• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancangan Nosel Dengan Katup Pengaturan Debit Air Penggerak Turbin Ossberger. Daya Turbin = 2,6 kW. Head = 12 meter

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Rancangan Nosel Dengan Katup Pengaturan Debit Air Penggerak Turbin Ossberger. Daya Turbin = 2,6 kW. Head = 12 meter"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANGAN NOSEL DENGAN KATUP PENGATURAN DEBIT AIR PENGGERAK TURBIN OSSBEGER

DAYA TURBIN = 2,6 KW HEAD = 12 METER

SKRIPSI

Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

H E R D Y NIM : 050401060

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

RANCANGAN NOSEL DENGAN KATUP PENGATURAN DEBIT AIR PENGGERAK TURBIN OSSBEGER

DAYA TURBIN = 2,6 KW HEAD = 12 METER

H E R D Y NIM : 050401060

Diketahui / Disahkan: Disetujui:

Departemen Teknik Mesin Dosen Pembimbing,

Fakultas Teknik USU

Ketua,

Dr. Ing. Ikhwansyah Isranuri Ir. Isril Amir

NIP. 196412241992111001 NIP.

(3)

RANCANGAN NOSEL DENGAN KATUP PENGATURAN DEBIT AIR PENGGERAK TURBIN OSSBEGER

DAYA TURBIN = 2,6 KW HEAD = 12 METER

H E R D Y NIM. 050401060

Telah Disetujui Dari Hasil Seminar Tugas Akhir Periode ke-569, pada Tanggal 20 Maret 2010

Pembanding I :

Ir.Mulfi Hazwi, Msc NIP. 194910121981031002

Pembanding II :

(4)

RANCANGAN NOSEL DENGAN KATUP PENGATURAN DEBIT AIR PENGGERAK TURBIN OSSBEGER

DAYA TURBIN = 2,6 KW HEAD = 12 METER

H E R D Y NIM. 050401060

Telah Diketahui Oleh: Pembimbing/Penguji

Ir. Isril Amir

NIP. 194510271974121001

Diketahui Oleh:

Ketua Departemen Teknik Mesin

Dr. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri NIP.1964 1224 1992 111001 Pembanding I

Ir.Mulfi Hazwi, Msc NIP. 194910121981031002

Pembanding II

(5)

TUGAS SARJANA

NAMA : HERDY

NIM : 05 0401 060

MATA PELAJARAN : MESIN FLUIDA

SPESIFIKASI : Rancangan nosel dengan katup pengaturan debit

air penggerak turbin ossberger. Daya Turbin = 2,6

kW. Head = 12 meter.

DIBERIKAN TANGGAL : 14 / November / 2009 SELESAI TANGGAL : 05/ Maret / 2010

MEDAN, 14 November 2009 KETUA DEPT. TEKNIK MESIN DOSEN PEMBIMBING,

Dr. Ing. Ikhwansyah Isranuri Ir. Isril Amir

(6)

KARTU BIMBINGAN

TUGAS SARJANA MAHASISWA

No : 915/ TS/ 2007

Sub. Program Studi : Konversi Energi. Bidang Tugas : Mesin Fluida.

Judul Tugas : Rancangan nosel dengan katup pengaturan debit air penggerak turbin ossberger. Daya Turbin = 2 kW, head = 12 meter.

Diberikan Tanggal : 14 November 2009 Selesai Tanggal : 5 Maret 2010 Dosen Pembimbing : Ir.Isril Amir Nama Mahasiswa : HERDY NIM : 05 0401 060

CATATAN : diketahui,

1. Kartu ini harus diperlihatkan kepada dosen Ketua Departemen Teknik Mesin pembimbing setiap asistensi. F.T U.S.U

2. Kartu ini harus dijaga bersih dan rapi. 3. Kartu ini harus dikembalikan kejurusan,

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan anugrah-Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis

dapat menyelesaikan tugas sarjana ini tepat pada waktunya.

Tugas sarjana ini merupakan salah satu persyaratan guna menyelesaikan

pendidikan pada Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas

Sumatera Utara. Adapun judul Tugas Sarjana ini adalah “Rancangan nosel

dengan katup pengaturan debit air penggerak turbin ossberger ; Daya Turbin = 2,6 kW, head = 12 meter.”

Dalam mengerjakan tugas sarjana ini, penulis mendapat bantuan dan

dukungan berupa materil dan spiritual yang diberikan oleh berbagai pihak, oleh

karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih setulus –

tulusnya kepada :

1. Orang tuaku yang menjadi teladan dan panutanku, yang selalu

memotivasi dan memberi semangat bagi penulis.

2. Bapak Ir. Isril Amir, selaku Dosen Pembimbing Tugas Sarjana yang

telah banyak memberikan arahan, bimbingan, dan nasehat serta telah

banyak meluangkan waktunya membimbing penulis dalam

menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

3. Bapak Dr. Ing. Ikhwansyah Isranuri, selaku Ketua Departemen Teknik

(8)

4. Bapak Ir. Tulus B Sitorus, ST, MT, selaku Sekretaris Jurusan

Departemen Teknik Mesin-Fakultas Teknik Universitas Sumatera

Utara.

5. Bapak / Ibu Staf Pengajar pada Departemen Teknik Mesin Fakultas

Teknik Universitas Sumatera Utara.

6. Seluruh Pegawai di Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan pelayanan terbaik

dalam akademis ataupun non-akademis (Bu Is, Kak Sonta, Bang

Syawal, Bang Fauzi, dan semua yang turut membantu saya).

7. Seluruh Asisten Laboratorium Pada Departemen Teknik Mesin

Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

8. Mbak Melani, Mbak Ari dan Bang Sidik atas kemurahan hatinya selalu

siap membantu penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini di gedung

S2 Teknik Mesin USU.

9. Rekan-rekan saya mahasiswa Mesin USU khususnys stambuk 2005.

10.Buat semua pihak yang ikut membantu penulis dalam menyelesaikan

turbin air yang tidak dapat disebutkan oleh penulis satu persatu.

Terimakasih saya ucapkan atas perhatian dan dukungan dari semua

pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas sarjana ini.

Medan, 14 November 2009

Penulis,

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………..………i

LEMBAR PENGESAHAN………..……….ii

LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR……….iii

SPESIFIKASI TUGAS...v

LEMBAR EVALUASI…………...vi

KATA PENGANTAR...x

DAFTAR ISI ...xii

DAFTAR GAMBAR ...xv

DAFTAR GRAFIK………....xvii

DAFTAR SIMBOL...xviii

AKSARA YUNANI...xx

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1

1.2 Tujuan Perencanaan...2

1.3 Batasan Masalah...3

1.4 Metodologi Penulisan...4

1.5 Sistematika Penulisan...4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum...5

2.2 Klasifikasi Turbin Air ...8

2.2.1 Turbin Impuls ...8

(10)

2.3 Perbandingan Karakteristik Turbin...15

2.4 Kecepatan Spesifik Turbin...17

2.5 Pemeliharaan (Maintenance)...19

2.6 Pengaruh Pada Lingkungan...19

2.7 Turbin Aliran Silang...20

2.8 Pengertian Nosel dan Diffuser...22

2.9 Posisi Penyemburan Terhadap Sumbu Roda Jalan....23

2.10 Katup...25

2.11 Lengkung Masuk...26

2.12 Diameter Dan Lebar Raner...29

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Tempat Dan Waktu...33

3.2 Bahan Dan Alat...34

3.3 Pengamatan Dan Pengujian...35

BAB IV PERHITUNGAN KOMPONEN – KOMPONEN UTAMA TURBIN AIR 4.1 Pipa penstock...40

4.2 Daya Turbin...40

4.3 Putaran Spesifik Turbin...41

4.4 Generator...42

4.5 Diameter Luar Raner...43

4.6 Kecepatan Relatif Pada Sisi Masuk...44

4.7 Kecepatan Relatif Pada Sisi Keluar...44

(11)

4.9 Sudut Kecepatan Mutlak Sisi Keluar ...45

4.10 Kecepatan Absolut Fluida Pada Sisi Keluar...45

BAB V PERHITUNGAN NOSEL 5.1 Panjang Busur pemasukan dan lebar pipa pancar...47

5.2 Segitiga Kecepatan...49

5.3 Energi pada sudu – sudu raner turbin...51

BAB VI KESIMPULAN 6.1 Turbin Air...53

6.2 Generator...54

6.3 Pipa Penstock ...54

6.4 Sudu Jalan (Raner)...54

6.5 Perhitungan Nosel...54

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Instalasi secara keseluruhan………..….….3

