• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN TENAGA PENJUAL DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN SEPEDA MOTOR HONDA PADA PT TUNAS DWIPA MATRA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN TENAGA PENJUAL DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN SEPEDA MOTOR HONDA PADA PT TUNAS DWIPA MATRA"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PERANAN TENAGA PENJUAL DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN SEPEDA MOTOR HONDA PADA PT TUNAS DWIPA MATRA

Oleh

Putri Hastina

PT Tunas Dwipa Matra merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan dan

pendistribusian kendaraan sepeda motor Honda yang beralamat di Jalan Raden Intan No. 65

Bandar Lampung. Ketatnya persaingan dalam era global saat ini menuntut perusahaan

memberikan layanan yang terbaik dan terdepan dalam melayani konsumen, dalam memberikan

layanan tersebut peranan tenaga penjual sangatlah penting karena, tenaga penjual sebagai

penghubung antara konsumen dengan perusahaan dan memberikan sumbangan terbesar bagi

perusahaan untuk meningkatkan volume penjualan.

Masalah yang dihadapi oleh PT Tunas Dwipa Matra adalah tidak tercapainya target penjualan

sepeda motor Honda disetiap bulannya yang ditentukan oleh perusahaan, hal ini dikarenakan

tenaga penjual belum mampu mencapai target 50 unit sepeda motor Honda per sales. Maka,

(2)

langkah peranan tenaga penjual pada PT Tunas Dwipa Matra dalam penjualan produk dan

mengetahui faktor-faktor yang menunjang kegiatan penjualan sepeda motor pada PT Tunas

Dwipa Matra.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif terhadap peranan tenaga

penjual di PT Tunas Dwipa Matra dengan mengumpulkan data dan informasi dari berbagai

sumber untuk menjawab permasalahan yang ada.

Hasil pembahasan menunjukan bahwa tahap persiapan, tahap pembukaan pembicaraan, tahap

presentasi, tahap mengatasi keberatan atau keluhan, serta tahap menutup pembicaraan belum

sepenuhnya dapat dilaksanakan dengan baik oleh tenaga penjual yang dimiliki PT Tunas Dwipa

Matra, dikarenakan tenaga penjual yang kurang terlatih, tidak menguasai produk, tidak mengenal

daerah penjualan, tidak menguasai bagaimana cara penjualan yang baik, dan tidak mampu

berkomunikasi secara baik dengan konsumen.

Saran yang dapat direkomendasikan dari hasil penelitian adalah tenaga penjual yang dimiliki PT

Tunas Dwipa Matra dalam langkah presentasi seharusnya lebih memperhatikan faktor empathy

atau perhatian terhadap konsumen yang telah menggunakan produknya. Dan pada langkah

mengatasi keberatan atau keluhan pelanggan sebaiknya tenaga penjual harus dilatih untuk

menghadapi konsumen yang memiliki watak dan sifat tempramen yang tinggi, sehingga tenaga

penjual dapat memberikan penjelasan dengan baik tentang penyebab kendala keluhan-keluhan

konsumen. Sedangkan pada langkah menutup pembicaraan seharusnya tenaga penjual juga harus

menguasai tenaga penjual harus menguasai teori tentang produknya secara lebih terperinci

sehingga dapat menjelaskan dan menyampaikannya dengan baik kepada calon konsumen, dan

apabila konsumen sudah mendapatkan penjelasan secara terperinci dengan baik maka, konsumen

(3)

SEPEDA MOTOR HONDA PADA PT TUNAS DWIPA MATRA

Oleh

Putri Hastina

Laporan Akhir

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar AHLI MADYA (A.Md)

Pada

Program Studi D3 Pemasaran Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)

Putri Hastina dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 05 Januari 1993, sebagai anak pertama

dari dua bersaudara buah cinta dari Bapak Rudi Hastaufik (Alm) dan Ibu Marlena. Penulis

menyelesaikan pendidikan di Taman Kanak-Kanak (TK) Raudhatul Athfal (RA) DAYA Bandar

Lampung diselesaikan pada Tahun 1999, Sekolah Dasar Negeri (SD) diselesaikan di SDN 1

Kedaton pada Tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 29 Bandar Lampung

pada Tahun 2008, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 12 Bandar Lampung pada Tahun

2011. Dan pada Tahun 2011, Penulis terdaftar sebagai mahasiswi Universitas Lampung Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen Program Studi D3 Pemasaran melalui jalur UML. Pada

tangga 04 Februari 2014 sampai tanggal 03 April 2014, penulis melaksanakan Praktek Kerja

(7)

Moto

Saat kamu terjatuh, tersenyumlah. Karena orang yang pernah jatuh

adalah orang yang sedang berjalan menuju keberhasilan.

Kamu tidak bisa mendapatkan apa yang kamu inginkan jika kamu

(8)

Dengan kerendahan hati dan kasih sayang ku persembahkan karya ini untuk kedua orangtua ku

“Rudi Hastaufik (Alm) dan Marlena”

Yang telah memberikan kasih sayangnya kepada ku dan telah menyekolahkan aku, sehingga aku

bisa sekolah sampai di perguruan tinggi ini, dengan kesabarannya merawat ku hingga seperti

sekarang ini, terima kasih atas segala perhatian, kasih sayang dan doanya. Selain itu karya ini

kupersembahkan untuk Kakak ku Ivan dan Adik ku Sandi Sahputra.

Serta

(9)

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan

hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir yang berjudul “PERANAN TENAGA

PENJUAL DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN SEPEDA MOTOR

HONDA PADA PT TUNAS DWIPA MATRA”.

Laporan Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memeperoleh gelar Ahli Madya (A.Md)

Pemasaran Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Dalam penulisan Laporan Akhir ini, penulis telah mendapatkan banyak bantuan, dukungan dan

doa dari berbagai pihak. Untuk pada kesempatan yang baik ini dengan segala kerendahan hati

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Haryanto, S.E., M.Si., selaku Rektor Universitas Lampung.

2. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis.

3. Ibu Aida Sari, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

4. Ibu Yuningsih,S.E., M.M,selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Lampung.

5. Bapak Driya Wiryawan, S.E, M.M, selaku Ketua Program D3 Pemasaran Fakultas

(10)

7. Ibu Rosnelly Roesdi, S.E., M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik Penulis.

8. Ibu Roslina, S.E., M.Si, selaku Dosen Pembimbing Lapangan yang telah membimbing

penulis selama melaksanakan PKL dan dengan sabar membimbing dan membantu

penulis menyelesaikan Laporan Akhir ini.

9. Seluruh karyawan PT Tunas Dwipa Matra, khususnya kepada Ibu Rina Budiarti yang

telah memberikan izin praktek kerja lapangan dan terimakasih untuk mba Rina Karno,

mba Erika, mba Dwi, dan pak Adi Chanserrio yang telah membantu penulis dalam

memperoleh data yang diperlukan dalam menyusun laporan.

10.Seluruh dosen pengajar dan staf Akademik Program D3 Pemasaran Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Lampung.

11.Keluarga tercinta penulis Ika, Tari, Gea, Ido, bang Dede, Niko dan seluruh keluarga

besarku yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil beserta doanya

yang tiada henti sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir ini.

12.Sahabat-sahabat baikku Dina Eka Nurvazli, Rizna Meuthia Ayu, Siska Jayanti, Ninda

Kariza dan sahabat-sahabatku yang lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu

terima kasih atas kebersamaan dalam keadaan suka maupun duka kepada penulis.

13.Seluruh teman-teman baikku angkatan 2011 Program D3 Pemasaran Rezkiani, Lilik,

Rahma, Nadiya, Poppy, Windri, Greta, Rastri, Tiara, Ranti, Yoga, Nicki, Mulia, Aidil,

Rio Rimba, Rio Ardi, Robby, Firez, Yudha, Kevin, dan teman-teman yang tidak bisa

(11)

kerendahan hati dan rasa tulus ikhlas semoga Laporan Akhir Ini bermanfaat bagi kita

semua. Aamiin.

