• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH CARA BELAJAR DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI SEMESTER GANJIL SMK MUTIARA NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH CARA BELAJAR DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI SEMESTER GANJIL SMK MUTIARA NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH CARA BELAJAR DAN PEMANFAATAN MEDIA

PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR

AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI

SEMESTER GANJIL SMK MUTIARA

NATAR LAMPUNG SELATAN

TAHUN PELAJARAN

2011/2012

(Skripsi)

Oleh DESI SAFITRI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENGARUH CARA BELAJAR DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR

AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI SEMESTER GANJIL SMK MUTIARA

NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN

2011/2012

Oleh Desi Safitri

Keberhasilan pendidikan di suatu tempat dapat dilihat dari prestasi yang diperoleh peserta didik. Secara umum hal-hal yang mempengaruhi tinggi rendahnya

prestasi/ hasil belajar diantaranya adalah cara belajar dan pemanfaatan media pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cara belajar dan pemanfaatan media pembelajaran terhadap hasil belajar Akuntansi Siswa Kelas XI Akuntansi Semester Ganjil SMK Mutiara Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekaan ex post facto dan survei. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Akuntansi SMK Mutiara Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan jumlah sebanyak 78 siswa. Dikarenakan jumlah populasi dalam penelitian ini kurang dari 100 orang maka penelitian ini merupakan

penelitian populasi dimana seluruh populasi dijadikan sampel. Pengujian hipotesis

pertama dan kedua menggunakan Regresi Linier Sederhana, sedangkan hipotesis

ketiga menggunakan Regresi LinierMultiple.

Hasil penelitian menunjukkan : (1) Ada pengaruh yang positif antara cara belajar terhadap hasil belajar akuntansi siswa kelas XI Akuntansi Semester Ganjil SMK Mutiara Natar Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan koefisien korelasi r2= 0,351 ,(2) Ada pengaruh yang positif antara pemanfaatan media pembelajaran terhadap hasil belajar akuntansi siswa kelas XI Akuntansi Semester Ganjil SMK Mutiara Natar Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan koefisien korelasi r2= 0,220 , dan (3) Ada pengaruh yang positif antara cara belajar dan pemanfataan media pembelajaran terhadap hasil belajar akuntasi siswa kelas XI Akuntansi Semester Ganjil SMK

Mutiara Natar Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan koefisien korelasi

R

₂= 0,488.
(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL

ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Kegunaan Penelitian... 8

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA FIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Putaka ... 11

1. Pengertian Hasil Belajar ... 11

2. Pengertian Cara Belajar... 14

3. Pengertian Media Pembelajaran ... 25

B. Hasil Penelitan Yang Relevan ... 33

C. Kerangka Pikir ... 34

D. Hipotesis ... 36

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 38

B. Populasi dan Sampel ... 39

1. Populasi ... 39

2. Sampel ... 40

C. Variabel Penelitian ... 40

1. Variabel Bebas ... 41

2. Variabel Terikat ... 41

D. Definisi Konseptual Varibel Penelitian ... 41

E. Definisi Operasional Varibel Penelitian... 42

F. Teknik Pengumpula Data ... 44

(7)

1. Uji Validitas Angket ... 45

2. Uji Reliabilitas ... 47

H. Uji Asumsi Klasik ... 50

1. Uji Linearitas Garis Regresi ... 50

2. Uji Multikolinearitas ... 52

3. Uji Autokolerasi ... 52

4. Uji Heteroskodastisitas ... 54

I. Pengujian Hipotesis ... 56

1. Regresi Linier Sederhana ... 56

2. Regresi Linier Multiple ... 57

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 58

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMK Mutiara Natar ... ... 58

2. Situasi dan Kondisi SMK Mutiara Natar ... 59

3. Visi, Misi, Tugas dan Tujuan Sekolah ... 61

4. Sarana Dan Prasarana Yayasan SMK Mutiara Natar ... 62

B. Gambaran Umum Responden ... 64

C. Uji Persyaratan Regresi Linear Ganda ... 71

1. Uji Kelinieran Regresi ... 71

2. Uji Multikolinearitas... 74

3. Uji Autokorelas ... 75

4. Uji Heteroskedastisitas ... 76

D. Pengujian Hipotesis ... 78

1. Pengujian Hipotesis Pertama (X1) ... 79

2. Pengujian Hipotesis Kedua (X2) ... 81

E. Pembahasan ... 85

1. Pengaruh Cara Belajar (X1) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi (Y) ... 85

2. Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran (X2) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi (Y) ... 91

3. Pengaruh Cara Belajar (X1) Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran (X2) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi (Y) 96

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 100

A. Kesimpulan ... 100

B. Saran ... 101

(8)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dapat mengarahkan tingkah laku menuju ke tingkat perkembangan

yang diharapkan. Oleh karena itu, pemerintah senantiasa menaruh perhatian yang

sangat besar terhadap perkembangan dunia pendidikan di Indonesia. Hakekat

pendidikan adalah menyediakan sarana yang memungkinkan anak didik

mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya secara optimal dan utuh.

Salah satu tempat untuk mendapatkan pendidikan adalah di sekolah. Sekolah

merupakan lembaga yang mempunyai tugas untuk membentuk manusia yang

berkualitas dalam ilmu pengetahuan, sikap maupun keterampilan yang

pencapaiannya dibentuk secara terencana, terarah dan sistematis.Kegiatan belajar

atau proses belajar mengajar adalah hal yang utama dalam proses pendidikan yang

ada di sekolah. Oleh karena itu, penyelenggaraan di sekolah tidak terlepas dari

kegiatan proses pembelajaran yang mengarah pada proses pencapaian tujuan

pembelajaran. Tujuan pembelajaran yaitu meningkatkan mutu pendidikan agar

menghasilkan siswa yang mempunyai kemampuan dan berprestasi dalam

(9)

Pengembangan dan pengenalan media pembelajaran pun terus dilakukan dan

disosialisasikan kepada guru sebagai kunci utama pendididkan agar kemudian

diaplikasikan kepada peserta didik. Dalam proses belajar mengajar kehadiran

media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut

ketidakjelasan bahan yang dijelaskan dapat dibantu dengan menghadirkan media

sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik

dapat disederhanakan dengan bantun media. Media dapat mewakili apa yang

kurang mampu pendidik ucapkan, baik melalui kata-kata atau kalimat tertentu,

bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media.

Namun usaha-usaha tersebut belum menunjukkan hasil yang maksimal. Pada

kenyataannya masih banyak siswa yang tidak berhasil mencapai hasil yang

memuaskan pada saat evaluasi pembelajaran. Dengan kata lain tidak setiap siwa

dapat mencapai tujuan pembelajaran sebagaimana yag diharapkan. Hal ini pun

terjadi pada siswa SMK Mutiara Natar Lampung Selatan.

Bedasarkan pada penelitian pendahuluan yang telah dilakukan pada siswa kelas

XI Akuntansi semester ganjil SMK Mutiara Natar Lampung Selatan Tahun

Pelajaran 2001/2012, menunjukkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Akuntansi belum sepenuhnya memuaskan. Dibawah ini disajikan data Hasil Ujian

(10)

Tabel 1. Hasil Ujian Semester Ganjil Mata Pelajaran Akuntansi kelas XI Akuntansi SMK Mutiara Natar Lampung SelatanTahun Pelajaran 2011/2012

Sumber: Guru Mata Pelajaran Akuntansi SMK Mutiara Natar Lampung Selatan.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui hasil belajar siswa bervariasi dari nilai

yang tinggi sampai nilai yang rendah. Prestasi belajar yang diperoleh siswa kelas

XI Akuntansi siswa SMK Mutiara Natar Lampung Selatan dari 78 siswa yang

mendapat nilai kurang dari 70 sebanyak 56 siswa atau sebesar 71,80 %. Hal ini

berartti sebagian besar siswa memiliki hasil belajar yang masih tergolong rendah.

Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah dan Zain (2006:128), apabila bahan

pelajaran yang diajarkan kurang dari 65% dikuasai siswa maka persentase

keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah.

Di SMK Mutiara terdapat Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu tingkat

pencapaian kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa per mata pelajaran.

Hal ini dilakukan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa. Berdasarkan

penelitian pendahuluan yang dilakukan diperoleh bahwa Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) siswa di SMK Mutiara adalah 70. Jika siswa telah mencapai

kriteria tersebut maka tidak perlu diadakan remedial, Sebaliknya jika siswa belum

No Kelas Nilai Jumlah siswa Keterangan

< 70 ≥ 70 Nilai kelulusan

ditentukan bila,

nilai yang

diperoleh ≥ 70

1 XI Ak1 30 10 40

2 XI Ak2 26 12 38

Jum

Lah

Siswa 56 22 78

(11)

mencapai kriteria nilai yang diharapkan maka siswa tersebut harus mengadakan

remedial.

Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada proses

pembelajaran. Dalam pendididkan disekolah proses pembelajaran merupakan

kegiatan yang paling penting. Hasil belajar yang baik menunjukkan proses belajar

yang baik, dan sebaliknya proses belajar yang baik akan memberikan hasil yang

baik pula.

Siswa yang belajar dengan sungguh-sungguh maka akan mencapai hasil belajar

yang lebih baik. Keberhasilan belajar seseorang sangat dipengaruhi oleh dua

faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksterrnal. Faktor intenal meliputi

kesehatan, kecerdasan, minat dan motivasi, serta caa belajar siswa itu sendiri.

Faktor eksternal meliputi keluarga, lingkungan sekitar, masyarakat, dan sekolah.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang bersumber dari guru mata pelajaran

akuntansi bahwa dalam pembelajaran akuntansi kelas XI Akuntansi SMK Mutiara

Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012 rendahnya hasil belajar sswa

tersebut diduga dipengaruhi oleh faktor cara belajar siswa yang kurang efektif dan

pemanfaatan media pembelajaran yang masih belum maksimal dan variatif, hal ini

terlihat dalam proses pembelajaran yang berlangsung.

Faktor pertama yang diduga dapat menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa

pada mata pelajaran akuntansi adalah cara belajar siswa yang kurang efektif. Hal

ini ditunjukkan oleh siswa yang cenderung pasif dalam pembelajaran. Konsentrasi

(12)

memperhatikan namun ketika guru menanyakan tentang pelajaran maka hanya

satu atau dua orang siswa yang mampu menjawab pertanyaan tersebut. Siswa pun

malas membaca buku pelajaran dan mengulang pelajaran yang telah disampaikan,

siswa hanya membaca buku saat akan melaksanakan evaluasi. Bahkan ketika guru

memeriksa catatan, hampir setengah dari jumlah siswa yang ada ditiap-tiap kelas

tidak memiliki catatan lengkap. Seharusnya dalam menjalankan aktivitas belajar,

siswa memerlukan suatu cara belajar yang efektif, praktis, dan mudah diterapkan

agar mampu meningkatkan hasil belajar siswa tersebut.

Faktor kedua yang menyebabkan rendahnya hasil belajar akuntansi siswa adalah

pemanfaatan media pembelajaran. Seperti kita ketahui sasaran penggunaan media

adalah agar anak didik mampu menciptakan sesuatu yang baru dan mampu

memanfaatkan sesuatu yang telah ada untuk dipergunakan dengan bentuk dan

variasi lain yang berguna dalam kehidupannya. Dengan demikian mereka dengan

mudah mengerti dan memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru

kepada mereka.

Media pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah media berbasis

Information and Communication Technology (ICT) atau yang dalam bahasa

indonesia dikenal dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang belum

secara maksimal digunakan oleh guru dan sisw dalam pembelajaran. Padahal

diSMK Mutiara sudah memiliki media Liquid Crystal Display (LCD) yang

disediakan untuk setiap kelas.

Pemanfaatan media berbasis ICT yang dilakukan oleh guru hanya sebatas

(13)

software power point. Padahal guru bisa membuat variasi misalnya dengan

menggunakan media yang ada untuk menonton film yang ada hubungannya

dengan materi, memberikan animasi yang bisa menarik perhatian siswa, sampai

pada memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya melalui email.

Sedangkan pemanfaatan media berbasis ICT yang dilakukan oleh siswa hanya

digunakan untuk mengakses atau membuka berbagai jejaring sosial yang marak

pada saat ini seperti facebook, twitter, yahoo massenger, dan sebagainya.

Bardasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penelitian ini

diberi judul: “Pengaruh Cara Belajar dan Pemanfaatan Media Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI Akuntansi Semester Ganjil SMK Mutiara Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan dalam

penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa kelas XI Akuntansi pada mata

pelajaran Akuntansi.

2. Masih belum efektifnya cara belajar yang dimiliki oleh siswa dalam

mengikuti proses belajar di kelas.

3. Rendahnya minat dan motivasi siswa pada mata pelajaran Akuntansi.

4. Rendahnya tingkat kecerdasan yang dimiliki oleh siswa pada mata pelajaran

Akuntansi.

5. Rendahnya hubungan atau relasi antara siswa dengan siswa, siswa dengan

(14)

6. Rendahnya dukungan dan motivasi yang diberikan oleh orang tua terhadap

siswa.

7. Rendahnya pemanfaatan media berbasis ICT yang digunakan oleh guru mata

pelajaran Akuntansi.

8. Pemanfaatan media berbasis ICT yang tersedia masih belum digunakan

secara maksimal oleh siswa dalam pembelajaran.

9. Keadaan suhu, udara, atau cuaca yang tidak mendukung proses pembelajaran.

10. Kurangnya alat belajar yang dimiliki oleh siswa dalam proses pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka masalah dalam penelitian ini

dibatasi pada cara belajar (X1), pemanfaatan media pembelajaran dalam penelitian

ini dibatasi pada media berbasis ICT (X2), dan hasil belajar Akuntansi (Y).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan

masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh cara belajar siswa terhadap hasil belajar Akuntansi

siswa XI Akuntansi semester ganjil SMK Mutiara Natar Lampung Selatan

Tahun pelajaran 2011/2012?

2. Apakah ada pengaruh pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT

terhadap hasil belajar Akuntansi siswa XI Akuntansi semester ganjil SMK

(15)

3. Apakah ada pengaruh cara belajar siswa dan pemanfaatan media

pembelajaran berbasis ICT terhadap hasil belajar Akuntansi siswa XI

Akuntansi semester ganjil SMK Mutiara Natar Lampung Selatan Tahun

pelajaran 2011/2012?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh cara belajar siswa terhadap hasil belajar

Akuntansi XI Akuntansi semester ganjil SMK Mutiara Natar Lampung

Selatan Tahun pelajaran 2011/2012.

2. Untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT

terhadap hasil belajar Akuntansi siswa XI Akuntansi semester ganjil SMK

Mutiara Natar Lampung Selatan Tahun pelajaran 2011/2012.

3. Untuk mengetahui pengaruh cara belajar siswa dan pemanfaatan media

pembelajaran berbasis ICT terhadap hasil belajar Akuntansi siswa XI

Akuntansi semester ganjil SMK Mutiara Natar Lampung Selatan Tahun

pelajaran 2011/2012.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini berguna baik secara teoritis maupun praktis:

1. Manfaat secara teoritis:

a. Memperkaya ilmu pendidikan bagi peneliti khususnya dan masyarakat

(16)

b. Memberikan sumbangan penting dan memperluas kajian ilmu pendidikan

yang menyangkut hasil belajar.

c. Menambah konsep baru yang dapat dijadikan sebagai bahan rujukan lebih

lanjut bagi pengembangan ilmu pendidikan.

2. Manfaat secara praktis:

a. Sumbangan pemikiran bagi siswa agar lebih aktif dan memiliki cara

belajar yang efektif dalam proses pembelajaran agar lebih mudah

memahami materi pelajaran sehingga mencapai hasil belajar yang

maksimal.

b. Penelitin ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada

guru dalam pemanfaatan media pembelajaran yang dapat meningkatkan

hasil belajar siswa.

c. Informasi kepada orang tua, agar membantu menumbuhkan cara belajar

yang baik bagi anak-anaknya dalam meningkatkan hasil belajar disekolah.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Subyek penelitian

Ruang lingkup subyek penelitan ini adalah siswa kelas XI Akuntansi semester

ganjil.

2. Objek penelitan

Ruang Lingkup Objek penelitan ini adalah cara belajar (X1), pemanfaatan

(17)

3. Tempat Penelitian

Ruang lingkup tempat penelitian adalah SMK Mutiara Natar Lampung

Selatan.

4. Waktu Penelitian

Ruang Lingkup waktu penelitan adalah pelaksanaan penelitian pada tahun

2011/2012.

