MELALUI KEGIATAN MAGANG
DI PT SHEILS FLYNN ASIA
RIZKI ARIESETYA MARMULYAN GANY
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul
“PERANCANGAN LANSKAP KOMPLEKS METROPOLITAN JAKARTA
MELALUI KEGIATAN MAGANG DI PT SHEILS FLYNN ASIA”, adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi baik yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan pada Daftar Pustaka skripsi ini.
Bogor, April 2012
Sheils Flynn Asia)
Rizki Ariesetya M. G.1, Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, M.Agr2 1
Mahasiswa Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, IPB 2
Staf Pengajar Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, IPB
Abstract
Indonesia has many big cities, like Jakarta, Bandung, Surabaya, and others. Urban growth will also lead to the increasing demand of the property sector, such as offices, housing, roads, trade centers, and others. PT Jakarta Land is a developer who has some office complexes, one of Metropolitan Complex Jakarta is located in Jakarta Golden Triangle (Sudirman-Gatot Subroto-Rasuna Said). PT Sheils Flynn Asia as a landscape architecture consultant is trusted to redesign the complex landscape (project A125), and designing exterior landscape of World Trade Center 2 that is being built (project A126). PT Sheils Flynn Asia apply the shared space concept for A125 project. There are several issues in the complex that needs to be handled. Some of these issues are the need to simplify the hierarchy of the routes and develop shared space area, improve the quaility of pedestrian track, develop a user-friendly social space, and eco-friendly design with indigenous and low maintenance vegetation. Specifically for A126 project, PT Jakarta Land as the owner wanted to get a Building and Construction Authority (BCA) Green Mark Certificate for that building. There are several criteria to get the certificate, where the landscape designed by PT Sheils Flynn Asia to be one aspect of assessment. In addition to get some knowledge of landscape design in business area, through internship also earned technology system applied in a profesional landscape architecture company.
RIZKI ARIESETYA MARMULYAN GANY. Perancangan Lanskap Kompleks Metropolitan Jakarta Melalui Kegiatan Magang di PT Sheils Flynn Asia. Dibimbing oleh BAMBANG SULISTYANTARA.
Kegiatan magang dilakukan di PT Sheils Flynn Asia, perusahaan konsultan arsitektur lanskap yang bertempat di Bogor. Kegiatan magang dilakukan dari Bulan Maret hingga Juni 2011. PT Sheils Flynn Asia merupakan cabang Asia dari Sheils Flynn Landscape Architects LTD yang berpusat di London, UK.
Sebagai salah satu konsultan arsitektur lanskap berstandar internasional, PT Sheils Flynn Asia telah memiliki organisasi, sistem kerja, dan sistem teknologi yang baik. Semua itu didukung dengan staf yang terdiri dari beberapa bagian, yaitu direktur desain, direktur proyek, administrasi dan keuangan, tim desain, dan tim pendukung.
Tim desain terbagi menjadi arsitek lanskap senior, arsitek lanskap junior, planting specialist, dan spesialis 3D. Sementara itu tim pendukung terdiri dari technician, konsultan teknologi dan informasi, dan office boy. Sistem dan pembagian kerja pada PT Sheils Flynn Asia mengacu pada struktur organisasi sehingga komunikasi yang baik antar kedua perusahaan ini tetap terjaga.
Perusahaan ini juga memiliki sistem teknologi dan informasi yang baik. Dengan menggunakan konsultan ahli di bidangnya, PT Sheils Flynn Asia menerapkan berbagai standar teknologi tersendiri dalam pengerjaan proyeknya. Penerapan teknologi tersebut mendukung dan mempermudah pekerjaan staf dalam menangani suatu proyek.
Proyek yang dibahas pada karya tulis ini ialah proyek perancangan lanskap kawasan Kompleks Metropolitan Jakarta (A125) dan perancangan lanskap area luar bangunan World Trade Center 2 (A126) yang juga terletak dalam kompleks yang sama. Kedua proyek tersebut terletak di pusat kawasan bisnis Jakarta, yaitu segitiga emas Sudirman – Gatot Subroto – Rasuna Said. Kompleks bisnis dan perkantoran ini dikembangkan oleh PT Jakarta Land yang menjadi klien bagi PT Sheils Flynn Asia dalam kedua proyek tersebut.
Dalam proyek perancangan lanskap Kompleks Metropolitan, PT Sheils Flynn Asia menerapkan konsep shared space sebagai ide dasar desain. Konsep ini pertama kali dikemukakan oleh Hans Monderman, seorang pakar transportasi asal Jerman. Dalam konsep tersebut, berbagai perangkat lalu-lintas dihilangkan. Sebagai gantinya, persepsi dan pandangan user dalam tapak dikontrol dengan dengan berbagai elemen lanskap, seperti bollard, ramp, tangga, pohon, planter, perbedaan material, dan lain-lain.
menciptakan komposisi hard dan soft material yang membentuk karakter ruang, penerapan desain yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, dan mengkoordinasikan visi desain terpadu untuk pengembangan seluruh tapak.
Sementara itu dalam perancangan lanskap area luar bangunan World Trade Center 2, PT Sheils Flynn Asia dihadapkan pada keinginan klien untuk mendapatkan sertifikat BCA Green Mark untuk bangunan tersebut. Sertifikat BCA Green Mark merupakan sertifikat yang diberikan kepada bangunan yang memenuhi kriteria sebagai bangunan yang ramah lingkungan. Sertifikat tersebut dikeluarkan oleh Building and Construction Authority, badan otoritas lingkungan asal Singapura.
Dalam mendapatkan sertifikat BCA Green Mark terdapat beberapa kriteria dan syarat yang harus dipenuhi oleh bangunan tersebut. Kriteria-kriteria tersebut terdiri dari berbagai aspek disiplin ilmu, seperti arsitektural, konstruksi, manajamen air, listrik, dan lain-lain, termasuk juga lanskap. Terdapat dua kategori di bidang lanskap dalam kriteria penilaian sertifikasi BCA Green Mark ini. Oleh karena itu, PT Sheils Flynn Asia sebagai salah satu tim dalam proyek tersebut yang bergerak dalam desain lanskapnya memiliki andil dalam pencapaian sertifikat tersebut.
® Hak Cipta Milik Rizki Ariesetya Marmulyan Gany, IPB, dan PT Sheils Flynn Asia, tahun 2012
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencatumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan penulis, IPB,
dan PT Sheils Flynn Asia.
MELALUI KEGIATAN MAGANG
DI PT SHEILS FLYNN ASIA
RIZKI ARIESETYA MARMULYAN GANY
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Arsitektur Lanskap
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
Judul : Perancangan Lanskap Kompleks Metropolitan Jakarta Melalui Kegiatan Magang di PT Sheils Flynn Asia
Nama : Rizki Ariesetya Marmulyan Gany
NRP : A44070035
Program Studi : Arsitektur Lanskap
Disetujui, Pembimbing
Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, M.Agr. NIP. 196010221986011001
Diketahui,
Ketua Departemen Arsitektur Lanskap
Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA. NIP. 194809121974122001
Alhamdulillah, puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi dengan judul Perancangan Lanskap Kompleks Metropolitan Jakarta Melalui Kegiatan Magang di PT Sheils Flynn Asia ini dapat diselesaikan. Skripsi ini dibuat sebagai syarat mendapatkan gelar sarjana pertanian dari Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Bambang Sulistyantara MAgr sebagai dosen pembimbing dalam penyusunan skripsi ini
2. Ibu Vera Dian Damayanti SP MLA dan Ibu Dewi Rezalini Anwar SP MADes sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan dalam perbaikan skripsi ini.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Wahyu Qamara Mugnisjah MAgr sebagai dosen pembimbing akademik penulis selama menjalani studi di Departemen Arsitektur Lanskap
4. Keluarga tercinta, kedua orang tua, adik serta seluruh saudara yang telah memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis.
5. Seluruh staf PT Sheils Flynn Asia, Pak Iman Prastoto Septadarma, Mas Rahman Andra Wijaya, Mas Dedy Guswandi, Yasmina Azriani, Yttria Ariwahyoedi, Mas Ferdy Kusnadi, Afina Raditya, Hersanti Eko Ratnaningrum, Astri Widoretno, Rezky Krisrachmansyah, Andhika Galih, Mas Deden, Mba Ira Puspa Kencana, Yasmin Indira, Pak Nur, dan Pak Khoer. Terimakasih telah memberikan banyak ilmu, pengetahuan, dan wawasan baru dalam bidang arsitektur lanskap. 6. Direktur Sheils Flynn Landscape Architect LTD, Eoghan Sheils,
7. Pratiwi Cipta Ningrum, yang telah memberikan semangat, dorongan, dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Rekan-rekan Wisma Klenger, Arief Yusup, Fahmi, Huda, Agus, Febi, Edwina, Guntur, Wondo, Doly, Dade, dan Dimas yang telah menjadi saudara selama 4 tahun ini, semoga persaudaraan kita tetap terjaga. 9. Rekan-rekan arsitektur lanskap angkatan 44 lainnya, Gita Pertiwi,
Julius, Andika, Irfan, Iman, Kharisma, Sadiatul, Tenri Angke, Aldy, Listya, Fika, Syarifah, Caroline Role, Mutiah, Adityo, Anisa, Wenes, Waode, Latifa, Mita, Prinsa, Tia, Lely, Rara, Bulan, Febri, Pirka, Prita, Dyah, Cintya, Ade, Mia, Fyna, Mayang, Leni, Maulina, Yulita, Dewi, Rini, Ilmy, Tania, Yani, Astra, Mega, Mila, dan Lina.
