F
ANAL
A
DE
FAKULTA
INST
ISIS ALIR
MANGG
S
ARLISDA F H
EPARTEM
AS EKON
TITUT PE
RAN PER
GIS INDON
SKRIPSI
FEBRIANA H34051294
MEN AGR
NOMI DAN
ERTANIA
RDAGANG
NESIA
A SETYO
RIBISNIS
N MANAJ
AN BOGO
GAN
S
RINGKASAN
ARLISDA FEBRIANA SETYO. Analisis Aliran Perdagangan Manggis Indonesia. Skripsi. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan DWI RACHMINA).
Indonesia sebagai negara tropis melakukan spesialisasi barang-barang yang berasal dari pertanian khususnya buah-buahan. Buah-buahan memiliki share yang cukup besar pada Pendapatan Domestik Bruto (PDB) hortikultura yaitu rata-rata sekitar 52 persen tiap tahunnya. Salah satu jenis buah-buahan yang menjadi primadona ekspor Indonesia adalah manggis. Manggis sering disebut-sebut sebagai “Queen of Fruits” karena bentuknya yang eksotik yang menjadikan suatu daya tarik tersendiri. Kontribusi ekspor manggis terhadap total ekspor buah-buahan nasional di tahun 2006 adalah sebesar 37,4 persen. Sedangkan untuk laju perkembangan ekspornya dari tahun 2001-2007 mencapai 35,6 persen per tahun.
Pemerintah telah menetapkan manggis sebagai komoditas unggulan nasional dalam RUSNAS Buah (Riset Unggulan Strategis Nasional Buah) sejak tahun 2000. Hal tersebut dikarenakan manggis masih memiliki potensi untuk terus dikembangkan. Pemerintah berusaha untuk memperbaiki teknologi produksi di tingkat petani dan menemukan varietas unggul dengan produktivitas yang optimal. Perhatian yang besar terhadap produksi manggis Indonesia tersebut harus diimbangi dengan peluang pasar yang tepat agar komoditas yang dihasilkan dapat dipasarkan sesuai permintaan konsumen khususnya negara-negara tujuan ekspor manggis Indonesia.
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang dihadapi, maka tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) Memberikan gambaran mengenai karakteristik negara tujuan utama ekspor manggis Indonesia., (2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan manggis Indonesia dan faktor yang memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan volume ekspor ke negara tujuan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder diperoleh dari data statistik instansi-instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Pertanian, Pusat Kajian Buah Tropika IPB, dan instansi terkait lainnya. Selain itu, data juga berasal dari literatur dan hasil pencarian media Internet. Data tersebut mencakup data nasional dan internasional yang meliputi data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif merupakan data sekunder berupa data deret waktu (time series) dan data satu waktu (cross section). Sedangkan data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan sumber ahli dan pihak eksportir manggis.
Pasar manggis Indonesia sebagian besar ditujukan ke berbagai negara di Asia, Eropa, dan Timur Tengah. Negara-negara tujuan ekspor manggis Indonesia memiliki lokasi dan karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan karakteristik tersebut dilihat dari variabel GDP negara tujuan (Yj), populasi negara tujuan (Popj), jarak antara Indonesia dengan negara tujuan (Dij), penggunaan manggis sebagai pelengkap upacara keagamaan di negara tujuan (DM1) dan pelaksanaan kebijakan karantina oleh negara tujuan (DM2).
Variabel tersebut disebut sebagai variabel penarik (gravity) yang diambil dari 23 negara tujuan ekspor manggis di tahun 2007, kemudian diolah menggunakan alat analisis regresi linier. Hasil analisis regresi menggambarkan kinerja variabel dalam model sehingga diperoleh faktor apa saja yang signifikan mempengaruhi volume ekspor manggis Indonesia ke negara tujuan.
Penggambaran potensi pasar manggis di negara tujuan dibagi menjadi dua yaitu dengan menggambarkan karakteristik negara tujuan utama manggis Indonesia yaitu China, Hong Kong, dan Uni Emirat Arab, serta menggambarkan karakteristik kelompok negara tujuan manggis Indonesia yang terbagi menjadi negara Asia lainnya, negara Timur Tengah lainnya, dan Negara-negara Eropa.
Analisis regresi gravity model aliran perdagangan manggis Indonesia yang disusun dalam penelitian ini telah memenuhi asumsi-asumsi yang ditentukan sebelumnya. Berdasarkan hasil analisis regresi tersebut diperoleh nilai koefisien determinasi R² sebesar 53,6 persen yang menunjukkan bahwa variabel-variabel independen dalam model yang dibangun mampu menjelaskan sebanyak 53,6 persen perubahan yang terjadi pada volume ekspor manggis Indonesia ke negara tujuan. Sedangkan sisanya sebesar 46,4 persen diterangkan oleh faktor lain di luar model.
Berdasarkan uji statistik-t, variabel bebas yang berpengaruh signifikan pada taraf nyata sepuluh persen terhadap volume ekspor komoditi manggis Indonesia adalah dummy1 yaitu penggunaan manggis sebagai pelengkap sesaji di negara tujuan dan dummy2 yaitu pelaksanaan peraturan karantina di negara tujuan. Sementara variabel jarak berpengaruh signifikan pada taraf nyata 30 persen terhadap volume ekspor komoditi manggis Indonesia.
ANALISIS ALIRAN PERDAGANGAN
MANGGIS INDONESIA
ARLISDA FEBRIANA SETYO H34051294
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Skripsi : Analisis Aliran Perdagangan Manggis Indonesia Nama : Arlisda Febriana Setyo
NIM : H34051294
Disetujui, Pembimbing
Ir. Dwi Rachmina, MS NIP. 131 918 503
Diketahui,
Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 131 415 082
PERNYATAAN
Dengan ini Saya menyatakan bahwa skripsi Saya yang berjudul “Analisis Aliran Perdagangan Manggis Indonesia” adalah karya Saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Mei 2009
Arlisda Febriana Setyo
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kebumen pada tanggal 4 Februari 1987. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Setyo Basuki, SE dan Ibu Muslimah.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 1 Kebumen pada tahun 1999 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2002 di SLTP Negeri 1 Kebumen. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMA Taruna Nusantara Magelang diselesaikan pada tahun 2005.
Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2005. Kemudian melalui seleksi pemilihan jurusan dengan sistem “Mayor-Minor” di tingkat dua, penulis diterima di Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Aliran Perdagangan Manggis” dengan lancar dan tanpa suatu halangan yang berarti.
Penelitian ini merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk dapat meraih gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis. Dalam penelitian ini penulis mencoba mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama mengikuti kegiatan perkuliahan di Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis mengharapakan penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak dan menjadi acuan untuk melaksanakan penelitian selanjutnya.
Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Mei 2009
UCAPAN TERIMAKASIH
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga memberikan kekuatan, kemudahan, serta kesehatan dalam menyelesaikan skripsi ini. Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan, penulis ingi menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Kedua orang tua tercinta, Bapak Ibu, dan adikku Ridwan yang selalu memberikan doa, semangat, dukungan baik moral maupun materi, serta menjadi motivasi utama penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik mungkin.
2. Ir Dwi Rachmina, MS selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan, arahan, waktu, kesabaran, dan kemudahan yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
3. Dr. Ir. Ratna Winandi, MS selaku dosen penguji utam yang telah memberikan banyak masukan dan saran kepada penulis.
4. Rahmat Yanuar, SP. MSi selaku dosen penguji wakil departemen yang juga telah memberikan masukan dan saran kepada penulis.
5. Ir. Narni Farmayanti, MSc selaku dosen pembimbing akademik yang dengan sabar memberikan arahan selama penulis menjalankan kegiatan perkuliahan.
6. Seluruh dosen dan staf pengajar Departemen Agribisnis yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama kegiatan perkuliahan.
7. Agnes Aulia D.P yang telah menjadi pembahas pada seminar saya dan memberikan masukan-masukan terhadap penyelesaian skripsi.
8. Prof. Dr. Roedhy Poerwanto, M.Sc atas kesempatan dan ilmu yang diberikan kepada penulis dalam rangka penyusunan skripsi.
9. Bapak Budi Waluyo dan Bapak Husein selaku manajer ekspor PT. Yudha Mustika dan PT. Agroindo Usaha Jaya yang bersedia membagi pengalaman dan informasi mengenai ekspor manggis kepada penulis.
yang menjadikan penulis dapat dengan tepat waktu menyelesaikan skripsi ini.
11. Teman-teman penulis, Meno, Nti, Neina, Anis, dan Nurul yang selalu menemani penulis dalam tawa dan sedih selama penulis menempuh pendidikan di Departemen Agribisnis. Semoga semua cita-cita kita menjadi kenyataan.
12. Semua teman-teman AGB 42 yang sudah menemani penulis berbagi ilmu dan pengalaman selama penulis menempuh pendidikan di Departemen Agribisnis.
