PENGARUH CARA BELAJAR DAN PEMANFAATAN MEDIA
PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR
AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI
SEMESTER GANJIL SMK MUTIARA
NATAR LAMPUNG SELATAN
TAHUN PELAJARAN
2011/2012
(Skripsi)
Oleh DESI SAFITRI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
PENGARUH CARA BELAJAR DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR
AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI SEMESTER GANJIL SMK MUTIARA
NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN
2011/2012
Oleh Desi Safitri
Keberhasilan pendidikan di suatu tempat dapat dilihat dari prestasi yang diperoleh peserta didik. Secara umum hal-hal yang mempengaruhi tinggi rendahnya
prestasi/ hasil belajar diantaranya adalah cara belajar dan pemanfaatan media pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cara belajar dan pemanfaatan media pembelajaran terhadap hasil belajar Akuntansi Siswa Kelas XI Akuntansi Semester Ganjil SMK Mutiara Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekaan ex post facto dan survei. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Akuntansi SMK Mutiara Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan jumlah sebanyak 78 siswa. Dikarenakan jumlah populasi dalam penelitian ini kurang dari 100 orang maka penelitian ini merupakan
penelitian populasi dimana seluruh populasi dijadikan sampel. Pengujian hipotesis
pertama dan kedua menggunakan Regresi Linier Sederhana, sedangkan hipotesis
ketiga menggunakan Regresi LinierMultiple.
Hasil penelitian menunjukkan : (1) Ada pengaruh yang positif antara cara belajar terhadap hasil belajar akuntansi siswa kelas XI Akuntansi Semester Ganjil SMK Mutiara Natar Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan koefisien korelasi r2= 0,351 ,(2) Ada pengaruh yang positif antara pemanfaatan media pembelajaran terhadap hasil belajar akuntansi siswa kelas XI Akuntansi Semester Ganjil SMK Mutiara Natar Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan koefisien korelasi r2= 0,220 , dan (3) Ada pengaruh yang positif antara cara belajar dan pemanfataan media pembelajaran terhadap hasil belajar akuntasi siswa kelas XI Akuntansi Semester Ganjil SMK
Mutiara Natar Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan koefisien korelasi
R
₂= 0,488.DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL
ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 7
D. Perumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 8
F. Kegunaan Penelitian... 8
G. Ruang Lingkup Penelitian ... 9
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA FIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Putaka ... 11
1. Pengertian Hasil Belajar ... 11
2. Pengertian Cara Belajar... 14
3. Pengertian Media Pembelajaran ... 25
B. Hasil Penelitan Yang Relevan ... 33
C. Kerangka Pikir ... 34
D. Hipotesis ... 36
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 38
B. Populasi dan Sampel ... 39
1. Populasi ... 39
2. Sampel ... 40
C. Variabel Penelitian ... 40
1. Variabel Bebas ... 41
2. Variabel Terikat ... 41
D. Definisi Konseptual Varibel Penelitian ... 41
E. Definisi Operasional Varibel Penelitian... 42
F. Teknik Pengumpula Data ... 44
1. Uji Validitas Angket ... 45
2. Uji Reliabilitas ... 47
H. Uji Asumsi Klasik ... 50
1. Uji Linearitas Garis Regresi ... 50
2. Uji Multikolinearitas ... 52
3. Uji Autokolerasi ... 52
4. Uji Heteroskodastisitas ... 54
I. Pengujian Hipotesis ... 56
1. Regresi Linier Sederhana ... 56
2. Regresi Linier Multiple ... 57
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 58
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMK Mutiara Natar ... ... 58
2. Situasi dan Kondisi SMK Mutiara Natar ... 59
3. Visi, Misi, Tugas dan Tujuan Sekolah ... 61
4. Sarana Dan Prasarana Yayasan SMK Mutiara Natar ... 62
B. Gambaran Umum Responden ... 64
C. Uji Persyaratan Regresi Linear Ganda ... 71
1. Uji Kelinieran Regresi ... 71
2. Uji Multikolinearitas... 74
3. Uji Autokorelas ... 75
4. Uji Heteroskedastisitas ... 76
D. Pengujian Hipotesis ... 78
1. Pengujian Hipotesis Pertama (X1) ... 79
2. Pengujian Hipotesis Kedua (X2) ... 81
E. Pembahasan ... 85
1. Pengaruh Cara Belajar (X1) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi (Y) ... 85
2. Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran (X2) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi (Y) ... 91
3. Pengaruh Cara Belajar (X1) Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran (X2) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi (Y) 96
V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 100
A. Kesimpulan ... 100
B. Saran ... 101
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dapat mengarahkan tingkah laku menuju ke tingkat perkembangan
yang diharapkan. Oleh karena itu, pemerintah senantiasa menaruh perhatian yang
sangat besar terhadap perkembangan dunia pendidikan di Indonesia. Hakekat
pendidikan adalah menyediakan sarana yang memungkinkan anak didik
mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya secara optimal dan utuh.
Salah satu tempat untuk mendapatkan pendidikan adalah di sekolah. Sekolah
merupakan lembaga yang mempunyai tugas untuk membentuk manusia yang
berkualitas dalam ilmu pengetahuan, sikap maupun keterampilan yang
pencapaiannya dibentuk secara terencana, terarah dan sistematis.Kegiatan belajar
atau proses belajar mengajar adalah hal yang utama dalam proses pendidikan yang
ada di sekolah. Oleh karena itu, penyelenggaraan di sekolah tidak terlepas dari
kegiatan proses pembelajaran yang mengarah pada proses pencapaian tujuan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran yaitu meningkatkan mutu pendidikan agar
menghasilkan siswa yang mempunyai kemampuan dan berprestasi dalam
Pengembangan dan pengenalan media pembelajaran pun terus dilakukan dan
disosialisasikan kepada guru sebagai kunci utama pendididkan agar kemudian
diaplikasikan kepada peserta didik. Dalam proses belajar mengajar kehadiran
media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut
ketidakjelasan bahan yang dijelaskan dapat dibantu dengan menghadirkan media
sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik
dapat disederhanakan dengan bantun media. Media dapat mewakili apa yang
kurang mampu pendidik ucapkan, baik melalui kata-kata atau kalimat tertentu,
bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media.
Namun usaha-usaha tersebut belum menunjukkan hasil yang maksimal. Pada
kenyataannya masih banyak siswa yang tidak berhasil mencapai hasil yang
memuaskan pada saat evaluasi pembelajaran. Dengan kata lain tidak setiap siwa
dapat mencapai tujuan pembelajaran sebagaimana yag diharapkan. Hal ini pun
terjadi pada siswa SMK Mutiara Natar Lampung Selatan.
Bedasarkan pada penelitian pendahuluan yang telah dilakukan pada siswa kelas
XI Akuntansi semester ganjil SMK Mutiara Natar Lampung Selatan Tahun
Pelajaran 2001/2012, menunjukkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Akuntansi belum sepenuhnya memuaskan. Dibawah ini disajikan data Hasil Ujian
Tabel 1. Hasil Ujian Semester Ganjil Mata Pelajaran Akuntansi kelas XI Akuntansi SMK Mutiara Natar Lampung SelatanTahun Pelajaran 2011/2012
Sumber: Guru Mata Pelajaran Akuntansi SMK Mutiara Natar Lampung Selatan.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui hasil belajar siswa bervariasi dari nilai
yang tinggi sampai nilai yang rendah. Prestasi belajar yang diperoleh siswa kelas
XI Akuntansi siswa SMK Mutiara Natar Lampung Selatan dari 78 siswa yang
mendapat nilai kurang dari 70 sebanyak 56 siswa atau sebesar 71,80 %. Hal ini
berartti sebagian besar siswa memiliki hasil belajar yang masih tergolong rendah.
Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah dan Zain (2006:128), apabila bahan
pelajaran yang diajarkan kurang dari 65% dikuasai siswa maka persentase
keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah.
Di SMK Mutiara terdapat Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu tingkat
pencapaian kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa per mata pelajaran.