Bandar Lampung, Juni 2014

Penulis

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

I.PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Permasalahan ... 12

1.3Tujuan Penelitian ... ... 12

1.4Manfaat Penelitian ... 12

II. LANDASAN TEORI 2.1Arti dan Pentingnya Pemasaran ... 13

2.2Bauran Pemasaran ... 14

2.3Arti Pentingnya Penjualan Perseorangan ... 18

2.4Proses Penjualan Perseorangan ... 19

2.5Strategi Penjualan Perseorangan ... 20

(13)

III.METODOLOGI PENULISAN

3.1Jenis Data ... 26

3.2Sumber Data ... 26

3.3Metode Pengumpulan Data ... 27

3.4 Tempat dan Waktu Penelitian ……….. 27

3.5 Sejarah Singkat Berdirinya Perusahaan ………... 28

3.6Visi dan Misi PT Tunas Dwipa Matra ………. 30

3.7 Bidang Usaha Perusahaan Secara Garis Besar ……… 30

3.8 Struktur Organisasi Pada PT Tunas Dwipa Matra ……….. 31

3.9 Pengertian Organisasi ……….. 32

3.9.1 Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab PT Tunas Dwipa Matra ……… 33

3.9.2 Deskripsi Jabatan ………. 33

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil Penelitian ... 37

4.2Persiapan ... 40

4.3Pembukaan ... 40

4.4Presentasi ... 41

4.5Mengatasi Keberatan atau Keluhan Pelanggan ... 42

(14)

5.2Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1Jumlah Tenaga Penjual yang Dimiliki PT Tunas Dwipa Matra

Periode Januari 2014 - Maret 2014 ... 3

1.2Tingkat Produktifitas Tenaga Penjual Pada PT Tunas Dwipa Matra

Periode Januari 2014 - Maret 2014 ... 5

1.3Jenis Produk Sepeda Motor Honda Pada PT Tunas Dwipa Matra ... 6

1.4Perbandingan Harga Jual Sepeda Motor Honda dan Yamaha ... 7

4.1Langkah-langkah Tenaga Penjual PT Tunas Dwipa Matra Dalam Melakukan

(16)

Gambar Hal

1. Saluran Distribusi Langsung dan Tidak Langsung ... 10

(17)

I.PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Perkembangan zaman telah mengakibatkan terjadinya perubahan terhadap alat-alat

transportasi pada masyarakat yang menggunakannya. Saat ini, perkembangan

dibidang otomotif mempermudah masyarakat menggunakan alat transportasi yang

dipilihnya. Ketatnya persaingan antara perusahaan dalam era ekonomi global

menuntut perusahaan untuk selalu menjadi yang terdepan dan terbaik dalam

memberikan pelayanan yang memuaskan kepada konsumen. Banyaknya pesaing yang

bergerak dibidang otomotif juga menjadi suatu motivasi untuk lebih baik lagi

menyusun strategi pemasaran yang tepat, dan dapat menjadi keutungan yang positif

bagi perusahaan tersebut untuk meningkatkan volume penjualan.

Motor merupakan salah satu alat transportasi yang banyak dicari, karena harganya

terjangkau oleh masyarakat sehingga masyarakat mudah untuk membeli sepeda

motor, sehingga banyak permintaan terhadap produksi motor menjadikan banyaknya

bermunculan perusahaan-perusahaan yang bergerak pada bidang penjualan kendaraan

bermotor.

Dealer-dealer sepeda motor memberikan berbagai kemudahan bagi konsumen yang

(18)

pelanggannya yang melakukan transaksi Cash atau Kredit. Meningkatnya volume

penjualan sepeda motor menunjukan bahwa motor sangat dibutuhkan oleh masyarakat

yang setiap tahunnya mengalami kenaikan.

Untuk meningkatkan volume penjualan salah satu peranan yang memiliki arti penting

adalah peranan tenaga penjual, tenaga penjual memegang peranan yang penting

sebagai penghubung antara konsumen dengan perusahaan dan memberikan

sumbangan yang besar bagi suatu perusahaan untuk meningkatan volume penjualan,

karena volume penjualan merupakan suatu faktor yang penting bagi setiap perusahaan

untuk menjalankan usahanya.

PT Tunas Dwipa Matra merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan

dan pendistribusian kendaraan sepeda motor dengan merek Honda yang mencoba

untuk memenuhi keinginan dan permintaan konsumen walaupun dihadapkan dengan

persaingan pasar yang cukup ketat. Pesaing dapat dijadikan acuan untuk berusaha

lebih maksimal lagi, setiap perusahaan mempunyai strategi masing-masing untuk

menarik dan mempengaruhi konsumen untuk dapat membeli poduk yang perusahaan

tawarkan. Sangat sulit untuk mempengaruhi konsumen untuk dapat meyakinkan

bahwa produk yang ditawarkan perusahaan layak dipilih oleh konsumen sebagai

kendaraan yang sangat menguntungkan.

PT Tunas Dwipa Matra dalam menjalankan usahanya didukung oleh karyawan yang

profesional untuk mencapai tujuan perusahaan secara maksimal, adapun jumlah

(19)

Workshop sebanyak 24 orang. Dalam meningkatkan volume penjualan sepeda motor

Honda pada PT Tunas Dwipa Matra, showroom lebih memegang peranan penting,

karena dibagian showroom merupakan karyawan tenaga penjual yang melakukan

jalannya suatu tansaksi penjualan sepeda motor kepada pembeli. Berikut ini

merupakan data jumlah tenaga penjual yang dimiliki PT Tunas Dwipa Matra dapat

[image:19.595.115.470.322.441.2]

dilihat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1 Jumlah Tenaga Penjual Yang Dimiliki PT Tunas Dwipa Matra Periode Januari 2014 – Maret 2014

Bulan Jumlah Tenaga Sales (Orang)

Januari 7 Orang

Februari 6 Orang

Maret 6 Orang

Rata-Rata 6 Orang

Sumber: PT Tunas Dwipa Matra Bandar Lampung, 2014

Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa tenaga penjual yang dimiliki oleh PT Tunas

Dwipa Matra rata-rata berjumlah 6 orang. Tenaga penjual merupakan cara yang

efektif untuk mempengaruhi pembeli, untuk itu tenaga penjual diharuskan memiliki

kualitas dan kemampuan dalam menawarkan produk ke pembeli. Tenaga penjual yang

memiliki kualitas dan kemampuan dapat terbentuk dengan adanya pelatihan atau

training, sehingga dapat terbentuk tenaga penjual yang memiliki keterampilan yang

baik dalam cara berkomunikasi langsung terhadap pembeli, sehingga mampu

meyakinkan, membujuk, dan mempengaruhi pembeli dalam mengambil keputusan

(20)

Pemasaran kendaraan sepeda motor di wilayah Lampung sangat tinggi, hal ini

dibuktikan dengan banyaknya pesaing dealer kendaraan roda dua dari pesaing Honda.

Para pesaing tersebut mendirikan dealer untuk meningkatkan penjualan sepeda motor

diantaranya adalah Yamaha, Suzuki, Kawasaki, Viar, Jialing, dan sebagainya.

Kotler dan Amstrong (2008 : 7)

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan managerial yang membuat individu dan

kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan

pertukaran timbal balik produk yang bernilai dengan orang lain.

Dari definisi tersebut terkandung pengertian bahwa pemasaran merupakan salah satu

kegiatan yang dilakukan di perusahaan untuk meraih laba yang maksimal agar dapat

tumbuh dan berkembang demi kelangsungan berjalannya suatu perusahaan. Dalam

kegiatan pemasarannya, PT Tunas Dwipa Matra menggunakan tenaga penjual yang

handal dan professional yang dapat diharapkan mampu mengatasi masalah yang

dihadapi oleh para konsumen yang memiliki berbagai macam karakteristik, dengan

adanya komunikasi langsung kepada para konsumen tenaga penjual dapat

memperoleh langsung informasi atau tanggapan dari para konsumen yang berkunjung.

Pengukuran tingkat kemampuan tenaga penjual dapat diukur melalui tingkat volume

(21)
[image:21.595.109.521.137.281.2]

Tabel 1.2 Tingkat Produktifitas Tenaga Penjualan Pada PT Tunas Dwipa Matra Periode Januari 2014 – Maret 2014

Bulan Target (unit) Realisasi (unit) Pencapaian

target(%)

Januari 350 272 77 %

Februari 350 262 74 %

Maret 350 266 76 %

Total 1050 800 227 %

Rata-rata 350 266 75 %

Sumber: PT Tunas Dwipa Matra Bandar Lampung, 2014

Berdasarkan tabel 1.2, dapat dilihat bahwa target dan realisasi perorangan tenaga

penjual yang ditetapkan oleh perusahaan setiap bulannya tidak tercapai dikarenakan

tenaga penjual tidak mampu mencapai target 50 unit sepeda motor Honda per tenaga

penjual. Penjualan dengan volume yang terbanyak ada di bulan Januari yang

mencapai target penjualan 272 unit motor (77%) dan volume yang terendah terjadi

pada bulan Februari yang hanya terjual 262 unit motor (74%). Rata-rata pencapaian

volume penjualan yang dilakukan PT Tunas Dwipa Matra dari bulan Januari hingga

Maret mencapai target (75%).

PT Tunas Dwipa Matra dalam memasarkan produknya melakukan kebijakan

pemasaran yang ada dalam bauran pemasaran, yaitu sebagai berikut:

1. Kebijakan Produk

Perusahaan dalam memasarkan produk-produknya selalu memperhatikan kenyamanan

dan keamanan untuk memuaskan konsumen. Pelayanan yang dilakukan oleh PT

(22)

pembelian sepeda motor Honda secara tunai maupun kredit dan memberikan member

card yang bertujuan untuk meningkatkan volume penjualan. PT Tunas Dwipa Matra

merupakan perusahaan cabang Lampung yang mendistribusikan penjualan sepeda

[image:22.595.130.464.271.483.2]

motor Honda dengan berbagai jenis type yang dapat dilihat dari tabel 1.3.

