• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN (PNPM MP) DESA DENGGUNGAN, BANYUDONO, BOYOLALI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MANAJEMEN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN (PNPM MP) DESA DENGGUNGAN, BANYUDONO, BOYOLALI"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

MANAJEMEN PROGRAM NASIONAL

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI

PERKOTAAN (PNPM-MP) DESA DENGGUNGAN,

BANYUDONO, BOYOLALI

SKRIPSI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Pada Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

LATHIFA MAYA DEWI

D1108511

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

PERSETUJUAN

Judul Skripsi

MANAJEMEN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP)

DESA DENGGUNGAN, BANYUDONO, BOYOLALI

Disetujui Untuk Dipertahankan Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Administrasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Tanggal : 12 Juli 2010

Pembimbing Skripsi

(3)

commit to user

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah diuji dan disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Pada Hari : Senin

Tanggal : 2 Agustus 2010

Panitia Penguji :

1. Drs. H. Marsudi, M.S ( )

NIP. 195508231983031001

2. Dra. Sri Yuliani, M.Si ( )

NIP. 196307301990032002

3. Drs. Sukadi, M.Si ( )

NIP. 194708201976031001

Mengetahui,

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

(4)

commit to user

iv

MOTTO

Sesungguhnya Alloh tidak akan melihat rupa kalian dan harta benda kalian, tetapi yang dilihat oleh Alloh adalah

hati dan amal kalian (Al-Hadits)

Setiap kamu punya mimpi atau keinginan atau cita-cita, kamu taruh didepan kening sejauh 5cm, jadi dia nggak akan

pernah lepas dari mata kamu (5 cm)

Mulai dari diri sendiri, mulai dari yang kecil, dan mulai sekarang juga

(5)

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Aku persembahkan karya kecil ini untuk :

Bapak dan Ibu tercinta atas doa yang tiada henti-hentinya, nasehat, bimbingan, dukungan moril serta materi dan pengorbanan selama ini. Tetaplah iringi ananda dengan doa dan kasih sayang kalian. Senyum bahagia kalian adalah

cita-cita terbesar dalam hidupku

Kakak dan Adikku tersayang, semoga tercapai semua cita-cita kalian fiddunnya wal akhiroh amiin

Sobat-sobatku di S.T.A.N‟ „08(Swadana Transfer

Administrasi Negara), terimakasih kalian tlah memberi warna baru dan keceriaan dalam bidupku. Terimaksih jg atas dukungan dan bantuan selama ini. Jika tua nanti kita

tlah hidup masing-masing ingatlah hari ini…^_^

Kapan touring lagi?????

Buat temen-temenku D3, AN Non Reg‟07 yang dah pada

lulus, terimaksih bimbingannya…

Pemerintah Desa Denggungan serta BKM “Ngudi Sejahtera”

(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil‟alamin segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT, yang senantiasa memberi petunjuk dan karunia-Nya,

sehingga penulis memperoleh kemudahan untuk menyelesaikan skripsi yang

berjudul:

“MANAJEMEN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) DESA

DENGGUNGAN, BANYUDONO, BOYOLALI”.

Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak lepas dari kesulitan dan

hambatan, namun berkat dorongan, masukan, bimbingan, pengarahan dan bantuan

dari berbagai pihak maka penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini

dengan baik. Dengan segala kerendahan penulis menyampaikan ucapan

terimaksih kepada:

1. Bapak Drs. Supriyadi, SN,SU, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik yang telah memberikan ijin penelitian.

2. Bapak Rino Ardhian Nugroho, S.Sos, M.Ti, selaku Pembimbing

Akademik yang telah memberikan bimbingan akademis kepada penulis.

3. Bapak Drs. Sukadi, M.Si, selaku pembimbing skripsi yang dengan sabar

(7)

commit to user

vii

4. Bapak Drs. H. Marsudi, M.S dan Ibu Dra. Sri Yuliani, M.Si. selaku

penguji skripsi yang telah meluangkan waktu untuk menguji skripsi.

5. Bapak dan Ibu Dosen Ilmu Administrasi Negara FISIP UNS yang telah

memberi bekal ilmu kepada penulis.

6. Bapak Junaidi, A.Md, selaku Kepala Desa Denggungan yang telah

memberikan ijin dalam penelitian

7. Ibu Dra. Choiriyah, selaku Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat

Ngudi Sejahtera yang telah memberi ijin dalam penelitian.

8. Mas Surahman Parlanto dan Samsudin DJ, selaku fasilitator yang

memberikan bimbingan dan dorongan kepada penulis.

9. Mbak Wiwin Aryani, SE, selaku Manajer UPK, mbak Nanik Lestari,

selaku Manajer UPS dan mas Nanang Baidhowi selaku Sekretaris BKM

yang telah memberikan bimbingan, arahan serta selalu meluangkan

waktunya memberikan informasi dan kemudahan guna penyusunan

skripsi.

10.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang turut

menyelesaikan tugas akhir ini.

Semoga Alloh SWT menerima serta memberikan balasan atas segala kebaikan

yang bapak, ibu, dan saudara berikan kepada kami.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena

itu, saran dan kritik yang bersifat membangun, penulis nantikan dan terima

dengan senang hati. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada

umumnya dan penulis, juga pihak BKM Ngudi Sejahtera pada khususnya.

Surakarta, Juli 2010

(8)

commit to user

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN ... ii

PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

ABSTRAK ... xii

ABSTRACT ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Tinjauan Pustaka ... 9

F. Kerangka Berfikir... 30

G. Metodologi Penelitian ... 31

BAB II DESKRIPSI LOKASI ... 38

(9)

commit to user

ix

B. Keadaan Penduduk ... 39

C. Kondisi Sosial – Budaya ... 43

D. Kondisi Sarana dan Prasarana ... 43

E. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Desa Denggungan...47

BAB III PEMBAHASAN ... 57

A. Manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri - Perkotaan ... 57

a Perencanaan... 57

b Pengorganisasian ... 72

c Penggerakan ... 77

d Pengawasan ... 84

B. Faktor Pendukung dan Penghambat ... 89

1. Faktor Pendukung ... 89

2. Faktor Penghambat... 93

BAB IV PENUTUP ... 96

A. Kesimpulan ... 96

B. Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA

(10)

commit to user

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Komposisi lahan Desa Denggungan ... 39

Tabel 2.2 Data Penduduk menurut umur dan jenis kelamin di Desa - Denggungan ... 40

Tabel 2.3 Data Penduduk menurut Mata Pencaharian di Desa Denggungan ... 41

Tabel 2.4 Peta Sebaran KK miskin di Desa Denggungan ... 42

Tabel 2.5 Home Industri Desa Denggungan ... 45

Tabel 2.6 Prasarana Transportasi Desa Denggungan ... 46

Tabel 2.7 Nama-nama Anggota BKM Ngudi Sejahtera ... 49

Tabel 2.8 Daftar Nama Personil Unit Pengelola dan Sekretaris ... 53

Tabel 3.1 Rencana Kegiatan Tahunan dan Alokasi Dana Kegiatan Tridaya PNPM-MP Desa Denggunggan ... 62

Tabel 3.2 Pelaksanaan Kegiatan dan Alokasi Dana Tridaya PNPM-MP Desa Denggungan ... 78

(11)

commit to user

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran ... 30

Gambar 1.2 Analisis Model Interaktif ... 36

(12)

commit to user

xii

ABSTRAK

Lathifa Maya Dewi, D1108511, “Manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) Desa Denggungan, Banyudono, Boyolali”. Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2010, 99 halaman.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran yang jelas tentang fenomena yang diteliti yaitu bagaimana manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP)desa Denggungan serta faktor-faktor yang mendukung dan penghambat dan upaya yang dilakukan.

