• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaturan Jumlah Kalori Yang Dikonsumsi Untuk Menentukan Jadwal Kerja Karyawan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaturan Jumlah Kalori Yang Dikonsumsi Untuk Menentukan Jadwal Kerja Karyawan"

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

PENGATURAN JUMLAH KALORI YANG DIKONSUMSI UNTUK MENENTUKAN JADWAL KERJA KARYAWAN

T U G A S S A R J A N A Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

HELGA YULANDA S NIM. 060403020

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

(2)

PENGATURAN JUMLAH KALORI YANG DIKONSUMSI UNTUK MENENTUKAN JADWAL KERJA KARYAWAN

T U G A S S A R J A N A Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

HELGA YULANDA S NIM. 060403020

Disetujui oleh :

Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

( Ir.A. Jabbar M Rambe, M.Eng) (Ir. Dini Wahyuni, MT)

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan rahmat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan tugas sarjana ini dengan baik.

Laporan tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk mengikuti sidang tugas sarjana untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Penulis melaksanakan penelitian di PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk Turangie Oill Mill merupakan perusahaan industri yang bergerak dalam bidang pengolahan Fresh Fruit Bunch (FFB) atau tandan buah segar menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK). Judul penelitian yang dilaksanakan

oleh penulis yaitu “Pengaturan Jumlah Kalori Yang Dikonsumsi Untuk Menentukan Jadwal Kerja Karyawan”.

Akhir kata, penulis berharap agar laporan tugas sarjana ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Medan, Juli 2011

(4)

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis yaitu:

1. Ibu Ir.Khawarita Siregar, MT selaku Ketua Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan.

2. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT selaku sekretaris Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan.

3. Bapak Ir. Mangara Tambunan, M.Sc dan Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT selaku koordinator Tugas Akhir Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan.

4. Bapak Ir. A Jabbar M Rambe, M.Eng selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan pemikiran dalam memberikan arahan dan nasehat untuk penulis dalam menyelesaikan laporan tugas sarjana ini.

5. Ibu Ir. Dini Wahyuni, MT selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan pemikiran dalam memberikan arahan dan nasehat untuk penulis dalam menyelesaikan laporan tugas sarjana ini.

6. Bapak Prof.Dr.Ir. A Rahim Matondang.MSIE, Ibu Ir. Anizar, M.Kes, Bapak Aulia Ishak, ST.MT dan Ibu Ir. Nurhayati Sembiring, MT selaku dosen pembanding yang telah memberi masukan dalam penyempurnaan laporan tugas sarjana ini.

(5)

meluangkan waktu dalam membimbing penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik serta kepada seluruh staf dan karyawan PT.PP. London Sumatera Tbk Turangie Palm Oil Mill.

8. Orangtua penulis Bripka R. Simangunsong dan Khelfizenita, S.Pd beserta saudaraku Nining Mandasari S, Asep Hasanudin serta Intan Sarbinta S dan keponakanku Asyifah Urrahmi yang telah mendukung dalam doa, materiil juga semangat dan kasih sayangnya selama pelaksanaan Tugas Akhir dari awal hingga akhir.

9. Terkasih dan tersayang Roi Baringin Tambunan, SH di Cabang Kejaksaan Negeri Stabat Pangkalan Berandan yang telah sabar dan penuh kasih mendampingi penulis dalam menyelsaikan Tugas Akhir ini.

10.Temanku Yuda Wibowo dan teman satu tim pabrik yang lain (Alexander Pakpahan dan Hengki Ginting) yang telah bersama-sama dengan penulis dalam diskusi dan kunjungan ke perusahaan.

11.Teman-teman stambuk 2006 yang telah membantu dalam memberikan motivasi dan doa kepada penulis.

(6)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

ABSTRAK ... xvi

(7)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1 2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1 2.2. Lokasi Perusahaan... II-2 2.3. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2 2.4. Daerah Pemasaran ... II-3 2.5. Organisasi dan Manajemen ... II-4 2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... II-4 2.5.2. Pembagian Tugas dan Tanggungjawab... II-5 2.6. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-7 2.7. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya ... II-8

(8)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

3.8. Kelelahan Kerja ... III-14 3.9. Konsumsi Oksigen ... III-15 3.10. Pemulihan Energi Saat Istirahat ... III-16 3.11. Penentuan Waktu Istirahat dengan Menggunakan

Pendekatan Fisiologis ... III-18 3.12. Energi ... III-19 3.13. Gizi Kerja ... III-20

(9)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA... V-1 5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1. Data Denyut Nadi Pekerja ... V-1 5.1.2. Data Jadwal Kerja Karyawan ... V-3 5.1.3. Data Umur dan Berat Badan Pekerja ... V-4 5.1.4. Data Asupan Makanan Pekerja ... V-4 5.2. Pengolahan Data ... V-8 5.2.1. Uji Kecukupan Data ... V-8 5.2.2. Uji Keseragaman Data... V-12 5.2.3. Penilaian Beban Kerja ... V-16 5.2.4. Perhitungan Jumlah Kalori Makanan... V-18 5.2.5. Konsumsi Kalori yang Dibutuhkan Pekerja ... V-20 5.2.6. Perhitungan Energi Metabolisme Basal ... V-23 5.2.7. Waktu Istirahat yang Dibutuhkan Pekerja ... V-24

(10)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

6.3. Perbandingan Jumlah Kalori yang Dikeluarkan dengan Jumlah

Kalori yang Terkandung dalam Makanan ... VI-2 6.4. Pemecahan Masalah ... VI-3 6.4.1. Usulan Menu Makanan Pekerja ... VI-3 6.4.2. Usulan Waktu Istirahat Untuk Menentukan Jadwal Kerja

Karyawan ... VI-10

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1 7.1. Kesimpulan ... VII-1

7.2. Saran... VII-2

(11)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

(12)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.18. Perhitungan Jumlah Kalori dari Asupan Makanan Pekerja 1 ... V-18 5.19. Jumlah Kalori yang Masuk dari Makanan Pekerja 1 ... V-19 5.20. Jumlah Kalori yang Masuk dari Makanan Pekerja 2 ... V-20 5.21. Jumlah Kalori yang Masuk dari Makanan Pekerja 3 ... V-20 5.22. Konsumsi Kalori yang Dibutuhkan Pekerja 1 pada Waktu Pengamatan V-21 5.23. Konsumsi Kalori yang Dibutuhkan Pekerja 2 pada Waktu Pengamatan V-21 5.24. Konsumsi Kalori yang Dibutuhkan Pekerja 3 pada Waktu Pengamatan V-22 5.25. Jumlah Kalori yang Keluar Pada Pekerja 1 ... V-22 5.26. Jumlah Kalori yang Keluar Pada Pekerja 2 ... V-23 5.27. Jumlah Kalori yang Keluar Pada Pekerja 3 ... V-23 5.28. Waktu Istirahat yang dibutuhkan Pekerja 1 ... V-25 5.29. Waktu Istirahat yang dibutuhkan Pekerja 2 ... V-26 5.30. Waktu Istirahat yang dibutuhkan Pekerja 3 ... V-26 6.1. Hasil Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Kardiovaskular ... VI-1 6.2. Perbandingan Jumlah Kalori yang dikeluarkan dengan Jumlah

Kalori yang Terkandung dalam Makanan Pada Pekerja 1 ... VI-2 6.3. Perbandingan Jumlah Kalori yang dikeluarkan dengan Jumlah

Kalori yang Terkandung dalam Makanan Pada Pekerja 2 ... VI-3 6.4. Perbandingan Jumlah Energi yang dikeluarkan dengan Jumlah

(13)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

6.5. Usulan Menu Makanan Pekerja ... VI-4 6.6. Perbandingan Jumlah Kalori yang dikeluarkan dengan Jumlah

(14)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

(16)

ABSTRAK

Gizi kerja adalah pemberian gizi yang diterapkan kepada masyarakat pekerja dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan, efisiensi dan produktivitas kerja yang setinggi-tingginya. Sedangkan manfaat yang diharapkan dengan pemenuhan gizi kerja adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan ketahanan tubuh serta menyeimbangkan kebutuhan gizi dan kalori terhadap tuntutan tugas pekerja.

Proses penyortiran buah merupakan salah satu proses produksi dalam pembuatan Crude Palm Oil (CPO) di PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk Turangie Oill Mill. Penyortiran buah ini bertujuan untuk mengetahui mutu buah yang akan diolah berdasarkan pada jumlah buah yang membrondol. Pekerja pada bagian ini melakukan pekerjaan dalam waktu yang cukup lama sedangkan asupan kalori yang dikonsumsi pekerja dan waktu istirahat (0.5 jam diluar waktu shalat) yang ditetapkan perusahaan tidak memadai untuk pekerja. Jika keadaan ini terjadi secara terus-menerus maka pekerja akan mudah mengalami kelelahan, secara otomatis produktivitas pekerja akan menurun.

Dalam penelitian ini, metode yang dipakai dalam pengolahan data menggunakan pendekatan fisiologis untuk penentuan jadwal kerja karyawan serta analisa denyut jantung untuk menentukan kebutuhan kalori pekerja.