Tabel 1.3 Jenis Produk Sepeda Motor Honda Pada PT Tunas Dwipa Matra

No Kategori Produk Varian

1. Bebek 1. Revo

2. Blade 3. Supra X

2. Matic 1. Beat

2. Vario 3. Scoopy 4. Spacy 5. PCX 150 3. Motor Sport 1. Mega Pro

2. Tiger CW 3. Verza 4. CB150 5. CBR 250

Sumber: PT Tunas Dwipa Matra Bandar Lampung, 2014

Berdasarkan tabel 1.3, tentang jenis produk sepeda motor honda pada PT Tunas

Dwipa Matra, menjelaskan tentang kategori produk yang ada pada PT Tunas Dwipa

Matra terbagi menjadi 3 kategori produk yaitu jenis bebek, jenis matic, dan jenis

motor sport.

2. Kebijakan Harga

Penempatan harga yang ditetapkan oleh perusahaan terhadap produknya dapat

menentukan keberhasilan penjualan terhadap produk pesaing dalam memasarkan

(23)

perusahaan dipengaruhi oleh berbagai hal antara lain harga produk dari dealer pusat,

[image:23.595.107.526.222.703.2]

biaya tenaga sales, biaya promosi, dan biaya penghantaran produk ke konsumen.

Tabel 1.4 Perbandingan Harga Jual Sepeda Motor Honda dan Yamaha

No Nama Kendaraan HONDA

Harga Rata-rata (Rp)

No Nama Kendaraan YAMAHA

Harga Rata-rata (Rp)

1 Revo Fit 12.571.000 1 Vega RR Drum 12.935.000 2 Revo Spoke 13.006.000 2 Vega RR Disk 13.171.000 3 Revo CW 13.772.000 3 Vega Force Sporty 14.381.000 4 All New Revo Fit 13.130.000

5 All New Revo CW 14.455.000 6 All New Revo Spoke 13.680.000 7 Blade S 15.185.000 8 Blade R 15.577.000 9 Blade R Repsol 15.776.000

10 Supra X Spoke 15.881.000 4 Jupiter MX ACW 17.368.000 11 Supra X CW 17.058.000 5 Jupiter MX CW 18.213.000 12 Supra X CW Helm in 15. 656.000 6 Jupiter Z CW FI 16.001.000 13 New Supra X STD 16.050.000 7 Jupiter Z FI 15.343.000 14 New Supra Sporty 17.207.000

15 Beat FI Spoke 13.368.000 8 Mio J FI 13.308.000 16 Beat FI CW 14.218.000 9 Mio J CW FI 13.913.000 17 Beat FI Spoerty 14.773.000 10 Mio J CW FI Teen 13.893.000 18 Beat FI Blaster 15.153.000 11 Mio GT 14.193.000 19 Spacy Helm In Inj 14.269.000 12 Xeon & Xeon RC 17.248.000 20 Scoopy Inj 15.479.000 13 Fino Sporty & Fino

Fashion

14.533.000

21 Scoopy FI Blaster 15.859.000 14 Fino Classic 14.563.000 22 Vario CW 15.680.000 15 Fino Premium FI New 15.033.000 23 Vario Techno 16.584.000 16 Xeon & Xeon RC 17.248.000 24 Vario Techno ISS 17.675.000 17 Soul GT & Soul GT

Street

15.468.000

25 Vario Techno ISS Blaster

18.135.000 18 X Ride 15.698.000

26 Verza STD 18.053.000 27 Verza CW 18.903.000

28 Verza CW Blaster 19.183.000 19 New V-xion Kick Starter 24.002.000 29 Tiger CW 27.308.000 20 V-Xion 22.868.000 30 Mega Pro Spoke 19.965.000 21 Byson 21.877.000 31 Mega Pro CW 21.273.000

32 All New Mega Pro FI 21.466.000

33 CB150R 24.341.000 22 Scorpio Z CW 25.870.000 34 CBR 150 43.679.000

35 CBR 150 Repsol 44.429.000 36 CBR 250 Repsol 52.213.000 37 CBR 250ABS 59.310.000 38 CB150R Blaster 24.672.000 39 PCX 150 38.604.000

(24)

Berdasarkan tabel 1.4, PT Tunas Dwipa Matra memiliki perbandingan harga jual

sepeda motor Honda dengan pesaingnya yaitu Yamaha. Dan dapat dilihat bahwa

Honda memiliki harga jual sepeda motor dalam kategori motor bebek, matic, atupun

motor sport yang lebih rendah dibandingkan dengan harga jual sepeda motor Yamaha.

PT Tunas Dwipa Mtra memiliki harga yang paling rendah yaitu Rp. 12.571.000 dan

PT Mandala Finance memliki harga yang paling rendah yaitu Rp. 12.935.000.

3. Kebijakan Promosi

Ada dua faktor yang mempengaruhi pemasaran yaitu faktor dari dalam (intern) dan

faktor dari luar (ekstern). Faktor dari dalam meliputi bauran promosi dan faktor yang

berasal dari luar perusahaan adalah selera konsumen, budaya sosial, perekonomian,

dan pendapatan masyarakat. Kegiatan promosi merupakann kegiatan mengenal

produk, meyakinkan konsumen, mengajak dan mempengaruhi konsumen untuk dapat

tertarik pada produk yang perusahaan tawarkan, dan memberikan manfaat produk

terhadap konsumen dengan mengharapkan agar konsumen memiliki keinginan untuk

membeli produk tersebut. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh PT Tunas Dwipa

Matra dalam memasarkan produknya yaitu:

a. Iklan

Promosi yang dilakukan PT Tunas Dwipa Matra melalui iklan berupa brosur,

pemasangan banner dan membuka stan di pusat-pusat perbelanjaan.

b. Promosi Penjualan

PT Tunas Dwipa Matra memberikan potongan harga kepada konsumen yang

melakukan transaksi secara tunai maupun kredit dan memberikan hadiah

(25)

c. Publisitas

Bentuk publisitas yang dilakukan PT Tunas Dwipa Matra adalah mengadakan

kerjasama dengan pihak-pihak yang menjadi sponsor, seminar, dan

pemberitaan.

d. Penjualan Perseorangan (Personal Selling)

Bertujuan untuk mencari konsumen baru yang dilakukan oleh para tenaga

penjual. Tenaga penjual mempunyai peranan yang sangat penting yang tidak

dapat digantikan oleh cara penjualan yang lainnya, karena tenaga penjual

merupakan sarana komunikasi langsung terhadap konsumen tidak seperti

periklanan dan promosi lainnya yang komunikasinya bersifat tidak pribadi.

Menggunakan tenaga penjual merupakan cara yang efektif untuk mencapai

tujuan pemasaran yaitu menaikkan volume penjualan agar dapat menghasilkan

laba. PT Tunas Dwipa Matra dalam bidang personal selling belum

melaksanakan kegiatannya dengan baik dikarenakan tenaga penjual yang

dimiliki PT Tunas Dwipa Matra masih sedikit jumlah tenaga penjual. Hal ini

dapat menyebabkan kurang meningkatnya volume penjualan disetiap

bulannya.

4. Kebijakan Saluran Distribusi

Perusahaan memerlukan saluran distribusi untuk mendistribusikan produk yang dijual

hingga sampai ke konsumen. Pendistribusian sepeda motor Honda pada PT Tunas

Dwipa Matra menggunakan saluran distribusi langsung dan tidak langsung, yaitu

(26)
[image:26.595.237.345.127.367.2]

Gambar 1. Saluran Distribusi Langsung Dan Tidak Langsung

Sumber: PT Tunas Dwipa Matra Bandar Lampung, 2014

Berdasarkan gambar 1, PT Tunas Dwipa Matra mempunyai dua saluran distribusi

yaitu distribusi langsung dan distribusi tidak langsung. Saluran distribusi langsung

adalah saluran yang menyalurkan barang dan jasa dari produsen ke tangan konsumen

secara langsung. Sedangkan, distribusi tidak langsung adalah menyalurkan barang dan

jasa dengan menggunakan perantara penjualan untuk sampai kepada konsumen.

5. Kebijakan SDM (People)

Sumber daya manusia didalam perusahaan memegang peranan penting untuk

menjalankan tugas dan pekerjaan demi berlangsungnya hidup suatu perusahaan.

Karyawan yang ada pada PT Tunas Dwipa Matra pada bagian showroom berjumlah

24 orang karyawan. PT Tunas Dwipa Matra melakukan kegiatan training kepada

seluruh karyawan untuk meningkatkan kinerja para karyawan. PT Astra Honda

Motor

PT Tunas Dwipa Matra

Dealer-Dealer Kecil

(27)

6. Kebijakan Wujud Fisik (Physical Evidence)

Wujud fisik perusahaan merupakan peranan penting bila suatu transaksi pembelian

dilaksanakan dilokasi perusahaan. Dengan melihat wujud fisik para konsumen akan

tertarik dengan penampilan perusahaan yang dilengkapi oleh fasilitas antara lain: AC,

toilet yang bersih, wi-fi, dan snack untuk konsumen yang akan melakukan transaksi

pembelian.

