• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Kompos yang diperkaya Asam Humat dan Bakteri Endofit untuk Pengendalian Penyakit Blas pada Tanaman Padi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aplikasi Kompos yang diperkaya Asam Humat dan Bakteri Endofit untuk Pengendalian Penyakit Blas pada Tanaman Padi"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI KOMPOS YANG DIPERKAYA ASAM HUMAT

DAN BAKTERI ENDOFIT UNTUK PENGENDALIAN

PENYAKIT BLAS PADA TANAMAN PADI

DISKA DWI LESTARI

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Aplikasi Kompos yang diperkaya Asam Humat dan Bakteri Endofit untuk Pengendalian Penyakit Blas pada Tanaman Padi adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2014

Diska Dwi Lestari

(4)
(5)

ABSTRAK

DISKA DWI LESTARI. Aplikasi Kompos yang diperkaya Asam Humat dan Bakteri Endofit untuk Pengendalian Penyakit Blas pada Tanaman Padi. Dibimbing oleh BONNY POERNOMO WAHYU SOEKARNO.

Penyakit blas yang disebabkan oleh Pyricularia oryzae Cavara merupakan penyakit penting pada tanaman padi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh asam humat terhadap pertumbuhan bakteri endofit non patogen secara in vitro dan menguji pengaruh kompos yang diperkaya asam humat dan bakteri endofit secara in vivo untuk mengendalikan penyakit blas pada tanaman padi yang disebabkan oleh P. oryzae. Metode penelitian yang dilakukan terdiri dari isolasi bakteri endofit batang dan daun padi; pengujian secara in vitro dengan menumbuhkan bakteri endofit non patogen pada media tumbuh dengan taraf konsentrasi asam humat 0.1%, 0.2%, dan 0.5%; karakterisasi bakteri terpilih; dan pengujian in vivo dengan mengaplikasikan kompos yang diperkaya bakteri endofit terpilih yaitu bakteri I dan asam humat dengan konsentrasi 0.2%. Perlakuan yang diuji yaitu kontrol positif, kontrol negatif, asam humat, bakteri, asam humat + bakteri. Uji in vitro menunjukkan bakteri I dapat tumbuh dengan baik pada konsentrasi 0.2%. Kemudian pada uji in vivo aplikasi asam humat dapat menekan keparahan penyakit sebesar 7.52%.

Kata kunci: asam humat, bakteri endofit, blas, kompos, P. oryzae, tanaman padi.

(6)
(7)

©Hak Cipta milik IPB, tahun 2014 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumk an atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

(8)
(9)

APLIKASI KOMPOS YANG DIPERKAYA ASAM HUMAT

DAN BAKTERI ENDOFIT UNTUK PENGENDALIAN

PENYAKIT BLAS PADA TANAMAN PADI

DISKA DWI LESTARI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada

Departemen Proteksi Tanaman

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(10)
(11)

Judul Skripsi : Aplikasi Kompos yang diperkaya Asam Humat dan Bakteri Endofit untuk Pengendalian Penyakit Blas pada Tanaman Padi

