STRATEGI PEMASARAN
TABUNGAN MUAMALAT PRIMA iB DALAM
MENINGKATKAN DANA RITEL (TABUNGAN) PADA
BANK MUAMALAT INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
ELIYAH
1110053000022
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
iii
ABSTRAK
Eliyah, Strategi Pemasaran Tabungan Muamalat Prima iB dalam Meningkatkan Dana Ritel (Tabungan) Pada Bank Muamalat Indonesia. Program Studi Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Di bawah Bimbingan Drs. Hasanudin Ibnu Hibban, M
A
Dalam era globalisasi, pertumbuhan suatu bisnis sangat pesat dan itu
mengakibatkan persaingan yang semakin ketat. Oleh karena itu, untuk bisa
bersaing dengan kompetitornya setiap perusahaan dituntut untuk merumuskan
strategi-strategi jitu termasuk juga dalam strategi pemasaran. Hal ini terjadi pula
dalam bisnis perbankan termasuk perbankan syariah. Bank Muamalat Indonesia
sebagai Bank pertama yang murni syariah juga mempunyai strategi pemasaran
dalam kegiatan usahanya. Tabungan Muamalat Prima iB adalah salah satu
produk potensial dalam meningkatkan dana ritel tabungan di bank Muamalat
Indonesia karena tabungan ini mempunyai keunggulan bagi hasil yang tinggi
bahkan setara dengan deposito.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi
pemasaran Tabungan Muamalat Prima iB dalam meningkatkan dana ritel dan
bagaimana pengaruh strategi pemasaran Tabungan Muamalat Prima iB dalam
meningkatkan dana ritel (tabungan).
Metode yang digunakan adalah metode kualitatif diskriptif, yaitu
merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran
yang diterapkan Bank Muamalat pada Produk Tabungan Muamalat Prima iB
adalah melalui pendekatan below the line dengan program-programnya yaitu
Program Reward Nisbah, Program Kilau emas dan Program Tabungan iB
Muamalat Prima Berhadiah.
v
KATA PENGANTAR
ِﻢْﺴِﺑ
ِﷲا
ﱠﺮﻟا
ْﺣ
ٰﻤ
ِﻦ
ﱠﺮﻟا
ِﺣ
ْﯿِﻢ
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
sebaik-baiknya, meskipun masih terdapat banyak kekurangan. Shalawat serta
salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah
memberi petunjuk kepada umatnya menuju kehidupan yang bahagia fiddun yaa
wal aakhirat.
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya banyak campur
tangan orang-orang di sekitar penulis yang memberikan bantuan. Ucapan rasa
hormat yang setinggi-tingginya dan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya atas
segala kepedulian mereka yang telah memberikan bantuan baik berupa dukungan
moril, kritik, masukan, dorongan, nasehat, semangat, dukungan finansial maupun
sumbangan pemikiran dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis menghanturkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan, Bapak Dr. Suparto, M. Ed,
MA selaku Wakil Dekan I, Bapak Drs. Jumroni, M.Si selaku Wakil Dekan
II, Bapak Dr. H. Sunandar, MA selaku Wakil Dekan III Fakultas Dakwah
dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA dan Bapak Mulkannasir, BA.,
S.Pd.,MM selaku Ketua dan Sekertaris Jurusan Manajemen Dakwah
vi
beserta jajarannya yang telah melayani penulis dalam administrasi
perkuliahan dan skripsi.
3. Bapak Drs. Hasanudin, MA selaku pembimbing skripsi yang bersedia
meluangkan waktu dan tenaganya untuk membimbing, memberi motivasi,
semangat, arahan serta kritikan dan saran bagi penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Kepada tim penguji sidang munaqasyah: Bapak Mulkannasir, BA, S.Pd,
MM, Bapak Drs. M. Sungaidi, MA, Bapak Cecep Castrawijaya MA,
Ahmad Fatoni, S. Sos.I, Bapak Drs. Hasanudin, MA.
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Jurusan Manajemen Dakwah yang
telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada penulis dibangku kuliah.
6. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta serta Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI).
7. Keluarga besar Muamalat Institute serta Bank Muamalat Indonesia kantor
pusat khususnya Pa Wawan, Pa kukuh, Pa Cecep, dan Mba Ais yang telah
memberikan kesempatan penulis untuk melaksanakan penelitian dan telah
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Orang Tua penulis yaitu Ayahanda Jaelani dan Ibunda Wasri serta
keluarga tercinta yang senantiasa memberi semangat, do’a, cinta dan kasih
sayang serta berbagai dorongan yang tak terhingga baik moril maupun
vii
9. Kepada sahabat dekat penulis, Melda Alini yang selalu memberikan
semangat, do’a, keceriaan, dan bantuan dalam penyelesaian skripsi
penulis. Selanjutnya kepada semua teman-teman Jurusan Manajemen
Dakwah khususnya Konsentrasi Lembaga Keuangan Syariah dan Nurul
Hidayatul Ummah yang telah membantu penulis dan tidak henti-hentinya
menyemangati penulis untuk cepat-cepat menyelesaikan skripsi ini.
Teman-teman kosan (Ladies Akkajaman) yaitu Ka Anis, Ka Tata, Ka Ela,
Ka Arin, Dewi, Lia terutama Ka Momo (dan teman-temannya), Ka Icha,
Ka Ayu, Teh Ayi yang telah sabar mendengarkan cerita penulis dan tidak
lelah menjawab pertanyaan penulis dalam mengerjakan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua pihak
yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan dalam
penulisan skripsi ini. Semoga Allah memberikan balasan kebaikan yang berlipat
atas seluruh bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada penulis dalam
penyusunan skripsi ini. Selain itu, wabil khusus ucapan terima kasih kepada Yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Allah SWT. Semoga senantiasa
memberikan sinar terang kepada seluruh hamba-Nya, dan semoga aktivitas
penulis selalu diberkahi-Nya dan diberikan hidayah oleh-Nya. Amiin.
Wallahu a’lam bishowab.
Jakarta, Mei 2014
viii DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... i
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... ii
LEMBAR PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GRAFIK ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7
D. Kajian Pustaka ... 8
E. Metode Penelitian ... 9
F. Sistematika Penelitian ... 13
BAB II TINJAUAN TEORI A. Strategi Pemasaran ... 15
1. Pengertian Strategi Pemasaran ... 15
2. Langkah-langkah Strategi Pemasaran ... 19
ix
B. Tabungan ... 26
1. Pengertian Tabungan ... 26
2. Macam-macam Tabungan ... 27
3. Mekanisme Pembukaan dan Penutupan Tabungan ... 29
C. Dana Ritel (Retail Banking) ... 31
1. Pengertian Retail Banking ... 31
2. Produk Retail Banking ... 33
BAB III GAMBARAN UMUM BANK MUAMALAT INDONESIA A. Sejarah Berdirinya Bank Muamalat Indonesia ... 37
B. Visi dan Misi Bank Muamalat Indonesia ... 40
C. Struktur Organisasi dan Kepengurusan Bank Muamalat Indonesia ... 41
D. Produk dan Jasa Layanan Bank Muamalat Indonesia ... 42
1. Produk Pendanaan (Funding Product) ... 42
2. Produk pembiayaan (Lending Product) ... 45
3. Layanan (Service) ... 48
BAB IV STRATEGI PEMASARAN TABUNGAN MUAMALATPRIMA iB DALAM MENINGKATKAN DANA RITEL (TABUNGAN) A. Strategi Pemasaran Tabungan Muamalat Prima iB dalam Meningkatkan Dana Ritel (Tabungan) ... 52
1. Strategi Pemasaran Tabungan Muamalat Prima iB ... 52
x
B. Pengaruh Strategi Pemasaran Tabungan Muamalat Prima iB
Dalam Meningkatkan Dana Ritel (Tabungan) ... 68
C. Analisis Strategi Pemasaran Tabungan Muamalat Prima iB .... 71
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 74
B. Saran ... 75
DAFTAR PUSTAKA ... 76
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Antara Tabanas dan Taska ... 29
Tabel 4.1 Presentase Pemberian Spesial Nisbah ... 57
Tabel 4.2 Ketentuan Pajak Penghasilan ... 60
Tabel 4.3 Fitur dan Tarif Tabungan Muamalat Prima iB ... 64
Tabel 4.4 Presentase Pertumbuhan Total Tabungan Tahun 2013 ... 68
xii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Pertumbuhan Total Tabungan Tahun 2013 ... 69
Grafik 4.2 Kontribusi Produk Tabungan Terhadap Komposisi Total
Tabungan ... 69
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Keterangan Dosen Pembimbing
Lampiran 2 : Surat keterangan Penelitian dari Muamalat Institute
Lampiran 3 : Daftar Pertanyaan Wawancara
Lampiran 4 : Struktur organisasi Bank Muamalat Indonesia
Lampiran 5 : Prosedur Pelaksanaan Program Tabungan
Lampiran 6 : Prosedur Pelaksanaan Program Tabungan Prima iB Hadiah
Lampiran 7 : Memorandum Internal tentang Permohonan Persetujuan Spesial
Nisbah Produk Tabungan Muamalat Prima iB Periode Februari sd
April 2014
Lampiran 8 : Pedoman Program Kilau Emas
Lampiran 9 : Contoh PPIB Program Kilau Emas
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi, sebuah perusahaan harus mampu mengikuti
perubahan yang terjadi baik di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan.