13. Teman-teman di Puri Hapsara, Mbak Leli, Mbak Rahmi, Mbak Cica, Mbak Nita, Mbak Ati, Neina, Mbak Uli, dan Mbak Meisji yang telah memberikan dukungan dan semangat serta mengajarkan banyak hal kepada penulis. 14. Teman-teman satu KKP di Desa Muara, Kecamatan Blanakan, Subang yang
memberikan banyak pelajaran berharga bagi penulis.
15. Teman-teman satu bimbingan penulis, Ocha, Fehmi, dan Faisal yang saling membantu memberikan semangat terhadap penyelesaian skripsi.
Bogor, Mei 2009
F
ANAL
A
DE
FAKULTA
INST
ISIS ALIR
MANGG
S
ARLISDA F H
EPARTEM
AS EKON
TITUT PE
RAN PER
GIS INDON
SKRIPSI
FEBRIANA H34051294
MEN AGR
NOMI DAN
ERTANIA
RDAGANG
NESIA
A SETYO
RIBISNIS
N MANAJ
AN BOGO
GAN
S
RINGKASAN
ARLISDA FEBRIANA SETYO. Analisis Aliran Perdagangan Manggis Indonesia. Skripsi. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan DWI RACHMINA).
Indonesia sebagai negara tropis melakukan spesialisasi barang-barang yang berasal dari pertanian khususnya buah-buahan. Buah-buahan memiliki share yang cukup besar pada Pendapatan Domestik Bruto (PDB) hortikultura yaitu rata-rata sekitar 52 persen tiap tahunnya. Salah satu jenis buah-buahan yang menjadi primadona ekspor Indonesia adalah manggis. Manggis sering disebut-sebut sebagai “Queen of Fruits” karena bentuknya yang eksotik yang menjadikan suatu daya tarik tersendiri. Kontribusi ekspor manggis terhadap total ekspor buah-buahan nasional di tahun 2006 adalah sebesar 37,4 persen. Sedangkan untuk laju perkembangan ekspornya dari tahun 2001-2007 mencapai 35,6 persen per tahun.
Pemerintah telah menetapkan manggis sebagai komoditas unggulan nasional dalam RUSNAS Buah (Riset Unggulan Strategis Nasional Buah) sejak tahun 2000. Hal tersebut dikarenakan manggis masih memiliki potensi untuk terus dikembangkan. Pemerintah berusaha untuk memperbaiki teknologi produksi di tingkat petani dan menemukan varietas unggul dengan produktivitas yang optimal. Perhatian yang besar terhadap produksi manggis Indonesia tersebut harus diimbangi dengan peluang pasar yang tepat agar komoditas yang dihasilkan dapat dipasarkan sesuai permintaan konsumen khususnya negara-negara tujuan ekspor manggis Indonesia.
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang dihadapi, maka tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) Memberikan gambaran mengenai karakteristik negara tujuan utama ekspor manggis Indonesia., (2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan manggis Indonesia dan faktor yang memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan volume ekspor ke negara tujuan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder diperoleh dari data statistik instansi-instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Pertanian, Pusat Kajian Buah Tropika IPB, dan instansi terkait lainnya. Selain itu, data juga berasal dari literatur dan hasil pencarian media Internet. Data tersebut mencakup data nasional dan internasional yang meliputi data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif merupakan data sekunder berupa data deret waktu (time series) dan data satu waktu (cross section). Sedangkan data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan sumber ahli dan pihak eksportir manggis.
Pasar manggis Indonesia sebagian besar ditujukan ke berbagai negara di Asia, Eropa, dan Timur Tengah. Negara-negara tujuan ekspor manggis Indonesia memiliki lokasi dan karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan karakteristik tersebut dilihat dari variabel GDP negara tujuan (Yj), populasi negara tujuan (Popj), jarak antara Indonesia dengan negara tujuan (Dij), penggunaan manggis sebagai pelengkap upacara keagamaan di negara tujuan (DM1) dan pelaksanaan kebijakan karantina oleh negara tujuan (DM2).
Variabel tersebut disebut sebagai variabel penarik (gravity) yang diambil dari 23 negara tujuan ekspor manggis di tahun 2007, kemudian diolah menggunakan alat analisis regresi linier. Hasil analisis regresi menggambarkan kinerja variabel dalam model sehingga diperoleh faktor apa saja yang signifikan mempengaruhi volume ekspor manggis Indonesia ke negara tujuan.
Penggambaran potensi pasar manggis di negara tujuan dibagi menjadi dua yaitu dengan menggambarkan karakteristik negara tujuan utama manggis Indonesia yaitu China, Hong Kong, dan Uni Emirat Arab, serta menggambarkan karakteristik kelompok negara tujuan manggis Indonesia yang terbagi menjadi negara Asia lainnya, negara Timur Tengah lainnya, dan Negara-negara Eropa.
Analisis regresi gravity model aliran perdagangan manggis Indonesia yang disusun dalam penelitian ini telah memenuhi asumsi-asumsi yang ditentukan sebelumnya. Berdasarkan hasil analisis regresi tersebut diperoleh nilai koefisien determinasi R² sebesar 53,6 persen yang menunjukkan bahwa variabel-variabel independen dalam model yang dibangun mampu menjelaskan sebanyak 53,6 persen perubahan yang terjadi pada volume ekspor manggis Indonesia ke negara tujuan. Sedangkan sisanya sebesar 46,4 persen diterangkan oleh faktor lain di luar model.
Berdasarkan uji statistik-t, variabel bebas yang berpengaruh signifikan pada taraf nyata sepuluh persen terhadap volume ekspor komoditi manggis Indonesia adalah dummy1 yaitu penggunaan manggis sebagai pelengkap sesaji di negara tujuan dan dummy2 yaitu pelaksanaan peraturan karantina di negara tujuan. Sementara variabel jarak berpengaruh signifikan pada taraf nyata 30 persen terhadap volume ekspor komoditi manggis Indonesia.
ANALISIS ALIRAN PERDAGANGAN
MANGGIS INDONESIA
ARLISDA FEBRIANA SETYO H34051294
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Skripsi : Analisis Aliran Perdagangan Manggis Indonesia Nama : Arlisda Febriana Setyo
NIM : H34051294
Disetujui, Pembimbing
Ir. Dwi Rachmina, MS NIP. 131 918 503
Diketahui,
Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 131 415 082
PERNYATAAN
Dengan ini Saya menyatakan bahwa skripsi Saya yang berjudul “Analisis Aliran Perdagangan Manggis Indonesia” adalah karya Saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Mei 2009
Arlisda Febriana Setyo
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kebumen pada tanggal 4 Februari 1987. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Setyo Basuki, SE dan Ibu Muslimah.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 1 Kebumen pada tahun 1999 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2002 di SLTP Negeri 1 Kebumen. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMA Taruna Nusantara Magelang diselesaikan pada tahun 2005.
Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2005. Kemudian melalui seleksi pemilihan jurusan dengan sistem “Mayor-Minor” di tingkat dua, penulis diterima di Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Aliran Perdagangan Manggis” dengan lancar dan tanpa suatu halangan yang berarti.
Penelitian ini merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk dapat meraih gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis. Dalam penelitian ini penulis mencoba mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama mengikuti kegiatan perkuliahan di Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis mengharapakan penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak dan menjadi acuan untuk melaksanakan penelitian selanjutnya.
Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Mei 2009
UCAPAN TERIMAKASIH
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga memberikan kekuatan, kemudahan, serta kesehatan dalam menyelesaikan skripsi ini. Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan, penulis ingi menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Kedua orang tua tercinta, Bapak Ibu, dan adikku Ridwan yang selalu memberikan doa, semangat, dukungan baik moral maupun materi, serta menjadi motivasi utama penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik mungkin.
2. Ir Dwi Rachmina, MS selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan, arahan, waktu, kesabaran, dan kemudahan yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
3. Dr. Ir. Ratna Winandi, MS selaku dosen penguji utam yang telah memberikan banyak masukan dan saran kepada penulis.
4. Rahmat Yanuar, SP. MSi selaku dosen penguji wakil departemen yang juga telah memberikan masukan dan saran kepada penulis.
5. Ir. Narni Farmayanti, MSc selaku dosen pembimbing akademik yang dengan sabar memberikan arahan selama penulis menjalankan kegiatan perkuliahan.
6. Seluruh dosen dan staf pengajar Departemen Agribisnis yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama kegiatan perkuliahan.
7. Agnes Aulia D.P yang telah menjadi pembahas pada seminar saya dan memberikan masukan-masukan terhadap penyelesaian skripsi.
8. Prof. Dr. Roedhy Poerwanto, M.Sc atas kesempatan dan ilmu yang diberikan kepada penulis dalam rangka penyusunan skripsi.
9. Bapak Budi Waluyo dan Bapak Husein selaku manajer ekspor PT. Yudha Mustika dan PT. Agroindo Usaha Jaya yang bersedia membagi pengalaman dan informasi mengenai ekspor manggis kepada penulis.
yang menjadikan penulis dapat dengan tepat waktu menyelesaikan skripsi ini.