5. Ilmu Penelitian

Ruang lingkup ilmu dalam penelitian adalah ilmu kependidikan, khususnya

(18)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka 1. Hasil Belajar

Salah satu indikator tercapai atau tidaknya suatu proses pembelajaran adalah

dengan melihat hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Hasil belajar merupakan

cerminan tingkat keberhasilan atau pencapaian tujuan dari proses belajar yang

telah dilaksanakan yang pada puncaknya diakhiri dengan suatu evaluasi. Menurut

Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi

tindak belajar dan tindak mengajar. Sedangkan menurut Sukmadinata (2007: 102)

hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan

potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 4) hasil belajar dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut sangat

berguna bagi guru dan siswa. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapor, angka dalam ijazah, atau kemampuan

meloncat setelah latihan. Sedangkan dampak pengiring adalah terapa pengetahuan dan kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil pembelajaran. Ada faktor yang

dapat diubah (seperti: cara mengajar, mutu rancangan, model evakuasi, dan

lain-lain), ada pula faktor yang harus diterima apa adanya (seperti: latar belakang

siswa, gaji, lingkungan sekolah, dan lain-lain) Suhardjono dalam Arikunto (2006:

(19)

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah suatu pencapaian yang diperoleh oleh siswa dalam proses pembelajaran

yang dituangkan dengan angka maupun dalam pengaplikasian pada kehidupan

sehari-hari atas ilmu yang didapat. Hasil belajar yang tinggi atau rendah

menunjukkan keberhasilan guru dalam menyampaikan materi pelajaran dalam

proses pembelajaran.

Suparno dalam Sardiman (2004: 38) mengatakan bahwahasil belajar dipengaruhi

oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya. Hasil

belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, si subjek belajar,

tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang

dipelajari.

Djaali (2008: 99) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan siswa dalam belajar antara lain sebagai berikut:

1. Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri)

a. Kesehatan

b. Intelegensi

c. Minat dan Motivasi

d. Cara Belajar

2. Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri)

a. Keluarga

b. Sekolah

c. Masyarakat

d. Lingkungan

Sedangkan menurut Nasution (2008: 183) agar belajar berhasil, maka harus

dipenuhi kondisi intern dan kondisi ekstern. Kondisi intern terdiri atas

penguasaank konsep-konsep dan aturan-aturan yang merupakan prasyarat untuk

(20)

ekstern mengenai hal-hal dalam situasi belajar yang dapat dikontrol oleh pengajar.

Kondisi ekstern ini terutama terdiri atas kimunikasi verbal.

Menurut Bloom dan kawan-kawan dalam Dimyati dan Mudjiono (2006: 26) ada

tiga taksonomi yang dapat dipakai untuk mempelajari jenis perilaku dan

kemampuan internal akubat belajar.

1. Ranah kognitif

Ranah kognitif (Bloom, dkk) terdiri dari enam jenis perilaku diantaranya: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, dan evaluasi.

2. Ranah Afektif

Ranah afektif (Krathwohl dan Bloom, dkk) terdiri dari lima perilaku yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup.

3. Ranah Psikomotorik

Ranah Psikomotorik (Simpson) terdiri dari tujuh jenih perilaku yaitu persepsi, kesiapan,gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian gerakan, dan kreativitas.

Untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran dibagi atas beberapa tingkatan

taraf sebagai berikut:

1. Istimewa/maksimal, apabila seluruh bahan pelajaran dapat dikuasai oleh

siswa.

2. Baik sekali/optimal, apabila sebagian besar bahan pelajaran dapat dikuasai

76%-99%.

3. Baik/minimal, apabila bahan pelajaran hanya dikuasai 60%-75%.

4. Kurang, apabila bahan pelajaran yang dikuasai kurang dari 60%.

(Djamarah, 2006: 107).

Sehubungan dengan hal diatas, adapun hasil pengajaran dikatakan betul-betul baik apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa.

b. Hasil itu merupakan pengetahuan asli atau otentik. Pengetahuan hasil proses

belajar mengajar itu bagi siswa seolah-olah telah merupakan bagian kepribadian bagi diri setiap siswa, sehingga akan dapat mempengaruhi

(21)

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa dalam

melaksanakan proses pembelajaran, hasil belajar yang diperoleh siswa dapat

dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari dalam diri siswa maupun dari luar diri

siswa itu sendiri. Faktor yang berkaitan dengan cara belajar dan pemanfaatan

media pembelajaran adalah salah-satu faktor dari dalam maupun luar siswa itu

sendiri yang diduga berhubungan erat terhadap hasil belajar yang dicapai oleh

siswa.

2. Cara Belajar

Aktivitas belajar pada setiap siswa tidak selamanya dapat berlangsung secara

wajar, kadang dapat cepat menangkap apayang dipelajari dan kadang terasa amat

sulit walaupun siswa tersebut telah mengerahkan seluruh tenaga dan pikirannya

untuk belajar. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan antara usaha yang

dikerahkan untuk belajar dengan hasil belajar yang didapat, hal ini disebabkan

karena siswa tidak mengetahui bagaimana cara belajar yang efisien.

Menurut Hamalik (2008: 23) cara belajar adalah kegiatan-kegiatan belajar yang

dilakukan dalam mempelajari sesuatu. Artinya kegiatan-kegiatan yang seharusnya

dilakukan dalam situasi belajar tertentu.

Djamarah dan Zein mengatakan sebagai berikut.“Cara belajar adalah yang dilakukan dalam kegiatan belajar, atau cara yang digunakan dalam memberikan pelajaran (mengajar) kepada orang yang mempelajarinya (belajar). Penentuan cara belajar memiliki andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar.

Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki ank didik, akan ditentukan oleh relevansi penggunaan suatu cara atau metode yang tepat sesuai dengan standar

(22)

Berdasarkan pendapat diatas, cara belajar aalah cara yang ditempuh peserta didik

dalam mempermudah peserta didik dalam mempelajari dan memahami materi

pelajaran yang akhirnya dapat meningkatkan hasil belajarnya. Cara belajar yang

dijalankan oleh peserta didik berbeda-beda mengingat tingkat seseorang untuk

memahami dan menyerap suatu pelajaran sudah pasti berbeda, ada yang cepat,

sedang, maupun lambat.

Dalam penelitian ini cara belajar yang efektif mengacu kepada pendapat Slameto

dan Hakim yang akan diuraikan sebagai berikut:

a. Pembuatan Jadwal

Jadwal adalah pembagian waktu untuk sejumlah kegiatan yang dilakukan oleh

seseorang untuk setiap harinya. Jadwal juga berpengaruh terhadap belajar. Agar

belajar dapat berjalan dengan baik dan berhasil perlulah seorang siswa

mempunyai jadwal yang baik dan melaksanakannya dengan teratur dan disiplin.

Adapun cara untuk membuat jadwal yang baik menurut Slameto (2003: 82) adalah sebagai berikut:

a. Memperhitungkan waktu setiap hari untuk keperluan-keperluan tidur,

belajar, makan, mandi, olahraga, dan lain-lain.

b. Menyelidiki dan menentukan waktu-waktu yang tersedia setiap hari

c. Merencanakan penggunaan belajar itu dengan cara menetapkan jenis-jenis

mata pelajarannya dan urutan-urutan yang harus dipelajari.

d. Menyelidiki waktu-waktu mana yang dapat dipergunakan untuk belajar

dengan hasil terbaik. Sesudah waktu itu diketahui, kemudian dipergunakan untuk mempelajari pelajaran yang dianggap sulit. Pelajaran yang dianggap mudah dipelajari pada jam belajar yang lian.

e. Berhematlah dengan waktu, setiap siswa janganlah ragu-ragu untuk

(23)

Cara lain untuk membuat jadwal adalah sebagai berikut. Setiap hari ada 24 jam,

24 jam ini digunakan untuk:

a. Tidur : ± 8 jam

b. Makan, mandi, olahraga : ± 3 jam

c. Urusan pribadi dan lain-lain : ± 2 jam

d. Sisanya (a, b, c) untuk belajar : ± 11 jam

Sedangkan menurut Hakim (2005: 33-36) untuk menghitung waktu belajar yang

tersedia dalam satu hari kita dapat melakukannya dengan cara sebagai berikut:

1. Hitunglah jumlah waktu yang digunakan untuk tidur, sekolah, kegiatan rutin

(makan, minum, mandi, dan sebagainya), kegiatan rekreasi (hiburan), dan kegiatan-kegiatan lain yang kita lakukan.

2. Kurangilah waktu sehari (24 jam) dengan jumlah waktu yang ada pada

langkah pertama tadi. Hasil pengurangan tersesbut adalah waktu yang terisedia untuk belajar sendiri dirumah.

Setelah siswa dapat menghitung waktu yang tersedia untuk belajar sendiri

dirumah, tindakan selanjutnya menurut Thursan Hakim adalah mengatur jadwal

belajar. Untuk dapat mengatur jadwal belajar dirumah siswa dapat menggunakan

beberapa pedoman sebagai berikut:

1. Pemilihan atau penentuan jadwal belajar yang sifatnya individusl.

2. Aturlah jadwal belajar dengan mempertimbangkan jumlah mata pelajaran

yang harus dipelajari dalam satu semester.

