(GREEN ARCHITECTURE)
LAPORAN PERANCANGAN TGA 490 – TUGAS AKHIR
SEMESTER B TAHUN AJARAN 2012/2013
Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Arsitektur
Oleh
THERESIA SENDYTIN SILABAN 09 0406 054
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
(GREEN ARCHITECTURE)
OLEH :
THERESIA SENDYTIN SILABAN 090406054
MEDAN, JULI 2013
Disetujui Oleh :
Pembimbing I, Pembimbing II,
Beny O.Y.Marpaung, S.T, M.T, Ph.D Wahyu Abdillah, S.T
NIP. 19711022 200212 2 001 NIP. 19730810 200212 1 001
Ketua Departemen Arsitektur
Nama : Theresia Sendytin Silaban
NIM : 090406054
Judul Proyek Tugas Akhir : Fasilitas Aquaventure di Taman Margasatwa Medan
Tema : Green Architecture
Rekapitlasi Nilai
A B+ B C+ C D E
Dengah ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :
No Status
Waktu Pengumpulan
Laporan
Paraf Pembimbing
I
Paraf Pembimbing
II
Koordinator TKA-490
1 Lulus Langsung
2 Lulus Melengkapi
3 Perbaikan Tanpa Sidang
4 Perbaikan Dengan Sidang
5 Tidak Lulus
Medan, Juli 2013
Ketua Departemen Arsitektur Koordinator TKA-490
Ir. N. Vinky Rahman, M.T. Ir. Basaria Talarosha, M.T.
Puji dan syukur, saya panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas berkat, kasih dan
penyertaan, yang diberikan Nya selama ini, khususnya saat proses pengerjaan proyek tugas
akhir pada tahun 2013 ini sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
Arsitektur di Departemen Arsitektur Universitas Sumatera Utara.
Banyak persoalan yang membuat saya berfikir untuk mundur, namun tangan Tuhan
selalu menopang dan menguatkan saya, melalui orang-orang di sekitar saya, sehingga saat ini
segalanya menjadi sukacita yang berlimpah dalam hidup saya. Terima kasih saya ucapkan
untuk kedua orangtua saya, Bapak H.W.Silaban dan Ibu L.sihotang, atas seluruh limpahan
doa, perhatian, dan juga tenaga yang diberikan. Terima kasih saya ucapkan kepada keluarga
saya, adik-adik saya, Putri, Mira dan Anes yang ikut menyumbangkan tenaga, doa, juga
candanya, kakak saya tersayang, Eva, yang selalu memberi dukungan doa dan semangat,
Bang Hero dan Bang Edi, yang memberikan waktunya untuk membantu penyelesaian tahap
akhir.
Saya juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Beny O.Y.Marpaung, S.T.,M.T.,P.Hd sebagai Dosen Pembimbing I dan Bapak
Wahyu Abdillah, S.T. sebagai Dosen Pembimbing II, untuk semua kritik, saran, dan
pembelajaran yang sangat berarti, juga dukungan moral yang diberikan selama proses
pengerjaan.
2. Bapak Ir. Rudolf Sitorus, M.L.A. sebagai Dosen Penguji, untuk semua kritik, saran,
dan pembelajaran yang sangat berarti, juga dukungan moral yang diberikan selama
proses pengerjaan.
3. Bapak Ir.N.Vinky Rachman, M.T. selaku Ketua Departemen Arsitektur, Fakultas
Teknik, Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Basaria Talarosha, M.T., Bapak Ir.Dwi Lindarto M.T., dan Bapak Wahyu
Abdillah, S.T. selaku koordinator Tugas Akhir.
5. Para pegawai tata usaha di lingkungan Fakultas Teknik Departemen Arsitektur, untuk
semua kerja sama yang baik.
6. Pihak pengelola Taman Margasatwa Medan, yang telah menyediakan waktu untuk
memberikan informasi dan tenaga untuk survey lapangan.
7. Semua teman-teman seperjuangan saya yang mengambil Studio Tugas Akhir
cepetan nyusul!), Sesil dan Mima (senangnya masih ada kalian), terimakasih untuk semua masukan, ide, canda, doa, juga dukungan moril dari kalian. Kak Heni,
terimakasih buat waktunya memberikan tawa juga info, Martin, terimakasih buat
waktu dan tenaganya.
9. Teman-temanku, Steffy, terimakasih selalu menemani melepaskan jenuh, dan Tona,
terimakasih untuk dukungan doa dan morilnya.
Saya sungguh menyadari bahwa tugas akhir ini masih mempunyai banyak
kekurangan. Karena itu saya membuka diri terhadap kritikan dan saran bagi
penyempurnaan tugas akhir ini. Dan, akhirnya saya berharap tulisan ini memberikan
manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di lingkungan Departemen
Arsitektur USU.
Medan, Juli 2013
Hormat saya,
Theresia Sendytin Silaban
SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR... i
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR GAMBAR... vi
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR DIAGRAM... xii
ABSTRAK... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Maksud dan Tujuan... 2
1.3 Perumusan Masalah... 3
1.4 Pendekatan Masalah... 3
1.5 Lingkup Kajian dan Batasan Proyek... 4
1.6 Kerangka Berfikir... 4
BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Terminologi Judul... 6
2.2 Tinjauan Umum 2.2.1 Defenisi Rekreasi... 7
2.2.2 Jenis Rekreasi... 8
2.2.3 Tipe-tipe tempat dan Bangunan Rekreasi... 11
2.2.4 Pariwisata Medan... 15
2.3 Lokasi Site 2.3.1 Deskripsi Proyek... 17
2.3.2 Kecamatan Medan Tuntungan... 19
2.3.3 Taman Margasatwa Medan... 19
2.4 Tinjauan Fungsi 2.4.1 Deskripsi Pengguna dan Kegiatannya... 22
2.4.2 Deskripsi Kebutuhan dan Besaran Ruang 2.4.2.1 Kegiatan Utama... 25
2.4.2.2 Dimensi Alat yang Digunakan... 26
3.1 Latar Belakang Tema... 52
3.2 Pengertian Tema... 53
3.2.1 Prinsip dan Teori Green Architecture... 54
3.3 Interpretasi Tema... 58
3.4 Keterkaitan Tema dengan Judul... 60
3.5 Studi Banding Tema Sejenis... 60
BAB IV ANALISA 4.1 Analisa Fisik 4.1.1 Deskripsi Lokasi... 65
4.1.2. Analisa Tata Guna Lahan... 67
4.1.3. Analisa Intensitas Bangunan... 69
4.1.4. Analisa Pencapaian dan Sirkulasi... 70
4.1.5. Analisa Arsitektur Sekitar... 73
4.1.6. Analisa View ke luar... 74
4.1.7. Analisa View ke dalam... 75
4.1.8. Analisa Orientasi Matahari... 76
4.1.9. Analisa Vegetasi... 77
4.1.10. Analisa Kebisingan... 79
4.2 Analisa Non Fisik 4.2.1 Analisa Kegiatan... 80
4.2.2 Analisa Pengguna... 81
4.2.3 Analisa Jumlah Pengunjung... 82
4.2.4 Program Ruang... 84
BAB V KONSEP 5.1 Konsep Entrance dan Sirkulasi... 95
5.2 Konsep Tata Ruang Luar... 96
5.3 Konsep Bentukan Massa Bangunan... 98
6.1 Gambar Kerja... 106
NAMA JUDUL HAL
Gambar 2.1 Letak site proyek di dalam lahan TMM 17
Gambar 2.2 Site berada di kota Medan, kec.Medan Tuntungan 18
Gambar 2.3 Site berada di dalam lahan TMM 18
Gambar 2.4 Sungai Babura 18
Gambar 2.5 Lahan kosong 18
Gambar 2.6 Fasilitas permainan anak TMM 18
Gambar 2.7 Lahan kosong untuk arboretum 18
Gambar 2.8 Fasilitas delman 21
Gambar 2.9 Fasilitas outbond, flying fox 21
Gambar 2.10 Area piknik 21
Gambar 2.11 Fasilitas sepeda air di danau buatan 21
Gambar 2.12 Naik gajah 21
Gambar 2.13 Fasilitas outbond, ATV 21
Gambar 2.14 Anak hariumau Sumatera yang lahir di TMM 22
Gambar 2.15 Tampak aquaplay model AP750 26
Gambar 2.16 Tampak atas aquaplay model AP750 26
Gambar 2.17 Bebagai variasi model aquaplay 27
Gambar 2. 18 Tipikal model Aqua Course Expedition 120 28
Gambar 2.19 Aktivitas pengunjung 28
Gambar 2.20 Tipe Curl Abyss 29
Gambar 2.21 Tipe Open Abyss 29
Gambar 2.22 Contoh permainan Abyss yang telah terpasang 29
Gambar 2.23 Open body slide 30
Gambar 2.24 Tubes body slide 30
Gambar 2.25 Contoh family rafting yang telah terpasang 31
Gambar 2.26 Suasana pengunjung di family rafting 31
Gambar 2.27 Desain seluncuran lurus 32
Gambar 2.28 Desain seluncuran berlekuk 32
Gambar 2.32 Wavepool desain tipikal 34
Gambar 2.33 Wavepool dengan desain seperti pantai 34
Gambar 2.34 Masterplan Taman Safari Waterworld 46
Gambar 2.35 Di dalam wonder cave 46
Gambar 2.36 Pemandangan hewan-hewan di wonder cave 46
Gambar 2.37 Suasana di Taman Safari Waterworld 47
Gambar 2.38 Niagara waterfall 47
Gambar 2.39 Aquaplay dan gazebo 47
Gambar 2.40 Fasilitas futsal 47
Gambar 2.41 Masterplan Sea World Aquatica 48
Gambar 2.42 Stingray fall 48
Gambar 2.43 Waterslide dalam kolam lumba-lumba 48
Gambar 2.44 Perspektif kolam-kolam Seaworld Aquatica 48
