• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVC SDN 2 KOTAGAJAH LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVC SDN 2 KOTAGAJAH LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS

IVC SDN 2 KOTAGAJAH LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(Skripsi)

Oleh RENA RENTETA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENERAPAAN ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS

IVC SDN 2 KOTAGAJAH LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh : RENA RENTETA

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran Tematik terpadu di kelas IVC SDN 2 Kotagajah Lampung Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas sekaligus hasil belajar siswa menggunakan model active learning permainan card sort. Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Prosedur penelitian melalui 4 siklus dan masing-masing siklus dilakukan melalui 4 tahapan (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (Acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting). Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan tes dengan menggunakan lembar observasi penilaian kinerja guru (IPKG), lembar observasi aktivitas belajar siswa dan soal-soal tes. Teknik analisis data menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data aktivitas siswa dan kinerja guru, sedangkan analisis kuantitatif untuk mengukur data hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil tes.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan model active learning permainan card sort pada mata pelajaran Tematik terpadu di kelas IVC dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini dilihat dari rata-rata kinerja guru pada siklus I (68,42), siklus II (78,95) dan Siklus III (84,21) sementara rata-rata persentase aktivitas siswa pada siklus I (69,67%), siklus II (75,00%), dan siklus III (81,00%). Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I (69,17), siklus II (71,50), dan siklus III (78,00).

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Krui Pesisir Barat pada tanggal 25 Desember 1992. Merupakan putri kedua dari Bapak Patih Mura Jaya (alm) dan Ibu Rosmani.

(8)

MOTO

”Man Jadda Wa Jada: Barang siapa yang bersungguh

-sungguh akan berhasil”

(Alhadist)

Kadang kita terjatuh hanya supaya kita lebih kuat

untuk bangkit dan melompat lebih tinggi percayalah

(9)

i

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya sederhana ini sebagai rasa syukur kepada allah SWT dan bentuk terima kasih kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Patih Mura Jaya (alm) dan Ibu Rosmani senantiasa melimpahkan kasih sayangnya kepada anak-anaknya, pengorbanan, dan doa yang ikhlas mengiringi perjalanan putrinya.

2. Suamiku M. Shahari Azis, SE yang selalu sabar dalam membimbing dan memberikan semangat kepada ku.

3. Keluarga besarku, Bapak Hi. Sudirman dan Ibu Hj. Erna Wati.

4. Kakakku dan adik-adik ku tersayang yang telah memberikan semangat untuk terus berusaha.

5. Serta keluarga dan orang-orang yang memberiku semangat untuk dapat berbuat lebih baik hingga dapat menyelesaikan studi

(10)

ii

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehinggsa skripsi dengan judul Penerapaan active learning permainan card sort untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IVC SDN 2 Kotagajah Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014 telah diselesaikan dengan baik.

Peneliti sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak sekali mendapat bantuan, bimbingan, motivasi, doa,dan saran-saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Sugeng P. Hariyanto., selaku Rektor Universitas Lampung

2. Bapak Dr. Hi Bujang Rahman, M. Si., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

3. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung.

(11)

iii

5. Ibu Dra. Asmaul Khair, M.Pd., Ketua PGSD UPP Metro sekaligus sebagai pembimbing II yang telah memberikan dukungan, saran, serta masukan demi kebaikan seluruh mahasiswa PGSD UPP Metro dan telah meluangkan waktu, memberikan ilmu yang dimiliki dengan ikhlas, memerikan saran serta masukan yang luar biasa selama proses pembuatan skripsi.

6. Bapak Drs. Rapani, M.Pd., Pembimbing 1 yang telah banyak membantu, membimbing, dan memberikan saran serta waktu kepada penulis dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan benar.

7. Bapak Drs. A. Sudirman, M.H., Pembahas yang telah banyak memberikan arahan, saran-saran, dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

8. Bapak Drs. Sarengat, M.Pd., Pembimbing Akademik.

9. Bapak Suroto, selaku kepala SDN 2 Kotagajah Lampung Tengah yang telah mengizinkan penulis untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.

10.Ibu Dartiasih, A.Ma.Pd., Guru kelas IVC SDN 2 Kotagajah sekaligus observer, siswa-siswi kelas IVC SDN 2 Kotagajah yang telah membantu dan berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian

11.Bapak, dan Ibu dosen di FKIP khususnya Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) atas ilmu yang telah diberikan.

(12)

iv

13.Keluarga Besar yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil selama ini.

14.Suamiku, yang selalu meluangkan waktu untuk berbagi dan memberikan semangat serta dukungan dalam membantu pembuatan skripsi ini.

15.Eni Setiyaningsih dan Leni Setiawati yang selalu memberi dukungan dan semangat dalam pembuatan skripsi ini

16.Seluruh rekan-rekan PGSD angkatan 2010 yang selalu berjuang bersama dari awal hingga penyelesaian studi

17.Almamater tercinta Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini mungkin masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi peneliti berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi peningkatan dan perkembangan mutu pendidikan khususnya pendidikan dasar dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua Aamiin.

