• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Citra Merek Dan Keputusan Pembelian Kosmetik Wardah di Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Citra Merek Dan Keputusan Pembelian Kosmetik Wardah di Medan"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP CITRA MEREK DAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KOSMETIK WARDAH

(Studi pada Konsumen Wardah di Medan) SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)

pada studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh :

INDRIANI AYU SYAHPUTRI 090907092

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA / BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh: Nama : INDRIANI AYU SYAHPUTRI

Nim : 090907092

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga / Bisnis

Judul : Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Citra Merek Dan Keputusan Pembelian Kosmetik Wardah di Medan

Medan, Agustus 2013

Dosen Pembimbing Ketua Program Studi

Karlonta Nainggolan, SE, M.Sc

NIP : 195409241985022001 NIP : 195908161986011001 Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan” (Studi Pada PT.PP London Sumatra Indonesia,Tbk. Medan) yang disusun sebagai syarat akademis dalam menyelesaikan studi program Sarjana (S1) Jurusan Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan dengan baik tanpa dukungan, bimbingan, bantuan, serta doa dari berbagai pihak selama penyusunan skripsi ini berlangsung. Pada kesempatan ini pula penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah S.W.T

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA selaku ketua departemen Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Karlonta Nainggolan Nainggolan, SE, M.Sc selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, atas segala arahan dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.

(4)

5. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis selama masa perkuliahan.

6. Seluruh responden Wardah yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner penelitian ini.

7. Kedua Orang Tuaku yang tercinta, Drs.Umar Panjaitan M.Si dan Cut Lailani

Meutia yang telah memberikan semangat, dukungan, nasihat, kasih sayang, dan doa yang tiada henti. Semoga skripsi ini menjadi persembahan terindah yang dapat membanggakan ayah, ibu, dan keluarga tercinta.

8. Adik-adikku, Ulan, Inoi, Amel, dan Akbar yang selalu mendoakan dan mendukung penulis setiap hari.

9. Sahabat-sahabat terbaik Sabrina, Nanda, Yulie, Ade, Dibrena, Mella temen-temen kelompok magang Nanda, Anggi, Yulie, Ade dan teman-teman yang tidak bisa disebut satu – persatu, yang selalu memberi semangat dan keceriaan.

10. Dan seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang sudah

banyak membantu penulis selama proses pembuatan skripsi ini dari awal hingga akhir pembuatan skripsi.

(5)

Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kesalahan yang pernah dilakukan. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dalam pengkajian keilmuan dan mendorong penelitian-penelitian selanjutnya.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Agustus 2013

Penulis,

(6)

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KERANGKA TEORI 2.1.Kerangka Teori... 7

2.3.1.9. Pengaruh Kualitas Produk terhadap Citra Merek ... 23

2.4.Keputusan Pembelian ... 24

2.4.1.1. Definisi Keputusan Pembelian ... 24

2.4.1.2. Proses atau Urutan Pembelian ... 25

2.4.1.3. Peran dalam Pengambilan Keputusan ... 27

(7)

2.4.1.5. Pengaruh Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian ... 28

2.5. Sistematika Penulisan ... 30

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bentuk Penelitian ... 31

3.2. Lokasi Penelitian ... 31

3.3. Populasi dan Sampel ... 31

3.3.1. Populasi ... 31

3.3.2. Sampel ... 31

3.4. Hipotesis ... 33

3.5 Defenisi Konsep ... 33

3.6. Definisi Operasional... 35

3.7.Teknik Pengumpulan Data ... 37

3.8. Teknik Penentuan Skor ... 38

3.9. Teknik Analisis Data ... 39

3.10 Kerangka Konseptual Penelitian ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Sejarah Perusahaan ... 42

4.2. Penyajian Data ... 49

4.3. Analisis Data ... 76

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan ... 97

5.2. Saran ... 98

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.4.1.2 Proses atau Urutan Pembelian ... 25

Gambar 3.1.0 Kerangka Konseptual Penelitian ... 40

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Wardah ... 45

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.6 Variabel Penelitian ... 36

Tabel 4.1.4 Deskripsi Kerja PT.Paragon ... 46

Tabel 4.1.4.1 Deskripsi Pengawasan ... 48

Tabel 4.2.2 Responden Berdasarkan Usia ... 50

Tabel 4.2.3 Responden Berdasarkan Status Pernikahan ... 60

Tabel 4.2.4 Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 52

Tabel 4.2.5.1 Alasan Memilih Produk Wardah ... 53

Tabel 4.2.5.2 Keistimewaan Produk Wardah ... 54

Tabel 4.2.5.3 Wardah Merek yang Baik ... 55

Tabel 4.2.5.4 Kenyamanan Produk Wardah ... 56

Tabel 4.2.5.5 Kandungan Produk Wardah ... 57

Tabel 4.2.5.6. Efek Samping Kosmetik Wardah ... 58

Tabel 4.2.5.7. Kosmetik Wardah Aman Digunakan ... 59

Tabel 4.2.5.8 Kosmetik Wardah Tidak Menyebabkan Ketergantungan ... 60

Tabel 4.2.6.1 Wardah sangat Dikenal ... 61

Tabel 4.2.6.2 Karena Merek Wardah Terkenal ... 62

Tabel 4.2.6.3 Karena Kemasannya Mudah Untuk Dipilih ... 63

Tabel 4.2.6.4 Karena Berlabel Halal ... 64

Tabel 4.2.6.5 Karena Memiliki Reputasi Yang Baik ... 65

Tabel 4.2.6.6 Kandungan Kosmetik Wardah Sesuai Kebutuhan Kulit ... 66

Tabel 4.2.6.7 Mudah Sekali Untuk Dikenali ... 67

Tabel 4.2.7.1 Kebutuhan Akan Kosmetik ... 68

Tabel 4.2.7.2 Keinginan Akan Kosmetik ... 69

(10)

Tabel 4.2.7.4 Sudah Sesuai Harapan ... 71

Tabel 4.2.7.5 Sudah Biasa Menggunakannya ... 72

Tabel 4.2.7.6 Sudah Mengenal Dengan Baik Produk Wardah ... 73

Tabel 4.2.7.7 Sudah Sesuai Dengan Kulit... 74

Tabel 4.3.1.1 Nilai Jawaban Responden Variabel Kualitas Produk ... 75

Tabel 4.3.1.2 Nilai Jawaban Responden Variabel Citra Merek ... 78

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Surat Permohonan Pengajuan Judul Skripsi Surat Penugasan Membimbing Skripsi Undangan Seminar Proposal Skripsi Daftar Hadir Peserta Seminar Proposa Surat Izin Pra Penelitian

(12)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keinginan tampil cantik dan segar adalah dambaan setiap wanita. Wanita selalu ingin terlihat sempurna dan menarik setiap saat. Oleh karena itu, salah satu cara untuk menunjang penampilan yang menarik adalah dengan menggunakan produk kecantikan. Wanita sebagai konsumen utama dalam produk kecantikan memiliki keinginan membeli yang tinggi. Dalam menggunakan produk kecantikan biasanya konsumen selalu menggunakan produk yang sesuai dengan kulit wajahnya.

Keinginan menggunakan produk kecantikan, menimbulkan persaingan di dunia industri perawatan pribadi dan kosmetik juga semakin kompetitif. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jenis kosmetik yang beredar di pasar, baik yang diproduksi dalam negeri maupun luar negeri. Keberagaman produk kecantikan yang ada di pasar, ternyata mempengaruhi sikap seseorang dalam memilih produk kecantikan yang sesuai dengan yang dengan kulitnya, dan tidak memiliki resiko atau efek yang berbahaya bagi kesehatan kulit.

(13)

meningkatkan citra dan gengsi penggunanya. Sehingga setelah membeli produk konsumen akan merasa puas atau tidak puas dan akan masuk keperilaku setelah pembelian. Ditunjang dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini produk kecantikan dan kosmetika, telah mengalami banyak perubahan dengan dikeluarkannya inovasi-inovasi mutakhir yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen; salah satunya adalah produk kecantikan Wardah.