3. Sediakanlah waktu belajar yang seimbang dengan tingkat kesulitan setiap

mata pelajaran.

4. Buatlah jadwal belajar secara fleksibel.

(24)

b. Membaca dan membuat catatan

Membaca besar pengaruhnya terhadap belajar. Hampir sebagian besar kegiatan

belajar adalah membaca. Agar dapat belajar degan baik maka perlulah membaca

dengan baik pula, karena membaca adalah alat belajar. Salah satu metode

membaca yang baik dan banyak dipakai untuk belajar adalah metode SOR4 atau

Survey (meninjua), Question (mengajukan petanyaan), Read (membaca), Recite

(menghafal), Write (menulis) dan Review (mengingat kembali).

Kebiasaan-kebiasaan membaca yang baik menurut Gie dalam Slameto (2003: 87)

adalah sebagai berikut: memperhatikan kesehatan membaca, ada jadwal, membuat

tanda-tanda/ catatan, memanfaatkan perpustakaan, membaca sungguh-sungguh

semua buku-buku yang perlu untuk setiap mata pelajaran sampai menguasai

isinya, dan membaca dengan konsntrasi penuh.

Kesehatan membaca penting artinya demi keberlangsungan membaca. Kesehatan

membaca itu meliputi: memejamkan mata atau memandang jauh sewaktu-waktu

membaca, buku yang dibaca kelihatan jelas dengan sinar yang terang, tak

silau/ada bayangan pada buku, jarak mata dengan buku ± 25-30 cm, membaca

pada meja belajar dan istirahat sesudah membaca ± 1 sampai 2 jam.

Setelah kebiasaan baik, ada juga kebiasaan belajar yang jelek/buruk, kebiasaan itu

antara lain: membaca sambil menggerakkan bibir/bersuara, dengan menunjuk kata

yang dibaca, mundur kembali/ mengulang-ngulang, melihat satu kata demi satu

kata, sambil tiduran, sambil mendengarkan siaran radio atau TV dengan suara

(25)

Membuat catatan besar pengaruhnya dalam membaca. Catatan yang tidak jelas,

semrawut dan tidak teratur antara materi yang satu yang lain akan menimbulkan

rasa bosan dalam membaca, selanjutnya belajar menjadi kacau. Sebaliknya catatan

yang baik, rapi,lengkap, teratur akan menambah semangat dalam belajar,

khususnya dalam membaca, karena tidak terjadi kebosanan membaca. Dalam

membuat catatan sebaiknya tidak semua yang dikatakan guru ditulis, tetapi

diambil inti sarinya saja. Tulisan harus jelas dan teratur agar mudah

dibaca/dipelajari. Perlu ditulis juga tanggal dan hari pencatatannya, pelajaran apa,

gurunya siapa, bab/pokok yang dibicarakan, dan buku pegangan wajib/pelengkap.

Senada dengan hal diatas, Hakim (2005: 53) pun berpendapat bahwa untuk mengatasi kesulitan banyaknya jumlah buku atau banyaknya jumlah halaman yang harus dibaca, siswa dapat menerapkan cara meringkas pelajaran yang diberikan guru sejak awal semester, kemudian usahakan untuk membaca hasil ringkasan tersebut dan juga mempelajari hasil ringkasan tersebut dengan cara membacanya dengan keras untuk didengar sendiri.

Rickards, dkk dalam Slavin (2008: 254) menggemukakan bahwa efek positif

paling mungkin yang diperoleh apabila pembuatan catatan digunakan untuk bahan

konseptual yang rumit dimana tugas yang sangat penting ialah mengidentifikasi

gagasan-gagasan utama. Kiewra dalam Slavin (2008: 254) pun berpendapat

pembuatan catatan memerlukan pengolahan mental akan lebih efektif daripada

sekedar menuliskan apa yang dibaca.

c. Mengulangi Bahan Pelajaran

Mengulangi besar pengaruhnya dalam belajar, karena dengan adanya pengulangan

(review) “bahan yang belum begitu dikuasai serta mudah terlupakan” akan tetap

(26)

membaca, tetapi juga bahkan lebih penting, adalah mempelajari kembali bahan

pelajaran yang sudah dipelajari. Cara ini dapat ditempuh dengan cara membuat

ringkasan, kemudian untuk mengulang cukup belajar dari ringkasan ataupun juga

dapat sari mempelajari soal jawab yang sudah pernah dibuatnya. Agar dapat

mengulang dengan baik maka perlulah kiranya disediakan waktu untuk

mengulang dan menggunakan waktu itu sebaik-baiknya, untuk menghafal dengan

bermakna dan memahami bahan yang diulang secara sungguh-sungguh.

Agar dapat menghafal bahan dengan baik hendaklah memperhatikan syarat-syarat

sebagai berikut:

1. Menyadari sepenuhnya tujuan belajar;

2. Mengetahui betul-betul tentang makna bahan yang dihafal;

3. Mencurahkan perhatian sepenuhnya sewaktu menghafal;

4. Menghafal secara teratur sesuai kondisi badan yang sebaik-baiknya serta daya

serap otak terhadap bahan yang harus dihafal;

Menghafal dapat dengan cara diam tetapi otaknya berusaha mengingat-ingat,

dapat dengan membaca keras/mendengarkan dan dapat juga dengan cara

menulisnya.

Djamarah (2008: 64) menyatakan sebagai berikut: “Mengulangi bahan pelajaran

bisa dilakukan pada malam, pagi, atau sore hari. Pada malam hari, waktu yang baik adalah selesai sholat Magrib atau sekitar pukul 19.10 hingga pukul 22.00. pada pagi hari, waktu yang disarankan adalah sekitar 04.30 hingga 06.00. pada sore hari, waktu yang baik adalah sekitar pukul 16.10 sampai pukul 18.00. tetapi jangan lupa setelah pulang sekolah, istirahat sebentar. Lalu ulangi bahan pelajaran dengan membacanya. Setelah itu dapat dilakukan istirahat atau melakukan apa

(27)

d. Konsentrasi

Konsentrasi adlah pemusatan pikiran terhadap suatu suatu hal denagn

menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Konsentrasi besar

pengaruhnya terhadap belajar. Jika seseorang mengalami kesulitan berkonsentrasi,

jelas belajarnya akan sia-sia, karena hanya membuang tenaga, waktu, dan biaya.

Jadi kebiasaan untuk berkonsentrasi harus dimiliki oleh setiap siswa yang belajr.

Dalam kenyataannya seseorang sering mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi,

hal ini disebabkan karena: kurang berminat terhadap mata pelajaran yang

dipelajari, terganggu oleh keadaan lingkungan (bising, keadaan yang semrawut,

cuaca buruk, dan lain-lain), pikiran kacau dengan banyak urusan/masalah-masalah

kesehatan (jiwa dan raga) yang terganggu (badan lemah), bosan terhadap

pelajaran/sekolah dan lain-lain.

Selanjutnya agar dapat berkonsentrasi dengan baik, perlulah usaha sebagai

berikut: pelajar hendaknya berminat atau punya motivasi yang tinggi, ada tempat

belajar tertentu dengan meja belajar yang bersih dan rapi, mencegah timbulnya

kejenuhan/kebosanan,menjga kesehatan dan memperhatikan kelelahan,

menyelesaikan soal/masalah-masalah yang mengganggu dan bertekat untuk

mencapai tujuan/hasil terbak setiap kali belajar.

e. Mengerjakan Tugas

Agar siswa berhasil dalam belajarnya, perlulah mengerjakan tugas dengan

sebaik-baiknya. Tugas itu mencakup mengerjakan PR, menjawab soal latihan buatan

(28)

Dalam menghadapi tugas-tugas tersebut, perlu dilaksanakan langkah-langkah

persiapan sebagai berikut:

1) Hindarilah belajar terlalu banyak pada saat-saat terakhir menjelang tes (semua

bahan hendaknya sudah disiapkan jauh-jauh sebelumnya).

2) Pelajarilah kembali bahan ang sudah pernah didapat sedara teratur sehari atau

dua hari sebelumnya.

3) Buatlah suatu ringkasan atau garis besar tentang bahan yang sedang dipelajari

kembali itu.

4) Pelajarilah juga latihan soal dan hasil tugas yang sudah pernah dikerjakan.

5) Peliharalah kondisi kesehatan.

6) Konsenterasikan seluruh perhatian terhadap tugas yang akan ditempuh.