Gambar 2.45 Akuarium ikan warna warni di lazy river 48
Gambar 2.46 Ramada Resort Aquaworld 49
Gambar 2.47 Struktur atap kubah 50
Gambar 2.48 Kolam ombak terletak di depan bangunan kuno 50
Gambar 2.49 Fasilitas kolam rendam 50
Gambar 2.50 Kolam konvensional 50
Gambar 3.1 Tampak bangunan BIG Splash Adventure 61
Gambar 3.2 Waterslide menjadi bagian tampak 61
Gambar 3.3 Struktur atap BIG Splash Adventure 61
Gambar 3.4 Di siang hari, menghemat penggunaan listrik 61
Gambar 3.5 Eksterior 62
Gambar 3.6 Atap hijau 62
Gambar 3.7 Interior plaza 63
Gambar 3.8 Papalote museum 63
Gambar 3.9 Dari luar seperti tidak ada bangunan 63
Gambar 3.10 Menara pandang dengan vertical garden 64
Gambar 3.11 Skylight 64
Gambar 4.5 Lahan kosong di TMM 66
Gambar 4.6 Tata guna lahan sekitar 67
Gambar 4.7 Loket TMM 68
Gambar 4.8 Kompleks perumahan 2 lantai 68
Gambar 4.9 Permukiman, letaknya jarang-jarang 68
Gambar 4.10 Lahan kosong di sekitar site 68
Gambar 4.11 Potongan A-A 69
Gambar 4.12 Aksonometri 69
Gambar 4.13 Jalur pencapaian ke TMM 70
Gambar 4.14 Konsep rencana pedestrian 71
Gambar 4.15 Rencana jalur sirkulasi ke site 72
Gambar 4.16 Rumah penduduk sekitar, sangat sederhana 73
Gambar 4.17 Kompleks perumahan, modern 73
Gambar 4.18 View ke luar site 74
Gambar 4.19 View ke dalam site 75
Gambar 4.20 Analisa orientasi matahari 76
Gambar 4.21 Analisa vegetasi 77
Gambar 4.22 Letak pohon eksisting pada site 78
Gambar 4.23 Analisa kebisingan 79
Gambar 5.1 Layout sirkulasi TMM 95
Gambar 5.2 Sirkulasi ke site dari area parkir TMM 96
Gambar 5.3 Konsep perancangan ruang luar 97
Gambar 5.4 Konsep bentukan massa mainbuilding 98
Gambar 5.5 Konsep bentukan massa mainbuilding 99
Gambar 5.6 Konsep bentukan massa hall bersama 99
Gambar 5.7 Bentukan massa hall bersama 100
Gambar 5.8 Deretan pohon eksisting pada site yang dipertahankan 100
Gambar 5.10 Lapisan-lapisan green roof 101
Gambar 5.11 Seluruh dinding mainbuilding menggunakan pv glass 101
Gambar 5.12 Komponen photocell 101
Gambar 5.13 Kandungan tiap photocell 102
Gambar 5.14 Jalur aliran energi listrik dari pv glass 102
Gambar 5.15 Aquarium dibangun di bawah tanah 102
Gambar 5.16 Proses pengorahan air sungai menjadi air bersih 103
Gambar 5.17 Letak bak-bak pengolahan air pada groundplan 104
Gambar 5.18 Letak kolam penampung air hujan di groundplan 104
Gambar 5.19 Proses pengolahan kotoran menjadi energi biogas 105
Gambar 6.1-6.29 Gambar kerja 106-134
Tabel 2.1 Karakter bangunan rekreasi 13
Tabel 2.2 Banyak wisatawan mancanegara ke Medan 15
Tabel 2.3 Banyak wisatawan mencanegara ke Medan 16
Tabel 2.4 Jumlah pengunjung dan pendapatan TMM/tahun 22
Tabel 2.5 Dimensi tipikal fasilitas kolam 26
Tabel 2.6 Perkiraan dimensi kolam 27
Tabel 2.7 Kelebihan dan kekurangan bahan akuarium 37
Tabel 2.8 Kelebihan dan kekurangan bahan akuarium 38
Tabel 2.9 Kebutuhan ruang 39
Tabel 2.10 Kesimpulan studi banding 51
Tabel 3.1 Kesimpulan studi banding 64
Tabel 4.1 Analisa kegiatan 80
Tabel 4.2 Jumlah pengunjung di beberapa tempat rekreasi 82
NAMA JUDUL HAL
Diagram 1.1 Kerangka berfikir 5
Diagram 4.1 Sirkulasi pengunjung 81
Taman Margasatwa Medan merupakan tempat rekreasi yang bernilai konservasi dan edukasi. Karena
semakin populer, Taman Margasatwa Medan menambah koleksi binatang dan fasilitasnya. Salah
satunya adalah waterpark yang sangat populer. Untuk mendukung fungsi konservasi dan edukasinya,
waterpark tersebut memerlukan fungsi tambahan. Akuarium publik merupakan pilihan yang paling cocok, karena memiliki unsur ‘air’ yang sama, dan memiliki fungsi sebagai tempat konservasi dan edukasi. Untuk menjaga Taman Margasatwa Medan tetap hijau, maka perancangan menggunakan
metode go green, sehingga tempat rekreasi ini menjadi tempat rekreasi air, yang penuh dengan petualangan dan tetap menjaga lingkungan sekitarnya.
Kata kunci : waterpark, akuarium, air, petualangan
Abstract
Medan Wildlife Park is a recreation place which have value as concervation and education function. As now growth more popular, then it’s animal collection and facility will enhanced.One of facility enhacement plan is waterpark, which so popular among family in Medan. To support it’s identity as a recreation, concervation and education place, this waterpark facility is made with the same function. Because it self already has recreation function, then the waterpark need something which function as concervation and education, with some similarity between them. Public aquarium is the most match choice. ‘Water’ or in Latin ‘Aqua’ becomes their similarity. To keep this city green open space stay green, this recreation place is made to keep green area as much as possible, use renewable energy source and recycle the waste. Then it’s becomes a recreation place which full with ‘aqua’ , adventure sense in it and also keep it’s nature green.
Taman Margasatwa Medan merupakan tempat rekreasi yang bernilai konservasi dan edukasi. Karena
semakin populer, Taman Margasatwa Medan menambah koleksi binatang dan fasilitasnya. Salah
satunya adalah waterpark yang sangat populer. Untuk mendukung fungsi konservasi dan edukasinya,
waterpark tersebut memerlukan fungsi tambahan. Akuarium publik merupakan pilihan yang paling cocok, karena memiliki unsur ‘air’ yang sama, dan memiliki fungsi sebagai tempat konservasi dan edukasi. Untuk menjaga Taman Margasatwa Medan tetap hijau, maka perancangan menggunakan
metode go green, sehingga tempat rekreasi ini menjadi tempat rekreasi air, yang penuh dengan petualangan dan tetap menjaga lingkungan sekitarnya.
Kata kunci : waterpark, akuarium, air, petualangan
Abstract
Medan Wildlife Park is a recreation place which have value as concervation and education function. As now growth more popular, then it’s animal collection and facility will enhanced.One of facility enhacement plan is waterpark, which so popular among family in Medan. To support it’s identity as a recreation, concervation and education place, this waterpark facility is made with the same function. Because it self already has recreation function, then the waterpark need something which function as concervation and education, with some similarity between them. Public aquarium is the most match choice. ‘Water’ or in Latin ‘Aqua’ becomes their similarity. To keep this city green open space stay green, this recreation place is made to keep green area as much as possible, use renewable energy source and recycle the waste. Then it’s becomes a recreation place which full with ‘aqua’ , adventure sense in it and also keep it’s nature green.
BAB I
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Taman Margasatwa Medan (atau dulunya disebut dengan Kebun Binatang
Medan) merupakan tempat rekreasi di alam terbuka, yang berada dalam kawasan
RTH kota Medan dan juga berfungsi sebagai lembaga konservasi (1). TMM merupakan tempat rekreasi yang bernilai edukatif. Selain menawarkan fungsi pelepas
kejenuhan, TMM juga mengajak masyarakat untuk mengenal satwa lebih dekat.
Karena itu, tempat rekreasi seperti TMM ini perlu dikembangkan, agar lebih dikenal
masyarakat sehingga fungsinya sebagai tempat rekreasi edukatif semakin berdampak.
Saat ini TMM, mulai diminati masyarakat. Terbukti dari jumlah pengunjungnya
yang semakin meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2008 jumlah pengunjung
92.000 orang, tahun 2009 jumlah pengunjung 113.000 orang dan tahun 2010, jumlah
pengunjung 180.000 orang (2). TMM menargetkan jumlah yang lebih tinggi untuk tahun 2013 ini. Agar tercapai, pihak pengelola TMM akan melakukan penambahan
koleksi binatang, dan juga fasilitas-fasilitas lain seperti waterpark, museum, dan
arboretum (3).