7. Kebijakan Proses (Proces)

Proses merupakan kombinasi dari seluruh kegiatan yang umumnya terdiri dari

prosedur, aktivitas, dan mekanisme sebuah perusahaan yang akan disampaikan

kepada konsumen atau pelanggan.

Pada penelitian ini penulis menggunakan Bauran Pemasaran yang terdiri dari 7P,

yaitu Product, Price, Promotion, Place, People, Physical Evidence, dan Proces. Akan

tetapi peneliti lebih memfokuskan tentang vaiabel personal selling yang ada pada

kebijakan promosi. Karena personal selling bertujuan untuk mencari konsumen baru

yang dilakukan oleh para tenaga penjual. Tenaga penjual merupakan cara yang efektif

untuk mencapai tujuan pemasaran. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis

tertarik untuk memilih judul “PERANAN TENAGA PENJUAL DALAM

MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN SEPEDA MOTOR HONDA

(28)

1.2Permasalahan

Masalah yang dihadapi oleh PT Tunas Dwipa Matra adalah tidak tercapainya target

penjualan sepeda motor Honda disetiap bulannya (Tabel 1.2) yang ditentukan oleh

perusahaan, hal ini dikarenakan tenaga penjual belum mampu mencapai target 50 unit

sepeda motor Honda per sales. Maka, permasalahan yang dapat diambil adalah: “Apakah tenaga penjual sudah melakukan langkah-langkah penjualan didalam melaksanakan penjualan sepeda motor Honda pada PT Tunas Dwipa Matra?”

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dalam laporan ini adalah untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah

peranan tenaga penjual pada PT Tunas Dwipa Matra dalam meningkatkan volume

penjualan sepeda motor pada PT Tunas Dwipa Matra.

1.4Manfaat Penelitian

1. Bagi PT Tunas Dwipa Matra penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

pertimbangan dalam memotivasi para mitra usaha untuk bekerjasama dan

meningkatkan perusahaan.

2. Bagi penulis sebagai laporan akhir perkuliahan dan pengembangan serta

pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan, khususnya yang

(29)

II. LANDASAN TEORI

2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran

Kotler dan Amstrong (2008 : 7)

Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu atau kelompok

memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan

pertukaran peroduksi yang bernilai satu sama lain.

Pemasaran memegang peranan penting dalam kehidupan sosial ekonomi bagi

perusahaan dalam mencapai tujuan dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan

tersebut. Kegiatan pemasaran adalah kegiatan yang bersifat aktual, karena

berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, baik manusia secara individual,

kelompok maupun masyarakat secara keseluruhan.

Kegiatan perusahaan dilakukan perusahaan dalam upaya untuk mempertahankan

kelangsungan hidupnya dan menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu pemasaran

menjadi faktor yang sangat penting dalam perusahaan, karena tidak perusahaan yang

semakin tidak mampu menjual atau memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan.

Persaingan yang semakin tajam mengakibatkan terjadinya perubahan dari pasar

penjual menjadi pasar pembeli. Kekuatan pasar berada ditangan pembeli, sehingga

(30)

pengkonsumsi (pasar). Pemasaran dewasa ini lebih menekankan pada pentingnya

pemuasan pengkonsumsi dengan melihat peluang-peluang pasar dan mencari

kebutuhan pelanggan berpotensi yang belum terpenuhi.

Stanton (Marius P. Angipora, 2002 : 4)

Pemasaran adalah sebuah sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk

merencanakan, memberikan harga, mempromosikan dan mendistribusikan jasa serta

barang-barang pemuas keinginan pasar.

Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa dasarnya pemasaran mencakup

semua kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk terselenggaranya proses

penyampaian barang atau jasa untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.

2.2Bauran Pemasaran

Unsur-unsur yang ada didalam pemasaran perlu dikombinasikan dan dikoordinasikan

dengan baik dan tepat. Hal ini dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan pemasaran

yang dilakukan oleh perusahaan dapat berjalan dengan efektif. Unsur-unsur

pemasaran itu disebut sebagai bauran pemasaran (marketing mix).

Kotler dan Keller (2009 : 65)

Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran baik itu prooduk, harga,

promosi, distribusi yang dipadukan untuk menghasilkan respon yang diinginkan

pasar sasaran.

(31)

Bauran pemasaran adalah campuran dari variable pemasaran yang merupakan inti

dari sistem pemasaran perusahaan yakni: produk, struktur harga, keinginan promosi,

dan saluran distribusi.

Variabel-variabel pemasaran tersebut meliputi produk, harga, promosi, saluran

distribusi, people, physical evidence, dan proses. Perusahaan tidak hanya sekedar

memilih kombinasi yang terbaik, tetapi juga harus mengkoordinasikan berbagai

macam elemennya.

1. Produk

Produk merupakan kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan

kepada pasar. Semua unsur dari suatu produksi baik atribut fisik maupun sifat-sifat

non fisik yang dipandang sebagai alat penting kebutuhan konsumen.

Kotler (2009 : 4)

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk

memuasakan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa,

pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi dan ide.

2. Harga

Harga suatu barang dan jasa merupakan faktor penentu bagi permintaan pasar yang

dapat mempengaruhi posisi pesaing perusahaan dan pangsa pasarnya. Selain itu, harga

dapat mempengaruhi program pemasaran perusahaan. Suatu perusahaan menetapkan

(32)

jasa akan memberikan keuntungan bagi perusahaan baik dalam jangka panjang

maupun jangka pendek. Bagi pihak konsumen harga yang yang ditetapkan dapat

mempermudah dalam memilih alternatif untuk membeli.

Swastha (2008 : 241)

Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang

dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya.

3. Promosi

Perusahaan tidak hanya memasarkan produk-produk yang bagus, menetapkan harga

yang terjangkau dan membuat produk itu dapat dimiliki oleh konsumen. Perusahaan

juga harus memiliki sistem berkomunikasi yang baik dan efektif untuk dapat

memperkenalkan produknya kepada konsumen. Setiap perusahaan tidak bisa

melepaskan diri dari peranan tenaga penjual sebagai pengomunikasi dan pendorong

agar konsumen dapat membeli produk-produk yang ditawarkan perusahaan. Kegiatan

promosi ini merupakan salah satu unsur penting dalam bauran pemasaran yang

bertujuan untuk memperkenalkan atau menyampaikan pesan informasi mengenai

suatu produk kepada pembeli yang berpotensi.

Swastha (2008 : 349)

Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk

mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan

(33)

4. Saluran Distribusi

Suatu yang dihasilkan oleh perusahaan tidak akan sampai ke konsumen apabila tidak

ada suatu jaringan yang menyalurkannya. Pemilihan saluran distribusi yang tepat

merupakan hal yang penting untuk mempelancar arus barang dan jasa tersebut.

Karena itu, perusahaan harus merencanakan saluran distribusi yang tepat, sehingga

perusahaan harus menentukan sebuah segmen pasar yang akan dilayani dan saluran

yang terbaik yang perlu digunakan untuk masing-masing segmen tersebut.

Kotler dan Keller (2009 : 106)

Saluran distribusi adalah sekelompok organisasi yang saling bergantung dan terlibat

dalam proses pembuatan produk atau jasa yang disediakan untuk digunakan atau

dikonsumsi.

David A. Revzan (Swastha, 2008 : 285)

Saluran distribusi adalah suatu jalur yang dilalui oleh arus barang-barang dari

produsen ke perantara dan akhirnya sampai pada pemakai.

5. People

Suatu perusahaan harus memiliki karyawan yang berkualitas, professional, handal,

dan orang-orang yang berpengalaman dalam dunia kerja sehingga memudahkan

(34)

6. Physical Evidence

Suatu perusahaan harus memiliki sarana dan prasarana yang efektif untuk menunjang

kinerja penjual. Fasilitas yang dimiliki perusahaan antara lain: ruang tunggu yang

nyaman, wi-fi yang disediakan perusahaan, snack bagi konsumen yang akan

melakukan transaksi pembelian, toilet yang bersih dan para tenaga penjual yang rapih.

7. Proses

Proses adalah bagaimana perusahaan melakukan seluruh kegiatan yang dilakukan

tenaga penjual untuk memperlancar berjalannya suatu transaksi penjualan sepeda

motor Honda kepada konsumen yang akan melakukan pembelian.

2.3 Arti Pentingnya Penjualan Perseorangan

Penjualan perseorangan (personal selling) adalah suatu bentuk penyajian secara lisan

dalam suatu pembicaraan dengan seseorang atau lebih dengan tujuan meningkatkan

penjualan produk. Dalam personal selling akan terjadi interaksi langsung antara

pembeli dengan penjual. Kegiatan personal selling tidak hanya di tempat pembeli

saja, tetapi dapat juga di tempat penjual.

