DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA DIRI
Nama : Fadlan Azhari Setianto
Nama Panggilan : Fadlan
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 24 Maret 1994
Umur : 22 Tahun
Jenis Kelamin : Laki- Laki
Agama : Islam
Alamat : Jln. Mayang Asih No 4. Cijambe, Ujungberung, Bandung
E- mail : Fadlanazhari@gmail.com
DATA PENDIDIKAN FORMAL:
SD : Tahun 2000 – 2006 : SDN Andir Kidul I
SMP : Tahun 2006 – 2009 : SMP Al-Ghifari
SMA : Tahun 2010 – 2012 : SMK Teknik Informatika
Laporan Pengantar Tugas Akhir
PERANCANGAN KAMPANYE BERSEPEDA JARAK DEKAT
KOTA BANDUNG
DK 38315 / Tugas Akhir
Semester II 2015-2016
Oleh:
Fadlan Azhari Setianto
NIM. 51912009
Program Studi
Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rakhmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan Laporan Perancangan
Kampanye Bersepeda Jarak Dekat Kota Bandung. Perancangan ini disusun
dengan tujuan memenuhi syarat untuk memperoleh nilai mata pelajaran Tugas
Akhir. Tugas Akhir merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diikuti oleh
setiap mahasiswa khususnya di jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas
Komputer Indonesia.
Perancangan Kampanye bersepeda kota Bandung merupakan judul perancangan
yang dikerjakan penulis. penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu baik moril maupun materil, khususnya kepada Allah SWT yang
telah memberikan ridho-Nya dan Orang tua yang selalu mendukung baik moril
dan materil.
Dalam penulisan dan penyusunan laporan Tugas Akhir ini masih banyak
kekurangan yang dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis, oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati, penulis mohon kritik dan saran dari berbagai
pihak untuk hasil yang lebih sempurna. Akhir kata penulis berharap semoga
perancangan ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca, Amin.
Bandung, 3 Agustus 2016
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii
KATA PENGANTAR ... . iii
II.2.1 Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU)... 7
II.5 Data Lapangan ... 15
II.6 Analisis ... 21
II.7 Solusi Permasalahan ... 22
BAB III. STRATEGI PERANCANGAN KAMPANYE BERSEPEDA ... 23
III.1 Strategi Perancangan ... 23
III.1.2 Strategi Komunikasi ... 27
III.1.3 Mandatory ... 28
III.1.4 Strategi Kreatif ... 28
III.1.5 Strategi Media ... 30
III.1.6 Strategi Distribusi... 33
III.2 Konsep Desain ... 34
III.2.1 Format Desain ... 34
III.2.2 Tata Letak... 35
III.2.3 Huruf ... 35
III.2.4 Warna ... 36
III.2.5 Illustrasi ... 36
III.2.6 Audio ... 37
BAB IV. MEDIA & TEKNIS PRODUKSI ... 38
IV.1 Media Utama ... 38
IV.2 Media Pendukung ... 43
DAFTAR PUSTAKA ………. ... 49
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Kurnia, Rohmat. (2014). Let’s Gowes & Fun, Bandung: Satu Nusa.
Kurnia, Rohmat. (2015). Mountain Bikes serba-serbi sepeda gunung, Bandung: Satu Nusa.
Mulyana, B dan Giriwijoyo, D. (2012). Ilmu kesehatan olahraga, Bandung: Rosdakarya.
Elvinaro. (2009). Public Relations, Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Yasni. (1998). Perancangan Sistem Informasi. Jakarta: AMIK BSI.
Wawancara
Eka, 2015. Bike sharing. Bandung.
Sumber Artikel Internet
PPID Kota Bandung, (2014) Profil Kota Bandung. Diambil dari: http://ppid.bandung.go.id/profil-kota-bandung (10 Febuari 2016).
Sigit Yulianto, (2015) Menuju kota industri. Diambil dari:
http://humas.kota.go.id/2016/02/10/menuju-kota-industri-indonesia-yang-berkelanjutan/ (10 Febuari 2016).
Sudarna, (2015) Kualitas Udara Kota Bandung Semakin Buruk. Diambil dari:
http://jabar.tribunnews.com/2015/05/25/kualitas-udara-kota-bandung-semakin-buruk-terutama-akhir-pekan (10 Febuari 2016).
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Tumbuhnya kota industri merupakan sebuah keniscayaan pada era industrialisasi
sekarang, (seperti dikutip Yulianto, 2009) idealnya sebuah kota industri adalah
sebuah kota yang susunan lingkungan fisiknya teratur,indah, dan harmonis, salah
satu langkah yang diperlukan agar menjadi kota industri yang ramah adalah kota
yang kesadaran masyarakatnya menjalankan program pemerintah yang telah
dirancang untuk mewujudkan kota industri yang ideal. Sebuah kota industri yang
ideal atau ramah terhadap warga dan lingkungan harus memiliki sistem tata kota
yang baik. Seiring perkembangan jaman, salah satu kota industri di Indonesia
adalah kota Bandung.
Kota Bandung kini telah berkembang menjadi sebuah kota besar. Kota Bandung
merupakan salah satu kota industri di Indonesia, karena kota industri, maka Kota
Bandung menghadapi berbagai masalah, salah satunya pertumbuhan dan
perkembangan kota berakibat pada kondisi lalu lintas Kota Bandung. Kondisi lalu
lintas yang kini dipenuhi dengan kendaraan bermotor menyebabkan kemacetan
terjadi dimana-mana, dan peningkatan pencemaran udara.
Kondisi udara yang ideal bisa di ukur melalui alat indeks standar pencemaran
udara (ISPU) yang di tempatkan di sejumlah wilayah Kota Bandung. Tingkat
pencemaran yang ditampilkan mulai dari kualitas udara yang baik, sedang, tidak
sehat, sangat tidak sehat, dan berbahaya. Sehingga masyarakat dapat melihat
sendiri kualitas udara yang terukur di wilayah tersebut. Menurut kementrian
lingkungan hidup rata-rata kualitas udara di Kota Bandung pada tanggal 02
februari 2016 mencapai angka PM10 dengan nilai 82.84 dalam status sedang
namun bisa juga naik melebihi nilai 110, dan merubah status menjadi tidak sehat.
Dari data tersebut hanya butuh 30 point menjadi status tidak sehat. dengan
demikian adanya upaya agar tidak mencapai ke tahap tidak sehat, bahkan harus
diturunkan, dalam rangka untuk meningkatanan kualitas udara, makan pemerintah
Salah satu program Pemerintah Kota Bandung dalam menangani masalah polusi
udara yaitu dengan mengadakan kampanye agenda harian, dari hari senin hingga
minggu, salah satunya Jumat Bersepeda merupakan gagasan dalam mensukseskan
kampanye bersepeda di hari Jumat setiap minggunya di Kota Bandung.
Kampanye ini digunakan untuk semakin banyak warga Bandung yang beraktivitas
menggunakan sepeda baik ke sekolah, kampus maupun tempat kerja.
Bersepeda adalah sebuah kegiatan rekreasi atau olahraga, serta merupakan salah
satu moda transportasi darat yang ramah lingkungan, dan bertujuan untuk
mengurangi polusi udara yang di sebabkan oleh kendaraan.
Pemerintah pun telah menggagaskan program bike sharing yang bertujuan untuk lebih meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan yang sehat
dan bebas polusi. bike sharing merupakan tahap kemajuan pelayanan kebutuhan warga untuk bersepeda. Karena dengan program ini siapapun bisa menyewa
sepeda di shelter-shelter yang telah dibangun di beberapa ruas jalan Kota Bandung. sebagian besar respon masyarakat setuju dengan program bersepeda,
namun masih kurangnya fasilitas bagi para pengguna sepeda di Kota Bandung,
dan masih kurangnya ketertarikan warga menggunakan sepeda untuk kegiatan
sehari-hari. Data menunjukan warga lebih senang menggunakan sepeda hanya
sekedar untuk berolah raga.
