• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Aktivitas Fisik dan Stres dengan Sindrom Pramenstruasi pada Remaja Putri di SMA Bina Insani Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Aktivitas Fisik dan Stres dengan Sindrom Pramenstruasi pada Remaja Putri di SMA Bina Insani Bogor"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN STRES DENGAN

SINDROM PRAMENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI

SMA BINA INSANI BOGOR

CUT FARAH ALDIRA

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

ABSTRAK

CUT FARAH ALDIRA. Hubungan Aktivitas Fisik dan Stres dengan Sindrom Pramenstruasi pada Remaja Putri di SMA Bina Insani Bogor. Dibimbing oleh IKEU EKAYANTI.

Sindrom pramenstruasi terjadi pada 75-80% wanita di dunia pada usia reproduksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dan stres dengan kejadian sindrom pramenstruasi pada remaja putri di SMA Bina Insani Bogor. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja putri berusia 15-18 tahun yang masih duduk di kelas 10 dan 11 sebanyak 59 orang. Metode yang digunakan dalam penarikan contoh adalah proportionale stratified random sampling. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan tingkat keluhan sindrom pramenstruasi (r= 0.289, p>0.05) dan banyaknya jenis keluhan menstruasi (r= 0.252, p>0.05). Terdapat hubungan yang signifikan antara stres dengan tingkat keluhan (r= 0.437, p<0.05) dan jenis keluhan sindrom pramenstruasi (r= 0.426, p<0.05). Hal ini menunjukkan semakin tinggi tingkat stress maka semakin tinggi pula tingkat keluhan dan jenis keluhan menstruasi. Kata kunci: aktivitas fisik, remaja putri, sindrom pramenstruasi, stres

ABSTRACT

CUT FARAH ALDIRA. The relationship between physical activity and stress with premenstrual syndrome of adolescent school girls at Bina Insani Senior High School Bogor. Supervised by IKEU EKAYANTI.

Premenstrual syndrome occurs in 75-80% of reproductive woman age in the world. The purpose of this study was to determine the relationship of physical activity and stress with the occurrence of premenstrual syndrome of adolescent girls in Bina Insani high school Bogor. The research used crosssectional study design. Subjects in this research were adolescent girls between 15-18 years old who are still in grade 10 and 11 as much as 59 people. The sampling method used was proportionale stratified random sampling. There was no relationship between physical activity and premenstrual syndrome complaints levels (r= 0.289, p>0.05) and many types of menstrual complaints (r= 0.252, p>0.05). There is relationship between stress and types of complaints levels (r= 0.437, p<0.05) and complaints of premenstrual syndrome (r= 0.426, p<0.05). This showed that as stress level increased, the level and type of menstrual complaints also increased.

(4)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Aktivitas Fisik dan Stres dengan Sindrom Pramenstruasi pada Remaja Putri di SMA Bina Insani Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi

dari Program Studi Ilmu Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN STRES DENGAN

SINDROM PRAMENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI

SMA BINA INSANI BOGOR

CUT FARAH ALDIRA

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Hubungan Aktivitas Fisik dan Stres dengan Sindrom Pramenstruasi pada Remaja Putri di SMA Bina Insani Bogor

Nama : Cut Farah Aldira NIM : I14090038

Disetujui oleh

Dr. Ir. Ikeu Ekayanti, M.Kes Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Rimbawan Ketua Departemen

(8)
(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia dan cinta-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Hubungan Aktivitas Fisik dan Stres dengan Sindrom Pramenstruasi pada Remaja Putri di SMA Bina Insani Bogor” dapat diselesaikan dengan baik. Selesainya penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1 Dr. Ir. Ikeu Ekayanti, M.Kes selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu dan pikirannya, memberikan arahan, kritik, dan saran, serta dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi.

2 Dr. TiurmaSinaga, MFSA selaku dosen penguji pada sidang skripsi.

3 dr. Mira Dewi, S.Ked, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak membimbing selama ini.

4 Seluruh guru, siswi, dan satpam SMA Bina Insani atas keramahan, kesediaan dan kerjasama dalam membantu kelancaran penelitian.

5 Ayah, mama, adik-adikku (Haiqal, Sasya, Abrar), nenek, kakek, om dan tante atas kasih sayang, motivasi, semangat dan doanya.

6 Teman satu tim penelitian: Diah dan Niken atas kebersamaan dan kerjasamanya.

7 Teman-teman IMTR Bogor dan HIMAGIZI atas ilmu, doa dan semangatnya. 8 Teman-teman sekelompok KKP: Juli, Ela, Nadhiroh, Tika dan Yudi atas

keceriaan, kebersamaan, kekeluargaan dan semangatnya.

9 Teman-teman seperjuangan ID di RSUD Cibinong: Diah, Siti, Ronald dan Yohanes atas kebersamaannya.

10 Teman-teman yang telah membantu dalam penelitian: Fithri, Ilya, Dyta, Icha, Yunita, Dian, dan yang lainnya.

11 Keluarga Gizi Masyarakat angkatan 46 (Coconuters): Milda, Dini, Fithri, Uthu, Ruroh, Liza, Ajan, Dita, Irul, Bimo, Ali dan teman seperjuangan di GM 46 untuk kebersamaan dan semangatnya selama 3 tahun ini.

12 Keluarga Asrama Putri Aceh Pocut Baren: Rani, Dewi, Tami, Ayu dan Icha untuk keceriaan, semangat dan kebersamaannya.

13 Sahabat di Asrama TPB IPB: Indri, Sarah dan Alifya untuk kebersamaan dan semangatnya selama ini.

14 Keluarga Gizi Masyarakat 45, 46, dan 47, serta seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu kelancaran penyelesaian skripsi ini.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, April 2014

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

KERANGKA PEMIKIRAN 3

METODE PENELITIAN 4

Desain, Tempat dan Waktu 4

Jumlah dan Cara Pengambilan Subjek Penelitian 5

Jenis dan Pengumpulan Data 5

Pengolahan dan Analisis Data 6

HASIL DAN PEMBAHASAN 10

Gambaran Umum Sekolah 10

Karakteristik Subjek Penelitian 10

Karakteristik Menstruasi Subjek Penelitian 11

Sindrom Pramenstruasi Subjek Penelitian 13

Aktivitas Fisik 15

Kategori Stres menurut Perceived Stress Scale 18 Analisis Variabel Jenis Keluhan Sindrom Pramenstruasi yang Berhubungan

dengan Aktivitas Fisik dan Stres 19

Hubungan Aktivitas Fisik dengan Sindrom Pramenstruasi 19 Hubungan Stres dengan Sindrom Pramenstruasi 20

SIMPULAN DAN SARAN 21

Simpulan 21

Saran 22

DAFTAR PUSTAKA 22

LAMPIRAN 25

(11)

DAFTAR TABEL

1 Jenis dan cara pengumpulan data 5

2 Skor keluhan menstruasi 6

3 Klasifikasi tingkat keluhan sindrom pramenstruasi 7

4 Kategori status gizi remaja berdasarkan IMT/U 7

5 Kategori aktivitas fisik berdasarkan nilai PAR 7

6 Kategori aktivitas fisik berdasarkan nilai PAL 8

7 Kategori stres berdasarkan skor PSS 9

8 Sebaran subjek penelitian berdasarkan umur 11

9 Sebaran status gizi subjek penelitian berdasarkan umur 11 10 Sebaran subjek penelitian berdasarkan usia menarche 12 11 Sebaran subjek penelitian berdasarkan lama menstruasi 12 12 Sebaran subjek penelitian berdasarkan lama siklus menstruasi 13 13 Sebaran subjek penelitian berdasarkan keteraturan menstruasi 13 14 Sebaran subjek penelitian berdasarkan gangguan keluhan menstruasi

terhadap aktivitas 13

15 Sebaran subjek penelitian berdasarkan keluhan menstruasi 14 16 Sebaran subjek penelitian berdasarkan jenis keluhan sindrom

pramenstruasi 15

17 Sebaran subjek penelitian berdasarkan tingkat keluhan sindrom

pramenstruasi 15

18 Sebaran subjek penelitian berdasarkan aktivitas fisik berat 15 19 Sebaran subjek penelitian berdasarkan aktivitas fisik sedang 16 20 Sebaran subjek penelitian berdasarkan kebiasaan berjalan kaki atau

menggunakan sepeda kayuh 16

21 Sebaran subjek penelitian berdasarkan tingkat aktivitas fisik 16 22 Sebaran subjek penelitian berdasarkan kebiasaan olahraga 17 23 Sebaran subjek penelitian berdasarkan penggunaan sarana atau alat

olahraga 17

24 Sebaran subjek penelitian menurut alat transportasi yang dimiliki atau

digunakan setiap hari 18

25 Sebaran subjek penelitian berdasarkan alat transportasi yang digunakan

ke sekolah 18

26 Sebaran subjek penelitian berdasarkan kategori tingkat stres 18 27 Hasil uji hubungan antar variabel jenis keluhan dengan aktivitas fisik

dan stres 19

DAFTAR GAMBAR

1 Skema Kerangka Pemikiran: Hubungan Aktivitas Fisik dan Stres

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa yang penting karena masa ini adalah masa peralihan ke masa dewasa. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang individu terutama wanita. Pada masa ini, terjadi proses transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial (Pardede 2002).

