• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN SPRINT GAWANG UNTUK MENUMBUHKAN KEBERANIAN, KESENANGAN DAN PERCAYA DIRI DALAM PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SD N 2 SIDODADI KECAMATAN PATEAN KABUPATEN KENDAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN SPRINT GAWANG UNTUK MENUMBUHKAN KEBERANIAN, KESENANGAN DAN PERCAYA DIRI DALAM PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SD N 2 SIDODADI KECAMATAN PATEAN KABUPATEN KENDAL"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN SPRINT GAWANG UNTUK MENUMBUHKAN

KEBERANIAN, KESENANGAN DAN PERCAYA DIRI DALAM

PEMBELAJARAN PADA SISWA

KELAS IV SD N 2

SIDODADI KECAMATAN

PATEAN

KABUPATEN KENDAL

SKRIPSI

diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Kiki Listiyani

6101411008

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

(2)

ii

ABSTRAK

Kiki Listiyani. 2015. Pengembangan sprint gawang untuk menumbuhkan keberanian, kesenangan, dan percaya diri dalam pembelajaran pada siswa kelas IV SD N 2 Sidodadi Kecamatan Patean Kabupaten Kendal. Skripsi Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Dr. Rumini, S.Pd, M.Pd.

Kata Kunci : Pengembangan, Keberanian, Kesenangan, Percaya Diri, Sprint Gawang

Setiap cabang olahraga memerlukan keterampilan, keberanian, kesenangan dan percaya diri tertentu dalam melakukan, agar hasilnya bisa maksimal. Namun kenyataannya tidak semua siswa memiliki keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam melakukan gerak dalam cabang olahraga sprint gawang. Kesulitan yang dialami siswa yaitu; 1) ukuran tinggi gawang 50 cm menjadikan anak takut untuk melewati gawang tersebut, 2) siswa kesulitan melewati semua gawang karena jarak antar gawang 6 m yang terlalu jauh, 3) siswa merasa tidak percaya diri saat melakukan sprint gawang sehingga mengubah pola langkah, 4) lantai yang beralaskan paving menjadikan anak takut jatuh saat melewati gawang karena jatuh di paving lebih sakit daripada di lapangan yang berumput , 5) siswa kurang percaya diri sehingga saat berlari akan melewati gawang tiba-tiba berhenti di depan gawang karena takut gawang tersebut akan tertabrak lalu roboh. Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengembangan sprint gawang untuk menumbuhkan keberanian, kesenangan, dan percaya diri dalam pembelajaran pada siswa kelas IV SD N 2 Sidodadi Kecamatan Patean Kabupaten Kendal?”. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat pengembangan untuk menumbuhkan keberanian, kesenangan, dan percaya diri dalam pembelajaran sprint gawang pada siswa kelas IV SD N 2 Sidodadi Kecamatan Patean Kabupaten Kendal.

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Adapun prosedur pengembangan produk meliputi analisis produk yang akan diciptakan, mengembangkan produk awal, validasi ahli dan revisi, uji coba kelompok kecil dan revisi, uji coba kelompok besar dan produk akhir. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang diperoleh dari evaluasi ahli, serta menggunakan hasil pengamatan di lapangan yang diperoleh dari siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif persentase.

Dari hasil pengamatan siswa berani melakukan melakukan sprint gawang karena menggunakan gawang yang terbuat dari sponge yang tingginya 40 cm. Siswa juga merasa senang karena modifikasi permainan sprint gawang. Data hasil penelitian keberanian 26,82%, kesenangan 26,56% dan percaya diri 22,40%.

(3)

iii

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, Saya : Nama : Kiki Listiyani

NIM : 6101411008

Jurusan/Prodi : Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas : Fakultas Ilmu Keolahragaan

Judul Skripsi : PENGEMBANGAN SPRINT GAWANG UNTUK MENUMBUHKAN KEBERANIAN, KESENANGAN DAN PERCAYA DIRI DALAM PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SD N 2 SIDODADI KECAMATAN PATEAN KABUPATEN KENDAL

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini hasil karya saya sendiri dan tidak menjiplak (plagiat) karya ilmiah orang lain, baik seluruhnya maupun sebagian. Bagian tulisan dalam skripsi ini yang merupakan kutipan dari karya ahli atau orang lain, telah diberi penjelasan sumbernya sesuai dengan tata cara pengutipan.

Apabila pernyataan saya ini tidak benar saya bersedia menerima sanksi akademik dari Universitas Negeri Semarang dan sanksi hukum sesuai ketentuan yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia.

Semarang,

Yang Menyatakan,

(4)

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan dalam sidang Panitia Ujian Skripsi, Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, pada :

Hari : Tanggal : Mengetahui,

Dosen Pembimbing Yang Mengajukan

Dr. Rumini, S.Pd, M. Pd. Kiki Listiyani NIP 19700223 199512 2 001 NIM 6101411008

Mengesahkan Ketua Jurusan PJKR

(5)

v

PENGESAHAN

Skripsi atas nama Kiki Listiyani NIM 6101411008 Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Judul PENGEMBANGAN

SPRINT

GAWANG

UNTUK

MENUMBUHKAN

KEBERANIAN,

KESENANGAN DAN PERCAYA DIRI DALAM PEMBELAJARAN PADA

SISWA KELAS IV SD N 2 SIDODADI KECAMATAN PATEAN

KABUPATEN KENDAL telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia

Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang

pada hari Senin tanggal 28 September 2015.

Panitia Ujian

Ketua

Sekretaris

Dr. H. Harry Pramono, M.Si. Agus Pujianto, S.Pd,

M.Pd.

NIP. 1959 1019 1985 03 1001

NIP.1973 0202 2006 04

1001

Dewan Penguji

1.

Dr. H. Harry Pramono, M.Si.

(Ketua)

NIP.

1959 1019 1985 03 1001

2.

Dony Wira Yudha K, Ph.D. (Anggota)

NIP. 1984 0229 2009 12 1004

3.

Dr. Rumini, M.Pd, S.Pd. (Anggota)
(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

 Hidup akan terasa nikmat jika ada rasa syukur di dalam hati, waktu akan terasa indah jika rasa ikhlas di dalam jiwa, rasa itu ada karena usaha, usaha ada karena niat, dan niat ada karena doa. Jadi jalanilah hidup dengan doa, niat, dan usaha (ikhtiar). Insyaallah hidup akan bermakna.

PERSEMBAHAN

1. Kedua orang tua saya Bapak Riyanto dan Ibu Sri Haryani terima kasih atas bimbingan, dukungan, doa, dan kasih sayangnya.

2. Kedua adikku tersayang Arif Widiyanto dan Sabilla Rahmadani.

3. Keluarga besar saya yang senantiasa memberikan dukungan dan doa.

4. Hardesi Sandi Reza yang senantiasa memberikan semangat dan motivasi.

5. Sahabat-sahabatku yang selalu mendukung untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Keluarga besar SD N 2 Sidodadi atas dukungan dan kerjasamanya.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat, taufiq, hidayahnya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi yang berjudul “PENGEMBANGAN SPRINT GAWANG UNTUK MENUMBUHKAN KEBERANIAN, KESENANGAN DAN PERCAYA DIRI DALAM PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SD N 2 SIDODADI KECAMATAN PATEAN KABUPATEN.“

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan penulis menjadi mahasiswa UNNES.

2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah memberi kesempatan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang memberikan dorongan moril, sehingga skripsi ini dapat selesai tepat waktu.

4. Dr. Rumini, S.Pd, M.Pd, sebagai pembimbing yang telah memberikan arahan dan motivasi dengan penuh kesabaran, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen PJKR FIK UNNES yang secara tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis.

6. Subandiya, S.Pd.SD selaku kepala sekolah SD N 2 Sidodadi Kecamatan Patean Kabupaten Kendal yang telah memberi kesempatan dan tempat guna pengambilan data dalam penelitian.

7. Hardesi Sandi Reza, S.Pd selaku guru penjasorkes SD N 2 Sidodadi Kecamatan Patean Kabupaten Kendal yang telah membantu dan membimbing penulis dalam pelaksanaan penelitian.

