• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pelaksanaan Hazard Reporting System Pada Strategis Bisnis Unit (Sbu) Aircraft Services Pt. Dirgantara Indonesia (Persero) Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Pelaksanaan Hazard Reporting System Pada Strategis Bisnis Unit (Sbu) Aircraft Services Pt. Dirgantara Indonesia (Persero) Tahun 2016"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

TAHUN 2016

LAPORAN MAGANG

Disusun Oleh :

YAUMI KHAIRI AZHARI LUBIS 1112101000106

PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Magang, 2 Februari – 10 Maret 2016

YAUMI KHAIRI AZHARI LUBIS, NIM : 1112101000106

Gambaran Pelaksanaan Hazard Reporting System Pada Strategis Bisnis Unit (SBU) Aircraft Services PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Tahun 2016 xvi + 59 halaman, 5 tabel, 5 bagan, 7 gambar, 3 lampiran

ABSTRAK

Hazard dan tempat kerja merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Hazard adalah Kondisi yang ada atau potensial yang dapat menyebabkan cedera, penyakit atau kematian untuk orang, kerusakan atau kehilangan sistem, peralatan, properti, lingkungan atau citra. Bahaya adalah suatu kondisi yang merupakan prasyarat untuk sebuah insiden atau kecelakaan (Peraturan Direktorat Jendral Perhubungan Udara Tahun 2009). Sedangkan tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya (UU No. 1 Tahun 1970).

Kegiatan magang ini dilakukan di Strategis Bisnis Unit (SBU) Aircraft Services PT. Dirgantara Indonesia (Persero) dan dilakukan selama 27 hari kerja dimulai pada 2 Februari sampai 10 Maret 2016. Informasi mengenai prosedur Hazard Reporting System dengan cara melakukan observasi dari database department safety and airwothiness

Berdasarkan hasil analisis, hal yang membuat tidak berjalannya pelaksanaan Hazard Reporting System adalah Pekerja kurang memahami teknis pengisian orm Hazard Report, mindset karyawan terhadap pelaporan dianggap akan diberikan sanksi oleh atasan, pekerja beranggapan tidak ada keuntungan melaporkan bahaya, kurangnya perintah dari atasan dalam pelaporan hazard dan voluntary, keterbatasan anggaran ketika hendak melakukan mitigasi atas pelaporan hazard dan belum adanya program software pelaporan hazard.

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh maka saran yang diajukan oleh penulis kepada SBU Aircraft Services PT. Dirgantara Indonesia (Persero) yaitu Sebaiknya Pihak Departemen SDM Memberikan training secara berkala kepada seluruh personil SBU Aircraft Service, Sebaiknya Departemen terkait Memberikan penghargaan (reward) kepada pekerja yang aktif melaporkan hhzard dan Sebaiknya Departemen SDM menambahkan tenaga kerja agar beban kerja menjadi merata. Sehingga tidak ada lagi alasan untuk tidak aktif melaporkan hazard

(3)

PERNYATAAN PERSETUJUAN Judul Magang

GAMBARAN PELAKSANAAN HAZARD REPORTING SYSTEM PADA STRATEGIS BISNIS UNIT (SBU) AIRCRAFT SERVICES

PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO) TAHUN 2016

Telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji Magang Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, Mei 2016

Mengetahui

Pembimbing Fakultas Pembimbing Lapangan

Yuli Amran, SKM, MKM NIP. 19800506 200801 2 015

(4)
(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Yaumi Khairi Azhari Lubis (Yaumi)

Tempat/Tanggal Lahir Medan, 25 November 1994

Agama Islam

Jenis Kelamin Laki-laki

Alamat Jalan Benda Timur 1C Blok E 72 No. 9 RT 02 RW 016, Kel. Benda Baru, Kec. Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Prov. Banten

Nomor HP +62 813 111 98574

Email yaumi.kal@gmail.com / yaumi_kal@yahoo.co.id Riwayat Pendidikan SD Negeri Parakan 1

Tangerang Selatan, Banten

(2000-2006)

MTsN Tangerang II Pamulang Tangerang Selatan, Banten

(2006-2009)

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK), Program Studi Kesehatan Masyarakat, Peminatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Tangerang Selatan, Banten

(2012-Sekarang)

Pengalaman Organisasi Wakil Ketua Futsal Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(2013-2014)

Bendahara Futsal Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN syarif Hidayatullah Jakarta

(6)

Ketua Futsal Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(2014-2016)

Staff Finance Forum Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (FSK3) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(2014-2015)

Staff Human Resource Development, Forum Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (FSK3) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(2015-2016)

Pengalaman Pelatihan Peserta Orientasi Pengenalan Akademik Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(2012)

Peserta Orientasi Pengenalan Akademik dan Kebangsaan (OPAK), Program Studi Kesehatan Masyarakat, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(2012)

Peserta Peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2013: Go Ahead To Attack Cigarette

“Peran Mahasiswa Kesehatan dalam

Dukungannya terhadap Aksesi FCTC untuk

Indonesia Sehat”

(2013)

Peserta Seminar Profesi K3: Gambaran Budaya K3 di Rumah Sakit Tahun 2013

(2013)

Peserta Workshop “Safety in The Process

Industries”

(2014)

Peserta Seminar Profesi Gizi Kesehatan

Masyarakat “Have Your Perfect Weight with a Proper Diet”

(2014)

Peserta Seminar Pengembangan Profesi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

“Optimalisasi Pemenuhan Regulasi Prasarana

(7)

Perlintasan Kereta Api Demi Stabilitas

Transportasi Nasional”

Peserta Seminar Profesi Kesehatan Masyarakat Peminatan Epidemiologi: Menstrual and

Pre-Menstrual Syndrome “Protect, Care and Attend

Your (Pretty) Miss V”

(2014)

Peserta Training SMK3 Based on OHSAS 18001

& PP No. 50 Tahun 2012”

(2014)

Peserta Workshop “Ergonomics in The Work

Place”

(2014)

Peserta Workshop “Management of Fire Safety” (2014)

Peserta Workshop “Risk Assessment in The

Work Place”

(2015)

Peserta Pelatihan Keselamatan Konstruksi (Lifting Crane)

(2015)

Peserta Pelatihan Keselamatan Konstruksi (Lifting Crane)

(2014)

Peserta Seminar Profesi Gizi Kesehatan

Masyarakat “Are You Selected Eater? Be Careful To Obesity!”

(2014)

Pengalaman Kepanitiaan Panitia Social Project (2012)

Panitia Gathering Forum Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (FSK3)

(2014)

Panitia Seminar Profesi Keselamatan dan

Kesehatan Kerja “Peduli Keselamatan

Berkendara: Aku dan Ojek Online Tertib Berlalu

(8)

Lintas

Riyawat Karir dan Pencapaian

Juara III Lomba Adzan Pekan Muharram 1425 H Masjid Al-Muhajirin Pamulang Olahraga Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Juara I Futsal Medistra Cup Fakultas kedokteran Universitas Tarumanegara se-Jabodetabek

(2014)

(9)

Juara I Futsal Dasawarsa Cup FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(2014)

Juara I Mini Soccer Middle Of Ciater Cup (2014) Juara I Ganda Putra Tenis Meja Pekan Seni

Olahraga Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(2015)

Juara I Ganda Putra Tenis Meja Olympiart Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(2015)

Juara II Futsal Diesnatalis Cup UPN Veteran Jakarta

(2016)

Juara II Futsal Dean Cup Adrenalin Rush Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah Jakarta

(10)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Alhamdulillah, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan magang ini dengan judul “Gambaran Pelaksanaan Hazard Reporting System Pada Strategis Bisnis Unit (SBU) Aircraft Services PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Tahun 2016”. Shalawat beserta salam yang teriring doa semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang senantiasa atas izin Allah SWT mengajarkan umatnya untuk terus memperoleh ilmu pengetahuan yang kelak bermanfaat bagi sesamanya.

Laporan magang ini merupakan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan penulis selama lebih kurang satu setengah bulan sejak tanggal 2 Februari 2016 hingga 10 Maret 2016 di SBU (Strategis Bisnis Unit) Aircraft Services PT. Dirgantara Indonesia (Persero). Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas dan kompetensi kegiatan magang mahasiswa/i semester VIII peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam proses penyusunan laporan magang ini, penulis memperoleh banyak dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Keluarga saya, yaitu Orang tua tercinta dan kakak saya karena atas doa dan dukungan yang tak hentinya sehingga penulis mampu memperoleh dan menjalani pendidikan hingga saat ini di jenjang universitas.

