• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Paragraf Bahasa Indonesia dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture pada MI Ziyadatul Huda Jakarta Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Paragraf Bahasa Indonesia dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture pada MI Ziyadatul Huda Jakarta Timur"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

PICTURE AND PICTURE PADA MI ZIYADATUL HUDA JAKARTA TIMUR

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Nur’aini

NIM 1811018300023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

Indonesia dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture pada MI Ziyadatul Huda Jakarta Timur”, Skripsi, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf pada siswa kelas III MI Ziyadatul Huda Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalan dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan tes. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas pembelajaran siswa. Adapun tes dilakukan setiap akhir siklus untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis paragraf melalui model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture.

Berdasarkan hasil observasi pembelajaran baik pada siklus I maupun siklus II siswa sudah mengikuti pembelajaran sesuai dengan tahapan pembelajaran yang direncanakan. Hasil tes dari pembelajaran siklus I diketahui 3 dari 14 orang siswa belum mencapai nilai KKM 60. Pada hasil pembelajaran siklus II seluruh siswa sudah mencapai nilai KKM 60. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kemampuan menulis paragraf dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture sudah meningkat.

(8)

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah pada junjungan Nabi Muhammad SAW, sebagai penyempurna akhlak mulia dan rahmatan lil alamin,

sahabat, keluarga, dan kita sebagai pengikutnya.

Selanjutnya, dalam penulisan skripsi ini banyak hambatan dan rintangan yang penulis hadapi, maka dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari adanya bimbingan, dorongan, dukungan serta doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih, kepada:

1. Nurlena Rifai, M.A.Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Fauzan, MA., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Dindin Ridwanudin, M.Pd., Dosen pembimbing yang bersedia meluangkan

waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan.

4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mendidik dan memberikan ilmu kepada penulis.

5. Kepala Madrasah Ibtidaiyah Ziyadatul Huda dan semua pihak lain yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Alm. H. Asyhari dan Almh. Ibu Arfah yang telah mengasuh, membimbing, membesarkan, mendidik dengan penuh kesabaran, dan senantiasa mencurahkan kasing sayang

(9)

Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga bantuan, bimbingan, semangat, doa dan dukungan yang diberikan pada penulis dibalas oleh Allah SWT. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Semua itu dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan yang membangun sebagai bahan perbaikan dari berbagai pihak. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Amin

Jakarta, 30 November 2014

(10)

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI UJI REFERENSI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Maslah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A.Kajian Teoritik ... 6

1. Hakikat Pembelajaran ... 6

2. Aktivitas Pembelajarn ... 6

3. Pembelajaran Menulis di SD/MI ... 7

4. Hakikat Menulis ... 7

5. Kemampuan Menulis ... 7

(11)

b. Urgensi pembelajaran Kooperatif ... 19

c. Ciri-ciri Pemelajaran Kooperatif ... 20

d. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif ... 21

e. Model Pembelajaran Picture and Picture ... 22

f. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif ... 23

g. Kelemahan Model pembelajaran Kooperatif ... 24

C.Hasil Penelitian yang Relevan ... 24

D.Hipotesis Tindakan ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

B. Metode Dan Desain Intervensi /Rancangan Siklus Penelitian .. 26

C. Subjek Penelitian ... 28

D. Peran dan posisisi peneliti dalam penelitian ... 28

E. Tahapan Intervensi Tindakan ... 28

F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan ... 30

G. Data dan Sumber Data ... 31

H. Instrument Penelitian ... 31

I. Tehknik Pengumpulan Data ... 32

J. Tehnik Pemeriksaan Kepercayaan ... 32

K. Analisis Data dan Insrumen Hasil Analisis ... 33

L. Pengembangan Perncanaan Tindakan ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Profil Madrasah ... 35

1. Gambaran umum MI Ziyadatul Huda ... 35

2. Visi, Misi Madrasah ... 35

a. Visi Madrasah ... 35

b. Misi Madrasah ... 35

(12)

5. Tenaga Pendidik dan Staf Sekolah ... 37

B.Deskripsi Data ... 37

1. Penelitian Penahuluan ... 38

2. Tindakan Pembelajaran Siklus I ... 38

a. Tahap Perencanaan ... 38

b. Tahap Pelaksanaan ... 39

c. Tahap Obervasi ... 45

1). Hasil Observasi Aktivitas Siswa... 45

2).Hasil Observasi Aktivitas Guru ... 47

3). Hasil Belajar ... 48

d. Tahap Refleksi ... 52

3. Tindakan Pembelajaran Siklus II ... 53

a. Tahap Perencanaan... 53

b. Tahap Pelaksanaan ... 54

c. Tahap Observasi ... 58

1). Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 58

2). Hasil Observasi Aktivitas Guru ... 60

3). Hasil Belajar ... 62

d. Tahap Refleksi ... 63

C. Analisis Data ... 63

D. Pembahasan Temuan Penelitian ... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 69

(13)

Tabel 4.1 Data Inventaris Sekolah ... ... 36

Tabel 4.2 Daftar Tenaga Pendidik dan Sekolah ... 37

Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktfitas Siswa pada siklus I... 45

Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktifitas Guru padasiklus I... ... 47

Tabel 4.5 Hasil Belajar siswa pada siklus I ... ... 48

Tabel 4.6 Hasil rata-rata nilai siswa pada siklus I... ... 49

Tabel 4.7 Refleksi tindakan pembelajaran siklus I... ... 52

Tabel 4.8 Hasil Obsevasi aktifitas siswa pada siklus II ... ... 59

Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktifitas Guru pada siklus II ... ... 60

Tabel 4.10 Hasil belajar siswa pada siklus II ... ... 62

Tabel 4.11 Hasil rata-rata nilai siswa pada siklus II ... ... 63

(14)

Gambar 3.1 Desain Penelitian... ... 27

Gambar 4.1 Diagram Hasil Lembar observasi Siswa... ... 50

Gambar 4.2 Kondisi siswa saat belajar pada siklus I... ... 50

Gambar 4.3 Kondisi siswa saat kerjasama kelompok... ... 51

Gambar 4.4 Kondisi siswa saat menulis paragraf siklus I... ... 52

Gambar 4.5 Kondisi siswa saat belajar pada siklus II... ... 55

(15)

2. RPP Pertemuan Ke II ... ... 78

3. RPP Pertemuan Ke III ... ... 84

4. RPP Pertemuan Ke IV ... ... 90

5. Kisi-kisi Instrumen ... ... 96

6. Lembar Observasi Siswa... ... 98

7. Lembar Observasi Guru ... ... 100

8. Hasil Penilaian Pembelajaran Siklus I ... 102

9. Hasil Penilaian Pembelajaran Siklus II ... 103

10.Ringkasan Materi ... ... 104

11.Surat Permohonan Izin Penelitian ... ... 108

12.Lembar Postest Pembelajaran Siswa ... ... 109

(16)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kepentingan bahasa bagi manusia tidak perlu diragukan lagi, Hal itu tidak saja dapat dibuktikan dengan menunjuk pemakaian bahasa dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga dapat dilihat dari banyaknya perhatian para ilmuwan dan praktisi terhadap bahasa. Bahasa sebagai objek ilmu bukan monopoli para ahli bahasa. Para ilmuwan dalam bidang lain pun menjadikan bahasa sebagai objek studi karena mereka memerlukan bahasa sekuang-kurangnya sebagai alat bantu untuk mengkomunikasikan berbagai hal.

Dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan berbahasa (berkomunikasi) sudah biasa kita lakukan, di mana pun kita berada jika kita berbahasa (berkomunikasi) selalu melakukan kegiatan berbahasa secara terpadu. Pada waktu kita berbicara misalnya, tentu ada kegiatan menyimak, pada saat menulis misalnya, tentu sebelum kita pernah mambaca sesuatu tersebut yang pada saat menulis, kita tuangkan dalam bentuk tulisan. “Kegiatan berbahasa secara terpadu ini sering tampak dalam berkomunikasi secara lisan.”1

“Selaku makhluk sosial yang memerlukan orang lain sebagai mitra berkomunikasi, manusia memang memakai dua cara berkomunikasi, yaitu secara verbal dan nonverbal. Berkomunikasi secara verbal dilakukan dengan menggunakan bahasa (lisan dan tulis) sebagai mediumnya sedang berkomunikasi secara nonverbal dilakukan dengan menggunakan medium selain bahasa (lisan dan tulis). Namun , isyarat, kode, dan bunyi misalnya tanda lalu lintas, morse, lambaian tangan, sirene, kentongan, atau terompet baru bermakna setelah “diterjemahkan” ke dalam manusia . Hal itu, menunjukkan bahwa bahasa merupakan alat

1

(17)

komunikasi terpenting bagi manusia”2.

Keterampilan menulis merupakan kegiatan yang cukup kompleks karena harus melibatkan berbagai unsur menulis sekaligus pada saat yang sama. Menulis/mengarang dapat kita pahami sebagai keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikan pikiran melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dapat dipahami tepat seperti dimaksudkan oleh penulis /pengarang.

“Menulis merupakan keterampilan berbahasa aktif. Kemampuan puncak seseorang untuk dikatakan terampil berbahasa wujudnya ialah mampu menulis. Menulis tulisan juga merupakan media untuk melestarikan dan menyebarluaskan informasi dan ilmu pengetahuan.”3

Kemampuan menulis tidak diperoleh secara alamiah tetapi melalui proses belajar mengajar. Untuk dapat menuliskan huruf sebagai lambang bunyi siswa harus berlatih dan cara memegang alat tulis serta menggerakkan tangan dengan memperhatikan apa yang harus ditulis (digambarkan). Siswa harus dilatih mengamati lambang bunyi tersebut, memahami setiap huruf sebagai lambang bunyi tertentu sampai dapat menuliskannya sampai benar. Agar bermakna, proses belajar menulis permulaan ini dilaksanakan setelah siswa mampu mengenal huruf-huruf yang diajarkan.

Dalam aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan dan keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh pembelajar bahasa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Dibandingkan dengan tiga kemampuan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur ahli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal ini disebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi tulisan. Baik unsur bahasa

2

Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta:Diksi Insan Mulya, 2003),h.1-2

3

(18)

maupun unsur isi harus terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan yang runtut dan padu.

Masih banyak masalah yang dialami baik yang dihadapi siswa maupun yang dialami guru itu sendiri dalam menerima dan menyampaikan materi tentang menulis diantaranya yaitu, guru kurang memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di madrasah, guru masih kurang menggunakan metode ataupun model pembelajaran, guru masih kurang dalam penggunaan media, siswa kurang berinteraksi baik antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, maupun siswa dengan lingkungan sekitar, siswa kurang merespon terhadap pelajaran yang disampaikan, dan hasil pembelajaran bahasa Indonesia masih di bawah KKM yaitu (60,00)

Salah satu media yang dapat digunakan untuk mendorong anak agar dapat meningkatkan hasil belajar menulis menggunakan media gambar. Peneliti berkeyakinan bahwa media gambar ini akan berhasil didasarkan pada asumsi bahwa media ini memiliki beberapa kelebihan, yakni penggunaan gambar biasanya disukai anak, penggunaan media dirasa praktis, media gambar bisa digunakan berulang-ulang, menarik, inovatif, dan hemat.

Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Paragraf Bahasa Indonesia dengan Pendekatan Pemebelajaran Kooperatif Model Picture and Picture pada MI Ziyadatul Huda Jakarta Timur.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada maka peneliti dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Guru kurang memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di sekolah. 2. Guru masih sangat kurang dalam menggunakan metode dan model

pembelajaran.

(19)

lingkungan sekitar madrasah.

4. Siswa kurang merespon pelajaran yang disampaikan oleh guru.

5. Hasil penilaian akhir pelajaran bahasa Indonesia masih dibawah KKM.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan permasalahan dalam suatu penelitian dapat berkembang menjadi masalah yang lebih luas dan kompleks maka perlu membatasi pada penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture pada kompetensi menulis paragraf pada kelas III MI.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah di atas, permasalahan yang dapat

dirumuskan: “Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

picture and picture dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf pada siswa kelas III MI Ziyadatul Huda Jakarta Timur”?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah di atas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf pada siswa kelas III MI.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan agar dapat bermanfaat bagi: 1. Siswa

“Kemampuan awal siswa dapat digali secara optimal agar siswa belajar lebih mandiri dan kreatif, khususnya ketika mereka meningkat menuju pelajaran baru.

2. Guru

(20)

3. Madrasah

(21)

BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Teoritik

1. Hakikat Pembelajaran

“Pembelajaran adalah proses yang kompleks. Pembelajaran bukan hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi suatu proses pembentukan perilaku siswa. Siswa adalah organisma yang unik, yang sedang berkembang. Siswa bukan benda mati yang dapat diatur begitu saja. Mereka memiliki minat dan bakat yang berbeda, mereka juga memiliki gaya belajar yang berbeda.”4

“Proses pembelajaran akan efektif jika memanfaatkan berbagai sarana dan prasarana yang tersedia termasuk memanfaatkan berbagai sumber belajar. Banyak hasil teknologi yang dapat digunakan oleh guru untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran.”5

2. Aktivitas Pembelajaran

Pembelajaran sekarang ini sangat mengedepankan tentang pembelajaran yang dapat melibatkan siswa aktif didalamnya, bahkan

pembelajaran yang trend saat ini dapat dikatakan istilah “Student Centre”, yaitu pembelajaran yang menghruskan siswa aktif dalam

pembelajaran itu sendiri.

Student Centre banyak dikembangkan pada lembaga atau instalasi pendidikan, sehingga banyak bermunculan model pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan yang ikut meramaikan dunia pendidikan yang ada di Indonesia.

4

Wina Sanjaya,Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Bandung:Kencana Prenada Media Group 2008) h. 31-32

5

(22)

3. Pembelajaran Menulis di SD/ MI

“Pembelajaran menulis merupakan komponen penggunaan bahasa yang harus diajarkan di SD/MI. Hal itu tersurat pada tujuan Kurikulum 2006, yang berbunyi “agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tujuan pembelajaran menulis diarahkan pada tataran penggunaan.”6

Sedangkan pada Kurikulum 2004 kompetensi menulis yang diharapkan dari siswa SD ialah “dapat menulis karangan naratif dan non naratif dengan tulisan rapi dan jelas dengan memperhatikan tujuan dan ragam pembaca, memakai ejaan dan tanda baca, dan kosa kata yang tepat dengan menggunakan kalimat tunggal dan kalimat majemuk.

4. Hakekat Menulis

Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau infomasi pada suatu media dengan menggunakan aksara. Keterampilan menulis merupakan salah satu mata kuliah yang diajarkan di perguruan tinggi (PT) khususnya program studi pendidikan bahasa dan sastra indonesia.

