commit to user
i
MANAJEMEN PROGRAM NASIONAL
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI
PERKOTAAN (PNPM-MP) DESA DENGGUNGAN,
BANYUDONO, BOYOLALI
SKRIPSI
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
Pada Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
LATHIFA MAYA DEWI
D1108511
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
ii
PERSETUJUAN
Judul Skripsi
MANAJEMEN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP)
DESA DENGGUNGAN, BANYUDONO, BOYOLALI
Disetujui Untuk Dipertahankan Penguji Skripsi
Jurusan Ilmu Administrasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Tanggal : 12 Juli 2010
Pembimbing Skripsi
commit to user
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diuji dan disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Pada Hari : Senin
Tanggal : 2 Agustus 2010
Panitia Penguji :
1. Drs. H. Marsudi, M.S ( )
NIP. 195508231983031001
2. Dra. Sri Yuliani, M.Si ( )
NIP. 196307301990032002
3. Drs. Sukadi, M.Si ( )
NIP. 194708201976031001
Mengetahui,
Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
commit to user
iv
MOTTO
Sesungguhnya Alloh tidak akan melihat rupa kalian dan harta benda kalian, tetapi yang dilihat oleh Alloh adalah
hati dan amal kalian (Al-Hadits)
Setiap kamu punya mimpi atau keinginan atau cita-cita, kamu taruh didepan kening sejauh 5cm, jadi dia nggak akan
pernah lepas dari mata kamu (5 cm)
Mulai dari diri sendiri, mulai dari yang kecil, dan mulai sekarang juga
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Aku persembahkan karya kecil ini untuk :
Bapak dan Ibu tercinta atas doa yang tiada henti-hentinya, nasehat, bimbingan, dukungan moril serta materi dan pengorbanan selama ini. Tetaplah iringi ananda dengan doa dan kasih sayang kalian. Senyum bahagia kalian adalah
cita-cita terbesar dalam hidupku
Kakak dan Adikku tersayang, semoga tercapai semua cita-cita kalian fiddunnya wal akhiroh amiin
Sobat-sobatku di S.T.A.N‟ „08(Swadana Transfer
Administrasi Negara), terimakasih kalian tlah memberi warna baru dan keceriaan dalam bidupku. Terimaksih jg atas dukungan dan bantuan selama ini. Jika tua nanti kita
tlah hidup masing-masing ingatlah hari ini…^_^
Kapan touring lagi?????
Buat temen-temenku D3, AN Non Reg‟07 yang dah pada
lulus, terimaksih bimbingannya…
Pemerintah Desa Denggungan serta BKM “Ngudi Sejahtera”
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil‟alamin segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT, yang senantiasa memberi petunjuk dan karunia-Nya,
sehingga penulis memperoleh kemudahan untuk menyelesaikan skripsi yang
berjudul:
“MANAJEMEN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) DESA
DENGGUNGAN, BANYUDONO, BOYOLALI”.
Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak lepas dari kesulitan dan
hambatan, namun berkat dorongan, masukan, bimbingan, pengarahan dan bantuan
dari berbagai pihak maka penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini
dengan baik. Dengan segala kerendahan penulis menyampaikan ucapan
terimaksih kepada:
1. Bapak Drs. Supriyadi, SN,SU, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik yang telah memberikan ijin penelitian.
2. Bapak Rino Ardhian Nugroho, S.Sos, M.Ti, selaku Pembimbing
Akademik yang telah memberikan bimbingan akademis kepada penulis.
3. Bapak Drs. Sukadi, M.Si, selaku pembimbing skripsi yang dengan sabar
commit to user
vii
4. Bapak Drs. H. Marsudi, M.S dan Ibu Dra. Sri Yuliani, M.Si. selaku
penguji skripsi yang telah meluangkan waktu untuk menguji skripsi.
5. Bapak dan Ibu Dosen Ilmu Administrasi Negara FISIP UNS yang telah
memberi bekal ilmu kepada penulis.
6. Bapak Junaidi, A.Md, selaku Kepala Desa Denggungan yang telah
memberikan ijin dalam penelitian
7. Ibu Dra. Choiriyah, selaku Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat
Ngudi Sejahtera yang telah memberi ijin dalam penelitian.
8. Mas Surahman Parlanto dan Samsudin DJ, selaku fasilitator yang
memberikan bimbingan dan dorongan kepada penulis.
9. Mbak Wiwin Aryani, SE, selaku Manajer UPK, mbak Nanik Lestari,
selaku Manajer UPS dan mas Nanang Baidhowi selaku Sekretaris BKM
yang telah memberikan bimbingan, arahan serta selalu meluangkan
waktunya memberikan informasi dan kemudahan guna penyusunan
skripsi.
10.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang turut
menyelesaikan tugas akhir ini.
Semoga Alloh SWT menerima serta memberikan balasan atas segala kebaikan
yang bapak, ibu, dan saudara berikan kepada kami.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu, saran dan kritik yang bersifat membangun, penulis nantikan dan terima
dengan senang hati. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan penulis, juga pihak BKM Ngudi Sejahtera pada khususnya.
Surakarta, Juli 2010
commit to user
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN ... ii
PENGESAHAN ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
ABSTRAK ... xii
ABSTRACT ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 9
E. Tinjauan Pustaka ... 9
F. Kerangka Berfikir... 30
G. Metodologi Penelitian ... 31
BAB II DESKRIPSI LOKASI ... 38
commit to user
ix
B. Keadaan Penduduk ... 39
C. Kondisi Sosial – Budaya ... 43
D. Kondisi Sarana dan Prasarana ... 43
E. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Desa Denggungan...47
BAB III PEMBAHASAN ... 57
A. Manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri - Perkotaan ... 57
a Perencanaan... 57
b Pengorganisasian ... 72
c Penggerakan ... 77
d Pengawasan ... 84
B. Faktor Pendukung dan Penghambat ... 89
1. Faktor Pendukung ... 89
2. Faktor Penghambat... 93
BAB IV PENUTUP ... 96
A. Kesimpulan ... 96
B. Saran ... 98
DAFTAR PUSTAKA
commit to user
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Komposisi lahan Desa Denggungan ... 39
Tabel 2.2 Data Penduduk menurut umur dan jenis kelamin di Desa - Denggungan ... 40
Tabel 2.3 Data Penduduk menurut Mata Pencaharian di Desa Denggungan ... 41
Tabel 2.4 Peta Sebaran KK miskin di Desa Denggungan ... 42
Tabel 2.5 Home Industri Desa Denggungan ... 45
Tabel 2.6 Prasarana Transportasi Desa Denggungan ... 46
Tabel 2.7 Nama-nama Anggota BKM Ngudi Sejahtera ... 49
Tabel 2.8 Daftar Nama Personil Unit Pengelola dan Sekretaris ... 53
Tabel 3.1 Rencana Kegiatan Tahunan dan Alokasi Dana Kegiatan Tridaya PNPM-MP Desa Denggunggan ... 62
Tabel 3.2 Pelaksanaan Kegiatan dan Alokasi Dana Tridaya PNPM-MP Desa Denggungan ... 78
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran ... 30
Gambar 1.2 Analisis Model Interaktif ... 36
commit to user
xii
ABSTRAK
Lathifa Maya Dewi, D1108511, “Manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) Desa Denggungan, Banyudono, Boyolali”. Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2010, 99 halaman.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran yang jelas tentang fenomena yang diteliti yaitu bagaimana manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP)desa Denggungan serta faktor-faktor yang mendukung dan penghambat dan upaya yang dilakukan.