Wahana bermain air sangat digemari saat ini. Pihak pengelola Kolam Renang
Deli menyebutkan bahwa jumlah pengunjung mereka pada masa liburan tahun 2012
lalu mencapai 5.000 orang, dan jumlah pengunjung Draco Waterpark di Hermes
Place Polonia mencapai 3.500 orang per hari (2).
Berdasarkan hal-hal yang telah disebutkan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa proyek waterpark di TMM Medan sangat berpotensi untuk menambah jumlah
pengunjungnya. Fasilitas ini harus berfungsi sebagai tempat rekreasi edukasi untuk
mendukung fungsi utama TMM. Untuk mencapai tujuan tersebut, waterpark akan
digabungkan dengan exhibition hewan-hewan air, yaitu akuarium, agar sambil bermain air, pengunjung juga dapat melihat dan mengetahui berbagai variasi hewan
air. Keduanya digabung dalam satu fasilitas yang akan dinamakan sebagai
Aquaventure, yang artinya petualangan air.
1
Surat Keputusan Menteri Kehutanan RI No. 124 tahun 2010 2
www.kompas.com 3
1.2 Maksud dan Tujuan
Proyek ini ditujukan untuk segala jenis usia, dan diharapkan dapat merangkul
seluruh masyarakat dari berbagai lapisan sosial.
a) Bagi anak-anak
1. Sebagai tempat rekreasi di alam terbuka dimana dapat menambah
pengetahuan mengenai dunia hewan, terutama hewan air.
2. Sebagai tempat dimana anak-anak dapat melakukan kegiatan bersama-sama
(berinteraksi) dengan keluarganya
3. Sebagai tempat dimana anak-anak dapat belajar berdasarkan pengalaman
mereka, dengan metode belajar yang menyenangkan dan tidak
membosankan.
b) Bagi remaja dan pemuda
1. Sebagai tempat rekreasi di alam terbuka dimana dapat menambah
pengetahuan mengenai dunia hewan, terutama hewan air.
2. Sebagai tempat yang yang nyaman untuk berkumpul, bertemu, berinteraksi
sekaligus belajar.
3. Sebagai tempat untuk berkumpul dan berinteraksi bersama keluarga
c) Bagi orang dewasa
1. Sebagai tempat rekreasi di alam terbuka dimana dapat menambah
pengetahuan mengenai dunia hewan, terutama hewan air.
2. Sebagai tempat untuk berkumpul dan berinteraksi bersama keluarga
d) Bagi Taman Margasatwa Medan
1. Sebagai tempat konservasi hewan-hewan air.
2. Sebagai alat penarik pengunjung.
3. Sebagai media untuk pengenalan hewan-hewan air kepada masyarakat.
4. Sebagai alat penambah pendapatan.
e) Bagi pemerintah
1. Merupakan alat penambah pendapatan daerah.
2. Merupakan sarana untuk memperkenalkan Sumatera Utara, khususnya
Medan dan Taman Margasatwa Medan, agar lebih dikenal oleh wisatawan,
1.3 Perumusan Masalah
Masalah-masalah yang ditemui dalam proses perancangan proyek ini adalah
sebagai berikut.
1.Bagaimana merancang Fasilitas Aquaventure ini di dalam sebuah Taman
Margasatwa sehingga tidak mendominasi, namun mendukung fungsi utama
Taman Margasatwa sebagai lembaga konservasi dan sarana pengenalan dunia
hewan kepada masyarakat.
2.Bagaimana menata konsep sirkulasi menuju Aquaventure dalam sebuah
Taman Margasatwa, agar mudah dicapai namun bukan langsung dari jalur
utama (langsung dari entrance masuk).
3.Bagaimana menata konsep sirkulasi internal Aquaventure, agar menghasilkan
sebuah perjalanan rekreasi yang menyenangkan, menantang, namun tidak
menyulitkan.
4.Bagaimana merancang Aquaventure tersebut agar ketertarikan pengunjung
terhadap 2 wahananya, yaitu waterpark dan aquarium, seimbang.
5.Bagaimana merancang tempat rekreasi yang ramah lingkungan (sesuai
dengan tema).
6.Bagaimana merancang fasilitas-fasilitas pendukung Aquaventure yang ramah
lingkungan (sesuai tema).
1.4 Pendekatan Masalah
Dalam pendekatan masalah, metode yang akan dilakukan untuk mencapai
desain akhir proyek ‘Fasilitas Aquaventure di Taman Margasatwa Medan’ ini antara lain adalah :
1.Studi Pustaka yang berkaitan dengan judul dan tema yang diangkat, untuk
mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
2.Studi banding proyek sejenis dan tema sejenis, untuk mengambil hal-hal yang
dapat dipelajari dan diterapkan dalam perancangan proyek.
3.Studi lapangan, untuk mengetahui karateristik site proyek, masalah, dan
potensinya.
4.Tanya jawab dengan orang-orang yang dianggap dapat memberikan
1.5 Lingkup Kajian dan Batasan Proyek
Lingkup kajian mencakup seluruh aspek fisik yang berhubungan dengan
pembahasan bangunan waterpark (terutama waterpark yang berada dalam lingkup
Kebun Binatang/Taman Margasatwa), dan akuarium, baik yang menyangkut kondisi
lingkungan tapak, massa bangunan dan program ruang.
Batasan proyek terfokus hanya pada masalah arsitektur atau fisik aquaventure
agar menjadi sebuah fasilitas rekreasi sekaligus pendukung Taman Margasatwa
menjadi sarana pengenalan dunia hewan, terutama hewan air kepada masyarakat dan
tidak menyangkut darimana sumber dana.
1.6 Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan tahap-tahap pemikiran penulis dalam proses
menemukan masalah, menganalisanya, kemudian menyelesaikannya dalam bentuk
hasil perancangan. Diagram 1.1 di bawah ini menunjukkan tahapan-tahapan
LATAR BELAKANG
Kebutuha te pat rekreasi ala di kota Meda
Potensi TMM; semakin diminati masyarakat
Rencana pihak pengelola TMM untuk menambah fasilitas TMM
MAKSUD DAN TUJUAN Sebagai tempat rekreasi, berkumpul, berinteraksi
Sebagai sarana pengenalan dunia hewan kepada masyarakat Sebagai tempat konservasi hewan, terutama hewan air
Sebagai sarana untuk memperkenalkan Sumatera Utara, khususnya Medan, kepada wisatawan domestik dan internasional.
ANALISA FISIK & NON FISIK Masalah, Potensi, Usulan
KONSEP JUDUL
FASILITAS AQUAVENTURE DI TAMAN MARGA SATWA MEDAN
PENDEKATAN MASALAH
SURVEY Data-data site Kondisi sekitar site Peraturan pemerintah
PENGUMPULAN DATA Studi literatur
Wawancara Survey
DESAIN SKEMATIK
DESAIN AKHIR MASALAH
BAB II
BAB II
DESKRIPSI PROYEK
2.1 Terminologi Judul
Judul proyek yang diambil pada Tugas Akhir ini adalah „Fasilitas Aquaventure di Taman Margasatwa Medan‟.
Fasilitas : sarana untuk melancarkan pelaksanaan fungsi; kemudahan
Aquaventure : merupakan penggabungan dari dua kata yaitu Aqua dan Adventure
Aqua : berasal dari bahasa latin, yang berarti air
Adventure : petualangan
Di : kata keterangan tempat
Taman Margasatwa Medan : sebuah tempat rekreasi alam terbuka di kota Medan yang memperkenalkan dunia hewan
kepada para pengunjungnya.
Jadi pengertian judul proyek „Fasilitas Aquaventure di Taman Marga Satwa
Medan‟ adalah sarana yang ditambahkan pada Taman Margasatwa Medan, berupa tempat bermain dan bersenang-senang yang juga merupakan tempat konservasi
hewan, untuk mendukung pelaksanaan fungsi TMM, baik sebagai tempat rekreasi,
edukasi dan konservasi.
Judul menggunakan kata Fasilitas, karena proyek ini merupakan bagian dari rencana pengembangan Taman Margasatwa Medan. Guna meningkatkan kualitasnya,
Taman Margasatwa Medan berencana mengembangkan tempat tersebut dengan
menambah beberapa fasilitas, dimana salah satunya merupakan Waterpark, yang
2.2 Tinjauan Umum
Tinjauan umum berupa pencarian teori dan fakta terkait proyek yang dikerjakan,
beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.
2.2.1 Defenisi Rekreasi
Rekreasi berasal dari bahasa latin yaitu “ creature “ yang berarti mencipta, lalu diberi awalan “ re “ yang sehingga berarti “ pemulihan daya cipta atau penyegaran daya cipta”. Kegiatan rekreasi biasanya dilakukan diwaktu senggang (leasuretime). Leasure berasal dari kata “licere” (latin) yang berarti diperkenankan menikmati saat-saat yang bebas dari kegiatan rutin
untuk memulihkan atau menyegarkan kembali.
1. Rekreasi dapat diartikan sebagai kegiatan penyegaran kembali tubuh dan
pikiran; sesuatu yang menggembirakan hati dan menyegarkan seperti
hiburan; piknik. Sedangkan rekreatif berarti bersifat rekreasi.
2. Rekreasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyegarkan kembali fisik
dan mental dari kehidupan sehari-hari, sehingga dapat mempertinggi daya
kreasi manusia dalam mencapai keseimbangan bekerja dan beristirahat.
