• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Timeliness Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Timeliness Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT TIMELINESS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH :

RANIA OKTAVIA NASDA 100503024

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT TIMELINES PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, atau yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin dan dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi saya, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, April 2014 Yang membuat pernyataan,

(3)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Timeliness antara lain variabel laba (rugi), likuiditas, ukuran perusahaan dan audit report lag pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2010 hingga tahun 2012.

Data yang digunakan adalah laporan keuangan dan laporan auditor independen yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling. Model analisis yang digunakan adalah regresi logistik.

(4)

ABSTRACT

The objective of this research is to investigate the influence of the net profit (loss), the liquidity, the firm size, the firm age, the reputation of certified public accountant (CPA), and audit report lag toward the Timeliness on Banking company listed on Indonesia Stock Exchange between 2010 to 2012.

Data that used in this research is financial statement and independent audit report from each company that published on website www.idx.co.id, Sampling method that used in this research is purposive sampling method. Analysis model that used is logistic regression.

The result of this research shows that the net profit (loss) has positive and not significant correlation to the timeliness with coefficient is 17,751 and significance level is 0,999, the liquidity has positive and not significant correlation to the timeliness with coefficient is 1,272 and significance level is 0,496, the firm size has positive but not significant correlation to the timeliness with coefficient is 0,186 and significance level is 0,449, and audit report lag has positive and significant correlation to the timeliness with coefficient is 0,252 and significance level is 0,006.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa ta ‘alla atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Timeliness pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi serta doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Teristimewa untuk kedua orang tua saya yang sangat saya kagumi, cintai dan banggakan, ayahanda Nasri dan ibunda Nasdawita yang tidak pernah lelah memberikan kasih sayang, doa, nasehat serta semangat yang tulus hingga saat ini serta untuk abang tercinta Victori Anugrah Esa yang selalu mendukung dan memotivasi saya dalam penulisan ini.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tulus kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., Ak., CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM., Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(6)

4. Bapak Drs. Sucipto, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing saya yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan perbaikan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak selaku Dosen Pembanding/ Penguji yang telah membantu penulis dalam memberikan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Buat sahabat-sahabatku Riri Noviyanti, Winda Pratiwi, Shabrina Tri Asti Nst, Ulfa Fatmala, Laila Azmi dan spesial untuk Aidil Rahman serta Vivia Ardila, Jessica, Utari terima kasih buat semua yang sudah kita lalui bersama, baik semangat, canda maupun tawa selama ini. Dan juga teman-teman seangkatan 2010 Susanti Louis, Yusnita, Ridho Alfurqan, Dian Prandana, Rizki Ananda dan Fahrizal Zuhmi serta semua keluarga dan pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan selama ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini juga masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, April 2014

Penulis,

NIM : 100503024

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I.PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ... 1

1.2 Rumusan masalah ... 10

1.3 Tujuan dan Manfaat penelitian... 10

BAB II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LandasanTeori ... 12

2.1.1 LaporanKeuangan ... 12

2.1.2 Auditing ... 14

2.1.2.1 Defenisi Auditing ... 14

2.1.2.2 Audit LaporanKeuangan ... 15

2.1.2.3 Tujuan Audit ... 16

2.1.2.4 Standar Auditing ... 16

2.1.3 Teori Kepatuhan ... 17

2.1.4 Ketepatan waktu (timelines) ... 20

2.1.5 Audit Timeliness ... 22

2.1.6 Faktor – faktor yang mempengaruhi audit timeliness ... 23

2.1.6.1 Laba(rugi) bersih ... 24

2.1.6.2 Likuiditas ... 25

2.1.6.3 Ukuran perusahaan ... 27

2.1.6.4 Audit Report Lag ... 28

2.2 Tinjauan Terdahulu ... 29

2.3 Kerangka konseptual dan hipotesis ... 32

2.3.1 Kerangka konseptual ... 32

(8)

BAB III.METODE PENELITIAN

3.1 Desain penelitian ... 34

3.2 Populasi dan sampel penelitian ... 34

3.3 Jenis dan sumber data ... 36

3.4 Metode pengumpulan data ... 37

3.5 Defenisi operasional dan pengukuran variabel ... 38

3.6 Metode analisis data ... 40

3.6.1 Pengujian data ... 40

3.6.1.1 Uji asumsi klasik ... 40

3.6.1.2 Menguji model fit ... 41

3.6.1.3 Menguji kelayakan model regresi ... 41

3.1.6.4 Pengujian Hipotes ... 42

3.6.1.5 Uji Signifikansi Model secara Simultan ... 43

3.7 Jadwal penelitian ... 44

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN ... 45

4.1 Data Penelitian ... 45

4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 46

4.2.1 Uji Asumsi Klasik ... 46

4.2.2 Menguji Model Fit ... 47

4.2.3 Menguji kelayakan Regresi ... 49

4.2.4 Hasil Pengujian Hipotesis ... 51

a. Matriks Klasifikasi ... 54

b. Menguji Koefisien Regresi ... 54

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 56

4.4 Uji signifikansi secara Simultan... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

5.1 Kesimpulan ... 60

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 61

5.3 Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63

(9)

DAFTAR TABEL Nomor Judul

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian terdahulu... 30

Halaman Tabel 3.1 Daftar Populasi... 35

Tabel 3.2 Hasil Seleksi Sampel... 36

Tabel 3.3 Identifikasi variabel penelitian... 40

Tabel 4.1 Daftar nama perusahaan... 45

Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolonieritas... 47

Tabel 4.3 Nilai -2 Log Likelihood awal... 48

Tabel 4.4 Nilai -2 Log Likelihood akhir... 49

Tabel 4.5 Nilai Hosmer and Lemeshow Test... 51

Tabel 4.6 Contigency Hosmer and Lemeshow Test... 51

Tabel 4.7 Ikhtisar Pengolahan Data... 52

Tabel 4.8 Model Summary... 53

Tabel 4.9 Matriks Klasifikasi... 54

Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Regresi... 55

(10)

DAFTAR GAMBAR Nomor Judul

(11)

DAFTAR LAMPIRAN Nomor Judul

Lampiran 1 Proses Seleksi sampel... 65

Halaman Lampiran 2 Laba(rugi) bersih... 67

Lampiran 3 Current Ratio... 68

Lampiran 4 Total Asset... 69

Lampiran 5 Audit Report Lag... 70

Lampiran 6 Audit Timeliness... 71

(12)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Timeliness antara lain variabel laba (rugi), likuiditas, ukuran perusahaan dan audit report lag pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2010 hingga tahun 2012.

Data yang digunakan adalah laporan keuangan dan laporan auditor independen yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling. Model analisis yang digunakan adalah regresi logistik.

(13)

ABSTRACT

The objective of this research is to investigate the influence of the net profit (loss), the liquidity, the firm size, the firm age, the reputation of certified public accountant (CPA), and audit report lag toward the Timeliness on Banking company listed on Indonesia Stock Exchange between 2010 to 2012.

Data that used in this research is financial statement and independent audit report from each company that published on website www.idx.co.id, Sampling method that used in this research is purposive sampling method. Analysis model that used is logistic regression.

The result of this research shows that the net profit (loss) has positive and not significant correlation to the timeliness with coefficient is 17,751 and significance level is 0,999, the liquidity has positive and not significant correlation to the timeliness with coefficient is 1,272 and significance level is 0,496, the firm size has positive but not significant correlation to the timeliness with coefficient is 0,186 and significance level is 0,449, and audit report lag has positive and significant correlation to the timeliness with coefficient is 0,252 and significance level is 0,006.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Perusahaan perbankan merupakan perusahaan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat. Kondisi perbankan di Indonesia semakin membaik meski tekanan krisis keuangan global semakin terasa. Hal ini terlihat dari berkurangnya ketaatan likuiditas perbankan dan timbulnya total kredit perbankan. Namun ditengah ketidakpastian dari perekonomian global, perbankan diprediksikan akan tetap mampu mempertahankan stabilitas keuangan karena masih memiliki likuiditas yang cukup banyak dilihat dari segi jumlah operasi moneternya.