Penelitian ini bertujuan untuk mengatur jumlah kalori yang dibutuhkan oleh pekerja pada saat bekerja, mengklasifikasikan beban kerja, dan menentukan jadwal kerja pekerja pada bagian peyortiran buah. Untuk itu dilakukan pengumpulan data seperti: data denyut nadi, data jadwal kerja karyawan, data menu makanan, data berat badan dan umur pekerja. Setelah itu dilakukan pengolahan data yang meliputi: penilaian beban kerja, perhitungan jumlah kalori yang terkandung dalam makanan, perhitungan jumlah kalori yang dikeluarkan pekerja, dan perhitungan waktu istirahat yang dibutuhkan pekerja. Dari hasil pengolahan data didapat beban kerja dengan kategori diperlukan perbaikan terhadap seluruh pekerja yang diamati, jumlah kalori yang terkandung dalam makanan lebih kecil dibandingkan dengan jumlah kalori yang dikeluarkan pekerja saat bekerja serta waktu istirahat yang tidak mencukupi untuk masing-masing pekerja. Untuk itu, diperlukan perbaikan terhadap jadwal kerja karyawan (penambahan waktu istirahat selama 30 menit) serta penambahan menu makanan yang dikonsumsi pekerja.

Dengan adanya penambahan waktu istirahat dan makanan tambahan yang diberikan pada masing-masing pekerja, maka pekerja dapat menghilangkan kelelahan dan membantu memulihkan kondisi fisik pekerja.

(17)

ABSTRAK

Gizi kerja adalah pemberian gizi yang diterapkan kepada masyarakat pekerja dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan, efisiensi dan produktivitas kerja yang setinggi-tingginya. Sedangkan manfaat yang diharapkan dengan pemenuhan gizi kerja adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan ketahanan tubuh serta menyeimbangkan kebutuhan gizi dan kalori terhadap tuntutan tugas pekerja.

Proses penyortiran buah merupakan salah satu proses produksi dalam pembuatan Crude Palm Oil (CPO) di PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk Turangie Oill Mill. Penyortiran buah ini bertujuan untuk mengetahui mutu buah yang akan diolah berdasarkan pada jumlah buah yang membrondol. Pekerja pada bagian ini melakukan pekerjaan dalam waktu yang cukup lama sedangkan asupan kalori yang dikonsumsi pekerja dan waktu istirahat (0.5 jam diluar waktu shalat) yang ditetapkan perusahaan tidak memadai untuk pekerja. Jika keadaan ini terjadi secara terus-menerus maka pekerja akan mudah mengalami kelelahan, secara otomatis produktivitas pekerja akan menurun.

Dalam penelitian ini, metode yang dipakai dalam pengolahan data menggunakan pendekatan fisiologis untuk penentuan jadwal kerja karyawan serta analisa denyut jantung untuk menentukan kebutuhan kalori pekerja.

Penelitian ini bertujuan untuk mengatur jumlah kalori yang dibutuhkan oleh pekerja pada saat bekerja, mengklasifikasikan beban kerja, dan menentukan jadwal kerja pekerja pada bagian peyortiran buah. Untuk itu dilakukan pengumpulan data seperti: data denyut nadi, data jadwal kerja karyawan, data menu makanan, data berat badan dan umur pekerja. Setelah itu dilakukan pengolahan data yang meliputi: penilaian beban kerja, perhitungan jumlah kalori yang terkandung dalam makanan, perhitungan jumlah kalori yang dikeluarkan pekerja, dan perhitungan waktu istirahat yang dibutuhkan pekerja. Dari hasil pengolahan data didapat beban kerja dengan kategori diperlukan perbaikan terhadap seluruh pekerja yang diamati, jumlah kalori yang terkandung dalam makanan lebih kecil dibandingkan dengan jumlah kalori yang dikeluarkan pekerja saat bekerja serta waktu istirahat yang tidak mencukupi untuk masing-masing pekerja. Untuk itu, diperlukan perbaikan terhadap jadwal kerja karyawan (penambahan waktu istirahat selama 30 menit) serta penambahan menu makanan yang dikonsumsi pekerja.

Dengan adanya penambahan waktu istirahat dan makanan tambahan yang diberikan pada masing-masing pekerja, maka pekerja dapat menghilangkan kelelahan dan membantu memulihkan kondisi fisik pekerja.

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tingkat kesehatan karyawan dan kenyamanan kerja dapat mencerminkan keseriusan suatu perusahaan dalam memperhatikan kesejahteraan karyawannya. Ditinjau dari sisi ergonomi, suatu pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan itu sendiri. Lebih tepatnya energi yang dikeluarkan harus seimbang dengan energi yang dimiliki (dikonsumsi).

Gizi kerja adalah pemberian gizi yang diterapkan kepada masyarakat pekerja dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan, efisiensi dan produktivitas kerja yang setinggi-tingginya. Sedangkan manfaat yang diharapkan dengan pemenuhan gizi kerja adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan ketahanan tubuh serta menyeimbangkan kebutuhan gizi dan kalori terhadap tuntutan tugas pekerja.

(19)

PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk Turangie Oill Mill merupakan perusahaan industri yang bergerak dalam bidang pengolahan Fresh Fruit Bunch (FFB) atau tandan buah segar menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK). Pada bagian sortasi buah di pabrik ini pekerja melakukan pekerjaan dalam waktu yang sangat panjang yaitu selama 10 jam (termasuk 1 jam lembur) dengan waktu istirahat hanya 0,5 jam diluar waktu untuk melaksanakan sholat Dzuhur dan Azhar. Keadaan seperti ini akan menimbulkan kelelahan dini jika tidak disertai dengan asupan energi serta jadwal kerja yang sesuai dengan kondisi fisik pekerja. Kelelahan yang berkepanjangan yang dialami pekerja dapat mengakibatkan hal-hal yang negatif seperti: hilangnya konsentrasi pekerja dalam bekerja, pekerja cendrung merasa letih dan lemas, kecelakaan kerja dan akhirnya dapat menurunkan produktivitas kerjanya.

(20)

1.2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah jumlah asupan kalori yang dikonsumsi pekerja tidak memadai serta waktu istirahat yang diberikan pihak perusahaan tidak sebanding dengan jam kerja yang terlau panjang. Kondisi seperti ini akan menyebabkan kelelahan dini sehingga kapasitas kerja semakin menurun, untuk itu diperlukan pengaturan jumlah kalori dan waktu istirahat pendek yang dibutuhkan pekerja.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan oleh pekerja pada bagian

penyortiran buah.

2. Menentukan apakah kandungan kalori pada makanan pekerja sudah mencukupi kebutuhan kalori yang mereka butuhkan.

3. Menilai beban kerja pekerja dan mengklasifikasi beban kerja dengan membandingkan dengan beban kerja standar.

4. Menentukan jadwal kerja pekerja pada bagian penyortiran buah.

1.4. Batasan Masalah dan Asumsi

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(21)

2. Penilaian asupan energi adalah dari makanan yang dikonsumsi pekerja setiap harinya.

3. Metode penentuan kebutuhan kalori menggunakan analisa denyut jantung sebagai penentu berat atau ringannya faal kerja.

4. Penentuan jadwal kerja karyawan menggunakan pendekatan fisiologis berdasarkan persamaan Murrel.

Sedangkan asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Pekerja yang diamati bekerja dalam kondisi normal serta sehat jasmani dan rohani.

2. Pekerja tidak berada dalam tekanan, serta menguasai prosedur pekerjaannya. 3. Mekanisme dan aktivitas setiap stasiun kerja berjalan normal.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Perusahaan

Hasil dari penelitian dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menganalisa penggunaan “energi kerja” dan peningkatan kesehatan kerja serta untuk pengaturan jadwal kerja dan periode istirahat pekerja.

2. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan pengalaman dalam menerapkan teori yang didapat di perguruan tinggi ke dalam lingkungan industri secara nyata dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

(22)

Penelitian bermanfaat sebagai tambahan referensi yang dapat memperkaya laporan-laporan penelitian Teknik Industri serta dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

1.6. Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika penulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan. Adapun sistematika penulisan adalah sebagai berikut :

Pada Bab I: Pendahuluan, diuraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan dan asumsi penelitian serta sistematika penulisan tugas akhir.

Pada Bab II: Gambaran Umum Perusahaan, dijelaskan tentang sejarah dan gambaran umum perusahaan, organisasi dan manajemen serta proses produksi yang berlangsung.

Pada Bab III: Landasan Teori, memuat penjelasan tentang konsep dan dasar untuk memecahkan masalah penelitian dan pedoman untuk pembahasan masalah, antara lain konsep ergonomi, beban kerja, perhitungan konsumsi kalori, perhitungan kalori yang dibutuhkan pekerja dan penentuan waktu istirahat dengan menggunakan metode pendekatan fisiologis.

(23)

Pada Bab V: Pengumpulan dan Pengolahan Data, memuat data penelitian meliputi: denyut nadi, asupan makanan, berat badan dan umur, sedangkan pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode fisiologis.

Pada Bab VI: Analisis Pemecahan Masalah, memuat analisa terhadap hasil pengolahan data dan pemecahan dilakukan terhadap masalah yang dikaji.

(24)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia, Tbk adalah salah satu perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) oleh Horrison Crosfield Ltd. England yang didirikan pada tahun 1844 di London Inggris yang merupakan salah satu perusahaan yang menjalankan bermacam-macam usaha, antara lain perkebunan, perdagangan umum internasional, dan lain-lain.