Wardah yang diproduksi oleh PT.Paragon Technology and Innovation berdiri pada tanggal 28 Februari 1985 dengan nama awal PT.Pusaka Tradisi Ibu. Perusahaan ini baru berganti nama menjadi PT.Paragon Technology and Innovation pada tahun 2011. Demi memenuhi kebutuhan pelanggannya, Wardah selalu melakukan pembaharuan produk dengan memunculkan produk-produk baru serta selalu memperbaiki kualitasnya kearah yang lebih baik, sehingga dapat menjadi merek kosmetik yang terfavorit dan berkualitas.

(14)

Berdasarkan hasil survey pendahuluan peneliti, melalui pengamatan dan wawancara singkat, produk kecantikan merek Wardah merupakan salah satu produk kecantikan yang cukup terkenal dan melekat di benak penggunanya. Keunggulan yang membuat produk ini disukai oleh pelanggan adalah kualitas yang baik dan kehalalan kandungan yang terdapat didalam produk Wardah merupakan kecenderungan orang untuk menggunakan atau bahkan menjadi beralih dari merek lainnya kemerek Wardah.

Produk Wardah merupakan pelopor pertama produk kecantikan yang mengutamakan kehalalan dalam pembuatan produknya dan memperoleh sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) serta memperoleh penghargaan

“International Halal Award” dari World Halal Council sebagai pelopor kosmetik halal di dunia. Penghargaan ini tentunya akan menaikkan citra produk dengan cepat terbukti dari pengamatan lapangan yang saya lakukan untuk melihat ramainya outlet-outlet Wardah yang dikunjungi oleh konsumen untuk melakukan pembelian produk-produk Wardah. Tetapi, sampai saat ini data pertumbuhan konsumen Wardah belum bisa saya dapatkan.

(15)

sebuah produk. Sehingga, mereka tidak akan ragu mengeluarkan biaya lebih untuk mendapatkan produk yang berkualitas.

Ikanita Novirina Sulistyari (2012) melakukan penelitian berjudul “Analisis Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, dan Harga terhadap Minat Beli Produk Oriflame”. Dari hasil penelitiannya menunjukkan, bahwa citra merek, kualitas produk, dan harga berpengaruh terhadap minat beli konsumen.

Praba Sulistyawati (2010) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Laptop Merek Acer di kota Semarang”. Sehingga, diketahui bahwa citra merek dan kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian laptop merek Acer.

Adam Akbar (2012), melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Citra Merek, Harga, dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Notebook Toshiba”. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara variabel independen yaitu citra merek, harga, dan kualitas produk terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian.

(16)

pembelian. Variabel cuaca berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

Dheany Arumsari (2011) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Air Minum dalam Kemasan (AMDK) Merek AQUA”. Sehingga, hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas produk, harga, promosi, dan cuaca memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian air minum dalam kemasan merek AQUA.

Berdasarkan isi pada paragraf hasil pengamatan sebelumnya, maka saya memilih konsumen Wardah sebagai objek penelitian. Terkait dengan masalah tersebut, maka perlu dipelajari variabel yang mempengaruhinya sehingga dapat lebih meningkatkan volume penjualan produk kecantikan dari Wardah. Atas dasar peningkatan tersebut, maka saya tertarik memilih judul “Pengaruh Kualitas Produk dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik Wardah

(Studi Pada Konsumen Wardah di Medan).”

1.2. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah saya uraikan, rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh kualitas produk terhadap citra merek ?

(17)

1.3. Tujuan Penelitian

Menurut Usman dan Akbar (2009:30) bahwa tujuan penelitian merupakan pernyataan mengenai apa yang hendak kita capai. Oleh karenanya, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap citra merek.

2. Untuk menganalisis pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian

konsumen.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta memperkaya khasanah penelitian dan sumber bacaan di Departemen Ilmu Administrasi Bisnis FISIP USU.

2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memperkaya konsep atau

teori yang menyokong perkembangan Ilmu Admisistrasi Bisnis khususnya yang terkait dengan pengaruh citra merek dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian konsumen bagi pembaca.

(18)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1.Kerangka Teori

Kerangka teori adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka teori akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian, yaitu antara variabel bebas dan terikat. Begitu juga jika ada variabel lain yang menyertainya, maka peran variabel tersebut harus dijelaskan. Kerangka teoritis perlu dikemukakan apabila penelitian menghubungkan dua variabel atau lebih (Erlina, 2011 : 33). Teori sangat penting dalam menjelaskan suatu penelitian. Karena peneliti akan menjadi acuan bagi peneliti agar sesuai dengan konteks yang dibicarakan.

2.2.Kualitas Produk

2.2.1.1. Definisi Kualitas

Kualitas atau mutu menurut American Society for Quality Control

(19)

meliputi availability, delivery, reliability, maintainably, dan cost effectiveness, dan Deming (1982) mengemukakan bahwa kualitas bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan sekarang dan di masa depan. Dari beberapa definisi diatas, maka kualitas merupakan kemampuan yang dimiliki oleh suatu produk sehingga memberikan kesan puas bagi pemakainya dan menjadi produk andalan.

2.2.1.2. Perspektif Kualitas

Menurut David Garvin (dalam buku Tjiptono dan Diana, 2003:24), ada lima alternatif perspektif kualitas yang biasa digunakan, yaitu :

1. Transcendental Approach

Kualitas dalam pendekatan ini dapat dirasakan atau diketahui, tetapi sulit didefinisikan dan dioperasionalkan.

2. Product-based Approach

Pendekatan ini menganggap kualitas sebagai karakteristik atau atribut yang dapat dikuantifikasikan dan dapat diukur. Perbedaan dalam kualitas mencerminkan perbedaan dalam jumlah beberapa unsur atau atribut yang dimiliki produk.

3. User-based Approach

(20)

seseorang (misalnya perceived quality) merupakan produk yang berkualitas paling tinggi.

4. Manufacturing-based Approach

Perspektif ini bersifat supply-based dan terutama memperhatikan praktik-praktik perekayasaan dan pemanufakturan, serta mendefinisikan kualitas sebagai sama dengan persyaratannya (conformance to requirements).

5. Value-based Approach

Pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai dan harga.

2.2.1.3. Sumber Kualitas

Paling tidak ada lima sumber kualitas yang biasa dijumpai (Tjiptono & Diana, 2003:34), yaitu :

1. Program, kebijakan, dan sikap yang melibatkan komitmen dari manajemen puncak.

2. Sistem informasi yang menekankan ketepatan, baik pada waktu maupun

detail.

3. Desain produk yang menekankan keandalan dan perjanjian eksistensi produk sebelum dilepas ke pasar.

4. Kebijakan produksi dan tenaga kerja yang menekankan peralatan yang terpelihara baik, pekerja yang terlatih baik, dan penemuan penyimpangan secara cepat.

(21)

2.2.1.4. Definisi Kualitas Produk

Menurut Laksana (2008 : 67) kualitas produk adalah segala sesuatu baik yang bersifat fisik maupun non fisik yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Sedangkan menurut Deming (1982) kualitas produk adalah kesesuaian produk dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Sehingga dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kualitas produk adalah suatu usaha untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan, dimana suatu produk tersebut memiliki kualitas yang sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan, dan kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah karena selera atau harapan konsumen pada suatu produk selalu berubah. Sehingga perubahan dan perbaikan kualitas ke arah yang lebih baik dimaksudkan untuk menjaga agar produk yang diciptakan menghasilkan standar yang telah ditetapkan agar konsumen tidak akan kehilangan kepercayaan terhadap produk yang bersangkutan. Kualitas merupakan faktor yang terdapat dalam suatu produk yang menyebabkan produk tersebut bernilai sesuai dengan maksud untuk apa produk itu diproduksi.

(22)

mulai memperhatikan pengendalian mutu guna mempertahankan dan memperluas jangkauan pemasaran. Produsen yang tidak memperhatikan kualitas produk yang ditawarkan akan menanggung tidak loyalnya konsumen sehingga penjualan produknya pun akan cenderung menurun.

Kualitas produk merupakan fokus utama dalam perusahaan, kualitas merupakan suatu kebijakan penting dalam meningkatkan daya saing produk yang harus memberikan kepuasan kepada konsumen yang melebihi atau paling tidak sama dengan kualitas produk dari pesaing. Perusahaan harus benar-benar memahami apa yang dibutuhkan konsumen atas suatu produk yang akan dihasilkan.