Hal ini dilakukan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa. Berdasarkan
penelitian pendahuluan yang dilakukan diperoleh bahwa Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) siswa di SMK Mutiara adalah 70. Jika siswa telah mencapai
kriteria tersebut maka tidak perlu diadakan remedial, Sebaliknya jika siswa belum
No Kelas Nilai Jumlah siswa Keterangan
< 70 ≥ 70 Nilai kelulusan
ditentukan bila,
nilai yang
diperoleh ≥ 70
1 XI Ak1 30 10 40
2 XI Ak2 26 12 38
Jum
Lah
Siswa 56 22 78
mencapai kriteria nilai yang diharapkan maka siswa tersebut harus mengadakan
remedial.
Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada proses
pembelajaran. Dalam pendididkan disekolah proses pembelajaran merupakan
kegiatan yang paling penting. Hasil belajar yang baik menunjukkan proses belajar
yang baik, dan sebaliknya proses belajar yang baik akan memberikan hasil yang
baik pula.
Siswa yang belajar dengan sungguh-sungguh maka akan mencapai hasil belajar
yang lebih baik. Keberhasilan belajar seseorang sangat dipengaruhi oleh dua
faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksterrnal. Faktor intenal meliputi
kesehatan, kecerdasan, minat dan motivasi, serta caa belajar siswa itu sendiri.
Faktor eksternal meliputi keluarga, lingkungan sekitar, masyarakat, dan sekolah.
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang bersumber dari guru mata pelajaran
akuntansi bahwa dalam pembelajaran akuntansi kelas XI Akuntansi SMK Mutiara
Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012 rendahnya hasil belajar sswa
tersebut diduga dipengaruhi oleh faktor cara belajar siswa yang kurang efektif dan
pemanfaatan media pembelajaran yang masih belum maksimal dan variatif, hal ini
terlihat dalam proses pembelajaran yang berlangsung.
Faktor pertama yang diduga dapat menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa
pada mata pelajaran akuntansi adalah cara belajar siswa yang kurang efektif. Hal
ini ditunjukkan oleh siswa yang cenderung pasif dalam pembelajaran. Konsentrasi
memperhatikan namun ketika guru menanyakan tentang pelajaran maka hanya
satu atau dua orang siswa yang mampu menjawab pertanyaan tersebut. Siswa pun
malas membaca buku pelajaran dan mengulang pelajaran yang telah disampaikan,
siswa hanya membaca buku saat akan melaksanakan evaluasi. Bahkan ketika guru
memeriksa catatan, hampir setengah dari jumlah siswa yang ada ditiap-tiap kelas
tidak memiliki catatan lengkap. Seharusnya dalam menjalankan aktivitas belajar,
siswa memerlukan suatu cara belajar yang efektif, praktis, dan mudah diterapkan
agar mampu meningkatkan hasil belajar siswa tersebut.
Faktor kedua yang menyebabkan rendahnya hasil belajar akuntansi siswa adalah
pemanfaatan media pembelajaran. Seperti kita ketahui sasaran penggunaan media
adalah agar anak didik mampu menciptakan sesuatu yang baru dan mampu
memanfaatkan sesuatu yang telah ada untuk dipergunakan dengan bentuk dan
variasi lain yang berguna dalam kehidupannya. Dengan demikian mereka dengan
mudah mengerti dan memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru
kepada mereka.
Media pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah media berbasis
Information and Communication Technology (ICT) atau yang dalam bahasa
indonesia dikenal dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang belum
secara maksimal digunakan oleh guru dan sisw dalam pembelajaran. Padahal
diSMK Mutiara sudah memiliki media Liquid Crystal Display (LCD) yang
disediakan untuk setiap kelas.
Pemanfaatan media berbasis ICT yang dilakukan oleh guru hanya sebatas
software power point. Padahal guru bisa membuat variasi misalnya dengan
menggunakan media yang ada untuk menonton film yang ada hubungannya
dengan materi, memberikan animasi yang bisa menarik perhatian siswa, sampai
pada memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya melalui email.
Sedangkan pemanfaatan media berbasis ICT yang dilakukan oleh siswa hanya
digunakan untuk mengakses atau membuka berbagai jejaring sosial yang marak
pada saat ini seperti facebook, twitter, yahoo massenger, dan sebagainya.
Bardasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penelitian ini
diberi judul: “Pengaruh Cara Belajar dan Pemanfaatan Media Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI Akuntansi Semester Ganjil SMK Mutiara Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan dalam
penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa kelas XI Akuntansi pada mata
pelajaran Akuntansi.
2. Masih belum efektifnya cara belajar yang dimiliki oleh siswa dalam
mengikuti proses belajar di kelas.
3. Rendahnya minat dan motivasi siswa pada mata pelajaran Akuntansi.
4. Rendahnya tingkat kecerdasan yang dimiliki oleh siswa pada mata pelajaran
Akuntansi.
5. Rendahnya hubungan atau relasi antara siswa dengan siswa, siswa dengan
6. Rendahnya dukungan dan motivasi yang diberikan oleh orang tua terhadap
siswa.
7. Rendahnya pemanfaatan media berbasis ICT yang digunakan oleh guru mata
pelajaran Akuntansi.
8. Pemanfaatan media berbasis ICT yang tersedia masih belum digunakan
secara maksimal oleh siswa dalam pembelajaran.
9. Keadaan suhu, udara, atau cuaca yang tidak mendukung proses pembelajaran.
10. Kurangnya alat belajar yang dimiliki oleh siswa dalam proses pembelajaran.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka masalah dalam penelitian ini
dibatasi pada cara belajar (X1), pemanfaatan media pembelajaran dalam penelitian
ini dibatasi pada media berbasis ICT (X2), dan hasil belajar Akuntansi (Y).
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan
masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh cara belajar siswa terhadap hasil belajar Akuntansi
siswa XI Akuntansi semester ganjil SMK Mutiara Natar Lampung Selatan
Tahun pelajaran 2011/2012?
2. Apakah ada pengaruh pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT
terhadap hasil belajar Akuntansi siswa XI Akuntansi semester ganjil SMK
3. Apakah ada pengaruh cara belajar siswa dan pemanfaatan media
pembelajaran berbasis ICT terhadap hasil belajar Akuntansi siswa XI
Akuntansi semester ganjil SMK Mutiara Natar Lampung Selatan Tahun
pelajaran 2011/2012?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh cara belajar siswa terhadap hasil belajar
Akuntansi XI Akuntansi semester ganjil SMK Mutiara Natar Lampung
Selatan Tahun pelajaran 2011/2012.
2. Untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT
terhadap hasil belajar Akuntansi siswa XI Akuntansi semester ganjil SMK
Mutiara Natar Lampung Selatan Tahun pelajaran 2011/2012.
3. Untuk mengetahui pengaruh cara belajar siswa dan pemanfaatan media
pembelajaran berbasis ICT terhadap hasil belajar Akuntansi siswa XI
Akuntansi semester ganjil SMK Mutiara Natar Lampung Selatan Tahun
pelajaran 2011/2012.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini berguna baik secara teoritis maupun praktis:
1. Manfaat secara teoritis:
a. Memperkaya ilmu pendidikan bagi peneliti khususnya dan masyarakat
b. Memberikan sumbangan penting dan memperluas kajian ilmu pendidikan
yang menyangkut hasil belajar.
c. Menambah konsep baru yang dapat dijadikan sebagai bahan rujukan lebih
lanjut bagi pengembangan ilmu pendidikan.
2. Manfaat secara praktis:
a. Sumbangan pemikiran bagi siswa agar lebih aktif dan memiliki cara
belajar yang efektif dalam proses pembelajaran agar lebih mudah
memahami materi pelajaran sehingga mencapai hasil belajar yang
maksimal.
b. Penelitin ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada
guru dalam pemanfaatan media pembelajaran yang dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
c. Informasi kepada orang tua, agar membantu menumbuhkan cara belajar
yang baik bagi anak-anaknya dalam meningkatkan hasil belajar disekolah.
G. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Subyek penelitian
Ruang lingkup subyek penelitan ini adalah siswa kelas XI Akuntansi semester
ganjil.
2. Objek penelitan
Ruang Lingkup Objek penelitan ini adalah cara belajar (X1), pemanfaatan
3. Tempat Penelitian
Ruang lingkup tempat penelitian adalah SMK Mutiara Natar Lampung
Selatan.
4. Waktu Penelitian
Ruang Lingkup waktu penelitan adalah pelaksanaan penelitian pada tahun
2011/2012.