Nama Mahasiswa : Diska Dwi Lestari

NIM : A34090036

Disetujui oleh,

Dr. Ir. Bonny P.W. Soekarno ,MS. Dosen Pembimbing

Diketahui oleh,

Dr. Ir. Abdjad Asih Nawangsih, MSi Ketua Departemen Proteksi Tanaman

(12)
(13)
(14)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas

akhir ini yang berjudul “Aplikasi Kompos yang diperkaya Asam Humat dan Bakteri Endofit untuk Pengendalian Penyakit Blas pada Tanaman Padi” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Bonny P.W. Soekarno, MS. selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan perhatian, motivasi, dan bimbingan selama penelitian dan proses penulisan skripsi. Dra. Dewi Sartiami, M.Si selaku dosen penguji tamu yang telah memberikan kritik dan saran untuk penyempurnaan penulisan skripsi. Ir. Ivone Oley Sumarauw, M.Si. atas pengarahan yang diberikan kepada penulis selama penelitian bakteri. Seluruh staf Departemen Proteksi Tanaman IPB baik dosen pengajar, laboran, petugas teknis, dan yang lainnya. Keluarga tercinta ayah, ibu, kakak, serta seluruh keluarga atas segala doa dan kasih sayang yang selalu diberikan. Bapak Boni petani Desa Situ Gede dan Bapak Slamat yang banyak membantu penelitian di sawah. Bapak Muchsin yang telah menyediakan asam humat. Teman-teman Laboratorium Mikologi Tumbuhan dan Laboratorium Bakteri atas bantuan dan motivasi yang diberikan selama penelitian. Teman-teman dan sahabat seperjuangan angkatan 46 di Departemen Proteksi Tanaman, serta pihak lain yang turut membantu dalam pelaksanaan tugas akhir ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2014 Diska Dwi Lestari

(15)
(16)

DAFTAR ISI

Pengujian Patogenisitas Bakteri Endofit 3

Kemampuan Tumbuh Bakteri Endofit pada Media Tumbuh Asam

Humat 4

Karakterisasi Bakteri Endofit 4

Analisis Biologi dan Kimia Tanah 4

Pengujian In vivo 5

Analisis Data 6

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Eksplorasi Bakteri Endofit pada Tanaman P adi 7

Pengujian Patogenisitas Bakteri Endofit 7

Pengujian In vitro 7

Karakterisasi Bakteri Endofit 9

Analisis Biologi dan Kimia Tanah 10

(17)
(18)

DAFTAR TABEL

1 Daftar isolat dan hasil uji hipersensitif bakteri pada tanaman tembakau 7

2 Kemampuan tumbuh bakteri pada media tumbuh dengan konsentrasi asam humat 0.5%, 0.2%, dan 0.1% 8 1 Jumlah koloni isolat bakteri pada media tumbuh dengan penambahan asam humat konsentrasi 0.1%, 0.2%, dan 0.5% selama 24 jam 9

2 Jumlah koloni isolat bakteri pada media tumbuh dengan penambahan asam humat konsentrasi 0.1%, 0.2%, dan 0.5% selama 48 jam 9

(19)
(20)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penyakit blas pada padi yang disebabkan P. oryzae merupakan salah satu gangguan utama dalam budidaya tanaman padi di Indonesia. Pada tahun 2012 penyakit blas telah menimbulkan kerugian sebesar 0.11% dari produksi nasional (BBPOPT 2012). Pengendalian penyakit blas telah banyak dilakukan dengan penggunaan fungisida sintetik. Akan tetapi, aplikasi fungisida tersebut menimbulkan keracunan terhadap manusia dan hewan. Selama 40 tahun penggunaan pestisida tidak menurunkan kehilangan hasil panen oleh hama dan penyakit (Kumar et al. 2010; Walters 2009a).

Salah satu cara pengendalian penyakit blas yang dikembangkan adalah peningkatan kesehatan tanaman melalui perbaikan kultur teknis. Menurut Walters (2009b) kultur teknis merupakan cara pengendalian penyakit tanaman yang efektif. Pengendalian secara kultur teknis yaitu dengan melakukan cara budidaya yang tepat misalnya dengan pemupukan yang seimbang. Nutrisi dari pemupukan yang seimbang menjadikan tanaman menjadi sehat dan mampu meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan penyakit.

Penambahan dan pemberian kompos pada media tanam merupakan cara untuk meningkatkan ketersediaan nutrisi yang dibutuhkan tanaman, sehingga nutrisi tanah lebih lengkap dan seimbang. Berdasakan penelitian, Ihdaryanti (2011) menjelaskan bahwa asam humat merupakan senyawa organik yang dapat ditambahkan pada kompos karena asam humat dapat meningkatkan kandungan C-organik, N-total, P-tersedia, dan KTK. Nardi et al. (1996) melaporkan bahwa asam humat juga dapat meningkatkan jumlah anakan pada tanaman padi. Asam humat memiliki peranan penting dalam mendukung kehidupan mikroorganisme tanah. Asam organik ini dapat meningkatkan permeabilitas membran, menstimulasi hormon, serta meningkatkan aktivitas enzim.

