UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN
ANGGARAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT.
JASA RAHARJA PUTERA CABANG MEDAN
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh :
NABILA DWI UTARI
112101069
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada
Program Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
NAMA : NABILA DWI UTARI
NIM : 112101069
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN
JUDUL : ANGGARAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN
KAS PADA PT. JASA RAHARJA PUTERA CABANG MEDAN
Tanggal : Mei 2014 Dosen Pembimbing Tugas Akhir
Dra.Lucy Anna, M.S
NIP. 19510421 197603 2 003
Tanggal : Mei 2014 Ketua Program Studi Diploma III Keuangan
Dr.Yeni Absah, SE, M.Si
NIP. 19741123 200012 2 001
Tanggal : Mei 2014 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Prof.Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak,CA
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim,
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT, yang
melimpahkan berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga pada akhirnya penulis
dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “ANGGARAN PENERIMAAN
DAN PENGELUARAN KAS PADA PT. JASA RAHARJA PUTERA MEDAN”.
Tugas Akhir ini diselesaikan guna memenuhi salah satu syarat yang harus
dipenuhi untuk menyelesaikan program pendidikan Diploma III jurusan Keuangan
Fakultas ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Penulis juga menyadari tanpa adanya bantuan, bimbingan, pengarahan
serta dorongan dari berbagai pihak, penulisan tugas akhir ini tidak mungkin dapat
terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu dalam kesempatan ini,penulis
mengucapkan terima kasih kepada Orang Tua yang tersayang dan terkasih ibu
saya Emi Nurhayati dan ayah saya Ir. Marwan yang selalu mendo’akan,
mengasuh, membesarkan, mendidik dan memberikan kasih sayang serta selalu
memberikan bantuan moril maupun materil yang tidak akan tergantikan sepanjang
masa.
Selain itu penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Azhar Maksum, M.Ec,Ac,Ak,CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Yeni Absah,SE, M.Si. selaku ketua Progaram Diploma III Keuangan
3. Ibu Dra. Lucy Anna, M. S. Selaku Dosen pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada
penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
4. Buat saudara kandung saya Cynthia Dian Larasati, Aditya fariz Luthfi, Sarah
Aulia Rizky dan Haikal Adrian Fauzi terimakasih buat bantuan, dukungan dan
kasih sayangnya selama ini.
5. Orang yang selalu ada di hati saya Dipo Harry yang selalu menyayangi,
mendo’akan, mendukung, dan memberi semangat yang tidak ada hentinya,
terima kasih atas segalanya.
6. Buat sahabat saya Meutia Rizanty, Rafsanjani, Tia Sahara, Junia Elfira, Dwi,
Feby, Rara, Fanny terimakah atas dukungannya.
Akhir kata, semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi
semua pihak yang membaca atau membutuhkan. Semoga kita dalam perlindungan
ALLAH SWT, dalam segala rahmat yang diberikan-Nya kepada kita
Medan, Mei 2014
Penulis
DAFTAR ISI
BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan... 8
B. Visi Perusahaa ... 10
C. Misi Perusahaan ... 11
D. Struktur Organisasi ... 11
E. Uraian Tugas ... 13
F. Kinerja Terkini Perusahaan ... 22
BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Anggaran ... 23
B. Pengertian kas ... 25
C. Anggaran Penerimaan dan Pengeluaran Kas ... 26
D. Anggaran Sebagai Alat Pengawasan ... 27
E. Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas ... 34
E.1 Prosedur Penerimaan Kas Perusahaan ... 36
E.2 Prosedur Pengeluaran Kas Perusahaan ... 38
F. Analisa dan Evaluasi ... 41
F.1 Analisa dan Evaluasi Unsur-unsur Pengawasa Intern Kas ... 41
F.3 Analisa dan Evaluasi Pengawasan Intern Pengeluaran Kas ... 44
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 46
B. Saran ... 47
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
Tabel 1.1 Kinerja Terkini PT. Jasa Raharja Putera Cabang Medan ... 22
Tabel 1.2 Sumber penerimaan dan Pengeluaran Kas ... 34
Tabel 1.3 Anggaran Penerimaan kas ... 43
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan yang didirikan baik itu perusahaan jasa, industri
maupun perusahaan dagang mempunyai tujuan utama yang ingin di capai yaitu
untuk mendapatkan keuntungan (profit) yang sebesar-besarnya serta kontinitas
(kelangsungan hidup perusahaan). Perusahaan yang mampu memperoleh
keuntungan yang maksimal tentu dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya
sekaligus dapat mengadakan perluasan usahanya.
Masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan adalah bagaimana
perusahaaan dapat beroperasi seefisien mungkin sehingga dapat mencapai laba
yang maksimal. Untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan adanya
anggaran. Anggaran merupakan rencana yang mencakup seluruh kegiatan
perusahaan. Dalam hal ini masalah yang akan dibahas adalah tentang anggaran
dalam penerimaan dan pengeluaran kas.
Dengan adanya anggaran maka pemimpin perusahaan dapat melihat
apakah perencanaan, pengawasan dan koordinasi telah berjalan sesuai dengan
yang diharapkan. Anggaran yang dibuat secara sistematis digunakan untuk
mengetahui adanya penyimpangan-penyimpangan, juga untuk meningkatkan
tanggung jawab terhadap kerusakan dalam pekerjaan.
Kas adalah harta perusahaan yang sangat penting dan likuid karena
dalam transaksi rutin perusahaan. Hal ini disebabkan sifat dan transaksi
perusahaan yang mencakup harga dan kondisi yang memerlukan pengelolaan
dalam bentuk bahasa dan alat tukar. Alat tukar yang istimewa adalah uang. Kas
terlibat langsung dalam transaksi ataupun kegiatan operasi perusahaan, baik itu
dalam bentuk pengeluaran kas ataupun dalam bentuk penerimaan kas.
Untuk itu perusahaan menyusun suatu prosedur penerimaan dan
pengeluaran kas yang dirancang sedemikian rupa sehingga kas yang akan
dikeluarkan akan masuk ke perusahaan dapat terlebih dahulu di proses melalui
tahapan-tahapan dari prosedur tersebut. Mengingat kas merupakan objek yang
sering diselewengkan karena kas merupakan aktiva yang paling bernilai dari
aktiva lain, dan juga karena bentuknya yang kecil, tidak diketahui pemiliknya,
dapat dipindahtangankan dengan cepat, serta di perlukan setiap orang.
PT. Jasa Raharja Putera (JP-INSURANCE) adalah sebuah perusahaan
yang memberikan layanan asuransi. Perusahaan ini menyediakan solusi untuk
kebutuhan jasa asuransi kerugian dan Surety Bond (Suretyship). Saat ini, 27
Kantor Cabang dan 87 Kantor Pemasaran JP-INSURANCE yang tersebar di
seluruh Nusantara menyediakan solusi untuk kebutuhan jasa asuransi kerugian
dan Surety Bond (Suretyship) yang dikemas sebagai JP-BONDING. Di industri
asuransi Indonesia, dikenal sebagai pelopor Surety Bond – sebuah produk
keuangan untuk mendukung kelancaran proyek. Lebih dari itu, juga tersedia
produk unggulan lain, termasuk ASTOR (Asuransi Kendaraan Bermotor),
JP-GRAHA (Asuransi Kebakaran), JP-ASPRI (Asuransi Kecelakaan Pribadi),
seluruhnya terus dikembangkan sejalan dengan tekad Perusahaan untuk menjadi
one-stop insurance service company.
Berkembang atas dasar kepuasan nasabah, dari tahun ke tahun
JP-INSURANCE selalu membukukan kinerja keuangan yang baik dan meningkat.
Neraca Perusahaan yang kian solid dibuktikan dengan peringkat perusahaan
dengan rating id A+ (Single A+ : Stable Outlook).
Dijalankan di atas fondasi bisnis yang dibangun melalui penerapan selaras
konsisten prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate
Governance, GCG) dan didukung Budaya Perusahaan yang telah meresap kuat
Jujur, Disiplin, Tanggap, Cermat, dan Santun JP-INSURANCE semakin
mendapat kepercayaan dari para nasabah dan mitra bisnis, sehingga semakin
yakin mampu mengibarkan diri menjadi perusahaan asuransi terkemuka di
Indonesia sesuai dengan Visi Perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik ingin menganalisis
apakah penerapan prosedur penerimaan dan pengeluaran kas di perusahaan telah
mampu mendukung pencapaian tujuan? maka penulis tertarik untuk memilih judul
“ANGGARAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT. JASA RAHARJA PUTERA MEDAN”.
B.Rumusan Masalah
Pada penulisan paper ini penulis membatasi permasalahan yang diteliti
Putera Medan sudah dapat berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang
telah ditetapkan?