2.2.1.5. Unsur-Unsur Produk

Unsur-unsur produk yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan strategi produk internasional menurut Kristanto (2011 : 171) adalah :

1. Desain produk merupakan generasi ide, pengembangan konsep, pengujian dan

pelaksanaan manufaktur (objek fisik).

2. Kualitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh suatu produk sesuai dengan fungsi dari produk tersebut.

(23)

4. Merek-merek dagang (trademarks) adalah tanda, kata, atau logo perusahaan yang digunakan untuk merujuk ke dirinya sendiri, merek, dan produk-produknya, dengan tujuan tidak ingin membiarkan pesaingnya menggunakan merek tersebut.

5. Kemasan adalah wadah atau pembungkus suatu produk.

6. Garansi / jaminan merupakan kewajiban yang berdasarkan perjanjian dan diadakan oleh produsen dalam hubungannya dengan penjualan produk. Perjanjian tersebut menentukan kualitas produk, apakah sesuai dengan yang dijanjikan atau tidak, sehingga ganti rugi harus disediakan oleh produsen bagi konsumen sebgaai kompensasi atas performansi yang tidak sesuai (terjadi kerusakan).

2.2.1.6. Klasifikasi Produk

Menurut Boy, Walker & Larreche (2000 : 265-266) barang atau produk dapat diklasifikasikan dalam empat subkelompok yaitu :

1. Produk konveniens (convenience product) umumnya dibeli dengan upaya sekecil mungkin, sering, dan dalam jumlah kecil. Biasanya barang konveniens memiliki harga yang murah serta tersedia di berbagai tempat penjualan.

2. Barang belanja (shopping goods) adalah barang konsumen yang biasanya memerlukan pertimbangan untuk membelinya.

(24)

4. Barang yang tidak dicari (unsought goods) adalah produk yang belum dikenal oleh konsumen, atau diketahui tetapi mereka belum bermaksud membelinya.

Kualitas didasarkan pada pengalaman nyata yang dialami oleh pelanggan terhadap produk, yang diukur berdasarkan persyaratan pelanggan tersebut. Dengan demikian kualitas produk harus didasarkan pada kehendak konsumen yang selanjutnya diterjemahkan dalam perancangan produksi, pelaksanaan proses produksi dan selanjutnya diproduksi. Jadi kualitas produk dalam kegiatan proses produksi harus dikendalikan sedemikian rupa sehingga produk yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan spesifikasi yang dikehendaki pelanggan yang juga bermanfaat memicu tingginya tingkat kepuasan produk yang terjadi.

2.2.1.7. Indikator Kualitas Produk

Menurut Garvin dalam Tjiptono & Diana (2003 : 27) ada delapan indikator atau dimensi kualitas yang dapat digunakan sebagai kerangka perencanaan strategis dan analisis, terutama untuk produk manufaktur. Indikator atau dimensi tersebut adalah :

1. Kinerja (performance)

Kinerja merupakan karakteristik atau fungsi utama suatu produk. Hal ini dilihat dari manfaat atau khasiat utama produk yang kita beli. Biasanya ini menjadi pertimbangan pertama kita dalam membeli suatu produk.

(25)

Merupakan karakteristik atau cirri-ciri tambahan yang melengkapi manfaat dasar suatu produk. Fitur bersifat pilihan atau option bagi konsumen. Kalau manfaat utama sudah standar, fitur sering kali ditambahkan. Sehingga, fitur bisa meningkatkan kualitas produk jika pesaing tidak memilikinya.

3. Kehandalan (reliability)

Dimensi keandalan adalah peluang suatu produk bebas dari kegagalan saat menjalankan fungsinya.

4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications)

Conformance adalah kesesuaian kinerja produk dengan standar yang dinyatakan suatu produk. Ini semacam “janji” yang harus dipenuhi oleh produk. Produk yang memiliki kualitas dari dimensi ini berarti sesuai dengan standarnya.

5. Daya tahan (durability)

Daya tahan menunjukkan usia produk, yaitu jumlah pemakaian suatu produk sebelum produk itu digantikan atau rusak. Semakin lama daya tahannya tentu semakin awet. Produk yang awet akan dipersepsikan lebih berkualitas dibandingkan produk yang cepat habis atau cepat diganti.

6. Kemampuan diperbaiki (serviceability)

Sesuai dengan maknanya, disini kualitas produk ditentukan atas dasar kemampuan diperbaiki dengan mudah, cepat, dan kompeten. Produk yang mampu diperbaiki tentu kualitasnya lebih tinggi dibandingkan dengan produk yang tidak atau sulit diperbaiki.

(26)

Keindahan menyangkut tampilan produk yang bisa membuat konsumen suka. Ini sering kali dilakukan dalam bentuk desain produk atau kemasannya. 8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality)

Ini menyangkut penilaian konsumen terhadap citra, merek, atau iklan. Produk-produk yang bermerek terkenal biasanya dipersepsikan lebih berkualitas dibanding dengan merek-merek yang tidak didengar.

Kemudian menurut Mowen dan Minor dalam jurnal penelitian (Adirama : 2012) menyederhanakan 8 dimensi menjadi 4 dimensi pokok, yaitu :

1. Ciri-ciri atau keistimewaan (features)

Merupakan karakteristik atau ciri-ciri tambahan yang melengkapi manfaat dasar suatu produk. Fitur bersifat pilihan atau option bagi konsumen. Kalau manfaat utama sudah memenuhi standar, fitur seringkali ditambahkan. Sehingga fitur bisa meningkatkan kualitas produk jika pesaing tidak memilikinya.

2. Keandalan atau reliability

Reliability adalah konsistensi kinerja produk bebas.

3. Daya Tahan atau durability

Merupakan kehidupan produk atau umur pemakaian produk.

4. Keamanan atau safety

(27)

Alasan Mowen dan Minor menyederhanakan dimensi kualitas tersebut yakni karena kualitas produk sangatlah ditentukan dari empat dimensi tersebut. Jika keempat dimensi tersebut dapat dipenuhi oleh suatu produk, maka produk tersebut sudah termasuk produk yang berkualitas baik sesuai dengan yang diharapkan oleh konsumen.

2.3.Citra Merek

2.3.1.1. Definisi Citra

Konsep citra dalam dunia bisnis telah berkembang dan menjadi perhatian para pemasar. Citra yang baik dari suatu organisasi akan mempunyai dampak yang menguntungkan, sedangkan citra yang jelek akan merugikan organisasi. Citra yang baik dari suatu organisasi merupakan asset, karena citra mempunyai suatu dampak pada persepsi konsumen dari komunikasi dan operasi organisasi dalam berbagai hal.

Dalam tulisan Mirzualone (2012) ada beberapa definisi citra yang dikemukakan oleh para ahli. Menurut Kotler (2000:599) yang menyatakan bahwa “Image is the set beliefs, ideas, and impressions of what person a group of people think and know about or object”. Selanjutnya menurut Frank Jefkin (1987:56) “And image is the impression gamed according to knowledge and understanding of the facts”.

(28)

diorganisasikan, dan disimpan dalam benak seseorang. Citra dapat diukur melalui pendapat, kesan, atau respon seseorang dengan tujuan untuk mengetahui secara pasti apa yang ada dalam pikiran setiap individu mengenai suatu objek, bagaimana mereka memahaminya dan apa yang mereka sukai atau yang tidak disukai dari objek tersebut. Suatu citra sangat kaya makna atau sederhana saja. Citra dapat berjalan stabil dari waktu ke waktu atau sebaliknya bisa berubah dinamis, diperkaya oleh jutaan pengalaman dan berbagai jalan, pikiran asosiatif. Setiap orang bisa melihat citra suatu objek berbeda-beda, tergantung pada persepsi yang ada pada dirinya mengenai objek tersebut atau sebaliknya citra bisa diterima relatif sama pada setiap anggota masyarakat, ini yang biasa disebut opini publik.