10.Rekan-rekan arsitektur lanskap angkatan 42, 43, 45, dan 46 yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terimakasih telah mengingatkan dan menyadarkan penulis.
Ucapan yang terakhir penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan skripsi ini baik secara langung maupun tidak langsung yang tidak disebutkan namanya oleh penulis, itu semua karena kekhilafan penulis sebagai manusia biasa. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat dan sebagai bahan pembelajaran ke depannya.
Bogor, April 2012
Penulis dilahirkan di Kota Bogor pada tanggal 16 April 1989. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari ayahanda Marthanius dan ibunda Mulyani.
Pendidikan awal penulis dimulai dari Taman Kanak-Kanak (TK) Kemuning, Kota Bogor. kemudian penulis melanjutkan pendidikan di jenjang sekolah dasar di SD Bina Insani Kota Bogor yang diselesaikan pada tahun 2001. Selanjutnya penulis menyelesaikan pendidikan menengah di SMP Negeri 4 Kota Bogor pada tahun 2004 dan pendidikan menengah atasnya di SMA Negeri 5 Kota Bogor pada tahun 2007.
Penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2007 melalui jalur PMDK pada Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian. Selama menjalankan studinya penulis juga aktif di berbagai organisasi dan kepanitiaan yang ada di lingkungan kampus.
Penulis pernah menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (Himaskap) periode 2008 – 2009 dan 2009 – 2010 dalam Divisi Fund Rissing. Berbagai kegiatan kepanitiaan pernah diikuti penulis, seperti Futsal Nasional 2008, Workshop Nasional Arsitektur Lanskap 2010, dan lain-lain. Penulis bersama rekan-rekannya juga pernah mengikuti Program Kreatifitas Mahasiswa 2009 dengan membuat Action Figure berbahan baku kertas bekas.
Penulis memiliki ketertarikan dalam desain dan aplikasi komputer dalam ranah arsitektur lanskap. Oleh karena itu penulis pernah menjadi Asisten Mata Kuliah Konstruksi Bangunan Lanskap pada tahun 2011 dan Komputer Grafik untuk Arsitektur Lanskap pada tahun yang sama.
Halaman
BAB 4 KONDISI UMUM PT SHEILS FLYN ASIA 4.1 Profil Perusahaan ... 15
5.1 Kondisi Umum Tapak ... 30
5.2 PT Jakarta Land ... 34
5.3 Building and Construstion Authority Green Mark ... 35
5.4 Proses Perancangan ... 42
5.4.1 Tahap persiapan (inception) ... 42
5.4.2 Tahap riset dan analisa (research and analysis) ... 43
5.4.2.1 Kompleks Metropolitan (proyek A125) ... 44
5.4.2.2 World Trade Center 2 (proyek A126) ... 57
5.4.3 Tahap desain konsep (concept design) ... 60
5.4.3.1 Zona penerimaan ... 63
5.4.3.2 Zona rute 1 ... 68
5.4.3.3 Zona rute 2 ... 74
5.4.3.4 Zona rekreasi ... 77
5.4.4 Tahap pengembangan desain (design development) ... 78
5.4.4.1 Zona penerimaan ... 80
5.4.4.2 Zona rute 1 ... 86
5.4.4.3 Zona rute 2 ... 97
5.4.4.4 Zona lapangan parkir ... 109
5.4.4.5 Zona World Trade Center 2 (proyek A126) ... 119
BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan ... 142
6.2 Saran ... 143
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Jadwal Kegiatan Magang ... 12
2. Jenis, Bentuk, dan Sumber Data ... 14
3. Fasilitas Hardware PT Sheils Flynn Asia ... 20
4. Fasilitas Software PT Sheils Flynn Asia ... 21
5. Kriteria Penilaian Building and Construction Authority Green Mark ... 38
6. Alokasi Poin Green Plot Ratio (GnPR) ... 41
7. Data Ruang Parkir tiap Tahap ... 110
8. Standar Desain Area Parkir ... 111
9. Data Desain Vegetasi Kompleks Metropolitan ... 118
10. Data Desain Vegetasi Area World Trade Center 2 ... 138
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Peta Lokasi Magang ... 11
2. Struktur Organisasi Perusahaan PT Sheils Flynn Asia (Periode 2012) .... 18
3. Downham Market Town Center ... 19
4. Ipswich Shared Space ... 19
5. Milton Creek, Seattingboard ... 19
6. BSD City Park ... 19
7. Peta Lokasi Kompleks Metropolitan Jakarta ... 30
8. Peta Rencana Tata Ruang Wilayah DKI Jakarta ... 32
9. Kondisi Tapak Kompleks Metropolitan Jakarta (Welcome Area) ... 33
10.Kondisi Tapak Kompleks Metropolitan Jakarta - Wisma Metropolitan 1 ... 33
11.Kondisi Tapak Kompleks Metropolitan Jakarta - Wisma Metropolitan 2 ... 34
12.Kondisi Tapak Kompleks Metropolitan Jakarta - Lapangan Parkir ... 34
13.Peta Dasar Kawasan Kompleks Metropolitan Jakarta ... 45
14.Ketidaksesuaian Peta Dasar dan Kondisi di Lapang ... 46
15.Ketidakteraturan Pola Sirkulasi dan Parkir Kendaraan ... 48
16.Gerbang Tengah (Pintu Masuk Kompleks Metropolitan Jakarta) ... 48
17.Gerbang Samping (Pintu Keluar Kompleks Metropolitan Jakarta) ... 49
18.Kepadatan Area Penerimaan (Entrance) ... 49
19.Rendahnya Kualitas Area Sosial ... 50
20.Kualitas Jalur Pejalan Kaki yang Kurang Memadai ... 51
21.Degradasi Vegetasi Kawasan Kompleks Metropolitan Jakarta ... 52
22.Pintu Masuk (Entrance) Pejalan Kaki ... 53
23.Pintu Masuk ke dalam Gedung ... 54
24.Area Sosial di dalam Tapak ... 54
25.Area Sosial di luar Tapak ... 55
26.Sirkulasi Pejalan Kaki ... 55
28.Sirkulasi Kendaraan dan Area Konflik ... 56
29.Kondisi Level Struktur Area World Trade Center 2 ... 59
30.Rencana Jalur Sirkulasi Pemadam Kebakaran ... 59
31.Rencana Bangunan Pelayanan Kelistrikan ... 60
32.Preliminary Master Plan Kawasan Kompleks Metropolitan Jakarta ... 64
33.Site Plan Kawasan Kompleks Metropolitan Jakarta Tahap Desain Konsep ... 65
34.Site Plan Zona Penerimaan Tahap Desain Konsep ... 66
35.Detail Site Plan Zona Penerimaan Tahap Desain Konsep ... 67
36.Ilustrasi Konsep 3 Dimensi Zona Penerimaan: Area Kafetaria Wisma Metropolitan 1 ... 69
37.Ilustrasi Konsep 3 Dimensi Zona Penerimaan: Area Kafetaria Wisma Metropolitan 2 ... 70
38.Site Plan Zona Rute 1 Tahap Desain Konsep ... 71
39.Detail Site Plan Zona Rute 1 Tahap Desain Konsep ... 72
40.Ilustrasi Konsep 3 Dimensi Zona Rute 1: Link Timur dan Lapangan Parkir Utara ... 73
41.Site Plan Zona Rute 2 Tahap Desain Konsep ... 74
42.Detail Site Plan Zona Rute 2 Tahap Desain Konsep ... 75
43.Ilustrasi Konsep 3 Dimensi Zona Rute 2: Link Selatan dan Lapangan Parkir Selatan ... 76
44.Site Plan Zona Rekreasi Tahap Desain Konsep ... 77
45.Site Plan Kawasan Kompleks Metropolitan Jakarta Tahap Pengembangan Desain ... 79
46.Site Plan Zona Penerimaan Tahap Pengembangan Desain ... 81
47.Detail Site Plan Zona Penerimaan Tahap Pengembangan Desain ... 82
48.Ilustrasi 3 Dimensi Crossover WM 2 – WTC 1 ... 83
49.Ilustrasi 3 Dimensi Crossover WM 1 – WM 2 ... 83
50.Hard Material Zona Penerimaan ... 84
51.Soft Material Zona Penerimaan ... 86
52.Ilustrasi 3 Dimensi Vegetasi Zona Penerimaan ... 86
54.Detail Site Plan Zona Rute 1 Tahap Pengembangan Desain ... 88
55.Ilustrasi 3 Dimensi Link Utara ... 89
56.Aplikasi Floor Hardener ... 90
57.Ilustrasi 3 Dimensi Path Island ... 91
58.Ilustrasi 3 Dimensi Teras Kafe Wisma Metropolitan 1 ... 92
59.Titik Pandang Seseorang ketika Duduk ... 93
60.Area Pandang Seseorang ketika Duduk ... 93
61.Ilustrasi 3 Dimensi Gerbang Masuk Area Lapangan Parkir Utara ... 95
62.Cyrtostachis renda (Palem Merah) ... 95
63.Soft Material Zona Rute 1 ... 96
64.Site Plan Zona Rute 2 Tahap Pengembangan Desain ... 97
65.Detail Site Plan Zona Rute 2 Tahap Pengembangan Desain ... 98
66.Ilustrasi 3 Dimensi Pintu Masuk Selatan Pejalan Kaki ... 99
67.Ilustrasi 3 Dimensi Pintu Masuk Selatan Kendaraan ... 99
68.Ilustrasi 3 Dimensi Reserved Parking Selatan ... 101
69.Ilustrasi 3 Dimensi Struktur Area Masuk World Trade Center 2 ... 102