Gambar 2.1 Sketsa tinggi head...6

Gambar 2.2 Turbin Pelton………..9

Gambar 2.3 Turbin Pelton dengan banyak nozle………9

Gambar 2.4 Sudu turbin turgo dan nozzle……….10

Gambar 2.5 Konstruksi turbin ossberger atau turbin crossflow……….11

Gambar 2.6 Aliran masuk turbin ossberger atau turbin crossflow………….12

Gambar 2.7 Turbin Francis...13

Gambar 2.8 Turbin Kaplan dengan sudu jalan yang dapat diatur…………..14

Gambar 2.9 Diagram klasifikasi turbin air……….15

Gambar 2.10 Perbandingan bentuk sudu turbin berdasarkan kec. Spesifik...18

Gambar 2.11 Turbin Aliran Silang Jenis Vertical...21

Gambar 2.12 Turbin Aliran Silang Jenis Horizontal...22

Gambar 2.13 Posisi Penyemburan Vertical...24

Gambar 2.14 Posisi Penyemburan Horizontal...24

Gambar 2.15 Posisi Penyemburan Miring...25

Gambar 2.16 Posisi katup pada nosel turbin air aliran silang……….25

Gambar 2.17 Aneka Penampang Aliran Di Sisi Masuk Turbin...26

Gambar 2.18 Pola Aliran Masuk Turbin...27

Gambar 2.19 Lengkung Pemasukan Ideal Bersudut Konstan...28

Gambar 2.20 Rancangan Spiral Logaritmik Pemasukan Geometri Sudu…...29

(13)

Gambar 3.1 Pressure Gauge...35

Gambar 3.2 Tachometer...36

Gambar 3.3 Tangmeter...36

Gambar 3.4 Sketsa instalasi turbin aliran silang……..………..37

Gambar 3.5 Resevoar bawah...38

Gambar 3.6 Resevoar atas...38

Gambar 3.7 Rumah Turbin...39

Gambar 5.1 Penampang samping dari nosel………...47

Gambar 5.2 Luasan pemancaran air pada nosel turbin air aliran silang…….47

Gambar 5.3 Segitiga kecepatan dan rumus turbin aliran silang………..49

(14)

DAFTAR GRAFIK

(15)

DAFTAR SIMBOL

Simbol

Arti

Satuan

A

: Luas penampang

m

2

D

: Diameter

mm

D

(1,2)

: Diameter pada roda jalan

mm

D

pen

: Diameter penstock

mm

a

: Lebar sudu

mm

f

: Frekuensi

Hz

g

: Percepatan gravitasi

m/s

2

H

: Tinggi air jatuh

m

L

: - Panjang busur pemasukan

m

t

: Jarak antar sudu

mm

n

: Putaran operasi

rpm

n

generator

: Putaran generator

rpm

n

s

: Putaran spesifik

rpm

n

t

: Putaran turbin

rpm

P

: Daya

Watt

P

t

: Daya turbin

Watt

P

g

: Daya generator

Watt

p

: Jumlah kutub generator

(16)

t

s

: Tebal sudu

mm

u

: Kecepatan keliling / tangensial

m/s

c

: Kecepatan absolut

m/s

w

: Kec. relatif fluida terhadap roda jalan

m/s

(17)

AKSARA YUNANI

LAMBANG

Arti

Satuan

α

(alpha)

Sudut kecepatan mutlak

0

(derajat)

β

(betta)

Sudut sudu

0

(derajat)

η

Efisiensi

γ

(gamma)

Berat jenis

N/m

3

φ

(phi)

Sudut busur pemasukan

0

(derajat)

ϕ

(phi)

Koefisien generator

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sekarang ini konsumsi energi berhubungan langsung dengan tingkat

kehidupan penduduk serta derajat industrisasi suatu negara. Salah satu bentuk

energi yang paling banyak digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari

adalah energi listrik, sebab energi ini dapat dengan mudah dan efisien

dikonversikan menjadi bentuk energi yang lain.

Turbin air dikembangkan pada abad ke-19 dan digunakan secara luas

untuk tenaga industri untuk jaringan listrik. Sekarang lebih umum dipakai untuk

generator listrik. Turbin kini dimanfaatkan secara luas dan merupakan sumber

energi yang dapat diperbarui. Kata ‘Turbin’ diambil dari terjemahan bahasa latin

dari kata ‘Whirling’ (putaran) atau ‘vortex’ (pusaran air). Perbedaan dasar antara

turbin air dengan kincir air adalah komponen putaran air yang memberikan energi

pada poros yang berputar. Komponen tambahan ini memungkinkan turbin dapat

memberikan daya yang lebih besar dengan komponen yang lebih kecil. Turbin

dapat memanfaatkan air dengan putaran lebih cepat dan dapat memanfaatkan head

yang lebih tinggi.

Pada umumnya turbin air dioperasikan secara kontinu dalam jangka waktu

yang lama. Masalah – masalah pada turbin air yang akan berujung pada

berkurangnya efisiensi dan performasi harus bisa di deteksi dan di monitor selama

beroperasi. Performansi dari turbin dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu :

(19)

bekerja selama turbin air itu beroperasi. Turbin air akan mengubah energi kinetik

air menjadi energi mekanik, yaitu : putaran roda turbin (sudu). Pada kondisi

aktual, tidak semua energi potensial air dapat diubah menjadi energi mekanik

pada turbin, pasti dalam proses perubahan terdapat kerugian – kerugian. Dari hal

tersebut dapat didefinisikan efisiensi dari turbin yaitu : perbandingan daya pada

turbin dengan daya air pada reservoir. Air dari reservoir akan mengalir dengan

kapasitas tertentu dalam saluran pipa yang menuju turbin. Pada turbin air terdapat

pengaturan kapasitas untuk memvariasikan kapasitas aliran. Pengaturan kapasitas

aliran masuk ke turbin dimaksudkan untuk merespon beban.

1.2. Tujuan Perencanaan

Tujuan dari perancangan ini adalah untuk memenuhi syarat memperoleh

gelar Strata 1 dari Departemen Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara.

Sedangkan tujuan umum perancangan ini adalah :

a. Untuk lebih mengetahui dan memahami aplikasi ilmu yang diperoleh di

bangku kuliah terutama mata kuliah Mekanika Fluida dan Mesin Fluida.

b. Untuk merancang luasan pemancaran air pada nosel dari suatu jaringan

pembangkit listrik dengan tenaga air, dimana air dipompakan dari

reservoir satu ke reservoir lain dengan head statis 12 meter.

c. Untuk membuat rancang bangun sistem aliran air terjun buatan. Adapun

gambar instalasi sistem aliran air terjun buatan yang dirancang dapat

(20)

Gambar 1.1 instalasi secara keseluruhan.

1.3. Batasan Masalah

Untuk mendapatkan suatu hasil perencanaan yang baik, maka dalam hal

ini akan dibuat suatu batasan masalah karena semakin spesifik suatu perencanaan

maka hasilnya juga akan lebih baik. Pada perancangan ini akan dibahas megenai

perancangan luas pancaran aliran air dari nosel dengan katup pengaturan debit air

(21)

Dimana data – data lain yang diperlukan didapat dari hasil survey langsung di

lapangan.

1.4. Metodologi penulisan

Adapun Metode yang digunakan dalam penulisan Tugas Sarjana ini adalah

sebagai berikut :

(1) Survey lapangan, berupa peninjauan langsung ke tempat tujuan perencanaan

yang dilakukan, dalam hal ini survey dilakukan pada laboratorium

departemen teknik mesin USU.

(2) Studi literature, berupa studi kepustakaan, kajian-kajian dari buku (teks

book) dan tulisan yang terkait dengan perencanaan ini.

(3) Diskusi, berupa tanya jawab dengan dosen pembimbing yang telah ditunjuk

oleh Departemen Teknik Mesin, mengenai masalah-masalah yang timbul

selama penyusunan Tugas Sarjana.