5. Ilmu Penelitian
Ruang lingkup ilmu dalam penelitian adalah ilmu kependidikan, khususnya
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka 1. Hasil Belajar
Salah satu indikator tercapai atau tidaknya suatu proses pembelajaran adalah
dengan melihat hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Hasil belajar merupakan
cerminan tingkat keberhasilan atau pencapaian tujuan dari proses belajar yang
telah dilaksanakan yang pada puncaknya diakhiri dengan suatu evaluasi. Menurut
Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi
tindak belajar dan tindak mengajar. Sedangkan menurut Sukmadinata (2007: 102)
hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan
potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 4) hasil belajar dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut sangat
berguna bagi guru dan siswa. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapor, angka dalam ijazah, atau kemampuan
meloncat setelah latihan. Sedangkan dampak pengiring adalah terapa pengetahuan dan kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil pembelajaran. Ada faktor yang
dapat diubah (seperti: cara mengajar, mutu rancangan, model evakuasi, dan
lain-lain), ada pula faktor yang harus diterima apa adanya (seperti: latar belakang
siswa, gaji, lingkungan sekolah, dan lain-lain) Suhardjono dalam Arikunto (2006:
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah suatu pencapaian yang diperoleh oleh siswa dalam proses pembelajaran
yang dituangkan dengan angka maupun dalam pengaplikasian pada kehidupan
sehari-hari atas ilmu yang didapat. Hasil belajar yang tinggi atau rendah
menunjukkan keberhasilan guru dalam menyampaikan materi pelajaran dalam
proses pembelajaran.
Suparno dalam Sardiman (2004: 38) mengatakan bahwahasil belajar dipengaruhi
oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya. Hasil
belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, si subjek belajar,
tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang
dipelajari.
Djaali (2008: 99) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan siswa dalam belajar antara lain sebagai berikut:
1. Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri)
a. Kesehatan
b. Intelegensi
c. Minat dan Motivasi
d. Cara Belajar
2. Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri)
a. Keluarga
b. Sekolah
c. Masyarakat
d. Lingkungan
Sedangkan menurut Nasution (2008: 183) agar belajar berhasil, maka harus
dipenuhi kondisi intern dan kondisi ekstern. Kondisi intern terdiri atas
penguasaank konsep-konsep dan aturan-aturan yang merupakan prasyarat untuk
ekstern mengenai hal-hal dalam situasi belajar yang dapat dikontrol oleh pengajar.
Kondisi ekstern ini terutama terdiri atas kimunikasi verbal.
Menurut Bloom dan kawan-kawan dalam Dimyati dan Mudjiono (2006: 26) ada
tiga taksonomi yang dapat dipakai untuk mempelajari jenis perilaku dan
kemampuan internal akubat belajar.
1. Ranah kognitif
Ranah kognitif (Bloom, dkk) terdiri dari enam jenis perilaku diantaranya: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, dan evaluasi.
2. Ranah Afektif
Ranah afektif (Krathwohl dan Bloom, dkk) terdiri dari lima perilaku yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup.
3. Ranah Psikomotorik
Ranah Psikomotorik (Simpson) terdiri dari tujuh jenih perilaku yaitu persepsi, kesiapan,gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian gerakan, dan kreativitas.
Untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran dibagi atas beberapa tingkatan
taraf sebagai berikut:
1. Istimewa/maksimal, apabila seluruh bahan pelajaran dapat dikuasai oleh
siswa.
2. Baik sekali/optimal, apabila sebagian besar bahan pelajaran dapat dikuasai
76%-99%.
3. Baik/minimal, apabila bahan pelajaran hanya dikuasai 60%-75%.
4. Kurang, apabila bahan pelajaran yang dikuasai kurang dari 60%.
(Djamarah, 2006: 107).
Sehubungan dengan hal diatas, adapun hasil pengajaran dikatakan betul-betul baik apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa.
b. Hasil itu merupakan pengetahuan asli atau otentik. Pengetahuan hasil proses
belajar mengajar itu bagi siswa seolah-olah telah merupakan bagian kepribadian bagi diri setiap siswa, sehingga akan dapat mempengaruhi
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa dalam
melaksanakan proses pembelajaran, hasil belajar yang diperoleh siswa dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari dalam diri siswa maupun dari luar diri
siswa itu sendiri. Faktor yang berkaitan dengan cara belajar dan pemanfaatan
media pembelajaran adalah salah-satu faktor dari dalam maupun luar siswa itu
sendiri yang diduga berhubungan erat terhadap hasil belajar yang dicapai oleh
siswa.
2. Cara Belajar
Aktivitas belajar pada setiap siswa tidak selamanya dapat berlangsung secara
wajar, kadang dapat cepat menangkap apayang dipelajari dan kadang terasa amat
sulit walaupun siswa tersebut telah mengerahkan seluruh tenaga dan pikirannya
untuk belajar. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan antara usaha yang
dikerahkan untuk belajar dengan hasil belajar yang didapat, hal ini disebabkan
karena siswa tidak mengetahui bagaimana cara belajar yang efisien.
Menurut Hamalik (2008: 23) cara belajar adalah kegiatan-kegiatan belajar yang
dilakukan dalam mempelajari sesuatu. Artinya kegiatan-kegiatan yang seharusnya
dilakukan dalam situasi belajar tertentu.
Djamarah dan Zein mengatakan sebagai berikut.“Cara belajar adalah yang dilakukan dalam kegiatan belajar, atau cara yang digunakan dalam memberikan pelajaran (mengajar) kepada orang yang mempelajarinya (belajar). Penentuan cara belajar memiliki andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar.
Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki ank didik, akan ditentukan oleh relevansi penggunaan suatu cara atau metode yang tepat sesuai dengan standar
Berdasarkan pendapat diatas, cara belajar aalah cara yang ditempuh peserta didik
dalam mempermudah peserta didik dalam mempelajari dan memahami materi
pelajaran yang akhirnya dapat meningkatkan hasil belajarnya. Cara belajar yang
dijalankan oleh peserta didik berbeda-beda mengingat tingkat seseorang untuk
memahami dan menyerap suatu pelajaran sudah pasti berbeda, ada yang cepat,
sedang, maupun lambat.
Dalam penelitian ini cara belajar yang efektif mengacu kepada pendapat Slameto
dan Hakim yang akan diuraikan sebagai berikut:
a. Pembuatan Jadwal
Jadwal adalah pembagian waktu untuk sejumlah kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang untuk setiap harinya. Jadwal juga berpengaruh terhadap belajar. Agar
belajar dapat berjalan dengan baik dan berhasil perlulah seorang siswa
mempunyai jadwal yang baik dan melaksanakannya dengan teratur dan disiplin.
Adapun cara untuk membuat jadwal yang baik menurut Slameto (2003: 82) adalah sebagai berikut:
a. Memperhitungkan waktu setiap hari untuk keperluan-keperluan tidur,
belajar, makan, mandi, olahraga, dan lain-lain.
b. Menyelidiki dan menentukan waktu-waktu yang tersedia setiap hari
c. Merencanakan penggunaan belajar itu dengan cara menetapkan jenis-jenis
mata pelajarannya dan urutan-urutan yang harus dipelajari.
d. Menyelidiki waktu-waktu mana yang dapat dipergunakan untuk belajar
dengan hasil terbaik. Sesudah waktu itu diketahui, kemudian dipergunakan untuk mempelajari pelajaran yang dianggap sulit. Pelajaran yang dianggap mudah dipelajari pada jam belajar yang lian.
e. Berhematlah dengan waktu, setiap siswa janganlah ragu-ragu untuk
Cara lain untuk membuat jadwal adalah sebagai berikut. Setiap hari ada 24 jam,
24 jam ini digunakan untuk:
a. Tidur : ± 8 jam
b. Makan, mandi, olahraga : ± 3 jam
c. Urusan pribadi dan lain-lain : ± 2 jam
d. Sisanya (a, b, c) untuk belajar : ± 11 jam
Sedangkan menurut Hakim (2005: 33-36) untuk menghitung waktu belajar yang
tersedia dalam satu hari kita dapat melakukannya dengan cara sebagai berikut:
1. Hitunglah jumlah waktu yang digunakan untuk tidur, sekolah, kegiatan rutin
(makan, minum, mandi, dan sebagainya), kegiatan rekreasi (hiburan), dan kegiatan-kegiatan lain yang kita lakukan.