C.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
a. Bagi penulis sendiri untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan
pendidikan pada program D-III pada Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
b. Penulis ingin mengetahui kondisi sampai sejauh mana perkembangan dan
kemajuan pada PT. Jasa Raharja Putera yang ditinjau dari sudut pandang
penerapan mengenai analisa anggaran penerimaan dan pengeluaran kas.
c. Untuk mengetahui perbedaan dan perbandingan yang dilakukan perusahaan
dengan teori yang telah diterima selama perkuliahan.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
a. Dapat digunakan untuk menambah alasan pemikiran dan pengetahuan
tentang anggaran penerimaan dan pengeluaran kas dalam perusahaan.
b. Bagi perusahaan dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat
perencanaan dan kebijakan yang tepat di masa yang akan datang.
c. Bagi penulis sendiri tulisan ini berguna bagi pengembangan ilmu
pengetahuan yang telah diterima selama bangku perkuliahan, disamping
untuk melengkapi syarat guna menyelesaikan D-III pada Fakultas ekonomi
D.Metode Penelitian
Untuk menyusun suatu karya tulis ilmiah, diperlukan data-data yang
berhubungan dengan topik yang akan dibahas.
Dalam memperoleh data tersebut, penulis menggunakan 2 (dua) macam
sumber data, 2 (dua) metode pengumpulan data dan 2 (dua) cara pengumpulan
data yaitu:
1. Sumber Data
a. Data primer
Yaitu data yang diperoleh langsung dari perusahaan yang berhubungan
dengan objek penelitian.
b. Data sekunder
Data yang telah dikumpulkan oleh instansi lain atau penelitian lainnya
berupa teori-teori, literatur-literatur lain yang berhubungan dengan
penelitian ini.
2. Metode Pengumpulan Data
a. Penelitian keputusan (library Research)
Yaitu suatu teknik pengumpulan data yang sifatnya teoritis yang akan
didapat melalui beberapa buku serta bahan yang diterima selama mengikuti
perkuliahan sebagai bahan pendukung dalam pemecahan masalah penelitian.
b. Penelitian lapangan (field Research)
Dalam penelitian ini, penulis menempuh 2 (dua) cara, yaitu :
Metode pengumpulan data dengan cara mengadakan wawancara
langsung kepada pihak perusahaan, yaitu kepala bagian akuntansi atau
bagian pelayanan.
2. Penelitian tidak langsung
Metode pengumpulan data dengan cara mengadakan analisis terhadap
dokumen-dokumen atau laporan keuangan.
3. Cara Pengumpulan Data
a. Pengamatan (Observasi)
Yaitu studi yang dilakukan dengan melakukan pengamatan dan pencatatan
secara langsung terhadap rencana yang menjadi objek penelitian.
b. Wawancara (Interview)
Yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung terhadap
pihak perusahaan yang dianggap mampu memberikan masukan dan
informasi yang dibutuhkan oleh penulis.
E.Sistematika Pembahasan
Bab I : Pendahuluan
Bab ini merupakan bab yang berisikan latar belakang
masalah,perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab II : Gambaran Umum Perusahaan
Pada bab ini penulis akan menguraikan sejarah singkat
Bab III : Analisa dan Evaluasi
Dalam bab ini penulis akan menganalisis dan mengevaluasi yang
telah diperoleh dan disimpulkan berdasarkan kenyataan yang ada
dalam perusahaan dibandingkan dengan teori yang penulis
peroleh pada masa yang pendidikan dan literatur yang menjadi
referensi.
Bab IV : Kesimpulan dan Saran
Bab ini merupakan bab yang terakhir dari penulisan paper ini.
Dalam bab ini penulis akan memberikan kesimpulan yang
didasarkan dari uraian bab-bab yang terdahulu. Disamping itu
penulis akan memberikan saran yang perlu untuk meningkatkan
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN A.Sejarah Singakat Perusahaan
Lahir dan tumbuh kembang sejak tanggal pendirian 27 November 1993,
PT. Jasa Raharja Putera (JP-INSURANCE) merupakan entitas baru sebagai hasil
perubahan struktur dan nama perushaan sebelumnya yaitu PT. Aken Raharja.
Perubahan nama dari PT. Aken Raharja menjadi PT. Asuransi Jasa Raharja
Putera dilakukan sebagai implementasi peraturan pemerintah mengenai regulasi
permodalan perusahaan asuransi berkaitan dengan masuknya Yayasan dana
pensiun terhadap Jasa Raharja sebagai pemegang saham perusahaan. Dengan
bergabungnya PT. Asuransi Jasa Raharja, sebuah badan usaha milik negara yang
bergerak di bidang sosial di lingkungan Departement Keuangan, sebagai
pemegang saham mayoritas, perusahaan memasuki babak baru dan semakin
memperkokoh posisinya dalam industri asuransi di Indonesia.
Sesuai dengan anggaran dasar perusahaan, JP-INSURANCE memberikan
layanan asuransi kerugian dalam arti yang seluas-luasnya, termasuk didalamnya
kegiatan usaha Surety Bond. JP-INSURANCE merupakan salah satu diantara
sedikit persuahaan asuransi di Indonesia yang aktif dalam pengembangan layanan
Surety Bond sebagai salah satu jenis produk baru di Indonesia dengan prospek
yang sangat cerah.
Dengan pengalaman operasional lebih dari 10 tahun tersebut
JP-INSURANCE mampu memanfaatkan setiap peluang yang ada dengan tetap
berpedoman pada peraturan-peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan
pembantu dan unit layanan di seluruh Indonesia, JP-INSURANCE bertekad untuk
senantiasa memberikan pelayanan dan perlindungan optimal bagi seluruh nasabah.
Kepercayaan para nasabah dan mitra usaha semakin mengukuhkan tekad untuk
mencatat pertumbuhan yang pesat serta menempatkan diri sebagai salah satu
pemain utama di pasar asuransi kerugian di Indonesia.
Memberikan layanan jasa asuransi dan kepastian perlindungan secara
optimal hanya dapat dilakukan oleh para profesional di bidangnya. Keragaman
latar belakang pendidikan dan pengalaman para profesional JP-INSURANCE
membuahkan sinergi dan kekuatan yang lebih tangguh dalam satu sistem dan
standar kualitas korporat. Dengan dukungan 489 karyawan termasuk 25 orang
pemegang sertifikasi AAAIK yang tersebar di 24 kantor cabang dan 53 kantor
cabang pembantu/unit layanan JP-INSURANCE senantiasa meng-upgrade
kompetensi dan profesionalisme, dan meng-update basis data informasi sejalan
dengan kebutuhan perusahaan dan perkembangan pasar terkini.
Pengembangan sumber daya manusia maupun fisik juga mengacu pada
semangat menerapkan tata kelola yang baik (Good Corporate Govermance)
sebagai prinsip dan praktek bisnis yang diterima secara internasional. Selain aktif
menyelenggarakan pelatihan-pelatihan, perusahaan juga aktif mensosialisasikan
budaya perusahaan yang pada dasarnya menghendaki setiap karyawan memiliki
sifat yang jujur, disiplin, tanggap, cermat dan santun. Melalui upaya ini
diharapkan perusahaan dapat meningkatkan pelayanan kepada nasabah yang pada
gilirannya mampu menumbukan kepercayaan serta loyalitas dari nasabah.
Tekat perusahaan untuk senantiasa berpegang teguh pada motto
perusahaan berbeda dengan lainnya, yakni komitmen untuk selalu memberikan
yang terbaik. Komitmen yang kokoh untuk memposisikan diri sebagai “Protector
For Protection” menjadikan JP-INSURANCE tidak hanya berbeda dari
perusahaan serupa lainnya tetapi juga memberikan nilai tambah tersendiri bagi
nasabah dan mitra usaha dari waktu ke waktu.
Untuk meningkatkan motivasi kerja, tidak lupa manajemen memperbaiki
tingkat gaji dan kesejahteraan karyawan. Disisi lain, untuk memperbaiki tantangan
kepada seluruh jajaran perusahaan, kami menetapkan target peningkatan kinerja
usaha yang tinggi. Untuk mencapai target yang mudah ini, manajemen
memberikan kebebasan yang cukup besar bagi para manajer di semua bagian dan
tingkatan untuk melakukan inovasi. Sistem reword and punishment yang jelas ini
berlaku untuk seluruh bidang, bukan hanya pemasaran dan teknis.
Sebelum melihat kegiatan usaha PT. Jasa Raharja Putera, khususnya dalam
melaksanakan pemasaran jasa asuransi, terlebih dahulu menerangkan VISI dan
MISI PT. Asuransi Jasa Raharja Putera.
B.Visi Perusahaan
Visi perusahaan yang ,merupakan cita-cita yang ingin dicapai dimasa
mendatang adalah “Menjadi perusahaan asuransi terkemuka di indonesia” (To be
foremost insurance company in indonesia) dengan indikator keberhasilan yang
harus dicapai perusahaan adalah menempatkan diri pada level 10 (sepuluh)
sampai dengan 5 (lima) besar di deretan perusahaan asuransi Kerugian dari segi
C.Misi perusahaan
Misi JP. Insurance adalah “menyediakan produk tepat guna dengan pelayanan
prima”. (To provide appropriate products with excellent service).