1.5. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam tugas sarjana ini adalah : Bab I yang

memuat latar belakang, tujuan perencanaan, batasan masalah, metodologi

penulisan dan sistematika penulisan.tugas sarjana ini. Pada bab II memuat tentang

landasan teori yang memuat konsep dasar tentang turbin air dan nosel. Bab III

memuat tentang metodologi perancangan. Bab IV memuat tentang perhitungan

komponen – komponen utama turbin air. Bab V memuat tentang perhitungan

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum

Air merupakan sumber energi yang murah dan relatif mudah didapat,

karena pada air tersimpan energi potensial (pada air jatuh) dan energi kinetik

(pada air mengalir). Tenaga air (Hydropower) adalah energi yang diperoleh dari

air yang mengalir. Energi yang dimiliki air dapat dimanfaatkan dan digunakan

dalam wujud energi mekanis maupun energi listrik. Pemanfaatan energi air

banyak dilakukan dengan menggunakan kincir air atau turbin air yang

memanfaatkan adanya suatu air terjun atau aliran air di sungai. Sejak awal abad

18 kincir air banyak dimanfaatkan sebagai penggerak penggilingan gandum,

penggergajian kayu dan mesin tekstil. Memasuki abad 19 turbin air mulai

dikembangkan.

Besarnya tenaga air yang tersedia dari suatu sumber air bergantung pada

besarnya head dan debit air. Dalam hubungan dengan reservoir air maka head

adalah beda ketinggian antara muka air pada reservoir dengan muka air keluar

(23)

Gambar 2.1 Sketsa tinggi head.

Total energi yang tersedia dari suatu reservoir air adalah merupakan energi

potensial air yaitu :

mgh

E

=

………(2.1)

dengan

m adalah massa air

h adalah head (m)

g adalah percepatan gravitasi

2

s

m

Daya merupakan energi tiap satuan waktu

t

E

, sehingga persamaan (2.1) dapat

dinyatakan sebagai :

(24)

gh t m t E

= (literatur 9)

Dengan mensubsitusikan P terhadap

t

E

dan mensubsitusikan

ρ

Q

terhadap

t

m

maka :

Qgh

P

=

ρ

………(2.2)

dengan

P adalah daya (watt)

Q adalah kapasitas aliran





s

m

3

ρ

adalah massa jenis air

3

m

kg

Selain memanfaatkan air jatuh hydropower dapat diperoleh dari aliran air datar.

Dalam hal ini energi yang tersedia merupakan energi kinetik yaitu :

2

2

1

mv

E

=

………(2.3)

dengan

v adalah kecepatan aliran air

s

m

Daya air yang tersedia dinyatakan sebagai berikut :

2

2

1

Qv

P

=

ρ

………(2.4)
(25)

3

2

1

Av

P

=

ρ

………(2.5)

dengan

A adalah luas penampang aliran air

( )

m

2 2.2 Klasifikasi Turbin Air

Turbin air mengubah energi potensial air menjadi energi mekanis. Energi

mekanis diubah dengan generator listrik menjadi tenaga listrik. Berdasarkan

prinsip kerja turbin dalam mengubah energi potensial air menjadi energi mekanis,

turbin air dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin impuls dan turbin reaksi.

2.2.1 Turbin Impuls

Energi potensial air diubah menjadi energi kinetik pada nozle. Air keluar

nozle yang mempunyai kecepatan tinggi membentur sudu turbin. Setelah

membentur sudu arah kecepatan aliran berubah sehingga terjadi perubahan

momentum (impulse). Akibatnya roda turbin akan berputar. Turbin impuls adalah

turbin tekanan sama karena aliran air yang keluar dari nosel tekanannya adalah

sama dengan tekanan atmosfir sekitarnya. Semua energi tinggi tempat dan

tekanan ketika masuk ke sudu jalan turbin dirubah menjadi energi kecepatan.

Adapun jenis – jenis turbin impuls adalah sebagai berikut :

1) Turbin Pelton.

Turbin pelton merupakan turbin impuls. Turbin Pelton terdiri dari satu set

sudu jalan yang diputar oleh pancaran air yang disemprotkan dari satu atau lebih

(26)

paling efisien. Turbin Pelton adalah turbin yang cocok digunakan untuk head

tinggi.

Gambar 2.2 Turbin Pelton.

Sumber: http://europa.eu.int/en/comm/dg17/hydro/layman2.pdf

Bentuk sudu turbin terdiri dari dua bagian yang simetris. Sudu dibentuk

sedemikian sehingga pancaran air akan mengenai tengah-tengah sudu dan

pancaran air tersebut akan berbelok ke kedua arah sehinga bisa membalikkan

pancaran air dengan baik dan membebaskan sudu dari gaya-gaya samping. Untuk

turbin dengan daya yang besar, sistem penyemprotan airnya dibagi lewat beberapa

nosel. Dengan demikian diameter pancaran air bisa diperkecil dan ember sudu

lebih kecil.

Gambar 2.3 Turbin Pelton dengan banyak nozle.

Sumber.

Turbin Pelton untuk pembangkit skala besar membutuhkan head lebih kurang 150

(27)

2) Turbin Turgo.

Turbin Turgo dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti turbin

pelton turbin turgo merupakan turbin impulse, tetapi sudunya berbeda. Pancaran

air dari nozle membentur sudu pada sudut 20 o. Kecepatan putar turbin turgo lebih

besar dari turbin Pelton. Akibatnya dimungkinkan transmisi langsung dari turbin

ke generator sehingga menaikkan efisiensi total sekaligus menurunkan biaya

perawatan.

Gambar 2.4 Sudu turbin turgo dan nozzle.

Sumber: http://europa.eu.int/en/comm/dg17/hydro/layman2.pdf

3) Turbin Ossberger Atau Turbin Crossflow (Turbin Michell-Banki).

Pada turbin impuls pelton beroperasi pada head relatif tinggi, sehingga

pada head yang rendah operasinya kurang efektif atau efisiensinya rendah. Karena

alasan tersebut, turbin pelton jarang dipakai secara luas untuk pembangkit listrik

skala kecil. Sebagai alternatif turbin jenis impuls yang dapat beroperasi pada head

rendah adalah turbin crossflow atau turbin impuls aliran ossberger. Turbin

crossflow dapat dioperasikan pada debit 20 litres/sec hingga 10 m3/sec dan head

antara 1 s/d 200 m. Komponen – komponen utama konstruksi turbin crossflow

(28)

1. Rumah Turbin.

2. Alat Pengarah (distributor).

3. Roda Jalan.

4. Penutup.

5. Katup Udara.

6. Pipa Hisap.

7. Bagian Peralihan.

Aliran air dilewatkan melalui sudu sudu jalan yang berbentuk silinder, kemudian

aliran air dari dalam silinder ke luar melalui sudu-sudu. Jadi perubahan energi

aliran air menjadi energi mekanik putar terjadi dua kali yaitu pada waktu air

masuk silinder dan air keluar silinder. Energi yang diperoleh dari tahap kedua

adalah 20%nya dari tahap pertama.

Gambar 2.5 Konstruksi turbin ossberger atau turbin crossflow.

Sumber:

Air yang masuk sudu diarahkan oleh alat pengarah yang sekaligus berfungsi

sebagai nosel seperti pada turbin pelton. Prinsip perubahan energi adalah sama

dengan turbin impuls pelton yaitu energi kinetik dari pengarah dikenakan pada

(29)

panjang yang lebarnya sesuai dengan lebar runner. Pancaran air masuk turbin dan

mengenai sudu sehingga terjadi konversi energi kinetik menjadi energi mekanis.

Air mengalir keluar membentur sudu dan memberikan energinya (lebih rendah

dibanding saat masuk) kemudian meninggalkan turbin. Runner turbin dibuat dari

beberapa sudu yang dipasang pada sepasang piringan paralel.

Gambar 2.6 Aliran masuk turbin ossberger atau turbin crossflow.