2. Ibu Yuli Amran, M.KM selaku pembimbing fakultas yang telah memberikan berbagai arahan dan motivasi kepada penulis agar berupaya dengan maksimal dalam melaksanakan dan menyelesaikan laporan ini. 3. Ibu Dr. Iting Shofwati, S.T, M.KKK selaku dosen peminatan Keselamatan

(11)

4. Ibu Fajar Ariyanti, Ph.D selaku ketua program studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan para dosen Kesehatan Masyarakat atas semua ilmu yang telah diajarkan.

5. Bapak Fery Anugrah A. Bangun, ST selaku Pembimbing Lapangan yang telah memberikan banyak informasi, ilmu pengalaman maupun arahan selama kegiatan magang berlangsung

6. Bapak Dedi Ruhiyat beserta keluarga yang memberikan informasi dan kesempatan untuk melaksanakan kegiatan magang. Di PT. Dirgantara Indonesia (Persero)

7. Bapak Yadi Ruslan, MT selaku Manajer Dpeartemen Safety and SBU Aircraft Services PT. Dirgantara Indonesia (Persero) yang telah memberikan banyak informasi, ilmu, pengalaman maupun arahan selama kegiatan magang berlangsung dan dalam proses penyusunan laporan ini. 8. Bapak Herutomo, Bapak Unggul, Bapak Riyadi, Bapak Agustiono dan

Bapak Nanang yang turut membantu dalam memberikan informasi, ilmu, motivasi maupun pengalaman dan juga seluruh pegawai SBU Aircraft Services PT. Dirgantara Indonesia (Persero) yang senantiasa menerima, memberikan pengalaman berkesan dan mendukung pelaksanaan kegiatan magang.

9. Alviral Muhammad, Nova Rizki Prakoso, dan Richard Wahyu Pratama, teman seperjuangan saat di tempat magang dan teman peminatan K3 dan Kesehatan Masyarakat 2012 UIN Jakarta yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis.

10.Bitari Sakinah, yang senantiasa memberikan semangat dan motivasi selama kegiatan magang berlangsung dan penulisan laporan magang.

11.Decky Prima yang telah memberi informasi seputar tempat magang di wilayah kota bandung

(12)

Demikian yang dapat penulis sampaikan, dengan doa dan harapan bahwa segala kebaikan yang mereka berikan dapat bermanfaat bagi penulis. Penulis menyadari bahwa di dalam penulisan laporan ini masih terdapat berbagai kekurangan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kelak dapat menjadi lebih baik. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dalam perkembangan ilmu Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan bermanfaat bagi seluruh pembacanya, Amin. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, April 2016

(13)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

PERNYATAAN PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ...………....iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iv

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR BAGAN... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR ISTILAH ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 3

C.Tujuan Magang ... 4

1. Tujuan Umum Magang ... 4

2. Tujuan Khusus Magang ... 4

D.Manfaat Magang ... 4

1. Bagi Mahasiswa ... 4

2. Bagi FKIK UIN Jakarta ... 5

3. Bagi PT. Dirgantara Indonesia (Persero) ... 5

BAB II ALUR DAN KEGIATAN HARIAN MAGANG ... 6

A.Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan Magang ... 6

B.Alur Kegiatan Magang ... 6

C.Rencana Kegiatan Harian Magang ... 8

(14)

E.Evaluasi Rencana Kegiatan Harian Magang ... 23

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN... 24

A.Gambaran Umum PT. Dirgantara Indonesia (Persero) ... 24

1. Sejarah PT. Dirgantara Indonesia (Persero) ... 24

2. Informasi dan Lokasi PT. Dirgantara Indonesia (Persero)... 25

3. Logo dan Makna PT. Dirgantara Indonesia (Persero) ... 27

4. Satuan Kerja PT. Dirgantara Indonesia (Persero) ... 27

5. Struktur Organisasi PT. Dirgantara Indonesia (Persero)... 32

6. Strategic Bisnis Unit (SBU) Aircraft Services ... 33

B.Analisis Pelaksanaan Hazard Reporting System... 36

1. Input ... 37

2. Proses ... 41

3. Output ... 44

C.Temuan Masalah pada pelaksanaan Hazard Reporting System ... 46

D.Prioritas Masalah ... 47

E.Akar Masalah ... 53

F.Solusi Pemecahan Masalah ... 56

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ... 58

A.Simpulan ... 58

B.Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 61

(15)

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Alur Kegiatan Magang ... 6

Bagan 2.2 Tahapan Kegiatan Magang ... 7

Bagan 3.1 Struktur Organisasi PT. Dirgantara Indonesia ... 32

Bagan 3.2 Struktur Organisasi Strategic Bisnis Unit (SBU) Aircraft Services ... 35

(16)

DAFTAR TABEL

Table 2.1 Rencana Kegiatan Harian Magang ... 8

Table 2.2 Realisasi Kegiatan Harian ... 13

Table 3.1 Program Kerja Departerment Safety & Airwothiness Strategic Bisnis Unit (SBU) Aircraft Services ... 36

Table 3.2 Analisis Pelaksanaan Hazard Reporting System ... 36

Table 3.3 Form Pelaporan Hazard ... 40

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Logo PT. Dirgantara Indonesia (Persero) ... 27

Gambar 3.2 Pesawat NC-212 ... 28

Gambar 3.3 Pesawat CN-235 ... 28

Gambar 3.4 Helikopter NBO-105 ... 29

Gambar 3.5 Helikopter SUPER PUMA NAS-332 ... 29

Gambar 3.6 Helikopter NBELL-412... 30

(18)

DAFTAR ISTILAH

ACS : Aircraft services

CBC : Composite Building Center CN : Casa Nusantara

DI : Dirgantara Indonesia

ILO : International Labour Organization Jamsostek : Jaminan Sosial Tenaga Kerja

HIRA : Hazard Identification and Risk Assesment K3 : Keselamatan dan Kesehatan Kerja

K3LH : Keselamatan dan Kesehatan Keja dan Lingkungan Hidup Menakertrans : Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

NC : Nusantara Casa

OSHAS : Occupational Health and Safety Assessment Series SBU : Strategic Bisnis Unit

(19)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Menurut Peraturan Direktorat Jendreal Perhubungan Udara Tahun 2009 tentang Petunjuk dan Tata Cara Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management System) Operasi Bandar Udara, Bagian 139-01, Hazard adalah kondisi yang ada atau potensial yang dapat menyebabkan cedera, penyakit atau kematian untuk orang, kerusakan atau kehilangan sistem, peralatan, properti, lingkungan atau citra perusahaan. Bahaya adalah suatu kondisi yang merupakan prasyarat untuk sebuah insiden atau kecelakaan.

Perkembangan di bidang industri menuntut perusahaan harus mampu bertahan dan berkompetisi. Hal ini dapat dilihat melalui peningkatan dalam bidang keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PP No. 50 tahun 2012). Bidang K3 menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja karyawan dan juga kinerja perusahaan (Budiono dkk, 2003).

Menurut Syukri Syahab (1997) Pada umumnya semua tempat kerja selalu terdapat sumber bahaya. Setiap aktivitas yang melibatkan faktor mausia, mesin dan bahan melalui tahapan proses memiliki risiko bahaya dengan tingkatan yang berbeda-beda. Hal ini memungkinkan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja disebabkan karena adanya sumber bahaya akibat dari aktivitas di tempat kerja. Tenaga kerja merupakan aset perusahaan yang sangat penting dalam proses produksi, sehingga perlu diupayakan agar derajat kesehatan tenaga kerja dalam keadaan optimal.

(20)

bahan-bahan berbahaya akan terus meningkat sesuai kebutuhan industrialisasi (Tarwaka, 2004).

Berdasarkan laporan ILO, setiap hari terjadi kecelakaan kerja yang mengakibatkan korban fatal sekitar 6.000 kasus setiap tahun di seluruh dunia 2 juta orang meninggal karena masalah-masalah akibat kerja dan pada tahun 2013 tercatat lebih dari 2,34 juta orang di dunia meninggal dunia akibat kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Sekitar 321.000 akibat kecelakaan kerja dan sekitar 2,02 akibat penyakit akibat kerja kerugian yang terjadi akibat kecelakaan dan penyakit akibat kerja setiap tahunnya lebih dari US 1,25 triliun. Berdasarkan Laporan ILO, setiap hari terjadi kecelakaan kerja yang mengakibatkan korban fatal sekitar 6.000 kasus (ILO, 2013).

Berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan, pada tahun 2013 peserta jamsostek yang mengalami kecelakaan sebanyak 192.911 orang, dengan rincian 146.219 orang laki-laki dan 46.692 orang perempuan (Rahmat baihaqi, 2014). Berdasarkan data Kemenakertrans pada tahun 2013 tidak kurang dari enam pekerja meninggal setiap harinya akibat kecelakaan kerja (Kemenakertrans, 2014).

PT Dirgantara Indonesia (persero) merupakan salah satu perusahaan penerbangan di Asia yang berpengalaman dan berkompetensi dalam rancang bangun, pengembangan, dan manufacturing pesawat terbang. Diawali dengan membangun dasar penguasaan teknologi melalui lisensi, perusahaan industri yang berdiri pada 23 Agustus 1976 ini memproduksi helikopter dan pesawat terbang.

SBU Aircraft Services menyediakan perbaikan pemeliharaan pesawat sipil dan militer serta helikopter. Mulai dari suku cadang, pembaharuan dan modifikasi struktur pesawat, pembaharuan interior, maintenance dan overhaul. Hazard Reporting System adalah salah satu program kerja pada stratrgis bisnis unit Aircraft Service namun program tersebut belum terlaksana maksimal.

(21)

SBU ACS PT. Dirgantara Indonesia (Persero), hazard yang dilaporkan dalam bentuk form hazard report berjumlah 67 laporan dan form voluntary hazard berjumlah 70 laporan pada tahun 2015. Untuk itu penulis berencana melakukan

penelitian dengan judul “Gambaran Pelaksanaan Hazard Reporting System Pada

Strategis Bisnis Unit (SBU) Aircraft Service di PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Tahun 2016”.

B. Rumusan Masalah

Bidang penerbangan merupakan salah satu tempat kerja yang terdapat berbagai potensi bahaya dan risiko yang tinggi. Kecelakaan di bidang penerbangan berhubungan dengan potensi bahaya dan risiko yang ada dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan yang mempengaruhi international. Kecelakaaan pesawat terbang biasanya berhubungan dengan bagaimana maintenance (perawatan) pesawat. Pesawat terbang harus melakukan perawatan secara berkala untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan.

Pada saat perawatan pesawat terbang, terdapat Hazard yang sangat banyak. Menurut observasi Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat (DKUPPU) mengatakan setidaknya minimal terdapat 3000 hazard per tahun yang terdapat pada perawatan pesawat. Melihat jumlah hazard yang sangat banyak, maka pengendalian menjadi suatu upaya yang diharuskan untuk menanggulangi kecelakaan.

Namun pada kenyataannya pada SBU ACS PT. Dirgantara Indonesia (Persero), hazard yang dilaporkan dalam bentuk form hazard report berjumlah 67 laporan dan form voluntary hazard berjumlah 70 laporan pada tahun 2015, sehingga jumlah ini jauh dari jumlah yang seharusnya ditetapkan oleh Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat (DKUPPU), membuktikan proses pengendalian hazard menjadi tidak maksimal karena hazardnya belum teridentifikasi.

(22)

C. Tujuan Magang

1. Tujuan Umum Magang

Diketahuinya Gambaran Pelaksanaan Prosedur Hazard Reporting System pada SBU Aircraft Services PT. Dirgantara Indonesia (Persero).

2. Tujuan Khusus Magang

a. Diketahuinya Gambaran Umum SBU Aircraft Services PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Tahun 2016.

b. Diketahuinya Analisis Pelaksanaan Prosedur Hazard Reporting System di SBU Aircraft Services PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Tahun 2016. c. Diketahuinya Temuan Masalah pada pelaksanaan Prosedur Hazard

Reporting System di SBU Aircraft Services PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Tahun 2016.

d. Diketahuinya Prioritas Masalah pada pelaksanaan Prosedur Hazard Reporting System di SBU Aircraft Services PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Tahun 2016.

e. Diketahuinya Akar Penyebab Masalah Prosedur Pelaksanaan Prosedur Hazard Reporting System di SBU Aircraft Services PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Tahun 2016.

f. Diketahuinya Solusi Pemecahan Masalah Pada Pelaksanaan Pelaksanaan Prosedur Hazard Reporting System Di SBU Aircraft Services PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Tahun 2016.

D. Manfaat Magang 1. Bagi Mahasiswa

a. Menambah wawasan dan pengetahuan terkait pelaksanaan K3 tentang maintenance penerbangan di SBU Aircraft Services PT Dirgantara Indonesia (Persero).

(23)

c. Memperoleh berbagai pengalaman kerja secara nyata di lapangan sebagai bentuk kesiapan dalam menghadapi dunia kerja.

2. Bagi FKIK UIN Jakarta

a. Membina kerjasama secara akademis dan profesional dengan perusahaan dalam lingkup pendidikan.

b. Membuka peluang baru sebagai rekomendasi tempat magang bagi para mahasiswa kesehatan masyarakat khususnya mahasiswa K3.

c. Memberi masukan yang bermanfaat sebagai bahan untuk evaluasi terhadap kurikulum pembelajaran di Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bagi PT. Dirgantara Indonesia (Persero)

a. Memperoleh masukan dan rekomendasi yang positif untuk menmecahkan masalah terkait pelaksanaan K3 yang ada di perusahaan.

b. Menjalin kerjasama yang baik dengan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan K3 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dalam menerapkan kemampuan yang dimiliki dan meningkatkan kualitas SDM yang baik. c. Laporan magang dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam

(24)

BAB II

ALUR DAN KEGIATAN HARIAN MAGANG

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan Magang

Kegiatan magang dilaksanakan di SBU Aircraft Services PT. Dirgantara Indonesia (Persero) yang beralamat di Jalan Pajajaran 154, Bandung. Kegiatan ini berlangsung selama 27 hari kerja yang dimulai terhitung pada tanggal 2 Februari hingga 10 Maret 2016.

B. Alur Kegiatan Magang

Kegiatan magang ini dilaksanakan dalam beberapa tahapan, sebagaimana yang dimaksud dalam bagan alur kegiatan magang yaitu sebagai berikut:

Bagan 2.1 Alur Kegiatan Magang

Pra Kegiatan

Magang

Pelaksanaan

Kegiatan

Magang

(25)

Bagan 2.2

Tahapan Kegiatan Magang Pra Kegiatan Magang

1. Pembuatan surat pengajuan kegiatan magang. 2. Pengajuan surat magang ke fakultas .

3.

Pengajuan surat magang ke Kadiv Pengembangan SDM PT. Dirgantara Indonesia (Persero).

Pasca Kegiatan Magang

1. Membuat dan mempresentasikan hasil laporan kegiatan magang di institusi magang/perusahaan. 2. Mengevaluasi seluruh kegiatan magang dan

membuat laporan magang untuk fakultas.

3. Bimbingan dengan pembimbing fakultas dan pembimbing lapangan.

4. Mempresentasikan laporan magang di fakultas.

Pelaksanaan Kegiatan Magang

1. Perkenalan dengan pihak K3LH PT. Dirgantara Indonesia

2. Penemparan magang di Departemen Safety And Airwothiness SBU Aircraft Services PT. Dirgantara Indonesia (Persero)

3. Safety Indoction yang dilakukan oleh Departemen Safety And Airwothiness SBU Aircraft Services PT. Dirgantara Indonesia (Persero)

4. Mendiskusikan jadwal pelaksanaan kegiatan magang dengan pembimbing lapangan lalu menyusun jadwal harian magang sesuai dengan kompetensi kegiatan magang dan jadwal perusahaan.