70.Rasio Jarak dan Tinggi Bangunan Kurang dari 1 Memberi Kesan Tertutup dan Tidak Nyaman ... 103
71.Ilustrasi 3 Dimensi Covered Walkway Mengurangi Kesan Tertutup dan Tidak Nyaman dari Bangunan Tinggi di Sekelilingnya ... 103
72.Ilustrasi 3 Dimensi Area Teras Kafe Wisma Metropolitan 2 ... 104
73.Ilustrasi 3 Dimensi Ramp dan Tangga Area Teras Kafe Wisma Metropolitan 2 ... 104
74.Perbandingan Jarak Horizontal Tangga dan Ramp ... 105
75.Ilustrasi 3 Dimensi Gerbang Masuk Area Reserved Parking Selatan ... 106
76.Ilustrasi 3 Dimensi Drop Off Selatan ... 108
77.Soft Material Zona Rute 2 ... 108
78.Ilustrasi 3 Dimensi Zona Rute 2 ... 109
79.Site Plan Zona Lapangan Parkir Utara dan Selatan Tahap Pengembangan Desain ... 111
81.Detail Site Plan Area Lapangan Parkir Selatan
Tahap Pengembangan Desain ... 113
82.Standar Desain Area Parkir ... 114
83.Dimensi Desain Area Parkir Kompleks Metropolitan ... 114
84.Dimensi Desain Area Parkir Berdasarkan Standar ... 115
85.Ilustrasi 3 Dimensi Area Parkir Utara ... 116
86.Ilustrasi 3 Dimensi Area Parkir Selatan ... 116
87.Ilustrasi 3 Dimensi Gerbang Masuk Area Parkir Selatan ... 117
88.Soft Material Zona Lapangan Parkir ... 117
89.Site Plan Zona World Trade Center 2 ... 120
90.Hard Material Area Drop Off WTC 2 ... 122
91.Soft Material Area Drop Off WTC 2 ... 122
92.Ilustrasi 3 Dimensi Area Drop Off World Trade Center 2 ... 123
93.Potongan E Area Drop Off World Trade Center 2 ... 124
94.Potongan F Area Drop Off World Trade Center 2 ... 125
95.Penempatan Planter dan Bench pada Struktur Kolom ... 127
96.Penempatan Elemen Pohon Roof Garden ... 127
97.Hard Material Area Podium ... 128
98.Soft Material Area Podium Barat WTC 2 ... 128
99.Ilustrasi 3 Dimensi Area Podium Barat 1 ... 129
100.Ilustrasi 3 Dimensi Area Podium Barat 2 ... 130
101.Potongan A Area Podium Barat ... 131
102.Potongan B Area Podium Barat ... 132
103.Ilustrasi 3 Dimensi Area Podium Selatan ... 134
104.Ilustrasi 3 Dimensi Area Podium Timur ... 135
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki beberapa kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, dan lain-lain. Selain itu Indonesia juga memiliki banyak kota yang sedang mengalami perkembangan dan pembangunan, seperti Bogor, Tanggerang, Bekasi, Surakarta, dan lain-lain.
Perkembangan kota-kota tersebut terlihat dari semakin meningkatnya pembangunan kota sebagai akibat pertumbuhan aktivitas masyarakatnya. Pembangunan tersebut berupa pembangunan pemukiman, perkantoran, area komersial, dan lain-lain. Suatu kota menjadi tempat masyarakat menyandarkan kehidupannya, sehingga pemenuhan kebutuhan masyarakat harus dapat dipenuhi oleh suatu kota. Kebutuhan masyarakat tersebut, antara lain kebutuhan tempat tinggal, sumber penghasilan, pusat perdagangan, pendidikan, area sosialisasi dan interaksi, ruang terbuka, dan lain-lain.
Pertumbuhan manusia di perkotaan yang semakin cepat senantiasa diiringi oleh tuntutan sarana dan prasarana kota, fasilitas, dan pelayanan kehidupan dan kegiatannya (Hakim dan Utomo, 2002). Salah satu pembangunan yang semakin pesat terjadi adalah pembangunan kawasan bisnis atau perkantoran. Pembangunan tersebut menjadi hal yang penting karena merupakan tempat sumber penghasilan bagi warga kota. Semakin tingginya pembangunan kawasan bisnis menunjukkan semakin pesatnya pertumbuhan aktivitas masyarakat di kota tersebut.
Jakarta sebagai ibu kota, memiliki pusat-pusat kawasan bisnis yang memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat, seperti kawasan segitiga emas Sudirman – Gatot Subroto – Rasuna Said, kawasan Kemayoran, Menteng, dan lain-lain. Salah satu kawasan bisnis yang terdapat di Jalan Jenderal Sudirman Jakarta adalah kawasan bisnis Kompleks Metropolitan Jakarta.
Metropolitan terdiri dari 3 gedung perkantoran, yaitu Wisma Metropolitan 1, Wisma Metropolitan 2, dan World Trade Center 1 (WTC 1). Saat ini PT Jakarta Land sebagai pengembang sedang membangun gedung baru, yaitu World Trade Center 2 (WTC 2) yang juga berada di dalam kawasan kompleks yang sama.
Sebagai kawasan bisnis terpadu yang terdiri dari beberapa gedung, penataan lanskap Kompleks Metropolitan haruslah baik untuk menunjang kelangsungan aktivitas seluruh user di kawasan tersebut. Selain itu, dalam pembangunan gedung World Trade Center 2, PT Jakarta Land sebagai pengembang menginginkan adanya sertifikat Building and Construction (BCA) Green Mark untuk bangunan tersebut. BCA Green Mark merupakan sertifikat yang diberikan kepada bangunan yang telah memenuhi kriteria untuk dikatakan sebagai bangunan yang ramah lingkungan.
Salah satu kriteria dalam penilaian BCA Green Mark adalah penilaian sistem irigasi dan lanskap serta greenery provision atau tingkat penghijauan tapak. Kedua hal tersebut terkait erat dalam aspek desain lanskap dari area bangunan, sehingga diperlukan suatu ide perancangan yang dapat mengakomidir keinginan pengembang tersebut. Saat ini telah terdapat beberapa sertifikasi bangunan ramah lingkungan, seperti Gren Building Council, Leadership in Energy and Enviromental Design (LEED), BCA Green Mark, dan lain-lain. Pemilihan sertifikasi BCA Green Mark yang dikeluarkan oleh otoritas lingkungan Singapura, didasarkan pada kesamaan geografis Indonesia dan Singapura serta kedekatan tim proyek dimana Aedas Pte Ltd sebagai perancang utama bangunan WTC 2 juga berasal dari Singapura.
PT Sheils Flynn Asia memiliki kredibilitas dan profesionalisme yang baik dalam penanganan berbagai proyek lanskap. Oleh karena itu melalui kegiatan magang yang dilakukan di PT Sheis Flynn Asia dalam kedua proyek tersebut diharapkan dapat digali pengetahuan dan pengalaman tentang perancangan lanskap suatu kawasan bisnis/perkantoran, serta keterampilan dalam membuat desain yang ramah lingkungan pada kawasan perkantoran tersebut.
1.2 Tujuan
Secara umum kegiatan magang ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan, pengetahuan, serta keterampilan mahasiswa dalam proses perancangan suatu lanskap pada kawasan bisnis atau perkantoran. Secara khusus kegiatan ini bertujuan untuk:
1. Mempelajari sistem dan proses bekerja PT Sheils Flynn Asia
2. Mempelajari proses perancangan lanskap kawasan perkantoran dan lanskap bangunan yang ramah lingkungan sesuai kriteria BCA Green Mark
3. Mempelajari desain PT Sheils Flynn Asia pada tapak Kompleks Metropolitan Jakarta
4. Melatih jiwa profesionalisme mahasiswa sebagai calon arsitek lanskap
1.3 Manfaat
Dengan kegiatan magang ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Meningkatkan profesionalisme mahasiswa dalam menghadapi lapangan pekerjaan di bidang arsitektur lanskap
2. Sebagai bahan pembelajaran dalam perancangan lanskap kawasan perkantoran dan lanskap bangunan yang ramah lingkungan sesuai kriteria BCA Green Mark
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lanskap
Menurut Simonds (2006), lanskap adalah bentang alam yang memiliki karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia. Lanskap terdiri dari lanskap alami dan lanskap buatan. Lanskap alami terdiri dari bukit, pasir, padang rumput, gunung, danau, laut, bukit, jurang, hutan, sungai, kolam, rawa,lembah dan padang pasir. Lanskap buatan merupakan lanskap alami yang telah mengalami modifikasi yang dilakukan oleh manusia. Menurut Christansen (2005), lanskap merupakan bentukan lahan suatu kawasan yang berupa sekelompok ekosistem pada suatu area dengan batas-batas lahan yang dapat dikenali.