Sumber: http://europa.eu.int/en/comm/dg17/hydro/layman2.pdf

2.2.2 Turbin Reaksi

Sudu pada turbin reaksi mempunyai profil khusus yang menyebabkan

terjadinya penurunan tekanan air selama melalui sudu. Perbedaan tekanan ini

memberikan gaya pada sudu sehingga runner (bagian turbin yang berputar) dapat

berputar. Turbin yang bekerja berdasarkan prinsip ini dikelompokkan sebagai

turbin reaksi. Proses ekspansi fluida kerja pada turbin reaksi terjadi pada sudu

tetap dan sudu geraknya. Air mengalir memasuki roda turbin melalui sudu - sudu

pengarah dengan tekanan yang tinggi. Pada saat air yang bertekanan tersebut

mengalir kesekeliling sudu - sudu, runner turbin akan berputar penuh. Energi yang

(30)

tersebut telah diubah menjadi energi mekanis oleh roda turbin. Dilihat dari

konstruksinya, turbin reaksi ada dua jenis:

1. Turbin Francis.

Turbin francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang

diantara sumber air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di

bagian keluar. Turbin Francis menggunakan sudu pengarah. Sudu pengarah

mengarahkan air masuk secara tangensial. Sudu pengarah pada turbin francis

dapat merupakan suatu sudu pengarah yang tetap ataupun sudu pengarah yang

dapat diatur sudutnya. Untuk penggunaan pada berbagai kondisi aliran air

[image:30.595.217.399.365.532.2]

penggunaan sudu pengarah yang dapat diatur merupakan pilihan yang tepat.

Gambar 2.7 Turbin Francis

Sumber.

2. Turbin Kaplan.

Tidak berbeda dengan turbin francis, turbin kaplan cara kerjanya

menggunakan prinsip reaksi. Turbin ini mempunyai roda jalan yang mirip dengan

baling-baling pesawat terbang. Bila baling-baling pesawat terbang berfungsi

untuk menghasilkan gaya dorong, roda jalan pada kaplan berfungsi untuk

(31)

turbin. Berbeda dengan roda jalan pada francis, sudu-sudu pada roda jalan kaplan

dapat diputar posisinya untuk menyesuaikan kondisi beban turbin. Turbin kaplan

banyak dipakai pada instalasi pembangkit listrk tenaga air sungai, karena turbin

ini mempunyai kelebihan dapat menyesuaikan head yang berubah-ubah sepanjang

tahun. Turbin Kaplan dapat beroperasi pada kecepatan tinggi sehingga ukuran

roda turbin lebih kecil dan dapat dikopel langsung dengan generator. Pada kondisi

pada beban tidak penuh turbin kaplan mempunyai efisiensi paling tinggi, hal ini

dikarenakan sudu-sudu turbin kaplan dapat diatur menyesuaikan dengan beban

[image:31.595.221.405.334.696.2]

yang ada.

Gambar 2.8 Turbin Kaplan dengan sudu jalan yang dapat diatur.

(32)
[image:32.595.114.474.111.322.2]

Diagram klasifikasi turbin air dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.9 Diagram klasifikasi turbin air.

2.3 Perbandingan Karakteristik Turbin

Perbandingan karakteristik turbin dapat kita lihat pada grafik head (m) vs

[image:32.595.196.433.472.707.2]

flow (m3/s) di bawah ini.

Grafik 2.1 Perbandingan karakteristik Turbin.

Sumber :

Turbin Air

Turbin impuls

Turbin reaksi

Turbin pelton

Turbin turgo

Turbin ossberger

Turbin francis

(33)

Dapat dilihat pada grafik 2.1 turbin kaplan adalah turbin yang beroperasi

pada head yang rendah dengan kapasitas aliran yang tinggi atau bahkan beroperasi

pada kapasitas yang sangat rendah. Hal ini karena sudu – sudu turbin kaplan dapat

diatur secara manual atau otomatis untuk merspon perubahan kapasitas.

Berkebalikan dengan turbin kaplan, turbin pelton adalah turbin yang

beroperasi pada head tinggi dengan kapasitas yang rendah. Untuk turbin francis

mempunyai karakteristik yang berbeda dengan yang lainnya yaitu turbin francis

dapat beroperasi pada head yang rendah atau beroperasi pada head yang tinggi.

Pemilihan turbin kebanyakan didasarkan pada head air yang didapatkan

dan kurang lebih pada rata-rata alirannya. Umumnya, turbin impuls digunakan

untuk tempat dengan head tinggi, dan turbin reaksi digunakan untuk tempat

dengan head rendah. Turbin Kaplan baik digunakan untuk semua jenis debit dan

head, efisiiensinya baik dalam segala kondisi aliran.

Turbin kecil (umumnya dibawah 10 MW) mempunyai poros horisontal,

dan kadang dipakai juga pada kapasitas turbin mencapai 100 MW. Turbin Francis

dan Kaplan besar biasanya mempunyai poros / sudu vertikal karena ini menjadi

penggunaan paling baik untuk head yang didapatkan, dan membuat instalasi

generator lebih ekonomis. Poros Pelton bisa vertikal maupun horisontal karena

ukuran turbin lebih kecil dari head yang di dapat atau tersedia. Beberapa turbin

impuls menggunakan beberapa semburan air tiap semburan untuk meningkatkan

kecepatan spesifik dan keseimbangan gaya poros.

Aplikasi penggunaan turbin berdasarkan tinggi head yang didapatkan adalah

sebagai berikut ini :

(34)

2) Turbin Francis : 5 < H < 500 meter

3) Turbin Pelton : H < 30 meter

4) Turbin Banki : 2 < H < 200 meter

2.4 Kecepatan spesifik turbin

Kecepatan spesifik (ns), menunjukkan bentuk dari turbin itu dan tidak

berhubungan dengan ukurannya. Hal ini menyebabkan desain turbin baru yang

diubah skalanya dari desain yang sudah ada, dengan performa yang sudah

diketahui. Kecepatan spesifik merupakan kriteria utama yang menunjukkan

pemilihan jenis turbin yang tepat berdasarkan karakteristik sumber air.

Kecepatan spesifik dari sebuah turbin juga dapat diartikan sebagai

kecepatan ideal, persamaan geometris turbin, yang menghasilkan satu satuan daya

tiap satu satuan head.

Kecepatan spesifik turbin dapat diartikan sebagai titik efisiensi

maksimum. Perhitungan tepat ini menghasilkan performa turbin dalam jangkauan

head dan debit tertentu.

Kecepatan spesifik juga merupakan titik awal dari analisis desain dari

sebuah turbin baru. Setelah kecepatan spesifik yang diinginkan diketahui, dimensi

dasar dari bagian - bagian turbin dapat dihitung dengan mudah.

Keluaran turbin dapat diperkirakan berdasarkan dari test permodelan.

Replika miniatur dari desain yang diusulkan, diameter sekitar satu kaki (0,3 m),

dapat diuji dan hasil pengukuran laboratorium dapat digunakan sebagai

(35)

Debit yang melalui turbin dikendalikan dengan katub yang besar atau

pintu gerbang yang disusun diluar sekeliling pengarah turbin. Perubahan head dan

debit dapat dilakukan dengan variasi bukaan pintu, akan menujukkan efisiensi

turbin dengan kondisi yang berubah-ubah.

Kecepatan spesifik dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

4 3

. 65 , 3

H Q n

ns = t (literatur 6)

Dengan : nt = putaran turbin (rpm)

Q = kapasitas aliran (m3/s)

H = tinggi air jatuh (m)

g = percepatan graviatsi (m/s2)

Perbandingan bentuk sudu turbin terhadap kecepatan spesifik turbin adalah

[image:35.595.209.403.443.650.2]

sebagai berikut ini :

Gambar 2.10 Perbandingan bentuk sudu turbin berdasarkan kecepatan spesifik.

Sumber : European Community's Layman's Guidebook (on how to develop a small hydro site)

(36)

sebesar 56,61 rpm, maka berdasarkan gambar 2.10 bentuk sudu turbin yang

dipilih adalah bentuk pertama.

2.5 Pemeliharaan (maintenance)

Turbin didesain untuk bekerja dalam jangka waktu puluhan tahun dengan

sangat sedikit pemeliharaan pada elemen utamanya, interval pemeriksaan total

(overhaul) dilakukan dalam jangka waktu beberapa tahun. Pemeliharaan

dilakukan pada sudu, pengarah dan part lain yang bersentuhan dengan air

termasuk pembersihan, pemeriksaan dan perbaikan part yang rusak.

Keausan umumnya terjadi pada lubang akibat kavitasi, retakan dan

pengikisan dari benda padat yang tercampur dalam air. Elemen baja diperbaiki

dengan pengelasan, umumnya dengan las stainless steel. Area yang berbahaya

dipotong atau digerinda, kemudian dilas sesuai dengan bentuk aslinya atau dengan

profil yang diperkuat. Sudu turbin tua mungkin akan mempunyai banyak

tambahan stainless steel hingga akhir penggunaannya. Prosedur pengelasan yang

rumit mungkin digunakan untuk mendapatkan kualitas perbaikan terbaik.