2.3.1.2. Peran Citra

Gronroos dalam Setiadi (2003 : 263) mengidentifikasikan peran citra bagi perusahaan, yaitu :

1. Citra menceritakan harapan, bersama dengan kampanye pemasaran eksternal, seperti periklanan, penjualan pribadi dan komunikasi dari mulut ke mulut. Citra yang positif lebih memudahkan bagi organisasi untuk berkomunikasi secara efektif, dan membuat orang-orang lebih mudah mengerti dengan komunikasi dari mulut ke mulut.

2. Citra sebagai penyaring yang mempengaruhi persepsi pada kegiatan perusahaan.

(29)

4. Citra mempunyai pengaruh penting pada manajemen.

2.3.1.3. Definisi Merek

Merek itu seperti jangkar, bagaikan rambu jalan, seperti teman yang dapat dipercaya. Sebuah merek memberi anda cara untuk mengenali apa yang anda suka dengan cepat. Merek memberi anda kepercayaan diri, bahkan merek menjadi sangat personal, dan menjadi bagian dari image yang anda bangun (Patricia F.Nicolino, 2004:8).

Menurut Kotler dan Amstrong dalam Erna Ferrinadewi (2008:137) merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, desain, atau kombinasi keseluruhannya, yang ditujukan untuk mengidentifikasi barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan sekaligus sebagai diferensiasi produk. Merek merupakan suatu simbol yang kompleks yang dapat menyampaikan enam tingkat pengertian, antara lain :

1. Atribut (attributes), suatu merek mendatangkan atribut tertentu ke dalam

pikiran kosumen.

2. Manfaat (benefits), atribut yang ada harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional.

3. Nilai (value), merek juga menyatakan tentang nilai pembuat atau produsen. 4. Budaya (culture), merek dapat mempresentasikan budaya.

(30)

6. Pengguna (user), merek dapat mengesankan tipe konsumen tertentu (Kotler dalam jurnal penelitian Sulistyari, 2012).

Menurut Erna Ferrinadewi (2008:138-139)

“Merek merubah atau mentransformasi hal yang sifatnya tangible menjadi sesuatu yang bernilai. Proses transformasi berjalan dengan menyediakan sesuatu yang bernilai. Proses transformasi ini sepenuhnya menjadi wewenang konsumen untuk melanjutkan atau menghentikannya. Merek memberi banyak manfaat bagi konsumen diantaranya membantu konsumen dalam mengidentifikasi manfaat yang ditawarkan dan kualitas produk. Konsumen lebih mempercayai produk dengan merek tertentu daripada produk tanpa merek meskipun manfaat yang ditawarkan serupa”.

2.3.1.4. Definisi Citra Merek

Menurut Setiadi (2003 : 180) citra merek merupakan representasi keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Dalam tulisan Muchlisin Riadi (2012), ada beberapa pengertian citra merek dari beberapa sumber :

1. Citra merek adalah seperangkat keyakinan konsumen mengenai merek tertentu (Kotler dan Amstrong 2001:225).

2. Citra merek adalah kumpulan persepsi tentang sebuah merek yang saling

berkaitan yang ada dalam pikiran manusia (Ouwersoot dan Tudorica, 2001). 3. “Brand image can be defined as a perception about brand as reflected by the

(31)

4. “Brand association is anything linked in memory to a brand”. Pengertian ini menunjukkan bahwa asosiasi merek adalah sesuatu yang berhubungan dengan merek dalam ingatan konsumen (Aaker, 1991:109).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka citra merek merupakan representasi persepsi secara keseluruhan terhadap merek yang dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu.

2.3.1.5. Manfaat Merek

Menurut Simamora (2001:153-154) merek juga memiliki manfaat baik bagi pembeli, penjual maupun masyarakat. Bagi pembeli, manfaat merek adalah :

1. Menceritakan sesuatu kepada pembeli tentang mutu

2. Membantu perhatian pembeli terhadap produk-produk baru yang mungkin bermanfaat bagi mereka.

Bagi penjual, manfaat merek adalah :

1. Memudahkan penjual mengolah pesanan dan menelusuri masalah-masalah yang timbul

2. Memberikan perlindungan hukum atas keistimewaan atau ciri khas produk

3. Memungkinkan untuk menarik sekelompok pembeli yang setia dan menguntungkan

(32)

Bagi masyarakat, merek bermanfaat dalam hal :

1. Pemberian merek memungkinkan mutu produk lebih terjamin dan lebih

konsisten

2. Meningkatkan efisiensi pembeli karena merek dapat menyediakan informasi tentang produk dan di mana membelinya

3. Meningkatnya inovasi-inovasi produk baru, karena produsen terdorong untuk menciptakan keunikan-keunikan baru guna mencegah peniruan dari pesaing.

2.3.1.6. Peran Nama Merek

Peran-peran dari nama merek menurut Nicolino (2004:105-106), yaitu :

1. Memotivasi orang untuk terlibat / membeli. 2. Menjadikan produk mudah diingat.

3. Menciptakan titik fokus.

4. Menggambarkan hakikat atau fungsi produk.

5. Menciptakan perasaan atau identifikasi yang positif.

Menurut Lehman & Winer dalam Lupiyoadi (2001:75) penilaian konsumen atas merek (consumer value of brand) terdiri dari tiga elemen dasar, yaitu :

1. Pentingnya situasi pemakaian

(33)

2.3.1.7. Klasifikasi Merek

Menurut Komaruddin Sastradipoera (2003:133) citra merek adalah lukisan, bayangan, kesan, penampakan secara simbolis, atau anggapan tentang merek suatu barang atau jasa. Ada empat jenis merek, yaitu sebagai berikut :

1. Merek keluarga adalah merek yang dipergunakan oleh lebih banyak dari satu

produk.

2. Merek individual (individual brands) adalah merek yang digunakan hanya

untuk produk tunggal.

3. Merek distributor (distributor’s brands atau private brands) merupakan merek yang digunakan sendiri oleh pengecer atau pemborong.

4. Merek pabrikan (manufacturer’s brands) adalah merek-merek yang dimiliki oleh para pemilik pabrik.

2.3.1.8. Indikator Citra Merek

Indikator-indikator yang membentuk citra merek menurut Garry Hamel dan CK Prahalan dalam (Kartajaya, 2000 : 84) antara lain :

a. Recognition atau pengakuan

(34)

b. Reputation atau reputasi

Merupakan tingkat nilai merek Wardah dalam persepsi konsumen. c. Affinity atau afinitas

Tingkat emosional relationship yang terjadi antara merek Wardah dengan konsumen.

d. Domain

Tingkat mengenali kelebaran produk oleh konsumen.

2.3.1.9. Pengaruh Kualitas Produk terhadap Citra Merek

Kualitas suatu produk merupakan suatu usaha untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan, dimana suatu produk tersebut memiliki kualitas yang sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan, dan kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah karena selera atau harapan konsumen pada suatu produk selalu berubah. Konsumen selalu mengutamakan kualitas barang yang dibelinya agar berfungsi dengan baik. Dengan kualitas produk yang baik, maka akan memberikan dampak positif secara langsung kepada citra merek dari produk tersebut. Namun sebaliknya, jika kualitas produk tersebut tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan atau bahkan lebih buruk dari standar tersebut maka citra merek tersebut pun menjadi buruk di mata masyarakat khususnya konsumen.

2.4. Keputusan Pembelian

(35)

Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan membeli dimana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. Selain itu keputusan pembelian juga dapat diartikan sebagai suatu keputusan seseorang konsumen dimana dia memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah tindakan yang dilakukan konsumen untuk melakukan pembelian sebuah produk.

Proses pengambilan keputusan yang rumit sering melibatkan beberapa keputusan. Suatu keputusan (decision) melibatkan pilihan di antara dua atau lebih alternatif tindakan atau perilaku. Pengambilan keputusan konsumen

(consumer decision making) adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan (choice), yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku (Setiadi, 2003 : 413-415).

2.4.1.2. Proses atau Urutan Pembelian

Proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian :

(36)

1. Pengenalan kebutuhan

Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya.

2. Pencarian informasi

Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Sumber-sumber informasi konsumen dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok :

1) Sumber pribadi meliputi keluarga, teman, tetangga, kenalan.

Merupakan informasi yang paling efektif. Melaksanakan fungsi legitimasi dan evaluasi.