Semula perusahaan ini tersebar di dunia, di Indonesia perusahaan ini hanya beroperasi dibidang perkebunan saja. Harrison dan Crossfield mulai beroperasi sejak tahun 1906 dan pada tanggal 1 Maret 1907 didirikan PT. PP. London Sumatera Indonesia Harrison dan Crossfield (H&C) yang memiliki dua perkebunan yaitu : Bagerpang dan Tanjung Rubber (United Serdang – Sumatera) yang bergerak dibidang rubber (karet).

Pada tahun 1911 dibuka pula perkebunan teh dan karet di Kertasari dan Terbasala (Jawa Barat dan Jawa Timur). Pada tahun yang sama dibangun kantor pusat PT. PP. London Sumatera Indonesia yang berkedudukan di Jalan Jenderal Ahmad Yani No.02 Medan. Pada tanggal 1 Juli 1994 sampai sekarang perusahaan telah berubah nama menjadi PT. PP. London Sumatera Indonesia Indonesia, Tbk.

(25)

Pabrik kelapa sawit di Turangie Estate ini didirikan pada tahun 1989 dengan kapasitas pabrik 45 ton/jam.

2.2. Lokasi Perusahaan

PT. PP. London Sumatera Indonesia, Tbk. Turangie Palm Oil Mill berada di Kecamatan Salapian, Kabupaten Langkat Sumatera Utara dengan jarak ± 63 km dari kota Medan. PT. PP. London Sumatera berpusat di Gedung WTC Jakarta, memiliki 24 unit kebun yang tersebar di Indonesia.

Adapun batas-batas dari perkebunan Turangie Estate adalah sebagai berikut :

1. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bahorok. 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kuala. 3. Sebelah Utara berbatasan dengan Pulau Rambung. 4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Marike.

2.3. Ruang Lingkup Bidang Usaha

(26)

2.4. Daerah Pemasaran

Pemasaran hasil produksi PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk Turangie Palm Oill Mill (TOM) diatur oleh kantor direksi PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk yang berada di kota Medan. Pemasaran hasil produksi dilakukan baik di dalam maupun ke luar negeri.

Pemasaran dalam negeri, konsumen lokalnya merupakan perusahaan- perusahaan yang mengolah lebih lanjut minyak mentah hasil pengolahan Tandan buah segar. CPO yang dihasilkan oleh Turangie Palm Oil Mill (TOM) akan dipasarkan di dalam negeri dan ekspor ke luar negeri, sedangkan palm kernel hanya dipasarkan di dalam negeri.

Adapun perusahaan yang bekerja sama dengan PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk, Turangie Palm Oill Mill dalam pembelian Crude Palm Oil (CPO),yaitu:

a. PT. MUSIM MAS b. PT. PALMINDO c. PT. SMA

d. PT. SINAR MAS GROUP e. PT. MULTI NABATI ASAHAN f. PT. GUNUNG MELAYU

g. PT. SALIM IVOMAS PRATAMA

(27)

a. PT. MUSIM MAS

b. PT. MULTI NABATI ASAHAN c. PT. SINARMAS GROUP

d. PT. AGRO

Selain melayani penjualan dalam negeri, PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk, Turangie Palm Oill Mill juga mengadakan penjualan produk CPO dan Kernel ke luar negeri (eksport) dengan menggunakan :

a. Belawan Bulking Tank / SIP Bulking Tank b. Sei Lais Bulking Tank

c. Jambi Bulking Tank

2.5. Organisasi dan Manajemen 2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan gambaran skematis tentang hubungan-hubungan dan kerjasama diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuan. Suatu perusahaan haruslah memiliki struktur organisasi agar setiap karyawannya dapat bertanggung jawab atas pekerjaannya yang telah tertera dalam pembagian tugas dan tanggung jawab dalam struktur organisasi tersebut. Adanya struktur organisasi dan uraian tugas yang telah ditetapkan akan menciptakan suasana kerja yang baik dan tidak terjadi kekacauan akibat kesalahan dalam pemberian perintah dan tanggung jawab.

(28)

dengan jelas, terperinci dan mudah dimengerti, sehingga setiap karyawan dapat mengetahui kepada siapa dan bagaimana harus melaporkan aktifitas pekerjaannya. Atau apabila ada masalah yang belum pernah dihadapi sebelumnya harus dapat dengan cepat dan tepat melaporkan kepada pekerja yang berwenang.

Dalam mencapai tujuannya PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk. menetapkan struktur organisasi fungsional, dimana wewenang dari puncak pimpinan dilimpahkan kepada kesatuan organisasi dibawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu.

Pimpinan pada setiap bidang kerja atau setiap departemen berhak menerima (memberi tanggung jawab dan tugas) kepada semua pelaksana yang menyangkut bidang kerja atau departemennya, dan tiap-tiap satuan pelaksana kebawah memiliki wewenang dalam semua bidang kerja. Pimpinan tertinggi di bantu oleh biro personalia dan satuan pengawasan intern.

Turangie POM merupakan salah satu cabang dari PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk. yang berpusat di Medan. Kendali operasi dilaksanakan dari pusat dan dewan direksi yang berkedudukan di Medan – Sumatera Utara.

Struktur organisasi PT. PP. London Sumatera Tbk. Turangi POM tertera pada Gambar 2.1.

2.5.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

(29)

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Turangie Palm Oil Mill

Mill

Manager

Shift Coordinator Maintenance

Engineer

Shift Engineer

Head Of Laboratory Maintenance

Foreman

Labours

Daily Workers Foreman SMK3

EMS RSPO

Daily Workers Office

Shift Engineer

Processsing Foreman

Processsing Foreman

Labours Labours

(30)

2.6. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

Tenaga kerja yang digunakan dalam menjalankan seluruh aktifitas kerja baik office maupun factory di PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk adalah warga negara Indonesia yang diangkat untuk menduduki jabatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan mematuhi peraturan yang berlaku di perusahaan.

Tenaga kerja yang ada di Turangie Palm Oil Mill ini terbagi atas: 1. Mill Manager 1 orang

2. C.O. Engineer 1 orang 3. Maintenance Engineer 1 orang 4. Shift Engineer 2 orang 5. Processing Foreman 2 orang 6. Maintenance Foreman 1 orang 7. Head Of Laboratory 1 orang 8. Daily Workers Foreman 1 orang

9. Labours 139 orang

(31)

2.7. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

Pihak manajemen PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk Turangie POM selalu melakukan peninjauan berkala terhadap para pekerjanya yang dilakukan setiap awal tahun. Pemberian gaji ini disesuaikan dengan peraturan pemerintah dan peraturan perusahaan. Besarnya kenaikan gaji ini didasarkan atas:

a. Prestasi kerja

b. Tanggung jawab terhadap pekerjaan

c. Sikap pekerja dalam hubungannya dengan atasan atau sesama karyawan. 1. Upah / Gaji bulanan

Upah ini diberikan kepada tenaga kerja pada hari pertama setiap bulan sesuai dengan jabatan dan jenis pekerjaannya masing-masing. Sistem pengupahannya berupa harian dan bulanan.

2. Upah lembur

Upah lembur diberikan kepada tenaga kerja yang melebihi jam kerja dinas. Pembayaran upah lembur akan dibayar apabila kerja dilakukan atas izin perusahaan dan dibuktikan dengan catatan kehadiran.

Selain itu kesejahteraan umum bagi pegawai dan karyawan pabrik juga diperhatikan. Adapun fasilitas yang disediakan oleh PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk Turangie POM untuk para karyawannya adalah sebagai berikut: 1.Perumahan bagi staff, karyawan dan keluarganya, yang berada di lokasi

perkebunan sekitar.

(32)

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Definisi Ergonomi

Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala aktivitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik (Tarwaka, dkk, 2004 : 6).

Menurut Eko Nurmianto (1996 : 1), definisi ergonomi adalah studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anantomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain/perancangan serta evaluasi dari sebuah produk.

(33)

3.2. Tujuan Ergonomi

Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi menurut Tarwaka, dkk (2004 : 7) adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.

2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.

3. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas hidup yang tinggi.

3.3. Konsep Keseimbangan Dalam Ergonomi1

Ergonomi merupakan suatu ilmu, seni dan teknologi yang berupaya untuk menyerasikan alat, cara dan lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan dan segala keterbatasan manusia, sehingga manusia dapat berkarya secara optimal tanpa pengaruh buruk dari pekerjaannya. Dari sudut pandang ergonomi, antara tuntutan tugas dengan kapasitas kerja harus selalu dalam garis keseimbangan sehingga dicapai performansi kerja yang tinggi. Dalam kata lain, tuntutan tugas tidak boleh terlalu rendah (underload) dan juga tidak boleh terlalu berlebihan 1

Tarwaka, dkk. 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktifitas. UNIBA Press. Hal 7- 9.

(34)
[image:34.595.118.508.196.404.2]

(overload). Karena keduanya, baik underload maupun overload akan menyebabkan stress. Konsep keseimbangan antara kapasitas kerja dengan tuntutan tugas tersebut dapat diilustrasikan pada Gambar 3.1 berikut.