Pada masa remaja, seorang anak perempuan akan mengalami pubertas yang ditandai dengan konsepsi yaitu menarche. Setiap bulannya, wanita usia subur akan mengalami menstruasi. Sebelum terjadinya menstruasi, selama 7-10 hari seorang wanita akan mengalami gejala-gejala perubahan emosional maupun fisik atau yang sering disebut sindrom pramenstruasi dan akan mereda ketika menstruasi dimulai. Berbagai faktor gaya hidup menjadikan gejala-gejala dari sindrom pramenstuasi ini semakin buruk, namun durasi dan gejalanya bervariasi pada setiap wanita.

Menstruasi adalah pendarahan yang berasal dari uterus, terjadi setiap bulan secara teratur pada seorang wanita dewasa yang sehat dan tidak hamil. Menstruasi merupakan ciri khas seorang wanita dimana terjadi perubahan-perubahan siklik dari alat kandungannya sebagai persiapan kehamilan (Depkes RI 1998). Peristiwa menstruasi sering disertai gangguan fisik dan mental. Jeffcoate (1987) menyatakan bahwa hanya kira-kira 20% diantara para wanita yang sama sekali tidak mengalami gangguan apapun (Affandi dan Danukusumo 1990).

Sindrom ini terjadi pada 75-80% wanita di dunia pada usia reproduksi. Diagnosis sindrom pramenstruasi dibuat berdasarkan gejala harian yang tidak disebabkan penyakit lain. Penyebab sindrom pramenstruasi masih belum diketahui secara pasti, tetapi sangat berhubungan dengan respon tubuh terhadap fluktuasi hormon selama siklus menstruasi (Zaafrane et al. 2007). Salah satu penyebabnya adalah penurunan kadar endorfin selama fase luteal. Olahraga dapat meningkatkan produksi endorfin, sehingga olahraga direkomendasikan sebagai salah satu treatment untuk mengurangi sindrom pramenstruasi.

Menurut Hardinsyah (2004) keluhan utama yang dihadapi remaja wanita menjelang dan saat menstruasi adalah keram di bawah perut, sakit pinggang, sakit pada payudara, lemah dan lesu, lebih emosional dan timbulnya jerawat. Keluhan menstruasi lainnya yang juga kadang dialami yaitu stres, sulit tidur, pusing, mual, jarang kencing, dan berat badan meningkat.

(14)

2

Stres merupakan suatu respon fisiologis dan psikologis manusia yang mencoba untuk mengadaptasi dan mengatur baik tekanan internal dan eksternal (Pinel 2009). Stres diketahui merupakan faktor etiologi dari banyak penyakit. Salah satunya adalah dapat menyebabkan gangguan pada menstruasi (Kaplan dan Manuck 2004; Wang et al. 2004). Beberapa studi menyatakan bahwa wanita usia reproduksi memiliki masalah dengan menstruasi yang abnormal, seperti sindrom premenstruasi dan menstruasi yang tidak teratur (Caulter 1991; Johnson 2004). Beberapa fakta yang mengungkapkan hubungan antara stres dengan menstruasi yang merupakan masalah kesehatan bagi wanita (Kaplan dan Manuck, 2004; Wang et al. 2004). Hasil beberapa studi menunjukkan bahwa siklus menstruasi yang abnormal ini berhubungan dengan stres psikologi (Hatch 1999; Fenster et al. 1999; Newton et al. 2006; Nepomnaschy 2007). Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti hubungan antara aktivitas fisik dan stres terhadap kejadian sindrom pramenstruasi remaja putri.

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah menganalisis hubungan aktivitas fisik dan stres dengan kejadian sindrom pramenstruasi pada remaja putri di SMA Bina Insani Bogor.

Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini antara lain:

1 Mengidentifikasi karakteristik subjek meliputi usia dan status gizi.

2 Menghitung usia menarche, lama menstruasi, dan siklus menstruasi subjek. 3 Mengidentifikasi karakteristik sindrom pramenstruasi yang dialami subjek. 4 Menilai aktivitas fisik subjek.

5 Menilai tingkat stres yang dialami subjek.

6 Menganalisis hubungan antara aktivitas fisik dan stres dengan sindrom pramenstruasi subjek.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini antara lain:

1 Bagi masyarakat: penelitian ini sebagai informasi mengenai hubungan antara aktivitas fisik dan stres dengan kejadian sindrom pramenstruasi pada remaja putri.

2 Bagi pemerintah: penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan pendidikan kesehatan dan gizi kepada siswi sekolah.

(15)

3

KERANGKA PEMIKIRAN

Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Pada periode ini berbagai perubahan terjadi baik perubahan hormonal, fisik, psikologis maupun sosial. Selain itu pada usia remaja aktivitas fisik cenderung tergolong tinggi, sehingga remaja memerlukan kondisi kesehatan fisik dan emosional yang maksimal agar mampu melakukan aktivitas yang padat.

Sindrom pramenstruasi banyak terjadi pada wanita di usia reproduksi. Menurut Dickerson et al. (2005), sebanyak 85% remaja putri yang masih mendapatkan siklus menstruasi, mengalami satu atau lebih gejala sindrom pramenstruasi. Gejala-gejala sindrom pramenstruasi ini apabila tidak dicegah atau diatasi akan mengganggu aktivitas remaja sehari-hari. Keluhan saat sindrom pramenstruasi juga dikhawatirkan dapat mengganggu proses belajar dan perkembangan remaja.

Etiologi dan patofisiologi sindrom pramenstruasi masih belum diketahui secara pasti, namun beberapa menyatakan disebabkan karena faktor hormonal (Ismail dan O’Brien 2006). Hormon yang berpengaruh terhadap terjadinya sindrom pramenstruasi adalah estrogen dan progesteron. Estrogen berfungsi mengatur siklus menstruasi, sedangkan progesteron berpengaruh pada uterus yaitu dapat mengurangi kontraksi selama siklus haid. Upaya untuk meminimalkan gangguan atau keluhan menstruasi dari segi makanan adalah dengan memenuhi kebutuhan zat gizi makro seperti energi dan protein. Selain itu wanita yang terbiasa mengonsumsi makanan rendah kandungan vitamin, mineral besi, kalsium, dan magnesium memiliki resiko terkena sindrom pramenstruasi lebih tinggi dibandingkan yang mengkonsumsi cukup (London 1991).

Usia menarche ditandai oleh meningkatnya frekuensi pengeluaran Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH) yang mempengaruhi hipotalamus (Batubara 2010). Keseimbangan hormon setelah terjadinya menarche akan mempengaruhi menstruasi-menstruasi berikutnya. Kondisi keteraturan dan kesehatan tubuh saat menstruasi juga sangat mempengaruhi terjadinya sindrom pramenstruasi.

Peningkatan aktivitas fisik diketahui mengurangi rasa tegang, emosi, depresi dan gejala sindrom premenstruasi lainnya. Aktivitas fisik juga dipercaya dapat meningkatkan sistem imunitas sehingga dapat meningkatkan ketahanan tubuh terhadap stres (Choi dan Salmon 1995).

Mekanisme biologis dari pengaruh aktivitas fisik terhadap pengurangan keluhan menstruasi dijelaskan melalui beberapa cara. Olahraga meningkatkan produksi endorfin, menurunkan kadar estrogen dan hormon steroid lainnya, memperlancar transpor oksigen di otot, menurunkan kadar kortisol, dan meningkatkan perilaku psikologis. Selain itu, aktivitas fisik secara tidak signifikan menurunkan resiko perubahan nafsu makan, hipersensitivitas emosi, dan sakit kepala (Kroll 2010).

(16)

4

Karakteristik Responden - Usia responden - Usia menarche - Siklus menstruasi - Lama menstruasi

Sindrom Premenstruasi

Aktivitas Fisik dan Olahraga Stres

Status Gizi (IMT/U)

Konsumsi Pangan

mensekresikan Corticotropic Releasing Hormone (CRH). CRH mempunyai pengaruh negatif terhadap pengaturan sekresi GnRH, ketidakseimbangan CRH memiliki pengaruh terhadap penekanan fungsi reproduksi manusia sewaktu stres (Chrous 1998; Jeong 1999; Breen dan Karsch 2004; Nakamura et al. 2008). Faktor-faktor yang mempengaruhi sindrom pramenstruasi dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1 Hubungan Aktivitas Fisik dan Stres dengan Sindrom Pramenstruasi Pada Remaja Putri

Keterangan : = variabel yang diteliti = variabel yang tidak diteliti

= hubungan yang diteliti = hubungan yang tidak diteliti

METODE PENELITIAN

Desain, Tempat dan Waktu

(17)

5 Jumlah dan Cara Pengambilan Subjek Penelitian

Contoh dalam penelitian ini adalah remaja putri berusia 14-17 tahun yang didapatkan dari siswi kelas 10 dan 11. Contoh diambil secara proportionale stratified random sampling, yaitu pengambilan sampel yang dilakukan secara acak dengan memperhatikan strata (kelas) yang ada, artinya setiap kelas terwakili sesuai proporsinya. Berdasarkan perhitunga, didapatkan jumlah sampel minimal yang diperlukan adalah 58 orang dari siswi kelas 10 dan 11. Perhitungan sampel didapatkan dari rumus sebagai berikut:

n = N Z2 pq = N Z2p(1-p)

N d2 + Z2pq N d2 + Z2 p(1-p) (Lemeshow S dan David WH 1997)

Keterangan :

n = jumlah sampel minimal yang diperlukan

N = jumlah populasi siswi kelas 10 dan kelas 11 (83 siswa) Z1-α/2 = 1,96 menstruasi, lama menstruasi, keluhan menjelang menstruasi, status gizi, konsumsi pangan, aktivitas fisik, tingkat aktivitas fisik, kebiasaan berolahraga, sarana olahraga, transportasi dan tingkat stres. Sedangkan data sekunder meliputi profil tempat penelitian dan jumlah siswa kelas 10 dan 11.

Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data

No Variabel Jenis

Primer Wawancara Kuesioner

3 Keluhan menstruasi Primer Wawancara Kuesioner 4 Tingkat aktivitas fisik

sehari-hari

(18)

6

Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data (lanjutan) No Variabel Jenis

6 Tingkat stress Primer Wawancara Perceived Stress Scale (PSS)

7 Profil sekolah Sekunder Wawancara Buku profil SMA Bina Insani Bogor

Data tentang sarana olahraga dan transportasi yang dimiliki didapat dengan menanyakan sarana dan prasarana olahraga yang dapat diakses oleh contoh dan frekuensi penggunaannya, yang dapat membantu dalam meningkatkan aktivitas fisiknya. Selain itu juga ditanyakan alat transportasi yang dimiliki dan yang sering digunakan sehari-hari oleh contoh.

Pengolahan dan Analisis Data

Tahap pengolahan data dilakukan dengan kegiatan-kegiatan seperti, pemberian kode, pengeditan data, entri data, skoring data, dan cleaning data. Data-data yang diperoleh diolah dan dianalisis secara statistik deskriptif dan inferensia. Penyimpanan data menggunakan sistem komputerisasi Microsoft Excel, sedangkan analisis data menggunakan Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.0 for Windows.

Data yang diolah dan dianalisis secara statistik deskriptif, yaitu usia, tinggi badan, berat badan, Indeks Massa Tubuh menurut umur (IMT/U), usia pertama mendapatkan menstruasi (menarche), siklus menstruasi, lama menstruasi, status gizi, keluhan menjelang menstruasi, tingkat aktivitas fisik, sarana olahraga yang dimiliki, dan tingkat stres. Analisis statistik inferensia digunakan untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian sindrom pramenstruasi pada remaja putri dan hubungan antara stres dengan kejadian sindrom pramenstruasi pada remaja putri yang mengalami sindrom pramenstruasi.

Tabel 2 Skor keluhan menstruasi

No Jenis Keluhan Skor

1 Sakit kram di bawah perut 3

(19)

7 Keluhan sebelum menstruasi dapat digolongkan menjadi keluhan berat diberi skor 3 (kram di bawah perut, sakit kepala, mual, dan muntah), keluhan sedang diberi skor 2 (sakit pada payudara, sakit pinggang, dan lesu) dan keluhan ringan diberi skor 1 (jerawat, lebih emosional, dan keluhan lainnya). Total skor keluhan menstruasi sebesar 21 baik menjelang maupun saat menstruasi (Jones et al. 1996). Skor keluhan menstruasi ditunjukkan pada Tabel 2.

Skor keluhan didapatkan dengan cara menjumlahkan skor keluhan berdasarkan jenis keluhan yang dirasakan oleh sampel. Kategori skor nol (0) diberikan kepada sampel yang tidak memiliki keluhan, kategori skor ringan diberikan kepada sampel dengan skor keluhan menstruasi 1 sampai 4, kategori skor sedang diberikan kepada sampel dengan skor keluhan 5 sampai 12 dan kategori skor berat diberikan kepada sampel dengan skor keluhan lebih besar dari 12. Kategori skor keluhan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Klasifikasi tingkat keluhan sindrom pramenstruasi

Tingkat Kategori

Status gizi diukur menggunakan Indeks Massa Tubuh menurut umur (IMT/U). Berdasarkan Kemenkes (2010), pengukuran status gizi pada anak usia 5-18 tahun menggunakan IMT/U. Kategori IMT/U dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Kategori status gizi remaja berdasarkan IMT/U

Kategori Ambang Batas Z-score

Sangat kurus <-3 SD

Kurus -3 SD sampai dengan <-2 SD

Normal -2 SD sampai dengan 1 SD

Gemuk >1 SD sampai dengan 2 SD

Obesitas >2 SD

Sumber: Kemenkes (2010)

Physical Activity Level (PAL) atau tingkat aktivitas fisik adalah besarnya energi yang dikeluarkan dalam 24 jam. Physical Activity Ratio (PAR) adalah jumlah energi yang dikeluarkan untuk setiap jenis kegiatan per satuan waktu tertentu. Jenis aktivitas fisik yang dilakukan contoh dikategorikan menjadi 18 jenis kategori berdasarkan PAR seperti dijelaskan pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5 Kategori aktivitas fisik berdasarkan nilai PAR

Kategori Keterangan PAR

Tidur (tidur siang dan tidur malam)

Tidur-tiduran (tidak tidur, duduk diam, dan membaca) Duduk sambil menonton TV

(20)

8

Tabel 5 Kategori aktivitas fisik berdasarkan nilai PAR (lanjutan)

Kategori Keterangan PAR

PAL 6

Melakukan pekerjaan rumah (bersih-bersih dan lain-lain) Setrika pakaian (duduk)

Kegiatan berkebun

Office worker (duduk di depan meja, menulis, dan mengetik)

Office worker (berjalan mondar-mandir sambil membawa arsip)

Exercise (badminton)

Exercise (jogging, lari jarak jauh)

2.5

Data aktivitas fisik diolah dengan mengalikan bobot nilai per aktivitas dikalikan dengan lamanya waktu yang digunakan untuk beraktivitas. Besarnya aktivitas fisik yang dilakukan seseorang dalam 24 jam dinyatakan dalam tingkat aktivitas fisik atau PAL (Physical Activity Level) yang ditentukan dengan rumus menurut FAO/WHO/UNU (2001) dalam Riyadi (2003) sebagai berikut:

PAL = ∑ (PAR x alokasi waktu tiap aktivitas) 24 jam

Keterangan: PAL = Physical Activity Level PAR = Physical Activity Ratio

Kategori aktivitas fisik yang sudah dijumlahkan akan menghasilkan nilai PAL, yang akan dikategorikan menjadi tiga kategori seperti yang disajikan pada Tabel 6 berikut.

Tabel 6 Kategori tingkat aktivitas berdasarkan nilai PAL

Kategori Nilai PAL

Tingkat stres diukur dengan menggunakan Perceived Stress Scale (PSS). PSS telah terstandar dan memiliki tingkat validitas dan reliabilitas yang baik. PSS mengukur seberapa jauh responden merasakan bahwa diri mereka dalam keadaan tidak dapat diprediksi (unpredictable), tidak terkontrol (uncontrolable), dan kelebihan beban (overloading) dalam satu bulan terakhir. Skala ini termasuk jenis summarize rating scale dimana skor diperoleh dengan menjumlahkan seluruh butir item yang terdiri dari 10 pertanyaan. Dalam skala ini terdapat 5 interval jawaban dengan nilai 0-4. Item-item pertanyaan bersifat negatif, namun untuk item pertanyaan yang positif skornya dibalik. Kelima alternatif jawaban dalam skala ini yaitu:

0 = tidak pernah

(21)

9 3 = cukup sering

4 = sangat sering

Tabel 7 Kategori tingkat stres berdasarkan skor PSS

Rentang Skor Kategori

0 – 13 14 - 26 27 – 40

Stres rendah (low stress) Stres sedang (moderate stress) Stres tinggi (high perceived stress) Sumber: Cohen dan Williamson (1988)

Korelasi Spearman digunakan untuk menganalisis 1) hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian sindrom pramenstruasi pada remaja putri yang mengalami sindrom pramenstruasi; 2) hubungan antara stres dengan kejadian sindrom pramenstruasi pada remaja putri yang mengalami sindrom pramenstruasi. Definisi Operasional

Aktivitas fisik adalah seluruh jenis dan lama kegiatan melibatkan fisik yang dilakukan dalam satu hari dari waktu bangun tidur hingga tidur kembali. IMT/U adalah indeks massa tubuh yang diukur menurut umur menurut umur 5-18

tahun dengan kategori sangat kurus (<-3 SD), kurus (-3 SD s/d <-2 SD), normal (-2 SD s/d 1 SD), gemuk (>1 SD s/d 2 SD) dan obesitas (>2 SD). Lama menstruasi adalah lamanya menstruasi pada satu periode.

Menarche adalah usia responden ketika pertama kali mengalami menstruasi. Menstruasi adalah perdarahan dari uterus yang terjadi secara siklik dan dialami

oleh sebagian besar wanita usia reproduktif.

Perceived Stress Scale adalah suatu alat untuk mengukur tingkat stres responden

dan seberapa jauh responden merasakan bahwa diri mereka dalam keadaan tidak dapat diprediksi, tidak terkontrol, dan merasa kelebihan beban (mental/pikiran).

Sarana olahraga dan transportasi adalah sejumlah peralatan yang dimiliki dan digunakan dalam beraktivitas fisik atau berolahraga serta transportasi sehari-hari.

Stres adalah suatu respon fisiologis, psikologis manusia yang mencoba untuk mengadaptasi dan mengatur baik tekanan internal dan eksternal.

Siklus menstruasi adalah lamanya periode menstruasi yang dihitung dari awal menstruasi sampai menjelang menstruasi berikutnya, biasanya berlangsung ± 28 hari.

Sindrom pramenstruasi adalah sekumpulan besar gejala fisik, psikologis, dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi wanita.

(22)

10

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Sekolah

SMA Bina Insani sebagai salah satu unit pendidikan di Bina Insani School yang berdiri tahun 1995 dan berada di bawah naungan Yayasan Bina Insani yang berkantor pusat di Jakarta. Saat ini, SMA Bina Insani berada di bawah naungan Yayasan Bosowa Bina Insani dengan Ketua Dewan Pembina Bapak H. Aksa Mahmud. Sebagai salah satu SMA unggulan di Kota Bogor, SMA Bina Insani telah banyak menorehkan berbagai prestasi, baik dalam bidang akademik maupun non akademik.