(13)

v A. Pembelajaran Tematik Terpadu dan Pendekatan Scientific ... 8

1.Pengertian Tematik Terpadu ... 8

2.Tujuan Pembelajaran Tematik Terpadu ... 9

3.Pembelajaran Tematik Terpadu di SD ... 10

4.Pendekatan Scientific ... 10

B. Belajar, Aktivitas Belajar, Hasil Belajar, Penilaian Autentik ... 11

1. Pengertian Belajar ... 11

2. Pengertian Aktivitas Belajar ... 12

3. Pengertian Hasil Belajar ... 14

4. Penilaian Autentik ... 15

C. Model Pembelajaran... 16

1.Pengertian Model Pembelajaran ... 16

2.Macam-macam Model Pembelajaran ... 17

3.Model Active Learning ... 18

(14)

vi

3.Model Active Learning Permainan Card Sort ... 21

4.Langkah-langkah Model Active Learning Permainan Card Sort 22 E. Hipotesis Tindakan ... 23

F. Urutan Penelitian Tindakan Kelas ... 31

1. Siklus 1 ... 31

2. Siklus 2 ... 34

3. Siklus 3 ... 36

G. Indikator Keberhasilan ... 39

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN A.Prosedur Penelitian ... 40

Deskripsi awal ... 40

2. Refleksi awal ... 41

B.Hasil penelitian ... 41

1. Siklus I ... 41

a. Perencanaan pembelajaran ... 41

(15)

vii

3. Siklus III... 59

a. Perencanaan Pembelajaran ... 59

b. Pelaksanaan tindakan siklus III ... 59

c. Hasil observasi siklus III ... 62

1. Kinerja guru ... 62

2. Aktivitas belajar siswa ... 62

3. Hasil belajar siswa ... 66

4. Refleksi ... 66

C. Pembahasan ... 67

1. Kinerja guru dalam proses pembelajaran ... 67

2. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran ... 69

3. Hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 76 DAFTAR PUSTAKA

(16)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Presentase hasil belajar siswa pada kelas IVA ... 4

1.2 Presentase hasil belajar siswa pada kelas IVB ... 4

1.3 Presentase hasil belajar siswa pada kelas IVC ... 4

3.1 Kategori kinerja guru berdasarkan perolehan nilai ... 29

3.2 Kategori aktivitas siswa per individu berdasarkan nilai ... 29

3.3 Kategori nilai rata-rata aktivitas belajar siswa ... 30

3.4 Kategori presentasi hasil belajar siswa ... 31

4.1 Hasil observasi kinerja guru siklus I ... 46

4.2 Persentase aktivitas siswa pada siklus I ... 47

4.3 Hasil belajar siklus I ... 49

4.4 Hasil observasi kinerja guru siklus II ... 54

4.5 Persentase aktivitas siswa pada siklus II ... 55

4.6 Hasil belajar siklus II ... 57

4.7 Hasil observasi kinerja guru siklus III ... 62

4.8 Persentase aktivitas siswa pada siklus III ... 63

4.9 Hasil belajar siklus III ... 66

4.10 Rekapitulasi kinerja guru per siklus ... 68

4.11 Rekapitulasi persentase aktivitas siswa per siklus ... 70

4.12 Rekapitulasi persentase hasil belajar siswa per siklus ... 72

(17)

ix

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

1. Tahap-tahap dalam PTK ... .. 25

2. Grafik rekapitulasi persentase kinerja guru persiklus ... .. 69

3. Grafik rekapitulasi persentase aktivitas belajar siswa persiklus ... .. 71

4. Grafik rekapitulasi nilai rata-rata kelas ... .. 72

(18)

x

14. Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I ... 107

15, Rencana pelaksana pembelajaran siklus II ... 117

16. Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus III ... 127

17. Hasil observasi kinerja guru siklus I ... 136

18. Hasil observasi kinerja guru siklus II ... 139

19. Hasil observasi kinerja guru siklus III ... 142

20. Lembar presentase aktivitas siswa pada siklus I ... 145

21. Lembar presentase aktivitas siswa pada siklus II ... 148

22. Lembar presentase aktivitas siswa pada siklus III ... 151

(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu interaksi antara pendidik dengan peserta didik. Pendidikan sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Republik Indonesia No 20. Tahun 2003, pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

(20)

2

keterampilan dan sikap yang bermanfaat bagi dirinya sesuai tingkat perkembangannya, serta mempersiapkan mereka untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Sesuai dengan tuntutan zaman, saat ini pembelajaran di SD mulai memberlakukan kurikulum 2013 dengan pembelajaran tematik terpadu, yang di dalamnya menggabungkan beberapa pelajaran dalam satu tema yang masih memiliki saling keterkaitan.

Peningkatan mutu pendidikan di Indonesia terus dilakukan hingga saat ini secara berkesinambungan. Berbagai upaya dilakukan demi meningkatkan kualitas pendidikan bangsa seperti pembangunan gedung, pengadaan sarana dan prasarana sekolah hingga perubahan kurikulum. Hal tersebut dilakukan guna mendukung tercapainya tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

(21)

3

Selain itu, kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran yaitu pendekatan ilmiah (scientific approach). Menurut Kemendikbud (2013: 216), proses pembelajaran

menggunakan pendekatan scientific dimaksud untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan guru serta siswa kelas IVC SDN 2 Kotagajah pada pembelajaran tematik terpadu, didapat keterangan bahwa pelaksanaan kurikulum 2013 masih terdapat beberapa kendala dan masalah. Masalah tersebut antara lain guru kesulitan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang menuntut pendekatan scientific, karena kurangnya referensi tentang berbagai model, strategi, dan metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pendekatan scientific.