Aplikasi kompos yang diperkaya dengan mikroba endofit memberikan hasil yang lebih baik terhadap pertumbuhan dan kesehatan tanaman. Sejumlah bakteri endofit dari jaringan tanaman dapat mengendalikan penyakit yang disebabkan cendawan pada padi. Bakteri endofit non patogen yang banyak digunakan dalam mengendalikan cendawan patogen dan bakteri patogen pada padi yaitu Bacillus

(21)

2

Tujuan Penelitian

Menguji pengaruh asam humat terhadap pertumbuhan bakteri endofit non patogen secara in vitro dan menguji pengaruh kompos yang diperkaya asam humat dan bakteri endofit secara in vivo untuk mengendalikan penyakit blas pada tanaman padi yang disebabkan oleh P. oryzae.

Manfaat

(22)

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor dan di lahan sawah Desa Situ Gede Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor. Penelitian berlangsung dari

tetramethyl-p-phenilendiamine dihydroksichloride, alkohol 70%, kloroks, kentang, asam humat, jerami, kapur tohor, tanaman tembakau, KOH, fungisida yang telah dicampur kapur tohor. Selanjutnya tumpukan jerami ditutup rapat dengan terpal dan diinkubasi selama 8 minggu. Setiap 3 hari sekali jerami dibalik dan ditambahkan air (Ekawati 2003).

Ekplorasi Bakteri Endofit

Bakteri endofit diisolasi dari tanaman paling sehat di antara tanaman padi yang menunjukkan gejala blas. Tanaman dicuci dengan air mengalir, kemudian dipisahkan batang dan daun. Batang ditimbang 4 g dan daun 2 g, masing-masing Masing-masing koloni diisolasi berdasarkan keanekaragaman bentuk morfologi (Safitri 2012).

Pengujian Patogenisitas Bakteri Endofit

Bakteri 1 ose ditumbuhkan pada 5 ml media LB dalam tabung reaksi sehingga terbentuk suspensi bakteri. Media LB tersebut diguncangkan dengan

(23)

4

Kemampuan Tumbuh Bakteri Endofit pada Media Tumbuh Asam Humat Konsentrasi asam humat yang digunakan dalam pengujian in vitro adalah 0.1%, 0.2%, dan 0.5% pada media NA (Rahmania 2011). Bakteri non patogen digoreskan pada media NA dengan masing-masing konsentrasi, bakteri diinkubasi selama 3 hari pada suhu ruang dan diamati koloni bakteri yang tumbuh dan tidak tumbuh. Kemudian dipilih 5 isolat bakteri yang tumbuh lebih cepat dan lebih banyak pada media tumbuh dengan konsentrasi asam humat, selanjutnya bakteri terpilih dibuat suspensi bakteri. Sebanyak 0.1 ml suspensi masing-masing isolat bakteri terpilih diencerkan 10-1 sampai 10-8, dan selanjutnya sebanyak 0.1 ml diteteskan pada media tumbuh NA yang sudah ditambahkan asam humat. Pengamatan dilakukan 24, 48, dan 72 jam setelah inkubasi pada media NA. Keefektifan media dilihat dari pertumbuhan koloni bakteri dalam media.

Karakterisasi Bakteri Endofit

Karakterisasi bakteri endofit terdiri dari uji gram, uji pigmen fluorescent, dan pengujian LOPAT (levan, reaksi oksidasi, aktifitas pektolitik, uji arginin, dan reaksi hipersensitif). Pengujian gram yaitu dengan mencampurkan 1 ose bakteri dengan setetes KOH 3%. Lalu angkat ose secara perlahan. Reaksi bakteri gram negatif terlihat adanya lendir yang ikut terangkat jarum ose, sedangkan reaksi bakteri positif terlihat apabila tidak ada lendir yang ikut terangkat jarum ose. Pengujian bakteri gram negatif dilanjutkan dengan pengujian fluorescent yaitu

bakteri digoreskan pada media King’s B, kemudian diinkubasi pada suhu ruang di

bawah sinar uv (366nm) selama 48 jam. Reaksi golongan fluorescent terlihat bakteri berwarna hijau kebiruan dan berpendar.