D.Struktur Organisasi
Untuk mencapai hasil kegiatan yang baik harus dilakukan koordinasi
usaha sehingga dilaksanakan secara efektif, terarah dan hasilnya dapat terkendali
sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya oleh perusahaan. Oleh karena perusahaan merupakan suatu organisasi
maka koordinasi kerja dan usaha dalam perusahaan disusun dalam satu organisasi.
Setiap satuan organisasi haruslah disusun garis-garis wewenang dan tanggung
jawab yang jelas dan sesuai dengan luasnya organisasi.
Dengan adanya pembagian kerja akan menimbulkan spesialisasi kerja
sesuai dengan pekerjaannya. Struktur organisasi harus disusun sederhana sehingga
dapat tercapai kegiatan yang bersifat fleksibel serta adanya batas-batas yang jelas
dalam tanggung jawab dan wewenang.
Dengan adanya struktur organisasi pada sebuah perusahaan maka
koordinasi terhadap semua kegiatan pengawasan dapat dilakukan. Adapun
STRUKTUR ORGANISASI PT. JASA RAHARJA PUTERA
E.Uraian Tugas
Dalam memperlancar aktifitas perusahaan, perlu diadakan kejelasan tugas
dan wewenang dari masing-masing karyawan, sehingga optimalisasi sasaran dari
pekerjaan yang akan dituju dapat dicapai. Berikut uraian tugas dari karyawan PT.
Jasa Raharja Putera cabang Medan.
1. KEPALA CABANG
Tugas-tugas pokok Kepala Cabang :
a. Memimpin penyusunan rencana / program kerja dan anggaran untuk unit
kerja yang dipimpinnya.
b. Membuat jadwal pelaksanaan kegiatan (action plan) atas rencana/program
kerja yang disusun.
c. Memimpin, memotivasi dan membina bawahannya.
d. Merencanakan dan mengembangkan sumber daya manusia, mengamankan
alat/sarana fisik dan uang di dalam unit kerja yang dipimpinnya.
e. Melakukan kerjasama dengan unit-unit kerja yang lain di dalam perusahaan.
Sedangkan wewenang Kepala Cabang :
Memanfaatkan sumber daya manusia, alat dan sarana fisik yang berada dibawah
pimpinannya sejauh dalam usaha memenuhi tanggung jawabnya.
a. Menandatangani surat-surat yang berhubungan dengan biayanya, sesuai
dengan ketentuan yang digariskan oleh Direksi.
b. Menilai konduite bawahannya.
d. Menentukan disetujui atau tidaknya penutup dari berbagai jenis Asuransi,
baik yang tergolong Asuransi Kerugian maupun Asuransi Aneka sesuai
ketentuan yang digariskan oleh Direksi.
2. BAGIAN OPERASI
Tugas-tugas pokok Bagian Operasi :
a. Memimpin penyusunan rencana /operasi kerja dan anggaran unit kerja
yang dipimpinnya.
b. Memimpin, memotivasi dan membina karyawan bawahannya.
c. Merencanakan dan mengembangkan sumber daya manusia, mengamankan
alat/sarana fisik dan uang di dalam unit kerja yang dipimpinnya.
d. Melakukan kerjasama dengan unit-unit kerja yang lain di dalam
perusahaan.
e. Membina hubungan baik dengan instansi/pihak ekstern perusahaan, yang
berhubungan dengan bidang kegiatan unit kerjanya.
Sedangkan wewenang Bagian Operasi :
a. Memanfaatkan sumber daya manusia, alat dan sarana fisik yang berada
dibawah pimpinannya sejauh dalam usaha memenuhi tanggang jawabnya.
b. Menandatangani surat-surat yang berhubungan dengan bidangnya, sesuai
dengan ketentuan yang digariskan oleh Kepala cabang.
c. Menilai konduite karyawan bawahannya.
d. Merekomendasi status karyawan bawahannya kepada atasan langsung.
e. Menentukan disetujui tidaknya penutupan dari berbagai jenis Asuransi,
baik yang tergolong asuransi kerugian maupun Asuransi aneka sesuai
1) KASI Asuransi Kerugian
Tugas Kepala Seksi Asuransi Kerugian :
a. Merencanakan dan mengusulkan secara kualitatif dan kuantitatif sumber
daya manusia, peralatan dan sarana fisik untuk kebutuhan unit kerja yang
dipimpinnya kepada atasan langsung.
b. Memimpin, memotivasi dan membina karyawan bawahannya.
c. Mengusulkan poengembangan keahlian dan pengetahuan karyawan di
dalam unit kerja yang dipimpinnya.
d. Membina dan mengembangkan sumber daya manusia dan mengamankan
alat/sarana fisik dan uang di dalam unit kerja yang dipimpinnya.
e. Membantu kelancaran kerja atasan langsung dan melakukan pekerjaan
yang baik dengan unit-unit kerja yang lain di lingkungan Kepala Cabang.
Sedangkan wewenang Kepala Seksi Asuransi Kerugian :
a. Memanfaatkan sumber daya manusia, alat dan sarana fisik yang berada
dibawah pimpinannya sejauh dalam usaha memenuhi tanggung jawabnya.
b. Menilai konduite bawahannya.
c. Merekomendasika status karyawan bawahannya kepada atasannya
langsung.
d. Meminta kelengkapan berkas permohonan penutupan Asuransi Kerugian
apabila belum lengkap.
e. Melakukan negosiasi mengenai besarnya premi Asuransi Kerugian sebatas
2) KASI AsuransiAneka :
Tugas-tugas Kepala Asuransi Aneka :
a. Merencanakan dan mengusulkan secara kualitatif dan kuantitatif sumber
daya manusia, peralatan dan sarana fisik untuk kebutuhan kerja yang
dipimpinnya kepada atasan langsung.
b. Memimpin, memotivasi dan membina bawahannya.
c. Mengusulkan pengembangan keahlian dan engetahuan karyawan di dalam
unit kerja yang dipimpinnya.
d. Membina dan mengembangkan sumber daya mnanusia dan mengamankan
alat/sarana fisik dan uang dalam unit kerja yang dipimpinnya.
e. Membantu kelancaran kerja atasan dan melakukan kerjasama yang baik
dan unit-unit kerja lain di lingkungan Kepala Cabang.
Sedangkan wewenang Kepala Seksi Asuransi Aneka :
a. Memanfaatkan sumber daya manusia dan alat fisik yang berada di bawah
pimpinannya sejauh dalam usaha memenuhi tanggung jawabnya.
b. Menilai konduite pegawai bawahannya.
c. Merekomendasi status pegawai bawahannya kepada atasan langsung.
d. Meminta kelengkapan berkas permohonan penutupan Asuransi Aneka
apabila belum lengkap.
e. Melakukan negosiasi mengenai besarnya premi Asuransi Aneka sebatas
yang ditentukan Kepala Cabang.
f. Membantu melakukan pemilihan sarana pemasaran Asuransi Aneka yang
3) KASI Surety Bond
Tugas-tugas Kepala Seksi Surety Bond
a. Merencanakan dan ngusulkan secara kualitatif dan kuantitatif sumber daya
manusia, peralatan dan sarana fisik untuk kebutuhan unit kerja yang
dipimpinnya kepada atasa langsung.
b. Memimpin, memotivasi dan membina karyawan bawahannya.
c. Mengusulkan pengembangan keahlian dan pengetahuan karyawan di
dalam unit kerja yang dipimpinnya.
d. Membina dan mengembangkan sumber daya manusia dan mengamankan
alat/sarana fisik dan uang di dalam unit kerja yang dipimpinnya.
e. Membantu kelancaran kerja atasan dan melakukan kerja sama yang baik
dengan unit kerja lain di lingkungan Kepala Cabang.
Sedangkan wewenang Kepala Seksi Surety Bond :
a. Memanfaatkan sumber daya manusia, alat dan sarana fisik yang berada di
bawah pimpinannya sejauh usaha memenuhi tanggung jawabnya.
b. Menilai konduite keryawan bawahannya.
c. Mengusulkan pengembangan keahlian dan pengetahuan karyawan di
dalam unit kerja yang dipimpinnya.
d. Membina pengembangan seumber daya manusia dan mengamankan
alat/sarana fisik dan uang di dalam unit kerja yang dipimpinnya.
e. Membantu kelancaran kerja atasan dan melakukan kerjasama yang baik
dengan unit-unit kerja yang lain di lingkungan Kepala Cabang.
a. Memanfaatkan sumber daya manusia, alat dan sarana fisik yang berada di
bawah pimpinanannya sejauh dalam usaha memenuhi tanggung jawabnya.
b. Menilai konduite karyawan bawahannya
c. Merekomendasikan status karyawan bawahannya kepada atasan langsung.
d. Meminta kelengkapan berkas klaim, apabila belum lengkap.
e. Membeliti kembali kebenaran peristiwa yang menimbulkan adanya
tuntutan klaim/dana santuna termasuk keabsahan dokumen dan lain-lain
yang dianggap masih meragukan.
f. Melalukan kegiatan yang kewenangannya telah diberikan pada bawahnya,
seoanjang hal ini dinilai dapat memepercepat pelakasanaan tugas dan
tanggung jawab unit kerjanya.