5. Melaksanakan kerja praktek

(26)

C. Rencana Kegiatan Harian Magang

Rencana harian kegiatan magang ini merupakan hasil diskusi dengan pembimbing lapangan yang telah disesuaikan dengan jadwal departemen ataupun perusahaan. Sesuai dengan bagan yang dijelaskan sebelumnya, rencana kegiatan harian kemudian dibuat secara rinci yaitu sebagai berikut :

Tabel 2.1 Rencana Kegiatan Harian Magang

Hari Tanggal Kegiatan Output Yang Diharapkan

Selasa 2 Feb 2016  Awal kehadiran dan perkenalan  Diketahuinya peraturan dan tata tertib yang ada di PT. Dirgantara Indonesia

 Persiapan administrasi (pembuatan kartu identitas)  Didapatkan izin praktek kerja lapangan dan mendapatkan kartu identitas

 Analisis situasi

 Pengenalan perusahaan

 Diketahuinya gambaran umum PT Dirgantara Indonesia

Rabu 3 Feb 2016  Mempelajari kebijakan K3 perusahaan.  Diketahuinya kebijakan K3 yang ditetapkan oleh perusahaan

 Mempelajari prosedur-prosedur K3 perusahaan  Diketahuinya prosedur-prosedur K3 yang dibuat oleh perusahaan

(27)

Hari Tanggal Kegiatan Output Yang Diharapkan Hydrant Manajemen Kebakaran dan Hydrant Manajemen Kebakaran

 Diketahuinya form hazard report yang digunakan oleh pekerja

Jumat 5 Feb 2016  Menentukan unit untuk tempat kegiatan praktek kerja lapangan

 Ditentukan salah satu unit untuk tempat kegiatan praktek kerja lapangan

Senin 8 Feb 2016 Libur Nasional Libur Nasional

Selasa 9 Feb 2016  Melakukan proses perizinan pada unit tempat kegiatan praktek kerja lapangan

 Didapatkannya izin praktek kerja lapangan di unit yang ditentukan

Rabu 10 Feb 2016  Terjun lapangan ke unit yang ditentukan  Diketahuinya gambaran umum dari unit yang ditentukan

 Diketahuinya kegiatan-kegiatan kerja di unit yang ditentukan

Kamis 11 Feb 2016  Mempelajari kebijakan hazard report di unit yang ditentukan

 Diketahuinya kebijakan hazard report yang ditetapkan di unit yang ditentukan

 Diketahuinya jenis-jenis hazard Report yang digunakan di unit yang ditentukan

(28)

Hari Tanggal Kegiatan Output Yang Diharapkan hazard report

 Menyusun laporan magang  Tersusunnya laporan magang

Senin 15 Feb 2016  Observasi/telaah dokumen/wawancara pihak terkait  Diperoleh informasi mengenai pelaksanaan hazard report

 Menyusun laporan magang  Tersusunnya laporan magang

Selasa 16 Feb 2016  Observasi/telaah dokumen/wawancara pihak terkait  Diperoleh informasi mengenai pelaksanaan hazard report

 Menyusun laporan magang  Tersusunnya laporan magang

Rabu 17 Feb 2016  Observasi/telaah dokumen/wawancara pihak terkait  Diperoleh informasi mengenai penlaksanaan Hazard Report

 Menyusun laporan magang  Tersusunnya laporan magang

Kamis 18 Feb 2016  Observasi/telaah dokumen/wawancara pihak terkait  Diperoleh informasi mengenai pelaksanaan hazard report

 Menyusun laporan magang  Tersusunnya laporan magang Jumat 19 Feb 2016  Melakukan HIRA  Melakukan HIRA pesawat CN-235

(29)

Hari Tanggal Kegiatan Output Yang Diharapkan Rabu 24 Feb 2016  Mempelajari Safety Management Manual  Mengetahui prosedur hazard report Kamis 25 Feb 2016  Mempelajari Safety Management Manual  Mempelajari Safety Management Manual

Jumat 26 Feb 2016  Menentukan prioritas  Menentukan prioritas masalah hazard reporting system

Sabtu 29 Feb 2016  Assesment Wearpack dan Safety Shoes  Mengetahui kebutuhan wearpack dan safety shoes pekerja ACS

Senin 29 Feb 2016  Rapat dengan manjemen dan supervisot  Sosialisasi wearpack dan safety shoes

Selasa 1 Mar 2016  Dikusi prioritas masalah  Menentukan skala prioritas masalah hazard reporting system

Rabu 2 Mar 2016  Identifikasi masalah  Identifikasi prioritas masalah Kamis 3 Mar 2016  Identifikasi akar masalah  Membuat akar masalah

Jumat 4 Mar 2016  Identifikasi akar masalah  Membuat akar masalah

Senin 7 Mar 2016  Analisis pemecahan masalah  Membuat pemecahan masalah hazard reporting system

Selasa 8 Mar 2016  Membuat simpulan dan saran  Membuat simpulan dan saran

(30)

Hari Tanggal Kegiatan Output Yang Diharapkan

Rabu 9 Mar 2016 Libur Nasional Libur Nasional

(31)

D. Realisasi Kegiatan Harian Tabel 2.2 Realisasi Kegiatan Harian

Hari Tanggal Kegiatan Catatan Pencapaian Output Tempat

Kegiatan

Paraf Pembimbi

ng Lapangan Selasa 2 Feb

2016

 Awal kehadiran dan perkenalan  Diketahuinya peraturan dan tata tertib yang ada di PT. Dirgantara Indonesia

 Dep. K3LH

 Persiapan administrasi (pembuatan kartu identitas)

 Didapatkan izin praktek kerja lapangan dan mendapatkan kartu identitas

 Dep. HR

 Analisis situasi  Diketahuinya gambaran umum PT Dirgantara Indonesia

 Diketahuinya bagian-bagian atau satuan kerja PT Dirgantara Indonesia

 Dep. K3LH

(32)

Hari Tanggal Kegiatan Catatan Pencapaian Output Tempat

 Mempelajari kebijakan K3 perusahaan.

 Diketahuinya kebijakan K3 yang ditetapkan oleh perusahaan

 Dep. K3LH

 Mempelajari prosedur-prosedur K3 perusahaan

 Diketahuinya prosedur-prosedur K3 yang dibuat oleh perusahaan

 Dep. K3LH

Kamis 4 Feb 2016

 Menganalisa program atau kebijakan K3LH

 Diketahuinya prosedur APAR dan Hydrant Manajemen Kebakaran

 Dep. K3LH

 Mendampingi kegiatan pengenalan perusahaan dengan Univ. Respati Yogyakarta

 Diketahinya gambaran umum perusaaan PT Dirgantara Indonesia

 Hanggar PT. kegiatan praktek kerja lapangan

 Ditentukan salah satu unit untuk tempat kegiatan praktek kerja lapangan

 Dep. K3LH

Senin 8 Feb 2016

(33)

Hari Tanggal Kegiatan Catatan Pencapaian Output Tempat

 Melakukan proses perizinan pada unit tempat kegiatan praktek kerja lapangan

 Didapatkannya izin praktek kerja lapangan di unit yang ditentukan

 Diketahuinya kegiatan-kegiatan kerja di unit yang ditentukan

Dep. K3LH

Rabu 10 Feb 2016

 Terjun lapangan ke unit yang ditentukan

 Diketahuinya gambaran umum dari unit yang ditentukan

 Diketahuinya kegiatan-kegiatan kerja di unit yang ditentukan

 Gedung CBC SBU Aircraft Services

 Pengenalan SBU Aircraft Services  Diketahuinya tata tertib di SBU Aircraft Services

 Observasi Safety Management Manual

Kamis 11 Feb 2016

 Mempelajari kebijakan Hazard Report di SBU Aircraft Services

 Diketahuinya kebijakan hazard report yang SBU Aircraft Services

(34)

Hari Tanggal Kegiatan Catatan Pencapaian Output Tempat

 Mempelajari Proses Maintenance Pesawat

 Diketahuinya proses maintenance pesawat

Services

Jumat 12 Feb 2016

 Observasi/telaah dokumen/wawancara pihak terkait Safetty Management Manual

 Diperoleh informasi mengenai pelaksanaan hazard reporting system SBU Aircraft Services

 Gedung CBC SBU Aircraft Services

Plant Tour Hanggar KP. 4 (Dept.