Untuk memperlancar pelaksanaan PNPM-MP di desa Denggungan dibentuk BKM „Ngudi Sejahtera‟ yang melaksanakan sepenuhnya fungsi-fungsi
manajemen. Melalui BKM „Ngudi Sejahtera‟ masyarakat diajak untuk belajar
mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pemberdayaaan masyarakat terutama dalam hal pengelolaan dana bantuan serta melihat berbagai hambatan yang muncul dalam pelaksanaan PNPM-MP. Namun masalah manajemen menjadi penyebab kurangya pemahaman dari masyarakat sehingga dalam pelaksanaan kegiatan banyak yang tidak sesuai dengan rencana yang sudah tertuang dalam perencanaan jangka menengah (PJM), adanya kesalahpahaman dalam pembuatan proposal usulan kegiatan, terjadinya kredit macet dalam pinjaman bergulir, dan beberapa masalah lain dikarenakan kerja KSM yang tidak sesuai dengan rencana. Penelitian ini menggambarkan bagaimana manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari berbagai lapisan masyarakat, sehingga tujuan pengentasan kemiskinan masyarakat Denggungan dapat tercapai dengan efisien dan efektif.
commit to user
xiii
kemudian diuji validitasnya dengan menggunakan model analisis interaktif yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pelaksanaan fungsi manajemen dalam kegiatan perencanaan belum baik, sedangkan dalam kegiatan pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan sudah berjalan dengan baik dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Denggungan baik melalui kegiatan lingkungan, ekonomi maupun sosial. Namun dalam pelaksanaannya masih ada kendala-kendala yang ditemui seperti keterlambatan pembayaran angsuran dana ekonomi bergulir, kurangnya modal maupun swadaya masyarakat dalam pembangunan fisik/lingkungan.
ABSTRACT
Lathifa Maya Dewi, D1108511, “The Management of National Program for Community Empowerment – Urban (PNPM-MP) in Dengungan, Banyudono, Boyolali”. Research Paper, Public Administration Department, Social and Political Faculty, Sebelas Maret University, Surakarta, 2010, 99 pages.
This research was conducted with the aim to find out and get a clear description of the phenomenon under study is how the management of the National Program of Urban Community Empowerment (PNPM-MP) Denggungan village and the factors that support and obstacles and the measures taken.
To facilitate the implementation of PNPM-MP in Denggungan is formed BKM “Ngudi Sejahtera” that implementing the management function fully. By
BKM “Ngudi Sejahtera”, the society is urged to study, preparing, implementing
and evaluating the empowerment community activities, especially in managing
the grand‟s and observing some fences in implementing of PNPM-MP. But
management problems be the cause of a lack of understanding from society so that in the implementation of many activities that do not conform to the plan contained in the medium term plan (PJM), there is a misunderstanding in the manufacture of proposed project proposals, the occurrence of bad loans in revolving loans, and a few other problems due to KSM is not working according to plan This research describes how is manage needed to keep the balance among the goals, targets and contradicted activity from some social stratum, so the goals of Denggungan‟s proverty raising is can be reach efficiently and effectively.
Relation with problems and the goals of the research the writer uses descriptive qualitative method. It describes a real condition in the field. The techniques of collecting data are interview, observation and documentation. Then, the data is examined its validity by interactive analysis models that include data reduction, data presentation and conclusion.
commit to user
xiv
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan intervensi
semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namun penanganannya selama ini
cenderung parsial dan tidak berkelanjutan. Peran dunia usaha dan masyarakat
pada umumnya juga belum optimal. Kerelawanan sosial dalam kehidupan
masyarakat yang dapat menjadi sumber penting pemberdayaan dan pemecahan
akar permasalahan kemiskinan juga mulai luntur. Untuk itu diperlukan perubahan
yang bersifat sistemik dan menyeluruh dalam upaya penanggulangan kemiskinan.
Tidak mudah untuk membangun pengertian kemiskinan karena
menyangkut berbagai macam dimensi. Dimensi kemiskinan dapat diidentifikasi
menurut ekonomi, sosial, politik (Ellis, dalam Tadjuddin,1995 :249). Dalam
kehidupan sehari-hari dimensi dari gejala-gejala kemiskinan tersebut muncul
dalam berbagai bentuk, antara lain:
1. Dimensi Politik
Gejala kemiskinan sering muncul dalam bentuk tidak dimilikinya wadah
organisasi yang mampu memperjuangkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat
miskin, sehingga masyarakat tidak dilibatkan dalam proses pengambilan
commit to user
tidak memiliki akses yang memadai ke berbagai sumber daya yang dibutuhkan
untuk menyelenggarkan hidup mereka secara layak termasuk akses informasi.
2. Dimensi Lingkungan
Gejala kemiskinan sering muncul dalam bentuk sikap, perilaku, dan cara
pandang yang tidak berorientasi pada pembangunan berkelanjutan sehingga
cenderung memutuskan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang kurang
memperhatikan keadaan lingkungan sekitarnya.
3. Dimensi Sosial
Sering muncul dalam bentuk tidak terintegrasinya warga miskin ke
dalam institusi sosial yang ada, banyak masyarakat yang belum mendapat
perlakuan yang sama sehingga terjadi kesenjangan sosial.
4. Dimensi Ekonomi
Gejala kemiskinan muncul dalam bentuk rendahnya penghasilan
sehingga tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sampai batas
yang layak. Juga keterbatasan masyarakat untuk memperoleh pinjaman modal
guna memulai ataupun mengembangkan usahanya.
5. Dimensi Aset
Kemiskinan ditandai dengan rendahnya kepemilikan masyarakat miskin
commit to user
kualitas sumber daya manusia (human capital) karena rendahnya pendidikan
dan minimnya ketrampilan, peralatan kerja, modal dana, hunian atau
perumahan, dan sebagainya.
(Buku Pedoman Umum P2KP)
Untuk meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan dan
penciptaan lapangan kerja, maka Pemerintah Indonesia melalui Departemen
Pekerjaan Umum, pada bulan Juli 1998 meluncurkan Program Penanggulangan
Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) . Sekarang disebut dengan PNPM Mandiri
Perkotaan atau yang lebih dikenal dengan sebutan PNPM-MP. Proyek ini pertama
kali dilaksanakan pada tahun anggaran 1999/2000. Sumber dana PNPM-MP
berasal dari bantuan hibah dari Bank Dunia (World Bank). (Juklak PNPM-MP).
Melalui PNPM Mandiri dirumuskan kembali mekanisme upaya
penanggulangan kemiskinan yang melibatkan unsur masyarakat, mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi. Melalui proses
pembangunan partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat, terutama
masyarakat miskin, dapat ditumbuhkembangkan sehingga mereka bukan sebagai
obyek melainkan subyek upaya penanggulangan kemiskinan.
Masih banyaknya warga yang kurang mampu, rendahnya tingkat
pendidikan, dan rendahnya tingkat mutu kesehatan menjadi fokus perhatian
tersendiri bagi pemerintah Desa Denggungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten
Boyolali. Berbagai upaya untuk meningkatkan taraf hidup, taraf pendidikan dan
mutu kesehatan, namun hal ini belum membawa hasil yang maksimal, kehadiran
commit to user
program ini telah memberikan solusi alternatif atas berbagai upaya untuk
penanggulangan kemiskinan tersebut melalui PNPM-MP menekankan bahwa
pelaksanaan penanggulangan kemiskinan tidak lagi bertumpu pada pemerintah
Desa, tetapi dengan membangkitkan partisipasi dari seluruh masyarakat,
kelompok peduli, dan Fasilitasi dari pemerintah Desa.