(15)

deniroktisasi adalah untuk membangun suatu sistem perbankan yang sehat, efisien dan tangguh.

Perkembangan dunia perbankan sangat pesat di era modern pada saat sekarang ini, yang ditandai dengan semakin banyaknya bank-bank yang beroperasi sehingga meningkatkan persaingan yang ketat di dunia perbankan. Setiap perbankan mengharapkan agar tetap bertahan dan bersaing dalam dunia perbankan demi mewujudkan kemajuan sektor perekonomian negra melalui fungsi intermediasi dan menghasilkan profitabilitas yang baik sehingga para investor akan memilih bank sebagai sarana penanaman asset dan modalnya.

Berdasarkan pemeringkatan bank terbaik oleh majalah investor(3/6/2010) dari segi aset perusahaan, tercatat bahwa bank nasional dikelompokkan masing-masing, BRI terpilih sebagai bank terbaik pada kelompok bank umum dengan aset diatas Rp.100 triliun dan masih bertahan di tahun 2012 BRI sebagai bank terpilih sebagi bank terbaik dengan aset doatas Rp.100 triliun sedangkan pada tahun 2012, BCA terpilih menjadi bank terbaik dikelompok bank umum dengan aset diats Rp.100 triliun.

(16)

yang telah ditentukan sebelumnya. Namun untuk mengetahui semua itu perusahaan tidak akan terlepas dari laporan keuangan. Setiap perusahaan harus membuat laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban bagi manajemen kepada pihak eksternal dan internal perusahaan.

Menurut Harahap (2002) menjelaskan bahwa“laporan keuangan adalah pokok atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan dan juga dapat menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai tujuannya”.Laporan keuangan merupakan kewajiban bagi setiap perusahaan untuk membuat dan melaporkan kondisi keuangan perusahaannya pada suatu periode tertentu yang berfungsi untuk memberikan pemberian informasi yang digunakan untuk kepentingan manajemen.

Laporan keuangan perusahaan akan diaudit oleh auditor yang nantinya akan mempunyai konsekuensi dan tanggungjawab yang besar sehingga menuntut auditor untuk bekerja secara professional dalam menghasilkan laporan keuangan independen yang akurat sesuai dengan penemuan bukti yang ada.Dalam menyusun laporan keuangan salah satu hal yang harus diperhatikan adalah waktu penyampaian laporan keuangan. Hal ini dimaksudkan untuk menghasilkam laporan keuangan yang tepat waktu, akurat dan sistematis sebelum audit dilakukan.

(17)

informasi keuangan diumumkan ke publik berhubungan dengan kualitas informasi keuangan yang dilaporkan’’. Dan menurut Hendriksen dan Van Breda (2006) Situmorang (2010) yang menyatakan bahwa ‘’informasi tidak dapat relevan jika tidak tepat waktu,yaitu hal itu harus tersedia bagi pengambil keputusan sebelum kehilangan kapasitas untuk mempengaruhi keputusan’’. Pihak pengguna laporan keuangan seperti akuntan, manajer dan analis keuangan memerlukan hal tersebut tidak hanya untuk memiliki informasi keuangan yang relevan dengan prediksi dan keputusannya, tetapi informasi harus lebih bersifat baru dan tidak hanya berhubungan dengan periode yang lalu. Dalam penyusunan laporan keuangan harus disajikan secara tepat waktu (tidak mengalami keterlambatan) sehingga membantu pembaca atau penerima laporan keuangan dalam pengambilan keputusan pada saat yang tepat.Selain itu penerima juga dapat memiliki waktu untuk mempelajari laporan keuangan apabila disajikan secara tepat waktu. Setelah laporan keuangan disusun dan dipublikasikan, kemudian akan dilakukan audit dari laporan keuangan perusahaan.

Dalam melakukan proses audit,auditor harus memenuhi standar audit yang dapat menimbulkan dampak terhadap lamanya penyelesaian laporan audit dan kualitas audit sehingga munculnya suatu dilema bagi auditor.Tugas dari auditor adalah untuk menilai kewajaran dari penyajian laporan keuangan yang hasil auditnya memiliki konsekuensi dan tanggung jawab yang besar atas opini yang dikeluarkan.

(18)

lapangan mengatur tentang prosedur dalam penyelesaian pekerjaan lapangan”. Prosedur ini mengatur hal-hal seperti perlu adanya perencanaan atas aktivitas yang akan dilakukan, pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern dan pengumpulan bukti-bukti kompeten yang diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Namun proses audit itu tidak mudah dilakukan karena akan menimbulkan kendala lamanya waktu pelaporan keuangan yang diaudit.

Salah satu kriteria profesionalisme dari auditor adalah ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan auditan(Audit Timeliness). Keterlambatan informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan melalui laporan keuangan akan menimbulkan reaksi dari pelaku pasar modal karena didalam laporan keuangan memuat informasi berupa gambaran laba perusahaan bersangkutan yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan sehubungan dengan kegiatan pembelian ataupun penjualan kepemilikan investor. Apabila terjadi keterlambatan informasi akanmenimbulkan suatu masalah baru bagi pengguna laporan keuangan karena salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan adalah ketepatan waktu pelaporan.

(19)

laporan keuangan jika laporan tersebut tidak tersedia tepat waktu”. Ketepatan waktu dari keuangan akan mempengaruhi nilai informasi dari laporan keuangan. Karena informasi yang relevan akan lebih bermanfaat bagi para pemakai informasi apabila tersedia tepat waktu sebelum pemakai kehilangan kemampuan untuk mempengaruhi keputusan yang diambil.

Perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki kewajiban serta tanggung jawab untuk melaporkan laporan keuangan tahunan kepada investor dan Bursa Efek baik perusahaan yang bersifat moneter atau nonmoneter.Dalam memenuhi prinsip keterbukaan sesuai dengan pasal 86 ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 yang menjelaskan bahwa ”pasar modal dimana semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia wajib menyampaikan laporan keuangan secara berkala kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan mengumumkan kepada masyarakat”. Dan hal itu sesuai dengan keputusan oleh ketua BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal) No.Ke.36/PM/2003 tentang”pasar modal yang dijelaskan bahwa laporan keuangan auditan bersifat wajib diserahkan dengan batas waktu 90 hari dari akhir tahun sampai dengan tanggal diserahkan laporan keuangan yang telah diaudit kepada Bapepam”.

(20)

manfaat relatif antara laporan keuangan tepat waktu dengan keandalan informasi . Meskipun terkadang perusahaan sering mempublikasikan laporan keuangan sebelum seluruh aspek transaksi diketahui sehingga memunculkan kurangnya keandalan dari laporan tersebut. Dan apabila dilakukan penundaan pelaporan maka akan menghasilkan laporan yang andal namun kurang bermanfaat dalam pengambilan keputusan.

Dyer dan McHugh (dalam Subekti dan Widiyanti, 2004) menyimpulkan bahwa “ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan elemen pokok bagi catatan laporan keuangan yang memadai.Para pemakai informasi akuntansi tidak hanya perlu memiliki informasi keuangan yang relevan dengan prediksi dan pembuatan keputusan, tetapi informasi juga harus bersifat baru”.