Dampak dari perkembangan teknologi membuat persepsi masyarakat mulai
meninggalkan sepeda. Dengan alasan efisiensi dan kepraktisan masyarakat
memilih menggunakan kendaraan bermotor sebagai alat transportasi, baik untuk
jarak dekat apalagi jarak jauh. Masyarakat lebih memilih mengendarai sepeda
motor daripada menggunakan sepeda ataupun jalan kaki. Kemudahan mendapat
sepeda motor juga menjadi salah satu alasan dipenuhinya jalanan oleh sepeda
motor.
Sepeda dapat menjadi sebuah solusi sederhana yang dapat menjadikan alternatif
Sepeda merupakan alat transportasi alternatif yang baik untuk kesehatan, dan juga
baik untuk kenyamanan kota dan pemeliharaan lingkungan. Sepeda tidak
menghasilkan karbon monoksida maupun karbon dioksida, tidak mencemari udara
maupun lingkungan serta menyebabkan kemacetan arus lalulintas. Karena sepeda
dioprasikan oleh otot tubuh manusia, maka tidak diperlukan kosumsi bahan bakar
berupa bensin ataupun solar.
Penggunaan kembali sepeda perlu disosialisasikan kepada masyarakat, terutama
kepada kalangan masyarakat yang menggunakan sepeda motor secara berlebihan.
Menyikapi permasalahan yang sudah diuraikan di atas. Maka perlu diadakanya
suatu kampanye kendaraan ramah lingkungan dengan bersepeda bagi masyarakat,
dan juga banyaknya manfaat yang diperoleh dengan mengendarai sepeda.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan
masalah sebagai berikut:
Kurangnya respon dari masyarakat untuk menjalankan program
pemerintah yang bertujuan mengurangi polusi udara.
Masyarakat masih menggunakan kendaraan bermotor secara berlebihan.
Kurangnya ketertarikan masyarakat menggunakan sepeda.
Sepeda hanya menjadi sarana olahraga bukan sebagai alat transportasi
sehari-hari.
Sebagaian masyarakat belum merespon program pemerintah.
Masyarakat masih menggunakan kendaraan motor secara berlebihan.
Sarana umum bersepeda sudah ada tapi perlu dikembangkan.
1.3 Rumusan Masalah
Dari permasalahan yang ada dalam identifikasi masalah, untuk lebih memberikan
penjelasan terhadap masalah ini, sehingga dapat diambil satu permasalahan
utama, yaitu:
1.4 Batasan Masalah
Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas pada permasalahan, maka
ditentukan batasan masalah ini terfokus pada penggunaan sepeda untuk
mendukung kegiatan sehari-hari di Kota Bandung.
1.5 Tujuan
Perancangan ini bertujuan untuk mengajak masyarakat sadar akan pentingnya
menjaga lingkungan, agar masyarakat menyadari pentingnya bersepeda sebagai
andil dalam menjaga lingkungan.
1.6 Manfaat
Manfaat dari perancangan kampanye bersepeda adalah untuk membantu
menurunkan polusi udara di Kota Bandung, terbangunya sebuah sikap hidup sehat
BAB II. PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG BERSEPEDA
II.1 Kondisi Lingkungan Kota Bandung
Kota Bandung terletak diantara 107 0 Bujur Timur dan 6 0 55' Lintang Selatan.
Lokasi Kotamadya Bandung cukup strategis, dilihat dari segi komunikasi,
perekonomian maupun keamanan. Kota Bandung merupakan kota metropolitan
terbesar di Provinsi Jawa Barat, sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Kota
ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan merupakan kota terbesar ketiga
di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya menurut jumlah penduduk. Selain itu,
Kota Bandung juga merupakan kota terbesar di wilayah Pulau Jawa bagian
selatan. Sedangkan wilayah Bandung Raya (Wilayah Metropolitan Bandung)
merupakan metropolitan terbesar ketiga di Indonesia setelah Jabodetabek dan
Gerbangkertosusila di jawa timur.
Gambar II.1 Peta Kota Bandung Sumber:http:
http://ppsp.nawasis.info/dokumen/profil.kota.bandung/BDO_BaseMap.jpg (Diakses pada 01/04/2016)
Secara topografis Kota Bandung terletak pada ketinggian 768 meter di atas
permukaan laut, titik tertinggi di daerah Utara dengan ketinggian 1.050 meter dan
terendah di sebelah Selatan adalah 675 meter di atas permukaan laut, di wilayah
wilayah kota bagian Utara berbukit-bukit sehingga merupakan panorama yang
indah. (http://ppid.bandung.go.id/profil-kota-bandung/).
II.2 Kondisi Udara di Kota Bandung
Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Provinsi Jawa Barat,
sekalugus menjadi ibu kota Provinsi Jawa Barat, Menurut Sudarna (2015), pada
2013 lalu, Kota Bandung mendapat rangking 1 sebagai kota dengan polutan
rendah di Jawa Barat. Namun, setahun kemudian kondisi udara di Kota Bandung
menjadi urutan ke 6. Artinya polusi udaranya semakin buruk, terutama pada saat
week end dikarenakan banyaknya kendaraan yang masuk ke Kota Bandung membuat polusi udara semakin tinggi.
Gambar II.2 Pencemaran udara melalui kendaraan. Sumber: https://statik.tempo.co/data/id_128673/128673_620.jpg
(Diakses pada 01/04/2016)
Kondisi udara yang ideal bisa diukur melalui alat indeks standar pencemaran
udara (ISPU) yang di tempatkan di sejumlah wilayah Kota Bandung. Tingkat
pencemaran yang ditampilkan mulai dari kualitas udara yang baik, sedang, tidak
sehat, sangat tidak sehat, dan berbahaya. Sehingga masyarakat dapat melihat
sendiri kualitas udara yang terukur di wilayah tersebut. Menurut kementrian
lingkungan hidup rata-rata kualitas udara di Kota Bandung pada tanggal 02
februari 2016 mencapai angka PM10 dengan nilai 82.84 dalam status sedang
namun bisa juga naik melebihi nilai 110, dan merubah status menjadi tidak sehat,
II.2.1 Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU)
Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) adalah laporan kualitas udara kepada
masyarakat untuk menerangkan seberapa bersih atau tercemarnya kualitas udara
dan bagaimana dampaknya terhadap kesehatan setelah menghirup udara tersebut
selama beberapa jam/hari/bulan. Penetapan ISPU ini mempertimbangkan tingkat
mutu udara terhadap kesehatan manusia, hewan, tumbuhan, bangunan dan nilai
estetika.
Gambar II.3. Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU)
Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)
ISPU Ditetapkan Berdasarkan 5 Pencemar
Karbon Monooksida (CO)
Sulfur Dioksida (SO2)
Nitrogen Dioksida (NO2)
Ozon Permukaan (O3)
ISPU dan Dampak Kesehatan
Tabel I.1 nilai ISPU dan dampak kesehatan Sumber:
http://www.cets-uii.org/BML/Udara/ISPU/ISPU%20(Indeks%20Standar%20Pencemar%20 Udara).html
(Diakses pada 01/04/2016)
ISPU
Tingkat
Pencemaran
Udara Dampak Kesehatan
0–50 Baik Tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek
bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak
berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai
estetika
51–100 Sedang Kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan
manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada
tumbuhan yang sensitive dan nilai estetika
101–199 Tidak Sehat Tingkat kualitas udara yang bersifat merugikan pada
manusia ataupun kelompok hewan yang sensitive atau
bias menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun
nilai estetika
200–299 Sangat Tidak
Sehat
Tingkat kualitas udara yang dapat merugikan kesehatan
pada sejumlah segmen populasi yang terpapar
300–500 Berbahaya Tingkat kualitas udara berbahaya yang secara umum
Menurut Drejana (2014) selain pendekatan teknologi ada beberapa hal sederhana
yang dapat dilakukan untuk mengurangi emisi kendaraan bermotor di perkotaan,
salah satunya tidak menggunakan kendaraan bermotor dengan rute jarak pendek.