2) Sumber komersil meliputi iklan, tenaga penjualan, penyalur, kemasan dan pameran. Secara umum konsumen menerima informasi terbanyak suatu produk dari sumber-sumber komersil. Informasi komersial biasanya melaksanakan fungsi memberitahu.

3) Sumber umum meliputi media massa, organisasi konsumen.

4) Sumber pengalaman meliputi pernah menangani, menguji, menggunakan produk.

(37)

Hampir sebagian model dari proses evaluasi konsumen bersifat kognitif, yaitu memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional. Konsumen akan mengembangkan seperangkat kepercayaan merek tentang ciri masing-masing pada setiap merek. Kepercayaan merek inilah yang akan menimbulkan citra merek.

4. Keputusan membeli

Ada dua faktor yang dapat mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan membeli, yaitu :

1) Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi

alternatif pilihan seseorang yang tergantung pada dua hal yakni, intensitas negatif orang lain terhadap alternatif pilihan konsumen, dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain tersebut. Semakin tinggi intensitas sikap negatif orang lain maka akan semakin dekat hubungan orang tersebut dengan konsumen sehingga konsumen akan menyesuaikan tujuannya.

2) Faktor-faktor keadaan yang tidak terduga, yakni keadaan dimana

konsumen akan mengetahui produk yang dibeli sudah memuaskan atau tidak.

5. Perilaku pasca-pembelian

(38)

2.4.1.3. Peran dalam Pengambilan Keputusan

Adapun peran-peran dalam pengambilan keputusan pembelian antara lain :

1) Pemberi pengaruh (influencers) adalah orang yang memberikan informasi bagi anggota lainnya tentang suatu produk.

2) Pengambilan keputusan (deciders) adalah orang yang memiliki kekuasaan untuk menentukan apakah produk tersebut akan dibeli atau tidak.

3) Pembeli (buyers) adalah orang yang akan membeli produk tersebut.

4) Pengguna (users) adalah orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk tersebut (Setiadi, 2003 : 227).

2.4.1.4.Indikator Keputusan Pembelian

Dalam Lembang, Rosvita (2010 : 17) adapun indikator-indikator dari keputusan pembelian, antara lain :

1) Tujuan dalam membeli sebuah produk

Konsumen umumnya sudah memiliki tujuan awal sebelum melakukan pembelian. Produk yang dibeli, biasanya produk yang memang diinginkan dan dibutuhkan oleh konsumen sehingga dapat memenuhi harapannya. 2) Kemantapan pada sebuah produk

(39)

3) Kebiasaan dalam membeli produk

Jika sudah merasa terbiasa dan nyaman dengan produk yang digunakan, maka konsumen akan selalu menggunakan produk tersebut.

4) Memberikan rekomendasi kepada orang lain

Pembeli akan merasa puas jika produk yang dibeli sudah memenuhi harapannya. Sehingga baik secara sadar maupun tidak, pembeli akan menceritakan keunggulan dari produk tersebut kepada orang lain agar menggunakan produk yang tepat sesuai yang direkomendasikannya.

5) Melakukan pembelian ulang

Jika konsumen merasa puas dengan produk yang dibelinya, maka konsumen akan melakukan pembelian lagi atau berulang.

2.4.1.5. Pengaruh Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian

Stigler dalam Cobb-Walgren (1995) menyatakan bahwa suatu merek yang dikenal oleh pembeli akan menimbulkan minatnya untuk mengambil keputusan pembelian. Dampak dari simbol suatu produk memberikan arti di dalam pengambilan keputusan konsumen sebab simbol dan image

merupakan hal penting untuk mempengaruhi minat beli konsumen.

(40)

Dalam memposisikan merek produk, pemasar terlebih dahulu harus mempunyai konsep produk yang dapat mengkomunikasikan manfaat yang diinginkan melalui iklan dan penggunaan media yang akan menjangkau pasar sasaran sehingga konsumen tertarik untuk memiliki produk dengan merek tersebut dan akan melakukan pembelian.

Pada masyarakat yang semakin terbuka wawasannya mengenai kualitas dan performance suatu produk, brand image ini akan menjadi sangat penting. Suatu produk dengan brand image yang positif dan diyakini konsumen dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya, maka dengan sendirinya akan menumbuhkan keputusan pembelian konsumen akan barang dan jasa yang ditawarkan tersebut. Sebaliknya, apabila brand image suatu produk negatif dalam pandangan konsumen, maka keputusan pembelian konsumen terhadap produk tersebut akan rendah.

2.5. Sistematika Penulisan

Penelitian ini disusun dalam 6 bab dengan perincian sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian.

(41)

Dalam bab ini diuraikan kerangka teori, hipotesis, definisi konsep, definisi operasional, dan sistematika penulisan.

Bab III : Metode Penelitian

Bab ini menguraikan mengenai bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel,definisi konsep, definisi operasional, teknik pengumpulan data, teknik pengumpulan skor, dan teknik analisis data.

Bab IV : Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan mengenai deskripsi lokasi penelitian, penyajian data, dan analisis data.

Bab V : Penutup

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Bentuk Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode asosiatif dengan menggunakan analisa jalur yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel yang ada. Dengan metode ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh antara kualitas produk dan citra merek terhadap keputusan pembelian.

3.2.Lokasi Penelitian

Untuk menjangkau konsumen yang menjadi objek penelitian akan dilakukan di Medan.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Target populasi dari penelitian ini adalah konsumen Wardah di kota Medan khususnya wanita sebanyak 1.500 orang.

3.3.2. Sampel

(43)

sama besar untuk terpilih kedalam sampel. Sampel dalam penelitian ini meliputi sebagian dari konsumen Wardah di kota Medan. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Rao Purba, yaitu :

Keterangan :

n = jumlah sampel

Z = tingkat distribusi normal pada taraf signifikan 5 % = 1,96

Moe = Margin of error atau kesalahan maksimal yang bisa ditoleransi ditetapkan 10 % atau 0,10

Dengan menggunakan margin of error sebesar 10 %, maka jumlah sampel minimal yang dapat diambil sebesar :

n = 96,04 yang dibulatkan menjadi 96

Berdasarkan penghitungan diatas, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 96 responden.

n =

(44)

3.4. Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan atau jawaban sementara terhadap masalah penelitian (Usman dan Akbar, 2009:38). Berdasarkan pada masalah yang diteliti, maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut :

1. Hipotesis Nol (H01)

Tidak terdapat pengaruh positif antara kualitas produk terhadap citra merek produk Wardah di Medan.

Hipotesis Alternatif (Ha1)

Terdapat pengaruh positif antara kualitas produk terhadap citra merek produk Wardah di Medan.

2. Hipotesis Nol (H02)

Tidak terdapat pengaruh positif antara citra merek dan keputusan pembelian produk Wardah di Medan.

Hipotesis Alternatif (Ha2)

Terdapat pengaruh positif antara citra merek dan keputusan pembelian produk Wardah di Medan.

3.5.Definisi Konsep

Definisi konsep adalah suatu definisi yang dipaparkan oleh beberapa faktor yang ada dalam landasan teori, dirangkum oleh peneliti dan dipahami peneliti sebagai konsep dalam penelitian.

(45)

Kualitas produk adalah kesesuaian produk dengan kebutuhan pasar atau konsumen (Deming, 1982).

b. Citra Merek (X2)

Citra merek adalah kumpulan persepsi tentang sebuah merek yang saling berkaitan yang ada dalam pikiran manusia (Ouwersoot dan Tudorica, 2001).

Ada empat jenis merek, yaitu :

1) Merek keluarga adalah merek yang dipergunakan lebih dari satu produk. 2) Merek individual (individuals brands) adalah merek yang digunakan hanya

untuk produk tunggal.

3) Merek distributor (distributor’s brands atau private brands) merupakan

merek yang digunakan sendiri oleh pengecer atau pemborong.

4) Merek pabrikan (manufacturer’s brands) adalah merek-merek yang dimiliki oleh para pemilik pabrik.

b. Keputusan Pembelian (Y)

Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan membeli dimana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan

(46)

1. Pengenalan kebutuhan 2. Pencarian informasi 3. Evaluasi alternatif 4. Keputusan membeli

3.6. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Definisi operasional menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke dalam penelitian.Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Kualitas Produk (X1) sebagai variabel bebas.