Uji levan yaitu dengan menggoreskan isolat bakteri pada media levan. Uji oksidase yaitu menggoreskan isolat bakteri pada kertas saring, lalu ditetesi larutan

kovac’s oksidase (tetramethylparaphenylenediamine dihydrochloride). Apabila dalam waktu 10 detik, isolat bakteri di kertas berubah warna menjadi ungu maka hasilnya adalah positif. Uji aktifitas pektolitik yaitu dengan menggoreskan satu koloni bakteri pada permukaan kulit dan daging kentang, reaksi positif ditunjukkan dengan membusuknya permukaan. Uji Arginin yaitu dengan meletakkan bakteri pada media Thornley 2A lalu menggenangi permukaan media dengan minyak parafin, reaksi positif ditujukkan perubahan warna bakteri menjadi merah muda (Schaad et al. 2001).

Analisis Biologi dan Kimia Tanah

Sebelum perlakuan diambil 10 g contoh tanah dari tanah yang akan dijadikan media tumbuh padi. Kemudian tanah tersebut dicampur dengan 10 ml larutan fisiologis (NaCl 8.5 g/l), selanjutnya diguncang dengan menggunakan

(24)

5 Perlakuan penambahan bakteri endofit terpilih sebanyak 10 ml dengan kepadatan 108 cfu/ml, dan asam humat dengan konsentrasi terpilih sebanyak 12 ml/5kg tanah.

Perlakuan percobaan terdiri dari: 1. Kompos ulangan terdiri dari 10 rumpun (tanaman). Pengamatan dilakukan seminggu sekali selama 7 minggu. Pengamatan dimulai dari 2 minggu setelah tanam (MST) dengan menghitung keparahan penyakit berdasarkan formula IRRI (1996):

Keterangan:

(25)

6

Analisis Data

(26)

7

HASIL DAN PEMBAHASAN

Eksplorasi Bakteri Endofit pada Tanaman Padi

Sebanyak 29 isolat bakteri endofit dapat diisolasi dari tanaman padi varietas Ciherang berumur 8 minggu. Dari bagian batang padi dapat diisolasi 18 isolat bakteri endofit dan 11 isolat dari bagian daun.

Pengujian Patogenisitas Bakteri Endofit

Pada pengujian hipersensitif, isolat bakteri yang bersifat patogen menunjukkan gejala nekrotik pada daun tembakau, sedangkan bakteri non patogen tidak menimbulkan gejala pada daun tembakau (Tabel 1). Hasil uji hipersensitif menunjukkan 8 isolat bakteri bersifat patogen dan 21 isolat bersifat non patogen. Isolat bakteri endofit yang bersifat patogen adalah isolat PS, XS, A, B, D, F, J, dan K.

Tabel 1 Daftar isolat dan hasil uji hipersensitif bakteri pada tanaman tembakau No Kode

Keterangan: aketerangan tanda menunjukkan reaksi negatif, + reaksi positif.

Pengujian In vitro

(27)

8

Keterangan: aKeterangan tanda menunjukkan tidak tumbuh, tumbuh, tumbuh cepat.

(28)

9

Gambar 1 Jumlah koloni isolat bakteri pada media tumbuh dengan penambahan asam humat konsentrasi 0.1%, 0.2%, dan 0.5% selama 24 jam

Gambar 2 Jumlah koloni isolat bakteri pada media tumbuh dengan penambahan asam humat konsentrasi 0.1%, 0.2%, dan 0.5% selama 48 jam

Gambar 3 Jumlah koloni isolat bakteri pada media tumbuh dengan penambahan asam humat konsentrasi 0.1%, 0.2%, dan 0.5% selama 72 jam

Karakterisasi Bakteri Endofit

(29)

10

viscid (seperti lendir) (Pelczar dan Cha 1986). Uji pada media KB menunjukkan bakteri I mengeluarkan pigmen flourescens karena berpendar di bawah sinar UV dan termasuk golongan Pseudomonas. Bakteri I dibandingkan terhadap bakteri

P. syringae yaitu bakteri patogen yang mengeluarkan pigmen flourescens

dengan uji LOPAT. Hal ini untuk memastikan sifat non patogen pada bakteri I

Keterangan: aketerangan tanda menunjukkan reaksi negatif, + reaksi positif.