Elemen lainnya yang membutuhkan pemeriksaan dan perbaikan selama

pemeriksaan total yaitu : bantalan, kotak paking dan poros, motor servo, sistem

pendingin untuk bantalan dan lilitan generator, cincin seal, elemen sambungan

gerbang dan semua permukaan.

2.6 Pengaruh pada lingkungan

Turbin air mempunyai pengaruh positif dan negatif bagi lingkungan.

(37)

1) Turbin adalah salah satu penghasil tenaga terbersih, menggantikan

pembakaran bahan bakar fosil dan menghapuskan limbah nuklir.

2) Turbin menggunakan energi yang dapat diperbarui dan didesain untuk

beroperasi dalam jangka waktu puluhan tahun.

3) Turbin memproduksi sumber energi listrik dunia dengan jumlah yang besar.

Adapun pengaruh negatif dari pembangunan turbin adalah : putaran sudu

atau gerbang pengarah dari turbin air dapat mengganggu ekologi natural sungai,

membunuh ikan, menghentikan migrasi dan menggangu mata pencaharian

manusia. Contohnya : suku Indian Amerika di Northwest Pasific mempunyai mata

pencaharian memancing ikan salmon, tapi pembangunan dam secara agresif

menghancurkan jalan hidupnya.

2.7 Turbin Aliran Silang

Turbin aliran silang yang pertama disebut turbin banki, ini berbentuk

skripsi yaitu tahun 1949 oleh State University di Oregon. Sedangkan publikasi

mengenai rancangan bangunan baru dimulai tahun 1967 oleh suatu badan yang

diberi nama VITA. Namun demikian, jauh sebelumnya turbin jenis ini telah

diproduksi oleh suatu pabrik yakni Ossberger di Jerman. Konstruksi Turbin

Ossberger mirip dengan separuh pompa keong. Disini air masuk menuju roda

turbin vertical terhadap lantai pondasi. Menurut propagadis turbin ini bereffisiensi

74% - 84% dan menjamin operasinya 80%. Apabila diperhatikan dengan cermat

bagian – bagian dan rakitan turbinnya masih terlalu rumit untuk memperoleh daya

(38)

Turbin aliran silang ini akhirnya lebih akrab kepada masyarakat pedesaan

dengan segala aspek kesederhanaannya. Hal ini telah dibuktikan oleh beberapa

badan kerja sama SKAT – Switzerland/BYS Nepal, GATE Jerman/BEW – Nepal,

GATE Jerman/CITA Equador dan ATD – Pakistan, semenjak tahun 1975 lebih

dari 500 unit telah dipasang dinegara ketiga tersebut.

Turbin aliran silang yang direncanakan ini dirancang dengan

menggunakan rumah turbin yang sedemikian rupa dalam bentuk yang sederhana

sehingga mudah diangkut dan dipasang. Pada turbin ini digunakan sebuah katup

(valve) yang berbentuk khusus yang berfungsi untuk mengatur arah dan kapasitas

aliran air. Menurut arah aliran airnya turbin ini dapat dibedakan atas dua jenis

yaitu :

1) Turbin aliran silang jenis vertical

Dimana air dialirkan melaului pipa pesat dengan posisi vertical terhadap

rumah turbin dan mendorong karangan sudu hingga roda jalan turbin berputar dan

[image:38.595.255.349.499.599.2]

ini berlangsung secara kontinu.

Gambar 2.11 Turbin Aliran Silang Jenis Vertical.

2) Turbin aliran silang jenis horizontal

Dimana aliran air dialirkan melalui pipa pesat dalam posisi horizontal

terhadap rumah turbin dan menyembur / mendorong karang sudu hingga roda

(39)
[image:39.595.227.403.82.185.2]

Gambar 2.12 Turbin Aliran Silang Jenis Horizontal

2.8 Pengertian nosel dan diffuser

Nosel dan difuser pada umumnya digunakan pada mesin jet, roket,

pesawat udara dan lain-lain. Nosel adalah alat untuk meningkatkan kecepatan

fluida dan menurunkan tekanan. Difuser adalah kebalikan dari nosel yaitu sebuah

alat untuk menaikkan tekanan dan menurunkan kecepatan fluida. Luas penampang

nosel mengecil dengan arah aliran dan sebaliknya luas penampang difuser

membesar dengan arah aliran fluida. Nosel dan difuser di atas adalah untuk fluida

dengan kecepatan subsonik, jika untuk kecepatan supersonik maka bentuknya

merupakan kebalikannya.

Hal-hal penting yang berhubungan dengan persamaan energi untuk nosel

dan difuser adalah sebagai berikut :

1) Q ≅ 0. Rate perpindahan panas antara fluida yang melalui nosel dan difuser

dengan lingkungan pada umumnya sangat kecil, bahkan meskipun alat

tersebut tidak diisolasi. Hal tersebut disebabkan karena kecepatan fluida yang

relatif cepat.

2) W = 0. Kerja untuk nosel dan difuser tidak ada, karena bentuknya hanya

(40)

3) ∆ke ≠ 0. Kecepatan yang terjadi dalam nosel dan difuser adalah sangat besar, sehingga perubahan energi kinetik tidak bisa diabaikan.

4) ∆pe ≅ 0. Pada umumnya perbedaan ketinggian ketika fluida mengalir melalui nosel dan difuser adalah kecil, sehingga perubahan energi potensial dapat

diabaikan.

2.9 Posisi Penyemburan Terhadap Sumbu Roda Jalan

Telah diuraikan bahwa energi potensial air telah dirubah melalui

penyembur menjadi energi kinetik pada sudu atau tenaga putar roda jalan. Daya

keluaran ini sangat dipengaruhi oleh komponen – komponen kecepatan memasuki

sudu – sudu, juga telah dinyatakan c1 = 2(u1/cosα1) untuk α1 = 150 harga ini tidak

jauh berubah c1 = 2,07u1 hal ini berarti saat berikutnya c1 kembali memasuki sudu

yang lain berlawanan arah, keluar dari sisi masuk kali ini sebagai w1.

Disatu sisi keadaan ini menguntungkan yaitu dapat memanfaatkan secara

maksimal energi air. Disisi lain akan merugikan karena kecepatan c1

menimbulkan arus putar balik (tahanan) yang seharusnya menuju pipa lepas.

Kajian ini untuk menetapkan posisi terbaik dari penyembur terhadap sumbu

poros.

Posisi penyemburan terhadap sumbu roda jalan dapat dibedakan atas tiga

jenis yaitu :

1) Posisi vertikal.

Sisi masuk vertikal membentuk sudut 900 dengan lantai. Dilukiskan

kecepatan aliran keluar roda jalan sebagai keadaan penuh pada keadaan normal

(41)

pusar pada posisi setengah (1/2) belahan roda jalan (u1 = ½ c1). Arus pusar ini

merupakan tahanan geser antara lapisan tangensial dan sebagian lainnya

[image:41.595.221.407.170.323.2]

menumbuk dinding setelah terbuang ke pipa lepas.

Gambar 2.13 Posisi Penyemburan Vertical

2) Posisi Horizontal.

Dari segi pengaruh komponen keceptan dari roda jalan meskipun persis

berada diatas pipa lepas tetapi masih terjadi arus pusar pada dinding belakang.

Pada kecepatan arus normal terjadi pula arus perlawanan dari sisi depan poros

dengan meniadakan letak pipa. Di lapangan sisi masuk tertentu lebih banyak

digunakan.

Gambar 2.14 Posisi Penyemburan Horizontal

3) Posisi miring.

Bedasarkan kedua kasus diatas diantara sudut miring antara 00 – 900

[image:41.595.209.412.527.629.2]
(42)

kedudukan terbaik adalah membentuk 300. Pada sisi ini komponen kecepatan c1

berubah menjadi w1 dan w2. Pusaran liar tetap ada, tetapi kedudukan lapis telah

menjauhi roda turbin atau jatuh ke pipa lepas dengan tambahan gaya berat sendiri.

Lebih besar dari 300 kecendrungan terjadinya arus pusar diantara roda jalan dan

[image:42.595.227.396.222.330.2]

dinding mulai terlihat.

Gambar 2.15 Posisi Penyemburan Miring

2.10 Katup

[image:42.595.243.416.481.723.2]

Adapun posisi katup pada nosel turbin air aliran silang dapat dilihat pada

gambar di bawah ini.