Kualitas produk adalah suatu usaha untuk untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan, dimana produk Wardah memiliki kualitas yang sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan.

b. Citra Merek (X2) sebagai variabel bebas.

Citra merek adalah representasi dari persepsi secara keseluruhan terhadap merek Wardah dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek Wardah.

c. Keputusan Pembelian (Y) sebagai variabel terikat

(47)

Indikator dan sub indikator variabel pnelitian, dapat dilihat pada tabel 3.6. berikut ini.

Tabel 3.6

Variabel penelitian yang menjelaskan indikator dan sub indikator

Variabel Indikator Sub Indikator

Kualitas Produk (X1) 1.Ciri-ciri atau keistimewaan

2. Reliabilitas atau keandalan

3. Daya tahan 4. Keamanan (safety)

Pelengkap

1. Tujuan dalam membeli

sebuah produk

2. Kemantapan pada sebuah produk

(48)

rekomendasi kepada orang lain

5. Melakukan pembelian ulang

lain untuk menggunakan

produk tersebut

Membeli secara berkala

3.7.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses mengumpulkan data-data dengan menggunakan teknik tertentu. Data-data yang dikumpulkan harus dianalisis dan disimpulkan secara induktif agar dapat diketahui hipotesis ditolak atau diterima. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Pengumpulan data primer, yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer tersebut dilakukan dengan cara berikut :

a. Kuesioner (angket), yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan

dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden.

(49)

2. Pengumpulan data sekunder, yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui pengumpulan bahan kepustakaan Wardah yang dapat mendukung data primer. Teknik pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan cara berikut :

a. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, serta dokumen yang berkaitan dengan penelitian. b. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data menggunakan catatan atau

dokumen yang ada di lokasi penelitian atau sumber-sumber lain yang relevan dengan objek penelitian.

3.8. Teknik Penentuan Skor

Untuk membantu dalam menganalisa data, maka penelitian ini menggunakan teknik penentuan skor. Teknik penentuan skor yang digunakan dengan skala nominal untuk menilai jawaban kuesioner responden. Dan untuk mengukur instrumennya maka menggunakan skala likert dengan menjabarkannya menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut akan dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan ataupun pernyataan. Jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata dan untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor yaitu :

(50)

3. Skor 3 untuk jawaban Biasa Saja (BS) 4. Skor 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS)

5. Skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS)

3.9. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kuantitatif dengan menggunakan model analisa jalur

(path analysis) yang menguji pengaruh kualitas produk (X1) terhadap citra

merek (Y) dan pengaruh citra merek (X2) terhadap keputusan pembelian (Y).

Oleh karena itu, ada dua persamaan yang dibangun untuk melakukan analisa jalur, yaitu :

Persamaan 1 :

Keterangan :

Y = citra merek

a = konstanta

b = koefisien regresi

X1 = kualitas produk

e = error

(51)

Selanjutnya adalah menganalisa pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian.

Persamaan 2 :

Keterangan :

Y = keputusan pembelian

a = konstanta

b = koefisien regresi

X2 = citra merek

e = error

Sebelum melakukan uji regresi, penulis terlebih dahulu akan melakukan uji statistik dengan menggunakan uji asumsi klasik.

3.10. Kerangka Konseptual Penelitian

Untuk dapat lebih memperjelas arah dan tujuan penelitian, peneliti mencoba untuk membuat kerangka konseptual sebagai berikut:

(52)

Keputusan Pembelian

2 3

Kualitas

Produk 1 Citra Merek

Pembahasan Persamaan 1  Pemb = a + b1KP + e1

e1

(53)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Sejarah Perusahaan

PT.Paragon Technology and Innovation berdiri pada tanggal 28 Februari 1985 dengan nama awal PT.Pusaka Tradisi Ibu. Perusahaan ini baru berganti nama menjadi PT.Paragon Technology and Innovation pada tahun 2011. Perusahaan ini didirikan oleh pasangan suami istri Drs. H. Subakat Hadi, M.Sc dan Dra.Hj.Nurhayati Subakat, Apt. Pada masa itu, pendiri melihat masih ada peluang yang terbuka. Perusahaan ini dimulai dengan sederhana namun sudah diusahakan dengan tata cara yang baik. PT.Pusaka Tradisi Ibu (PTI) pada awal berdirinya hanya memproduksi perawatan rambut. Pada tahun 1987, perusahaan ini mengeluarkan produk perawatan rambut dengan merek Ega yang dipasarkan ke salon-salon. Kemudian lahir produk Putri yang sampai sekarang masih diproduksi.

(54)

Desember 1990, PT.Pusaka Tradisi Ibu mendirikan pabrik produksi di kawasan industri Cibodas, Tangerang. Pendirian pabrik yang baru ini bertujuan untuk menambah kapasitas produksi yang terus meningkat.

Pada tahun 1995, PTI mulai mengembangkan merek Wardah. Namun bisa berjalan dengan baik dikarenakan rekanan manajemen yang kurang baik. PTI kembali mencoba mengembangkan Wardah pada tahun 1996 dengan tetap bekerja.

4.1.2. Visi dan Misi

Visi dari PT. Paragon Technology and Innovation :

a. Menjadi perusahaan yang bermanfaat bagi masyarakat dan terus berkembang

di berbagai bidang dengan menjadikan hari ini lebih baik dari hari kemarin.

Misi dari PT. Paragon Technology and Innovation :

a. Mengembangkan karyawan yang kompeten dengan menciptakan lingkungan kerja yang baik untuk mendukung tercapainya kepuasan pelanggan.

b. Secara berkesinambungan menyediakan produk dan jasa yang berkualitas

tinggi serta memenuhi kebutuhan pelanggan melalui program pemasaran yang baik.

c. Mengembangkan operasi perusahaan yang sehat dalam segala aspek.

(55)

e. Mengembangkan berbagai unit usaha secara lateral.

4.1.3. Struktur Organisasi

Pabrik PT. Paragon Technology and Innovation dipimpin oleh seorang Presiden Direktur. Dalam pelaksanaannya, kegiatan dipimpin oleh seorang komisaris. Komisaris ini membawahi bidang produksi, pengembangan produk (penelitian dan pengembangan atau litbang), pengendalian mutu, pemasaran, perencanaan produksi dan pengendalian persediaan, serta administrasi. Bagian administrasi ini meliputi bagian pembukuan (accounting), dan keuangan.

(56)

*PPIC : Production Planning and Inventory Control

**QC : Quality Control

Gambar. Struktur organisasi PT. Paragon Technology and Innovation

4.1.4. Deskripsi Tugas dan Fungsi Bidang

Jabatan yang terdapat pada PT. Paragon Technology and Innovation diantaranya yaitu direktur, manajer operasional, manajer pemasaran, manajer promosi, manajer produksi, manajer keuangan dan akuntansi, auditor, programmer, administrasi, gudang, kolektor, sales, koordinator beauty advisor dan supir.

Deskripsi kerja karyawan pada PT. Paragon Technology and Innovation berupa lembar diberikan kepada karyawan pada saat karyawan mulai menduduki suatu jabatan. Pemberian lembur panduan ini bertujuan untuk memperjelas tugas-tugas karyawan, tanggung jawab, yang harus

Presiden Direktur

Komisaris

(57)

dipegang oleh karyawan yang melakukan tugas tersebut, sehingga karyawan tidak melakukan kesalahan dengan adanya kejelasan-kejelasan pekerjaan yang harus karyawan lakukan walaupun terkadang ada karyawan yang tugasnya merangkap. Penjabaran deskripsi kerja pada PT. Paragon Technology and Innovation adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1.4.

Deskripsi kerja PT.Paragon Technology and Innovation

No. Jabatan Tugas dan tanggung jawab

1. Kepala marketing atau kepala cabang

Melakukan pengamatan terhadap semua aktivitas karyawan dan menerima laporan dan mengawasi setiap aktivitas divisi yang berkaitan dengan kegiatan pemasaran perusahaan.