Gambar 3.1 Konsep Dasar Keseimbangan dalam Ergonomi (Sumber: Manuaba, 2000 dalam Tarwaka, dkk 2004 : 8)

a. Kemampuan Kerja (Work Capacity) Kemampuan seseorang sangat ditentukan oleh:

1. Personal Capacity (Karakteristik Pribadi); meliputi faktor usia, jenis kelamin, antropometri, pendidikan, pengalaman, status sosial, agama dan kepercayaan.

2. Physicological Capacity (Kemampuan Fisiologis); meliputi kemampuan dan daya tahan cardio-vaskuler, syaraf otot, panca indera.

(35)

b. Tuntutan Tugas (Task Demand) Tuntutan tugas pekerjaan /aktivitas tergantung pada:

1. Task and Material Characteristic (Karakteristik tugas dan Material): ditentukan oleh karakteristik peralatan dan mesin, tipe, kecepatan dan irama kerja.

2. Organization Characteristic: berhubungan dengan jam kerja dan jam istirahat, shift kerja, cuti dan libur, manajemen.

3. Environmental Characteristic: berkaitan dengan teman setugas, kondisi lingkungan kerja fisik, norma, adat kebiasaan dan sosial-budaya.

c. Performansi (Performance) Permormansi atau tampilan seseorang sangat tergantung kepada rasio besarnya tuntutan tugas dengan besarnya kemampuan yang bersangkutan. Dengan demikian, apabila:

1. Bila rasio tuntutan tugas (Task Demand) lebih besar dari pada Kapasitas kerja (Work Capacity), maka hasil akhirnya berupa: ketidaknyamanan overstress, kelelahan, kecelakaan, cidera, rasa sakit dan tidak produktif. 2. Bila rasio tuntutan tugas (Task Demand) lebih rendah dari pada Kapasitas

kerja (Work Capacity), maka hasil akhirnya berupa: undertress, kebosanan, kejemuan, kelesuan, sakit dan tidak produktif.

(36)

3.4. Kerja Fisik dan Aktivitas Kerja Manusia2

Sebagaimana diketahui secara umum, kerja manusia ada yang bersifat mental dan ada yang bersifat fisik, dan masing-masingnya mempunyai tingkat intensitas yang berbeda-beda. Tingkat intensitas yang terlalu tinggi memungkinkan pemakaian tenaga yang berlebihan, dan sebaliknya tingkat

Secara umum yang dimaksud dengan kerja fisik (physical work) adalah kerja yang memerlukan energi fisik otot manusia sebagai sumber tenaganya (power), kerja fisik seringkali juga disebut sebagai manual operation dimana performance kerja sepenuhnya akan tergantung manusia baik yang berfungsi

sebagai sumber tenaga (power) maupun pengendali kerja (control). Kerja fisik, seringkali dikonotasikan sebagai kerja berat ataupun kerja kasar, dapat dirumuskan sebagai kegiatan yang memerlukan usaha fisik manusia yang kuat selama periode kerja berlangsung. Dalam hal kerja fisik ini maka konsumsi energi (energi consumption) merupakan faktor utama dan tolok ukur yang dipakai sebagai penentu berat ringannya kerja fisik tersebut.

Untuk menentukan berat ringannya aktivitas kerja manusia perlu dilakukan pengukuran aktivitas kerja fisik yaitu mengukur berapa besarnya tenaga kerja yang dibutuhkan oleh seorang pekerja untuk melaksanakan pekerjaannya.

Dalam pencarian metode pengukuran mengenai keseluruhan kegiatan yang dialami pekerja selama pelaksanaannya dan penyebaran informasi-informasinya ke dalam bentuk angka-angka, diperlukan pendekatan secara ilmiah dan secara teknik.

2

(37)

intensitas yang terlampau rendah memungkinkan timbulnya rasa jenuh dan bosan. Pada tingkat intensitas yang optimum ada di antara kedua batas ekstrim tersebut dan tentunya tidak sama untuk setiap individu. Berdasarkan perbedaan tingkat intensitas tersebut, usaha-usaha ergonomi harus diarahkan pada pencapaian tingkat intensitas yang optimum ini.

(38)

Volume oksigen yang dibutuhkan selama bekerja dipakai sebagai dasar menentukan jumlah kalori yang diperlukan selama kerja atas dasar persamaan satu liter oksigen = 4,7 – 5,0 kkal/menit. Volume oksigen yang digunakan tersebut dihitung dengan cara mengukur udara ekspirasi dan kemudian kadar oksigennya ditentukan dengan teknik sampling. Dengan mengetahui temperatur dan tekanan udara, maka volume oksigen yang digunakan akan dapat diketahui. Pengukuran berdasarkan kecepatan denyut jantung akan mudah dilakukan tetapi pengukuran ini kurang tepat dibandingkan dengan konsumsi oksigen karena lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor individu, seperti emosi, kondisi fisik, kelamin, dan lain-lain. Sehubungan dengan pekerjaannya sendiri, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi besarnya pengeluaran tenaga selama bekerja, diantaranya cara melaksanakan kerjanya, kecepatan kerjanya, sikap pekerja, kondisi lingkungan, dan lain-lain.

(39)

harinya untuk kebutuhan kerja internal tubuh dan kebutuhan sehari-hari seperti kegiatan di rumah, di perjalanan dan sebagainya. Ini berarti energi yang tersisa untuk bekerja hanya 2400 kkal, bila dimasukkan kalorinya 4800 kkal. Bila pekerjaannya menghabiskan lebih dari ini, keadaannya akan bertambah buruk bila masukan kalorinya kurang dari 4800 kkal. Karena itu, tiga hal yang harus diperhatikan dalam merancang sistem kerja, yaitu :

1. Sistem kerjanya tidak membutuhkan energi tubuh lebih dari 2400 kkal.

2. Bila harus melebihinya, mesti ada makanan tambahan yang diberikan pada pekerja.

3. Walaupun tidak melebihi 2400 kkal, untuk berapapun energi kerja yang diperlukan hendaknya diperhatikan masukan kalori sehari-hari pekerja, agar kebutuhan 2400 kkal untuk aktivitas kerja tetap terpenuhi secara minimal.

3.5. Beban Kerja3

Beban kerja adalah banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Secara ergonomis fisiologis ada 3 jenis beban kerja, yaitu pertama, beban kerja fisik energetis yaitu beban kerja yang ditimbulkan oleh kerja fisik atau otot, beban kerja fisik energetis dibedakan menjadi beban kerja statis dan beban kerja dinamis. Kedua, beban kerja perseptif yaitu beban kerja yang ditimbulkan oleh kerja mental (otak) dan kerja panca

3

(40)

indera terutama penglihatan dan pendengaran, keterlibatan kontraksi otot dan dengan sendirinya sumber energi atau kolor yang mendukungnya relatif kecil. Ketiga, beban kerja biomekanik yaitu beban kerja yang disebabkan terutama oleh kerja statis dan kerja dinamis yang berhubungan dengan sikap (posisi) tubuh atau bagian tubuh serta berat badan pada waktu kerja yang kurang tepat.

Faktor yang mempengaruhi beban kerja antara lain:

a. Jenis kelamin, laki-laki lebih kuat dibandingkan wanita karena ukuran otot lebih besar.

b. Usia, usia yang lebih muda tentu memiliki tenaga yang lebih banyak dibandingkan dengan usia yang lebih tua.

c. Kondisi tubuh, seseorang yang kondisi fisiknya pulih dari penyakit maka tenaganya jauh berbeda, begitu juga dengan wanita hamil.

d. Kegiatan atau aktifitas pekerjaan, semakin besar otot yang digunakan maka semakin banyak kerja, maka semakin lama akan mempengaruhi beban kerja selanjutnya.

(41)

3.6. Penilaian Beban Kerja Fisik4

60 10

x n Perhitunga Waktu

Denyut

Metode penilaian beban kerja tidak langsung adalah dengan menghitung denyut nadi selama bekerja. Pengukuran denyut jantung selama bekerja merupakan suatu metode untuk menilai cardiovasculair strain dengan metode 10 denyut (Kilbon, 1992) dimana dengan metode ini dapat dihitung denyut nadi kerja sebagai berikut:

Denyut Nadi (Denyut/Menit) =

Penggunaan nadi kerja untuk menilai berat ringannya beban kerja mempunyai beberapa keuntungan, selain mudah, cepat, efisien dan murah juga tidak diperlukan peralatan yang mahal serta hasilnya pun cukup reliabel dan tidak menganggu ataupun menyakiti orang yang diperiksa.

Denyut nadi untuk mengestimasi indek beban kerja fisik terdiri dari beberapa jenis yaitu:

1. Denyut Nadi Istirahat (DNI) adalah rerata denyut nadi sebelum pekerjaan dimulai.

2. Denyut Nadi Kerja (DNK) adalah rerata denyut nadi selama bekerja.

3. Nadi Kerja (NK) adalah selisih antara denyut nadi istirahat dengan denyut nadi kerja.

Peningkatan denyut nadi mempunyai peranan yang sangat penting didalam peningkatan cardiat output dari istirahat sampai kerja maksimum. Peningkatan

4

(42)

yang potensial dalam denyut nadi dari istirahat sampai kerja maksimum oleh Rodahl (1989) dalam Tarwaka, dkk (2004:101) didefinisikan sebagai Heart Rate Reverse (HR Reverse) yang diekspresikan dalam presentase yang dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut.