Swastha (2008 : 260)

Penjualan perseorangan (personal selling) adalah interaksi antara individu saling

bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau

mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak

(35)

Penjualan perseorangan merupakan cara yang sangat efektif untuk meyakinkan

pembeli, menanamkan pilihan pembeli, dan membujuk atau mempengaruhi pembeli

dengan tujuan akan terciptanya suatu penjualan. Menurut Kotler (2009 : 192)

menyatakan bahwa penjualan perseorangan mempunyai tiga kualitas, yaitu:

a. Interaksi Pribadi

Penjualan perseorangan menciptakan episode segera dan interaktif antara dua

orang atau lebih. Setiap pihak dapat mengamati reaksi pihak lain.

b. Pengembangan

Penjualan perseorangan juga memungkinkan semua jenis hubungan berkembang,

mulai dari masalah hubungan penjualan sampai pertemanan pribadi yang dalam.

c. Respons

Penjualan perorangan membuat pembeli merasa wajib mendengarkan

pembicaraan penjualan.

2.4 Proses Penjualan Perseorangan (Personal Selling)

Stanton (2009 : 55) mengelompokkan proses personal selling dalam beberapa tahap

yaitu:

1. Persiapan sebelum penjualan (presale preparation)

Perusahaan harus mempersiapkan sales-salesnya hal ini dapat dilakukan

dengan memberikan pengertian kepada mereka tentang produk-produk yang

akan dijual oleh perusahaan, pangsa pasar yang tepat, keadaan persaingan, dan

prinsip-prinsip tenaga penjual serta pengetahuan-pengetahuan lainnya yang

(36)

2. Pendekatan kepada individu

Sebelum melakukan penjualan, tenaga penjual perlu mempelajari individu

atau perusahaan yang dapat diharapkan menjadi pembelinya tentang kebiasaan

membeli, selera konsumen, barang-barang yang digunakan, dan reaksi

konsumen terhadap produk perusahaan yang akan ditawarkan tenaga penjual.

3. Melakukan penjualan

Perusahaan melakukan penjualan bermula dari usaha untuk memikat perhatian

konsumen, lalu diusahakan untuk mengetahui keinginan mereka yang

selanjutnya dan diikuti dengan penjualan barang-barang.

4. Pelayanan setelah penjualan

Kegiatan penjualan tidak hanya saat pemesanan pembelian telah terpenuhi

tetapi masih dilanjutkan dengan pelayanan kepada mereka. Beberapa

pelayanan yang biasanya diberikan yaitu:

a. Pemberian garansi

b. Pemberian jasa reparasi

c. Latihan tenaga-tenaga operasi dan cara penjualan.

Dalam tahap ini penjualan harus berusaha mengatasi berbagai macam keluhan

atau pertanggung jawaban yang kurang baik dari pembeli.

2.5Strategi Penjualan Perseorangan (Personal Selling)

Strategi penjualan yang digunakan dalam personal selling diantaranya sebagai

berikut:

Swastha (2008 : 264)

(37)

Penjualan langsung yang dilakukan oleh satu orang penjual kepada satu orang

calon konsumennya. Biasanya kegiatan ini dilakukan oleh tenaga penjual

dengan menawarkan barang dagangannya kepada konsumen secara langsung

dari rumah ke rumah, misalnya menawarkan alat kebutuhan rumah tangga.

2. Tenaga penjual ke kelompok pembeli

Penjulan langsung yang dilakukan oleh satu orang penjualan kepada

sekelompok calon konsumen yang terhimpun di suatu tempat tertentu.

Biasanya kegiatan ini dilakukan di kantor atau perusahaan, misalnya dengan

menawarkan peralatan kantor melalui presentasi kepada staf bagian pengadaan

barang.

3. Tim penjual ke kelompok pembeli

Penjualan langsung yang dlakukan oleh sekelompok penjual kepada

sekelompok calon konsumen yang terhimpun di suatu tempat tertentu.

Misalnya produk industri sehingga memerlukan sekelompok orang dengan

berbagai keahlian untuk menjelaskannya.

4. Penjualan melalui konferensi

Penjualan langsung yang dilakukan dengan memanfaatkan penyelenggaraan

konferensi. Kegiatan ini dilakukan pada saat konferensi, sehingga penjualan

produk yang berhubungan dengan bidang tersebut akan lebih mudah.

5. Penjualan melalui seminar

Penjualan langsung yang dilakukan dengan memanfaatkan penyelenggaraan

seminar. Strategi ini dilakukan dengan mengadakan seminar, keinginan

masyarakat akan semakin besar, jika dalam seminar tersebut membahas

(38)

2.6Pemberian Kompensasi Kepada Tenaga Penjual

Penentuan rencana kompensasi bagi para salesman lebih merupakan suatu seni karena

apabila produk dan pembelinya berbeda maka rencana kompensasinya juga berbeda.

Metode-metode yang dapat digunakan oleh perusahaan yaitu:

Swastha (2008 : 44)

1. Straight Commission

Straight commission atau yang biasa disebut insentif 100% ini merupakan

suatu rencana kompensasi yang menggambarkan sejumlah komisi sebagai

penghasilan minimum bagi tenaga penjual sesuai dengan variasi volume

penjualannya yang biasanya ditentukan melalui persentase harga jual.

2. Straight Salary

Straight salary merupakan sistem pembayaran gaji yang semakin sederhana

dan umumnya diwujudkan dalam bentuk sejumlah uang yang dibayarkan

secara tetap untuk suatu periode harian, mingguan, atau bulanan.

3. Gaji Plus Komisi

Dalam metode ini tenaga penjual akan memperoleh gaji tetap untuk suatu

periode ditambah sejumlah komisi sesuai dengan volume penjualan yang

terjual.

4. Gaji Plus Bonus

Bonus dapat diartikan sebagai jumlah pembayaran yang ditentukan

berdasarkan protifibilitas perusahaan atau jumlah seluruh penjualan. Jika

perusahaan berhasil memperoleh laba besar melebihi apa yang direncanakan

maka tenaga penjual akan mendapatkan bonus menurut persentase tertentu

(39)

5. Gaji Plus Bonus Plus Komisi

Metode ini merupakan kombinasi antara motode ke tiga dan keempat, jadi

selain gaji dan komisi tenaga penjual masih mendapatkan bonus.

2.7Struktur Tenaga Penjual

Penentuan struktur tenaga penjual tergantung pada banyaknya jenis produk-produk

yang dipasarkan oleh perusahaan. Dalam struktur tenaga penjual dapat dibentuk

melalui pendekatan yang banyak digunakan oleh perusahaan, yaitu:

1. Tenaga Penjual Berdasarkan Wilayah

Metode ini sangat umum dan terus terang yang digunakan oleh perusahaan

untuk menjual produknya. Keuntungan dari struktur ini adalah tanggung jawab

tenaga penjual untuk semua kegiatan yang menjual semua produk ke semua

konsumen potensial dalam wilayah atau area yang sesuai dengan batasan

lokasi. Metode ini digunakan oleh perusahaan baru, pada situasi dimana

konsumen cenderung untuk membeli sebuah produk yang terdapat sedikit

perbedaan dalam wilayah penyebaran produk.

2. Tenaga Penjual Berdasarkan Produk

Kesadaran akan pentingnya pengetahuan tenaga penjual tentang produk telah

mendorong perusahaan menggunakan struktur ini. Struktur tenaga penjual

berdasarkan produk sangat diperlukan oleh suatu organisasi apabila produk

teknik yang tinggi dan kompleks, dimana pengetahuan masyarakat mengenai

spesialis dan teknik penjualan khusus menjadi kelebihan struktur tenaga

(40)

3. Struktur Tenaga Penjual Berdasarkan Pasar

Struktrur tenaga penjual berdasarkan pasar adalah sebuah aktivitas pelengkap

untuk konsep marketing. Keunggulan dari struktur ini yaitu setiap tenaga

penjual akan mengetahui kebutuhan khusus para konsumennya.

2.8Penarikan dan Pelatihan Tenaga Penjual

Kunci sukses operasional tenaga penjual adalah seleksi tenaga penjual yang efektif.

Oleh karena itu proses penarikan tenaga penjual harus dilakukan secara cermat untuk

mencegah terjadinya pemborosan biaya karena salah memperkerjakan orang yang

tidak tepat. Perusahaan harus mengetahui ciri-ciri apa yang dibutuhkan dalam

menyeleksi calon tenaga penjual.

Terdapat lima sikap yang harus dimiliki oleh seorang tenaga penjual yang baik yaitu

sikap yang penuh enegi, kepercayaan diri yang besar, kebiasaan kerja yang teratur,

punya pandangan bahwa segala penolakan, keberatan atau rintangan merupakan

tantangan. Tenaga penjual yang efektif paling tidak mempunyai dua sikap dasar yaitu;

(1) empati, kemampuan untuk merasakan yang dirasakan oleh konsumen, (2)

dorongan ego, kebutuhan pribadi untuk memotivasi diri agar mampu melaksanakan

penjualan. Dengan menggunakan sifat tersebut sebagai sifat kriteria akan memberikan

gambaran yang cukup baik bagi perusahaan mengenai prestasi para calon tenaga

penjual dimasa yang akan datang.

Setelah proses penarikan tenaga penjual, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan

(41)

bekerja. Meskipun biaya yang dikeluarkan tidak sedikit namun pelatihan ini sangat

penting untuk menanamkan informasi dan sikap tertentu dalam penjualan serta

mengerjakan keterampilan kepada tenaga penjual.