Proyek ini menganut pendekatan pemberdayaan (empowerment) sebagai
suatu syarat untuk menuju pembangunan yang berkelanjutan (sustainable
development). Mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan
pemeliharaan semuanya dilakukan oleh masyarakat sendiri melalui organisasi
yang dibentuk. Dalam proses pemberdayaan ini masyarakat diajak untuk belajar
mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan penanggulangan
kemiskinan. Dalam pemanfaatan dana PNPM-MP ini dibentuk organisasi yaitu
BKM yang melaksanakan sepenuhnya fungsi-fungsi manajemen. Manajemen
dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran
dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari berbagai lapisan masyarakat,
sehingga tujuan pengentasan kemiskinan masyarakat Denggungan dapat tercapai
dengan efisien dan efektif. Proses manajemen dalam PNPM-MP di desa
Denggungan diawali dengan sosialisasi oleh fasilitator kepada masyarakat untuk
memahamkan gambaran umum PNPM-MP secara benar melalui pertemuan di
tingkat desa atau RKM (Rembug Kesiapan Masyarakat) untuk menggali aspirasi
dan memutuskan kesiapan atau ketidaksiapan melaksanakan PNPM-MP desa
Denggungan serta pemilihan kader masyarakat. Apabila masyarakat menyatakan
commit to user
dilakukan oleh para relawan. melalui Focusses Group Discussion (FGD) guna
mendorong masyarakat mampu merefleksi masalah di wilayahnya.
Berdasarkan akta Notaris No.50/29 September 2005 BKM Ngudi
Sejahtera terbentuk yang menjadi langkah awal dilaksanakannya PNPM-MP di
desa Denggungan. Dalam manajemen pengelolaan dana PNPM-MP dilakukan
sepenuhnya oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) yang dibentuk di setiap
desa atau kelurahan. Desa perkotaan yang dimaksud disini adalah wilayah yang
berbentuk desa namun secara administratif letak dan posisinya dekat dengan kota
sehingga dapat menjadi wilayah sasaran PNPM-MP.
Setelah terbentuknya BKM bersama masyarakat menentukan kriteria dan
ciri kemiskinan (Pemetaan Swadaya) desa Denggungan yang disepakati dalam
FGD (Focus Group Discussion) yang dilakukan dari tingkat RT, RW dan desa.
Kriteria tersebut adalah sebagai berikut: rumah tidak layak huni (lantai tanah,
dinding papan, tidak mempunyai MCK). Berpendidikan rendah, hanya mampu
membiayai pendidikan sampai dengan SLTP, pendapatan kurang dari Rp.
15.000,00/hari, berobat hanya di Puskesmas, pekerjaan tidak tetap.
Untuk melaksanakan kegiatan manajemen BKM Ngudi Sejahtera dibantu
Unit Pengelola (UP) yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan tiap wilayah, terdiri
dari Unit Pengelola Keuangan (UPK), Unit Pengelola Sosial (UPS) dan Unit
Pengelola Lingkungan (UPL). Sedang masyarakat berpartisipasi aktif dengan
membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).
Sejak berdirinya BKM Ngudi Sejahtera di Desa Denggungan, telah banyak
commit to user
Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi 3 aspek atau Tridaya yaitu Lingkungan,
Sosial, dan aspek Ekonomi. Kegiatan tersebut direalisasi berkat adanya Bantuan
Langsung Masyarakat (BLM) P2KP sebesar Rp. 150.000.000,-. BLM PNPM
P2KP sebesar Rp. 150.000.000,- dan BLM PNPM-MP sebesar Rp. 200.000.000,-.
Kegiatan lingkungan BKM Ngudi Sejahatera telah merealisasikan
beberapa bangunan fisik lingkungan antara lain Pengerasan jalan, MCK, TPA,
saluran air, gorong-gorong, pengadaan air bersih dan lain-lain. Untuk kegiatan
sosial meliputi kegiatan santunan baik untuk Santunan Jompo, anak yatim,
beasiswa, anak cacat, Penyuluhan Kesehatan bagi Lansia, Ibu Hamil dan Balita
serta Remaja Putri, Pemberian makanan tambahan bagi balita, Pelatihan-Pelatihan
dan lain-lain. Sedangkan untuk kegiatan ekonomi yaitu pengelolaan dana bergulir
dalam rangka peningkatan perekonomian warga miskin.
Selain itu BKM Ngudi Sejahtera juga telah mengadakan channelling
dengan Dinas terkait untuk meraih dana PAKET (Program Pengentasan
Kemiskinan Terpadu). BKM Ngudi Sejahtera mampu meraih 2 Tahap PAKET,
yaitu PAKET I sebesar Rp. 75.000.000,- dan PAKET II sebesar Rp. 55.000.000,- .
Kemitraan ini merupakan langkah awal untuk membentuk sebuah sistem yang
kondusif bagi pengentasan kemiskinan, dimana upaya tersebut harus melibatkan
semua komponen yang ada di masyarakat. Sebagai langkah awal dalam menjalin
kemitraan BKM dalam hal telah membentuk Panitia Kemitraan yang menjadi
wadah bagi upaya-upaya menjalin kemitraan dengan pihak lain.
Pada tahap II desa Denggungan kembali meraih dana PAKET dari dua
commit to user
semakin tampak meningkat pada pelaksanaan PAKET tahap kedua ini, dimana
masing-masing pihak yang terlibat sebagai pelaku kegiatan di dalam pelaksanaan
Program PAKET ini sudah ada komunikasi dan kerjasama yang baik.
Pemanfaatan dana bantuan disesuaikan kebutuhan masyarakat
Denggungan yang diidentifikasi, disepakati serta diputuskan oleh masyarakat
bersama-sana secara transparan, akuntabel dan berorientasi pada sasaran utama
yang telah ditetapkan. Namun masalah manajemen menjadi penyebab kurangya
pemahaman dari masyarakat sehingga dalam pelaksanaan kegiatan banyak yang
tidak sesuai dengan rencana yang sudah tertuang dalam perencanaan jangka
menengah (PJM), adanya kesalahpahaman dalam pembuatan proposal usulan
kegiatan, terjadinya kredit macet dalam pinjaman bergulir, dan beberapa masalah
lain dikarenakan kerja KSM yang tidak sesuai dengan rencana, yakni ada KSM
yang tidak bekerja sama sekali.
Guna menghindari kesalahan maka diperlukan manajemen yang baik
untuk merencanakan, mengorganisasi, menggerakkan dan mengawasi
pelaksanaanya. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara
tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan
dari berbagai lapisan masyarakat, sehingga pengentasan kemiskinan desa
Denggungan dapat tercapai.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka perlu adanya studi lebih
lanjut mengenai bagaimana manajemen dalam PNPM-MP dimulai dari proses
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan hingga proses pengawasan yang
commit to user
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan penelitian yang diuraikan
sebelumnya, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. “Bagaimanakah Manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Desa Denggungan, Kecamatan
Banyudono, Kabupaten Boyolali?”
2. “Kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam Manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Desa
Denggungan?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Operasional
Untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran yang jelas tentang fenomena
yang diteliti yaitu bagaimana manajemen Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perkotaan desa Denggungan serta faktor-faktor yang
mendukung dan menghambat dan upaya yang dilakukan.
2. Tujuan Fungsional
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan, baik bagi BKM Ngudi Sejahtera, Pemerintah Desa, KSM
commit to user 3. Tujuan Individual
Untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar kesarjanaan pada
Jurusan Ilmu Administrasi Program Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian ini adalah:
1. Penelitian diharapkan bermanfaat bagi upaya aplikasi atas teori-teori
Administrasi Negara atas permasalahan Manajemen dan menambah
perbendaharaan bagi khasanah ilmu pengetahuan sosial pada umunya dan
ilmu administrasi pada khususnya.
2. Dapat memberikan masukan bagi institusi lokal khususnya Badan
Keswadayaan Masyarakat (BKM) Ngudi Sejahtera.
E. TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Manajemen
1. Pengertian Manajemen
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber
daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Yohanes
Yahya. 2006:1)
Manajemen menurut Stoner: “Proses perencanaan, pengorganisasian,
commit to user
sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.” (T. Hani Handoko, 2001: 8 )
John D. Millet dalam Siswanto (2006:1) membatasi manajemen is the
process of directing and facilitating the work of people organized in formal
groups to achieve a desired goal (adalah suatu proses pengarahan dan
pemberian fasilitas kerja kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok
formal untuk mencapai tujuan.
Disisi lain, James A.F Stoner dan Charles Wankel dalam Siswanto
(2006:2) memberikan batasan manajemen sebagai berikut:
“Manajemen is the process of planning, organizing, leading, and controlling the
efforts of organization members and of using all other organizational resources
to achieve stated organizational goals”. (Manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengandalian upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh daya organisasi lainnya demi tercapainya tujuan organisasi).
Menurut Stoner dan Wankel bahwa proses adalah cara sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan.
Sedangkan menurut Siswanto sendiri (2006:1), manajemen adalah seni
dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian,
pengendalian, terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.
Dari pengertian beberapa ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
manajemen adalah suatu seni dan ilmu serta proses yang dilakukan dengan
menggunakan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan.
Millet dalam Siswanto (2006:1) lebih menekankan bahwa manajemen
sebagai suatu proses, yaitu suatu rangkaian aktivitas yang satu sama lain saling
commit to user
Proses pengarahan (process of directing), yaitu rangkaian kegiatan untuk
memberikan petunjuk atau instruksi dari seorang atasan kepada bawahan
atau kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal dan untuk
pencapaian tujuan,
Proses pemberian fasilitas kerja (process of fasilitating the work), yaitu
rangkaian kegiatan untuk memberikan sarana dan prasarana serta jasa yang
memudahkan kegiatan untuk memberikan sarana dan prasarana serta jasa
yang memudahkan pelaksanaan pekerjaan dari seorang atasan kepada
bawahan atau kepada orang yang terorganisasi dalam kelompok formal
untuk mencapai suatu tujuan.
2. Fungsi – Fungsi Manajemen
Fungsi-fungsi manajemen pada hakikatnya merupakan tugas pokok yang
harus dijalankan pimpinan dalam organisasi apapun. Mengenai macamnya
fungsi manajemen itu sendiri, ada persamaan dan perbedaan pendapat, namun
sebetulnya pendapat-pendapat tersebut saling melengkapi.
George Terry dalam Yohannes Yahya (2006:15) mendeskripsikan pekerjaan
manajer berdasarkan fungsinya sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning)
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Penggerakan (Actuating)
commit to user
Sedangkan R.D Agarwal menyebutkan bahwa fungsi manajemen meliputi:
perencanaan, pengorganisasian, penempatan, penggerakan, pengkoordinasian,
dan pengawasan yaitu sebagai erikut:
“The management process comprises the following six function:” (Proses
manajemen terdiri dari enam fungsi):
1. Planning
2. Organizing
3. Staffing
4. Directing
5. Coordinating
6. Controlling
(Ibnu Syamsi, 1994:60)
Sementara itu, Luther Gulick mengatakan bahwa:
“The management function, who abbreviated in the world POSDCoRB, including the first letter of each management function:” (Fungsi manajemen,
yang disingkat dalam huruf PODCoRB, huruf pertama dari kata tersebut
menunjukkan tiap fungsi manajemen):
1. Planning
2. Organizing
3. Staffing
4. Directing
5. Coordinating
commit to user 7. Budgeting
Dari pengertian beberapa ahli diatas mengenai fungsi-fungsi manajemen,
penulis akan membahas tentang manajemen program nasional pemberdayaan
masyarakat mandiri perkotaan yang meliputi kegiatan perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), pengawasan
(controlling) yang dilakukan oleh BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat)
sebagai lembaga steering (mengarahkan) dengan melibatkan partisipasi KSM
(Kelompok Swadaya Masyarakat) yang merupakan kelompok sosial pada
tingkat paling dasar dalam pelaksanaan PNPM-MP yang dipilih dari
masyarakat.
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan menurut Ibnu Syamsi (1994:73), merencanakan berarti
memikirkan dan membuat langkah-langkah yang perlu dilakukan sebelum
pelaksanaan kerja nyata direalisasikan. Adapun maksudnya adalah agar
pelaksanaan dapat berjalan dengan baik, sistematis, tidak ada tumpang tindih
(overlapped) dan tidak ada yang terlewatkan (gap).
Sedangkan menurut G.R Terry (dalam Siswanto,2006:42) memberikan
batasan tentang perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta
serta membuat dan menggunakan dugaan mengenai masa yang akan datang,
menggambarkan dan merumuskan aktivitas yang diusulkan dan dianggap
penting untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Sementara itu, Siswanto (2006:42) mendefinisikan perncanaan
commit to user
cakupan pencapaiannya. Merencanakan berarti mengupayakan penggunaan
sumber daya manusia (human resources), sumber daya alam (natural
resources), dan sumber daya lainnya(other resources).
Sedangkan Sondang P. Siagian (2005:36) menyebutkan bahwa
perencanaan merupakan usaha sadar dan pengambilan keputusan yang telah
diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa
depan dalam dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Dari pengertian beberapa ahli diatas, maka perencanaan dapat
disimpulkan sebagai suatu usaha mengambil keputusan yang telah
diperhitungakan secara matang dengan membuat langkah-langkah yang
perlu dekerjakan sebelum pekerjaan dilakukan dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan.
Perencanaan diperlukan untuk melihat bahwa program-program dan
penemuan sekarang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan
pencapaian tujuan di waktu yang akan datang, yaitu meningkatkan
pembuatan keputusan yang lebih baik. Dengan adanya perencanaan dapat
diperoleh beberapa keuntungan, seperti:
1. Mendorong terciptanya aktivitas-aktivitas yang teratur yang ditujukan
untuk mencapai sasaran
2. Menunjukkan mengenai perlu adanya perubahan pada masa yang akan
commit to user
3. Memberi gambaran kompleksitas variabel yang akan mempengaruhi
tindakan yang akan dijalankan
4. Memberikan dasar atau landasan untuk melakukan pengawasan
5. Meningkatkan dan mengimbangkan pemanfaatan sumber daya yang ada
(Sumber: Buku Pedoman P2KP)
Perencanaan harus mempertimbangkan kebutuhan fleksibilitas,
agar mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi baru secepat
mungkin. Salah satu hal penting dalam perencanaan adalah pembuatan
keputusan (decision making), proses pengembangan dan penyeleksian
sekumpulan kegiatan untuk memecahkan masalah tertentu (Yohanes Yahya,
2006:33).
2. Pengorganisasian (Organizing)
Menurut T. Hani Handoko menjelaskan bahwa:
“Pengorganisasian adalah penentuan sumber daya manusia dan kegiatan -kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, perencanaan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan dapat membantu hal-hal tersebut kearah tujuan, penugasan tanggung jawab tertentu dan kemudian mendelegasikan wewenang yang diperlukan kepada individu
untuk melaksanakan tugasnya.” (2001:17)
Disisi lain Yohanes Yahya mendefinisikan pengorganisasian
sebagai suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan dan
mengatur, serta membagi tugas atau pekerjaan diantara para anggota
organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.
Istilah pengorganisaisan dapat digunakan untuk menunjukkan
commit to user
Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang
paling efektif sumber daya keuangan, fisik, bahan baku, dan tenaga kerja
operasional.
Bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatan-kegiatannya
Hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan, tugas-tugas dan para karyawan
Cara para manajer membagi lebih lanjut tugas yang dilaksanakan dan
mendelegasikan wewenang untuk mengerjakan tugas tersebut.