Salah satu faktor terjadinya perubahan suatu perusahaan adalah adanya
persaingan. Seiring dengan berkembangnya suatu bisnis yang membuat
persaingan menjadi ketat. Oleh karena itu, setiap perusahaan tentunya
memliki strategi masing-masing dalam menghadapi persaingan,
Permasalahannya adalah tepatkah strategi itu dipergunakan oleh perusahaan
tersebut. Karena apabila strategi yang diterapkan oleh perusahaan kurang
tepat, maka strategi tersebut bisa mengakibatkan sebuah kerugian bagi
perusahaan.
Strategi pemasaran mempunyai peranan penting untuk keberhasilan
usaha perusahaan umumnya dan bidang pemasaran khususnya. Strategi
pemasaran harus dapat memberi gambaran yang jelas dan terarah tentang apa
yang akan dilakukan perusahaan dalam menggunakan setiap kesempatan atau
peluang pada beberapa pasar sasaran.1
Banyak perusahaan berlomba-lomba membuat strategi pemasaran
untuk menarik pelanggannya. Hal tersebut juga terjadi pada industri
perbankan, termasuk perbankan syariah. Demikian juga halnya Bank
Muamalat terus melakukan kegiatan pemasaran secara terpadu. Terutama
1
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran (Dasar, Konsep dan Strategi), (Jakarta: Raja
2
sekali melalui pengembangan produk dan beragam kegiatan promosi guna
memacu pertumbuhan permintaan terhadap produknya.
Kehadiran Bank Muamalat Indonesia menunjukkan industri
perbankan yang lebih sehat dan berkontribusi bagi pertumbuhan sektor riil
melalui pembiayaan sesuai kaidah syariah. Sebagai bank pertama yang
bergerak pada bidang syariah di Indonesia, Bank Muamalat Indonesia juga
terus berusaha meningkatkan modalnya.2
Bank Muamalat Indonesia, sebagai bank pertama yang murni syariah
tentu saja menghadapi persaingan yang cukup ketat baik dengan bank
konvensial maupun sesama bank syariah. Oleh karena itu, agar dapat bertahan
dan berkembang tentu saja Bank Muamalat Indonesia harus mampu
memenangkan persaingan dengan menciptakan hubungan yang baik dan
harmonis dengan para nasabah. Persaingan tersebut salah satunya dilihat dari
persaingan dalam penghimpunan dana bank.
Sebagian besar bank memfokuskan pelayanan dan transaksinya pada
jenis-jenis nasabah tertentu. Dengan adanya pemfokusan, diharapkan
bank-bank tersebut dapat lebih menguasai nasabahnya sehingga kegiatan usahanya
dapat dilaksanakan dengan lebih efisien dan menghasilkan tingkat
keuntungan yang lebih tinggi. Secara umum jenis bank atas dasar target
pasarnya dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu:3
1. Retail Bank, yaitu bank yang memfokuskan pelayanan dan transaksi
kepada nasabah individual, perusahaan, dan lembaga lain dalam skala
kecil dan menengah.
2 http://www.republika.co.id/koran, tanggal 06 Februari 2014
3
3
2. Corporate Bank, yaitu bank yang memfokuskan pelayanan dan
transaksi pada nasabah yang berskala besar
3. Retail Corporate Bank, yaitu bank yang memfokuskan pelayanan dan
transaksi kepada nasabah ritel dan nasabah korporasi.
Dana pihak ketiga merupakan sumber dana bank yang berasal dari
masyarakat. Dari data statistik yang didapat, 88,17% sumber dana dari Bank
Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah berasal dari dana pihak ketiga.4 Itu
artinya, dana pihak ketiga mempunyai peranan besar dalam pengoperasian
suatu bank. Dana pihak ketiga merupakan dana yang berasal dari tabungan,
giro dan deposito. Ketiga macam sumber dana tersebut memiliki porsinya
masing-masing terhadap pendanaan bank. Oleh karena itu, bank harus mampu
meningkatkan dana pihak ketiga agar operasional bank berjalan dengan baik.
Beberapa faktor yang mempengaruhi sumber dana dalam sistem
perbankan menurut Dahlan siamat dalam bukunya “Manajemen lembaga
keuangan” yaitu:5
1. Kepercayaan masyarakat pada suatu bank dipengaruhi oleh kinerja,
posisi kapabilitas, integritas, dan kredibilitas.
2. Ekspektasi perkiraan pendapatan yang akan diterima oleh penabung
dibandingkan alternatif investasi lainnya dengan tingkat resiko yang
sama.
3. Keamanan dana nasabah lebih terjamin
4. Ketepatan waktu pengambilan simpanan nasabah harus tepat waktu.
5. Pelayanan yang lebih cepat dan fleksibel
4
Statististik Perbankan Syariah per Desember 2013, h. 56 data didapat dari www.ojk.go.id pada tanggal 28 April 2014
5
4
6. Pengelolaan dana bank yang hati-hati
Usaha perbankan dalam upaya meningkatkan pengerahan sumber
dana dari masyarakat salah satunya dengan penghimpunan dana tabungan.
Tabungan adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat
dilakukan menurut syarat-syarat tertentu tetapi tidak dapat ditarik dengan cek
atau alat lain yang dipersamakan dengan itu. Biasanya suatu bank
menyelenggarakan suatu produk tabungan lebih dari satu jenis.
Pada umumnya setiap bank di Indonesia, termasuk Bank Muamalat
Indonesia selalu menekankan management funding untuk lebih memfokuskan
penempatan dana pada jenis rekening tabungan yang biasanya merupakan
dana retail. Ini dibuktikan dengan pengelolaan dana simpanan nasabah ritel
Bank Muamalat mencapai Rp 20 triliun atau menyumbang 40% terhadap
total Dana Pihak Ketiga (DPK)6. Dana retail adalah dana yang berasal dari nasabah individual, perusahaan maupun lembaga lain yang penempatan
dananya kurang dari 20 Milyar.7 Bagi sebagian management bank, dana yang
berasal dari jenis rekening tabungan atau dana retail tersebut merupakan dana
yang stabil dan mampu bertahan lebih lama sebagai asset bank dibanding
sumber dana lainnya.