2. Sales Mengadakan pendekatan dan membina kerja sama dengan pihak luar yakni dengan membuka counter baru dan mengendalikan target penjualan Wardah

3. Administrasi Melakukan kegiatan operasional dan keuangan baik bersifat manual maupun komputer dan bertanggung jawab dalam hal penggunaan kas perusahaan

(58)

barang-barang yang masuk maupun barang-barang-barang-barang yang keluar dan menghitung stok gudang 5. Kolektor Menagih ke toko-toko dan customer lainnya 6. Beauty Advisor Mempromosikan dan menjual produk

dengan melakukan demo atau bazar di berbagai instansi dan counter-counter

7. Supir Mengantar barang pesanan dan mengirim

pesanan beauty advisor (BA) baik dalam kota maupun luar kota

Setelah pekerjaan dilakukan kemudian dilakukan pengawasan apakah pekerjaan yang dilakukan karyawan telah sesuai dengan standar operasional perusahaan agar tidak terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan yang berlangsung dalam suatu perusahaan. Pengawasan dapat dilakukan langsung oleh pimpinan perusahaan, kepala cabang masing-masing daerah atau bagian audit ke masing-masing cabang perusahaan.

(59)

Tabel 4.1.4.1

Deskripsi sistem pengawasan yang dilakukan oleh masing-masing jabatan pada Wardah

No. Jabatan Sistem Pengawasan yang dilakukan

1. Sales Sistem pengawasan yang diterapkan adalah memantau apakah tugas sales tersebut sudah sesuai dengan prosedur bisa saja sales tersebut tidak membuka toko Wardah

2. Administrasi Sistem pengawasan yang diterapkan adalah memantau apakah jumlah pembukuan dengan komputerisasi sudah sama apabila terdapat perbedaan maka kepala cabang menyamakan antara semua catatan yang berkenaan dengan pembukuan kemudian menyamakan dengan bagian gudang dengan beauty advisor. Serta memantau jumlah pengeluaran-pengeluaran perusahaan.

3. Gudang Memantau jumlah stok gudang antara perhitungan catatan komputer dengan jumlah barang riil, apabila terjadi selisih dalam perhitungan maka karyawan menyamakan antara jumlah barang masuk, barang keluar, barang retur dan stok beauty advisor di counternya.

(60)

berdasarkan target omset cabang daerah tersebut 5. Beauty

Advisor

Memantau jumlah stok barang dengan nominal penjualan atas barang dan membuat laporan penjualan

6. Supir Memantau apakah barang peasanan tersebut sampai ke tangan konsumen dan apakah jumlah item pesanan barang telah sesuai dengan faktur barang keluar

PT. Paragon Technology and Innovation menilai prestasi kerja karyawan dari faktor kemampuan, tanggung jawab karyawan dalam menjalankan tugas sesuai jabatannya, sanggupnya setiap cabang dalam memenuhi target yang dibuat oleh cabang pusat dan memenuhi kepuasan pelanggan di pasar. Kerja sama yang baik antar karyawan dapat mendorong cabang untuk maju dan apapun yang diperintahkan oleh cabang pusat dapat dilaksanakan dengan baik sehingga cabang tersebut bisa mendapatkan penghargaan dari cabang pusat sebagai cabang yang paling terbaik.

4.2. Penyajian Data

4.2.1. Identitas Responden

(61)

dengan terlebih dahulu memastikan bahwa responden adalah orang yang telah melakukan pembelian kosmetik Wardah Cabang Medan.

Penyajian data mengenai identitas responden disini, yaitu untuk memberikan gambaran tentang keadaan diri dari responden. Adapun gambaran tentang responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini diklasifikasikan berdasarkan usia, status pernikahan, serta pekerjaannya. Berikut ini akan dibahas mengenai kondisi dari masing-masing klasifikasi demografis responden tersebut.

4.2.2. Responden Berdasarkan Usia

Usia dapat mempengaruhi pengambilan keputusan seseorang. Semakin tinggi tingkat usia, maka keputusan yang diambil akan dilakukan dengan berbagai pertimbangan yang lebih matang. Komposisi usia responden dapat dilihat pada tabel 4.2.2 sebagai berikut :

Tabel 4.2.2

Jumlah Responden Berdasarkan Usia Umur / Usia Jumlah Responden Persentase

< 20 thn

(62)

sebanyak 59 orang atau 59 %. Hal ini memberikan indikasi bahwa usia seseorang dapat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan seseorang. Seseorang pada usia 20-29 tahun membutuhkan kosmetik untuk mempercantik dirinya dalam beraktivitas.

4.2.3. Responden Berdasarkan Status Pernikahan

Status pernikahan juga mempengaruhi seorang wanita dalam membeli produk kosmetik yang dibutuhkan. Wanita yang berstatus belum menikah biasanya lebih peduli terhadap kecantikannya daripada wanita yang sudah menikah. Hal ini dapat dilihat dari tingginya tingkat pembeli yang berstatus belum menikah pada tabel 4.2.3 :

Tabel 4.2.3

Jumlah Responden Berdasarkan Status Pernikahan

Status Pernikahan Frekuensi Persentase

Menikah Belum Menikah

29 71

29 71

Jumlah 100 100

(63)

Seseorang yang berstatus belum menikah selalu menjadikan kosmetik sebagai kebutuhan utama dalam kegiatan sehari-hari.

4.2.4. Responden Berdasarkan Status Pekerjaan

Pekerjaan akan menunjukkan status sosial yang akan mempengaruhi seseorang dalam pengambilan keputusan. Demikian juga dalam pemilihan kosmetik, pekerjaan seseorang akan berperan dalam pengambilan keputusan. Komposisi responden menurut jenis pekerjaan yang ditekuninya disajikan pada tabel 4.2.4 :

Tabel 4.2.4

Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi Persentase

Mahasiswa / I Pegawai Negeri Ibu Rumah Tangga

Pegawai Swasta Tidak / belum bekerja

62

(64)

kota Medan sangat memperhatikan penampilannya yaitu dengan menggunakan kosmetik Wardah.

4.2.5. Variabel Penelitian

4.2.5.1. Kualitas Produk (X1)

Untuk mengukur variabel kualitas produk digunakan 4 indikator (frekuensi kualitas produk) yang seluruhnya diubah ke dalam bentuk pertanyaan sebanyak 8 butir. Pada setiap pertanyaan diberikan 5 alternatif jawaban dan kepada responden diminta untuk memilih alternatif yang tersedia.

Berdasarkan jawaban responden dari kuesioner yang disebarkan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Memilih produk Wardah karena memiliki keistimewaan yang terdapat dalam produknya.

Tabel 4.2.5.1.

Memilih Produk Wardah Karena Keistimewaan Produknya

No. Karakteristik Frekuensi (%)

1. Sangat Setuju 19 19

2. Setuju 70 70

3. Netral 11 11

(65)

5. Sangat tidak setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Penelitian

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 19 orang (19%), setuju sebanyak 70 orang (70%), netral sebanyak 11 orang (11%), dan yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada. Jadi dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden setuju dengan keistimewaan yang terdapat dalam produk Wardah.

2. Keistimewaan produk Wardah terdapat pada komposisinya yang halal. Tabel 4.2.5.2

Keistimewaan Produk Wardah yang Terdapat pada Komposisinya yang Halal

No. Karakteristik Frekuensi (%)

1. Sangat Setuju 57 57

2. Setuju 37 37

3. Netral 5 5

4. Tidak setuju 1 1

5. Sangat tidak setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Penelitian

(66)

netral sebanyak 5 orang (5%), tidak setuju sebanyak 1 orang (1%), dan yang menjawab sangat tidak setuju tidak ada. Jadi dari tabel diatas dapat disimpulkan mayoritas responden sangat setuju bahwa keistimewaan produk Wardah terdapat pada komposisinya yang halal.

3. Produk kosmetik Wardah adalah merek kosmetik yang baik bagi anda.

Tabel 4.2.5.3

Kosmetik Wardah adalah Merek Kosmetik yang Baik.

Sumber : Kuesioner Penelitian

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang menjawab sangat setuju 31 orang (31%), setuju sebanyak 51 orang (51%), netral sebanyak 18 orang (18%), dan yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada. Jadi dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa produk kosmetik Wardah adalah merek kosmetik yang baik.