11. Teman-teman penulis, Meno, Nti, Neina, Anis, dan Nurul yang selalu menemani penulis dalam tawa dan sedih selama penulis menempuh pendidikan di Departemen Agribisnis. Semoga semua cita-cita kita menjadi kenyataan.
12. Semua teman-teman AGB 42 yang sudah menemani penulis berbagi ilmu dan pengalaman selama penulis menempuh pendidikan di Departemen Agribisnis.
13. Teman-teman di Puri Hapsara, Mbak Leli, Mbak Rahmi, Mbak Cica, Mbak Nita, Mbak Ati, Neina, Mbak Uli, dan Mbak Meisji yang telah memberikan dukungan dan semangat serta mengajarkan banyak hal kepada penulis. 14. Teman-teman satu KKP di Desa Muara, Kecamatan Blanakan, Subang yang
memberikan banyak pelajaran berharga bagi penulis.
15. Teman-teman satu bimbingan penulis, Ocha, Fehmi, dan Faisal yang saling membantu memberikan semangat terhadap penyelesaian skripsi.
Bogor, Mei 2009
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Manfaat Penelitian ... 8
II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1 Karakteristik Buah Manggis ... 9
2.2 Manfaat Buah Manggis Bagi Kesehatan ... 10
2.3 Syarat Tumbuh Manggis ... 11
2.4 Penanaman Manggis ... 11
2.5 Pemeliharaan Manggis... 12
2.6 Panen Manggis ... 12
2.7 Sentra Penanaman Manggis ... 13
2.8 Rantai Pemasaran dan Karakteristik Manggis Ekspor... 13
2.9 Penelitian Terdahulu ... 15
III KERANGKA PEMIKIRAN ... 20
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 20
3.1.1 Teori Perdagangan Internasional ... 20
3.1.2 Gravity Model ... 22
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ... 25
3.2 Hipotesis ... 29
IV METODOLOGI PENELITIAN ... 30
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30
4.2 Data dan Instrumentasi ... 30
4.3 Metode Pengumpulan Data ... 30
4.4 Metode Pengolahan Data ... 31
4.5.1 Analisis Data... 32
4.5.2 Perumusan Model ... 32
4.5.3 Pengujian Hipotesis ... 33
4.5.4 Pengujian Asumsi ... 35
4.5 Definisi Operasional ... 37
V GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK NEGARA TUJUAN EKSPOR MANGGIS INDONESIA ... 39
5.1 Karakteristik Negara Tujuan Utama Ekspor Manggis ... 39
5.1.1 Karakteristik Negara China ... 39
5.1.2 Karakteristik Negara Hong Kong ... 45
Manggis ... 50 5.2.1 Karakteristik Kelompok Negara Asia Lainnya ... 50 5.2.2 Karakteristik Kelompok Negara Timur Tengah
Lainnya ... 53 5.2.3 Karakteristik Kelompok Negara Eropa ... 54 VI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
ALIRAN PERDAGANGAN MANGGIS INDONESIA ... 58 6.1 Keragaan Umum Gravity model ... 58 6.2 Analisis Regresi Gravity mode ... 59 6.2.1 Gross Domestic Product (GDP) Negara Tujuan .... 61 6.2.2 Populasi Negara Tujuan ... 63 6.2.3 Jarak dengan Negara Tujuan ... 65 6.2.4 Penggunaan Manggis Sebagai Pelengkap Sesaji
Upacara Keagamaan (DM1) ... 66 6.2.5 Pelaksanaan Kebijakan Karantina oleh
Negara Tujuan (DM2) ... 68 6.2.6 Faktor-faktor Lain di Luar Model ... 72 6.2.7 Prospek Pengembangan Ekspor Manggis
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman 1. Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Hortikultura Menurut
Kelompok Komoditas Tahun 2003-2007 ... 2 2. Perkembangan Produksi Buah-buahan Indonesia Tahun
2002-2007 ... ... 3 3. Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktifitas
Manggis Tahun 2000-2007 ... 4 4. Perkembangan Ekspor Buah-buahan Tropis Indonesia... 5 5. Volume Ekspor Manggis Indonesia per Negara Tujuan ... 5 6. Nilai Ekspor Manggis Indonesia per Negara Tujuan ... 6 7. Komponen Buah Manggis dan Pemanfaatannya... 10 8. Perusahaan Eksportir Manggis Indonesia ... 14 9. Data dan Sumber Data yang Digunakan dalam Penelitian... 31 10.Keragaan Ekspor Manggis Indonesia ke China……… 41 11.Hasil Regresi Model Keragaan Ekspor Manggis Indonesia
ke China ... 42 12.Keragaan Ekspor Manggis Indonesia ke Hong Kong...………… 47 13.Hasil Regresi Model Keragaan Ekspor Manggis Indonesia
ke Hong Kong ... 47 14.Keragaan Ekspor Manggis Indonesia ke UEA……… 49 15.Hasil Regresi Model Keragaan Ekspor Manggis Indonesia
ke UEA ... 50 16.Hasil Regresi Model Aliran Perdagangan Komoditas Manggis
Indonesia ... 60 17.Perkembangan GDP dan Volume Ekspor Manggis Indonesia ke
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman 1. Bentuk Buah Manggis ... 9
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Karakteristik Buah Manggis ... 84 2. Kandungan dan Komposisi Gizi Buah Manggis ... 85 3. Standar Mutu Buah Manggis Menurut SNI ... 86 4. Wilayah Andalan Manggis di Indonesia ... 87 5. Bulan Panen Manggis di Masing-masing Daerah ... 88 6. Statistik Perdagangan China ... 89 7. Statistik Perdagangan Hong Kong ... 90 8. Statistik Perdagangan Uni Emirat Arab ... 91 9. Hasil Uji Normalitas dan Heteroskedastisitas ... 92 10. Hasil Output Regresi Gravity Model ... 93 11. Data 23 Negara Tujuan Ekspor Manggis Indonesia
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konsep perdagangan dunia secara umum dibangun berdasarkan pemikiran keunggulan komparatif dan daya saing yang berbeda antar negara. Jika negara-negara berproduksi dan berdagang dengan mengacu pada keunggulan komparatif dan persaingan, maka diyakini akan meningkatkan efisiensi penggunaan sumberdaya yang langka sehingga tercapai tingkat kesejahteraan dunia yang lebih baik.
Perdagangan internasional terjadi karena masing-masing pihak yang terlibat di dalamnya merasa memperoleh manfaat dari adanya perdagangan tersebut. Teori perdagangan internasional menunjukkan bahwa bangsa-bangsa akan memperoleh suatu tingkat kehidupan yang lebih tinggi dengan melakukan spesialisasi dalam barang-barang dimana mereka memiliki keunggulan komparatif dan mengimpor barang-barang yang mempunyai kerugian secara komparatif. Negara-negara/daerah-daerah tropik berusaha untuk menspesialisasikan diri mereka dalam produksi serta ekspor barang-barang yang berasal dari pertanian, perkebunan, dan pertambangan (Salvatore 1997).
Indonesia merupakan salah satu bagian dari negara tropik yang memiliki kekayaan sumberdaya alam melimpah, khususnya di bidang pertanian. Perhatian pemerintah terhadap komoditi pertanian juga diarahkan pada peningkatan produktivitas dan ekspor yang menjadi salah satu penyumbang devisa terbesar dalam pembangunan.
Hortikultura merupakan salah satu komoditas yang mempunyai peran yang penting dalam sektor pertanian, baik dari sisi sumbangan ekonomi nasional, pendapatan petani, penyerapan tenaga kerja maupun berbagai segi kehidupan masyarakat. Di tingkat nasional komoditas hortikultura menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar 21,17 persen dari PDB sektor pertanian, menduduki urutan kedua setelah subsektor tanaman pangan yang sebesar 40,75 persen (Ditjen Hortikultura 2007).
buah-buahan 60 jenis, sayuran 80 jenis, biofarmaka 66 jenis, dan tanaman hias 117 jenis (Ditjen Hortikultura 2007). Salah satu komoditas hortikultura yang mengalami perkembangan pesat adalah buah-buahan. Buah-buahan memiliki share yang cukup besar pada Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Hortikultura yaitu rata-rata sekitar 52 persen tiap tahunnya. Perkembangan share buah-buahan terhadap Pendapatan Domestik Bruto keseluruhan komoditi hortikultura dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Hortikultura Menurut Kelompok Komoditas Tahun 2003-2007
No Komoditas
PDB (Rp Milyar) Laju %/th 2003 2004 2005 2006 2007
1. Buah-buahan 28.246
(53%) 30.765 (54%) 31.694 (51%) 35.448 (52%) 36.909 (50%) 6,98
2. Sayuran 20.573
(38%) 20.749 (37%) 22.630 (36%) 24.694 (36%) 26.348 (36%) 6,43
3. Biofarmaka 565
(1%) 722 (1%) 2.806 (6%) 3.146 (6%) 3.376 (5%) 83,96
4. Tanaman Hias 4.501
(8%) 4.609 (8%) 4.662 (7%) 4.734 (6%) 6.481 (9%) 10,49
5. Total 53.885
(100%) 56.844 (100%) 61.792 (100%) 68.639 (100%) 73.115 (100%) 7,95
Sumber : Direktorat Jendral Bina Produksi Hortikultura (2008)
Ket : Angka dalam kurung adalah proporsi masing-masing komoditas terhadap nilai total PDB hortikultura
3
termasuk Indonesia untuk memenuhi permintaan buah baik di pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri.
Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu komoditas buah tropis primadona ekspor Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari ekspor buah-buahan Indonesia yang didominasi oleh komoditas buah manggis. Pada tahun 2006, kontribusi ekspor manggis terhadap total ekspor buah-buahan nasional adalah sebesar 37,4 persen (Ditjen Hortikultura 2007). Hal tersebut menjadi sangat bertentangan jika dilihat dari proporsi produksi buah manggis terhadap produksi total buah nasional yaitu sebesar 0,5 persen. Tingginya kontribusi ekspor buah manggis Indonesia dikarenakan manggis merupakan komoditas yang unik dan spesifik daerah tropis, sehingga pesaingnya di pasar internasional tidak banyak. Manggis sering disebut-sebut sebagai “Queen of Fruits” karena bentuknya yang eksotik yang menjadikan suatu daya tarik tersendiri.
Produksi manggis di Indonesia berfluktuasi dari tahun ke tahun, namun kecenderungannya terus meningkat dari tahun 2002 sampai tahun 2007. Rata-rata peningkatannya sebesar 15,52 persen per tahun. Perkembangan produksi buah manggis dan buah-buahan lainnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Perkembangan Produksi Buah-buahan Indonesia Tahun 2002-2007
Komoditas Produksi (Ton) Laju %/thn 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Pisang 4.384.384 4.177.155 4.874.439 4.177.608 5.037.472 5.454.226 5,31 Mangga 1.402.906 1.526.474 1.437.665 1.412.884 1.621.997 1.818.619 5,64 Jeruk 968.132 1.441.680 2.071.084 2.214.020 2.565.543 2.625.884 23,54 Pepaya 605.194 626.745 732.611 548.657 643.451 621.524 1,84 Nenas 555.588 677.089 709.918 925.082 1.427.781 2.237.858 33,62 Durian 525.064 741.831 675.902 566.205 747.848 594.842 5,56 Alpukat 238.182 255.957 221.774 227.577 239.463 201.635 -2,77 Manggis 62.055 79.073 62.117 64.711 72.634 112.722 15,52 Sumber : Direktorat Jendral Bina Produksi Hortikultura (2008)
Kabupaten Tapanuli Selatan, Lima Puluh Kota, Padang Pariaman, Bogor, Tasikmalaya, dan Purwakarta. Luas panen dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dengan laju 11,43 persen. Hal tersebut juga diiringi dengan peningkatan produksi dan produktivitas. Perkembangan produksi, luas panen, dan produktifitas manggis dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktifitas Manggis Tahun 2000-2007
Tahun Produksi (Ton)
Luas Panen (Ha)
Produktivitas (Ton/Ha)
2000 26.400 5.192 5.08
2001 25.812 4.607 5.60
2002 62.055 8.051 7.71
2003 79.073 9.354 8.45
2004 62.117 8.473 7.33
2005 64.711 9.119 7.10
2006 72.634 8.275 8.78
2007 112.722 11.964 9.42
Laju (%/thn) 26.76 11.43 10.79
Sumber : Departemen Pertanian (2008)
5
Tabel 4. Perkembangan Ekspor Buah-buahan Tropis Indonesia Tahun 2001-2007
Komoditas Volume Ekspor (Ton) Laju
(%/thn) 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Manggis 4.868 6.512 9.304 3.045 8.437 5.697 9.093 35,6 Nenas 2.020 3.734 2.284 2.431 644 142 472 22,2 Pisang 263 5.126 27 993 3.647 4.443 9 919,4 Mangga 425 1.573 559 1.880 964 1.181 1.198 69,5
Jeruk 672 479 152 671 526 210 357 38,8
Alpukat 14 85 169 5 5 4 42 239,8
Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2008)
Tabel 4 memperlihatkan volume ekspor manggis yang terus meningkat tiap tahunnya. Perbedaan harga yang signifikan antara harga domestik dengan harga ekspor menjadi salah satu faktor pendorong peningkatnya volume ekspor. Kisaran harga ekspor Free on Board (FOB) untuk buah manggis di tahun 2007 rata-rata mencapai Rp 9.000/kg (BPS 2007). Harga tersebut sangat berbeda jauh dibandingkan dengan harga domestik yang rata-rata hanya mencapai Rp 2.000-Rp 4.000/kg.
[image:30.612.131.513.559.697.2]Ekspor manggis Indonesia ke negara tujuan sangat berfluktuatif dari tahun ke tahun. Hal tersebut dapat dilihat dari volume ekspor tiga tahun terakhir di Tabel 5 dan nilai ekspor di Tabel 6. Negara Hongkong dan China adalah Negara tujuan utama ekspor manggis Indonesia diikuti oleh Uni Emirat Arab, Singapore, Malaysia, Arab Saudi, dan Vietnam.
Tabel 5. Volume Ekspor Manggis Indonesia per Negara Tujuan Tahun 2005-2007
No. Negara Tujuan 2005
Volume (Kg)
2006 Volume (Kg)
2007 Volume (Kg)
1. Hongkong 4.241.783 1.258.053 3.225.280
2. China 3.462.575 3.576.096 4.037.592
3. Uni Emirat Arab 360.358 394.997 406.478
4. Singapore 77.697 6.968 104.116
5. Malaysia 18.860 56.838 776.481
6. Arab Saudi 100.720 104.983 97.279
7. Vietnam 79.161 - 138.084
Tabel 6. Nilai Ekspor Manggis Indonesia per Negara Tujuan Tahun 2005-2007
No. Negara Tujuan 2005
Nilai (US$)
2006 Nilai (US$)
2007 Nilai (US$)
1. Hongkong 3.581.710 863.148 1.738.288
2. China 2.185.638 2.067.885 2.162.175
3. Uni Emirat Arab 289.122 308.831 267.691
4. Singapore 55.504 78.152 40.064
5. Malaysia 5.088 29.214 200.797
6. Arab Saudi 81.760 81.869 67.783
7. Vietnam 54.554 - 167.997
Sumber : BPS (2007)
Volume ekspor yang fluktuatif ke negara tujuan dipengaruhi oleh kondisi dan karakteristik masing-masing negara tujuan. Sebagian besar negara-negara tujuan adalah negara yang tidak mampu memproduksi manggis sendiri. Hal ini dikarenakan tanaman manggis hanya dapat tumbuh di daerah tropis teduh seperti Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Kemampuan memproduksi buah manggis merupakan peluang besar bagi Indonesia untuk memenuhi permintaan ekspor ke negara-negara tujuan yang sebagian besar tidak hanya menganggap manggis sebagai buah konsumsi namun juga sebagai pelengkap sesaji dalam upacara keagamaan seperti di Hongkong dan China.
1.2 Perumusan Masalah
7
tanaman manggis mereka dan hanya menjadikannya tanaman tahunan dan sampingan komoditi lainnya.
Volume ekspor manggis Indonesia menduduki urutan pertama dibandingakan dengan ekspor buah-buahan lainnya. Namun, volume ekspor manggis tersebut belum mencapai 10 persen dari keseluruhan total produksi manggis Indonesia. Di tahun 2007, volume ekspor baru mencapai 9 ribu ton, sedangkan produksi manggis Indonesia mencapai 112 ribu ton. Hal tersebut dikarenakan banyaknya manggis Indonesia yang belum memenuhi kualifikasi ekspor seperti penampilan fisik yang kurang bagus, adanya penyakit getah kuning dan burik buah, serta kandungan zat-zat kimia yang tidak memenuhi ketentuan. Permasalahan tersebut timbul karena masih belum adanya teknologi produksi yang baik yang diterapkan di Indonesia.
Sejak tahun 2000 pemerintah menetapkan manggis sebagai komoditas unggulan nasional dalam RUSNAS Buah (Riset Unggulan Strategis Nasional Buah). Hal tersebut dikarenakan manggis masih memiliki potensi untuk terus dikembangkan. Pemerintah berusaha untuk memperbaiki sistem budidaya di tingkat petani dan menemukan varietas unggul dengan produktivitas yang optimal (PKBT 2008). Perhatian yang besar terhadap produksi manggis Indonesia tersebut harus diimbangi dengan peluang pasar yang yang tepat agar komoditi yang dihasilkan dapat dipasarkan sesuai permintaan konsumen khususnya negara-negara tujuan ekspor manggis Indonesia.
China, dan Uni Emirat Arab. Negara tersebut dipilih berdasarkan volume ekspor tertinggi rata-rata tiap tahunnya.