2.2 Lanskap Kota
Kota umumnya dipahami sebagai suatu pusat kawasan yang relatif besar atau penting (Newman dan Jennings, 2008). Menurut Irwan (2005), kota adalah suatu pusat pemukiman penduduk yang besar dan luas. Dalam suatu kota terdapat beragam kegiatan ekonomi, politik sosial, dan budaya. Selain itu menurut Christansen (2005), urban merupakan suatu kawasan perkotaaan yang pada umumnya terdiri dari bangunan dan komponen-komponennya.
Menurut Simonds (2006), kota merupakan suatu kawasan yang besar dan padat yang merupakan tempat manusia beraktifitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Suatu kota memiliki pembagian diagram ruang dengan fungsinya masing-masing, sehingga terciptanya pemanfaatan kota yang baik. Simonds (2006) menjelaskan tentang pembagian diagram ruang kawasan kota yang terdiri dari pusat kota (Center City), bagian dalam kota (Inner City), bagian luar kota (Outer City), dan area pinggiran kota (Suburbs).
umum lainnya sebagai penunjang kehidupan suatu kota, terdapat pula penyediaan jasa perumahan (housing).
Bagian luar kota (Outer City) merupakan kawasan yang menyediakan ruang yang cukup luas sebagai pusat aktivitas kota yang tersusun rapat dengan berbagai tipe bersama dengan lingkungan kediaman yang saling berhubungan dan terintegrasi dengan tempat perbelanjaan dan tempat pelayanan.
Area pinggiran kota (Suburbs) merupakan kawasan yang masih berada dalam suatu kota yang letaknya berada di pinggiran atau batas tepi suatu kota. Pada area ini biasanya dimanfaatkan sebagai kawasan hijau, lahan tanaman produksi pertanian, hutan, dan preservasi.
2.3 Ruang Terbuka
Menurut Christansen (2005), ruang merupakan suatu area tertentu baik di dalam maupun di luar ruangan yang dibatasi oleh pembatas yang tegas, seperti dinding, pagar, semak, bangunan, pepohonan, dan pembatas lainnya. Ruang terbuka terbagi menjadi ruang terbuka hijau dan yang tidak. Ruang terbuka hijau kota merupakan suatu komunitas vegetasi berupa pohon dan asosiasinya yang tumbuh di lahan kota atau sekitarnya, berbentuk jalur, menyebar, ataupun bergerombol yang menimbulkan lingkungan yang sehat, suasana nyaman, sejuk, dan estetis (Irwan, 2005).
Dalam suatu kota, ruang terbuka merupakan suatu tapak atau area yang tidak tertutupi oleh bangunan, jalan, area parkir, dan lainnya baik bentukan yang memiliki konstruksi maupun bersifat alami. Lebih jauh Christansen menjelaskan aplikasi dari suatu ruang terbuka kota dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya taman, area rekreasi, plaza, kawasan bernuansa alami, dan lain-lain.
2.4 Roof Garden
yaitu adanya The ziggurats of ancient di Mesopotamia, hingga The hanging garden di Babylonia yang terdapat pada tahun 600 – 290 SM.
Menurut Osmundson (1999) terdapat beberapa manfaat dan keuntungan dengan adanya roof garden pada suatu bangunan, diantaranya:
1. Keuntungan ekonomi
Dengan adanya roof garden pada suatu bangunan akan memberikan keuntungan secara ekonomi bagi bangunan atau gedung tersebut. Sebagai contoh, roof garden pada suatu hotel akan meningkatkan kualitas kenyamanan hotel tersebut yang berimplikasi pada meningkatnya jumlah orang yang menginap di hotel tersebut. Demikian juga halnya pada bangunan perkantoran, retail, dan lain-lain yang akan menarik orang untuk menyewa tempat di bangunan tersebut, termasuk juga menarik minat pengunjung ke bangunan tersebut.
2. Keuntungan sosial
Keberadaan roof garden sebagai ruang terbuka yang terletak di atas suatu bangunan tentunya memberikan kesan yang berbeda dengan ruang terbuka di dasar bangunan. Roof garden memberikan kesan yang lebih tenang, jauh dari kebisingan jalan, keramaian, dan memberikan pemandangan ke dasar lingkungan di sekelilingnya. Hal ini memberikan ruang bersosialisasi yang lebih nyaman bagi masyarakat dan pengunjung.
3. Keuntungan lingkungan
2.4 Perencanaan dan Perancangan
Menurut Nurisjah dan Pramukanto (1990), merencana adalah kegiatan memecahkan masalah dan proses pengambilan keputusan. Dengan kata lain perencanaan ialah proses pemikiran suatu ide ke arah bentuk nyata. Dalam dunia arsitektur lanskap, perencanaan berarti tindakan menata dan menyatukan berbagai penggunaan lahan berdasarkan pengetahuan teknis lahan dan kualitas estetiknya untuk mendukung fungsi yang akan dikembangkan pada lahan itu.
Perancangan merupakan tahapan lanjut dari perencanaan. Menurut Laurie (1984), perancangan menekankan pada seleksi komponen-komponen rancangan, bahan-bahan, tanaman, dan kombinasinya sebagai pemecahan masalah yang ada dalam rencana tapak.
Dalam perancangan suatu lanskap terdapat prinsip-prinsip yang mendasarinya, yaitu:
1. Unity (kesatuan), merupakan kesatuan seluruh elemen lanskap. Dapat diciptakan dengan pengulangan (repetition), penggunaan grid, dan tema.
2. Balance (keseimbangan), berupa keseimbangan dalam skala, proporsi, bentuk, dan posisi. Keseimbangan tercipta melalui pengaturan secara simetri, asimetri, maupun radial.
3. Emphasis (penekanan), menghadirkan dominasi maupun suatu kontras pada suatu lanskap. Emphasis dapat diciptakan melalui pengarahan, pengaturan letak, kontras terhadap elemen, dan variasi ukuran maupun jumlah.
Menurut Booth (1983), proses perancangan terdiri dari:
1. Project acceptance, terjadi kesepakatan mengenai proposal kerjasama proyek antara arsitek lanskap dengan klien.
3. Desain
a. Diagram fungsi ideal, permulaan dari pembuatan grafis suatu desain untuk mengidentifikasi hubungan yang paling tepat antara fungsi usulan pertama dengan rung desain/perancangan. b. Diagram hubungan tapak, mengadopsi hubungan yang telah
terbentuk dari diagram fungsi untuk mengetahui kondisi tapak tersebut.
c. Peta konsep, pengembangan langsung dari diagram hubungan tapak dengan adanya pembagian ke dalam beberapa penggunaan yang spesifik pada area tersebut.
d. Studi bentuk perancangan
e. Preliminary design, semua elemen desain dimasukkan dan dipelajari kesatuan antara berbagai elemen tersebut
f. Master plan, perbaikan atau penghalusan dari desain awal g. Schematic design, sampai pada desain detail yang dalam h. Design Development, konsentrasi terhadap detail penampilan
dan kesatuan material.
4. Gambar kerja, media komunikasi dalam pembangunan semua elemen dalam proyek, meliputi:
a. Layout plan b. Grading plan c. Planting plan d. Construction detail
5. Pelaksanaan (Implementation), tahap pembangunan proyek oleh kontraktor dengan pemantauan oleh arsitek lanskap
6. Post construction evaluation, observasi dan analisis proyek untuk mengetahui perkembangannya.
2.5 Konsultan Lanskap
Menurut Sekretaris Daerah DKI Jakarta dalam Suwita (2004), jasa konsultan ialah layanan jasa keahlian profesional dalam berbagai bidang guna mencapai sasaran tertentu yang disusun secara sistematis berdasarkan kerangka acuan kerja yang ditetapkan pengguna jasa. Penggolongan penyedia jasa konsultasi sebagai berikut:
1. Usaha kecil, untuk pengadaan sampai dengan nilai Rp 200.000.000,00 2. Perusahaan menengah, untuk pengadaan dengan nilai Rp
200.000.000,00 s.d. Rp 1.000.000.000,00
3. Perusahaan besar, untuk pengadaan dengan nilai: a. Di atas Rp 1.000.000.000,00
b. Di atas Rp 2.000.000.000,00 wajib bekerjasama dengan usaha/koperasi kecil atau perusahaan/koperasi menengah di wilayah propinsi atau kabupaten/kota setempat.