2. Kurangilah waktu sehari (24 jam) dengan jumlah waktu yang ada pada
langkah pertama tadi. Hasil pengurangan tersesbut adalah waktu yang terisedia untuk belajar sendiri dirumah.
Setelah siswa dapat menghitung waktu yang tersedia untuk belajar sendiri
dirumah, tindakan selanjutnya menurut Thursan Hakim adalah mengatur jadwal
belajar. Untuk dapat mengatur jadwal belajar dirumah siswa dapat menggunakan
beberapa pedoman sebagai berikut:
1. Pemilihan atau penentuan jadwal belajar yang sifatnya individusl.
2. Aturlah jadwal belajar dengan mempertimbangkan jumlah mata pelajaran
yang harus dipelajari dalam satu semester.
3. Sediakanlah waktu belajar yang seimbang dengan tingkat kesulitan setiap
mata pelajaran.
4. Buatlah jadwal belajar secara fleksibel.
b. Membaca dan membuat catatan
Membaca besar pengaruhnya terhadap belajar. Hampir sebagian besar kegiatan
belajar adalah membaca. Agar dapat belajar degan baik maka perlulah membaca
dengan baik pula, karena membaca adalah alat belajar. Salah satu metode
membaca yang baik dan banyak dipakai untuk belajar adalah metode SOR4 atau
Survey (meninjua), Question (mengajukan petanyaan), Read (membaca), Recite
(menghafal), Write (menulis) dan Review (mengingat kembali).
Kebiasaan-kebiasaan membaca yang baik menurut Gie dalam Slameto (2003: 87)
adalah sebagai berikut: memperhatikan kesehatan membaca, ada jadwal, membuat
tanda-tanda/ catatan, memanfaatkan perpustakaan, membaca sungguh-sungguh
semua buku-buku yang perlu untuk setiap mata pelajaran sampai menguasai
isinya, dan membaca dengan konsntrasi penuh.
Kesehatan membaca penting artinya demi keberlangsungan membaca. Kesehatan
membaca itu meliputi: memejamkan mata atau memandang jauh sewaktu-waktu
membaca, buku yang dibaca kelihatan jelas dengan sinar yang terang, tak
silau/ada bayangan pada buku, jarak mata dengan buku ± 25-30 cm, membaca
pada meja belajar dan istirahat sesudah membaca ± 1 sampai 2 jam.
Setelah kebiasaan baik, ada juga kebiasaan belajar yang jelek/buruk, kebiasaan itu
antara lain: membaca sambil menggerakkan bibir/bersuara, dengan menunjuk kata
yang dibaca, mundur kembali/ mengulang-ngulang, melihat satu kata demi satu
kata, sambil tiduran, sambil mendengarkan siaran radio atau TV dengan suara
Membuat catatan besar pengaruhnya dalam membaca. Catatan yang tidak jelas,
semrawut dan tidak teratur antara materi yang satu yang lain akan menimbulkan
rasa bosan dalam membaca, selanjutnya belajar menjadi kacau. Sebaliknya catatan
yang baik, rapi,lengkap, teratur akan menambah semangat dalam belajar,
khususnya dalam membaca, karena tidak terjadi kebosanan membaca. Dalam
membuat catatan sebaiknya tidak semua yang dikatakan guru ditulis, tetapi
diambil inti sarinya saja. Tulisan harus jelas dan teratur agar mudah
dibaca/dipelajari. Perlu ditulis juga tanggal dan hari pencatatannya, pelajaran apa,
gurunya siapa, bab/pokok yang dibicarakan, dan buku pegangan wajib/pelengkap.
Senada dengan hal diatas, Hakim (2005: 53) pun berpendapat bahwa untuk mengatasi kesulitan banyaknya jumlah buku atau banyaknya jumlah halaman yang harus dibaca, siswa dapat menerapkan cara meringkas pelajaran yang diberikan guru sejak awal semester, kemudian usahakan untuk membaca hasil ringkasan tersebut dan juga mempelajari hasil ringkasan tersebut dengan cara membacanya dengan keras untuk didengar sendiri.
Rickards, dkk dalam Slavin (2008: 254) menggemukakan bahwa efek positif
paling mungkin yang diperoleh apabila pembuatan catatan digunakan untuk bahan
konseptual yang rumit dimana tugas yang sangat penting ialah mengidentifikasi
gagasan-gagasan utama. Kiewra dalam Slavin (2008: 254) pun berpendapat
pembuatan catatan memerlukan pengolahan mental akan lebih efektif daripada
sekedar menuliskan apa yang dibaca.
c. Mengulangi Bahan Pelajaran
Mengulangi besar pengaruhnya dalam belajar, karena dengan adanya pengulangan
(review) “bahan yang belum begitu dikuasai serta mudah terlupakan” akan tetap
membaca, tetapi juga bahkan lebih penting, adalah mempelajari kembali bahan
pelajaran yang sudah dipelajari. Cara ini dapat ditempuh dengan cara membuat
ringkasan, kemudian untuk mengulang cukup belajar dari ringkasan ataupun juga
dapat sari mempelajari soal jawab yang sudah pernah dibuatnya. Agar dapat
mengulang dengan baik maka perlulah kiranya disediakan waktu untuk
mengulang dan menggunakan waktu itu sebaik-baiknya, untuk menghafal dengan
bermakna dan memahami bahan yang diulang secara sungguh-sungguh.
Agar dapat menghafal bahan dengan baik hendaklah memperhatikan syarat-syarat
sebagai berikut:
1. Menyadari sepenuhnya tujuan belajar;
2. Mengetahui betul-betul tentang makna bahan yang dihafal;
3. Mencurahkan perhatian sepenuhnya sewaktu menghafal;
4. Menghafal secara teratur sesuai kondisi badan yang sebaik-baiknya serta daya
serap otak terhadap bahan yang harus dihafal;
Menghafal dapat dengan cara diam tetapi otaknya berusaha mengingat-ingat,
dapat dengan membaca keras/mendengarkan dan dapat juga dengan cara
menulisnya.
Djamarah (2008: 64) menyatakan sebagai berikut: “Mengulangi bahan pelajaran
bisa dilakukan pada malam, pagi, atau sore hari. Pada malam hari, waktu yang baik adalah selesai sholat Magrib atau sekitar pukul 19.10 hingga pukul 22.00. pada pagi hari, waktu yang disarankan adalah sekitar 04.30 hingga 06.00. pada sore hari, waktu yang baik adalah sekitar pukul 16.10 sampai pukul 18.00. tetapi jangan lupa setelah pulang sekolah, istirahat sebentar. Lalu ulangi bahan pelajaran dengan membacanya. Setelah itu dapat dilakukan istirahat atau melakukan apa
d. Konsentrasi
Konsentrasi adlah pemusatan pikiran terhadap suatu suatu hal denagn
menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Konsentrasi besar
pengaruhnya terhadap belajar. Jika seseorang mengalami kesulitan berkonsentrasi,
jelas belajarnya akan sia-sia, karena hanya membuang tenaga, waktu, dan biaya.
Jadi kebiasaan untuk berkonsentrasi harus dimiliki oleh setiap siswa yang belajr.
Dalam kenyataannya seseorang sering mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi,
hal ini disebabkan karena: kurang berminat terhadap mata pelajaran yang
dipelajari, terganggu oleh keadaan lingkungan (bising, keadaan yang semrawut,
cuaca buruk, dan lain-lain), pikiran kacau dengan banyak urusan/masalah-masalah
kesehatan (jiwa dan raga) yang terganggu (badan lemah), bosan terhadap
pelajaran/sekolah dan lain-lain.
Selanjutnya agar dapat berkonsentrasi dengan baik, perlulah usaha sebagai
berikut: pelajar hendaknya berminat atau punya motivasi yang tinggi, ada tempat
belajar tertentu dengan meja belajar yang bersih dan rapi, mencegah timbulnya
kejenuhan/kebosanan,menjga kesehatan dan memperhatikan kelelahan,
menyelesaikan soal/masalah-masalah yang mengganggu dan bertekat untuk
mencapai tujuan/hasil terbak setiap kali belajar.
e. Mengerjakan Tugas
Agar siswa berhasil dalam belajarnya, perlulah mengerjakan tugas dengan
sebaik-baiknya. Tugas itu mencakup mengerjakan PR, menjawab soal latihan buatan
Dalam menghadapi tugas-tugas tersebut, perlu dilaksanakan langkah-langkah
persiapan sebagai berikut:
1) Hindarilah belajar terlalu banyak pada saat-saat terakhir menjelang tes (semua
bahan hendaknya sudah disiapkan jauh-jauh sebelumnya).