Ketepatan waktu (audit timeliness) menggambarkan bahwa laporan keuangan seharusnya disajikan pada suatu interval waktu, untuk menjelaskan perubahan dalam perusahaan yang mungkin mempengaruhi pemakai informasi dalam membuat prediksi dan keputusan. Sebab informasi yang usang terjadi jika tidak lagi memberikan manfaat bagi pengambilan keputusan dan ketepatan waktu akan berpengaruh terhadap nilai informasi dari laporan keuangan. Hal ini mencerminkan betapa pentingnya ketepatan waktu pelaporan keuangan kepada publik dengan harapan akan memberikan manfaat dan niai atas informasi yang disajikan jika tidak terjadi penundaan pelaporan.

(21)

perusahaan mengalami laba atau rugi,bagaimana tingkat likuiditas perusahaan, seberapa besar perusahaan dan sudah lama perusahaan terdaftar di Bursa efek Indonesia dan seberapa lama proses pengauditan serta informasi lainnya. Keseluruhan informasi tersebut dapat berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan audit yaitu paling lambat akhir bulan ketiga.

Besar kecilnya perusahaan dapat diukur dari total asset dimana perusahaan besar yang memiliki total asset yang tinggi, perusahaan kecil yang memili total asset rendah. Perusahaan besar biasanya segera menerbitkan laporan keuangan untuk menunjukkan tingginya permintaan dan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan tersebut.

Perusahaan dengan kondisi keuangan yang baik (good news) biasanya akan segera menerbitkan laporan keuangan untuk menarik investor, kreditor, pelanggan dan pengguna lain. Perusahaan dengan kondisi laba cenderung segera menerbitkan laporan keuangan untuk menggambarkan operasional perusahaan selama periode tersebut. Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi cenderung memiliki kondisi keuangan yang baik karna dapat segera mencairkan aktiva(harta) yang tersedia untuk melunasi utang(kewajiban) ketika jatuh tempo,sehingga dapat tepat waktu dalam pelaporan keuangan.

Peningkatan akan kebutuhan informasi yang akurat dan tepat waktu mempengaruhi permintaan akan audit laporan keuangan. Proses penyelesaian audit laporan keuangan terjadi pada rentang waktu yang disebut dengan audit report lag, yang diukur sejak tanggal tahun tutup buku yaitu 31 Desember sampai

(22)

mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan, semakin cepat proses pengauditan laporan keuangan maka akan semakin cepat juga pelaporannya, dan sebaliknya proses pengauditan yang lambat dapat mengakibatkan ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sembiring (2011) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif ukuran perusahaan terhadap ketepatan waktu yang signifikan karena menjukkan nilai signifikansi 0,03 yaitu < 0,05, profitabilitas berpengaruh positif secara signifikan karena signifikansinya 0,029 <0,05 dan audit report lag berpengaruh negatif karena bernilai 0,024 yaitu < 0,05. Sedangkan menurut Situmorang (2010) yang menyatakan bahwa laba(rugi) bersih berpengaruh terhadap ketepatan waktu namun tidak signifikan karena nilai signifikansi 0,616 yaitu > 0,05 dengan ukuran perusahaan juga berpengaruh namun tidak signifikan dengan nilai 0,24 yaitu >0,05 dan audit report lag berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan

keuangan. Secara keseluruhan menurut Situmorang bahwa”Laba rugi bersih,likuiditas,ukuran perusahaan, umur perusahaan berpengaruh tapi tidak signifikan namun audit report lag dan reputasi KAP berpengaruh signifikan”.

(23)

Menurut Astuti (2007) dan Rachmawati (2008) yang menyatakan bahwa ‘’ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu, akan tetapi menurut penelitian Wijayanti (2008) ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan pelaporan keuangan. Adanya ketidakkonsistenan hasil-hasil penelitian terdahulu dengan variabel independen yang digunakan menjadi motivasi bagi peneliti untuk melakukan penelitian kembali dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Timeliness pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah laba (rugi) bersih, likuiditas, ukuran perusahaan, dan Audit Report Lag berpengaruh secara parsial terhadap Audit Timeliness pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah laba (rugi) bersih, likuiditas, ukuran perusahaan, dan Audit Report Lag berpengaruh secara simultan terhadap Audit Timeliness pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh laba (rugi) bersih terhadap Audit Timeliness.

(24)

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap Audit Timeliness.

4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Audit Report Lag terhadap Audit Timeliness.

5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh laba (rugi) bersih, likuiditas, ukuran perusahaan, dan Audit Report Lag terhadap Audit Timeliness secara simultan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Timeliness.

2. Bagi investor, untuk mengetahui faktor yang mempengaruhiAudit Timeliness berkaitan dengan keandalan laporan keuangan sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam berinvestasi.

3. Bagi Pihak Perusahaan, sebagai bahan pertimbangan dan motivasi dalam meningkatkan ketepatan waktu pelaporan keuangan.

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan teori 2.1.1 Laporan keuangan

Setiap pengguna laporan keuangan mengharapkan adanya transparansi dari laporan keuangan agar bisa mengetahui dengan mudah informasi dari suatu perusahaan.Laporan keuangan merupakan laporan akuntansi yang menghasilkan informasi berupa pencatatan dan pengikhtisaran bagi pemakai untuk pengambilan keputusan pada periode tertentu yang dapat menggambarkan kinerja perusahaan.Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan no.1 (2007:5) menjelaskan bahwa:

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

(26)

nota kredit, salinan faktur penjualan, laporan bank dan sebagainya.Data yang asli bukan saja digunakan untuk mengisi buku perkiraan, tetapi dapat juga dipakai untuk membuktikan keabsahan transaksi.

Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan keuangan suatu perusahaan pada suatu periode tertentu tentang keseluruhan aktivtas operasi perusahaan baik dari segi aktiva, kewajiban, pendapatan dan kinerja perusahaan.Laporan keuangan terdiri dari neraca,laporan laba rugi,laporan perubahan ekuitas,laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.Laporan keuangan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memberikan informasi bagi penggunanya yang merupakan produk akhir dari siklus akuntansi.Dimana laporan keuangan dapat menggambarkan dengan jelas tentang kondisi keuangan suatu perusahaan dan informasi yang diberikan untuk entitas itu sendiri ataupun bagi entitas lainnya.

Menurut Standar akuntansi Keuangan (2007:5) menjelaskan bahwa “Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan’’. Dengan memperoleh laporan keuangan akan dapat diketahui kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan yang bukan hanya bisa dibaca tapi juga bisa dimengerti tentang posisi keuangan melalui analisis laporan keuangan.

PSAK No. 1 paragraf 7 (IAI, 2007 : 1.2) menyatakan bahwa:

(27)

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi: (1) aset; (2) kewajiban; (3) ekuitas; (4) pendapatan dan kerugian; dan (5) arus kas.

Para pemakai laporan keuangan akan menggunakannya untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya. Laporan keuangan akan lebih bermanfaat apabila yang dilaporkan tidak saja aspek kuantitatif saja, tetapi mencakup penjelasan-penjelasan lainnya yang dirasa perlu, dan informasi ini harus faktual dan dapat diukur secara objektif.

2.1.2 Auditing

2.1.2.1 Defenisi Auditing

Pengertian auditing menurut Alvin Arens, Mark,Elder (2008)yaitu “Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derjat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilalukan oleh orang yang kompeten dan independen”.

Menurut Koranth (2002:5) mendefenisikan auditing sebagai :

Suatu proses sistematis untuk secara objektif mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi untuk meyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dan criteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak – pihak yang berkepentingan.

(28)

menetapkan tingkat kesesuaian antara penyataan tersebut dengan kriteria yang ditetapkan, serta penyampaian hasilnya kepada pemakai yang berkepenyingan’’.