(22)

4

kurangnya aktivitas siswa berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang masih rendah, hal ini terlihat dari hasil belajar siswa ulangan semester ganjil tema ”Peduli Terhadap Mahluk Hidup” di kelas IVC SDN 2 Kotagajah Lampung Tengah tahun pelajaran 2013/2014. Berikut ini perbandingan hasil ulangan semester ganjil kelas IVA, IVB, IVC tahun pelajaran 2013/2014

Tabel 1.1 Persentase Hasil Belajar Siswa pada Kelas IVA

Kategori Jumlah

Persentase hasil belajar klasikal pada kategori

“sangat baik dan baik” 20 siswa (66,67%)

Tabel 1.2 Persentase Hasil Belajar Siswa pada Kelas IVB

Kategori Jumlah

Persentase hasil belajar klasikal pada kategori

“sangat baik dan baik” 18 siswa (60%)

Tabel 1.3 Persentase Hasil Belajar Siswa pada Kelas IVC

Kategori Jumlah

Persentase hasil belajar klasikal pada kategori

(23)

5

Berdasarkan tabel 1.1, 1.2, 1.3, diketahui bahwa persentase hasil belajar siswa pada kategori “sangat baik dan baik”. Pada kelas IVA yaitu

66,67% sedangkan kelas IVB yaitu 60% dan kelas IVC hanya sebesar 46,67%. Dari penjelasan tersebut maka penelitian tindakan kelas di kelas IVC perlu dilakukan, karena hasil belajar siswa kelas IVC lebih rendah apabila dibandingkan dengan hasil belajar siswa kelas IVA maupun kelas IVB.

Model active learning permainan card sort merupakan salah satu alternatif model pembelajaran yang memungkinkan dapat menciptakan suasana belajar yang lebih aktif, siswa lebih termotivasi untuk belajar, dan peran guru tidak mendominasi dalam proses pembelajaran tematik terpadu di SDN 2 Kotagajah Lampung Tengah. Silberman (2006: 116) pembelajaran aktif atas informasi, keterampilan, dan sikap berlangsung melalui proses penyelidikan atau proses bertanya. Zaini, dkk. (2008: 50) mengemukakan bahwa permainan card sort (sortir kartu) merupakan permainan yang melakukan gerakan fisik, mengatasi kelas yang jenuh dan bosan.

(24)

6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Guru masih kesulitan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang menuntut pendekatan scientific yang dianjurkan dalam kurikulum 2013, karena kurang referensi tentang berbagai model, strategi, dan metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pendekatan scientific.

2. Aktivitas belajar siswa pada pembelajaran tematik terpadu kelas IVC SDN 2 Kotagajah Lampung Tengah tahun pelajaran 2013/2014 masih rendah

3. Hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik terpadu kelas IVC SDN 2 Kotagajah Lampung Tengah tahun pelajaran 2013/2014 masih rendah.

4. Belum maksimal diterapkan model-model pembelajaran terutama model active learning permainan card sort (sortir kartu) dalam pembelajaran tematik terpadu kelas IVC SDN 2 Kotagajah Lampung Tengah tahun pelajaran 2013/2014.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalahnya sebagai berikut:

(25)

7

Kotagajah Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014 dapat meningkatkan aktivitas belajar?

2. Apakah penerapan model active learning dengan permainan card sort pada pembelajaran Tematik terpadu kelas IVC SDN 2 Kotagajah Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014 dapat meningkatkan hasil belajar siswa?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian tindakan kelas bertujuan untuk:

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran tematik terpadu di SDN 2 Kotagajah Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan menggunakan model aktive learning permainan card sort

2. Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik terpadu di SDN 2 Kotagajah Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan menggunakan model aktive learning permainan card sort.

E. Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Siswa

(26)

8

Pembelajaran 2013/2014, sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat

2. Guru

Dapat memperluas wawasan dan pengetahuan guru mengenai penggunaan model pembelajaran active learning permainan card sort, serta mengembangkan kemampuan profesional guru dan masukan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran tematik terpadu di kelasnya.

3. SDN 2 Kotagajah Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014

Dapat memberikan kontribusi yang berguna untuk meningkatkan kualitas pendidikan di SDN 2 Kotagajah Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014, sehingga memiliki output yang berkualitas dan kompetitif.

4. Peneliti

(27)

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajara Tematik Terpadu dan Pendekatan Scientific 1. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu

Kurikulum 2013 yang sekarang ini mulai digunakan yaitu pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran ini tidak lagi disajikan secara terpisah melainkan mata pelajaran dipadukan menjadi satu dan diikat oleh tema. Pembelajaran tematik terpadu tidak hanya di kelas rendah saja melainkan semua kelas (dari kelas I sampai kelas VI), menggunakan tematik terpadu. Menurut Rusman (2012: 254) model pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.

Menurut Kemendikbud (2013: 7), pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran dengan memadukan beberapa mata pelajaran melalui penggunaan tema. Pada pembelajaran tematik terpadu peserta didik tidak mempelajari materi mata pelajaran secara terpisah semua mata pelajaran yang ada di sekolah dasar sudah melebur menjadi satu kegiatan pembelajaran yang diikat dengan tema.

(28)

10

(2010: 70) pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada peserta didik. Tema yang diberikan merupakan pokok pikiran atau gagasan yang menjadi topik pembelajaran.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik terpadu yaitu suatu pembelajaran yang memadukan beberapa materi pembelajaran sehingga peserta didik tidak mempelajari materi mata pelajaran secara terpisah, semua mata pelajaran yang ada di sekolah dasar sudah melebur menjadi satu kegiatan pembelajaran yang diikat dengan tema.

2.Tujuan Pembelajaran Tematik Terpadu

Pembelajaran tematik terpadu merupakan pembelajaran dengan mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran dalam satu topik pembahasan. Adapun pembelajaran tematik dikembangkan untuk mencapai pembelajaran yang ditetapkan.