(8)

viii

9. Bapak, Ibu, dan seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan dan doa dalam penyusunan skripsi ini.

10. Teman-teman yang telah memberikan semangat dan dorongan dalam penyusunan skripsi ini.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, 2015

(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

PENGESAHAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Pengembangan ... 7

1.4 Manfaat Pengembangan ... 7

1.5 Spesifikasi Produk ... 8

1.6 Pentingnya Pengembangan ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR 2.1 Landasan Teori... ... 10

2.1.1 Belajar dan Pembelajaran ... 10

2.1.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran... ... 10

2.1.1.2 Unsur-unsur Belajar... ... 11

2.1.1.3 Ciri-ciri Belajar... 12

2.1.1.4 Hasil Belajar... 12

2.1.2 Pendidikan Jasmani... 13

2.1.2.1 Pengertian Pendidikan Jasmani... 13

2.1.2.2 Tujuan Pendidikan Jasmani... 14

2.1.3 Tahap Perkembangan Anak Sekolah Dasar... ... 16

2.1.3.1 Periode Perkembangan Gerak Dasar... 16

2.1.3.2 Kemampuan Gerak Dasar... 18

2.1.3.3 Perkembangan Koordinasi Gerak... 19

2.1.3.4 Perkembangan Penguasaan Gerak Dasar... 20

2.1.4 Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani... 20

2.1.4.1 Pengertian Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani... 20

2.1.4.2 Ruang Lingkup Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani.... . 21

2.1.4.3 Fungsi Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani... 21

2.1.5 Keberanian, Kesenangan, dan Percaya Diri... 22

2.1.5.1 Keberanian... ... 22

2.1.5.2 Kesenangan... ... 23

2.1.5.3 Percaya Diri... ... 24

2.1.6 Atletik... ... 25

2.1.6.1 Pengertian Atletik... ... 25

(10)

x

2.1.7 Sprint Gawang... 28

2.1.7.1 Pengertian Sprint Gawang... ... 28

2.1.7.2 Teknik Dasar Sprint Gawang... ... 29

2.1.8 Hakikat Bermain... ... 34

2.1.8.1 Manfaat Bermain Bagi Anak... ... 34

2.1.8.2 Pengembangan Dimensi Permainan Atletik... .... 34

2.2 Kerangka Berpikir... ... 36

BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Model Pengembangan ... 38

3.2 Prosedur Pengembangan ... 40

3.2.1 Analisis Kebutuhan ... 41

3.3 Uji Coba Produk ... 44

3.3.1 Desain Uji Coba ... 44

3.3.1.1 Evaluasi Ahli ... 44

3.3.1.2 Uji Coba Kelompok Kecil ... 44

3.3.1.3 Revisi Produk Awal ... 45

3.3.1.4 Uji Coba Lapangan ... 45

3.3.2 Subjek Uji Coba ... 46

3.4 Jenis Data ... 46

3.5 Instrumen Pengumpulan Data ... 46

3.6 Teknik Analisis Data ... 50

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN 4.1 Penyajian Data Hasil Uji Coba Skala Kecil ... 52

4.2 Hasil Analisis Data Uji Coba Skala Kecil ... 69

4.3 Revisi Produk ... 71

4.3.1 Revisi Draft Produk Setelah Uji Coba Skala Kecil ... 71

4.3.2 Draft Produk Setelah Uji Coba Skala Kecil ... 71

4.4 Penyajian Data Hasil Uji Coba Lapangan ... 76

4.5 Hasil Analisis Data Uji Coba Lapangan ... 81

4.6 Prototipe Produk ... 82

BAB V KAJIAN DAN SARAN 5.1 Kajian Prototipe Produk ... 88

5.1.1 Perbedaan Uji Skala Kecil dan Uji Coba Lapangan ... 90

5.1.2 Aspek-Aspek Dalam PermainanSprint Gawang ... 90

5.1.3 Kelebihan dan Kekurangan Produk ... 91

5.2 Saran Pemanfaatan, Diseminasi, dan Pengembangan Lebih Lanjut... ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 93

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Wawancara Guru Penjasorkes... . 41

3.2 Hasil Observasi Awal Siswa ... 42

3.3 Lembar Evaluasi Ahli ... 48

3.4 Faktor, Indikator, dan Jumlah Butir Kuesioner ... 48

3.5 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 49

3.6 Klasifikasi Presentase……… ... 51

4.1 Wawancara Guru Penjasorkes... 53

4.2 Hasil Observasi Awal Siswa ... 54

4.3 Rekapitulasi Lembar Evaluasi Ahli Draf Produk Awal ... 61

4.4 Rekapitulasi Aspek Kognitif Skala Kecil ... 64

4.5 Rekapitulasi Aspek Afektif Skala Kecil ... 64

4.6 Rekapitulasi Aspek Psikomotor Skala Kecil ... 65

4.7 Data Rekapitulasi Uji Skala Kecil ... 65

4.8 Rekapitulasi Lembar Evaluasi Ahli Sebelum Uji Cob Lapangan ... 68

4.9 Rekapitulasi Aspek Kognitif Skala Besar ... 78

4.10 Rekapitulasi Aspek Afektif Skala Besar ... 79

4.11 Rekapitulasi Aspek Kognitif Skala Besar ... 80

4.12 Data Rekapitulasi Uji Skala Skala Besar ... 81

4.13 Perbedaan Sprint Gawang (Kid’s Athletics) dan Pengembangan Sprint Gawang ... 87

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Teknik Lari Gawang... 30

2.2 Bertolak... 31

2.3 Sikap Badan Melewati Gawang... 32

2.4 Sikap Mendarat... 33

2.5 Sikap Badan Saat Finish... 33

2.6 Skema Kerangka berpikir... 37

3.1 Prosedur pengembangan... 40

4.1 Lintasan 1 Melewati Gawang... 57

4.2 Lintasan 2 Lari Sprint... 57

4.3 Gawang... 57

4.4 Gelang Selang... 58

4.5 Bendera Warna... 58

4.6 Tali Rafia... 58

4.7 Diagram Persentase Aspek Media dan Model Permainan Sprint Gawang Uji Coba Skala Kecil... 70

4.8 Lintasan 1 Melewati Gawang... 73

4.9 Lintasan 2 Lari Sprint... 73

4.10 Gawang... 74

4.11 Gelang Selang... 74

4.12 Bendera Warna... 74

4.13 Tali Rafia... 75

4.14 Solasi... 75

4.15 Diagram Persentase Aspek Media dan Model Permainan Sprint GawangUji Coba Lapangan... 82

4.16 Lintasan 1 Melewati Gawang... 84

4.17 Lintasan 2 Lari Sprint... 84

4.18 Gawang... 84

4.19 Gelang Selang... 85

4.20 Bendera Warna... 85

4.21 Tali Rafia... 85

(13)

xiii

DAFTAR

LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Usulan Tema dan Judul Skripsi ... 95

2. Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing ... 96

3. Lembar Pengesahan Proposal... ... 97

4. Surat Telah Melakukan Observasi Awal ... 98

5. Surat Ijin Penelitian ... 99

6. Surat Rekomendasi Ijin Penelitian UPTD Kec.Patean ... 100

7. Surat Telah Melakukan Penelitian di SD n 2 Sidodadi ... 101

8. Hasil Wawancara dan Observasi Guru Penjas ... 102

9. Hasil Observasi Siswa ... 104

10. Lembar Evaluasi Ahli Draft Produk Awal ... 106

11. Lembar Evaluasi Ahli Skala Kecil... 114

12. Hasil Rekapitulasi Kuisioner Ahli... 122

13. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 124

14. Daftar Siswa Uji Skala Kecil ... 126

15. Hasil Rekapitulasi Pengamatan Siswa Aspek Afektif (Skala Kecil) ... 127

16. Hasil Rekapitulasi Kuisioner Siswa Aspek Kognitif (Skala Kecil) ... 128

17. Hasil Rekapitulasi Pengamatan Siswa Aspek Psikomotor (Skala Kecil) ... 129

18. Daftar Siswa Uji Skala Besar ... 130

19. Hasil Rekapitulasi Pengamatan Siswa Aspek Afektif (Skala Besar) ... 131

20. Hasil Rekapitulasi Kuisioner Siswa Aspek Kognitif (Skala Besar) ... 132

21. Hasil Rekapitulasi Pengamatan Siswa Aspek Psikomotor (Skala Besar) ... 133

22. Dokumentasi Observasi Awal ... 134

23. Dokumentasi Skala Kecil ... 135

(14)

1

1.1 Latar Belakang Masalah

(15)

Keterampilan gerak dasar merupakan unsur pembentuk keterampilan gerak. Keterampilan gerak dasar merupakan landasan penting untuk mempelajari suatu keterampilan gerak. Kemampuan gerak mendasari keterampilan, dimana kemampuan tersebut disimpulkan dari tanggapan atau respon tertentu untuk jenis tugas yang tertentu pula. Jadi jelas bahwa, kemampuan gerak mempunyai pertalian dengan keterampilan. Keterampilan gerak dasar merupakan dasar pembentukan keterampilan sprint gawang. Siswa yang memiliki dasar kemampuan gerak dasar yang baik, akan memiliki kemampuan yang lebih cepat dalam mempelajari keterampilan sprint gawang dibandingkan siswa yang kemampuan gerak dasarnya rendah.