2.1.2.2 Audit laporan keuangan

Menurut Arens (2009:17) menjelaskan ‘’Audit laporan keuangan dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan (informasi uang diverifikasi) telah dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu yang biasanya berlaku yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum /GAAP.Suatu audit laporan keuangan yang dilakukan sesuai dengan standar auditing yang berterima umum memiliki sejumlah keterbatasan bawaan atau keterbatasan melekat. Salah satunya adalah bahwa auditor bekerja dalam suatu batasan ekonomi yang wajar. Batasan ekonomi antara lain biaya yang memadai (reasonable cost) dan jumlah waktu yang memadai (reasonable length of time). Dan juga keterbatasan kerangka kerja akuntansi yang ditetapkan untuk penyusunan laporan keuangan yang berkaitan dengan kerangka kerja akuntansi yang ditetapkan, yaitu prinsip akuntansi alternatif (alternative accounting principles) dan estimasi akuntansi (accounting estimates). Estimasi adalah bagian yang melekat dengan proses akuntansi, dan

(29)

bermanfaat untuk meningkatkan kredibilitas, efisiensi dan kejujuran, efisiensi operasional, dan mendorong efisiensi pasar modal. Demikian pula, audit bermanfaat dilihat dari sisi pengawasan yang bmeliputi “preventive control”, “detective control”, dan “reporting control”. Dan apabila suatu perusahaan tidak

memerlukan auditor independen maka akan kecil kredibilitasnya atas laporan keuangan.

2.1.2.3 Tujuan Audit

Menurut SPAP No.01 (2001)‘’tujuan umum audit adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran , dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum’’. Untuk mencapai tujuan ini, auditor perlu menghimpun bukti kompeten yang cukup. Dimana auditor perlu mengidentifikasikan dan menyusun sejumlah tujuan audit spesifik untuk setiap akun laporan keuangan.Dengan melihat tujuan audit spesifik tersebut, agar dapat mengidentifikasikan bukti apa yang dapat dihimpun, dan bagaimana cara menghimpun bukti tersebut. Tujuan umum audit berkaitan dengan keterjadian, kelengkapan, keakuratan, klasifikasi, penetapan waktu dan lainnya.

2.1.2.4 Standar Auditing

(30)

105 dan SAS 113 menjelaskan bahwa “ 10 standar auditing yang berlaku umum dibagi menjadi tiga kategori yaitu standar umum, standar lapangan, standar pelaporan”.

Menurut PSA.01 (SA Seksi 150) menyatakan bahwa’’ standar auditing berbeda dengan prosedur auditing. Prosedur bekaitan dengan tindakan yang harus dilaksanakan sedangkan Standar berkenaan dengan kriteria atau ukuran mutu kinerja tindakan tersebut berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai melalui penggunaan prosedur tersebut’’.

Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (2011:150.1-150.2) dalam Sukrisno Agoes (2012:31),terdiri dari sepuluh standar yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar :

1. Standar Umum

a. Audit harus dilakukan oleh seorang yang sudah mengikuti pelatihan dan memiliki kecakapan teknis yang memadai sebagai seorang auditor. b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,independensi

dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor

c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. 2. Standar Pekerjaan Lapangan

a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.

b. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat,saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.

c. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,pengamatan,permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

3. Standar Pelaporan

a. Auditor dalam laporan auditnya harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

(31)

laporan keuanganan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan standar akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.

c. Penggunaan informative dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan dalam laporan auditor.

d. Auditor dalam laporan auditnya harus menyatakan pendapat n mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau menyatakan bahwa suatu pendapat tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan maka alasannya harus dinyatakan.Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan,maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan,jika ada dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor(IAPI,2011:150.1 &

150.2) 2.1.3Teori Kepatuhan

Penelitian Siti Suharni dalam Shaleh ( 2013) menyatakan bahwa “teori kepatuhan telah diteliti diteliti pada ilmu-ilmu sosial khususnya di bidang psikologis dan sosiologi yang lebih menekankan pada pentingnya proses sosialisasidalam mempengaruhi perilaku kepatuhan seorang individu’’.

Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan perusahaan publik di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala. Regulasi tersebut sesuai dengan teori kepatuhan (compliance theory) Baron dan Bryne (1991: 387) dinyatakan bahwa :

Obedience is a form of social influence in which one or more persons are ordered to do something, and they do it. It is in a sense, the most direct form of social influence. Several strategies can help reduce the occurance of destructive obedience. These include reminding individuals that they share in the responsibility for any harm produced, reminding them that beyond some point obedience is inappropriate, calling into question the motives of authority figures.

(32)

Penyampaian Laporan Keuangan Berkala dan Laporan Tahunan Bagi Emiten atau Perusahaan Publik”. Peraturan tersebut inilah yang secara hukum menyatakan bahwa adanya kepatuhan setiap individu maupun organisasi (emiten atau perusahaan publik) yang efeknya tercatat di bursa efek di Indonesia dan Bursa Efek di Negara Lain wajib menyampaikan laporan keuangan secara berkala kepada Bapepam dan mengumumkan laporan keuangan tersebut kepada masyarakat. Peraturan mengenai penyampaian laporan keuangan berkala dan laporan tahunan ini telah diperbaharui oleh Bapepam pada tahun 2011 dan mulai berlaku kembali pada tanggal 5 Juli 2011.Hal tersebut inilah yang sesuai dengan teori kepatuhan (compliance theory).

Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 1 paragraf 38, “suatu perusahaan sebaiknya mengeluarkan laporan keuangannya paling lama 4 (empat) bulan setelah tanggal neraca (SAK, 2007) akan tetapi bagi perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dituntut untuk mematuhi peraturan berdasarkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Nomor 36/PM/2003’’, tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala dengan Nomor Peraturan X.K.2 :

Laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum yang pada pokoknya adalah Standar Akuntansi Keuangan yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal yang ditetapkan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam).

(33)

huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal yang menyatakan bahwa ”emiten yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif, dikenakan sanksi denda Rp. 1.000.000 (satu juta rupiah) atas setiap hari keterlambatan penyampaian laporan keuangan dengan ketentuan jumlah keseluruhan denda paling banyak Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah)”. Perusahaan yang tidak melaksanakan kewajiban dalam menyampaikan laporan keuangan berkala akan dikenakan sanksi sesuai dengan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor : Kep-307/BEJ/07-2004, tentang Peraturan Nomor I-H Tentang Sanksi : Khusus bagi Perusahaan Tercatat yang terlambat menyampaikan Laporan Keuangan, Peraturan Nomor I-E tentang Kewajiban Penyampaian Laporan dikenakan sanksi mulai dari Peringatan I sampai dengan peringatan III disertai denda sebesar Rp 50.000.000 sampai Rp 150.000.000, bahkan akan dikenakan suspensi. Pengenaaan sanksi tersebut dilakukan dengan proses-proses tertentu sesuai peraturan.

2.1.4Ketepatan waktu ( timeliness)

(34)

1. Ketepatan waktu : Ketepatan waktu pelaporan dari tanggal laporan keuangan sampai tanggal melaporkan audit.

2. Ketepatan waktu ditentukan dengan ketepatan waktu pelaporan relatif atas tanggal pelaporan yang diharapkan.

Berdasarkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 24 (SAK, 2007:5) menjelaskan bahwa “laporan keuangan harus memenuhi empat karakteristik kualitatif yang merupakan ciri khas yang membuat informasi laporan keuangan berguna bagi para pengguna.Keempat karakterisktik tersebut yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat dibandingkan’’. Dalam paragraf 43 (SAK, 2007:8) dinyatakan bahwa tepat waktu merupakan salah satu kendala informasi yang relevan dan andal yaitu

Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu menyeimbangkan manfaat relatif antara pelaporan tepat waktu dan ketentuan informasi andal. Untuk menyediakan informasi tepat waktu, sering kali perlu melaporkan sebelum seluruh aspek transaksi atau peristiwa lainnya diketahui, sehingga mengurangi keandalan informasi.Sebaliknya jika pelaporan ditunda sampai seluruh aspek diketahui, informasi yang dihasilkan mungkin sangat andal tetapi kurang bermanfaat bagi pengambil keputusan. Dalam usaha mencapai keseimbangan antara relevansi dan keandalan, kebutuhan pengambil keputusan merupakan pertimbangan yang menentukan.