Sekolah ini berada di lokasi yang cukup strategis dan kondusif untuk proses pembelajaran siswa. SMA Bina Insani telah memberi bukti konsep pengembangan pendidikan yang mencerdaskan secara intelektual, emosional, dan spiritual. SMA Bina Insani juga ditunjang dengan tenaga-tenaga pendidik yang profesional dalam bidangnya turut mempercepat optimalisasi konsep pengembangan pendidikan tersebut.

Saat ini SMA Bina Insani dipercaya oleh pemerintah menjadi Sekolah Standar Nasional (SSN) dengan model Sekolah Pusat Sumber Belajar (PSB) yang tampil dengan berbagai karakteristik dan bukti keunggulan yang dijalankan. Jumlah siswa di masing-masing kelas sebanyak 25 siswa. Masing-masing tingkatan kelas terdapat 4 kelas paralel. Sekolah ini memiliki sistem fullday school dengan program 5 hari belajar (Senin-Jumat). Waktu sekolah dalam satu hari dimulai dari pukul 07.00-16.00 WIB.

Peningkatan mutu kualitas akademik bagi siswa dilakukan melalui program matrikulasi, remedical teaching and test, enrichment, konsultasi mata pelajaran dan Program Peningkatan Prestasi Akademik (P3A). Peningkatan mutu kualitas non akademik bagi siswa dilakukan dengan ekstrakurikuler wajib dan pilihan, baik keilmuan, seni, olahraga maupun kreativitas.

Peningkatan mutu kualitas berbahasa Inggris bagi siswa dilakukan program English club sebagai ekstrakurikuler wajib, English day and English area, English competititon, dan bilingual sebagai bahasa pengantar mata pelajaran MIPA. Pembinaan spiritual yang terpadu dengan program belajar siswa, seperti pembiasaan tadarrus Al-Quran dan sholat berjamaah, sholat Dhuha, malam bina Iman dan Taqwa, pesantren Ramadhan, bimbingan tartil dan tahfidz Al-Quran serta kajian islam.

Karakteristik Subjek Penelitian

Umur

(23)

11 Tabel 8 Sebaran subjek penelitian berdasarkan umur

Umur (tahun) n Persentase (%)

14 1 1.7

15 27 45.8

16 24 40.7

17 7 11.9

Total 59 100

Status Gizi

Status gizi adalah cerminan ukuran terpenuhinya kebutuhan gizi. Status gizi secara parsial dapat diukur dengan antropometri (pengukuran bagian tertentu dari tubuh atau biokimia atau secara klinis) (Persagi 2009). Pengukuran status gizi pada subjek penelitian dihitung menggunakan Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) (Kemenkes 2010).

Berdasarkan Tabel 9, sebagian besar subjek memiliki status gizi normal yaitu sebanyak 38 orang (64.4%). Status gizi ini menjadi penting karena merupakan salah satu faktor risiko untuk terjadinya kesakitan dan kematian. Status gizi yang baik pada seseorang akan berkontribusi terhadap kesehatannya, serta berpengaruh terhadap usia menarche dan keadaan menstruasi pada remaja putri. Semakin bagus status gizi seorang remaja putri, maka usia menarche juga menjadi semakin awal (Riyadi 2003).

Tabel 9 Sebaran status gizi subjek penelitian berdasarkan kategori IMT/U Kategori status gizi (IMT/U) n Persentase (%)

Kurus 3 5.1

Normal 38 64.4

Gemuk 15 25.4

Obesitas 3 5.1

Total 59 100

Karakteristik Menstruasi Subjek Penelitian

Usia awal menstruasi (menarche)

Usia awal menstruasi (menarche) adalah usia ketika menstruasi pertama terjadi, yang merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita yang sehat dan tidak hamil. Status gizi remaja wanita sangat mempengaruhi terjadinya menarche baik dari faktor usia terjadinya menarche, adanya keluhan-keluhan selama menarche maupun lamanya hari menarche. Secara psikologis wanita remaja yang pertama kali mengalami menstruasiakan mengeluh rasa nyeri, kurang nyaman, dan mengeluh perutnya terasa begah (Paath 2005).

(24)

12

Tabel 10 Sebaran subjek penelitian berdasarkan menarche Usia Awal Menstruasi (tahun) n Persentase (%)

<10.5 7 11.9

10.5-11.9 18 30.5

11.9-13.3 27 45.8

>13.3 7 11.9

Total 59 100

Usia menarche seseorang dipegaruhi oleh konsumsi pangannya. Semakin baik konsumsi pangannya, maka usia menarche semakin awal (Lusiana dan Cecilia 2007). Semakin baik konsumsi pangan seorang anak perempuan dalam diet dan pemenuhan energi serta protein tercukupi akan mendorong pencapaian berat badan dan lemak tubuh, sehingga memiliki kadar leptin yang cukup untuk mendukung terjadinya menarche (Rahayu 2012).

Lama Menstruasi

Lama menstruasi merupakan lama hari selama fase menstruasi dalam siklus menstruasi. Menurut Manuaba et al. (2009) perdarahan saat menstruasi berlangsung 3-7 hari. Berdasarkan Tabel 11, sebaran subjek penelitian berdasarkan lama menstruasi sebagian besar selama 3-9 hari, yaitu sebanyak 57 orang (96.6%). Terdapat 2 orang (3.4%) yang lama menstruasinya lebih dari 9 hari dan tidak ada subjek yang mengalami lama menstruasi kurang dari 3 hari.

Tabel 11 Sebaran subjek penelitian berdasarkan lama menstruasi Lama Menstruasi (hari) n Persentase (%)

<3 0 0.0

3-9 57 96.6

>9 2 3.4

Total 59 100

Menurut Simanjuntak (2007), subjek penelitian yang memiliki lama menstruasi di atas normal diduga mengalami hipermenorea (menoragia), yaitu perdarahan menstruasi yang lebih banyak atau lebih lama dari waktu normalnya. Lama Siklus dan Keteraturan Menstruasi

Lama siklus menstruasi adalah jarak antara dua periode menstruasi (jarak hari pertama menstruasi ke satu ke hari pertama menstruasi berikutnya). Lama setiap siklus menstruasi adalah sekitar 28 hari, namun setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang tidak sama, antara 21 hari sampai 35 hari (Hadipranoto 1997).

(25)

13 Tabel 12 Sebaran subjek penelitian berdasarkan lama siklus menstruasi

Lama siklus menstruasi (hari) n Persentase (%)

<25 7 11.9

25-30 40 67.8

>30 2 20.3

Total 59 100

Ketidakteraturan siklus menstruasi adalah suatu proses fisiologis wanita yang menyangkut organ, hormon, dan susunan syaraf pusat (Affandi dan Danukusumo 1999). Berdasarkan Tabel 13, sebagian besar subjek penelitian yaitu sebanyak 52 orang (88.1%) menyatakan menstruasi mereka datang tidak teratur setiap bulannya. Hanya 7 orang (11.9%) subjek penelitian yang menyatakan menstruasinya datang teratur.

Tabel 13 Sebaran subjek penelitian berdasarkan keteraturan menstruasi Keteraturan menstruasi n Persentase (%)

Selalu tepat waktu 7 11.9

Datang lebih awal dari biasanya 25 42.4

Datang terlambat 27 45.8

Total 59 100

Siklus menstruasi yang tidak teratur merupakan sesuatu hal yang sering dijumpai pada wanita usia reproduksi (Affandi dan Danukusumo 1990). Seseorang yang memiliki periode menstruasi lebih dari 35 hari dan mengalami haid yang tidak teratur atau haid yang sedikit sekali, hal tersebut menandakan bahwa wanita tersebut mengalami oligomenore. Beberapa penyebab oligomenore antara lain stres, penyakit kronik, adanya tumor yang meningkatkan produksi estrogen, asupan gizi yang kurang, dan gangguan pola makan (anoreksia nervosa dan bulimia) (Waryana 2010).

Sindrom Pramenstruasi Subjek Penelitian Keluhan Menstruasi

Sindrom pramenstruasi merupakan gangguan siklus yang umum terjadi pada wanita usia muda dan pertengahan, ditandai dengan gejala fisik dan emosional yang konsisten, dan terjadi selama fase luteal pada siklus menstruasi (Saryono dan Sejati 2009). Sindrom pramenstruasi juga sekumpulan gejala yang muncul akibat perubahan hormon yang terjadi dalam tubuh perempuan menjelang menstruasi (Andira 2010).

Tabel 14 Sebaran subjek penelitian berdasarkan gangguan keluhan menstruasi terhadap aktivitas

Gangguan keluhan menstruasi terhadap aktivitas n Persentase (%)

Ya 25 42.4

Tidak 9 15.2

Kadang-kadang 25 42.4

(26)

14

Sebagian besar subjek penelitian menyatakan keluhan menstruasi mengganggu atau terkadang mengganggu aktivitas mereka sehari-hari. Terdapat 9 orang (15.2%) yang menyatakan keluhan menstruasi tidak mengganggu aktivitas mereka.