Kemampuan gerak dasar juga erat kaitanya dengan kesegaran jasmani dari komponen gerak keterampilan. Komponen kesegaran jasmani dengan komponen gerak keterampilan dan motor ability saling berkaitan erat satu dengan lainnya. Keterampilan gerak olahraga, termasuk keterampilan sprint gawang sangat dipengaruhi oleh kemampuan gerak dan kesegaran jasmani. Motor ability (kemampuan gerak dasar) merupakan unsur pembentuk keterampilan gerak, sedangkan unsur kesegaran jasmani (fisik) merupakan unsur pendukung berlangsungnya gerak keterampilan.

(16)

Guru mempunyai tugas mengalihkan seperangkat pengetahuan yang terorganisir sehingga pengetahuan itu bagian dari sikap siswa.

Masalah yang sering dihadapi seorang guru adalah masih sering merasa kesulitan dalam menentukan model pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Seringkali guru mengalami kesulitan mengenai masalah yang berhubungan dengan cara bagaimana menarik perhatian siswa saat pembelajaran berlangsung, menarik minat siswa untuk mengikuti pembelajaran, sarana prasarana yang kurang memadai dan cara membantu siswa mengingat kembali akan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari. Faktor-faktor seperti minat, motivasi, kemampuan siswa, dan sarana prasarana menjadi sesuatu yang sangat mempengaruhi pemilihan model pembelajaran.

Setiap cabang olahraga memerlukan keterampilan, keberanian, kesenangan dan percaya diri tertentu dalam melakukan, agar hasilnya bisa maksimal, seperti tinju, pencak silat, karate, sepak bola dan cabang olahraga yang lain memerlukan hal tersebut. Demikian juga halnya dengan cabang olah raga sprint gawang, agar hasilnya optimal perlu memiliki keberanian, kesenangan, dan percaya diri dalam melakukannya. Namun kenyataannya tidak semua siswa memiliki keberanian, kesenangan dan percaya diri dalam melakukan gerak dalam cabang olahraga sprint gawang. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran sprint gawang mengalami masalah yang harus dicari solusinya.

(17)

pembelajaran tersebut. Kesulitan yang dialami guru antara lain; 1) minimnya media/alat-alat/peraga/sumber belajar dan sejenisnya dalam mengembangkan pembelajaran, 2) guru kesulitan dalam memotivasi siswa untuk menumbuhkan rasa percaya diri dalam melakukan sprint gawang, kecepatan berpengaruh terhadap sprint gawang. Hasil observasi lainnya guru juga memberikan pemanasan khusus sebelum ke materi yaitu dengan dengan lari bolak balik memindahkan benda dan guru memodifikasi pembelajaran menggunakan media kardus. Kesulitan yang dialami siswa yaitu; 1) ukuran tinggi gawang 50 cm menjadikan anak takut untuk melewati gawang tersebut, 2) siswa kesulitan melewati semua gawang karena jarak antar gawang 6 m yang terlalu jauh, 3) siswa merasa tidak percaya diri saat melakukan sprint gawang sehingga mengubah pola langkah/kaki tumpu saat berlari melewati gawang, 4) lantai yang beralaskan paving menjadikan anak takut jatuh saat melewati gawang karena jatuh di paving lebih sakit daripada di lapangan yang berumput , 5) siswa kurang percaya diri sehingga saat berlari akan melewati gawang tiba-tiba berhenti di depan gawang karena takut gawang tersebut akan tertabrak lalu roboh.

(18)

Setiap strategi aktivitas harus memperhatikan akan pengalaman gerakan yang menyenangkan (enjoyable) yang cenderung untuk memberi motivasi yang terbaik bagi anak-anak. Atletik harus disajikan sebagai suatu pengalaman team/regu yang menarik. Lebih lagi, tuntutan fisik tiap tugas tidak terlalu tinggi, sehingga memungkinkan setiap anak untuk turut melakukan yang dimulai dari gerakan yang bersifat elementer sampai kepada taraf/gerakan efisien yang lebih maju. Aktivitas itu harus mudah untuk dipegangnya serta cepat untuk disadarinya. Pengalaman yang dimimpikan harus menyediakan sekurang-kurangnya gerakan dasar dan tantangan gerakan beraneka ragam ditampilkan dalam suatu suasana spontanitas dan kegembiraan. Hal ini memerlukan suatu perubahan atau modifikasi.

Tujuan modifikasi pada pembelajaran gerak dasar sprint gawang adalah untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar fundamental yang paling banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun sifatnya sangat alamiah, dan semua anak normal biasanya sudah menguasai gerakan dasar ini pada usia-usia awal mereka, bukan berarti bahwa gerakan dasar tersebut tidak perlu dilatih. Melatih atau memperbanyak pengalaman anak dalam berjalan dan berlari, tentunya akan meningkatkan efisiensi dari gerakan itu sendiri, di samping akan membantu anak dalam meningkatkan kekuatan dan daya tahan dari otot-otot yang digunakan.

(19)

Menurut Atletik Bocah-IAAF (2002:5) Kids’ Athletics adalah menggunakan peraturan perlombaan persatuan atletik seluruh Indonesia (PASI) yang disesuaikan dengan bentuk perlombaan dan petunjuk teknis dari pusat atau Jakarta sebagai pelaksana pembuat program dan pelaksana tingkat nasional. Kids’ Athletics memberikan kegembiraan, latihan-latihan event baru dan gerakan-gerakan wajib yang beragam memerlukan penguasaan dalam lingkup suatu team/regu pada lokasi yang berbeda-beda di dalam lingkungan arena lomba. Dengan gerakan atletik dasar pada Atletik Bocah (lari, lari daya tahan, lompat, lempar) dapat dilakukan dan dilatihkan dalam suatu suasana bermain.

Unsur yang terkandung dalam permainan adalah kegembiraan. Tanda-tanda menuju ke arah permainan yang menggembirakan antara lain: menanamkan kegembiraan berlomba atau berkompetisi dalam situasi persaingan yang sehat, penuh tantangan, dan keberanian, unsur kegembiraan dan kepuasan harus tercermin dalam bentuk praktek, dan memberikan kesempatan untuk unjuk kemampuan atau ketangkasan yang dikuasainya.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah di atas, maka permasalahan yang menjadi pokok penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. “Bagaimana pengembangan untuk menumbuhkan keberanian dalam

pembelajaran sprint gawang pada siswa kelas IV SD N 2 Sidodadi Kecamatan Patean Kabupaten Kendal ?”

2. “Bagaimana pengembangan untuk menumbuhkan kesenangan dalam

(20)

3. “Bagaimana pengembangan untuk menumbuhkan percaya diri dalam

pembelajaran sprint gawang pada siswa kelas IV SD N 2 Sidodadi Kecamatan Patean Kabupaten Kendal ?”

1.3 Tujuan Pengembangan

Berdasarkan rumusan di atas tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. “Membuat pengembangan untuk menumbuhkan keberanian dalam

pembelajaran sprint gawang pada siswa kelas IV SD N 2 Sidodadi Kecamatan Patean Kabupaten Kendal”.

2. “Membuat pengembangan untuk menumbuhkan kesenangan dalam pembelajaran sprint gawang pada siswa kelas IV SD N 2 Sidodadi Kecamatan Patean Kabupaten Kendal”.

3. “Membuat pengembangan untuk menumbuhkan percaya diri dalam pembelajaran sprint gawang pada siswa kelas IV SD N 2 Sidodadi Kecamatan Patean Kabupaten Kendal”.

1.4 Manfaat Pengembangan

1.4.1 Bagi Guru

Bagi guru Penjasorkes Sekolah Dasar Negeri 2 Sidodadi Kecamatan Patean Kabupaten Kendal:

1. Meningkatkan kreatifitas guru di sekolah dalam membuat dan mengembangkan modifikasi pembelajaran dalam rangka pelaksanaan pembelajaran sprint gawang dengan pembelajaran yang aktif, inofatif, kreatif dan menyenangkan.

(21)

1.4.2 Bagi Siswa

Bagi siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Sidodadi Kecamatan Patean Kabupaten Kendal:

1. Menumbuhkan keberanian, kesenangan, dan percaya diri siswa dalam pembelajarani sprint gawang sehingga dapat meningkatkan hasil pembelajaran.