3. Rekreasi adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan
kesenangan dan kepuasan.
4. Rekreasi merupakan kegiatan yang dilakukan secara berkala, sebagai
kegiatan yang merupakan perubahan bentuk rutinitas dan kewajiban seperti
dalam kegiatan bekerja.
5. Rekreasi merupakan proses memenfaatkan kegiatan selama waktu luang
dengan seperangkat perilaku yang memungkinkan peningkatan waktu
luang.
6. Rekreasi adalah penyegaran bagi kekuatan dan semangat setelah bekerja
keras.
7. Rekreasi adalah kegiatan di waktu luang atau santai.
Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian
pikiran dan daya rekreasi (baik secara individual maupun secara kelompok)
yang hilang akibat aktivitas rutin sehari-hari dengan jalan mencari kesenangan,
hiburan dan kesibukan yang berbeda dan dapat memberikan kepuasan dan
kegembiraan yang ditujukan bagi kepuasan lahir dan batin manusia”.
2.2.2 Jenis Rekreasi
Menurut Patricia Farrel dalam The Process of Recreation Progamming
dan Ivor Selly dalam Outdoor Recreation and The Urban Environment bahwa
jenis-jenis rekreasi yaitu :
1. Berdasarkan jenisnya rekreasi dibedakan menurut :
a) Sifatnya
Rekreasi dapat bersifat mendidik, sport, tontonan, atau permainan.
b) Objeknya
Aktif, yaitu jika manusia terlibat di dalam objek rekreasi, baik secara
langsung ataupun tidak langsung, seperti kolam renang, taman kota dan
sebagainya
Pasif, yaitu jika manusia terlibat di dalam objek rekreasi tersebut, seperti
film, sandiwara, dan sebagainya.
c) Tingkat umur
Biasanya untuk anak-anak, remaja, dan dewasa.
d) Waktu penyelenggaraan
Pagi, siang, dan malam.
e) Tempatnya
Kegiatan di luar ruangan (outdoor) atau di dalam ruangan (indoor).
2. Ditinjau dari segi fasilitas, tempat rekreasi mempunyai 2 kategori:
a) Fasilitas khusus hanya ada di tempat itu dan jarang ditemukan di tempat
lain.
b) Fasilitas spesifik ini yang mendorong masyarakat datang untuk
mengunjunginya.
c) Fasilitas pokok (yang harus ada)
3. Klasifikasi sarana olahraga rekreatif
Dilakukan di luar bangunan; Dilakukan di dalam bangunan
b) Berdasarkan kelompok usia pemakai
Untuk anak-anak : area bermain anak; Untuk dewasa : gedung olahraga,
lapangan olahraga
c) Berdasarkan jenis penggunanya
Rekreasi komunal (multi used) terdiri dari bermacam-macam aktifitas
yang dapat dilakukan dalam kompleks; Rekreasi tunggal (single used),
terdiri dari satu macam kegiatan utama; Sarana pelengkap (servis used),
untuk melayani rekreasi di luar bangunan.
d) Berdasarkan fngsinya mengimbangi waktu kerja dan istirahat
Rekreasi harian; Rekreasi mingguan; Rekreasi liburan
e) Berdasarkan ruang lingkup :
i.Lingkup perumahan; Lingkup wilayah, terdiri dari beberapa fasilitas
rekreasi dengan lingkup perumahan
ii.Lingkup perkotaan, untuk pemakai umum dalam kota
iii.Lingkup daerah regional, terletak di dalam atau di luar kota dan
melayani beberapa daerah sekitarnya
iv.Lingkup nasional, sifatnya nasional dan mempunyai karakter
tersendiri
v.Lingkup internasional, melayani seluruh dunia
f) Berdasarkan keterkaitan pemakai dikaitkan dengan lokasi :
i.Rekreasi darat, seperti : berkuda, atletik, hiking, kemping
ii.Rekreasi air atau bahari, seperti : memancing, renang, power boating,
bersampan
iii.Rekreasi udara, seperti : terjun payung dan olahraga udara lainnya
g) Berdasarkan aktifitas/kegiatan :
i. Big muscle activities : rekreasi yang memerlukan tenaga atau fisik.
ii. Social activities : rekreasi yang bertujuan sosial, seperti :
bercakap-cakap, jalan-jalan bersama, melibatkan interaksi sosial sebagi
kegiatan utama.
iii. Physical recreation : memerlukan usaha atau kegiatan fisik sebagai
iv. Cognitive recreation : melibatkan kebudayaan, pendidikan, dan
kreatifitas.
v. Environment-related recreation : rekreasi yang memanfaatkan potensi
alam dalam kegiatannya, seperti olahraga arung jeram.
vi. Rhythms and music : rekreasi yang diakibatkan oleh irama dan musik
yang memberikan kesenangan, persahabatan, seperti bernyanyi dan
berdansa.
vii. Creative play : rekreasi yang mengembangkan imajinasi, daya khayal
akan sesuatu yang bukan sesungguhnya, misalnya : membuat
bangunan dari pasir.
viii. Nature learning : rekreasi di alam terbuka (berkemah dan mendaki
gunung)
ix. Mental : rekreasi yang merupakan ekspresi dari aktifitas masyarakat
yang berisfat mendidik, misalnya : berdebat, berdiskusi, dan lain-lain.
x. Collecting : mengumpulkan benda-benda sebagai hobi, masuk ke
dalam kelompok sosial tertentu atau memilih salah satu cara
kehidupan yang khusus.
xi. Service activities : sebagian orang tertentu merupakan kesenangan
tersendiri jika melakukan pelayanan kegiatan umum, misalnya :
sebagai juri, grur, dan lain-lain.
xii. Shopping activities : sebagian orang berbelanja menjadi aktifitas
rekreasi yang merupakan suatu kesenangan. Antara lain : kesempatan
untuk memperoleh pelayanan, kesenangan dalam tawar-menawar,
cuci mata dengan melihat-lihat.
xiii. Relaxation : rekreasi yang bertujuan melepaskan diri dari ketegangan
dan kelelahan mental dan fisik untuk mencapai kesenangan dan
kesegaran, misalnya ; menikmati pemandangan alam, duduk di
taman, dan lain-lain.
xiv. Solitude : menyendiri untuk melepaskan kesibukan sehari-hari
dengan beristirahat di tempat tertentu yang sepi, seperti keluar kota,
2.2.3 Tipe-tipe tempat dan Bangunan Rekreasi
Menurut Recreation Development Hand Book adalah :
Resort/residential community
1. Resort : tempat tujuan dengan waktu singkat yang menyediakan
bermacam-macam aktifitas rekreasi, seperti : penginapan, makan/minum, dan
pertunjukan dengan latar belakang susunan dari mewah sampai primitif.
2. Tujuannya adalah memberikan variasi yang tidak ada batasnya dari
pengalaman rekreasi dan ditujukan juga bagi sekelompok besar wisatawan.
3. Bentuknya berupa hotel atau motel di pinggir air, di pegunungan, dan tempat
pemandian.
4. Dibangun daerah rekreasi yang bernuansa alami, cenderung
tradisional,misalnya dalam bentuk air, kontur, tanah, dan iklim.
5. Mempunyai jangka waktu operasional yang panjang.
Theme Park
Merupakan atraksi yang ditujukan untuk rekreasi ditekankan pada fantasi
dan imajinasi yang dibuat dengan pertimbangan khusus, seperti Disney World
(skala besar), Water Activity Park (skala kecil).
Istilah Theme Park memiliki arti yang lebih luas daripada sekedar „taman
bertema‟. Michael Sorkin dalam pengantarnya di buku “A Variation on Theme Park: The New American City and the End of Public Space”, memberikan definisi tentang Theme Park sebagai „dunia‟ atau tempat yang memiliki ciri antara lain tidak terikat pada geografi tertentu, lingkungan yang terkontrol dan
teramati, memberikan stimulasi tanpa henti (Sorkin, Michael; 1992;ix).
Dunia hiburan tidak dipungkiri merupakan salah satu faktor pendorong
munculnya konsep Theme Park, namun adalah begitu besarnya impian
masyarakat akan suatu kondisi dimana „dunia‟ mereka nampak atau jadi „lebih baik‟ inilah yang menyebabkan naiknya popularitas konsep ini.
Theme Park yang menampilkan visi kesenangan yang teratur dan terkendali –meski seringkali menggunakan bentuk/wujud artistik yang
demokrasi publik dan bahkan menjadi lebih menarik karena orang diberi
„stimulasi‟ dan „simulasi‟ tentang keadaan yang lebih baik, dimana tidak ada
kemiskinan, kecelakaan, kesenjangan sosial, kejahatan, sampah/limbah dan
kondisi negatif urban lainnya karena seluruh komponen dalam lingkungan ini
dapat dikontrol sesuai kondisi paling ideal yang diharapkan.
Disney dan industri film Hollywood bisa disebut sebagai pemrakarsa
munculnya konsep ini. Kerajaan Disney yang terpuruk semenjak kematian Walt
Disney, membuat Michael Eisner – pimpinan Disney yang baru - mengeluarkan
ide untuk membangun sebuah kawasan terpadu yang terdiri dari taman hiburan,
hotel, resort, pusat perbelanjaan dan lainnya. Keberhasilan ide tersebut
membuat banyak pihak mencoba mengikutinya dengan resep yang kurang lebih
sama. Beberapa bahkan bereksperimen lebih jauh dengan mengintegrasikan
juga area kerja mereka seperti studio, setting lokasi pengambilan gambar,
kondisi pengambilan gambar yang sebenarnya, ke dalam kawasan terpadu
tersebut sehingga menghasilkan variasi dan mixed-use yang begitu menarik dan
„hidup‟.