Untuk memperlancar pelaksanaan PNPM-MP di desa Denggungan dibentuk BKM „Ngudi Sejahtera‟ yang melaksanakan sepenuhnya fungsi-fungsi

manajemen. Melalui BKM „Ngudi Sejahtera‟ masyarakat diajak untuk belajar

mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pemberdayaaan masyarakat terutama dalam hal pengelolaan dana bantuan serta melihat berbagai hambatan yang muncul dalam pelaksanaan PNPM-MP. Namun masalah manajemen menjadi penyebab kurangya pemahaman dari masyarakat sehingga dalam pelaksanaan kegiatan banyak yang tidak sesuai dengan rencana yang sudah tertuang dalam perencanaan jangka menengah (PJM), adanya kesalahpahaman dalam pembuatan proposal usulan kegiatan, terjadinya kredit macet dalam pinjaman bergulir, dan beberapa masalah lain dikarenakan kerja KSM yang tidak sesuai dengan rencana. Penelitian ini menggambarkan bagaimana manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari berbagai lapisan masyarakat, sehingga tujuan pengentasan kemiskinan masyarakat Denggungan dapat tercapai dengan efisien dan efektif.

(13)

commit to user

xiii

kemudian diuji validitasnya dengan menggunakan model analisis interaktif yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pelaksanaan fungsi manajemen dalam kegiatan perencanaan belum baik, sedangkan dalam kegiatan pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan sudah berjalan dengan baik dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Denggungan baik melalui kegiatan lingkungan, ekonomi maupun sosial. Namun dalam pelaksanaannya masih ada kendala-kendala yang ditemui seperti keterlambatan pembayaran angsuran dana ekonomi bergulir, kurangnya modal maupun swadaya masyarakat dalam pembangunan fisik/lingkungan.

ABSTRACT

Lathifa Maya Dewi, D1108511, “The Management of National Program for Community Empowerment – Urban (PNPM-MP) in Dengungan, Banyudono, Boyolali”. Research Paper, Public Administration Department, Social and Political Faculty, Sebelas Maret University, Surakarta, 2010, 99 pages.

This research was conducted with the aim to find out and get a clear description of the phenomenon under study is how the management of the National Program of Urban Community Empowerment (PNPM-MP) Denggungan village and the factors that support and obstacles and the measures taken.

To facilitate the implementation of PNPM-MP in Denggungan is formed BKM “Ngudi Sejahtera” that implementing the management function fully. By

BKM “Ngudi Sejahtera”, the society is urged to study, preparing, implementing

and evaluating the empowerment community activities, especially in managing

the grand‟s and observing some fences in implementing of PNPM-MP. But

management problems be the cause of a lack of understanding from society so that in the implementation of many activities that do not conform to the plan contained in the medium term plan (PJM), there is a misunderstanding in the manufacture of proposed project proposals, the occurrence of bad loans in revolving loans, and a few other problems due to KSM is not working according to plan This research describes how is manage needed to keep the balance among the goals, targets and contradicted activity from some social stratum, so the goals of Denggungan‟s proverty raising is can be reach efficiently and effectively.

Relation with problems and the goals of the research the writer uses descriptive qualitative method. It describes a real condition in the field. The techniques of collecting data are interview, observation and documentation. Then, the data is examined its validity by interactive analysis models that include data reduction, data presentation and conclusion.

(14)

commit to user

xiv

(15)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan intervensi

semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namun penanganannya selama ini

cenderung parsial dan tidak berkelanjutan. Peran dunia usaha dan masyarakat

pada umumnya juga belum optimal. Kerelawanan sosial dalam kehidupan

masyarakat yang dapat menjadi sumber penting pemberdayaan dan pemecahan

akar permasalahan kemiskinan juga mulai luntur. Untuk itu diperlukan perubahan

yang bersifat sistemik dan menyeluruh dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

Tidak mudah untuk membangun pengertian kemiskinan karena

menyangkut berbagai macam dimensi. Dimensi kemiskinan dapat diidentifikasi

menurut ekonomi, sosial, politik (Ellis, dalam Tadjuddin,1995 :249). Dalam

kehidupan sehari-hari dimensi dari gejala-gejala kemiskinan tersebut muncul

dalam berbagai bentuk, antara lain:

1. Dimensi Politik

Gejala kemiskinan sering muncul dalam bentuk tidak dimilikinya wadah

organisasi yang mampu memperjuangkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat

miskin, sehingga masyarakat tidak dilibatkan dalam proses pengambilan

(16)

commit to user

tidak memiliki akses yang memadai ke berbagai sumber daya yang dibutuhkan

untuk menyelenggarkan hidup mereka secara layak termasuk akses informasi.

2. Dimensi Lingkungan

Gejala kemiskinan sering muncul dalam bentuk sikap, perilaku, dan cara

pandang yang tidak berorientasi pada pembangunan berkelanjutan sehingga

cenderung memutuskan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang kurang

memperhatikan keadaan lingkungan sekitarnya.

3. Dimensi Sosial

Sering muncul dalam bentuk tidak terintegrasinya warga miskin ke

dalam institusi sosial yang ada, banyak masyarakat yang belum mendapat

perlakuan yang sama sehingga terjadi kesenjangan sosial.

4. Dimensi Ekonomi

Gejala kemiskinan muncul dalam bentuk rendahnya penghasilan

sehingga tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sampai batas

yang layak. Juga keterbatasan masyarakat untuk memperoleh pinjaman modal

guna memulai ataupun mengembangkan usahanya.

5. Dimensi Aset

Kemiskinan ditandai dengan rendahnya kepemilikan masyarakat miskin

(17)

commit to user

kualitas sumber daya manusia (human capital) karena rendahnya pendidikan

dan minimnya ketrampilan, peralatan kerja, modal dana, hunian atau

perumahan, dan sebagainya.

(Buku Pedoman Umum P2KP)

Untuk meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan dan

penciptaan lapangan kerja, maka Pemerintah Indonesia melalui Departemen

Pekerjaan Umum, pada bulan Juli 1998 meluncurkan Program Penanggulangan

Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) . Sekarang disebut dengan PNPM Mandiri

Perkotaan atau yang lebih dikenal dengan sebutan PNPM-MP. Proyek ini pertama

kali dilaksanakan pada tahun anggaran 1999/2000. Sumber dana PNPM-MP

berasal dari bantuan hibah dari Bank Dunia (World Bank). (Juklak PNPM-MP).

Melalui PNPM Mandiri dirumuskan kembali mekanisme upaya

penanggulangan kemiskinan yang melibatkan unsur masyarakat, mulai dari tahap

perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi. Melalui proses

pembangunan partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat, terutama

masyarakat miskin, dapat ditumbuhkembangkan sehingga mereka bukan sebagai

obyek melainkan subyek upaya penanggulangan kemiskinan.

Masih banyaknya warga yang kurang mampu, rendahnya tingkat

pendidikan, dan rendahnya tingkat mutu kesehatan menjadi fokus perhatian

tersendiri bagi pemerintah Desa Denggungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten

Boyolali. Berbagai upaya untuk meningkatkan taraf hidup, taraf pendidikan dan

mutu kesehatan, namun hal ini belum membawa hasil yang maksimal, kehadiran

(18)

commit to user

program ini telah memberikan solusi alternatif atas berbagai upaya untuk

penanggulangan kemiskinan tersebut melalui PNPM-MP menekankan bahwa

pelaksanaan penanggulangan kemiskinan tidak lagi bertumpu pada pemerintah

Desa, tetapi dengan membangkitkan partisipasi dari seluruh masyarakat,

kelompok peduli, dan Fasilitasi dari pemerintah Desa.

Proyek ini menganut pendekatan pemberdayaan (empowerment) sebagai

suatu syarat untuk menuju pembangunan yang berkelanjutan (sustainable

development). Mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan

pemeliharaan semuanya dilakukan oleh masyarakat sendiri melalui organisasi

yang dibentuk. Dalam proses pemberdayaan ini masyarakat diajak untuk belajar

mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan penanggulangan

kemiskinan. Dalam pemanfaatan dana PNPM-MP ini dibentuk organisasi yaitu

BKM yang melaksanakan sepenuhnya fungsi-fungsi manajemen. Manajemen

dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran

dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari berbagai lapisan masyarakat,

sehingga tujuan pengentasan kemiskinan masyarakat Denggungan dapat tercapai

dengan efisien dan efektif. Proses manajemen dalam PNPM-MP di desa

Denggungan diawali dengan sosialisasi oleh fasilitator kepada masyarakat untuk

memahamkan gambaran umum PNPM-MP secara benar melalui pertemuan di

tingkat desa atau RKM (Rembug Kesiapan Masyarakat) untuk menggali aspirasi

dan memutuskan kesiapan atau ketidaksiapan melaksanakan PNPM-MP desa

Denggungan serta pemilihan kader masyarakat. Apabila masyarakat menyatakan

(19)

commit to user

dilakukan oleh para relawan. melalui Focusses Group Discussion (FGD) guna

mendorong masyarakat mampu merefleksi masalah di wilayahnya.