2) Pelajarilah kembali bahan ang sudah pernah didapat sedara teratur sehari atau
dua hari sebelumnya.
3) Buatlah suatu ringkasan atau garis besar tentang bahan yang sedang dipelajari
kembali itu.
4) Pelajarilah juga latihan soal dan hasil tugas yang sudah pernah dikerjakan.
5) Peliharalah kondisi kesehatan.
6) Konsenterasikan seluruh perhatian terhadap tugas yang akan ditempuh.
7) Siapkanlah segala alat/perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan dan jika
diperlukan syarat-syarat tertentu, bereskanlah seawal mungkin.
Teknik atau cara belajar secara umum yang dianjurkan oleh para ahli pendidikan
adalah meliputi aspek-aspek sebagai berikiut:
1. Persiapan Belajar siswa
Pada hakikatnya setiap pekerjaan yang akan dilakukan harus dipersiapkan terlebih dahulu. Dengan persiapan yang baik maka kegiatan/pekerjaan akan dapat
dilaksanakan dengan baik pula sehingga akan memperoleh keberhasilan. Berikut beberapa persiapan yang perlu dilakukan dalam belajar:
a. Persiapan Mental
Persiapan mental yang dimaksud adalah berupa motivasi. Menurut Hakim (2008: 7), pada umumnya motif belajar seseorang siswa lebih dari satu atau bersifat majemuk, diantaranya ingin menuntut ilmu, ingin mendapat nilai bagus, dan motif lainnya.
b. Persiapan Sarana
Menurut Hakim (2008: 39-40), sarana yang dibutuhkan dalam belajar yaitu ruang belajar dan perlengkapan belajar.
2. Cara Mengikuti Pelajaran
Menurut Hamalik (2001: 50), langkah-langkah mengikuti pelajaran yang baik sebagai berikut:
a. Persiapan yang harus dilakukan adalah mempelajari bahan pelajaran yang sebelumnya diajarkan, mempelajari bahan yang akan dibahas dan merumuskan pertanyaan tentang materi yang belum dipahami.
b. Aktifitas selama mengikuti pelajaran,hal yang perlu diperhatikan selama mengikuti pelajaran antara lain: kehadiran, konsentrasi, catatan pelajaran, dan partisipasi siswa dalam belajar.
3. Aktifitas Belajar Mandiri
Bentuk aktifitas belajar mandiri yang dilakukan siswa dalam belajar dapat berupa kegiatan-kegiatan belajar yang dilakukan sendiri ataupun kegiatan yang dilakukan secara kelompok.
a. Aktifitas belajar sendiri
Yang dapat dilakukan berupa membaca bahan-bahan pelajaran dari berbagai sumber informasi selain buku-buku pelajaran, membuat
ringkasan pelajaran yang telah dipelajari, menghafal bahan pelajaran, serta mengerjakan soal yang telah dibuat.
b. Aktifitas Belajar Kelompok
Adapun yang dapat dilakukan dalam belajar antara lain: mendiskusikan bahan pelajaran yang belum dimengerti, membahas pertanyaan/soal-soal yang sulit dan saling bertanya jawab dal;am materi yang sulit.
4. Cara Siswa Mengikuti Ujian
Beberapa hal yang harus diperhatikan agar mendapatkan hasil yang baik dalam ulangan sebagai berikiut:
a. Persiapan menghadapi ulangan; kegiatan untuk menghadapi ulangan, dan mempelajari/menguasai materi ulangan serta mempersiapkan
perlengkapan ulangan.
b. Saat ulangan berlangsung; harus benar-benar memahami soal, tenang, mengerjakan soal dari yang termudah dan meneliti setelah selesai.
c. Setelah ulangan selesai; Hamalik (2001; 62), mengemukakan bahwa yang perlu dilakukan setelah ulangan berakhir adalah memeriksa kembali jawaban yang dibuat dalam ulangan/ujian.
Berdasarkan uraian di atas, siswa hendaknya menerapkan cara-cara belajar yang
efektif dan efisien dalam kegiatan belajar, karena kesulitan belajar yang dialami
oleh siswa akan dapat diatasi dengan menempuh langkah-langkah belajar yang
efektif dan efisien yang akhirnya akan mendapatkan hasil yang optimal. Proses
pembelajaran akan dengan efektif dan efisien apabila siswa memahami dan
menerapkan cara-cara atau metode belajar yang dianggap efisiean. Ada banyak
cara belajar yang baik, efektif, dan tepat bagi siswa yang ingin mendapatkan hasil
belajar yang maksimal.
Dalam belajar, siswa diharapkan dapat menerapkan tindakan-tindakan yang dapat
1. Membuat rangkuman.
2. Membuat pemetaan konsep-konsep penting.
3. Mencatat hal-hal yang esensial dan membuat komentar. 4. Membaca secara efisien.
5. Membuat situasi yang kondusif.
6. Memanfaatkan sumber-sumber bacaan lainnya. 7. Menganalisis soal atau tugas.
8. Mengenal lingkungan.
(Suhaenah Suparno, 2001: 112-122)
Proses belajar akan berjalan dengan efektif dan efisien apabila siswa memahami
dan menerapkan prinsip-prinsip belajar. Dengan memahami prinsip-prinsip
belajar tersebut siswa akan relative lebih mudah dan lebih cepat berhasil dalam
belajar. Menurut Thursan Hakim, (2005: 16-29), ada beberapa prinsip-prinsip
belajar tersebut sebagai berikut:
1. Belajar harus berorientasi pada tujuan yang jelas.
Dengan menetapkan suatu tujuan yang jelas, setiap orang akan dapat menentukan arah dan juga tahap-tahap belajar yang harus dilalui dalam mencapai tujuan belajar tersebut. Selain itu, dengan adanya tujuan belajar yang jelas, keberhasilan belajar seseorang dapat dilihat dari sejauh mana ia mampu mencapai tujuan belajarnya.
2. Proses belajar akan terjadi bila siswa dihadapkan pada situasi problematis.
Sesuatu yang bersifat problematis (mengandung masalah dengan tingkat kesulitan tertentu), akan merangsang siswa untuk berpikir dalam
memecahkannya. Semakin sulit problem atau masalah yang dihadapi siswa, akan semakin keras orang tersebut berpikir memecahkan.
3. belajar dengan pengertian akan lebih bermakna daripada belajar dengan hafalan.
Belajar dengan pengertian lebih memungkinkan siswa untuk lebih berhasil dalam menerapkan dan mengembangkan segala hal yang sudah dipelajari dan dimengerti oleh siswa. Sebaliknya, belajar dengan menggunakan hafalan mungkin hasilnya hanya tampak dalam bentuk kemampuan mengingat pelajaran itu saja.
4. Belajar merupakan proses yang kontinu.
Untuk memiliki kemampuan belajar yang kuat, yang terutama harus siswa lakukan adalah menetapkan tujuan yang jelas sebelum memilih bidang studi tertentu untuk dipelajari. Tujuan yang jelas dan benar-benar diingini siswa, akan menyebabkan siswa tersebut selalu berusaha untuk belajar dengan rajin agar apa yang menjadi tujuannya itu dapat tercapai.
6. Keberhasilan belajar dapat ditentukan oleh banyak faktor.
Secara garis besar, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah: faktor internal dan faktor ekternal. Faktor internal faktor yang terdapat di dalam diri individu itu sendiri, seperti kesehatan jasmani dan rohani,
kecerdasan (intelengensi), daya ingat, kemauan, dan bakat. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar diri individu yang bersangkutan, seperti keadaan lingkungan rumah, sekolah, masyarakat, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan semua lingkungan tersebut.
7. Belajar secara keseluruhan akan lebih berhasil daripada belajar secara terbagi-bagi.
Belajar seperti ini akan memungkinkan siswa untuk dapat mengerti suatu pelajaran dengan lebih cepat dan mudah. Karena disini siswa dianjurkan membuat rangkuman terlebih dahulu agar terlihat hubungannya secara keseluruhannya.