7) Siapkanlah segala alat/perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan dan jika

diperlukan syarat-syarat tertentu, bereskanlah seawal mungkin.

Teknik atau cara belajar secara umum yang dianjurkan oleh para ahli pendidikan

adalah meliputi aspek-aspek sebagai berikiut:

1. Persiapan Belajar siswa

Pada hakikatnya setiap pekerjaan yang akan dilakukan harus dipersiapkan terlebih dahulu. Dengan persiapan yang baik maka kegiatan/pekerjaan akan dapat

dilaksanakan dengan baik pula sehingga akan memperoleh keberhasilan. Berikut beberapa persiapan yang perlu dilakukan dalam belajar:

a. Persiapan Mental

Persiapan mental yang dimaksud adalah berupa motivasi. Menurut Hakim (2008: 7), pada umumnya motif belajar seseorang siswa lebih dari satu atau bersifat majemuk, diantaranya ingin menuntut ilmu, ingin mendapat nilai bagus, dan motif lainnya.

b. Persiapan Sarana

Menurut Hakim (2008: 39-40), sarana yang dibutuhkan dalam belajar yaitu ruang belajar dan perlengkapan belajar.

2. Cara Mengikuti Pelajaran

Menurut Hamalik (2001: 50), langkah-langkah mengikuti pelajaran yang baik sebagai berikut:

a. Persiapan yang harus dilakukan adalah mempelajari bahan pelajaran yang sebelumnya diajarkan, mempelajari bahan yang akan dibahas dan merumuskan pertanyaan tentang materi yang belum dipahami.

b. Aktifitas selama mengikuti pelajaran,hal yang perlu diperhatikan selama mengikuti pelajaran antara lain: kehadiran, konsentrasi, catatan pelajaran, dan partisipasi siswa dalam belajar.

(29)

3. Aktifitas Belajar Mandiri

Bentuk aktifitas belajar mandiri yang dilakukan siswa dalam belajar dapat berupa kegiatan-kegiatan belajar yang dilakukan sendiri ataupun kegiatan yang dilakukan secara kelompok.

a. Aktifitas belajar sendiri

Yang dapat dilakukan berupa membaca bahan-bahan pelajaran dari berbagai sumber informasi selain buku-buku pelajaran, membuat

ringkasan pelajaran yang telah dipelajari, menghafal bahan pelajaran, serta mengerjakan soal yang telah dibuat.

b. Aktifitas Belajar Kelompok

Adapun yang dapat dilakukan dalam belajar antara lain: mendiskusikan bahan pelajaran yang belum dimengerti, membahas pertanyaan/soal-soal yang sulit dan saling bertanya jawab dal;am materi yang sulit.

4. Cara Siswa Mengikuti Ujian

Beberapa hal yang harus diperhatikan agar mendapatkan hasil yang baik dalam ulangan sebagai berikiut:

a. Persiapan menghadapi ulangan; kegiatan untuk menghadapi ulangan, dan mempelajari/menguasai materi ulangan serta mempersiapkan

perlengkapan ulangan.

b. Saat ulangan berlangsung; harus benar-benar memahami soal, tenang, mengerjakan soal dari yang termudah dan meneliti setelah selesai.

c. Setelah ulangan selesai; Hamalik (2001; 62), mengemukakan bahwa yang perlu dilakukan setelah ulangan berakhir adalah memeriksa kembali jawaban yang dibuat dalam ulangan/ujian.

Berdasarkan uraian di atas, siswa hendaknya menerapkan cara-cara belajar yang

efektif dan efisien dalam kegiatan belajar, karena kesulitan belajar yang dialami

oleh siswa akan dapat diatasi dengan menempuh langkah-langkah belajar yang

efektif dan efisien yang akhirnya akan mendapatkan hasil yang optimal. Proses

pembelajaran akan dengan efektif dan efisien apabila siswa memahami dan

menerapkan cara-cara atau metode belajar yang dianggap efisiean. Ada banyak

cara belajar yang baik, efektif, dan tepat bagi siswa yang ingin mendapatkan hasil

belajar yang maksimal.

Dalam belajar, siswa diharapkan dapat menerapkan tindakan-tindakan yang dapat

(30)

1. Membuat rangkuman.

2. Membuat pemetaan konsep-konsep penting.

3. Mencatat hal-hal yang esensial dan membuat komentar. 4. Membaca secara efisien.

5. Membuat situasi yang kondusif.

6. Memanfaatkan sumber-sumber bacaan lainnya. 7. Menganalisis soal atau tugas.

8. Mengenal lingkungan.

(Suhaenah Suparno, 2001: 112-122)

Proses belajar akan berjalan dengan efektif dan efisien apabila siswa memahami

dan menerapkan prinsip-prinsip belajar. Dengan memahami prinsip-prinsip

belajar tersebut siswa akan relative lebih mudah dan lebih cepat berhasil dalam

belajar. Menurut Thursan Hakim, (2005: 16-29), ada beberapa prinsip-prinsip

belajar tersebut sebagai berikut:

1. Belajar harus berorientasi pada tujuan yang jelas.

Dengan menetapkan suatu tujuan yang jelas, setiap orang akan dapat menentukan arah dan juga tahap-tahap belajar yang harus dilalui dalam mencapai tujuan belajar tersebut. Selain itu, dengan adanya tujuan belajar yang jelas, keberhasilan belajar seseorang dapat dilihat dari sejauh mana ia mampu mencapai tujuan belajarnya.

2. Proses belajar akan terjadi bila siswa dihadapkan pada situasi problematis.

Sesuatu yang bersifat problematis (mengandung masalah dengan tingkat kesulitan tertentu), akan merangsang siswa untuk berpikir dalam

memecahkannya. Semakin sulit problem atau masalah yang dihadapi siswa, akan semakin keras orang tersebut berpikir memecahkan.

3. belajar dengan pengertian akan lebih bermakna daripada belajar dengan hafalan.

Belajar dengan pengertian lebih memungkinkan siswa untuk lebih berhasil dalam menerapkan dan mengembangkan segala hal yang sudah dipelajari dan dimengerti oleh siswa. Sebaliknya, belajar dengan menggunakan hafalan mungkin hasilnya hanya tampak dalam bentuk kemampuan mengingat pelajaran itu saja.

4. Belajar merupakan proses yang kontinu.

(31)

Untuk memiliki kemampuan belajar yang kuat, yang terutama harus siswa lakukan adalah menetapkan tujuan yang jelas sebelum memilih bidang studi tertentu untuk dipelajari. Tujuan yang jelas dan benar-benar diingini siswa, akan menyebabkan siswa tersebut selalu berusaha untuk belajar dengan rajin agar apa yang menjadi tujuannya itu dapat tercapai.

6. Keberhasilan belajar dapat ditentukan oleh banyak faktor.

Secara garis besar, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah: faktor internal dan faktor ekternal. Faktor internal faktor yang terdapat di dalam diri individu itu sendiri, seperti kesehatan jasmani dan rohani,

kecerdasan (intelengensi), daya ingat, kemauan, dan bakat. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar diri individu yang bersangkutan, seperti keadaan lingkungan rumah, sekolah, masyarakat, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan semua lingkungan tersebut.

7. Belajar secara keseluruhan akan lebih berhasil daripada belajar secara terbagi-bagi.

Belajar seperti ini akan memungkinkan siswa untuk dapat mengerti suatu pelajaran dengan lebih cepat dan mudah. Karena disini siswa dianjurkan membuat rangkuman terlebih dahulu agar terlihat hubungannya secara keseluruhannya.

8. Proses belajar memerlukan metode yang tepat.

Dalam proses belajar memerlukan metode yang tepat agar masalah dapat dihindari. Metode belajar yang tepat memungkinkan siswa belajar lebih efektif dan efisien.

9. belajar memerlukan adanya kesesuaian antara guru dengan murid.

Kesesuaian antara guru dengan murid memang sangat mempengaruhi seorang murid dalam menyenangi suatu pelajaran. Hal ini tentu saja akan

mempengaruhi motivasi murid dalam belajar. Karena itu, guru yang baik tentunya akan selalu berusaha untuk menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan kemampuan murid-muridnya. Guru yang baik pun akan selalu berusaha menetapkan metode pengajaran yang akan membuat

murid-muridnya senang dan bersemangat serta merasa mudah dalam mempelajari suatu bidang studi. Sebaliknya, murid yang baik pun akan selalu berusaha untuk menyesuaikan diri dengan gurunya.

10. belajar memerlukan kemampuan dalam menangkap intisaripelajaran itu sendiri.

