Lampiran ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan ... 6

1.3.1 Tujuan Umum ... 6

1.3.2 Tujuan Khusus ... 6

1.4 Manfaat ... 7

1.4.1 Manfaat Teoritis ... 7

1.4.2 Manfaat Praktis ... 7

1.5 Keaslian Penelitian ... 8

1.6 Batasan Penelitian ... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13

2.1 Diabetes Mellitus ... 13

2.1.1 Pengertian Diabetes Mellitus ... 13

2.1.2 Klasifikasi Diabetes Mellitus ... 15

2.1.3 Etiologi Diabetes Mellitus ... 18

2.1.4 Manifestasi Klinis Diabetes Mellitus ... 22

2.1.5 Patofisiologi Diabetes Mellitus ... 25

2.1.6 Penatalaksanaan Diabetes Mellitus ... 26

2.1.7 Komplikasi Diabetes Mellitus ... 30

2.2 Infused Water ... 34

(24)

xii

2.2.3 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Membuat Infused

Water ... 43

2.2.4 Persiapan Membuat Infused Water ... 45

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 50

3.1 Kerangka Konsep ... 50

3.2 Hipotesis Penelitian ... 51

BAB IV METODE PENELITIAN... 52

4.1 Desain Penelitian ... 52

4.2 Populasi, Sampel, dan Sampling ... 54

4.2.1 Populasi... 54

4.2.2 Sampel ... 55

4.2.3 Sampling ... 55

4.3 Variabel Penelitian ... 55

4.3.1 Variabel Independen ... 55

4.3.2 Variabel Dependen ... 56

4.4 Definisi Operasional ... 56

4.5 Tempat Penelitian ... 57

4.6 Waktu Penelitian ... 57

4.7 Instrumen Penelitian ... 57

4.8 Prosedur Pengumpulan Data ... 58

4.8.1 Tahap Persiapan ... 58

4.8.2 Tahap Pelaksanaan ... 58

4.8.3 Tahap Pengumpulan Data ... 58

4.8.4 Tahap Pengelolaan Data ... 59

4.9 Analisis Data ... 60

4.10 Etika Penelitian ... 62

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA ... 64

5.1 Karakteristik Responden ... 64

5.2 Hasil Pengukuran Kadar Gula Darah Kadar Gula Darah 2 Jam Post Pradial Sebelum Perlakuan ... 67

5.3 Hasil Pengukuran Kadar Gula Darah Kadar Gula Darah2 Jam Post Pradial Setelah Perlakuan ... 68

5.4 Perbandingan Kadar Gula Darah Kadar Gula Darah 2 Jam Post Pradial Sebelum dan Setelah Perlakuan ... 70

(25)

xiii

BAB VI PEMBAHASAN ... 73

5.5 Karakteristik Responden ... 73

5.6 Kadar Gula Darah 2 Jam Post Pradial Sebelum Mengonsumsi Infused Water ... 79

5.7 Kadar Gula Darah 2 Jam Post Pradial Setelah Mengonsumsi Infused Water ... 80

5.8 Perbedaan Kadar Gula Darah 2 Jam Post Pradial Sebelum dan Setelah Mengonsumsi Infused Water ... 81

5.9 Keterbatasan Penelitian ... 84

5.10 Implikasi Untuk Keperawatan ... 85

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 86

7.1 Kesimpulan ... 86

7.2 Saran ... 86

Daftar Pustaka ... 89

(26)

xiv

Tabel 4.1 Pretest Posttest control group design ... 52

Tabel 4.2 Definisi Operasional Variabel ... 56

Tabel 4.3 Pengambilan Data ... 59

Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Mulyorejo Tahun 2014 ... 65

Tabel 5.2 Hasil Pengukuran Pretest Kadar Gula Darah 2 Jam Post Pradial Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Mulyorejo Tahun 2014 ... 68

Tabel 5.3 Hasil Pengukuran Posttest Kadar Gula Darah 2 Jam Post Pradial Pada Kalompok Perlakuan Di Wilayah Kerja Puskesmas Mulyorejo Tahun 2014 ... 69