Tabungan Muamalat Prima iB adalah salah satu produk potensial
dalam meningkatkan dana ritel tabungan di bank Muamalat Indonesia. Jenis
akad yang digunakan dalam tabungan Muamalat Prima iB adalah
Mudharabah Mutlaqah. Mudharabah Mutlaqah adalah kerjasama antara dua
6
http://www.infobanknews.com/2014/01/bank-muamalat-siap-perbesar-tabungan-ritel/, di akses pada tanggal 06 Februari 2014
7
5
pihak dimana shahibul maal menyediakan modal dan memberikan
kewenangan penuh kepada mudharib dalam menentukan jenis dan tempat
investasi, sedangkan keuntungan dan kerugian dibagi menurut kesepakatan
dimuka. Sehingga dalam hal ini, nasabah yang meyimpan dananya di bank
syariah tidak memberikan pembatasan bagi bank syariah dalam
menggunakan dana yang disimpannya. Bank Syariah bebas untuk
menetapkan akad seperti apa yang akan nantinya akan dipakai ketika
menyalurkan pembiayaan, kepada siapa pembiayaan itu diberikan, dan usaha
seperti apa yang harus dibiayai.
Tabungan Muamalat Prima iB merupakan produk tabungan yang baru
diluncurkan pada tanggal 13 Juli 2012. Keunggulan tabungan Muamalat
Prima iB ini adalah Tabungan Prioritas yang di desain bagi Nasabah yang
ingin mendapatkan Bagi Hasil yang tinggi bahkan setara dengan deposito.
Selain berupa bagi hasil yang tinggi, Tabungan Muamalat Prima iB
juga memberikan benefit berupa :
1. Menguntungkan. Tabungan Muamalat Prima memberikan keuntungan
yang tinggi.
2. Fleksibel. Dapat ditarik dan dimanfaatkan saldonya untuk bertransaksi
setiap saat dibutuhkan.
3. Aman. Tabungan Muamalat Prima telah di desain secara sistem dan
prosedur sehingga keamanan dana Nasabah memiliki tingkat jaminan
6
4. Nyaman. Fasilitas electronic banking yang dapat diakses kapan saja
dan dimana saja (24/7) yaitu layanan ATM, internet banking, mobile
banking, phone banking dan kartu debit.
5. Kemudahan. Syarat saldo pembukaan rekening yang relatif rendah
dan biaya administrasi terjangkau.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian pada Bank Muamalat Indonesia dalam bentuk
penulisan skripsi dengan judul “Strategi Pemasaran Tabungan Muamalat Prima iB dalam Meningkatkan Dana Ritel (Tabungan) Pada Bank Muamalat Indonesia”.
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah
Untuk lebih fokus dalam pembahasan skripsi ini, maka pembatasan
masalah hanya dibatasi pada strategi pemasaran Tabungan Muamalat
Prima iB pada Bank Muamalat Indonesia dalam meningkatkan dana ritel,
untuk dana ritelnya sendiri penulis membatasinya hanya pada produk
tabungan.
2. Perumusan Masalah
Yang menjadi pokok permasalahan yaitu strategi pemasaran
tabungan Muamalat Prima iB dalam meningkatkan dana ritel tabungan
pada Bank Muamalat Indonesia. Sehingga dapat dirumuskan menjadi
7
a. Bagaimana strategi pemasaran Tabungan Muamalat Prima iB dan
Implementasinya Dalam Meningkatkan Dana Ritel Tabungan?
b. Bagaimana pengaruh strategi pemasaran Tabungan Muamalat
Prima iB terhadap peningkatan Dana Ritel Tabungan?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan pada pokok permasalahan diatas, maka tujuan penulisan
ini secara umum adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui strategi pemasaran tabungan Muamalat Prima iB
dalam meningkatkan dana ritel (tabungan) pada Bank Muamalat
Indonesia.
2. Untuk mengetahui pengaruh strategi pemasaran Tabungan Muamalat
Prima iB dalam meningkatkan Dana Ritel (Tabungan).
Selanjutnya dengan tercapainya tujuan tersebut, diharapkan dari hasil
penelitian ini dapat diperoleh manfaat dan kegunaannya antara lain sebagai
berikut:
1. Akademisi, Sebagai tambahan referensi untuk perbandingan bagi penelitian lain, yang akan meneliti mengenai strategi pemasaran
lembaga keuangan syariah.
2. Rekomendasi, Bank Muamalat Indonesia, dapat mengetahui strategi pemasaran yang baik dan tepat guna berdasarkan teori-teori yang ada
juga dapat menjadi bahan evaluasi serta masukan untuk lebih
memajukan lagi industri perbankan syariah tersebut. Masyarakat,
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang pelayanan bank
8
keuangan syariah, melalui kualitas pelayanan bank, yang berkualitas
dan berprinsipkan asas syariah.
3. Praktisi, Sebagai bahan evaluasi dan acuan untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan dalam rangka meningkatkan jumlah dana nasabah,
serta dapat menentukan strategi yang akan diambil dalam peningkatan
jumlah dana nasabah.
D. Kajian Pustaka
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap beberapa sumber
kepustakaan, adapun kajian pustaka yang digunakan penulis adalah:
1. Lamtiurma Pangaribuan (3696032387), Strategi Pemasaran Sektor
“Retail” Perbankan: Telaah Kasus pada Sebuah Bank Persero “BB”.
(Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Srajana
Universitas Indonesia 1997).
Tesis ini berisi tentang strategi pemasaran sektor retail pada
bank “BB” yang lebih menekankan pada strategi perusahaan dilihat dari
analisis SWOT dan Marketing mix.
2. Jeffry A.M. Dendeng (3696032308), Retail Banking Sebagai Strategi
Alternatif Bagi Bank BNI. (Program Studi Magister Manajemen
Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia 1996)
Tesis ini berisi tentang bagaimana strategi peningkatan mutu
pelayanan Bank BNI dalam kaitannya dengan sistem dan prosedur,
dukungan sumber daya manusia dan sistem delivery yang digunakan
9
oleh Bank BNI khususnya dibidang penghimpunan dana dalam
kaitannya dengan pengembangan retail banking.
3. Alfian Sumirat (107046202441), Strategi Pemasaran Dalam Upaya
Mencapai Target Penjualan Premi pada Produk Asuransi Kendaraan
bermotor (studi pada PT. Asuransi JASINDO Takaful). (Jurusan
Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta 2011).
Skripsi ini berisi tentang bagaimana pemasaran yang dilakukan
PT. Asuransi JASINDO Takaful dalam upaya mencapai target
penjualan premi pada produk asuransi kendaraan bermotor, dan
seberapa jauh perkembangan kinerja produk asuransi kendaraan
bermotor dapat mencapat target penjualan premi di PT. Asuransi
Jasindo Takaful.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu lebih
menekankan pada strategi pemasaran tabungan Muamalat Prima iB yang
diterapkan oleh Bank Muamalat Indonesia dalam meningkatkan dana ritel
tabungan.
E. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian
Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dan jenis data yang di
perlukan maka penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian
kualitatif deskriptif dengan cara menggunakan mengenai suatu kenyataan
empiris dari objek yang dijadikan penelitian. Penelitian ini termasuk jenis
10
memaparkan data-data yang dapat di lapangan kemudian menganalisisnya
dan mendapatkan kesimpulan dari penelitian ini.