4. Perusahaan asing, untuk pengadaan dengan nilai di atas Rp 2.000.000.000,00 dan wajib bekerjasama dengan perusahaan nasional dalam bentuk kemitraan, subkontrak, dan lain-lain.
5. Penyedia jasa yang melaksanakan jasa konsultasi sampai dengan nilai Rp 1.000.000.000,00 diusahakan diprioritaskan untuk usaha/koperasi kecil atau perusahaan/koperasi menengah setempat.
Menurut Gold (1980), konsultan merupakan perusahaan swasta yang bekerja untuk klien dalam suatu tim dari berbagai disiplin ilmu pada suatu proyek lanskap, kredibilitas suatu konsultan diperoleh berdasarkan referensi klien sebelumnya. Konsultan lanskap berperan sebagai profesional yang memiliki kompetensi atau kemampuan teknik dalam bidang desain pada suatu proyek lanskap.
Ruang lingkup Konsultan Arsitektur Lanskap yang terutama yaitu: 1. Riset dan analisis proyek
2. Rekomendasi perencanaan tapak
3. Analisa dan rekomendasi tentang hal-hal yang langsung atau tidak langsung berhubungan dengan disiplin ilmu arsitektur lanskap
5. Analisa proyeksi pertumbuhan dan perubahan serta pertimbangan dan efek-efeknya
6. Persyaratan filosofi perancangan proyek 7. Survey peraturan
8. Analisa biaya pembangunan arsitektur lanskap, studi perawatan 9. Ketersediaan dan regionalitas kawasan lahan
BAB 3
METODOLOGI
3.1 Lokasi dan Waktu Magang
Kegiatan magang perancangan lanskap kawasan Kompleks Metropolitan Jakarta ini dilakukan di PT Sheils Flynn Asia yang beralamat di Jl. Ir. H. Juanda No. 13 Bogor (Gambar 1). Waktu pelaksanaan magang berlangsung selama 4 bulan, yaitu dari Bulan Maret hingga Bulan Juni 2011 (Tabel 1).
Peta Indonesia Peta Kota Bogor
Lokasi Magang (PT Sheils Flynn Asia)
Keterangan: Tanpa Skala Gambar 1 Peta Lokasi Magang
Tabel 1 Jadwal Kegiatan Magang
Jenis Kegiatan
Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Kegiatan Inti
Persiapan Survey lapang Pengumpulan data Riset dan analisis Konsep
Pengembangan desain Pembuatan gambar kerja Kegiatan Penunjang
Pengenalan lembaga kerja
Pengenalan administrasi dan proses kerja
3.2 Metode Magang
Metode magang yang digunakan dalam kegiatan magang ini ialah dengan mempelajari dan berpartisipasi aktif dalam proses perancangan lanskap kawasan Kompleks Metropolitan Jakarta dalam lingkup kegiatan pengumpulan data dan kegiatan studio di PT Sheils Flynn Asia, melalui penelusuran pustaka serta wawancara dengan pihak PT Sheils Flynn Asia. Dalam pelaksanaannya kegiatan dilakukan berdasarkan jadwal kegiatan yang telah dibuat PT Sheils Flynn Asia.
Secara lebih rinci, metode magang untuk kegiatan perancangan di PT Sheils Flynn Asia dilakukan dengan cara:
1. Partisipasi aktif dalam kegiatan yang berlangsung di dalam perusahaan, terutama pada kegiatan perancangan di studio
2. Melakukan kunjungan lapang pada tapak Kompleks Metropolitan Jakarta
3. Melakukan studi pustaka terkait desain yang diterapkan dalam proses perancangan lanskap Kompleks Metropolitan Jakarta
4. Mempelajari karya-karya desain dari PT Sheils Flynn Asia 5. Mengenal kelembagaan PT Sheils Flynn Asia
6. Pengenalan adminitrasi dan proses kerja di PT Sheils Flynn Asia. Metode yang digunakan PT Sheils Flynn Asia dalam kegiatan perancangan antara lain:
1. Tahap persiapan (inception), meliputi pembuatan proposal yang berisikan perumusan tujuan, program, dan informasi lain yang mendukung
2. Tahap riset dan analisa (research and analysis), berupa pengumpulan data-data lapang, kondisi fisik, sosial, serta potensi dan kendala tapak (Tabel 2)
3. Tahap desain konsep (concept design), merupakan tahapan pembuatan masterplan dan ilustrasi area-area utama
5. Tahap pembuatan gambar kerja (production documentation), berupa pembuatan gambar-gambar detail konstruksi, penggunaan material, serta rencana penanaman.
Tabel 2 Jenis, Bentuk, dan Sumber Data
Jenis Data Bentuk Data Sumber
Kelembagaan
Legalitas perusahaan Deskriptif PT Sheils Flynn Asia
Struktur Organisasi Bagan/Diagram PT Sheils Flynn Asia
Sistem kerja Deskriptif PT Sheils Flynn Asia
Orientasi, letak, dan luas Spasial PT Sheils Flynn Asia
Tata Guna Lahan Spasial Pemerintah Daerah
BAB 4
KONDISI UMUM PT SHEILS FLYNN ASIA
4.1 Profil Perusahaan
PT Sheils Flynn Asia merupakan suatu badan usaha yang bergerak dalam bidang konsultasi desain. Proyek-proyek PT Sheils Flynn Asia meliputi pekerjaan kebijakan dan konservasi, studi kelayakan, skema restorasi lanskap, serta desain dan implementasinya. PT Sheils Flynn Asia merupakan cabang dari konsultan lanskap asal Inggris, Sheils Flynn Landscape Architects LTD.
Sheils Flynn Landscape Architects LTD yang bertempat di London, UK tidak hanya menangani proyek-proyek yang berada di UK saja, tetapi juga proyek-proyek yang berada di kawasan Asia. Oleh karena itu Sheils Flynn Landscape Architectcs mendirikan kantor cabang yang bertempat di Asia, yaitu Indonesia.
PT Sheils Flynn Asia berdiri sejak tahun 2001, saat ini beralamat di Kebun Raya Bogor, Jl. Ir. H. Juanda No. 13 Kota Bogor. Perusahaan ini dipimpin oleh dua orang direktur, yaitu Iman Prastoto Septadarma dan Rahman Andra Wijaya. Dalam setiap pengambilan keputusan serta kebijakan PT Sheils Flynn Asia harus berdasarkan perundingan dan persetujuan dengan direktur utama Sheils Flynn Landscape Architects LTD, yaitu Eoghan Sheils, Stephen Flynn, dan Kate Collins.
Selain menangani proyek di kawasan Asia, PT Sheils Flynn Asia juga mendapatkan distribusi proyek yang berasal dari UK, sehingga komunikasi dan hubungan antara Sheils Flynn UK dan Asia menjadi hal yang sangat penting dalam keberlanjutan proyek dan perusahaan. Berikut profil singkat PT Sheils Flynn Asia:
Kantor Pusat : Sheils Flynn Landscape Architects LTD. Alamat : London Studio
9 Leinster Avenue
Telp. : +44 (0)208 8765024 Fax. : +44 (0)208 8766627 Email : london@sheilsflynn.com Web : http://www.sheilsflynn.com Norfolk Studio
Bank House High Street Docking Norfolk PE 31 8 PN England Telp. : +44 1485 518304 Fax. : +44 1485 518303
Email : norfolk@sheilsflynn.com Web : http://www.sheilsflynn.com Direktur Utama : Eoghan Sheils BA (Hons) Dip LA
Kate Collins MA MLA MLAUD Stephen Flynn BLArch (Hons) Kantor Asia : PT Sheils Flynn Asia
Web : http://www.sheilsflynnasia.com Direktur Desain : Iman Prastoto Septadarma
Direktur Proyek : Rahman Andra Wijaya
Selain kedua direktur tersebut, PT Sheils Flynn Asia memiliki struktur organisasi dan formasi yang lengkap dalam mendukung setiap pekerjaannya, seperti staf administrasi, marketing, dan keuangan, tim desain, tim pendukung, dan office boy.
dimensi, akan tetapi saat ini belum terdapat staf yang mengisi posisi tersebut. Tim desain bertanggung jawab dalam pengerjaan desain suatu proyek.
Tim pendukung terdiri dari bagian technician dan konsultan Teknologi dan Informasi (IT). Technician bertugas membantu pekerjaan tim desain dalam pembutan berbagai gambar. Konsultan IT bertanggung jawab terhadap kinerja dan jalannya fasilitas studio, pengelolaan sistem server, software, dan hardware yang terdapat di PT Sheils Flynn Asia.
Secara umum, struktur organisasi perusahaan PT Sheils Flynn Asia telah cukup lengkap dalam menunjang pengerjaan proyek-proyek lanskap. Akan tetapi jumlah tenaga pendukung, yaitu technician yang bertugas dalam membantu pekerjaan tim desain kurang memadai. Dengan hanya terdapatnya satu staf technician, maka menyebabkan berkurangnya efektifitas pekerjaan tim desain, karena tidak semua anggota tim mendapatkan bantuan dari technician.