2. Meningkatkan antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Jasmani.

3. Mempermudah siswa dalam menyerap segala informasi yang disampaikan oleh guru atau pengajar dalam pembelajaran. Sehingga mampu meningkatkan kemampuanya dalam menguasai teknik keterampilan dasar sprint gawang.

1.4.3 Bagi Lembaga Pendidikan Sekolah Dasar Negeri 2 Sidodadi

Sebagai bahan masukan, saran dan informasi terhadap sekolah, instansi, lembaga pendidikan untuk mengembangkan strategi belajar mengajar yang tepat dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan kuantitas hasil belajar siswa.

1.5 Spesifikasi Produk

(22)

persegi panjang dengan panjang ukuran 40 meter dan lebar 2,5 meter. Aturan permainan sederhana disesuaikan dengan Kid’s Athletics, karaktereristik dan kemampuan siswa. Dalam pengembangan media dan model permainan gerak dasar yang dikembangkan yaitu sprint gawang.

1.6 Pentingnya Pengembangan

1.6.1 Bagi Peneliti

Sebagai bekal pengalaman dalam perencanaan pembelajaran Penjasorkes yang menarik.

1.6.2 Bagi Guru Penjasorkes

(23)

10

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Belajar dan Pembelajaran

2.1.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran

Belajar adalah suatu kata yang cukup akrab dengan semua lapisan masyarakat. Belajar sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman (James O. Whittaker:2008:12). Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto:2008:13).

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008:13) dari beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan raga. Oleh karenanya, perubahan sebagai hasil dari proses belajar adalah perubahan jiwa yang mempengaruhi tingkah laku seseorang. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.

(24)

yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku dimanapun dan kapanpun.

Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan belajar, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran sehingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta ketrampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik.

2.1.1.2 Unsur-unsur Belajar

Achmad Rifa’i RC dan Catharina Tri Anni (2010:84) mengatakan belajar merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat berbagai unsur-unsur yang saling kait-mengait sehingga menghasilkan perubahan perilaku (Gagne:1977:4). Beberapa unsur yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Peserta didik. Istilah peserta didik dapat diartikan sebagai peserta didik, warga belajar, dan peserta pelatihan yang sedang melakukan kegiatan belajar.

2. Rangsangan (stimulus) merupakan peristiwa yang merangsang penginderaan peserta didik.

(25)

4. Respon adalah suatu tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori. 2.1.1.3 Ciri-ciri Belajar

Syaiful Bahri Djamarah (2008:15) mengatakan jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri belajar, antara lain:

(1) Perubahan yang terjadi secara sadar.

(2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional. (3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. (4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. (5) Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah. (6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. 2.1.1.4 Hasil Belajar

(26)

2.1.2 Pendidikan Jasmani

2.1.2.1 Pengertian Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesehatan jasmani, kemampuan dan ketrampilan, kecerdasan dan perkembangan watak, serta kepribadian yang harmonis dalam rangka pembentukan manusia Indonesia berkualitas berdasarkan Pancasila. Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong dan mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan, dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila (Cholik Mutohir,1992).

Menurut Samsudin (2008:2) Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan ketrampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa.

(27)

merupakan bagian dari pendidikan menyeluruh, dan sekaligus memiliki potensi yang strategis untuk mendidik.

2.1.2.2 Tujuan Pendidikan Jasmani

Sama halnya dengan pengertian Pendidikan Jasmani, tujuan Pendidikan Jasmani seringkali dituturkan dalam redaksi yang beragam, namun keragaman penuturan tujuan Pendidikan Jasmani tersebut pada dasarnya bermuara pada pengertian Pendidikan Jasmani itu sendiri. Oleh karena itu, tujuan yang ingin dicapai melalui Pendidikan Jasmani mencakup pengembangan individu secara menyeluruh. Artinya, cakupan Pendidikan Jasmani tidak melalui hanya aspek jasmani saja, akan tetapi juga aspek mental, emosional, sosial, dan spiritual. Menurut Adang Suherman (2000:20) secara umum tujuan Pendidikan Jasmani dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu:

1. Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang (physical fitness).

2. Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, sempurna (skillful). 3. Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan

berpikir dan menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang Pendidikan Jasmani ke dalam lingkungannya sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab siswa.

(28)

Menurut Samsudin (2008:3) Tujuan Pendidikan jasmani adalah sebagai berikut:

1. Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam Pendidikan Jasmani.

2. Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis, dan agama.

3. Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis melalui tugas-tugas pembelajaran Pendidikan Jasmani.

4. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja sama, percaya diri, dan demokratis melalui aktivitas jasmani.

5. Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta strategi berbagai permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, senam, aktivitas ritmis, akuatik (aktivitas air) dan pendidikan luar kelas (outdoor sducation).

6. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani.

7. Mengembangkan ketrampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain.

8. Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran, dan pola hidup sehat.

(29)

2.1.3 Tahap Perkembangan Anak Sekolah Dasar

2.1.3.1 Periode Perkembangan Gerak Dasar

Menurut Yudha M. Saputra (2003:14-17) periode perkembangan gerak dasar untuk anak usia Sekolah Dasar adalah sebagai berikut:

1. Fase Perkembangan Gerak Dasar Usia 2-7 tahun

Anak berusia 2-7 tahun, pada dasarnya sedang menjalani masa pertumbuhan, mengalami bertambahnya pengalaman, mereka bergantung pada instruksi, dan meniru yang lain. Mereka menjadi lebih terampil dalam menguasai keterampilan gerak dasar. Pola gerak dasar merupakan pola dasar perilaku yang dapat diamati. Fase perkembangan gerak dasar dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu:

1) Tingkat awal, merupakan awal dari munculnya kesadaran anak akan pola gerak dasar, meskipun perpaduan dan koordinasi geraknya masih belum sempurna.

2) Tingkat dasar, merupakan proses menuju pematangan ke arah pola gerak dasar. Kesadaran mengenal ruang dan waktu sudah terbentuk, sehingga gerak koordinasi sudah mulai lebih baik dari pada tahapan sebelumnya.

3) Tingkat kematangan, merupakan tahap pematangan gerak dasar yang ditandai dengan semakin efisiennya koordinasi gerak yang dilakukan. Biasanya, anak yang berada pada fase ini, sudah layak untuk mendapatkan bentuk-bentuk gerak yang lebih kompleks lagi.

(30)

gerak dasar, keterampilan multilateral, dan keterampilan terpadu. Pada tingkat persekolahan, anak usia 6-7 tahun ini dapat dikelompokan pada usia kelas bawah. Untuk itu program Pendidikan Jasmani yang sesuai untuk anak usia ini adalah keterampilan gerak dasar, kegiatan bermain, dan gerak berirama.

2. Fase Transisi Usia 7-10 tahun

Selama masa transisi, anak secara individu mulai dapat mengkombinasikan dan menerapkan keterampilan gerak dasar yang terkait dengan perfomanya dalam aktivitas jasmani. Gerakan yang dilakukan berisikan unsur yang sama, seperti gerak dasar, tetapi dalam pelaksanaanya lebih akurat dan terkendali. Kemampuan gerak dasar yang dikembangkan dan diperhalus, dapat diterapkan dalam situasi bermain dan situasi olahraga kecabangan. Keterampilan berolahraga pada masa transisi merupakan suatu penerapan sederhana dari gerak dasar, menuju bentuk-bentuk gerakan yang lebih kompleks dan spesifik. 3. Fase Spesifikasi Usia 10-13 tahun

(31)

2.1.3.2 Kemampuan Gerak Dasar

Kemampuan gerak dasar merupakan kemampuan yang biasa siswa lakukan guna meningkatkan kualitas hidup. Kemampuan gerak dasar dibagi menjadi tiga kategori yaitu: Locomotor, non locomotor , dan manipulatif.

1. Kemampuan Locomotor

Kemampuan locomotor digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau untuk mengangkat tubuh ke atas seperti, lompat dan loncat. Kemampuan gerak lainnya adalah berjalan, berlari, skipping, melompat, meluncur, dan lari seperti kuda berlari (gallop). 2. Kemampuan Non locomotor

Kemampuan non locomotor dilakukan di tempat, tanpa ada ruang gerak yang memadai. Kemampuan non locomotor terdiri dari menekuk dan meregang, mendorong dan menarik, mengangkat dan menurunkan, melipat dan memutar, mengocok, melingkar, melambungkan, dan lain-lain.

3. Kemampuan Manipulatif

(32)

1) Gerakan mendorong (melempar, memukul, menendang).