Sedangkan untuk memperoleh data yang berkenaan dengan judul
penelitian, penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai
berikut:
a. Library Research (pengumpulan data melalui kepustakaan),
membaca buku-buku atau literatur yang berkaitan dengan tema
skripsi, dalam hal ini bacaan yang berkaitan dengan strategi
pemasaran.
b. Field Research (penelitian lapangan), dengan datang langsung,
mengunjungi, mempelajari dan melakukan wawancara pada Bank
Muamalat Indonesia
2. Sumber Data
a. Primer
Merupakan data yang didapat dari sumber pertama, dari
individu yaitu hasil wawancara atau hasil pengisian kuisioner yang
dilakukan peneliti, yakni peneliti melakukan sendiri observasi
dilapangan maupun di laboratorium.8
Dalam penelitian ini penulis memperoleh data langsung dari
PT Bank Muamalat Indonesia,Tbk dengan wawancara secara
langsung kepada pihak bank.
8
11
b. Sekunder
Merupakan data yang diperoleh oleh pihak lain, yang telah
diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak lain, yang digunakan
oleh penulis untuk memberikan gambaran tambahan, gambaran
pelengkap, ataupun untuk diproses lebih lanjut.9
Dalam penelitian ini penulis mengutip dari buku-buku,
majalah, internet dan lain sebagainya yang berisikan informasi
mengenai Bank Muamalat Indonesia.
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk Jl
Jenderal Sudirman No. 2 Jakarta 10220, Indonesia. Telepon: (021)
2511414 / 2511451 Faks: (021) 2511453, 2511465, yang dilakukan pada
bulan Februari - April 2014.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi atau yang disebut pula pengamatan, meliputi
kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan
menggunakan seluruh alat indera, dapat dilakukan melalui
penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap, dan
juga dapat dilakukan dengan tes, kuisioner, rekaman gambar dan
rekaman suara.10
Dalam hal ini peneliti terjun langsung dan melakukan
observasi ke PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk, untuk mengetahui
9
Ibid, h. 17 10
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT
12
bagaimana strategi pemasaran tabungan Muamalat Prima iB yang
diterapkan Bank Muamalat dalam meningkatkan dana ritel tabungan.
b. Wawancara
Wawancara atau kuisioner lisan adalah sebuah dialog yang
dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh
informasi dari terwawancara, digunakan untuk menilai keadaan
seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel latar
belakang objek, ataupun sikap terhadap sesuatu.11
Dalam hal ini peneliti mawawancarai secara langsung kepada
pihak Bank Muamalat Indonesia, untuk memperoleh data-data yang
mendukung untuk penelitian.
c. Dokumentasi
Dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang artinya
barang-barang tertulis. Di dalam metode dokumentasi, peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis, seperti buku-buku, majalah
dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan lain
sebagainya, dapat dilaksanakan dengan pedoman dokumentasi yang
memuat garis-garis besar atau kategori yang akan dicari datanya, dan
cek list yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya.12
Dalam hal ini peneliti melakukan penelusuran data dengan
menelaah buku, majalah, surat kabar, internet maupun
sumber-sumber lain yang berisikan informasi mengenai Bank Muamalat
Indonesia.
11
Ibid, h.126 12
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT
13
5. Teknik Penulisan
Sebagai pedoman dalam penulisan penelitian ini, penulis merujuk
pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi ”Fakultas Ilmu Dakwah dan
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan diperlukan agar didapat kejelasan dalam
pembahasan masalah yang dihadapi, serta memudahkan dalam pembahasan
penelitian, maka penulisan skripsi ini akan dibagi menjadi 5 (lima) bab yang
terdiri dari:
Bab I tentang Pendahuluan yang terdiri dari gambaran umum tentang
penulisan skripsi, yang menguraikan tentang Latar Belakang Masalah,
Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,
Kajian Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.
Bab II tentang Tinjauan Teori yang terdiri dari pengertian strategi
pemasaran, langkah-langkah strategi pemasaran, bauran pemasaran
(marketing Mix), pengertian tabungan, macam-macam tabungan, mekanisme
pembukaan dan penutupan tabungan, pengertian retail banking, dan
Produk-produk Retail Banking.
Bab III tentang Gambaran Umum Bank Muamalat Indonesia yang
terdiri dari sejarah berdirinya Bank Muamalat Indonesia, Visi dan Misi Bank
Muamalat Indonesia, Struktur Organisasi, produk dan jasa Bank Muamalat
Indonesia.
Bab IV tentang Strategi Pemasaran Bank Muamalat Dalam
14
tabungan Muamalat Prima iB dalam meningkatkan dana ritel tabungan,
implementasi bauran pemasaran (marketing mix) terhadap tabungan
Muamalat Prima iB, dan pengaruh strategi pemasaran Tabungan Muamalat
Prima iB dalam Meningkatkan Dana Ritel Tabungan.
Bab V yaitu Penutup yang terdiri dari kesimpulan dari hasil penelitian
yang telah dilakukan, dan terdapat saran-saran yang berkaitan dengan
15 BAB II LANDASAN TEORI
A. Strategi Pemasaran
1. Pengertian Strategi Pemasaran
Dalam Kamus Manajemen, strategi adalah rencana yang cermat
mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling
berhubungan dalam hal waktu dan ukuran.1 Strategi berbeda dengan taktik,
taktik adalah perencanaan dan pengarahan operasi jangka pendek untuk
mewujudkan strategi.2
Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu
yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan
lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama
perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh
perusahaan. 3 Di samping itu strategi mencerminkan pengetahuan
perusahaan mengenai bagaimana, kapan, dan dimana perusahaan akan
bersaing dan dengan siapa perusahaan sebaiknya bersaing serta untuk
tujuan apa perusahaan harus bersaing.
Menurut Sondang Siagian, strategi adalah cara yang terbaik untuk
mempergunakan dana, daya dan tenaga yang tersedia, sesuai dengan
tuntutan perubahan lingkungan.4 Sedangkan menurut Onong Uchyana
1
B.N. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003), Cet. 1, h. 341
2
Ibid, h. 352
3
Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck, Manajemen Strategis dan Kebijakan
Perusahaan, (Jakarta:Erlangga, 1988) Ed. Ke-3, Terjemah oleh Murad h. 12
4
Sondang Siagian, Analisis Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi,
16
Efendi, strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (Planning) dan
manajemen untuk mencapai suatu tujuan, akan tetapi untuk mencapai
suatu tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang
hanya memberikan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan
bagaimana taktik operasionalnya.5
Dari pengertian di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
strategi adalah rencana yang cermat, menyeluruh dan terpadu mengenai
kegiatan suatu perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dan
memenangkan persaingan.
Dalam Kamus Manajemen, pemasaran diartikan sebagai kegiatan
utama suatu perusahaan untuk memperkenalkan produk yang
dihasilkannya melalui promosi dan iklan sehingga calon pembeli tertarik
untuk membeli produk yang bersangkutan. Menurut definisi “Institute of
Marketing”, pemasaran adalah “proses manajemen dengan
mengidentifikasi, mengantisipasi, dan memuaskan permintaan-permintaan
pelanggan secara menguntungkan”.6
Pemasaran adalah proses merencanakan dan melaksanakan konsep,
memberi harga, melakukan promosi, dan mendistribusikan ide, barang dan
jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi tujuan individu dan
organisasi.7 Pemasaran berhubungan dan berkaitan dengan suatu proses
mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat.
Salah satu definisi pemasaran yang terpendek adalah “memenuhi
5
Onong Uchyana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1992), h. 32
6
B.N. Marbun, Kamus Manajemen, h. 215
7
Carl McDaniel Jr., dan Roger Gates, Riset Pemasaran Kontemporer, (Jakarta: Salemba
17
kebutuhan secara menguntungkan”8. Pengertian lain adalah menyatakan
pemasaran sebagai kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan
memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.9
Menurut Kotler dan Armstrong, pemasaran adalah suatu proses
sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh
apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran
timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.10 Sedangkan menurut M.
Suyanto, pemasaran yaitu proses bekerja dengan pasar untuk mewujudkan
transaksi potensial guna memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.11
Dari difinisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa pemasaran
adalah kegiatan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen
(pasar) dalam rangka memperoleh keuntungan. Tujuan dari pemasaran
adalah memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen secara memuaskan.