Pada Tabel 3, bakteri I menunjukkan reaksi negatif pada uji levan sehingga bakteri I dinyatakan tidak mempunyai enzim yang dapat mengubah sukrosa menjadi levan. Sedangkan pada uji kovaks oksidase bakteri I memberikan reaksi postif karena bakteri I menghasilkan sitokrom oksidase. Uji pektolitik bakteri I menunjukkan reaksi negatif karena bakteri I tidak menghasilkan enzim pektinase. Bakteri I menunjukkan reaksi positif pada uji arginin, hal ini menunjukkan bahwa bakteri I bersifat basa pada kondisi anaerob. Berdasarkan hasil pengujian LOPAT, bakteri I dikelompokkan sebagai P. flourescens yang bersifat non patogen (Schaad et al. 2001).

Analisis Biologi dan Kimia Tanah

(30)

11

Tabel 4 Jumlah rata-rata bakteri dan cendawan sebelum dan sesudah perlakuan

Keterangan: aKeterangan tanda A perlakuan asam humat, B perlakuan bakteri I, AB perlakuan asam humat+bakteri I, K+ perlakuan kontrol positif , K- perlakuan kontrol negatif. bangka- angka pada kolom yang sama diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji selang berganda Duncan pada taraf nyata 5%.

Penambahan bakteri I (Perlakuan B) tidak meningkatkan jumlah mikroorganisme tanah karena bakteri I termasuk organisme tambahan (zimogen) yang membutuhkan sumber energi dari luar dan populasi normalnya dalam tanah sangat rendah sehingga populasi semakin lama semakin menurun karena semakin habis substrat yang digunakannya. Meskipun tidak berbeda nyata, penambahan asam humat pada media tanam cenderung meningkatkan jumlah koloni cendawan.

Peran komunitas biologis di bawah permukaan tanah menjadikan tanah pertanian subur karena jaring-jaring makanan di dalamnya adalah bagian dari siklus energi, siklus hara, dan siklus air bagi kehidupan tanaman di atasnya (Yulipriyanto 2010). Bakteri mendominasi populasi mikrobiologi dalam tanah karena mikroorganisme lain yaitu cendawan tidak dapat tumbuh tanpa adanya oksigen (Rao 1994). Hasil analisis kimia tanah menunjukkan peningkatan C (Karbon) dan pH. Hal ini diduga karena adanya aktivitas bakteri dan mikroba lain sebagai respon terhadap pertumbuhan asam humat dan kompos.

Pengujian In vivo

Hasil pengujian in vivo (Gambar 4) meskipun tidak menunjukkan perbedaan secara nyata, penambahan asam humat 0.2% dan suspensi bakteri I secara tunggal cenderung dapat menurunkan tingkat keparahan penyakit blas dibandingkan kontrol negatif. Pada pengamatan terakhir, penambahan asam humat 0.2% pada media tumbuh menekan keparahan penyakit blas sebesar 7.52%, sedangkan penambahan suspensi bakteri I menekan 4.78% dan penambahan fungisida sintetik (kontrol positif) menekan 22.07%. Asam humat memiliki kemampuan mendorong aktifitas mikrob tanah yang bermanfaat untuk membusukkan bahan organik dan sisa tanaman, meningkatkan nutrisi tanaman, meningkatkan pertumbuhan tanaman, meningkatkan pengendalian biologi, memperbaiki agregat tanah (Mayhew 2004; Kennedy 2005).

(31)

12

Gambar 4 Pengaruh perlakuan terhadap keparahan penyakit blas

Gambar 5 Pengaruh perlakuan terhadap tinggi tanaman padi

Data agronomis pada percobaan in vivo (Gambar 5) menunjukkan penambahan asam humat 0.2% dan suspensi bakteri I tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman dibandingkan kontrol negatif maupun positif. Meskipun demikian, penambahan asam humat dan suspensi bakteri I meningkatkan jumlah malai pada tanaman padi (Tabel 5).