Berdasarkan akta Notaris No.50/29 September 2005 BKM Ngudi

Sejahtera terbentuk yang menjadi langkah awal dilaksanakannya PNPM-MP di

desa Denggungan. Dalam manajemen pengelolaan dana PNPM-MP dilakukan

sepenuhnya oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) yang dibentuk di setiap

desa atau kelurahan. Desa perkotaan yang dimaksud disini adalah wilayah yang

berbentuk desa namun secara administratif letak dan posisinya dekat dengan kota

sehingga dapat menjadi wilayah sasaran PNPM-MP.

Setelah terbentuknya BKM bersama masyarakat menentukan kriteria dan

ciri kemiskinan (Pemetaan Swadaya) desa Denggungan yang disepakati dalam

FGD (Focus Group Discussion) yang dilakukan dari tingkat RT, RW dan desa.

Kriteria tersebut adalah sebagai berikut: rumah tidak layak huni (lantai tanah,

dinding papan, tidak mempunyai MCK). Berpendidikan rendah, hanya mampu

membiayai pendidikan sampai dengan SLTP, pendapatan kurang dari Rp.

15.000,00/hari, berobat hanya di Puskesmas, pekerjaan tidak tetap.

Untuk melaksanakan kegiatan manajemen BKM Ngudi Sejahtera dibantu

Unit Pengelola (UP) yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan tiap wilayah, terdiri

dari Unit Pengelola Keuangan (UPK), Unit Pengelola Sosial (UPS) dan Unit

Pengelola Lingkungan (UPL). Sedang masyarakat berpartisipasi aktif dengan

membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).

Sejak berdirinya BKM Ngudi Sejahtera di Desa Denggungan, telah banyak

(20)

commit to user

Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi 3 aspek atau Tridaya yaitu Lingkungan,

Sosial, dan aspek Ekonomi. Kegiatan tersebut direalisasi berkat adanya Bantuan

Langsung Masyarakat (BLM) P2KP sebesar Rp. 150.000.000,-. BLM PNPM

P2KP sebesar Rp. 150.000.000,- dan BLM PNPM-MP sebesar Rp. 200.000.000,-.

Kegiatan lingkungan BKM Ngudi Sejahatera telah merealisasikan

beberapa bangunan fisik lingkungan antara lain Pengerasan jalan, MCK, TPA,

saluran air, gorong-gorong, pengadaan air bersih dan lain-lain. Untuk kegiatan

sosial meliputi kegiatan santunan baik untuk Santunan Jompo, anak yatim,

beasiswa, anak cacat, Penyuluhan Kesehatan bagi Lansia, Ibu Hamil dan Balita

serta Remaja Putri, Pemberian makanan tambahan bagi balita, Pelatihan-Pelatihan

dan lain-lain. Sedangkan untuk kegiatan ekonomi yaitu pengelolaan dana bergulir

dalam rangka peningkatan perekonomian warga miskin.

Selain itu BKM Ngudi Sejahtera juga telah mengadakan channelling

dengan Dinas terkait untuk meraih dana PAKET (Program Pengentasan

Kemiskinan Terpadu). BKM Ngudi Sejahtera mampu meraih 2 Tahap PAKET,

yaitu PAKET I sebesar Rp. 75.000.000,- dan PAKET II sebesar Rp. 55.000.000,- .

Kemitraan ini merupakan langkah awal untuk membentuk sebuah sistem yang

kondusif bagi pengentasan kemiskinan, dimana upaya tersebut harus melibatkan

semua komponen yang ada di masyarakat. Sebagai langkah awal dalam menjalin

kemitraan BKM dalam hal telah membentuk Panitia Kemitraan yang menjadi

wadah bagi upaya-upaya menjalin kemitraan dengan pihak lain.

Pada tahap II desa Denggungan kembali meraih dana PAKET dari dua

(21)

commit to user

semakin tampak meningkat pada pelaksanaan PAKET tahap kedua ini, dimana

masing-masing pihak yang terlibat sebagai pelaku kegiatan di dalam pelaksanaan

Program PAKET ini sudah ada komunikasi dan kerjasama yang baik.

Pemanfaatan dana bantuan disesuaikan kebutuhan masyarakat

Denggungan yang diidentifikasi, disepakati serta diputuskan oleh masyarakat

bersama-sana secara transparan, akuntabel dan berorientasi pada sasaran utama

yang telah ditetapkan. Namun masalah manajemen menjadi penyebab kurangya

pemahaman dari masyarakat sehingga dalam pelaksanaan kegiatan banyak yang

tidak sesuai dengan rencana yang sudah tertuang dalam perencanaan jangka

menengah (PJM), adanya kesalahpahaman dalam pembuatan proposal usulan

kegiatan, terjadinya kredit macet dalam pinjaman bergulir, dan beberapa masalah

lain dikarenakan kerja KSM yang tidak sesuai dengan rencana, yakni ada KSM

yang tidak bekerja sama sekali.

Guna menghindari kesalahan maka diperlukan manajemen yang baik

untuk merencanakan, mengorganisasi, menggerakkan dan mengawasi

pelaksanaanya. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara

tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan

dari berbagai lapisan masyarakat, sehingga pengentasan kemiskinan desa

Denggungan dapat tercapai.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka perlu adanya studi lebih

lanjut mengenai bagaimana manajemen dalam PNPM-MP dimulai dari proses

perencanaan, pengorganisasian, penggerakan hingga proses pengawasan yang

(22)

commit to user

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan penelitian yang diuraikan

sebelumnya, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut :

1. “Bagaimanakah Manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Desa Denggungan, Kecamatan

Banyudono, Kabupaten Boyolali?”

2. “Kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam Manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Desa

Denggungan?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Operasional

Untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran yang jelas tentang fenomena

yang diteliti yaitu bagaimana manajemen Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perkotaan desa Denggungan serta faktor-faktor yang

mendukung dan menghambat dan upaya yang dilakukan.

2. Tujuan Fungsional

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

berkepentingan, baik bagi BKM Ngudi Sejahtera, Pemerintah Desa, KSM

(23)

commit to user 3. Tujuan Individual

Untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar kesarjanaan pada

Jurusan Ilmu Administrasi Program Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini adalah:

1. Penelitian diharapkan bermanfaat bagi upaya aplikasi atas teori-teori

Administrasi Negara atas permasalahan Manajemen dan menambah

perbendaharaan bagi khasanah ilmu pengetahuan sosial pada umunya dan

ilmu administrasi pada khususnya.

2. Dapat memberikan masukan bagi institusi lokal khususnya Badan

Keswadayaan Masyarakat (BKM) Ngudi Sejahtera.

E. TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Manajemen

1. Pengertian Manajemen

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber

daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Yohanes

Yahya. 2006:1)

Manajemen menurut Stoner: “Proses perencanaan, pengorganisasian,

(24)

commit to user

sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah

ditetapkan.” (T. Hani Handoko, 2001: 8 )

John D. Millet dalam Siswanto (2006:1) membatasi manajemen is the

process of directing and facilitating the work of people organized in formal

groups to achieve a desired goal (adalah suatu proses pengarahan dan

pemberian fasilitas kerja kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok

formal untuk mencapai tujuan.

Disisi lain, James A.F Stoner dan Charles Wankel dalam Siswanto

(2006:2) memberikan batasan manajemen sebagai berikut:

“Manajemen is the process of planning, organizing, leading, and controlling the

efforts of organization members and of using all other organizational resources

to achieve stated organizational goals”. (Manajemen adalah proses

perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengandalian upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh daya organisasi lainnya demi tercapainya tujuan organisasi).