MRO Komponen)- Gearbox

 Diketahunya Hanggar KP. 4 Komponen Gearbox PT Dirgantara Indonesua pihak terkait pihak terkait Safety Management Manual

 Diperoleh informasi mengenai pelaksanaan SBU Aircraft Services

 Tersusunnya laporan magang

(35)

Hari Tanggal Kegiatan Catatan Pencapaian Output Tempat

 Menyusun laporan magang Selasa 16 Feb

2016

 Observasi/telaah dokumen/wawancara pihak terkait

 Menyusun laporan magang

 Diperoleh informasi mengenai pelaksanaan hazard report

 Tersusunnya laporan magang

 Gedung CBC SBU Aircraft Services

 Melaksanakan HIRA  Diketahuinya potensi bahaya di Hanggar Aircraft Services

 Menyusun laporan magang

 Diperoleh informasi mengenai pelaksanaan hazard report

 Tersusunnya laporan magang

 Gedung CBC

 Diperoleh informasi mengenai pelaksanaan hazard report

(36)

Hari Tanggal Kegiatan Catatan Pencapaian Output Tempat

 Melaksanakan HIRA Pesawat CN-23  Diketahuinya potensi bahaya pesawat CN235

 Melaksanakan HIRA Pesawat CN-235  Diketahuinya potensi bahaya pesawat CN235

 Melaksanakan HIRA Pesawat CN-235  Diketahuinya potensi bahaya pesawat CN235

 Mencari temuan masalah pelaksanaan Hazard Reporting System

 Diketahuinya temuan masalah pada pelaksanaan program hazard reporting

(37)

Hari Tanggal Kegiatan Catatan Pencapaian Output Tempat

 Melaksanakan HIRA Pesawat CN-235  Diketahuinya potensi bahaya pesawat CN235

 Mengidentifikasi temuan masalah pelaksanaan Hazard Reporting System

 Diiketahuinya temuan masalah pelaksanaan hazard reporting system

 Gedung CBC SBU Aircraft Services Jumat 26 Feb

2016

 Menentukan prioritas masalah pelaksanaan Hazard Reporting System

 Diketahuinya prioritas masalah pelaksanaan hazard reporting system

 Gedung CBC

Assesment warepack dan safety shoes

pekerja Aircraft Services

 Diketahuinya kebutuhan wearpack dan safety shoes pekerja pekerja Aircraft Services

(38)

Hari Tanggal Kegiatan Catatan Pencapaian Output Tempat

 Sosialisasi Warepack dan Safety Shoes

 Disosialisasikannyak ebutuhan warepack dan safety shoes pekerja

 Hanggar

 Bimbingan prioritas masalah pelaksanaan Hazard Reporting System

 Diketahuinya prioritas masalah pelaksanaan hazard reporting system

 Gedung CBC SBU Aircraft Services Rabu 2 Mar

2016

 Identifikasi prioritas masalah pelaksanaan Hazard Reporting System

 Diketahuinya Prioritas masalah pelaksanaan hazard reporting system

 Gedung CBC SBU Aircraft Services Kamis 3 Mar

2016

 Membuat akar masalah pelaksanaan Hazard Reporting System

 Diketahuinya akar masalah pelaksanaan hazard reporting system

(39)

Hari Tanggal Kegiatan Catatan Pencapaian Output Tempat

 Membuat akar masalah pelaksanaan Hazard Reporting System

 Diketahuinya akar masalah pelaksanaan hazard reporting system

 Gedung CBC pelaksanaan Hazard Reporting System

 Diketahuinya simpulan dan saran pelaksanaan hazard reporting system

 Gedung CBC SBU Aircraft Services Selasa 8 Mar

2016

 Revisi laporan  Diketahunya kesalahan dalam laporan  Gedung CBC SBU Aircraft Services Rabu 9 Mar

2016

Libur Nasional Libur Nasional

Kamis 10 Mar 2016

(40)

Hari Tanggal Kegiatan Catatan Pencapaian Output Tempat Kegiatan

Paraf Pembimbi

ng Lapangan

(41)

E. Evaluasi Rencana Kegiatan Harian Magang

Kegiatan magang yang telah dilaksanakan selama 27 hari, kemudian dilakukan evaluasi berdasarkan rencana kegiatan harian magang yang telah disusun sebelumnya dan masih terdapat kegiatan yang tidak terlaksana. Kegiatan yang tidak terlaksana diantaranya sebagai berikut :

 Pada hari Kamis 4 Februari 2016, kegiatan menganalisa program pelaksanaan APAR dan hydrant manajemen kebakaran sudah terlaksana. Namun ditambahkan mendampingi kegiatan pengenalan perusahaan dengan Univ. Respati Yogyakarta yang sedang mengadakan kunjungan industri

 Pada hari Kamis tanggal 11 Februari 2016, rencana kegiatan yang dilakukan yaitu mempelajari kebijakan hazard report di SBU Aircraft Services sudah terlaksana. Namun ditambahkan kegitan mempelajari proses maintenance pesawat

 Pada tanggal 18 dan 19 fFbruari, rencana kegiatan tidak terlaksana karena adanya tugas dari manajer Dept. Safety and airworthiness PT. Dirgantara Indonesia utuk melakukan Hazard Ientification and Risk Assesment (HIRA) Pada Pesawat CN-235

(42)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum PT. Dirgantara Indonesia (Persero) 1. Sejarah PT. Dirgantara Indonesia (Persero)

Perusahaan didirikan dengan nama PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio pada tanggal 28 April 1976 berdasarkan Akta yang dibuat dihadapan Notaris Raden Soekarsono, SH. Akta pendirian perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang antara lain oleh karena penggantian nama Perusahaan menjadi PT Industri Pesawat Terbang Nusantara atau PT IPTN pada tanggal 17 April 1986 dan penggantian nama PT IPTN Menjadi PT Dirgantara Indonesia atau PTDI pada tanggal 9 Oktober 2000.

Pada tahun 2008, Akta pendirian perusahaan telah berubah lagi berdasarkan pernyataan Keputusan Rapat Perusahaan Perseroan (Persero) PT Dirgantara Indonesia yang dituangkan dalam Akta Nomor 33 Tanggal 11 Agustus 2008 dihadapan Notaris Surjadi, SH. tentang perubahan dana atau penyesuaian seluruh anggaran dasar perseroan terhadap undang-undang nomor 40 tahun 2007, dan sudah dilaporkan serta disetujui oleh Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia melalui keputsannya dengan nomor AHU-61256.AH.01.02. Tahun 2008 pada tanggal 10 September 2008 tentang persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan.

Pada awalnya misi perusahaan lebih ditekankan pada penguasaan dan kemandirian teknologi yang dilaksanakan dengan empat (empat) tahapan transformasi teknologi, yaitu:

a. Tahap pertama pengenalan teknologi

(43)

b. Tahap kedua Integrasi Teknologi

Hasil penerapannya adalah perusahaan mampu merancang, memproduksi, mensertifikasi dan menjual pesawat CN235 berbagai seri bekerjasama strategis dengan CASA Spanyol dan scenario joint development dan joint production 50:50.

c. Tahap ketiga Pengembangan Teknologi

Hasil penerapannya adalah perusahaan secara mandiri telah mampu merancang dan memproduksi dua prototype (PA1 dan PA2), serta mulai uji tanggal 10 Agustus 1995 untuk PA1 dan 11 Desember 1995 untuk PA2. Dua prototype N250 ini sempat diterbangkan sejauh 13.500 km dari Bandung ke Paris untuk melaksanakan demo terbang kepada public dunia dalam Paris Airshow pada tahun 1997. Ketika berangkat dari Bandung dan pulang dari Paris, dua prototype ini sempat singgah di berbagai nagara di Asia, Arab dan Eropa. Pada tahun 1998 program N250 mulai dihentikan sebagai akibat dari krisis moneter dan keputusan politik, selain N250, Perusahaan juga secara mandiri telah mampu merancang Regional Jet N2130 yang pada akhirnya program ini dihentikan pada tahun 1998. d. Tahap Keempat Penelitian Keindustrian

Dengan adanya perubahan lingkungan eksternal maupun internal pelaksanaan transformasi teknologi tahap keempat ini tidak sempat dilanjutkan, dan sesuai dengan Undang-undang Nomor 19 tahun 2004 tentang BUMN. Maka PT Dirgantara Indonesia (Persero) memasuki era komersialisasi dengan melakukan restrukturisasi dan revitalisasi untuk mencapai keuntungan perusahaan.

2. Informasi dan Lokasi PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Nama Perusahaan : PT Dirgantara Indonesia

Alamat : Jl. Pajajaran 154 Bandung 04174 Kelurahan : Husein Sastranegara

Kecamatan : Cicendo

(44)

No. Fax : (022) 6033912 Jumlah Karyawan : 4046 Karyawan

Hari dan Jam Kerja : Senin s.d. Kamis (07.30 s.d 16.30 WIB) Jumat (07.30 s.d 17.00 WIB)

a. Visi dan Misi PT. Dirgantara Indonesia (Persero) a. Visi

Menjadi perusahaan kelas dunia dalam industri dirgantara berbasis pada penguasaan teknologi tinggi dan mampu bersaing dalam pasar global dengan mengandalkan keunggulan biaya.

b. Misi

1) Sebagai pusat keunggulan di bidang industri dirgantara terutama dalam rekayasa, rancang bangun, manufaktur, produksi & pemeliharaan untuk kepentingan komersial & militer dan juga aplikasi diluar Industri dirgantara.