2) Gerakan menerima (menangkap) obyek adalah kemampuan penting yang dapat diajarkan dengan menggunakan bola yang terbuat bantalan karet (bola medisin) atau macam bola yang lain.

3) Gerakan memantul-mantulkan bola atau menggiring bola. Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra (2000:20-21)

2.1.3.3 Perkembangan Koordinasi Gerak

Menurut Sugiyanto (2008:4.25-4.26) koordinasi adalah kemampuan untuk mengontrol gerakan tubuh. Seseorang dikatakan koordinasinya baik apabila ia mampu bergerak dengan mudah, lancar dalam rangkaian gerakannya, serta iramanya terkontrol dengan baik. Orang yang koordinasinya baik mampu melakukan gerak secara efisien, sehingga pada umumnya mampu melakukan aktivitas gerak fisik dengan baik. Cara mengukur koordinasi biasa dilakukan melalui penelitian keberhasilan dalam melakukan berbagai pola gerak ketrampilan yang mencakup unsur kemampuan mengontrol tubuh, keseimbangan, kelincahan, dan fleksibilitas. Macam-macam ketrampilan bisa berbentuk gerak memegang, memukul, melempar, menangkap, menyepak, menggiring bola, memantul-mantulkan bola, berjengkat, dan berbagai gerakan mengubah posisi tubuh secara cepat.

(33)

2.1.3.4 Perkembangan Penguasaan Gerak Dasar

Menurut Sugiyanto (2008:4.26-4.27) peningkatan kemampuan gerak dapat diidentifikasi dalam bentuk:

1. Gerakan bisa dilakukan dengan mekanika tubuh yang makin efisien. 2. Gerakan bisa dilakukan semakin lancar dan terkontrol.

3. Pola atau gerakan semakin bervariasi. 4. Gerakan semakin bertenaga.

Beberapa macam gerakan yang mulai bisa dilakukan pada masa anak kecil adalah gerakan-gerakan berjalan, berlari, mendaki, meloncat, berjengket, mencongklang, lompat tali, menyepak, melempar, menangkap, memantulkan bola, memukul, dan berenang. Gerakan-gerakan tersebut semakin bisa dikuasai dengan baik. Kecepatan perkembangannya sangat dipengaruhi oleh kesempatan yang diperoleh untuk melakukan berulang-ulang di dalam aktivitasnya. Perkembangan kemampuan gerak pada anak-anak bisa diketahui dengan pengetesan atau pengukuran berlari, meloncat, dan melempar.

2.1.4 Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani

2.1.4.1 Pengertian Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani

(34)

dan pembinaan itu pada dasarnya berurusan dengan metode pembelajaran yang dianggap sesuai dengan situasi dan tujuan pengajaran.

2.1.4.2 Ruang Lingkup Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Menurut Ega Trisna Rahayu (2013:59) ruang lingkup strategi pembelajaran Pendidikan Jasmani adalah:

1. Pemilihan materi, maksudnya adalah materi merupakan salah satu faktor yang terpenting untuk mencapai tujuan pembelajaran Pendidikan Jasmani yang telah ditentukan.

2. Komunikasi tugas, maksudnya suatu proses dimana suatu jawaban atau respons dibangkitkan oleh suatu pesan yan diterima.

3. Kemajuan materi, maksudnya adalah untuk memperoleh kemajuan materi maka perlu dicari hambatan-hambatannya.

4. Umpan balik dan evaluasi, maksudnya adalah untuk mengetahui tujuan pembelajaran Pendidikan Jasmani tercapai atau tidak.

2.1.4.3 Fungsi Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Menurut Ega Trisna Rahayu (2013:60) fungsi-fungsi strategi Pendidikan Jasmani, yaitu sebagai berikut:

1. Strategi berfungsi sebagai faktor determinan keberhasilan , maksudnya strategi mempunyai kedudukan yang cukup menentukan terhadap keberhasilan proses belajar mengajar Pendidikan Jasmani.

(35)

3. Strategi berfungsi sebagai patokan atau ukuran keberhasilan, maksudnya strategi dapat berperan sebagai acuan pelaksanaan dan menjadi patokan untuk menjalankan proses pengendalian bila terjadi penyimpangan.

2.1.5 Keberanian, Kesenangan, dan Percaya Diri

2.1.5.1 Keberanian

Keberanian berasal dari bahasa latin yaitu cor yang berarti “jantung”, dan bahasa Perancis corage yang berarti “hati dan jiwa”, atau cuer yang berarti “hati”.

Maksudnya untuk memiliki keberanian harus memiliki hati untuk menghadapi ketakutan. Menurut Peter Irons (2003) keberanian adalah suatu tindakan memperjuangkan sesuatu yang dianggap penting dan mampu menghadapi segala sesuatu yang dapat menghalanginya karena percaya kebenarannya. Sedangkan menurut Paul Findley keberanian adalah suatu sifat mempertahankan dan memperjuangkan apa yang dianggap benar dengan menghadapi segala bentuk bahaya, kesulitan, kesakitan, dan lain-lain. Menurut Aristoteles “The conquering of beginning of wishdom”, kemampuan menaklukkan

rasa takut merupakan aura dari kebijaksanaan. Artinya orang yang mempunyai keberanian akan mampu bertindak bijaksana tanpa dibayangi ketakutan-ketakutan yang sebenarnya merupakan halusinasi belaka. Keberanian sejati dapat diartikan sebagai sikap siap sedia untuk dikoreksi apabila berbuat salah dan siap meneruskan kebenaran meskipun dari orang-orang yang memiliki kedudukan rendah (dalam Kris: 2012).

Keberanian Marilynking (dalam Indra: 2010) mengatakan bahwa keberanian kita secara garis besar dipengaruhi oleh 3 hal yaitu:

(36)

2.Tindakan nyata (action) berupa usaha yang kita lakukan dalam mengupayakan tercapainya tujuan

3. Semangat (passion), kondisi untuk tetap bertahan dalam rangka memperoleh tujuan.

Unsur ini sangat penting untuk dapat belajar sprint gawang secara efektif, terutama bagi siswa. Tanpa modal keberanian, siswa sulit sekali belajar sprint gawang, rasa takut sering terdapat pada anak-anak. Anak yang penakut tidak akan berani melakukan sprint gawang karena adanya faktor yang mempengaruhi misalnya, tinggi gawang dan jarak antar gawang. Untuk dapat belajar sprint gawang dengan efektif pupuk dan kembangkanlah rasa keberanian ini. Rasa takut akan hilang setelah mencoba, ternyata tidak apa-apa, maka rasa takut akan hilang. Setelah hilang rasa takut maka akan timbul keberanian untuk mencobanya lagi. Jangalah menghilangkan rasa takut dengan pakasaan. Biarlah keberanian timbul dari dalam diri mereka baik secara disadari maupun tidak. Menimbulkan keberanian perlu metode yang tepat dan penuh kesabaran.

2.1.5.2 Kesenangan

Makna teleologis dari kesenangan sebagaimana dinyatakan Aristoteles, tercapai karena kesenangan diadakan menghasilkan jenis kegiatan di pihak makh;uk hidup. Spinoza memandang kesenangan sebagai perasaan yang kita miliki ketika beralih dari kesempurnaan yang sedikit ke yang besar. Freud beranggapan bahwa manusia bekerja dan seharusnya bekerja menurut “prinsip

kesenangan”.

Kesenangan adalah keadaan dimana seseorang merasakan: 1. Keadaan/perasaan ringan, gembira, nyaman.

(37)

3. Perasaan sebagai akibat terpenuhinya hasrat, keinginan, kebutuhan. 4. Perasaan nikmat sebagai hasil usaha/kegiatan.

5. Perasaan lega karena terlaksana dan terpenuhinya kegitan yang diinginkan, dikehendaki.

Siswa akan belajar sprint gawang karena ada unsur senang untuk melakukan olahraga sprint gawang, mereka akan belajar sprint gawang karena tertarik pada olahraga sprint gawang. Salah satu cara untuk membuat siswa tertarik yaitu dengan memodifikasi pembelajaran. Tanpa adanya rasa senang terhadap sprint gawang anak tidak akan mengikuti pembelajaran dengan baik. Oleh sebab itu seorang pengajar atau guru harus mampu untuk menimbulkan rasa senang kepada anak didiknya. Setelah timbul rasa senang untuk belajar sprint gawang, maka gairah untuk belajar sprint gawang diharapkan akan timbul menjadi besar. Ini akan terjadi apabila anak diberi pembelajaran dengan adanya unsur bermain. Kesenangan harus timbul dalam jiwa anak, hal ini akan memberikan kegembiraan yang tak terhingga, kegembiraan ini diperlukan untuk perkembangan jiwa anak.