Program pelatihan tenaga penjual mempunyai beberapa tujuan yaitu:

1. Tenaga penjual perlu mengenal perusahaan dan merasa satu dengan

perusahaan

2. Tenaga penjual perlu mengenal produk-produk perusahaan

3. Tenaga penjual perlu mengetahui prosedur dan tanggung jawab di lapangan

4. Tenaga penjual perlu mengetahui ciri-ciri konsumen dan pesaing

5. Tenaga penjual perlu mengetahui bagaimana melaksanakan presentasi

(42)

III. METODE PENELITIAN

3.1Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif. Analisis

data dilakukan secara deskriptif dengan cara menjelaskan fakta yang ada dilapangan

dengan teori yang berhubungan dengan penulisan laporan akhir pada PT Tunas Dwipa

Matra tentang peranan tenaga penjual dalam meningkatkan volume penjualan sepeda

motor Honda. Dalam analisis ini, penulis menggunakan konsep teori manajemen

pemasaran untuk membahas permasalahan yang ada, khususnya yang berhubungan

dengan peranan tenaga penjual.

3.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder adalah data yang berasal dari laporan, catatan, dokumen dan studi pustaka

yang diperoleh dari hasil penelitian sebelumnya dan buku, serta literature yang

relevan dalam penelitian yang dapat ditanggung jawabkan baik yang didalam

(43)

3.3 Metode Pengumpulan Data

Penulisan melakukan pengambilan data dari berbagai cara, hal ini dilakukan untuk

memperoleh data dan fakta yang ada pada PT Tunas Dwipa Matra, untuk memperoleh

data dan fakta yang dibutuhkan penulis adalah:

1. Library Research, diperoleh dengan cara mengumpulkan data dan

mempelajari buku-buku yang terkait dengan laporan ini.

2. Field Research, diperoleh dengan cara berdasarkan keterangan langsung dari

perusahaan yang menjadi objek penelitian yaitu:

a. Observasi, yaitu dengan jalan mengadakan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

dengan peninjauan langsung terhadap kegiatan usaha perusahaan pada

devisi teknik dan penjualan.

b. Interview, yaitu mengadakan wawancara tentang hal yang sangat

hubungan dengan laporan ini kepada pihak perusahaan.

c. Pencatatan data, yaitu mengumpulkan data yang berhubungan dengan data

penulisan laporan ini.

d. Praktek Kerja Lapangan (PKL), yaitu melakukan praktek kerja lapangan

pada PT Tunas Dwipa Matra.

3.4Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan selama 2

bulan, yang terhitung mulai dari 4 Februari 2014 sampai dengan 3 April 2014 pada

(44)

3.5Sejarah Singkat Berdirinya Perusahaan

PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di

Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT Federal Motor. Saat

itu, PT Federal Motor hanya merakit, sedangkan komponennya diimpor dari Jepang

dalam bentuk CKD (completely knock down). Tipe sepeda motor yang pertama kali

di produksi Honda adalah tipe bisnis, S 90 Z bermesin 4 tak dengan kapasitas 90cc.

Jumlah produksi pada tahun pertama selama satu tahun hanya 1500 unit, namun

melonjak menjadi sekitar 30 ribu pada tahun dan terus berkembang hingga saat ini.

Sepeda motor terus berkembang dan menjadi salah satu moda transportasi andalan di

Indonesia.

Kebijakan pemerintah dalam hal lokalisasi komponen otomotif mendorong PT

Federal Motor memproduksi berbagai komponen sepeda motor Honda tahun 2001 di

dalam negeri melalui beberapa anak perusahaan, diantaranya PT Honda Federal

(1974) yang memproduksi komponen-komponen dasar sepeda motor Honda seperti

rangka, roda, knalpot dan sebagainya, PT Showa Manufacturing Indonesia (1979)

yang khusus memproduksi peredam kejut, PT Honda Astra Engine Manufacturing

(1984) yang memproduksi mesin sepeda motor serta PT Federal Izumi Mfg.(1990)

yang khusus memproduksi piston. Seiring dengan perkembangan kondisi ekonomi

serta tumbuhnya pasar sepeda motor terjadi perubahan komposisi kepemilikan saham

di pabrikan sepeda motor Honda ini. Pada tahun 2001 PT Federal Motor dan beberapa

anak perusahaan di merger menjadi satu dengan nama PT Astra Honda Motor, yang

komposisi kepemilikan sahamnya menjadi 50% milik PT Astra International Tbk dan

(45)

Saat ini PT Astra Honda Motor memiliki 3 fasilitas pabrik perakitan, pabrik pertama

berlokasi Sunter, Jakarta Utara yang juga berfungsi sebagai kantor pusat. Pabrik ke

dua berlokasi di Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, serta pabrik ke 3 yang berlokasi di

kawasan MM 2100 Cikarang Barat, Bekasi. Pabrik ke 3 ini merupakan fasilitas pabrik

perakitan terbaru yang mulai beroperasi sejak tahun 2005.

Dengan keseluruhan fasilitas ini PT Astra Honda Motor saat ini memiliki kapasitas

produksi 4.2 juta unit sepeda motor per-tahunnya, untuk permintaan pasar sepeda

motor di Indonesia yang terus meningkat. Salah satu puncak prestasi yang berhasil

diraih PT Astra Honda Motor adalah pencapaian produksi ke 40 juta pada tahun 2013.

Prestasi ini merupakan prestasi pertama yang yang berhasil diraih oleh industri sepeda

motor di Indonesia bahkan untuk tingkat ASEAN.

Untuk menunjang kebutuhan serta kepuasan pelannggan sepeda motor Honda, saat PT

Astra Honda Motor di dukung oleh 1.800 showroom penjualan, 3.600 layanan service

atau bengkel AHASS (Astra Honda Authorized Service Station), serta 7.550 gerai

suku cadang, yang siap melayani jutaan penggunaan sepeda motor Honda di seluruh

Indonesia. Industri sepeda motor saat ini merupakan suatu industri yang besar di

Indonesia. Karyawan PT Astra Honda Motor saja saat ini berjumlah sekitar 20.000

orang, ditambah ratusan vendor dan supplier serta ribuan jaringan lainnya, yang

kesemuanya ini memberikan dampak ekonomi berantai yang luar biasa. Keseluruhan

rantai ekonomi tersebut diperkirakan dapat memberikan kesempatan kerja kepada

sekitar setengah juta orang. PT Astra Honda Motor akan terus berkarya menghasilkan

sarana transportasi roda 2 yang menyenangkan, aman dan ekonomis sesuai dengan

(46)

3.6Visi dan Misi PT Tunas Dwipa Matra

A. Visi PT Tunas Dwipa Matra

Menjadi group dealer otomotif terkemuka di Indonesia melalui pelayanan

terbaik bagi pelanggan.

B. Misi PT Tunas Dwipa Matra

1. Memberi pelanggan pengalaman terbaik dalam pembelian dan

kepemilikan kendaraan.

2. Tumbuh berkelanjutan dan menguntungkan bagi para pemegang saham

melalui operasional yang efisien.

3. Membangun budaya perusahaan yang dapat meningkatkan kreatifitas

individu dan kerjasama tim.

4. Menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan para mitra bisnis.

5. Senantiasa membuat perbedaan yang positif kepada komunitas dan

lingkungan dimanapun Tunas berada.

3.7Bidang Usaha Perusahaan Secara Garis Besar

1. Distributor Sepeda Motor Honda, penjualan sepeda motor Honda secara tunai

dan penjualan sepeda motor Honda secara kredit melalui kerja sama dengan

pihak leasing

2. Distributor resmi spare part motor Honda

3. Jasa service dan reparasi resmi motor Honda

a. Ganti Oli

b. Service Motor

(47)
(48)

Struktur menggambarkan hubungan karyawan satu dengan yang lainnya secara

keseluruhan, artinya ada penentuan, pengelompokan serta pengaturan dari berbagai

macam aktivitas yang dianggap perlu untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi yang

digunakan oleh PT Tunas Dwipa Matra adalah struktur organisasi fungsional yaitu

mengelompokkan fungsi-fungsi yang sama atau kegiatan-kegiatan yang sejenis untuk

membentuk suatu tujuan organisasi-organisasi.

3.8 Pengertian Organisasi

Dalam suatu perusahaan organisasi dapat diartikan sebagai perpaduan dari beberapa

rangkaian kerja sama untuk mencapai tujuannya, oleh karena itu organisasi yang baik

adalah organisasi yang dapat menciptakan sistem kerja sama dalam pencapaian

tujuannya.

Pengertian organisasi dalam arti statis adalah setiap gabungan yang bergerak ke arah

tujuan secara bersama-sama dengan kata lain dapat diistilahkan sebagai struktur

organisasi. Sedangkan organisasi dalam arti dinamis adalah proses penetapan dan

pembagian pekerjaan yang akan dilakukan, pembatasan tugas-tugas atau tanggung

jawab serta wewenang dan penetapan hubungan antar unsur organisasi sehingga

memungkinkan orang dapat bekerjasama dengan seefektif mungkin untuk mencapai

tujuan organisasi.