8. Proses belajar memerlukan metode yang tepat.
Dalam proses belajar memerlukan metode yang tepat agar masalah dapat dihindari. Metode belajar yang tepat memungkinkan siswa belajar lebih efektif dan efisien.
9. belajar memerlukan adanya kesesuaian antara guru dengan murid.
Kesesuaian antara guru dengan murid memang sangat mempengaruhi seorang murid dalam menyenangi suatu pelajaran. Hal ini tentu saja akan
mempengaruhi motivasi murid dalam belajar. Karena itu, guru yang baik tentunya akan selalu berusaha untuk menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan kemampuan murid-muridnya. Guru yang baik pun akan selalu berusaha menetapkan metode pengajaran yang akan membuat
murid-muridnya senang dan bersemangat serta merasa mudah dalam mempelajari suatu bidang studi. Sebaliknya, murid yang baik pun akan selalu berusaha untuk menyesuaikan diri dengan gurunya.
10. belajar memerlukan kemampuan dalam menangkap intisaripelajaran itu sendiri.
Belajar dengan penuh pengertian jauh lebih baik dan bermakna daripada belajar dengan cara menghafal. Seorang yang telah berhasil mendapatkan pengertian yang mendalam dalam proses belajar berarti telah mampu menangkap intisari pelajaran yang telah dipelajarinya. Setiap siswa pasti pernah mengalami kegagalan dalam proses belajarnya, baik kegagalan kecil maupun kegagalan yang besar.
Menurut Hendra Surya, (2004: 84-91), agar kegagalan tersebut tidak menghambat
1. Keteguhan hati.
2. Disiplin dan belajar secara teratur.
3. Kesehatan jasmani dan rohani.
4. Lingkungan belajar yang kondusif.
5. Sumber belajar dan perlrngkapan belajar.
6. Teknik belajar.
Siswa hendaknya menerapkan cara-cara belajar yang efektif dan efisien dalam
kegiatan belajar, karena kesulitan belajar yang dialami oleh siswa akan dapat
diatasi dengan menempuh langkah-langkah belajar yang efektif dan efisien yang
akhirnya akan menghasilkan hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan.
3. Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis ICT
Salah satu komponen pembelajaran yang dapat menentukan keberhasilan siswa
dalam memperoleh hasil belajar yang maksimal adalah media pembelajaran.
Pemanfaatan media yang baik dan sesuai dengan materi pelajaran akan
meningkatkan hasil belajar yang baik, demikian pila sebaliknya. Media menurut
Hamidjono dalam Aryad (2007: 4) adalah semua bentuk perantara yang
digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau
pendapat sehingga sampai kepada penerima yang dituju.
Gerlach dan Ely dalam Arsyad (2007: 3) mengatakan bahwa: “Media apabila
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
McLuhan dalam Hamalik (2006: 201) berpendapat bahwa media adalah suatu
ekstensi manusia yang memungkinkannya mempengaruhi orang lain yang tidak
mengadakan kontak langsung dengan dia.
Hamalik (2006: 202) menyatakan sebagai berikut: “Media dirumuskan dalam arti
sempit dan dalam arti luas. Dalam arti sempit, media pengajaran hanya meliputi media yang dapat digunakan secara efektif dalam proses pengajaran yang terencana. Sedangkan dalam arti luas, media tidak hanya meliputi media
komunikasi elektronik yang kompleks, tetapi juga mencakup alat-alat sederhana seperti slide, fotografi, diagram, dan bahan buatan guru, objek-objek nyata, serta
kunjungan ke keluar sekolah”.
Senada dengan hal diatas, Heinich dalam Arsyad (2007: 4) Mengemukakan istitah
media sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima.
Sementara itu, Gagne’ dan Briggs dalam Arsyad (2007: 4) mengatakan bahwa
media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape
recorder, kaset, video camera, video recorder, film slide (gambar bingkai), foto,
gambar, grafik, televisi, dan komputer.
Menurut kamus Oxford dalam Kadir (2003: 13) Information and Comunication
Technology (ICT) yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah studi atau penggunaan alat elektronika, terutama untuk komputer, untuk menyimpan, menganalisa, dan mendristribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan, dan gambar. Pemnelajaran yang
memanfaatkan ICT ini biasanya menggunakan perangkat hardware dan software
dalam aplikasinya seperti, perangkat komputer yang tersambung dengan jaringan internet, LCD, proyektor, CD pembelajaran, Televisi, bahkan menggunakan web atau situs-situs tertentu dalam internet.
Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh sekolah dalam memanfaatkan
pembelajaran yang berbasis ICT. Saat ini, telah banyak model-model pendekatan
tersebut, tentunya tidak semua dapat diterapkan sekaligus dalam proses
pembelajaran. Dalam hal ini, pihak sekolah maupun guru harus memilih mana
media belajar yang tepat sesuai dengan materi belajar dan potensi siswa.
Dalam pembelajaran berbasis ICT, selain menggunakan perangkat komputer yang
dilengkapi dengan software nya, juga untuk mendukung kinerja ICT haruslah
didukung dengan jaringan internet yang memadai. Hal ini akan memungkinkan
para siswa dan guru melaksanakan aktifitas pembelajaran tidak harus selalu
bertatap muka secara langsung, akan tetapi bisa dengan cara online yang
terkoneksi dengan jaringan internet.
Menurut Puskur Diknas Indonesia tentang TIK adalah sebagai berikut:
a. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu
Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi.
i. Teknologi Informasi adalah meliputi segala hal yang berkaitan dengan
proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi.
ii. Teknologi Komunikasi adalah segala hal yang berkaitan dengan
penggunaan alat bantu utuk memproses dan mentrasfer data dari perangkat satu kelainnya.
b. Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak
terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media.
Menurut Franklin dalam Leask (2001: 105), media ICT is vaunted as the cure to
many problem within special education needs.
Selain itu, menurut Davis dalam Leask (2001: 36) ICT has many roles to play in
1. ICT aspect of core skills.
2. ICT as theme of knowledge.
3. ICT as mean a means of enriching learning.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala alat yang dapat digunakan baik benda hidup maupun
benda mati yang dapat digunakan sebagai perantara dalam menyampaikan materi
pelajaran untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.
Gerlach dan Ely dalam Arsyad (2007: 12) mengemukakan tiga ciri media yang
merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat
dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu melakukannya. Ciri-ciri
tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Ciri fiksatif (Fixative Property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam,
menyimpan,melesterikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Dengan cara fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman suatu kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.
2. Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
Ciri ini memungkinkan suatu kejadian atau objek ditransformasikan menjadi cepat atau bahan diperlambat. Kejadian ini memakan waktu berhari-hari dapat disajkan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik
pengambilan gambar time-laps recording.
3. Ciri Distrbutif (Distributive Property)
Berdasarkan uraian diatas, media memiliki ciri-ciri yang menjadi unsur penting
penggunaannya dalam proses pembelajaran. Ciri-ciri diatas membrikan gambaran
sejauh mana media dapat digunakan dalam pembelajaran untuk memberikan
informasi dari guru dengan mengoptimalkan penggunaan media tersebut.
UNESCO (2002) menyatakan bahwa pengintegrasian TIK kedalam proses
pembelajaran memiliki tiga tujuan utama: 1) untuk membangun “knowledge
-based society habits” seperti kemampuan memecahkan masalah (problem
solving), kemampuan berkomunikasi, kemampuan mencari, mengoleh/mengelola informasi, mengubahnya menjadi pengetahuan baru dan mengkomunikasikannya kepada orang lain; 2) untuk mengembangkan keterampilan menggunakan TIK (ICT literaty); 3) untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses
pembelajaran.
Penggunaan media pembelajaran yang berbasis TIK merupakan hal yang tidak
mudah. Dalam menggunakan media tersebut harus memperhartikan beberapa
teknik agar media yang dipergunakan itu dapat bermanfaat dengan maksimal dan
tidak menyimpang dari tujuan media tersebut, dalam hal ini media yang
dipergunakan adalah komputer dan LCD Proyektor.