Penerapan konsep Theme Park tidaklah terbatas pada desain taman hiburan atau rekreasi (Amusement Park) saja, namun juga dipakai dalam
perkembangan kota. Dengan diterapkannya konsep ini pada pusat-pusat kota
(downtown) lama, diharapkan mampu mengatasi hilangnya koneksi antar
unsur-unsur kota (bangunan dan ruang kota) akibat pengaturan kota yang hanya
berdasarkan fungsi saja dan menghidupkan kembali aktivitas dan peranannya.
Commercial Recreational
1. Daerah perkotaan yang dibuat alami (bangunan untuk rekreasi) dengan
pemasaran atau tujuan konsumen yang sudah ada.
2. Dapat berupa orientasi pasif dan aktif, contoh health club, arcades, theatres,
Supplemental Recreational
Fasilitas rekreasi yang ditujukan sebagai tambahan dari fungsi utama sebuah
kawasan perumahan, komersil, seperti kolam renang, golf course, dan
sebagainya.
Berdasarkan Tipologi Bangunan Rekreasi Aktif Komersil di Jakarta menurut Linda Y,
bahwa karakter Bangunan Rekreasi adalah seperti pada tabel 2.1 berikut ini.
KRITERIA BAGIAN UTAMA KETERANGAN
1. Pengolahan
Tapak
A.Pemilihan Tema Umumnya dengan pemanfaatan potensi
tapak dan di sesuaikan pada
perkembangan wadah rekreasi tiap kurun
waktu.
B. Pola sirkulasi Menuntut „dinamis‟ dengan
mengkombinasikan pola-pola yang ada
dan menuntut adanya suatu aliran,
sehingga memberikan pengarahan yang
jelas bagi pengunjung.
2. Pengolahan
Bangunan
A. Pemilihan Tema Wadah rekreasi menjadi wadah imajinasi
bentuk arsitektur yang sesuai dengan
kondisi lingkungan sekitar tapak
B. Pengolahan
Ruang
Menciptakan ruang-ruang intim, santai
dan sesuai dengan sifat rekreasi.
C. Kegiatan Penerapan pada pengolahan ruang yang
D. Bentuk Ruang „Dinamis‟ , pengunjung merasa nyaman,
menghilangkan rasa tegang dan formil
dalam kegiatan rutin.
E. Penyediaan
Fasilitas dan
Kegiatan
Selalu mengalami pembaharuan dengan
memperhatikan keunikan dan imajinasi
yang berkaitan dengan tema wadah
rekreasinya
3. Penggunaan
Teknologi
a. Peralatan
b. Bahan bangunan
c. Struktur dan
konstruksi
Sumber : Tipologi Bangunan Rekreasi Aktif Komersil di Jakarta, menurut Linda Y
Tanggapan :
Dari beberapa landasan teori yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa Fasilitas Aquaventure di TMM :
1. Menurut Tipe dan Tempat Bangunan termasuk ke dalam Commercial Recreation
2. Berdasarkan jenis rekreasinya termasuk ke dalam rekreasi yang bersifat mendidik,
sport dan permainan dengan objeknya bersifat aktif, tingkatan umur untuk anak-
anak sampai dewasa serta waktu penyelenggaraan dari pagi hingga sore hari.
3. Berdasarkan akitifitasnya termasuk ke dalam gabungan antara Enviromentrelated
Recreation, Natural Learning serta Relaxation.
4. Berdasarkan kategorinya termasuk ke dalam gabungan antara kategori kegiatan
2.2.4 Pariwisata Medan
Sumatera Utara memiliki potensi parawisata yang sangat baik. Banyak tempat
pariwisata di Sumatera Utara yang menjadi tujuan wisata para wisatawan, baik
domestik maupun internasional. Kota Medan, yang merupakan ibu kota dari
Sumatera Utara, juga memiliki tempat-tempat menarik yang dapat dijadikan
tujuan wisata.
Ada banyak bangunan tua di Medan yang memiliki arsitektur khas Belanda,
yang dapat menjadi objek menarik untuk kegiatan wisata. Diantaranya adalah
Kantor Balai Kota, Kantor Pos Medan, Istana Maimun, Tjong A Fie Mansion,
Menara Air Tirtanadi, Menara Bakaran Batu, PT PP London Sumatera, dan
lain sebagainya. Medan juga memiliki beberapa tempat wisata alam, seperti
Danau Siombak, Taman Buaya, Taman Sri Deli, Taman Rekreasi Mora Indah,
dan Taman Margasatwa Medan.
Selain itu, Medan juga menawarkan berbagai tempat hiburan, mulai dari
tempat karaoke, diskotik, restoran, cafe, tempat billiard, sampai Mall dan
Plaza. Medan memiliki beberapa mall serta plaza, yaitui Berastagi Mall, Grand
Paladium, Plaza Medan Fair, Sun Plaza , Thamrin Plaza, Medan Mall, dan
Medan Plaza.
Berikut tabel 2.2, merupakan data banyaknya wisatawan mancanegara yang
datang ke Medan melalui Bandara Polonia Medan tahun 2007 – 2011.
Kebangsaan 2007 2008 2009 2010 2011
Asean 82.546 88.743 109.823 118.905 141.891
Asia 12.237 13.151 12.582 13.716 16.772
Timur Tengah 989 557 703 957 1.027
Eropa 14.785 16.025 16.205 17.317 19.141
Amerika 3.952 3.820 3.230 3.897 4.109
Oceania 2.581 3.137 2.999 3.234 3.947
Afrika 461 280 404 301 682
Lainnya 47 4.499 1.994 3.993 5.081
[image:33.595.89.518.530.749.2]TOTAL 116.614 130.212 148.193 162.410 192.650
Tabel 2.2 Banyak Wisatawan Yang Datang ke Medan
Berikut tabel 2.3, merupakan data banyaknya wisatawan mancanegara yang datang ke
Medan melalui Pelabuhan Laut Belawan tahun 2007 – 2011.
Kebangsaan 2007 2008 2009 2010 2011
Asean 3.967 2.928 1.865 905 24
Asia 108 144 142 181 229
Timur Tengah 6 - 15 7 -
Eropa 571 1.195 1.755 1.376 367
Amerika 102 240 229 169 97
Oceania 63 120 99 73 8
Afrika 13 22 15 13 1
Lainnya 2.487 1.545 955 14.478 18.249
TOTAL 7.312 6.229 5.075 17.202 6.229
Sumber : Data Badan Pusat Statistik Medan
Tanggapan :
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah wisatawan mancanegara setiap tahunnya
meningkat. Dari tahun 2007- 2011, rata- rata wisatawan mancanegara yang datang
melalui pintu masuk kota Medan yaitu ± 148.311. Dengan adanya kenaikan wisata
setiap tahunnya, akan membuat proyek Fasilitas Aquaventure di TMM ini akan
[image:34.595.89.516.181.396.2]2.3 Lokasi Site
Adapun lokasi dan informasi tentang proyek dipaparkan dalam penjelasan berikut
ini.
2.3.1 Deskripsi Proyek
Proyek merupakan rencana pengembangan yang akan dilakukan oleh TMM,
sehingga pihak pengelola telah menyediakan tempat di dalam lahan TMM untuk
proyek (Gambar 2.1).
Lokasi lahan : di dalam Taman Margasatwa Medan, yang
terletak di Jalan Bunga Rampai IV No.100,
Kecamatan Medan Tuntungan
(Gambar2.2, dan 2.3)
Luas : ± 5,5 hektar
Batas-batas site proyek adalah sebagai berikut.
Utara : Lahan kosong (Gambar 2.5)
Timur : Sungai Babura (Gambar 2.4)
Selatan : Fasilitas permainan anak TMM (Gambar 2.6)
Barat : Lahan kosong untuk Arboretum (Gambar 2.7)
Kontur : Relatif datar
Pemilik : Pemerintah Kota Medan
Gambar 2.1 Letak Site Proyek di dalam lahan TMM
Gambar 2.2 SITE berada di kota Medan, kecamatan Medan
Tuntungan
Gambar 2.3 SITE berada di dalam lahan Taman Marga
Satwa Medan
U Gambar 2.4 Sungai Babura
2.3.2 Kecamatan Medan Tuntungan
Profil Singkat Kecamatan Medan Tuntungan :
1.Kecamatan Medan Tuntungan berada di WPP E Kota Medan dengan
peruntukan lahan sebagai permukiman, perkantoran, perdagangan,
konservasi, rekreasi, lapangan golf, dan hutan kota.
2.Luas Kecamatan Medan Tuntungan adalah 2.068 ha.