Lalu memilih rute perjalanan yang efisien, selain itu ada hal yang paling penting
yaitu menggunakan kendaraan umum transportasi publik salah satunya dengan
bersepeda, Namun, hingga kini moda transportasi umum tersebut masih kalah
populer dengan kendaraan pribadi. Soal kepadatan arus lalu lintas dan polusi
udara tak hanya menjadi urusan pemerintah, masyarakat juga harus berperan aktif
mendukung program yang disediakan pemerintah untuk mengatas polusi.
II.3 Program Bersepeda Kota Bandung
Tentunya hal ini menyebabkan pemerintah turun tangan untuk menghadapi
permasalahan polusi udara di Kota Bandung dengan cara mengadakan
program-program untuk mengatasi permasalahan polusi yaitu dengan menyediakan taman
kota, car free day, bus gratis bagi pelajar, dan salah satunya dengan mengadakan program kampanye bersepeda di hari Jumat setiap minggunya di Kota Bandung,
atau lebih dikenal dengan program Jumat Bersepeda, tentunya kampanye ini
bertujuan untuk mengajak masyarakat beraktifitas menggunakan sepeda baik ke
sekolah, kampus, maupun tempat kerja.
Gambar II.4. Logo gerakan bersepeda Sumber:
https://statik.tempo.co/data/2012/07/01/id_128673/128673_620.jpg (Diakses pada 01/04/2016)
menggunakan sepeda adalah alternatif dalam mengurangi kemacetan yang kerap
II.3.1 Jumat Bersepeda
Pada hari Jumat, Warga Bandung dianjurkan untuk menggunakan sepeda sebagai
alat transportasi. Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan penggunaan
sepeda oleh warga dan mengurangi kemacetan dan mengurangi polusi. Himbawan
baik pelajar, mahasiswa, karyawan atau siapapun untuk berpartisipasi dalam
Bandung Bike Day, dengan menggunakan sepeda di hari Jumat.
Gambar II.5. Sosialisasi kampanye bersepeda Sumber:
https://statik.tempo.co/data/2012/07/01/id_128673/128673_620.jpg (Diakses pada 01/04/2016)
Menurut Ridwan Kamil Walikota Bandung, hari Jumat dipilih karena pada hari
Jumat masih hari kerja dan biasanya kalau hari Jumat itu ada TGIF (thanks god its Friday) jadi mood di hari Jumat sangat bagus untuk menjalankan program ini, diharapkan banyak orang yang bersepeda di hari Jumat, bisa mengurangi populasi
kendaraan di Kota Bandung. Harapanya setiap hari bagi yang mampu bersepeda,
bagi yang tidak memiliki sepeda, sudah dipersiapkan adanya tempat penyewaan
sepeda, jadi harapannya bersepeda ini menjadi budaya, bukan sekedar hobi untuk
olah raga.
II.1.3.2 Bike Sharing
Program Bike Sharing atau penyewaan sepeda bertujuan untuk memberikan fasilitas penyewaan sepeda, menurut (Eka,2016) setiap shelter-nya akan terdapat 15 hingga 20 sepeda, jumlah ini memang disesuaikan dengan luas dan posisi
tempat. Masyarakat sudah bisa melakukan pendaftaran dengan biaya Rp75.000
sewa sepeda. Setiap sepedanya, setiap shelter mematok harga sewa mulai Rp2000 hingga Rp5000 per-jam, tergantung dengan jenis sepeda, mulai dari mountain bike, city bike, dan sepeda lipat.
Gambar II.6 Fasilitas Bike-Sharing Dago Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)
Melalui program yang digagas pemerintah, Eka berharap masyarakat memiliki
kesadaran terlebih dahulu sebelum terbangunnya infrastruktur. Sebelumnya sudah
tersedia fasilitas jalan khusus pengguna sepeda. Akan tetapi, dengan adanya
sarana yang menunjang diharapkan bisa melatih masyarakat begitupun
pemerintah. Dengan adanya Bike-Sharing di Bandung ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi permasalahan transportasi di Kota Bandung. Selain
berdampak baik untuk mengurai kemacetan, penggunaan sepeda juga mengurangi
polusi dan sehat.
II.4 Sepeda
Sepeda adalah kendaraan beroda dua atau tiga, mempunyai setang, tempat duduk,
dan sepasang pengayuh yang digerakan kaki untuk menjalankannya. Sepeda
merupakan salah satu alat transportasi yang paling penting di dunia, karena selain
ramah lingkungan, sepeda juga menjadi tonggak munculnya kendaraan-kendaraan
II.4.1 Perkembangan Sepeda di Indonesia
Kurnia (2015) menjelaskan awal popularitas sepeda di Indonesia adalah pada
masa kolonial Belanda. Orang belanda membawa sepeda buatan Eropa sebagai
alat transportasi pada masa pendudukan mereka di Indonesia. Pada masa itu
rakyat jelata belum bisa menikmati sepeda, hanya para penguasa dan bangsawan
yang bisa. Hampir semua orang mengakui bahwa sepeda, yang umumnya buatan
Belanda dan Inggris, merupakan alat transportasi bergengsi. Pada tahun 1960-an,
seiring perkembangan teknologi transportasi, kedudukan sepeda sebagai
kendaraan kelas atas perlahan tergeser oleh popularitas motor dan mobil. Sepeda
buatan 1930-an sampai 1950-an segera menjadi barang lama yang mudah
ditinggalkan.
II.4.2 Jenis-Jenis Sepeda
Kini sepeda mempunyai beragam nama dan model. Kurnia (2015) menjelaskan
bahwa pengelompokan biasanya berdasarkan fungsi dan ukurannya.
Pengelompokan sepeda diantaranya adalah:
Sepeda gunung, digunakan untuk lintasan off-road dengan rangka yang
kuat, memiliki suspensi, dan kombinasi kecepatan sampai 27 km/jam.
Sepeda jalan raya. Digunakan untuk balap jalan raya, bobot keseluruan
yang ringan, ban halus untuk mengurangi gesekan dengan jalan,
kombinasi kecepatan sampai 27 km/jam.
Sepeda BMX, BMX merupakan kependean dari Bicycle Moto-cross,
banyak digunakan untuk atraksi.
Sepeda kota (citybike), adalah sepeda yang biasa dipakai di perkotaan
dengan kondisi jalan yang baik. Sepeda jenis ini sangat menekankan aspek
fungsional. Biasanya memiliki sebuah boncengan dan keranjang.
Sepeda mini, termasuk dalam kelompok ini adalah sepeda anak-anak, baik
beroda dua maupun beroda tiga.
Sepeda angkut atau sepeda yang berdisain klasik (tua), termasuk dalam
kelompok ini adalah sepeda kumbang, sepeda pos dan sepeda ontel yang
memiliki besi kuat dan berdiameter roda yang besar mampu untuk
Sepeda lipat, merupakan jenis sepeda yang bisa dilipat dalam hitungan
detik, sehingga bisa di bawa ke mana-mana dengan mudah.
Sepeda Balap, sepeda yang model pegangannya setengah lingkaran dan digunakan untuk balapan.
II.4.3 Fungsi Sepeda
Dengan bersepeda secara otomatis tubuh melakukan aktivitas fisik dan
berolahraga sehingga membuat tubuh menjadi lebih segar dan sehat. Menurut
Kurnia (2015) Ada banyak kegunaan terkait dengan bersepeda yaitu:
Transportasi
Sepeda menjadi alat transportasi utama pada abad 18, seiring
perkembangan teknologi kini sepeda hanya digunakan sebagai alat
transportasi sekunder.
Olahraga dan perlombaan (balap sepeda)
Selain digunakan sebagai alat transportasi sepeda juga digunakan untuk
kegiatan rekreasi atau olahraga, banyak penggemar bersepeda yang
melakukan kegiatan tersebut di berbagai macam medan dengan tujuan
berolahraga. Olahraga bersepeda profesional dinamakan balap sepeda.