Analisis aliran perdagangan manggis Indonesia ke negara-negara tujuan penting dilakukan agar ekspor manggis tetap eksis di pasar Internasional. Analisis tersebut didasarkan pada karakteristik negara tujuan ekspor yang dimaksudkan untuk mengetahui potensi ekspor manggis Indonesia di negara tujuan, sehingga diharapkan dapat diperoleh suatu gambaran potensi pengembangan ekspor manggis Indonesia.
Berdasarkan uraian di atas dan data-data yang telah disajikan. maka rumusan masalah yang akan dikaji lebih lanjut dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana karakteristik negara tujuan utama ekspor manggis Indonesia? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi aliran perdagangan manggis
Indonesia dan faktor apa yang memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan volume ekspor ke negara tujuan utama?
1.3 Tujuan
1. Memberikan gambaran mengenai karakteristik negara tujuan utama ekspor manggis Indonesia.
2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan manggis Indonesia dan faktor yang memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan volume ekspor ke negara tujuan utama.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi instansi pengambil keputusan terutama pemerintah dan eksportir manggis, dapat dijadikan sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan baik dalam perencanaan maupun pengambilan keputusan yang berkaitan dengan ekspor manggis Indonesia.
2. Bagi pembaca yaitu sebagai sumber informasi dan perbandingan serta masukan bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karakteristik Buah Manggis (Garcinia mangostana Linn.)
Manggis merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari hutan
tropis teduh di kawasan Asia Tenggara, yaitu hutan belantara Malaysia atau
Indonesia. Tanaman ini menyebar ke daerah Amerika Tengah dan daerah tropis
lainnya seperti Srilanka, Malagasi, Karibia, Hawaii, dan Australia Utara. Di
Indonesia, manggis disebut dengan berbagai macam nama lokal seperti Manggu
(Jawa Barat), Manggus (Lampung), Manggusto (Sulawesi Utara), Manggista
(Sumatera Barat).
Manggis (Garcinia mangostana Linn.) merupakan salah satu komoditas eksotik tropika yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi. Di luar negeri
manggis dikenal sebagai “Queen of Tropical Fruits”. Buah manggis berbentuk bulat, sewaktu muda warnanya hijau muda dan setelah tua berwarna ungu merah
kehitaman. Buah berwarna hijau dengan bercak ungu sudah dapat dipanen. Buah
masak beratnya berkisar antara 30-140 gram, tebal kulit sekitar 5 mm, getah
[image:34.612.240.392.413.551.2]berwarna kuning, warna petal merah dan stigma halus dengan diameter 8-12 mm.
Gambar 1. Bentuk Buah Manggis Sumber : http://4.bp.blogspot.com
Daging buah manggis bersegmen-segmen yang jumlahnya berkisar antara
5-8 segmen. Daging buah manggis berwarna putih, bertekstur halus dan setiap
segmen daging mengandung biji yang berukuran besar. Masyarakat luas
menggemari buah manggis untuk dikonsumsi sebagai “buah segar” karena buah
yang telah matang memiliki cita rasa yang khas yaitu manis, asam, dan
Kelopak buah 2.2 Manfaat Buah Manggis Bagi Kesehatan
Buah manggis dapat disajikan dalam bentuk segar dan olahan. Hasil
olahan buah manggis antara lain dalam bentuk buah kaleng dan sirop/sari buah.
Secara tradisional buah manggis adalah obat sariawan, wasir dan luka. Kulit buah
dimanfaatkan sebagai pewarna termasuk untuk tekstil dan air rebusannya
dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Batang pohon dipakai sebagai bahan
bangunan, kayu bakar, dan kerajinan (PKBT 2006). Pemanfaatan bagian-bagian
[image:35.612.129.509.260.468.2]buah manggis serta produk olahannya dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Komponen Buah Manggis dan Pemanfaatannya Komponen Buah Produk Olahan Gambar Kulit buah 1.Bahan Pewarna
2.Bahan Farmasi
3.Ekstrak Xanthone
Daging Buah 1.Juice
2.Cocktail
3.Sirup
4.Puree
Daun kelopak buah Bahan Kompos
Biji Bahan Benih
Sumber : Kastaman (2007)
Kandungan lain yang terdapat pada buah manggis adalah alpha-mangostin dan gamma-mangostin yang bersifat sebagai anti bakteri. Alpha-mangostin juga diketahui mempunyai efektivitas yang sama baiknya dengan antibiotika yang
berada di pasaran seperti amphicillin dan minocycline. Selain itu, kandungan stilbenes pada buah manggis juga sangat bermanfaat sebagai antifungi.
Buah manggis tidak hanya dapat dimanfaatkan daging buahnya saja,
namun kulit buahnya juga memiliki manfaat yang cukup besar. Daging kulit buah
manggis (pericarp) mengandung senyawa biologis aktif yang diidentifikasi sebagai xanthones, yang memiliki sifat menyembuhkan berbagai penyakit. Kemampuannya sebagai anti-oksidan dihitung 100 kali lebih kuat daripada
vitamin A, C dan E. Hasil penelitian menunjukan bahwa buah ini mengandung Daging buah
11
komponen anti inflamatory yang potensial, inhibitor cox-2 dan sejumlah vitamin, mineral serta anti-oksidan yang dapat mencegah pembekuan darah, menurunkan
[image:36.612.215.448.144.300.2]kadar kolesterol darah dan membantu fungsi jantung.
Gambar 2. Produk-produk Olahan Manggis dalam Kemasan Sumber : http://myhealt.net
2.3 Syarat Tumbuh Manggis
Tanaman manggis merupakan tanaman yang cocok hidup di daerah tropis
teduh, sering ditemukan tumbuh bersama dengan tanaman durian. Tumbuh baik di
dataran rendah sampai ketinggian 800 m di atas permukaan laut (dpl), suhu
optimal berkisar antara 22-32 derajat Celcius dengan curah hujan 1.500-2.500
mm/tahun dan kelembaban 80 persen.
Jenis tanah yang ideal adalah latosol dan andosol, berdrainase baik,
memiliki pH 5,0-7,0 dengan kedalaman lapisan olah tanah 50-200 cm. Daun dan
buah manggis tahan terhadap sinar matahari, namun tanaman ini memerlukan
naungan pada saat masih kecil. Naungan dikurangi seiring dengan semakin
tingginya tanaman. Tanaman manggis cocok untuk ditumpangsarikan dengan
tanaman buah-buahan lainnya (Rukmana 1995).
2.4 Penanaman Manggis
Tanaman manggis kebanyakan diperbanyak dengan biji, karena bibit
manggis adalah true-to-type (identik dengan genetik induknya), batang tegak, kuat, tahan hama dan penyakit, dan tidak mudah roboh. Tetapi kini mulai
Pertumbuhan bibit lambat, sehingga perlu perawatan khusus, misalnya media
harus remah dan subur, mengandung air cukup banyak tetapi tidak tergenang.
Pengolahan tanah dilakukan sebelum musim hujan, dengan lubang tanam
berukuran 100 x 100 x 50 cm untuk tanah gembur. Lubang tanam dibiarkan
terbuka selama dua minggu sebelum diisi dengan campuran tanah galian bagian
atas. Pemberian pupuk diberikan dengan dosis 30 kg untuk pupuk kandang, Urea
sebanyak 50 gr, TSP 25 gr dan KCL 20 gr. Jarak tanam ideal manggis adalah 10 x
10 m untuk tanaman asal biji, dan 5 x 5 m untuk tanaman hasil sambungan.
Sebagai tanaman pelindung dapat digunakan pisang dengan jarak tanam 2,5 x 2,5
m ditanam dua bulan sebelum tanaman manggis ditanam dan naungan perlu
dipertahankan sampai tanaman berumur 2-4 tahun. Untuk menjaga kelembaban
tanaman, sebaiknya diberi mulsa secukupnya di sekeliling tanaman (Rukmana
1995).
2.5 Pemeliharaan Manggis
Pemupukan diberikan sesuai dengan umur tanaman dan dilakukan dua kali
dalam setahun yaitu setengah dosis seudah panen dan setengah dosis lagi
menjelang berbunga. Pupuk diberikan dalam larikan melingkar sedalam 10-20 cm
tepatnya di bawah tepi tajuk.
Pengairan dilakukan 1-2 kali sehari pada fase awal pertumbuhan, terutama
pada musim kemarau. Interval pengairan dikurangi bertahap setelah tanaman
berumur di atas 5 tahun. Pengendalian hama terutama ulat daun yang menyerang
pada daun muda dan kutu api yang menyerang pada saat tanaman sedang
berbunga dan berbuah. Pengendalian dapat dilakukan dengan penyemprotan
insektisida (Rukmana 1995).
2.6 Panen Manggis
Secara umum buah manggis baru dapat dipanen setelah berumur 8-10
tahun jika dikembangkan dari biji dengan umur produktif hingga 80 tahun.