(32)

13

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Pada percobaan in vitro, isolat bakteri I merupakan isolat bakteri endofit potensial untuk pengendalian penyakit blas pada padi. Aplikasi kompos yang diperkaya asam humat 0.2% pada percobaan in vivo mampu menekan penyakit blas pada padi sebesar 7.52%, sedangkan kompos yang diperkaya bakteri endofit mampu I menekan sebesar 4.78%.

Saran

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Balai Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan. 2012. Evaluasi OPT penting di Indonesia Oktober-Maret 2012 [Internet]. [diunduh 2012 September 26]. Tersedia pada: http://bbpopt.info/berita.

Elbeltagy A, Nishioka K, Suzuki H, Sato T, Sato Y, Morisaki H, Mitsui H, Minamisawa K. 2000. Isolation and characterization of endophytic bacteria from wild and traditionally cultivated rice varieties. J Soil Sci Plant Nutr.

46(3):617-629. Tersedia pada: http:// dx.doi.org/10/1080/00380768.2000.1 0409127.

Ekawati I. 2003. Pengaruh pemberian inokulum terhadap kecepatan pengomposan jerami padi. J Trop. 11(2):144-152.

Hadioetomo R. 1999. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta (ID): UI Press. Hendra. 2009. Optimasi kompos bioaktif dengan penambahan asam Humat dan

asam fulvat untuk meningkatkan ketahanan tanaman mentimun terhadap serangan Pythium spp. penyebab penyakit rebah kecambah [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Ihdaryanti MA. 2011. Pengaruh asam humat dan cara pemberiannya terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman padi (Oryza sativa) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

IRRI. 1996. Standard Evaluation System for Rice. 4th ed. Manila (PH): IRRI. Kennedy AC. 2005. Rhizosphere. Di dalam: David MS, Jeffry JF, Peter GH,

David AZ, editor. Principles and Applications of Soil Microbiology. 2nd ed. New Jersey (US): Pearson Education. hlm 242-262.

Kumar Ashok, Singh Priyanka, Dubey NK. 2010. Botanicals in agricultural pest management. Di dalam: Arya A, Perello AE, editor. Management of Fungal Plant Pathogens. Wallingford (GB): CAB International. hlm 14-27.

Mattjik AA, Sumertajaya M. 2006. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Mayhew L. 2004. Humic substances in Biological Agriculture. Acres USA (US). dalam: Piccolo A, editor. Humic Substances in Terrestrial Ecosystems. Amsterdam (NL): Elsevier Science. hlm 361-405.

Pelczar MJJR, Chan ECS. 1986. Dasar- Dasar Mikrobiologi. Hadioetomo RS, Imas T, Tjitrosomo SS, Angka SL, penerjemah. Jakarta (ID): UI Press. 1986. Terjemahan dari: Elements of microbiology.

Rahmania A. 2011. Keefektifan asam humat dan bakteri aktivator pada kompos untuk pengendalian rebah kecambah oleh Sclerotium rolfsii Sacc. pada kacang tanah [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

(34)

15

Riana E. 2011. Seleksi dan formulasi konsorsium bakteri untuk mengendalikan penyakit blas (Pyricularia oryzae) pada tanaman padi [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Safitri D. 2012. Potensi bakteri endofit untuk meningkatkan ketahanan tanaman lada (Piper nigrum linn.) terhadap serangan Phytophthora capsici leon penyebab penyakit busuk pangkal batang (BPB) [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Schaad NW, Jones JB, Chun W, editor. 2001. Plant Patogenic Bacteria. 3rd ed. St. Paul (US): APS Press.