Jenis Keluhan Sindrom Pramenstruasi

Menurut Hardinsyah (2004) keluhan utama yang dihadapi remaja wanita menjelang dan saat menstruasi adalah keram di bawah perut, sakit pinggang, sakit pada payudara, lemah dan lesu, lebih emosional dan timbulnya jerawat. Menurut Jones et al. (1996), keluhan menstruasi dibagi menjadi 10 jenis yaitu sakit kram di bawah perut, sakit kepala atau pusing, mual, muntah, sakit pada payudara, sakit pinggang, lesu, jerawat, lebih emosional dan lain-lain. Berikut adalah sebaran subjek penelitian berdasarkan jenis keluhan menstruasi yang biasa dialami.

Tabel 15 Sebaran subjek penelitian berdasarkan keluhan menstruasi

No Jenis keluhan menstruasi n Persentase (%)

1 Sakit kram di bawah perut 44 74.6

2 Sakit kepala/pusing 9 15.3

3 Mual 7 11.9

4 Muntah 0 0.0

5 Sakit pada payudara 13 22.0

6 Sakit pinggang 26 44.1

7 Lesu 19 32.2

8 Jerawat 33 55.9

9 Lebih emosional 32 54.2

10 Lainnya 0 0.0

Keluhan menstruasi yang paling banyak dikeluhkan oleh subjek penelitian adalah sakit kram di bawah perut (74.6%), jerawat (55.9%), dan lebih emosional (54.2%). Hal ini sesuai dengan pernyataan Hardinsyah (2004) bahwa keluhan utama yang dihadapi remaja wanita menjelang dan saat menstruasi adalah kram di bawah perut. Lutfiah (2007) juga menambahkan bahwa keluhan menstruasi yang banyak dialami selain kram di bawah perut adalah lebih emosional.

Rasa sakit ketika datangnya menstruasi biasanya berupa kejang yang terasa pada perut bagian bawah. Biasanya ini mulai terasa kurang lebih 24 jam sebelum terjadinya menstruasi dan berlangsung selama kurang lebih 12 jam sejak terjadi pendarahan, setelah itu biasanya tidak terasa lagi. Gejala ini tidak sama pada setiap individu, bahkan ada yang merasa sakit sepanjang waktu menstruasi. Penyebab rasa sakit ini belum diketahui secara jelas.

Kategori Jenis Keluhan Sindrom Pramenstruasi

(27)

15 Tabel 16 Sebaran subjek penelitian berdasarkan jenis keluhan sindrom

pramenstruasi

Kategori jenis keluhan n Persentase (%)

Tidak ada keluhan 0 0.0

Ringan 19 32.2

Sedang 38 64.4

Berat 2 3.4

Total 59 100

Kategori tingkat keluhan menstruasi merupakan penjumlahan skor keluhan sindrom pramenstruasi yang kemudian dikategorikan menjadi tidak ada keluhan, ringan, sedang dan berat (Jones et al. 1996). Secara umum, sebanyak 39 orang (66.1%) subjek penelitian mengalami keluhan sedang dengan skor 5-12. Hal ini sesuai dengan penelitian Utami (2003) yang menyatakan bahwa pada remaja putri sebagian besar mengalami jenis keluhan sindrom pramenstruasi tingkat sedang dengan menggunakan metode pengukuran tingkat keluhan yang sama.

Tabel 17 Sebaran subjek penelitian berdasarkan tingkat keluhan sindrom pramenstruasi

Kategori tingkat keluhan n Persentase (%)

Tidak ada keluhan 0 0.0

Ringan 16 27.1

Sedang 39 66.1

Berat 4 6.8

Total 59 100

Aktivitas Fisik

Menurut Riskesdas (2007) kegiatan aktivitas fisik dikategorikan cukup apabila kegiatan dilakukan terus-menerus minimal 10 menit dalam satu kegiatan tanpa henti dan secara komulatif 150 menit selama lima hari dalam satu minggu.

Berdasarkan Tabel 18, 71.2% subjek penelitian yaitu sebanyak 42 orang menyatakan tidak terbiasa melakukan aktivitas fisik berat yang dilakukan terus menerus selama 10 menit, hanya 17 orang (28.8%) subjek penelitian yang menyatakan terbiasa melakukannya. Aktivitas fisik berat yang dilakukan oleh subjek penelitian biasanya adalah olahraga seperti berenang dengan lama aktivitas sekitar satu jam.

Tabel 18 Sebaran subjek penelitian berdasarkan aktivitas fisik berat Aktivitas fisik berat n Persentase (%)

Ya 17 28.8

Tidak 42 71.2

(28)

16

Sebagian besar subjek penelitian (50.8%) menyatakan tidak terbiasa melakukan aktivitas fisik sedang yang dilakukan secara terus menerus selama 10 menit. Jenis aktivitas fisik sedang yang biasa dilakukan subjek penelitian antara lain pekerjaan rumah (menyapu lantai, mencuci piring dan menyetrika pakaian) dengan frekuensi satu sampai tujuh kali dalam satu minggu.

Tabel 19 Sebaran subjek penelitian berdasarkan aktivitas fisik sedang Aktivitas fisik sedang n Persentase (%)

Ya 29 49.2

Tidak 30 50.8

Total 59 100

Sebanyak 44 orang (74.6%) subjek penelitian menyatakan terbiasa berjalan kaki atau menggunakan sepeda kayuh dengan frekuensi satu sampai tujuh kali dalam satu minggu. Dan sisanya 15 orang (25.4%) menyatakan tidak terbiasa berjalan kaki atau menggunakan sepeda kayuh (Tabel 20).

Tabel 20 Sebaran subjek penelitian berdasarkan kebiasaan berjalan kaki atau menggunakan sepeda kayuh

Kebiasaan berjalan kaki atau menggunakan sepeda kayuh n Persentase (%)

Ya 44 74.6

Tidak 15 25.4

Total 59 100

Tingkat Aktivitas Fisik

Recall aktivitas fisik dilakukan sebanyak 3x24 jam pada hari libur, hari sekolah, dan hari sekolah yang ada jam pelajaran olahraga. Berdasarkan Tabel 21, sebagian besar yaitu 39 orang (66.1%) subjek penelitian berada pada tingkat aktivitas fisik ringan, hanya 5 orang (8.5%) subjek penelitian yang berada pada tingkat aktivitas fisik berat.

Tabel 21 Sebaran subjek penelitian berdasarkan tingkat aktivitas fisik Tingkat aktivitas fisik n Persentase (%)

Verysedentary 2 3.4

Sedentary 39 66.1

Moderate 13 22.0

Vigorous 5 8.5

Total 59 100

(29)

17 Kebiasaan Olahraga

Kebiasaan olahraga subjek penelitian dalam satu bulan terakhir dapat dilihat pada Tabel 22. Sebagian besar subjek penelitian 49 orang (83.1%) menyatakan terbiasa melakukan olahraga dalam satu bulan terakhir ini dan 10 orang (16.9%) subjek penelitian menyatakan tidak terbiasa berolahraga dalam satu bulan terakhir ini. Menurut Aipassa (2006) olahraga dapat memberi kebugaran, meningkatkan kesehatan, dan mengurangi stres.

Tabel 22 Sebaran subjek penelitian berdasarkan kebiasaan berolahraga

Kebiasaan berolahraga n Persentase %

Ya 49 83.1

Tidak 10 16.9

Total 59 100.0

Sarana Olahraga dan Transportasi

Akses sarana olahraga dan transportasi dapat dikaitkan dengan tingkat aktivitas fisik. Dalam Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RANPG) 2006-2010, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BPPN) menyatakan bahwa pola hidup generasi muda saat ini mengalami perubahan karena pengaruh lingkungan, infrastruktur dan gaya hidup, misalnya kebiasaan berjalan kaki digantikan dengan keberadaan alat transportasi dan fasilitas infrastruktur yang lebih baik. Terbatasnya fasilitas untuk aktivitas fisik menyebabkan makin berkurangnya aktivitas fisik yang dilakukan.

Sebanyak 45 orang (76.3%) subjek penelitian menyatakan memiliki sarana olahraga atau alat olahraga dan 14 orang (23.7%) subjek penelitian menyatakan tidak memiliki sarana atau alat olahraga. Analisis deskripstif juga dilakukan terhadap jenis sarana olahraga dan transportasi yang dimiliki. Alat olahraga yang dimiliki oleh responden seperti sepatu olahraga, raket, bola tenis, cock, sepeda, skipping, dll.

Tabel 23 Sebaran subjek penelitian berdasarkan penggunaan sarana atau alat olahraga

Penggunaan sarana atau alat olahraga n Persentase (%)

Ya 45 76.3

Tidak 14 23.7

Total 59 100

(30)

18

Tabel 24 Sebaran subjek penelitian menurut alat transportasi yang dimiliki atau digunakan setiap hari

Alat transportasi yang dimiliki atau digunakan setiap hari n Persentase (%)

Sepeda 7 11.9

Kendaraan roda dua (motor atau ojek) 17 28.8

Kendaraan roda empat (mobil, angkot, bis) 35 59.3

Total 59 100

Sebagian besar subjek penelitian yaitu 48 orang (81.4%) menggunakan kendaraan roda empat (mobil, angkot dan bis) sebagai alat transportasi yang digunakan untuk pergi ke sekolah. Hanya satu orang (1.7%) subjek penelitian yang menggunakan sepeda ke sekolah.