(Yohanes Yahya,2006:81)
Sedangkan menurut Siswanto (2006:75) mendefinisikan
pengorganisasian sebagai pembagian kerja yang direncanakan untuk
diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan, penetapan hubungan antar
pekerjaan yang efektif diantara mereka, dan pemberian lingkungan dan
fasilitas pekerjaan yang wajar sehingga mereka bekerja secara efisien.
Menurut Sondang P. Siagian (2005:60) mendefinisikan sederhana
tentang pengorganisasian yaitu keseluruhan proses pengelompokan
orang-orang, alat-alat, tugas-tugas,serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian
rupa sehinga tercipta suatu organisai yang dapat digerakan sebagai suatu
kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Jadi pengorganisasian dapat disebut sebagai keseluruhan proses
pengelompokkan orang-orang, alat-alat dan membagi tugas, wewenang serta
tanggungjawab sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan
commit to user
Dengan keterlibatan masyarakat dalam proses pengorganisasian
dalam manajemen penanggulangan kemiskinan tersebut maka
a) Memberi hak yang sama (setara) kepada seluruh masyarakat untuk
mendapat pengetahuan, informasi dan kesempatan belajar yang sama
dengan kata lain terdapat transparansi dalam pelaksanaanya.
b) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memahami
masalah-masalah yang mereka hadapi terutama mengenai masalah-masalah kemiskinan dan
mencari upaya pemecahan secara bersama
c) Persoalan menjadi tanggungjawab semua pihak, bukan hanya
tanggungjawab pemerintah ataupun kelompok masyarakat tertentu
d) Menentukan kelompok sasaran secara mandiri, sehinggan semua pihak
mendapat perlakuan yang adil untuk bisa terjangkau oleh pelayanan
publik.
(Sumber: Standard Operating Procedur PNPM-MP)
3. Penggerakan (Actuating)
Masalah penggerakan berkaitan erat dengan manusia dan
merupakan suatu masalah yang paling kompleks serta yang paling sulit
dilakukan dari semua fungsi manajemen. Penggerakan ini merupakan fungsi
terpenting dalam manajemen, karena bagaimanapun modernnya peralatan,
tanpa dukungan manusia belum berarti apa-apa. Menggerakkan manusia
merupakan hal yang sulit, karena manusia pekerja adalah makhluk hidup yang
commit to user
George R. Terry memberikan definisi penggerakan sebagai berikut:
“Penggerakan adalah membuat semua anggota kelompok agar mau
bekerjasama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan
sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian”. (H. Malayu
S.P, 1984:176)
Penggerakan merupakan bagian penting dalam proses manajerial,
hal ini dikarenakan bagian ini berkaitan erat dengan orang-orang yang ada dan
berkaitan dengan organisasi. Sedangkan Sondang P. Siagian (1992:113)
mengemukakan pengertian pergerakan adalah:
“Keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada para bawahan
sedemikian rupa sehinga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya
tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis.”
4. Pengawasan atau pengendalian (Controlling)
Pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses untuk menjamin bahwa
tujuan-tujuan organisasi dan manajemen dapat tercapai. Ini berkenaan denga
cara-cara membuat kegiatan-kegiatan sesuai yang direncanakan. (Yohanes
Yahya, 2006:133)
Sondang P.Siagian (2005:125) mendefinisikan pengawasan sebagai
usaha sadar dan sistematik untuk lebih menjamin bahwa semua tindakan
operasional yang diambil dalam organisasi benar-benar sesuai dengan rencana
commit to user
Ada beberapa ahli yang mendefinisikan pengawasan sebagai
pengendalian. Salah satunya adalah Robert J. Mokler dalam Siwanto
(2006:139-140) memberikan batasan pengawasan sebagai pengendalian yaitu:
“Management control is a systemic effort to set performance standards with
planning objectives, to design information feedback system, to compare actual performance with these predetermined standards, to determine whether there are any deviations and measure their significance, and to take any action required to assure that all corporate resources are being used in the most
effective and efficient way possible in achieving corporate objectives”.
(Pengendalian manajemen adalah suatu usaha sistematis untuk menetapkan estándar kinerja dangan sasaran perencanaan, mendesain sistem umpan balik informasi, membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditetapkan, menetukan apakah terdapat penyimpangan tersebut, dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan yang sedang digunakan sedapat mungkin secara lebih efisien dan efektif guna mencapai sasaran perusahaan).
Sedangkan pengertian pengawasan menurut Diemer, dalam Jurnal
internasional oleh Giovany B. Giglioni adalah sebagai berikut:
Diemer considered control to mean “the methods by which the executive or
managing heads of a business carry out their authority to regulate its affairs
in accordance with the laws of the organization”
Diemer mengartikan contol sebagai “metode-metode yang eksekutif atau kepala pengelola bisnis laksanakan untuk mengatur urusan mereka sesuai
dengan undang-undang organisasi”. (Academy of management journal, vol 17
number 2, halaman 294).
Dalam jurnal yang sama, Fayol mengartikan pengawasan sebagai berikut:
control meant”verifying whether everything occurs in conformity with the
plan adopted, the instructions issued and principles established”. Pengendalian
berarti “memverifikasi apakah segalanya terjadi sesuai dengan rencana yang
dibuat, instruksi yang dikeluarkan dan prinsip-prinsip yang ditetapkan”.
(Academy of management journal, vol 17 number 2, halaman 295).
Dari pengertian beberapa ahli tersebut, maka pengertian dari
pengawasan yaitu usaha sadar dan sistemik untuk lebih menjamin bahwa
semua tindakan operasional benar-benar sesuai dengan rencana yang telah
commit to user
Pengawasan berkaitan dengan tujuan yang ingin dilaksanakan
berdasarkan strategi dasar organisasi yang telah dirumuskan dan ditetapkan,
serta dirinci menjadi program dan rencana kerja. Ada ungkapan bahwa
perencanaan dan pengawasan merupakan dua sisi mata uang karena
pelaksanaan rencanalah yang diawasi dan sebaliknya pengawasan ditujukan
pada usaha mencegah timbulnya berbagai jenis dan bentuk penyimpangan atau
penyelewangan, baik sengaja maupun tidak. (Sondang P Siagian,
2005:125-126)
2. Program
Menurut Pariatra Westra (1982:56) Program adalah perumusan yang
membuat gambaran pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan berikut
petunjuk-petunjuk mengenai cara pelaksanaannya. Biasanya dalam program ini
dikemukakan pula fasilitas-fasilitasnya yang diperlukan seperti: waktu,
penggunaan alat-alat perlengkapan, dan ketentuan wewenang serta
tanggungjawab dari pelaksana program tersebut.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Program diartikan
sebagai rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha (dalam ketatanegaraan,
perekonomian) yang akan dijalankan. (1998;702).
Jadi dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Program adalah
perumusan atau rancangan usaha yang akan dilaksanakan yang disertai
petunjuk-petunjuk mengenai cara pelaksanaan untuk mencapai tujuan/ maksud
commit to user
3. Pemberdayaan Masyarakat
Paradigma baru dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia adalah
paradigma pemberdayaan masyarakat, dimana masyarakat menjadi pusat atau
titik tekan pembangunan (people centered development). Pendekatan ini
menyadari pentingnya kapasitas masyarakat untuk meningkatkan kemampuan
dan kemandirian dalam mengelola sumber daya serta memenuhi kebutuhannya.
Pemberdayaan merupakan istilah lain dari empowerment/ penguatan yang
berarti pemberian kekuatan pada masyarakat untuk mengatur kehidupannya
sendiri.