Berdasarkan pernyataan tersebut diatas dapat dikategorikan bahwa media
komputer dan LCD Proyektor merupakan media rancangan yang dimana didalam
penggunaannya sangat diperlukan perancangan khusus dan didesian sedemikian
rupa agar dapat dimanfaatkan. Perangkat keras (hardware) yang difungsikan
dalam menginspirasikan media tersebut adalah menggunakan satu unit komputer
lengkap yang sudah terkoneksikan dengan LCD Proyektor. Dengan demikian
Sudjana dan Rivai dalam Arysad (2007: 24) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses pembelajaran siswa, yaitu:
1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhan motivasi belajar;
2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami
oleh siswa dan memungkinkannya menguasia dan mencapai tujuan pembelajaran;
3. Metode mengajar akan kebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi jika guru mengajar pada setiap mata pelajaran;
4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tudak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonterasikan, memerankan, dan lain-lain.
Pendapat lain menurut Sadiman (2005: 17) mengatakan secara umum kegunaan media pendididkan dalam prose pembelajaran meliputi sebagai berikut:
1. Memperjelas penyajian psan agartidak terlalu bersifat verbalistis (dalam
bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, seperti misalnya:
b. Objek yang terlalu besar bisa digantikan realita, gambar, film bingkai,
film, atau model;
c. Objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau
gambar;
d. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan
timelaps atau high-speed photografy;
e. Kejadian atau peristiwa yang terjadi dimasa lalu bisa ditampilkan lagi lewt
rekaman film, video, film bingkai, foto, maupun secara verbal;
f. Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan
dengan model, diagram, dan lain-lain;
g. Konsep yang terlalu luas (gunung terapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain)
dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lai-lain.
3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi
sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk:
a. Menimbulkan kegairah belajar;
b. Mempersamakan pengalaman;
c. Menimbulkan persepsi yang sama.
Beberapa pemanfaatan TIK dalam pembelajaran diantaranya sebagai berikut:
1. Presentasi
Presentasi merupakan cara yang sudah lama digunakan, dengan
menggunakan OHP atau chart. Peralatan yang digunakan sekarang biasanya
keuntungan jika kita memanfaatkan TIK diantaranya kita bisa menampilkan
animasi dan film, sehingga tampilannya menjadi lebih menarik dan
memudahkan siswa untuk menangkap materi yang kita disampaikan.
Software yang paling banyak digunakan untuk presentasi adalah Microsoft
Powerpoint.
2. Demontrasi
Demontrasi biasanya digunakan untuk menampilkan suatu kegiatan didepan
kelas, misalnya eksperimen. Kita bisa membuat suatu film cara-cara
melakukan suatu kegiata misalnya cara melakukan pengukuran dengan
mikrometer yang benar atau mengambil sebagian kegiatan yang penting.
Cara ini adalah memanfaatkan media internet, kita bisa menampilkan
animasi yang berhubungan dengan materi yang kita ajarkan (meskipun
semuanya tidak tersedia).
Berdasarkan uraian diatas, jelas bahwa media pembelajaran sangat membantu
guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Bagi guru, media akan memberiakan
kemudahan dalam penyampaian materi. Guru hanya menyesuaikan antara materi
dan media yang cocok untuk digunakan. Bagi siswa, media akan membantu siswa
dalam menyerap dan memahami materi pelajaran. Dengan media yang menarik
maka siswa akan termotivasi untuk belajar.
Berdasarkan perkembangan teknologi, Seels dan Richey dalam Arsyad (2007: 29-32) mengelompokkan media pembelajaran kedalam empat kelompok, yaitu:
1. media hasil teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau
2. teknologi audio visual adalah cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunkan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Kelompok media teknologi audio visual adalah mesin proyektor film tape recorder, dan proyektor visual yang lebar;
3. teknologi berbasis komputer meruakan cara menghasilkan atau
menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro prosesor. Informasi atau materi disimpan dalam bentuk digital, bukan dalam bentuk cetakan atau visual;
4. teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan menyampaikan
materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer. Perpaduan beberapa jenis teknologi ini dianggap teknik yang paling canggih apabila dikendalikan oleh komputer yang memiliki kemampuan yang hebat seperti jumlah random access memory yang besar, hard disk yang besar, dan monitor beresolusi tinggi ditambah dengan periperal, perangkt keras untuk bergabung dalam satu jaringan, dan sistem audio.
Berdasarkan penjelasan diatas, perkembangan teknologi yang semakin terus
berkembang diiringi pula oleh perkembangan media pembelajaran. Ini berarti
perkembangan teknologi sebenarnya memberikan dampak positif bagi dunia
pendidikan salah satunya untuk pengembangan media pembelajaran. Begitu
banyak macam media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, guru
seharusnya menguasai media apapun dan mampu mengembangkannya
demiperkembangan pendidikan di Indonesia. Untuk menggunakan dan memilih
media pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran, guru harus dapat
memilih dengan tepat antara materi yang dipelajari dan media yang akan
digunakan.
Untuk itu, menurut Arsyad (2007: 75-76) ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media yaitu sebagai berikut:
1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan
instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
2. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip,
atau generalisasi.
4. Guru terampil menggunakannya.
5. Pengelompokan sasaran.
6. Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf yang
memenuhi persyaratan teknis tertentu.
Sementara Hamalik (2006: 202) berpendapat bahwa ada dua pendekatan yang
dapat dilakukan dalam usaha memilih media pengajaran, yakni sebagai berikut;
1. Dengan cara memilih media yang telah tersedia dipasaran yang dapat dibeli
guru dan langsung dapat digunakan dalam proses pengajaran. Pendekatan itu sudah tentu membutuhkan banyak biaya untuk membelinya, lagipula belum tentu media itu cocok untuk penyampaian bahan pelajaran dan dengan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa.
2. Memilih berdasarkan kebutuhan nyata yang telah direncanakan, khususnya
yang berkenaan dengan tujuan yang telah dirumuskan secara khusus dan bahan pelajaran yang hendak disampaikan.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian yang ada kaitannya dengan pokok masalah ini dan
sudah pernah dilaksanakan adalah sebagai beikut:
No Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian
1. Nita Lestari
(2010)
Pengaruh Aktivitas Belajar, Minat Belajar, Dan Media Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII Mts Hasanuddin Teluk Betung Tahun
Pelajaran 2008/2009.
Ada Pengaruh Aktivitas Belajar, Minat Belajar, Dan Media
Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII Mts Hasanuddin Teluk Betung Tahun Pelajaran 2008/2009 yang
ditunjukkan dengan Fhitung>Ftabel
=13,724>2,852dengan keeratan hubungan koefisien (r) 0,520 dan koefisien determinasi (r2) 0,721 atau 72,1%.
2. Tri Hayati
(2009)
Pengaruh Media ICT Dan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi
Guru Dalam
Mengajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Dikelas RSBI SMAN 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2008/2009.
Guru Dalam Mengajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Dikelas RSBI SMAN 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2008/2009 yang dinjukkan dengan perhitungan Fhitung =
72,579 > Ftabel = 3,10
dengan koefisiensi korelasi 0,782 dan koefisiensi determinasi 0,612 atau 61,2%.
3. Yulina Sari
(2010)
Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dan Cara Belajar Dengan Hasil Belajar
Akuntansi Siswa Kelas XI IPS
Semester Ganjil SMA Negeri 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011.
Ada Hubungan yang Positif dan Signifikan Antara Kesiapan Belajar Dan Cara Belajar Dengan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS Semester Ganjil SMA Negeri 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2010/2011dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,712 dengan Fhitung>Ftabel yaitu Fhitung
= 51,336 dan Ftabel = (0,005/2) (dk= 103-2-1) = 3,09.
C. Kerangka Pikir
Keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan peserta didik
dapat dilihat dari tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa baik berupa
angka yang tetera pada rapor maupun perubahan tingkah laku, ketangkasan,
kecakapan, kepribadian dan juga keterampilan yang lebih baik. Hasil yang nyata
yang dapat dilihat secara langsung sebagai cerminan keberhasilan pembelajaran
dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang tertera pada rapor yang diperoleh dari
yang bervariasi pada siswa kelas XI Akuntansi semester ganjil SMK Mutiara
Natar ampung Selatan tahun pelajaran 2011/2012 menunjukkan bahwa hasil
belajar siswa dalam proses pembelajaran diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain cara belajar dan media pembelajaran.