Tabel 25 Sebaran subjek penelitian berdasarkan alat transportasi yang digunakan ke sekolah

Alat transportasi yang digunakan ke sekolah n Persentase (%)

Sepeda 1 1.7

Kendaraan roda dua (motor atau ojek) 10 16.9

Kendaraan roda empat (mobil, angkot, bis) 48 81.4

Total 59 100

Kategori Stres menurut Perceived Stress Scale

Perceived Stress Scale (PSS) adalah alat ukur psikologis yang paling banyak digunakan untuk mengukur persepi stres seseorang. Alat ukur ini mengukur derajat situasi dalam kehidupan seseorang yang dinilai sebagai stres. Item pertanyaan yang dirancang untuk mengetahui sejauh mana keadaan tidak terduga, tidak terkendali, dan kelebihan beban dalam kehidupan responden. Skala yang dipakai juga mencakup sejumlah pertanyaan langsung mengenai pengalaman tingkat stres. PSS didesain untuk digunakan oleh sampel yang berada pada tingkat sekolah menengah. Setiap item pertanyaan mudah dimengerti, dan alternatif respon yang disediakan juga simpel untuk dipahami. Selain itu, pertanyaannya juga bersifat umum. Pertanyaan dalam PSS bertanya mengenai perasaan dan pikiran yang dirasakan selama satu bulan terakhir. Dalam setiap kasus, responden akan ditanya seberapa sering mereka merasa yakin dalam hal tertentu. Terhadap empat item pernyataan positif, penilaian skor PSS diperoleh dengan cara membalik respon pernyataan negatif, dan kemudian dijumlahkan seluruh skor.

Tabel 26 Sebaran subjek penelitian berdasarkan kategori tingkat stres Kategori tingkat stress n Persentase (%)

Rendah 6 10.2

Sedang 45 76.3

Tinggi 8 13.6

(31)

19 Sebagian besar subjek penelitian yaitu 45 orang (76.3%) berada pada kategori stres tingkat sedang. Hanya 6 orang (10.2%) subjek penelitian yang berada pada kategori stres tingkat ringan dan 8 orang (13.6%) subjek yang berada pada kategori stres tingkat tinggi.

Stres sering terjadi pada remaja. Hal ini disebabkan karena kondisi pikiran seorang remaja yang masih labil dan belum sepenuhnya kuat secara mental dan psikologis. Menurut Walker (2002) secara umum penyebab stres pada remaja adalah putus dengan pacar, perbedaan pendapat dengan orang tua, bertengkar dengan saudara di rumah, adanya masalah dengan teman sebaya dan orang tua di rumah.

Analisis Variabel Jenis Keluhan Sindrom Pramenstrasi yang Berhubungan dengan Aktivitas Fisik dan Stres

Variabel jenis keluhan menstruasi yang diduga berhubungan dengan sindrom pramenstruasi antara lain adalah sakit kram di bawah perut, sakit kepala, mual, muntah, sakit pada payudara, sakit pinggang, lesu, jerawat, lebih emosional, dan lainnya.

Berdasarkan uji hubungan variabel jenis keluhan sindrom pramenstruasi dengan aktivitas fisik dan stres disajikan pada Tabel 20.

Tabel 27 Hasil uji hubungan antar variabel jenis keluhan dengan aktivitas fisik dan stres

Variabel Aktivitas Fisik Stres

r p r p

Hasil uji hubungan dengan korelasi Spearman diperoleh sebagian besar variabel tidak berhubungan signifikan dengan jenis keluhan sindrom pramenstruasi. Keluhan sakit kram di bawah perut dan sakit pinggang mempunyai hubungan yang cukup erat dengan aktivitas fisik, sedangkan keluhan mual mempunyai hubungan erat yang negatif dengan aktivitas fisik. Variabel keluhan yang berhubungan cukup erat dengan stres adalah sakit kram di bawah perut, sakit kepala, mual, lesu dan lebih emosional.

Hubungan Aktivitas Fisik dengan Sindrom Pramenstruasi

(32)

20

sindrom pramenstruasi yang semakin tinggi akan sangat mempengaruhi aktivitas fisik terutama kegiatan sehari-hari wanita.

Hasil uji hubungan (korelasi Spearman) menunjukkan adanya hubungan yang cukup erat antara aktivitas fisik dengan tingkat keluhan sindrom pramenstruasi dan jenis keluhan mentruasi dengan r= 0.289 dan r= 0.252. Tetapi hubungan kedua variabel tersebut tidak signifikan karena p>0.05. Hubungan antara dua variabel tersebut cukup erat dan bersifat searah.

Nurlaela et al. (2008) menyatakan aktivitas olahraga yang teratur dan berkelanjutan berkontribusi untuk meningkatkan produksi dan pelepasan endorfin. Endorfin adalah hormon yang diproduksi oleh tubuh ketika kita merasa bahagia. Endorfin berperan dalam kekebalan tubuh dan pengendalian terhadap stres. Wanita yang mengalami kejadian sindrom pramenstruasi terjadi karena kelebihan estrogen, kelebihan estrogen dapat dicegah dengan meningkatnya endorfin. Pada wanita yang jarang melakukan olahraga secara teratur hormon estrogen akan lebih tinggi sehingga kemungkinan terjadinya sindrom pramenstruasi lebih besar. Hal ini membuktikan olahraga yang teratur dapat menurunkan resiko sindrom pramenstruasi.

Hubungan Stres dengan Sindrom Pramenstruasi

Stres merupakan suatu respon fisiologis dan psikologis manusia yang mencoba untuk mengadaptasi dan mengatur baik tekanan internal dan eksternal (Pinel 2009). Stres diketahui merupakan faktor etiologi dari banyak penyakit. Salah satunya adalah dapat menyebabkan gangguan pada menstruasi (Kaplan dan Manuck 2004; Wang et al. (2004).

Hasil uji hubungan (korelasi Spearman) menunjukkan adanya hubungan yang cukup erat antara stres dengan tingkat keluhan dan jenis keluhan sindrom pramenstruasi dengan r= 0.437 dan r= 0.426. Hubungan antara skor keluhan menstruasi dan jenis keluhan menstruasi dengan stres signifikan karena p<0.05. Korelasi antara dua variabel tersebut cukup erat dan bersifat searah. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat stres maka semakin tinggi pula tingkat keluhan dan jenis keluhan menstruasi.

Kehidupan SMA yang penuh dengan tuntutan akademik dapat ditemui di berbagai Sekolah Menengah Atas (SMA), salah satunya di SMA Bina Insani, Bogor. Rutinitas dan tuntutan akademik yang tinggi membuat siswi-siswi rentan mengalami stres. Aktivitas yang banyak dan tuntutan yang tinggi ini menyebabkan siswi mengalami stres, ditambah dengan ketidaktahuan siswi dalam meminimalkan dan menanggulangi stres. Stres yang dialami oleh siswi ini diakibatkan oleh banyaknya kegiatan yang banyak membuat siswi lelah dan letih. Hal ini sesuaidengan pendapat Chox (1978) dalam Niven (2002) yang menyatakan bahwa kelelahan merupakan stimulus dari stres.

(33)

21 Pada keadaan stres terjadi pengaktifan Hypotalamic Pituitary Axis (HPA) aksis yang mengakibatkan hipotalamus mensekresikan Corticotropic Releasing Hormone (CRH). CRH mempunyai pengaruh negatif terhadap pengaturan sekresi Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH), ketidakseimbangan CRH memiliki pengaruh terhadap penekanan fungsi reproduksi manusia sewaktu stres (Chrous 1998; Jeong 1999; Breen dan Karsch 2004; Nakamura et al. 2008).

Sekresi CRH ini akan merangsang pelepasan Adrenocorticotropic Hormone (ACTH) oleh hipofisis anterior, selanjutnya ACTH akan merangsang kelenjar adrenal untuk menyekresikan kortisol. Kortisol menekan pulsatil Luteinizing Hormone (LH) dengan cara menghambat respon hipofisis anterior terhadap GnRH (Breen dan Karsch 2004). Selama siklus menstruasi, peran hormon LH sangat dibutuhkan dalam menghasilakan hormon estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini memiliki peranan yang penting selama siklus mentruasi yang secara normal terjadi pada wanita setiap bulannya (Wknjosastro 1994; Sherwood 1997; Ganong 2001; Speroff dan Fritz 2005; Guyton 2006). Pengaruh hormon kortisol ini menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan hormon yang mengakibatkan terjadinya sindrom pramenstruasi (Chrous 1998; Breen and Karsch 2004; Guyton 2006).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Subjek pada penelitian ini adalah remaja putri yang berusia 14-17 tahun yang masih duduk di kelas 10 dan 11 di SMA Bina Insani Bogor. Sebagian besar subjek memiliki status gizi normal yaitu sebanyak 38 orang (64.4%). Terdapat 3 orang (5.1%) subjek yang memiliki status gizi obesitas.

Usia menarche subjek penelitian pada usia 11.9 sampai 13.3 tahun yaitu sebanyak 27 orang (45.8%). Sebanyak 25 orang (42.4%) subjek menyatakan keluhan menstruasi mengganggu aktivitas mereka.

Keluhan menstruasi yang paling banyak dikeluhkan oleh subjek penelitian adalah sakit kram di bawah perut (74.6%), jerawat (55.9%), dan lebih emosional (54.2%). Sebanyak 38 orang (64.4%) subjek penelitian mengalami jenis keluhan sedang, dimana subjek mengalami 3-6 jenis keluhan.

Sebanyak 42 orang (71.2%) subjek penelitian menyatakan tidak terbiasa melakukan aktivitas fisik berat yang dilakukan terus-menerus selama 10 menit dan 30 orang (50.8%) subjek penelitian menyatakan tidak terbiasa melakukan aktivitas fisik sedang yang dilakukan terus menerus selama 10 menit. Sebanyak 44 orang (74.6%) subjek penelitian menyatakan terbiasa berjalan kaki atau menggunakan sepeda kayuh dengan frekuensi satu sampai tujuh kali dalam satu minggu.