Balap sepeda merupakan kompetisi yang masuk dalam salah satu cabang
olahraga dalam olipiade. Salah satu perlombaan balap sepeda yang
terkenal di dunia adalah Tour de France. Atraksi
Sepeda yang sering digunakan untuk atraksi antara lain : sepeda roda satu
dan BMX. Sepeda roda satu biasanya diguanakan untuk sirkus atau
pertunjukan lainnya, sedangkan sepeda BMX sering digunakan untuk free style yang biasa ditemui di tempat-tempat umum seperti di jalan atau di taman.
II.4.4 Manfaat Beraktifitas Dengan Sepeda
Bersepeda merupakan salah satu jenis olahraga yang menarik dan dapat dilakukan
adalah salah satu syarat penting untuk menjaga kualitas kesehatan. Bersepeda
sendiri, jika dilakukan minimal 2,5 jam seminggu secara rutin memiliki dampak
positif bagi kesehatan tubuh. (Mulyana & Giriwijoyo, 2012, h27).
Manfaat bagi kesehatan
Ada beberapa sejumlah keutnungan dari aktivitas bersepeda sederhana ini
sebagai alat untuk mempromosikan kesehatan secara keseluruhan.
bersepedamemiliki banyak manfaat untuk kesehatan, antara lain:
Bersepeda baik untuk jantung : Olahraga bersepeda erat
hubungannya dengan peningkatan kebugaran kardiovaskular atau
kesehatan pembuluh dara dan jauntung, serta penurunan resiko
penyakit jantung coroner.
Bersepeda baik untuk otot-otot: mengendari sepeda sangant baik
untuk mengencangkan dan membangun otot terutama di bagian
bawah tubuh seperti betis, paha dan bagian belakang.
Menjaga ukurang pinggang tetap ideal: pembakaran kalori dapat terjadi saat bersepeda ketika menggowes lebih cepat daripada
biasanya, bersepeda tidak hanya efektif dalam membantu
menurunkan berat badan, tetapi juga meningkatkan metabolisme
tubuh.
Baik utnuk kesehatan mental : bersepeda telah dikaitkan dengan
peningkatan kesehatan mental.
Meningkatkan sistem kekebalan tubuh : Bersepeda dapat memperkuat kekebalan tubuh, sekaligus menjadi alat proteksi
terhadap jenis penyakit kanker tertentu.
Manfaat bagi lingkungan
Tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan, bersepeda juga sangat bermanfaat
bagi lingkungan diantaranya:
Sepeda tidak memerlukan lahan parkir yang luas.
Tidak mencemari lingkungan.
Memberikan kesempatan berinteraksi yang lebih leluasa, baik
dengan sesama pemakai jalan, maupun dengan warga masyarakat
di sekitarnya.
Gambar II.7 Pembakaran energi saat bersepeda
Sumber : http://www.fatsecret.co.id/kebugaran/bersepeda-(sedang) (Diakses pada 01/6/2016)
II.5 Data Lapangan
Pemerintah Kota Bandung membuat beberapa solusi untuk menghadapi
permasalahan polusi udara di Kota Bandung dengan cara mengadakan
program-program kampanye untuk mengatasi permasalahan polusi yaitu salah satunya
dengan mengadakan program bersepeda untuk mengurangi kemacetan dan polusi.
Kampanye yang dilakukan termasuk kedalam jenis Kampanye ideologi atau misi
sosial, kampanye tersebut bersifat khusus, berdimensi sosial, atau perubahan
sosial, yang bertujuan untuk mengajak masyarakat lebih menjaga lingkunganya.
Terutama pada permasalahan polusi udara. Namun peran warga dalam nenyikapi
program pemerintah masih minim. Kurangnya sosialisasi dan fasilitas bersepeda
yang baik menjadi permasalahan utama yang di hadapi oleh pemerintah. Maka
dari itu telah dilakukan penyebaran kuesioner di media online pada tanggal 8
April 2016 untuk mengetahui data yang dihasilkan oleh responden terkait kondisi
yang dihasilkan dengan cara pengisian kuesioner, dimana kuesioner diberikan
kepada 57 orang yaitu:
Gambar II.8. Kondisi udara di Kota Bandung Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)
Data di atas menunjukan kualitas polusi udara di Kota Bandung, menurut
responden kualitas udara di Kota Bandung sebanyak (71,4%) responden
menyatakan udara sudah tercemar, lalu sebanyak 28.6%) responden menyatakan
mulai tercemar.
Gambar II.9 Penyebab utama polusi udara menurut responden Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)
Data dari diagram diatas menunjukkan bahwa sumber utama polusi udara di Kota
Bandung yaitu melalui pertumbuhan kendaraan bermotor yang sangat pesat. hal
ini dilihat dari responden yang menjawab pertumbuhan jumlah kendaraan yang
sangat pesat sebanyak (85,7%), dan responden yang menjawab kurangnya
Gambar II.10 Kendaraan responden sehari-hari Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)
Data diatas menunjukan kendaraan yang digunakan responden sehari-hari,
(57,1%) responden menggunakan sepeda motor, (14,3%) responden menggunakan
sepeda, (14,3%) responden menggunakan mobil, (14,3%) responden
menggunakan transportasi umum.
Gambar II.11 Program bersepeda Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)
Data diatas menunjukan pendapat responden tentang program bersepeda yang
disosialisasikan ke publik oleh pemerintah yang pernah dilihat di media masa.
57,1% responden tidak pernah melihat langsung kampanye bersepeda, (14,3%)
Gambar II.12 Pengetahuan responden tentang Jumat Bersepeda Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)
Data diatas menunjukan pengetahuan program Jumat Bersepeda, (42,9%)
responden menjawab tidak tahu, (28.6%) responden menyatakan cukup tahu atau
pernah dengar. (14,3%) mengatakan sangat tahu, dan (14,3%) mengatakan tahu.
Gambar II.13 Keikutsertaan masyarakat dalam Program Jumat Bersepeda Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)
Data dari diagram diatas menunjukkan bahwa keikutsertaan responden dalam
Program Jumat sepeda yang dilakukan oleh pemerintah masih minim. Data
menunjukan (85,7%) responden tidak menjalankan program Jumat Bersepeda, dan
Gambar II.14 Kelebihan sepeda menurut responden Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)
Data diatas menunjukan kelebihan utama sepeda menurut responden jika
digunakan di perkotaan, (57,1%) responden menyimpulkan bahwa sepeda adalah
kendaraan yang menyehatkan, (14,3%) responden menyatakan kendaraan yang
ramah lingkungan. (14,3%) mengatakan kendaraan yang mengasyikan, dan
(14,3%) mengatakan kendaraan yang praktis untuk dipakai jarak dekat.
Gambar II.15 kekurangan sepeda menurut responden Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)
Data diatas menunjukan kekurangan utama sepeda menurut responden jika
digunakan di perkotaan, (42,9%) responden menyimpulkan bahwa sepeda adalah
kendaraan yang sulit mendapat ruang di jalan, (28,6%) responden menyatakan
Gambar II.16 Responden yang memiliki sepeda Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)
Data diatas menunjukan jumlah responden yang memiliki sepeda, (57.1%)
responden menggunakan sepeda, (42.9%) responden tidak menggunakan sepeda.
Gambar II.17 tujuan penggunaan sepeda Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)
Data diatas menunjukan penggunaan jumlah responden jika memiliki sepeda,
(85,7%) responden menggunakan sepeda untuk berolahraga, , (14,3%) responden
menggunakan sepeda untuk alat transportasi utama, seperti kegiatan ke sekolah,
Gambar II.18 Pendapat responden mengenai kegiatan bersepeda Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)
Data menunjukan ketertarikan penggunaan sepeda dikalangan masyarakat,
(42.9%) responden menjawab biasa saja, (28.6%) responden tertarik
menggunakan sepeda, (28.6%) responden sangat menyukai kegiatan bersepeda.
Gambar II.19 Fasilitas bersepeda di Kota Bandung Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)
Data diatas menunjukan pendapat responden mengenai fasilitas bersepeda yang di
sediakan oleh pemerintah, (71,4%) responden menyatakan masih kurangnya
fasilitas bersepeda di Kota Bandung, dan (28,6%) responden menyatakan fasilitas
bersepeda di Kota Bandung sangat kurang.