% HR Reverse = x100

DNI DN

DNI DNK

Max− −

Denyut Nadi Maksimum (DNMax) adalah:

(220 – umur) untuk laki-laki dan (200 – umur) untuk perempuan

Lebih lanjut untuk menentukan klasifikasi beban kerja bedasarkan peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi maksimum karena beban kardiovaskuler (cardiovasculair load = % CVL) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.

% CVL =

DNI DN

DNI DNK x

Max− −

100

Dari hasil perhitungan % CVL tersebut kemudian di bandingkan dengan klasifikasi yang telah ditetapkan sebagai berikut:

Tabel 3.1. Klasifikasi Beban Kerja Berdasar % CVL

% CVL % CVL

< 30 % Tidak terjadi kelelahan 30 % - < 60 % Diperlukan Perbaikan 60 % - < 80 % Kerja dalam waktu singkat 80 % - < 100 % Diperlukan tindakan segera

> 100 % Tidak diperbolehkan beraktivitas

(43)

menghentikan pekerjaan, karena pengukuran dilakukan setelah subjek berhenti bekerja. Denyut nadi pemulihan (P) dihitung pada akhir 30 detik menit pertama, kedua dan ketiga (P1, P2, P3). Rerata dari ketiga nilai tersebut dihubungkan dengan total cardiac cost dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jika P1 – P3 ≥ 10 atau P1, P2, P3 seluruhnya < 90, nadi pemulihan normal. 2. Jika rerata P1 yang tercatat ≤ 110, dan P1 – P3 ≥ 10, maka beban kerja tidak

berlebihan (not excessive).

3. Jika P1 – P3 < 10 dan Jika P3 > 90, perlu redesaian pekerjaan.

Laju pemulihan denyut nadi dipengaruhi oleh nilai absolue denyut nadi pada ketergantungan pekerjaan (the interruption of work), tingkat kebugaran (individual fitness) dan pemaparan lingkungan panas. Jika pemulihan nadi tidak segera tercapai maka diperlukan redesain pekerjaan untuk mengurangi tekanan fisik. Redesain tersebut dapat berupa variabel tunggal maupun variabel keseluruhan dari variabel bebas task (tugas), organisasi kerja dan lingkungan kerja yang menyebabkan beban kerja tambahan.

3.7. Proses Metabolisme5

Proses metabolisme yang terjadi dalam tubuh manusia merupakan phase yang paling penting sebagai penghasil energi yang diperlukan untuk kerja fisik. Proses metabolisme ini bisa dianalogikan dengan proses pembakaran yang dijumpai dalam mesin motor bakar (combustion engine). Lewat proses metabolisme akan dihasilkan panas dan energi yang diperlukan untuk kerja fisik

5

(44)

(mekanis) lewat sistem otot manusia. Disini zat-zat makanan akan bersenyawa dengan O2 (oxygen) yang dihirup, terbakar dan menimbulkan panas serta energi mekanik.

Dalam literatur Ergonomi, besarnya energi yang dihasilkan/dikonsumsikan akan dinyatakan dalam unit satuan “kilo kalori atau Kkal” atau “Kilo Joules (KJ)”

1 Kilokalori (Kkal) = 4,2 KiloJoule (KJ)

Nilai konversi di atas akan dapat berguna bilamana nilai konsumsi energi diberikan dalam unit satuan “watt” (1 watt = 1 joule/detik)

Selanjutnya dalam fisiologi kerja, energi yang dikonsumsikan seringkali bisa diukur secara langsung yaitu melalui konsumsi O2 (oxygen) yang dihisap. Dalam hal ini konversi bisa dinyatakan sebagai berikut:

1 liter O2 = 4,8 Kkal = 20 KJ

Untuk mengetahui besar kerja fisik adalah dengan membandingkan konsumsi oksigen dengan laju detak nadi/jantung, dapat dinyatakan sebagai berikut:

1. Operator laki-laki yang melakukan aktivitas manual fisik dengan pulsa 75 denyut/menit akan ekuivalen dengan konsumsi oksigen 0,5 liter/menit atau sepadan dengan pengeluaran energi 2,5 Kkal/menit. Perlu dicatat bahwa pulsa denyut jantung wanita umumnya akan berdenyut lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki (sekitar 10 denyut/menit lebih tinggi)

(45)

ekuivalen dengan konsumsi oksigen sebesar 250 ml/menit atau sepadan dengan pengeluaran energi sebesar 1,25 Kkal/menit.

Pengukuran detak jantung sangat sensitif terhadap temperatur dan tekanan emosi manusia, disisi lain pengukuran konsumsi oksigen pada dasarnya tidak banyak dipengaruhi oleh perbedaan karakteristik individu yang akan diukur.

[image:45.595.141.488.389.573.2]

Dari banyak penelitian yang dilakukan ternyata indeks paling berpengaruh terhadap Angka Metabolisme Basal (AMB) adalah berat badan dan umur. Dengan menggunakan rumus regresi linier, FAO/WHO/UNU/1985 telah mengeluarkan rumus untuk menaksir nilai AMB dari berat badan, dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Rumus untuk Menentukan Nilai Metabolisme Basal (AMB) Kelompok Umur

(Tahun)

BMR (kkal/hari)

Pria Wanita

0-3 60,9 B + 54 61,0 B + 51

3-10 22,7 B + 495 22,5 B + 499 10-18 17,5 B + 651 12,2 B + 746 18-30 15,3 B + 679 14,7 B + 496 30-60 11,6 B + 879 8,7 B + 829

≥ 60 13,5 B + 487 10,5 B + 596

Keterangan : B = Berat Badan (kg)

Sumber : FAO / WHO/ UNU, Energi and protein Requirements 1985.

3.8. Kelelahan Kerja6

Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Istilah kelelahan biasanya menunjukkan kondisi yang berbeda-beda dari setiap

6

(46)

individu, tetapi semuanya bermuara kepada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh. Kelelahan otot merupakan tremor pada otot atau perasaan nyeri pada otot, sedangkan kelelahan umum ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja yang disebabkan oleh monotoni (pekerjaan yang sifatnya monoton), intensitas dan lamanya kerja fisik, keadaan lingkungan, kondisi mental dan psikologis, status kesehatan, dan gizi (Grandjean, 1993).

Pada kelelahan umum (general fatigue), gejala utama kelelahan umum adalah suatu perasaan letih yang luar biasa. Semua aktivitas menjadi terganggu dan terhambat karena munculnya gejala kelelahan tersebut. Tidak adanya gairah untuk bekerja baik secara fisik maupun psikis, segalanya terasa berat dan merasa mengantuk.

3.9. Konsumsi Oksigen7

Jika 1 liter oksigen dikonsumsikan oleh tubuh, maka tubuh akan mendapatkan energi dari oksigen sebesar 4,8 Kkal. Pengertian 1 Kkal adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan 1 liter air dari tubuh 14,5 0C. Pada orang yang bekerja berat menurut Astrand yang dikutip Eko Nurmianto (1998) bahwa kerja berat akan menyebabkan kekurangan oksigen (oxygen debt) setelah 5 menit aktivitas berlangsung. Jika bekerja terus –menerus, maka terjadi akumulasi oxygen debt yang selanjutnya terjadi metabolisme aneorobik. Akumulasi kekurangan oksigen karena digunakan selama kerja akan diterima

7

(47)

(dipulihkan kembali) ketika beristirahat yang selanjutnya tubuh akan menjadi segar kembali.

Selain denyut nadi dan kebutuhan energi dalam perancangan sistem kerja juga perlu diperkirakan jumlah kebutuhan oksigen yang dihitung dengan rumus:

Konsumsi Oksigen =

  

+

  

 − 0,1 0,5

5 75

x X

X = Kecepatan denyut nadi

3.10. Pemulihan Energi Saat Istirahat

Irama antara konsumsi energi dan pergantian antara bekerja dan pemulihannya berguna bagi semua fungsi tubuh. Ia diperlukan bagi keseluruhan orang maupun jantung atau otot. Waktu istirahat merupakan kebutuhan fisiologis yang tidak dapat ditawar demi untuk mempertahankan kapasitas kerja.

Waktu istirahat dibutuhkan tidak hanya bagi kerja fisik, tetapi juga oleh jabatan yang menimbulkan tegangan mental dan saraf. Istirahat juga dibutuhkan untuk mempertahankan ketangkasan digital, ketajaman indera serta ketekunan konsentrasi mental.

Menurut Suma’mur dalam buku Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja tahun 1982 menyatakan bahwa bekerja adalah anabolisme yakni

(48)

melakukan pemulihan. Pada saat istirahat tersebut, maka tubuh mempunyai kesempatan membangun kembali tenaga yang telah digunakan (katabolisme).

Grandjean (1993) dalam Tarwaka 2004 menjelaskan bahwa setiap fungsi tubuh manusia dapat dilihat sebagai keseimbangan ritmis antara kebutuhan energi (kerja) dengan penggantian kembali sejumlah energi yang telah digunakan (istirahat). Kedua proses tersebut merupakan bagian integral dari kerja otot, kerja jantung dan keseluruhan fungsi biologis tubuh. Dengan demikian jelas bahwa untuk memelihara performansi dan efisiensi kerja, waktu istirahat harus diberikan secukupnya, baik antara waktu kerja maupun di luar jam kerja (istirahat pada malam hari).