3.Pada kawasan RTH, termasuk di dalamnya taman dan lapangan olahraga,
hutan kota, TPU dan wisata :
a)KDB maksimum 10 % untuk bangunan wisata, fasilitas strategis dan fungsi
pendukung RTH.
b)KLB maksimum 0.2
c)KDH minimum 80 %
2.3.3 Taman Margasatwa Medan
Awalnya disebut dengan Kebun Binatang Medan. Terletak di Jl. Brigjen
Katamso KM. 4,5 Kampung Baru, Medan. Mempunyai areal 3,5 hektar dan
diresmikan pada tanggal 17 Agustus 1968 oleh Gubernur Kepala Daerah
Sumatera (Bapak Marah Halim Harahap). Berstatus Yayasan dibawah
Pemerintah Daerah yang dibentuk pada tahun 1961 dengan SK. Walikotamadya
Medan nomor: 812 tanggal 2 September 1961 dengan Akte Notaris Rusli
nomor: 86 tanggal 9 September 1961 yang kemudian diperbaharui lagi dengan
Akte Notaris Rusli nomor: 117 tanggal 28 Juni 1967.
Kebun Binatang Medan yang kini pengelolaannya dibawah unit
Perusahaan Daerah Pembangunan Kota Medan mengalami perubahan yang
signifikan. Sejak 23 Maret 2005 pindah ke lokasi di Jl. Bunga Rampai IV,
Simalingkar B, Medan Tuntungan, dan diresmikan pada tanggal 14 April 2005.
Luas areal baru mencapai 30 hektar (sampai saat ini area yang sudah diolah
adalah seluas 20ha), yang dihuni oleh 198 ekor hewan, yang terdiri dari 79 ekor
mamalia, 102 ekor aves, dan 17 ekor reptil.
Sejak 27 januari 2012, Kebun Binatang Medan berubah nama menjadi
Taman Margasatwa Medan. Dengan begitu, diharapkan taman hewan itu akan
hidup dalam pengelolaannya yang dituangkan dalam MoU (Memorandum of
Understanding) antara Pemerintah Kota Medan dan Balai Besar Konservasi
Sumber Daya Alam (BBKSDA).
Taman Margasatwa Medan diharapkan bisa menjadi objek wisata yang
memiliki semangat edukasi dan sekaligus menjadi tempat hiburan menarik bagi
masyarakat Medan. Karena itu pihak pengelola TMM menambah beberapa
fasilitas pendukung, selain dari fasilitas utama yaitu sebagai sarana pengenalan
hewan.
Fasilitas-fasilitas TMM saat ini :
- Kandang-kandang hewan :
a) Reptil
b) Kuda
c) Kaswari
d) Pelikan
e) Tapir
f) Rusa Sambar
g) Rusa Jawa
h) Rusa Tutul
i) Gajah
j) Mawas
k) Harimau
l) Singa
m) Beruang
n) Kera & Siamang
- Outbond :
a) Flying Fox (Gambar 2.9)
b) Paint Ball
c) ATV (Gambar 2.13)
- Arena bermain anak : a) Mandi bola
b) Kapal Terbang Pusing c) Kuda Pusing
d) Sampan Pusing e) Reg Mollen
- Sepeda air (Gambar 2.11)
- Naik kuda (Gambar 2.8)
- Naik gajah (Gambar (2.9)
- Area piknik (Gambar 2.10)
- Klinik dan Karantina
- Area Parkir
- Kantin
- Musholla
o
Sejak pengelola TMM menambah fasilitasnya, pengunjung dan
pendapatan TMM semakin bertambah. Berikut tabel 2.4, merupakan data
pengunjung dan pendapatan TMM tiap tahunnya mulai dari tahun 2008 hingga
tahun 2011.
Gambar 2.8 Fasilitas delman, pengunjung dapat berkeliling TMM
dengan menaiki delman.
Gambar 2.9 Fasilitas outbond, flying fox, fasilitas yang paling favorit di TMM
Gambar 2.10 Area piknik. Pengunjung menggelar tikar, dan makan bersama
keluarga.
Gambar 2.11 Fasilitas sepeda air di danau buatan
Gambar 2.12 Naik gajah. Pengunjung dapat mengelilingi suatu area yang telah
ditetapkan dengan menaiki gajah.
Tahun Pengunjung (org) Pendapatan
2008 ± 92.000 84 juta
2009 ±113.000 670 juta
2010 ±180.000 970 juta
2011 ±200.000 1,2 milliar
Pada tanggal 24 Juli 2011 lalu, tiga anak Harimau Sumatra (Gambar 2.14)
lahir dengan sehat di Kebun Binatang Medan, Sumatra. Hal itu dianggap
sebuah keberhasilan dalam mengembangbiakkan populasi harimau yang kini
hampir punah, dan merupakan keberhasilan menjalankan fungsinya sebagai
tempat konservasi. Keberhasilan tersebut diangkat menjadi desain logo baru
TMM. Logo baru itu berupa foto tiga ekor anak Harimau Sumatera (Panthera
Tigris Sumatera) yang lahir di kebun binatang tersebut, yang di resmikan oleh
Menteri Kehutanan Republik Indonesia (Menhut RI), Zulkifli Hassan, pada
tanggal 27 Januari 2012.
2.4 Tinjauan Fungsi
2.4.1 Deskripsi Pengguna dan Kegiatannya
Pengguna proyek ini dibagi atas dua, yaitu pengunjung dan pengelola.
Pengunjung dapat dibedakan atas :
1.Ditinjau dari segi motivasi tertentu , pengunjung yang datang dengan
motivasi tertentu dan dengan rencana kunjungan sebelumnya, antara lain
Gambar 2.14 Anak harimau Sumatera yang lahir di TMM
terdiri dari : pelajar, kelompok pengunjung dari luar daerah kota Medan,
wisatawan domestik maupun asing.
2.Ditinjau dari segi usia
a)Kelompok Anak-anak ( biasanya datang dalam bentuk rombongan), usia
5 – 13 tahun
b)Kelompok Remaja, usia 14 – 24 tahun
c)Kelompok Dewasa, usia 25 – 45 tahun
d)Kelompok Lanjut usia, 55 tahun ke atas
Dalam suatu tempat rekreasi, biasanya anak- anak serta remaja cenderung
lebih aktif untuk menggunakan berbagai fasilitas rekreasi yang disediakan.
Sedangkan untuk dewasa cenderung untuk mendampingi atau hanya untuk
sekedar duduk-duduk melihat keadaan atau bersantai. Untuk itu diperlukan
berbagai fasilitas yang berbeda sehingga berbagai kelompok usia dapat
menikmati tempat ini.
3.Ditinjau dari segi kuantitas pengunjung yang datang terdiri dari :
a)Pengunjung yang datang secara individu (dengan menggunakan
kendaraan umum atau kendaraan pribadi).
b)Pengunjung yang datang dengan kapasitas sedang, berkisar antara 2-50
orang (dengan menggunakan bus wisata, kendaraan umum atau
kendaraan pribadi).
c)Pengunjung yang datang dengan kapasitas besar antara 50-300 orang
(dengan menggunakan bus wisata).
4.Berdasarkan cakupan pelayanan
Cakupan pelayanan khususnya bagi kota Medan dan sekitarnya tetapi tidak
tertutup kemungkinan pengunjung terutama yang bersifat rombongan berasal
dari luar Sumatera Utara bahkan mendapat kunjungan wisatawa mancanegara.
Yang dimaksud dengan pengelola adalah orang yang memiliki
kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan
pengelolaan, pemeliharaan dan pengawasan terhadap taman rekreasi ini.
1.General Manager
Sebagai pimpinan tertinggi yang membawahi beberapa bagian pengelolaan
pada taman rekreasi ini.
2.Kepala bagian
Membawahi staff dalam bidang yang telah ditentukan
3.Karyawan
Karyawan yang dimaksud adalah staff dalam berbagai bidang pengelolaan,
yaitu, struktur, mekanikal elektrikal, perawatan air, kebersihan,
administrasi, pengawas lapangan kesehatan atau pertolongan pertama.
Kegiatan-kegiatan yang ada dalam Fasilitas Aquaventure ini dapat
dikelompokkan menjadi 3 kelompok fungsi atau kegiatan yang berkenaan
langsung dengan jenis ruang-ruang yang dibutuhkan, yaitu :
1.Kegiatan utama
Kegiatan ini menjalankan fungsi utama dari sebuah waterpark dan
aquarium yaitu berenang, bermain, belajar dan bersantai.
2.Kegiatan penunjang
Kegiatan ini mendukung fungsi utama, seperti kegiatan administratif,
makan, minum, berbelanja, menonton pertunjukan, berolahraga, dan
sebagainya.
3.Kegiatan pengelolaan dan pemeliharaan
Kegiatan ini berhubungan langsung dengan penyelenggaraan waterpark dan
aquarium. Untuk menjalankan fungsi kegiatan tersebut diperlukan
ruang-ruang sebagai berikut:
a) Ruang-ruang pengelola (administrasi)
b) Ruang-ruang pemeliharaan
2.4.2 Deskripsi Kebutuhan dan Besaran Ruang
Ruang-ruang yang dibutuhkan dibuat berdasarkan kegiatan-kegiatan yang
dilakukan. Kegiatan-kegiatan dalam proyek ini terdiri atas :
2.4.2.1 Kegiatan Utama
Kegiatan utama waterpark adalah berenang dan bermain.
1. Lama kegiatan pengunjung
Pengunjung berendam atau mandi memiliki lama rata- rata mandi
tergantung fasilitasnya, antara lain :
a) Pada kolam renang dengan sedikit permainan air, biasanya pengunjung
betah selama 0,75 jam – 1 jam
b)Dengan fasilitas permanan air bergerak terbatas pengunjung betah di
dalam kolam selama 1 – 1,25 jam
c) Kolam besar dengan fasilitas permainan air yang banyak, pengunjung
tahan selama 1,5 – 2 jam.