Selain itu penggabungan tugas administrasi, marketing, dan keuangan kepada satu orang staf dapat menurunkan kinerja staf tersebut. Konsentrasi pekerjaan dapat terpecah dan menyebabkan efektifitas pekerjaan pun menurun. Oleh karena itu perlu adanya pemisahan tugas antara bagian administrasi dan marketing dengan bagian keuangan. Struktur organisasi PT Sheils Flynn Asia lebih jelasnya pada Gambar 2.
Gambar 2 Struktur Organisasi Perusahaan PT Sheils Flynn Asia (Periode 2012)
Gambar 3 Downham Market Town Center (Sumber: PT Sheils Flynn Asia)
Gambar 4 Ipswich Shared Space (Sumber: PT Sheils Flynn Asia)
Gambar 5 Milton Creek, Seattingboard (Sumber: PT Sheils Flynn Asia)
Gambar 6 BSD City Park (Sumber: PT Sheils Flynn Asia)
Beberapa penghargaan juga pernah diraih oleh PT Sheils Flynn Asia atas karya desain yang telah dibuat, antara lain:
1. Civic Trust Awards 1999 untuk desain Wainfleet Market Place
2. Civic Trust Awards 2000 untuk desain Urban Design Scheme for Horncastle, Lincolnshire
3. Runner-up dalam International Design Competition for Garden of Hope, Love Peace and Harmony pada tahun 2000
4.2 Manajemen Studio
4.2.1 Fasilitas studio
PT Sheils Flynn Asia memiliki fasilitas studio yang lengkap dalam mengakomodir pekerjaan setiap stafnya. Terdapat 2 buah komputer server yang merupakan penyedia fasilitas bagi komputer-komputer lainnya, baik jaringan internet, data, maupun file-file lain. Fasilitas hardware yang dimiliki PT Sheils Flynn Asia terdapat pada Tabel 3 berikut.
Tabel 3 Fasilitas Hardware PT Sheils Flynn Asia
Fasilitas Jumlah Keterangan
PC Server 2 Penyedia data dan koneksi
PC 11 Perangkat kerja staf
Laptop 2 Perangkat kerja mobile
Printer 2 Pencetakan gambar ukuran kurang dari A3
Plotter 1 Pencetakan gambar ukuran lebih dari A2
Scanner 1 Pendigitalan data hardcopy (sketsa, buku, dan lain-lain)
Kamera Digital 1 Pengambilan gambar kondisi tapak
LCD Projector 1 Presentasi
Headset Microphone 11 Komunikasi Sheils Flynn UK - Asia
Semua data proyek disimpan dalam hardisk server yang berkapasitas total 3 TB (terabyte). Dengan demikian semua komputer staf dapat mengaksesnya tanpa memerlukan media penyimpanan data eksternal, seperti flashdisk. Selain itu akses terhadap server juga dapat dilakukan secara nirkabel melalui wi-fi dengan username dan password tertentu, sehingga staf yang menggunakan laptop untuk keperluan pekerjaan tertentu dapat tetap mengaksesnya.
Projector digunakan untuk keperluan rapat dan presentasi dalam kantor. Sementara itu untuk memudahkan komunikasi dengan Sheils Flynn UK, terdapat headset microphone yang digunakan dalam komunikasi via Skype.
Selain fasilitas hardware seperti yang disebutkan di atas, terdapat pula bebagai fasilitas perangkat lunak (software) yang berlisensi. Software yang tersedia cukup lengkap untuk mendukung proses desain yang dikerjakan PT Sheils Flynn Asia. Program AutoCad merupakan aplikasi dasar yang harus ter-install pada tiap komputer staf. AutoCad sangat membantu dalam pembuatan berbagai gambar terutama untuk gambar detail, hal ini dikarenakan tingginya tingkat akurasi dan detail yang dimilikinya. Software lainnya yang tedapat di PT Sheils Flynn Asia diantaranya pada Tabel 4 berikut.
Tabel 4 Fasilitas Software PT Sheils Flynn Asia
Fasilitas Keterangan
AutoCad LT 2006 Pembuatan berbagai gambar kerja
AutoCad Civil 3D 2007 Perhitungan grading
Adobe Photoshop CS2 Pembuatan grafis dan gambar ilustrasi
Google SketchUp Pembuatan model 3 dimensi
3D Studio Max Pembuatan model 3 dimensi
Adobe Acrobat Keperluan dokumen dan publikasi
Adobe InDesign Pembuatan layout presentasi, proposal, dan administrasi lainnya
Microsoft Office Pembuatan dokumen
Microsoft Outlook Transfer data via e-mail
Google Earth Pemetaan dan identifikasi tapak
Skype Komunikasi internal dan eksternal (UK-Asia)
File presentasi dibuat dengan menggunakan program Microsoft Power Point atau Adobe InDesign. Selain itu Adobe InDesign juga digunakan untuk keperluan layouting presentasi, handbook, proposal, dan lain-lain. Untuk memudahkan komunikasi antara Sheils Flynn Asia dengan Sheils Flynn UK, disediakan program Skype untuk komunikasi tertulis maupun audio atau audio-visual. Pengirimin berbagai file dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Outlook.
Semua fasilitas studio baik hardware maupun software dikelola oleh seorang konsultan IT. Ia bertugas mengatur dan menjaga agar kinerja semua hardware dan software berjalan baik. Apabila terdapat gangguan atau kerusakan, maka staf dapat meminta bantuan konsultan IT untuk memperbaiki gangguan maupun kerusakan tersebut.
4.2.2 Sistem penyimpanan data
Sistem penyimpanan data di PT Sheils Flynn Asia telah teroganisir dengan baik. Semua data perusahaan disimpan dalam hardisk server yang berkapasitas besar, sehingga semua komputer staf dapat mengaksesnya. Selain itu terdapat pula pengklasifikasian lokasi penyimpanan data yang harus dipahami oleh seluruh staf. Hal tersebut dilakukan untuk memudahkan dalam pengaksesan data yang dibutuhkan oleh setiap staf.
Sistem penyimpanan data di PT Sheils Flynn Asia terdiri dari: 1. Financial
Folder ini menyimpan berbagai data yang berkaitan dengan administrasi keuangan PT Sheils Flynn Asia. Folder ini dibatasi hanya dapat dibuka oleh finance administrator, hal ini bertujuan untuk menjaga keamanan data-data yang ada.
2. Library
untuk produk gambar proyek yang sedang dikerjakan. Dalam menjaga keamanan folder Library ini diberikan proteksi oleh konsultan IT, sehingga seluruh staf tidak dapat mengubah isi folder tersebut setiap saat.
3. Marketing
Folder ini menyimpan data-data pemasaran PT Sheils Flynn Asia. 4. Personal
Folder ini menyimpan data-data pribadi setiap staf, seperti data diri, file email, foto, musik, dan lain-lain.
5. Project
Folder ini merupakan salah satu folder yang sangat penting, didalamnya terdapat data-data proyek yang sedang dikerjakan dan proyek-proyek yang berpotensi untuk dikerjakan. Folder project terbagi menjadi 2 subfolder, yaitu Current Project dan Potential Project, di dalamnya berisi semua file kerja yang berkaitan dengan masing-masing proyek tersebut. Untuk setiap folder proyek, terdapat standar folder yang biasa terdapat di dalamnya, diantaranya:
a. Contract & Proposal
Berisi data kontrak dengan klien dan serta proposal yang diajukan.
b. Client
Berisi data hasil komunikasi PT Sheils Flynn Asia dengan klien baik secara langsung maupun melalui internet, yang di
e. Architect
Berisi data-data yang berasal dari konsultan arsitektur yang penting kaitannya dengan proses pengerjaan desain tapak proyek tersebut.
f. Drawings
Di dalamnya terdapat semua file-file kerja proses perancangan tapak dengan berbagai format, yang dikelompokkan berdasarkan jenis format file tersebut. Diantaranya folder PSD (berisi data berformat psd), JPEG (berisi data berformat jpeg/jpg), PDF (berisi data berformat pdf), 3D (berisi file kerja pembuatan gambar 3 dimensi), dan Xrefs (berisi data berformat dwg/AutoCad).
g. Photography
Berisi data-data foto hasil kunjngan tapak, baik yang dilakukan oleh Sheils Flynn Asia maupun oleh Sheils Flynn UK.
6. Photography
Folder ini menyimpan data-data foto PT Sheils Flynn Asia, seperti foto kunjungan tapak, foto seluruh staf, dan foto-foto kegiatan lainnya yang diadakan oleh PT Sheils Flynn Asia.
7. References
Folder ini menyimpan arsip material-material, seperti hard material maupun soft material yang pernah digunakan dalam setiap proyek. 8. Sage
Folder sage menyimpan berbagai program yang berkaitan dengan program pengolahan data keuangan.
9. Archive
Folder ini sebagai backup data proyek-proyek yang telah dikerjakan oleh PT Sheils Flynn Asia.
10.Data
11.Administration
Folder ini berisi data-data administrasi PT Sheils Flynn Asia, seperti data website, serta data-data kerja proyek yang dikirim maupun diterima melalui internet.