Menurut Stoner dan Wankel bahwa proses adalah cara sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan.

Sedangkan menurut Siswanto sendiri (2006:1), manajemen adalah seni

dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian,

pengendalian, terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.

Dari pengertian beberapa ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

manajemen adalah suatu seni dan ilmu serta proses yang dilakukan dengan

menggunakan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang

telah ditetapkan.

Millet dalam Siswanto (2006:1) lebih menekankan bahwa manajemen

sebagai suatu proses, yaitu suatu rangkaian aktivitas yang satu sama lain saling

(25)

commit to user

 Proses pengarahan (process of directing), yaitu rangkaian kegiatan untuk

memberikan petunjuk atau instruksi dari seorang atasan kepada bawahan

atau kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal dan untuk

pencapaian tujuan,

 Proses pemberian fasilitas kerja (process of fasilitating the work), yaitu

rangkaian kegiatan untuk memberikan sarana dan prasarana serta jasa yang

memudahkan kegiatan untuk memberikan sarana dan prasarana serta jasa

yang memudahkan pelaksanaan pekerjaan dari seorang atasan kepada

bawahan atau kepada orang yang terorganisasi dalam kelompok formal

untuk mencapai suatu tujuan.

2. Fungsi – Fungsi Manajemen

Fungsi-fungsi manajemen pada hakikatnya merupakan tugas pokok yang

harus dijalankan pimpinan dalam organisasi apapun. Mengenai macamnya

fungsi manajemen itu sendiri, ada persamaan dan perbedaan pendapat, namun

sebetulnya pendapat-pendapat tersebut saling melengkapi.

George Terry dalam Yohannes Yahya (2006:15) mendeskripsikan pekerjaan

manajer berdasarkan fungsinya sebagai berikut:

1. Perencanaan (Planning)

2. Pengorganisasian (Organizing)

3. Penggerakan (Actuating)

(26)

commit to user

Sedangkan R.D Agarwal menyebutkan bahwa fungsi manajemen meliputi:

perencanaan, pengorganisasian, penempatan, penggerakan, pengkoordinasian,

dan pengawasan yaitu sebagai erikut:

“The management process comprises the following six function:” (Proses

manajemen terdiri dari enam fungsi):

1. Planning

2. Organizing

3. Staffing

4. Directing

5. Coordinating

6. Controlling

(Ibnu Syamsi, 1994:60)

Sementara itu, Luther Gulick mengatakan bahwa:

“The management function, who abbreviated in the world POSDCoRB, including the first letter of each management function:” (Fungsi manajemen,

yang disingkat dalam huruf PODCoRB, huruf pertama dari kata tersebut

menunjukkan tiap fungsi manajemen):

1. Planning

2. Organizing

3. Staffing

4. Directing

5. Coordinating

(27)

commit to user 7. Budgeting

Dari pengertian beberapa ahli diatas mengenai fungsi-fungsi manajemen,

penulis akan membahas tentang manajemen program nasional pemberdayaan

masyarakat mandiri perkotaan yang meliputi kegiatan perencanaan (planning),

pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), pengawasan

(controlling) yang dilakukan oleh BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat)

sebagai lembaga steering (mengarahkan) dengan melibatkan partisipasi KSM

(Kelompok Swadaya Masyarakat) yang merupakan kelompok sosial pada

tingkat paling dasar dalam pelaksanaan PNPM-MP yang dipilih dari

masyarakat.

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan menurut Ibnu Syamsi (1994:73), merencanakan berarti

memikirkan dan membuat langkah-langkah yang perlu dilakukan sebelum

pelaksanaan kerja nyata direalisasikan. Adapun maksudnya adalah agar

pelaksanaan dapat berjalan dengan baik, sistematis, tidak ada tumpang tindih

(overlapped) dan tidak ada yang terlewatkan (gap).

Sedangkan menurut G.R Terry (dalam Siswanto,2006:42) memberikan

batasan tentang perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta

serta membuat dan menggunakan dugaan mengenai masa yang akan datang,

menggambarkan dan merumuskan aktivitas yang diusulkan dan dianggap

penting untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Sementara itu, Siswanto (2006:42) mendefinisikan perncanaan

(28)

commit to user

cakupan pencapaiannya. Merencanakan berarti mengupayakan penggunaan

sumber daya manusia (human resources), sumber daya alam (natural

resources), dan sumber daya lainnya(other resources).

Sedangkan Sondang P. Siagian (2005:36) menyebutkan bahwa

perencanaan merupakan usaha sadar dan pengambilan keputusan yang telah

diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa

depan dalam dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang

telah ditetapkan sebelumnya.

Dari pengertian beberapa ahli diatas, maka perencanaan dapat

disimpulkan sebagai suatu usaha mengambil keputusan yang telah

diperhitungakan secara matang dengan membuat langkah-langkah yang

perlu dekerjakan sebelum pekerjaan dilakukan dalam rangka pencapaian

tujuan yang telah ditetapkan.

Perencanaan diperlukan untuk melihat bahwa program-program dan

penemuan sekarang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan

pencapaian tujuan di waktu yang akan datang, yaitu meningkatkan

pembuatan keputusan yang lebih baik. Dengan adanya perencanaan dapat

diperoleh beberapa keuntungan, seperti:

1. Mendorong terciptanya aktivitas-aktivitas yang teratur yang ditujukan

untuk mencapai sasaran

2. Menunjukkan mengenai perlu adanya perubahan pada masa yang akan

(29)

commit to user

3. Memberi gambaran kompleksitas variabel yang akan mempengaruhi

tindakan yang akan dijalankan

4. Memberikan dasar atau landasan untuk melakukan pengawasan

5. Meningkatkan dan mengimbangkan pemanfaatan sumber daya yang ada

(Sumber: Buku Pedoman P2KP)

Perencanaan harus mempertimbangkan kebutuhan fleksibilitas,

agar mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi baru secepat

mungkin. Salah satu hal penting dalam perencanaan adalah pembuatan

keputusan (decision making), proses pengembangan dan penyeleksian

sekumpulan kegiatan untuk memecahkan masalah tertentu (Yohanes Yahya,

2006:33).

2. Pengorganisasian (Organizing)

Menurut T. Hani Handoko menjelaskan bahwa:

“Pengorganisasian adalah penentuan sumber daya manusia dan kegiatan -kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, perencanaan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan dapat membantu hal-hal tersebut kearah tujuan, penugasan tanggung jawab tertentu dan kemudian mendelegasikan wewenang yang diperlukan kepada individu

untuk melaksanakan tugasnya.” (2001:17)

Disisi lain Yohanes Yahya mendefinisikan pengorganisasian

sebagai suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan dan

mengatur, serta membagi tugas atau pekerjaan diantara para anggota

organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.

Istilah pengorganisaisan dapat digunakan untuk menunjukkan

(30)

commit to user

 Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang

paling efektif sumber daya keuangan, fisik, bahan baku, dan tenaga kerja

operasional.

 Bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatan-kegiatannya

 Hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan, tugas-tugas dan para karyawan

 Cara para manajer membagi lebih lanjut tugas yang dilaksanakan dan

mendelegasikan wewenang untuk mengerjakan tugas tersebut.

(Yohanes Yahya,2006:81)

Sedangkan menurut Siswanto (2006:75) mendefinisikan

pengorganisasian sebagai pembagian kerja yang direncanakan untuk

diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan, penetapan hubungan antar

pekerjaan yang efektif diantara mereka, dan pemberian lingkungan dan

fasilitas pekerjaan yang wajar sehingga mereka bekerja secara efisien.

Menurut Sondang P. Siagian (2005:60) mendefinisikan sederhana

tentang pengorganisasian yaitu keseluruhan proses pengelompokan

orang-orang, alat-alat, tugas-tugas,serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian

rupa sehinga tercipta suatu organisai yang dapat digerakan sebagai suatu

kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya.