(43)

2.11 Lengkung Masuk

Air aliran masuk turbin melalui pipa pesat berpenampang bulat dan

adaptor, tempat perubahan penampang lingkaran menjadi persegi panjang,

menjelang masuk rumah turbin. Sebelum mencapai raner turbin, sekali lagi aliran

disesuaikan agar masing – masing memenuhi dengan tepat persyaratan spesifik

seperti :

1) Kecepatan masuk mutlak, c0 yang benar

2) Sudut masuk mutlak, α0 yang benar

Pada gambar 2.17 terlihat penampang aliran yang berbeda – beda di

sepanjang lintasannya dari pipa pesat sampai rumah turbin. Sisi pemasukan turbin

melayani penyesuaian aliran aliran di akhir adaptor persegi menjadi pola aliran

[image:43.595.225.401.413.597.2]

yang optimal di luasan masuk raner.

(44)
[image:44.595.226.398.83.261.2]

Gambar 2.18 Pola Aliran Masuk Turbin

Gambar 2.18 memperlihatkan pola aliran yang dimaui, dimana semua garis arus

di sembarang jari – jari mempunyai kecepatan dan sudut masuk yang tepat

sedemikian sehingga, berlaku ketentuan :

r cu = konstan (Literatur 6 hal 20)

Apabila ketentuan ini terpenuhi, semua garis arus akan memasuki raner di R1

dengan komponen kecepatan di arah keliling, cuo yang sama.Dan bila di akhir sisi

masuk seluruh energi tekanan telah diubah menjadi energi kinetis, maka

kecepatan mutlak, c0 masing – masing garis arus menjelang R1 menyerupai

kecepatan pancar bebas.

C0 = (2gH)1/2 (Literatur 6 hal 20)

Bila cu dan c berharga tetap di sepanjang busur pemasukan dengan jari – jari R1,

maka sudut kecepatan mutlak, α0 di sisi masuk turbin juga konstan. Karena itu

lengkung garis arus idealnya berupa garis yang membentuk sudut yang konstan,

antara garis singgung suatu titik pada lengkung pemasukan dengan vektor jari –

(45)
[image:45.595.225.399.81.270.2]

Gambar 2.19 Lengkung Pemasukan Ideal Bersudut Konstan

Satu–satunya lengkung yang mempunyai sifat istimewa seperti yang

dimaksudkan adalah spiral logaritmik. Spiral logaritmik dinyatakan dengan

rumus: rφ =ekφ

k = cot k (Literatur 6 hal 20)

(k > 0)

dimana :

φ

r = jarak suatu titik pada spiral dari pusatnya

e = bilangan logaritma alami = 2,7183

k = kotangen sudut antara garis singgung terhadap spiral logaritmik

dengan vektor jari – jari ke pusat spiral

(46)
[image:46.595.165.460.83.316.2]

Gambar 2.20 Rancangan Spiral Logaritmik Pemasukan Geometri Sudu

2.12 Diameter Dan Lebar Raner

Luas pemasukan aliran adalah hasil kali lebar raner, b0, dengan panjang

busur pemasukan, L. (Gambar 2.21)

A = b0 . L (Literatur 6 hal 21)

dimana :

A = Luas penampang pipa pancar (m2)

b0 = Lebar pipa pancar (m)

L = Panjang busur pemasukan (m)

L ditentukan oleh busur pemasukan, φ (0), dan diameter raner, D1 = 2.R1

° ° =

360 . . . 2R1πφ

L (Literatur 6 hal 21)

Dengan tinggi terjun tertentu, luas pemasukan tergantung kepada kebuthan debit

aliran.

(47)

dimana:

Q = Debit air atau laju aliran (m3/dtk)

A = Luas penampang pipa pancar (m2)

v = kecepatan aliran (m/dtk), tegak lurus terhadap luasan pemasukan

Komponen kecepatan yang berarah tegak lurus terhadap luasan pemasukan adalah

komponen kecepatan mutlak di arah bujur, cm. Sehingga dengan demikian maka :

Q = A . cm (Literatur 6 hal 21)

Komponen kecepatan di arah bujur ini dapat dinyatakan sebagai :

cm= c . sin α (Literatur 6 hal 21)

dimana :

Q = Debit air atau laju aliran (m3/dtk)

A = Luas penampang pipa pancar (m2)

cm = Komponen kecepatan mutlak di arah bujur

c = Kecepatan mutlak

α = Sudut kecepatan mutlak

Bila kecepatan pancar bebas, dengan mengabaikan kerugian tinggi terjun akibat

gesekan aliran, menggantikan kecepatan mutlak, maka :

H g

c= 2. . (Literatur 7 hal 52)

dimana:

c = Kecepatan mutlak

g = Percepatan gravitasi (m/dtk2)

(48)

Menggunakan hubungan tersebut diatas, debit air masuk turbin dapat dinyatakan

dengan :

C A Q= .

C L b Q= 0. .

° ° = 360 . . . 2 . 1

0 R C

b

Q πφ (Literatur 7 hal 52)

° ° = 360 . . . 2 . 1

0 R C

b

Q πφ

° ° = 360 . . 2 . . . 2 . 1

0 R gH

b

Q πφ

Persamaan diatas ini memuat semua besaran yang berpengaruh terhadap debit

aliran masuk turbin, yaitu :

b0 = Lebar pemasukan

R1 = Jari –jari lingakaran luar raner

φ = Sudut busur pemasukan

H 1/2 = akar tinggi air jatuh netto

Juga menjadi jelas bahwa baik lebar pemasukan maupun jari – jari raner

berpengaruh secara linear terhadap besar debit aliran. Dengan kata lain, suatu

turbin dengan lebar pemasukan, b0 = 300 mm dan diameter raner, D = 400 mm,

mempunyai debit yang sama besar dengan turbin berdiameter, D = 300 mm

dengan lebar pemasukan b0 = 400 mm. Ini menyebabkan kedua turbin bekerja

dengan tinggi terjun dan busur pemasukan bersih yang sama. Walaupun kecepatan

keliling kedua turbin sama, akan tetapi karena berbeda diameter maka kecepatan

(49)
[image:49.595.167.456.83.269.2]
(50)

BAB III

METODOLOGI PERANCANGAN

3.1 Tempat dan waktu

Perancangan turbin air ini dilakukan di Laboratorium Konversi Energi

Departemen Teknik Mesin USU selama 3 bulan dan pengujian serta pengambilan

data Turbin air jenis aliran silang dilaksanakan di Laboratorium Konversi Energi

Departemen Teknik Mesin USU selama 1 minggu. (Des 2009 s/d Feb 2010).

Adapun perancangan yang dilakukan di laboratorium konversi energi departemen

teknik mesin USU adalah sebagai berikut :

1. Mengukur dimensi dari peralatan yang akan dirancang sehingga dapat

meletakkan rancangan tersebut sesuai dengan tempat yang diinginkan.

2. Melepaskan peralatan yang akan dirancang sehingga terpisah satu persatu.

3. Menggeser peralatan yang akan dirancang ke tempat yang diinginkan.

4. Menyesuaikan tata letak peralatan yang akan dirancang sehingga dapat

melakukan instalasi pipa dengan mudah.

5. Membuat pondasi pada reservoar bawah dan pompa.

6. Merancang reservoar atas yang akan menampung air.

7. Menginstalasi pemipaan yang akan digunakan pada perancangan ini.

8. Memasang alat ukur pressure gage.

(51)

Diagram Alir pengujian Turbin Air jenis aliran silang.

3.2 Bahan Dan Alat

Bahan – bahan yang digunakan dalam perancangan ini adalah : air.

Adapun alat – alat yang digunakan dalam perancangan ini adalah :

1) 1 (satu) unit turbin air jenis aliran silang (cross flow)

2) 1(satu) unit generator

3) 1 (satu) unit pompa air dengan daya 5,5 kW

4) 1 (satu) unit tachometer, alat untuk mengukur putaran turbin dan generator

• Mencatat tekanan air masuk turbin air dengan Pressure Gage

• Mencatat putaran poros turbin air dengan Tachometer

• Mencatat putaran poros generator dengan Tachometer

• Mencatat tegangan keluaran generator dengan Tangmeter

Menganalisa data hasil pembacaan alat ukur kemudian disesuaikan dengan perhitungan yang telah dibuat.