4.2.3 Sistem penamaan file
PT Sheils Flynn Asia menerapkan tata cara penamaan setiap file kerja sebuah proyek. Hal ini dimaksudkan untuk menyamakan persepsi setiap staf terhadap suatu file serta untuk kemudahan dalam mengakses data. Dengan adanya sistem penamaan tersebut maka file kerja proyek yang berjumlah cukup banyak menjadi lebih terstruktur rapi dan dipahami oleh seluruh staf.
Setiap proyek yang diterima oleh PT Sheils Flynn Asia diberi kode sesuai urutan diperolehnya proyek tersebut atau disebut juga nomor proyek (Project No). Contohnya 288-Kerrison Road, 288 menandakan proyek tersebut merupakan proyek Sheils Flynn UK yang ke-288 bernama proyek Kerrison Road. Sedangkan untuk proyek lokal, diberi kode huruf A yang berarti Asia sebelum kode urutan proyek, contohnya A125-Wisma Metropolitan. A menandakan proyek tersebut merupakan proyek lokal asia, 125 menandakan urutan proyek yang ditangani PT Sheils Flynn Asia, dan Wisma Metropolitan menandakan nama proyek yang dikerjakan.
Selain sistem penamaan folder proyek, PT Sheils Flynn Asia juga menerapkan sistem penamaan file kerja yang berformat dwg/Auto Cad dan pemberian nomor gambar untuk setiap gambar yang dihasilkan pada tiap fasenya. Seperti penamaan file kerja rencana tapak (siteplan) proyek Kerrison Road yang diberi nama 288-SP, juga untuk file kerja rencana tapak (siteplan) proyek Wiswa Metropolitan yang diberi nama A125-SP. Sistem penamaan file kerja lainnya diantaranya:
1. (Project No)-B
2. (Project No)-S
Berisi data-data hasil survey pada tapak dan sekelilingnya. Pada proyek luar negeri, data survey diperoleh dari surveyor di luar negeri yang dikirim ke PT Sheils Flynn Asia melalui jaringan internet.
3. (Project No)-OS
Berisi gambar denah area di sekitar tapak. File OS diperoleh dari peta yang dimiliki pemerintah setempat.
4. (Project No)-MOS
Modifikasi hasil penggabungan antara data hasil survey dengan data yang diperoleh dari peta yang dimiliki pemerintah (S dengan OS). 5. (Project No)-MOTHERS
Modifikasi ketidaklengkapan gambar survey (S) setelah dilakukan survey atau pengamatan kembali.
6. (Project No)-ARB
File yang berisi peta data-data tentang penyebaran vegetasi yang terdapat pada tapak. File ARB ini diperoleh dari arborist di lapangan. 7. (Project No)-SP
File SP merupakan file gambar kerja desain tapak yang berupa rencana tapak (siteplan).
8. (Project No)-TX
File tekstur (texture) ini berisikan pemberian warna atau tekstur yang berbeda pada setiap elemen hasil rancangan (siteplan), seperti pemberian tekstur aspal, rumput, vegetasi, dan lain-lain.
9. (Project No)-(Stage)-No (Scale)
File ini dipergunakan untuk memproduksi gambar kerja yang dihasilkan kepada pihak lain. Stage menunjukkan fase yang sedang dikerjakan, diantaranya:
a. RA : Fase riset dan analisis (Research and Analysis) b. CD : Fase desain konsep (Concept Design)
c. DD : Fase pengembangan desain (Design Development) d. PD : Fase pembuatan gambar kerja (Production
4.3 Manajemen Proyek
4.3.1 Sistem kerja dan penanganan proyek
PT Sheils Flynn Asia memiliki sistem kerja dan penanganan proyek yang telah terstuktur dengan baik. Proyek-proyek yang dikerjakan oleh PT Sheils Flynn Asia diperoleh diantaranya dari distribusi proyek Sheils Flynn UK, pengajuan proposal, tender, dan penunjukkan langsung dari klien.
Apabila telah terdapat persetujuan dan kata sepakat mengenai teknis, lingkup pekerjaan, biaya, dan hal lainnya yang disebutkan dalam proposal, maka dilakukanlah pertemuan untuk penandatanganan kontrak atau nota kesepahaman. Setelah itu PT Sheils Flynn Asia akan melakukan rapat internal untuk membahas pekerjaan proyek tersebut dan menentukan project leader (pl) serta team work yang bertanggung jawab dalam pengerjaan proyek tersebut atau disebut pula tim desain.
Penentuan project leader dan team work didasarkan pada skala proyek dan intensitas pekerjaan yang sedang dikerjakan oleh staf yang bersangkutan. Project leader bertugas dalam mengkoordinasikan pengerjaan proyek dalam suatu tim, mendistribusikan tugas kepada seluruh anggota tim, mengontrol perkembangan (progress) pekerjaan tiap harinya dan mendiskusikannya dengan direktur PT Sheils Flynn Asia dan Sheils Flynn UK. Semua itu dilakukan agar pengerjaan proyek tersebut dapat berjalan efektif, sesuai, dan tepat waktu.
Sebagai acuan pengerjaan suatu proyek, setiap project leader membuat drawing list proyek. Drawing list tersebut menjadi panduan tim dalam mengerjakan tugasnya masing-masing. Dalam drawing list tersebut dipaparkan tentang gambar apa saja yang harus diproduksi berikut keterangan format gambarnya serta deadline setiap gambar. Dengan begitu setiap anggota tim dapat bekerja secara lebih efektif untuk ketercapaian target masing-masing pekerjaan.
Dalam pertemuan (meeting) pada tiap akhir tahapan dilakukan presentasi kemajuan pekerjaan masing-masing pihak yang terlibat untuk mendapatkan persetujuan dan masukan dari klien dan pihak lainnya.
Dengan manajemen studio dan manajemen proyek yang telah tersusun dengan baik, maka proyek yang diterima pun dapat lebih efektif dikerjakan. Standarisasi teknologi informasi terkait penamaan dan penyimpanan file dapat lebih memudahkan pekerjaan staf. Selain itu komunikasi yang intensif antara tim desain dengan Direktur Asia dan UK dapat memberikan banyak masukan, saran, dan kritikan yang meningkatkan kualitas desain dan grafis yang dihasilkan.
Pola komunikasi tersebut selain memberikan pengaruh yang baik dapat pula menghambat kinerja perusahaan. Hal tersebut dikarenakan pengambilan keputusan harus berdasarkan persetujuan Direktur UK maka dapat memperlambat kinerja jalannya proyek. Komunikasi antara Asia dan UK pun dapat terhambat dikarenakan masalah perbedaan jarak dan waktu antara kedua tempat. Oleh karena itu, PT Sheils Flynn Asia harus lebih dapat meningkatkan inisiatif dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan desain dan grafis, sehingga efektifitas kerja perusahaan dapat lebih meningkat.
4.3.2 Tahapan proses perancangan
PT Sheils Flynn Asia telah memiliki standar tersendiri dalam tahapan proses perancangan setiap proyek. Dimulai dari penyusunan proposal hingga implementasi. Tahapan proses tersebut, diantaranya:
1. Tahap Persiapan (Inception)
2. Tahap Riset dan Analisa (Research and Analysis)
Setelah terjadi kesepakatan dan persetujuan kontrak, maka selanjutnya dilakukan riset dan analisis terhadap tapak. Pada tahap ini meliputi proses inventarisasi tapak, mengunjungi tapak untuk mengetahui kondisi tapak saat ini. Untuk proyek UK proses inventarisasi dilakukan oleh Sheils Flynn UK yang kemudian data-datanya dikirim ke PT Sheils Flynn Asia. Selanjutnya data hasil inventarisasi dianalisis untuk melihat potensi dan kendala pada tapak.
3. Tahap Desain Konsep (Concept Design)
Pada tahap ini dilakukan penentuan konsep desain yang akan diaplikasikan pada tapak berdasarkan hasil riset dan analisis sebelumnya. Konsep tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk masterplan beserta gambar-gambar ilustrasi konsep pendukungnya.
4. Tahap Pengembangan Desain (Design Development)
Konsep desain yang telah disetujui oleh klien kemudian dilanjutkan untuk dibuat pengembangan desainnya. Masterplan yang telah dibuat pada fase sebelumnya dikembangkan lebih detail ke arah pemilihan materialnya serta pembuatan Planning Aplication pada zona tapak yang meliputi gambar ilustrasi, tampak, potongan, detail yang mendukung konsep tersebut.
5. Tahap pembuatan gambar kerja (Production Documentation)
Pada tahap ini dibuat gambar kerja detail yang meliputi detail zonasi, detail hardscape, detail softscape, detail konstruksi, dan informasi-informasi lainnya.