Secara etimologis pemberdayaan berasal pada kata dasar “daya” yang
berarti kekuatan/ kemampuan. Bertolak dari pengertian tersebut, maka
pemberdayaan dapat dimaknai sebagai suatu proses menuju berdaya, atau proses
untuk memperoleh daya atau kekuatan atau kemampuan dan atau proses
pemberian daya atau kekuatan atau kemampuan dari pihak yang memiliki daya
kepada pihak yang kurang atau belum berdaya (Ambar Teguh Sulistiyani,
2004:77).
Konsep pemberdayaan masyarakat menurut Loekman Soetrisno adalah
sebagai berikut:
“Pemberdayaan masyarakat (empowerment) yang dimaksud bahwa
pembangunan akan berjalan dengan sendirinya apabila masyarakat diberi hak mengelola sumber daya alam yang mereka miliki dan menggunakannya untuk
pembangunan masyarakat” (Anggito Abimanyu, 1995:136)
Sedangkam Blanchard, dkk (dalam Dwi Tiyanto,dkk, 2006;102)
menyatakan bahwa pemberdayaan adalah memberi kemungkinan untuk
commit to user
dan harus memanfaatkan guna menghadapi dunia yang semakin kompleks dan
dinamis seperti sekarang ini.
Dalam merealisasikan pemberdayaan masyarakat (Dalam Dwi Tiyanto,
dkk, 2006:106-108) mengungkapkan perlu adanya proses-proses pemberdayaan
yang terdiri dari berbagai tahapan yaitu sebagai berikut:
a Getting to know the local community
Mengetahui karakteristik masyarakat lokal yang akan diberdayakan,
termasuk perbedaan karakteristik yang membedakan masyarakat wilayah
satu dengan yang lain.
b Ghatering knowledge about the local community
Mengumpulkan pengetahuan yang menyakut informasi mengenai
masyarakat setempat. Pengetahuan tersebut merupakan informasi faktual
tentang kondisi masyarakat, misal umur, jenis kelamin, kondisi pendidikan,
kondisi ekonomi, dan lain-lain
c Identifying the local leaders
Segala usaha pemberdayaan masyarakat harus memperoleh dukungan dari
pimpinan atau tokoh-tokoh masyarakat setempat. Untuk itu “the local
leader” harus selalu diperhitungkan karena mereka mempunyai pengaruh
yang kuat dalam masyarakat
d Stimulating the community to realice that it has problems
Perlunya pendekatan persuasif kepada masyarakat agar mereka sadar bahwa
mereka mempunyai masalah yang harus dipecahkan dan kebutuhan yang
commit to user
e Helping people to discuss their problems
Memberdayakan masyarakat bermakna merangsang masyarakat untuk
mendiskusikan masalahnya serta merumuskan pemecahannya dalam suasana
kebersamaan
f Helping people to identifying their most pressing problems
Masyarakat perlu diberdayakan agar mampu mengidentifikasi masalah yang
paling menekan, dan masalah yang paling menekan inilah yang paling
diutamakan.
g Fostering self-confidence
Tujuan utama pemberdayaan masyarakat adalah membangun rasa percaya
diri masyarakat. Rasa percaya diri merupakan modal utama masyarakat
berswadaya
h Deciding on a program action
Masyarakat perlu diberdayakan untuk menetapkan suatu program yang akan
dilakukan. Program action tersebut perlu ditetapkan menurut skala prioritas,
yang rendah, sedang, tinggi. Program dengan skala prioritas tinggilah yang
didahulukan.
i Recognition of strengths and resources
Menyadarkan masyarakat bahwa mereka sebenarnya mempunya
kekuatan-kekuatan dan sumber-sumber yang dapat dimobilisasi menyadarkan
masyarakat bahwa mereka sebenarnya mempunyai kekuatan-kekuatan dan
sumber-sumber yang dapat dimobilisasi untuk memecahkan persoalan dan
commit to user
j Helping people to continue to work on solving their problems
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu kegiatan yang berkesinambungan,
karena itu masyarakat perlu diberdayakan agar mampu bekarja memecahkan
masalahnya secara kontinyu.
Pemberdayaan sebagai salah satu dasar dari pembangunan yang berpusat
pada rakyat meyakini pentingnya pembangunan masyarakat melalui
lembaga-lembaga kemasyarakatan. Kiprah masyarakat dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan
dimana semua aspirasi mereka salurkan, merupakan salah satu wujud
memberdayakan mereka.
Dari berbagai konsep pemberdayaan diatas maka dapat disimpulkan
bahwa pemberdayaan merupakan suatu upaya untuk membangun daya dengan
cara mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang
dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya. Pemberdayaan sebenarnya
merupakan proses belajar yang menekankan orientasi pada proses serta
pelibatan (partisipasi) yang juga berarti penciptaan suasana/ iklim yang
memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling). Logika ini
didasarkan pada asumsi bahwa tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa
memiliki daya. Setiap masyarakat pasti memiliki daya, akan tetapi mereka
kadang-kadang tidak menyadari atau daya tersebut masih belum dapat diketahui
secara eksplisit. Oleh karena itu, daya harus digali, dan kemudian
dikembangkan. Disamping itu, pemberdayaan hendaknya jangan menjebak
masyarakat dalam perangkap ketergantungan (charity), pemberdayaan
commit to user
4. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan
Masalah kemiskinan di Indonesia tidak hanya melanda wilayah
perdesaaan, tetapi juga perkotaan. Khusus di wilayah perkotaan, salah satu ciri
umum kondisi masyarakatnya yang miskin adalah tidak adanya prasarana dan
sarana dasar perumahan dan pemukiman yang memadai, serta kualitas
lingkungan yang kumuh yang tidak layak huni. Kemiskinan merupakan
persoalan struktural dan multi-dimensional yang mencakup politik, sosial, aset,
dan lain-lain. Karakteristik kemiskinan tersebut, serta krisis ekonomi yang
terjadi, telah menyadarkan semua pihak bahwa pendekatan dan cara yang dipilih
dalam penanggulangan kemiskinan selama ini perlu diperbaiki ke arah
pengokohan kelembagaan masyarakat yang benar-benar mampu menjadi wadah
perjuangan kaum miskin yang mandiri dan berkelanjutan dalam menyuarakan
aspirasi serta kebutuhan mereka. Disamping itu, keberdayaan semacam itu
diharapkan mampu mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan upaya pemberdayaan warga miskin di tingkat lokal, baik dari
aspek sosial, ekonomi, maupun lingkungan.
Berdasarkan karakteristik kemiskinan di kawasan perkotaan tersebut,
model PNPM-MP diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi penyelesaian
persoalan kemiskinan yang bersifat multi-dimensional dan struktural, khususnya
yang terkait dengan dimensi-dimensi politik, sosial, dan ekonomi. Dalam jangka
panjang, model PNPM-MP diharapkan mampu menyediakan aset yang lebih
baik bagi masyarakat miskin dalam meningkatkan pendapatannya ataupun
commit to user
demikian, PNPM-MP merupakan progam penanggulangan kemiskinan di
perkotaan dari, oleh, dan untuk masyarakat sendiri.
Pendekatan dan Tujuan PNPM-MP
Pendekatan PNPM-MP mencakup visi, misi, prinsip, nilai, dan tujuan.
Uraiannya sebagai berikut:
Visi PNPM-MP adalah masyarakat mampu membangun sinergi dengan
berbagai pihak untuk menanggulangi kemiskinan secara mandiri, efektif,
dan berkelanjutan.
Misi PNPM-MP adalah memberdayakan masyarakat perkotaan, terutama
masyarakat miskin, dalam upaya penanggulangan kemiskinan melalui
pengembangan kapasitas, penyediaan sumber daya, dan membudayakan
kemitraan sinergis antara masyarakat dan pelaku-pelaku pembangunan
lokal lainnnya.
Prinsip-prinsip PNPM-MP adalah demokrasi, partisipasi, transparansi,
akuntabilitas, dan desentralisasi.