3. BAGIAN ADMINISTRASI
Tugas-tugas Kepala Seski Administrasi :
a. Memimpin penyususnan rencana/program kerja dan anggaran untuk unit
kerja yang dipimpinnya.
b. Memimpin, memotivasi dan membina karyawan bawahannya.
c. Merencanakan dan mengembangkan sumber daya manusia dan
mengamankan alat/sarana fisik dan uang di dalam unit kerja yang
dipimpinnya.
d. Melakukan kerjasama dengan unit-unit kerja yang lain di dalam
e. Membina hubungan baik dengan instansi/pihak ekstern perusahaan, yang
berhubungan dengan bidang unit kerjanya.
f. Mengendalikan seluruh pelakasaan kegiatan di dalam unit kerja yang
dipimpinnya.
Sedangkan wewenang Kepala Bagian Administrasi :
a. Memanfaatkan sumber daya manusia, alat dan sarana fisik yang berada di
bawah pimpinannya sejauh usaha memenuhi tanggung jawabnya.
b. Menandatangani surat-surat yang berhubungan dengan bidangnya, sesuai
dengan ketentuan yang digariskan oleh Kepala Cabang.
c. Menilai konduite karyawan bawahannya.
d. Merekomdasikan status karyawan bawahannya kepada atasa langsung.
e. Mengkoreksi pemberian kode pembukuan yang keliru.
Sedangkan wewenang Seksi Keuangan/Akutansi :
a. Memanfaatkan sumber daya manusia, alat dan sarana fisik yang berada di
bawah pimpinannya sejauh usaha memenuhi tanggung jawabnya.
b. Menilai konduite karyawan bawahannya.
c. Merekomendasikan status karyawan bawahannya kepada atasa langsung.
d. Menolak bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran uamg yang tidak
lengkap atau tidak sah.
e. Melakukan kegiatan yang kewenangannya telah diberikan kepada
bawahannya, sepanjang hal ini dinilai dapat mempercepat pelakasanaan
tugas dan tanggung jawab unit kerjanya.
1) KASI Umum
a. Merencanakan dan mengusulkan secara kualitatif dan kuantitatif sumber
daya manusia, perlatan dan sarana secara fisik untuk kebutuhan unit kerja
yang dipimpinnya kepada atasan langsung.
b. Memimpin, memotivasi dan membina karyawan di bawahnnya.
c. Mengusulkan pengembangan keahlian dan pengetahuan karyawan di
dalam unit kerja yang dipimpinnya.
d. Membina dan mengembangkan sumber daya manusia dan mengamankan
alat/saran fisik dan uang di didalam unit kerja yang dipimpinnya.
e. Membantu kelancaran kerja atasasn dan melakukan kerjasama yang baik
dengan unit-unit kerja yang lain di lingkungan Kepala Cabang.
f. Mengendalikan seluruh pelaksanaan kegiatan di dalam unit kerja yang
dipimpinnya.
g. Menyusun laporan kegiatan seluruh unit kerja yang dipimpinnya.
Sedangkan wewenang Kepala Seksi Umum/Kepegawaian :
a. Memanfaatkan sumber daya manusia, alat dan sarana fisik yang berada di
bawah pimpinannya sejauh usaha memenuhi tanggung jawabnya.
b. Menilai konduite karyawan bawahannya.
c. Merekomdasikan status karyawan bawahannya kepada atasa langsung.
d. Melakukan pembelian barang sesuai ketentuan Kepala Cabang.
e. Mengatur pengadaan inventaris dan peralatan kantor termasuk alat-alat
kebersihan sesuai anggaran perusahaan.
4. KEPALA PERWAKILAN
a. Merencanakan dan mengusulkan secara kualitatif dan kuantitatif sumber
daya manusia, perlatan dan sarana secara fisik untuk kebutuhan unit kerja
yang dipimpinnya kepada atasan langsung.
b. Memimpin, memotivasi dan membina karyawan di bawahnnya.
c. Mengusulkan pengembangan keahlian dan pengetahuan karyawan di dalam
unit kerja yang dipimpinnya.
d. Membina dan mengembangkan sumber daya mabysia dan mengamankan
alat/saran fisik dan uang di didalam unit kerja yang dipimpinnya.
e. Membantu kelancaran kerja atasasn dan melakukan kerjasama yang baik
dengan unit-unit kerja yang lain di lingkungan Kepala Cabang.
f. Mengendalikan seluruh pelakasaan kegiatan di dalam unit kerja yang
dipimpinnya.
g. Menyusun laporan kegiatan seluruh unit kerja yang dipimpinnya.
h. Memberikan saran kepada atasan secara langsung, mengenai
penyempurnaan dan atau suoaya menaggulangi kemungkinan adanya resiko
atas sistem dan prosedur kerja di unit kerjanya.
Sedangkan wewenang Kepala Perwakilan :
a. Memanfaatkan sumber daya manusia, alat dan sarana fisik yang berada di
bawah pimpinannya sejauh usaha memenuhi tanggung jawabnya.
b. Menilai konduite karyawan bawahannya.
c. Merekomdasikan status karyawan kepada atasan langsung.
d. Mengatur jadwal pelaksanaan operasional dalam rangka memupuk
pendapatan/hasil produksi perusahaan serta kerja sama lokal dengan partner
e. Melaksanakan pembayaran klaim dan santunan. Termasuk ex gratia, setelah
mendapat persetujuan Kepala Cabang.
f. Menandatangani cek senilai yang ditentukan oleh Kepala Cabang.
D. KINERJA TERKINI PERUSAHAAN
Laba PT Jasa Raharja Putera setelah pajak per Desember 2012 mencapai
Rp82,94 miliar atau tumbuh 19,16 % dibadingkan pencapaian pada Desember
2011 sebesar Rp69,6 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan Selasa
(26/3/2013), premi bruto juga mengalami peningkatan 11,35% dari Rp527,74
miliar pada tahun 2011 menjadi Rp587,65 miliar pada tahun lalu.
Adapun, hasil underwriting pada tahun lalu sebesar Rp198,51 miliar atau
tumbuh 8,59% dari pencapaian 2011 sebesar Rp182,8 miliar. Aset mencapai
Rp1,24 triliun pada tahun lalu atau tumbuh 29,69% dari nilai pada 2011 sebesar
Rp960 miliar.
Tabel 1.1
KINERJA TERKINI PT. JASA RAHARJA PUTERA CABANG MEDAN
LABA PREMI BRUTO UNDERWRITING ASET
BAB III
PEMBAHASAN
A.Pengertian Anggaran
“Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi
seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit berlaku untuk jangka
waktu (periode) tertentu yang kan datang”. (M. Munandar, 1993, 1)
Dari defenisi tersebut, maka ada 4 (empat) unsur yang sangat penting
dalam satu anggaran, yaitu :
1. Rencana
Merupakan penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau kerugian yang
akan dilakukan pada waktu yang akan datang.
Hal yang menjadi alasan suatu perusahaan untuk menyusun rencana adalah :
a. Waktu yang akan datang penuh ketidak pastian.
b. Waktu yang akan datang penuh dengan berbagai alternatif pilihan.
c. Sebagai pedoman kerja pada waktu yang akan datang.
d. Sebagai alat mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan dari seluruh bagian
dalam perusahaan.
e. Sebagai alat pengawasan terhadap pelaksanaan (realisasi) dari rencana pada
waktu yang akan datang.
2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan.
Secara garis besar dapat dijelaskan bahwa fungsi perusahaan dapat
b. Administrasi
c. Pembelanjaan
d. Produksi
e. Personalia
3. Dinyatakan dalam unit moneter
Yaitu unit (kesatuan) yang dapat diterapkan pada berbagai perusahaan yang
beraneka ragam.
4. Jangka waktu yang akan datang.
Dalam kaitannya dengan jangka waktu dikenal dua macam anggaran, yaitu:
a. Anggaran strategi (Strategic Budget)
Merupakan anggaran yang berlaku untuk jangka waktu yang melebihi satu
periode akuntansi (melebihi satu tahun.
b. Anggaran taktis (Tactical Budget)
Merupakan anggaran yang berlaku untuk jangka waktu satu periuode
akuntansi atau kurang.
Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan bahwa anggaran adalah rencana
kerja sistematis yang tertulis mengenai kegiatan perusahaan yang disusun melalui
analisa yang cermat berdasarkan data periode yang lalu yang dinilai dengan uang
dan dijabarkan dalam bentuk jangka-jangka yang merupakan pencerminan tujuan
perusahaan yang disusun dalam jangka waktu tertentu.
Dari uraian diatas dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :
1. Bahwa anggaran tersebut harus bersifat formal, maksudnya anggaran
tertulis sehingga diketahui oleh semua pihak yang terlibat dalam operasi
perusahaan.
2. Rencana kerja sistematis, maksudnya dibuat secara berurutan dan benar
secara logika hitungan, dengan kata lain dapat dilaksanakan dan dicapai.
3. Menganalisa tentang apa yang terjadi secara cermat, sehingga pimpinjan
dihadapkan pada tanggung jawab untuk mengambil keputusan
berdasarkan beberapa asuransi tertentu mengenai kejadian pada masa
yang akan datang.
4. Merupakan pencerminan tujuan, dimana untuk melihat tujuan perusahaan
dapat dilihat dari anggaran tapi perlu ditekankan bahwa anggaran
bukanlah tujuan melainkan pencerminan tujuan.
B.Pengertia Kas
Kas adalah semua uang kertas dan logam, baik mata uang dalam negeri
maupun luar negeri serta surat-surat yang mempunyai sifat-sifat seperti mata uang
yaitu sifat yang dapat segera digunakan untuk melakukan pembayaran pada saat
dikehendaki. Kas sebagai alat pembayaran yang siap dan bebas membiayai
kegiatan umum perusahaan.
Dari segi Akuntansi, yang dimaksud dengan Kas :”Kas adalah segala
sesuatu yang berbentuk uang atau bukan yang dapat tersedia dengan segera dan
diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya.”. Pengertian
Kas lain adalah “Kas merupakan aktiva perusahaan yang paling tinggi
likuiditasnya. Kas adalah seluruh uang tunai yang ada ditangan (cash on hand) dan
dana yang disampaikan di bank dalam bentuk seperti deposito dan rekening
Dari pengertian yang dikemukakan bahwa kas itu bukan hanya berupa uang
tunai yang ada dan dimiliki perusahaan, melainkan juga mencakup simpanan
perusahaan yang ada di bank yang dapat ditarik dan digunakan setiap saat untuk
membiayai kegiatan umum perusahaan. Kas merupakan harta perusahaan yang
paling likuid, oleh karena itu diletakkan pada posisi yang paling atas
dikelompokkan harta lancar, dimana banyak transaksi di perusahaan baik
langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi penerimaan dan
pengeluaran kas. Semua transaksi yang terjadi dalam perusahaan pada akhirnya
akan berkaitan dengan kas, baik berupa kas masuk maupun kas keluar. Oleh
karena itu perencanaan dan pengendalian dalam penggunaan yang benar atas kas
dapat dianggap sebaggai fungsi manajemen yang paling penting.
C.ANGGARAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS Perencanaan kas menurut Hadibroto adalah sebagai berikut :
“fungsi anggaran meliputi semua aktivitas perusahaan dalam
kebijakasanaan untuk masa yang akan datang, dalam melakukan fungsi
tersebut bidang akuntansi membunyai peranan penting antara lain berupa
penyajian informasi yang bersifat tendensi atau proyeksi”. (H.S.
Hadibroto: 1984;5)
Komponen utama dari sistem perencanaan kas adalah anggaran kas yaitu suatu
perencanaan kegiatan secara menyeluruh meliputi penerimaan dan pengeluaran
kas untuk suatu periode waktu tertentu. Anggaran kas sangat penting bagi
perusahaan untuk menjaga likuiditas perusahaan karena dengan anggaran kas
dapat diramalkan kapan terjadi kelebihan ataupu kekurangan kas dalam
Hal ini memungkinkan bagi perusahaan untuk menganalisis tingkat
pembiayaan yang murah sehingga dapat membantu manajemen dalam
pengambilan keputusan dibidang investasi dan pengadaan.
Tujuan dari penyimpangan anggaran adalah untuk merencanakan kas yang
diperlukan perusahaan ditinjau dari segi jangka pendek dan jangka panjang. Juga
merupakan alat untuk mengantisipasikan kesempatan untuk penggunaan kas
secara efektif dalam hal kelebihan kas. Secara umum anggaran kas berfungsi
antara lain :
a. Untuk menunjukkan fluktuasi yang paling tinggi dalam kegiatan
perusahaan dalam periode yang telah ditentukan. Dalam suatu periode
anggaran kebutuhan kas yang diperlukan tidaklah selalu sama karena pada
saat tertentu dimana kebutuhan akan kas tinggi dan periode yang lain.
Dengan mengetahui kebutuhan kas tersebut, maka manajemen dapat
merencanakan investasi yang akan diperlukan.
b. Untuk mewujudkan waktu dan jumlah kas yang dibutuhkan untuk
membayar kewajiban-kewajiban yang akan jatuh tempo seperti
pembayaran pajak, deviden dan lain-lain.
c. Untuk merencanakan pertumbuhan usaha termasuk kas yang diperlukan
untuk perluasan usaha dan modal kerja.
D.ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGAWASAN
Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kerugian yang diakibatkan
oleh kesalahan yang disengaja ataupun yang tidak disengaja terhadap harta
kekayaan dalam hal ini kas perusahaan, maka diciptakanlah suatu sistem
Teknik pengawasan intern kas yang umumnya dugunakan oleh perusahaan
dalam operasional usahanya adalah sebagai berikut :
1. Penetapan tanggung jawab dalam pengelolaan kas
Tanggung jawab untuk menangani penerimaan kas dilimpahkan secara spesifik
kepada satu orang. Prinsip ini merupakan dasar penting terhadap pengawasan
kas. Hal iuni dimaksudkan bila terjadi penyelewengan kas, maka dapat
dipertanyakan dan diidentifikasikan langsung kepada pemegang kas yang
bersangkutan.
2. Pemisahan pengelolaan dan pencatatan penerimaan kas
Sistem pengawasan yang baik biasanya mensyaratkan agar kas yg diterima
dapat disimpan dan disetorkan secara langsung oleh pejabat keuangan atau
kasir, sementara pencatatan yang berkaitan dengan setoran-setoran ke bank
dilaksanakan secara langsung oleh bagian akuntansi. Perbandingan antara
setoran bank dengan catatan pembukuan dapat dilakukan secara teratur oleh
pihak ketiga yang tidak terlibat dalam fungsi pengelolaan kas.
3. Penyetoran ke bank setiap hari uang kas yang diterima
Penyetoran ke bank setiap hari uang kas yang diterima selain dapat
menghindarkan tertumpuknya uang kas dalam perusahaan, juga dapat
menghindari terjadinya pencurian, sehingga dilindungi secara khusus dan
hanya dikeluarkan melalui otorisasi yang semestinya. Penyetoran ke bank
setiap hari seluruh uang kas dan membawa akibat diperlukannya prosedur
a. Rekonsiliasi Bank
Laporan rekonsiliasi bank dibuat untuk menunjukkan perbedaan saldo bank
dengan saldo kas perusahaan. Laporan rekonsiliasi bank harus disusun oleh
seseorang yang tidak melaksanakan pengurusan atau pencatatan
penerimaan dan pengeluaran kas. Laporan ini dibuat dalam suatu bentuk
yang menjelaskan alasan-alasan perbedaan yang ada diantara saldo-saldo
tersebut.
b. Dana kas kecil
Untuk pengawasan intern kas yang efektif maka sebaiknya perusahaan
dalam melaakukan pembayaran harus melalui bank dengan mengeluarkan
cek. Namun hal ini akan menimbulkan kesulitan dalam melakukan
pembayaran-pembayaran yang jumlahnya relatif kecil. Untuk mengatasi hal
ini dibentuklah suatu dana kas kecil di perusahaan. Pembentukan dana kas
kecil dan pengisiannya kembali harus diotorisasi oleh pimpinan
perusahaan, tetapi pengeluaran kas kecil langsung dibayarkan oleh
pemegang kas kecil tanpa ada otorisasi.
4. Penggunaan sistem voucher
Sistem voucer dalam arti biasa adalah semua dokumen atau bukti-bukti yang
mendukung pengeluaran kas. Dalam arti khusus sistem voucer adalah suatu
cara pemakaian formulir khusus mencatat data tentang hutang dan
pembayarannya dengan persetujuan dari orang yang berwenang.
Penggunaan sistem voucer untuk mengawasi pembayaran kas adalah hal yang
sangat diperlukan dalam hal pengawasan kas. Dengan menggunakan sistem
yang relevan dan harus mendapat otorisasi dari pejabat yang bertanggung
jawab semua transaksi yang berhubungan dengan kas tersebut.