2.Hall kolam
Adapun persyaratan untuk area air adalah sebagai berikut :
a) Kemiringan kolam dari tempat dangkal ke tempat dalam 0 m sampai 1,5
m
b) Tangga untuk naik dari kolam harus berjarak 10 -15 m
c) Diameter seluncuran bervariasi 0,8 – 1,5 m
d) Bagian pendaratan :
e) Pada kolam jatuh bebas panjang bebas 6 m dari ujung seluncuran
f) Minimal kedalaman air 1 meter
g) Jatuhnya orang dari ujung seluncuran ke air adalah 0,3 m dan tidak
boleh lebih dari 1,2 m
Tabel 2.5 di bawah ini menunjukkan dimensi kolam tipikal yang banyak
Fasilitas Dalam kolam Panjang Lebar
Kolam berombak Min 1,5 m Min. 25 – 30 m 6-30 m
Kolam untuk
seluncuran (lebih
dari 1
seluncuran)
1 m Bebas, 6 m 4 m;
2-3 m ditambah,
tiap luncuran
Kolam berarus 0,75 m – 1,25 m 50 m 2,5 – 4 m
Sumber : Hasil Olah Data Primer
2.4.2.2 Dimensi Alat permainan yang digunakan Aqua Play
Banyak pilihan ukuran, disesuaikan kapasitas penggunanya. Semakin besar
ukuran, kompleksitas semakin tinggi. Aqua play yang dipakai dalam proyek
ini adalah tipe AP750(Gambar 2.15 dan 2.16 ).
Tipe ini menggunakan kolam tipikal dengan ukuran seperti pada tabel 2.6
berikut.
Tabel 2.5 Dimensi Tipikal Kolam
Gambar 2.15 Tampak Aqua Play model AP750
Perkiraan luas kolam Perkiraan dimensi unit
dalam kaki2 dalam meter2 dalam kaki2 dalam meter2
3350 311 56 x 36 x 17 17,1 x 11 x 5,2
3700 344 56 x 36 x 23 17,1 x 11 x 7,1
Dapat memuat hampir 65 fitur permainan. Konstruksi stainless steel ,dilapisi
cat tahan karat.
AquaPlay AP750 adalah tempat bermain air penuh fitur dan bersemangat.
Menawarkan seluncuran multi-level dan berbagai elemen permainan air
yang menghibur anak-anak dari segala usia, seperti nozel semprot, jet, katup,
roda air berputar, dan masih banyak lagi. Konstruksi sudut yang unik
membuat model ini menarik, aman, tahan lama dan mudah untuk
pemeliharaannya.
Model ini dapat dilengkapi dengan ember tipping kepala sebagai fitur
opsional (Gambar 2.17).
Gambar 2.17 Berbagai variasi model Aqua Play 750
Fitur produk Aqua Course Expedition 120
a) 1 tingkat
b) Tinggi tipikal : 5 m
c) Dimensi : 21x 21 m
d) Area pijakan : 346 m2
e) Kapasitas per jam : 310-350 org / jam
f) Elemen latihan : 12
g) Fitur permainan : 44
Gambar 2.19 Aktivitas pengunjung menggunakan fitur Aqua Course
Seluncuran, Abyss Curl
Merupakan permainan seluncuran yang divariasikan. Seluncuran dibentuk
seperti corong. Dapat menjulang hingga ketinggian 98 meter, Abyss dapat
memuat sampai 6 pengguna melalui serangkaian liku-liku mendebarkan
(Gambar 2.22), dan kemudian merosot ke dalam inti dari Abyss. Tersedia
dalam 6 model yaitu : Abyss 71, curl (Gambar 2.20), open(Gambar 2.21),
dan Abyss 55, curl, open. Model yang digunakan di proyek ini adalah Abyss
55, curl.
Fitur produk Abyss 55, curl
a) Tinggi tower tipikal : 16 m
b) Tinggi tipikal corong : 14 m
c) Panjang tipikal : 97 m
d) Lebar tipikal : bervariasi, 2-17 m
e) Kapasitas per jam : 360 – 720 org/ jam
f) Kecepatan : 10m/s
g) Kecepatan aliran air : 284 l /s
h) Kendaraan : ban rakit
Gambar 2.20 Tipe Curl Abyss
Gambar 2.21 Tipe Open Abyss
Gambar 2.22 Contoh permainan abyss yang telah
Body Slide
Yaitu seluncuran yang dirancang meliuk-liuk dengan jarak yang cukup jauh
dari
seluncuran biasa. Besar atau kecil, indoor atau outdoor, pemula atau ahli:
Body Slides Series memiliki sesuatu untuk semua orang.. Pas tubuh, struktur
besar, cepat atau lambat, terbuka(Gambar 2.23) atau tertutup (Gambar 2.24),
body slide dapat dirancang sesuai dengan kebutuhan pengunjung. Tersedia
model terbuka dan model tertutup. Model yang digunakan dalam proyek ini
adalah keduanya, terbuka dan tertutup.
Fitur produk, seluncuran terbuka
a) Tinggi tipikal : 6 m
b) Panjang tipikal : 15 – 65 m
c) Lebar tipikal : 1 m
d) Kemiringan : 14 %
e) Kapasitas per jam : 240 org/ jam
f) Kecepatan : 4-5 m/s
Fitur produk, seluncuran tertutup
a) Tinggi tipikal : 11 m
b) Panjang tipikal : 35 – 90 m
c) Lebar tipikal : 0,79 m
d) Kemiringan : 15 – 19 %
e) Kapasitas per jam : 240 org/ jam
[image:48.595.129.477.307.744.2]f) Kecepatan : 4 – 5 m/s
Gambar 2.23 Open Body Slide Gambar 2.24 Tubes Body Slide
Seluncuran, Family Rafting
Merupakan variasi lain dari fitur seluncuran. Di permainan ini meluncur
dapat menggunakan ban karet besar dengan beberapa orang di dalamnya
karena medan luncur lebih lebar (Gambar 2.25) . Family rafting ini
merupakan favorit untuk pengunjung dari segala usia (Gambar 2.26). Family
Rafting tersedia dalam tipe terbuka dan tertutup atau kombinasi keduanya.
Dapat mengakomodasi 2-6 pengendara per rakit. Tersedia dalam 3 model,
yaitu 2100, 3000, dan 4000. Yang digunakan dalam proyek ini adalah model
2100.
Fitur Produk Family Rafting model 2100
a) Tinggi tipikal : 14 m
b) Panjang tipikal : 135 – 152 m
c) Lebar tipikal : 2m
d) Kemiringan : 10 %
e) Kapasitas per jam : 540 org/ jam
f) Kecepatan : 6-9 m /s
g) Kendaraan : ban rakit
Gambar 2.25 Contoh Family Rafting yang telah terpasang
Gambar 2.26 Suasana pengunjung yang sedang menaiki family rafting
Multi Lane Mat Racer
Permainan seluncuran variasi lainnya, seluncuran dibuat berdampingan 4-8
jalur dengan warna-warna berbeda tiap jalur atau tiap 2 jalur. Di desain
sedemikian rupa, hingga kecepatan meluncur lebih cepat dari seluncuran
lainnya. Desain bervariasi, hanya lurus (Gambar 2.27) , atau berlekuk
(Gambar 2.28).
Keterangan produk :
a) Tinggi tipikal : 14 m
b) Lebar tipikal : 1m
c) Kapasitas per jam : 150 org/ jam
d) Kecepatan : 12 – 14 m/s
Thrills
Hampir sama dengan body slide, namun dengan variasi pengalaman yang
berbeda. Di permainan ini pengunjung dapat meluncur dengan kemiringan
yang ekstrim, dan dapat pula meluncur di bawah air, sambil melihat-lihat
hewan air yang ada di dalam kolam. Tersedia dalam 4 pilihan, yaitu Freefall,
Freefall Plus, Speed Slide, dan Aqua Tube. Model yang dipakai dalam
proyek ini adalah Freefall Plus, yaitu penggabungan model Freefall dengan
Aqua Tube (Gambar 2.29 dan 2.30).
Keterangan produk Freefall Plus
Gambar 2.27 Desain seluncuran lurus Gambar 2.28 Desain seluncuran berlekuk
[image:50.595.115.525.127.500.2]a) Tinggi tipikal : 18 m
b) Lebar tipikal : 1 m
c) Kemiringan : 8 – 150 %
d) Kapasitas per jam : 180 org/jam
e) Kecepatan : 5 – 17 m/s
Lazy river
Kolam santai yang dibuat panjang seperti sungai. Pengunjung bisa
duduk-duduk santai di atas ban dan membiarkan dirinya di bawa oleh arus kolam.
Ukuran bervariasi, sesuai kebutuhan (Gambar 2.31).
Gambar 2.29 seluncuran dibuat terbuka dengan kemiringan ekstrim, dan kemudian
masuk ke bawah air.
Gambar 2.30 Aqua Tubes dapat pula dikombinasikan dengan
body slide tertutup.
Gambar 2.31 Contoh lazy river yang ada di Aquatica Seaworld Waterpark, Orlando.
Wave Pool
Di kolam ombak ini, pengunjung diajak merasakan sensasi ombak seperti
yang ada di pantai (Gambar 2.32). Ombak akan dibuat setiap waktu yang
telah ditentukan. Dapat dikombinasikan dengan suasana pinggiran pantai,
dengan pasirnya, dan tempat untuk berjemur (Gambar 2.33). Tersedia
berbagai model, Surf Waves, Family Waves, Dual Waves, dan Children
Waves. Yang dipakai dalam proyek ini dalah Family Waves.