II.6 Analisis
Dalam perancangan ini masyarakat sebagai pengguna jalan akan menjadi subjek
diberlakukan oleh Pemerintah yang mengadakan program-program kampanye
untuk mengatasi permasalahan polusi yaitu salah satunya dengan mengadakan
program bersepeda untuk mengurangi kemacetan dan polusi.
Berdasarkan hasil kuesioner yang didapat kecenderungan responden mengangap
sepeda hanya sebagai alat untuk olah raga saja. Dapat dilihat dari
bermacam-macam jawaban para responden yang ada, pengaruh jawaban responden dapat
menjadi referensi kebenaran atau penolakan atas jawaban dari responden sendiri.
Maka dapat disimpulkan bahwa, persepsi negatif masyarakat tentang sepeda
adalah:
sepeda merupakan kendaraan yang sulit mendapat ruang di jalan.
sepeda merupakan kendaraan yang tidak peraktis.
sepeda merupakan kendaraan yang tidak aman.
sepeda merupakan kendaraan yang melelahkan.
II.7 Solusi Permasalahan
Tujuan dari penelitian adalah untuk memecahkan atau menemukan jawaban
terhadap suatu objek permasalahan. Oleh karena itu, pemilihan dan analisa
masalah adalah sebuah tahap awal yang harus dilakukan. Masyarakat umum
beranggapan bahwa kegunaan sepeda hanya untuk olah raga saja, namun fungsi
utama sepeda adalah alat transportasi, masyarakat kini menggangap bersepeda itu
tidak praktis, melelahkan, sulit mendapatkan ruang di jalan. Sementara itu banyak
manfaat menggunakan sepeda, mulai dari manfaat untuk kesehatan dan
lingkungan bagi masyarakat umum khususnya di perkotaan, Dengan demikian
dapat untuk mengatasi masalah, belumnya sepeda menjadi alat transportasi, maka
BAB III. STRATEGI PERANCANGAN KAMPANYE BERSEPEDA
III.1 Strategi Perancangan
Dalam perancangan media persuasi yaitu kampanye sosial, hal yang dilakukan
adalah mengkomunikasikan pesan yang akan disampaikan kepada audiens.
Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang
lain, untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau prilaku, baik
langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media. Untuk membuat suatu
komunikasi yang baik dalam sebuah kampanye dibutuhkan suatu komunikasi
yang mampu menyampaikan pesan yang dapat dimengerti oleh target audiens.
Komunikasi yang akan digunakan dalam kampanye ini adalah persuasif, sebab
kampanye ini dimaksudkan untuk mengajak kepada masyarakat. Dengan
penyampaian pesan yang sederhana diharapkan dapat dilakukan oleh masyarakat
dengan cara yang sederhana. Ada beberapa cara yang dapat meningkatkan mood
seseorang dengan berbagai cara sesuai dengan ilmu pengetahuan yang ingin
disampaikan pada kampanye ini sebagai pesan utama untuk mengajak orang
bersepeda yaitu:
• Tersenyum. • Olahraga.
• Menikmati alam.
• Berkumpul bersama teman atau keluarga.
• Pola hidup yang sehat.
Pesan tersebut sebagai salah satu langkah mengajak masyarakat melakukan
kegiatan bersepeda.
III.1.1 Target Audiens
Segmentasi dari target audiens yang dituju dalam perancangan kampanye ini
meliputi beberapa faktor diantaranya adalah sebagai berikut:
Demografis
Target Primer
kondisi fisik dari masyarakat yang terbilang remaja akhir masih memiliki
kondisi fisik yang baik, dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
Target Sekunder
Golongan, remaja, dewasa, yang berada di daerah perkotaan khususnya di
Kota Bandung, umumnya masyarakat beranggapan bahwa bersepeda adalah
alat untuk sarana olahraga saja, bukan sebagai alat transportasi.
Sasaran : Masyarakat umum
Gender : Laki-laki dan Perempuan
Usia :
- Target Primer : 17- 25 tahun
- Target Sekunder : 25 – 35 tahun
Pendidikan : Pelajar, Mahasiswa, pekerja
- Target Primer : SMA, Perguruan Tinggi
- Target Sekunder : SMA, Perguruan Tinggi
Agama : Semua golongan
Kelas Sosial : Menengah ke atas
Psikografis
- Target Primer : Memiliki rasa ingin tahu, stylish, dapat dipengaruhi. - Target Sekunder : update, open minded, stylish, berani melakukan
perubahan,
Geografis
Target Audiens meliputi daerah perkotaan khususnya Kota Bandung,
umumnya seluruh Wilayah Indonesia dengan iklim pegunungan tropis.
Bandung juga ramai penduduk dan produk teknologi sudah biasa, bukan
merupakan hal yang mewah.
Insight
Untuk kampanye bersepeda target audiens adalah remaja dewasa kelas menengah
dan menengah keatas. Audiens yang dituju adalah yang menggunakan kendaraan
transportasi secara berlebihan. Dengan prilaku seperti ini, respon masyarakat
masih kurang ketertarikan menggunakan sepeda.
Berikut insight dari target audiens:
Adanya kebanggan karena memiliki kendaraan tarnsportasi
pribadi.
Senang atau hobi terhadap sesuatu yang menyehatkan.
Senang melakukan kegiatan yang mudah dan cepat.
Berani melakukan perubahan.
Dengan target audiens yang bekerja di perkantoran, mahasiswa di kampus dan
pelajar di sekolah. Maka insight dari target yaitu seseorang yang tidak ingin disibukan dengan hal-hal di luar kegiatan rutin sehari-hari dan tidak
mempedulikan hal-hal sekitar, maka kampanye bersepeda dibuat dengan tidak
melibatkan target audiens secara langsung, dengan arti kata media ataupun pesan
yang ditujukan dengan media yang tanpa disadari digunakan oleh target audiens.
Journey
Target Primer
Tabel III.1 Target primer Sumber: Pribadi (2016)
Suasana Kegiatan Tempat Point Of Contact
Pagi
Malam
Suasana Kegiatan Tempat Point Of Contact
Pagi
Belajar, Istrahat dan
makan, Pulang sekolah,
kerja kelompok,
nongkrong, makan sore,
Malam
Strategi komunikasi yang akan dilakukan pada target audiens, diharapkan dapat
memahami isi pesan yang akan disampaikan bahwa dalam akifitas sehari-haripun
dapat memberikan informasi mengenai manfaat bersepeda. Pendekatan
komunikasi dapat dilakukan dengan dilakukan dengan pendekatan verbal maupun
pendekatan visual.
Pendekatan Visual
Citra yang timbul dari program bersepeda Kota Bandung yang lebih mendekatkan
kearah gaya hidup, sesuai dengan karakter masyarakat perkotaan yang cenderung
lebih suka berinteraksi dan bepergian, maka pendekatan visual yang
menyenangkan, seru dan stabil dapat dilihat dari visual yang menampilkan rasa
Pendekatan Verbal
Dalam menyampaikan pesan kapanye bersepeda, bahasa yang digunakan yaitu
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia digunakan untuk
menyapaikan pesan agar lebih efektif dan dimengerti. Semua data yang didapat
dirangkum menjadi informasi yang jelas agar mudah tersampaikan maksud dan
tujuannya, serta memperkuat visual yang ditampilkan. Menggunakan bahasa yang
terkesan santai namun dapat mempengaruhi target audiens untuk melakukan
kegiatan bersepeda.
III.1.3 Mandatory
Kampanye ini diperintahkan oleh Pemerintah Kota Bandung dan berkerja sama
dengan Dinas Perhubungan Kota Bandung, untuk memberitahukan informasi
tentang sepeda dan mengajak masyarakat agar menggunakan kendaraan sepeda
pada jarak dekat.