5. Pemeriksaan oleh Internal Auditor
Pemeriksaan oleh intrnal auditor secara kontinue bagian dari sistem
pengawasan intern kas. Auditor internal memeriksa pembukuan yang
dilaksanakan dan meneliti kegiatan-kegiatan pekerja yang menangani kas
perusahaan dan memastikan apakah sistem yang ditetapkan benar-benar
dilaksanakan sebagaimana mestinya. Pengawasan seperti ini umumnya lebih
sesuai dilakukan terhadap kas kecil dan kas lainnyua yang penanganan dan
pembukuannya digabung.
Penggunaan sistem voucer untuk mengawasi pembayaran kas adalah hal yang
sangat diperlukan dalam hal pengawasan kas. Dengan menggunakan sistem
voucer, semua pengeluaran kas baru dapat dilakukan jika disertai dengan
bukti-bukti yang relevan dan harus mendapat otoritas dari pejabat yang bertanggung
jawab semua transaksi yang berhubungan dengan kas tersebut.
Pengawasan intern kas merupakan hal yang snagat penting pada setiap
perusahaan. Hal ini berguna untuk meyakinkan pimpinan bahwa semua
penerimaan telah benar-benar diterima dan semua pengeluaran merupakan
kewajiban perusahaan.
Perusahaan intern kas yang dilakukan pada perusahaan ini adalah :
1. Penyetoran kas ke bank
Penyetoran uang kas setiap minggu dapat menghindarkan tertumpuknya uang
kas dalam perusahaan yang dapat digunakan untuk keperluan di luar
2. Penggunaa sistem voucer
Penggunaan sistem voucer merupakan suatu sistem pengawasan yang baik.
Dengan adanya sistem voucer ini perusahaan dapat mengetahui jumlah
pengeluaran dan tujuan pengeluaran tersebut.
3. Pemeriksaan oleh SPI
Untuk memastikan saldo kas pada perusahaan tersebut maka dilakukan
pemeriksaan oleh SPI (satuan pemeriksa intern) yang berasal dari kantor Pusat.
Dalam melakukan pemeriksaan tersebut apabila diketahui oleh karyawan yang
melakukan kecurangan maka akan langsung diberhentikan dari perusahaan.
Hal ini juga dapat menghindarkan penyalahgunaan uang kas dalam perusahaan.
Sumber penerimaan kas dalam perusahaan berasal dari penerimaan kas
melalui penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang. Penerimaan kas melalui
penjualan tunai dapat dilakukan dengan cara :
a. Over the counter sale
b. Cash on delivery sale
c. Credit card sale
Fungsi yang tekait dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah :
a. Fungsi penjualan
b. Fungsi kas
c. Fungsi gudang
d. Fungsi pengiriman
e. Fungsi akuntansi
Fungsi penjualan (bagian order penjualan) bertanggung jawab untuk
faktur tersebut (bagian kas) bertanggung jawab sebagai penerima kas dari
pembeli. Fungsi gudang (bagian gudang) bertanggung jawab untuk menyerahkan
barang tersebut. Pada fungsi pengiriman, selanjutnya fungsi pengiriman (bagian
pengiriman) bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan
penerimaan kas pembuatan laporan penjualan.
Penerimaan kas melalui piutang dapat dilakukan dengan cara :
a. Penagihan perusahaan
b. Pos
c. Lock box collection plan
Fungsi terkait dalam sistem penerimaan kas dari piutang adalah :
a. Fungsi sekretariat
b. Fungsi penagihan
c. Fungsi kas
d. Fungsi akuntansi
e. Fungsi pemeriksaan intern
Fungsi sekretariat bertanggung jawab dalam penerimaan cek dan surat
pemberitahuan (remitance advice) melalui pos dari para debitur perusahaan
berdasarkan daftar piutang yang ditagih dan dibuat oleh fungsi akuntansi.
Pemeriksaan intern bertanggung jawab dalam melaksanakan perhitungan kas yang
ada ditangan fungsi kas secara perioduk. Disamping itu fungsi pemeriksaan intern
bertanggung jawab dalam melakukan rekonsiliasi bank dan untuk mencek
ketelitian catatan kas yang diselenggarakan fungsi akuntansi.
Pengawasan penerimaan kas pada PT. Jasa Raharja Putera dapat
a. Kasir atau bagian keuangan menerima daftar jumlah piutang yang akan ditagih
dari pelanggan.
b. Kepala bagian akuntansi mencatat piutang dengan jurnal
Piutang...Rp. XXX
Pendapatan ...Rp. XXX
c. Fungsi yang menerima kas adalah kasir. Kasir membuat laporan penerimaan
kas dan mencatat penerimaan kas dengan jurnal.
Kas...Rp. XXX
Piutang...Rp. XXX
Pengawasan intern kas yang baik mengharuskan setiap pengeluaran kas
dilakukan dengan cek untuk pengeluaran yang tidak bisa dilakukan dengan cek
karena jumlahnya relatif kecil maka dilakukan dengan dan kas kecil. Pengeluaran
kas dengan cek dapat menjamin diterimanya pembayaran kas tersebut oleh
perusahaan yang berhak menerimanya dan memungkinkan dilibatkannya pihak
ketiga dalam hal bank untuk ikut serta mengawasi pengeluaran kas perusahaan.
Anggaran fungsi yang terkait dalam prosedur pengeluaran kas dengan cek
adalah :
a. Fungsi yang melakukan pengeluaran kas
b. Fungsi kas
c. Fungsi akuntansi
d. Fungsi pemeriksaan intern
Jika suatu fungsi memerlukan pengeluaran kas, fungsi yang bersangkutan
mengajukan permintaan cek pada fungsi akuntansi. Permintaan cek ini harus
bertanggung jawab mengisi cek, meminta otorisasi atas cek dan mengirikan cek
kepada debitur melalui pos atau membayar langsung pada debitur dengan cara
pemindah bukuan. Fungsi akuntansi berfungsi jawab atas pengeluaran kas yang
menyangkut biaya dan pengeluaran lainnya, pencatatan transaksi pengeluaran kas
dalam jurnal pengeluaran kas dalam jurnal pengeluaran kas, pembuatan kartu
keluar yang memberikan otorisasi tersebut. Fungsi ini juga bertanggung jawab
melakukan verifikasi sebagai dasar bukti kas keluar.
Pengawasan intern pengeluaran kas yang dilakukan oleh PT. Jasa Raharja
Putera adalah :
a. Setiap pengeluaran kas yang dilakukan harus melalui kasir.
b. Pembayaran yang telah dibuat oleh kasir kemudian diserahkan kepada bagian
kasir keuangan untuk diteliti.
c. Selanjutnya kasi keuangan akan menyerahkan daftar pengeluaran kas kepada
pemimpin atau kepala cabang.
E.Prosedur penerimaan dan pengeluaran kas
Secara ringkas sumber penerimaan dan pengeluaran kas terlihat pada tabel
berikut :
Tabel 1.2
Sumber Aliran Kas
Penerimaan Pengeluaran
Aktivitas Operasi Penjualan Produk Pembelian bahan/barang
dagangan
Pendapatan Lain-Lain Pembayaran biaya Tenaga
Pembayaran Biaya Overhead
Pembayaran biaya Pemasaran
Pembayaran Biaya
Administrasi Umum
Pembayaran Biaya Lain-Lain
Aktifitas Penjualan Gedung Pembelian/pembangunan
Investasi Gedung
Penjualan Mesin Pembelian Mesin
Penjualan Kendaraan Pembelian Kendaraan
Penjualan tanah Pembelian Tanah
Penjualan Surat Berharga Pembelian Surat Berharga
Dan Lain-Lain Dan Lain-Lain
Aktifitas
Pembiayaan
Pembelian Saham Pembayaran deviden
Pembelian Obligasi Pelunasan
Obligasi/promes/wesel
Penerbitan Promes/wesel Dan lain-lain
E.1 Prosedur penerimaan kas perusahaan
Pengakuan pendapatan merupakan penentuan yang sangat penting,
mengingat kesalahan dalam penentuan ini akan berakibat fatal pada kelayakan
laba periodik yang nantinya akan mempengaruhi mutu informasi keuangan yang
diperoleh dalam mengambil suatu keputusan oleh pimpinan perusahaan. Jadi
apabila terjadi kesalahan dalam pengakuan pendapatan, maka hal ini akan turut
mempengaruhi kelayakan jumlah laba yang seharusnya diakui perusahaan.
Pendapatan yang diperoleh PT. Jasa Raharja Putera Medan dibedakan atas :
a. Pendapatan Premi (underwriting).
b. Pendapatan lain-lain.