(35)

pengambilan keputusan ekonomi.Tambahan pula menurut Givoly dan Palmon (1982) dalam Rachmawati (2008:1) bahwa ‘’nilai dari ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan faktor penting bagi kemanfaatan laporan keuangan tersebut.Kebutuhan akan ketepatan waktu pelaporan keuangan secara jelas telah disebutkan dalam kerangka dasar penyusunan penyajian laporan keuangan bahwa ketepatan waktu merupakan salah satu karakteristik kualitatif yang harus dipenuhi, agar laporan keuangan yang disajikan relevan untuk pembuatan keputusan. Profesi akuntansi pun mengakui akan kebutuhan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hal ini ditunjukkan dalam pekerjaan akuntan yang selalu berusaha untuk tepat waktu dalam menyajikan laporan keuangan.Ketepatan waktu diukur dengan menggunakan variabel dummy, di mana kategori 0 untuk perusahaan yang tepat waktu dan kategori 1 untuk perusahaan yang tidak tepat waktu.

2.1.5Audit Timeliness

(36)

relevansinya. Dalam melaksanakan kegiatan audit dibutuhkan perencanan yang merupakan bagian dari prosedur audit, termasuk membuat anggaran waktu (time budget).

Anggaran waktu merupakan suatu pedoman yang tidak absolut dan dilakukan dengan menetapkan pedoman mengenai jumlah dari masing-masing bagian audit. Auditor akan melakukan penyimpangan dari program audit akibat suatu kondisi berupa penyimpangan anggaran waktu. Biasanya penyimpangan untuk menunjukkan efisiensi dalam memenuhi anggaran waktu untuk membantu mengevaluasi kinerjanya. Namun jika tujuan pokok audit tidak sesuai maka informasi yang disampaikan tidak akan baik dan menimbulkan kerugian bagipihak tertentu. Proses dalam mencapai ketepatwaktuan dalam menyajikan laporan keuangan auditor independen tidak mudah melihat semakin meningkatnya perkembangan perusahaan di Indonesia yang merupakan hambatan dalam pencapaian harapan untuk laporan keuangan yaitu ketepatan waktu. Hambatan ini dijelaskan Standar Pemeriksaan Kantor Akuntan Publik pada standard ketiga yang menyatakan bahwa ’’audit harus dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan ketentuan serta pengumpulan alat pembuktian yang cukup memadai’’. Audit ketepatan waktu diperlukan dalam penyajian laporan keuangan auditor independen karena akan mempengaruhi pengambilan keputusan terhadap suatu perusahaan.

(37)

1. Preliminary lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai penerimaan laporan akhir preleminary oleh bursa.

2. Auditor’s report lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani.

3. Total lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa.

2.1.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu audit (audit timeliness)

2.1.6.1 Laba (rugi) bersih

Menurut Warren (2006:25) menyatakan bahwa”Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan yang menggambarkan tentang pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu berdasarkan konsep penandingan atau pengaitan (matching concept) yang diterapkan dengan mengaitkan beban dan pendapatn yang dihasilkan’’. Menurut James C.Van Horne (2009) menjelaskan bahwa “laporan laba rugi yaitu ringkasan pendapatan dan biaya perusahaan selama periode tertentu diakhiri dengan laba atau rugi pada periode tersebut’’. Dan

menurut Agoes (2004) “Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang

(38)

loss).Pengguna laporan keuangan, termasuk investor, cenderung memperhatikan

informasi laba atau rugi bersih perusahaan.

Menurut Givoly dan Palmon (1982) dalam Rachmawati (2008), bahwa “ketepatan waktu dan keterlambatan pengumuman laba tahunan dipengaruhi oleh isi laporan keuangan.Perusahaan yang mendapatkan laba yang besar tidak ada alasan untuk menunda penerbitan laporan keuangan auditan karena ini merupakan berita baik yaitu prestasi yang dicapai cukup menggembirakan’’.Sebaliknya menurut Soetedjo (2006) dalam Situmorang(2010) “perusahaan menderita kerugian akan berusaha memperlambat penerbitan laporan keuangan auditan’’. Waktu pelaporan suatu perusahaan menggambarkan laba atau rugi perusahaan sebab perusahaan yang besar akan berusaha tepat waktu dalam pelaporan.

2.1.6.2 Likuiditas

(39)

Rasio likuiditas dapat diproksikan dengan rasio lancar, rasio cepat, rasio kas, dan rasio perputaran kas.Penelitian ini menggunakan rasio lancar (current ratio) yaitu dengan membandingkan aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Ukuran perusahaan dalam kondisi baik tidak hanya sekedar likuid saja, tetapi harus memenuhi standar likuiditas tertentu sehingga tidak membahayakan kewajiban lainnya. Dalam praktiknya standar likuiditas yang baik adalah 200% atau 2:1, namun standar likuiditas ini tidak mutlak dilakukan karena tergantung jenis industrinya. Rasio ini dapat memberikan sebuah ukuran likuiditas yang cepat, mudah digunakan dan mampu menjadi indikator terbaik dari sampai sejauh mana klaim dari kreditor jangka pendek telah ditutupi oleh aktiva yang diharapkan dapat diubah menjadi kas dengan cukup cepat (Brigham & Houston, 2006).

Penelitian Suharli dan Rachpiliani (2006) dalam Situmorang (2010) memberikan bukti empiris bahwa “ likuiditas mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan dan memiliki hubungan searah. Apabila perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin besar, ini berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya’’. Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kemampuan yang tinggi dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya.Hal ini merupakan berita baik (good news) sehingga perusahaan dengan kondisi seperti ini cenderung untuk tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangannya.

Rasio Lancar (current ratio) dapat dihitung melalui :

(40)

2.1.6.3 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi yang menggambarkan besar kecilnya perusahaan. Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aktiva, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Semakin besar nilai item-item tersebut maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ia dikenal dalam masyarakat.

(41)

2.1.6.4 Audit Report Lag

Menurut Wah Lai dan Cheuck (2005) menyatakan ‘’ An audit report lag or audit delay is a period from a companys year-end date to the audit report date’’.Audit Report Lag adalah rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit

laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari sejak tutup buku yaitu 31 Desember sampai tanggal yang tertera di laporan auditor independen yaitu pada saat auditor independen tersebut meninggalkan pekerjaan lapangan audit. Dalam Standar Umum ketiga menyatakan bahwa”audit harus dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan ketelitian, demikian juga dalam Standar Pekerjaan Lapangan pertama dan ketiga menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan dengan perencanaan yang matang dan pengumpulan alat-alat pembuktian yang cukup memadai’’. Adanya standar ini mengakibatkan proses pengauditan membutuhkan waktu yang relatif lama, akibatnya akuntan publik dapat menunda pengumuman laporan keuangan auditannya.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007:5) “Keterlambatan penyelesaian audit laporan keuangan dapat disebabkan karena perusahaan berusaha untuk mengumpulkan informasi yang banyak untuk menjamin keandalan dari laporan keuangan’’. Berdasarkan teori tersebut dapat dikatakan audit report lag mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan, semakin cepat (semakin

(42)

proses pengauditan selesai jauh sebelum akhir bulan ketiga, kemungkinan besar perusahaan dapat melaksanakan pelaporan keuangan tepat waktu, dan sebaliknya. 2.2 Tinjauan Terdahulu

Mengingat pentingnya pengungkapan dan penyampaian laporan keuangan maka banyak penelitian dilakukan untuk “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Timeliness Pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia’’. Seperti Astuti (2007) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan dengan hasil pengujian hipotesis yang menunjukkan bahwa reputasi KAP,opini audit, ukuran perusahaan, struktur kepemilikan, leverage, umur perusahaan, profitabilitas berpengaruh terhadap ketepatan waktu. Dengan hasil reputasi KAP dan ukuran perusahaan berpengaruh sedangkan umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu.