III.1.4 Strategi Kreatif
Kampanye bersepeda yang ditujukan kepada masyarakat pengguna kendaraan
bermotor, yang menempuh jarak dekat maksimal 2 kilometer secara berlebihan
menggunakan sepeda motor, hal ini sebaiknya masyarakat menempuh jarak dekat
menggunakan sepeda atau berjalan kaki, hasil wawancara dengan Zeni, anggota
sepeda Koskas Bandung, menurutnya katagori jarak dekat maksimal untuk
bersepeda santai yaitu 2 kilometer, sehingga solusi dari kampanye bersepeda
sepeda jarak dekat ini, diberikanya himbauan kepada masyarakat yang
menggunakan kendaraan bermotor secara berlebihan, sebaiknya menggunakan
kendaraan ramah lingkungan salah satunya dengan bersepeda di jarak radius 2
kilometer, jika jarak tujuan di dalam radius jarak tersebut, karena bersepeda
merupakan kegiatan yang ramah lingkungan dan menyehatkan.
III.1.4.1 Cara Penyampaian Pesan
Pendekatan yang digunakan adalah informatif dan persuasif. Dimana pendekatan
informatif lebih memperlihatkan informasi dan sebuah pendekatan rasional yang
yang terjadi mengenai manfaat dan dampak yang terjadi ketika bersepeda.
Fungsinya yaitu untuk memudahkan penyampaian informasi atau pengetahuan
kepada target audiens sehingga informasi yang disampaikan dapat dipahami
dengan baik.
III.1.4.2 Rasionalisasi Visual
Pendekatan visual yang akan dilakukan pada program ini adalah:
Menggunakan logo, sebagai identitas yang akan digunakan pada media, sehingga media tersebut memiliki identitas yang jelas.
Tipografi yang dipakai adalah font-font sans serif. Digunakan karena jelas dan
mudah terbaca.
Ilustrasi dan warna yang sesuai dengan identitas Kota Bandung.
Menggunakan slogan atau tagline yang mudah diingat dan dimengerti oleh khalayak sasaran.
III.1.4.3 Copywriting
Elvinaro (2009) menyebutkan “Copywriting adalah sebuah teknik menghasilkan tulisan yang membuat pembaca memberikan respon yang diinginkan tulisan ini
disebut copy. Copy dibuat agar pembaca mulai membeli, mendaftar, mengingat,
atau melakukan tujuannya” (h.28).
Headline
Ayo bersepeda.
Tagline
Ga mau polusi? Jangan bikin polusi!
Kalau bisa hemat kenapa tidak?
Tujuan dekat dan ga bikin macet
Dimulai dari yang terdekat
III.1.4.4 Storyline
Menceritakan kondisi Kota Bandung mengenai permasalahan penggunaan
kendaraan bermotor yang berlebihan, yang berdampak pada polusi, kemacetan
dan pemborosan. Selanjutnya ditampilkan solusi yang ramah lingkungan untuk
mengurangi masalah tersebut dengan cara bersepeda dimulai dari jarak yang
terdekat.
III.1.5 Strategi Media
1. Media Utama
Pendekatan yang akan dilakukan untuk perancangan video sebagai media
informasi adalah dengan cara melakukan studi terhadap masyarakat remaja dan
dewasa. Media utama yang akan digunakan adalah berupa video motion graphic
mengenai bersepeda di Kota Bandung, dengan dibuatnya video ini maka
diharapkan akan menambah pengetahuan dan ketertarikan target audiens
mengenai kegiatan bersepeda di Kota Bandung, karena target dekat sekali dengan
media digital dan elektronik.
Strategi kreatif dalam media kampanye Program Bersepeda jarak dekat, dituju
maka strategi kreatif yang akan dipakai adalah membuat sebuah animasi berjenis
motion graphic karena film animasi mempunyai daya tarik tersendiri yang terdiri dari gambar, suara, dan mempunyai gerakan, sehingga masyarakat lebih banyak
merespon dan mengerti. Animasi yang akan dibuat berjenis motion graphic.
Dengan motion graphic, gerakan-gerakan yang akan dihasilkan akan sangat sederhana dengan menggerakkan sebagian objek yang dibutuhkan, tidak terlalu
luwes seperti film-film animasi lain contohnya SpongeBob SquarePants, gaya
motion graphic ini terinspirasi dari sikap kesederhanaan. Video motion graphic
yang dijadikan sebagai media utama, dikemas dengan menggabungkan informasi
tentang kegiatan bersepeda, Selain itu, akan dimunculkan karakter-karakter tokoh
yang menarik, sebagai identitas Kota Bandung seperti Walikota M.Ridwan Kamil
serta masyarakat Kota Bandung, agar ciri khas Kota Bandung mengisi di video
animasi ini, Maka dari itu penyampaian kampanye ini harus dilakukan dengan
seefektif dan sekreatif mungkin, dengan tujuan informasi yang diberikam mampu
2. Media Pendukung
Media pendukung merupakan media pelengkap atau tambahan bagi media utama
untuk membantu menginformasikan, agar menjadi rangsangan target audiens
untuk menonton video informasi mengenai bersepeda.
Billboard
Billboard adalah bentuk promosi iklan luar ruang dan memiliki ukurang
yang cukup besar. Dalam arti yang sebenarnya billboard adalah bentuk
poster dengan ukurang yang cukup besar dan diletakan tinggi di tempat
yang ramai dilalui orang.
Banner digital/web banner
Media banner digunakan unuk mengarahkan target untuk membuka dan
menonton video informasi ini, banner ini dipasang pada media internet
seperti jejaring sosial.
Poster
Poster digunakan pada tempat tempat tertentu, dimana untuk mengarahkan
ke situs youtube facebook dan vimeo.
Stiker
Stiker dibuat karena sifatnya individu dan stiker dikenal sangat praktis dan
efektif, dapat ditempelkan dimana saja sehingga memperluas jangkauan
dari pesan yang ingin disampaikan. stiker ini bertujuan agar target lebih
mudah untuk mengajak masyarakat untuk bersepeda.
III.1.5.1 Pemilihan Media
Media dipilih untuk menyampaikan pesan terhadap target audiens secara
informatif dan persuasif, yang bertujuan untuk memudahkan penyampaian pesan
kepada target khalayak. Merancang kampanye untuk masyarakat Kota Bandung
pengguna jalan dengan menggukan teori AISAS. Menurut Andrias (2008),AISAS
adalah model proses pembelian konsumen yang dikembangkan oleh agen
(Aksi), dan mengirimkan ulasan melalui internet setelah menggunakan produk
(Share).
Attention:
Tahap pertama kampanye yaitu Attention akan diisi dengan aplikasi media yang mampu membangkitkan kesadaran target sasaran akan isu yang
diangkat. Media yang digunakan pada tahap ini adalah media-media yang
dekat dengan target yang dapat membangkitkan rasa ingin tahu target
audiens.
Interest:
Pada tahap ini kampanye berfokus pada peningkatan ketertarikan target
sasaran terhadap isu (setelah sadar akan isu yang diangkat). Tahap ini sangat
bersifat informatif namun target sasaran masih pasif. Media di tahap ini
adalah media yang mengakomodasi rasa penasaran dan rasa ingin tahu yang
sudah dibangun di tahap Attention. Search:
Pada tahap ini kampanye berfokus pada memudahkan target sasaran dalam
mencari informasi lebih dalam mengenai isu. Media yang digunakan dalam
tahap ini adalah media informatif karena target sasaran akan aktif mencari
tahu lebih banyak. Media tahap ini menyediakan informasi yang dicari oleh
target sasaran.
Action:
Pada tahap ini kampanye berfokus untuk meningkatkan aksi atau perilaku
yang diharapkan dari target sasaran. Maka media yang digunakan adalah
media yang mampu membangkitkan aksi.
Share:
Dalam tahap ini, kampanye berbagi informasi sambil memfasilitasi target
sasaran untuk berbagi pengalamannya tentang kampanye untuk memperluas
Tabel III.3 Media AISAS kampanye bersepeda jarak dekat Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)
III.1.6 Strategi Distribusi
Berdasarkan pemilihan media yang telah dijabarkan diatas, dikategorikan
pertimbangan dalam beberapa bagian yaitu :
Secara Geografis atau Wilayah
Penyebaran media-media kampanye ditujukan pada daerah perkotaan
Bandung sesuai dengan segmentasi demografis dari kampanye bersepeda jarak
dekat.