2) Sebagai pemain utama dalam industri global. yang memiliki aliansi strategis dengan Perusahaan Penerbangan kelas dunia lainnya.

3) Menjalankan usaha dengan selalu berorientasi pada aspek bisnis dan komersil dan dapat menghasilkan produk dan jasa yang memiliki keunggulan biaya.

(45)

3. Logo dan Makna PT. Dirgantara Indonesia (Persero)

Gambar 3.1

Logo PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Sumber: Company Profile PTDI

Makna dari logo tersebut adalah :

a. Warna biru angkasa melambangkan langit tempat pesawat terbang. b. Sayap pesawat terbang sebanyak 3 buah,yang melambangkan fase PT.

Dirgantara Indonesia (Persero) yaitu : 1. PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio 2. PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara 3. PT. Dirgantara Indonesia

c. Ukuran pesawat terbang yang semakin membesar melambangkan keinginan PT. Dirgantara Indonesia (Persero) untuk menjadi perusahaan dirgantara yang semakin membesar disetiap fasenya.

d. Lingkaran melambangkan bola dunia dimana PT. Dirgantara Indonesia (Persero) ingin menjadi perusahaan kelas dunia.

4. Satuan Kerja PT. Dirgantara Indonesia (Persero) a. Aircraft

Memproduksi beragam pesawat untuk memenuhi berbagai misi sipil, militer dan juga misi khusus.

(46)

Pesawat berkapasitas 19-24 penumpang,dengan beragam versi,dapat lepas landas dengan mendarat dalam jarak pendek,serta mampu beroperasi pada landasan rumput/tanah dan lain-lain.

Gambar 3.2 Pesawat NC-212

Sumber: Company Profile PTDI

2) Pesawat CN-235

Pesawat angkut komuter serbaguna dengan kapasitas 35-40 penumpang, dapat digunakan dalam berbagai misi, dapat lepas landas dan mendarat dalam jarak pendek dan mampu beroperasi pada landasan rumput, tanah, es dan lain-lain.

Gambar 3.3 Pesawat CN-235

Sumber: Company Profile PTDI

3) Helikopter NBO-105

(47)

Gambar 3.4 Helikopter NBO-105 Sumber: Company Profile PTDI

4) Helikopter Super Puma NAS-332

Helikopter modern ini mampu membawa 17 penumpang, dilengkapi dengan aplikasi multi misi yang aman dan nyaman.

Gambar 3.5

Helikopter SUPER PUMA NAS-332 Sumber: Company Profile PTDI

5) Helikopter NBELL-412

(48)

Gambar 3.6 Helikopter NBELL-412 Sumber: Company Profile PTDI

b. Aerostructure

Didukung oleh tenaga ahli yang berpengalaman dan mempunyai kemampuan tinggi dalam manufaktuf yang dilengkapi dengan fasilitas manufaktur dengan kecepatan tinggi (high precision), seperti: mesin-mesin canggih, bengkel sheet metal & welding, composite & bonding center, jig & tool shop, calibration, testing equipment & quality inspection ( peralatan test & uji kualitas), pemeliharaan, bisnis Satuan Usaha Aerostructure meliputi:

1) Pembuatan komponen aerostructure (Machined parts, Sub assembly, Assembly)

2) Pengembangan rekayasa (enginnering package) pengembangan komponen aerostructure yang baru.

3) Perancangan dan pembuatan alat-alat ( tool design & manufacturing) Memberikan program-program kontrak tambahan (subcontract programs) dan offset untuk Boeing, Airbus Industries, BAE System, Korean Airlines Aerospace Division, Mitsubishi Heavy Industries, AC CTRM Malaysia.

c. Aircraft Services

(49)

d. Engineering Services

Dilengkapi dengan peralatan perancangan dan analisis yang canggih, fasilitas uji bertknologi tinggi, serta tenaga ahli yangh berisensi dan berpengalaman standard internasional, Satuan Usaha Engineering Service siap memenuhi kebutuhan produk dan jasa bidang engineering.

e. Defence

Bisnis utama Satuan Usaha Defence, terdiri dari produk-produk militer, perawatan, perbaikan, pengujian dan kalibrasi baik secara mekanik maupun elektrik dengan tingkat akurasi yang tinggi, integrasi alat-alat penyerang, produkisi beragam sistem senjata antara lain: FFAR

(50)

5. Struktur Organisasi PT. Dirgantara Indonesia (Persero)

Bagan 3.1

Struktur Organisasi PT. Dirgantara Indonesia

(51)

6. Strategis Bisnis Unit (SBU) Aircraft Services

a. Informasi Strategis Bisnis Unit (SBU) Aircraft Services

Strategis Bisnis Unit (SBU) Aircraft Services menyediakan perbaikan pemeliharaan pesawat sipil dan militer serta helikopter. Mulai dari suku cadang, pembaharuan dan modifikasi struktur pesawat, pembaharuan interior, maintenance dan overhaul. Pada tahun 2004 hingga sekarang SBU Aircraft Services memaintenance pesawat BOEING 737-300, 737-400 dan737-500 yang sudah mendapatkan AMO (Aircraft Maintenance Organization) Direktorat Sertifikasi Kelaikan Udara (DSKU) Departemen Perhubungan dengan memperhatikan penerapan safety.

SBU Aircraft Services dilengkapi dengan peralatan perancangan dan analisis yang canggih, fasilitas uji berteknologi tinggi, serta tenaga ahli yang berlisensi dan berpengalaman standar internasional. SBU Aircraft Service mempunyai empat lokasi kerja yaitu :

a. Gedung utama Composite Bording Centre (CBC) SBU Aircraft Servies b. Hanggar Fix Wing (Hanggar MRO Pesawat Terbang),

c. Hanggar Rotary Wing (Hanggar Perawatan Helicopter), d. Hanggar Mock Up (Pesawat Casa) dan

e. Gear-Box KP.4 (Komponen pesawat).

b. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategic Bisnis Unit (SBU) Aircraft Services

1) Visi

(52)

2) Misi

Menjalankan usaha yang berorientasi pada aspek bisnis dengan selalu menjaga prinsip Conformance, Airworthiness, Responsiveness dan Efficiency (CARE), melakukan aliansi strategis dengan Aircraft Manufacturer, Original Equipment Manufacturer dan Repair Station lainnya, sebagai wahana pencapaian keunggulan teknologi di bidang perawatan dan modifikasi pesawat terbang dan komponen.

3) Tujuan dan sasaran

(a) Penetapan, penerapan dan pengendalian arah kebijakan bisnis portofolio SBU Aircraft Services yang terbagi dalam :

(1) Maintenance, Repair dan Overhaul-Aircraft (2) Maintenance, Repair dan Overhaul-Component (3) Modification dan Interior Refurbishment (4) Aeronautical Product’s Distributor (5) Follow On Support

(6) Helicopter Completion Center

(b) Penetapan,penerapan dan pengendalian biaya operasional bisnis SBU Aircraft Services, sesuai dengan kebijakan anggaran yang ditetapkan. (c) Penetapan, penerapan dan pengendalian segmentasi pasar, baik

domestik maupun internasional, pada bisnis MRO SBU Aircraft Services, bagi pesawat terbang sipil dan atau militer, baik produksi PT DI dan Non PT DI.