Rachmawati (2008) melakukan penelitian tentang pengaruh faktor internal dan eksternal Perusahaan terhadap Audit Delay dan Timeliness,dengan hasil penelitian solvabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh sedangkan KAP, profitabilitas, dan internal auditor tidak berpengaruh terhadap audit delay dan timeliness.

(43)

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan Go Publik.

[image:43.595.108.515.497.747.2]

Sedangkan Situmorang (2010) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan perkebunan dan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel laba(rugi) bersih, umur perusahaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ketepatan waktu waktu. Sedangkan variabel likuiditas , ukuran perusahaan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap ketepatan waktu , dan variabel reputasi KAP berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketepatan waktu serta audit report lag berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu

Peneliti Judul Variabel Analisis Hasil Cristina Dwi Astuti (2007) Faktor-faktor yang mempengar uhi ketepatan waktu pelaporan keuangan Independen: reputasi KAP, opini audit, ukuran perusahaan, struktur kepemilikan, leverage, umur perusahaan, profitabilitas. Dependen: Ketepatan waktu Regresi logistik

(44)
(45)

2.3. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 2.3.1 Kerangka Konseptual

Permintaan akan audit laporan keuangan meningkat karena kebutuhan para pengguna atas informasi akurat, relevan dan tepat waktu. Sehingga hal ini menuntut adanya transparansi kondisi perusahaan khususnya kondisi keuangan.Supaya informasi yang disajikan tidak berkurang nilainya maka laporan keuangan harus disajikan secara tepat waktu. Ketepatan waktu akan memberikan andil bagi kinerja yang efisien dipasar saham yaitu sebagai fungsi evaluasi dan pricing yang dapat mengurangi tingkat inside trading dran kebocoran serta rumor

yang berkembang di pasar saham. Berdasarkan penelitian sebelumnya ada banyak faktor yang mempengaruhi Audit Timeliness.Hubungannya dapat dilihat sebagai berikut :

Bagan Kerangka Konseptual

H1

H2

H3

H4

[image:45.595.85.517.449.745.2]

H5 Gambar 2.1

Laba (Rugi )Bersih (X1)

Audit Timeliness

( Y ) Likuiditas (X2)

Ukuran Perusahaan (X3)

(46)

2.3.2 Hipotesis

Berdasarkan tinjauan teoritis dan kerangka konseptual yang telah dijelas kan sebelumnya, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Laba (Rugi) Bersih berpengaruh terhadap Audit Timeliness pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H2: Likuiditas berpengaruh terhadap Audit Timeliness pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H3 : Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Audit Timeliness pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H4 : Audit Report Lag berpengaruh terhadap Audit Timeliness pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H5: Laba (rugi) bersih,Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan Audit Report Lag berpengaruh secara simultan terhadap Audit timeliness pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan kerangka kerja untuk merinci hubungan antara variable dalam suatu penelitian.Menrut Erlina dan Mulyani (2007:61) menyatakan bahwa “desain penelitian adalah cetak biru yang member garis dari setiap prosedur mulai dari hipotesis sampai analisis data”.Penelitian ini menggunakan rancangan kausal untuk menganalisis hubungan antara satu atau beberapa variabel dengan variabel lainnya .

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono(2004), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak 2010 sampai 2012 yaitu sebanyak 42 perusahaan perbankan.

(48)

Adapun kriteria pengambilan sampel penelitian ini antara lain :

1. Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berturut-turut dari tahun 2010, 2011, 2012 dan mempublikasikan laporan keuangan per 31 Desember.

3. Merupakan laporan keuangan dengan data lengkap yaitu tanggal laporan audit independen dan diaudit oleh akuntan publik bersertifikat sehingga lebih akurat dan dapat dipercaya.

[image:48.595.110.523.367.750.2]

Tabel 3.1 Daftar Populasi

No Nama Perushaan Kriteria

1 2 3 Sampel

1 Bank Rakyat Indonesia Argo Niaga Tbk Sampel 1

2 Bank ICB Bumi Putera Tbk √ √ √ Sampel 2

3 Bank Capital Indonesia Tbk √ √ √ Sampel 3

4 Bank Ekonomi Raharja Tbk √ √ √ Sampel 4

5 Bank Central Asia Tbk √ √ √ Sampel 5

6 Bank Bukopin Tbk √ √ √ Sampel 6

7 Bank Mestika Dharma Tbk √ - √ -

8 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk √ √ √ Sampel 7 9 Bank Nusantara Parahyangan Tbk √ √ √ Sampel 8 10 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk √ √ √ Sampel 9 11 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk √ √ √ Sampel 10

12 Bank Mutiara Tbk √ √ √ Sampel 11

13 Bank Danamon Indonesia Tbk √ √ √ Sampel 12

14 Bank Pundi Indonesia Tbk √ √ √ Sampel 13

15 Bank Jabar Banten Tbk √ √ √ Sampel 14

16 Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk √ - √ -

17 Bank Kesawan Tbk √ √ √ Sampel 15

18 Bank Maspion Indonesia Tbk √ - √ -

19 Bank Mandiri (persero) Tbk √ √ √ Sampel 16

20 Bank Bumi Arta Tbk √ √ √ Sampel 17

21 Bank CIMB Niaga Tbk Tbk √ √ √ Sampel 18

(49)

23 Bank Permata Tbk √ √ √ Sampel 20

24 Bank Sinar Mas Tbk √ √ √ Sampel 21

25 Bank Pembangunan Maluku √ - √ -

26 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk √ √ √ Sampel 22 27 Bank Victoria Internasional Tbk √ √ √ Sampel 23 28 Bank Artha Graha Internasional Tbk √ √ √ Sampel 24 29 Bank Mayapada Internasional Tbk √ √ √ Sampel 25 30 Bank Windu Kentjana Internasional Tbk √ √ √ Sampel 26

31 Bank Mega Tbk √ √ √ Sampel 27

32 Bank Mitraniaga √ - √ -

33 Bank NISP OCBC Tbk √ √ √ Sampel 28

34 Bank National Nobu Tbk √ - √ -

35 Bank Pan Indonesia Tbk √ √ √ Sampel 29

36 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk √ √ √ Sampel 30

37 Bank of India Indonesia Tbk √ - √ -

38 Bank Pembangunan Daerah Riau Kepri √ - √ -

39 Bank DKI √ - √ -

40 Bank Nagari (BDP Sumatera Barat) √ - √ -

41 Bank Sulut √ - √ -

42 Bank Pembangunan Daerah Sumut √ - √ -

[image:49.595.106.527.111.410.2]

Sumber : www.idx.co.id( diolah oleh penulis)

Tabel 3.2 Hasil Seleksi Sampel

No. Keterangan Jumlah Akumulasi

1 Total perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI 42 2 Perusahaan perbankan yang tidak terdaftar di BEI

secara berturut-turut selama periode 2010-2012

(12) 30

3 Data yang tersedia tidak lengkap (0) 30

Jumlah Perusahaan Sampel 30

Tahun pengamatan 3

Jumlah Sampel Total Selama Periode Penelitian (2010-2012)

90 Sumber : BEI(diolah penulis)

3.3 Jenis dan Sumber Data

(50)

sebelumnya yaitu data time series dan data cross section.Menurut Umar (2003:61) dijelaskan bahwa ‘’Data time series (data deret waktu) adalah sekumpulan data dari suatu fenomena tertent yang didapat dalam am beerapa interval waktu, misalnya dalam waktu mingguan , bulanan, tahunan. Sedangkan data cross section atau data satu waktu adalah sekumpulan data untuk meneliti suatu fenomena tertentu dalam suatu kurun waktu tertentu’’.