5. Kemampuan Menulis

“Kemampuan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kesanggupan kita dalam berusaha.”7

Kemampuan yaitu kemampuan untuk menggunakan akal, fikiran, ide, dan kreatifitas dalam mengerjakan, mengubah, atau membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehingga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut.

Menurut Isah Cahyani menulis ialah sebuah keterampilan yang individu untuk mengomunikasikan pesan yang ingin disampaikan melalui tulisan. Keterampilan tersebut berkaitan erat dengan

6

Alek dkk, Bahasa Indonesia(Jakarta: FITK PRESS 2009)h. 66

7

(23)

bagaimana sesorang mampu memilih dan menyusun pesan untuk disampaikan melalui bahasa tulis. Syafi’iemengatakan “Pesan yang ditransaksikan itu dapat berwujud ide (gagasan), kemauan, keinginan, perasaan, atau informasi”.8

Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang paling tinggi tingkat kesulitannya bagi pembelajar dibandingkan dengan ketiga keterampilan lainnya, yaitu: membaca, berbicara, dan mendengarkan.

Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan bahasa yang semakin penting untuk dikuasai. Hal ini, erat kaitan dengan pengabdian budaya industrial yang merupakan salah satu tuntutan pembangunan nasional pada masa yang akan datang.

Keterampilan menulis merupakan suatu proses yaitu proses penulisan. Hal ini berarti kegiatan menulis dilakukan melalui tahapan, yaitu perencanaan penulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi.

6. Keterampilan Menulis Paragraf a. Pengertian Paragraf

“Keterampilan menulis paragraf merupakan keterampilan yang sangat komplek, Dalam menyusun paragraf harus memperhatikan syarat-syarat dengan baik yaitu, kesatuan, kepaduan (koherensi), dan kelengkapan.”9

“Paragraf mempunyai beberapa pengertian: 1) Paragraf adalah karangan mini. Artinya semua unsur karangan yang panjang ada dalam paragraf. 2) paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat yang tersusun secara runtut, logis, dalam satu kesatuan ide yang tersusun lengkap,

8

Isah Cahyani, dkk, Kemampuan Berbahasa Inonesia di SD,(Bandung: UPI Press 2007), h. 127

9

(24)

utuh, dan padu.”10

“Paragraf adalah bagian bacaan yang mengungkapkan satu pikiran yang lengkap. Paragraf umumnya terdiri dari sejumlah kalimat, kalimat-kalimat dalam paragraf harus saling berkaitan. Apabila kalimat-kalimat tersebut belum berkaitan, maka kalimat-kalimat tersebut harus disusun terlebih dahulu.”11

Sekalipun tidak sempurna, paragraf yang terdiri satu kalimat dapat digunakan. Paragraf satu kalimat ini dapat dipakai sebagai peralihan antarparagraf, sekaligus memperbesar efek dinamika bahasa.

Lebih jauh dari itu, paragraf dapat mendinamiskan sebuah karangan sehingga menjadi lebih hidup, dinamis, dan energik sehingga pembaca menjadi penuh semangat. Artinya, paragraf mempunyai fungsi strategis dalam menjembatani gagasan penulis dan pembaca.

b. Syarat-syarat Paragraf yang Baik

Dalam menyususn paragraf yang baik, harus memperhatikan syarat yaitu kesatuan, kepaduan (koherensi), dan kelengkapan.

Kesatuan paragraf adalah unsur yang membangun sebuah paragraf. Sebuah paragraf yang baik, biasanya terdiri dari satu kalimat topik/kalimat utama/kalimat inti dan beberapa kalimat penjelas.

Syarat kedua adalah kepaduan (koherensi). Maksudnya, dalam sebuah paragraf tidak boleh ada kalimat yang tidak ada hubungannya atau menyimpang dari paragraf itu.

10

Alek dan Ahmad, Bahan Ajar Bahasa Indonesia, (Jakarta: FITK PRESS) h. 130

11

(25)

c. Macam-macam Paragraf

Dilihat dari isinya paragraf terdiri dari 5 macam, yaitu: 1. Paragraf Eksposisi

Eksposisi artinya paparan. Dengan paparan penulis menyampaikan suatu penjelasan dan informasi.Yangtermasuk jenis paragraf ini biasanaya adalah makalah, laporan, skripsi, disertasi, dan buku-buku pelajaran.

Contoh 1. Paragraf Eksposisi

Sepanjang beberapa abad, umat manusia telah

menyaksikan pasang surut peradaban. Sejarah menunjukkan

tidak ada satu pun dari peradaban yang mencapai kejayaan

itu bertahan hingga kini. Semua peradaban tersebut

mengalami kejatuhan pasca kejayaannya. Tamaknya

Heraclitos-filosof Yunani di masa klasik ada benarnya. Dia

mengatakan bahwa tidak ada yang abadi, semuanya

mengalami perubahan, dan yang abadi hanya perubahan itu

sendiri.

Namun, perubahan itu tidak semata-mata takdir yang

tidak dipahami polanya. Dengan kata lain, perubahan dari

kejayaan kepada kehancuran memiliki pola yang tidak jauh

jauh berbeda satu sama lain.

2. Paragraf Narasi

Narasi artinya cerita. Dengan cerita, penulis mengajak pembaca untuk sama-sama menikmati apa yang diceritakan tersebut. Biasanya ciri yang dominan dari cerita adalah tokoh, latar, dan tema cerita. Yang termasuk jenis karangan ini ialah roman, novel, cerpen, dan kisah.

Contoh 2 Paragraf Narasi

“Saya ingin hidup seperti manusia lain,” tutur Bahar bin Matar (64), terpidana mati perkara pembunuhan

(26)

ditemui kompas di Lembaga Pemasyarakatan Batu di Pulau

Nusakambangan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah,

Jumat(16/3)

3. Paragraf Persuasi

Persuasi artinya bujukan. Dengan persuasi, penulis mempengaruhi pembaca agar mengikuti kehendaknya. Yang termasuk jenis tulisan ini ialah iklan.

Contoh 3 Paragraf Persuasi

Bank Mandiri memberikan perhatian bagi karyawan

muda yang baru bekerja di perusahaan. Karena baru bekerja

finansial mereka belum terlalu kuat.

Untuk mereka, Bank Mandiri memberikan kemudahan berupa

fasilitas KPR Angsuran Berjenjang sehingga segera memiliki

rumah lewat kelebihan fasilitas ini. Kelebihannya adalah

keringanan angsuran hingga tiga tahun pertama

Sistem angsuran berjenjang ini bertujuan untuk membantu

cash fiow para karyawan muda di tahun-tahun pertama

mereka bekerja.

4. Paragraf Argumentasi

Argumentasi adalah jenis tulisan yang memberikan alasan (argumen) berdasarkan fakta dan data. Dengan fakta dan data, penulis berusaha meyakinkan pembaca sehingga tulisan itu diterima oleh pembacanya. Yang temasuk jenis tulisan ini ialah semua karya ilmiyah( makalah, skripsi, dan disertasi).

Contoh 4 Paragraf Argmentasi

Untuk menentukan asal-usul sebuah kata, orang harus

memperhatikan beberapa hal. Yang pertama adalah kemiripan

dan hubungan makna asal kata dengan kata yang diserap. Hal

yang kedua adalah hubungan antara satu bangsa dengan

(27)

Satu kata pada bahasa mungkin saja mirip dengan satu

kata dengan bahasa yang lain, baik bentuk maupun maknanya,

namun bukan berarti sudah pasti keduanya ada hubungan.