Jadi pengorganisasian dapat disebut sebagai keseluruhan proses

pengelompokkan orang-orang, alat-alat dan membagi tugas, wewenang serta

tanggungjawab sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan

(31)

commit to user

Dengan keterlibatan masyarakat dalam proses pengorganisasian

dalam manajemen penanggulangan kemiskinan tersebut maka

a) Memberi hak yang sama (setara) kepada seluruh masyarakat untuk

mendapat pengetahuan, informasi dan kesempatan belajar yang sama

dengan kata lain terdapat transparansi dalam pelaksanaanya.

b) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memahami

masalah-masalah yang mereka hadapi terutama mengenai masalah-masalah kemiskinan dan

mencari upaya pemecahan secara bersama

c) Persoalan menjadi tanggungjawab semua pihak, bukan hanya

tanggungjawab pemerintah ataupun kelompok masyarakat tertentu

d) Menentukan kelompok sasaran secara mandiri, sehinggan semua pihak

mendapat perlakuan yang adil untuk bisa terjangkau oleh pelayanan

publik.

(Sumber: Standard Operating Procedur PNPM-MP)

3. Penggerakan (Actuating)

Masalah penggerakan berkaitan erat dengan manusia dan

merupakan suatu masalah yang paling kompleks serta yang paling sulit

dilakukan dari semua fungsi manajemen. Penggerakan ini merupakan fungsi

terpenting dalam manajemen, karena bagaimanapun modernnya peralatan,

tanpa dukungan manusia belum berarti apa-apa. Menggerakkan manusia

merupakan hal yang sulit, karena manusia pekerja adalah makhluk hidup yang

(32)

commit to user

George R. Terry memberikan definisi penggerakan sebagai berikut:

“Penggerakan adalah membuat semua anggota kelompok agar mau

bekerjasama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan

sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian”. (H. Malayu

S.P, 1984:176)

Penggerakan merupakan bagian penting dalam proses manajerial,

hal ini dikarenakan bagian ini berkaitan erat dengan orang-orang yang ada dan

berkaitan dengan organisasi. Sedangkan Sondang P. Siagian (1992:113)

mengemukakan pengertian pergerakan adalah:

“Keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada para bawahan

sedemikian rupa sehinga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya

tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis.”

4. Pengawasan atau pengendalian (Controlling)

Pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses untuk menjamin bahwa

tujuan-tujuan organisasi dan manajemen dapat tercapai. Ini berkenaan denga

cara-cara membuat kegiatan-kegiatan sesuai yang direncanakan. (Yohanes

Yahya, 2006:133)

Sondang P.Siagian (2005:125) mendefinisikan pengawasan sebagai

usaha sadar dan sistematik untuk lebih menjamin bahwa semua tindakan

operasional yang diambil dalam organisasi benar-benar sesuai dengan rencana

(33)

commit to user

Ada beberapa ahli yang mendefinisikan pengawasan sebagai

pengendalian. Salah satunya adalah Robert J. Mokler dalam Siwanto

(2006:139-140) memberikan batasan pengawasan sebagai pengendalian yaitu:

“Management control is a systemic effort to set performance standards with

planning objectives, to design information feedback system, to compare actual performance with these predetermined standards, to determine whether there are any deviations and measure their significance, and to take any action required to assure that all corporate resources are being used in the most

effective and efficient way possible in achieving corporate objectives”.

(Pengendalian manajemen adalah suatu usaha sistematis untuk menetapkan estándar kinerja dangan sasaran perencanaan, mendesain sistem umpan balik informasi, membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditetapkan, menetukan apakah terdapat penyimpangan tersebut, dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan yang sedang digunakan sedapat mungkin secara lebih efisien dan efektif guna mencapai sasaran perusahaan).

Sedangkan pengertian pengawasan menurut Diemer, dalam Jurnal

internasional oleh Giovany B. Giglioni adalah sebagai berikut:

Diemer considered control to mean “the methods by which the executive or

managing heads of a business carry out their authority to regulate its affairs

in accordance with the laws of the organization”

Diemer mengartikan contol sebagai “metode-metode yang eksekutif atau kepala pengelola bisnis laksanakan untuk mengatur urusan mereka sesuai

dengan undang-undang organisasi”. (Academy of management journal, vol 17

number 2, halaman 294).

Dalam jurnal yang sama, Fayol mengartikan pengawasan sebagai berikut:

control meant”verifying whether everything occurs in conformity with the

plan adopted, the instructions issued and principles established”. Pengendalian

berarti “memverifikasi apakah segalanya terjadi sesuai dengan rencana yang

dibuat, instruksi yang dikeluarkan dan prinsip-prinsip yang ditetapkan”.

(Academy of management journal, vol 17 number 2, halaman 295).

Dari pengertian beberapa ahli tersebut, maka pengertian dari

pengawasan yaitu usaha sadar dan sistemik untuk lebih menjamin bahwa

semua tindakan operasional benar-benar sesuai dengan rencana yang telah

(34)

commit to user

Pengawasan berkaitan dengan tujuan yang ingin dilaksanakan

berdasarkan strategi dasar organisasi yang telah dirumuskan dan ditetapkan,

serta dirinci menjadi program dan rencana kerja. Ada ungkapan bahwa

perencanaan dan pengawasan merupakan dua sisi mata uang karena

pelaksanaan rencanalah yang diawasi dan sebaliknya pengawasan ditujukan

pada usaha mencegah timbulnya berbagai jenis dan bentuk penyimpangan atau

penyelewangan, baik sengaja maupun tidak. (Sondang P Siagian,

2005:125-126)

2. Program

Menurut Pariatra Westra (1982:56) Program adalah perumusan yang

membuat gambaran pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan berikut

petunjuk-petunjuk mengenai cara pelaksanaannya. Biasanya dalam program ini

dikemukakan pula fasilitas-fasilitasnya yang diperlukan seperti: waktu,

penggunaan alat-alat perlengkapan, dan ketentuan wewenang serta

tanggungjawab dari pelaksana program tersebut.

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Program diartikan

sebagai rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha (dalam ketatanegaraan,

perekonomian) yang akan dijalankan. (1998;702).

Jadi dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Program adalah

perumusan atau rancangan usaha yang akan dilaksanakan yang disertai

petunjuk-petunjuk mengenai cara pelaksanaan untuk mencapai tujuan/ maksud

(35)

commit to user

3. Pemberdayaan Masyarakat

Paradigma baru dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia adalah

paradigma pemberdayaan masyarakat, dimana masyarakat menjadi pusat atau

titik tekan pembangunan (people centered development). Pendekatan ini

menyadari pentingnya kapasitas masyarakat untuk meningkatkan kemampuan

dan kemandirian dalam mengelola sumber daya serta memenuhi kebutuhannya.

Pemberdayaan merupakan istilah lain dari empowerment/ penguatan yang

berarti pemberian kekuatan pada masyarakat untuk mengatur kehidupannya

sendiri.

Secara etimologis pemberdayaan berasal pada kata dasar “daya” yang

berarti kekuatan/ kemampuan. Bertolak dari pengertian tersebut, maka

pemberdayaan dapat dimaknai sebagai suatu proses menuju berdaya, atau proses

untuk memperoleh daya atau kekuatan atau kemampuan dan atau proses

pemberian daya atau kekuatan atau kemampuan dari pihak yang memiliki daya

kepada pihak yang kurang atau belum berdaya (Ambar Teguh Sulistiyani,

2004:77).

Konsep pemberdayaan masyarakat menurut Loekman Soetrisno adalah

sebagai berikut:

“Pemberdayaan masyarakat (empowerment) yang dimaksud bahwa

pembangunan akan berjalan dengan sendirinya apabila masyarakat diberi hak mengelola sumber daya alam yang mereka miliki dan menggunakannya untuk

pembangunan masyarakat” (Anggito Abimanyu, 1995:136)

Sedangkam Blanchard, dkk (dalam Dwi Tiyanto,dkk, 2006;102)

menyatakan bahwa pemberdayaan adalah memberi kemungkinan untuk

(36)

commit to user

dan harus memanfaatkan guna menghadapi dunia yang semakin kompleks dan

dinamis seperti sekarang ini.