Pendapatan Premi (underwriting) yang merupakan pendapatan utama
perusahaan berasal dari kegiatan yang berkaitan dengan seleksi resiko yang
ditawarkan oleh perusahaan, termasuk juga dengan menetapkan tingkat premi dan
ketentuan lain yang akan dikenakan kepada calon tertanggung. Dari setiap
penutupan polis, pihak perusahaan akan memperoleh premi dari pihak
tertanggung. Besarnya premi sangat bervariasi tergantung pada jenis asuransi
yang dipertanggungkan, besarnya jumlah yang dipertanggung jawabkan dan
kemungkinan besarnya resiko kerugian.
Contoh pendapatan premi :
Pada tanggal 5 januari 2013, harga pertanggungan Toyota Kijang atas nama
Tuan Richard sebesar Rp. 100.000.000,- dengan jangka waktu asuransi sampai
dengan 3 tahun. Premi dasar asuransi yang disepakati 2,22% /tahun, premi
TJH III (Tanggung Jawab Hukum terhadap pihak ketiga, yaitu bila ada pihak
ketiga yang menderita kerugian yang disebabkan oleh kendaraan bermotor yang
diasuransikan dalam suatu kecelakaan). Kerugian pihak ketiga tersebut
ditanggung oleh polis untuk maksimum pelayanan Rp. 10.000.000,-.
Maka Perhitungan premi untuk Jaminan Pertanggungan selama satu tahun:
Premi dasar: 2,22% x Rp. 100.000.000,- = Rp. 2.220.000,-
Premi TJH: 0,10% x Rp. 100.000.000,- = Rp. 100.000,-
Biaya materai = Rp. 12.000,-
Biaya polis = Rp. 10.000,-
Premi selama satu tahun = Rp. 2.342.000,-
Jurnal Pada saat terjadinya Piutang Premi (5 Januari 2013):
Piutang Premi Rp. 2.342.000,-
Pendapatan Premi Rp. 2.342.000,-
Jurnal Pada saat Premi dibayar (dengan ketentuan yang telah disepakati
dalam polis, pembayaran dilakukan 10 hari dari tanggal polis terbit):
16 Juanuari 2013 : Kas Rp. 2.342.000,-
Piutang Premi Rp. 2.342.000,-
Pendapatan lain-lain merupakan pendapatan yang diterima perusahaan yang
non-berupa pendapatan komisi dan jasa giro bank. Pendapatan komisi yang diperoleh
dari transaksi reasuransi dicatat sebagai pengurang beban komisi, dan diakui
dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya. Tetapi apabila jumlah komisi yang
diperoleh lebih besar dibandingkan dengan beban komisi yang harus dikeluarkan
perusahaan untuk membayar jasa agen, maka selisih tersebut yang dicatat sebagai
pendapatan komisi dalam laporan laba rugi. Sedangkan pendapatan jasa giro bank
diakui pada saat laporan rekening dari pihak bank diterima pada akhir bulan.
Jumlah pendapatan yang diakui addalah bungan dikurangi dengan biaya
administrasi.
Jurnal pencatatan pendapatan jasa giro:
Bank xxx
Pendapatan jasa giro xxxx
E.2 Prosedur Pengeluaran Kas Perusahaan
Beban-beban yang terjadi pada PT. Jasa Raharja Putera Medan dapat dibagi
atas:
a. Beban Underwriting, terdiri dari beban klaim dan beban komisi/reduksi,
b. Beban Non operasional, terdiri dari beban usaha yaitu beban pemasaran,
beban umum dan beban administrasi,
c. Beban lain-lain.
Beban klaim meliputi klaim yang disetujui, klaim dalam proses penyelesaian
termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan dan beban penyelesaian
memenuhi klaim. Ketika tertanggung melapor mengenai kerugian yang
dialaminya, PT. Jasa Raharja Putera Medan akan melakukan survei mengenai
kelayakan dan jumlah kerugian dari tertanggung tersebut layak ditutup atau tidak.
Bila ternyata layak, maka ditentukan besarnya ganti rugi yang akan diterima
tertanggung, jumlah ganti rugi akan dicatat di dalam laporan kerugian Sementara,
besarnya ganti rugi dapat lebih kecil atau sama dengan jumlah ganti rugi yang
disepakati untuk ditanggung perusahaan. Apabila tertanggung setuju dengan
jumlah ganti rugi, maka kantor cabang membayar jumlah ganti rugi.
Pada saat tertanggung melapor:
Beban klaim sementara xxx
Hutang klaim sementara xxx
Hutang klaim sementara xxx
Pada saat perusahaan membayar klaim pada tertanggung:
Hutang klaim xxx
Kas/bank xxx
Kebijakan pengakuan beban klaim pada PT. Jasa Raharja Putera Medan
adalah beban klaim diakui pada saat laporan Kerugian Pasti Terbit. Akan tetapi,
khusus untuk asuransi kebakaran (file) beban klaim diakui pada saat Surat
Perintah pembayaran diterima kantor cabang dari kantor pusat. Kebijakan ini akan
mempengaruhi pengakuan beban klaim pada periode berjalan dan akan
Contoh transaksi beban klaim asuransi kebakaran (fire) yang terjadi di
perusahaan untuk periode satu tahun: PT. Varia sebagai tertanggung mengajukan
klaim untuk asuransi kebakaran kepada PT. Jasa Rharja Putera medan tanggal 10
Mei 2013. Perusahaan melakukan estimasi kerugian (survei) kelayakan dan
jumlah kerugian dari tertanggung tersebut. Selanjutnya, perusahaan mengeluarkan
laporan kerugian Sementara tanggal 10 Juni 2006 dengan jumlah estimasi
kerugian sebesar Rp. 55.000.000,-. Perusahaan telah menetapkan bahwa kerugian
dari PT. Varia layak ditutup dari hasil survei akhir, dan kemudian perusahaan
mengeluarkan laporan Kerugian pasti terbit tanggal 20 Juni 2013 dengan jumlah
ganti rugi kepada PT.varia sebesar Rp.55.000.000,-. Perusahaan (PT. Jasa Raharja
Putera Medan) mengirimkan laporan Kerugian Pasti ke kantor pusat tanggal 25
juni 2013. Berdasarkan bukti laporan kerugian pasti dari kantor cabang, kantor
pusat membuat surat perintah pembayaran yang diotorisasi oleh satu direksi
dikantor pusat beserta cek. Kantor pusat mengirimkan surat perintah pembayaran
ke kantor cabang pada tanggal 2 juli 2013. Perusahaan mengakui dan mencatat
beban klaim pada saat surat Perintah Pembayaran dan Cek diterima yaitu pada
tanggal 5 Juli 2013, dengan jurnal:
Beban Klaim PT. Varia Rp. 55.000.000,-
Hutang Klaim PT. Varia Rp. 55.000.000,-
Pada saat perusahaan membayar klaim pada tertanggung, perusahaan
mencatat:
Hutang Klaim PT. Varia Rp. 55.000.000,-
F. ANALISA DAN EVALUASI
F.1 Analisia dan evaluasi unsur-unsur Pengawasan Intern kas
Penerapan unsur-unsur pengawasan intern kas pada PT. JASA RAHARJA
PUTERA Cabang medan sepenuhnya dilakukan dengan baik. Struktur organisasi
melakukan pemisahan fungsi-fungsi penyimpanan dan pencatatan kas. Hal ini
dilakukan agar kas tidak diseleengkan dan dalam pengeluaran dan penerimaan
kasnya perusahaan menggunakan kwitansi sebagai bukti dan mencatatnya dalam
buku kas.
Dengan merancang unsur-unsur pengawasan intern tersebut, setiap
transaksi baik itu penjualan jasa, pembayaran biaya-biaya akan dicatat dan
disajikan dengan ketelitian dan keandalan yang tinggi, karena dilaksanakan oleh
berbagai fungsi yang saling mengadakan pengecekan intern atas
dokumen-dokumen yang dihasilkan melalui system otorisasi yang baik. Pengawasan intern
dikatakan baik jika perusahaan telah melaksanakan unsur-unsur pengawasan
intern tersebut, maka apa yang diharapkan dari pengawasan intern akan tercapai
seperti :
a. Data akuntansi yang diperoleh akan akurat dan dapat diandalkan.
b. Kekayaan perusahaan akan terlindungi dari orang-orang yang ingin
melakukan penyelewengan atau penggelapan.
c. Pelaksanaan operasi perusahaan akan efektif.
d. Tidak terdapat penyimpangan atas kebijaksanaan yang telah ditetapkan
manajemen.
PT. JASA RAHARJA PUTERA Cabang medan juga melakukan inspeksi
perusahaan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat kecurangan yang
dilakukan karyawan dalam menyusun laporan keuangan perusahaan, dengan
adanya inspeksi mendadak karyawan tersebut tidak memiliki waktu untuk
melakukan perbaikan.
F.2 Analisa dan evaluasi pengawasan Intern Penerimaan Kas
Prosedur penerimaan kas dalam perusahaan perlu dirancang sedemikian
rupa sehingga kemungkinan tidak tercatat atau tidak diterima kas perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Terdapat pemisahan tugas antara yang menyimpan, yang menerima dan
yang mencatat penerimaan uang.
b. Setiap penerimaan uang langsung disetor ke bank sebagaimana adanya.