5. Paragraf Deskripsi

Deskripsi artinya lukisan, karangan lukisan adalah jenis karangan yang menggunakan kata-kata untuk mendeskripsikan sesuatu keadaan, peristiwa atau orang. Dengan deskripsi tersebut, penulis mengajak pembaca untuk menikmati dengan panca indra apa yang dirasakan. Ciri yang ada pada karangan ini ialah detil atau rincian yang direkam oleh panca indra penulis dinyatakan secara jelas sampai kepada hal yang sekecil-kecilnya sehingga pembaca ikut merasakan apa yang dialami oleh penulis. Yang dominan, jenis tulisan ini terdapat dalam karya sastra seperti roman, novel, dan cerpen.

Contoh Paragraf Deskripsi

Tenang. Udara menepi, Lembut – langit, pohon-pohon, dahan nangka. Ada bintang mengedip. Seribu bintang-dan ia

tiba-tiba tercelungkup, wajahnya lurus.”Lihat-lihat di Timur- jauh, Hasnah! Meskipun tak tampak, tapi dari sanalah dia

akan datang...” Kawit menunjuk, Bulan sabit. Kilauan perak

seperti celurit.

“Dia siapa?”

“Jibril. Telah kukatakan berkali-kali.”

Hasnah menongak, mengerut. Ia ingat kasan dan marni, dua

anaknya sakit panas seperti mendidih. Dan kawit menunjuk ke

langit, seperti biasa kemudian pergi.

d. Jenis dan Cara Pengembangan Paragraf 1. Jenis Paragraf

(28)

pengembang, dan paragraf penutup. Karangan atau tulisan minimal dalam bidang apa pun, hampir selalu memiliki konstruksi tiga paragraf demikian ini.

Sebuah karya ilmiah, baik populer maupun akademik yang berlaku universal itu, juga mengikuti prinsip penjenisan paragraf seperti yang disampaikan di depan itu.

a. Paragraf Pembuka

Dapat dikatakan sebagai paragraf pembuka karena tugas pokoknya memang adalah untuk membuka dan mengantarkan pembaca agar dapat memasuki paragraf pengembang yang akan dihadirkan kemudian. Sebagai pembuka atau pengantar, paragraf pembuka harus dibuat menarik atau memikat pembaca agar mereka mau meneruskan masuk ke dalam paragraf-paragraf yang selanjutnya.

b. Paragraf Pengembang

Paragraf pengembang atau paragraf isi sesungguhnya berisi inti atau esensi pokok beserta seluruh jabarannya dari sebuah karya tulis itu sendiri. Dengan paragraf pengantar, para pembaca budiman sesungguhnya dibawa dan diarahkan unruk masuk ke dalam paragraf ini.

c. Paragraf Penutup

Paragraf penutup bertugas mengakhiri sebuah tulisan atau karangan. Semua karangan pasti diakhiri dengan paragraf penutup untuk menjamin bahwa permasalahan yang dipampangkan pada awal paragraf karangan itu terjawab secara jelas, tegas, dan tuntas.

2. Pengembangan Paragraf

(29)

bisa pula mengkombinasikan beberapa model sekaligus.

a. Pengembangan Alamiah

Pengembangan paragraf yang berciri alamiah didasarkan pada fakta spasial dan kronologi. Jadi, pengembanganitu harus setia pada urutan tempat, yakni dari titik tertentu menuju titik yang tertentu pula dalam sebuah dimensi deskripsi.

b. Pengembangan Deduksi-Induksi

Pengembangan paragraf dengan model deduksi dimulai dari sesuatu gagasan yang sifatnya umum dan diikuti dengan perincian-perincian yang sifatnya khusus dan terperinci. Sebaliknya yang dimaksud dengan pengembangan paragraf model induksi adalah pengembangan yang dimulai dari hal-hal yang sifatnya khusus, mendetail, terperinci, menuju ke hal-hal yang sifatnya umum.

c. Pengembangan Analogi

Pengembangan paragraf secara analogis lazimnya dimulai dari sesuatu yang sifatnya umum, sesuatu yang banyak dikenal oleh publik, sesuatu yang banyak dipahami kebenarannya oleh orang dengan sesuatu yang masih baru, sesuatu yang belum banyak dipahami publik. Dengan cara analogi yang demikian itu diharapkan orang akan menjadi lebih mudah dalam memahami dan menangkap maksud dari sesuatu yang hendak disampaikan dalam paragraf.

d. Pengembang Klasifikasi

(30)

ditemukan.

e. Pengembangan Komperatif dan Kontrastif

Sebuah paragraf dalam karangan ilmiah juga dapat dikembangkan dengan cara diperbandingkan dimensi-dimensi kesamaannya. Kesamaan itu bisa cirinya, karakternya, tujuannya, bentuknya, dan seterusnya.

f. Pengembangan Sebab-Akibat

Sebuah paragraf dapat dikembangkan dengan model sebab-akibat atau sebaliknya sebab-akibat-sebab. Pengembangan paragraf dengan cara demikian ini juga lazim disebut sebagai pengembangan yang sifatnya rasional. Dikatakan sebagai pengembangan yang sifatnya rasional karena lazimnya orang berpikir berawal dari sebab dan bermuara pada akibat. Atau sebaliknya dapat juga pengembangn itu berangkat dari akibat terlebih dahulu, kemudian beranjak masuk pada sebab.

g. Pengembangan Klimaks-Antiklimaks

(31)

B. Model Pembelajaran

Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar secara aktif dalam mengembangkan kreativitas berpikirnya. Tujuan pokok penyelenggaraan kegiatan pembelajaran adalah membelajarkan siswa agar mampu memproses dan memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap bagi diri sendiri. Siswa diharapkan termotivasi dan senang melakukan kegiatan belajar yang menarik dan bermakna. Hal ini berarti model pembelajaran sangat penting dalam kaitannya dengan keberhasilan belajar.

Bila kita membicarakan pembelajaran, ada beberapa hal yang selalu disinggung, yaitu model, strategi, metode, pendekatan, dan teknik pembelajaran. Pengertian untuk istilah-istilah itu sering dikacaukan. Apalagi terhadap tiga istilah, yaitu pendekatan, metode, dan teknik biasanya terkacaukan. Istilah pendekatan sering dikacaukan dengan metode, misalnya kita sering mendengar orang mengemukakan istilah pendekatan komunikatif di samping istilah metode komunikatif. Sering pula pengertian metode dikacaukan dengan teknik, misalnya kita sering mendengar orang menyebutkan istilah metode diskusi di samping istilah teknik diskuasi.

Salah satu model yang saat ini populer dalam pembelajaran adalah Model Pembelajaran Picture and Picture ini merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling asah, silih asih, dan silih asuh. Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.

(32)

1. Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar.

2. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.

3. Metode secara harfiah adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, kata mengajar sendiri berarti memberi pelajaran. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, bisa terjadi satu strategi pembelajaran digunakan beberapa metode. Dengan kata lain metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi.

4. Pendekatan adalah istilah lain yang memiliki kemiripan dengan strategi pembelajaran. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru dan pendekatan yang berpusat pada siswa. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan stategi pembelajaran langsung (direct instruction) pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif.

(33)

seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu. Misalnya walaupun dua orang guru sama-sama menggunakan metode ceramah dalam situasi dan kondisi yang sama, sudah pasti mereka akan melakukannya secara berbeda-beda.

a. Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran berbasis sosial. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial. Dialog interaktif (interaktif sosial) adalah kunci dari semua kehidupan sosial. Tanpa interaksi sosial, tidak mungkin ada kehidupan bersama. Dengan kata lain kerja sama merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup.