Struktur organisasi sangat penting bagi perusahaan dan sebagai pedoman dalam

menjalankan tugas dan tanggung jawab pekerja yang ada sesuai dengan keputusan

(49)

kepemimpinan dalam suatu perusahaan untuk memperlihatkan aktifitas wewenang

yang dijalankan sehingga dapat diketahui departemen mana yang perlu dilakukan

penyesuaian agar baik dan lancar sehingga tujuan perusahan dapat tercapai. Struktur

organisasi dapat lebih jelas apabila digambarkan dalam suatu bagan stuktur

organisasi.

3.8.1 Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab Pegawai PT Tunas Dwipa

Matra

Seluruh pegawai PT Tunas Dwipa Matra dilengkapi dengan uraian tugas,

kewewenangan memutuskan pengeluaran, dan jasa lain. Selain itu pegawai

bertanggung jawab kepada kepala bagian, sedangkan kepala bagian bertanggung

jawab kepada pemilik perusahaan (owner).

3.8.2 Deskripsi Jabatan

Deskripsi jabatan dari struktur organisasi pada PT Tunas Dwipa Matra dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1. Direksi

Direksi adalah tingkat manajemen teratas yang terdiri dari presiden direktur, direktur

utama, asisten direktur, dan internal control yang bertugas memimpin dan

menyelenggarakan koordinasi dalam pelaksanaan tugas karyawan. Direksi juga

mempunyai tugas untuk membuat dan melaksanakan program untuk menunjang

pencapaian target dari segi penjualan unit, service, ataupun penjualan spare part. Dan

melakukan evaluasi hasil kerja sales counter, direct sales, dan group customer tiap

(50)

2. HRD (Human Resource Development)

HRD (Human Resource Development) mempunyai tugas untuk merencanakan dan

mengkoordinasi pekerjaan-pekerjaan yang ada dibagian HRD yang meliputi;

a. Rekrutmen dan seleksi karyawan

b. Merencanakan perubahan gaji karyawan

c. Pengangkatan dan pengajuan proposal gaji karyawan

d. Pembuatan kontrak kerja karyawan

e. Penempatan dan training karyawan baru

f. Mengawasi pelaksanaan kerja bawahan di departemen HRD

g. Penyusunan job desripsi dan struktur organisasi

3. Kasir

a. Membuka kas

b. Menerima uang setoran hasil penjualan sepeda motor

c. Melakukan pembayaran sesuai dengan slip setoran yang telah disahkan oleh

pejabat yang berwenang

d. Membukukan pemasukan dan pengeluaran kas ke perusahaan

e. Mengelola arsip dan dokumen yang berkaitan dengan kasir

f. Bertugas sebagai bendahara perusahaan

4. Sales Operasional

a. Memeriksa stock sepeda motor

b. Mengupdate harga OTR (On The Rode) sepeda motor

(51)

d. Membuat laporan pengeluaran dan penerimaan sepeda motor

e. Mencapai target penjualan sepeda motor baik unit maupun tipe

5. Sales Counter

a. Membentuk kepercayaan pelanggan terhadap performance perusahaan dan

kualitas unit sepeda motor yang akan dijual

b. Menebak kebutuhan pelanggan dan membantu memilihkan unit sepeda motor

yang sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen

c. Menjawab pertanyaan pelanggan dan melayani complain dari konsumen

dengan baik

d. Menginformasikan kualitas unit sepeda motor sampai dengan cara

perawatannya kepada pelanggan

6. Kepala Spare Part (Suku Cadang)

a. Memeriksa stock persediaan spare part yang tersedia digudang

b. Membuat laporan pemesanan suku cadang kepada suplayer

7. Gudang

a. Membuat laporan barang keluar setiap hari

b. Mengecek penerimaan dan pengeluaran sepeda motor

(52)

8. Kepala Mekanik

a. Bertanggung jawab atas hasil kerja mekanik

b. Bertanggung jawab terhadap follow up problem teknik yang timbul

c. Membina jajaran stafnya untuk mencapai standar kualifikasi jabatannya

9. Mekanik

a. Bertanggung jawab terhadap problem teknik yang timbul dan mengikuti

training yang berkaitan dengan pekerjaannya

b. Bertanggung jawab atas kualitas hasil kerjanya

10.Driver

a. Memeriksa kondisi dan mempersiapkan kendaraan sebelum digunakan

b. Menerima informasi dari staf mengenai jadwal kegiatan driver

c. Mengirim sepeda motor konsumen yang sudah dipesan

11.PDI

a. Mengecek kondisi sepeda motor sebelum dikirim kepada konsumen

b. Memasang dan memeriksa suku cadang yang dipasang disepeda motor

12.Security

a. Menjaga keamanan didalam perusahaan secara menyeluruh

b. Melaksanakan tugas sesuai dengan penempatan tugas masing-masing

(53)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Hasil Penelitian

Kunci sukses operasional perusahaan adalah rekrutmen / seleksi tenaga penjual yang

efektif. Rekrutmen adalah proses menarik, skrining, dan memilih orang yang

memenuhi syarat pekerjaan. Oleh karena itu proses penarikan tenaga penjual harus

dilakukan secara cermat untuk mencegah terjadinya pemborosan biaya karena salah

memperkerjakan orang yang tidak tepat. Perusahaan harus mengetahui ciri-ciri apa

yang dibutuhkan dalam menyeleksi calon tenaga penjual, yaitu sikap yang penuh

enegi, kepercayaan diri yang besar, kebiasaan kerja yang teratur, punya pandangan

bahwa segala penolakan, keberatan atau rintangan merupakan tantangan.

Perekrutan calon karyawan tenaga penjual yang ada pada PT Tunas Dwipa Matra

dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu mulai dari tahapan pertama seleksi

wawancara awal yag dilakukan oleh divisi Sumber Daya Manusia, yang bertujuan

untuk mengenal dan menggali potensi diri calon karyawan khususnya di bidang

pemasaran. Tahap seleksi kedua adalah seleksi tes psikotest yang dilakukan oleh

divisi Sumber Daya Manusia bertujuan untuk mengukur kompetensi calon karyawan

mulai dari empati, ego, dan motivasi diri calon karyawan. Tahap seleksi ketiga adalah

seleksi wawancara akhir dengan kepala divisi pemasaran dan kepala cabang PT Tunas

(54)

potensi diri dan nilai jual calon karyawan kepada perusahaan, visi dan misi calon

karyawan di dalam dunia kerja, dan menganalisis feedback yang akan diberikan calon

karyawan kepada perusahaan.

Setelah proses penarikan tenaga penjual, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan

oleh perusahaan adalah mengadakan pelatihan bagi mereka yang telah diterima

bekerja. Meskipun biaya yang dikeluarkan tidak sedikit namun pelatihan ini sangat

penting untuk menanamkan informasi dan sikap tertentu dalam penjualan serta

mengajarkan keterampilan kepada tenaga penjual.

Program pelatihan karyawan yang dilakukan PT Tunas Dwipa Matra untuk

membekali dan melatih potensi diri tenaga penjual dalam bidang pemasaran adalah

dengan mengadakan masa training bagi tenaga penjual yang baru direkrut, masa

training dilakuan secara bervariasi tergantung potensi diri tenaga penjual tersebut

dengan batas maksimal waktu training adalah tiga bulan dari masa training awal. Di

dalam masa training, tenaga penjual baru dalam pengawasan dan control tenaga

penjual senior dan supervisor. Supervisor bertugas memberikan pembekalan kepada

tenaga penjual baru dengan cara memberikan breafing tentang materi produk yang

dijual, pangsa pasar yang dituju, tips menghadapi konsumen yang memiliki karakter

yang berbeda-beda, sehingga tenaga penjual memiliki kemampuan dalam

penguasaaan materi produk dan lapangan. Dan pada saat implementasi ke lapangan

tenaga penjual baru di dalam control dan pengawasan penuh tenaga penjual senior

(55)

Di dalam dunia kerja karir merupakan hal terpenting bagi karyawan, karena karir

merupakan seluruh kehidupan kerja, dimana setiap jenjang karir yang ditempuh

mungkin terdiri dari satu atau beberapa jabatan, yang semakin meningat seiring

dengan pengalaman kerja. Jenjang karir yang ada pada PT Tunas Dwipa Matra belum

berjalan dengan baik karena banyak tenaga penjual yang mengundurkan diri sebelum

pihak perusahaan menilai kompetensi diri tenaga penjual dan merekomendasikan

jenjang karir bagi tenaga penjual, dan ada juga tenaga penjual yang dipindahkan dari

divisi pemasaran ke divisi lain yang sebenarnya tidak linier dengan start awal karir

tenaga penjual.

Tenaga Penjual memegang peranan penting di dalam penjualan, dikarenakan tenga

penjual merupakan ujung tombak perusahaan di dalam melakukan penjualan.