6. Pelaksanaan (Implementation)
BAB 5
PERANCANGAN LANSKAP KOMPLEKS METROPOLITAN
JAKARTA
5.1 Kondisi Umum Tapak
Kompleks Metropolitan Jakarta merupakan suatu kawasan bisnis atau perkantoran terpadu yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta (Gambar 7). Kawasan Sudirman merupakan suatu kawasan yang diperuntukkan bagi pusat kegiatan bisnis di Jakarta. Letaknya yang strategis yang berada di jantung kawasan pusat bisnis Jakarta memberikan nilai lebih tersendiri bagi kawasan Sudirman dan Kompleks Metropolitan.
Peta DKI Jakarta Kawasan Segitiga Emas
Kawasan Kompleks Metropolitan
Keterangan: Tanpa Skala Gambar 7 Peta Lokasi Kompleks Metropolitan Jakarta
Kawasan Sudirman merupakan bagian dari kawasan segitiga emas Jakarta. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi DKI Jakarta, kawasan segitiga emas Sudirman – Gatot Subroto – Rasuna Said termasuk ke dalam kawasan perkantoran, perdagangan, dan jasa (Gambar 8). Sebagaimana yang diungkapkan oleh Simonds (2006) dalam suatu kota terdapat center city, inner city, outer city, dan suburbs. Kawasan Sudirman termasuk ke dalam center city atau pusat kota yang menjadi pusat aktifitas kegiatan bisnis, perdagangan, jasa, dan lain-lain. Hal ini disebabkan oleh lokasi dari kawasan Sudirman yang strategis, berada di tengah-tengah wilayah DKI Jakarta.
Secara administratif, Kompleks Metropolitan Jakarta terletak di Jalan Sudirman Kavling 29 – 31, Kelurahan Karet Semanggi, Kecamatan Setiabudi, Kota Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta. Secara geografis, Kompleks Metropolitan Jakarta terletak pada koordinat 6° 12’ 49,4” - 6° 12’ 58,3” LS dan 106° 49’ 6,7” - 106° 49’ 19,2”. Batas geografis Kompleks Metropolitan, diantaranya:
Utara : Jalan Penjernihan 1, Jalan Jenderal Sudirman, Tower Mayapada Bank Century, Hotel Le Meridien Jakarta
Barat : Jalan Prof. Dr. Satrio, Sampoerna Strategic Square (Century Health Center)
Selatan : Jalan Bek Murad, Jalan Karet Gususran, pemukiman Timur : Jalan Karet Belakang, pemukiman.
Kawasan Kompleks Metropolitan memiliki fasilitas yang lengkap sebagai sarana penunjang kegiatan user di dalamnya, diantaranya area parkir yang mampu menampung sekitar 2000 mobil termasuk parkir bawah tanah. Terdapat pula berbagai restoran, rest area, lapangan tenis, area perdagangan, mushola, dan lain-lain. PT Jakarta Land pun saat ini sedang dalam proses membangun masjid di dalam kawasan Kompleks Metropolitan.
Kompleks Metropolitan menjadi kantor dari beberapa bank terkemuka di dunia, perusahaan-perusahaan profesional, dan lebih dari 100 perusahaan bisnis lokal di Indonesia. Perusahaan tersebut mempercayai kawasan Kompleks Metropolitan sebagai tempat bisnisnya dikarenakan profesionalitas PT Jakarta Land dalam memberikan pelayanan kepada penyewa, selain itu juga dikarenakan lokasi yang sangat strategis sebagai pusat bisnis, perdagangan, dan jasa.
Akan tetapi kondisi lanskap yang ada saat ini di kawasan Kompleks Metropolitan semakin menurun kualitasnya, baik secara fungsi maupun estetika. Sirkulasi kendaraan tidak teratur dan tidak terdapat sistem sirkulasi yang baik. Selain itu tidak adanya sirkulasi yang jelas bagi pejalan kaki, sehingga terjadi ketidakteraturan ruang di dalamnya. Berikut beberapa gambar kondisi tapak Kompleks Metropolitan Jakarta.
Gambar 9 Kondisi Tapak Kompleks Metropolitan Jakarta - Welcome Area
Gambar 11 Kondisi Tapak Kompleks Metropolitan Jakarta-Wisma Metropolitan 2
Gambar 12 Kondisi Tapak Kompleks Metropolitan Jakarta - Lapangan Parkir
PT Sheils Flynn Asia sebagai salah satu perusahaan konsultan lanskap mendapat kepercayaan untuk mengatasi permasalahan lanskap yang ada di kawasan Kompleks Metropolitan Jakarta (kode proyek A125). Selain itu PT Sheils Flynn Asia juga melakukan perancangan lanskap area bangunan World Trade Center 2 yang sedang dalam proses pembangunan (kode proyek A126).
Khusus dalam perancangan lanskap area World Trade Center 2 (proyek A126), PT Jakarta Land sebagai klien dan pengembang mengajukan area World Trade Center 2 untuk mendapatkan sertifikat Building and Construction Authority (BCA) Green Mark, yaitu sertifikat khusus bagi bangunan yang ramah lingkungan. Dengan demikian dalam perancangan lanskapnya, PT Sheils Flynn Asia harus memperhatikan syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi agar tercapai kriteria lanskap yang ramah lingkungan.
5.2 PT Jakarta Land
Perusahaan ini telah memiliki reputasi yang baik sebagai pengembang properti kawasan bisnis. Kompleks Metropolitan merupakan salah satu karya dari PT Jakarta Land. Selain itu saat ini PT Jakarta Land akan membangun kawasan bisnis lainnya yang bertempat di Kemayoran, salah satu kawasan Central Bussines District (CBD) lain di Jakarta.
5.3 Building and Construction Authority Green Mark
Building And Construction Authority Green Mark yang biasa disebut BCA Green Mark, merupakan sertifikat yang diberikan kepada bangunan yang memiliki nilai ramah lingkungan. Sertifikat ini dikeluarkan oleh otoritas lingkungan yang berlokasi di Singapura, yaitu Building and Construction Authority (BCA) pada tahun 2005.
BCA Green Mark ialah sistem penilaian tingkat keramahlingkungan suatu area bangunan untuk mengevaluasi dampak dan kinerja bangunan tersebut bagi lingkungan. Pada awalnya, penilaian ini dibuat di Singapura untuk mengarahkan pembangunan Singapura ke arah pembangunan yang ramah lingkungan, termasuk di dalamnya keberlanjutan lingkungan serta peningkatan kesadaran lingkungan para pengembang properti.
Sertifikat BCA Green Mark tidak hanya diberikan pada bangunan-bangunan di Singapura saja, akan tetapi juga berbagai bangunan-bangunan yang terdapat di seluruh dunia setelah melalui serangkaian prosedur yang ketat. Dengan adanya sistem penilaian ini, selain memberikan pengaruh yang baik terhadap lingkungan juga memberikan dampak positif bagi pengembang yang memperoleh sertifikat BCA Green Mark untuk bisnis propertinya.
Beberapa manfaat dari sistem penilaian BCA Green Mark diantaranya: 1. Memfasilitasi pengurangan biaya dalam penggunaan air, energi, dan
lain-lain
2. Mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan
3. Meningkatkan kualitas lingkungan, baik indoor maupun outdoor untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan produktivitas kerja
Untuk mendapatkan sertifikat BCA Green Mark, pengembang properti harus melalui berbagai tahapan serta pemenuhan kriteria dan standar yang ditetapkan Building and Construction Authority. Langkah yang pertama dilakukan pengembang adalah pendaftaran dan pengajuan kepada Building and Construction Authority untuk melakukan serangkaian penilaian terhadap bangunan yang diajukan pengembang tersebut.
Sertifikat BCA Green Mark dapat diberikan kepada bangunan yang telah selesai dibangun (existing building) maupun bangunan yang sedang akan dibangun (new building). Untuk bangunan yang telah selesai dibangun, pengembang dituntut untuk dapat memenuhi pengelolaan area yang berkelanjutan, mengurangi dampak buruk yang dihasilkan dari bangunan terhadap lingkungan, dan memperhatikan kesehatan user selama bangunan tersebut berdiri.
Sedangkan untuk bangunan yang sedang akan dibangun, pengembang dan tim desain dituntut untuk membuat suatu desain dan konstruksi yang ramah lingkungan, sistem bangunan yang berkelanjutan dengan mampu menerapkan penghematan energi, penghematan air, lingkungan yang sehat, serta penerapan area hijau yang lebih luas.
Dalam hal ini PT Jakarta Land sebagai pengembang kawasan Kompleks Metropolitan, khususnya untuk area pembangunan gedung World Trade Center 2 membuat pengajuan permohonan sertifikat BCA Green Mark kepada BCA untuk ketegori bangunan baru, yaitu World Trade Center 2. Setelah melalui seleksi administrasi, maka BCA memberikan kriteria penilaian dan syarat-syarat tertentu dalam sertifikasi bangunan World Trade Center 2 yang harus dipenuhi oleh PT Jakarta Land.
Setelah melakukan pertemuan dengan pihak BCA, PT Jakarta Land kemudian melakukan pertemuan dengan tim yang teribat dalam pembangunan proyek World Trade Center 2 untuk membahas kriteria dan syarat penilaian tersebut. Pihak yang telibat dalam proyek pembanguan World Trade Center 2, diantaranya:
1. Aedas Pte Ltd