Setelah mengetahui pengertian dari strategi dan pemasaran,
pengertian dari strategi pemasaran menurut Sofjan Assuari adalah rencana
yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang
memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk
tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan.12
Menurut M. Nur Rianto dalam buku “Dasar-sasar Pemasaran
Bank Syariah”, mendefinisikan strategi pemasaran sebagai serangkaian
8
M. Nur Rianto Al Arif,, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: Alfabeta,
2010), h. 5
9
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran (Dasar, Konsep dan Strategi), (Jakarta: Raja
Grafindo Persada,2004) Ed 1, Cet. 7, h. 5
10
Philip Kotler dan Gery Armstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga,
1997) Ed-8, Terjemah oleh Damos Sihombing h. 7
11
M. Suyanto, Marketing Strategy Top Brand Indonesia, (Yogyakarta:Andi Offset, 2007),
h. 12 12
18
tujuan dan sasaran, kebijakan serta aturan yang memberi arah kepada
usaha-usaha pemasaran dari waktu ke waktu pada masing-masing
tingkatan serta lokasinya.13
Strategi pemasaran merupakan cara perusahaan untuk mencapai
tujuan pemasaran. Dalam tujuan pemasaran harus secara jelas disebutkan
berapa market share dan volume penjualan yang ingin dicapai dan kapan
ingin dicapai. Dengan demikian strategi pemasaran adalah keseluruhan
langkah untuk mencapai sasaran tertentu. Jadi strategi pemasaran
merupakan cerminan pemikiran terbaik perusahaan tentang hal-hal yang
berkaitan dengan bagaimana perusahaan memanfaatkan potensi sumber
daya manusia pada pasar yang paling menguntungkan.14
Strategi pemasaran (Marketing Strategy) adalah suatu cara yang
digunakan untuk membantu kita membuat dan menjual barang dan jasa
yang sesuai dengan kondisi perusahaan dan pasar target atau selera
konsumen yang dituju.15
Dari pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa strategi
pemasaran adalah rencana yang cermat, menyeluruh dan terpadu yang
memberikan pedoman mengenai kegiatan pemasaran suatu perusahaan
untuk mencapai tujuan pemasaran itu sendiri yaitu memenuhi kebutuhan
dan keinginan konsumen (pasar) dalam rangka memperoleh keuntungan.
13
M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, h. 83
14
Freddy Rangkuti, Creating Effective Marketing Plan (Teknik Membuat Marketing Plan
Berdasarkan Customer Values & Analisis kasus), (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002), h.110
15
Suharyadi, Dkk, Kewirausahaan (Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda),
19
2. Langkah-langkah Strategi Pemasaran
Menurut M. Suyanto dalam buku “Marketing Strategic Top Brand
Indonesia” langkah-langkah dalam strategi pemasaran mencakup empat
tahapan, yaitu:16
a. Analisis Situasi Strategi, meliputi memenangkan pasar melalui
perencanaan strategis berorientasi pasar, mengumpulkan informasi
dan mengukur permintaan pasar, mencari peluang di lingkungan
pemasaran, menganalisis pasar konsumen dan perilaku pembeli,
menganalisis pasar komunitas internet, menganalisis pasar bisnis
dan perilaku pembelian bisnis, menghadapi pesaing dan
mengidentifikasi segmen pasar serta memilih pasar sasaran.
b. Perancangan Strategi Pemasaran, mencakup menentukan posisi
dan mendeferensiasi pasar, strategi hubungan pemasaran, dan
perencanaan produk baru.
c. Pengembangan Program Pemasaran, mencakup menetapkan
strategi produk, strategi harga, strategi distribusi, strategi promosi.
d. Implementasi dan Pengelolaan Strategi, mencakup merancang
organisasi pemasaran pemasaran yang efektif, implementasi dan
pengendalian strategi.
3. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Dalam merencanakan strategi pemasaran, beberapa perusahaan
menggunakan berbagai cara yang kemudian dikombinasikan menjadi satu
jenis strategi pemasaran, selanjutnya lebih akrab dikenal dengan istilah
16
20
“Marketing Mix”. Konsep marketing mix ini harus ada dalam strategi
pemasaran karena merupakan alat penunjang pemasaran yang efektif
dalam merealisasikan kegiatan pemasaran..
Marketing mix adalah perpaduan seperangkat alat pemasaran yang
sifatnya dapat dikendalikan oleh perusahaan sebagai bagian dalam upaya
mencapai tujuan pada pasar sasaran.17 Marketing mix (bauran pemasaran)
merupakan kegiatan pemasaran yang dilakukan secara terpadu. Artinya
kegiatan ini dilakukan secara bersamaan di antara elemen-elemen yang ada
dalam marketing mix itu sendiri. Setiap elemen tidak dapat berjalan
sendiri-sendiri tanpa dukungan dari elemen yang lain.18
Bauran pemasaran adalah perpaduan seperangkat alat pemasaran
yang sifatnya dapat dikendalikan oleh perusahaan sebagai bagian dalam
upaya mencapai tujuan pada pasar sasaran.19
Dari pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa bauran
pemasaran (Marketing Mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang
digunakan secara terpadu, dapat dikendalikan dan saling mendukung
antara variabel-variabelnya yang digunakan untuk mencapai tujuan
perusahaan dalam upaya memenuhi target pasarannya.
Berikut ini akan dijelaskan secara singkat mengenai
masing-masing unsur dari bauran pemasaran (marketing mix), yaitu:
a. Product (Produk)
Produk merupakan keseluruhan konsep objek atau proses
yang memberikan sejumlah nilai kepada konsumen. Yang perlu
17
M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, h. 14
18
Kasmir, Manajemen Perbankan,(Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2006), Ed. 1, h. 186
19
21
diperhatikan dalam produk adalah konsumen tidak hanya membeli
fisik dari produk itu saja tetapi membeli manfaat dan nilai dari
produk tersebut yang di sebut “the offer”.20 Produk adalah sesuatu
yang memberikan manfaat baik dalam hal memenuhi kebutuhan
sehari-hari atau sesuatu yang ingin dimiliki oleh konsumen. 21
Philip Kotler mendefinisikan produk sebagai sesuatu yang
dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk
dibeli, untuk digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi
keinginan dan kebutuhan.22
Dalam dunia perbankan, strategi produk yang dilakukan
dalam mengembangkan suatu produk adalah sebagai berikut: 23
1) Penentuan Logo dan Moto
Logo merupakan ciri khas suatu produk sedangkan
moto adalah serangkaian kata-kata yang berisikan misi dan
visi bank dalam melayani masyarakat. Logo dan moto juga
sering disebut sebagai ciri produk. Pertimbangan dalam
pembuatan logo dan moto yaitu memiliki arti, menarik
perhatian dan mudah diingat.
2) Menciptakan Merek
Karena jasa memiliki beraneka ragam, maka setiap
jasa harus memiliki nama. Tujuannya agar mudah dikenal
dan diingat pembeli. Merek merupakan sesuatu untuk
20
Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta: Salemba
Empat, 2006) Ed. 2, h. 70
21 Kasmir, Pemasaran bank, (Jakarta: Kencana, 2005), h.136
22
Kasmir, Manajemen Perbankan, h. 186
23
22
mengenal barang dan jasa yang ditawarkan. Penciptaan
suatu merek harus mempertimbangkan faktor-faktor antara
lain mudah diingat, terkesan hebat dan modern, memiliki
arti, dan menarik perhatian.
3) Menciptakan Kemasan
Kemasan merupakan pembungkus suatu produk.
Dalam dunia perbankan kemasan lebih diartikan kepada
pemberian pelayanan dan jasa kepada para nasabah atau
bentuk tawaran produk yang dapat menarik para nasabah.