Mengulangi pengujian dengan cara yang sama Mulai

• Volume reservoar bawah = a m3

• Volume reservoar atas = b m3

• Tekanan udara = 1 bar

• Kecepatan aliran masuk = d m/s

• Kapasitas aliran = e m3/s

• Putaran Turbin = c rpm

• Putaran Generator = c rpm

• Tegangan = v Volt

• Beban = p Watt

(52)

5) 1 (satu) unit tangmeter, alat untuk mengukur arus dan tegangan yang

dihasilkan

6) 2 (dua) unit pressure gauge, alat untuk mengukur tekanan air pada saat keluar

pompa dan pada saat masuk ke turbin

7) Alat – alat bantu perbengkelan seperti : kunci pas, kunci inggris, kunci ring,

kunci L, tang, obeng dsb.

3.3 Pengamatan dan Tahap Pengujian

Pada pengujian ini yang akan diamati adalah :

1) Tekanan air masuk pada turbin air, tekanan air keluar pompa.

2) Putaran poros pada turbin air, diukur dengan menggunakan alat Tachometer.

3) Putaran poros pada generator, diukur dengan menggunakan alat Tachometer.

4) Tegangan yang dihasilkan generator, diukur dengan menggunakan alat

[image:52.595.252.372.499.664.2]

Voltmeter

(53)
[image:53.595.224.399.137.334.2]

Gambar 3.2 Tachometer

[image:53.595.223.400.423.639.2]
(54)
[image:54.595.190.429.80.429.2]

Gambar 3.4 Sketsa instalasi turbin air aliran silang.

(55)
[image:55.595.208.415.83.357.2]

Gambar 3.5 Resevoar bawah

[image:55.595.211.413.423.697.2]
(56)
[image:56.595.146.479.83.333.2]
(57)

BAB IV

Perhitungan komponen – komponen utama turbin

4.1 Pipa Penstock

Adapun kapasitas aliran air jatuh dari reservoar atas didapat dari pengujian

yaitu sebesar 0,04 m3/s. Sehingga pemilihan diameter pipa penstock dapat dilihat

berdasarkan perhitungan dibawah ini.

eff

v gH

C

C1 = 2. . Q= A.C1

=0,3 2.9,81.12

6 , 4 040 , 0 1 = = C Q A

=4,6 m/s =0,0087 m2

Maka :

( )

2

4 Dpen

A

π π 0087 , 0 . 4 . 4 = = A Dpen

=0,1053 m = 4,15 inci (dipilih 4 inci )

4.2 Daya Turbin

Turbin adalah alat yang berfungsi mengubah energi potensial air menjadi

energi mekanis. Daya turbin dapat dihitung berdasarkan persamaan :

t

t g HQ

P =ρ. . . .η (literatur 3 hal 92)

Dimana :

Q = Kapasitas Air (m3/dtk)

ρ = Massa jenis air = 1000 kg/m3

(58)

H = Head efektif turbin

t

η = Efisiensi turbin = 0,55 (nilai yang diasumsikan) (literatur 7)

Maka :

η ρ.g.H.Q.

Pt =

=1000.9,81.12.0,040.0,55

=2.589,84 W = 2,6 kW

4.3 Putaran Spesifik Turbin

Putaran spesifik adalah putaran yang diperlukan untuk menganalisa

hubungan antara putaran yang dihasilkan oleh daya turbin terhadap besarnya

energi potensial yang diberikan. Putaran operasi turbin = putaran operasi

generator karena perbandingan pully antara turbin dengan generator = 3 :1.

(literature 7 hal 71)

p f ngenerator 60 . = dimana :

f = Frekuensi (untuk Indonesia = 50)

p = Jumlah kutub = 2 (literatur 7 hal 71)

maka : 2 60 . 50 = n

=1500rpm

sehingga putaran operasi turbin menjadi :

(59)

= .1500 3 1

=500rpm

Maka putaran spesifik turbin dapat dihitung dengan mengunakan persamaan :

4 3 . 65 , 3 H Q n ns =

4 3 12 040 , 0 500 . 65 , 3 =

=56,61 rpm

4.4 Generator

Generator berfungsi sebagai alat pengubah energi mekanik menjadi energi

listrik. Generator dipilih berdasarkan standarisasi yang sudah ditetapkan.

Generator yang digunakan memiliki jumlah kutub 2 pasang dan putaran 1500

rpm. Pada perancangan ini daya dan putaran dari poros turbin dikopel langsung ke

putaran generator, sehingga putaran turbin sama dengan putaran generator.

Generator yang digunakan mempunyai faktor daya (cos ϕ) sebesar 0,85.

Besarnya daya yang dihasilkan generator berdasarkan persamaan :

tr g t

g P

N = .η .η (literatur 7 hal 73)

dimana :

NG = Daya generator (kVA)

Pt = Daya turbin (W)

ηG = Efisiensi generator = 0,96

(60)

maka : 95 , 0 . 96 , 0 . 6 , 2 = G N

=2,371 kVA

Jadi besar daya generator dalam satuan kW adalah dari persamaan :

=2,371.0,85

=2,016 kW

4.5 Diameter Luar Runner

Runner adalah salah satu komponen utama sebuah turbin air yang berperan

dalam menghasilkan daya dari debit dan tinggi jatuh air yang bekerja padanya,

dimana runner memiliki fungsi sebagai penerima kerja dari fluida dan energi yang

dikandung fluida dikonversikan menjadi energi pada poros. Diameter luar runner

dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

t n U D . . 60 1 1 π = Dimana :

U1 = kecepatan tangensial pada sisi masuk

α1 = 160 (sudut pancaran fluida masuk)

2 cos . 1 1 1 α C U =

Dimana C1 diperoleh dari perhitungan di atas adalah : 4,6 m/s

sehingga U1 dapat dihitung sebagai berikut :

2 16 cos . 6 , 4 1 ° = U 1

(61)

Maka diameter luar roda runner (D1) 500 . 211 , 2 . 60 1 π = D

D1 = 0,085 m = 85 mm

4.6 Kecepatan Relative Pada Sisi Masuk

Kecepatan relative pada sisi masuk dapat dihitung dari persamaan:

1 1 1 2 1 2 1

1 C U 2.U .C .cosα

W = + −

Dimana :

C1 = kecepatan absolute fluida pada sisi masuk / kecepatan fluida keluar

α1 = 160(sudut pancaran fluida masuk)

U1 = kecepatan tangensial pada sisi masuk

maka :

° −

+

= 4,62 2,2112 2.4,6.2,211.cos16

1 W 549 , 2 1 =

W m/s

4.7 Kecepatan Relative Pada Sisi Keluar

Kecepatan relative pada sisi keluar dapat dihitung dari persamaan:

1 2

1 1

2 sinβ

    = R R W W Dimana:

R1 = jari – jari lingkaran luar runner

R2 = jari - jari lingkaran dalam runner

β1 = sudut sudu sisi masuk (300)

Dari hasil yang didapat oleh teman yang megerjakan perhitungan jari – jari

(62)

Maka : °      

= sin30 0561 , 0 085 , 0 549 , 2 2 W 931 , 1 2 =

W m/s

4.8Kecepatan Tangensial Pada Sisi Keluar

Kecepatan tangensial pada sisi keluar dapat dihitung dengan persamaan:

1 1 2 2 xU R R U = Maka: 211 , 2 085 , 0 0561 , 0 2 x U = 46 , 1 2 =

U m/s

4.9 Sudut Kecepatan Mutlak Sisi Keluar

Sudut kecepatan mutlak sisi keluar dapat dihitung dengan persamaan:

1 2 2 tan W W = α Maka: 549 , 2 931 , 1 tanα2 =

758 , 0 tanα2 =

° = ° =37,146 37,2

2 α

4.10 Kecepatan Absolut Fluida Pada Sisi Keluar

Kecepatan absolut fluida pada sisi keluar dapat dihitung dengan

(63)

2 2 2

cosα

U

C =

Maka :

° =

2 , 37 cos

46 , 1

2 C

83 , 1

2 =

(64)

BAB V

PERHITUNGAN NOSEL

Nosel adalah alat untuk meningkatkan kecepatan fluida dimana luas

penampang nosel mengecil sesuai dengan arah aliran. Adapun penampang

[image:64.595.238.421.223.314.2]

samping dari nosel itu sendiri dapat di lihat pada gambar 4.1 dibawah ini.

Gambar 5.1 Penampang samping dari nosel.