Keterangan produk
a) Ketinggian ombak : bervariasi hingga 1,5 m
b) Ukuran tipikal kolam : 185 – 4.650 m2 c) Frekuensi : tipikal 2,75 detik
2.4.2.3 Akuarium
Kegiatan utama yang dilakukan di aquarium adalah melihat
dan mengamati hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan air.
Terdapat bermacam-macam aquarium, tetapi secara umum aquarium
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
Gambar 2.32 Wave pool dengan desain yang tipikal, tanpa tema tertentu.
Gambar 2.33 Wave pool dengan desain seperti dipinggir pantai.
1. Aquarium Geografik, aquarium dengan nuansa hijau dengan
suasana pegunungan alami.
2. Aquarium Display, aquarium dengan wadah-wadah yang
membatasi ruang gerak biotanya
Berdasarkan keadaan air yang ada, aquarium dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu:
1. Aquarium air laut, dimana di dalamnya dipelihara jenis-jenis
binatang dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di air laut.
2. Aquarium air tawar, dimana didalamnya dipelihara jenis-jenis
binatang dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di air tawar.
Berdasarkan penggunaannya, aquarium dapat dibagi menjadi :
1. Aquarium untuk penelitian (riset), hanya digunakan untuk tempat
binatang-binatang dan tumbuh-tumbuhan untuk diteliti.
2. Aquarium untuk umum, hanya digunakan untuk umum sehingga
dalam hal ini pengunjung merupakan faktor utama.
3. Aquarium untuk penelitian dan umum, digunakan dengan tujuan
utama untuk penelitian, tetapi untuk umum juga diberi kesempatan
untuk melihatnya sehingga aquarium ini memiliki fungsi ganda.
Bentuk Aquarium
Pada awalnya menurut sejarah, aquarium berbentuk lonjong.
Kemudian dengan inovasi dan rekayasa dari manusia, maka muncul
bentuk-bentuk baru berupa bentuk persegi dengan rangkaian beberapa
kaca yang dapat memuat ikan dalam jumlah besar dan dapat dinikmati
dari laur. Adapun bentuk-bentuk aquarium yaitu bulat, silinder,
rumah-rumahan, bentuk toples, persegi empat, segitiga, dan segi
enam. Model ini biasanya diletakkan menempel di dinding. Bentuk ini
dibuat untuk memenuhi tuntutan aquarium yang lebih besar serta
keinginan menghadirkan aquarium yang menyatu dengan rumahnya.
Walaupun terdapat berbagai macam bentuk aquarium, tetapi
umumnya bentuk yang sering dipakai yaitu bentuk persegi panjang.
bentuk tinggi dan bentuk pendek. Aquarium bentuk tinggi, ukuran
tinggi lebih besar dari pada lebarnya. Aquarium bentuk pendek,
ukuran lebar lebih besar dari pada tingginya.
Aquarium yang pendek, permukaan airnya lebih luas
dibandingkan dengan aquarium yang tinggi. Permukaan air yang luas
membuat ikan lebih leluasa untuk bergerak. Walaupun aquarium
tinggi lebih dalam, tetapi tidak banyak pengaruhnya terhadap ikan.
Ikan-ikan laut lebih banyak bergerak secara mendatar dari pada
naik-turun.
Adapun bentuk-bentuk akuarium yang ada, antara lain :
a) Bentuk bulat : kekurangannya kaca berfungsi sebagai lensa yang
dapat mengecilkan atau membesarkan penglihatan terhadap
ikan-ikan yang ada didalamnya.
b) Memanjang ke atas : kekurangannya tekanan air terhadap kaca
akan lebih besar sehingga memerlukan kaca yang lebih tebal.
c) Lonjong/ silinder : kelebihannya mudah dibersihkan,
kekurangannya sama seperti bentuk bulat yaitu penipu penglihatan
mata.
d) Diorama : akuarium ini dibuat di dalam tembok dan hanya
dinikmati dari satu sisi saja. Pembuatannya lebih mahal dan
membutuhkan perawatan yang rumit. Kelebihannya yaitu
menimbulkan kesan seolah sedang mengintip kehidupan bawah
laut.
e) Kubus : pembuatannya lebih mudah. Kerangkanya bisa dibuat dari:
f) Besi, mudah pembuatannya dan murah. Tahan lama asalkan
dirawat dengan baik.
g) Alumunium, ada bermacam-macam ukuran maupun tebal atau
panjangnya. Tidak semua tukang las bisa mengerjakannya
sehingga biaya pemasangan relatif mahal.
h) Serba kaca, merupakan yang paling praktis, murah dan mudah
dirakit sendiri.
j) Bentuk rumah-rumahan
k) Segienam : model ini biasanya diletakkan dengan menempel di
dinding. Bentuk ini dibuat untuk memenuhi tuntutan akuarium
yang lebih besar, keinginan menghadirkan akuarium yang menyatu
dengan rumahnya.
Konstruksi Aquarium
Saat ini di pasaran telah banyak dijual aquarium dengan berbagai
bahan, seperti kaca, fiberglass, maupun acrylic. Masing-masing bahan
memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing (Tabel 2.7).
BAHAN KEKURANGAN KELEBIHAN
PLASTIK Cepat buram atau kusam Bahan lebih ringan
KACA
Tidak kuat terhadap
tekanan air laut,
menggunakan sambungan
lem sehingga tidak
menutup kemungkinan
terjadi kebocoran.
Murah dan bersifat
konduktor
ACRYLIC
Sulit menjadi konduktor,
sehingga aquarium menjadi
panas.
Lebih ringan, kuat, lebih
cerah bila terkena sinar,
permukaan lebih licin
sehingga sulit ditumbuhi
oleh lumut, dapat dipoles
apabila terjadi goresan,
lebih lentur sehingga
keinginan, tidak
membutuhkan sambungan.
Sumber : Eko Budi Kuncoro “Akuarium Laut” Penerbit Kanisius ; 2004
Pada umumnya bahan utama untuk aquarium yaitu kaca dan acrylic.
Beberapa pertimbangan dalam menentukan bahan aquarium antara
kaca dan acrylic, yaitu seperbi pada tabel 2.8 berikut ini.
PERTIMBANGAN KACA ACRYLIC
HARGA Murah Lebih mahal dari kaca
GORESAN Tahan goresan
Goresan pada acrylic
mudah dihilangkan
BERAT Lebih berat Ringan
KEMAMPUAN MENGHANTAR PANAS
Mudah menghantar panas,
sehingga mudah
dipengaruhi oleh suhu
ruang.
Menghantar panas tetapi
tidak sebaik kaca.
SAMBUNGAN
Menggunakan sambungan
sehingga memungkinkan
terjadi kebocoran
Tidak menggunakan
sambungan
KEJERNIHAN BAHAN
jernih Lebih tembus pandang dari pada kaca
Sumber : Eko Budi Kuncoro “Akuarium Laut” Penerbit Kanisius ; 2004
2.4.2.3 Kegiatan Pendukung
Fasilitas untuk kegiatan pendukung yang terdapat pada waterpark ini antara
lain :
1. Retail
2. Restaurant dan Cafe
3. Amphitheathre
4. Area permainan darat
5. Area penerimaan
6. Area pengelola dan pemeliharaan
Berikut ini merupakan rincian kebutuhan ruang pada proyek (tabel 2.9).
Kelompok Kegiatan
Fasilitas Kebutuhan Ruang
Pengguna Kegiatan Jenis Kegiatan
Kegiatan
Utama
Kolam anak Kolam renang
dilengkapi
dengan
permainan air
khas anak dan
Aqua Play
Anak-anak Berenang,
bermain air,
bermain alat
permainan,
bersantai
Outdoor
Aqua Course Kolam
seluncuran berbentuk corong raksasa bernama Abyss
dewasa fasilitas
seluncur Kolam luncur 2 Kolam tampung dengan 2 seluncuran, yang tertutup dan terbuka Usia remaja hingga dewasa Berenang dan bermain menggunakan fasilitas seluncur Outdoor Kolam luncur 3 Kolam tampung, ataupun area mendarat dengan 6 seluncuran Usia remaja hingga dewasa Berenang dan bermain menggunakan fasilitas seluncur Outdoor Kolam luncur 4 Kolam tampung dan akuarium dengan 2 seluncuran Usia remaja hingga dewasa Berenang dan bermain menggunakan fasilitas seluncur Outdoor Kolam luncur 5
Wave pool Kolam renang
ombak
Lazy river Kolam renang
yang dibuat berliku dan panjang seperti sungai, alat permainan air Segala usia Berenang, ataupun bersantai sambil mengikuti arus aliran kolam Outdoor
Whiir pool Kolam untuk
berendam, duduk-duduk, alat pembuat pusaran air Segala usia Bersantai, duduk-duduk Outdoor
Toilet Toilet,
shower dan changing Pria Segala usia Mandi, berganti pakaian, menyimpan barang, BAB, BAK Indoor Toilet, shower dan changing Wanita Janitor Loker Area duduk/ santai Gazebo, tempat duduk, meja Segala usia Istirahat, makan dan minum Outdoor Kegiatan Pendukung (KP) Zona
Lap.futsal Lap.futsal,