Namun dengan pengembangan budidaya sekarang, pohon manggis dengan tinggi
hanya 5 meter sudah dapat dipanen pada umur 5-7 tahun. Ciri-ciri buah manggis
13
Pemanenan buah manggis sangat tegantung pada tujuan pemasaran.
Manggis untuk ekspor dipanen pada umur 104-108 hari setelah bunga mekar,
dengan criteria kulit buah berwarna ungu kemerah-merahan hingga kulit buah
masih hijau dengan ungu merah mencapai 10-25 persen (Rukmana 1995).
2.7 Sentra Penanaman Manggis
Sentra penanaman manggis di Indonesia tersebar di beberapa daerah
seperti Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Jawa Barat (Tasikmalaya, Bogor,
Ciamis dan Purwakarta), Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau, Jawa Timur dan
Sulawesi Utara. Daerah produsen manggis terbesar di Indonesia adalah Jawa
Barat (sekitar 11.512 ton) dan Sumatera Barat (sekitar 8.474 ton) (PKBT 2006).
Sedangkan luas lahan panen manggis Indonesia adalah 9.354 hektar. Data
produksi buah manggis berdasarkan wilayah produktif dapat dilihat pada
Lampiran 1.
2.8 Rantai Pemasaran dan Karakteristik Manggis Ekspor
Rantai pemasaran buah manggis di tiap daerah berbeda-beda, namun
sebagian besar petani menjual kepada tengkulak atau pengumpul sebelum dibeli
oleh eksportir atau pedagang besar. Salah satu contoh rantai pemasaran buah
[image:38.612.148.501.474.675.2]manggis dengan studi kasus di daerah Puspahiang Tasikmalaya dapat dilihat pada
Gambar 3.
Gambar 3. Rantai Pemasaran Manggis Puspahiang Tasikmalaya Sumber : Kastaman (2007)
Pasar Ekspor Pasar Lokal
Petani Manggis
Petani Pengumpul Bandar/Borongan Broker/Tengkulak
Pengumpul besar/ Distributor lokal/
Tingginya volume ekspor manggis Indonesia tidak terlepas dari peran
eksportir yang melakukan promosi-promosi produk ke negara tujuan. Eksportir
manggis sebagian besar juga mencakup eksportir buah-buahan lainnya seperti
salak, nanas, dan mangga. Beberapa eksportir manggis yang tercatat di Direktorat
[image:39.612.132.524.215.393.2]Tanaman Buah, Dirjen Bina Produksi Hortikultura dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Perusahaan Eksportir Manggis Indonesia
No. Nama Perusahaan Lokasi Usaha Negara Tujuan Ekspor
Volume Ekspor (ton/thn) 1. PT. Yuda Mustika Jakarta Barat Taiwan, Hong Kong,
Cina
1.100
2. Emerald Trading Inc. Bandung Taiwan dan Timur Tengah
100
3. PT. Corona Prayitna Jakarta Barat Hong Kong, Taiwan 75
4. PT. Agroindo Usaha Jaya
Jakarta Selatan Uni Eropa dan Timur Tengah
25
5. PT. Alindojaya Pratama
Jakarta Selatan Timur Tengah 20
Sumber : Dirjen Bina Produki Hortikulturatan (2008)
Harga beli buah manggis diperoleh dari kesepakatan antara perusahaan
dengan pemasok. Harga beli yang diperoleh berfluktuasi sesuai dengan musim
dan daerah asal buah manggis tersebut. Harga relatif mahal pada awal musim
panen yaitu pada bulan Oktober, kemudian harga secara perlahan turun hingga
pada pertengahan musim panen yaitu pada bulan Januari sampai Maret dan harga
kembali naik menjelang akhir musim panen yaitu pada bulan April. Sementara itu
jika harga buah manggis dikelompokkan pada masing-masing tingkat pelaku
usaha manggis, maka akan didapatkan informasi harga sbb:
1. Harga Petani : Rp. 2.500,-/kg sebelum grading
2. Harga Tengkulak : Rp. 3.500,- sebelum grading
3. Harga Bandar : Rp. 6.000,-/kg kelas Super
4. Hasil grading : Rp. 2.000,-/kg kelas BS
5. Harga Supplier : Rp. 8.500,-/kg kelas Super Rp.3.000,-/kg (BS)
15
Komoditas manggis di tingkat petani dan pengumpul dibedakan atas
beberapa tingkatan kualitas yakni kualitas super, falcon, dan barang sisa (BS). Pengelompokan ini didasarkan atas kualitas buah manggis yang didapat, dari
ukuran ,bentuk, warna kelopak buah, warna buah, tekstur buah dan varietasnya.
Hal ini akan mempengaruhi dalam penentuan harga dan dalam proses packaging selanjutnya. Perbedaan fitur buah manggis berdasarkan kulit buah, kelopak buah
dan warna daging buah dapat dilihat pada Gambar 4.
Fitur Manggis Kualitas Super :
Daging buah putih bersih, kulit buah bersih dan kelopak buah masih hijau
Fitur Manggis Kualitas Falcon :
Daging buah putih bersih namun agak pucat, kulit buah agak kasar dan kelopak buah masih hijau
Fitur Manggis Kualitas BS :
[image:40.612.129.513.225.576.2]Daging buah berwarna putih pucat dan ada sebagian yang keabuan, kulit buah banyak buriknya dan kelopak buah hijau agak kecoklatan
Gambar 4. Pengelompokkan Buah Manggis Berdasarkan Fitur Buah Sumber : Kastaman (2007)
2.9 Penelitian Terdahulu
2.9.1 Kajian Empiris Mengenai Manggis
Penelitian mengenai buah manggis sudah banyak dilakukan di antaranya
penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2004) mengenai analisis persepsi dan
Analisys Hierarchy Process (AHP). Hasil penelitian menunjukkan buah manggis masih kurang diminati dibandingkan dengan buah lainnya, baik nasional maupun
impor. Buah manggis menempati peringkat ketujuh yang diprioritaskan konsumen
diantara empat jenis buah nasional lainnya dan lima jenis buah impor.
Berdasarkan hasil pengolahan dengan menggunakan AHP diperoleh
faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi konsumen rumah tangga
membeli manggis diantaranya harga manggis (koefisien + 0,1888), frekuensi
pembelian (koefisien – 0,1141), dan rata-rata jumlah pembelian manggis (koefisien + 0,050) dari standar error (α) 5 persen. Ketersediaan buah merupakan faktor pertama yang mempengaruhi keputusan permintaan (bobot 0,186), harga
(bobot 0,152), atribut buah fisik (bobot 0,139), dan faktor anggaran (0,126).
Selain itu, penelitian mengenai buah manggis juga telah dilakukan Susanto
(2005) mengenai kajian strategis pengembangan agribisnis buah manggis di
wilayah agropolitan. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan AHP
secara horizontal diketahui bahwa pengembangan sumberdaya manusia menjadi
prioritas utama dalam pengembangan agribisnis buah manggis, prioritas
selanjutnya adalah pengembangan kelembagaan ekonomi rakyat, pengembangan
permodalan serta pengembangan iklim usaha.
Hasil pengolahan data secara vertikal diketahui bahwa prioritas utama
alternatif strategi yang direkomendasikan adalah alternatif strategi pengembangan
peran lembaga penunjang agribisnis buah manggis dalam penyediaan bibit unggul
dan inovasi teknologi budidaya guna menghasilkan tanaman manggis yang
memiliki produktivitas tinggi, berorientasi dengan mutu yang dapat bersaing di
pasar internasional.
Penelitian mengenai manggis lainnya dilakukan oleh Sandra (2007)
mengenai pengembangan pemutuan buah manggis untuk ekspor secara non
destruktif dengan jaringan syaraf tiruan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat
sifat fisik manggis dengan parameter yang diukur dengan teknik citra digital yang
selanjutnya digunakan untuk merancang jaringan syaraf tiruan untuk pemutuan
dan sortasi buah manggis. Parameter pemutuan buah manggis dengan pengolahan
citra digital adalah indeks warna biru, indeks warna merah, saturasi, dan
17
melakukan penyortiran buah manggis sebelum buah diekspor karena dapat
membedakan sifat fisiokimia dari buah manggis itu sendiri.
2.9.2 Kajian Empiris Mengenai Pemasaran dan Ekspor Manggis
Penelitian mengenai pemasaran manggis dilakukan oleh Pakpahan (2006)
yang membahas tentang Analisis sistem pemasaran manggis dengan studi kasus
Desa Babakan, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta dan Desa Karacak,
Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Kedua desa tersebut merupakan sentra
produksi buah manggis terbesar di Jawa Barat.
Fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran pada kedua
lokasi yaitu fungsi pertukaran yang meliputi penjualan dan pembelian, fungsi fisik
yang meliputi pengemasan dan pengangkutan, dan fungsi fasilitas yang meliputi
standardisasi dan gradding, penanggungan risiko, pembiayaan, dan informasi
pasar. Lembaga pemasaran yang terlibat tidak semuanya dapat melakukan seluruh
fungsi pemasaran tersebut.