Dalam hal lamanya waktu kerja melebihi ketentuan yang telah ditetapkan (8 jam per hari atau 40 jam seminggu), maka perlu diatur waktu-waktu istirahat khusus agar kemampuan kerja dan kesegaran jasmani tetap dapat dipertahankan dalam batas-batas toleransi. Pemberian waktu istirahat tersebut secara umum dimaksudkan untuk:

a. Mencegah terjadinya kelelahan yang berakibat kepada penurunan kemampuan fisik dan mental serta kehilangan efisiensi kerja.

(49)

3.11. Penentuan Waktu Istirahat Dengan Pendekatan Fisiologis8

4

Dalam penentuan konsumsi energi biasanya digunakan suatu bentuk hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung yaitu sebuah persamaan regresi kuadratis sebagai berikut:

E = 1.80411 – 0.0229038 X + 4,71733 x 10 X2 Dimana:

E = Energi (Kkal/menit)

X = Kecepatan denyut jantung/nadi (denyut/menit)

Setelah melakukan penghitungan diatas,dapat dihitung konsumsi energi: K= Et –Ei

Dimana:

RT = Istirahat yang dibutuhkan (menit) T = Durasi waktu kerja (menit)

K = Energi yang dikeluarkan selama bekerja (Kkal/menit) = Energi kerja – energi istirahat

S = Pengeluaran energi rata-rata yang direkomendasikan

(S= 4 Kkal/menit untuk wanita dan S= 5 Kkal/menit untuk laki-laki) BM = Konsumsi energi rata-rata selama istirahat

(BM= 1,4 Kkal/menit untuk wanita dan BM= 1,7 Kkal/menit untuk laki-laki)

Selanjutnya konsumsi energi dikonversikan kedalam kebutuhan waktu istirahat dengan menggunakan persamaan Murrel (Pullat, 1992) sbb:

8

(50)

(

)

5 . 1

−− =

K S K T R

Keterangan :

RT = Istirahat yang dibutuhkan (menit) T = Durasi waktu kerja (menit)

K = Konsumsi energi rata-rata untuk bekerja (kkal/menit) S = Pengeluaran energi rata-rata yang direkomendasikan

(S= 4 Kkal/menit untuk wanita dan S= 5 Kkal/menit untuk laki-laki)

3.12. Energi

Manusia membutuhkan energi untuk mempertahankan hidup, menunjang pertumbuhan dan melakukan aktivitas fisik. Energi diperoleh dari karbohidrat, lemak, dan protein yang ada di dalam bahan makanan. Kandungan karbohidrat, lemak, dan protein suatu bahan makanan menentukan nilai energinya.

(51)

3.13. Gizi Kerja9

1. Memberi energi

Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya, bila makanan tidak dipilih dengan baik tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat gizi esensial tertentu. Zat gizi esensial adalah zat gizi yang harus didatangkan dari makanan. Ada tiga fungsi zat gizi dalam tubuh yaitu:

Zat-zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat, lemak dan protein. Oksidasi zat-zat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan oleh tubuh untuk melakukan kegiatan atau aktivitas.

2. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh

Protein, mineral, dan air adalah bagian dari jaringan tubuh. Oleh karena itu diperlukan untuk membentuk sel baru, memelihara dan mengganti sel-sel yang rusak.

3. Mengatur proses tubuh

Protein, mineral, air dan vitamin diperlukan untuk mengatur proses tubuh. Protein mengatur keseimbangan air di dalam sel, bertindak sebagai buffer dalam upaya memelihara netralitas tubuh dan membentuk antibodi sebagai penangkal organisme yang bersifat infektif dan bahan-bahan asing yang masuk ke dalam tubuh. Mineral dan vitamin diperlukan sebagai pengatur dalam proses oksidasi, fungsi normal syaraf dan otot.

9

(52)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Berdasarkan sifatnya, maka penelitian ini digolongkan sebagai penelitian deskriptif (Deskriptif Research), yaitu penelitian yang berusaha untuk memaparkan pemecahan masalah terhadap suatu masalah yang ada sekarang secara sistematis dan faktual berdasarkan data-data. Jadi penelitian ini meliputi proses pengumpulan, penyajian, dan pengolahan data, serta analisis pemecahan masalah.

4.2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan terhadap pekerja pada bagian penyortiran buah pada PT.PP. London Sumatera Tbk Turangie Oil Mill yang terletak di Kec. Salapian Kab. Langkat Sumatera Utara.

Pelaksanaan penelitian di PT.PP. London Sumatera Tbk Turangie Oil Mill dilakukakan dalam jangka waktu 6 bulan.

4.3. Kerangka Konseptual

(53)

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah waktu kerja yang sangat panjang dan asupan energi yang tidak memadai sehingga menyebabkan pekerja merasakan kelelahan yang berkepanjangan dan akan menyebabkan kapasitas kerja semakin menurun. Untuk itu diperlukannya pengaturan jumlah kalori dan waktu istirahat yang cukup yang dibutuhkan oleh para pekerja.

[image:53.595.170.487.309.493.2]

Adapun kerangka konsep untuk rancangan penelitian ini ditunjukkan pada gambar 4.1 berikut.

Beban kerja fisik

Variabel bebas

Asupan energi

Waktu istirahat pendek Variabel terikat

Gambar 4.1. Kerangka Konsep Penelitian

4.4. Tahapan Penelitian

4.4.1. Identifikasi Masalah, Penetapan Tujuan dan Manfaat Penelitian

(54)

4.4.2. Studi Pendahuluan

Untuk memecahkan masalah yang ada sampai kepada tahap menganalisa dan mengambil keputusan diperlukan studi pendahuluan berupa literatur maupun pengenalan terhadap kondisi perusahaan.

4.4.3. Pengumpulan Data

Data-data dalam penelitian dikumpulkan dengan cara: 1. Melakukan pengamatan langsung di lantai produksi.

2. Melakukan wawancara kepada pihak perusahaan yang berkaitan dengan informasi yang diperlukan.

3. Mengulas buku-buku laporan administrasi serta catatan-catatan pihak perusahaan yang berhubungan dengan data yang diperlukan.

Data yang dibutuhkan dalam laporan tugas sarjana ini terdiri atas data primer dan data sekunder, yaitu :

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan perhitungan secara langsung selama melakukan penelitian yaitu data-data waktu proses.

Data primer ini terdiri dari : 1. Data asupan makanan pekerja.

Data asupan makanan pekerja diperoleh dari hasil pengamatan terhadap makanan yang di konsumsi oleh masing-masing pekerja setiap harinya.

(55)

Pengambilan atau pengukuran denyut nadi pekerja dengan menggunakan instrument stetoscop yang diletakkan pada pergelangan tangan pekerja untuk menghitung denyut nadi masing-masing pekerja. Sedangkan stopwatch digunakan untuk menghitung waktu setiap berdenyut 10 kali. Pengukuran ini dilakukan selama jam kerja berlangsung dengan interval 1 jam.

3. Data berat badan pekerja.

Data berat badan pekerja diperoleh dari hasil penimbangan berat badan masing-masing pekerja.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Stopwatch dan stetoscop untuk mengukur denyut nadi pekerja saat istirahat dan ketika bekerja di lapangan yang akan dianalisis dan dievaluasi serta mencatat data yang dibutuhkan dengan menggunakan alat tulis.

b. Timbangan berat badan

c. Timbangan berat untuk mengukur berat masing-masing menu makanan para pekerja.

2. Data Sekunder

(56)

4.4.4. Pengolahan Data

1. Menghitung denyut nadi pekerja

Hasil dari data waktu 10 denyut nadi pekerja kemudian dimasukkan kedalam metode 10 denyut (Kilbon, 1992) dimana dengan metode ini dapat dihitung denyut nadi kerja sebagai berikut:

Denyut Nadi (Denyut/Menit) = 10 x60

n Perhitunga Waktu

Denyut

2. Menghitung uji keseragaman data. 3. Menghitung uji kecukupan data.

4. Menghitung beban kerja dengan metode tidak langsung. 5. Menghitung jumlah kalori yang terkandung dalam makanan. 6. Menghitung jumlah energi yang dikeluarkan pekerja.

7. Menghitung energi metabolisme basal.

8. Menghitung waktu istirahat yang dibutuhkan pekerja

4.4.5. Analisis Pemecahan Masalah

Pada tahap ini, hasil dari pengolahan data yang meliputi:

1. Menganalisis beban kerja dengan menilai beban kerja secara tidak langsung melalui beban kardiovaskuler diperoleh hasil dengan ketegori diperlukannya perbaikan terhadap jadwal kerja karyawan.

(57)

4.4.6. Kesimpulan dan Saran

Pada tahap ini dibuat kesimpulan yang berhubungan dengan penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan yang dibuat berisi nilai-nilai yang dihasilkan dari pengumpulan, pengolahan dan analisis yang dilakukan. Kemudian dibuat saran-saran yang dapat dijadikan masukan bagi pihak perusahaan ataupun bagi peneliti selanjutnya.