Menurut Sukayati (2013: 140) tujuan pembelajaran terpadu adalah: 1. Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara

lebih bermakna

2. Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah dan memanfaatkan informasi

3. Menumbuh kembangkan sifat positif, kebiasaan baik, dan nilai-nilai luhur yang diperlukan dalam kehidupan

4. Menumbuh kembangkan keterampilan sosial secara kerja sama, toleransi, serta menghargai pendapat orang lain

(29)

11

3.Pembelajaran Tematik Terpadu di SD

Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi, model pembelajaran tematik terpadu di SD memiliki beberapa tahapan yaitu: pertama, guru harus mangacu pada tema sebagai pemersatu berbagai mata pelajaran untuk satu tahun. Kedua, guru melakukan analisis standar kompetensi lulusan, kompetensi inti, kompetensi dasar dan membuat indikator dengan tetap memperhatikan muatan materi dari standar isi, ketiga membuat hubungan antara kompetensi dasar, indikator dengan tema, keempat membuat jaringan KD, indikator, kelima menyusun silabus tematik, dan keenam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu dengan mengkondisikan pembelajaran yang scientific.

4.Pendekatan Scientific

Kurikulum 2013 sangat identik dengan pendekatan ilmiah (scientific). Kemendikbud (2013: 4) menyatakan bahwa :

Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan menciptakan semua mata pelajaran. Untuk mata pelajaran materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedur.

(30)

12

dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai , prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan ilmiah ( scientific) adalah suatu pendekatan untuk memperoleh pengetahuan didasarkan pada struktur logis dengan tahapan mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan menciptakan.

B. Belajar, Aktivitas Belajar, Hasil Belajar, Penilaian Autentik 1. Pengertian Belajar

Belajar penting dilakukan untuk pencapaian tujuan yang lebih baik, karena belajar merupakan suatu proses yang terjadi pada diri seseorang sehingga mengalami perubahan, seperti yang tidak tahu menjadi tahu, tidak bisa menjadi bisa. Gagne (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006: 10) mengemukakan bahwa dalam belajar merupakan kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Hermawan, dkk (2007: 2) belajar adalah proses perubahan perilaku, dimana perubahan perilaku tersebut dilakukan secara sadar dan bersifat menetap, perubahan perilaku tersebut meliputi perubahan dalam hal kognitif, afektif, dan psikomotor.

(31)

13

yang dikemukakan oleh Komalasari tidak terjadi dengan sendirinya melainkan melalui sebuah proses. Hal ini sejalan dengan pendapat Hamalik (2001: 27) bahwa belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami.

Menurut Slameto (2010: 2) belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Anthony Robbins (Trianto, 2010 :15) mendefinisikan belajar sebagai proses menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru. Trianto (2010: 16) belajar secara umum dapat diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Jerome Brunner (Trianto, 2010 :15), belajar adalah suatu proses aktif dimana siswa membangun (mengkonstruk) pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman/ pengetahuan yang sudah dimiliki.

(32)

14

2. Aktivitas Belajar

Aktivitas merupakan segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan bersifat mental dan fisik yang menghasilkan sesuatu, baik perbuatan atau pemikiran. Kunandar (2010: 277) mengungkapkan bahwa aktivitas siswa merupakan keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perbuatan dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan pembelajaran.

(33)

15

kelas maupun di luar kelas. Pengamatan juga bisa dilakukan oleh pendamping, karena dalam implementasi kurikulum 2013 rencananya ada program pendamping, sehingga guru akan didampingi oleh ahli kurikulum dan pembelajaran.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, yang dimaksud dengan aktivitas adalah suatu rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan siswa dalam belajar yang akan dipadukan dengan strategi pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran, karena hasil belajar menjadi tolak ukur suatu keberhasilan. Sudjana (dalam Kunandar, 2010: 276) mengemukakan bahwa hasil belajar ialah suatu akibat dari proses belajar. Nawawi (Susanto, 2013: 5) mengemukakan bahwa hasil bewlajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.

(34)

16

diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif.

Jadi hasil belajar disini diartikan sebagai proses perubahan perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, apektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri.

4. Penilaian Autentik

Penilaian autentik merupakan penilaian terhadap tugas-tugas yang menyerupai kegiatan membaca dan menulis sebagaimana halnya didunia nyata dan di sekolah. Tujuan penilaian itu adalah untuk mengukur berbagai keterampilan dalam berbagai konteks yang mencerminkan situasi di dunia nyata dimana keterampilan-keterampilan tersebut digunakan. Nurgiyantoro (2011: 23). Selanjutnya menurut Stiggns (dalam Nurgiyantoro, 2011: 23) penilaian autentik merupakan penilaian kinerja (performansi) yang meminta pelajar untuk mendemonstrasikan keterampilan dan kompetensi tertentu yang merupakan penerapan pengetahuan yang dikuasainya.

(35)

17

Mulyasa (2013: 143) proses pembelajaran dalam penilaian aktivitas belajar siswa dapat dilakukan dengan melalui observasi (pengamatan). Pengamatan dapat dilakukan oleh guru ketika peserta didik sedang mengikuti pembelajaran, mengajukan pertanyaan/permasalahan, merespon atau menjawab pertanyaan, berdiskusi, dan mengerjakan tugas-tugas pembelajaran lainnya baik di kelas maupun di luar kelas. Pengamatan juga bisa dilakukan oleh pendamping, karena dalam implementasi kurikulum 2013 rencananya ada program pendamping, sehingga guru akan didampingi oleh ahli kurikulum dan pembelajaran.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa penilaian autentik adalah penilaian yang digunakan untuk mengukur berbagai keterampilan dalam berbagai konteks yang mencerminkan situasi di dunia nyata dimana keterampilan-keterampilan tersebut digunakan.