Struktur pasar yang dihadapi oleh petani pada dua lokasi adalah pasar
oligopsoni karena jumlah petani lebih banyak dibandingkan jumlah pedagang
pengumpul antar desa dan pedagang pengumpul antar kota serta produk yang
dipasarkan meropakan produk homogen, begitu juga dengan struktur pasar yang
dialami oleh eksportir. Eksportir merupakan penentu harga dan pembayaran harga
serta kerjasama yang terjadi di antara lembaga pemasaran. Eksportir menentukan
harga bagi pedagang bagi pedagang pengumpul antar desa dan pedagang
pengumpul antar kota karena adanya pengaruh keterikatan modal.
Penelitian Novansi (2006) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
volume ekspor beberapa buah-buahan penting Indonesia menganalisis
perkembangang ekspor beberapa buah-buahan penting Indonesia menurut negara
tujuan ekspor dan menganalisis pengaruh faktor-faktor (harga domestik, harga
ekspor, nilai tukar rupiah, volume ekspor ke negara lain, dan volume ekspor
periode sebelumnya) terhadap volume ekspor beberapa buah-buahan penting
Indonesia.
Dalam penelitian tersebut diungkapkan bahwa negara tujuan ekspor
manggis Indonesia yang potensial menurut besarnya volume dan nilai ekspor
dan Amerika Serikat. Dalam kurun waktu 2002-2004 Hong Kong merupakan
negara pengimpor manggis Indonesia terbesar diikuti oleh Taiwan. Volume
ekspor manggis Indonesia ke begara Hong Kong dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain harga domestik, harga ekspor, nilai tukar rupiah, volume ekspor ke
negara lain, dan volume ekspor periode sebelumnya.
Penelitian mengenai ekspor manggis dilakukan oleh Timor (2008) yang
membahas strategi pengembangan ekspor manggis dengan studi kasus PT.
Agroindo Usaha Jaya. PT. Agroindo sendiri merupakan perusahaan ekspor dengan
tujuan ekspor utama Uni Eropa dan Timur Tengah. Dari hasil penelitian tersebut,
strategi yang disarankan kepada PT. Agroindo yaitu memperluas pasar, menekan
biaya operasional, meningkatkan promosi, dan melakukan kerjasama dengan
lembaga-lembaga terkait untuk meningkatkan ekspor.
2.9.3 Kajian Empiris Mengenai Gravity Model
Penelitian dengan menggunakan model regresi berganda dengan
persamaan tunggal dengan metode gravity model dilakukan oleh Yunita (2006) yang meneliti tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran
perdagangan biji kakao Indonesia. Data yang digunakan adalah data cross section. Variabel-variabel yang digunakan adalah volume ekspor, GDP per kapita negara
tujuan, populasi negara tujuan, jarak antara negara Indonesia dengan negara
tujuan, harga produk ekspor di negara tujuan, nilai tukar dan kualitas produk
(dummy).
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara bersama-sama
variabel-variabel bebas dalam model berpengaruh terhadap variabel-variabel tidak bebas. Dengan
kata lain, semua variabel bebas dapat menjelaskan variasi perubahan volume
ekspor biji kakao Indonesia ke negara-negara tujuan. Variabel-variabel yang
berpengaruh besar terhadap aliran perdagangan biji kakao Indonesia adalah
populasi negara tujuan, jarak antara negara Indonesia dengan negara tujuan, nilai
tukar mata uang negara tujuan terhadap Dollar Amerika dan kualitas biji kakao
Indonesia. Sedangkan untuk GDP per kapita negara tujuan tidak menjadi faktor
utama yang menjadi pertimbangan bagi negara importir untuk mengimpor biji
19
Penelitian Suneti (2005) membahas tentang analisis aliran perdagangan
dan faktor yang mempengaruhi ekspor meubel rotan di Indonesia. Hasil yang
diperoleh adalah bahwa pendapatan per kapita, jumlah penduduk dan nilai tukar
terhadap Dollar Amerika memberikan nilai yang positif. Sedangkan jarak, harga,
dan biaya transportasi berpengaruh negatif. Dari keenam variabel, hanya tiga
variabel yang nyata pada taraf lima persen yaitu pendapatan per kapita, populasi,
dan biaya transportasi.
2.9.4 Tinjauan Terhadap Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai ekspor manggis yang pernah dilakukan sebelumnya
adalah tentang Strategi Pengembangan Ekspor Manggis pada PT. Agroindo Usaha
Jaya di Pasanggrahan, Jakarta Selatan. Penelitian ini lebih mengkaji mengenai
strategi eksportir manggis sebagai salah satu pihak yang berperan dalam rantai
pemasaran ekspor manggis itu sendiri. Penelitian mengenai analisis faktor yang
mempengaruri ekspor yang dilakukan dengan permodelan gravity model terhadap negara tujuan ekspor pernah dilakukan terhadap beberapa komoditi unggulan
ekspor Indonesia seperti kakao, karet, pala, rotan, dan tempurung kelapa.
Variabel-variabel yang digunakan dalam peneltian tersebut terdiri dari variabel
inti gavity model dan variabel tambahan. Variabel inti yang digunakan yaitu GDP, populasi, dan jarak sama dengan yang digunakan dalam penelitian ini. Namun,
penggunaan variabel tambahan gravity model dalam penelitian ini disesuaikan dengan kasus yang dibahas yaitu mengenai ekspor manggis itu sendiri. Untuk itu,
penelitian yang menganalis aliran perdagangan manggis Indonesia seperti yang
dilakukan dalam penelitian ini berbeda dengan penelitian yang pernah dilakukan
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1 Teori Perdagangan Internasional
Teori mengenai perdagangan internasional telah berkembang mulai dari
teori merkantilis hingga teori Adam Smith (Keunggulan Absolut), David Ricardo
(Keunggulan Komparatif) dan Haberler (Keunggulan Komparatif dengan
Pendekatan Biaya Imbangan). Teori merkantilis bekembang sekitar abad ke-16
sampai abad ke-18 di Eropa. Argumen mereka menyatakan bahwa kepentingan
masing-masing negara dapat dipenuhi melalui upaya mendorong ekspor ke negara
lain dan menghambat impor. Kaum merkantilis berpandangan bahwa suatu negara
hanya dapat memperoleh keuntungan dari perdagangan dengan mengorbankan
negara lain. Namun, setelah akhir abad ke-18, pandangan tersebut digantikan oleh
perdagangan bebas yang menyatakan bahwa kepentingan suatu bangsa dan
kepentingan dunia akan lebih baik bila dilayani dengan cara membiarkan
orang-orang melakukan perdagangan seperti yang mereka inginkan (Salvatore 1997).
Dari beberapa teori yang dikembangkan tersebut, teori yang digunakan
untuk memodelkan perdagangan yang dilakukan oleh dua negara dengan beberapa
asumsi tertentu adalah teori tentang keunggulan komparatif yang dikembangkan
oleh Ricardo dan disempurnakan oleh Haberler. Dengan adanya perdagangan,
setiap negara dapat melakukan spesialisasi dalam produksi komoditi yang
memiliki keunggulan komparatif dan menukarkan sebagian outputnya dengan
negara lain untuk memperoleh komoditi yang memiliki kerugian komparatif.
Kegiatan perdagangan yang dilakukan kedua negara membuat negara-negara
tersebut mengkonsumsi kedua komoditi tersebut dalam jumlah yang lebih besar
dibanding tanpa perdagangan.
Faktor yang melatarbelakangi terjadinya perdagangan internasional pada
dasarnya adalah manfaat yang diperoleh karena perbedaan biaya produksi.
Perbedaan ini terjadi karena adanya endowment faktor (faktor bawaan alam) sehingga mendorong masing-masing negara menjadi spesialis dari proporsi
penggunaan faktor-faktor produksi dari hadiah alam tersebut. Heckser-Ohlin
21 lebih banyak menyerap faktor produksi yang relatif melimpah dan murah di
negara itu, dan dalam waktu yang bersamaan negara tersebut akan mengimpor
komoditi yang produksinya memerlukan sumberdaya yang relatif langka dan
mahal di negara tersebut (Salvatore 1997).
Perdagangan antar dua negara yang didasari perbedaan permintaan dan
penawaran suatu komoditas dapat dilihat pada Gambar 5. Misalkan kedua negara
itu adalah A dan B, di mana masing-masing negara memiliki permintaan dan
penawaran yang berbeda. DA dan SA untuk negara A sedangkan DB dan SB untuk
[image:46.612.128.524.269.447.2]negara B.