(58)
[image:58.595.85.537.134.654.2]

Gambar 4.2. Block Diagram Prosedur Penelitian

Identifikasi Masalah dan Penetapan Tujuan

Pengumpulan Data

Data Primer

1. Data denyut nadi pekerja 2. Data menu makanan pekerja 3. Data berat badan pekerja

Data Sekunder

1. Mengumpulkan data dari dokumen perusahaan

2. Data jam kerja karyawan 3. Data Umur pekerja

Pengolahan Data

1. Menghitung rata-rata denyut nadi 2. Menghitung kalori makanan 3. Pengukuran energi kerja

4. Penentuan klasifikasi beban kerja 5. Menghitung waktu istirahat

Kesimpulan dan Saran Analisis Pemecahan Masalah

1. Analisis penilaian beban kerja

2. Analisis penilaian waktu isitrahat untuk menentukan jadwal kerja.

3. Analisis asupan konsumsi makanan yang dapat memulihkan tenaga yang sesuai dengan energi yang telah dikeluarkan

Studi Pendahuluan

1. Studi Literatur

(59)

BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

5.1.1. Data Denyut Nadi Pekerja

Pengukuran denyut jantung selama bekerja merupakan suatu metode untuk menilai cardiovasculair strain dengan metode 10 denyut (Kilbon, 1992) dimana dengan metode ini dapat dihitung denyut nadi kerja sebagai berikut:

Denyut Nadi (Denyut/Menit) = 10 x60

n Perhitunga Waktu

Denyut

Penggunaan nadi kerja untuk menilai berat ringannya beban kerja mempunyai beberapa keuntungan, selain mudah, cepat, dan murah juga tidak diperlukan peralatan yang mahal serta hasilnya pun cukup reliabel dan tidak menganggu ataupun menyakiti orang yang diperiksa.

[image:59.595.81.566.567.732.2]

Pengumpulan data denyut nadi dengan metode 10 denyut pada tanggal 14 s/d 24 Februari 2011 dapat dilihat pada Tabel 5.1 sampai dengan Tabel 5.3.

Tabel 5.1. Waktu 10 Denyut Nadi Pekerja 1

Hari

Jam

07.00 08.00 09.00 10.00 10.30 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 Detik

Senin 8.58 6.89 5.68 5.13 4.96 8.1 6.59 5.84 5.34 5.02 4.96 4.72 Selasa 8.39 7.23 5.71 5.26 5.16 7.89 6.89 5.36 5.92 5.12 5.02 4.84 Rabu 8.43 6.9 5.85 5.08 4.99 7.88 6.88 5.88 5.75 5.83 5.21 4.97 Kamis 7.94 6.97 5.83 5.35 5.07 7.59 6.81 5.82 5.88 5.04 5.14 5.09 Senin 8.42 7.14 5.45 5.5 5.18 7.89 6.31 5.88 5.29 5.01 4.98 5.14 Selasa 8.14 6.97 5.6 5.12 5.08 8.01 6.89 6.02 5.89 5.96 5.23 4.98 Rabu 8.56 6.8 5.87 5.17 4.97 7.67 5.82 5.71 5.82 5.43 4.96 5.01 Kamis 7.89 6.58 5.82 5.35 4.98 7.56 6.06 5.98 5.87 5.34 4.95 4.86

(60)

Tabel 5.2. Waktu 10 Denyut Nadi Pekerja 2

Hari

Jam

07.00 08.00 09.00 10.00 10.30 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 Detik

Senin 8.00 6.38 6.25 5.21 4.96 7.89 6.66 5.84 5.21 5.17 4.96 4.58 Selasa 8.33 6.89 6.38 5.3 4.87 8.1 6.97 5.36 5.35 5.26 5.02 4.65 Rabu 7.89 6.89 6.38 5.4 5.04 7.88 6.45 5.66 5.4 5.3 5 4.65 Kamis 7.88 6.81 6.52 5.3 5.04 7.05 6.66 5.76 5.26 5.17 5.08 4.61 Senin 8.21 7.4 6.06 5.35 4.95 7.14 6.45 5.82 5.12 5.21 4.95 4.65 Selasa 8.01 6.25 6.81 5.21 4.87 7.89 6.89 5.76 5.26 5.21 5.04 4.58 Rabu 8.21 6.12 6.38 5.35 4.76 7.31 5.82 5.88 5.21 5.12 5.00 4.68 Kamis 7.99 6.66 6.74 5.45 4.87 7.97 6.25 5.71 5.12 5.21 4.91 4.58

Sumber: PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk Turangie Oill Mill

Tabel 5.3. Waktu 10 Denyut Nadi Pekerja 3

Hari

Jam

07.00 08.00 09.00 10.00 10.30 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 Detik

Senin 8.42 6.42 6.24 5.96 4.97 8.01 6.74 5.65 5.45 5.02 4.68 4.25 Selasa 8.26 6.89 6.38 5.23 5.07 7.69 6.45 5.76 5.82 4.87 4.65 4.34 Rabu 8.23 6.73 5.82 5.02 5.73 7.79 6.43 5.88 5.98 4.87 4.68 4.28 Kamis 8.04 7.05 6.18 5.72 5.45 6.98 6.14 5.88 5.11 5.04 4.61 4.28 Senin 8.23 7.14 6.04 6.02 5.8 6.98 6.33 5.01 5.16 4.96 4.68 4.31 Selasa 7.98 6.36 6.07 5.57 5.28 7.79 6.47 5.82 4.79 4.87 4.65 4.37 Rabu 8.13 6.73 6.01 5.98 5.66 7.96 6.75 5.88 5.01 4.91 4.61 4.37 Kamis 7.89 6.52 5.88 5.45 5.08 7.69 6.81 5.6 5.58 5.04 4.72 4.31

Sumber: PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk Turangie Oill Mill

Setelah dilakukan perhitungan dengan metode 10 denyut, maka diperoleh hasil yang tertera pada Tabel 5.4. sampai dengan Tabel 5.6.

Tabel 5.4. Denyut Nadi Pekerja 1

Hari

Jam

07.00 08.00 09.00 10.00 10.30 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00

(61)

Tabel 5.5. Denyut Nadi Pekerja 2

Hari

Jam

07.00 08.00 09.00 10.00 10.30 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00

Senin 75 94 96 115 121 76 90 103 115 116 121 131 Selasa 72 87 94 113 123 74 86 104 112 114 120 129 Rabu 76 87 94 111 119 76 93 106 111 113 120 129 Kamis 76 88 92 113 119 85 90 104 114 116 118 130 Senin 73 81 99 112 121 84 93 103 117 115 121 129 Selasa 75 96 88 115 123 76 87 104 114 115 119 131 Rabu 73 98 94 112 126 82 88 102 115 117 120 128 Kamis 75 90 89 110 123 86 96 105 117 115 122 131

Tabel 5.6. Denyut Nadi Pekerja 3

Hari

Jam

07.00 08.00 09.00 10.00 10.30 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00

Senin 71 93 96 101 121 75 89 106 110 120 128 141 Selasa 73 87 94 115 118 78 93 104 103 123 129 138 Rabu 73 89 103 120 105 77 93 102 100 123 128 140 Kamis 75 85 97 105 110 86 92 102 117 119 130 140 Senin 73 84 99 100 103 86 95 108 116 121 128 139 Selasa 75 94 99 108 114 77 93 103 125 123 129 137 Rabu 74 89 100 100 106 75 89 102 120 122 130 137 Kamis 76 92 102 110 118 78 88 107 108 119 127 139

5.1.2. Data Jadwal Kerja Karyawan

Ketentuan kerja pada PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk Turangie Oill Mill khusunya pada bagaian penyortiran buah adalah sebagai berikut :

1. Waktu Kerja Pukul 07.00-17.00 2. Waktu Istirahat Pukul 10.30-11.00

(62)

5.1.3. Data Umur dan Berat Badan Pekerja

Data berat badan pekerja diperoleh dari hasil penimbangan badan masing-masing pekerja pada bagian penyortiran buah. Data umur dan berat badan dapat dilihat pada Tabel 5.7.

Tabel 5.7. Umur dan Berat Badan Pekerja

Sumber: PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk Turangie Oill Mill

5.1.4. Data Asupan Makanan Pekerja

Asupan makanan masing-masing pekerja (makan pagi, siang dan malam) dicatat setiap harinya selama melakukan penelitian. Pekerja mengkonsumsi makanan yang dibawa dari rumah masing-masing. Jadi setiap pekerja memakan menu yang berbeda setiap harinya sesuai dengan tingkat ekonomi masing-masing. Data menu makana masing-masing pekerja dapat dilihat pada Tabel 5.8. sampai dengan Tabel 5.10.