4) Keputusan Label
Label merupakan sesuatu yang dilekatkan pada
produk yang ditawarkan dan merupakan bagian dari
kemasan. Di dalam label dijelaskan siapa yang membuat,
dimana dibuat, kapan dibuat, cara menggunakannya, dan
informasi lainnya.
b. Price (Harga)
Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan
seseorang untuk mendapatkan hak menggunakan produk. 24
Sedangkan menurut Bilson Simomura, harga merupakan biaya
yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan produk. 25
24
J. Supranto dan Nandan Limakrisna, Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran
Untuk Memenangkan Persaingan Bisnis, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007), h. 12 25
Bilson Simomura, Memenangkan Pasar dengan Pemasaran efektif dan profitable,
23
Dari pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa harga
adalah biaya atau nilai yang harus dibayarkan seseorang untuk
mendapatkan maupun hak menggunakan produk.
Strategi penentuan harga (pricing) sangat signifikan dalam
pemberian nilai kepada konsumen dan mempengaruhi citra produk,
serta keputusan konsumen untuk membeli. Penentuan harga juga
berhubungan dengan pendapatan dan turut mempengaruhi
penawaran atau saluran pemasaran. Akan tetapi hal terpenting
adalah keputusan dalam penentuan harga harus konsisten dengan
strategi pemasaran secara keseluruhan.26 Faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam suatu penetapan harga antara lain biaya,
keuntungan, harga yang ditetapkan oleh pesaing, dan perubahan
keinginan pasar. 27
c. Promotions (Promosi)
Promosi adalah kegiatan untuk menginformasikan produk,
membujuk konsumen untuk membeli serta mengingatkan
konsumen untuk tidak melupakan produk.28Menurut M. Nur
Rianto, promosi merupakan komponen yang dipakai untuk
memberitahukan dan mempengaruhi pasar bagi produk perusahaan,
sehingga pasar dapat mengetahui tentang produk yang diproduksi
oleh perusahaan tersebut. Tujuan dari promosi adalah konsumen
26
Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, h. 72
27
M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, h. 15
28
24
dapat mengetahui tentang produk tersebut dan akhirnya
memutuskan untuk membeli produk tersebut.29
Dari pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa
promosi adalah komponen yang dipakai untuk
menginformasikan/memberitahukan, membujuk maupun
mempengaruhi konsumen yang bertujuan agar konsumen bisa
mengetahui dan membeli produk tersebut.
Secara garis besar keempat macam sarana promosi yang
dapat digunakan oleh perbankan adalah sebagai berikut: 30
1) Periklanan (Advertising) yaitu promosi yang dilakukan
dalam bentuk tayangan atau gambar atau kata-kata yang
tertuang dalam spanduk, brosur, billboard, koran, majalah,
televisi, atau radio-radio.
2) Promosi Penjualan (Sales Promotion) yaitu promosi yang
digunakan untuk meningkatkan penjualan melalui potongan
harga atau hadiah pada waktu tertentu terhadap
barang-barang tertentu pula.
3) Publisitas (Publicity) yaitu promosi yang dilakukan untuk
meningkatkan citra bank di depan calon nasabah atau
nasabahnya melalui kegiatan amal atau sosial atau olahraga.
4) Penjualan Pribadi (Personal Selling) yaitu promosi yang
dilakukan melalui pribadi-pribadi karyawan baik dalam
melayani serta ikut mempengaruhi nasabah.
29
M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, h. 16
30
25
d. Place (Tempat)/Lokasi
Lokasi bank adalah tempat dimana diperjualbelikannya
produk perbankan dan pusat pengendalian perbankan. 31 Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi suatu bank
adalah:32
1) Dekat dengan kawasan industri pabrik. Hal ini bisa menjadi
pertimbangan apabila segmen yang dijadikan target pasar
bagi bank adalah pabrik atau karyawan pabrik.
2) Dekat dengan perkantoran. Pilihan ini dapat diambil jika
target pasar yang akan diraih oleh bank adalah kantor serta
karyawan kantor tersebut.
3) Dekat dengan pasar. Keputusan pembukaan kantor cabang
atau kas di wilayah yang dekat dengan pasar dapat
dilakukan apabila target pasar yang ingin diraih adalah
pedagang pasar tersebut.
4) Dekat dengan perumahan atau masyarakat. Suatu
perbankan memilih untuk dekat dengan perumahan apabila
ingin fokus pada sektor ritel.
5) Mempertimbangkan jumlah pesaing yang ada di lokasi.
Apabila suatu daerah terlalu banyak jumlah pesaingnya,
maka sebaiknya suatu bank tidak membuka kantor didaerah
tersebut sebab perhitungan market share yang ingin dicapai
harus dapat diperhitungkan secara tepat, apabila sudah
31
Kasmir, Pemasaran bank, h.136
32
26
terlalu banyak pesaing maka akan mengurangi jumlah
pendapatan bank.
B. Tabungan
1. Pengertian Tabungan
Tabungan adalah simpanan pada bank yang penarikannya hanya
dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu.33 Menurut UU RI No. 10
Tahun 1998 tentang Perbankan Bab 1 Pasal 1 butir 5 menyatakan bahwa
tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan
cek, bilyet giro, atau alat lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.34
Tabungan merupakan jenis simpanan yang dilakukan oleh pihak
ketiga yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat tertentu sesuai
perjanjian antara bank dengan nasabah. 35 Menurut Dahlan Siamat,
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik
dengan cek atau alat yang dipersamakan dengan itu.36
Tabungan adalah bentuk simpanan nasabah yang bersifat likuid,
hal ini memberikan arti produk ini dapat diambil sewaktu-waktu apabila
nasabah membutuhkan, namun bagi hasil yang ditawarkan kepada nasabah
penabung kecil. Akan tetapi jenis penghimpunan dana tabungan
merupakan produk menghimpunan yang lebih minimal biaya bagi pihak
33
B.N. Marbun, Kamus Manajemen, h. 351
34
http://id.wikisource.org/wiki/UndangUndang_Republik_Indonesia_Nomor_10_Tahun_
1998. Di akses pada tanggal 09 Mei 2014
35
Ismail, Manajemen Perbankan(Dari Teori Menuju Aplikasi), (Jakarta, Kencana, 2010),
Ed. 1, Cet. 1. h. 44 36
27
bank karena bagi hasil yang ditawarkannya pun kecil namun biasanya
jumlah nasabah yang menggunakan tabungan lebih banyak daripada
produk penghimpunan lain.37
Dalam dunia perbankan syariah, mendeskripsikan pengertian
tabungan tidak berbeda jauh dengan pengertian tabungan pada umumnya.
Hanya saja dalam dunia perbankan syariah, tabungan dalam pelaksanaanya
berdasarkan akad-akad tertentu yang sesuai dengan prinsip syariah.