Solichah YR. 2011. Eksplorasi bakteri dan cendawan yang berasosiasi dengan busuk basah pada buah pepaya (Carica papaya L.) [skripsi]. Bogor (ID):

(35)
(36)

17

Lampiran 1 Daftar nama isolat bakteri endofit hasil eksplorasi pada jaringan batang dan daun tanaman padi

cembung, tepian licin, berlendir sedikit

4 FS Warna merah muda pudar, bentuk bundar,

elevasi cembung, tepian licin

5 GS Warna merah muda kemerahan, bentuk bundar,

elevasi cembung, tepian licin

6 IS Warna jingga pudar, bentuk bundar, elevasi

cembung, tepian licin

7 KS Warna merah pudar, bentuk bundar, elevasi

cembung, tepian licin

8 MS Warna kuning pudar, bentuk bundar, elevasi

cembung, tepian licin, berlendir banyak

9 NS Warna kuning pudar, bentuk bundar, elevasi

cembung, tepian licin

10 OS Warna putih kusam, bentuk bundar, elevasi

cembung, tepian licin

11 PS Warna putih, bentuk bundar, elevasi cembung,

tepian licin, berlendir banyak

(37)

18

elevasi cembung, tepian licin

25 G Warna coklat muda, bentuk menyebar tidak

beraturan, elevasi seperti tombol, tepian berombak

26 H Warna coklat bening, bentuk menyebar tidak

beraturan, elevasi datar, tepian berombak

27 I Warna jingga bening, bentuk konsentris, elevasi penyakit blas pada tanaman padi

(38)

19

Lampiran 3 Pengaruh perlakuan A, B, AB, K+, dan K- terhadap tinggi pada tanaman padi

Perlakuana

Tinggi tanaman pada tanaman padi umur 2 MST sampai 7 MST (cm)b

MST

2 3 4 5 6 7

A 15.12a 24.04a 34.66a 41.68a 46.22ab 49.98a

B 14.72a 23.88a 35.00a 41.56a 47.78a 50.82a

AB 14.56ab 23.48a 34.30a 40.62a 46.64ab 51.8a

K+ 14.1ab 23.56a 34.25a 41.70a 47.05ab 50.96a

K- 13.18b 23.14a 34.58a 41.36a 45.52b 49.58a

(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 8 Juni 1990, sebagai putri dari ayah Abdurrachman dan ibu Sri Wahyuni. Penulis adalah putri kedua dari dua bersaudara. Tahun 2009 penulis lulus dari SMA PGRI 3 Bogor dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB dan diterima di Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian IPB.

Gambar

Tabel 1  Daftar isolat dan hasil uji hipersensitif bakteri pada tanaman tembakau
Tabel 2  Kemampuan tumbuh bakteri pada media tumbuh dengan konsentrasi asam humat 0.5 %, 0.2 %, dan 0.1 %
Tabel 4  Jumlah rata-rata bakteri dan cendawan sebelum dan sesudah perlakuan
Gambar 4  Pengaruh perlakuan terhadap             Gambar 5  Pengaruh perlakuan

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan antara grafik diatas memang tidak terlihat adanya kesamaan antara laju pertumbuhan ekonomi dengan jumlah pengangguran. Akan tetapi berdasarkan uji korelasi

Umumnya yang sangat menentukan adalah pengaturan suhu injektor dan kolom (Agusta, 2000). Pemisahan pada Kromatografi Gas dapat dilakukan pada suhu yang tetap yang biasanya

Rekrutmen bakal calon menjadi calon oleh partai atau gabungan partai, dikenal dengan seleksi partai yang merupakan seleksi tahap kedua setelah seleksi sistem dalam rangkaian

Kekhawatiran tentang proses interaksi sosial terhadap lawan jenis pada remaja tunagrahita ringan yang memiliki teman sepermainan yang sangat luas dan dapat

Permasalahan yang ditemukan mengenai hewan amfibi dan reptil yaitu pada buku teks pelajaran, informasi disuguhkan dengan minimnya ilustrasi dan lebih banyak teks yang

Ketiga nomor tersebut ditanam kembali sampai generasi ke 6 dan diseleksi kandidat mutan Gα berdasarkan fenotipe lebih pendek dari pada Slamet non mutan dan

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dalam rangka mengetahui tingkat efektifitas penerapan e-SPT terhadap pelaporan SPT

Dribble dalam permainan bola basket merupakan kegiatan menggiring bola dengan cara memantul-mantulkannya ke lantai lapangan. Tujuan dari teknik dasar ini adalah