Nilai-nilai yang dianut dalam pelaksanaan PNPM-MP yang harus
dijunjung tinggi, ditumbuhkembangkam, dan dilestarikan oleh semua
pelaku PNPM-MP dalam melaksanakan program adalah dapat dipercaya,
ikhlas/kerelawanan, kejujuran, keadilan, kesetaraan, dan kebersamaan
commit to user Tujuan PNPM-MP secara umum adalah:
Memperbaiki prasarana dan sarana dasar perumahan dan pemukiman
masyarakat miskin perkotaan, termasuk perbaikan/ pengembangan
perumahannya.
Mengenalkan dan membangun upaya-upaya peningkatkan pendapatan
secara mandiri dan berkelanjutan untuk masyarakat miskin dan perkotaan,
baik masyarakat yang telah lama miskin, masyarakat yang pendapatannya
menjadi tidak berarti karena inflasi, maupun masyarakat yang kehilangan
sumber nafkah karena krisis ekonomi.
Terciptanya organisasi masyarakat yang memiliki pola kepemimpinan
kolektif yang representatif, akseptabel, inklusif, tanggap, dan akuntabel
yang mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat miskin perkotaan
dan memperkuat suara masyarakat miskin dalam proses pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan kebijakan Publik.
Memperkuat agen-agen lokal (Pemerintah, dunia usaha, dan kelompok
peduli) untuk membantu masyarakat miskin.
Strategi PNPM-MP
Strategi PNPM-MP adalah mendorong gerakan masyarakat untuk keberdayaan
dan kemandirian dalam penanggulangan kemiskinan dengan jalan:
Mendorong tumbuh dan berkembangnya prakarsa, partisipasi masyarakat,
serta transparansi.
Meningkatkan kemampuan kelembagaan dan organisasi yang berakar di
commit to user
sumber daya kunci yang disediakan PNPM-MP melalui bantuan langsung
masyarakat (BLM), secara transparan dan akuntabel.
Menjalin sinergi penanggulangan kemiskinan sebagai gerakan masyarakat
melalui kemitraan antarpelaku pembangunan.
Mendorong tumbuhnya kepedulian berbagai pihak sebagai upaya
pengendalian sosial (control sosial) terhadap keberhasilan program
penanggulangan kemiskinan).
(Randy R&Ryant N, 2007:259)
Komponen dana BLM bertujuan membuka akses bagi masyarakat miskin
ke sumber daya capital untuk digunakan secara langsung dalam rangka
penanggulangan kemiskinan. Dana ini bersifat “wakaf” dari pemerintah ke
masyarakat kelurahan penerima, yang pengelolaannya dipercayakan kepada
organisasi masyarakat yang dibentuk secara demokratis, partisipatif, transparan,
dan tanggung gugat, yang secara generis disebut BKM (Badan Keswadayaan
Masyarakat).
Untuk mengelola BLM, BKM membentuk gugus tugas, yakni Unit
Pengelola Keuangan (UPK), disamping gugus tugas lain sesuai kebutuhan dan
kemampuan. Fungsi utama unit ini adalah manajemen dana BLM dan dana-dana
lain yang diperoleh organisasi masyarakat warga melalui BKM (dana PAKET,
sumbangan, dan lain-lain) termasuk mengawasi dan mengadministrasi penyaluran,
pengembalian serta penggunaan dana pinjaman bergulir. UPK dipimpin seorang
manajer dan beberapa staf yang dipilih melalui Rapat Anggota BKM berdasarkan
commit to user
5. Manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perkotaan (PNPM-MP)
Menurut Dicky Rahardi dalam Dickyrahardi.blogspot.com science for
humanity mengartikan Manajemen Program sebagai suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan (kepemimpinan) dan pengawasan (pengendalian)
untuk mencapai suatu tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan pada suatu
program.
(http://dickyrahardi.blogspot.com/2007/02/peran-sistem-informasi-pada-manajemen.html).
Pada dasarnya PNPM-MP adalah Program Pemerintah Indonesia melalui
pemberdayaan masyarakat dalam rangka penanggulangan kemiskinan di
perkotaan. Program tersebut antara lain : Memperbaiki prasarana dan sarana dasar
perumahan dan pemukiman masyarakat miskin perkotaan, termasuk perbaikan
atau pengembangan perumahannya. Mengenalkan dan membangun upaya-upaya
peningkatkan pendapatan secara mandiri dan berkelanjutan untuk masyarakat
miskin dan perkotaan, baik masyarakat yang telah lama miskin, masyarakat yang
pendapatannya menjadi tidak berarti karena inflasi, maupun masyarakat yang
kehilangan sumber nafkah karena krisis ekonomi. Terciptanya organisasi
masyarakat yang memiliki pola kepemimpinan kolektif yang representatif,
akseptabel, inklusif, tanggap, dan akuntabel yang mampu memberikan pelayanan
kepada masyarakat miskin perkotaan dan memperkuat suara masyarakat miskin
dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kebijakan Publik.
Memperkuat agen-agen lokal (Pemerintah, dunia usaha, dan kelompok peduli)
commit to user
Untuk menyelenggarakan program tersebut memerlukan keterlibatan
berbagai pihak antara lain pemerintah, swasta dan warga masyarakat luas. Semua
pihak diharapkan dapat menjalankan peran dan tanggungjawabnya dengan baik
dalam memampukan kemandirian masyarakat sebagai pelaku utama
pembangunan.
F. KERANGKA BERFIKIR
Kerangka pikir pada dasarnya mengungkapkan alur pikir peristiwa
(fenomena) sosial yang diteliti secara logis dan rasional, sehingga jelas proses
terjadinya fenomena sosial yang diteliti dalam “menjawab” atau menggambarkan
permasalahan penelitian.
Kerangka pemikiran pada penelitian ini akan penulis gambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.1
Skema Kerangka Pemikiran
Masih rendahnya pendapatan dan tingkat kesejahteraan masyarakat
perkotaan adalah salah satu faktor penyebab pelaksanaan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan. Untuk memperlancar
commit to user
pelaksanaan PNPN-MP dibutuhkan fungsi-fungsi manajemen yang meliputi
kegiatan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan
(actuating), pengawasan (controlling) yang dilakukan oleh BKM (Badan
Keswadayaan Masyarakat) sebagai lembaga steering (mengarahkan) dengan
melibatkan partisipasi KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) yang merupakan
kelompok sosial pada tingkat paling dasar dalam pelaksanaan PNPM-MP yang
dipilih dari masyarakat.
Dalam proses Manajemen PNPM-MP tidak lepas dari adanya faktor-faktor
yang mendukung dan menghambat berjalannya program tersebut, beberapa
upaya dilakukan untuk mengatasi kendala secara bersama-sama sehingga
memperlancar program pengentasan kemiskinan dan dapat tewujud
kesejahteraan masyarakat. Dan masyarakat diharapkan mampu untuk
memanfaatkan serta memelihara hasil-hasil dari kegiatan tersebut.
G. METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelelitian dengan metode
deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara deskripsi dalam bentuk
kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
commit to user
Berbagai tabel juga disajikan, tetapi hanya bersifat deskriptif untuk
mendukung uraian kualitatif yang disajikan. Sebagian data bersifat kualitatif
yang didasarkan pada pengamatan langsung ke obyek penelitian dan
wawancara mendalam dengan dengan sejumlah responden.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di Desa Denggungan Kecamatan Banyudono
Kabupaten Boyolali. Dipilihnya daerah ini sebagai obyek penelitian karena:
a) Daerah ini termasuk sasaran dari PNPM-MP
b) Adanya permasalahan yang menarik untuk diteliti berkaitan dengan
manajemen dan proses pemberdayaan PNPM-MP, terutama pada
program-program yang telah dilaksanakan maupun yang masih berjalan.
c) Dalam lokasi ini memungkinkan untuk mendapatkan data-data yang
diperlukan sesuai dengan permasalahan yang ada.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Teknik pengumpulan data yang pertama adalah observasi ke lokasi
penelitian untuk mengumpulkan bahan keterangan tentang kenyataan yang
berhubungan dengan Manajemen Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perkotaan desa Denggungan, Banyudono, Boyolali.
Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara melakukan
pengamatan langsung untuk mengumpulkan dan mencatat segala informasi
commit to user
Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data
yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi dan benda serta rekaman gambar
(H.B.Sutopo, 2002:64).
Observasi yang dilakukan adalah dengan cara non partisipan, yaitu
peneliti tidak secara langsung ikut berpartisipasi dalam kegiatan
masyarakat yang diteliti. Agar memperoleh data yang akurat dan
mendalam maka observasi yang dilakukan mempertimbangkan proses
interaksi antara peneliti dan responden sehingga tidak timbul kesalahan
persepsi.
b. Wawancara
Teknik pengumpulan data untuk memperoleh informasi melalui tanya
jawab secara langsung dengan nara sumber atau responden yang diteliti
untuk melengkapi data yang diperlukan. Wawancara ini dilakukan dalam
waktu dan kondisi yang dianggap tepat guna mendapatkan kejelasan yang
berkaitan dengan Manajemen Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perkotaan Desa Denggungan, Banyudono, Boyolali.
c. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk mengambil dokumen dan litaretur
sebagai pelengkap informasi bagi peneliti. Teknik dokumentasi ini
dilakukan dengan mempelajari dokumen-dokumen yang terkait dengan
Manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perkotaan Desa Denggungan, Banyudono, Boyolali, diantaranya:
commit to user
b) Standard Operating Prosedure P2KP
c) Instruksi Presiden Nomor 21 tahun 1998 Tentang Program
Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP)
d) Media dari internet tentang PNPM-MP
e) Arsip-arsip lain yang berhubungan dengan penelitian ini
4. Sumber Data
Ada dua jenis data dalam penelitian yang digunakan yaitu:
a. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh langsung dari orang-orang yang berhubungan
dengan obyek penelitian. Data ini diperoleh melalui wawancara yang didukung
dengan observasi.
b. Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh dari sumber lain selain sumber primer.
Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh melalui arsip, laporan, catatan
statistik, monografi, buku-buku, media internet dan data lain yang mendukung
PNPM-MP secara umum maupun khusus di Desa Denggungan
5. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive
sampling. Peneliti memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya
untuk menjadi sumber data kerena mengetahui masalah secara mendalam.
Bahkan di dalam pelaksanaan pengumpulan data, pilihan informan dapat
berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam
commit to user
Dalam penelitian ini dipilih informan dari pihak-pihak yang terkait dengan
PNPM-MP. Pihak-pihak tersebut adalah:
1) Aparat Desa Denggungan
2) Fasilitator PNPM-MP Desa Denggungan
3) Pengurus BKM Desa Denggungan
4) Manager UPK BKM Desa Denggungan
5) Pengurus dan Anggota KSM Desa Denggungan
6) Masyarakat Penerima Bantuan PNPM-MP Desa Denggungan
6. Teknik Analisa Data
Dalam analisa data terdapat 3 komponen pokok (Miles dan Hiberman
dalam H.B Sutopo, 1988:34-36)
a) Reduksi Data
Merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dalam abstraksi
data kasar yang ada dalam fieldnote dan mengatur data dengan sedemikian
rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil.
b) Sajian Data
Merupakan suatu rangkaian organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk
narasi, kalimat, matriks, gambar/skema, tabel maupum grafik yang disusun
secara logis dan sistematis sehingga mudah dilihat, dibaca dan dipahami
commit to user
c) Penarikan kesimpulan
Kesimpulan akhir tidak akan jadi sampai proses pengumpulan data
terakhir, karena itu pemelitian bersifat terbuka terhadap data yang
dikumpulkan.
Dalam penelitian ini aktivitas ketiga komponen berbentuk interaksi
sebagai proses siklus. Peneliti tetap bergerak diantara ketiganya dengan
komponen pengumpulan data selama proses pengumpulan data berlangsung.
Proses analisa ini yang disebut dengan model analisis interaktif. Untuk lebih
jelasnya digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.2
Analisis Model Interaktif Pengumpulan Data
Penarikan Kesimpulan
commit to user 7. Validitas Data
Untuk menjamin validitas data yang akan diperoleh, dalam penelitian ini
digunakan teknik triangulasi data (triangulasi sumber). Teknik triangulasi ini
memanfaatkan jenis sumber data yang berbeda untuk menggali data sejenis, hal
ini berarti data yang sama/sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali
dari beberapa sumber data yang berbeda (HB. Sutopo, 2002:79).
Asas dasar dalam triangulasi sumber adalah pemeriksaan silang
temuan-temuan menggunakan beberapa informan yang berbeda. Selain itu juga
dilakukan dengan teknik pengumpulan data yang berbeda, yaitu melalui
wawancara, observasi dan penggunaan dokumen atau arsip, sehingga data yang
commit to user
BAB II
DESKRIPSI LOKASI
A. Keadaan Wilayah
Desa Denggungan merupakan salah satu desa di Kecamatan Banyudono
Kabupaten Boyolali yang menerima bantuan proyek PNPM-MP. Desa ini
mempunyai luas wilayah 211.49 Ha. Secara geografis mempunyai batas wilayah
sebagai berikut:
- Sebelah Utara : Desa Ngargorejo
- Sebalah Selatan : Desa Ngasem
- Sebelah Barat : Desa Bangak
- Sebelah Timur : Desa Bolon
Secara administrasi desa Denggungan terdiri dari 10 dusun, dengan 11 RT
dan 3 RW. Dusun-dusun yang ada di desa Denggungan meliputi : Dusun Gunung
Kranggan, Dusun Nglundu, Dusun Krecek, Dusun Denggungan, Dusun Pandanan,
Dusun Bulakan, Dusun Brajan, Dusun Minggiran, Dusun Gandanan, Dusun
Seyegan. Desa Denggungan untuk periode tahun 2007 s/d 2013 dipimpin oleh
seorang Kepala desa yang bernama Bapak Junaidi, A.Md.
Desa Denggungan memiliki hamparan lahan seluas 211,49 Ha yang
meliputi jenis penggunaan tanah sebagai Pemukiman Kampung, Perkantoran,
Pertokoan, sarana Pendidikan, Sarana Olah Raga, Lahan Sawah, Kebun, Tegalan.
commit to user
Tabel 2.1
Komposisi Lahan Desa Denggungan
No Jenis penggunaan lahan Luas Lahan (Ha)
1 Pemukiman Kampung 50.9875
2 Perkantoran 0.0001
3 Pertokoan 15
4 Sarana Pendidikan 7.300
5 Sarana Olah Raga 2.500
6 Lahan Sawah 587.3925
7 Kebun 41.5902
8 Tegalan 63.1803
Sumber : Data Monografi Desa Denggungan tahun 2009
Wilayah Desa Denggungan memiliki sumber air yang cukup tersedia yang
bersumber dari sumur sebagai sumber air bersih. Sedangkan air yang
bersumberkan dari sungai, biasanya dimafaatkan oleh masyarakat untuk mandi,
cuci, serta beternak ikan. Rata-rata di wilayah Denggungan tidak kekurangan akan
air, baik air yang dikonsumsi maupun untuk keperluan yang lain.
B. Keadaan Penduduk
Berdasarkan data monografi desa, jumlah penduduk Desa Denggungan
total 3.835 jiwa dengan jumlah laki-laki 1.812 jiwa, dan jumlah perempuan 2.023