C. Model Pembelajaran

1. Pengertian Model Pembelajaran

(36)

18

Adapun Joice & Weil (dalam Isjoni, 2007: 50) model pembelajaran adalah suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pembelajaran, dan memeberi petunjuk kepada pengajar di kelasnya.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu konsep atau rancangan pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru secara sistematis untuk mengorganisasikan pengalaman belajar guna mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan atau diharapkan.

2. Macam-macam Model Pembelajaran

(37)

19

model pembelajaran kooperatif (cooperative learning), (c) model pembelajaran berbasis masalah.

Berdasarkan pendapat di atas, model pembelajaran memiliki berbagai jenis yang akan terus dikembangkan oleh para pengembang pendidikan, hal ini bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik serta kebutuhan siswa.

3.Model Pembelajaran Active Learning

Belajar secara aktif sangat dibutuhkan oleh siswa. Ketika siswa cenderung pasif atau hanya menerima dari guru, siswa akan cepat melupakan apa yang telah disampaikan. Zaini, Dkk. (2008: xiv) mengemukakan bahwa active learning (pembelajaran aktif) adalah suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif. Siswa diajak turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental juga melihat fisik. Silberman (2006: 116) Pembelajaran aktif atas informasi, keterampilan, dan sikap berlangsung melalui proses penyelidikan atau proses bertanya. Siswa dikondisikan dalam sikap mencari (aktif) bukan sekedar menerima (reaktif). Warsono (2012: 5) pembelajaran aktif adalah istilah payung bagi berbagai model pembelajaran yang berfokus kepada siswa sebagai penanggung jawab belajar.

(38)

20

a. Tujuan Active Learning

Pencapaian hasil belajar yang baik, merupakan harapan bagi setiap guru. Guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan.

Silberman, (2006: 32) mengemukakan bahwa dalam kegiatan belajar aktif sudah dapat menyenangkan siswa dan memotivasi mereka untuk menguasai pembelajaran yang paling menjenuhkan. Kegiatan-kegiatan yang menuntut siswa berpartisipasi aktif agar siswa dapat mengetahui, memahami dan mampu mempraktekan apa yang dipelajari.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model active learning dapat mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki.

b. Kelebihan Model Active Learning

(39)

21

menggunakan model ini dapat menggali segala potensi siswa, melatih keberanian, kemandirian, menyenangkan dan mengembangkan pemahaman dalam memperoleh pengetahuan.

c. Kelemahan Model Active Learning

Penerapan model pembelajaran active learning dalam pembelajaran, dapat berjalan dengan baik apabila seorang guru dapat mengantisipasi dan menangani kendala atau kelemahan model tersebut. Nurdiansah (http://andinurdiansah.blogspot.com, 2010) mengemukakan bahwa kelemahan dari model active learning antara lain yaitu, peserta didik sulit untuk mengoriantasikan pemikirannya, ketika tidak didampingi oleh pendidik, pembahasan terkesan kesegala arah dan tidak terfokus.

D. Permainan Card Sort (Sortir Kartu) 1. Pengertian Card Sort

(40)

22

didik belajar dengan aktif berarti mereka mendominasi aktivitas pembelajaran.

Berdasarkan pendapat di atas, card sort merupakan permainan yang dapat dilakukan dalam pembelajaran untuk memahami konsep, sehingga materi pembelajaran dapat diterima dengan baik.

2. Kelebihan dan kelemahan permainan card sort

Permainan card sort dalam pembelajaran dapat memudahkan guru dalam menyampaikan materi, dapat diikuti siswa dalam jumlah banyak, siswa lebih antusias dalam pembelajaran dan sosialisasi antara siswa lebih terbangun yakni antara siswa dengan siswa lebih akrab. Inda001 (http://inda001.blogspot.com, 2012) kelebihan dari card sort adalah dapat membantu menggairahkan siswa yang merasa bosan terhadap pelajaran yang telah diberikan, dapat membina siswa untuk bekerjasama dan mengembangkan sikap saling menghargai pendapat dengan cara ini biasanya peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat maksimal. Sedangkan kelemahannya card sort adalah membutuhkan banyak waktu, pengorganisasian permainan harus tepat jika tidak pembelajaran terkesan hanya bermain-main.

3. Model Active Learning Permainan Card Sort

(41)

23

Memahami terlebih dahulu model yang akan digunakan karena guru harus memahami terlebih dahulu model yang akan digunakan untuk pencapaian pembelajaran maksimal. Zaini, dkk (2008: 1) terdapat beberapa permainan yang dapat merealisasikan model active learning dalam pembelajaran seperti kuis kelompok, diskusi perkembangan, teks acak dan card sort, permainan-permainan tersebut pada dasarnya mengacu agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Silberman, (2006: 169) mengemukakan bahwa permainan card sort merupakan permainan gerak fisik yang didalamnya dapat membantu menggairahkan siswa yang merasa penat.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan permainan card sort selain dapat mengaktifkan siswa juga dapat menggali pengetahuan dan berinteraksi dengan baik di kelas.

4. Langkah-langkah Model Active Learning Permainan Card Sort Zaini, dkk (2008: 50) mengemukakan bahwa terdapat 5 langkah penerapan Model Active Learning permainan card sort dalam pembelajaran yaitu:

1. Setiap peseta didik diberi potongan kertas yang berisi informasi atau contoh yang tercakup dalam satu atau lebih kategori.

2. Mintalah peserta didik untuk bergerak dan berkeliling didalam kelas untuk menentukan kartu dengan kategori yang sama (anda dapat mengumumkan kategori tersebut sebelumnya atau membiarkan peserta didik menemukannya sendiri).