Secara umum tanpa interaksi sosial tidak akan ada ilmu pengetahuan yang disebut piaget sebagai pengetahuan sosial. Keterampilan bertanya sangat penting sebab pembelajaran kooperatif tidak akan efektif jika peserta didik tidak mempunyai kompetensi bertanya jawab.

Tanya jawab merupakan proses transaksi gagasan atau ide intersubjektif dalam rangka membangun pengetahuan.

(34)

dan aktif dalam pembelajaran, sehingga dapat saling berinteraksi dari awal hingga akhir pembelajaran.

“Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara 4-6 orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen).”12

Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah agar hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari teman, serta dapat mengembangkan keterampilan sosial mereka.

b. Urgensi Pembelajaran Kooperatif

Perlunya pendekatan pembelajaran kooperatif didasarkan pada kenyataan sebagai berikut:

1. Siswa berbeda satu sama lain. Masing-masing memiliki latar belakang, pengalaman, gaya belajar (learning style), prestasi dan keinginan /kehendak yang khas. Guru tidak boleh menganggap kelas sebagai kumpulan siswa yang seragam. Namun, di lain pihak, guru juga tidak mungkin memperhatikan ke khasan siswa satu demi satu.

2. Belajar membutuhkan bernacam-macam konteks. Dengan bekerja bersama, tiap-tiap anggota kelompok memberi sumbangan sesuai dengan konteks yang dikenalnya masing-masing.

3. Belajar bukan hanya terjadi dalam diri seseorang secara individual tetapi lebih merupakan proses sosial antara individu dengan orang lain.

4. Hubungan saling bergantung secara sosial di antara orang-orang yang berinteraksi mempengaruhi hasil interaksi di antara

12

(35)

mereka.

5. Sebagai bagian dari kecakapan hidup (life skills). Kecakapan interpersonal siswa perlu dikembangkan dalam pembelajaran. Kerja bersama dalam kelompok kecil melatih kecakapan interpersonal dan sekaligus menjadi sarana pencapaian hasil belajar.

c. Prinsip Dasar dan Ciri - ciri Model Pembelajaran kooperatif Nur (2000) mengatakan, prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut:

1. Setiap kelompok (siswa) bertangguang jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompok.

2. Setiap kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua siswa itu adalah anggota.

3. Kelompok mempunyai tujuan yang sama.

4. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya. 5. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi. 6. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan

membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajar.

7. Setiap anggota kelompok akan diminta pertanggung jawabannya secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif yaitu,

1. Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai. 2. Kelmpok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan

(36)

3. Penghargaan lebih menekankan pada kelompok dari pada masing-masing individu.

Dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi dan komunikasi dengan tujuan agar siswa saling berbagi kemampuan, belajar berpikir kritis, saling menyampaikan pendapat, saling memberi kesempatan menyalurkan kemampuan, saling membantu dalam belajar, saling menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman yang lain. d. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Terdapat 6 (enam) langkah dalam pembelajaran kooperatif: 1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa. Guru

menyampakan tujuan pembelajaran dan mengkomunikasikan kompetensi dasar yang akan dicapai serta memotivasi siswa untuk belajar.

2. Menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau melalui bahan bacaan. 3. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar. Guru

menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelomok agar melakukan transisi secara efesien.

4. Membimbing kelompok belajar. Guru membimbing kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

5. Evaluasi. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja.

6. Memberikan penghargaan. Guru mencari cara-cara untuk menghargai upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

(37)

picture. Pembelajaran dengan menggunakan model ini menitikberatkan kepada gambar sebagai media penanaman suatu konsep tertentu. Gambar-gambar yang disajikan atau diberikan menjadi faktor utama dalam pembelajaran karena siswa akan belajar memahami suatu konsep atau fakta dengan cara mendeskripsikan dan menceritakan gambar yang diberikan berdasarkan ide/gagasannya. Dalam proses pembelajarannya penggunaan media gambar dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif, kreatif, dan menemukan sendiri dengan bantuan guru materi yang dipelajari.

e. Model Pembelajaran Picture and Picture

Model pembelajaran Picture and Picture merupkan salah satu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran Picture and Picture ini dapat digunakan dalam berbagai mata pelajaran dan tentunya dengan kemasan kreativitas guru. Sejak dipopulerkan sekitar tahun 2002, model pembelajaran ini mulai menyebar di kalangan guru di Indonesia. Dengan menggunakan model pembelajaran tertentu maka pembelajaran menjadi menyenangkan. Selama ini hanya guru sebagai aktor di depan kelas, dan seolah guru sebagai satu-satunya sumber belajar.

(38)

Model pembelajaran picture and picture merupakan sebuah model di mana guru menggunakan alat bantu atau media gambar untuk menerangkan sebuah materi atau memfasilitasi siswa untuk aktif belajar. Dengan menggunakan alat bantu atau media gambar, diharapkan siswa mampu mengikuti pelajaran dengan fokus yang baik dan dalam kondisi yang menyenangkan. Sehingga apapun pesan yang disampaikan bisa diterima dengan baik dan mampu meresap dalam hati, serta dapat diingat kembali oleh siswa. Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. Sehingga siswa yang cepat mengurutkan gambar jawaban atau soal yang benar, sebelum waktu yang ditentukan maka mereka yang mendapat poin.

Model pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar, dll. Jika dimdrasah sudah menggunakan ICT dalam menggunakan power point atau software yang lain.

f. Kelebihan Model Pembelajaran Picture And Picture:

1. Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih dahulu.

2. Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari.

3. Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh guru untuk menganalisa gambar yang ada.

(39)

5. Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung gambar yang telah dipersiapkan oleh guru

g. Kelemahan Model Pembelajaran Picture And Picture:

1. Sulit menemukan gambar yang bagus dan berkulitas yang sesuai dengan materi pelajaran.

2. Sulit menemukan gambar yang sesuai dengan daya nalar atau kompetensi siswa yang dimiliki.

3. Baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran.

4. Tidak tersedia dana khusus untuk menemukan atau mengadakan gambar yang diinginkan.

C. Penelitian yang Relevan

Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti telah menelusuri beberapa hasil penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang peneliti lakukan.

Nur’aini Saleh, 2012, dalam skripsinya, “Penerapan Pembelajaran Picture and Picture untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA kelas IV SDN 27), menyimpulkan: Bahwa pembelajaran IPA dengan model pembelajaran picture and picture berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa serta didapatkan respon yang baik dari siswa terhadap pembelajaran IPA dengan Model pembelajaran picture and picture, yaitu siswa termotivasi untuk meningkatkan prestasinya. Adapun bukti yang menunjang hasil analisis, pretes, dan t-tes diperoleh nilai rata-rata sesudah perlakuan adalah 70.76. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pembelajara IPA dengan model picture and picture terhadap hasil belajar siswa.

(40)

Hasil Belajar Siswa Kelas XI MAN Purwokerto 1 pada Mata Pelajaran Geografi menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar pada pelajaran geografi pada materi persebaran fauna di dunia dengan menggunakan metode pembelajaran picture and picture, kelas XI IPS 3 merupakan kelas yang tertinggi dalam hasil belajar, hal ini disebabkan minat belajar yang tinggi pula.