Perhitungan nosel itu sendiri meliputi luasan pemancaran air yang terdiri

dari : panjang busur pemasukan (L) dan lebar pipa pancar (b0). Adapun luasan

dari pemancaran air tersebut dapat dilihat dari gambar dibawah ini.

Gambar 5.2 Luasan pemancaran air pada nosel turbin air aliran silang.

5.1 Panjang Busur Pemasukan (L) dan Lebar Pipa Pancar (b0)

Panjang busur pemasukan (L) ditentukan oleh busur pemasukan, φ (0),

dan diameter runner, D1 = 2.R1. Dimana dari hasil yang didapat oleh teman yang

[image:64.595.220.404.439.587.2]
(65)

° ° = 360 . . . 2R1πφ L ° ° = 360 2 , 13 . . 0425 , 0 . 2 π

=0,0098 m

Lebar pipa pancar dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

° ° = 360 sin . . . 2 . . . 2 . 1

0 R πφ gH α

b Q

α φ

π. . 2. . .sin . 2 360 . 1 0 H g R Q

b = °

12 . 81 , 9 . 2 2 , 13 . . 0425 , 0 . 2 360 . 037 , 0 ° ° = π

(66)
[image:66.595.114.502.101.706.2]

5.2 Segitiga Kecepatan

(67)

Data – data yang diperlukan untuk menggambar segitiga kecepatan yang

terjadi pada sudu – sudu turbin akibat pancaran aliran air dari nosel dapat dilihat

dibawah ini. Dari data yang telah dihitung pada bab iv diperoleh :

1

U = 2,211 m/s

α1 = 160

549 , 2

1 =

W m/s

46 , 1

2

3 =U =

U m/s

83 , 1

2

3 =C =

C m/s

° = ° =

= 2 37,146 37,2

3 α

α

° = = 2 90

3 β β 931 , 1 2

3 =W =

W m/s

211 . 2

1

4 =U =

U m/s

549 , 2

1

4 =W =

W m/s

° =90

4 α

1

4 0,276C

C = 211 , 2 276 , 0 4 x C = 61 , 0 4 =

(68)
[image:68.595.194.420.99.156.2]

Gambar 5.4 Segitiga kecepatan.

5.3 Energi Pada Sudu – Sudu Raner Turbin

Energi yang terjadi pada sudu raner turbin akibat adanya gaya dorong

dari nosel dapat dihitung sebagai berikut :

U F

Emek = u. (literatur 7 hal 86)

) (

)

( 3 3 4

2 1 1 u u u u

mek C C

g U C C g U

E = − + −

Dimana :

1 1

1 C .cosα

Cu =

16 cos . 6 , 4

1u =

C

422 , 4

1u =

C m/s

2 2

2 C .cosα

C u =

2 , 37 cos . 83 , 1

2u =

C

458 , 1

2u =

C m/s

3 3

3 C .cosα

C u =

2 , 37 cos . 83 , 1

3u =

C

α2 β2

β2

C2

W2 U2 W1

U1 C1

(69)

458 , 1

3u =

C m/s

4 4

4 C .cosα

C u =

° =0,61.cos90

4u C

0

4u =

C m/s

Sehingga :

(

)

(

)

      +

= 1,458 0

81 , 9 46 , 1 458 , 1 422 , 4 81 , 9 211 , 2 2 mek E 77 , 1 = mek

(70)

BAB VI

KESIMPULAN

Pembangkit listrik tenaga air sangat tepat dikembangkan di Indonesia

mengingat potensi tenaga air yang sangat besar dan masi dimanfaatkan secara

maksimal.

Energi potensial air adalah merupakan salah satu energi alternatif untuk

menggantikan energi konvensional (bahan bakar fosil) dan sangat bersahabat

dengan lingkungan. Masalah yang menjadi hambatan dalam pembangunan sistem

pembangkit listrik tenaga air adalah investasi awal yang sangat besar, sehingga

investasi per kilowatt lebih tinggi dibandingkan dengan sistem pembangkit listrik

yang lain. Namun apabila dibandingkan ke masa yang akan datang, pembangkit

listrik tenaga air sangat mengguntungkan karena biaya operasi dan perawatan

relatif kecil.

Dari hasil perhitungan yang dilakukan dalam perancangan ini dapat

ditampilkan yaitu sebagai berikut:

6.1Turbin Air

• Jumlah : 1

• Jenis turbin : Turbin aliran silang (cross flow)

• Daya turbin : 2,6 kW

• Putaran operasi turbin : 500 rpm

• Putaran spesifik turbin : 56,61 rpm

• Tinggi jatuh air : 12 m

• Kapasitas aliran turbin : 0,040 m3/dtk

(71)

• Jenis rumah turbin : Tipe tertutup

6.2Generator

• Daya generator : 2,371 kVA

• Putaran generator : 500 rpm

• Frekuensi : 50 Hz

• Jumlah kutup : 2 pasang

• Cosφ : 0,85

6.3Pipa penstock

• Panjang : 12 m

• Diameter : 0,1016 m

6.4Sudu jalan (raner)

• Diameter dalam roda runner : 0,0561 m

• Diameter luar roda runner : 0,085 m

6.5Perhitungan Nosel

• Panjang Busur Pemasukan : 0,0098 m

(72)

DAFTAR PUSTAKA

1) Steeter LV dan Wylie B,”Mekanika Fluida”, edisi ke-8, Penerbit Erlangga,

Jakarta, 1993.

2) Sularso.K.Suga,”Elemen Mesin”, PT Pradya Parahita, Jakarta, 1983.

3) Victor, L.Steeter and Benjamin Wylie,”Mekanika Fluida”, Penerbit Erlangga,

Jakarta, 1993.

4) Warnick, C.C,”Hydropower Engineering”, Prentice Hall, Inc, New York,

1984.

5) M. Edy Sunarto, Alex Arter, Ueli Meler, “Pedoman Rekayasa Tenaga Air”,

Jakarta, 1991.

6) Ir. Sularso,”Pompa Dan Kompressor”, Cetakan ketiga, PT. Pradya Paramita,

Jakarta, 1987.

7) Dietzel Fritz, “Turbin Pompa dan Kompresor”, Cetakan Ke-Lima, Penerbit

Erlangga, Jakarta, 1996.

8) http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&ct=res&cd=1&ved=0CAYQF

jAA&url=http%3A%2F%2Fagungchynta.files.wordpress.com%2F2007%2F0

3%2Fpemanfaatan-tenaga-air.doc&rct=j&q=pemanfaatan+tenaga+air&ei=gMapS6WNG8qxrAe07Mj7A

(73)
(74)

Gambar

Gambar 1.1  instalasi secara keseluruhan.
Gambar 2.1 Sketsa tinggi head.
Gambar 2.2 Turbin Pelton. http://europa.eu.int/en/comm/dg17/hydro/layman2.pdf
Gambar 2.5 Konstruksi turbin ossberger atau turbin crossflow. Sumber: http://202.90.195.156/bse/smk/smk12%20TeknikMesinIndustri%20Sunyoto.pdf
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari gambar diatas didapat data bahwa efisiensi maksimum turbin pada percobaan turbin pelton head 9,41 meter mengunakan satu buah nosel, 24 buah sudu berbentuk

Turbin uap Zoelly/Rateau bekerja dengan prinsip impuls aksi dengan sistem tekanan bertingkat. Tekanan uap turun secara bertahap di dalam baris sudu tetap saja, sedangkan di

Sedangkan pada turbin aksi, seperti turbin Pelton dan turbin Cross Flow saluran masuk berupa nozzle yang dilengkapi dengan tombak-tombak (spear) atau sudu antar yang

Pada waktu air masuk ke roda jalan, sebagian dari energi tinggi jatuh telah bekerja di dalam sudu pengarah (runner) dan diubah sebagai kecepatan arus masuk,

Turbin francis bekerja dengan memakai proses tekanan lebih,air masuk ke roda jalan sebagai energi jatuh (head drop) yang menyimpang energi potensial, kemudian diubah

kecepatan) yang tersedia menjadi energi kinetik untuk memutar turbin, sehingga menghasilkan energi mekanik dalam bentuk putaran poros. Atau dengan kata lain, energi

BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN 4.1 Perhitungan Efisiensi Turbin Pelton Pada Head 9,41 Meter Denagn Menggunakan Satu Nosel (Bukaan Nosel 90º) Dengan Menggunakan 24 Sudu Mangkok

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti Turbin Pelton untuk Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dengan variasi bentuk sudu dan variasi bukaan