3. peserta didik dengan kategori yang sama diminta mempresentasikan kategori masing-masing di depan kelas. 4. Seiring dengan presentasi dari tiap-tiap kategori tersebut,

berikan poin-poin penting terkait materi pembelajaran. 5. Peserta didik yang tidak maju mencatat atau merangkum

(42)

24

Catatan:

1)Mintalah setiap kelompok untuk melakukan menjelaskan tentang kategori yang mereka selesaikan

2)Kategori kartu dapat berupa pertanyaan, jawaban, maupun penugasan.

3)Dalam pelaksanaan harus memperhatikan prinsip model active learning.

Dalam hal ini model active learning permainan card sort selain mengandung unsur pembelajaran juga mengandung unsur permainan yang disukai siswa, sehingga siswa tidak jenuh dalam pembelajarannya.

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka di atas, dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas yaitu “Apabila dalam pembelajaran tematik

(43)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada situasi kelas, atau lazimnya dikenal dengan classroom action reseach. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat, (Wardani, dkk 2007: 13).

(44)

26

Siklus tindakan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1: Tahap-tahap dalam PTK (Wardhani, 2007: 2.4).

B. Setting Penelitian 1.Subjek Penelitian

Subjek tindakan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah seorang guru dan siswa kelas IVC SDN 2 Kotagajah Lampung Tengah dengan jumlah 30 siswa, terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.

Perencanaan I

SIKLUS I

Pengamatan I

Perencanaan II

SIKLUS II

Pengamatan II

Perencanaan III

SIKLUS III

Pengamatan III

Pelaksanaan I Refleksi I

Pelaksanaan II Refleksi II

(45)

27

2.Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Kotagajah Lampung Tengah.

3.Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan, penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajara 2013/2014.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua cara yaitu:

1. Non tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan untuk menjaring data kualitatif. Menurut Arifin (2011: 152) non tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka untuk mengetahui kualitas proses dari suatu pekerjaan serta hal-hal yang berkaitan dengan domain apektif, seperti sikap, minat, bakat, aktivitas, dan motivasi. Dalam penelitian ini, teknik non tes digunakan untuk memperoleh data yang bersifat kualitatif yaitu data tentang kinerja guru dan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan teknik observasi.

(46)

28

teknik tes dilakukan dengan memberikan soal-soal tes untuk memperoleh data hasil belajar pengetahuan siswa yang bersifat kuantitatif.

D. Alat Pengumpul Data

1.Lembar panduan observasi, instrumen ini dirancang peneliti berkolaborasi dengan guru kelas. Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang kinerja guru dan aktivitas belajar siswa selama penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran tematik terpadu melalui penerapan model card sort.

2.Soal-soal tes, instrumen ini digunakan untuk menjaring data hasil belajar siswa dan mengetahui ada tidaknya peningkatan pada setiap siklusnya.

E. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif.

1.Analisis Kualitatif

Analisis Kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang menun jukan dinamika proses belajar siswa yaitu data tentang kinerja guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

(47)

29

Tabel 3.1. Kategori kinerja guru berdasarkan perolehan nilai

No Rentang Nilai Kategori

1 N > 80 Sangat baik

b. Nilai Aktivitas setiap Siswa diperoleh dengan rumus:

x

Tabel.3.2 Kategori aktivitas siswa per individu berdasarkan nilai

No Rentang Nilai Kategori

1 ≥ 75 Aktif

2 50 < N ≤ 75 Cukup

3 25 < N ≤ 50 Kurang

4 N ≤ 25 Pasif

(Poerwanti, 2008: 7.8)

c. Nilai rata-rata aktivitas belajar siswa dengan rumus:

(48)

30

= nilai rata-rata yang dicari = jumlah nilai

= jumlah siswa ( Muncarno, 2009: 15)

Tabel.3.3. Kategori nilai rata-rata aktivitas belajar siswa

No Rentang Nilai Kategori

1 ≥ 75 Aktif

2 50 < N ≤ 75 Cukup

3 25 < N ≤ 50 Kurang

4 N ≤ 25 Pasif

(Poerwanti, 2008: 7.8) 2.Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukan dinamika hasil belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan oleh guru.

a. Untuk menghitung hasil belajar siswa secara individual digunakan dengan rumus:

N

Keterangan:

S = nilai yang diharapkan

R = skor yang diperoleh dari jawaban yang benar pada tes SM = skor maksimum dari tes

(49)

31

Tabel 3. 4. Kategori Presentase hasil belajar siswa

Nilai

b. Nilai rata-rata hasil belajar siswa dihitung dengan rumus:

Keterangan:

= nilai rata-rata yang dicari

= jumlah nilai

= jumlah siswa ( Muncarno, 2009: 15)

c. Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar siswa diperoleh dengan rumus:

(50)

32

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga siklus, setiap siklus penelitian terdiri dari empat tahapan yaitu: Perencanaaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Secara rinci pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1. Siklus I

1.Perencanaan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah membuat pemetaan kompetensi inti (KI), dan rencana perbaikan pembelajaran, menyiapkan materi pembelajaran dengan subtema

”Lingkungan tempat tinggalku”, mempersiapkan lembar

observasi, LKS dan kartu yang digunakan dalam permainan card sort , dan soal-soal tes hasil belajar siswa.

2.Pelaksanaan

a. Kegiatan Pendahuluan

1) Guru menyiapkan siswa untuk memulai pelajaran

2) Guru menyampaikan apersepsi, memotivasi, dan menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui kegiatan pembelajaran.

3) Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan

b.Kegiatan inti

1) Guru menjelaskan garis besar materi pembelajaran tentang “Lingkungan dan tempat tinggalku” berupa keterampilan

(51)

33

2) Siswa mencari informasi mengenai topik yang menjadi masalah

3) Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami.