Lokasi Penyebaran
Dengan melakukan pendekatan dengan berbagai pihak seperti memutarkan
video ini televisi, layar LED di jalan, yang memiliki layar digital video dan
tempat dimana biasa dikunjungi oleh target. Untuk menjadikan dokumentasi
dalam jangka panjang maka diunggah di situs penyimpanan video seperti
youtube dan vimeo. Sedangkan untuk media pendukung akan diarahkan pada daerah-daerah yang memiliki mobilitas masyarakatnya tinggi atau padat,
seperti persimpangan jalan, dan beberapa media lain disebar di tempat-tempat
yang sesuai dengan kampanye sepeda seperti di komunitas-komunitas sepeda
di Bandung, tempat penyewaan sepeda, dan dalam acara Car free day.
Jadwal Penyebaran Media
Kampanye ini dilakukan selama empat bulan, dan dimulai dari bulan Agustus
Gambar III.2 Jadwal penyebaran media Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)
III.2 Konsep Desain
III.2.1 Format Desain
Format desain yang digunakan disesuaikan dengan media yang akan dipakai salah
satunya media utama yaitu video animasi motion graphic sebagai media utama dengan menggunakan format wide screen 1280x720px dan format audio visual menggunakan format AVI , format desain digunakan audio visual dengan tambahan animasi teks didalamnya dan telah mengalami proses pengeditan.
Gambar III.3 Ukuran format layar wide screen
III.2.2 Tata Letak
Dilihat dari target Masyarakatnya adalah masyarakat yang merupakan warga
dengan usia 17 sampai 25 tahun. Maka perancangan konsep visual pada
pemberian informasi tentang kampanye bersepeda jarak dekat ini cenderung
menggunakan tata letak yang sederhana, tegas, dan mudah untuk pahami. Dengan
konsep perancangan yang sederhana, diharapkan masyarakat dapat mengolah
informasi didalamnya dengan cepat dan tepat.
Menurup Elvinaro (2009) hal-hal yang diperhatikan dalam tata letak perancangan
konsep media kampanye ini adalah sebagai berikut:
Proporsi
Proporsi disini menjelaskan kesesuaian antara ukuran halaman dengan konten
didalamnya baik tulisan ataupun gambar.
Kesatuan
Kesatuan adalah terhubungnya elemen-elemen desain yang berbeda dan
mempunyai karakter tersendiri, menjadi sebuah kesatuan baru yang
menghasilkan fungsi baru yang utuh.
Kontras
Kontras adalah menonjolkan suatu fokus objek dalam sebuah media sehingga
objek tersebut menjadi fokus perhatian dalam sebuah media utuh.
Keseimbangan
Keseimbangan dalam tata letak sebuah media terletak pada penempatan
elemen-elemen yang terdapat dalam media tersebut. Seperti header, body text,
foto, dan footer. Selain elemen-elemen tersebut, keseimbangan juga terjadi dalam pemberian ukuran pada masing-masing elemen dalam sebuah media.
Irama
Irama merupakan sebuah makna dari kata pengulangan. Dalam sebuah tata
letak, ritme sangat diperhatikan agar terjadinya kesinambungan antara
halaman, media, dan kesan yang terlihat dalam bentuk utuh.
III.2.3 Huruf
Pemilihan jenis huruf adalah salah satu faktor penting dalam media Informasi.
disampaikan dalam medianya dapat menciptakan kesan yang sesuai dengan
konsep rancangannya. Adapun jenis huruf yang digunakan dalam media ini
adalah: BEBAS
Gambar III.4 Bebas font
Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)
III.2.4 Warna
Warna memiliki daya tarik yang kuat dan menciptakan makna tersendiri. Warna juga
dapat mengurangi rasa bosan, ataupun membangkitkan semangat pada objek.
Gambar III.5 Warna
Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)
Dengan mempertimbangkan keharmonisan warna-warna yang digunakan adapun
warna-warna yang digunakan dalam perancangan kampanye bersepeda adalah
warna menggunakan dengan warna cerah dan sederhana.
III.2.5 Ilustrasi
Gaya ilusrasi yang digunakan dalam perancangan Kampanye Bersepeda Jarak
Dekat Kota Bandung berupa gambar vektor dengan menggunakan warna-warna
yang solid, selain itu dilihat dari karakter tokoh yang menunjukan Kota Bandung,
sehingga dapat di ambil gaya ilustrasi berupa vektor yang sederhana agar
Gambar III.6 konsep ilustrasi Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)
Gambar III.7 Karakter
Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)
Konsep karakter yang digunakan seperti gambar di atas yaitu:
Pelajar mewakilkan target audiens berusia 17 tahun mewakilkan target
premier.
Orang dewasa berusia 25 tahun mewakilkan target sekunder.
Ilustrasi karakter M.Ridwan Kamil sebagai Walikota Kota Bandung.
III.2.6 Audio
Pemilihan jenis latar musik adalah salah satu faktor penting dalam media video.
Untuk dapat menyampaikan pesan Informasi dengan baik, maka pemilihan musik
harus sesuai dengan target Masyarakat itu tersendiri. Sehingga pendengar akan
nyaman mendengarkan musik yang tersedia dalam video. Adapun musik yang
digunakan dalam media ini adalah sebuah lagu yang dimainkan oleh grup musik
BAB IV. MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI
IV.1. Media utama
IV.1.1 Animasi motion graphic Kampanye Bersepeda Kota Bandung
Animasi adalah suatu kegiatan seolah-olah menghidupkan, menggerakan benda
mati dan memberikan dorongan, kekuatan, semangat, dan emosi untuk menjadi
hidup dan bergerak. Dengan kemajuan zaman serta berkembangnya dunia digital,
industri film animasi mengalami perkembangan pesat di Indonesia dan mulai
banyak diminati oleh masyarakat.
Teknis produksi animasi di komputer tidak hanya terdiri dari teknis 2 dimensi dan
3 dimensi. Ada juga teknis motion graphic frame by frame, yaitu membuat sebuah ilusi pergerakan dari sebuah gambar atau objek yang diam (still image) seolah gambar tersebut hidup dan bergerak. Teknis yang digunakan dalam pembuatan
animasi motion graphic frame by frame berupa teknis animasi yang menggunakan perubahan bentuk pada setiap frame-nya agar hasil gambar lebih halus dan realistis. (Yasni, 2010)
Tahapan yang perlu dilakukan dalam pembuatan animasi motion graphic adalah :
Gambar IV.1 Tahap pembuatan motion graphic
Pra Produksi
Praproduksi merupakan tahap awal dari pembuatan motion graphic kampanye bersepeda jarak dekat Kota Bandung yang didalamnya terdiri dari empat langkah
kegiatan yaitu :
Identifikasi
Dalam identifikasi berisi tentang gagasan informasi motion graphic yang akan di buat seperti judul, jenis, isi, dan durasi.
Judul : Gerakan Bersepeda Jarak Dekat Kota Bandung
Jenis : Persuasi
Isi : Ajakan kepada pengguna kendaraan bermotor agar beralih untuk
menggunakan kendaraan ramah lingkungan di jarak dekat.
Durasi : 2 menit
Sinopsis
Sinopsis merupakan gambaran secara ringkas mengenai tema atau judul.
Motion graphic ini menggambarkan permasalahan perkotaan yaitu, kemacetan dan polusi di Kota Bandung.
Ide Cerita
Dari sinopsis yang telah di buat akan dikembangkan menjadi cerita yang lebih
jelas dan deskriptif, di mana akan terdapat alur atau jalan cerita. Berikut ini adalah
isi cerita dalam pembuatan motion graphic :
Animasi diawali dengan menampilkan permasalahan, prilaku masyarakat tentang
penggunaan sepeda motor secara berlebihan. Setelah itu menceritakan secara
solusi yang ada untuk menangani masalah tersebut, dengan sebuah gerakan
kampanye bersepeda jarak dekat di Kota Bandung. Terakhir menampilkan ajakan
kepada target audiens untuk melakukan gerakan tersebut.