Tabel 5.4 Hasil Pengukuran Posttest Kadar Gula Darah 2 Jam Post Pradial Pada Kalompok Kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Mulyorejo Tahun 2014 ... 70

Tabel 5.5 Selisih Pretest dan Posttest Kadar Gula Darah 2 Jam Post Pradial Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Mulyorejo Tahun 2014 ... 71

Tabel 5.6 Uji Normalitas Kadar Gula Darah Pretest dan Posttest ... 72

Tabel 5.7 Uji Homogenitas Kadar Gula Darah Pretest dan Posttest ... 72

(27)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Apel Infused Water ... 36

Gambar 2.2 Lemon Infused Water ... 37

Gambar 2.3 Infused Water Jeruk Nipis ... 38

Gambar 2.4 Watermelon Infused Water ... 39

Gambar 2.5 Bluberry Infused Water ... 40

Gambar 2.6 Strowberry Infused Water ... 41

Gambar 2.7 Infused Water Daun Ketumbar ... 42

Gambar 2.8 Infused Water Kayu Manis ... 43

Gambar 2.9 Botol atau Gelas Kaca Tertutup ... 46

Gambar 2.10 Pisau Stainless ... 47

Gambar 2.11 Talenan Kayu ... 48

Gambar 2.12 Baskom ... 48

Gambar 2.13 Saringan ... 49

Gambar 2.14 Gelas ... 49

Gambar 4.1 Kerangka Penelitian ... 53

Gambar 5.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Mulyorejo Tahun 2014 ... 64

Gambar 5.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Riwayat Merokok Pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Mulyorejo Tahun 2014 ... 66

Gambar 5.3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Riwayat Olahraga Pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Mulyorejo Tahun 2014 ... 66

(28)

xvi

Lampiran 1 Surat Permohonan Studi Pendahuluan dan Penelitian ... 93

Lampiran 2 Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian Di Puskesmas Mulyorejo ... 94

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Bersedia Menjadi Responden ... 95

Lampiran 4 SOP (Standar Operasional Prosedur) Pembuatan Infused Water ... 96

Lampiran 5 SOP (Standar Operasional Prosedur) Pengukuran Kadar Gula Darah ... 98

Lampiran 6 Lembar Observasi Kadar Gula darah ... 100

Lampiran 7 Lembar Observasi Menu Diet ... 101

Lampiran 8 Data Karakteristik Sampel... 102

Lampiran 9 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas ... 103

Lampiran 10 Hasil Uji Perbedaan ... 104

Lampiran 11 Lembar Konsultasi Bimbingan Skripsi ... 105

Lampiran 12 Dokumen Penelitian ... 108

(29)

xvii

DAFTAR PUSTAKA

Akmal, Mutaroh, dkk. (2010). Ensiklopedi Kesehatan. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media

Alimul Hidayat, Aziz.(2013). Metode Penelitian keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika

.(2007). Metode Penelitian keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika

Anugrah et al. (2013) Hubungan Obesitas, Aktivitas Fisik, dan Kebiasaan Merokok dengan Penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2 Pada Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. E-library STIKES Nani Hasanuddin. Vol. 1 No. 6.

Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Studi Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.

B. Valliyot, J. Sreedharan, J. Muttappallymyalil, S. Balakrishnan Valliyot. (2013). Risk Factors Of Type 2 Diabetes Mellitus In The Rural Population Of North Kerala, India: A Case Control Study. Diabetologia Croatica 42-1

Bintanah & Handarsari. (2012). Asupan Serat dengan Kadar Gula Darah, Kadar Kolesterol Total, dan Status Gizi Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Roemani Semarang. Seminar Hasil Penelitian-LPPM UNIMUS.