Belajar dengan penuh pengertian jauh lebih baik dan bermakna daripada belajar dengan cara menghafal. Seorang yang telah berhasil mendapatkan pengertian yang mendalam dalam proses belajar berarti telah mampu menangkap intisari pelajaran yang telah dipelajarinya. Setiap siswa pasti pernah mengalami kegagalan dalam proses belajarnya, baik kegagalan kecil maupun kegagalan yang besar.

Menurut Hendra Surya, (2004: 84-91), agar kegagalan tersebut tidak menghambat

(32)

1. Keteguhan hati.

2. Disiplin dan belajar secara teratur.

3. Kesehatan jasmani dan rohani.

4. Lingkungan belajar yang kondusif.

5. Sumber belajar dan perlrngkapan belajar.

6. Teknik belajar.

Siswa hendaknya menerapkan cara-cara belajar yang efektif dan efisien dalam

kegiatan belajar, karena kesulitan belajar yang dialami oleh siswa akan dapat

diatasi dengan menempuh langkah-langkah belajar yang efektif dan efisien yang

akhirnya akan menghasilkan hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan.

3. Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis ICT

Salah satu komponen pembelajaran yang dapat menentukan keberhasilan siswa

dalam memperoleh hasil belajar yang maksimal adalah media pembelajaran.

Pemanfaatan media yang baik dan sesuai dengan materi pelajaran akan

meningkatkan hasil belajar yang baik, demikian pila sebaliknya. Media menurut

Hamidjono dalam Aryad (2007: 4) adalah semua bentuk perantara yang

digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau

pendapat sehingga sampai kepada penerima yang dituju.

Gerlach dan Ely dalam Arsyad (2007: 3) mengatakan bahwa: “Media apabila

dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang

membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,

(33)

McLuhan dalam Hamalik (2006: 201) berpendapat bahwa media adalah suatu

ekstensi manusia yang memungkinkannya mempengaruhi orang lain yang tidak

mengadakan kontak langsung dengan dia.

Hamalik (2006: 202) menyatakan sebagai berikut: “Media dirumuskan dalam arti

sempit dan dalam arti luas. Dalam arti sempit, media pengajaran hanya meliputi media yang dapat digunakan secara efektif dalam proses pengajaran yang terencana. Sedangkan dalam arti luas, media tidak hanya meliputi media

komunikasi elektronik yang kompleks, tetapi juga mencakup alat-alat sederhana seperti slide, fotografi, diagram, dan bahan buatan guru, objek-objek nyata, serta

kunjungan ke keluar sekolah”.

Senada dengan hal diatas, Heinich dalam Arsyad (2007: 4) Mengemukakan istitah

media sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima.

Sementara itu, Gagne’ dan Briggs dalam Arsyad (2007: 4) mengatakan bahwa

media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk

menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape

recorder, kaset, video camera, video recorder, film slide (gambar bingkai), foto,

gambar, grafik, televisi, dan komputer.

Menurut kamus Oxford dalam Kadir (2003: 13) Information and Comunication

Technology (ICT) yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah studi atau penggunaan alat elektronika, terutama untuk komputer, untuk menyimpan, menganalisa, dan mendristribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan, dan gambar. Pemnelajaran yang

memanfaatkan ICT ini biasanya menggunakan perangkat hardware dan software

dalam aplikasinya seperti, perangkat komputer yang tersambung dengan jaringan internet, LCD, proyektor, CD pembelajaran, Televisi, bahkan menggunakan web atau situs-situs tertentu dalam internet.

Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh sekolah dalam memanfaatkan

pembelajaran yang berbasis ICT. Saat ini, telah banyak model-model pendekatan

(34)

tersebut, tentunya tidak semua dapat diterapkan sekaligus dalam proses

pembelajaran. Dalam hal ini, pihak sekolah maupun guru harus memilih mana

media belajar yang tepat sesuai dengan materi belajar dan potensi siswa.

Dalam pembelajaran berbasis ICT, selain menggunakan perangkat komputer yang

dilengkapi dengan software nya, juga untuk mendukung kinerja ICT haruslah

didukung dengan jaringan internet yang memadai. Hal ini akan memungkinkan

para siswa dan guru melaksanakan aktifitas pembelajaran tidak harus selalu

bertatap muka secara langsung, akan tetapi bisa dengan cara online yang

terkoneksi dengan jaringan internet.

Menurut Puskur Diknas Indonesia tentang TIK adalah sebagai berikut:

a. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu

Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi.

i. Teknologi Informasi adalah meliputi segala hal yang berkaitan dengan

proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi.

ii. Teknologi Komunikasi adalah segala hal yang berkaitan dengan

penggunaan alat bantu utuk memproses dan mentrasfer data dari perangkat satu kelainnya.

b. Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak

terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media.

Menurut Franklin dalam Leask (2001: 105), media ICT is vaunted as the cure to

many problem within special education needs.

Selain itu, menurut Davis dalam Leask (2001: 36) ICT has many roles to play in

(35)

1. ICT aspect of core skills.

2. ICT as theme of knowledge.

3. ICT as mean a means of enriching learning.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran adalah segala alat yang dapat digunakan baik benda hidup maupun

benda mati yang dapat digunakan sebagai perantara dalam menyampaikan materi

pelajaran untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.

Gerlach dan Ely dalam Arsyad (2007: 12) mengemukakan tiga ciri media yang

merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat

dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu melakukannya. Ciri-ciri

tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Ciri fiksatif (Fixative Property)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam,

menyimpan,melesterikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Dengan cara fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman suatu kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.

2. Ciri Manipulatif (Manipulative Property)

Ciri ini memungkinkan suatu kejadian atau objek ditransformasikan menjadi cepat atau bahan diperlambat. Kejadian ini memakan waktu berhari-hari dapat disajkan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik

pengambilan gambar time-laps recording.

3. Ciri Distrbutif (Distributive Property)

(36)

Berdasarkan uraian diatas, media memiliki ciri-ciri yang menjadi unsur penting

penggunaannya dalam proses pembelajaran. Ciri-ciri diatas membrikan gambaran

sejauh mana media dapat digunakan dalam pembelajaran untuk memberikan

informasi dari guru dengan mengoptimalkan penggunaan media tersebut.

UNESCO (2002) menyatakan bahwa pengintegrasian TIK kedalam proses

pembelajaran memiliki tiga tujuan utama: 1) untuk membangun “knowledge

-based society habits” seperti kemampuan memecahkan masalah (problem

solving), kemampuan berkomunikasi, kemampuan mencari, mengoleh/mengelola informasi, mengubahnya menjadi pengetahuan baru dan mengkomunikasikannya kepada orang lain; 2) untuk mengembangkan keterampilan menggunakan TIK (ICT literaty); 3) untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses

pembelajaran.

Penggunaan media pembelajaran yang berbasis TIK merupakan hal yang tidak

mudah. Dalam menggunakan media tersebut harus memperhartikan beberapa

teknik agar media yang dipergunakan itu dapat bermanfaat dengan maksimal dan

tidak menyimpang dari tujuan media tersebut, dalam hal ini media yang

dipergunakan adalah komputer dan LCD Proyektor.

Berdasarkan pernyataan tersebut diatas dapat dikategorikan bahwa media

komputer dan LCD Proyektor merupakan media rancangan yang dimana didalam

penggunaannya sangat diperlukan perancangan khusus dan didesian sedemikian

rupa agar dapat dimanfaatkan. Perangkat keras (hardware) yang difungsikan

dalam menginspirasikan media tersebut adalah menggunakan satu unit komputer

lengkap yang sudah terkoneksikan dengan LCD Proyektor. Dengan demikian

(37)

Sudjana dan Rivai dalam Arysad (2007: 24) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses pembelajaran siswa, yaitu:

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhan motivasi belajar;

2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami

oleh siswa dan memungkinkannya menguasia dan mencapai tujuan pembelajaran;

3. Metode mengajar akan kebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal

melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi jika guru mengajar pada setiap mata pelajaran;

4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tudak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonterasikan, memerankan, dan lain-lain.

Pendapat lain menurut Sadiman (2005: 17) mengatakan secara umum kegunaan media pendididkan dalam prose pembelajaran meliputi sebagai berikut:

1. Memperjelas penyajian psan agartidak terlalu bersifat verbalistis (dalam

bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, seperti misalnya:

b. Objek yang terlalu besar bisa digantikan realita, gambar, film bingkai,

film, atau model;

c. Objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau

gambar;

d. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan

timelaps atau high-speed photografy;

e. Kejadian atau peristiwa yang terjadi dimasa lalu bisa ditampilkan lagi lewt

rekaman film, video, film bingkai, foto, maupun secara verbal;

f. Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan

dengan model, diagram, dan lain-lain;

g. Konsep yang terlalu luas (gunung terapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain)

dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lai-lain.