Gambar 5. Keseimbangan dalam Perdagangan Internasional Sumber : Salvatore (1997)
Pada kondisi autarki, keseimbangan negara A berada di titik EA dengan
harga keseimbangan tersebut sebesar PA. pada negara B, titik keseimbangan
terjadi di titik EB dengan tingkat harga PB. kondisi ini terjadi dengan mengambil
asumsi bahwa harga domestik di negara A lebih rendah dibanding dengan harga di
negara B (PA < PB). Pada kondisi harga di atas PA, di negara A mengalami
peningkatan penawaran dan berada di atas tingkat permintaan negara tersebut,
sehingga menyebabkan kelebihan penawaran suatu komoditas (excess supply) di negara A. Sementara, bila harga berada di bawah PB maka ngara B akan
mengalami kenaikan tingkat permintaan karena konsumen akan meminta lebih
banyak pada tingkat harga yang relatif lebih murah. Hal tersebut mengakibatkan
permintaan melebihi tingkat penawaran (excess demand) di negara B.
Px/Py Px/Py Px/Py SB
DB D*
DA
SA S*
PB
PA P*
X X
X
EB
E*
EA
Pada saat berlangsung perdagangan bebas antara negara A dan negara B
dengan tingkat harga P*, asumsi tidak ada biaya transportasi, maka negara A akan
mengekspor kelebihan penawarannya. Sementara itu, negara B akan mengimpor
untuk menutupi kekurangan penawarannya dari negara A. adanya hubungan
perdagangan bebas ini akan menyebabkan terjadinya keseimbangan internasional
di titik E*. Pada tingkat keseimbangan tersebut, kuantitas ekspor yang ditawarkan
negara A sama dengan kuantitas impor yang diminta negara B.
3.1.2 Gravity Model
Gravity Model adalah model yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi perdagangan antara dua negara. Model yang
dibentuk berdasarkan kinerja hukum gravitasi Newton ini diaplikasikan untuk
menganalisis terjadinya aliran perdagangan antar negara. Selain aplikasi dalam
aliran perdagangan, model ini juga diaplikasikan dalam ilmu sosial lainnya seperti
transportasi dan perpindahan penduduk antar kota bahkan benua. Model ini telah
sukses secara empiris dalam menjelaskan terjadinya arus perdagangan antar
negara, tetapi alasan yang diterima secara teoritis masih diperdebatkan. Menurut
model ini, barang ekspor dari negara i ke negara j diterangkan oleh ukuran
ekonomi masing-masing negara (GDP), populasi masing-masing negara, dan jarak
antar negara (Bergstrand 1985).
Pertama kali gravity model digunakan dalam analisis perdagangan internasioanal oleh Tinberger (1962) dan Ponyohen (1963) untuk menganalisis
aliran perdagangan antara negara-negara Eropa. Selanjutnya Bergstrand (1985)
menerapkan persamaan gravitasi dari perkembangan model perdagangan dunia.
Tidak hanya digunakan untuk menganalisis perdagangan secara agregat, gravity model juga diterapkan terhadap aliran perdagangan suatu komoditas.
Gravity model menyajikan suatu analisis yang lebih empiris dari pola perdagangan dibandingkan model yang lebih teoritis. Model ini pada bentuk
dasarnya, menjelaskan perdagangan berdasarkan jarak antar negara dan interaksi
antar negara dalam ukuran ekonominya seperti GDP dan populasi. Alasan yang
23 bukan sebagai hambatan. Sesuai dengan perumusan Newton terhadap model
gravitasi fisika yaitu ”interaksi antara dua objek adalah sebanding dengan
massanya dan berbanding terbalik dengan jarak masing-masing”.
Dengan F adalah volume aliran perdagangan, M adalah ukuran ekonomi
umtuk kedua negara, D adalah jarak antara kedua negara, dan G adalah konstanta.
Dengan menggunakan logaritma, persamaan di atas diubah ke dalam bentuk linier
untuk analisis ekonometrik menjadi:
Log (Aliran perdagangan bilateral) = α + β1 Log (GDP negara 1) + β2 Log GDP negara 2) + β3 Log (Jarak) + ε (Dimana konstanta G menjadi bagian dari α)
Secara umum persamaan gravity model adalah sebagai berikut:
Log Xij = b0 + b1 log Yj +b2 log Popj + b3 log Dij + eij
Dimana :
Xij = Volume komoditi yang diperdagangkan dari negara i ke negara j Yj = GDP negara j
Popj = Populasi di negara j
Dij = Jarak antara negara i dengan negara j
Pada penerapannya dalam perdagangan antar negara, bentuk model ini
disusun oleh tiga jenis variabel utama, yang terdapat pada setiap gravity model
untuk aliran perdagangan bilateral yaitu:
1. Variabel yang mewakili total permintaan potensial negara pengimpor (Xij)
2. Variabel yang mewakili total penawaran potensial negara pengekspor
(Popj dan Yj)
3. Variabel yang mewakili pendukung atau penghambat aliran perdagangan (Dij)
Berdasarkan hasil studi tinjauan terdahulu dari beberapa penelitian
sebelumnya yang telah dilakukan, maka variabel-variabel gravity yang akan
1. Gross Domestic Product (GDP)
Produk Domestik Bruto (gross domestic product, GDP) menyatakan pendapatan total dan pengeluaran total nasional pada output barang dan jasa.
GDP sering dianggap sebagai ukuran terbaik dari kinerja perekonomian suatu
negara. Gross Domestic Product (GDP) suatu negara adalah ukuran kapasitas untuk memproduksi komoditi ekspor negara tersebut.
Gross Domestic Product (GDP) sebagai salah satu variabel utama dalam analisis aliran perdagangan gravity model menunjukkan besarnya kemampuan perekonomian suatu negara. Semakin besar GDP yang dihasilkan suatu negara
semakin besar pula kemampuan negara tersebut untuk melakukan
perdagangan. GDP merupakan faktor ekonomi yang mengindikasikan
kecenderungan suatu negara untuk berdagang. Bagi negara eksportir GDP yang
semakin besar akan mempengaruhi volume ekspor komoditi negara tersebut.
Dan bagi negara importir besarnya GDP juga akan mempengaruhi jumlah
impor komoditi tersebut. Sehingga dalam hal ini GDP yang dimiliki negara
produsen dan negara tujuan ekspor akan mempengaruhi volume perdagangan.
2. Populasi Negara Tujuan
Populasi yang dimiliki suatu negara mempengaruhi besarnya kebutuhan
negara tersebut terhadap komoditas perdagangan ditunjukkan dengan
meningkatnya permintaan. Sementara itu pertumbuhan penduduk dapat
mempengaruhi aliran perdagangan dengan menganalisis dua sisi dalam
perdagangan yaitu permintaan dan penawaran. Pertumbuhan penduduk di
negara tujuan ekspor akan menyebabkan meningkatnya kebutuhan dan
dinyatakan dalam peningkatan permintaan. Meningkatnya permintaan
tercermin dalam pergeseran kurva permintaan negara tujuan ekspor sehingga
terjadi excess demand di pasar internasional yang akan mendorong meningkatnya harga komoditi tersebut.
Sementara itu bagi negara produsen komoditas perdagangan, pertumbuhan
penduduk akan mendorong peningkatan kebutuhan dalam negeri terhadap
komoditas perdagangan tersebut, selanjutnya akan mengurangi jumlah ekspor
karena sebagian dari produksi telah digunakan di dalam negeri yang akan
25 Berkurangnya supply komoditi ini juga akan mengakibatkan terjadinya excess demand (jika permintaan awal tetap) di pasar internasional yang akan mendorong meningkatnya harga komoditas tersebut. Sehingga pertumbuhan
penduduk yang terjadi baik di negara produsen maupun negara konsumen
ekspor cenderung akan mengakibatkan terjadinya peningkatan harga komoditi
perdagangan (cateris paribus). Dampak yang ditimbulkan oleh pertumbuhan penduduk juga ditentukan oleh besarnya peningkatan produksi karena
pertambahan sumber daya tenaga kerja, karena penduduk merupakan tenaga
kerja sebagai faktor produksi.
3. Jarak antara Indonesia dengan Negara Tujuan
Jarak adalah faktor geografi yang menjadi variabel utama gravity model
untuk aliran perdagangan. Jarak juga merupakan variabel asli yang berasal dari
model gravitasi Newton. Dalam kaitannya dengan perdagangan, jarak
memberikan pengaruh dalam masalah biaya angkut (transportasi) produk dari
titik produksi ke titik konsumsi. Biaya angkut tersebut juga memberikan
dampak secara langsung maupun tidak langsung bagi perdagangan
internasional.
4. Variabel Dummy
Variabel dummy digunakan untuk menentukan hubungan antara variabel bebas kualitatif dengan variabel terikat (Hanke et al., 2003).
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Permintaan ekspor manggis dari berbagai negara terus meningkat dari
tahun ke tahun. Peluang Indonesia sebagai salah satu negara produsen manggis
terbesar mendorong pemerintah untuk menjadikan manggis sebagai komoditi
unggulan nasional yang harus terus dikembangkan. Perkembangan volume dan
nilai ekspor manggis Indonesia berfluktuasi dari tahun ke tahun. Hal ini
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ditimbulkan oleh negara Indonesia sebagai
penge