(34)

22

(59.3%) memiliki dan menggunakan kendaraan roda empat (mobil, angkot, bis) sebagai alat transportasi sehari-hari. Sebagian besar subjek penelitian yaitu 48 orang (81.4%) menggunakan kendaraan roda empat (mobil, angkot dan bis) sebagai alat transportasi yang digunakan untuk pergi ke sekolah. Sebagian besar subjek penelitian yaitu 45 orang (76.3%) berada pada kategori stres tingkat sedang.

Hasil uji hubungan (korelasi Spearman) menunjukkan adanya hubungan yang cukup erat dan tidak signifikan antara aktivitas fisik dengan tingkat keluhan sindrom pramenstruasi dan jenis keluhan mentruasi dengan r= 0.289 dan r= 0.252 (p>0.05). Hasil uji hubungan (korelasi Spearrman) juga menunjukkan bahwa adanya hubungan yang cukup erat dan signifikan antara stres dengan tingkat keluhan dan jenis keluhan sindrom pramenstruasi dengan r= 0.437 dan r= 0.426 (p<0.05). Hal ini menunjukkan semakin tinggi tingkat stres maka semakin tinggi pula tingkat keluhan dan jenis keluhan sindrom pramenstruasi juga meningkat.

Saran

Perlunya pemberian edukasi mengenai sindrom pramenstruasi, aktivitas fisik dan olahraga yang seimbang serta peningkatan dan pengendalian stres yang berlebih bagi remaja putri. Selain itu, hasil penelitian disarankan sebagai bahan referensi tambahan edukasi kesehatan kepada para remaja putri.

Pihak sekolah sebaiknya mengontrol murid ketika jam olahraga sehingga waktu olahraga benar-benar dimanfaatkan untuk olahraga dan aktivitas olahraga remaja putri dapat meningkat. Remaja putri yang tempat tinggalnya tidak jauh dari sekolah disarankan untuk berjalan kaki ke sekolah atau menggunakan sepeda kayuh agar aktivitas fisik mereka meningkat.

Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengidentifikasi lebih jelas mengenai aktivitas fisik dan stres pada remaja putri yang mengalami sindrom pramenstruasi, dan dapat dilakukan perbandingan dengan subjek yang tidak mengalami sindrom pramenstruasi.

DAFTAR PUSTAKA

Affandi B, Danakusumo D. 1990. Gangguan Haid pada Remaja dan Dewasa. Jakarta: FKUI.

Andira D. 2010. Seluk Beluk Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta : A Plus Books.

Batubara JRL. 2010. Adolescent development (perkembangan remaja). Sari Pediatri: 12 (1).

Breen KM, and Karsch FJ. 2004. Does Cortisol Inhibit Pulsatile Luteinizing Hormone Secretion at the Hypothalamic or Pituitary Level?. Endocrinology. 145 (2): 692 – 698.

(35)

23 Cohen S, Kamarck T, Mermelstein R. 1983. A global measure of perceived stress.

Journal of Health and Social Behavior. 24: 386-396.

Cohen S, Williamson G. 1988. Perceived Stress in a Probability Sample of the United States. Spacapan, S. and Oskamp, S. (Eds.) The Social Psychology of Health. Newbury Park, CA: Sage.

[DEPKES RI] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1998. Membina Keluarga Sadar Gizi, Ditjen Kesehatan Masyarakat. Direktorat Gizi Masyarakat.

Dickerson LM, Pharm D, Pamela J, Mazyck, Melissa H. 2003. Premenstrual syndrome. American Family Physicians. 67:1743-1752.

Ferin M. 1999. Stress and the Reproductive Cycle. The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism. 84 (6): 1768 – 1774.

Fenster L, Waller K, Chen J, Hubbard AE, Windham GC, Elkin E, et.al, 1999. Psychological stress in the workplacand menstrual function. Am J Epidemiol. 149: 127–134.

Guyton AC, Hall JE. 2006. Textbook of Medical Physiologi 11th Edition.USA: Elsevier Saunders.

Hardinsyah. 2004. Kiat Meminimalkan Keluhan Menstruasi. Bogor (ID): Klinik Konsultasi Gizi dan Klub Diet Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Institut Pertanian Bogor.

Hurlock. 2004. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Kelima. Yogyakarta (ID): Erlangga.

Ismail KMK, O’Brien S. 2006. Premenstrual Syndrome [ulas balik]. Women’s Health Medicine. 3: 6.

Jeong K, Jacobson L, Widmaier EP. 1999. Normal Suppression of the Reproductive Axis Following Stress in Corticotropin-Releasing Hormone-Deficient Mice. Endocrinology. 140 (4): 1702 – 1708.

Johnson SR. 2004. Premenstrual syndrome, premenstrual dysphoric disorder, and beyond: a clinical primer for practitioners. Obstet Gynecol. 104: 845–859. Jones L, Derek, Abraham, Suzane. 1996. Every Girl. London: Oxford University

Press.

Kaplan JR, Manuck SB. 2004. Ovarian dysfunction, stress, and disease: a primate continuum. ILAR J. 45: 89–115.

[Kemenkes] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia(ID). 2010. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta (ID): Departemen Bina Gizi.

Lemeshow S, David WH. 1997. Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Gadjahmada University Press.

Luthfiah V. 2007. Hubungan konsumsi pangan sumber kalsium dengan keluhan menstruasi pada remaja. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. London RS, Bradley, Chiamori. 1991. Effect of nutritional supplement on

premenstrual symptomatology in women with premenstrual syndrome: a double-blind study. Journal American College Nutrition; 10 (5) : 494-499. Lusiana SA, Cecilia MD. 2007. Usia Menarche, Konsumsi Pangan, dan Status

Gizi Anak Perempuan Sekolah Dasar di Bogor. JGP. 2(3): 26-35.

(36)

24

Nepomnaschy PA, Sheiner E, Mastorakos G, Arck PC. 2007. Stress, immune function, and women’s reproduction. Ann. NY. Acad Sci. 1113: 350–364. Niven, N. 2002. Psikologi Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Nurlaela E, Widyawati, Prabowo T. 2008. Hubungan aktivitas olahraga dengan

kejadian sindrom pramenstruasi. Jurnal Ilmu Keperawatan. 3(1): 1-5. Paath et al. 2005. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC.

Pardede N. 2002. Masa Remaja dalam Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Buku Ajar I. Jakarta: Sagung Seto.

[Persagi] Persatuan Ahli Gizi Indonesia (ID). 2009. Kamus Gizi. Atmarita S, editor. Jakarta (ID): PT. Kompas Media Nusantara.

Pinel JPJ. 2009. Biopsikologi Edisi 7. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

[RISKESDAS] Riset Kesehatan Dasar. 2007. Riset Kesehatan Dasar Nasional. Jakarta (ID): Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Riyadi H. 2003. Metode Penilaian Status Gizi secaraAntropometri [diktat]. Bogor: Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Romauli. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika.

Saryono, Sejati W. 2009. Sindrom Premenstruasi. Yogyakarta: Nuna Medika. Silva DP. 2005. Menarche and Lifestyle. Winconsin: Gunderesen Lutheran

Medical Center. Wincousin Medical Journal. Vol 104 (7).

Simanjuntak, P. 2007. Gangguan Haid dan Siklusnya. Jakarta (ID): Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Utami NH. 2003. Hubungan gizi dengan keluhan menstruasi pada remaja. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Wang L, Wang X, Wang W, Chen C, Ronnennberg A.G, Guang W, et al. 2004. Stress and Dysmenorrhoea: A population based prospective study. Occup. Environ. Med. 61: 1021–1026.

Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rihama.

Yamamoto K, Okazaki A, Sakamoto Y, Funatso M, 2009. The Relationship between Premenstrual Symptoms, Menstrual Pain, Irregular Menstrual Cycles, and Psychosocial Stress among Japanese College Students. Journal of Physiological Anthropology. 28 (3): 129 – 136.

(37)

25 Lampiran 1 Kuesioner hubungan aktivitas fisik dan stres dengan sindrom

pramenstruasi pada remaja putri di SMA Bina Insani Bogor

KUESIONER

HUBUNGAN GIZI DENGAN SINDROM

PRAMENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMA BINA

INSANI BOGOR

No. Responden : ………

Nama Responden : ………

Alamat : ………

Enumerator : ………...

Tanggal Wawancara : ………...

DEPARTEMEN GIZI MASYRAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(38)

26

A. KARAKTERISTIK RESPONDEN

1. Nama Lengkap : _________________________

2. Umur/tanggal lahir : ___ tahun/ ___,______________,______

3. Berat badan (diisi enumerator) : _____ kg 4. Tinggi badan (diisi enumerator) : _____ cm 5. Persen Lemak Tubuh (diisi enumerator) : _____ %

6. Kelas : _____

7. No. HP : _________________________

8. Uang saku per-hari : Rp. _____________

9. Pendidikan terakhir ayah (lingkari) : (SD/SMP/SMA/Diploma/S1/S2/S3) 10.Pendidikan terakhir ibu (lingkari) : (SD/SMP/SMA/Diploma/S1/S2/S3) B. MENSTRUASI

1. Usia menarche (pertama menstruasi) : ______________ tahun

2. Lama siklus menstruasi (jarak menstruasi bulan sebelumnya dengan bulan selanjutnya, misal Februari mens tanggal 7, Maret tanggal 5  berarti 28 hari)

1. < 25 hari 2. 25-30 hari 3. >30 hari 3. Jadwal menstruasi (siklus haid)

1. Awal bulan (10 hari pertama) 2. Tengah bulan

3. Akhir bulan (10 hari terakhir) 4. Keteraturan jadwal mentruasi

1. Selalu tepat waktu

2. Datang lebih awal dari biasanya

3. Datang terlambat, selama kurang lebih ____ hari 5. Lama menstruasi

1. < 3 hari 2. 3-9 hari 3. > 9 hari

6. Apakah setiap menjelang menstruasi merasakan keluhan-keluhan tertentu? 1. Ya 2. Tidak 3. Kadang-kadang

7. Keluhan-keluhan yang dirasakan menjelang menstruasi : (jawaban boleh lebih dari satu dan diurutkan) 1. Sakit keram di bawah perut ( ) 8. Apakah keluhan tersebut mengganggu aktivitas Anda?

a. Ya b. tidak c. kadang-kadang

9. Jika ya/kadang-kadang, apa yang Anda lakukan untuk mengatasi keluhan tersebut?

(39)

27 b. Mengkompres perut dengan air hangat

c. Minum obat

d. Mengkonsumsi suplemen e. Mengatur makanan

f. Lainnya, sebutkan ………..