Pengertian tabungan dalam dunia perbankan diartikan sebagai simpanan
berdasarkan akad wadi’ah atau investasi dana berdasarkan mudharabah
atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang
penarikannya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang
disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, biyet giro, dan/ atau alat
lainnya yang dipersamakan dengan itu.38
Dari pengertian diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa
tabungan adalah simpanan yang dilakukan oleh pihak ketiga (nasabah)
yang bersifat likuid yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut
syarat-syarat tertentu sesuai perjanjian antara bank dengan nasabah, tetapi
tidak dapat ditarik dengan cek, biyet giro, dan/ atau alat lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
2. Macam-macam Tabungan
Dalam praktik perbankan di Indonesia dewasa ini terdapat
beberapa jenis-jenis tabungan. Perbedaan jenis tabungan ini hanya terletak
dari fasilitas yang diberikan kepada penabung, sehingga dengan demikian
37
M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, h. 34
38
Andri Soemitra, Bank &Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009), Ed. 1,
28
si penabung mempunyai banyak pilihan. Jenis-jenis tabungan dimaksud
adalah sebagai berikut: 39
a. Tabanas (Tabungan Pembangunan Nasional)
Yaitu suatu bentuk tabungan yang pada prinsipnya bersifat
bebas, tidak terikat oleh jangka waktu, jumlah setoran maupun
penarikannya. Pada masa sekarang setiap bank melakukan
penghimpunan dana melalui tabungan, dengan cara
mengkombinasikan antara tabungan kebutuhan-kebutuhan lain
manusia terhadap jasa uang, misalnya suatu bank membuat produk
jasa tabungan untuk nasabah dengan status sebagai karyawan,
ingin menyimpan dana untuk persiapan menjamin kehidupannya
pada masa pensiun, maka bank tersebut memproduk jasa uang
berupa tabungan pensiun.
b. Taska (Tabungan Asuransi Berjangka)
Yaitu suatu bentuk tabungan yang dikaitkan dengan
asuransi jiwa. Pada jenis tabungan ini terdapat ketentuan bahwa
nasabah menabung dalam batas waktu tertentu dengan besarnya
tabungan setiap periode telah ditentukan batas minimal menabung.
Ketentuan lain walaupun angsuran belum terpenuhi seluruhnya,
nilai tabungan dapat dibayar sepenuhnya kepada penabung apabila
mendadak meninggal dunia.40
39 Kasmir, Dasar-dasar Perbankan,h. 85
40
Faisal Afif, Dkk, Strategi dan Operasional Bank, (Bandung: PT Eresco, 1996), Cet. 1,
29
Tabel 2.1 Perbedaan Antara Tabanas dan Taska
Tabanas Taska
Tabungan bersifat tidak terikat Taska terikat dengan asuransi Jumlah uang disetor bebas Setoran setiap periode tetap
jumlahnya Tidak ada p-embatasan jangka
waktu
Terdapat pembatasan jangka waktu, sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan bank.
Jasa nasabah selalu berubah sesuai dengan perubahan tingkat bunga yang berlaku.
Jasa tetap
Untuk segala umur Untuk yang berusia 5-55 tahun
Sumber: Buku Strategi dan Operasional Bank Oleh Faisal Afif, Dkk.
c. Tabungan lainnya, yaitu tabungan selain tabanas dan taska.
Tabungan ini dikeluarkan oleh masing-masing bank dengan
ketentuan-ketentuan yang diatur oleh BI (Bank Indonesia)
3. Mekanisme Pembukaan dan Penutupan Tabungan
a. Prosedur Pembukaan Tabungan
Persyaratan untuk dapat membuka rekening tabungan
masing-masing bank berbeda. Akan tetapi, pada umumnya bank memberikan
persyaratan yang sama yaitu setiap masyarakat yang ingin membuka
rekening tabungan, perlu menyerahkan fotokopi identitas, misalnya
KTP, SIM, paspor dan identitas lainnya. Di samping itu, setiap bank
akan memberikan persyaratan tentang setoran awal, minimal, serta
saldo minimal yang harus disisakan.41 Umumnya prosedur pembukaan
tabungan terdiri dari: 42
41 Ismail, Manajemen Perbankan(Dari Teori Menuju Aplikasi), h. 68
42
Malayu S.P Hasibuan, Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), Cet.
30
1) Calon nasabah menuliskan nama dan alamat pada aplikasi formulir
permohonan untuk menjadi nasabah.
2) Calon nasabah menyerahkan fotokopi identitas diri (KTP/SIM).
3) Menyerahkan setoran awal minimal sesuai yang ditentukan bank.
4) Membuat contoh tanda tangan pada tempat yang ditentukan bank.
5) Membuat buku tabungan dengan menuliskan nama, alamat, nomor
buku tabungan, dan jumlah tabungannya.
6) Buku tabungan diserahkan kepada pemiliknya.
b. Penyetoran Tabungan
1) Penyetoran dapat dilakukan oleh siapa saja setiap hari kerja.
2) Penyetoran dilakukan dengan slip setoran yang disetorkan, yaitu
uang tunai, cek/bilyet giro kliring, transfer masuk, inkaso masuk,
bunga deposito, dan lain-lain.
3) Setiap menyetor, buku tabungan harus dibawa sehingga tabungan
dapat dibukukan.
c. Penarikan Tabungan
1) Penarikan tabungan hanya dapat dilakukan oleh pemiliknya.
2) Maksimum penarikan sebesar saldo tabungan dikurangi saldo
wajib.
3) Penarikan tabungan dilakukan dengan slip penarikan atau ATM
Card
4) Jika penarikan dilakukan dengan slip penarikan, buku tabungan
31
5) Slip penarikan harus ditandatangani pemilik serta memperlihatkan
kartu identitas diri (KTM/SIM)
6) Jumlah penarikan harus dibukukan pada buku tabungan.
d. Alasan Penutupan Tabungan
Syarat-syarat untuk ditutupnya tabungan oleh bank dapat
dilakukan oleh nasabah sendiri atau ditutup oleh bank karena alasan
tertentu. Biasanya alasan tersebut antara lain:
1) Tabungan akan ditutup karena saldonya nol.
2) Tabungan akan ditutup atas permintaan pemiliknya.
3) Tabungan ditutup oleh bank karena saldo minimumnya kurang.
4) Tabungan ditutup karena pemiliknya meninggal dunia.
C. Dana Ritel (Retail Banking)
1. Pengertian Dana Ritel (Retail Banking)
Dalam Kamus Manajemen, Dana adalah uang tunai atau aktiva lain
yang segera dapat diuangkan yang tersedia atau disisihkan untuk maksud
tertentu.43 Menurut Kuncoro dan Suharjono, Dana Bank adalah semua
utang dan modal yang tercatat pada neraca bank berisi sisi passiva yang
dapat digunakan sebagai modal operasional bank dalam rangka kegiatan
penyaluran/penempatan dana.44Sedangkan menurut Malayu Hasibuan,
Dana Bank (Loanable Fund )adalah sejumlah uang yang dimiliki dan
dikuasai suatu bank dalam kegiatan operasionalnya.45
43
B.N. Marbun, Kamus Manajemen, h. 56
44
Ismail, Manajemen Perbankan(Dari Teori Menuju Aplikasi), h. 39
45
32
Dalam kamus bank dan keuangan, retail adalah noun sale of small
quantities of goods to ordinary cutomers46. Sedangkan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, mengartikan retail sebagai usaha bersama dalam
bidang perniagaan dalam jumlah kecil kepada penggunaan akhir atau
eceran.47 Dari pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa dana retail
adalah dana yang berasal dari nasabah individual, maupun non perorangan
yang berskala kecil dan menengah.
Retail Banking adalah normal banking services provided for
customers by the main high street banks (as opposed to wholesale
banking). 48 Retail banking pada dasarnya adalah usaha jasa perbankan
dalam memenuhi kebutuhan masyarakat yang bersifat perorangan atau
individu, berbeda dengan corporate banking yang lebih menitikberatkan
pelayanannya kepada kebutuhan perusahaan.
Menurut Jeffry A.M. Dendeng, retail banking adalah bank dalam
kegiatan usahanya menitikberatkan kepada perseorangan dan usaha kecil.
Sedangkan bank yang titik berat kegiatan usahanya melayani korporat
disebut sebagai corporate banking. Stefan W. Kaminsky dalam buku
Beyond Retail Banking mengemukakan bahwa retail banking adalah bank
yang melayani individual/perorangan yang umumnya berada pada strata
berpendapatan menengah ke bawah. Berbeda dengan private banking
46
British Library Cataloguing-in-Publication Data, Dictionary of Banking and
Finance,(British: Peter Collin Publishing, Ltd, 1999), h. 271 47
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,
(Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2008), Edisi Empat. h.1170 48
British Library Cataloguing-in-Publication Data, Dictionary of Banking and Finance, h.