(d) Penetapan, penerapan dan pengendalian terhadap pengembangan Portofolio bisnis SBU Aircraft Services, yang berorientasi pasar dan regulasi atau sertifikasi dari bahan otoritas domestik internasional, juga Authorization Certificate dari Aircraft Manufacturer maupun Original Equipment’s Manufacturer (OEM) di tingkat Internasional. (e) Penetapan dan penerapan konsep Good Corporate Governance,

(53)

c. Struktur Organisasi Lokal Strategic Bisnis Unit (SBU) Aircraft Services

Bagan 3.2

Struktur Organisasi Strategic Bisnis Unit (SBU) Aircraft Services PT. Dirgantara Indonesia (Persero)

Sumber: Lampiran Surat Keputusan Direksi PT. Dirgantara Indonesia (Persero)

DIV. PERAWAAN & MODIFIKASI

DIV. MANAJEMEN

LOGISTIK

DIV. DUKUNGAN

PELANGGAN

DIV. HELICOPTER

COMPLETION CENTER GENERAL MANAGER SBU

AIRCRAFT SERVICES

DEP. MANAJEMEN PROGRAM

DEP. SAFETY & AIRWORTHINESS

DEP. JAMINAN MUTU

DEP. MANAJEMEN AKUTANSI

(54)

d. Program Kerja Departermen Safety and Airwothiness Strategis Bisnis Unit (SBU) Aircraft Services

Tabel 3.1 Program Kerja Departermen Safety & Airwothiness Strategic Bisnis Unit (SBU) Aircraft Services

No Program Kerja

Safety and Airworthiness SBU Aircraft Services

1 Evaluasi Penerapan SMK3 Tahun 2014

2 Melaksanakan Training, Sosialisasi, dan pembinaan K3 3 Monitoring Pelaksanaan K3

a. Compliance

b. Pelaksanaan Program K3 disemua area c. Laporan pelanggan K3 disemua area

4 Membuat HIRA (Hazard Identification and Risk Assestment) 5 AUDIT

6 Pengumpulan data

a. Pengumpulan dan manajemen database seluruh data yang berhubungan dengan K3

b. Pembuatan Job Safety Analysis semua area 7 Analisa dan Evaluasi Potensi Bahaya Tingkat Tinggi 8 Program 5R

B.Analisis Pelaksanaan Hazard Reporting System

(55)

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 menyatakan bahwa tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya. PT. Dirgantara Indonesia (Persero) merupakan perusahaan manufaktur di Indonesia yang memproduksi pesawat terbang dimana mempunyai potensi bahaya yang cukup banyak. Berbagai upaya pengendalian telah dilakukan oleh PT Dirgantara Indonesia untuk meminimalisasi risiko hazard yang ada.

SBU Aircraft Services PT Dirgantara Indonesia merupakan perusahaan penyediaan jasa perawatan pesawat terbang yang mempunyai potensi bahaya tinggi dan telah menerapkan sistem manajemen dan kesehatan kerja berdasarkan PP No. 50 Tahun 2012 dan menerapkan Safety Management System (SMS) dari Direktorat Jendral Perhubungan Udara Departement Perhubungan RI No. 01 Tahun 2009 mengenai petunjuk dan tata cara pelaksanaan sistem manajemen keselamatan (Safety Management System)

Hazard reporting system merupakan tools untuk melakukan identifikasi hazard dan pencegahannya. Kegiatan ini merupakan tugas Dept. safety and airworthiness SBU ACS PT, Dirgantara Indonesia untuk menurunkan tingkat resiko bahaya hingga ke level yang dapat diterima. Hazard report ditentukan dengan menggunakan Hazard Identification and Risk Assessment (HIRA) untuk mengetahui tingkat keparahannya dan tindakan pengendalian arau pencegahannya.

Untuk menilai gambaran kegiatan hazard reporting system di SBU Aircraft Services PT. Dirgantara Indonesia, maka dilakukan suatu analisis situasi dengan mengidentifikasi aspek input, proses dan output sebagai berikut:

1. Input

a. Sumber Daya Manusia (Man)

(56)

harus membuktikan komitmennya terhadap keselamatan. Selain itu setiap orang turut memperhatikan keselamatan satu sama lain. Keselamatan pegawai, pemakai supplier, customer dan lingkungan sekitar. Satu kesatuan yang mendukung kelangsungan bisnis penerbangan.

Dalam Peraturan Direktorat Jendral Perhubungan Udara Departemen Perhubungan tahun 2009 tentang petunjuk dan tata cara pelaksanaan sistem manajemen keselamatan (safety management system) pada penerbangan,, seluruh manajer, dan supervisor diwajibkan melaksanaan hazard report di SBU ACS PT Dirgantara Indonesia (Persero). Sementara karyawan wajib melaksanakan voluntary report.

Untuk menjadi seorang manajer minimal harus memiliki pengalaman kerja di PT. Dirgantara Indonesia selama 10 tahun, selain itu juga harus memiliki gelar pendidikan Strata 2 (S2). Untuk manajer baru akan diberikan pelatihan initial mengenai safety management system. Sementara untuk manajer lama akan di berikan pelatihan requerent secara berkala mengenai safety management system. Sementara untuk supervisor harus memiliki pengalaman kerja minimal 5 tahun di PT. Dirgantara Indonesia dan minimal memiliki gelar pendidikan Strata 1 (S1).

Manajer dan supervisor yang berjumlah 25 orang dan pekerja sejumlah 446 orang belum sebanding dengan hasil pelaporan yang seharusnya. Hal ini dikarenakan beban kerja yang sangat banyak, dan anggapan tidak memiliki keuntungan melaporkan hazard dan sehingga personil kurang aktif untuk melakukan pelaporan hazard report dan voluntary report.

Kurangnya perintah untuk melakukan pelaporan hazard dan voluntary hazard report menjadi kendala lain, padahal dalam peraturan safety management system, manajemen harus bertanggung jawab dalam keselamatan. Selain itu dalam Safety Management Manual (SMM) manajer dan supervisor bertugas menindaklanjuti bahaya yang dilaporkan.

(57)

karyawan yang menganggap bahwa pelaporan akan diberikan sanksi oleh yang bersangkutan.

b. Pendanaan (Money)

Dalam kegiatan hazard reporting system, dana yang digunakan berasal dari anggaran unit kerja yang diberikan kepada Dep. Safety and Airworthiness. Namun dalam pelaksanaan mitigasi, dana yang digunakan berasal dari anggaran divisi yang bersangkutan.

Berdasarkan undang-undang Safety Management System, kebijakan keselamatan harus sejalan dengan kebijakan keselamatan penerbangan Republik Indonesia yang tercantum dalam State Safety Program (SSP), termasuk komitmen untuk menyediakan SDM dan budgetting yang memadai, dan cara untuk mencapai sasaran keselamatan termasuk acuan pelaksanaan non punitive reporting system, hazard and risk management, pendidikan dan atau pelatihan serta cara/alat komunikasi informasi keselamatan dalam pelaksanaan kegiatan hazard report di SBU ACS PT Dirgantara Indonesia (Persero), dana yang digunakan sudah cukup memadai. Namun dalam pelaksanaan mitigasi risiko masih mengalami keterbatasan anggaran. Hal ini mungkin belum terlalu berpengaruh karena tidak semua hazard report selalu di mitigasi dengan anggaran, namun dalam jangka panjang hal ini bisa menjadi sangat pengaruh mengingat sifat hazard yang terus berkembang.

c. Bahan Baku (Material)

Dalam pelaksanaannya, hazard reporting system menggunakan form-form yang diletakkan didalam toolbox. Toolbox tersebut tersebar di 5 wilayah kerja SBU Aircraft Services PT. Dirgantara Indonesia. Selain itu form- form tersebut dapat diminta kepada masing-masing supervisor, karena setiap supervisor memiliki softcopy form yang sudah dikirim melalui email oleh Dept. safety and airworthiness. Dalam hal ini tidak ada kendala dalam melaporkan hazard.

(58)

hazard report. Belum adanya software khusus hazard reporting system membuat pelaporan lebih memakan waktu.

Instruksi atau form yang berhubungan dengan laporan hazard: Tabel 3.4 Form Pelaporan Hazard

No Judul Definisi dapat menyebabkan kecelakaan jika tidak di tindak lanjuti, digunakan untuk mencegah risiko kecelakaan.