No. Karakteristik Frekuensi (%)

1. Sangat Setuju 31 31

2. Setuju 51 51

3. Netral 18 18

4. Tidak setuju 0 0

5. Sangat tidak setuju 0 0

(67)

4. Kandungan produk Wardah nyaman di kulit.

Tabel 4.2.5.4

Kenyamanan produk wardah terhadap kesehatan kulit

No. Karakteristik Frekuensi (%)

1. Sangat Setuju 26 26

2. Setuju 57 57

3. Netral 17 17

4. Tidak setuju 0 0

5. Sangat tidak setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Penelitian

(68)

5. Kandungan produk Wardah tahan lama saat digunakan jika dibandingkan dengan merek lain.

Tabel 4.2.5.5

Kandungan Produk Wardah Tahan Lama Saat digunakan

Sumber : Kuesioner Penelitian

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 8 orang (8%), setuju sebanyak 52 orang (52%), netral sebanyak 39 orang (39%), tidak setuju 1 orang (1%), dan sangat tidak setuju tidak ada. Jadi dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa produk tahan lama dibandingkan dengan merek lain.

No. Karakteristik Frekuensi (%)

1. Sangat Setuju 8 8

2. Setuju 52 52

3. Netral 39 39

4. Tidak setuju 1 1

5. Sangat tidak setuju 0 0

(69)

6. Produk kosmetik Wardah tidak menimbulkan efek samping bagi semua jenis kulit.

Tabel 4.2.5.6

Kosmetik Wardah Tidak Menimbulkan Efek Samping Bagi Semua Jenis Kulit

No. Karakteristik Frekuensi (%)

1. Sangat Setuju 14 14

2. Setuju 53 53

3. Netral 30 30

4. Tidak setuju 3 3

5. Sangat tidak setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Penelitian

(70)

7. Produk kosmetik Wardah aman digunakan bagi kulit. Tabel 4.2.5.7

Kosmetik Wardah Aman Digunakan Bagi Kulit

No. Karakteristik Frekuensi (%)

1. Sangat Setuju 13 13

2. Setuju 62 62

3. Netral 24 24

4. Tidak setuju 1 1

5. Sangat tidak setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Penelitian

(71)

8. Produk kosmetik Wardah tidak menyebabkan ketergantungan. Tabel 4.2.5.8

Kosmetik Wardah Tidak Menyebabkan Ketergantungan

No. Karakteristik Frekuensi (%)

1. Sangat Setuju 26 26

2. Setuju 56 56

3. Netral 18 18

4. Tidak setuju 0 0

5. Sangat tidak setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Penelitian

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 26 orang (26%), setuju sebanyak 56 orang (56%), netral sebanyak 18 orang (18%), dan yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada. Jadi dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa produk kosmetik Wardah tidak menyebabkan ketergantungan.

4.2.6. Citra Merek (X2)

(72)

Berdasarkan jawaban responden dari kuesioner yang disebarkan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Wardah sudah sangat dikenal karena selalu melakukan promosi-promosi tentang produknya, baik melalui media cetak, elektronik, dll.

Tabel 4.2.6.1

Wardah Sangat Dikenal Karena Selalu Melakukan Promosi

No. Karakteristik Frekuensi (%)

1. Sangat Setuju 51 51

2. Setuju 41 41

3. Netral 8 8

4. Tidak setuju 0 0

5. Sangat tidak setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Penelitian

(73)

2. Memilih produk Wardah karena mereknya terkenal. Tabel 4.2.6.2.

Memilih Produk Wardah Karena Mereknya Terkenal

No. Karakteristik Frekuensi (%)

1. Sangat Setuju 17 17

2. Setuju 45 45

3. Netral 32 32

4. Tidak setuju 6 6

5. Sangat tidak setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Penelitian

(74)

3. Memilih produk Wardah karena kemasannya memudahkan konsumen untuk memilih jenis produk Wardah yang dibutuhkan.

Tabel 4.2.6.3

Memilih Produk Wardah Karena Kemasannya Yang Mudah Untuk Dipilih

No. Karakteristik Frekuensi (%)

1. Sangat Setuju 10 10

2. Setuju 52 52

3. Netral 33 33

4. Tidak setuju 5 5

5. Sangat tidak setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Penelitian

(75)

4. Memilih produk Wardah karena berlabel halal.

Tabel 4.2.6.4

Memilih Produk Wardah Karena Berlabel Halal

No. Karakteristik Frekuensi (%)

1. Sangat Setuju 48 48

2. Setuju 36 36

3. Netral 14 14

4. Tidak setuju 2 2

5. Sangat tidak setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Penelitian

(76)

5. Memilih produk Wardah karena memiliki reputasi yang baik di mata konsumen.

Tabel 4.2.6.5.

Memilih Produk Wardah Karena Memiliki Reputasi Baik di Mata Konsumen

No. Karakteristik Frekuensi (%)

1. Sangat Setuju 18 18

2. Setuju 60 60

3. Netral 21 21

4. Tidak setuju 1 1

5. Sangat tidak setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Penelitian

(77)

6. Kandungan kosmetik Wardah sesuai dengan kebutuhan kulit.

Tabel 4.2.6.6.

Kandungan Kosmetik Wardah Sesuai Kebutuhan Kulit

No. Karakteristik Frekuensi (%)

1. Sangat Setuju 14 14

2. Setuju 58 58

3. Netral 28 28

4. Tidak setuju 0 0

5. Sangat tidak setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Penelitian

(78)

7. Kosmetik Wardah mudah sekali untuk dikenali. Tabel 4.2.6.7.

Kosmetik Wardah Mudah Sekali untuk Dikenali

No. Karakteristik Frekuensi (%)

1. Sangat Setuju 20 20

2. Setuju 60 60

3. Netral 19 19

4. Tidak setuju 1 1

5. Sangat tidak setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Penelitian

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menjawab sangat setuju 20 orang (20%), setuju sebanyak 60 orang (60%), netral sebanyak 19 orang (19%), tidak setuju sebanyak 1 orang (1%), dan sangat tidak setuju tidak ada. Jadi dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden setuju dengan kosmetik Wardah yang mudah sekali untuk dikenali.

4.2.7. Keputusan Pembelian (Y)

(79)

ulang) yang seluruhnya diubah kedalam bentuk pertanyaan sebanyak 7 butir. Pada setiap pertanyaan diberikan 5 alternatif jawaban dan kepada responden diminta untuk memilih satu dari kelima alternatif yang tersedia.

Berdasarkan jawaban responden dari kuesioner yang disebarkan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Tujuan membeli produk Wardah karena kebutuhan akan kosmetik. Tabel 4.2.7.1

Tujuan Membeli Produk Wardah Karena Kebutuhan Akan Kosmetik

No. Karakteristik Frekuensi (%)

1. Sangat Setuju 45 45

2. Setuju 37 37

3. Netral 17 17

4. Tidak setuju 1 1

5. Sangat tidak setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner Penelitian

Gambar

Tabel 3.6
Gambar. Struktur organisasi PT. Paragon Technology and Innovation
Tabel 4.2.2
Tabel 4.2.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Simpulan dari penelitian ini bahwa celebrity endorser , kualitas produk, dan citra merek sebagai variabel intervening berpengaruh secara langsung dan tidak langsung terhadap

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai pelanggan, kualitas produk dan citra merek terhadap keputusan pembelian wardah exclusive matte lipcream (studi pada

Dari kesimpulan 3 variabel diatas dapat disimpulkan bahwa variabel citra merek, kualitas produk dan kualitas pelayanan secara parsial berpengaruh signifikan dan positif

Berdasarkan hasil analisis uji t diketahui bahwa kualitas produk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian dengan didukung nilai sig 0,024 1ebih kecil dari

Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Produk Oriflame Dari hasil tersebut diatas, menunjukan bahwa pada saat pengujian kualitas data semua pertanyaan yang ada pada

Hasil dari penelitian hipotesis pertama melalui metode penelitian regresi linier berganda pada variabel Kualitas Produk terhadap suatu Keputusan Pembelian, yang menunjukkan hasil yakni

SKRIPSI PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK INDOMIE DI SURABAYA Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana

2.5.1 Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Ekuitas merek kuat dapat membantu perusahaan untuk menjalin hubungan yang baik dengan para pelanggan dan dapat menghilangkan