Wantoyib, 2012, dalam skripsinya, “Penerapan Model Pembelajaran

Picture and Picture Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Aqidah Akhlak pada Siswa

Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Bandar 2 Kecamatan Bandar

Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2011/ 2012”menyimpulkan : Bahwa

pembelajaran Aqidah Akhlak dengan model pembelajaran picture and picture berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa serta didapatkan respon yang baik dari siswa terhadap pembelajaran Aqidah Akhlak dengan Model pembelajaran picture and picture, yaitu siswa termotivasi untuk meningkatkan prestasinya. Dari hasil analisis didapatkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II yaitu kondisi awal dengan rata-rata 69 dan jumlah siswa yang tuntas 63%, siklus I rata-rata 73 dan jumlah siswa yang tuntas 89 %, sedangkan siklus II rata-rata 80 dan jumlah siswa yang tuntas 100 %.

D. Hipotesis Tindakan

Pemanfaatan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dalam peningkatan kemampuan menulis paragraf lebih efektif, karena sistem pembelajaran yang dilakukan sangat membantu siswa yang masih kecil atau untuk anak didik yang masih kurang dalam menulis paragraf, dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat membentuk pengalaman belajar bagi siswa.

(41)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di MI Ziyadatul Huda Pondok Kelapa Jakarta Timur.

2. Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015 sesuai dengan jadwal materi.

B. Metode Penelitian dan Rencana Siklus Peneliti

“Metode Penlitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas atau PTK, yaitu suatu tindakan penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar di kelas. Rencana tindakan pada tahap-tahap siklus dalam PTK ini dibagi dalam 4 (empat) kegiatan yaitu: 1) Perencanaan (Planning), 2) Tindakan (Acting), 3) Pengamatan (Observasi), 4) Refleksi (Reflecting). Siklus akan berhenti apabila kriteria keberhasilan telah tercapai. “Menurut Hopkins dalam wina sanjaya pelaksanaan tindakan yang dilakukan membentuk spiral yang dimulai dari merasakan adanya masalah, menyusun perencanaan, melaksanakan tindakan, melskusksn observasi dan mengadakan refleksi dan melakukan rencana ulang, melaksanakan tindakan dan seterusnya.”13Kelima tahap dari setiap siklus digambarkan sebagai berikut:

13

(42)

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Pengertian dari PTK itu sendiri menurut Prof.Suharsimi Arikunto PTK itu penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara atau aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.14

Penelitian Tindakan Kelas dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik pendidikan. Hal ini terjadi karena kegiatan tersebut dilakukan sendiri, dikelas sendiri, dengan melibatkan siswanya sendiri melalui tindakan yang direncanakan, dilaksanakan,dan dievaluasi.

Pada intinya PTK merupakan suatu penelitian yang akar permasalahannya muncul dikelas, dan dirasakan langsung oleh guru yang bersangkutan.

Dari uraian di atas dapat diartikan bahwa penelitian tindakan

14

(43)

sebagai suatu bentuk investigasi yang bersifat reflektif, partisipatif, kolaboratif, dan spiral, yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan sistem, metode kerja, proses, isi, kompetensi, dan situasi.

C. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini menjadi objek adalah siswa kelas III MI yang terdiri dari 14 siswa dengan komposisi perempuan 5 siswa dan laki laki 9 siswa.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai perancang dan pelaksana kegiatan. Peneliti membuat perencanaan kegiatan, melakuakn pengamatan, mengumpulkan dan menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian. Dalam penelitian kolaborasi pihak yang melakukan tindakan adalah guru penelitian dengan bantuan rekan sejawat sebagai kolaborasi untuk melakukan pengamatan terhadap proses berlangsung tindakan.

E. Tahapan Intervensi Penelitian

Tahap penelitian ini diawali dengan melakukan pra penelitian dan akan dilanjutkan dengan tindakan yang berupa siklus, terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, serta analisis dan refleksi. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada tindakan siklus I, penelitian akan dilanjutkan dengan tindakan pada siklus II jika data yang diperoleh memerlukan penyempurnaan akan dilanjutkan pada tindakan siklus III, dan seterusnya. Adapun uraian rencana kegiatan penelitian adalah:

1. Pra penelitian

a. Observasi keadaan kelas

(44)

metode ceramah. Kegiaan ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran membaca pemahaman siswa dengan penerapan metode ceramah.

b. Analisis dan Refleksi

Analisis dan refleksi dari kegiatan pra penelitian (pendahuluan) ini dilakukan menganalisis data yang diperoleh pada prapenelitian dan kemudian dilakukan refleksi untuk memperoleh cara yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang muncul sehingga dapat diberikan tindakan yang tepat pada tahap pelaksanaan pembelajaran nanti.

2. Siklus I

a. Tahap perencanaan

Pada tahap inipeneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau (RPP) dengan berdasarkan pada pembelajaran model picture and picture dalam kemampuan menulis paragraf dan membuat instrumen-instrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru dan siswa, lembar kerja siswa, serta soal untuk tes pada akhir siklus I.

b. Tahap pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pelaksanaan skenario dan rencana pembelajaran model picture and picture dalam kemampuan menulis paragraf yang telah dibuat sebelumnya.

c. Tahap observasi

Pada tahap observer melakukan pengamatan tentang pelaksanaan pembelajaran model picture and picture dalam kemampuan menulis paragraf dan aktivitas pembelajaran guru dan siswa selam proses pembelajaran berlangsung.

d. Tahap analisis dan refleksi

(45)

perbaikan pada tahap perencanaan siklus II. 3. Siklus II

a. Tahap perencanaan

Pada tahap peneliti membuat RPP dan instrumen-instrumen yang sama seperti pada siklus I. Pada kegiatan peneliti mempersiapkan hal-hal yang diperlukan pada saat pelaksanaan tindakan siklus II seuai dengan hasil refleksi pada siklus I.

b. Tahap pelaksanaan

Kegiaan yang dilakukan pada tahap ini adalah pelaksanaan skenario dan rencana pembelajaran model picture and picture dalam kemampuan menulis paragraf yang telah dibuat berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Dalam tahap ini, bermaksud meningkatkan proses pembelajaran yang kurang pada siklus I

c. Tahap observasi

Pada tahap ini observer melakukan pengamatan aktivitas pembelajaran siswa dan guru ketika model picture and picture diterapkan dalam pembelajaran menulis paragraf.

d. Tahap analisis dan refleksi

Pada tahap ini peneliti dan observer melakukan analisis tehadap hasil pengamatan. Obserasi untuk seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran pada siklus II. Apabila dari hasil siklus II sudah menunjukan bahwa indikator keberhasilan tercapai, maka penelitian dihentikan. Akan tetapi, apabila indikator keberhasilan belum tercapai, maka penelitian dilanjutkan ke siklus III, dengan hasil refleksi siklus II sebagai acuannya.

F. Hasil Intervensi Tindkan yang Diharapkan

(46)

mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yaitu sebesar 60

G. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan kuantitatif;

1. Data kualitatif : seperti lembar observasi, catatan lapangan, dan hasil dokumentasi.

2. Data kuantutatif : lembar tes keterampilan menulis siswa, sumber data penelitian adalah siswa dan peneliti.

H. Instrumen Penelitian

Insrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu:

1. Instrumen tes

Tes digunakan untuk mengetahui keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal keterampilan menulis paragraf dengan model picture and picture. Tes diberikan pada setiap akhir siklus.

2. Istrumen non tes a. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengumpulakan data tentang aktivitas guru dan siswa yang berhubungan dengan keterampilan menulis paragraf dengan menggunakan model

picture and picture. Peneliti berperan sebagai pelaksana selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang angat menentukan dalam Penelitian Tindakan Kelas.

b. Catatan Lapangan

(47)

c. Dokmentasi

Dokmentasi berupa foto proses pembelajaran menulis paragraf dengan penerapan model picture and picture.