AS-SM-F301-03 dapat menyebabkan kecelakaan jika tidak di tindak lanjuti, digunakan untuk mencegah risiko kecelakaan. dapat menyebabkan kecelakaan jika tidak di tindak lanjuti, digunakan untuk menilai tingkat risiko kecelakaan. Digunakan sebagai form identifikasi bahaya dan penilaian risiko

d. Metode (Method)

Metode yang digunakan dalam kegiatan hazard report yaitu prosedur Safety Management Manual (SMM) SBU ACS PT. Dirgantara Indonesia. Prosedur safety management manual ini mengacu kepada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3 dan Peraturan Direktorat Jendral Perhubungan Udara Departemen Perhubungan Tahun 2009 tentang petunjuk dan tata cara pelaksanaan sistem manajemen keselamatan (safety management system)

(59)

computer supervisor jika persediaannya sudah habis. Kemudian form tersebut diserahkan kepada pihak Dep. Safety and Airworthiness untuk dimitigasi. Dalam mitigasi hazard report (Lampiran 1), sasaran yang dituju adalah manager divisi bersangkutan yang terkena pelaporan, sedangkan dalam mitigasi voluntary report (Lampiran 2), sasaran ditujukan langsung kepada hazard yang dilaporkan. Data Laporan tersebut kemudian dikumpulkan dalam sebuah dokumen dan bank data sebagai arsip. Metode ini tentunya cukup merepotkan karena membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding memiliki software khusus pelaporan.

e. Peralatan (Machine)

Peralatan yang digunakan dalam melakukan kegiatan hazard reporting system adalah berupa alat tulis untuk mengisi form hazard report dan voluntary report dan seperangkat komputer beserta printer. Setiap supervisor dan manajer memiliki komputer masing-masing. Total terdapat 26 komputer beserta printer dari 25 manajer dan supervisor ditambah sebuah komputer dari Dep. safety and airworthiness. Hal ini bukan merupakan kendala karena setiap orang memiliki peralatan yang cukup memadai.

f. Pemasaran (Market)

Hazard reportings system disosialasi dalam kegiatan safety talk. Sosialisasi ini dilakukan oleh Dep. Safety and Airworthiness kepada seluruh personil SBU Aircraft Services secara bergantian. Selain dalam kegiatan safety talk, Hazard Reporting System juga terkadang disosialisasikan melalui email Dep. Safety and Airworthiness kepada manajer dan supervisor

2. Proses

Proses dalam hazard reporting system adalah mulai dari identifikasi bahaya oleh pekerja sampai dengan laporan diberikan mitigasi. Pertama pekerja melakuikan identifikasi bahaya, identifikasi dilakukan terhadap bahaya yang dapat menimbulkan risiko yang signifikan untuk keselamatan. Kemudian,

(60)

Setelah itu manager menunjuk delegasi yang cocok untuk menindaklanjuti laporan bahaya, jika pengawas tidak tersedia. Kemudian supervisor atau delegasi menerima informasi mengenai bahaya dari karyawan dan memastikan informasi tersebut akurat dan faktual yang benar lalu meninjau bahaya untuk memastikan bahwa bahaya tersebut memberikan risiko yang signifikan untuk keselamatan. Kemudian supervisor atau delegasi melakukan penilaian perilaku risiko yang terkait dengan bahaya sesuai dengan identifikasi bahaya prosedur dan penilaian risiko menggunakan form identifikasi bahaya dan penilaian risiko (HIRA) (Lampiran 3) untuk merekam hasil penilaian risiko.

(61)

MULAI

mengidentifikasi bahaya yang dapat menimbulkan risiko yang signifikan untuk keselamatan

Pekerja

menghilangkan, mencegah atau melindungi orang lain dari bahaya

Pekerja

untuk bahaya yang tidak dapat diperbaiki segera dan bersifat aman,

melaporkan bahaya kepada supervisor atau manajer. Laporan

menggunakan formulir laporan bahaya sukarela (AS-SM-F 301-03)

Pekerja

menunjuk delegasi yang cocok untuk menindaklanjuti laporan

bahaya, jika supervisor tidak tersedia

Manajer

menerima informasi mengenai bahaya dari karyawan dan

memastikan informasi tersebut akurat dan faktual yang benar

Supervisor/Delegasi

meninjau bahaya untuk memastikan bahwa bahaya tersebut

memberikan risiko yang signifikan untuk keselamatan

Supervisor/Delegasi

penilaian perilaku risiko yang terkait dengan bahaya sesuai

dengan identifikasi bahaya prosedur dan penilaian risiko

(AS-SM-P303)

Supervisor/Delegasi

menggunakan form identifikasi bahaya dan penilaian risiko (HIRA)

(ASTM-F304-01) Untuk merekam hasil penilaian risiko

Supervisor/Delegasi

A

memantau dan meninjau pelaksanaan mitigasi risiko dalam

diberikan rangka

Manajer Safety

memastikan mitigasi risiko yang cocok diambil dalam diberikan rangka

untuk mencapai tingkat risko yang dapat diterima

Supervisor/Delegasi A

Bertindak sebagai ahli teknis dan manajerial untuk pengawas dalam

kaitannya dengan penyelesaian form laporan bahaya (AS-SM-F 301-01)

Dan identifikasi bentuk bahaya dan penilaian risiko (HIRA)

(AS-SM-F304-01)

Manajer

memonitor pelaporan bahaya dan proses penilaian risiko

Manajer Safety

memberikan umpan balik (feedback), bimbingan dan bantuan kepada supervisor / manager dalam kaitannya dengan pelaporan bahaya dan

penilaian risiko

Manager Safety

menyampaikan laporan bentuk bahaya yang telah selesai

(AS-SM-F 301-01) dan form identifikasi bahaya dan penilaian risiko

(HIRA) (AS-SM-F305-01) kepada Manajer

Supervisor/Delegasi

Mengkaji dan menyelesaikan form laporan bahaya (AS-SM-F

301-01) dan form identifikasi bahaya dan penilaian risiko (HIRA)

(AS-SM-F304-01) untuk diajukan kepada Saferty Manager

Manager

menerima form laporan bahaya (AS-SM-F 301-01) dan form identifikasi

bahaya dan penilaian risiko (HIRA) AS-SM-F304-01) Dari manager

Manajer Safety

meninjau pelaksanaan mitigasi risiko dalam diberikan rangka

Manager

Selesai

Bagan 3.3

(62)

Dalam proses hazard reporting system, tidak ada kendala atau hambatan. Proses hazard reporting system berjalan dengan baik sesuai dengan prosedur yang terdapat dalam Safety Management Manual (SMM) SBU ACS PT. Dirgantara Indonesia.

3. Output

Output dari kegiatan hazard reporting system adalah terciptanya laporan hazard. Nantinya laporan ini akan di audit oleh Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat (DKUPPU) setiap setahun sekali. Laporan yang dihasilkan tidak memiliki kriteria khusus, hanya saja jumlah yang ada belum

sesuai dengan jumlah yang diharapkan.

Menurut observasi Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat (DKUPPU) mengatakan setidaknya terdapat 3000 hazard per tahun yang terdapat pada perawatan pesawat. Melihat jumlah hazard yang sangat banyak, maka pengendalian menjadi suatu upaya yang diharuskan untuk menanggulangi kecelakaan.

Namun pada kenyataannya pada SBU ACS PT. Dirgantara Indonesia (Persero), hazard yang dilaporkan dalam bentuk Form Hazard Report berjumlah 67 laporan dan form Voluntary Hazard berjumlah 70 laporan pada tahun 2015, sehingga jumlah ini jauh dari jumlah yang seharusnya ditetapkan oleh Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat (DKUPPU), membuktikan proses pengendalian hazard menjadi tidak maksimal.

Hazard reporting system diawasi langsung oleh Dep. Safety and Airworthiness. Setiap hari pihak Dep. safety and airworthiness bisa berkeliling sampai dengan 3 kali ke area kerja Aircraft Services PT. Dirgantara Indonesia untuk melihat ada atau tidaknya laporan.

(63)

Tabel 3.3 Analisis Pelaksanaan Hazard Reporting System SOP Safety Management

Manual (SMM) SBU Aircraft Services PT Dirgantara Indonesia

Kondisi aktual Kesesuaian

Input

Manager menindaklanjuti laporan bahaya

Manager kurang menindak lanjuti laporan bahaya dikarenakan beban kerja yang terlalu banyak, sehingga manager menjadi kurang peduli terhadap laporan hazard dan voluntary hazard. Selain itu anggaran untuk mitigasi juga terbatas

Supervisor sudah melaksanakan tugas sebagai pengawas dilapangan

Sesuai

Safety Manager bertanggung jawab dan memiliki kewenangan untuk melaksanakan Safety Management Manual

Safety manager beserta karyawan dep. Safety and airworhiness selalu bertanggung jawab dan melaksanakan Safety Management Manual

Sesuai

Karyawan melakukan hal yang berkaitan dengan masalah keselamatan dan mealokasikan waktu sebagai bagian dari tugas normal mereka

Karyawan tidak memahami teknis form pengisian hazard report. Selain tidak ada keuntungan melaporkan hazard, karyawan juga takut melaporkan hazard karena menganggap akan dikenakan sanksi

Gambar

Table 3.1 Program Kerja Departerment Safety & Airwothiness Strategic Bisnis Unit
Gambar 3.2 Pesawat NC-212 ....................................................................................
Tabel 2.1 Rencana Kegiatan Harian Magang
Tabel 2.2 Realisasi Kegiatan Harian
+7

Referensi

Dokumen terkait