Corwin. (2009). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC

D’Adamo, Peter J. dan Whitney, Catherin. (2009). Diabetes : Penemuan Baru Memerangi Diabetes Melalui Diet Golongan Darah. Yogyakarta : B-first

E. Chris, Ekpenyong,. et al. (2012). Gender and Ege Specific Prevalence and Associated Risk Factor of Type 2 Diabetes Mellitus In Uyo Metropolis, South Eastern Nigeria. Diabetologia Croatika. 41-1

Elisnawati, Ambarita. (2011). Efektivitas Minum Air Putih Setiap Pagi Terhadap

Konstipasi Pada Pasien Stroke di Ruangan RA4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Karya Tulis Ilmiah Tidak Diterbitkan. Universitas Sumatera Utara. Medan : Sumatera Utara

Elmatris et al.. (2012). Efek Hidroterapi Pada Penurunan Kadar Gula Darah Sesaat (Kgds) Terhadap Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Majalah Kedokteran Andalas No.2. Vol.36. Juli-Desember

Elmatris Sy. (2012). Efek Hidroterapi Pada Penurunan Kadar Gula Darah Sesaat (KGDS) Terhadap Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2. Karya Tulis Ilmiah Tidak Diterbitkan. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Padang : Sumatera Utara.

(30)

xviii

Wilayah Kerja Puskesmas Mataram. Media Bina Ilmiah. Volume 8 No.1, Februari.

Hamad, Sa’id. (2007). Pengobatan Penyakit dengan Terapi Air. Jakarta : Aksara Qalbu.

Hu FB, Manson JE, Stampfer MJ, Colditz G, Liu S, Solomon CG, et al. (2001). Diet, Lifestyle, And The Risk Of Type 2 Diabetes Mellitus In Women. N Engl J Med; 345(11):790-7.

Indriastuti, Diah. (2008). Hubungan Antara Terapi Air Putih Dengan Penurunan Nyeri Dysmenorrhea Pada Remaja Putri di Panti Asuhan Nurul Huda Az-Zuhdi

Kelurahan Meteseh Kecamatan Tembalang XV. Karya Tulis Ilmiah Tidak Diterbitkan. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Semarang.

Istiany dan Ruslianti. (2013). Gizi Terapan. Jakarta : Rosda

Jevon, P. & Ewens, B. (2009). Pemantauan Pasien Kritis. Jakarta : Erlangga.

Kingham, Karen. (2009). Makan Oke Hidup oke dengan Diabetes. Jakarta : Elangga

Lakshinta, Nattaya. (2010). Anak Aktif Bebas Diabetes. Yogyakarta : Javalitera

Mallet, J. & Dougherty, L. (2000) eds. The Royal Marden Hospital Manual of Clinical Nursing Procedures. Blackwell Science, Oxford.

Muhammad, As’adi. (2013). Kedahsyatan Air Putih untuk Ragam Terapi Kesehatan. Yogyakarta : Diva Presss

Murtie & Yahya, (2014). Cara Asik Minum Sehat : Infused Water. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer

Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta

Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metedologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metedologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penulisan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

.(2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis (Edisi 3). Jakarta : Salemba Medika.

Pandey, Awanish et.al. (2011). Alternative Therapies Useful In The Management Of Diabetes: A Systematic Review. Bioallied Sci, J Pharm. October-December; 3(4): 504–512.

(31)

xix

Patil, Madhukar et al., Health Benefit of Lime, https://

www.organicfacts.net/health-benefits/fruit/health-benefits-of-lime.html (Diakses 22 Desember 2014)

Potter and Perry, (2005). Buku Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta : EGC

Ramaiah, Savitri. (2006). Diabetes : Cara mengetahui Diabetes dan Mendeteksinya Secara Dini. Jakarta : PT Buana Ilmu Populer.