Dokumentasi dibuat untuk melengkapi kejadian-kejadian penting yang terjadi didalam kelas dan sebagai data pendukung penelitian.

I. Teknik Pengumpul Data

Pengumpulan data dilakukan pada setiap aktivitas, situasi atau kejadian yang berkaitan dengan tindakan penelitian yang dilakukan berdasarkan lembar observasi, pengamatan terhadap kegiatan siswa selama pembelajaran, catatan lapangan, dan hasil tes kemampuan menulis paragraf setiap akhir siklus.

J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan

Dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi adalah memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk, atau analisis penelitian, membandingkan hasil orang lain. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang valid.

Adapun tindakan yang dilakukan adalah:

1. Menggali data dari sumber yang sama dengan menggunakan cara yang berbeda. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh informasi tentang aktivitas siswa dengan mengamati siswa, wawancara siswa, memeriksa hasil kerja dalam mengerjakan soal dan selain siswa pengambilan data bisa dilakukan oleh peneliti atau guru.

2. Menggali data dari sumber yang berbeda untuk informasi tentang hal yang sama. Untuk memperoleh informasi tentang kemampuan menulis paragraf dilakukan dengan memeriksa pekerjaan siswa dan mengdakan wawancara dengan guru.

(48)

4. Mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul K. Analisis Data dan Hasil Analisis

Proses analisis data terdiri dari hasil data saat pelaksanaan kegiatan. Data yang dilaksanakan adalah analisis catatan lapangan yang diperoleh dari observasi oleh kolabolator, peneliti, dan balikan dari siswa diperoleh dari selama observasi untuk mengetahui informasi tersebut dan hasil belajar yang berupa nilai tes setiap akhir siklus.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dimulai dari analisis terhadap aktivitas pembelajaran model picture and picture dalam pembelajaran dengan menggunakan model picture and picture. Adapun langkah pengolahan data yang terkumpul dari setiap siklus adalah:

1. Menganalisis data hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan setiap siklus dengan analisis deskriptf yaitu analisis yang hanya menggunakan paparan/ sederhana.

2. Menentukan rata-rata dari seluruh siswa yang mengikuti tes.

Tingkat keberhasilan berdasarkan skor tes yang diperoleh ditetapkan dalam nilai dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Skor siswa

Nilai = x 100

(49)

Tabel 3.1

Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa

3. Teknik Pengambilan Kesimpulan

a. Jika siswa telah mencapai nilai KKM 60 b. Jika rata-rata kelas mendapat nilai c. Jika rata-rata siswa mendapat nilai L. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Setelah penelitian ini selesai, akan terungkap tindakan-tindakan yang dilakukan dalam proses KBM untuk materi menulis paragraf dengan pemanfaatan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar bahasa Indonesia siswa. Penelitian ini akan membantu membuka pemahaman atas faktor lain yang belum diketahui. Untuk itu, masih diperlukan adanya tindakan lebih lanjut.

Nilai Siswa Kategori Prestasi

Belajar

85-100

70-84

55-69

46-54

0-45

Sangat Baik ( SB )

Baik ( B )

Cukup ( C )

Kurang ( K )

(50)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Madrasah

1. Gambaran Umum Madrasah

MI Ziyadatul Huda adalah sebuah lembaga pendidikan yang didirikan pada tahun 1981, di mana tanah tersebut adalah milik pribadi. Dengan luas tanah 1.300 m² yang diperuntukkan Yayasan Pendidikan Islam.

2. Visi dan Misi MI Ziyadatul Huda a. Visi Madrasah

“Menciptakan lulusan madrasah menjadi insan yang cerdas dan

bertaqwa”.

b. Misi Madrasah

1. Meningkatkan kualitas akademik

2. Mengembangkan penelitian untuk mendapatkan gagasan baru berorientasi pada masa depan

3. Menumbuhkan life skill

4. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berakhlak karimah

5. Menumbuhkan semangat belajar

6. Membekali siswa dengan pengetahuan agama yang kokoh, pengetahuan umum yang mapan, dan teknologi tepat guna untuk siap terjun ke masyarakat.

c. Sarana dan Fasilitas MI Ziyadatul Huda Pondok Kelapa Jakarta Timur

(51)

Tabel 4.1

Data Inventaris Sekolah

No. Nama Ruang Jumlah Keterangan

1. Ruang Kelas 6

Kurikulum yang dipergunakan ialah kurikulum Kementrian Agama (KEMENAG) dan Kementrian Pendidikan Nasional (KEMEN DIKNAS), serta muatan lokal dan pengembangan diri:

a. Muatan lokal : Tahfidz, Tadarus Al-Quran. b. Pengembangan diri : Muhadhoroh. Marawis 4. Kegiatan Ekstrakurikuler

(52)

Muhadhoroh, Paskibra, Marawis, Basket, dan Angklung 5. Pendidik dan Tenaga Kepedidikan

Tabel 4.2

Daftar Pendidik dan Tenaga Keendidikan Tahun Ajaran 2014 - 2015 9 ElieRosmawati, Am.a Guru

(53)

kemandirian dalam berlajar kurang tidak tampak. Peneliti mencoba menerapkan pembelajaran menggunakan metode kooperatif model Picture and Picture yang dapat membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran didalam kelas.

Penelitian berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis

Paragraf Bahasa Indonesia Kelas III dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture pada MI Ziyadatul Huda Jakarta Timur telah dilaksanakan. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II pada tanggal 6 September 2014 – 20 September 2014. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti pada siklus I dan siklus II menunjukkan adanya peningkatan pada aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran. Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan pada deskripsi data pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II.

1. Penelitian Pendahuluan

Sebelum kegiatan penelitian dilakukan, peneliti berkonsultasi terlebih dahulu dengan kepala madrasah sekaligus meminta izin untuk melakukan penelitian. Pada tanggal 6 September 2014 peneliti mulai melakukan observasi.

2. Tindakan Pembelajaran Siklus I

Tindakan pembelajaran siklus I merupakan tindakan awal yang sangat penting. Hal ini, dikarenakan analisis dari hasil tindakan pembelajaran ini akan dijadikan sebagai refleksi bagi peneliti pada tindakan pembelajaran selanjutnya. Kegiatan pada siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan, setiap pertemuan selama 2X35 menit (2 Jam Pelajaran). Adapun tahapan pada siklus I adalah:

a. Tahap Perencanaan

Perencanaan dalam setiap siklus disusun perencanaan pembelajaran untuk perbaikan pembelajaran.15 Dalam kegiatan tahap perencanaan ini dimulai dengan menyusun rencana

15

(54)

pelaksanaan pembelajaran (RPP) Bahasa Indonesia dengan Kompetensi Dasar (KD).

Instrumen dibuat sendiri oleh peneliti yang terdidi dari lembar observasi siswa, lembar observasi guru, dan soal tes. Perangkat lain yang perlu disiapkan adalah media pembelajaran yang dapat menunjang kelancaran palaksanaan pembelajaran yaitu model Picture and Picture.

Lembar soal tes akhir siklus I dibuat untuk mengetahui perkembangan kemampuan menulis paragraf Bahasa Indonesia siswa. Lembar observasi digunakan untuk mencatat aspek-aspek aktivitas yang terjadi di kelas baik aktivitas peneliti maupun aktivitas kelompok siswa untuk melihat tingkat keefektifan proses pembelajaran menulis paragraf dengan metode Picture and Picture.