4) Guru menerapkan permainan card sort dalam pembelajaran, menjelaskan langkah-langkah permainan dan hal-hal yang harus diperhatikan

5) Guru membagikan kartu yang berisi pertanyaan atau perintah yang berkaitan dengan Lingkungan dan tempat tinggalku

6) Siswa mencari pasangan kartu masing-masing kemudian berdiskusi tentang topik yang menjadi masalahnya

7) Setiap pasangan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya

8) Siswa yang lain menanggapi dan mencatat hasil diskusi dari kelompok lain

9) Perwakilan siswa mengumpulkan hasil diskusi

10) Guru bersama siswa membahas kembali masalah-masalah dari topik yang telah dibagikan

c. Kegiatan penutup

(52)

34

2) Guru memberikan soal evaluasi yang dikerjakan secara individu, mencakup materi tentang materi Lingkungan dan tempat tinggalku.

3) Guru memberikan motivasi dan penguat agar siswa selalu rajin belajar

4) Guru mengucapkan salam dan doa penutup 3. Observasi

Pelaksanaan observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Aspek-aspek yang diamati adalah kinerja guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, supaya diperoleh kesimpulan yang akurat dari semua kekurangan dan kelebihan siklus yang telah dilaksanakan sehingga dapat direfleksikan untuk siklus selanjutnya.

4. Refleksi

(53)

35

2.Siklus II

1. Perencanaan

Pada tahap ini guru dan peneliti secara kolaboratif mempersiapkan proses pembelajaran dengan menggunakan model active learning permainan card sort dengan materi Lingkungan dan tempat tinggalku pada pembelajaran 3, mempersiapkan lembar observasi, LKS dan kartu yang digunakan dalam permainan card sort, dan soal-soal tes hasil belajar siswa.

2. Pelaksanaan

a. Kegiatan Pendahuluan

1)Guru menyiapkan siswa untuk memulai pelajaran

2) Guru menyampaikan apersepsi, memotivasi, dan menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui kegiatan pembelajaran.

3) Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan

b. Kegiatan inti

1) Guru menjelaskan garis besar materi pembelajaran tentang “Lingkungan dan tempat tinggalku pada pembelajaran 3”

berupa keterampilan maupun konsep atau menyajikan informasi tahap demi tahap.

(54)

36

3) Siswa diberikan kesempatan oleh guru untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami

4) Guru menerapkan permainan card sort dalam pembelajaran, menjelaskan langkah-langkah permainan dan hal-hal yang harus diperhatikan

5) Guru membagikan kartu yang berisi pertanyaan atau perintah yang berkaitan dengan pembelajaran 3

6) Siswa mencari pasangan kartu masing-masing kemudian berdiskusi topik yang menjadi masalahnya

7) Setiap pasangan mempresentasikan hasil diskusinya 8) Siswa lain menanggapi dan mencatat hasil diskusi 9) Perwakilan siswa mengumpulkan hasil diskusi

10) Guru bersama siswa membahas kembali masalah-masalah dari topik yang telah dibagikan

c. Kegiatan penutup

1)Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari

2) Guru memberikan soal evaluasi yang dikerjakan secara individu, mencakup materi pembelajaran

3) Guru memberikan motivasi dan penguat agar siswa selalu rajin belajar

(55)

37

3. Observasi

Pelaksanaa observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Aspek-aspek yang diamati adalah kinerja guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, supaya diperoleh kesimpulan yang akurat dari semua kekurangan dan kelebihan siklus yang telah dilaksanakan sehingga dapat direfleksikan untuk siklus selanjutnya.

4. Refleksi

Analisis yang dilakukan pada siklus II adalah untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan proses pembelajaran siklus II. Kendala-kendala dan masalah yang muncul disiklus II akan dilakukan tindakan pada siklus selanjutnya dengan memperhatikan hasil refleksi dan langkah-langkah penggunaan permainan card sort secara tepat.

3.Siklus III 1. Perencanaan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah membuat pemetaan kompetensi inti (KI), dan rencana perbaikan pembelajaran, menyiapkan materi pembelajaran “Keunikan daerah tempat

tinggalku”, mempersiapkan lembar observasi, LKS dan kartu yang

(56)

38

2. Pelaksanaan

a. Kegiatan Pendahuluan

1) Guru menyiapkan siswa untuk memulai pelajaran

2) Guru menyampaikan apersepsi, memotivasi, dan menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui kegiatan pembelajaran.

3) Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan

b. Kegiatan inti

1) Guru menjelaskan garis besar materi pembelajaran tentang “Keunikan daerah tempat tinggalku” berupa keterampilan

maupun konsep atau menyajikan informasi tahap demi tahap.

2) Guru menjelaskan materi tentang ”keunikan daerah tempat tinggalku

3) Guru melibatkan siswa mencari informasi mengenai berbagai macam cita-cita

4) Siswa diberikan kesempatan oleh guru untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami

5) Guru menerapkan permainan card sort dalam pembelajaran, menjelaskan langkah-langkah permainan dan hal-hal yang harus diperhatikan

(57)

39

7) Siswa mencari pasangan kartu masing-masing kemudian berdiskusi tentang topik yang menjadi masalahnya

8) Setiap pasangan mempresentasikan hasil diskusinya 9) Siswa lain menanggapi dan mencatat hasil diskusi 10)Perwakilan siswa mengumpulkan hasil diskusi

11) Guru bersama siswa membahas kembali masalah-masalah dari topik yang telah dibagikan

c. Kegiatan penutup

1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari

2) Guru memberikan soal evaluasi yang dikerjakan secara individu, mencakup materi tentang keunikan daerah tinggalku

3) Guru memberikan motivasi dan penguat agar siswa selalu rajin belajar

4) Guru mengucapkan salam dan doa penutup 3.Observasi

(58)

40

4. Refleksi

Peneliti melakukan analisis dan refleksi terhadap pelaksanaan siklus III untuk membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran melalui model active learning permainan card sort dalam upaya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IVC SDN 2 Kotagajah Lampung Tengah tahun pelajaran 2013/2014.