Rahmat &Wiradimadja. (2011). Pendugaan Kadar Kolesterol Daging dan Telur

Berdasarkan Kadar Kolesterol Darah Pada Puyuh Jepang. Jurnal Ilmu Ternak. Vol. 11 No.1. 35-38, Juni

Rahmawati et al. (2011). Pola Makan dan Aktivitas Fisik dengan Kadar Glukosa Darah Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Jalan Di RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo Makassar. Media Gizi Masyarakat Indonesia, Vol.1,No.1, Agustus:52-58

Rosalina, Deasy. (2014). Infused Water : Gaya Hidup Sehat Maksimal. Klaten : CV Sahabat

Soraya, Noni. (2014). Infused Water : Minuman Alami Bervitamin dan Super Sehat. Jakarta : Penebar Plus+ (Penebar Swadaya Grup)

Subroto, M. Ahkam. (2006). Ramuan Herbal Untuk Diabetes Mellitus. Jakarta : Penebar Swadaya.

Sudarmoko, (2010). Tetap Tersenyum Melawan Diabetes, Yogyakarta : Atma Media Press.

Sujaya, I Nyoman. (2009). Pola Konsumsi Makanan Tradisional Bali sebagai Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Di Tabanan. Jurnal Skala Husada. Vol. 6 No. 1 hal: 75-81.

Suntanto. (2010). Penyakit Modern : Hipertensi, Stroke, Jantung, Kolesterol, dan Diabetes. Yogyakarta : C.V Andi Offset

Susilo dan Wulandari. (2011). Cara Jitu Mengatasi Kencing Manis (Daiabetes Mellitus). Yogyakarta : CV. Andi

Tampubolon, Lindawati Farida. (2008). Pengaruh Terapi Air Putih Terhadap Proses Defekasi Pasien Konstipasi di RSU Sembiring Delitua Deli Serdang. Karya Tulis Ilmiah Tidak Diterbitkan. Universitas Indonesia.

Tandra, Hans. (2007). Segala Sesuatu yang harus Anda Ketahui tantang Diabetes : Panduan Lengkap Mengenal dan Mengatasi Diabetes dengan Cepat dan Mudah. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

(32)

xx 22 Desember 2014)

Trisnawati et al. (2012). Faktor Risiko Kejadian Diabetes Tipe II Di Puskesmas

Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan No. 5 (1). Januari.

Utami, Prapti dan Tim Lentera. (2007). Terapi Jus Untuk Diabetes Mellitus. Jakarta : PT Agromedia Pustaka

.(2008). Tanaman Obat untuk Mengatasi Diabetes Mellitus.Jakarta : PT Agromedia Pustaka

Widharto. (2007). Kencing Manis (Diabetes). Jakarta : PT Sunda Kelapa Pustaka.

Willi C, Bodenmann P, Ghali WA, Faris PD, Cornuz J. (2004). Active Smoking And The Risk Of Type 2 Diabetes: A Systematic Review And Met-Analysis. JAMA; 298(22):2654-64.

Yeh HC, Duncan BB, Schmidt MIs, Wang NY, Brancati FL. (2010). Smoking, Smoking Cessation, And Risk For Type 2 Diabetes Mellitus. Ann Intern Med.;152(1):10-7.

Referensi

Dokumen terkait

Maka dapat disimpulkan ada hubungan antara kadar gula darah dengan tingkat depresi dan aktifitas fisik pada penderita Diabetes Mellitus di Puskesmas Gatak Sukoharjo.

Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai perbedaan kadar gula darah setelah terapi bekam basah dan pijat refleksi pada penderita

Hasil analisis pada penelitian ini menunjukan bahwa terapi senam diabet memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap penurunan kadar gula penderita diabetes melitus dibandingkan

Active Assistive Range Of Motion dilakukan untuk menurunkan dan mengontrol kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus, setelah diberikan intervensi AAROM

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keaktifan dengan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2 peserta prolanis di Puskesmas

PENGARUH SENAM DIABETES MELLITUS TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH SEWAKTU (GDS).. PESERTA PROLANIS DI PUSKESMAS

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pola makan tinggi kalori terhadap peningkatan kadar gula darah pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2 di Puskesmas Bendan

Melihat manfaat puasa yang dapat membantu menurunkan kadar gula darah bagi penderita diabetes mellitus, maka peneliti merasa perlu dilakukannya sebuah penelitian mengenai pengaruh puasa