Pada siklus I ini peneliti ingin mengetahui apakah pembelajaran dengan panggunaan metode Picture and Picture

dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf Bahasa Indonesia siswa kelas III. Sedangkan target yang ingin dicapai pada siklus I ini yaitu siswa mampu menulis paragraf dengan metode Picture And Picture.

b. Tahap Pelaksanaan

Tindakan pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam dua pertemuan dengan alokasi (2x35 menit) tiap pertemuannya. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus I dapat dilihat pada lampiran 1.

1. Pertemuan pertama ( Senin, 06 September 2014)

(55)

apersepsi. Pada pertemuan pertama ini seluruh siswa hadir yang berjumlah 14 orang. Guru mata pelajaran Bahasa Indoesia selaku guru kelas hadir sebagai observer untuk mengamati dan memberikan penilaian pada peneliti ketika proses pembelajaran berlangsung kemudian dicatat pada lembar observasi. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikanpengajaran pada pertemuan selanjutnya.

Kegiatan pembelajaran selanjutnya peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran, guru memberikan materi yang sesuai dengan topik pembelajaran, yaitu menjelaskan tentang menulis paragraf. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang telah ditentukan sebelumnya dan sudah didiskusikan dengan guru yang mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok dari 14 orang siswa, msing-masing kelompok terdiri dari 7 orang siswa. Metode pembagian kelompok peneliti menugaskan kepada siswa untuk berhitung secara urut dari 1 sampai 7, siswa yang mendapat angka yang sama bergabung menjadi satu kelompok. Jadi ketika pembagian kelompok berlangsung, tidak ada anak yang menolak untuk dikelompokan.

Setelah siswa duduk berkelompok yang telah ditentukan, siswa diberi kesempatan untuk membentuk ketua kelompoknya dan memberi nama kelompoknya masing-masing. Siswa diberi lembar soal yang berisi gambar, diharapkan siswa dapat membuat beberapa kalimat dari gambar tersebut dan menyusunnya menjadi paragraf yang baik.

(56)

kelompok siswa dari satu kelompok ke kelompok lain untuk memberikan pengarahan jika ada kelompok yang kurang mengerti dan pada saat ini peneliti dan observer melakukan observasi proses pembelajaran kelompok siswa

Sebagian besar kelompok telihat belum kompak dalam bekerja sama. Siswa yang pandai atau ketua kelompok mendominasi kegiatan diskusi, siswa yang kurang cenderung diam dan tidak mengikuti apa yang dilakukan anggota kelompok yang lain, siswa yang kurang juga terlihat segan untuk bertanya pada siswa yang pandai, sebaliknya siswa yang pandai kurang peka dengan kesulitan ynag dialaminya. Bila siswa mengalami kesulitan atau ada yang hendak di tanyakan, siswa langsung bertanya kepada guru tanpa harus mendiskusikan terlebih dahulu dengan teman kelompoknya. Lebih kurang 10 menit sebelum jam pelajaran habis sebagian besar siswa telah menyelesaikan tugas bersama kelompoknya. Lalu guru meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Karena waktu pelajaran sudah habis, guru menginformasikan kepada siswa untuk pertemuan selanjutnya dan kemudian guru mengumumkan hasil diskusi kelompok mana yang paling bagus dengan tujuan agar pertemuan selanjutnya siswa semangat dalam mengerjakan tugas kelompok dan mempresentasikannya.

(57)

Pembelajaran masih harus dilanjutkan karena baru stu kelompok yang sudah dapat dikatakan baik aktivitasnya. Sedangkan kelompok lain masih perlu lebih diperhatikan agar aktivitas pada siklus II menjadi lebih baik lagi.

Berdasarkan catatan lapangan yang dilakukan observer pada pembelajaran siklus I ini siswa cukup antusias untuk memperoleh hasil yang lebih baik, hanya saja kendalanya siswa belum terbiasa mengerjakan tugas secara kelompok. Terlihat juga disini masih ada yang hanya mengandalkan teman yang dianggap pintar untuk menyelesaikan tugas-tugas dan yang lainya hanya diam saja.

2. Pertemuan Kedua ( Rabu, 08 September 2014)

Pertemuan kedua berlangsung selama 2x35 menit (2 jam pelajaran) yang dimulai dari pukul 07.00 sampai 08.30 WIB, pokok bahasan menulis paragraf dengan memperhatikan tanda baca dan huruf kapital. Kegiatan ini diawali dengan membuka kegiatan pembelajaran dan apersepsi. Pada pertemuan kedua ini seluruh siswa hadir yang berjumlah 14 orang. Guru ata pelajaran Bahasa Indoesia selaku guru kelas hadir sebagai observer untuk mengamati dan memberikan penilaian pada peneliti ketika proses pembelajaran berlangsung kemudian dicatat pada lembar observasi. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikanpengajaran pada pertemuan selanjutnya.

(58)

Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok dari 14 orang siswa, msing-masing kelompok terdiri dari 7 orang siswa. Metode pembagian kelompok peneliti menugaskan kepada siswa untuk berhitung secara urut dari 1 sampai 7, siswa yang mendapat angka yang sama bergabung menjadi satu kelompok. Jadi ketika pembagian kelompok berlangsung, tidak ada anak yang menolak untuk dikelompokan.

Setelah siswa duduk berkelompok yang telah ditentukan, siswa diberi kesempatan untuk membentuk ketua kelompoknya dan memberi nama kelompoknya masing-masing. Siswa diberi lembar soal yang berisi gambar, diharapkan siswa dapat membuat beberapa kalimat dari gambar tersebut dan menyusunnya menjadi paragraf yang baik.

Selama siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, guru bersama observer berkeliling memantau aktivitas kelompok siswa dari satu kelompok ke kelompok lain untuk memberikan pengarahan jika ada kelompok yang kurang mengerti dan pada saat ini peneliti dan observer melakukan observasi proses pembelajaran kelompok siswa.

Gambar

gambar sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.1
Tabel 4.1 Data Inventaris Sekolah
+7

Referensi

Dokumen terkait

ERA MEDIA INFORMASI/Ir.. ERA

Model yang dilakukan menyediakan ukuran yang bervariasi dari rumah sakit yang digunakan untuk mempertahankan rantai darah untuk pasien selama situasi darurat. Data dari rumah

Analisis SWOT yang baik adalah analisis yang dapat memfasilitasi pengembangan strategi dan menjadikan pengembangan tersebut sebagai modal untuk meningkatkan kekuatan

Menurut teori dikemukakan Higgins dapat dikatakan iklim organisasi terbentuk karena adanya persepsi karyawan mengenai pengaturan karyawan, keinginan organisasi dan

Menurut Odum (1971) perairan dengan pH antara 6 – 9 merupakan perairan dengan kesuburan yang tinggi dan tergolong produktif karena memiliki kisaran pH yang dapat

Keberhasilan Indonesia sebagai negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia, bukan hanya karena faktor-faktor lingkungan (kesesuaian lahan, iklim, dan

Program “Pelatihan Spiritual Tour Guide untuk Siswa Sekolah Berorientasi Pariwisata” di SMA Karya Wisata Penarukan telah memberikan pengalaman peserta pelatihan dalam

Gejala perilaku tidak bermoral di tunjukkan oleh generasi muda kita khususnya para pelajar yaitu “mencontek” pada saat ulangan, tawuran antar pelajar, siswa yang kurang semangat dalam