2.1.5.3 Percaya Diri

(38)

sangatlah diperlukan. Anak harus berkeyakinan bahwa saya dapat melakukan sendiri apa yang harus dilakukan tanpa pertolongan orang lain atau guru. Percaya diri harus ada pada benak masing-masing anak. Tanpa adanya percaya diri maka akan mengalami kesulitan saat belajar sprint gawang.

2.1.6 Atletik

2.1.6.1 Pengertian Atletik

Menurut Djumidar (2006:1.3) atletik merupakan kegiatan jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan yang dinamis dan harmonis seperti: jalan, lari, lompat dan lempar. Atletik juga merupakan sarana untuk pendidikan jasmani dalam upaya meningkatkan daya tahan, kekuatan, kecepatan, kelincahan, dan lain sebgainya. Menurut Yudha M. Saputra (2003:1-3) atletik merupakan salah satu aktivitas fisik yang dapat diperlombakan atau dipertandingkan dalam bentuk kegiatan jalan, lari, lempar, dan lompat.

Untuk menyampaikan pengertian tersebut, guru Pendidikan Jasmani dapat menggunakan ilustrasi berupa gambar sederhana. Misalnya, ada seorang manusia yang berasal dari negara Yunani Kuno, dengan ciri khas pakaian kebesaran. Gambar itu dimaksudkan untuk menanamkan pemahaman kepada anak bahwa atletik merupakan cabang olahraga yang pertama kali muncul pada zaman Yunani Kuno,

Karena atletik ini memiliki beberapa bentuk kegiatan yang beragam, maka atletik dapat dijadikan sebagai dasar pembinaan cabang olahraga lainnya. Bahkan, ada yang menyebut atletik sebagai ibu dari cabang olahraga lainnya. Sebab, keterampilan dasar olahraga, tercakup didalamnya.

(39)

dengan tugas gerak yang dilakukan, maka dikenal pula dengan istilah track dan field yang menunjuk pada kegiatan di lintasan dan lapangan. Bahkan ada yang mengatakan, kegiatan senam (gymnastics) merupakan komponen atletik.

Untuk lebih memudahkan penyampaian informasi kepada siswa Sekolah Dasar guru perlu mengutarakannya dengan bahasa yang sederhana agar mudah dipahami anak. Penggunaan gambar adalah media yang efektif untuk menyampaikan pesan tersebut. Kedudukan atletik sebagai dan bagi cabang olahraga lainnya, dapat dilukiskan dalam wujud seorang ibu yang melakukan cabang lain sebagai anak-anaknya.

Atletik merupakan kegiatan manusia sehari-hari yang dapat dikembangkan menjadi kegiatan bermain atau olahraga yang diperlombakan, dalam bentuk jalan, lari, lempar, dan lompat. Karena atletik merupakan dasar bagi pembinaan olahraga, maka atletik sangat penting dan perlu diajarkan kepada anak-anak sejak usia dini. Tentu saja, pembelajaran di Sekolah Dasar secara khusus disesuaikan dengan kemampuan para siswa.

2.1.6.2 Pentingnya Atletik Bagi Siswa Sekolah Dasar

(40)

menyenangkan. Guru harus berusaha seoptimal mungkin dalam merancang tugas gerak yang menggembirakan. Tanpa itu, mustahil pembelajaran atletik akan meningkat. Bahkan, akan tumbuh sikap tidak senang pada anak-anak terhadap kegiatan atletik.

Perlu disadari bahwa siswa Sekolah Dasar berbeda dengan Sekolah Menengah Pertama maupun Sekolah Menengah Akhir. Perbedaan itu tampak dalam ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan baik fisik, psikis, sosial, dan emosinalnya. Guru perlu memahami karakteristik anak Sekolah Dasar yang memiliki kekhasan dalam bersikap yang diungkapannya melalui bermain. Karakteristik inilah yang harus diangkat untuk menjembatani antara keinginan guru dan anak. Agar pesan tersampaikan, maka guru dapat menggunakan pendekatan pengajaran yang sesuai dengan perkembangan anak Sekolah Dasar.

Dalam pelaksanaan pembelajaran atletik, kita dapat memanfaatkan alat-alat yang sederhana. Dengan perlengkapan sederhana yang dapat disediakan dengan lingkungan sekolah, dan guru dapat mengajar atletik dalam suasana yang lebih menarik bagi anak. Kreativitas guru sangat diperlukan untuk melahirkan ide gerak yang mudah dilaksanakan oleh siswa.

Yang teramat penting dari semuanya itu adalah faktor kegembiraan pada anak yang ditimbulkan dari kegiatan atletik, sehingga anak akan tetap tertarik dan mulai menyukai atletik. Untuk mewujudkan suasana yang menggembirakan diperlukan pengembangan atletik yang bernuansa permainan.

(41)

disajikan dalam proses pelajar. Kegiatan disajikan dalam bentuk tugas-tugas gerak yang mudah dimengerti anak dan sesuai dengan keadaan jiwanya. Yudha M. Saputra (2003:4-5)

2.1.7

Sprint

Gawang

2.1.7.1 Pengertian Sprint Gawang

Menurut Eddy Purnomo dan Dapan (2011:57) Lari gawang adalah lari cepat (sprint) dengan melewati gawang sejumlah 10 buah gawang dengan ketinggian tertentu dan dipasang di dalam lintasan. Bila dilihat dari jenisnya lari gawang termasuk dalam nomor lari jarak pendek, karena jarak yang ditempuh tidak lebih dari jarak-jarak seperti jenis lari cepat yang lain. Sampai saat ini jenis lari gawang yang biasa dilombakan ditingkat Nasional, Regional, maupun Internasional adalah 110 m putra, 100 m putri, dan 400 m putra dan putri.

(42)

hanya dapat dikembangkan melalui program sprint, lompat, dan latihan fleksibilitas terkait yang terpusat.

Tinggi gawang dan jarak lomba juga disesuaikan dengan usia dan jenis kelamin. Atlet remaja menempuh jarak yang lebih pendek dengan menggunakan gawang yang lebih sedikit dan lebih pendek dari gawang yang digunakan atlet dewasa. Tinggi gawang, jarak antar gawang, dan jarak lomba untuk putri juga lebih pendek dari putra. Sedangkan untuk usia, baik putra maupun putri melangkah secara bertahap ke spesifikasi dewasa. Lari gawang mengajarkan ritme, langkah, dan tempo; atlet belajar menghargai hitungan dan panjang langkah. Keuntungan dari latihan lari gawang ini kemudian diarahkan ke nomor lompat, di mana pengaturan langkah, tempo, dan panjang langkah juga merupakan faktor yang penting dalam run-up.

Menurut munasifah (2008:41-42) lari gawang merupakan salah satu cabang atletik yang menggunakan penghalang berupa gawang. Dalam lari gawang ini pelari harus mempunyai keahlian khusus dan persiapan yang matang. Gawang biasanya terbuat dari bahan kayu, besi, atau aluminium dengan berat 3,6-4 kg. Ukuran panjang gawang 1,20m, tinggi 91,4 m, sedangkan panjang kaki sebagai penye-imbang adalah 70 cm.

2.1.7.2.Teknik Dasar Sprint Gawang

Menurut Dikdik Zafar Sidik (2010:34-38) lari sprint gawang terdiri dari dua unsur: sprint diantara gawang-gawang dan melewati gawang, dapat dirinci menjadi tahap-tahap: bertolak, melewati gawang dan mendarat

(43)

b) Dalam unsur melewati gawang, pelari gawang berusaha meminimalkan waktu melayang dan mempersiapkan diri untuk melakukan langkah lari berikutnya. Tujuan: memaksimalkan lari percepatan menuju ke gawang pertama dan kecepatan antara gawang-gawang.

Karakteristik Teknik

a) Delapan langkah menuju ke gawang pertama (kaki tumpu ada di posisi depan pada balok start).

[image:43.595.197.463.371.484.2]

b) Posisi badan tegak dicapai lebih awal daripada saat start lari sprint. c) Tiga langkah diantara gawang-gawang (pendek-panjang-pendek). d) Posisi badan tinggi di antara gawang-gawang.

Gambar 2.1 Teknik Lari Gawang

Sumber: https://www.google.co.id =gambar+sprint+gawang&client=firefox 1. Fase Bertolak (Take Off)

Tujuan: membentuk suatu tranjektori yang memperkecil ketinggian di atas gawang.