Penjualan perseorangan (personal selling) adalah suatu bentuk penyajian secara lisan

dalam suatu pembicaraan dengan seseorang atau lebih dengan tujuan meningkatkan

penjualan produk. Dalam personal selling akan terjadi interaksi langsung antara

pembeli dengan penjual. Kegiatan personal selling tidak hanya di tempat pembeli

saja, tetapi dapat juga di tempat penjual. (Menurut Swastha, 2008 : 260). Penjualan

perseorangan merupakan cara yang sangat efektif untuk meyakinkan pembeli,

menanamkan pilihan pembeli, dan membujuk atau mempengaruhi pembeli dengan

tujuan akan terciptanya suatu penjualan.

Tenaga penjual pada PT Tunas Dwipa Matra memiliki beberapa tahap sebelum

(56)

berlangsungnya penjualan yang baik. Menurut Kotler dan Keller (2009:272)

langkah-langkah dalam penjualan yaitu sebagai berikut:

4.2 Persiapan

Persiapan pada dasarnya memiliki kegiatan yang dilakukan oleh tenaga penjual

sebelum melakukan proses penawaran produk ke konsumen. Hal ini sangat penting

untuk dilakukan pada saat menghadapi calon pembeli, tenaga penjual akan memiliki

rasa percaya diri karena telah mempunyai persiapan yang matang. Ada beberapa

tenaga penjual yang mempunyai tujuan nya yaitu:

1. Memberikan rasa yakin kepada konsumen karena tenaga penjual mengetahui

apa yang direncanakan untuk kegiatan penjualan dan bagaimana tenaga

penjual akan melakukan penjualan nya.

2. Persiapan tenaga penjual harus berfikir kedepan

Tenaga penjual harus memiliki persiapan sebelum bertemu langsung kepada

konsumen, tujuannya agar tenaga penjual dapat mempunyai rasa percaya diri

saat berhadapan langsung kepada konsumen. Dan konsumen akan merasa

yakin terhadap tenaga penjual.

4.3 Pembukaan

Dalam melaksanakan awal pembukaan pembicaraan, tenaga penjual seharusnya

melakukan tindakan sebagai berikut:

1. Tenaga penjual sebaiknya menciptakan kesan yang baik kepada pelanggan

(57)

menciptakan suasana akrab dan nyaman yang membuat pembicaraan dan

penjualan menjadi lebih baik.

2. Tenaga penjual saat menjelaskan tentang produk yang akan ditawarkan kepada

konsumen, bahasa yang dilakukan tenaga penjual harus santun dan dapat

dipahami dan cepat dimengerti oleh konsumen.

3. Tenaga penjual harus memberikan pertanyaan-pertanyaan yang membuat

konsumen tidak hanya menjawab “iya” atau “tidak” saja. Jadi, pertanyaan

-pertanyaan yang di ajukan tenaga penjual harus membuat konsumen

memberikan komentar.

4.4 Persentasi

Dalam melaksanakan suatu presentasi, para tenaga penjual perlu mempersiapkan diri

dengan beberapa tindakan sebagai berikut:

1. Para tenaga penjual harus berfikir dan berbicara manfaat

Manfaat merupakan hasil yang diinginkan oleh konsumen. Tenaga penjual

harus mampu menjelaskan manfaat yang akan didapat konsumen karena

membeli produk berdasarkan apa yang didapat dari produk tersebut. Manfaat

bukan seperti hal-hal berikut ini:

a. Harga yang ditawarkan produk

b. Cara pengemasan produk

Daya tarik tenaga penjual tergantung pada sejauh mana para tenaga penjual

mampu memuaskan kebutuhan konsumen nya.

(58)

Dalam memanfaatkan referensi pihak ketiga, para tenaga penjual harus

meyakinkan konsumen terhadap produk yang ditawarkan, berdasarkan

pengalaman konsumen lain dan manfaat yang diperoleh oleh konsumen

tersebut setelah menggunakan produk yang ditawarkan oleh tenaga penjual.

3. Tenaga penjual harus menjelaskan apa yang akan dikatakan konsumen lain

tentang pengalaman mereka terhadap produk yang akan mereka gunakan

4.5Mengatasi Keberatan atau Keluhan Pelanggan

Dalam melaksanakan atau mengatasi keberatan pelanggan terhadap produknya,

tenaga penjual sebaiknya melakukan tindakan sebagai berikut:

1) Tenaga penjual sebaiknya mengembalikan tindakan untuk menghilangkan

emosi yang dialami oleh konsumen. Cara yang dapat dilakukan adalah

mendengarkan keberatan tersebut dan memberikan jawaban yang memuaskan

sehingga konsumen tersebut menjadi tertarik untuk membeli produk yang

ditawarkan oleh tenaga penjual.

2) Tenaga penjual harus mempersiapkan diri menghadapi konsumen, biasanya

pada saat menyampaikan keluhan tersebut kepada tenaga penjual. Keluhan itu

seharusnya didengarkan dengan baik karena hal tersebut merupakan bentuk

kepedulian konsumen yang perlu diperhatikan dengan baik oleh tenaga

(59)

4.6 Menutup Pembicaraan

Apabila pembicaraan tentang penawaran produk telah berakhir maka, tenaga penjual

harus menutup pembicaraan tersebut, hal-hal yang harus dilakukan tenaga penjual

yaitu sebagai berikut:

1. Tenaga penjual harus mengetahui apakah penutup pembicaraan.

Penutupan pembicaraan adalah pencapaian dari sasaran tenaga penjual

terhadap konsumen. Dalam situasi penjualan terdapat indikasi pokok yang

mengisyaratkan bahwa konsumen telah memutuskan untuk membeli yaitu

sebagai berikut:

a. Bila konsumen mengatakan bahwa dia akan membeli produk yang

ditawarkan.

b. Apabila konsumen mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengajukan

keinginan untuk membeli produk yang ditawarkan.

c. Bila konsumen menyebutkan produk yang ditawarkan serta

pengguanaannya dapat mengatasi masalah yang dihadapi oleh konsumen.

Bila konsumen tersebut menginginkan peragaan terhadap produk yang

ditawarkan tenaga penjual terhadap dirinya.

2. Tenaga penjual harus mengetahui saat yang tepat dalam menutup

pembicaraan.

Tenaga penjual harus menutup pembicaraan pada saat konsumen

memperlihatkan sikap setuju terhadap produk yang ditawarkan. Adapun

sikap-sikap itu sebagai berikut:

(60)

b. Pengalaman konsumen lain terhadap produk yang ditawarkan.

c. Cara pembayaran produk tersebut.

d. Masa garansi produk tersebut.

e. Nada suara dan sikap ragu.

f. Memanggil orang lain agar memberikan pendapat atas produk yang

ditawarkan kepadanya.

3. Tenaga penjual harus mengetahui bagaimana menutup pembicaraan.

Pada saat menutup pembicaraan, tenaga penjual harus dapat memusatkan

perhatiannya kepada konsumen untuk memenuhi kebutuhan pelanggan bukan

pada produk, dan yang penting tenaga penjual harus menutup pembicaraan

dengan jelas dan meyakinkan.

4. Setelah menutup pembicaraan.

Pembicaraan ditutup apabila sasaran pembicaraan penjualan telah tercapai.

Apabila tenaga penjual tidak dapat melakukannya, maka tenaga penjual harus

mengusulkan agar dapat bertemu

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Tenaga Penjual Yang Dimiliki PT Tunas Dwipa Matra Periode
Tabel 1.2 Tingkat Produktifitas Tenaga Penjualan Pada PT Tunas Dwipa Matra Periode Januari 2014 – Maret 2014
Tabel 1.3 Jenis Produk Sepeda Motor Honda Pada PT Tunas Dwipa Matra
Tabel 1.4 Perbandingan Harga Jual Sepeda Motor Honda dan Yamaha
+3

Referensi

Dokumen terkait

Untuk proses ketiga sales soft capability terhadap orientasi pelayanan memiliki hasil yang negatif, hal ini dikarenakan emosional yang dimiliki oleh tenaga penjual

Hal ini menunjukkan bahwa Brand Image sangat berpengaruh dalam keputusan pembelian suatu produk oleh konsumen, dimana konsumen dalam membeli motor mempertimbangkan aspek

17 lingkungan orientasi konsumen dalam hubungannya dengan kinerja tenaga penjual,dan Srinanda (2003) yang menyatakan tenaga penjualan dapat meningkatkan kinerja

Analisa Faldor-Faktor yalrg Mempengatuhi Orientasi Konsumen dan Peajllalan Adaptif dalam MeninglQ*an Kinerja Tenaga Penjual PT Asuransi Jiwasraya /P.'rserol

Skripsi ini berjudul “ pengaruh diferensiasi produk, harga dan lokasi terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda pada PT.. Tunas

Meskipun variabel harga tidak memberikan pengaruh, namun berdasarkan nilai koefisiensi dapat diketahui bahwa jika dilakukan kenaikan harga justru akan menurunkan volume penjualan, maka

xiii STRATEGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN PADA PT TUNAS DWIPA MATRA ABSTRAK Oleh Oky Anari Agesta Penelitian ini bertujuan untuk

Dengan adanya fenomena tersebut PT Tunas Dwipa Matra harus melakukan sebuah pengembangan, mencari strategi yang tepat untuk mengembangkan sumber daya manusia, bagian Departement