3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi

sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk:

a. Menimbulkan kegairah belajar;

b. Mempersamakan pengalaman;

c. Menimbulkan persepsi yang sama.

Beberapa pemanfaatan TIK dalam pembelajaran diantaranya sebagai berikut:

1. Presentasi

Presentasi merupakan cara yang sudah lama digunakan, dengan

menggunakan OHP atau chart. Peralatan yang digunakan sekarang biasanya

(38)

keuntungan jika kita memanfaatkan TIK diantaranya kita bisa menampilkan

animasi dan film, sehingga tampilannya menjadi lebih menarik dan

memudahkan siswa untuk menangkap materi yang kita disampaikan.

Software yang paling banyak digunakan untuk presentasi adalah Microsoft

Powerpoint.

2. Demontrasi

Demontrasi biasanya digunakan untuk menampilkan suatu kegiatan didepan

kelas, misalnya eksperimen. Kita bisa membuat suatu film cara-cara

melakukan suatu kegiata misalnya cara melakukan pengukuran dengan

mikrometer yang benar atau mengambil sebagian kegiatan yang penting.

Cara ini adalah memanfaatkan media internet, kita bisa menampilkan

animasi yang berhubungan dengan materi yang kita ajarkan (meskipun

semuanya tidak tersedia).

Berdasarkan uraian diatas, jelas bahwa media pembelajaran sangat membantu

guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Bagi guru, media akan memberiakan

kemudahan dalam penyampaian materi. Guru hanya menyesuaikan antara materi

dan media yang cocok untuk digunakan. Bagi siswa, media akan membantu siswa

dalam menyerap dan memahami materi pelajaran. Dengan media yang menarik

maka siswa akan termotivasi untuk belajar.

Berdasarkan perkembangan teknologi, Seels dan Richey dalam Arsyad (2007: 29-32) mengelompokkan media pembelajaran kedalam empat kelompok, yaitu:

1. media hasil teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau

(39)

2. teknologi audio visual adalah cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunkan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Kelompok media teknologi audio visual adalah mesin proyektor film tape recorder, dan proyektor visual yang lebar;

3. teknologi berbasis komputer meruakan cara menghasilkan atau

menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro prosesor. Informasi atau materi disimpan dalam bentuk digital, bukan dalam bentuk cetakan atau visual;

4. teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan menyampaikan

materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer. Perpaduan beberapa jenis teknologi ini dianggap teknik yang paling canggih apabila dikendalikan oleh komputer yang memiliki kemampuan yang hebat seperti jumlah random access memory yang besar, hard disk yang besar, dan monitor beresolusi tinggi ditambah dengan periperal, perangkt keras untuk bergabung dalam satu jaringan, dan sistem audio.

Berdasarkan penjelasan diatas, perkembangan teknologi yang semakin terus

berkembang diiringi pula oleh perkembangan media pembelajaran. Ini berarti

perkembangan teknologi sebenarnya memberikan dampak positif bagi dunia

pendidikan salah satunya untuk pengembangan media pembelajaran. Begitu

banyak macam media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, guru

seharusnya menguasai media apapun dan mampu mengembangkannya

demiperkembangan pendidikan di Indonesia. Untuk menggunakan dan memilih

media pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran, guru harus dapat

memilih dengan tepat antara materi yang dipelajari dan media yang akan

digunakan.

Untuk itu, menurut Arsyad (2007: 75-76) ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media yaitu sebagai berikut:

1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan

instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

2. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip,

atau generalisasi.

(40)

4. Guru terampil menggunakannya.

5. Pengelompokan sasaran.

6. Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf yang

memenuhi persyaratan teknis tertentu.

Sementara Hamalik (2006: 202) berpendapat bahwa ada dua pendekatan yang

dapat dilakukan dalam usaha memilih media pengajaran, yakni sebagai berikut;

1. Dengan cara memilih media yang telah tersedia dipasaran yang dapat dibeli

guru dan langsung dapat digunakan dalam proses pengajaran. Pendekatan itu sudah tentu membutuhkan banyak biaya untuk membelinya, lagipula belum tentu media itu cocok untuk penyampaian bahan pelajaran dan dengan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa.

2. Memilih berdasarkan kebutuhan nyata yang telah direncanakan, khususnya

yang berkenaan dengan tujuan yang telah dirumuskan secara khusus dan bahan pelajaran yang hendak disampaikan.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang ada kaitannya dengan pokok masalah ini dan

sudah pernah dilaksanakan adalah sebagai beikut:

No Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian

1. Nita Lestari

(2010)

Pengaruh Aktivitas Belajar, Minat Belajar, Dan Media Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII Mts Hasanuddin Teluk Betung Tahun

Pelajaran 2008/2009.

Ada Pengaruh Aktivitas Belajar, Minat Belajar, Dan Media

Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII Mts Hasanuddin Teluk Betung Tahun Pelajaran 2008/2009 yang

ditunjukkan dengan Fhitung>Ftabel

=13,724>2,852dengan keeratan hubungan koefisien (r) 0,520 dan koefisien determinasi (r2) 0,721 atau 72,1%.

2. Tri Hayati

(2009)

Pengaruh Media ICT Dan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi

(41)

Guru Dalam

Mengajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Dikelas RSBI SMAN 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2008/2009.

Guru Dalam Mengajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Dikelas RSBI SMAN 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2008/2009 yang dinjukkan dengan perhitungan Fhitung =

72,579 > Ftabel = 3,10

dengan koefisiensi korelasi 0,782 dan koefisiensi determinasi 0,612 atau 61,2%.

3. Yulina Sari

(2010)

Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dan Cara Belajar Dengan Hasil Belajar

Akuntansi Siswa Kelas XI IPS

Semester Ganjil SMA Negeri 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011.

Ada Hubungan yang Positif dan Signifikan Antara Kesiapan Belajar Dan Cara Belajar Dengan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS Semester Ganjil SMA Negeri 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2010/2011dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,712 dengan Fhitung>Ftabel yaitu Fhitung

= 51,336 dan Ftabel = (0,005/2) (dk= 103-2-1) = 3,09.

C. Kerangka Pikir

Keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan peserta didik

dapat dilihat dari tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa baik berupa

angka yang tetera pada rapor maupun perubahan tingkah laku, ketangkasan,

kecakapan, kepribadian dan juga keterampilan yang lebih baik. Hasil yang nyata

yang dapat dilihat secara langsung sebagai cerminan keberhasilan pembelajaran

dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang tertera pada rapor yang diperoleh dari

(42)

yang bervariasi pada siswa kelas XI Akuntansi semester ganjil SMK Mutiara

Natar ampung Selatan tahun pelajaran 2011/2012 menunjukkan bahwa hasil

belajar siswa dalam proses pembelajaran diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor

antara lain cara belajar dan media pembelajaran.

Cara belajar siswa yang efektif sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Siswa yang belajar dengan giat dan memiliki cara belajar dengan rapi dan teratur

cenderung akan memperoleh hasil belajar yang baik pulademikian sebaliknya.

Namun, kebanyakan siswa hanya belajar dan membaca buku pelajaran saat akan

menjalankan evaluasi saja. Saat proses pembelajaran berlangsung siswa hanya

duduk dan diam sehingga hasil yang mereka peroleh kurang memuaskan. Padahal

banyak cara yang dapat mereka tempuh untuk mencapai hasil belajar yang

memuaskan.

Selain itu penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran juga berpengaruh

terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa. Dengan menggunakan media berbasis

ICT oleh guru dan siswa yang tersedia di SMK Mutiara Natar Lampung Selatan

secara variatif dan menyesuaikan dengan materi yang disampaikan, siswa akan

lebih tertarik dan lebih memiliki daya serap yang tinggi terhadap materi pelajaran

sehingga menumbukan motivasi belajar dan tentu saja akan mempengaruhi

pencapaian hasl belajar. Dengan memanfaatkan media pembelajaran, guru pun

tidak perlu menghabiskan banyak tenaga melalui pembelajaran yang menekankan

(43)

Berdasarkan uraian diatas, maka keterikatan antara cara belajar (X1) dan media

berbasis ICT (X2) dengan hasil belajar (Y), dapat dirumuskan dalam kerangka

pikir yang digambarkan sebagai berikut:

[image:43.595.134.506.199.384.2]

Gambar 1. Gambar diatas menunjukkan pengaruh cara belajar (X1) dan

pemanfaatan media pembelajaran berbasus ICT (X2) terhadap hasil

belajar akuntansi (Y).