Dalam merealisasikan pemberdayaan masyarakat (Dalam Dwi Tiyanto,

dkk, 2006:106-108) mengungkapkan perlu adanya proses-proses pemberdayaan

yang terdiri dari berbagai tahapan yaitu sebagai berikut:

a Getting to know the local community

Mengetahui karakteristik masyarakat lokal yang akan diberdayakan,

termasuk perbedaan karakteristik yang membedakan masyarakat wilayah

satu dengan yang lain.

b Ghatering knowledge about the local community

Mengumpulkan pengetahuan yang menyakut informasi mengenai

masyarakat setempat. Pengetahuan tersebut merupakan informasi faktual

tentang kondisi masyarakat, misal umur, jenis kelamin, kondisi pendidikan,

kondisi ekonomi, dan lain-lain

c Identifying the local leaders

Segala usaha pemberdayaan masyarakat harus memperoleh dukungan dari

pimpinan atau tokoh-tokoh masyarakat setempat. Untuk itu “the local

leader” harus selalu diperhitungkan karena mereka mempunyai pengaruh

yang kuat dalam masyarakat

d Stimulating the community to realice that it has problems

Perlunya pendekatan persuasif kepada masyarakat agar mereka sadar bahwa

mereka mempunyai masalah yang harus dipecahkan dan kebutuhan yang

(37)

commit to user

e Helping people to discuss their problems

Memberdayakan masyarakat bermakna merangsang masyarakat untuk

mendiskusikan masalahnya serta merumuskan pemecahannya dalam suasana

kebersamaan

f Helping people to identifying their most pressing problems

Masyarakat perlu diberdayakan agar mampu mengidentifikasi masalah yang

paling menekan, dan masalah yang paling menekan inilah yang paling

diutamakan.

g Fostering self-confidence

Tujuan utama pemberdayaan masyarakat adalah membangun rasa percaya

diri masyarakat. Rasa percaya diri merupakan modal utama masyarakat

berswadaya

h Deciding on a program action

Masyarakat perlu diberdayakan untuk menetapkan suatu program yang akan

dilakukan. Program action tersebut perlu ditetapkan menurut skala prioritas,

yang rendah, sedang, tinggi. Program dengan skala prioritas tinggilah yang

didahulukan.

i Recognition of strengths and resources

Menyadarkan masyarakat bahwa mereka sebenarnya mempunya

kekuatan-kekuatan dan sumber-sumber yang dapat dimobilisasi menyadarkan

masyarakat bahwa mereka sebenarnya mempunyai kekuatan-kekuatan dan

sumber-sumber yang dapat dimobilisasi untuk memecahkan persoalan dan

(38)

commit to user

j Helping people to continue to work on solving their problems

Pemberdayaan masyarakat adalah suatu kegiatan yang berkesinambungan,

karena itu masyarakat perlu diberdayakan agar mampu bekarja memecahkan

masalahnya secara kontinyu.

Pemberdayaan sebagai salah satu dasar dari pembangunan yang berpusat

pada rakyat meyakini pentingnya pembangunan masyarakat melalui

lembaga-lembaga kemasyarakatan. Kiprah masyarakat dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan

dimana semua aspirasi mereka salurkan, merupakan salah satu wujud

memberdayakan mereka.

Dari berbagai konsep pemberdayaan diatas maka dapat disimpulkan

bahwa pemberdayaan merupakan suatu upaya untuk membangun daya dengan

cara mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang

dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya. Pemberdayaan sebenarnya

merupakan proses belajar yang menekankan orientasi pada proses serta

pelibatan (partisipasi) yang juga berarti penciptaan suasana/ iklim yang

memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling). Logika ini

didasarkan pada asumsi bahwa tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa

memiliki daya. Setiap masyarakat pasti memiliki daya, akan tetapi mereka

kadang-kadang tidak menyadari atau daya tersebut masih belum dapat diketahui

secara eksplisit. Oleh karena itu, daya harus digali, dan kemudian

dikembangkan. Disamping itu, pemberdayaan hendaknya jangan menjebak

masyarakat dalam perangkap ketergantungan (charity), pemberdayaan

(39)

commit to user

4. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan

Masalah kemiskinan di Indonesia tidak hanya melanda wilayah

perdesaaan, tetapi juga perkotaan. Khusus di wilayah perkotaan, salah satu ciri

umum kondisi masyarakatnya yang miskin adalah tidak adanya prasarana dan

sarana dasar perumahan dan pemukiman yang memadai, serta kualitas

lingkungan yang kumuh yang tidak layak huni. Kemiskinan merupakan

persoalan struktural dan multi-dimensional yang mencakup politik, sosial, aset,

dan lain-lain. Karakteristik kemiskinan tersebut, serta krisis ekonomi yang

terjadi, telah menyadarkan semua pihak bahwa pendekatan dan cara yang dipilih

dalam penanggulangan kemiskinan selama ini perlu diperbaiki ke arah

pengokohan kelembagaan masyarakat yang benar-benar mampu menjadi wadah

perjuangan kaum miskin yang mandiri dan berkelanjutan dalam menyuarakan

aspirasi serta kebutuhan mereka. Disamping itu, keberdayaan semacam itu

diharapkan mampu mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang

berkaitan dengan upaya pemberdayaan warga miskin di tingkat lokal, baik dari

aspek sosial, ekonomi, maupun lingkungan.

Berdasarkan karakteristik kemiskinan di kawasan perkotaan tersebut,

model PNPM-MP diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi penyelesaian

persoalan kemiskinan yang bersifat multi-dimensional dan struktural, khususnya

yang terkait dengan dimensi-dimensi politik, sosial, dan ekonomi. Dalam jangka

panjang, model PNPM-MP diharapkan mampu menyediakan aset yang lebih

baik bagi masyarakat miskin dalam meningkatkan pendapatannya ataupun

(40)

commit to user

demikian, PNPM-MP merupakan progam penanggulangan kemiskinan di

perkotaan dari, oleh, dan untuk masyarakat sendiri.

Pendekatan dan Tujuan PNPM-MP

Pendekatan PNPM-MP mencakup visi, misi, prinsip, nilai, dan tujuan.

Uraiannya sebagai berikut:

 Visi PNPM-MP adalah masyarakat mampu membangun sinergi dengan

berbagai pihak untuk menanggulangi kemiskinan secara mandiri, efektif,

dan berkelanjutan.

 Misi PNPM-MP adalah memberdayakan masyarakat perkotaan, terutama

masyarakat miskin, dalam upaya penanggulangan kemiskinan melalui

pengembangan kapasitas, penyediaan sumber daya, dan membudayakan

kemitraan sinergis antara masyarakat dan pelaku-pelaku pembangunan

lokal lainnnya.

 Prinsip-prinsip PNPM-MP adalah demokrasi, partisipasi, transparansi,

akuntabilitas, dan desentralisasi.

 Nilai-nilai yang dianut dalam pelaksanaan PNPM-MP yang harus

dijunjung tinggi, ditumbuhkembangkam, dan dilestarikan oleh semua

pelaku PNPM-MP dalam melaksanakan program adalah dapat dipercaya,

ikhlas/kerelawanan, kejujuran, keadilan, kesetaraan, dan kebersamaan

(41)

commit to user Tujuan PNPM-MP secara umum adalah:

 Memperbaiki prasarana dan sarana dasar perumahan dan pemukiman

masyarakat miskin perkotaan, termasuk perbaikan/ pengembangan

perumahannya.

 Mengenalkan dan membangun upaya-upaya peningkatkan pendapatan

secara mandiri dan berkelanjutan untuk masyarakat miskin dan perkotaan,

baik masyarakat yang telah lama miskin, masyarakat yang pendapatannya

menjadi tidak berarti karena inflasi, maupun masyarakat yang kehilangan

sumber nafkah karena krisis ekonomi.

 Terciptanya organisasi masyarakat yang memiliki pola kepemimpinan

kolektif yang representatif, akseptabel, inklusif, tanggap, dan akuntabel

yang mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat miskin perkotaan

dan memperkuat suara masyarakat miskin dalam proses pengambilan

keputusan yang berkaitan dengan kebijakan Publik.