Adapun data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah informasi pada periode 2010, 2011, 2012 antara lain laba(rugi) bersih, rasio lancar, total penjualan dan tanggal dikeluakannya opini audit yang tertera pada laporan keuangan auditan. Sumber data adalah laporan keuangan perusahaan sampel yang

didapatkan dari situ

3.4 Metode Pengumpulan Data

dan ICMD ( Indonesia Capital Market Directory).

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara mempelajari, mengklasifikasikan, menganalisis data, catatan atau dokumen perusahaan sesuai dengan data yang diperlukan berupa laporan auditor independen,laporan keuangan dan informasi terkait dengan penelitian melalui media internet (situs

(51)

3.5 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan metode analisis, maka variabel variabel penelitian yang terdiri dari :

1) Variabel independen (bebas) adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain yang menjadi penyebab berubah atau timbulnya variabel terkait.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah : 1. Laba (rugi) bersih

Laba (rugi) bersih dilhat dari selisih pendapatan dengan bebanyang dilihat dari laporan laba rugi perusahaan. Dengan pengukuran, jika perusahaan laba diberi nilai 0 dan jika rugi diberi nilai 1.

2. Likuiditas

Likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Dalam penelitian ini likuiditas ditunjukkan melalui rasio lancer (current ratio) yaitu dengan membandingkan aktiva lancer dengan kewajiban lancar.

Rasio lancer (current ratio dapat dihitung melalui :

Rasio lancar =

3. Ukuran perusahaan

(52)

ukuran perusahaan dinyatakan dengan total aset yang akan dihitung dengan menggambarkan logaritma naturan atas total aset.

4. Audit Report Lag

Audit Report Lag adalah rentan waktu penyelesaian pelaksanaan audit

laporan keuangan tahunan , diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas laporan keuangan tahunan perusahaan, sejak tanggal tahun tutup buku perusahaan yaitu 31 desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen

2) Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhi oleh variabel independen yang menjadi akibat dari variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah audit timeliness yang diukur dengan menggunakan variabel dummy dimana angka 1 diberikan jika perusahaan menyampaikan laporan tidak tepat waktu yakni paling lambat akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan tahunan dan angka 0 diberikan jika perusahaan menyampaikan laporan keuangan tepat waktu yitu setelah akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan.

(53)
[image:53.595.108.526.155.543.2]

Tabel 3.3

Identifikasi Variabel Penelitian Jenis

variabel

Nama Variabel Defenisi Paramater Skala

Independen (X) Laba (rugi) bersih Selisih akhir antara pendapatan dan beban-beban

Laba ,angka 0 Rugi,angka 1 Nominal Likuiditas (current ratio) Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jatuh temponya Rasio Ukuran Perusahaan Besar kecilnya perusahaan Logaritma Natural Total Aset Nominal Audit Report Lag Rentan waktu penyelesaian audit laporan keuangan sejak tutup buku sampai tertera dilaporan auditan Tanggal laporan audit- tanggal laporan keuangan Nominal Dependen (Y) Audit timeliness (ketepatan waktu) Tanggal penerbitan laporan kuangan auditan di BEI (paling lambat akhir bulan ketiga sejak tutup buku

Tepat waktu 0 Tidak tepat waktu 1

Nominal

3.6 Metode Analisis Data

Setelah data dikumpulkan, maka dilakukanlah analisis dari data tersebut. Data tersebut diolah dan diinterpretasikan untuk memperoleh hasil yang yang lebih rinci dalam menjawab permasalahan yang timbul dalam penelitian ini. Adapun analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

3.6.1 Pengujian Data

(54)

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis perlu dilakukan uji asumsi klasik karena penelitian ini menggunakan regresi logistik, dimana uji ini mengabaikan uji normalitas dan heterokedastisitas sehingga uji yang digunakan adalah uji multikolonieritas.

Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Uji multikolonieritas dilakukan dengan melihat nilai korelasi antar variabel independen, jika nilai korelasi antar variabel independen lebih dari 0,90 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat gejala multikolonieritas antara variabel independen dalam penelitian tersebut.

3.6.1.2 Menguji Model Fit

Adanya pengurangan nilai antara -2LL awal (initial)-2LL function dengan nilai 2LL pada langkah berikutnya menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali,2005). Log likehood pada regresi logistic mirip dengan pengertian Sum of Squere Error pada model regresi sehingga penurunan Log likehood menunjukkan model regresi semakin baik.

3.6.1.3 Menguji Kelayakan Model Regresi

(55)

berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena sesuai dengan data observasinya ( Ghozali,2005).

3.6.1.4 Pengujian Hipotesis

Model analisis data yang digunakan adalah analisis multivarian dengan menggunakan regresi logistic (logistic regression). Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan egresi logistic karena variabel terikat(dependen) merupakan data kualitatif yang menggunakan variabel dummy (Sumodiningrat,2001:359). Regresi logistik adalah bagian dari analisis regresi yang digunakan ketika variabel dependen merupakan variabel dikotomi. Variabel dikotomi biasanya hanya terdiri atas dua nilai yang mewakili kemunculan atau tidak adanya suatu kejadian yang biasanya diberi angka 0 atau 1. Regresi logistik digunakan untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya (Ghozali,2005). Hasil pengujian Regresi Logistik dapat dilihat dari

a. Matriks klasifikasi

Matriks Klasifikasi akan menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan keterjadian variabel terkait (dependen) pada perusahaan dilihat melalui classification table.

b. Matriks Koefisien Regresi

(56)

c. Model regresi logistik yang digunakan untuk menguji hipotesis:

Y = α + ß₁X₁ + ß₂X₂ + + + e Y = Audit Ketepatan waktu (timeliness) α = Konstanta

ß₁,ß₂ = Koefisien regresi variabel independen X₁ = Laba (rugi) bersih

X₂ = Likuiditas (current ratio) =Total Asset

= Audit Report lag

3.1.6.5 Uji signifikansi model secara simultan ( Chi-squere)

(57)

3.6 Jadwal Penelitian

No Tahapan Penelitian Okt 2013

Nov 20130

Des 2013

Jan 2014

Feb 2014

Mar 2014

Apr 2014 1 Pengajuan Proposal

Skripsi

2 Bimbingan Proposal Skripsi

3 Pengumpulan Data 4 Pengolahan Data 5 Seminar Proposal 6 Bimbingan skripsi 7 Sidang

(58)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1 Data Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi logistik. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft excel , selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian regresi logistik. Pengujian asumsi klasik dan regresi logistik digunakan dengan menggunakan software SPSS versi 21. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai dengan metode analisis data yang telah ditentukan.

[image:58.595.106.519.617.752.2]

Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, diperoleh 30 perusahaan yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian dan diamati selama periode 2010-2012.