Karakteristik Teknik:

a. Posisi badan tinggi untuk suatu penyerangan (attack).

(44)

c. Sendi-sendi pinggang, lutut dan mata kaki dari kaki-topang diluruskan sepenuhnya.

[image:44.595.260.433.190.335.2]

d. Paha kaki depan diayun dengan cepat ke posisi horisontal.

Gambar 2.2 Bertolak

Sumber: https://www.google.co.id =gambar+sprint+gawang&client=firefox 2. Fase Melewati Gawang

Tujuan: memperkecil adanya kecepatan yang hilang dan waktu melayang di udara.

Karakteristik Teknik:

a. Bertolak tepat depan gawang dengan bola kaki 2/3 dari langkah seluruh gawang.

b. Tungkai depan diturunkan secara aktif secepat mungkin setelah melewati gawang.

c. Mendarat aktif dan pada bola kaki (tumit tidak menyentuh tanah pada saat sentuh tanah).

Kaki Depan

Tujuan: memaksimalkan kecondongan badan ke depan dan untuk mempersingkat waktu saat melewati gawang.

(45)

a. Tungkai bawah kaki depan secara aktif diluruskan ke depan pada arah lari.

b. Telapak kaki dari kaki depan ditekuk.

c. Untuk gawang yang lebih tinggi togok dibungkukkan, membungkukkan togok tidak berlebihan untuk gawang yang lebih rendah.

d. Bahu tetap paralel dengan gawang. Kaki Belakang

Tujuan: memperkecil tinggi saat melewati gawang dan untuk mempersiapkan diri untuk mendarat aktif.

Karakteristik Teknik

a. Kaki belakang ditarik mengikuti badan.

b. Paha kaki belakang paralel dengan tanah saat melewati gawang sudut antara paha dan tungkai bawah kira-kira 90 derajat.

c. Mata kaki dari kaki belakang ditekuk dalam-dalam. Jari-jari kaki dingkat ke atas.

d. Lutut kaki belakang dipertahankan tetap tinggi saat ini ditarik melewati gawang.

Gambar 2.3 Sikap Badan Melewati Gawang

(46)

3. Fase Mendarat

Tujuan: membuat transisi lari yang cepat. Karakteristik teknik

a. Tungkai pendarat adalah kaku. Mendarat pada bola kaki. b. Badan jangan condong ke belakang saat mendarat.

c. Tungkai belakang tetap dilipat sampai saat sentuh tanah kemudian ditarik dengan cepat dan aktif ke depan.

[image:46.595.271.419.504.625.2]

d. Kontak dengan tanah adalah singkat, langkah pertama agresif.

Gambar 2.4 Sikap Mendarat

Sumber: https://www.google.co.id =gambar+sprint+gawang&client=firefox

Gambar 2.5 Sikap Badan Saat Finish

(47)

2.1.8 Hakikat Bermain

Menurut Yudha M. Saputra (2003:6) bermain adalah suatu kegiatan yang menyenangkan. Kegiatan bermain sangat disukai oleh anak-anak. Bermain yang dilakukan secara tertata sangat bermanfaat untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak. Bermain merupakan pengalaman belajar yang sangat berharga untuk anak. Pengalaman itu bisa berupa jalinan hubungan sosial untuk mengungkapakan perasaannya dengan sesama temannya dan menyalurkan hasrat.

2.1.8.1 Manfaat Bermain Bagi Anak

Dengan mengetahui manfaat bermain, diharapkan guru dapat melahirkan ide mengenai cara mengemas kegiatan bermain untuk mengembangkan bermacam-macam aspek perkembangan anak. Aspek yang dapat dikembangkan mencakup fisik, intelektual, sosial, emosional, dan moral. Menurut Yudha M. Saputra (2003:7-9) manfaat bermain sebagai berikut:

1. Manfaat Bermain Untuk Perkembangan Fisik.

2. Manfaat Bermain Untuk Perkembangan Keterampilan. 3. Manfaat Bermain Untuk Perkembangan Intelektual. 4. Manfaat Bermain Untuk Perkembangan Sosial. 5. Manfaat Bermain Untuk Perkembangan Emosi.

6. Manfaat Bermain Untuk Pengembangan Keterampilan Olahraga. 2.1.8.2 Pengembangan Dimensi Permainan Atletik

(48)

2. Kegemaran berlomba/berkompetisi/bersaing secara sehat. 3. Kegembiraan dan kepuasan dalam menggunakan alat.

4. Tugas-tugas yang mengandung resiko mengandung tantangan.

5. Kegembiraan atau kepuasan dengan memperlihatkan ketangkasan yang dikuasainya.

Sudah sejak dahulu kala anak-anak telah tertarik dan berminat terhadap bertanding/bersaing satu sama lain dalam mencari perbandingan dengan anak yang lain. Atletik dengan beragam event yang dimilikinya, menyediakan forum yang bagus sekali bagi macam hubungan interaksi sesama/sebaya demikian. Bahkan apabila atletik dijadikan suatu aktivitas menarik bagi anak-anak, maka para pembina olahraga haruslah merencanakan program-program yang menggabungkan unsur-unsur penting yang memberi motivasi anak-anak untuk bermain.

(49)

2.2 Kerangka Berpikir

Usia Sekolah Dasar merupakan usia bermain sebagai sarana untuk tumbuh dan berkembang, baik di sekolah, di rumah maupun di lingkungan masyarakat. Bermain menjadi kebutuhan mutlak bagi seorang anak, karena di dalam bermain secara tidak disadari merupakan latihan keterampilan gerak bagi mereka dan dalam suasana yang menyenangkan seperti yang sudah dijelaskan di atas. Atas itulah perlu diadakannya strategi pembelajaran melalui berbagai permainan agar siswa tertarik untuk belajar, khususnya dalam pembelajaran Penjasorkes.

(50)

2.6 Skema Kerangka Berpikir

Dari Skema kerangka berpikir di atas dapat diketahui pada proses pembelajaran Penjasorkes mempunyai kelemahan-kelemahan serta kesulitan-kesulitan yang dialami siswa saat pembelajaran. Sehingga diperlukan solusi untuk masalah-masalah tersebut melalui strategi untuk menumbuhkan keberanian, kesenangan, dan percaya diri pada pembelajaran sprint gawang.

Kelemahan Pembelajaran Penjasorkes

Solusi Pembelajaran

Penjasorkes

Kesulitan yang di Hadapi Siswa

Strategi Untuk Menumbukan Keberanian, Kesenangan, dan Percaya Diri Pada Sprint Gawang

Media dan Model Permainan

(51)

38

3.1 Model Pengembangan

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan menghasilkan produk model pembelajaran gerak dasar melalui permainan modifikasi media Kid’s Athletics Sprint Gawang” untuk menumbuhkan keberanian, kesenangan, dan percaya diri bagi siswa kelas IV SD N 2 Sidodadi Kecamatan Patean Kabupaten Kendal. Menurut Borg dan Gall dalam Sugiyono (2010:9) menyatakan bahwa, penelitian dan pengembangan (research and development/ R&D), merupakan metodi penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran.

Langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Melakukan penelitian pendahuluan dan pengumpulan informasi, dilakukan dengan cara observasi lapangan dan kajian pustaka.

2. Mengembangkan produk awal (berupa media permainan sprint gawang dan cara bermain sesuai Kid’s Athletics).

3. Evaluasi ahli dengan menggunakan satu Dosen (Ahli Penjas) dan Guru Penjas SD N 2 Sidodadi Kecamatan Patean Kabupaten Kendal, serta uji coba kelompok kecil dengan menggunakan kuisioner, konsultasi, serta evaluasi yang kemudian akan dianalisis.

(52)

Kecamatan Patean Kabupaten Kendal serta hasil dari uji coba kelompok kecil, revisi bertujuan untuk perbaikan dan penyempurnaan produk awal yang telah dibuat.

5. Uji coba lapangan atau uji skala besar, dilakukan dengan menggunakan media dan model produk yang sudah direvisi berdasarkan uji coba skala kecil.