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai

berikut:

1. Ada pengaruh cara belajar siswa terhadap hasil belajar Akuntansi siswa XI

Akuntansi semester ganjil SMK Mutiara Natar Lampung Selatan Tahun

pelajaran 2011/2012.

2. Ada pengaruh pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT terhadap hasil

belajar Akuntansi siswa XI Akuntansi semester ganjil SMK Mutiara Natar

Lampung Selatan Tahun pelajaran 2011/2012. Cara Belajar

(X1)

Media Pembelajaran Berbasis ICT

(X2)

Hasil Belajar (Y) R

(44)

3. Ada pengaruh cara belajar siswa dan pemanfaatan media pembelajaran

berbasis ICT terhadap hasil belajar Akuntansi siswa XI Akuntansi semester

(45)

III. METODE PENELITIAN’

A. Pendekatan Penelitian

Penggunaan metode penelitian dalam suatu penelitian sangatlah penting.

Penggunaan metode ini untuk menentukan data penelitian, menguji kebenaran,

menemukan dan mengembangkan suatu pengetahuan, serta mengkaji kebenaran

suatu pengetahuan sehingga memperoleh hasil yang diharapkan. Metode

penelitian adalah metode kerja yang dilakukan dalam penelitian termasuk alat-alat

yang digunakan untuk mengukur dan mengumpulkan data dilapangan pada saat

melakukan penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif

dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode deskriptif dapat diartikan

sebagai penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau melukiskan

keadaan objek atau subjek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan

lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana

adanya (Sugiyono,2009: 6). Tujuan penelitian ini merupakan verifikatif yaitu

untuk menentukan tingkat pengaruh variabel-variabel dalam suatu kondisi.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berdasarkan data yang ada di tempat

(46)

dengan pendekatan ex post facto merupakan penelitian yang meneliti peristiwa

yang telah terjadi dengan merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor

yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Penelitian survey adalah penelitian

yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari

adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan

kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antar variabel sosiologis

maupun psikologis (Sugiyono, 2009: 7).

B. Populasi dan Sampel

Bagian ini akan mengemukakan secara lebih rinci tentang populasi dan sampel

dalam penelitian ini. Pada pembahasan sampel akan dibagi tentang teknik

penentuan besarnya sampel dan teknik pengambilan sampel tersebut. Adapun

penjelasannya lebih rinci akan dijelaskan berikut ini.

1. Populasi

Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:

297). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Akuntansi

semester ganjil SMK Mutiara Natar tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 2 kelas

dengan jumlah siswa keseluruhan 78 orang.

Dikarenakan jumlah populasi dalam penelitian ini kurang dari 100 orang, maka

penelitian ini merupakan penelitian populasi, dimana seluruh populasi dijadikan

(47)

kurang dari 100 lebih baik subjek dijadikan sampel semua, sehingga penelitian

merupakan penelitian populasi. Untuk sampel jenuh tidak perlu uji signifikansi

(Sugiyono. 2005: 142-143), dan jika sampel yang diambil sebanyak populasi,

maka data dianggap berdistribusi normal dan homogen. (Sudjana, 2002:152).

Sedangkan teknik penarikan sampel menggunakan non probability sampling

dengan jenis sampling jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel. (Sugiyono, 2005:78).

2.Sampel

Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang memiliki karakteristik

untuk dijadikan objek penelitian. Menurut Arikunto (2002:112) “ Apabila subjek

penelitian kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya

merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar dapat

diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih. Dan sampel dalam penelitian

ini adalah seluruh siswa kelas XI Akuntansi semester ganjil SMK Mutiara Natar

tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 2 kelas dengan jumlah siswa keseluruhan 78

orang.

C. Variabel Penelitian

Menurut Sugiono (2010: 60) variabel penelitian adalah segala sesuatu hal yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, memudahkan ditarik kesimpulannya.

(48)

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel yang lainnya.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Cara Belajar (X1), dan Pemanfaatan

Media Pembelajaran Berbasis ICT (X2).

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah Hasil Belajar Mata Pelajaran Akuntansi (Y).

D. Definisi Konseptual Variabel dan Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah penarikan batasan yang menjelaskan suatu

konsep secara singkat, jelas, dan tegas (Imam Chourmain, 2008: 36).

1. Hasil Belajar (Y)

Hasil belajar adalah pencapaian yang diperoleh peserta didik melalui kegiatan

belajar dan untuk mengukurnya dilakukan dengan evaluasi atau penilaian

(Sudjiono, 2005: 28).

2. Cara Belajar (X1)

Cara belajar adalah kegiatan-kegiatan belajar yang dilakukan dalam mempelajari

sesuatu. Artinya kegiatan-kegiatan yang sehausnya dilakukan dalam situasi

(49)

3. Media Berbasis ICT (X2)

Media berbasis ICT mencakup perangkat keras dan perangkat lunak untuk

melaksanakan satu atau sejumlah tugas pemrosesan data seperti menangkap,

mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi, atau menampilkan data

[image:49.595.107.502.287.753.2]

(Alter dalam Kadir, 2003: 13).

Tabel 3. Definisi Operasional

No Variabel Indikator Sub Indikator Skala

pengukuran

1. Cara Belajar

(X1)

1. Cara mengatur

waktu belajar

2. Cara membaca

dan membuat

catatan 3. Cara mengulangi bahan pelajaran 4. Konsenterasi belajar 5. Mengerjakan

 Membuat jadwal

belajar

 Metode yang

digunakan saat membaca

 Metode yang

digunakan dalam membuat catatan

 Kegiatan yang

dilakukan untuk mempelajari kembali materi yang diterima dan pada saat

menghadapi ujian

 Usaha yang

dilakukan untuk memusatkan pikiraan dalam belajar

 Usaha yang

(50)

tugas dilakukan pada saat

menyelesaikan tugas

2. Media

berbasis ICT (X2)

Keterampilan yang berhubungan dengan pemanfaatan media high technology yang berupa perangkat keras maupu lunak seperti komputer/laptop, LCD, hotspot,

powerpoint dalam pembelajaran baik oleh guru maupan siswa  Keterampilan menggunakan komputer/laptop  Keterampilan menggunakan LCD proyektor  Keterampilan presentasi menggunakan powerpoint  Keterampailan mengakses internet  Keterampilan menggunakan fasilitas email

Ordinal

3. Hasil Belajar

(Y) Hasil ujian semester ganjil pada mata pelajaran Akuntansi siswa kelas XI SMK Mutiara Natar Tahun Pelajaran 2011/2012.

Nilai semester mata pelajaran Akuntansi semeste ganjil.

(51)

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses tersusun dari

berbagai proses biologis maupun psikologis. Teknik ini digunakan apabila

penelitian berkenan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam,

dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2010:310). Teknik

ini diguna

Gambar

Tabel 1.  Hasil Ujian Semester Ganjil Mata Pelajaran Akuntansi kelas XI Akuntansi SMK Mutiara Natar Lampung SelatanTahun Pelajaran 2011/2012
Gambar 1. Gambar diatas menunjukkan pengaruh cara belajar (X1) dan pemanfaatan media pembelajaran berbasus ICT (X2) terhadap hasil belajar akuntansi (Y)
Tabel 3. Definisi Operasional
Tabel 4. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Cara Belajar (X1)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian, aktivitas membungkuk dan memutar didalam tempat kerja saat melakukan MMH seharusnya dikurangi atau bahkan jika memungkinkan aktivitas ini

Dalam sistem tersebut terdapat 4 external entity yang memberikan input dan output pada sistem yaitu Responsibility center melakukan pencatatan administrasi yang meliputi

Pelaksanaan kualitas pelayanan yang telah dilakukan Hotel Permata Bidakara sudah berjalan dengan baik, hanya saja akan lebih baik lagi jika pihak hotel semakin

Dengan demikian, kemampuan negara dalam memaksimalkan peluang dan kesiapan dalam menghadapi tantangan merupakan prasyarat mutlak bagi perekonomian nasional untuk

Gambar 4.11 memperlihatkan hasil pengujian tarik dengan komposisi PP 78% PE 20% dan AL 2 % pada Temperatur 160 0 c di peroleh nilai paling optimum 17,91 N/mm 2 pada putaran 100

Konsep komunikasi jelas ( good idea) dilihat dari proses awal pembuatan logo yang sengaja tidak membuat bentuk baru melainkan... mengolah kasar

Direktorat Jenderal Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI, InfoDATIN Situasi dan Analisis HIV/AIDS,

Hepatoprotective Effects of Allium cepa (Onion) Extracts Against Paracetamol-Induced Liver Damage in Rats.. African Journal