Tabel 4.1 Sampel Penelitian

NO NAMA PERUSAHAAN

1 2 3 4 5 6 7 8

AGRO BABP BACA BAEK BBCA BBKP BBNI BBNP

BRI Agroniaga Bank ICB Bumi Putra Bank Capital Indonesia Bank Ekonomi Raharja Bank Central Asia Bank Bukopin

(59)

9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 BBRI BBTN BCIC BDMN BEKS BJBR BKSW BMRI BNBA BNGA BNII BNLI BSIM BTPN BVIC INPC MAYA MNCOR MEGA NISP PNBN SDRA

Bank Rakyat Indonesia Bank Tabungan Negara Bank Mutiara

Bank Danamon Bank Pundi Indonesia Bank Jawa Barat Banten Bank Kesawan

Bank Mandiri Bank Bumi Artha Bnak CIMB Niaga

Bank Internasional Indonesia Bank Permata

Bank Sinar Mas

Bank Tabungan Pensiunan Nasional Bank Victoria

Bank Arta Graha Bank Mayapada Bank Windu Kentjana Bank Mega

Bank NISP OCBC Bank Pan Indonesia Bank Himpunan Saudara

4.2 Analisis Hasil Penelitian

4.2.1 Pengujian Data

4.2.1.1 Uji Asumsi Klasik

Uji Multikolonieritas

(60)
[image:60.595.111.515.234.405.2]

Dalam penelitian ini jejak multikolonieritas dapat dilihat dari nilai korelasi antar variabel yang terdapat dalam matriks korelasi. Hasil uji gejala multikolonieritas disajikan pada tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.2

Hasil Uji Multikolonieritas Correlation Matrix Constant X1

Laba/rugi bersih

X2 Current

Ratio

X3 Ukuran Perusahaan

X4 Audit Report Lag

Step 1

Constant 1.000 -1.000 .000 .000 .000

X1(1) -1.000 1.000 .000 .000 .000

X2 .000 .000 1.000 .003 .103

X3 .000 .000 .003 1.000 -.012

X4 .000 .000 .103 -.012 1.000

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 21

Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala multikolonieritas antar variabel independen. Gejala multikolonieritas terjadi apabila nilai korelasi antar variabel independen lebih besar dari 0,90. Matriks korelasi diatas memperlihatkan bahwa korelasi antar variabel independen yang paling besar 0,103 atau lebih kecil dari 0,90. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa variabel laba(rugi) bersih, likuiditas, ukuran perusahaan dan audit report lag lolos uji gejala multikolonieritas.

4.2.1.2 Menguji Model Fit (Overall Model Fit Test)

(61)

-2 log likelihood pada awal (block number=0) dengan nilai -2 log likelihood pada akhir (block number=1). Nilai -2log likelihood awal pada block number =0, dapat ditunjukkan melalui tabel berikut ini.

Tabel 4.3

Nilai -2 Log likelihood (-2 LL Awal) Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood

Coefficient s Constant

Step 0

1 72.564 -1.467

2 70.708 -1.822

3 70.681 -1.871

4 70.681 -1.872

(62)
[image:62.595.114.512.224.592.2]

Nilai -2 log likelihood akhir pada block number = 1,dapat ditunjukkan melalui tabeltabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4

Nilai -2 log likelihood (-2 LL akhir) Iteration Historya,b,c,d

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients

Constant X1(1) X2 X3 X4

Step 1

1 55.387 -8.560 .608 .196 .116 .039

(63)

Sumber: Hasil pengolahan Data

Dari tabel 4.4 dan 4.5 dapat dilihat bahwa -2 log likelihood awal pada block number = 0, yaitu model yang hanya memasukkan konstanta yang dapat dilihat pada step 2, memperoleh nilai sebesar 70,708 . Kemudian pada tabel selanjutnya dapat dilihat nilai -2 LLakhir dengan block number =1 nilai -2log likelihood pada tabel 4.5 mengalami perubahan setelah masuknya beberapa variabel independen pada model penelitian,akibatnya nilai -2 LL akhir pada step 20 menunjukkan nilai 42,415.

(64)

51

4.2.1.3 Menguji Kelayakan Model Regresi

Pengujian kelayakan model regresi logistik dilakukan dengan menggunakan goodness of fitness test yang diukur dengan nilai chi squere pada bagian bawah uji hosmer and lemeshow.

[image:64.595.116.511.500.772.2]

Tabel 4.5

Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig.

1 2.710 8 .951

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 21

Hasil pengujian statistik menunjukkan probabilitas signifikansi dengan angka 0,951 yang diperoleh lebih besar dari 0,05 atau 5% maka tidak dapat ditolak atau diterima. Hal ini berarti model regresi layak untuk digunakan dalam analisis selanjutnya karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati.

Tabel 4.6

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test audit timeliness = tepat

waktu

audit timeliness = tidak tepat waktu

Total

Observed Expected Observed Expected

Step 1

1 9 9.000 0 .000 9

2 9 9.000 0 .000 9

3 9 8.999 0 .001 9

4 9 8.991 0 .009 9

5 9 8.971 0 .029 9

6 9 8.866 0 .134 9

7 8 8.493 1 .507 9

8 8 7.455 1 1.545 9

9 7 5.822 2 3.178 9

10 1 2.403 8 6.597 9

(65)

Dari tabel kontijensi untuk uji Hosmer and Lemeshow , dapat dilihat bahwa dari 10 langkah pengamatan untuk pelaporan keuangan dengan tepat waktu (0) maupun tidak tepat waktu (1), nilai yang diamati maupun nilai yang diprediksi tidak mempunyai perbedaan yang terlalu ekstrim. Ini menunjukkan bahwa model regresi logistik yang dilakukan dalam penelitian ini mampu memprediksi nilai observasinya.

4.2.1.4 Hasil pengujian hipotesis

[image:65.595.190.470.390.554.2]

Hasil pengujian hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap ketepatan waktu audit (Audit Timeliness). Pengujian regresi logistik ditunjukkan dalam tabel-tabel berikut ini.

Tabel 4.7

Ikhtisar Pengolahan Data

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 21 Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases

Included in Analysis

90 100.0 Missing Cases 0 .0

Total 90 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 90 100.0

Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat diambil analisis sebagai berikut :

a. Jumlah sampel pengamatan sebanyak 90 sampel dan seluruh sampel telah diperhitungkan ke dalam pengujian hipotesis.

Gambar

Tabel 2.1
Gambar 2.1 32
Daftar PopulasiTabel 3.1
Tabel 3.2 Hasil Seleksi Sampel
+7

Referensi

Dokumen terkait

PEMBANGUNAN KANTOR PEMDA II yang menghasilkan tidak ada peserta lelang yang memenuhi syarat sesuai ketentuan dalam Standard Dokumen Pengadaan ( Berita Acara Evaluasi

Kelompok Kerja Pengadaan Jasa Konsultansi Pekerjaan Jalan dan Jembatan Provinsi Jawa Tengah pada Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah Dana APBD Tahun Anggaran 2015 yang

[r]

[r]

Tujuan secara umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh Manajemen Kelas dan Etos Kerja guru terhadap efektivitas proses belajar mengajar guru

Berdasarkan hasil penelitian terdapat 4 faktor yang paling berperan dalam peningkatan angka kejadian sectio caesarea di RSUD Liun Kendage Tahuna pada tahun 2013, diantara

Sehubungan dengan pelaksanaan pelelangan PENGA DA A N PERA LATA N PRA KTEK DA N PERA GA SISWA SD pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kota Bima Tahun

Jika lebih dari tiga mata pelajaran tidak tuntas untuk semua kompetensi (kompetensi sikap (KI 1 dan KI 2), kompetensi pengetahuan (KI 3), dan kompetensi keterampilan (KI 4))