Produksi
Proses produksi merupakan tahap dimana motion graphic di buat sesuai dengan
storyboard yang telah dibuat. Dalam pembuatan animasi motion graphic
diperlukan penekanan khusus pada saat melakukan komposisi di perangkat lunak
yang membantu proses pembuatan animasi dan komposisi karena bahan yang
menggerakan stok gambar diantaranya adalah Addobe After Effect dan Addobe
Premiere.
Video
Sebelum pembuatan video di mulai, dilakukan pengelompokan scene
berdasarkan software yang akan di buat. Setelah itu akan digabungkan dengan menggunakan teknik frame by frame sesuai dengan storyboard dengan menggunakan aplikasi Adobe After Effect.
Gambar IV.2 Tahap pengelompokan scene
Sumber : Dokumentasi pribadi (2016)
Audio
Audio di ambil dari file yang sudah ada. Audio digabungkan dengan file video
yang sudah selesai digabungkan dengan aplikasi Adobe Premier Pro untuk
menyesuaikan keserasian dan durasi dari video.
Pasca produksi
Dalam pasca produksi akan dilakukan proses editing kembali untuk mengoptimalkan hasil akhir dari motion graphic tersebut. Setelah editing akhir selesai, selanjutnya masuk kedalam proses rendering untuk menyesuaikan format
file agar sesuai dengan yang dibutuhkan.
Konsep Logo
Mengambil bentuk sepeda yang berarti logo menunjukan tentang suatu kegiatan
bersepeda. Pada bagian tengah dalam lingkaran terdapat logo Kota Bandung yang
menunjukan kegiatan ini diturunkan langsung oleh pemerintah Kota Bandung
kepada masyarakat.
Gambar IV.4 Logo Kampanye
Sumber: Dokumentasi pribadi (2016) Warna
Kesan yang ingin disampaikan yaitu ajakan kepada masyarakat agar
menggunakan sepeda di Kota Bandung. Warna hitam diartikan sebagai warna
memberi ketegasan, Sedangkan warna utama yaitu warna biru memberikan kesan
komunikatif, tenang dan dinamis, sedangkan warna kuning hijau dan putih
mewakili logo identitas Kota Bandung.
Gambar IV.5 Warna Logo
Arti warna
• Kuning
Warna kuning menunjukan pengingat dan menarik perhatian, di tempatkan
dibagian kepala pengguna sepeda, agar diingat dan dijalankannya kegiatan
bersepeda.
• Hijau
Warna hijau menunjukan sehat dan kebugaran, sehingga warna hijau di tempatkan
dibagian badan kare
na mewakilkan kebugaran tubuh.
• Biru
Warna biru menunjukan arti damai, komunikatif, dan santai, mewakilkan warna
background, yang berarti sepeda merupakan kendaraan yang ramah lingkungan dan santai.
• Hitam
Warna hitam menujukan sifat positif, seperti kokoh tegas, formal, struktur yang
kuat, dan penjelas, sehingga digunakan agar memperjelas dan memperkokoh
menjadi kesatuan logo kampanye bersepeda jarak dekat.
• Putih
Warna yang berarti suci dan bersih, sehingga warna putih digunakan di roda
sepeda yang melambangkan bersepeda adalah kendaraan yang ramah lingkungan.
Gambar di atas menunjukan contoh penggunaan logo yang salah, Dilarang
mengubah, dan memanipulasi logo. Penggunaan logo hanya boleh diproduksi dari
digital master artwork. Logo gerakan kapanye berseapeda jarak dekat berbentuk simbol. Logo ini yang berbentuk lingkaran yang mengambil dari tema sepeda
seperti roda yang berputar.
IV.2 Media pendukung
IV.2.1 Poster
Proses pembuatan media poster menggunakan aplikasi Adobe Illustrator CS6, berisi tentang ajakan untuk bersepeda di Kota Bandung. Ukuran poster 21 cm x 30
cm, oleh karena ukurannya yang terbatas, maka tema dalam poster tidak terlalu
banyak, jadi dalam satu poster terdapat satu tema. Tujuan poster adalah untuk
mengingatkan kembali dan mengarahkan pembaca ke arah tindakan tertentu. Tiga
konsep yang dipakai dalam poster ini mewakilkan dari permasalahan yaitu:
Kemacetan : diwakilkan oleh ilustrasi oleh pria dewasa. karena dapat
memberikan contoh bagi keluarga, karena timbulnya pemborosan dan polusi
dari kemacetan.
Polusi : diwakilkan oleh ilustrasi remaja, karena remaja aktif di luar ruangan, tentu saja lebih sering berhadapan langsung dengan kondisi udara di luar.
Hemat : diwakilkan oleh ilustrasi wanita dewasa, karena wanita dewasa
mengatur keuangan keluarga.
Spesifikasi :
Ukuran : 21 cm x 30 cm
Bahan material : Art paper 210gr
Teknik : Print offset
IV.2.2 Billboard
Fungsi dari Billboard ini digunakan di ruang terbuka, agar masyarakat Kota Bandung sebagai pengguna jalan dapat melihat Billboard ini.
Gambar IV.8 Billboard
Sumber : Dokumentasi pribadi (2016)
Spesifikasi :
Ukuran : 2 meter x 4 meter
Bahan material : Kain, Glossy
Teknik : Print offset
IV.2.3 Stiker
Stiker merupakan media yang sangat fleksibel baik dalam bentuk, ukuran, dan
penempatan. Stiker sering kali digunakan sebagai media komunikasi. Dalam tahap
ini stiker nantinya ditempatkan di objek yang sering ditemui oleh target audiens,
adanya penggunaan bahasa Inggris digunakan di stiker agar mudah di ingat,
Gambar IV.9 Stiker
Sumber : Dokumentasi pribadi (2016)
Spesifikasi :
Ukuran : 8 cm x 8 cm
Bahan material : Stiker Vynil
Teknik : Print Offset
IV.2.4 Pin
Pin dibuat karena sifatnya individu dan Pin dikenal sangat praktis dan efektif, di
gunakan oleh pemakainya sehingga memperluas jangkauan dari pesan yang ingin
disampaikan. Pin ini bertujuan agar target lebih mudah untuk mengajak
masyarakat untuk bersepeda.
Gambar IV.10 Pin
Sumber : Dokumentasi pribadi (2016)
Spesifikasi :
Ukuran : 6cm x 6cm
IV.2.4 Mug
Mug digunakan sebagai media pengingat kampanye bersepeda jarak dekat Kota
Bandung
Gambar IV.11 Mug
Sumber : Dokumentasi pribadi (2016)
Spesifikasi :
Ukuran : 10 cm x 20 cm
Teknik : Press Mug
IV.2.5 Ambient media
Penambahan Ambient media di jalur sepeda menggambarkan karakter dengan bertemakan pahlawan lingkungan yang menggunakan sepeda, sehingga simbol ini
dapat menarik perhatian pengguna jalan. Gambar yang digunakan dalam
penempatan ambient media di ambil dari simbol logo kampanye bersepeda jarak
dekat, agar menampilkan ciri identitas kampanye bersepeda jarak dekat.
Gambar IV.12 Ambient Media
Spesifikasi :
Ukuran : 1 meter x 1 meter
Bahan material : Cat jalan
IV.2.6 Infografis
Digunakan pada tempat-tempat tertentu, berisi tentang informasi mengenai
kampanye bersepeda dan ajakan untuk bersepeda di Kota Bandung, agar
mengarahkan target audiens ke situs Youtube Facebook dan Instagram.
Spesifikasi :
Ukuran : 30cm x 42cm
Bahan material : Art papper
Teknik : Printoffset
IV.2.7 Sosial Media
Tampilah halaman kampanye bersepeda jarak dekat di Facebook, Instagram,
Youtube. Disinilah target audiens mendapatkan informasi lebih banyak mengenai
kampanye bersepeda jarak dekat.