Pekerja Umur

(Tahun)

Berat Badan (Kg)

Pekerja 1 45 65

Pekerja 2 43 78

(63)
[image:63.842.114.729.103.455.2]

Tabel 5.8. Asupan Makanan Pekerja 1

Hari Makan Pagi Makan Siang Makan Malam

Senin 14 Februari 2011 Nasi putih Telur dadar Tumis kangkung Nasi putih Telur dadar Tumis kangkung Nasi putih Ikan kembung sambal

Tumis toge Selasa 15

Februari 2011

Nasi putih Ikan kembung sambal

Bayam rebus

Nasi putih Ikan kembung sambal

Bayam rebus Nasi putih Tahu sambal Buncis rebus Rabu 16 Februari 2011 Nasi putih Gulai pakis + tempe

Nasi putih Gulai pakis + tempe

Nasi putih Teri sambal Tumis kangkung Kamis 17 Februari 2011 Nasi putih Teri sambal Nasi putih Teri sambal Buncis rebus Nasi putih Udang sambal Buncis rebus Senin 21 Februari 2011 Nasi putih Udang sambal Nasi putih Kol rebus Telur dadar Nasi putih Ikan kembung sambal

Daun ubi tumbuk Selasa 22

Februari 2011

Nasi putih Ikan kembung sambal

Nasi putih Tahu sambal Sawi rebus Nasi putih Telur dadar Sawi rebus Rabu 23 Februari 2011 Nasi putih Mujair sambal Tumis toge Nasi putih Mujair sambal Tumis toge Nasi putih Mujair sambal Bayam rebus Kamis 24 Februari 2011 Nasi putih Ikan kembung sambal

Bayam rebus

Nasi putih Ikan kembung sambal

Bayam rebus

Nasi putih Ikan kembung sambal

(64)
[image:64.842.111.733.104.464.2]

Tabel 5.9. Asupan Makanan Pekerja 2

Hari Makan Pagi Makan Siang Makan Malam

Senin 14 Februari 2011 Nasi putih Udang sambal Bayam rebus Nasi putih Udang sambal Bayam rebus Nasi putih Udang sambal Tumis kangkung Selasa 15 Februari 2011 Nasi putih Tahu sambal Nasi putih Tahu sambal Bayam rebus Nasi putih Tahu sambal Buncis rebus Rabu 16 Februari 2011 Nasi putih Ikan kembung sambal

Nasi putih Ikan kembung sambal

Tumis kangkung

Nasi putih Ikan kembung sambal

Tumis kangkung Kamis 17 Februari 2011 Nasi putih Telur sambal Nasi putih Telur sambal Tumis kangkung Nasi putih Telur sambal Tumis kangkung Senin 21 Februari 2011 Nasi putih Ikan asin kering

Bayam rebus

Nasi putih Ikan asin kering

Bayam rebus Nasi putih Telur dadar Sawi rebus Selasa 22 Februari 2011 Nasi putih Sambal teri kacang

Nasi putih Sambal teri kacang

Bayam rebus

Nasi putih Sambal teri kacang

Bayam rebus Rabu 23

Februari 2011

Nasi putih Telur sambal + terong

Nasi putih Telur sambal + terong

Nasi putih Telur sambal + terong

Kamis 24 Februari

2011

Nasi putih Ikan belida sambal

Tumis kangkung

Nasi putih Ikan belida sambal

Tumis kangkung

Nasi putih Ikan belida sambal

(65)
[image:65.842.113.730.103.451.2]

Tabel 5.10. Asupan Makanan Pekerja 3

Hari Makan Pagi Makan Siang Makan Malam

Senin 14 Februari 2011 Nasi putih Cumi sambal Nasi putih Cumi sambal Bayam rebus Nasi putih Cumi sambal Bayam rebus Selasa 15 Februari 2011 Nasi putih Belida sambal Nasi putih Belida sambal Gulai pakis Nasi putih Belida sambal Gulai pakis Rabu 16 Februari 2011 Nasi putih Telur sambal Nasi putih Telur sambal Tumis toge Nasi putih Telur dadar Tumis toge Kamis 17 Februari 2011 Nasi putih Teri sambal Nasi putih Teri sambal Ketimun Nasi putih Telur dadar Ketimun Senin 21 Februari 2011 Nasi putih Belut sambal Bayam rebus Nasi putih Belut sambal Bayam rebus Nasi putih Belut sambal

Bayam rebus Selasa 22

Februari 2011

Nasi putih Ikan kembung sambal

Nasi putih Ikan kembung sambal

Bayam rebus

Nasi putih Ikan kembung sambal

(66)

5.2. Pengolahan Data 5.2.1. Uji Kecukupan Data

Uji kecukupan data digunakan untuk untuk menguji apakah data yang diperoleh sudah cukup atau tidak. Apabila data tidak cukup, maka diperlukan penambahan data lagi. Penelitian ini menggunakan tingkat ketelitian 5% dan tingkat keyakinan 95% sehingga rumus yang digunakan adalah :

( )

2

2 2 40 '           =

Xi Xi Xi N N

Dimana : Jika N’ < N, maka jumlah data pengamatan sudah mencukupi Jika N’ > N, maka jumlah data pengamatan belum mencukupi

Contoh : Perhitungan uji kecukupan data denyut nadi pekerja 1 pada pukul 07.00 selama 8 hari pengamatan adalah:

2 = 2 + 2 + + 2 =

76 ... 72 70

X 42094

( )

2 =

(

+ + +

)

2 =

76 ... 72 70

X 336400

X =73+74+...+74=580

(

)

674 . 1 580 336400 42094 8 40 ' 2 =         = N
(67)
[image:67.842.93.729.122.396.2]

Tabel 5.11. Hasil Uji Kecukupan Data Denyut Nadi Pekerja 1 Hari

Jumlah Denyut Nadi per menit Waktu Pengamatan pada Jam

07.00 08.00 09.00 10.00 10.30 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00

1 70 87 106 117 121 74 91 103 112 120 121 127

2 72 83 105 114 116 76 87 109 101 117 120 124

3 71 87 103 118 120 76 87 102 104 103 115 121

4 76 86 103 112 118 79 88 103 102 119 117 118

5 71 84 109 109 116 76 95 102 113 120 120 117

6 74 86 107 117 118 75 87 100 102 101 115 120

7 70 88 102 116 121 78 103 105 103 110 121 120

8 76 91 103 112 120 79 99 100 102 112 121 123

X 580 693 839 915 950 613 737 827 839 902 950 971

2

X 42094 60083 88041 104723 112842 46995 68167 85595 88151 102104 112862 117943

( )

2
(68)
[image:68.842.100.715.122.398.2]

Tabel 5.12. Hasil Uji Kecukupan Data Denyut Nadi Pekerja 2 Hari

Jumlah Denyut Nadi per menit Waktu Pengamatan pada Jam

07.00 08.00 09.00 10.00 10.30 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00

1 75 94 96 115 121 76 90 103 115 116 121 131

2 72 87 94 113 123 74 86 104 112 114 120 129

3 76 87 94 111 119 76 93 106 111 113 120 129

4 76 88 92 113 119 85 90 104 114 116 118 130

5 73 81 99 112 121 84 93 103 117 115 121 129

6 75 96 88 115 123 76 87 104 114 115 119 131

7 73 98 94 112 126 82 88 102 115 117 120 128

8 75 90 89 110 123 86 96 105 117 115 122 131

X 595 721 740 901 975 639 723 831 915 921 961 1038

2

X 44269 65199 68502 101497 118867 51205 65423 86331 104885 106041 115451 134690

( )

2
(69)
[image:69.842.89.733.138.423.2]

Tabel 5.13. Hasil Uji Kecukupan Data Denyut Nadi Pekerja 3

Hari

Jumlah Denyut Nadi per menit Waktu Pengamatan pada Jam

07.00 08.00 09.00 10.00 10.30 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00

1 71 93 96 101 121 75 89 106 110 120 128 141

2 73 87 94 115 118 78 93 104 103 123 129 138

3 73 89 103 120 105 77 93 102 100 123 128 140

4 75 85 97 105 110 86 92 102 117 119 130 140

5 73 84 99 100 103 86 95 108 116 121 128 139

6 75 94 99 108 114 77 93 103 125 123

Gambar

Gambar 3.1 Konsep Dasar Keseimbangan dalam Ergonomi
Tabel 3.2. Rumus untuk Menentukan  Nilai Metabolisme Basal (AMB)
gambar 4.1 berikut.
Gambar 4.2. Block Diagram Prosedur Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja yang dilakukan terhadap 5 pelaksana mesin Ring maka dapat dihitung jumlah pekerja yang dibutuhkan dalam menyelesaikan

Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja yang dilakukan terhadap 5 pelaksana mesin Ring maka dapat dihitung jumlah pekerja yang dibutuhkan dalam menyelesaikan

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta kasih sayangnya sehingga skripsi dengan judul “Analisis Beban Kerja Karyawan

Jumlah karyawan optimal pada PT PLN (Persero) Rayon Sidoarjo Kota sesuai dengan perhitungan dengan menggabungkan beban kerja fisik dan beban kerja mental adalah untuk

Metode yang digunakan dalam penelitian ini pada perhitungan jumlah karyawan sesuai dengan keputusan menteri pendayagunaan apatur negara tersebut adalah pendekatan beban

Pengamatan sekilas menunjukkan bahwa beban kerja di setiap stasiun kerja belum merata, hal ini ditandai dengan adanya karyawan yang menganggur saat karyawan yang lain

Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data pada penelitian yang telah dilakukan dengan menghitung beban kerja tugas berdasarkan KEP/75/M.PAN/2004 dan beban kerja mental menggunakan metode

Identifikasi Beban Kerja Guna Meningkatkan Produktivitas Operator Pada Proses Packing Dengan Metode NASA-TLX dan CVL.. Analisis Beban Kerja Dengan Metode Workload Analysis WLA Dalam