10.Apakah Anda mengkonsumsi obat, suplemen atau minuman untuk

mengurangi keluhan tersebut ? jika ya, sebutkan nama obat, suplemen atau minuman tersebut?

__________________________________________________________ 11.Sudah berapa lama obat, suplemen atau minuman tersebut dikonsumsi ?

_________________________________________________________ C. AKTIVITAS FISIK

1. Apakah anda melakukan aktivitas fisik berat yang dilakukan terus menerus paling sedikit 10 menit setiap kali melakukannya?

a. Ya b. Tidak (langsung ke no 4)

2. Biasanya berapa hari dalam seminggu anda melakukan aktivitas fisik berat tersebut?

……hari

3. Biasanya pada hari ketika anda melakukan aktivitas fisik berat, berapa total waktu yang digunakan untuk melakukan seluruh kegiatan tersebut?

……jam/….menit

4. Apakah anda biasa melakukan aktivitas fisik sedang yang dilakukan terus-menerus paling sedikit 10 menit setiap kali melakukannya?

a. Ya b. Tidak (langsung ke no 7)

5. Biasanya berapa kali dalam seminggu anda melakukan aktivitas fisik sedang tersebut?

……hari

6. Biasanya pada hari ketika anda melakukan aktivitas fisik sedang, berapa total waktu yang digunakan untuk melakukan seluruh kegiatan tersebut?

….jam/…menit

7. Apakah anda biasa melakukan berjalan kaki atau menggunakan sepeda kayuh yang dilakukan terus menerus paling sedikit 10 menit setiap kali

9. Biasanya pada hari ketika anda melakukan berjalan kaki atau menggunakan sepeda kayuh, berapa total waktu yang digunakan untuk melakukan seluruh kegiatan tersebut?

…..jam/…..menit

D. TINGKAT AKTIVITAS FISIK RESPONDEN

Hari 1 Aktivitas Waktu

(40)

28

Tidur-tiduran (tidak tidur, duduk diam, dan membaca)

Duduk sambil menonton TV

Berdiam diri, beribadah, menunggu (berdiri), dan berhias

Melakukan pekerjaan rumah (bersih-bersih, dll) Setrika pakaian (duduk)

Kegiatan berkebun

Office worker (duduk di depan meja, menulis dan mengetik)

Office worker (berjalan mondar mandir sambil membawa arsip)

Exercise (badminton)

Exercise (jogging, lari jarak jauh) Exercise (bersepeda)

Exercise (aerobik, berenang, sepak bola, dan lain-lain)

Hari 2 Tidur (tidur siang dan tidur malam) (Hari

sekolah)

Tidur-tiduran (tidak tidur, duduk diam, dan membaca)

Duduk sambil menonton TV

Berdiam diri, beribadah, menunggu (berdiri), dan berhias

Melakukan pekerjaan rumah (bersih-bersih, dll) Setrika pakaian (duduk)

Kegiatan berkebun

Office worker (duduk di depan meja, menulis dan mengetik)

Office worker (berjalan mondar mandir sambil membawa arsip)

Exercise (badminton)

Exercise (jogging, lari jarak jauh) Exercise (bersepeda)

Exercise (aerobik, berenang, sepak bola, dan lain-lain)

(41)

29 Berdiam diri, beribadah, menunggu (berdiri), dan

berhias

Melakukan pekerjaan rumah (bersih-bersih, dll) Setrika pakaian (duduk)

Kegiatan berkebun

Office worker (duduk di depan meja, menulis dan mengetik)

Office worker (berjalan mondar mandir sambil membawa arsip)

Exercise (badminton)

Exercise (jogging, lari jarak jauh) Exercise (bersepeda)

Exercise (aerobik, berenang, sepak bola, dan lain lain)

E. KEBIASAAN BEROLAHRAGA

1. Dalam satu bulan terakhir apakah anda berolahraga? a. Ya b. Tidak (langsung ke pertanyaan F1) 2. Jenis olahraga apa yang anda lakukan?

…………...

3. Berapa kali anda berolahraga dalam satu bulan terakhir? a. 1-2 kali b. 3-4 kali c. >5 kali

4. Berapa lama (menit) yang anda habiskan untuk satu kali olahraga? ………menit

F. SARANA OLAHRAGA DAN TRANSPORTASI

1. Apakah anda memiliki (menggunakan) sarana atau alat olahraga?

a. Ya b. Tidak

2. Jenis sarana atau alat olahraga apa yang anda miliki dan masih dapat digunakan? Misal: sepatu olahraga, bola, raket, sepeda, bet, dll.

………

3. Apakah anda mendapat pinjaman sarana atau alat olahraga dari orang lain (teman, tetangga, saudara, atau menyewa)?

a. Ya b. Tidak

4. Berapa kali anda menggunakan sarana atau alat olahraga tersebut dalam satu minggu?

a. Tidak menggunakan b. 1-2 kali c. 3-4 kali d. >5 kali 5. Sebutkan alat transportasi yang anda miliki atau digunakan di rumah setiap

hari?

(42)

30

6. Sebutkan alat transportasi yang anda gunakan setiap anda ke sekolah? a. Sepeda b. Motor (ojek) c. Mobil (angkot, bus)

G. PERCEIVED STRESS SCALE

Pertanyaan-pertanyaan dalamskala inimenanyakan tentangperasaan dan pikiran Andaselama satu bulan terakhir. Dalam setiap kasus, Anda akan dimintauntuk menunjukkandengan cara menyilang (x) pilihan yang diberikan.

No Pertanyaan 0 1 2 3 4

1. Pada satu bulan belakangan ini, seberapa sering Andamarahkarena sesuatu hal yangterjaditiba-tiba?

2.

Pada satu bulan belakangan ini,seberapa sering Andamerasabahwa Andatidak dapatmengontrolhal-halpenting dalam hidup Anda?

3.

Pada satu bulan belakangan ini,seberapa sering Andamerasagugup dantertekan?

4.

Pada satu bulan belakangan ini,seberapa sering Andamerasa yakintentang kemampuan Andauntuk menangani masalahpribadi Anda?

5.

Pada satu bulan belakangan ini,seberapa sering Andamerasa bahwasesuatu yang akan Anda lakukanberjalan dengancara Anda?

6.

Pada satu bulan belakangan ini,seberapa sering Andamerasabahwa Andatidak bisa mengatasisemua hal yangsemestinya harus Anda lakukan?

7.

Pada satu bulan belakangan ini,seberapa sering Andamampumengontrolrasa jengkeldalam hidup Anda?

8.

Pada satu bulan belakangan ini,seberapa sering Andamerasa bahwaAnda berada dipuncak segala hal?

9.

Pada satu bulan belakangan ini,seberapasering Andamarahkarena hal-halyang berada di luarkendali Anda?

10.

Pada satu bulan belakangan ini,seberapa sering Anda merasa kesulitan menumpuk begitu banyak dan Anda tidak bisa mengatasinya?

Keterangan:

Gambar

Gambar 1 di bawah ini.
Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data
Tabel 5 Kategori aktivitas fisik berdasarkan nilai PAR (lanjutan)
Tabel 10 Sebaran subjek penelitian berdasarkan menarche
+7

Referensi

Dokumen terkait

pada ayat (1), menteri teknis/pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian mengusulkan kebutuhan anggaran program yang berbasis Desa kepada Menteri untuk ditetapkan

(1)WAJIB PAJAK RESTORAN WAJIB MELEGALISASI BON PENJUALAN ( BILL ) KEPADA KEPALA DINAS PENDAPATAN DAERAH, KECUALI DITETAPKAN LAIN OLEH KEPALA DINAS PENDAPATAN

dan kata. Kegiatan dilakukan dengan menulis di sebalik kartu superhero yang digunting per gambar, lalu anak diminta membaca. Selama anak membaca, guru mengamati sambil

Rekreasi Olahraga adalah aktivitas indoor maupun outdoor yang didominasi unsur-unsur olahraga (gerak), sehingga dapat menyenangkan. Olahraga rekreasi adalah jenis

Dari hasil karakterisasi dengan FTIR terhadap sampel fotokatalis ZnO pada zeolit, diketahui bahwa keberadaan ZnO dalam fotokatalis hasil sintesis dibuktikan dengan terbentuknya

Menyatakan bahwa “SKRIPSI ” yang saya buat untuk memenuhi persyaratan –persyaratan kelulusan pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri (UIN)

[r]

Pada Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Metana Cair dari Sampah Organik dengan kapasitas bahan baku sampah organik sebanyak 600.000 kg/hari, dengan kapasitas per