Cara belajar siswa yang efektif sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Siswa yang belajar dengan giat dan memiliki cara belajar dengan rapi dan teratur
cenderung akan memperoleh hasil belajar yang baik pulademikian sebaliknya.
Namun, kebanyakan siswa hanya belajar dan membaca buku pelajaran saat akan
menjalankan evaluasi saja. Saat proses pembelajaran berlangsung siswa hanya
duduk dan diam sehingga hasil yang mereka peroleh kurang memuaskan. Padahal
banyak cara yang dapat mereka tempuh untuk mencapai hasil belajar yang
memuaskan.
Selain itu penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran juga berpengaruh
terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa. Dengan menggunakan media berbasis
ICT oleh guru dan siswa yang tersedia di SMK Mutiara Natar Lampung Selatan
secara variatif dan menyesuaikan dengan materi yang disampaikan, siswa akan
lebih tertarik dan lebih memiliki daya serap yang tinggi terhadap materi pelajaran
sehingga menumbukan motivasi belajar dan tentu saja akan mempengaruhi
pencapaian hasl belajar. Dengan memanfaatkan media pembelajaran, guru pun
tidak perlu menghabiskan banyak tenaga melalui pembelajaran yang menekankan
Berdasarkan uraian diatas, maka keterikatan antara cara belajar (X1) dan media
berbasis ICT (X2) dengan hasil belajar (Y), dapat dirumuskan dalam kerangka
pikir yang digambarkan sebagai berikut:
[image:43.595.134.506.199.384.2]
Gambar 1. Gambar diatas menunjukkan pengaruh cara belajar (X1) dan
pemanfaatan media pembelajaran berbasus ICT (X2) terhadap hasil
belajar akuntansi (Y).
D. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai
berikut:
1. Ada pengaruh cara belajar siswa terhadap hasil belajar Akuntansi siswa XI
Akuntansi semester ganjil SMK Mutiara Natar Lampung Selatan Tahun
pelajaran 2011/2012.
2. Ada pengaruh pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT terhadap hasil
belajar Akuntansi siswa XI Akuntansi semester ganjil SMK Mutiara Natar
Lampung Selatan Tahun pelajaran 2011/2012. Cara Belajar
(X1)
Media Pembelajaran Berbasis ICT
(X2)
Hasil Belajar (Y) R
3. Ada pengaruh cara belajar siswa dan pemanfaatan media pembelajaran
berbasis ICT terhadap hasil belajar Akuntansi siswa XI Akuntansi semester
III. METODE PENELITIAN’
A. Pendekatan Penelitian
Penggunaan metode penelitian dalam suatu penelitian sangatlah penting.
Penggunaan metode ini untuk menentukan data penelitian, menguji kebenaran,
menemukan dan mengembangkan suatu pengetahuan, serta mengkaji kebenaran
suatu pengetahuan sehingga memperoleh hasil yang diharapkan. Metode
penelitian adalah metode kerja yang dilakukan dalam penelitian termasuk alat-alat
yang digunakan untuk mengukur dan mengumpulkan data dilapangan pada saat
melakukan penelitian.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif
dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode deskriptif dapat diartikan
sebagai penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau melukiskan
keadaan objek atau subjek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan
lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana
adanya (Sugiyono,2009: 6). Tujuan penelitian ini merupakan verifikatif yaitu
untuk menentukan tingkat pengaruh variabel-variabel dalam suatu kondisi.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berdasarkan data yang ada di tempat
dengan pendekatan ex post facto merupakan penelitian yang meneliti peristiwa
yang telah terjadi dengan merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor
yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Penelitian survey adalah penelitian
yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari
adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan
kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antar variabel sosiologis
maupun psikologis (Sugiyono, 2009: 7).
B. Populasi dan Sampel
Bagian ini akan mengemukakan secara lebih rinci tentang populasi dan sampel
dalam penelitian ini. Pada pembahasan sampel akan dibagi tentang teknik
penentuan besarnya sampel dan teknik pengambilan sampel tersebut. Adapun
penjelasannya lebih rinci akan dijelaskan berikut ini.
1. Populasi
Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:
297). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Akuntansi
semester ganjil SMK Mutiara Natar tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 2 kelas
dengan jumlah siswa keseluruhan 78 orang.
Dikarenakan jumlah populasi dalam penelitian ini kurang dari 100 orang, maka
penelitian ini merupakan penelitian populasi, dimana seluruh populasi dijadikan
kurang dari 100 lebih baik subjek dijadikan sampel semua, sehingga penelitian
merupakan penelitian populasi. Untuk sampel jenuh tidak perlu uji signifikansi
(Sugiyono. 2005: 142-143), dan jika sampel yang diambil sebanyak populasi,
maka data dianggap berdistribusi normal dan homogen. (Sudjana, 2002:152).
Sedangkan teknik penarikan sampel menggunakan non probability sampling
dengan jenis sampling jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. (Sugiyono, 2005:78).
2.Sampel
Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang memiliki karakteristik
untuk dijadikan objek penelitian. Menurut Arikunto (2002:112) “ Apabila subjek
penelitian kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar dapat
diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih. Dan sampel dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas XI Akuntansi semester ganjil SMK Mutiara Natar
tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 2 kelas dengan jumlah siswa keseluruhan 78
orang.
C. Variabel Penelitian
Menurut Sugiono (2010: 60) variabel penelitian adalah segala sesuatu hal yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, memudahkan ditarik kesimpulannya.
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel yang lainnya.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Cara Belajar (X1), dan Pemanfaatan
Media Pembelajaran Berbasis ICT (X2).
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah Hasil Belajar Mata Pelajaran Akuntansi (Y).
D. Definisi Konseptual Variabel dan Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah penarikan batasan yang menjelaskan suatu
konsep secara singkat, jelas, dan tegas (Imam Chourmain, 2008: 36).
1. Hasil Belajar (Y)
Hasil belajar adalah pencapaian yang diperoleh peserta didik melalui kegiatan
belajar dan untuk mengukurnya dilakukan dengan evaluasi atau penilaian
(Sudjiono, 2005: 28).
2. Cara Belajar (X1)
Cara belajar adalah kegiatan-kegiatan belajar yang dilakukan dalam mempelajari
sesuatu. Artinya kegiatan-kegiatan yang sehausnya dilakukan dalam situasi
3. Media Berbasis ICT (X2)
Media berbasis ICT mencakup perangkat keras dan perangkat lunak untuk
melaksanakan satu atau sejumlah tugas pemrosesan data seperti menangkap,
mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi, atau menampilkan data
[image:49.595.107.502.287.753.2](Alter dalam Kadir, 2003: 13).
Tabel 3. Definisi Operasional
No Variabel Indikator Sub Indikator Skala
pengukuran
1. Cara Belajar
(X1)
1. Cara mengatur
waktu belajar
2. Cara membaca
dan membuat
catatan 3. Cara mengulangi bahan pelajaran 4. Konsenterasi belajar 5. Mengerjakan
Membuat jadwal
belajar
Metode yang
digunakan saat membaca
Metode yang
digunakan dalam membuat catatan
Kegiatan yang
dilakukan untuk mempelajari kembali materi yang diterima dan pada saat
menghadapi ujian
Usaha yang
dilakukan untuk memusatkan pikiraan dalam belajar
Usaha yang
tugas dilakukan pada saat
menyelesaikan tugas
2. Media
berbasis ICT (X2)
Keterampilan yang berhubungan dengan pemanfaatan media high technology yang berupa perangkat keras maupu lunak seperti komputer/laptop, LCD, hotspot,
powerpoint dalam pembelajaran baik oleh guru maupan siswa Keterampilan menggunakan komputer/laptop Keterampilan menggunakan LCD proyektor Keterampilan presentasi menggunakan powerpoint Keterampailan mengakses internet Keterampilan menggunakan fasilitas email
Ordinal
3. Hasil Belajar
(Y) Hasil ujian semester ganjil pada mata pelajaran Akuntansi siswa kelas XI SMK Mutiara Natar Tahun Pelajaran 2011/2012.
Nilai semester mata pelajaran Akuntansi semeste ganjil.
E. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses tersusun dari
berbagai proses biologis maupun psikologis. Teknik ini digunakan apabila
penelitian berkenan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam,
dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2010:310). Teknik
ini diguna