6. Revisi produk, revisi produk ini dilakukan berdasarkan uji coba skala besar dan akan menyempurnakan produk akhir.

(53)

3.2 Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan pada model dan media pembelajaran

gerak dasar

sprint

gawang, dilakukan melalui beberapa tahap. Tahapan

tahapan tersebut adalah :

Analisis Kebutuhan

Kajian pustaka

Observasi dan wawancara

Pembuatan produk awal

Tinjauan ahli Penjas dan Guru Penjas

Ujicoba skala kecil 16 siswa kelas IV SD N 2 Sidodadi

Revisi produk

Uji lapangan 32 siswa kelas IV SD N 2 Sidodadi

Revisi produk

[image:53.595.110.520.227.599.2]

Produk akhir media dan model permainan sprint gawang

(54)

3.2.1 Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan merupakan tahap awal yang dilakukan oleh

peneliti dalam melakukan penelitian ini. Analisis kebutuhan dilakukan

untuk menentukan tujuan produk yang akan dikembangkan, pada tahap

ini peneliti melakukan observasi di SDN 2 Sidodadi Kecamatan Patean

Kabupaten Kendal dengan mengamati pembelajaran gerak dasar pada

siswa di sekolah tersebut.

Tabel 3.1 Wawancara Guru Penjasorkes

Butir Jawaban

1 Ya, materi sprint gawang memang ada dalam kurikulum KTSP. 2 Ya, saya pernah mengajarkan materi tersebut.

3 Ya, kesulitan saya pada minimnya media/ alat-alat/ peraga/ sumber belajar dan sejenisnya dalam mengembangkan pembelajaran, kesulitan dalam memotivasi siswa untuk menumbuhkan rasa percaya diri, berani, dan senang saat pembelajaran sprint gawang.

4 Ya, sebagian anak merasa senang dengan pembelajaran sprint gawang.

5 Ya, sebagian besar anak merasa takut saat akan melewati gawang karena ukuran tinggi gawang 50cm terutama anak perempuan.

6 Ya, tentu ukuran tinggi gawang berpengaruh terhadap tingkat ketakutan anak, yang tentunya setiap anak memiliki tingkat ketakutan yang berbeda-beda.

7 Tidak, walaupun ukuran panjang antar gawang 6m yang sudah ditentukan untuk anak SD, ada sebagian siswa yang belum mampu melewatinya.

8 Ya, tentu tinggi badan anak berpengaruh saat melakukan sprint gawang, anak yang pendek akan sedikit kesulitan saat melewati gawang, kebanyakan kaki belakang mereka mengenai gawangnya.

9 Ya, kecepatan berpengaruh pada saat melewati gawang, anak yang larinya lamban saat akan melewati gawang tolakannya kurang maksimal sedangkan anak yang larinya cepat saat melakukan tolakan akan maksimal.

10 Ya, tentu pemanasan khusus harus diberikan seperti lompat kardus dan lari memindahkan benda.

11 Tidak, ada sebagian siswa yang tidak tertarik dengan pembelajaran sprint gawang karena keterbatasan sarana dan prasarana sehingga hanya menggunakan media kardus.

12 Ya, dengan modifikasi dengan menggunakan media kardus.

(55)

Tabel 3.2 Hasil Observasi Awal Siswa

Butir (N=32) Presentase Keterangan

1 32 100% Semua siswa pernah mendapatkan pembelajaran sprint gawang

2 16 50% 50% siswa berani melakukan sprint gawang 3 18 56.25% 56.25% anak tidak takut melihat gawang 4 17 53.12% 53.12% siswa berani melewati gawang-gawang

tersebut

5 14 43.75% 43.75% siswa yang bisa melewati gawang-gawng tersebut

6 25 78.12% 78.12% siswa mengganggap jarak tersebut terlalu jauh

7 20 62.5% 62.5% siswa bisa melewati gawang tersebut

8 27 84.37% 84.37% siswa kesulitan melewati gawang yang tingginya 50 cm

9 29 90.62% 90.62% bisa melewati gawang dengan tinggi badan mereka

10 13 37.5% 37.5% anak senang dengan pembelajaran sprint gawang

11 14 43.75% 43.75% anak yang tertarik mengikuti pembelajaran sprint gawang

12 19 59.37% 59.37% anak tidak bosan dengan pembelajaran sprint gawang

13 0 0% Guru tidak pernah memberikan permainan sprint gawang

Sumber: Peneliti

3.2.2 Pembuatan Produk Awal

(56)

3.2.3 Uji Coba Produk

Pelaksanaan uji coba produk dilaksanakan melalui beberapa tahap yaitu: (1) menetapkan desain uji coba, (2) menentukan subjek uji coba, (3) menyusun instrument pengumpulan data, dan (4) menetapkan teknik analisis data.

3.2.4 Revisi Produk Awal

Setelah melewati uji coba produk, maka akan dilakukan revisi produk awal hasil dari evaluasi ahli dan uji coba skala kecil sebagai perbaikan produk awal yang telah diujicobakan.

3.2.5 Uji Coba Lapangan

Uji coba lapangan tahap ini memuat kegiatan uji coba lapangan terhadap produk yang dikembangkan dengan menggunakan subjek uji coba siswa kelas IV

SD N 2 Sidodadi Kecamatan Patean Kabupaten Kendal yang berjumlah 32 orang.

3.2.6 Revisi Produk Akhir

Revisi produk dari hasil uji lapangan yang telah dilakukan uji coba kepada siswa kelas IV SD N 2 Sidodadi Kecamatan Patean Kabupaten Kendal yang berjumlah 32 orang.

3.2.7 Hasil Akhir

(57)

3.3 Uji coba Produk

Uji coba produk penelitian bertujuan untuk memperoleh kesesuaian, efektifitas, dan kebermanfaatan dari produk. Langkah yang dilaksanakan dalam pelaksanaan uji coba produk ini adalah sebagai berikut :

3.3.1 Desain Uji Coba

Desain uji coba yang dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui tingkat kesesuaian, keefektifan, dan manfaat produk yang dikembangkan. Desain uji coba yang dilaksanakan terdiri dari sebagai berikut :

3.3.1.1 Evaluasi Ahli

Sebelum dilakukan uji coba kepada subjek tehadap produk media dan model permainan pembelajaran, produk yang telah dibuat dievaluasi terlebih dahulu oleh satu ahli Penjas (Drs.H. Cahyo Yuwono, M.Pd.) dan guru Penjas SD N 2 Sidodadi Kecamatan Patean Kabupaten Kendal (Hardesi Sandi Reza, S.Pd). Variabel yang dievaluasi oleh ahli meliputi peraturan permainan, cara mengawali permainan, jumlah pemain, serta fasilitas dan peralatan. Untuk menghimpun data dari para ahli dilakukan dengan cara memberikan draf awal model dengan disertai lembar evaluasi kepada para ahli. Hasil evaluasi ahli tersebut yang berupa penilaian dan saran terhadap produk awal yang sudah dibuat, akan digunakan sebagai dasar pedoman pengembangan produk selanjutnya.

3.3.1.2 Uji Coba Kelompok Kecil

(58)

menggunakan 16 siswa kelas IV sebagai subjeknya. Pengambilan 16 siswa kelas IV sebagai subjek dilakukan dengan cara acak (simple random sampling).

Sebelum melakukan uji coba kelompok kecil awalnya siswa diberi penjelasan mengenai media dan model permainan sprint gawang, setelah itu baru dilakukan uji coba media permainan, setelah selesai melakukan uji coba siswa melakukan pengisian kuesioner mengenai permainan yang telah dilakukan. Tujuan dari uji coba adalah untuk mengetahui tanggapan awal dari produk yang akan dikembangkan kedepannya.

3.3.1.3 Revisi Produk Awal

Hasil dari evaluasi satu ahli Penjas dan dan guru Penjas SD N 2 Sidodadi Kecamatan Patean Kabupaten Kendal, serta uji coba kelompok kecil tersebut dianalisis, selanjutnya dijadikan acuan untuk merevisi produk yang telah dibuat.

3.3.1.4 Uji Coba Lapangan

Hasil analisis uji coba kelompok kecil serta revisi produk awal, selanjutnya dilakukan uji coba lapangan yang akan dilakukan dengan subjek siswa kelas IV SD N 2 Sidodadi Kecamatan Patean Kabupaten Kendal.

(59)

3.3.2 Subjek Uji Coba

Subjek yang digunakan dalam uji coba penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Evaluasi ahli yang terdiri dari satu ahli Penjas dan guru Penjas SD N 2 Sidodadi Kecamatan Patean Kabupaten Kendal.

2) Uji coba kelompok kecil yang terdiri dari 16 siswa kelas IV SD N 2 Sidodadi Kecamatan Patean Kabupaten Kendal dipilih menggunakan sample secara acak (simple random sampling).

3) Uji coba lapa

Gambar

Gambar 2.1 Teknik Lari Gawang
Gambar 2.2 Bertolak
Gambar 2.4 Sikap Mendarat
Gambar 3.1 Prosedur Pengembangan. Sumber: Sugiyono
+7

Referensi

Dokumen terkait