G. Indikator Keberhasilan

(59)

76

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa SDN 2 Kotagajah Lampung Tengah pada mata pelajaran Tematik dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Penggunaan model active learning permainan card sort pada pembelajaran Tematik dapat meningkatkan aktivitas siswa. Hal ini sesuai dengan pengamatan yang telah dilakukan terhadap siswa mulai dari siklus I sampai siklus III. Aktivitas belajar siswa dari setiap siklus mengalami peningkatan, yaitu pada siklus I rata-rata aktivitas siswa sebesar 69,67%, pada siklus II sebesar 75,00% dan terjadi peningkatan sebesar 5,33%. Pada siklus III rata-rata aktivitas siswa sebesar 81,00 %, dan mengalami peningkatan sebesar 6,00%.

(60)

77

sebesar 2,33%. Pada siklus III rata-rata hasil belajar siswa sebesar 78,00%, dan mengalami peningkatan sebesar 6,50%.

B. Saran

Berdasarkan hasil simpulan penelitian di atas, berikut ini saran yang diberikan:

a. Siswa

Supaya lebih meningkatkan belajar guna memperkaya ilmu pengetahuan dan memperoleh hasil belajar yang baik.

b. Guru

Dapat lebih memperhatikan model pembelajaran yang akan digunakan dalam mengajar, agar sesuai dengan materi yang akan disampaikan sehingga siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.

c. Sekolah

Dapat memberikan arahan dan sosialisasi yang baik kepada guru untuk selalu melakukan inovasi dalam pembelajaran.

d. Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

(61)

78

DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013.PT Prestasi Pustakarya. Jakarta

Aqib, Zainal, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB dan TK. Yrama Widya. Bandung.

Andinurdiansah.2010.Kelebihan-dan-kelemahan-active-learning.http://blogspot. com. Diakses 25 Januari 2014. Pukul 16.00 WIB.

Dimyati, dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta

Inda001.2012.Kelebihan-dan-Kelemahan-Card-Sort.http://blospot.com. Di akses 25 Januari 2014. Pukul 16.30 WIB

Isjoni. 2007. Cooperative Learning. Alfabeta. Bandung.

Kemendikbud. 2013. Kerangka Dasar Kurikulum 2013. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2013 Badan Standar Nasional Pendidikan. Jakarta. Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran kontekstual: Konsep dan Aplikasi.

Refika Aditama. Bandung.

Kunandar. 2010. Langkah Mudah PTK Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Raja Grafindo Persada. Jakarta

. . 2011. Langkah Mudah PTK Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Raja Grafindo Persada. Jakarta

. ..2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan Contoh. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

(62)

79

Nurgiyantoro. 2011. Hakikat Penilaian Otentik. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Prastowo, Andi 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik Panduan Lengkap Aplikasi . Diva Press. Yogyakarta

Silberman, Melvin L. 2006. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Nuansa. Bandung

Suharjo. 2006. Mengenal Pendidikan Dasar Teori dan Praktek. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Susanto, Muhammad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Kencana Prenada Media Group. Jakarta

Tim Penyusun 2012. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

. 2013. Panduan Teknis Pembelajaran Tematik Terpadu dengan Pendekatan Saintifik di Sekolah Dasar. Kemendikbud. Jakarta.

. 2003. Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Dirjen Dikti Depdiknas. Jakarta

Trianto, dkk. 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Prestasi Pustakarya. Jakarta

Wardhani, I.G.A.K. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Pusat Penerbit Universitas Terbuka. Jakarta

Gambar

Tabel 1.2 Persentase Hasil Belajar Siswa pada Kelas IVB
Gambar 1: Tahap-tahap dalam PTK (Wardhani, 2007: 2.4).
Tabel.3.2 Kategori aktivitas siswa per individu berdasarkan nilai
Tabel.3.3.  Kategori nilai rata-rata aktivitas belajar siswa
+2

Referensi

Dokumen terkait

To answer that question, this study specifically looked at the 2012 Jakarta gubernatorial election settings as the marker of the extensive use of social media in

Jika dilihat, perbedaan kedua warna tersebut adalah sufficient lebih terang dibanding adequate, yang berarti sensor menerima intensitas cahaya yang lebih terang dari warna

Layanan situs jejaring sosial Facebook dalam bentuk fitur group ini memudahkan dalam mengelompokkan sebuah kelas atau mata pelajaran tertentu. Kelompok yang sudah

[r]

1) Pelayanan Pemeriksaan Umum 2) Pelayanan Kesehatan Gigi Mulut 3) Pelayanan KIA/KB yang bersifat UKP 4) Pelayanan Gawat Darurat. 5) Pelayanan Gizi yang bersifat UKP 6)

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh s tock selection skill , market timing ability, fund size , dan fund longevity terhadap kinerja reksa

yang berarti tidak terdapat stock selection skills.Akan tetapi Panin Dana Maksima malah memiliki beta &gt; 1 (1,418 &gt; 1),yang berarti setiap reksa dana terdapat. market

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis tingkat produktivitas bawang merah, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi bawang merah, menganalisis struktur