Prosedur penerimaan kas yang dilakukan perusahaan menurut penulis
sudah baik, karena :
a. Sistem pencatatan penerimaan kas yang dilakukan oleh asisten manajer
anggaran yaitu mencatat penerimaan pada saat uang tersebut diterima,
kemudian asisten akuntansi dan pelaporan mencatat penerimaan kas
tersebut serta memberikan pertanggungjawaban yang efektif terhadap
jumlah uang yang diterima dan membuat laporan keuangan.
b. Pencatatan bukti dengan segera sepanjang penerimaan kas tersebut telah
dibuktikan dengan bukti-bukti, maka pencatatannya kedalam pembukuan
dilakukan dengan segera oleh bendahara sampai proses selanjutnya
diserahkan kepada bagian akuntansi untuk diproses lebih lanjut.
c. Penggunaan bukti yang telah dirancang dengan baik, dimana
penerimaan kas yang telah dirancang sedemikian rupa ataupun dibuat
dalam bentuk yang sederhana dan mudah dimengerti cara pemakaiannya.
d. Penyimpangan bukti-bukti pendukung dalam tempat yang rapi dan
berurutan.
Berikut adalah anggaran penerimaan kas pada PT. Jasa raharja Putera Cabang
medan periode Bulan Januari - Juni 2013 :
PT. JASA RAHARJA PUTERA CABANG MEDAN
Anggaran Penerimaan Kas
Triwulan 1 Tahun 2013
TABEL 1.3
8.100.000 8.910.000 9.720.000 11.340.000 12.960.000 11.340.000
Piutang 4.389.000 5.967.900 6.520.000 7.512.000 8.618.400 7.968.600
Jumlah 12.249.0008 14.877.900 16.240.800 18.852.600 21.578.400 19.308.600
Keterangan Anggaran Penerimaan Kas:
1. Penjualan Tunai Neto (dari data Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai)
F.3 Analisa Evaluasi Pengawasan Intern Pengeluaran Kas
Pengeluaran kas oleh PT. JASA RAHARJA PUTERA Cabang medan hanya
dilakukan bila ada bukti pendukung yang sah dan melalui proses pemeriksaan
yang telah ditetapkan. Bukti pengeluaran kas tersebut selanjutnya dijadikan bukti
kas keluar. melihat prosedur pengeluaran kas tersebut menunjukkan usaha yang
maksimal dan pengawasan pengeluaran kas dari kemungkinan penyelewengan
kas.
Pada dasarnya untuk dapat menghasilkan system pengawasan yang efektif,
prosedur pengeluaran kas perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Sistem pengeluaran dilakukan dengan cek. Pengeluaran dalam jumlah
kecil dilakukan melalui dana kas kecil
b. Semua pengeluaran kas harus memperoleh persetujuan dari pihak yang
berwewenang terlebih dahulu
c. Terdapat pemisahan tugas antara yang berhak menyetujui pengeluaran kas,
yang menyimpan uang kas dan melakukan pengeluaran serta yang
mencatat pengeluaran kas.
Berdasarkan uraian tersebut, bahwa pengawasan intern pengeluaran kas
yang dilakukan PT. JASA RAHARJA PUTERA cabang medan sudah terlaksana
dengan baik. Hal ini ditandai dengan :
1. Setiap pengeluaran yang terjadi harus ditandai dengan bukti atau cek
2. Semua cek bernomor urut
3. Cek ditandatangani oleh yang berwenang atau pejabat yang ditunjuk
5. Cek ditandatangani kalau faktur dan bukti-bukti pendukung lain terlampir
Berikut adalah anggaran pengeluaran kas pada PT. Jasa raharja Putera
Cabang medan periode Bulan Januari - Juni 2013 :
PT. JASA RAHARJA PUTERA CABANG MEDAN
Anggaran Pengeluaran Kas
Triwulan 1 Tahun 2013
TABEL 1.4
Pembelian bahan baku tunai
Pembelian bahan baku kredit
1.500.000
Jumlah 4.000.000 5.300.000 7.600.000 7.850.000 7.950.000 12.600.000
Keterangan Anggaran Pengeluaran Kas:
1. Pembelian bahan baku tunai: Data pembelian bahan baku x 0,3 (dari
perencanaan pembelian bahan baku 30% secara tunai). Misal, pada bulan
Januari (Rp 5.000.000 x 0,3 = Rp 1.500.000)
2. Pembelian bahan baku kredit: Data pembelian bahan baku x 0,7 (dari
perencanaan pembelian bahan baku 70% secara kredit dibayar bulan
berikutnya). Misal, pada bulan Februari (Rp 5.000.000 x 0,7 = Rp
3.500.000)
3. Pembayaran hutang: Data didapat dari soal bahwa Januari sebesar Rp
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab terakhir ini penulis akan merumuskan kembali pembahasan
dalam bentuk kesimpulan serta mencoba memberikan saran yang diharapkan
bermanfaat bagi perusahaan. Kesimpulan dan saran ini didasarkan atas uraian
tentang perencanaan dan pengawasan kas ditinjau dari sudut teori dan analisanya
terhadap pelaksanaan perencanaan dan pengawasan kas.
A.Kesimpulan
Perencanaan dan pengawasan kas pada perusahaan ini telah dilaksanakan
dengan baik, hal ini dapat dilihat dengan diterapkannya suatu sistem pengawasan
intern dalamperusahaan. Secara umum pengawasan intern kas dalam perusahaan
dinilai cukup baik dan memadai karena perusahaan ini telah melaksanakan teknik
pengawasan intern kas antara lain :
1. PT. Jasa Raharja Putera Medan, jalan Gatot Subroto No. 142 Medan, yaitu
suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan jasa asuransi
kerugian umum (general insurance). Jasa yang diberikan adalah kesediaan
menanggung resiko yang diderita oleh orang lain, yang dinyatakan dalam
bentuk polis.
2. Pengawasan yang diterapkan pada PT. Jasa Raharja Putera Cabang Medan
melibatkan seluruh bagian yang bertanggung jawab terhadap jalannya
3. Anggaran penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan oleh PT. Jasa
Raharja Putera Cabang Medan telah diterapkan secara efektif karena telah
memenuhi criteria yang telah ditetapkan.
4. Pertanggung jawaban transaksi kas yang terjadi diterapkan dalam bentuk
tulisan dan didukung dengan bukti-bukti. Sehingga PT. Jasa Raharja
Putera Cabang Medan dapat mengurangi peluang terjadinya
penyelewengan, kerugian atau kesalahan yang tidak disengaja dalam
akuntansi dan pengendalian kas.
5. Struktur organisasi perusahaan membagi tugas dan tanggung jawab yang
jelas dan benar sehingga pelaksanaan pengawasan intern kas dapat
dilaksanakan dengan baik.
6. Prosedur penerimaan dan pengeluaran kas pada PT. Jasa Raharja Putera
Cabang Medan sudah baik, hal ini ditandai dengan penggunaan formulir
penerimaan dan pengeluaran ka yang terlaksana dengan baik.
B.Saran
Dari kesimpulan dan hasil pembahasan, penulis memberikan saran guna
meningkatkan pengawasan terhadap transaksi kas di perusahaan yang mungkin
dapat membantu mencapai tujuan organisasi secara umum. Sebaiknya system
pengawasan yang telah ada dipantau secara teratur sehingga dapat berfungsi
seefektif mungkin dan kelemahan yang ada dapat segera diadakan perbaikan.
Perhatian terhadap anggaran penerimaan dan pengeluaran kas ditingkatkan.
1. Sebaiknya perusahaan membuat secara terperinci mengenai
unsur-unsur pendapatan lain-lain (pendapatan non operasional) dan beban
karakteristik kualitatif laporan keuangan tersebut dapat dipahami dan
dimengerti oleh pengguna laporan keuangan tersebut untuk
pengambilan keputusan ekonomi.
2. Pengawasan sebaiknya dilakukan secara berkala dalam menjalankan
prosedur penerimaan kas dan pengeluaran kas.
3. Sebaiknya struktur organisasi juuga memungkinkan atasan untuk
mengetahui dengan tepat kelemahan-kelemahan organisasi, seperti
DARTAR PUSTAKA
HS. Hadibroto, Masalah Akuntansi, Buku Satu Lembaga Penerbit FE UI,
Jakarta, 1984
Hadi Roesoenah, R. Soemitha. Manajerial Accounting, Edisi baru, Penerbit
Tarsito, Bandung, 1985
Munandar, M. Budgeting, Cetakan ke-6, Penerbit Fakultas Ekonomi UGM,
Yogyakarta, 1993
Welseh, Glen. A, Anggaran Perencanaan dan Pengendalian Laba, Edisi