 Memperkuat agen-agen lokal (Pemerintah, dunia usaha, dan kelompok

peduli) untuk membantu masyarakat miskin.

Strategi PNPM-MP

Strategi PNPM-MP adalah mendorong gerakan masyarakat untuk keberdayaan

dan kemandirian dalam penanggulangan kemiskinan dengan jalan:

 Mendorong tumbuh dan berkembangnya prakarsa, partisipasi masyarakat,

serta transparansi.

 Meningkatkan kemampuan kelembagaan dan organisasi yang berakar di

(42)

commit to user

sumber daya kunci yang disediakan PNPM-MP melalui bantuan langsung

masyarakat (BLM), secara transparan dan akuntabel.

 Menjalin sinergi penanggulangan kemiskinan sebagai gerakan masyarakat

melalui kemitraan antarpelaku pembangunan.

 Mendorong tumbuhnya kepedulian berbagai pihak sebagai upaya

pengendalian sosial (control sosial) terhadap keberhasilan program

penanggulangan kemiskinan).

(Randy R&Ryant N, 2007:259)

Komponen dana BLM bertujuan membuka akses bagi masyarakat miskin

ke sumber daya capital untuk digunakan secara langsung dalam rangka

penanggulangan kemiskinan. Dana ini bersifat “wakaf” dari pemerintah ke

masyarakat kelurahan penerima, yang pengelolaannya dipercayakan kepada

organisasi masyarakat yang dibentuk secara demokratis, partisipatif, transparan,

dan tanggung gugat, yang secara generis disebut BKM (Badan Keswadayaan

Masyarakat).

Untuk mengelola BLM, BKM membentuk gugus tugas, yakni Unit

Pengelola Keuangan (UPK), disamping gugus tugas lain sesuai kebutuhan dan

kemampuan. Fungsi utama unit ini adalah manajemen dana BLM dan dana-dana

lain yang diperoleh organisasi masyarakat warga melalui BKM (dana PAKET,

sumbangan, dan lain-lain) termasuk mengawasi dan mengadministrasi penyaluran,

pengembalian serta penggunaan dana pinjaman bergulir. UPK dipimpin seorang

manajer dan beberapa staf yang dipilih melalui Rapat Anggota BKM berdasarkan

(43)

commit to user

5. Manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perkotaan (PNPM-MP)

Menurut Dicky Rahardi dalam Dickyrahardi.blogspot.com science for

humanity mengartikan Manajemen Program sebagai suatu proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan (kepemimpinan) dan pengawasan (pengendalian)

untuk mencapai suatu tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan pada suatu

program.

(http://dickyrahardi.blogspot.com/2007/02/peran-sistem-informasi-pada-manajemen.html).

Pada dasarnya PNPM-MP adalah Program Pemerintah Indonesia melalui

pemberdayaan masyarakat dalam rangka penanggulangan kemiskinan di

perkotaan. Program tersebut antara lain : Memperbaiki prasarana dan sarana dasar

perumahan dan pemukiman masyarakat miskin perkotaan, termasuk perbaikan

atau pengembangan perumahannya. Mengenalkan dan membangun upaya-upaya

peningkatkan pendapatan secara mandiri dan berkelanjutan untuk masyarakat

miskin dan perkotaan, baik masyarakat yang telah lama miskin, masyarakat yang

pendapatannya menjadi tidak berarti karena inflasi, maupun masyarakat yang

kehilangan sumber nafkah karena krisis ekonomi. Terciptanya organisasi

masyarakat yang memiliki pola kepemimpinan kolektif yang representatif,

akseptabel, inklusif, tanggap, dan akuntabel yang mampu memberikan pelayanan

kepada masyarakat miskin perkotaan dan memperkuat suara masyarakat miskin

dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kebijakan Publik.

Memperkuat agen-agen lokal (Pemerintah, dunia usaha, dan kelompok peduli)

(44)

commit to user

Untuk menyelenggarakan program tersebut memerlukan keterlibatan

berbagai pihak antara lain pemerintah, swasta dan warga masyarakat luas. Semua

pihak diharapkan dapat menjalankan peran dan tanggungjawabnya dengan baik

dalam memampukan kemandirian masyarakat sebagai pelaku utama

pembangunan.

F. KERANGKA BERFIKIR

Kerangka pikir pada dasarnya mengungkapkan alur pikir peristiwa

(fenomena) sosial yang diteliti secara logis dan rasional, sehingga jelas proses

terjadinya fenomena sosial yang diteliti dalam “menjawab” atau menggambarkan

permasalahan penelitian.

Kerangka pemikiran pada penelitian ini akan penulis gambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1

Skema Kerangka Pemikiran

Masih rendahnya pendapatan dan tingkat kesejahteraan masyarakat

perkotaan adalah salah satu faktor penyebab pelaksanaan Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan. Untuk memperlancar

(45)

commit to user

pelaksanaan PNPN-MP dibutuhkan fungsi-fungsi manajemen yang meliputi

kegiatan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan

(actuating), pengawasan (controlling) yang dilakukan oleh BKM (Badan

Keswadayaan Masyarakat) sebagai lembaga steering (mengarahkan) dengan

melibatkan partisipasi KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) yang merupakan

kelompok sosial pada tingkat paling dasar dalam pelaksanaan PNPM-MP yang

dipilih dari masyarakat.

Dalam proses Manajemen PNPM-MP tidak lepas dari adanya faktor-faktor

yang mendukung dan menghambat berjalannya program tersebut, beberapa

upaya dilakukan untuk mengatasi kendala secara bersama-sama sehingga

memperlancar program pengentasan kemiskinan dan dapat tewujud

kesejahteraan masyarakat. Dan masyarakat diharapkan mampu untuk

memanfaatkan serta memelihara hasil-hasil dari kegiatan tersebut.

G. METODOLOGI PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelelitian dengan metode

deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara deskripsi dalam bentuk

kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

(46)

commit to user

Berbagai tabel juga disajikan, tetapi hanya bersifat deskriptif untuk

mendukung uraian kualitatif yang disajikan. Sebagian data bersifat kualitatif

yang didasarkan pada pengamatan langsung ke obyek penelitian dan

wawancara mendalam dengan dengan sejumlah responden.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di Desa Denggungan Kecamatan Banyudono

Kabupaten Boyolali. Dipilihnya daerah ini sebagai obyek penelitian karena:

a) Daerah ini termasuk sasaran dari PNPM-MP

b) Adanya permasalahan yang menarik untuk diteliti berkaitan dengan

manajemen dan proses pemberdayaan PNPM-MP, terutama pada

program-program yang telah dilaksanakan maupun yang masih berjalan.

c) Dalam lokasi ini memungkinkan untuk mendapatkan data-data yang

diperlukan sesuai dengan permasalahan yang ada.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Teknik pengumpulan data yang pertama adalah observasi ke lokasi

penelitian untuk mengumpulkan bahan keterangan tentang kenyataan yang

berhubungan dengan Manajemen Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perkotaan desa Denggungan, Banyudono, Boyolali.

Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara melakukan

pengamatan langsung untuk mengumpulkan dan mencatat segala informasi

(47)

commit to user

Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data

yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi dan benda serta rekaman gambar

(H.B.Sutopo, 2002:64).