33
dimana nasabah yang dilayani adalah golongan atas yang ingin dilayani
secara tersendiri atau khusus.49
Retail banking atau customer banking mempunyai volume per unit
lebih kecil dibandingkan dengan segmen corporate banking. Namun
sekalipun volume per unit lebih kecil yang identik dengan biaya per unit
tinggi, retail banking dapat memberikan margin keuntungan yang
signifikan. Selain itu memiliki resiko yang relatif lebih kecil dibandingkan
sektor korporat. 50
Retail banking seperti bank pada umumnya menyediakan jasa yang
dapat dikonsumsi langsung oleh masyarakat umumnya menyangkut
tujuan-tujuan konsumtif. Kebutuhan-kebutuhan jasa yang demikian timbul
akibat berkembangnya kebutuhan masyarakat atas jasa keuangan yang
diantisipasi oleh bank. Jasa bank tersebut dapat berupa jasa untuk tujuan
menabung, jasa berupa kredit perorangan maupun jasa-jasa seperti layanan
pembayaran. 51
2. Produk Retail Banking
Produk retail banking yang ditawarkan umumnya adalah
produk-produk kebutuhan langsung para nasabah. Beberapa produk-produk retail banking
dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Tabungan
Tabungan pada dasarnya adalah sejumlah uang yang tidak atau
belum terpakai untuk kebutuhan produktif maupun konsumtif, yang
49
Jeffry A.M. Dendeng, Tesis: Retail Banking Sebagai Strategi Alternatif bagi Bank BNI.
(Jakarta:Universitas Indonesia, 1996). h. 24. 50
Lamtiurma Pangaribuan, Tesis: Strategi Pemasaran sektor “retail” perbankan telaah
kasus pada sebuah bank persero “BB”, (Jakarta: Universitas Indonesia,1997).h. 16. 51
34
oleh pemiliknya disimpan dengan berbagai tujuan seperti
mengantisipasi kebutuhan, untuk pembelian sesuatu dimasa mendatang,
kebutuhan biaya pendidikan anak dimasa mendatang dan sebagainya.52
Tabungan adalah simpanan pihak ketiga kepada bank yang
penarikannya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu. Sebelum
pakto 1998 jenis tabungan sangat terbatas, yaitu Tabanas, Taska,
Tappelpram, namun sekarang ini masing-masing bank telah
mempunyai jenis tabungan sendiri dengan berbagai kelebihan yang
ditawarkan.53 Selain tingkat bunga yang ditawarkan yang berbeda
antara bank yang satu dengan yang lainnya, fasilitas yang disediakan
pada masing-masing produk juga berbeda. Ada kelompok bank yang
menyediakan failitas ATM (Automated Teller Machine), ada pula yang
mengkombinasikan tabungan dengan pemberian asuransi jiwa, ada
yang menawarkan hadiah jutaan rupiah maupun dalam bentuk barang
seperti mobil, sepeda motor, dan sebagainya.54
b. Deposito
Instrumen penyimpanan lainnya adalah deposito. Deposito
terdiri dari deposito berjangka maupun sertifikat deposito. Deposito
berjangka adalah simpanan pihak ketiga kepada bank yang
penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu
menurut perjanjian antara pihak ketiga dan bank yang bersangkutan.
Sedangkan sertifikat deposito adalah simpanan berjangka atas
52
Jeffry A.M. Dendeng, Retail Banking Sebagai Strategi Alternatif bagi Bank BNI. h. 25
53 Lamtiurma Pangaribuan, Strategi Pemasaran sektor “retail” perbankan telaah kasus
pada sebuah bank persero “BB”, h. 19
54
35
pembawa yang dengan izin bank indonesia dikeluarkan oleh bank
sebagai bukti simpanan yang dapat diperjual-belikan atau dipindah
tangankan kepada pihak ketiga. 55
Dilihat dari kepemilikan deposito, ada yang milik pemerintah,
lembaga/badan pemerintah, badan usaha milik negara, perusahaan
swasta, yayasan dan badan sosial, koperasi, perorangan dan lain-lain.
Deposito retail banking umumnya adalah deposito perorangan atas
kelebihan uangnya. Berbeda dengan tabungan yang relatif tidak terlalu
terpengaruh terhadap adanya isu devaluasi, maka deposito sangat peka
dengan isu tersebut dan bahkan perubahan-perubahan nilai uang
lainnya. 56
c. Kredit
Produk perbankan yang berkaitan dengan kegiatan penyaluran
dana, yang biasanya disebut sebagai produk asset adalah kredit.
Pengertian kredit menurut UU no. 7 tahun 1992 tentang perbankan
adalah penyediaan uang atau taguhan yang dapat dipersamakan dengan
itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam.57
Kredit pada retail banking lebih banyak dari jenis konsumtif
seperti kredit pemilikan rumah (KPR), kredit untuk pembelian
kendaraan bermotor. Kredit jenis ini berkembang cukup pesat sejalan
dengan meningkatnya tingkat penghasilan penduduk per kapita. Di
55
Lamtiurma Pangaribuan, Strategi Pemasaran sektor “retail” perbankan telaah kasus
pada sebuah bank persero “BB”, h. 19
56
Jeffry A.M. Dendeng, Retail Banking Sebagai Strategi Alternatif bagi Bank BNI, h. 27
57
Lamtiurma Pangaribuan, Strategi Pemasaran sektor “retail” perbankan telaah kasus
36
dalam pemberian kredit jenis konsumtif kepada masyarakat, bank-bank
umumnya berlomba selain dalam pemberian tingkat bunga yang
bersaing, juga kecepatan dalam proses pemberian kredit serta
kemudahan-kemudahan lainnya seperti lunaknya persyaratan yang
ditetapkan. 58
d. Jasa Pelayanan
Transfer atau pengiriman uang yang dilakukan bank untuk
nasabahnya baik dengan cara mengkredit atau mendebet rekening
nasabah merupakan salah satu bentuk jasa pelayanan yang diberikan
bank kepada nasabahnya. Begitu pula jasa pelayanan atas tagihan
langganan telepon, listrik, air minum atau tagihan lainnya. Pemberian
layanan jasa ini mempunyai resiko yang kecil bagi bank dan
merupakan sumber pendapatan non bunga yang cukup besar bagi bank.
Tuntutan masyarakat akan jasa pelayanan bank semakin lama
semakin bervariasi khusunya yang berhubungan dengan kepraktisan,
kemudahan, dan efisiensi. Tingginya tingkat kesibukan masyarakat dan
semakin sempitnya waktu yang tersedia, mendorong masyarakat untuk
menuntut kepada bank agar mengambil alih urusan bayar membayar
atau kewajiban keuangan mereka lainnya. 59
58
Jeffry A.M. Dendeng, Retail Banking Sebagai Strategi Alternatif bagi Bank BNI.
(Jakarta:1996) Program Pascasarjana UI. Program Studi Magister Manajemen. h. 27
59
37 BAB III
GAMBARAN UMUM PT BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk
A. Sejarah Pendirian dan Perkembangan Bank Muamalat Indonesia
Bank Muamalat Indonesia adalah bank umum pertama di Indonesia
yang menerapkan prinsip syariah Islam dalam menjalankan operasinya. PT
Bank Muamalat Indonesia, Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412 H atau 1
Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan
Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawal
1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan
Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim,
pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari
komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat
penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara
silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan
komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp
106 miliar.1
Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan,
Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa.
Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah
pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk
yang terus dikembangkan.
1
38
Pada akhir tahun ’90-an, Indonesia dilanda krisis moneter yang
memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor
perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank
Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998, rasio pembiayaan
macet (NPF) mencapai lebih dari 60%. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp
105 miliar. Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari
sepertiga modal setor awal.
Dalam upaya memp