Observasi yang dilakukan adalah dengan cara non partisipan, yaitu

peneliti tidak secara langsung ikut berpartisipasi dalam kegiatan

masyarakat yang diteliti. Agar memperoleh data yang akurat dan

mendalam maka observasi yang dilakukan mempertimbangkan proses

interaksi antara peneliti dan responden sehingga tidak timbul kesalahan

persepsi.

b. Wawancara

Teknik pengumpulan data untuk memperoleh informasi melalui tanya

jawab secara langsung dengan nara sumber atau responden yang diteliti

untuk melengkapi data yang diperlukan. Wawancara ini dilakukan dalam

waktu dan kondisi yang dianggap tepat guna mendapatkan kejelasan yang

berkaitan dengan Manajemen Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perkotaan Desa Denggungan, Banyudono, Boyolali.

c. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk mengambil dokumen dan litaretur

sebagai pelengkap informasi bagi peneliti. Teknik dokumentasi ini

dilakukan dengan mempelajari dokumen-dokumen yang terkait dengan

Manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perkotaan Desa Denggungan, Banyudono, Boyolali, diantaranya:

(48)

commit to user

b) Standard Operating Prosedure P2KP

c) Instruksi Presiden Nomor 21 tahun 1998 Tentang Program

Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP)

d) Media dari internet tentang PNPM-MP

e) Arsip-arsip lain yang berhubungan dengan penelitian ini

4. Sumber Data

Ada dua jenis data dalam penelitian yang digunakan yaitu:

a. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh langsung dari orang-orang yang berhubungan

dengan obyek penelitian. Data ini diperoleh melalui wawancara yang didukung

dengan observasi.

b. Data Sekunder

Merupakan data yang diperoleh dari sumber lain selain sumber primer.

Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh melalui arsip, laporan, catatan

statistik, monografi, buku-buku, media internet dan data lain yang mendukung

PNPM-MP secara umum maupun khusus di Desa Denggungan

5. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive

sampling. Peneliti memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya

untuk menjadi sumber data kerena mengetahui masalah secara mendalam.

Bahkan di dalam pelaksanaan pengumpulan data, pilihan informan dapat

berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam

(49)

commit to user

Dalam penelitian ini dipilih informan dari pihak-pihak yang terkait dengan

PNPM-MP. Pihak-pihak tersebut adalah:

1) Aparat Desa Denggungan

2) Fasilitator PNPM-MP Desa Denggungan

3) Pengurus BKM Desa Denggungan

4) Manager UPK BKM Desa Denggungan

5) Pengurus dan Anggota KSM Desa Denggungan

6) Masyarakat Penerima Bantuan PNPM-MP Desa Denggungan

6. Teknik Analisa Data

Dalam analisa data terdapat 3 komponen pokok (Miles dan Hiberman

dalam H.B Sutopo, 1988:34-36)

a) Reduksi Data

Merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dalam abstraksi

data kasar yang ada dalam fieldnote dan mengatur data dengan sedemikian

rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil.

b) Sajian Data

Merupakan suatu rangkaian organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk

narasi, kalimat, matriks, gambar/skema, tabel maupum grafik yang disusun

secara logis dan sistematis sehingga mudah dilihat, dibaca dan dipahami

(50)

commit to user

c) Penarikan kesimpulan

Kesimpulan akhir tidak akan jadi sampai proses pengumpulan data

terakhir, karena itu pemelitian bersifat terbuka terhadap data yang

dikumpulkan.

Dalam penelitian ini aktivitas ketiga komponen berbentuk interaksi

sebagai proses siklus. Peneliti tetap bergerak diantara ketiganya dengan

komponen pengumpulan data selama proses pengumpulan data berlangsung.

Proses analisa ini yang disebut dengan model analisis interaktif. Untuk lebih

jelasnya digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.2

Analisis Model Interaktif Pengumpulan Data

Penarikan Kesimpulan

(51)

commit to user 7. Validitas Data

Untuk menjamin validitas data yang akan diperoleh, dalam penelitian ini

digunakan teknik triangulasi data (triangulasi sumber). Teknik triangulasi ini

memanfaatkan jenis sumber data yang berbeda untuk menggali data sejenis, hal

ini berarti data yang sama/sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali

dari beberapa sumber data yang berbeda (HB. Sutopo, 2002:79).

Asas dasar dalam triangulasi sumber adalah pemeriksaan silang

temuan-temuan menggunakan beberapa informan yang berbeda. Selain itu juga

dilakukan dengan teknik pengumpulan data yang berbeda, yaitu melalui

wawancara, observasi dan penggunaan dokumen atau arsip, sehingga data yang

(52)

commit to user

BAB II

DESKRIPSI LOKASI

A. Keadaan Wilayah

Desa Denggungan merupakan salah satu desa di Kecamatan Banyudono

Kabupaten Boyolali yang menerima bantuan proyek PNPM-MP. Desa ini

mempunyai luas wilayah 211.49 Ha. Secara geografis mempunyai batas wilayah

sebagai berikut:

- Sebelah Utara : Desa Ngargorejo

- Sebalah Selatan : Desa Ngasem

- Sebelah Barat : Desa Bangak

- Sebelah Timur : Desa Bolon

Secara administrasi desa Denggungan terdiri dari 10 dusun, dengan 11 RT

dan 3 RW. Dusun-dusun yang ada di desa Denggungan meliputi : Dusun Gunung

Kranggan, Dusun Nglundu, Dusun Krecek, Dusun Denggungan, Dusun Pandanan,

Dusun Bulakan, Dusun Brajan, Dusun Minggiran, Dusun Gandanan, Dusun

Seyegan. Desa Denggungan untuk periode tahun 2007 s/d 2013 dipimpin oleh

seorang Kepala desa yang bernama Bapak Junaidi, A.Md.

Desa Denggungan memiliki hamparan lahan seluas 211,49 Ha yang

meliputi jenis penggunaan tanah sebagai Pemukiman Kampung, Perkantoran,

Pertokoan, sarana Pendidikan, Sarana Olah Raga, Lahan Sawah, Kebun, Tegalan.

(53)

commit to user

Tabel 2.1

Komposisi Lahan Desa Denggungan

No Jenis penggunaan lahan Luas Lahan (Ha)

1 Pemukiman Kampung 50.9875

2 Perkantoran 0.0001

3 Pertokoan 15

4 Sarana Pendidikan 7.300

5 Sarana Olah Raga 2.500

6 Lahan Sawah 587.3925

7 Kebun 41.5902

8 Tegalan 63.1803

Sumber : Data Monografi Desa Denggungan tahun 2009

Wilayah Desa Denggungan memiliki sumber air yang cukup tersedia yang

bersumber dari sumur sebagai sumber air bersih. Sedangkan air yang

bersumberkan dari sungai, biasanya dimafaatkan oleh masyarakat untuk mandi,

cuci, serta beternak ikan. Rata-rata di wilayah Denggungan tidak kekurangan akan

air, baik air yang dikonsumsi maupun untuk keperluan yang lain.

B. Keadaan Penduduk

Berdasarkan data monografi desa, jumlah penduduk Desa Denggungan

total 3.835 jiwa dengan jumlah laki-laki 1.812 jiwa, dan jumlah perempuan 2.023

Gambar

Tabel  3.3 Laporan Pertanggungjawaban Kegiatan Tridaya PNPM-MP Desa Denggungan Tahun 2009 .........................................................
Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran ..................................................
Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran
  Gambar 1.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian yang dilakukan di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta untuk mengetahui proses pemberdayaan masyarakat kegiatan ekonomi bergulir PNPM. Metode yang digunakan

berkaitan dengan penanggulangan kemiskinan. Masing-masing fokus kajian sebagaimana yang telah dijelaskan dalam alur pikir dan definisi konsep akan dicermati secara

dalam meningkatkan penghidupannya. Secara umum layanannya berupa penyediaan akses infratruktur permukiman maupun infrastruktur produktif, akses social dan akses

Oleh karena itu perlu ada pengelola yang membantu masyarakat merealisasikan semua program yang direncanakan agar pelaksanaan program nasional pemberdayaan masyarakat miskin

Secara umum, partisipasi masyarakat desa Babalan Lor dapat disimpulkan bahwa masyarakat sudah berpartisipasi dalam keseluruhan proses pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di

Pelaksanaan pro- gram PNPM ± MP di Desa Bendungan Kecamatan Gondang Kabupaten Tulung- agung adalah sebagai program pember- dayaan masyarakat khususnya masyarakat

Kurangnya dukungan masyarakat terhadap pelaksanaan program PNPM- MP akibat dari ketidaktahuan masyarakat tentang isi program sehingga menimbulkan permasalahan di bidang

Kegiatan yang diprioritaskan dalam PNPM Perkotaan adalah kegiatan yang memberikan dampak langsung dalam pemecahan akar masalah kemiskinan dan dalam pelaksanaannya, kegiatan tersebut